Perkenalkan, Nama saya adalah Justin Toandi. Jenis kelamin saya diklasifikasikan sebagai laki-laki. Usia saya sekarang adalah 18 tahun. Saya sekarang adalah mahasiswa Binus Universitas. NIM saya adalah 2702320381. Sekarang saya sedang mengerjakan tugas untuk course Introduction of Architecture yang dimoderasi oleh Beliau Bapak Realrich Sjarief. Tugas tersebut harus kita kumpul sebelum tanggal 22 September jam 12 siang untuk dicek. Untuk tugasnya kita harus menulis tentang latar belakang kehidupan mahasiswa.
Perjalanan saya mulai ketika saya lahir, momen yang akan saya selalu ingatkan. Saya lahir pada tahun 2005 di Provinsi DKI Jakarta. Ayah saya lahir di Provinsi Riau dan Ibu saya lahir di Provinsi DKI Jakarta. Saya adalah anak ke satu dari orang tua saya dan mempunyai satu adik perempuan. Akibat posisi tersebut saya kadang memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada adik saya dan saya juga harus melakukan sesuatu tanpa ada paduan dari seorang kakak. Keluarga saya bisa diklasifikasikan sebagai ok-ok saja, meskipun kadang terdapat titik rendahnya. Sekarang Ibu saya pekerja rumah tangga dan Ayah saya bekerja di bidang mesin. Sayangnya Ibu saya tidak kuliah, meskipun Beliau sangat ingin kuliah. Hal tersebut terjadi karena Ibu saya tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai kuliah dan juga dipaksa oleh orangtua Ibu saya untuk langsung bekerja dan mencari uang. Ayah saya di sisi lain pernah kuliah. Beliau pernah kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung) jurusan teknik mesin.
Beberapa tahun setelah saya lahir, saya masuk ke sekolah. Sekolah tersebut adalah sekolah swasta yang berada pada daerah Kelurahan Duri Kosambi Kecamatan Cengkareng, cukup dekat dengan rumah saya. Saya besekolah di sekolah tersebut dari TK ke SD sampai pertengahan SMP kelas 7 semester 2 dimana saya memilih untuk keluar dari sekolah tersebut. Salah satu alasan kenapa saya keluar dari sekolah tersebut adalah karena saya tidak bisa mengikuti dengan kecepatan pemberian tugas dan pelajaran-pelajarannya. Tugas saya menumpuk yang pertamanya sedikit menjadi lebih banyak dan lebih banyak sampai saya telat mengumpulkan bebrapa tugas tersebut. Meskipun saya mengerjakaan tugasnya sampai jam 5 setiap saya ke sekolah dan tidur sampai jam 1 untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut, saya masih tidak bisa menyelesaikan tugas yang menumpuk itu. Saya juga sering telat dan tidak masuk sekolah untuk beberapa hari sebelum saya memilih untuk keluar sekolah itu.
Pada hari terakhir saya pergi ke sekolah tersebut, Saya bergadang dan tidak tidur sampai sekitar jam 5 subuh untuk menyelesaikan proyek matematika yang saya harus mengumpul hari itu juga (saya belum menyelesaikan proyek tersebut). Ketika saya pergi ke sekolah, saya terlambat. Saya juga sudah terlambat sampai 6 kali dan sekolah tersebut memiliki peraturan tentang keterlambatan yang menyatakan bahwa jika terlambat sampai 6 kali siswa tersebut harus dipulangkan. Oleh karena itu, saya dipulangkan pada hari terakhir tersebut. Setelah dipulangkan, saya memilih untuk keluar dari sekolah tersebut. Meskipun saya ingin tetap melanjutkan sekolah tersebut, saya tidak kuat lagi untuk berlanjut. Orangtua saya juga sudah menyepakati untuk saya ganti ke sekolah lain. Beberapa hari terakhir pada saat saya tidak masuk sekolah, saya dan orangtua saya juga sudah mencari-cari sekolah pengganti.
