Nama saya Angelina Dara Poskiparta, panggilan saya Angel, saya anak pertama dari kakak beradik berdua, adik saya laki-laki dan beda 6 tahun dengan saya, saya lahir di Jakarta pada dua puluh sembilan Oktober dua ribu lima tetapi saya hidup di Bali sejak umur 3 tahun. Saya sejak kecil bisa dikatakan memiliki kehidupan yang nyaman. Ibu saya dari Solo dan adalah seorang kontraktor, ayah saya dari Finlandia, sebelum dia pensiun sempat menjadi Presiden Direktur Nokia cabang Jakarta. Pada zaman ketika Nokia masih merek besar, tidak seperti sekarang yang sudah terkalahkan merek-merek handphone lainnya. Ayah ibu saya sangat menyayangi saya dan selalu suportif dalam apapun yang saya lakukan. Saya bersyukur diberikan hidup yang bahagia selama ini dengan masalah minim, namun kalau ditanya apakah saya ada kesulitan hidup seringkali saya sendiri yang membuat sulit hidup saya.
Sejak kecil saya ada kesulitan berteman, rasa cemas yang agak keterlaluan membuat saya berpikir keterlaluan, atau dengan kata lain sering “overthinking” ketika melakukan apapun. Sudah sejak muda itu menjadi kebiasaan yang buruk. Tapi ada bagusnya sedikit, overthinking itu, antara faktor-faktor lainnya menjadikan saya orang yang perfeksionis, walau kadang bisa termasuk keterlaluan.
Akibat sulit bersosialisasi, saya menjadi anak yang sangat rumahan dan baru saat kelas 3 SMA saya baru mulai merasa bisa keluar tanpa merasa aneh, merasa percaya diri, berani menjadi diri sendiri, dan belajar sosialisasi. Tapi saya rasa progress saya sejak itu tidak buruk. Saya nyaman dengan public speaking dan bersosialisasi dengan syarat saya sudah tahu sebelum saat itu kapan dan dengan siapa saya akan berbicara dengan, demi mempersiapkan mental. Bila tidak, saya adalah orang yang masih mudah panik, dan paniknya tidak hanya seperti “Aduh, bagaimana ya ini..” tetapi bisa parah sampai keluar tangisan. Namun, saya sedang berusaha berubah, janji.
Bila ditanya apakah saya ada trauma atau kesulitan hidup, itu tidak bisa saya jawab dengan yakin. Seperti yang saya sebut sebelumnya, saya dari dulu memiliki hidup yang nyaman, kesedihan terberat saya saya rasa tidak “valid” karena pada saat itu saya mengidap penyakit yang memang bisa mengefek perasaan dan mental, hingga sekarang setelah sembuh perasaan sedih itu sudah tidak pernah saya rasakan walau saya masih bisa dikatakan lebih sensitif dari orang biasanya.
