Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Angelie Jasmine – Get to Know Your Self

Masa SMA yang dijalani di tengah maraknya permasalahan COVID-19 membuat masa-masa SMA kurang menarik. Sampai pada pertengahan SMA, semuanya mulai membaik dan mulai ada momen-momen yang terangkai indah. Tetapi waktu sudah sangat terbatas dan momen pada saat perpisahan adalah momen yang paling berpengaruh kepada diri saya. Ketika saya harus berpisah, untuk sementara, dengan mereka yang sudah memberikan memori dan pelajaran hidup dalam waktu yang singkat. Cerita SMA, dimana semua terasa berjalan begitu cepat, tetapi sudah harus memulai cerita baru dalam masa perkuliahan.

Hari-hari terakhir sekolah, kami mengadakan acara perpisahan yang diadakan di sekolah diawali dengan membuat hal-hal yang kami harapkan bagi diri kami dalam 20 tahun yang akan datang. Saya menganggap hal itu adalah sebuah doa dan target yang harus saya capai, dimana saya tidak lupa mencatat “menjadi arsitek yang sukses” dalam catatan time-capsule saya. Setelah mencatat, kami pun bersama-sama menguburkan toples time-capsule di depan sekolah, dan pada saat itu juga saya baru menyadari bahwa “this is it”, sebentar lagi kami semua akan berpisah dan memulai lembaran kami yang baru masing-masing. Memori-memori baik hanya tinggal dalam gallery, sedangkan yang buruk hanya bisa disyukuri dan dikubur jauh-jauh. Saya sadar, mungkin minggu depan kami sudah pura-pura tidak kenal atau menyapa sekedarnya saja. Hari itu tidak berhenti sampai itu saja. Kami pun mengadakan BBQ night. Malam itu adalah malam yang sangat menyenangkan bagi saya. Malam dimana semuanya akrab seperti semuanya berteman baik dan tidak ada kelompok-kelompok. Malam dimana kami semua makan malam bersama, menari dan menyanyi bersama, begitu harmonis. Angkatan kami adalah angkatan yang beruntung bisa merasakan prom night. Malam dimana saya bisa merasakan keakraban antar 2 angkatan dan sangat menyenangkan. Masa SMA pun tidak lupa ditutup dengan graduation yang membuat cerita SMA yang tadinya sangat hambar menjadi terdengar sangat menarik dan sempurna. Hari dimana kami benar-benar harus berpisah dan memulai yang baru. Hari-hari itu pun tinggal menjadi memori saja, hingga tiba di hari saya harus mulai merantau ke Jakarta dan memulai semuanya dari awal lagi. Lain daripada itu, saya pun menjumpai dan melihat orang-orang yang sangat menghargai kehadiran saya, dan saya pun yang sangat bersyukur dapat bertemu dengan mereka. Dihari saya mulai merantau, saya melakukan perjalanan dari Riau ke Jambi. 

Perjalanan yang ditempuh selama 8 sampai 9 jam melalui darat. Dalam perjalanan tersebut saya berjumpa dengan orang-orang baru dan saya mulai belajar untuk membangun komunikasi saya. Setelah bertegur sapa dengan orang-orang disana, saya pun melanjutkan perjalanan saya ke Palembang. Dimana saya bertemu dengan sahabat lama saya, dan itu adalah salah satu momen yang paling mengharukan bagi saya. Kami saling bertukar cerita dan bermain bersama. Lalu, setelah merangkai memori-memori indah, saya pun melanjutkan perjalanan saya ke Lampung untuk mengunjungi keluarga yang sudah lama tidak saya jumpai. Sebuah momen mengharukan pun kembali terangkai. Disanalah saya berjumpa dengan orang-orang yang turut mendoakan dan mendukung perjalanan saya untuk memulai pengalaman saya yang baru. Dan untuk menutup perjalanan panjang saya, saya pun berangkat dari Lampung ke Jakarta melalui pesawat. Saya sangat bersyukur dengan melihat perjalanan saya sangat diterima baik oleh banyak orang, dan juga dinanti-nantikan. Menurut saya, ini adalah langkah yang bagus dalam memulai pengalaman saya. Ditengah proses itupun saya belajar untuk berani berbicara dan membiasakan diri saya bertemu dengan orang-orang baru. Saya belajar banyak hal baru dan mengerti proses-prosesnya.

