REFLEKSI NOUS
Nous merupakan kapasitas seseorang untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Di dalam Nous ini terdapat 4 hal yang merupakan inti dari Nous itu sendiri. Nous terdiri dari Phronesis, Techne, Episteme, dan Sophia. 4 hal ini memiliki peranan penting bagi keberlangsungan kehidupan sehari – hari saya sebagai mahasiswa dalam lingkup universitas.
Dalam hal ini Nous merupakan kampus, yang menjadi wadah kita bertumbuh kembang dan melakukan banyak aktivitas dan pembelajaran yaitu arsitektur. Nous dan 4 hal ini merupakan hal penting yang menjadi pedoman mahasiswa dalam pendidikan arsitektur. 4 hal ini yaitu,
a. Episteme atau ilmu pengetahuan
Episteme memiliki bagian yang paling besar. Episteme sendiri merupakan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami asal – muasal sebuah pilihan dan mengetahui seberapa rasional dari tindakan penentuan sebuah pilihan, sehingga episteme menjadi sebuah kebutuhan yang tidak boleh untuk tidak kita ketahui.
b. Phronesis atau taktikal dalam bertindak
Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya belajar mendengarkan, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap antara pelajaran di universitas dan dunia praktik. Phronesis bukan merupakan hal untuk diketahui tapi untuk dilakukan, karena pada dasarnya phronesis bukanlah karya atau pengetahuan, tapi kebajikan itu sendiri. Kadang – kadang seseorang dapat melakukan sesuatu tapi dia tidak sadar, setelah melakukan baru mereka bisa mempelajari dan menjelaskannya, itulah yang disebut phronesis.
c. Techne atau simulasi studio
Techne merupakan belajar dan latihan simulasi ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Techne ini juga merupakan kapasitas untuk membuat (Origin berada pada diri ‘sang pembuat’ (the maker), bukan pada apa yang dibuatnya. Techne membantu mahasiswa dalam pendidikan arsitektur dengan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam kehidupan sehari – hari.
d. Sophia atau keberaniandan kecintaan dalam berkarya
Sophia merupakan bentuk pengetahuan yang paling sempurna hingga mencapai alam kecintaan pada apa yang sedang dikerjakan. Sophia merupakan mengajar ke pada ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Keberanian dan kecintaan dalam pendidikan arsitektur harus dimiliki oleh tiap individu.
Ke empat inti ini memiliki peran penting dalam berjalannya pendidikan arsitektur bagi setiap individu mahasiswa. Keseimbangan ke empat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang.
Bagi saya, dalam dunia perkuliahan ke empat kecerdasan ini memiliki peran penting dalam setiap individu di lingkungan universitas dan pendidikan arsitektur. Hal ini berkaitan dengan masing – masing inti dari Nous yaitu,
a. Episteme
Dalam dunia perkuliahan dan arsitektur, episteme ini merupakan ilmu pengetahuan yang diberikan universitas dan diyterima oleh mahasiswa. Dalam pendidikan arsitektur ini ilmu pengetahuan yang diberikan terdiri dari
1. Architectural Design
2. Architectural History
3. Building Technology
4. Computational Architecture
5. Design Thinking
6. Introduction to Architecture
7. Sustainable Architecture
8. Character Building
Setiap dari mata kuliah ini merupakan dasar dari memahami asal muasal dari penididkan arsitektur yang diberikan universitas agar mahasiswa memiliki pemahaman mengenai pendidikan arsitektur sehingga hal ini dapat menjadi tolak ukur bagi mahasiswa dalam menentukan sebuah pilihan dengan berpola pikir rasional.
b. Phronesis
Dalam dunia pendidikan arsitektur, episteme sendiri tidak akan cukup untuk menjadi bekal bagi individu mahasiswa – mahasiswa dalam pendidikan arsitektur. Oleh karena itu dibutuhkan kecerdasan taktikal dalam bertindak. Dengan bertindak, mahasiswa agar mereka bisa mempelajari dan menjelaskan ilmu pengetahuan yang diterima setiap individu mahasiswa.
