Bagi saya, Nous merupakan bahasa Yunani yang berarti kecerdasan (intelligence). Nous mengandung empat unsur utama, yaitu Sophia (kebijaksanaan/wisdom), Techne (pengetahuan praktis/practical knowledge), Phronesis (kebijaksanaan praktis/practical wisdom/prudence), dan Episteme (pengetahuan universal/universal knowledge). Kelima istilah tersebut merupakan filosofi Aristoteles, yang disebut juga sebagai tipe-tipe pengetahuan.
Nous merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti kecerdasan. Kecerdasan ini mencakup pengetahuan dan kebijaksanaan. Kecerdasan ini bukan hanya mengetahui, tetapi mengerti. Kehidupan kuliah saya penuh dengan pengetahuan dan kebijaksanaan yang perlu dipelajari secara mendalam dan harus benar-benar dimengerti, untuk mencapai sebuah hasil yang baik dan dapat dipergunakan di dunia nyata setelah kuliah. Saya perlu mengerti bagaimana menjadi seorang arsitek yang baik dan apa yang harus saya lakukan untuk menjadi seorang arsitek yang baik.
Sophia merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti kebijaksanaan, yaitu sebuah kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Sophia juga melingkupi pengejaran pengetahuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bermakna. Dalam masa kuliah saya, saya perlu bijak untuk mengetahui apa yang harus saya kerjakan dan bagaimana saya mengerjakannya. Saya perlu mengejar pengetahuan yang lebih untuk mencapai kehidupan yang saya anggap bermakna, yaitu kehidupan yang normal dan sukses dengan penyertaan Tuhan Yang Maha Esa. Saya perlu bijak dalam semua tindakan saya pada saat kuliah, dari yang sudah jelas sampai yang kurang jelas.
Phronesis merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti kebijaksanaan praktis. Perbedaannya dari Sophia, yaitu ini melingkupi kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat, dan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang baik. Seorang arsitek yang baik tidak akan membuat rancangan yang memotong sudut. Saya perlu mengerti apa pengetahuan yang baik untuk saya dan yang buruk untuk saya.
Techne merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan praktis atau keahlian. Ini merupakan kemampuan untuk membuat dan menciptakan. Kemampuan untuk membuat sesuatu dari sesuatu yang telah ada, kemampuan untuk belajar menciptakan sesuatu. Dan di dalam dunia arsitektur, saya belajar bagaimana untuk membuat rancangan yang indah dan praktis, dan bagaimana aplikasinya di dalam dunia nyata.
Episteme merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan universal. Ini disebut juga dengan logika, yaitu kemampuan mengambil keputusan dari data dan pengertian yang telah ada. Logika merupakan hal yang tidak sulit untuk dipikirkan oleh manusia, karena manusia memiliki akal budi yang jauh lebih hebat daripada binatang. Saya perlu memiliki logika yang kuat untuk mengambil keputusan yang baik pada saat kebijaksanaan saya tidak memadai.
Untuk lebih jelas, Nous sendiri memiliki tujuh poin utama, sama dengan empat unsur yang lain:
Intellect and Understanding, yaitu sebuah kemampuan untuk menilai sesuatu secara kognitif. Kepintaran dan pengertian adalah lebih tinggi daripada hanya persepsi dan sensasi.
Intellectual Faculty. Ini melingkupi sebuah kemampuan untuk merenungkan dan pengertian kebenaran secara faktual. Kesadaran untuk merenungkan pilihan yang telah diambil dan mempertimbangkan pula konsekuensi dari pilihan tersebut, serta membedakan fakta dan fiksi serta memilih kebenaran yang telah dibuktikan.
Divine Nous merupakan sebuah pengertian yang sempurna terhadap prinsip-prinsip utama. Tidak ada manusia yang bisa mencapai Divine Nous, karena memang diluar oleh nalar manusia.
Understanding First Principles: sebuah pengertian bagaimana melakukan hal-hal yang simpel dan mendasar, seperti anak yang belajar angka-angka sebelum belajar penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya. Sebuah langkah pertama yang diambil manusia saat mereka lahir, dan awal dari segala keahlian di dunia.
