Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Sajid Suhla Amilul Haq – Get to Know Your Self

Introduction

Saya Sajid Suhla Amilul Haq dengan nama panggilan Sajid. Tiga kata kunci dalam hidup saya adalah Desain, Inovatif, dan Ilmiah.

Saya dibesarkan di kota kecil, kota yang menjadi satelit ibukota provinsi Jawa Tengah dan biasa terkenal hanya karena sejarah kerajaan islam di masa lalunya, yaitu Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Saya tinggal sekitar dua kilometer dari salah satu bangunan bersejarah yaitu Masjid Agung Demak yang merupakan salah satu bangunan unik dengan penggabungan budaya antaragama di masa lalu. 

Saya lahir dikeluarga yang berkecukupan dengan ayah dan ibu seorang pegawai negeri sipil. Keduanya adalah seorang guru biologi pada sekolah menengah atas di salah satu kecamatan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Bapak saya sering dan selalu mengajari saya mengenai inovasi dan penelitian, karena beliau ingin menurunkan pola pikir yang terstruktur, inovatif, dan ilmiah. Salah satu pengajaran dari orang tua saya adalah membiasakan belajar dan bereksperimen ilmiah pada hari minggu pagi bersama orang tua, khususnya bapak saya pada saat usia sekitar lima tahun hingga sekolah menengah pertama.

Saya anak kedua dari tiga bersaudara, anak yang paling ambisius dan semaunya sendiri. Menjadi anak nomer dua menjadikan saya tidak harus meneladani kakak saya ataupun diteladani oleh adik saya. Saya bebas menentukan cita cita saya dengan restu kedua orang tua.

Trauma

Saya memiliki salah satu trauma, ketika saya duduk di bangku kelas sepuluh SMA, saya bergabung dengan organisasi intra sekolah bernama OSIS. Berbeda dengan cerita teman-teman lain yang pernah jatuh bangun bersama OSIS dan menjadi ketua OSIS, setidaknya pengalaman saya berbeda 180 derajat. Dalam sistem OSIS sudah pasti dan tidak ada seorang pun yang berani mengubah sistem OSIS. Tidak ada masukan dan saran yang masuk ke pihak manajemen sehingga kerjasama menjadi kacau. OSIS yang saya inginkan adalah terus bereksplorasi, tidak mengulang program yang sama setiap tahunnya.

Salah satu pengalaman saya adalah menjadi ketua tim robotika dalam delegasi Akademi Digital Madrasah yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Menjaga visi dan tujuan keempat anggota lainnya dalam 8 bulan akademi bukanlah hal yang sulit, jika kita tahu cara mengatasinya. Musyawarah terbuka dan jajak pendapat yang sering dilakukan adalah kuncinya. Secara pribadi saya lebih suka bekerja dengan orang-orang yang sedikit dan mengetahui pekerjaan mereka. Daripada banyak orang tapi hasil yang sama tanpa peningkatan yang dicapai.

Akhirnya saya menjadi salah satu pendiri ekstrakurikuler bernama Journalist Fun Club, ekstrakurikuler tersebut terhenti selama 2 tahun karena pandemi. Pertanyaannya apakah saya akan merombak sistemnya atau mengulangi sistem yang sama? Jelas jawabannya adalah dengan merombak sistem dan memperbaikinya dengan yang baru. Yang tadinya bekerja sebagai kelompok kecil yang tidak berhubungan satu sama lain menjadi pekerjaan berdasarkan kemampuan masing-masing anggotanya. Apakah membangun sistem itu sulit? Ya, sulit sekali apalagi membuktikan kepada pihak sekolah bahwa ekstrakurikuler ini layak dijadikan organisasi permanen.

Study

        Pola pikir yang ditanamkan orang tua saya menjadikan rasa ingin tahu saya sangat besar dan selalu bertanya WHY? Atau mengapa, sebab, rangkaian proses dalam  sebuah inovasi. Salah satu produk yang telah saya inovasikan adalah Batu bata yang lebih dapat meredam kebisingan dengan sistem interlock atau kuncian dalam dan telah mendapatkan penghargaan di kompetisi nasional dan internasional tahun lalu. Penghargaan itulah yang membuat saya mendapat beasiswa dari Bina Nusantara University dan mengambil Arsitektur. Produk saya tersebut sangat erat kaitannya dengan salah satu pembahasan arsitektur yaitu Sustainable Architecture dalam bidang modifikasi material partisi bangunan. Saya sangat nyaman dalam membahas bangunan dan membuat saya tertarik dalam dunia arsitektur ini.

