Kategori
Students - Introduction to Architecture Teaching

 Feren Fresilia – Introduction to Architecture

Tugas 2 – Midterm Reflection

Bagi saya arsitektur adalah seni dan ilmu perancangan bangunan yang mencakup segala aspek dari konsep, perencanaan, dan konstruksi. Episteme merujuk pada pengetahun ilmiah dan prinsip-prinsip dasar yang mendasari arsitektur, seperti prinsip-prinsip matematika dan fisika yang digunakan dalam perencanaan struktur bangunan. Techne, di sisi lain, mencakup aspek teknis dalam merancang dan membangun bangunan, yang melibatkan keterampilan dan metode Teknik. Phronesis sendiri adalah pengetahuan praktis dan etis yang dibutuhkan dalam membuat keputusan dalam merancang bangunan. Sophia atau keberanian, muncul dalam estetika dan makna yang mendalam yang dibawa oleh arsitek dalam menciptakan bangunan yang memadukan fungsi, keindahan, dan kualitas sejati. Dengan mengintegrasikan semua empat kuadran pengetahuan ini, arsitek dapat menciptakan bangunan yang bukan hanya berfungsi, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan dan kualitas yang mendalam.

Empat kuadran pengetahuan menurut Aristotle (300 SM) dalam konteks Pendidikan Arsitektur bisa di mulai dari Episteme sendiri memiliki porsi paling besar, karena dalam dunia Pendidikan sendiri kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan seorang akademisi. Menurut definisi sendiri Episteme adalah istilah yang digunakan dalam filsafat untuk merujuk pada pengetahuan atau pemahaman. Istllah epistemology, yaitu cabang filsafat yang berkaitan dengan pengethuan berasal dari kata episteme. Dari riset yang saya temukan, Episteme bisa juga diartikan menjadai pengetahuan historis yang berdasarkan kebenaran dan wacana, sehingga mewakili kondisi kemungkinannya dalam kurun waktu tertentu.

Hampir semua umat manusia ingin memahami dunia tempat mereka tinggal, kerja, atau belajar, dan banyak dari mereka membangun berbagai macam teori untuk membantu mereka memahaminya. Namun, karena banyak aspek di dunia ini yang tidak dapat dijelaskan dengan mudah, kebanyakan orang cenderung menghentikan upaya mereka pada suatu saat dan puas dengan tingkat pemahaman apa pun yang berhasil mereka capai. Hal tersebut yang dapat membedakan seorang filsafat dan orang biasa pada umumnya, seorang filsafat umumnya mereka memiliki insting untuk terus menerus mencari arti hidup dan menggali terus pengetahuan yang mereka miliki dan mereka tak cepat merasa puas dengan hasil keberhasilan pertama. Beberapa orang mungkin mengatakan para filsafat debagai individu yang terobsesi oleh gagasan memahami dunia dalam istilah umum.

Bagi saya dari definisi Episteme ini sendiri kita dapat melaksanakan studi Arsitektur dengan menggunakan prinsip filsafat yaitu, tidak cepat merasa puas dengan pengetahuan yang kita dapati sekarang, lebih dalam menggali pengetahuan pribadi tentang arsitektur adalah kunci dalam kesuksesan studi arsitektur itu sendiri. Dalam perjalanan melakukannya sendiri tidak akan luput dengan kata keraguan yang tentu dapat menimbulkan anomaly-anomali tertentu dalam pengalaman semua orang terhadap dunia. Dua dari anomali-anomali tersebut bisa dijelaskan untuk mengilustrasikan bagaimana seseorang mempertanyakan klaim umum atas pengetahuan tentang dunia.

