Mahasiswa merupakan salah satu komponen dari sebuah perguruan tinggi yang memiliki keinginan untuk mengenyam pendidikan tinggi karena di latar belakangi cita-cita dan kegigihan mereka yang kuat. Perguruan tinggi adalah sarana pendidikan tingkat lanjut yang memiliki berbagai bidang pembelajaran untuk mendukung pengetahuan dan pengalaman mahasiswa, Salah satunya adalah jurusan arsitektur.
Arsitektur merupakan ilmu yang mempelajari untuk mengatasi permasalahan dalam infrastuktur di bidang pembangunan. Mahasiswa arsitektur bukan hanya seorang pelajar melainkan mereka adalah seorang seniman, pemecah masalah, juga visioner. Hari-hari mereka dihabiskan dengan membuat sketsa, merancang, dan membuat model maket. Mereka membenamkan diri dalam studi bentuk, fungsi, dan estetika, Mereka belajar menganalisis ruang dan memahami bagaimana bangunan berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap garis yang digambar di atas kertas atau setiap goresan yang dibuat di layar komputer dipikirkan dengan cermat dan dieksekusi dengan teliti.
Namun menjadi Seorang mahasiswa arsitektur bukan hanya tentang keterampilan teknis, ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang sejarah, budaya, dan masyarakat. Mereka harus menguasai teori arsitektur dan mampu mengartikulasikan ide-ide mereka melalui esai tertulis atau presentasi lisan.
Beban kerja terkadang sangat berat. larut malam dihabiskan di studio untuk memenuhi tenggat waktu atau berjam-jam dihabiskan untuk melakukan riset untuk proyek, tetapi mahasiswa arsitektur berkembang di bawah tekanan. Mereka tahu bahwa setiap proyek adalah kesempatan untuk mendorong batasan dan menciptakan sesuatu yang benar-benar luar biasa, Terlepas dari tantangan yang mereka hadapi, mahasiswa arsitektur tetap tangguh. Mereka memiliki tekad yang teguh untuk berhasil dan membuat jejak mereka di dunia desain.
Disinilah saya yang telah menjadi mahasiswa baru jurusan arsitektur selama 2 minggu. Dengan almamater universitas Bina Nusantara menjadikan diri saya sendiri bangga terhadap apa yang telah saya lalui untuk sampai di titik ini. Karena saya adalah salah satu dari sekian siswa high school fresh graduate yang memilih jalan gap-year atau bisa diartikan, jeda untuk beristirahat dari pendidikan formal. Banyak faktor dan peristiwa yang terjadi selama kurang lebih setahun ini, dari tahun 2022 hingga 2023, yang menjadikan saya harus harus menjalani pilihan yang berat bagi saya.
Perkenalkan, saya adalah Tyashabriya Amalia Sukahir, pemuja musik bergenre Classical dan Lo-Fi. Lahir di keluarga semi-hangat ini pada tanggal 12, bulan mei, tahun 2004 di kabupaten tangerang, lebih tepatnya klinik bidan di kecamatan sukabakti. Saya anak kedua dari dua bersaudara. Kakak saya adalah pria gagah nan cuek yang berselisih 6 tahun dari saya. Ayah saya adalah pekerja negri sipil yang berasal dari jawa tengah, semarang. Beliau merantau ke tangerang untuk melanjutkan studinya, lalu bertemu ibu saya dan menikah pada tahun 1988. Ibu saya asli sunda, kabupaten tangerang. Beliau adalah ibu rumah tangga yang hebat pula sesosok yang selalu saya harapkan apresiasi dan senyumannya. Saya merupakan anak terakhir dari keluarga semi-cemara ini, membuat saya menanggung beban sebagai “harapan terakhir” kedua orang tua saya.
sekolah menengah pertama ( SMP ) adalah saat-saat dimana saya sudah mulai mencari jati diri saya. Dan cerita ketika semasa SMP-lah yang selalu ingin saya ceritakan ulang kepada orang lain. Mencari jati diri bukanlah perkara hal “kamu suka apa”, atau “hobi kamu apa”. Tetapi jati diri adalah dimana ketika kita telah tau arti makna hidup yang sesungguhnya. Untuk apa, siapa, bagaimana kita hidup di dunia ini juga Saat dimana ketika kita sudah mulai mengenal dan menerima diri kita sendiri. Dan ini adalah hal yang harus bahkan wajib disadari sejak dini. Karena kita, hidup, butuh tujuan dan arti.