Tentang tujuan dalam mengejar pendidikan tinggi, saya telah merancang rencana yang realistis dan dapat dirancang dengan menggunakan prinsip SMART Goals, yang mengacu pada tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, disertai sumber daya yang memadai, dan memiliki batas waktu. Dalam masa empat tahun saya di universitas, saya bertekad untuk mencapai beberapa hal yang mencakup kuliah dengan mendapatkan beasiswa, aktif berpartisipasi sebagai seorang aktivis, serta mengembangkan keterampilan individu yang akan diakui melalui sertifikasi untuk lulus tepat waktu dengan prestasi akademis yang memuaskan. Semua pencapaian ini akan menjadi pijakan penting bagi rencana saya untuk melanjutkan studi lebih lanjut di luar negeri dengan mendapatkan beasiswa, mengikuti jejak alumni yang telah sukses sebelumnya. Dengan demikian, saya dapat mengembangkan diri dan mencapai puncak prestasi dalam perjalanan pendidikan saya.

Dalam Student Development Stage Career Choice, Binus University memberikan 3 cara bagi lulusannya yaitu employee, entrepreneur. Dan further study. Menurut saya lebih cocok untuk melanjutkan studi dan/atau berwirausaha. Saya dapat mencapai hal ini dengan mengumpulkan pengalaman secara bertahap yang tentunya dapat saya masukkan ke dalam resume saya dan menjadi batu loncatan. Dalam studi lebih lanjut, saya ingin belajar bagaimana membuat surat motivasi dan resume yang baik dan menarik, mencapai IELTS band 6.0 dan/atau N2 dalam bahasa Jepang serta rencana masa depan, impian dan usaha. Dalam berwirausaha, saya jelas berpikir untuk terjun ke industri startup atau saya dan mitra saya (jika ada mitra) membuat startup dan industri sendiri. Saat ini mungkin terlihat mustahil, namun saya yakin kolaborasi adalah cara terbaik.

My Experience of couple weeks in Architectural Study

Dalam kuliah arsitektur yang hampir dua minggu telah saya ketahui dan jelajahi. Saya sangat respect terhadap ilmu yang cakupannya sangat besar dan fundamental dalam kehidupan. Saya ingat di pola pikir saya yang awal hanyalah desain saja. Namun sekarang saya sadar analisis terhadap bentuk, tujuan maupun fungsi pada banguanan sangatlah penting, bukan melulu hanya desain terbaik saja. Architectural design dan design thinking membuat saya banyak eksplorasi bentuk dan tujuan bangunan secara fungsional dan simbolik. Building technology membuat saya paham akan structural bangunan low rise, namun saya ingin lebih tahu structural di daerah yang berbeda  180 derajat dari Indonesia.

Mata kuliah lain sebagai pendukung seperti Introduction to architecture mengajarkan saya adab dan perilaku arsitek serta analisis tujuan dan latar belakang bangunan. Dalam introduction to architecture saya benar benar di bawa ke dasar dasar berpikir yang mungkin banyak orang sekedar melewatinya saja. Computational architecture saya belajar, bahwa bukan alat penyebabnya namun kesadaran dari pilotnya yang dibutuhkan. Saya rasa mata kuliah tersebut terlihat berlebihan namun pada kenyataan aslinya sudah tepat pada tempatnya, karena luasnya ilmu arsitektur ini.

Mata kuliah yang lain lagi seperti Sustainable Architecture harusnya menjadi mata kuliah yang lebih menarik dan dinantikan. Architectural history juga harus menjadi matakuliah yang cukup menggugah wawasan tentang arsitektur yang dahulu. Semua mata kuliah sangat penting sebelum mulai mendesain.