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak. Phronesis menyiraktan penilaian yang baik dan keunggulan karakter dan kebiasaan, hal ini menjadi menjadi celah yang sulit untuk ditutup dalam ruang belajar. Karena dalam awal pembelajaran arsitektur, para mahasiswa lebih di tuntut bisa mengerjakan contoh gambar yang sudah diberikan, hal itu sendiri dapat menghambat proses membiasakan diri dalam bertindak sebagai desainer. Karena Phronesis berkaitan dengan bagaimana bertindak daam situasi tertentu. Seseorang dapat mempelajari prinsip-prinsip Tindakan, namun menerapkannya di dunia nyata, dalam situasi yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, memerlukan pengalaman dunia. Misalnya, jika seorang arsitek tahu bahwa ia harus jujur dan transparan mengenai budget, makai ia harus bisa membandingkan budget dan goals kepada seorang client agar menimbulkan rasa percaya dan mengandalkan ke seorang arsitek.

Menurut Ellett,2012. Dalam praktis social diartikan bahwa jika seseorang mampu bertindak dengan cara yang paling rasional, maka tindakan itu yang akan mereka lakukan. Hal itu juga dapat di aplikasikan saat seorang arsitek diberikan kebebasan oleh client untuk mendesain suatu bangunan dengan harapan tetap memberikan pilihan desain yang tetap realistis dan tidak sepenuhnya hanya memikirkan Impian pribadi. Phronesis juga berkaitan dengan inovasi, inovasi yang dapat menyeimbangkan desain teori dan metode realistis. Dimana kedua hal tersebut jika digabung dengan seimbang dapat menghasilkan sebuah pemikiran atau desain yang sempurna.

Techne disimulasikan kedalam studio deain, atau bisa disebut pengetahuan praktik. Jika Phronesis dikenal dengan Tindakan, maka techne dikenal dengan ciptaan, menurut Aristotle sendiri, techne berada di bawah phronesis. Karena walau menciptakan itu suatu hal yang lebih terasa membanggakan, tetapi dalam dunia arsitektur, mengambil Tindakan dam pemikiran rasional itu lebih dibutuhkan. Walau menurut banyak orang praktik bekerja seperti magang itu masih terhitung opsional, tetapi menurut saya dalam berpraktik pada dunia nyata lah yang dapat benar benar mengajarkan seorang arsitek dalam menjalani trial and error mereka dalam mendesain. Dari wawancara saya kepada arsitek pun mereka banyak menyimpulkan bahwa masa masa internship itu masa yang paling membuat mereka seutuhnya mengerti esensi terbesar dalam menjalana studi arsitektur.

Techne bagi saya sebagai mahasiswa arsitektur mencakup berbagai aspek, seperti kemampuan dalam mmebuat gambar teknik, pemahaman prinsip-prinsip structural dalam banguna, mengelola proyek kontruksi, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait dalam industry konstruksi. Hal ini juga melibatkan pemahaman umum tentang kode bangunan, peraturan, dan standar keselamatan bangunan yang sudah diterapkan oleh pemerintah. Karena techne dapat diasosiasikan dengan ciptaan, maka dalam arsitektur, techne merupakan pondasi yang diperlukan untuk mengubah ide-ide desain menjadi realita fisik yang berfungsi. Ini melibatkan penerapan keterampilan teknis seorang arsitek yang juga berdampingan dengan tingkat phronesis yaitu bertindak dalam mengatasi tntangan teknis yang mungkin munculselama proses mendesian, konstruksi, sehingga dapat menghasilkan sebuah bangunan yang efisien, aman, dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Sophia sendiri adaah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang disebutnya sebagai “eudaimonia,” yang dapat diterjemahkan sebagai “kebahagiaan yang sejati” atau “kehidupan yang baik.” Aristotle sendiri percaya bahwa mencapai eudaimonia adalah tujuan utama dalam hidup, dan kebijaksanaan adalah salah satu unsur utama yang membantu manusia mencapai Sophia. Bagi saya sendiri mencapai kuadran Sophia pada bidang arsitektur adalah saat dimana seorang individu mulai mencakupkan kesehariannya dengan konteks arsitektur. Dimana rasa penasaran atau rasa ingin mengkritik sebuah bangunan menjadi hal yang menarik bagi orang itu. Sophia bisa juga di pandang sebagai stages of acceptance, dimana  hal tersebut sangat krusial bukan hanya dalam dunia arsitektur, bahkan dalam filsafat kehidupan itu sendiri.

