Saya Husna Cahya Imania, salah satu mahasiswa Binus University program Architecture. Saya baru saja memulai kehidupan kuliah saya tahun ini, setelah melewatkan banyak momen selama beberapa perjuangan saya masuk perguruan tinggi negeri impianku. Mungkin orang bisa mengira aku gagal di medan perang jika melihat dimana aku berkuliah sekarang. Bahkan banyak teman dekatku bertanya tahun belakangan ini. Momen besar yang melekat pada diri saya yang tidak lama terjadi adalah tanya atas pilihanku. Kenapa aku merelakan program studi impianku begitu saja dan memilih berkuliah di program studi cadangan ku? Kenapa aku merelakan kampus top yang sudah berbulan2 aku kejar ketika yang lain berlibur. Kenapa memilih kampus yang sejak tahun sebelumnya sudah menerima hasil tes ku. Hari itu ketika ptn ke 3 menerimaku, sungguh tak ku duga, aku menangis menghampiri ibu turun dari mobil sepulang sekolah. Tetapi ketika malam tiba dan aku bersiap untuk tidur di sebelah ibuku, ia membicarakan pendapatnya kepadaku sebelum aku menentukan pilihanku.
Akhirnya aku pun merelakan prodi tersebut dibalik kata “ aku pilih disini aja”. Berat awalnya tapi aku yakin aku akan terbiasa dengan situasi ini, aku akan mengikhlaskannya seiring waktu. Karena menurutku pandangan ibu sebagai orang tua lah yang terpenting selama aku masih menjadi tanggungannya. Aku telah banyak sekali mengecewakannya, dan aku berusaha untuk meraih kepercayaannya kembali dan tidak berbuat hal yang tidak menyenangkan hatinya lagi. Aku yakin Ibu tau prioritas dan keadaan keluarga ku.
Aku ingin sekali menceritakan hal ini kepada teman maupun pasanganku (jika ada). Aku ingin menceritakan kepada mereka. Karakterku yang pendiam tapi suka membuka obrolan, Kepribadianku yang kadang perasa tapi kadang juga tidak peduli, tubuhku yang sensitif namun tidak selalu, yang alergi namun tidak menentu. Aku ingin orang terdekat ku tau tentang ku yang sebenarnya. Aku ingin saling memahami dengan teman maupun pasangan. Aku ingin menjalani hidup dengan nyaman bersama orang disekitarku yang merasakan hal yang sama. Lagu favoritku dinyanyikan oleh salah satu penyanyi terbaik di Indonesia, Tulus. Aku paling suka saat ia menyanyikan lagu yang berjudul monokrom dan gajah. Aku pertama kali menontonnya saat sd di sebuah festival yang disponsori kantor ayahku. Disaat itu pula aku jatuh hati pada karya karya nya. Makna yang mendalam dari lagu itu membuat liriknya berputar di pikiranku. Lagu berjudul gajah mengajarkan kepada pendengarnya untuk menerima diri sendiri dan belajar mencintai diri apa adanya. Di lain sisi, lagu monokrom bercerita tentang seseorang yang sedang mengenang kasih sayang yang ia dapat di masa kecilnya dan bersyukur karena telah tumbuh bersama orang-orang yang tulus menyayanginya serta hebat.
Aku masih akan bertahan hidup agar bisa merasakan kepuasan ku terhadap diri sendiri. Dari segi pengalaman, finansial, pengetahuan, kemampuan, keluarga, kasih sayang terhadap diri sendiri dan orang disekitar dan ibadah yang tiada henti.
Ayah ibu saya mendedikasi most of the time of their lives for me, so i’ll promise to do the same thing in the future. Selain membuat mereka bangga atas keberhasilanku dalam dunia pendidikan, aku ingin menemani mereka. Aku ingin menjaga dan merawat mereka di masa tuanya. Sebisa mungkin aku bekerja dari rumah sebagai sarjana arsitektur dari binus university sambil memperdulikan mereka. Cukup lama mereka jauh dari ku selama aku bersekolah, sudah banyak sekali yang dikeluarkan oleh mereka untuk sekedar menengok keadaan anak anak nya yang tinggal di kota yang berbeda dengan mereka walau hanya satu hari di akhir pekan mengobrol santai di bawah atap yang sama. Aku lahir di London, United Kingdom (ketika musim salju jam 2 pagi). Aku terlahir dari sepasang kekasih yang kedua nya pure keturunan Indonesia, tidak heran jika ada yang tidak percaya kota kelahiran ku tapi tidak apa apa. Aku melihat bumi untuk pertama kalinya sebagai seorang adik dari 2 kakak perempuan sebelum muncullah kembali seorang bayi perempuan 18 bulan setelah ibu melahirkanku. Aku anak nomor 3 dari 4 anak. Sangat fleksibel, aku bisa jadi kakak maupun adik.
Posisiku sebagai anak tengah membuatku mau tidak mau harus menyayangi kakak tapi juga merawat adik, aku berada diantara keduanya. Aku bersekolah di sd dan smp swasta, dilanjut ke sma negeri di daerah jakarta pusat dan sekarang sedang berada di ruang kelas di gedung syahdan BINUS UNIVERSITY. Tentu aku memiliki trauma dan kesedihan yang terjadi dalam hidupku dan masih melekat di pikiranku Pernah, wajar jika orang punya hal sedih dalam dirinya. Trauma yang mengganggu tidur nyenyak dan sangat ditakuti bila itu sampai terjadi lagi. Ada juga berita duka dari keluarga ku. Kakek dari keluarga ayahku, Kakek dari keluarga ibuku, om ku, Teman satu organisasi yang dekat denganku di sma. Kegagalan dan keterpurukan yang telah kulalui tahun ini.
Saya memiliki hasrat untuk merancang bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga memecahkan berbagai masalah dalam lingkungan sekitar. Melalui studi di bidang arsitektur, saya akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir analitis serta memperluas kemampuan seni yang saya miliki.
Saya ingin mempelajari tempat dan lingkungan dengan lebih mendalam, serta belajar tentang karakter manusia untuk menciptakan bangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka. Saya juga ingin membangun komunikasi intrapersonal yang baik dengan klien untuk memahami kebutuhan mereka. Saya ingin mempelajari tempat dan lingkungan dengan lebih mendalam, serta belajar tentang karakter manusia untuk menciptakan bangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka.
Mungkin pengetahuan dan kemampuan saya masih bisa dibilang kurang untuk membuktikan bahwa saya sangat enjoy menjalani studi di program studi arsitektur. Namun saya sudah disini, didukung penuh oleh kedua orang tua. Maka itu saya bisa bertekad untuk melanjutkan studi yang tiada batasnya ini dan bisa keliling dunia sebagai seorang arsitek. Saya harap kedepannya saya bisa mendesain dan membangun bangunan yang sesuai dengan kebutuhan tidak hanya klien tetapi juga saya sendiri, yang nyaman dan cocok bagi orang sekitar saya. Saya ingin menjadi arsitek yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Saya ingin memastikan bahwa setiap karya desain yang sayabuat tidak hanya indah, tetapi juga tidak merugikan lingkungan.