Bagi saya momen yang melekat pada saya salah satunya akan selalu menjadi ketika saya bersama keluarga pergi hiking di Norwegia demi sampai ke danau besar di tengah-tengah pegunungan untuk mancing ikan salmon. Saat itu ayah saya mendapat ide untuk pergi memancing bersama, dia memang menyukai kegiatan memancing dan kebetulan ada kakak setengah saya jadi ayah saya semakin semangat untuk pergi bersama-sama. Kakak setengah saya maksudnya anak ayah saya dari ibu yang berbeda. Sebelum ke danau itu, kami harus mendapat izin memancing dulu. Di Norwegia harus memiliki izin memancing bila ingin mancing ikan salmon atau di danau yang agak terpencil seperti yang kami datangi. Izin itu kami akhirnya terima di hari sama kami pergi ke danau. Kami mulai jalan jam 9 malam dan sampai di danau jam 12, saat itu sedang musim panas jadi walaupun sudah tengah malam matahari masih cerah. Perjalanan menuju danau itu sangat melelahkan, hutan dan hujan diterjang, nyamuknya lebih parah lagi. Tidak hanya lebih besar nyamuk disana dibandingkan yang biasa ditemui di Indonesia, mereka lebih agresif pula. Jadi ketika jalan harus mengenakan topi khusus yang ada jaring menutupi wajah. Tapi, ketika akhirnya kami sampai danau itu, segala perjuangan dan kerja keras yang dilewati sama sekali tidak sia-sia. Tengah malam saat musim panas membuat langit terlihat seperti matahari terbenam sepanjang malam. Indah sekali tidak terlupakan. Danau yang bersih jernih, merefleksikan langit jernih indah malam itu, dikelilingi oleh bukit-bukit dan pemandangan pegunungan. Tidak hanya itu udaranya juga jauh berbeda, tidak sama sekali seperti di Jakarta. Sebelum disadari ternyata sudah jam 3 pagi dan harus segera balik. Diterjang balik hutan dan padang rumput yang hampir seperti rawa yang ada disana. Seru juga mancing malam musim panas. Saya dan adik saya berlomba-lomba mendapat ikan terbanyak, namun mancing lebih sulit dari yang kami kira, dan saya mengsaya adik saya yang lebih banyak dapat ikan. Meskipun tidak banyak jumlah ikan yang dibawa pulang,mayoritas ditangkap oleh kakak setengah saya, perjalanan tersebut tetap akan selalu menjadi momen yang tidak terlupakan.
Banyak sekali cerita yang bisa saya ceritakan, namun tidak satupun yang kepikiran bila ditanya langsung. Jujur, saya memang pelupa tapi sepertinya baru-baru ini bertambah parah.
Sejujurnya, saya belum tahu apa tujuan hidup saya. Bisa dikatakan saya masih mencari-cari. Namun, saya tahu goal saya sehubungan dengan passion saya. Saya memiliki passion dalam seni dan menggambar, saya berniat bisa menguasai segala jenis seni visual yang saya mampu, misal melukis, seni tanah liat, menggambar manusia, hewan, dll. Karena itu juga saya memilih masuk arsitektur, supaya saya bisa memiliki kemampuan untuk menggambar dan mendesain gedung dan bentuk bentuk lain segala macam. Mungkin terpikir, kenapa saya tidak masuk jurusan DKV saja? Secara sederhananya, saya ragu dengan masa depan setelah lulus kuliah. Seperti apa kerja yang bisa saya lakukan, seberapa sulitnya mencari kerja itu, ditambah ditakut-takuti orangtua mengenai apa yang akan datang bila saya memilih DKV. Kembali ke goal saya, sehingga saat ini belum satupun bentuk seni visual yang saya benar-benar kuasai, tapi setidaknya saya sudah bisa banyak. Better a jack of all trades than master of only one.
Sebelumnya tujuan hidup untuk diri sendiri, sekarang tujuan hidup saya untuk orang lain saya rasa sejauh ini hanya untuk menolong sebisanya. Memang terdengar sangat “basic” jawaban saya, saya mengaku, tapi saya bermaksud sungguh-sungguh. Saya ingin menjadi teman yang selalu bisa didatangi untuk diminta bantuan, saya ingin mampu membantu keluarga saya dengan cara apapun kapanpun, ataupun membantu orang lain. Mungkin saya masih belum sepenuhnya mampu untuk membantu kapan saja dalam apa saja tapi saya berusaha.
Saya memilih jurusan arsitektur untuk kuliah ada beberapa alasan pertama-tama berhubungan dengan yang sudah saya sebut mengenai tujuan hidup untuk diri sendiri diantara faktor lainnya, saya ingin memiliki kemampuan untuk menggambar dan mendesain gedung-gedung. Sekaligus mencari tahu lebih tentang gaya arsitektur apa yang saya sukai, apa nama gaya ini yang saya tertarik dengan, pertanyaan-pertanyaan yang saya miliki tentang mendesain dan membangun gedung busa terjawab dengan lebih detail diluar jawaban dari ibu saya. Memperluas wawasan dan memperluas pengalaman. Selain itu karena faktor keluarga, ibu saya, seperti yang sudah saya sebut sebelumnya, adalah seorang kontraktor, jadi saya sudah ada hubungan dari dalam mengenai dunia arsitektur dan bangun-membangun.