Sophia dalam arsitektur juga melibatkan kemampuan untuk mengenali dan menghargai sejarah arsitektur, budaya, dan konteks local, serta untuk menggabungkan elemen-elemen ini dengan visi kreatif yang unik. Arsitek yang mencaai tingkat Sophia dalam karyanya mungkin dapat menciptakan bangunan yang tidak hanya memenuhi fungsi praktisnya, tetapi juga memberikan pengalaman emosional, menginspirasi, dan mencerminkan nilai-nilai yang lebih dalam. Selain itu, Sophia dalam arsitektur juga dalam meranah pada kemampuan untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dan keberlanjutan dalam perancangan bangunan. Ini mencakup pemahaman detail tentang cara menggunakan material dan sumber daya secara bijak, serta bagaimana menciptakan bangunan yang ramah lingkungan.

Ke empat pengetahuan tersebut membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, Tindakan, dan kemampuan memperoleh kebijaksanaan secara intelektual. Nous sendiri adalah konsep dari filosofi klasik tentang pikiran manusia yang penting untuk menegaskan apa yang benar. Bukan hanya benar, tetapi juga harus mementing pilihan rasional. Empat kuadran kecerdasan Aristotle bukannya satu satunya kuadran yang dapat dijadikan pedoman bagi seorang arsitek. Ada juga diagram profesi yang mencakup:

A. Desainer

B. Developer

C. Kontraktor

D. Akademisi

Jika dibuat dalam diagram arah mata angin, north diartikan sebagai capitalism, west di asosiasikan dengan power, east sebagai tradisi, dan south sebagai socialism. Dari ke empat profesi tersebut, semua mencakupi bagiannya dalam kuadran dengan rata. Seperti akademisi sendiri dapat di kelompokkan ke dalam bidang tradisi dan sosia, karena melanjutkan Pendidikan turun temurun sudah menjadi tradisi yang tak akan bisa dihilangkan samapi kapanpun, itulah yang membuat manusia bisa berkembang hingga sekarang. Dalam hal social dapat diartikan bahwa seorang akademisi lebih mementingkan ranah socialism dibandingkan capitalism, bisa dilihat dari jumlah pemasukan dari profesi lain bahwa akademisi cenderung mendapatkan pemasukkan yang lebih kecil dibandingkan praktisi seperti desainer, developer, dan kontraktor. Tetapi bukan uanglah yang jadi hal pendorong inti bagi seorang akademisi, tradisi dan nilai social lah yang mendorong mereka untuk menjalani profesi tersebut.

Untuk desainer dan kontraktor akan selalu kerja berdampingan karena keduanya membutuhkan satu sama lain untuk menyelesaikan sebuah project. Profesi ini cenderung di anggap sebagai seorang risk taker, karena profesi tersebut sangat sering mendapat klien dengan budget yang ternyata tidak memadai dari goas sebuah project. Maka bisa disimpulkan bahwa profesi ini sangat kuat di bidang power dan juga capitalism, karena dengan capitalism tinggi lah yang dapat menggerakkan usaha seorang dengan dua profesi ini. Bahkan hingga membuat orang orang sungkan untuk hire seorang arsitek atau kontraktor yang memang bersertifikat untuk mengerjakan proyek mereka karena mereka tak melihat hasil yang worth it dari jumlah uang yang akan mereka keluarkan untuk semua hal kecil saat berhubungan dengan kontraktor atau arsitek. Seorang Arsitek dan kontraktor penting untuk memiliki pride karena dengan pride itu yang memasuki mereka dalam kuadran pwer yang dapat membut mereka bertindak dengan tegas dalam menyelesaikan masalah dalam proyek. Untuk developer sendiri menurut saya terasa penuh di titik capitalism, karena pekerjaan mereka sendiri adalah sebagai instansi yang menyediakan dan membuat lahan atau tempat tinggal dengan jumlah proyek yang besar sesuai dengan permintaan pasar. Mereka cenderung tidak memikirkan keinginan klien secara individu, melainkan hanya memenuhi syarat kebutuhan khalayak umum. Banyak kita temukan kompleks perumahan dengan desain rumah yang sama membentang jauh mereka bangun dan pasarkan untuk di kontrakan, dan biasanya tidak diperbolehkan untuk di perjual belikan guna untuk memastikan pemasukkan dari kompleks tersebut terus berjalan seiring waktu berjalan. Maka dari contoh seperti itulah mengapa developer adaah profesi yang berperan paling tinggi dalam capitalism.

