Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Raffi Wiratama – Get to Know Your Self

Perkenalkan, nama saya Raffi Wiratama, saya biasa di panggil Raffi atau Wira. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2005 atau kerennya 05/05/05. Saya memiliki ayah bernama Denny Wicaksana dan ibu bernama Esti Andayani K. Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adik saya bernama Fattan Bramantyo. Pekerjaan ayah dan ibu saya adalah karyawan swasta di bagian perpajakan dan keuangan. Adik saya berumur 14 tahun dan sedang berada di bangku SMP tepatnya kelas 3. Saya bersyukur bisa terlahir dan hidup di keluarga yang berkecukupan. Ayah saya adalah orang malang dan ibu saya adalah orang Bandung namun besar di Jakarta. Latar belakang Pendidikan saya yaitu: 

–        SDS Putik Indonesia

–        SMP Global Islamic School

–        SMAN 48 Jakarta.

Hobi saya adalah bermain futsal, bulutangkis, renang, menonton bola, bermain game bersama adik, mendengarkan lagu “mood booster” salah satunya mood by 24k Goldn, memotret gedung – gedung di Jakarta yang unik yang kemudian saya tuangkan ke gambar 2D. Sejak kecil ayah saya sering mengajarkan saya menggambar dan mengajak saya keliling ibu kota. Bahkan ketika ayah saya hendak membangun sebuah rumah di Malang, saya dan ayah saya keliling kota malang untuk melihat beberapa desain pintu, pagar, tembok, atap yang unik yang bisa kita ambil sebagai salah satu contoh desain rumahnya. Ayah saya sejak saya kecil adalah orang yang sangat sibuk, karena berangkat pagi pulang malam saja seringkali membuat saya tidak bisa bertemu dengannya dirumah, ketika ayah saya berangkat saya belum bangun dan ketika ayah saya pulang saya sudah tertidur. Saya kadang hanya bisa bertemu ketika hari libur saja. Ibu saya adalah orang yang pintar matematika, ketika kecil ibu saya sering mengikuti lomba matematika dan saya pun sering minta diajari matematika bahkan kadang – kadang sudah SMA kelas 3 saya masih minta diajari matematika oleh ibu saya. Ibu saya juga seorang yang pintar dalam membagi waktu. Ibu ku sering marah ke saya, ayah saya dan adik saya karena tidak bisa membagi waktu, seperti bangun siang dan tidur malam. Saya memiliki adik yang bisa dibilang lebih pintar dari saya, karena ketika saya lihat rapotnya nilainya impresif. Adik saya adalah orang yang malas membaca dan belajar namun nilainya selalu bagus padahal setiap hari bermain game terus. Adik saya adalah orang yang akan saya jaga sepanjang hidup saya begitu juga dengan orangtua saya dan keluarga saya nanti. Saya senang memiliki keluarga yang bisa saling melengkapi satu sama lain. Hobi keluarga saya adalah menonton bioskkop, jalan – jalan ke wahana permainan, dan makan di salah satu restoran. Hal itu selalu kami lakukan ketika sedang libur. Semua orang pasti mempunyai tujuan hidup yang berbeda, kalau saya sendiri tujuan hidup untuk orang lain yang utama adalah adalah menggantikan orangtua saya untuk menafkahi keluarga saya, karena saya tau tidak lama lagi orangtua saya terutama papa saya pensiun dan adik saya masih di bangku SMP bahkan ketika adik saya masuk kuliah, ayah saya mungkin sudah pensiun. Saya tidak ingin adik saya berpikir kalau saya diutamakan sehingga saya harus fokus kuliah dan jangan abaikan kesempaan yang ada. Berharap adik saya bisa lebih sukses dari saya dan impian kecil saya bisa membantu membiayai kuliah adik saya ketika ayah saya pensiun.

