Yang menarik di rumah ini adalah teknik Memecah massa menjadi 3 bagian yang berbeda, dengan tidak menempel pada dinding samping. Diluar seluruh teknik aristektural, rumah ini juga menjadi representasi budaya toleransi yang terdapat di dalam rumah Indonesia, beberapa generasi yang bisa tinggal bersama di dalam satu rumah. Hal ini ditandai dengan pengelompokan ruang tidur dengan kamar mandi dalam dan memiliki break out spaces di koridor dan ruang keluarga yang bisa menampung lebih dari 20 orang di dalam program ruang.
Om Frans adalah orang yang saya temui setiap kali membahas rumah ini, dari dia kami banyak berdiskusi berdua mengenai pembiayaan, materialitas, kehidupan dan mimpinya untuk keluarga besarnya. Di dalam diskusi ia juga kerap mengajak anggota keluarganya dan menyebutkan referensi-referensi yang dimilikinya. Ia berdiskusi dengan santai, dan melakukan observasi dengan cermat, ia mampu membaca situasi melalui tabel – tabel komparasi meskipun ia tidak memiliki latar belakang ilmu bangunan, ia mendengarkan dan mau menerima banyak hal baru.
.
Di dalam perjalanan mendesain rumah tersebut, saya belajar bahwa masalah data, pembiayaan, skedule, dan menjaga hubungan dengan keluarga menjadi sangat penting untuk membuat sebuah karya yang kolaboratif dan iteratif.
.
Di masa- masa terakhirnya om Frans masih sempat membahas mimpi2nya tentang anaknya. Di dalam rasa sakit yang terus menerpanya, ia masih perhatian pada keluarganya. Begitupun ayah saya sedang sakit sekarang, dan situasi di dalam keluarga tidak mudah, tekanan muncul atas bawah kiri kanan, kami secara keluarga harus kuat. Maju kena mundur kena, dari masalah tulang, parkinson, saluran makan, dan saluran nafas. Dad, masih saja bisa mengelus kepala kami.
.
Dari situlah peran keluarga di dalam program arsitektural menjadi penting, mengolah kedekatan supaya kuat menjalani hidup bersama – sama, dari kelahiran, proses menjadi dewasa, dan tua dengan tetap menjalani yang berkualitas. Postingsn instagram bukanlah hanya sebuah puja puji saja tetapi sebuah sarana melakukan kebaikan. Di dalam sebuah karya yang kadang terlihat megah ada cerita yang dalam mengenai kehidupan. That is our mission in this crazy digital world.


