Kategori
Students - Introduction to Architecture Teaching

 Mahabir Singh – Introduction to Architecture

Tugas 1 – Get to Know Yourself

Perkenalkan, Nama saya Mahabir,

Bagi saya, konsep Nous adalah salah satu gagasan paling menarik dan berpengaruh dalam filsafat, khususnya dalam bidang filsafat Yunani kuno. Saat saya menavigasi perjalanan akademis saya, terlihat jelas bahwa konsep Nous, dengan empat elemen penting – Sophia (kebijaksanaan), Techne (keterampilan), Pronesis (kebijaksanaan praktis), dan Episteme (pengetahuan), memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan intelektual dan pribadi saya. Dalam esai ini, saya akan menelusuri makna Nous dan mendalami empat elemen penyusunnya. Selain itu, saya akan mengkaji bagaimana Nous memiliki dampak besar pada kehidupan akademis saya, meningkatkan kemampuan saya untuk berpikir kritis, mengembangkan keterampilan praktis, membuat keputusan, dan memperoleh pengetahuan.

 I. Pemahaman Nous: Hakikat Keunggulan Intelektual dan Moral

Nous, istilah yang berasal dari filsafat Yunani kuno, memiliki makna filosofis yang beragam. Ini dapat diterjemahkan sebagai “intelek”, “kecerdasan”, atau “pikiran”. Dalam bidang filsafat, Nous mewujudkan bentuk keunggulan intelektual dan moral tertinggi yang dapat dicapai manusia. Ini mencakup kemampuan untuk memahami konsep-konsep abstrak, membedakan batas antara benar dan salah, dan memandang dunia dari perspektif yang mendalam.

Konsep Nous secara intrinsik terkait dengan karya-karya filsuf Yunani terkemuka, khususnya Plato dan Aristoteles. Bagi Plato, Nous dianggap sebagai alam realitas tertinggi, mewakili alam Bentuk yang sempurna dan tidak berubah. Aristoteles, sebaliknya, mendefinisikan Nous sebagai bentuk pengetahuan tertinggi, yang menggabungkan kebijaksanaan praktis dan teoretis.

II. Empat Elemen Nous

A. Sophia (Kebijaksanaan)

Sophia, komponen penting dari Nous, berkaitan dengan kebijaksanaan atau kemampuan untuk membuat penilaian yang masuk akal berdasarkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip etika dan moral. Dalam konteks kehidupan akademis, Sophia mengajak saya untuk merenungkan persoalan etika dalam berbagai disiplin ilmu. Sebagai mahasiswa, kiita diharapkan untuk merenungkan konsekuensi etis dari tindakan saya, baik dalam penelitian, pengambilan keputusan, atau interaksi sehari-hari. Kebijaksanaan memberdayakan saya untuk menumbuhkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai yang mendasari pendidikan saya, yang memandu perilaku dan pilihan saya.

Dalam lingkungan akademis, Sophia memengaruhi kemampuan saya untuk terlibat dalam wacana moral dan etika. Hal ini membekali saya dengan kapasitas untuk mengevaluasi isu-isu kompleks, menavigasi dilema moral, dan membuat keputusan etis. Saat saya merenungkan pilihan akademis saya, Sophia-lah yang mendorong saya untuk menjunjung standar perilaku etis tertinggi, baik dalam upaya keilmuan saya maupun dalam interaksi saya dengan rekan, mentor, dosen dan teman-teman.

B. Teknologi (Keterampilan)

Techne adalah elemen integral lain dari Nous, yang menunjukkan keterampilan atau keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam dunia akademis, mahasiswa terus ditugasi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, mulai dari kemahiran meneliti dan analisis kritis hingga kemampuan komunikasi yang efektif. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep yang diperoleh dalam berbagai mata kuliah. Penguasaan Techne memungkinkan siswa untuk menumbuhkan kompetensi dalam bidang studi masing-masing, secara aktif berkontribusi terhadap kemajuan pengetahuan.