Eternal and Unchanging. Nous merupakan kekal dan tidak berubah. Konsep ini sering dihubungkan dengan sebuah entitas kosmik yang luar biasa, yang memiliki pemikiran kekal dan pengertian tentang segala hal.
Contemplative Activity: Manusia memikirkan dan merenungkan. Manusia merefleksikan kembali semua yang telah mereka jalani, dan memutuskan kembali apakah yang telah mereka lakukan adalah sepadan, dan apakah mereka menyesali segala perbuatan mereka.
Connection to Eudaimonia, yaitu segala yang kita lakukan merupakan kontribusi kepada eudaimonia, atau kebaikan manusia yang paling tinggi.
Sophia memiliki tujuh poin utama pula. Ketujuh poin tersebut adalah sebagai demikian:
Highest Form of Knowledge: Sophia merupakan sebuah pengertian tentang prinsip-prinsip yang paling utama, melebihi keahlian (Techne) dan pengetahuan saintifik (Episteme).
Contemplative Wisdom: kemampuan untuk memikirkan hal-hal jangka panjang, dibandingkan oleh Phronesis yang merupakan kemampuan mengambil keputusan pada saat-saat yang spesifik. Memikirkan konsekuensi jangka panjang dan bijak dalam mengambil keputusan merupakan salah satu hal yang perlu dikuasai oleh manusia.
Philosophical Wisdom: sebuah cinta terhadap kebijaksanaan. Manusia yang mencari kebijaksanaan yang lebih tinggi dan pengertian yang lebih luar biasa. Inilah salah satu unsur utama manusia, selalu mencari hal yang lebih tinggi dan selalu meraih sebuah kebijaksanaan dan pengertian yang lebih tinggi.
Understanding the Divine Order, yaitu pengertian terhadap hal-hal yang lebih tinggi yang tidak dapat diraih oleh manusia. Seluruh kepercayaan selalu merujuk kepada sebuah entitas yang lebih tinggi daripada manusia, dan bagaimana manusia bisa mencapai status tersebut/mencapai perdamaian abadi dengan entitas tersebut.
Intellectual Virtue, yaitu pencarian pengetahuan yang lebih tinggi. Lebih pintar, lebih bijak, dan lebih mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui. Manusia selalu mencari pengetahuan yang semakin tinggi, dan itu adalah alasan mengapa manusia bisa maju dan berkembang pesat, serta menjadi penguasa bumi ini.
Eudaimonia, atau kebaikan manusia yang paling tinggi. Sophia berkontribusi terhadap Eudaimonia, seperti sebelumnya, yaitu mengejar kebijaksanaan yang lebih tinggi.
Theoretical Rationality, yaitu bentuk tertinggi dari pemikiran dan pengertian. Berpikir secara teoritis, membuat ide-ide baru di kepala, dan mencari cara untuk bisa diaplikasikan di dunia nyata. Berpikir secara teoritis adalah salah satu buah akal budi manusia.
Episteme memiliki lima poin utama. Poin-poin tersebut mendukung argumen bahwa Episteme merupakan pengetahuan secara universal.
Universal Truths: ini merupakan sebuah konsep-konsep yang dapat diterapkan secara universal dan kapan saja, menjadi sebuah pondasi yang solid untuk mencapai pengertian terhadap dunia yang lebih tinggi.
Necessary Knowledge merupakan sebuah pemahaman yang diperlukan dan penting. Arsitek perlu paham bagaimana merancang bangunan yang tidak akan rubuh. Dokter perlu mengerti bagaimana menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan nyawa manusia. Pemadam kebakaran perlu tahu bagaimana memadamkan api dan melakukan tindakan evakuasi. Guru perlu mengerti materi yang akan diajarkan dan bagaimana mengajar materi tersebut untuk para muridnya untuk dimengerti.
Systematic and Organized. Manusia adalah makhluk yang teratur. Mengorganisasikan banyak hal adalah salah satu kekuatan manusia, dan melakukan hal-hal secara sistematis dan efisien adalah pula salah satu alasan mengapa manusia bisa maju.
Scientific Knowledge. Pengetahuan secara saintifik, mempertanyakan banyak hal, dan membuktikan kebenaran suatu pernyataan merupakan sifat utama manusia. Mencari alasan dan bukti-bukti kebenaran secara sistematis, teratur, dan logika.
