Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Brian Hugo Tan – Reflection

Bagi saya Nous adalah kemampuan khusus yang memungkinkan seseorang merasakan kebenaran dan hal-hal yang bersifat ilahi, seperti kebajikan. Proses penerapan Nous, yaitu memahami sesuatu melalui Nous, disebut noesis. Noesis sering dianggap mirip dengan penglihatan, di mana seseorang ‘melihat’ kebenaran atau pemahaman mendalam. Dan Nous Tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut.

Phronesis adalah istilah Yunani yang mengacu pada kecerdasan taktikal atau praktis. Ini adalah kemampuan untuk membuat keputusan bijaksana dalam situasi yang bersifat praktis dan kompleks. Phronesis bukan hanya tentang pemahaman konseptual atau teoretis; itu melibatkan kemampuan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam situasi yang beragam dan berubah-ubah.

Phronesis mencakup berbagai aspek, termasuk:

Kemampuan Pengambilan Keputusan: Phronesis melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi situasi, menganalisis konsekuensi dari berbagai tindakan, dan memilih tindakan yang paling bijaksana.

Etika dan Moralitas: Phronesis sering terkait erat dengan pertimbangan etika dan moral. Ini membantu individu untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan norma-norma sosial.

Konteks Spesifik: Phronesis selalu ada dalam konteks yang spesifik. Keputusan yang bijaksana dalam satu situasi mungkin tidak sama dengan yang bijaksana dalam situasi lain. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami konteks dan merespons dengan bijaksana adalah inti dari phronesis.

Contoh dari penerapan phronesis termasuk situasi sehari-hari waktu kuliah seperti pengambilan keputusan dalam menjawab sebuah soal ujian, etika dengan berperilaku pada orang lain baik teman atau pun dosen, dan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. Dalam semua kasus ini, phronesis membantu individu untuk mengevaluasi kompleksitas situasi dan bertindak secara bijaksana.

Phronesis itu Sendiri bisa menjadi apa saja

Contoh hal yang mendukung phronesis itu sendiri adalah dengan melakukan magang, yang dimana kita akan selalu menggunakan kecerdasan taktikal kita untuk menyelesaikan masalah yang ada, dengan cara mengevaluasi dan mempertimbangkan segala hal yang mungkin terjadi.

Sophia: Keberanian dan Pemahaman Nilai-Nilai Tinggi

Sophia adalah istilah yang mengacu pada keberanian dan pemahaman nilai-nilai yang lebih tinggi dalam kehidupan. Sophia melibatkan sikap berani untuk menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan keyakinan pada nilai-nilai yang diyakini. Ini juga mencakup keberanian dalam mengejar visi kreatif dan tujuan yang lebih mendalam.

Aspek-aspek utama dari Sophia meliputi:

Keberanian: Sophia melibatkan keberanian untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan berani bergerak maju meskipun ketidakpastian. Keberanian adalah sifat penting dalam pengembangan nilai-nilai dan visi yang lebih tinggi dalam kehidupan.

Keyakinan dalam Nilai-Nilai: Sophia melibatkan keyakinan yang kuat dalam nilai-nilai yang dianggap penting. Ini mencakup keyakinan pada keadilan, kebaikan, kebenaran, dan nilai-nilai yang bersifat ilahi.

Semangat untuk Mencapai Tujuan: Sophia memotivasi individu untuk mengejar visi dan ide-ide kreatif. Hal ini mengilhami tindakan yang bermakna dan tujuan yang lebih tinggi dalam kehidupan.

Sophia relevan dalam berbagai konteks, termasuk profesi, seni, dan pelayanan masyarakat. Dalam profesi, Sophia dapat membantu individu untuk berani berinovasi dan mengejar solusi yang lebih baik. Dalam seni, Sophia merupakan sumber inspirasi untuk penciptaan karya seni yang mendalam dan berarti. Dalam pelayanan masyarakat, keyakinan dalam nilai-nilai yang tinggi mendorong individu untuk berkontribusi pada kebaikan masyarakat.

Techne: Keterampilan Teknis dan Keahlian Praktis

Techne adalah istilah yang mengacu pada keterampilan teknis dan keahlian praktis dalam berbagai bidang. Ini mencakup kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan konsep dalam situasi praktis. Techne sering ditemukan dalam pekerjaan, profesi, dan bidang-bidang di mana keterampilan teknis diperlukan.

Aspek-aspek utama dari Techne termasuk:

Keterampilan dan Keahlian: Techne melibatkan pengembangan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas praktis dengan efektif. Ini bisa berupa keterampilan teknis seperti pengelasan, pemrograman komputer, atau keterampilan seni seperti melukis.