Techne khususnya diucapkan dalam bidang studi praktis seperti teknik, kedokteran, dan seni. Melalui Techne siswa mendapatkan pengalaman langsung, menyempurnakan keahlian mereka, dan menerapkan keterampilan mereka dalam skenario dunia nyata. Baik mahasiswa kedokteran yang mempelajari seluk-beluk pembedahan atau calon seniman yang menguasai teknik mereka, Techne menggarisbawahi pentingnya keterampilan praktis dalam perjalanan akademis.

C. Pronesis (Kebijaksanaan Praktis)

Pronesis, unsur kebijaksanaan praktis, mencakup kapasitas untuk membuat keputusan yang tepat dan bijaksana dalam situasi nyata. Di bidang akademik, siswa sering kali menghadapi tantangan yang memerlukan keterampilan pengambilan keputusan. Pronesis membekali saya untuk mengidentifikasi solusi optimal dan efektif terhadap masalah yang kompleks. Kemampuan ini sangat berharga dalam konteks proyek penelitian, tugas kursus, dan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan akademik dan karir.

Penerapan Pronesis meluas ke perencanaan dan strategi akademik. Siswa sering menghadapi pilihan mengenai jalur pendidikan, pilihan kursus, dan arah penelitian mereka. Kebijaksanaan praktis memandu saya dalam mengevaluasi keputusan-keputusan ini, mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari pilihan-pilihan, dan memilih opsi-opsi yang paling sesuai dan bermanfaat.

D. Episteme (Pengetahuan)

Episteme adalah elemen terakhir dari Nous, mewakili pengetahuan atau pemahaman mendalam tentang dunia dan beragam disiplin ilmu. Dalam konteks akademis, perolehan Episteme merupakan tujuan utama. Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep, teori, dan prinsip yang mendasari bidang studi pilihannya. Pengetahuan ini berfungsi sebagai landasan untuk menghasilkan ide-ide baru, perluasan teori-teori yang ada, dan pengembangan solusi inovatif terhadap masalah-masalah kompleks.

Episteme adalah inti dari penelitian akademis. Hal ini mendorong siswa untuk mengeksplorasi batas-batas pengetahuan, terlibat dengan penelitian mutakhir, dan berkontribusi pada pemahaman manusia. Melalui Episteme, mahasiswa memperoleh kemampuan mengevaluasi secara kritis pengetahuan yang ada, melakukan penelitian orisinal, dan memajukan batas-batas pemahaman manusia di bidangnya masing-masing.

III. Pengaruh Nous dalam Kehidupan Akademik

Konsep Nous dengan empat unsur penyusunnya memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan akademik mahasiswa. Di bawah ini, saya mengeksplorasi bagaimana Nous membentuk pengalaman saya di paruh pertama semester ini:

A. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis: Unsur Sophia dan Pronesis memainkan peran penting dalam pengembangan keterampilan berpikir kritis. Siswa didorong untuk merenungkan dan menganalisis isu-isu kompleks baik dalam kursus teoritis dan praktis. Kapasitas ini memungkinkan saya untuk memahami dan menghargai beragam perspektif, serta mengevaluasi implikasi etis dari tindakan saya.

Dalam konteks perkuliahan, Nous merangsang saya untuk mendalami mata pelajaran yang ada. Saya didorong untuk mempertanyakan asumsi, menilai bukti secara kritis, dan berpikir kreatif. Pemeliharaan keterampilan berpikir kritis ini penting tidak hanya untuk keberhasilan akademis tetapi juga untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

B. Mengoptimalkan Proses Pembelajaran: Techne sebagai elemen penting memberdayakan siswa untuk mengoptimalkan proses belajarnya. Pencatatan yang efektif, manajemen waktu, dan pengorganisasian informasi adalah keterampilan yang diperoleh siswa. Kemampuan ini sangat diperlukan untuk memahami dan mempertahankan materi luas yang disajikan dalam berbagai mata kuliah.