Tujuan saya sendiri yaitu menjadi orang yang selalu menghargai apa yang telah diberikan kepada saya, tidak perlu muluk – muluk untuk ingin sukses cepat yang penting saya bisa memberikan proses yang nyata dan positif. Ayah saya selalu menekankan kepada saya bahwa saya harus bisa berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang nyata karena pada akhirnya yang terlihat hanyalah hasil dan ayah saya meminta saya untuk sadar bahwa beberapa tahun lagi ayah pensiun dan hidup harus irit, tidak bisa hidup seperti dahulu, semoga yang diberikan ayah saya tetap dijaga dan teringat sepanjang saya kuliah. Walaupun ketika ayah saya pensiun dan ibu saya masih bekerja, hal ini tetap bukan menjadi sebuah alasan kita masih bisa hidup cukup. Hal ini membuat saya ketika SMA uang jajan yang dikasih orangtua saya selalu saya sisihkan setengah nya setiap hari untuk kebutuhan mendadak atau kebutuhan yang harus saya bayar seperti bensin motor, nongkrong sama teman, nobar sama teman, dll. Saya memiliki target apabila saya ingin melakukan tersebut saya tidak boleh meminta uang ke orangtua saya dan hanya boleh menggunakan uang jajan yang saya sisihkan dan tabung. Jujur saya sebenarnya cukup kesulitan diawal namun lama – lama saya tidak terbebani akan hal itu. Dan membuka mata saya bahwa mencari uang dan menjaganya itu sangat sulit, hendaknya saya sebagai seorang anak untuk hidup irit dan memikirkan kalau saya masih mempunyai adik saya yang bisa hidup seperti saya atau bahkan lebih baik bagi saya.

Saya saat ini baru masuk di perguruan tinggi swasta yaitu Bina Nusantara (BINUS). Sebelum saya masuk binus saya memiliki beberapa cerita bagaimana saya bisa memilih BINUS dengan jurusan Arsitektur. Sebenarnya ketika saya kelas 3 SMA, ayah dan ibu saya berharap kalau saya harus bisa tembus di salah satu perguruan tinggi negri. Saya diberikan berbagai macam fasilitas seperti mengikuti bimbingan belajar (BimBel) di sekolah, mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah juga, mendaftar berbagai kegiatan tryout online maupun offline, dan lainnya. 

Saya sudah menentukan jurusan saya yaitu pilihan pertama selalu arsitek. Saya milih jurusan arsitektur sebagai pilihan utama karena sejak kecil saya sering diajarkan menggambar oleh ayah saya, kemudian keliling kota melihat gedung – gedung dan memilih jurusan arsitektur bagi saya adalah keputusan yang tepat karena pembangunan dimana pun akan terus berjalan dan peningkatan atau pembaruan sebuah bangunan atau infrastruktur akan terus ada. Bagi saya memilih jurusan arsitektur tidak perlu jadi seorang arsitek karena arsitektur memiliki prospek dan arti yang luas. Sejauh yang saya tau memilih jurusan arsitektur tidak harus menjadi seorang arsitek karena arsitektur memiliki arti yang luas sehingga prospek kerjanya juga luas serta dimanapun saya menginjakkan kaki saya di dunia ini saya akan selalu melihat hasil kerja seorang arsitektur. Memilih jurusan arsitektur memanglah berat tapi saya percaya selama saya mempunyai keyakinan dan niat sekaligus aya bisa nyaman, semuanya akan berjalan lancar. Momen terbesar dan menegangkan bagi hidup saya adalah detik – detik sebelum ujian UTBK dimulai. Hal ini menentukan beberapa jawaban yang harus diterima dan tidak bisa diubah yaitu:

1.        Menentukan nilai UTBK saya berapa?

2.        Menentukan saya untuk bisa memilih kampus apa?

3.        Menentukan saya bisa memilih jurusan apa saja?

4.        Apakah waktu dan usaha yang saya gunakan selama berbulan – bulan terbayarkan?

5.        Apakah seluruh fasilitas yang sudah orangtua saya beri bisa saya penuhi dengan hasil bagus?

6.        Bila hasil kurang baik saya harus bagaimana?

7.        Dll.

Hal itu membuat saya tidak bisa tidur semalaman ketika sesudah ujian UTBK. Tiba waktunya Ketika hasil ujian saya diberikan. Hasilnya saya berada di angka yang masih di atas rata – rata namun belum cukup untuk bisa tembus ke kampus impian dan pilihan saya yaitu universitas Indonesia (UI) dan universitas brawijaya (UB) dengan jurusan arsitektur sebagai pilihan utama. Kecewa berat pasti ada di mata, muka dan hati saya. Begitu juga orangtua saya. Namun orangtua saya berkata “mungkin belum rejeki saya untuk berkuliah disana atau belum rejeki saya untuk lolos di jalur UTBK dan mungkin yang diatas punya tujuan sendiri untuk saya lebih baik dimana.” Dan karena masih terdapat satu jalur lagi untuk bisa mencoba perguruan tinggi negeri. Sebelum itu saya konsultasi terlebih dahulu ke salah satu orang yang “expert” di bidang penjurusan. Nilai saya di rapot memang tidak terlalu bagus di fisika dan malahan nilai saya lebih baik di bahasa. Sebelumnya ayah saya juga menyarankan saya untuk mungkin mencoba memilih hukum, karena hukum selamanya akan ada. Menurut orang “expert” ini saya bisa saja keterima di hukum karena nilai saya yang mencukupi dan diatas rata -rata nilai orang yang masuk hukum tahun lalu. Namun aku menolak secara halus karena saya tidak terlalu suka hukum. Akhirnya saya mencoba untuk mendaftar di jalur mandiri universitas Indonesia (UI) dan jalur rapot serta jalur UTBK universitas brawijaya (UB). Di UI saya diberikan 6 jurusan yang dapat saya ambil dan saya memilih jurusan:

1.        Arsitektur

2.        Arsitektur Interior

3.        Teknik Sipil

4.        Teknik Industri

5.        Sistem Informasi

6.        Informatika

Namun tetap saja saya tidak diterima di UI karena bagi saya soal mandiri UI lebih sulit ketimbang soal utbk. Di UB terdapat 2 jalur yaitu jalur nilai utbk dan jalur mandiri. Keduanya memiliki 2 jurusan yang bisa saya pilih. Dan kedua jalur pilihan pertama saya arsitektur. Namun tetap saja saya tidak diterima di kedua jalur tersebut. Besok hari, Ketika saya membuka media sosial, saya melihat salah satu postingan teman saya bahwa dia diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang saya inginkan serta dengan jurusan sama yang saya inginkan. Saya tau bahwa sebelumnya saya bertukar informasi nilai utbk saya dengan teman saya. Nilai teman saya lebih rendah ketimbang nilai saya menjadi sebuah pertanyaan bagi saya dan keluarga saya mengapa saya tidak diterima. Akhirnya saya ditawarkan untuk mendaftar BINUS jurusan arsitektur dan bersyukur bisa diterima dengan mudah disana. Saya juga pastinya bangga bisa masuk BINUS jurusan arsitektur karena BINUS merupakan peringkat 4 dari 5 besar universitas dengan jurusan arsitektur terbaik di Indonesia. Mungkin ini adalah jalan saya yang seharusnya.

Hal yang saya ingin ceritakan ke teman saya dan keluarga saya adalah ketika saya sudah lulus kuliah lebih cepat atau tepat waktu dengan IPK tinggi dan bisa berkontribusi besar di dunia arsitektur serta dapat menggantikan orangtua saya untuk membiayai keluarga yang artinya kebutuhan apapun yang diperlukan saya dan keluarga saya sudah bisa saya lakukan sendiri dengan uang saya sendiri.

avatar Realrich Sjarief

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan komentar