Lagu Taylor Swift – “you're on your own now” adalah lagu yang paling bisa menggambarkan perjuangan dan perjalanan saya dalam memulai kehidupan perkuliahan. Seorang anak perempuan yang merantau sendiri ke tempat yang baru, menjadi kekhawatiran bagi orang tua saya, tetapi saya pun berusaha membuktikan dan mempertahankan kepercayaan orang tua saya bahwa saya dapat berdiri sendiri walaupun masih dalam proses yang panjang pula. Membuat orang tua saya bangga adalah salah satu alasan saya untuk pergi merantau dan menjadi anak yang mandiri demi mendapatkan Pendidikan kuliah yang unggul. Bagi saya, “being on my own” adalah awalan yang menakutkan dan menarik dalam waktu yang sama. Menakutkan karena saya harus memulai semuanya sendiri lagi di tempat yang baru. Menarik karena saya bisa keluar dari zona nyaman saya, mendapat teman-teman yang baru dan seru, mendapatkan ilmu-ilmu yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya.

Selama menjalankan kehidupan perkuliahan Semester 1 sebagai mahasiswa Arsitektur di BINUS University, saya berjumpa dengan banyak hal. Saya berani untuk memulai percakapan dengan orang baru, memberikan ide-ide menarik yang saya miliki, menghargai pendapat, kehadiran, dan bantuan orang lain, dan bertanya mengenai mata kuliah yang tidak saya mengerti, entah itu kepada, kakak tingkat, dosen, maupun teman baru. Ditengah kesibukan kuliah, saya pun giat mencari tahu tentang UKM dan ke-Organisasian jurusan, dan juga mendaftar kerja sebagai education counselor sebagai kegiatan sampingan saya. Saya memilih mencari kesibukan yang kiranya dapat membuat saya tetap produktif walaupun dalam jam-jam kosong agar saya tidak menjadi orang yang malas-malasan. Disamping itu, saya pun belajar banyak untuk mengatur waktu saya, bersikap bijak dalam mengatur waktu dan keuangan, menjaga diri saya agar tetap sehat dengan makan yang teratur dan makan makanan sehat, juga melatih komunikasi saya dengan berjumpa orang baru melalui kuliah dan kerja. Dalam kehidupan yang singkat dan penuh tantangan ini, saya ingin menjadi "the best version of myself". Saya berprinsip untuk mengambil semua kesempatan yang ada dan berusaha untuk "memenangkannya" dengan memberikan seluruh "effort" saya, sesuai dengan porsi dan kemampuan saya.

Lebih baik gagal daripada tidak mencoba sama sekali. "I wanna be the best and survive" adalah motto dan motivasi saya agar terus berjuang. Bertahan hidup tidak selamanya menjadi yang terbaik, dan menjadi yang terbaik tidak selamanya bisa bertahan. Sehingga keduanya adalah dua hal yang sangat penting dan harus bisa dijalankan secara bersamaan. Selain itu, belajar dari kegagalan pun sangat penting. Saya yakin dari setiap kemenangan dan kegagalan pasti ada nilai yang dapat kita syukuri dan pelajari demi menjadi sosok yang lebih baik lagi.

Dalam jalan kehidupan, saya percaya, keberadaan diri saya tidak hanya untuk keegoisan diri saya sendiri, tetapi juga untuk mereka yang membutuhkan kehadiran saya. Saya sadar akan waktu yang sangat terbatas. OIeh karena itu, saya ingin berguna bagi orang lain dan lingkungan sekitar saya, bukan hanya melalui materi ataupun uang, tetapi juga melalui waktu dan tenaga yang bisa saya berikan kepada mereka. Hal ini menjadi salah satu alasan saya mengapa saya masuk arsitektur, yaitu karena saya ingin membantu menciptakan tempat tinggal ataupun bangunan-bangunan yang indah, nyaman dan dapat membantu perkembangan kehidupan manusia menjadi lebih baik.