Techne juga memupuk kemampuan beradaptasi dan pemecahan masalah, saat siswa belajar menggunakan beragam strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan unik mereka. Keterampilan ini memungkinkan siswa untuk unggul secara akademis dan terbawa ke dalam kehidupan profesional mereka.

C. Memperluas Wawasan dan Pengetahuan: Episteme, unsur pengetahuan, mendorong siswa untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman mereka di berbagai disiplin ilmu. Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai bidang pengetahuan dan mempelajari mata pelajaran yang membangkitkan rasa ingin tahu mereka.

Melalui Episteme, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan yang luas tetapi juga keahlian yang mendalam di bidang studi pilihan mereka. Landasan pengetahuan ini memberdayakan siswa untuk secara aktif terlibat dalam wacana intelektual, berkontribusi pada bidang minat mereka, dan menumbuhkan budaya pembelajaran dan penemuan berkelanjutan.

D. Menghadapi Tantangan Praktis: Pronesis, elemen kebijaksanaan praktis, membekali siswa untuk mengatasi tantangan praktis dalam kehidupan akademik. Siswa sering dihadapkan dengan pilihan mengenai jalur pendidikan mereka, pilihan kursus, dan pengelolaan proyek penelitian. Kebijaksanaan praktis membantu dalam mengevaluasi keputusan-keputusan ini, mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari pilihan-pilihan, dan memilih pilihan-pilihan yang paling sesuai dan bermanfaat.

E. Kesadaran dan Tanggung Jawab Etis: Unsur Sophia, yang menekankan kebijaksanaan dan penilaian moral, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab etis kita sebagai siswa. Dalam kegiatan akademis kita, Nous mengingatkan kita akan pentingnya perilaku etis dalam penelitian, kolaborasi, dan penyebaran pengetahuan. Kita didorong untuk berperilaku dengan integritas, kejujuran, dan rasa tanggung jawab yang mendalam terhadap masyarakat dan civitas akademika.

Saat kita terlibat dalam proyek penelitian dan kerja kolaboratif, Nous mendorong kita untuk mempertimbangkan implikasi etis dari tindakan kita. Hal ini memperkuat pentingnya mengutip sumber, menghindari plagiarisme, dan menjunjung tinggi integritas akademik. Kesadaran etis ini, yang ditanamkan melalui Sophia, mempersiapkan kita untuk menavigasi medan etika yang kompleks di dunia akademis dan, pada akhirnya, dunia profesional.

F. Pemikiran Interdisipliner: Unsur Episteme yang mewakili pengetahuan mendorong siswa untuk menganut pemikiran interdisipliner. Dalam dunia akademis modern, batasan antar disiplin ilmu menjadi semakin keropos, dan solusi terhadap permasalahan dunia nyata yang kompleks sering kali memerlukan pendekatan multidisiplin. Melalui Episteme, siswa memperoleh kemampuan untuk menarik hubungan antara bidang studi yang tampaknya tidak berhubungan dan untuk mensintesis pengetahuan dari berbagai bidang.

Perspektif interdisipliner ini sangat berharga dalam mengatasi tantangan dunia nyata, seperti perubahan iklim, krisis kesehatan masyarakat, dan kesenjangan sosial. Nous mendorong pengembangan siswa yang dapat berpikir secara holistik, mengintegrasikan beragam perspektif, dan berkontribusi terhadap solusi inovatif dan lintas disiplin.

G. Kemampuan beradaptasi dan Pemecahan Masalah: Techne, unsur keterampilan, membekali siswa dengan kemampuan beradaptasi dan memecahkan masalah secara efektif. Dalam lanskap kehidupan akademis yang dinamis, tantangan tak terduga dan permasalahan kompleks tidak bisa dihindari. Techne membekali mahasiswa dengan perangkat untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, baik yang berkaitan dengan teknologi yang berubah dengan cepat, pergeseran paradigma penelitian, atau persyaratan akademis yang terus berkembang.