Intellectual Virtue. Episteme juga melingkupi pencarian pengetahuan yang lebih tinggi, yaitu sebuah sifat dari pengetahuan secara saintifik juga.
Phronesis memiliki enam poin utama.
Practical Decision-Making. Memikirkan apa yang benar secara etis dan secara moral dalam suatu konteks. Memilih tindakan yang benar secara general. Membedakan yang baik dan yang jahat. Semuanya adalah sifat-sifat utama manusia.
Contextual Knowledge. Bagaimana mengaplikasikan pengetahuan di suatu konteks yang spesifik. Tahu bagaimana menyelesaikan berbagai masalah yang berbeda dan tidak berhubungan dengan satu sama lain.
Ethical Character, yaitu memilih pilihan yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk manusia. Untuk manusia, dan untuk keberlangsungan kehidupan manusia.
Balancing Acts. Tahu bagaimana menyeimbangkan faktor-faktor yang ada dalam mengambil sebuah keputusan. Secara bawaan, manusia sangat baik dalam mengambil resiko dalam mengambil keputusan.
Experience and Learning, yaitu kemampuan untuk mempelajari hal-hal yang baru yang belum pernah dialami. Manusia selalu belajar. Manusia selalu menemukan hal-hal yang baru sampai akhir hayatnya. Manusia selalu berusaha untuk mencari pengalaman yang baru untuk memperkaya diri sendiri.
Social and Political Context: Sebuah hal yang perlu dikuasai oleh politisi dan pembuat hukum untuk menjaga dan menyenangkan rakyat.
Techne memiliki tujuh poin utama.
Practical Skill or Craftsmanship, yaitu sebuah kemampuan untuk membuat sesuatu yang telah ada menjadi sesuatu yang lain. Mengubah bijih besi menjadi batangan besi. Membentuk kayu menjadi meja. Menciptakan hal-hal baru dari yang sudah ada.
Instrumental Knowledge, adalah sebuah kemampuan untuk mencapai sebuah akhir yang spesifik. Mempelajari arsitektur untuk menjadi arsitek, merancang bangunan untuk infrastruktur manusia.
Learned and Teachable. Sebuah pelajaran yang dapat diajarkan dan dipelajari. Guru mengajarkan muridnya karena guru telah diajarkan duluan. Segala hal yang diajarkan di sekolah secara kurikulum, dan segala yang dapat dipelajari dengan arahan orang lain.
Product-Oriented, yaitu mementingkan hasil akhir. Seringkali tidak peduli apa yang kita lakukan, yang penting kita mencapai tujuan kita dengan baik. Berwisata ke Bandung, naik kereta cepat atau mobil, tujuannya adalah sama dan manusia seringkali mengambil jalan yang lebih efisien untuk mencapai tujuannya dengan lebih cepat.
Rules and Techniques, yaitu mementingkan aturan yang telah ada untuk mencapai hasil yang efisien dan teratur. Mengikuti contoh yang telah ada karena contoh tersebut adalah yang terbaik. Menjadi sebuah contoh yang baik untuk diikuti oleh generasi selanjutnya, tanpa memotong sudut.
Artistic and Technical Aspects. Sebuah kemampuan secara natural yang dimiliki seseorang. Seorang dokter tahu bagaimana menyelamatkan jiwa. Seorang seniman tahu bagaimana membuat sebuah karya seni yang indah dan menggugah banyak orang. Seorang polisi yang tahu bagaimana melindungi dan melayani masyarakat.
Practical Rationality. Efektifitas untuk mencapai suatu tujuan. Menciptakan hal yang memudahkan pekerjaan, membuat ide-ide baru yang dapat menambah produktivitas dan moral pekerja. Membuat alat-alat yang kompleks untuk mempercepat dan menambah jumlah hasil.
Kelima unsur inilah yang menjadi klasifikasi dari pengetahuan. Manusia adalah makhluk yang berakal budi dan pintar, manusia tahu bagaimana melakukan hal yang etis, moral, dan legal dalam melakukan sesuatu, mencari cara yang efisien, meraih sebuah kebijaksanaan dan pengetahuan yang lebih tinggi, dan mendorong diri untuk menjadi lebih baik. Manusia adalah makhluk tertinggi di bumi ini, dan tidak ada alasan mengapa manusia tidak dapat meraih hal-hal besar.