Setengah tahun yang lalu, saya mengalami stroke pertama saya. Di bulan Maret 2023, ketika saya sedang berusaha tidur di jam 2 pagi, saya mulai merasakan kesemutan pada setengah badan kanan saya. Dari situ perlahan saya mulai bingung dan kehilangan kesadaran serta pusing ketika tiduran. Bagian badan saya yang kesemutan pun mati rasa dan susah untuk digerakkan. Pengalamannya sanagat melekat pada ku karena aku mikir ga banyak orang yang mengalami stroke, apa lagi di umur saya. Experience yang unique. Itu terjadi beberapa kali lagi setelah pertama kali nya, dan sekarang saya sedikit masa bodo tentang itu.
Aku tidak punya cerita menarik untuk diceritai.
Lagu favorit I belakangan ini adalah On An Evening In Roma by Michael Buble. Lagunya bergenre jazz dan terdengar sangat adem di kupingku. Aku lumayan menyukai lagu apa pun sebenarnya, music taste aku cukup versatile, jadi banyak lain pilihan lagu ku tetapi lagu ini yang aku sedang dengarkan ketika menulis essay ini.
Tujuan hidup saya untuk diri sendiri sekarang adalah menjadi orang berkecukupan secara finansial dan bahagia. Keluarga ayah saya datang dari finansial yang sangat amat cukup, tetapi mereka mengalami kebangkrutan di masa sebelum ada saya. Kebangkrutan itu terjadi karena keegoisan dan ego masing-masing orang, terlepas ayah saya. Ayah saya salah satu orang yang pekerja keras di keluarganya. Dan sekarang keluarga mereka membebani finansial kita. Mereka pun tidak terlalu baik sama kami, tetapi ayah ku merasa iba dengan keluarga nya sendiri, wajar lah. Tetapi saya tidak ingin menjadi orang seperti mereka.
Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah menjadi orang yang baik, bermanfaat dan bisa membantu orang lain. Saya ingin untuk terus melakukan hal baik pada orang maupun binatang. Tidak segala hal akan bisa ku bantu, tetapi sebisanya akan dilakukan karena aku juga sempat ada di masa dimana saya butuh bantuan tetapi tidak ada yang membantu. Aku ingin memiliki banyak teman yang bisa saling membantu, dan mengenal banyak orang sehingga pengetahuan ku pun meluas.
Aku lahir di Jakarta Utara dan sampai sekarang masih tinggal disitu, tapi untuk kuliah menyewa kos. Aku datang dari keluarga yang berfinansial biasa aja, tidak terlalu tentram atau harmonis juga secara hubungan. Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara, adik ku salah satu manusia yang aku sangat sayang. Dari kecil keluarga aku sedikit toxic, dari physical, mental dan verbal abuse. Dulu aku di seret turun tangga, dan sereing di usir dari rumah. Pernah juga di tinggal di depan panti asuhan. Mungkin jika orang lain seumuran saya dengar, mereka Cuma berpikir, semua anak kecil begitu. Tapi dari kecil pun orang tua saya tidak terlalu peduli dengan keadaan atau kesehatan aku. Dan terus dipaksa untuk melakukan hal yang aku tidak inginkan. Sepertinya, menurut beberapa orang yang sudah aku ceritakan tentang masa kecilku, ini jauh lebih parah dari sekedar di pukuli karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah, tapi menurutku pun itu tidak bisa dibenarkan. Tetapi perlahan orang tua ku bertumbuh dan keluar dari siklus toxic itu. Aku menjadi orang yang lebih empatis dengan keadaan orang lain, dan mungkin sedikit menutup diri.
Aku juga dibebani toko warisan keluarga, dimana itu saya berharap bisa lanjuti karena memang warisan dari opa saya yang meninggal 3 tahun yang lalu. Sedangkan aku tidak mengerti apapun tentang toko itu. Sebagai kakak dari adik perempuan saya, saya berharap dia bisa tumbuh tanpa beban atau pressure dari saya maupun orang tua ku dengan jalan hidup dan tujuan dia di masa depan, asal tidak melakukan apapun jahat atau pun merugikan orang lain. Aku ingin menaikkan keuangan keluargaku sehingga mereka tidak perlu mencari uang lagi dan hidup dalam ketenangan finansial. Aku benar-benar demen kerja dan produktif, walaupun tidak terlalu terlihat seperti itu. Tiap saya memiliki hari atau liburan kosong, saya mencari part-time atau freelance purely karena aku ingin menyibuki dan menghibur diri sendiri dengan mempergunakan waktu ku untuk bekerja dibanding berpergian. Tapi menurut ku kerjanya juga membuahi, dari segi experience dan uang yang didapati. Ga banyak nominal duitnya, tapi merasakan nabung duit hasil kerja dan tenaga sendiri jauh lebih enak dibanding berpergian ke Bali, menurutku.
Salah satu trauma atau kesedihan di hidup saya yang aku ingat adalah ketika saya berumur 16 atau 17, aku sempat mengobrol bercanda sama mama aku. Ngobrol bercanda panjang tentang hidup saya sekarang dan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Tidak mengobroli apapun terlalu serius sehingga kita santai. Dan seumur hidup saya pun hidupku tidak jauh-jauh dari ajarannya, maksudnya tidak pernah terlalu membangkang dari omongannya atau suruhannya. Dia tiba-tiba ngomong, “mami dulu sempet mikir antara mau bunuh diri atau bunuh lu” mengindikasi bahwa dia sangat lelah mengurusi aku sehingga dia ingin mengambil nyawa nya atau nyawa aku. Sampai sekarang aku tidak tau konteks omongan itu apa. Setelah dia ngomong begitu, badan aku gemeteran dan lemes mendengarnya. Mungkin dia bercanda. Mungkin dia tidak bermaksud untuk omongannya begitu.
Aku memilih jurusan arsitektur karena saya ditekan untuk mengambil jurusan yang berunsur seni. Ayah aku sangat mendorong untuk mengembangkan bakat seni dalam diri saya, dan dia menekan saya untuk mengambil jurusan dengan menggambar-gambar. Aku juga merasa bahwa jurusan arsitektur itu menarik dan menantang, maka dari situ aku memilih arsitektur. Dan setelah mencari tau lebih banyak sepertinya prospek kerjanya juga ga buruk untuk dijalan
i.
Aku belum mencintai arsitektur segimanapun tetapi sejauh ini saya enjoy menjadi orang produktif dan cukup menyibukkan diri kuliah dan mengerjakan tugas. Tugasnya tidak menyenangkan dan membuat cape tapi aku cukup enjoy.