Saat kita menghadapi gangguan dan ketidakpastian, Nous mendorong kita untuk menghadapi tantangan dengan pola pikir berkembang. Kami belajar beradaptasi, memperoleh keterampilan baru, dan mengembangkan strategi pemecahan masalah yang inovatif. Elemen keterampilan memungkinkan kita untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan dan keluar dari rintangan akademis dengan ketahanan dan keserbagunaan yang lebih besar.

H) Kepemimpinan dan Inisiatif: Kombinasi Pronesis dan Sophia menginspirasi siswa untuk mengambil peran kepemimpinan dan mengambil inisiatif dalam upaya akademis mereka. Kepemimpinan adalah sifat berharga yang melampaui kehidupan akademis dan karir masa depan. Nous memperkuat gagasan bahwa pemimpin harus menunjukkan kebijaksanaan praktis dalam pengambilan keputusan, dipandu oleh prinsip-prinsip etika, dan meningkatkan kesejahteraan komunitasnya.

Melalui Pronesis, siswa belajar membuat keputusan yang tepat dan etis ketika memimpin proyek, tim, atau inisiatif. Kebijaksanaan praktis ini memberdayakan individu untuk menjadi pemimpin efektif yang dapat menavigasi situasi kompleks dengan anggun dan integritas. Lebih lanjut, Sophia mendorong kepemimpinan etis dengan menekankan tanggung jawab

I)Pembelajaran Seumur Hidup: Konsep Nous mendorong komitmen terhadap pembelajaran seumur hidup. Sebagai pelajar, kami menyadari bahwa perjalanan akademis kami hanyalah salah satu fase dari pencarian pengetahuan dan kebijaksanaan seumur hidup. Nous menanamkan dalam diri kita rasa ingin tahu untuk terus belajar melampaui pendidikan formal dan mencari peluang untuk pengembangan diri. Dalam bidang studi praktis, seperti bisnis atau teknik, Pronesis menjadi sangat penting

Episteme, khususnya, menggarisbawahi nilai pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan diri. Hal ini menumbuhkan apresiasi yang mendalam terhadap sifat pengetahuan yang tidak terbatas, memotivasi siswa untuk mengeksplorasi bidang studi baru, terlibat dalam wacana intelektual, dan berkontribusi pada pemahaman manusia yang terus berkembang sepanjang hidup mereka.

Kesimpulan

Kesimpulannya, konsep Nous, dengan empat elemen pentingnya, memiliki dampak yang mendalam dan beragam dalam kehidupan akademis kita. Nous menanamkan dalam diri kita pentingnya kebijaksanaan, keterampilan praktis, kesadaran etis, pemikiran interdisipliner, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, dan upaya pembelajaran seumur hidup. Sebagai siswa, kita terus-menerus dibentuk dan dibimbing oleh prinsip-prinsip Nous, yang tidak hanya mempersiapkan kita untuk kesuksesan akademis namun juga membekali kita untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan etis di luar kelas.

Perjalanan akademis kita bukan sekedar pencarian pengetahuan namun juga pengalaman transformatif yang membentuk kita menjadi individu yang dapat berpikir kritis, memecahkan masalah kompleks, dan membuat keputusan yang tepat dan etis. Nous berfungsi sebagai

cahaya penuntun, menerangi jalan kita dan menginspirasi kita untuk mencapai tingkat intelektual dan moral yang baru. Melalui Nous, saya memulai perjalanan penemuan seumur hidup, pertumbuhan berkelanjutan, dan pencarian kebijaksanaan dan pengetahuan.

Tugas 2 – Midterm Reflection

Perkenalkan, Nama saya Mahabir,

Bagi saya, konsep Nous adalah salah satu gagasan paling menarik dan berpengaruh dalam filsafat, khususnya dalam bidang filsafat Yunani kuno. Saat saya menavigasi perjalanan akademis saya, terlihat jelas bahwa konsep Nous, dengan empat elemen penting – Sophia (kebijaksanaan), Techne (keterampilan), Pronesis (kebijaksanaan praktis), dan Episteme (pengetahuan), memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan intelektual dan pribadi saya. Dalam esai ini, saya akan menelusuri makna Nous dan mendalami empat elemen penyusunnya. Selain itu, saya akan mengkaji bagaimana Nous memiliki dampak besar pada kehidupan akademis saya, meningkatkan kemampuan saya untuk berpikir kritis, mengembangkan keterampilan praktis, membuat keputusan, dan memperoleh pengetahuan.