c. Techne
Ilmu pengetahuan serta tindakan perlu diperdalam dengan belajar dan latihan simulasi ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktek dan profesi. Kelas studio desain dapat memberikan banyak manfaat yang lebih baik bagi mahasiswa. Dengan pendalaman dan praktik pada studio desain, hal ini dapat memberikan pengalaman serta pemahaman yang lebih kepada mahasiswa agar dapat mempraktikan ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam kehidupan sehari – hari.
d. Sophia
Selain ilmu pengetahuan, tindakan, dan praktek, terdapat hal lain yang tidak kalah penting. Ke tiga hal tersebut tidak akan berjalan jika tidak dijalankan dengan keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Dalam melakukan suatu hal kita harus memiliki keberanian dalam menjalankan hal tersebut. Selain keberanian, kecintaan dalam hal tersebut juga dibutuhkan. Dengan mencintai apa yang kita kerjakan, kita dapat menghasilkan karya dari melakukan hal yang kita cintai. Dalam pendidikan arsitektur, kita perlu mencintai dunia arsitektur. Dengan begitu kita dapat menghasilkan karya – karya, yaitu bangunan – bangunan yang luar biasa.
Ke empat hal ini dapat membantu manusia dalam menjalankan kehidupan sehari – hari. Bagi arsitek, memiliki ke empat kecerdasan ini sangat dibutuhkan dan sangat berguna bagi menjalankan bisnis dan kehidupan sebagai arsitek. Seorang arsitek akan memiliki permasalahan dalam menjalani pekerjaannya sebagai seorang arsitek. Dengan memiliki ke empat kecerdasan tersebut akan membantu seorang arsitek memahami bagaimana menghadapi masalah, baik antar arsitek, antar pekerja lain, maupun dengan klien. Memahami ke empat kecerdasan ini juga mengasah seorang arsitek menjadi lebih profesional. Menjadi arsitek yang penuh dengan ilmu pengetahuan, berani bertindak, memiliki banyak pengalaman praktik, juga memiliki keberanian dan rasa kecintaan dalam berkarya akan menjadikan seorang arsitek menjadi lebih masuk dan memahami, serta mendalami dunia arsitektur yang ia jalani. Memiliki ke empat kecerdasan ini juga akan membuat seorang arsitek disukai dan diberi kepercayaan oleh klien.
Bagi mahasiswa juga sangat penting memiliki ke empat kecerdasan ini. Setiap mahasiswa harus punya kecerdasan episteme, phronesis, techne, dan sophia. Hal ini berguna untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan tiap individu mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki dan menanamkan episteme, phronesis, techne, dan sophia dalam dirinya akan dengan mudah menyeimbangkan kepentingan lainnya dalam kehidupan sehari – harinya.
Keseimbangan dari episteme, phrones, techne, dan sophia sangat penting. Jika hanya salah satu dan tidak seimbang, hal tersebut tidak akan memiliki dampak bagus yang besar bagi mahasiswa. Meskipun ilmu pengetahuan merupakan bagian terbesar yang penting, namun memiliki tindakan juga tak kalah penting. Mengambil tindakan dalam ilmu pengetahuan akan dibutuhkan bagi seorang mahasiswa. Diselingi dengan praktek di studio juga tak kalah penting. Dengan begini mahasiswa memiliki pengalaman studio dengan desain dan gambar, serta hal – hal lainnya. Namun dijalankan dengan keberanian akan lebih baik. Karena dengan memiliki keberanian, seseorang dapat berani memulai hal baru juga membiasakan diri dengan hal baru. Kecintaan terhadap hal yang disukai juga baik. Dengan begini, menjalankan kehidupan arsitektur akan lebih mudah dan menyenangkan. Memiliki kecintaan dalam arsitektur akan mendorong kita dan dengan mudah bagi kita untuk berkarya.
Referensi :
Mengajar Binus – Pertemuan ke 3[1].pdf