Arsitektur bukanlah pilihan pertama yang saya perjuangkan saat menjelang kelulusan Sekolah mengah keatas ( SMA ), Karena pada saat itu saya sangat merasa kurang pada kemampuan saya dan tidak memiliki keyakinan diri. Saya memilih DKV sebagai alternatif lain untuk pembelajaran tingkat lanjut. Namun ada keraguan pula didalamnya, karena hati saya masih kagum dan terpikat pada pembelajaran di bidang arsitektur, namun saya belum memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk memperjuangkannya. Tetapi ayah saya selalu mengatakan bahwa segala sesuatu harus dicoba terlebih dahulu dan tidak perlu ada yang ditakutkan.
Pilihan adalah hal yang masih sulit saya putuskan. Namun, lambat laun saya mulai menemukan jalan keluarnya, Saya belajar mempertimbangkan suatu pilihan dengan kemungkinan-kemungkinan lain. Seperti jangka panjangnya, dampaknya, resiko yang lebih kecil, dan manfaat yang saya dapatkan. Akhirnya saya memutuskan untuk memperjuangkan S.Ars ini dengan rasa tanggung jawab penuh. Karena saya lahir dikeluarga dengan berpegang teguh prinsip bahwa yang dimulai harus di selesaikan, maka saya harus menyelesaikan pilihan saya ini dengan menerima teguh berbagai resiko didalamnya.
Sekitar 1 tahun 5 bulan sebelum saya benar-benar menjadi Mahasiswa Arsitektur, banyak persiapan yang saya lakukan, sambil menjalani aktivitas lain seperti kursus mempelajari software AutoCAD, membeli bahan-bahan yang diperlukan, juga mempelajari teknik menggambar baru. Saya juga berlatih bagaimana agar dapat menarik lurus tanpa menggunakan penggaris. Lalu mulai menggambar tanpa menggunakan sketsa pensil terlebih dahulu, lalu mulai mencoba melukis dengan water colour. Sangat mudah untuk dilakukan, karena pada dasarnya saya sangat menyukai menggambar, dan semua hal berbau seni.
Sejak kecil saya sudah di sodorkan berbagai soft kill oleh orang tua saya. Saya mengikuti banyak kegiatan perlombaan juga berbagai kursus seperti bermain instrumen, kelas berenang dan yang lainnya. Hingga akhirnya saya dapat melalukan berbagai hal namun sayangnya tidak mahir di bidang apapun, dikarenakan tidak ada yang di fokuskan disalah satu bidangnya saja. Itu yang membuat saya kecewa terhadap diri saya sendiri dikarenakan telat menyadari hal tersebut lebih awal. Tetapi itu bukanlah sebuah hal yang harus disesali. Karenanya pula, saya jadi bisa melakukan berbagai hal yang belum tentu semua orang mampu. Dan saya bangga terhadap perubahan-perubahan kecil di diri saya sendiri. Sisanya, saya harus mulai memfokuskan keterampilan saya di satu bidang saja.
Ada beberapa hal menarik yang terjadi selama persiapan pra-kuliah ini. Yang pertama ketika di awal tahun 2023 ini. Saya dengan memberanikan diri memulai bisnis kecil dengan modal seadanya dan keterampilan yang masih belum terlalu mahir. Saya berjualan buket yang bunganya terbuat dari kawat alumunium yang dililit dan dibentuk menjadi bentuk berbagai jenis bunga. Saya sangat bersemangat ketika mempromosikan produk ciptaan saya sendiri saat pertama kalinya. Saya belajar berjualan, melayani custumer, mencatat pendapatan dan pengeluaran pula membuat produk sendiri dengan kualitas terbaik. Saya mempelajari ilmu perdagangan sedikit demi sedikit dengan tujuan ingin menciptakan pasif income saya di waktu dini. Dan sekarang masih terus berproses.
