Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Albert Agung – Reflection

Bagi saya, Episteme merupakan ilmu pendidikan (Knowledge) yang merupakan bagian terbesar dalam hidup saya. Setiap manusia, sejak kecil sudah memasuki Episteme bahkan sejak lahir, mulai dari pengetahuan tentang bagaimana cara memakan, bernafas, merangkak, berjalan, dan masih banyak hal yang dipelajari. Sejak kecil saya memiliki pengalaman yang tak terlupakan tentang matematika. Papa saya pintar dan suka matematika, tidak heran bila ia ingin mewariskan ambisi dan pengetahuannya kepada anaknya. Karena hal tersebut. Sejak saya kelas PlayGround (PG) saya mulai diajari matematika yang seharusnya belum saya pelajari. Lalu pada saat TK, saya mulai masuk les bernama “Kumon” mungkin tidak familiar bagi anda karena kumon merupakan les yang bagus dan ternama. Suasana saat TK awal” ambisius dan rajin, tetapi semakin lama, semakin diberi tekanan dan PR semakin banyak, saya memiliki 10 lembar PR/hari dulunya. Bayangkan saja sebuah anak TK mengerjakan sebanyak itu. Lalu saya di press terus untuk matematika. Saya berhenti Kumon pada kelas 2, dimana di sekolah saya masih belajar perkalian, tetapi saya sudah mendapatkan ilmu di kelas 5-6. Alhasil saya selalu mendapatkan 100 dan saya tidak menyesal karena telah di press seperti itu. Saya masuk-keluar kumon total 3 kali sepanjang hidup, dan itu semua karena tekanan dan waktu, tetapi saya tetap bersyukur bisa mendapat ilmu yang belum saya pelajari pada waktunya. Dari situ saya belajar bahwa ilmu (Episteme) itu sangat penting dan berharga. Ilmu itu seperti udara, kita dapat mencarinya dan menemukannya dimana saja. Sejak itu saya mulai mengeksplor dunia luar, seperti mengobrol pada orang” asing. Mempelajari hal-hal yang baru, itu semua membuat saya senang berada di dunia ini. Efeknya, dalam dunia perkuliahan saya lebih menyadari bahwa ilmu pengetahuan itu harus dieksplor sebanyak mungkin. Terdapat ribuan buku tentang arsitektur, ribuan orang yang berprofesi sebagai arsitektur di seluruh dunia. Kita dapat mewawancara siapa saja, mencari buku dimana saja dan membaca kapanpun. 

Dalam Episteme ini kita tidak dibatasi akan ilmu, kita mempunyai kebebasan dan hak untuk mengeksplor sebanyak mungkin. Apalagi generasi sekarang sudah diberkahi oleh berbagai software dan komputer yang memadai sehingga memudahkan proses perkuliahan dan dunia kerja nantinya. Ada sebuah pesan yang saya ingat dari narasumber yang saya wawancarakan, dimana ia berpesan kepada anak muda bahwa “Kalian itu beruntung dan enak, software komputer dimana-mana, google sudah lancar dan menjangkau berbagai ilmu, kalian harus gunakan itu sebaik mungkin, jangan sampai kalian mensia-siakan hal tersebut”. Dari situ semangat belajar saya semakin naik dan semakin paham akan pentingnya Episteme ini.

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, tetapi sesuai fakta yang ada, terdapat gap antara sekolah/universitas dan dunia praktik yang tak dapat dipungkiri. Sesudah kuliah, maka baru akan mengalami bagian dari Phronesis. Menerapkan phronesis dalam kehidupan dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang lebih baik dan dapat dimulai dengan kesadaran diri dimana memahami keyakinan, dan prioritas yang saya punya. Renungkan yang benar-benar penting dalam hidup dan apa tujuan jangka panjang yang akan dicapai.

Techne merupakan skill/dunia praktik/kuliah praktik sesuai profesi yang kita pilih. Sejak kuliah, kita difasilitasi studio desain dan materi perkuliahan yang memadai dan mendukung profesi yang akan kita tuju, memang gaya pembelajaran setiap universitas berbeda-beda, tetapi yang saya suka dari Binus, mereka memberi kita kesempatan untuk mengeksplor dunia arsitektur dan menerapkannya dalam studio desain. Pada semester 6-7 kita akan diberi kesempatan untuk magang dimana hal tersebut berkaitan dengan Techne. Kita akan lebih mengerti suasana dan situasi dalam dunia kerja, dan semester awal serta magang ini akan sangat membantu untuk dunia kerja yang akan kita jalani nanti. Penerapan Techno dapat berupa banyak macam dan bentuk. Pertama adalah Identifikasi Tujuan dan Kebutuhan spesifik apa yang ingin dimiliki yang dapat ditingkatkan melalui teknologi. Ini bisa dilakukan dari meningkatkan produktivitas, tetap terhubung dengan orang yang dicintai, mengelola kesehatan, atau hanya tetap mendapat informasi mengenai kemajuan teknologi, tren, dan inovasi terbaru. Ini dapat dilakukan melalui banyak sumber. Pelajari Cara Menggunakan Teknologi. Luangkan waktu untuk mempelajari cara menggunakan teknologi dan software yang mendukung. Banyak sumber daya tersedia, termasuk panduan pengguna, tutorial online, dan forum komunitas. Pembelajaran berkelanjutan sangat penting dalam dunia teknologi yang terus berkembang. Tak bisa dipungkiri bahwa kita sangat membutuhkan teknologi dalam kehidupan apalagi di masa yang akan mendatang. Meskipun teknologi dapat bermanfaat, penting untuk mengelola waktu layar dan menjaga keseimbangan dengan interaksi dunia nyata. Kita perlu menyeimbangkan interaksi dunia nyata dengan waktu yang kita habiskan pada teknologi, karena seperti pada dasarnya, Arsitek tidak akan mendapat pekerjaan jika tidak berinteraksi dengan Client lain. 

Dan Sophia sendiri merupakan kecintaan kita terhadap Arsitektur. Sophia sendiri berpengaruh pada apa yang akan kita capai nantinya, sejak kecil kita membuat cita cita sesuai apa yang kita kagumi dan inginkan. Saya sendiri sejak kecil sangat menyukai gambar, bangunan, dan seni. Ayah dan kakek saya juga merupakan insinyur dan saya sejak kecil dibentuk agar mendapatkan bekal pada saat mengambil jurusan Arsitektur nanti. Dan saya sekarang sudah mengambil perkuliahan arsitektur. Dari keempat unsur tersebut, yang saya dapatkan dari NOUS adalah perbekalan, proses, hasil, dan kecerdasan dalam membagi waktu. Nous adalah kecerdasan pikiran. Ketika diterapkan pada kehidupan, “Nous” dapat memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan pertumbuhan pribadi.

avatar Realrich Sjarief

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan komentar