Meskipun sudah kenal lama, cinta saya untuk arsitektur masih bisa dikatakan baru sedikit di bawah permukaan. Memang dari dulu saya suka melihat arsitektur yang berbagai macam, dan seringkali saya berhenti dan hanya memandang gedung-gedung atau bentuk-bentuk yang saya kira sungguh indah atau menarik, sebagai bentuk apresiasi. Namun, bila saya ditanya siapa arsitek kesukaan saya, atau gaya arsitektur apa yang saya sukai belum bisa saya jawab dengan yakin. Saya merasa belum mengetahui cukup mengenai arsitektur untuk bisa menjawab itu.
Untuk menutup saya ingin menceritakan tentang lagu kesukaan saya, atau dengan kata-kata dari formnya Pak Realrich, “lagu hits terhebat” saya. Menurut saya lucu penamaan itu. Jadi, lagu itu adalah Blueprint oleh grup kpop Stray Kids. Saya mengatakan ini dengan jujur saja. Mungkin saya dikira aneh memilih lagu Korea, mungkin terpikir pasti saya tergila-gila Korea. Tidak juga, saya memang menggemari grup ini tapi itu tidak satu-satunya alasan saya memilih lagu ini, saya memang benar-benar menyukai lagu ini. Dari melodinya, iramanya, arti yang dipegang, sampai orang-orang di baliknya yang sudah kerja keras membuat lagu ini. Blueprint menceritakan tentang perjuangan yang dimiliki dalam hati untuk mencapai segala impian dan keinginan diri sendiri. Misal dari liriknya “I always dream of my blueprint coming true / I’ll proudly achieve my dream” blueprint berarti suatu rencana tergambar biasanya berisi instruksi untuk membangun sesuatu, baik mesin, benda mekanis lainnya, atau bangunan. Dalam kasus ini blueprint melambangkan segala rencana, keinginan, dan impian yang sampai saat ini dipegang oleh diri. Bermimpi saat ketika blueprint itu akhirnya diselesaikan. “The bright dream shines upon me / It excites me, it always makes me smile / I’m going to keep running without stopping / I’m not going to get tired, I’ll keep running” Kapanpun saya merasa tidak bisa terus berjalan maju, tidak memiliki motivasi, dan merasa lebih baik untuk menyerah, lagu ini bisa dengan mudahnya menarik saya kembali untuk tetap bergerak. Melodi lagu ini menurut saya menenangkan sekaligus membuat saya bersemangat, kalau didengar pasti langsung mengerti maksud saya.
Kemudian mengenai orang-orang yang menciptakan lagu ini. Biasanya dalam kpop tidak sering anggota suatu grup membuat sendiri lagu-lagu yang mereka tampil. Stray Kids termasuk salah satu grup yang menciptakan lagu-lagu mereka sendiri dengan bantuan minimal dari luar anggota sendiri. Dari menulis lirik, membangun melodi, irama, komposisi, aransemen, setiap lagu mereka ada bagian dalam proses penciptaannya. Terutama dalam menulis lirik, semua lagu-lagu mereka liriknya benar-benar ditulis oleh anggotanya sendiri, bahkan bila ada kolaborasi mereka tetap ikut campur saat menulis lirik, bukan produser lain. Jadi, lagu-lagu yang diciptakan mereka benar-benar dari perasaan-perasaan mereka sendiri tanpa campur tangan dari pihak lain. Faktor itu untuk saya hanya membuat setiap lagu mereka menjadi semakin berharga. Segala kesulitan dan kerja keras yang mereka lewati demi sampai titik ini, perasaan-perasaan mereka terasa nyata dalam lagu yang dibuat. Bagi saya perjuangan mereka menjadi inspirasi dan motivasi yang besar untuk melewati hambatan apapun.
Jadi, begitulah tentang diri saya. Saya telah saya telah bertumbuh, saya telah belajar, dan saya telah melalui banyak pengalaman. Dan saya tidak akan berhenti sekarang.