Beberapa hari sudah berlalu dan saya sudah mendapatkan sekolah baru. Sekolah tersebut berlokasi di Kelurahan Cengkareng Barat daerah sekitar Taman Palem Lestari. Sekolah tersebut adalah sekolah yang bisa diklasifikasi kecil dan adalah sebuah sekolah yang bercabang dari Negara Malaysia. Sekolah tersebut juga bisa diklasifikasikan sebagai sekolah “semi-homeschooling”. Materi-materinya diakses mengunakan laptop dan seingat saya bisa dibuka dimana saja (jika terdapat jaringan internet). Saya mulai sekolah disitu dari SMP kelas 8 semester 1 sampai sekitar SMP kelas 8 semester 2. Saya bisa pergi ke sekolah tersebut untuk belajar materi-materi yang terdapat di laptop, mengerjakan tugas-tugas dan juga bisa bertanya kepada guru jika tidak tau. Sekitar satu tahun saya bersekolah di situ, sekolah tersebut tidak bisa lagi membayar sewaannya dan terpaksa untuk ditutup. Beruntungnya sekolah tersebut mempunyai cabang lagi di Kelurahan Cengkareng Timur — tepat berada di sebuah mal yang bernama Mall Taman Palem. Cabang tersebut berdekatan dengan sesamanya dan memiliki materi-materi yang sama, tugas-tugas yang sama, dan managemen yang mirip. Jadi saya dan seluruh siswa dan guru-guru yang ada di sekolah yang ditutup tersebut, berganti ke cabang yang terdapat di Mal Taman Palem. Saya bersekolah di sekolah tersebut dari sekitar SMP kelas 8 semester 2 sampai selesai SMP kelas 9. Pada saat saya berada di SMP kelas 9, terjadilah pandemik Corvid-19 dan kita pada menggunakan zoom / google meet untuk belajar materinya dan diawasi oleh gurunya. Akan tetapi, berjalannya waktu, sekolah tersebut menjadi lebih kacau dan akhir-akhirnya sekolah cabang tersebut dengan managemen yang kurung, tidak bisa lagi mempertahankannya dan menjadi bangkrut. Beruntungnya saya sudah pindah ke sekolah lain sebelum sekolah tersebut ditutup karena orangtua saya dan saya sudah melihat kekacauan sekolah tersebut dan langsung memilih untuk keluar sekolah itu dan mencari sekolah baru. Saya akhirnya ketemu sekolah baru yang disarankan oleh teman Ibu saya. Sekolah yang disarankan saya adalah sekolah PKBM yang terletak di Kelurahan Tegal Alur dekat dengan Daerah Menceng dan Citra 6. Di sekolah tersebut, kita bisa mendapatkan sertifikat lulus SD, SMP, dan SMA (Paket A, Paket B, dan Paket C). [Maaf terlebih dahulu saya kurang mengerti tentang yang ada di kalimat atas. Yang saya sampaikan di kalimat atas adalah seingat saya dan adalah informasi-informasi yang saya dapatkan dan mengerti].
Saya bersekolah pada sekolah tersebut dari SMA kelas 11 sampai lulus SMA. Saat itu, saya memilih pembelajaran mandiri, yaitu pembelajaran dimana tugas-tugas, materi-materi, dan ulangannya dikasih oleh guru melalui media online (Juga terdapat pembelajaran klasikal, yaitu pembelajaran dimana kita belajar, mengerjakan tugas dan ulangan disana, dan juga terdapat pembelajaran homeschooling, yaitu pembelajaran dimana guru ke rumah). Saya memilih untuk belajar mandiri di sekolah itu karena pada saat itu masih terdapat pandemik, lebih murah, dan banyak faktor lainnya. Pada saat saya SMA kelas 12, saya mencari-cari kuliah. Pertama-tama, saya memutuskan untuk memilih kuliah PTN di UI dan ITB dan mencoba untuk daftar di PTN tersebut. Saya pilih jurusan arsitektur di UI dan teknik sipil di ITB. Untuk jaga-jaga jika saya tidak lulus PTN, kita juga mencari universitas swasta. Salah satu universitas kita cari adalah Universitas Binus. Saya dan orangtua saya memutuskan untuk pergi ke Universitas Binus di Alam Sutera untuk bertanya-tanya ke admisi. Akan tetapi tidak ada jurusan di Binus Alam Sutera yang saya minati. Ketika kita mencari-cari universitas swasta dan tidak ketemu-temu orangtua saya memilih untuk saya kuliah Binus jurusan Conputer Science, tetapi karena saya kurang minat computer science pada saat itu dan waktunya sudah menjadi sempit, saya akhirnya memilih untuk kuliah di Binus Kemangisan jurusan arsitektur. Meskipun saya kurang suka kuliah di Binus karena biaya yang sangat besar dan jurusan arsitektur memakan banyak biaya, saya akhirnya memutuskan untuk daftar kuliah di Binus Kemangisan jurusan arsitektur. Saya lulus daftar di Universitas Binus.
Setelah saya mengikuti ujian masuk PTN dan menuggu beberapa bulan untuk hasilnya, saya tidak lulus PTN untuk dua-duannya. Yah, akhirnya saya kuliah di Binus Kemangisan jurusan arsitektur. Sampai sekarang minggu ke-2 di Binus Saya sekarang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Sudah jam 11.42 dan saya harus sampai kata ke 1500 kata. Akan tetapi saya sekarang baru kata 1151 kata. Gimana ya hanya ada 16 menit lagi sebelum jam 12.00. Maaf ya Pak Realrich, saya gagal untuk menulis sampai 1500 kata, tapi cukup lumayan sudah sampai 1185 kata. Sekali lagi pak saya maaf sekali tidak bisa sampai 1500 kata. Soalnya waktunya sudah sedikit, tinggal 12 menit lagi. Saya harus kumpul pengerjaan ini. Sekali lagi Pak Maaf. 😢