Aplikasi Pengetahuan: Techne adalah tentang mengambil pengetahuan yang ada dan menggunakannya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Ini melibatkan kemampuan untuk merancang, membangun, atau melaksanakan sesuatu dengan tingkat keahlian yang tinggi.

Pengalaman Praktis: Pengalaman dalam situasi nyata sangat penting dalam pengembangan Techne. Simulasi studio, pelatihan praktik, dan pengalaman lapangan adalah cara-cara untuk mengasah keterampilan teknis. 

Dalam berbagai bidang, Techne sangat relevan. Dalam dunia kerja, keterampilan teknis sangat penting untuk melakukan tugas-tugas pekerjaan dengan efisien. Dalam profesi seperti pada umumnya arsitektur dan teknik, Techne adalah bagian integral dari pelatihan dan praktik. Dengan adanya pelatihan dan praktik ini akan mendorong perkembangan baik itu soft skill ataupun hardskill di bidang tecne itu sendiri dengan adanya perkembangan skill atau kemampuan ini akan dapat di pergunakan dan bisa menjadi apa saja.

Episteme: Ilmu Pengetahuan dan Pengetahuan Mendalam

Episteme adalah istilah yang mengacu pada ilmu pengetahuan dan pengetahuan yang mendalam. Ini mencakup pengetahuan teoritis dan konseptual yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan pendidikan formal. Episteme adalah salah satu bentuk pemahaman yang paling mendalam dan diperoleh melalui eksplorasi konsep dan teori yang mendasarinya.

Aspek-aspek utama dari Episteme meliputi:

Pengetahuan Teoritis: Episteme mencakup pemahaman konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari suatu disiplin atau bidang ilmu.

Pendidikan Formal: Episteme sering diperoleh melalui pendidikan formal, seperti kuliah, penelitian, dan studi yang mendalam. Ini melibatkan eksplorasi konsep-konsep dan teori yang ada dalam suatu bidang ilmu.

Kontribusi pada Inovasi dan Perkembangan: Episteme memungkinkan individu untuk berkontribusi pada inovasi dan perkembangan dalam berbagai bidang. Ilmu pengetahuan mendalam adalah dasar bagi banyak penemuan dan kemajuan dalam masyarakat.

Episteme sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Dalam bidang seperti sains, matematika, dan filosofi, episteme membantu individu untuk memahami dasar-dasar konsep dan teori. Pendidikan formal dan penelitian ilmiah berperan penting dalam mengembangkan episteme dalam berbagai disiplin ilmu. Jika di hubungkan dengan arsitek hal ini dapat di kaitkan dengan bagaimana kita mencari pengetahuan baik yang di pelajari dari diri sendiri ataupun dari orang lain, yang dimana kita mencari sebuah pengetahuan dari mengikuti seminar, ataupun sebuah wawancara.

Dalam keseluruhan, Phronesis, Sophia, Techne, dan Episteme adalah konsep-konsep yang saling melengkapi dalam membentuk pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai aspek kehidupan. Phronesis membantu individu untuk bertindak secara bijaksana dalam situasi praktis, Sophia memotivasi mereka untuk menjalani hidup dengan keberanian dan nilai-nilai yang lebih tinggi, Techne memberikan keterampilan teknis yang diperlukan dalam pekerjaan dan praktik, dan Episteme membantu individu untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang ilmu pengetahuan dan teori dalam berbagai disiplin ilmu. Kombinasi keempat konsep ini membentuk dasar pemahaman dan tindakan yang kaya dalam berbagai aspek kehidupan. Dari konsep konsep tersebut kita dapat mengenali ciri khas seseorang.

Dengan adanya phronesis, Sophia, techne dan episteme akan berpengaruh dalam meningkat kan kualitas diri kita dan perkembangan diri dengan keterampilan dalam perkuliahan. Baik itu secara sosial dan lainnya. contoh nya adalah kita jadi lebih mudah untuk berkomunikasi dengan orang sekitar, kita jadi lebih berani dalam mengambil suatu Tindakan Ketika ada masalah ataupun tidak ada masalah dalam perkuliahan, dan juga kita dapat memperkembang ilmu pegetahuan dengan dasar yang kita miliki tentang pengetahuan baik dari episteme ataupun yang lain nya.

Berikut adalah cerita saya Ketika wawancara dengan seorang arsitek yang dimana dari 4 hal ini phronesis,Sophia,techne dan episteme terdapat dalam kegiatan saya.

Ketika saya mendapatkan tugas wawancara yang mengharuskan setiap mahasiswa untuk melakukan wawancara dengan seorang arsitek dan menjadikannya sebagai role model, awalnya saya merasa bingung mengenai tugas tersebut. Namun, saya memutuskan untuk mengambil tindakan yang mendukung pelaksanaan tugas ini. Pilihan ini mencerminkan phronesis, yaitu kebijaksanaan praktis dalam mengambil tindakan yang tepat. Saya memutuskan untuk memilih seorang arsitek yang saya kagumi dan ingin saya wawancarai.