Salah satu bahasan yang saya minati adalah Green Building. Salah satu prinsip terpenting dalam kehidupan manusia adalah sandang, pangan, dan papan. Bangunan ramah lingkungan (green building) menjadi isu global yang menarik perhatian, karena bangunan yang kita tinggali harus memenuhi kebutuhan alami dan alamiah tubuh kita. Menurut worldgbc.org, bangunan ramah lingkungan (juga dikenal sebagai konstruksi ramah lingkungan atau bangunan berkelanjutan) mengacu pada struktur dan penerapan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya di seluruh siklus hidup bangunan.

Mengapa saya tertarik membahas Green Building? Bangunan ramah lingkungan mencakup beberapa poin dalam SDGs, salah satunya adalah poin 11, Kota dan Komunitas Berkelanjutan. Green building juga menjadi salah satu topik favorit saya, karena berkaitan dengan studi yang saya ambil, dan pembahasan ini belum banyak dilakukan pada proyek-proyek sosial. Bagaimana penerapannya dalam proyek sosial? Bisa dalam bentuk seminar mengenai green building dan penerapannya pada rumah kelas menengah ke bawah. Hal ini bisa berupa pembuatan produk untuk mengurangi sampah rumah tangga atau mengoptimalkan sampah rumah tangga. 

Goals

Tujuan hidup saya adalah menaikkan dan mempercepat laju learning and analysis curve diri saya sendiri dengan begitu saya yakin dapat menganalisis dan mendesain sebuah karya fisik yang bermanfaat dan menjadi perbuatan baik yang terus menerus atau berkelanjutan. Tujuan tersebut memang terlihat tidak aplikatif dan tidak ada jangka waktu yang pasti. Namun perubahan secara fundamental bisa merubah secara drastis dan langsung berimpact.

Tujuan tersebut harus didukung dengan habit atau kebiasaan yang seharusnya dibentuk sejak dini dalam segi analisis. Salah satu hal yang mulai saya lakukan adalah eksplorasi bentuk dan analisis bangunan (hanya analisis kasar seperti menginterpretasikan tujuan dibangun) secara pribadi untuk menemukan gaya atau garis desain saya kearah atau subtopic seperti apa, mungkin terdengar klise. Namun hal tersebut seharusnya menjadi aplikatif. Di sisi lain, perubahan yang disruptif dan terjadi secara tiba tiba akan menimbulkan shock pada kebiasaan. Maka sebaiknya segera membiasakan diri.

Hal yang paling saya secara pribadi takutkan adalah belum menemukan gaya atau garis desain kesukaan, sehingga saya terus saja eksplorasi namun inkonsistensi atau tidak konsisten terhadap karya saya. Mungkin masih terlalu awal untuk memikirkannya namun hal seperti itu perlu. 

Tentunya saya ingin berkontribusi untuk Indonesia. Membangun startup saya sendiri. Startup merupakan perusahaan inovasi teknologi yang berkembang dengan idenya masing-masing. Ide-ide unik akan menarik minat masyarakat luas. Kapan startup tersebut akan dibuat? Jika startup itu sesederhana sebuah ide, maka startup itu sudah ada sekarang. Namun startup ternyata lebih kompleks dari yang diperkirakan. Berdasarkan ilmu yang dipelajari dari berbagai kompetisi di bidang teknologi. Kecanggihan teknologi bukanlah salah satu cara untuk menjadi besar dan memiliki banyak penilaian. Namun ada satu hal yang kurang dan sering terlupakan yaitu branding. Dalam tim non-teknis, branding dan pemasaran adalah hal yang paling penting. Bagaimana produknya diminati? adalah salah satu pertanyaan besar yang sangat sulit dijawab. Apakah dengan sponsor yang kuat atau sederhana namun menarik? Namun semua itu hanya omong kosong belaka tanpa adanya investor. Startup memang dibuat oleh para inventor, namun mereka sangat membutuhkan investor. Jika Anda masih berkutat pada idealisme yang harus canggih dan menjadi penerobos teknologi baru, maka tidak ada artinya tanpa investor. Dalam hal ini, mari kita fokus pada penemu startup. Setidaknya ada beberapa poin yang dimiliki startup yaitu strategi dan valuasi.

avatar Realrich Sjarief

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan komentar