Saya adalah Angelie Jasmine. Seorang mahasiswa jurusan Arsitektur di BINUS University. Saya adalah alumni SMAS Mutiara Harapan International School di Pangkalan Kerinci. Saya lahir di Pekanbaru dalam keluarga yang berkecukupan. Ayah saya bekerja sebagai pekerja kantoran dalam Complex dan Project Management di sebuah perusahaan. Sedangkan, ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga dan pebisnis. Mereka yang sangat menanti-nanti kelahiran seorang anak Perempuan pertama dalam keluarga kecil dan besar saya. Seorang anak perempuan yang menjadi anak satu-satunya dalam keluarga kecil ini, dan cucu perempuan satu-satunya dan terakhir dalam keluarga besar. Saya lahir menjadi anak yang dimanja dan sangat amat dicintai.

Dalam 18 tahun kehidupan saya ini, tentu saya pernah mengalami trauma. Pada saat saya SMA, ketika saya ingin menyampaikan pendapat saya, ada seorang teman saya yang pasti selalu menentang perkataan saya dan mementingkan pendapatnya sendiri, dan yang lain pun sontak mendukungnya, padahal sebenarnya hal itu terjadi karena masing-masing dari mereka memiliki maksud yang terselubung. Hal tersebut membuat saya menjadi sangat takut dalam berbicara dan memberikan opini saya. Saya menjadi seseorang yang takut salah ngomong dan memilih untuk tidak berpendapat sama sekali. Saya menjadi dikenal sebagai anak yang pendiam dan sampai pada akhirnya saya menyadari bahwa saya mulai kehilangan skill saya dalam berkomunikasi. Saya menjadi sulit untuk merangkai kata dan sering sekali tidak tahu harus bilang apa atau bagaimana cara menjelaskan sebuah hal simple karena saya berpikir terlalu tinggi dan banyak, sehingga membuat diri saya sendiri menjadi stress dan anxiety. Hal ini terjadi karena saya menjadi orang yang takut salah ngomong dan terkadang saya rela untuk diam daripada memberikan pendapat saya. Tetapi, saya menyadari bahwa saya harus bisa mengubah dan memperbaiki hal itu dan keluar dari zona nyaman saya, agar saya dapat berkembang dan menjadi “the best version of me”. Terlepas dari ayah saya yang merupakan sarjana arsitek, saya memilih arsitek dalam perkuliahan saya karena saya ingin seni bangunan saya dapat dipakai, digunakan, dan disukai oleh orang banyak. Ilmu arsitek sangatlah luas, tidak hanya seni dan matematika yang bagus, tetapi juga fisika, struktur, material, dan berbagai soft dan hard skills. Cara berfikir dan skills seorang arsitek pun adalah sangat mahal. Skills seperti komunikasi, kepemimpinan, mengatur waktu adalah hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam apapun bidang kerja yang pada akhirnya dipilih. Saya ingin menjadi mengembangkan diri dan cara berfikir saya menjadi arsitek dikenal banyak orang. Saya ingin mendapatkan sertifikat legal membangun sebagai arsitek, agar saya dapat mengimplementasikan ide-ide saya ke dalam dunia nyata. Bagi saya, seorang arsitek yang berhasil itu adalah mereka yang membuat bangunan yang dapat mendukung keberlangsungan kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, dan bumi secara utuh, sambil menciptakan suasana yang nyaman dan aman. Arsitek yang berhasil adalah mereka yang berhasil menarik perhatian orang dan bangunannya dihargai oleh orang banyak.

Saya kagum dan tertarik untuk mengetahui lebih jauh logika-logika dan konsep arsitektur, dan juga cara berpikir kritis dan kreatif seorang arsitek-arsitek terkenal. Dalam setiap bangunan yang saya pernah kunjungi, saya pasti selalu melihat sebuah bangunan dari sisi arsitekturnya dan bagaimana seorang arsitek bangunan tersebut menciptakan feel yang menarik dan suasana yang nyaman. Setiap kali memasuki sebuah ruangan, ruangan, dan lingkungan, saya bisa melihat nuansa dan memori yang tempat-tempat itu tinggalkan.

avatar Realrich Sjarief

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan komentar