hal yang paling menarik lainnya adalah ketika adanya pembengkak kan besar kelenjar getah bening (KGB) di leher sebelah kanan dan kiri saya yang harus ditindak lanjuti dengan oprasi untuk diambil sampel jaringnnya. Saya didiagnosis TB (tuberkolosis), Dan tepat 2 minggu sebelum perkuliahan normal pada bulan agustus 2023 ini. Sesuatu yang sangat tidak pernah terduga dan harapkan seumur hidup saya. Namun, yang saya pelajari dari ayah saya adalah bahwa hidup harus selalu di syukuri, dan semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.
Penyakit ini memang mempengaruhi banyak hal baik dalam hidup saya. Bukan karena penyakit ini saya menjadi bahagia, tapi karenanya saya menjadi lebih dekat dan lebih terbuka kepada ayah saya, dan merasa lebih dekat dengan ibu saya. Kedekatan ini yang membuat saya lebih mengerti apa yang mereka pikirkan selama ini. Membuat saya lebih ingin menghadapi ketidaksamaan kepribadian keluarga semi-cemara ini. Tidak ingin menghidar lagi seperti hal yang sudah terjadi, saya akan mencoba berulang kali untuk menemukan titik tengah keluarga ini. Akan saya hadapi trauma ini demi dapat membangun momen berharga bersama keluarga saya secara lengkap. Saya percaya, bahwa hidup dengan selalu mensyukuri hal-hal kecil akan membuat kita selalu merasa tenang dan bahagia.
Saya menyadari, bahwa setiap momen adalah hal berharga yang harus diabadikan. Dengannya saya memilih jurusan arsitektur, adalah sebagai jembatan pembelajaran saya untuk dapat mengabadikan momen dan cerita berharga dalam sebuah struktur bangunan yang kokoh dan dinamis, yang dimana setiap ruangnya memiliki cerita tersendiri, Ukiran, lekukan, luas ruang, bahkan bentuk furniturenya. Saya ingin diri saya berarti untuk orang lain. Ingin menjadi alasan untuk mereka tetap hidup, dengan saya sebagai aplikator momen berharga mereka kedalam struktur bangunan tersebut. Karena saya yakin, bahwa arsitek bukan hanya sebagai orang yang mendesain bangunan. Namun dia lebih dari itu. Dia adalah orang yang menciptakan momen ke dalam ruang, dia adalah yang mengabadikan cerita kedalam ukirannya dindingnya.
Sebagai anak yang baru saja memasuki dunia perkuliahan tentang arsitektur. Saya tidak pernah se-semangat ini untuk menerima materi. Saya adalah tipikal pengantuk dan bosan-an ketika dikelas materi, namun tidak untuk pelajaran arsitektur, Itu yang membuat diri saya merasa mendapatkan validasi lebih kuat lagi untuk tetap bertahan di aliran ini. Banyak tugas dan materi yang menumpuk, namun tak seberat seperti biasanya saya mendapat materi fisika maupun kimia. Ada pembuatan model maket, yang dimana saya sangat menyukai hal tentang hand-craft. Arsitektur membuat saya nyaman berekspresi dan hal ini adalah seperti sesuatu yang selalu saya nantikan setiap harinya. Saya mulai mencintai arsitektur sejauh saya mencintai harum dan rasa nasi goreng buatan ibu saya. Yang selalu dinantikan, dan dirindukan.
Saya percaya, bahwa sesuatu yang kita lakukan dengan sepenuh hati akan selalu mewujudkan hasil yang maksimal. Dengan begitu, memilih jurusan untuk jenjang perguruan tinggi bukanlah sesuatu yang harus dilakukan secara tidak terencana. Karena ini menentukan masa depan yang harus seperti apa dan bagaimana nantinya. Tanyakan kepada diri kalian sendiri sejak sedini mungkin. Pilihlah sesuai yang kalian minati dan memiliki peluang yang besar, atau bahkan ciptakan peluang itu sendiri. tidak ada kata terlambat untuk selalu berubah ke arah yang lebih baik. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali dan Lebih baik memulai lebih awal dari pada terlambat.