Kategori
Team - Reflection Letter

Nicolas Ciu – Institut Teknologi Bandung

Reflection Letter:

Pembelajaran arsitektur merupakan sebuah perjalanan yang tiada habisnya, sama halnya dengan 99% GUHA. Itulah yang saya rasakan ketika “mencicipi” langsung dunia praktik arsitektur sebagai Intern di RAW Architecture. Setiap proyek, setiap klien, dan setiap tahap dalam desain membawakan sesuatu yang baru. Begitu kaya pengalaman yang saya peroleh tidaklah cukup digambarkan melalui refleksi singkat ini, melainkan ini menjadi sebuah ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada semua rekan-rekan GUHA Family.

Halo teman-teman! Saya Nicolas Ciu, kerap dipanggil Nico, mahasiswa semester 7 dari Institut Teknologi Bandung. Keputusan saya untuk magang di RAW Architecture memang sudah ada di benak saya sejak tahun-tahun lalu. Beberapa kali sempat berubah pikiran, tetapi apa yang menjadi keinginan terdalam akan tetap terlaksana. Singkat cerita, saya diterima menjadi RAW Intern di liburan antar semester yang singkat ini. Selama kurang lebih 2.5 bulan, saya berkesempatan untuk turut serta berkontribusi dan belajar dari RAW Architecture.

Mengawali perjalanan singkat saya di RAW, saya cukup gelisah dan terkejut dengan dinamika yang terjadi di sebuah biro arsitektur. Semua berjalan begitu cepat dan kompleks. Terlebih lagi, saya tidak terbiasa dengan software-software yang digunakan, padahal seharusnya kemampuan itu menjadi kemampuan yang basic. Akan tetapi, saya sangat beruntung karena kakak-kakak designer dengan sabar dan tulus mengajari saya software-software tersebut hingga saya terbiasa, bahkan sampai ke detail-detail command shortcut. Lingkungan kerja yang dibawakan di RAW membuat saya merasa nyaman belajar dan bertanya kepada kakak-kakak designer. Di sela-sela pertanyaan itu juga muncul diskusi diskusi singkat yang memperluas wawasan saya terkait praktik arsitektur.

Proyek-proyek rumah menjadi “highlight” dari pengalaman saya di RAW Architecture. Saya selalu tertarik dengan rumah tinggal yang kerap memiliki karakteristik yang beragam dan menjadi cerminan dari penghuninya. Tipe proyek yang tadinya saya anggap lebih mudah dibandingkan tipologi lainnya, namun begitu dinamis dalam realisasinya. Saya sadar bahwa mendesain dan membangun rumah merupakan salah satu hal tersulit yang dapat dilakukan oleh arsitek. Hal ini mengingatkan saya pada kata-kata dari almarhum Bapak Eko Prawoto bahwa membangun rumah merupakan hal yang sakral bagi keluarga. Tidak semua orang memiliki kesempatan dan keberuntungan untuk membangun rumah impiannya dan kalaupun iya, membangun rumah merupakan hal yang sangat jarang terjadi dalam hidup manusia. Oleh karena itu, momen penting ini menjadi tanggung jawab besar arsitek.

Terdapat banyak hal yang saya pelajari di sini, yang tidak bisa saya dapatkan selama kuliah. Salah satunya adalah mengunjungi proyek yang sedang dalam proses konstruksinya, melihat langsung apa yang digambar direalisasikan di dunia nyata. Saya sangat bersyukur saya mendapatkan cukup banyak pengalaman kunjungan ke proyek bersama kakak-kakak designer. Selain mempelajari terkait progres dari proyek tersebut, kakak-kakak juga sering menceritakan pengalaman dalam berbagai tahapan konstruksi dan selama bekerja sebagai designer. Selain itu saya juga berkesempatan mengerjakan gambar-gambar teknis, seperti gambar MEP yang tidak saya peroleh selama kuliah. Gambar-gambar detail teknis ini walau berskala kecil dapat mempengaruhi kemampuan desain dalam skala yang lebih besar.

Selain itu, salah satu hal yang baru saya sadari setelah memulai Internship di RAW Architecture adalah bagiamana arsitek dapat memposisikan dirinya sebagai sebuah konsultan, tidak hanya seorang designer. Hal ini menjadi menarik bagi saya karena kemampuan desain masih dapat dilatih selama kuliah, tetapi kemampuan berkonsultasi hanya dapat dipelajari di sebuah biro konsultan arsitektur. Saya bersyukur dapat mempelajar sedikit bagaimana Kak Rich dan kakak-kakak designer berkomunikasi dengan klien dan menuntun klien untuk memperoleh desain impiannya. Sering kali posisi arsitek sebagai konsultan terlupakan, padahal inti dari profesi arsitek adalah mendesain untuk manusia.

Mengakhiri masa Internship ini, saya ingin mencupakan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Kak Rich dan Kak Yudith atas ilmu dan kesempatannya; kepada Kak Riyan, Kak Ala, Kak Zikri, Kak Meizzhan, Kak Joshi, Kak Gaby, Kak Revi, Kak Putra, dan kakak-kakak designer lainnya yang telah berbagi ilmu dan pengalamannya; dan akhirnya kepada teman-teman Intern Faqih, Imin, Lulu, Tria, Leni, Raissa, Syahla, Laura, Kak Keke, Zhefan, Ken, dan masih banyak lagi karena telah menjadi sobat seperjuangan yang membuat suasana keseharian menjadi lebih asik dan bermakna. Semoga kita semua dapat terus berkembang menjadi pribadi terbaik dari masing-masing diri kita. Sampai jumpa di lain waktu!

Salam Hangat,
Nicolas Ciu

Motivation Letter:

avatar Realrich Sjarief

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan komentar