Dalam proses ini, saya merasa perlu untuk memiliki keberanian, yang merupakan salah satu aspek dari sophia. Keberanian ini mendorong saya untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas ini. Setelah saya memilih seorang arsitek, langkah selanjutnya adalah membuat jadwal wawancara. Proses ini melibatkan penggunaan techne, yaitu pengetahuan dan keterampilan teknis dalam mengorganisasi wawancara.

Saya berupaya untuk mempersiapkan diri dengan baik agar wawancara berjalan lancar. Saya meluangkan waktu 30 menit sebelum wawancara dimulai untuk mempersiapkan pertanyaan yang akan saya ajukan dan juga aspek-aspek lainnya yang perlu diperhatikan. Hal ini merupakan contoh dari techne, di mana saya berlatih dan mempersiapkan diri untuk meningkatkan keterampilan teknis saya dalam mengaplikasikan pengetahuan.

Hari pertemuan wawancara tiba, dan wawancara dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom. Saya merasa perlu untuk mencoba melaksanakan praktik teknis tersebut untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik. Selama wawancara, saya mencoba menjalankan episteme, yaitu upaya untuk menerima ilmu dan pengetahuan dari arsitek yang saya wawancarai.

Saya mendengarkan omongan beliau dengan seksama, mencoba memahami setiap informasi yang disampaikan. Pertanyaan terus berlanjut hingga mencapai akhir wawancara, di mana saya menyampaikan terima kasih atas waktu yang telah diberikan oleh arsitek tersebut untuk berbicara dengan saya. Ini mencerminkan tindakan sopan dan menghargai orang lain.

Dalam perjalanan ini, saya merasa bahwa wawancara ini adalah sebuah pengalaman berharga. Saya tidak hanya mendapatkan wawasan yang berharga dari seorang arsitek yang saya kagumi, tetapi juga melatih diri dalam aspek-aspek seperti phronesis,Sophia, techne, dan episteme. Proses ini telah membantu saya dalam pengembangan diri dan pemahaman saya terhadap dunia arsitektur.

Dengan tindakan yang saya ambil, baik dalam memilih arsitek, mempersiapkan wawancara, dan menjalankannya dengan baik, saya merasa bahwa tugas ini telah membantu saya dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan teknis. Semua ini adalah langkah yang penting dalam perjalanan saya sebagai mahasiswa dan calon arsitek.

Agar diri kita menjadi lebih baik lagi kita juga harus menggali diri kita yang dimana dalam pengembangan diri tersebut adalah dengan memiliki Original Mind, Conventinal Mind dan Juga Dimentional Mind.

Original mind adalah mengetahui isi terdalam dari diri kita sendiri dan kita bisa jujur dalam melihat apa itu pencapaian dan apa itu Namanya ketakutan.

Conventional mind adalah bagaimana membuat diri kita bisa di terima yang dimana bisa disebut society accepted. Yang dimana itu bisa menjadi sebuah material ataupun sebuah circle, conventional mind itu sendiri adalah tentang masa depan, bagaimana masa depan itu dirajut tidak dengan rasa khawatir, bahwa masa depan itu justru tidak perlu dipikir terlalu jauh, tapi perlu ada sebuah angan imajinasi bahwa kita semua didalam hidup ini memiliki passion atau memiliki kebahagiaan apabila kita melihat diri kita kedepan itu lebih baik dari hari ini.

Dan Dimentional mind itu sendiri adalah penggabungan dari original mind dan conventional mind, yang dimana penyadaran bahwa didalam masa kini kita harus menikmati kehidupan kita yang sekarang. Kehidupan yang sekarang adalah kehidupan dimana kita memiliki kontrol terhadap waktu dan material. Dan kehidupan sekarang adalah kehidupan dimana kita tidak membandingkan juga antara masa lalu dan masa depan kita, kehidupan sekarang adalah kehidupan yang bahagia, karena dengan kita memahami bahwa kita hidup didalam kondisi saat ini, barulah kebahagiaan itu menjadi nyata, dan kita bisa berhenti berfikir tentang angan-angan yang belum ada dan trauma yang selalu ada. Jadilah muncul sebuah rasa cukup dalam hidup.

Dalam pengembangan diri saya sendiri di perlukan effort atau usaha yang besar untuk mencapai kesuksesan yang dimana dengan effort ini akan mengembangkan skill atau kemampuan kita, dari kemampuan tersebut jika di kembangkan lagi akan menjadi sebuah achievement atau pencapaian dari diri sendiri.

avatar Realrich Sjarief

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan komentar