 I. Pemahaman Nous: Hakikat Keunggulan Intelektual dan Moral

Nous, istilah yang berasal dari filsafat Yunani kuno, memiliki makna filosofis yang beragam. Ini dapat diterjemahkan sebagai “intelek”, “kecerdasan”, atau “pikiran”. Dalam bidang filsafat, Nous mewujudkan bentuk keunggulan intelektual dan moral tertinggi yang dapat dicapai manusia. Ini mencakup kemampuan untuk memahami konsep-konsep abstrak, membedakan batas antara benar dan salah, dan memandang dunia dari perspektif yang mendalam.

Konsep Nous secara intrinsik terkait dengan karya-karya filsuf Yunani terkemuka, khususnya Plato dan Aristoteles. Bagi Plato, Nous dianggap sebagai alam realitas tertinggi, mewakili alam Bentuk yang sempurna dan tidak berubah. Aristoteles, sebaliknya, mendefinisikan Nous sebagai bentuk pengetahuan tertinggi, yang menggabungkan kebijaksanaan praktis dan teoretis.

II. Empat Elemen Nous

A. Sophia (Kebijaksanaan)

Sophia, komponen penting dari Nous, berkaitan dengan kebijaksanaan atau kemampuan untuk membuat penilaian yang masuk akal berdasarkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip etika dan moral. Dalam konteks kehidupan akademis, Sophia mengajak saya untuk merenungkan persoalan etika dalam berbagai disiplin ilmu. Sebagai mahasiswa, kiita diharapkan untuk merenungkan konsekuensi etis dari tindakan saya, baik dalam penelitian, pengambilan keputusan, atau interaksi sehari-hari. Kebijaksanaan memberdayakan saya untuk menumbuhkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai yang mendasari pendidikan saya, yang memandu perilaku dan pilihan saya.

Dalam lingkungan akademis, Sophia memengaruhi kemampuan saya untuk terlibat dalam wacana moral dan etika. Hal ini membekali saya dengan kapasitas untuk mengevaluasi isu-isu kompleks, menavigasi dilema moral, dan membuat keputusan etis. Saat saya merenungkan pilihan akademis saya, Sophia-lah yang mendorong saya untuk menjunjung standar perilaku etis tertinggi, baik dalam upaya keilmuan saya maupun dalam interaksi saya dengan rekan, mentor, dosen dan teman-teman.

B. Teknologi (Keterampilan)

Techne adalah elemen integral lain dari Nous, yang menunjukkan keterampilan atau keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam dunia akademis, mahasiswa terus ditugasi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, mulai dari kemahiran meneliti dan analisis kritis hingga kemampuan komunikasi yang efektif. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep yang diperoleh dalam berbagai mata kuliah. Penguasaan Techne memungkinkan siswa untuk menumbuhkan kompetensi dalam bidang studi masing-masing, secara aktif berkontribusi terhadap kemajuan pengetahuan.

Techne khususnya diucapkan dalam bidang studi praktis seperti teknik, kedokteran, dan seni. Melalui Techne siswa mendapatkan pengalaman langsung, menyempurnakan keahlian mereka, dan menerapkan keterampilan mereka dalam skenario dunia nyata. Baik mahasiswa kedokteran yang mempelajari seluk-beluk pembedahan atau calon seniman yang menguasai teknik mereka, Techne menggarisbawahi pentingnya keterampilan praktis dalam perjalanan akademis.

C. Pronesis (Kebijaksanaan Praktis)

Pronesis, unsur kebijaksanaan praktis, mencakup kapasitas untuk membuat keputusan yang tepat dan bijaksana dalam situasi nyata. Di bidang akademik, siswa sering kali menghadapi tantangan yang memerlukan keterampilan pengambilan keputusan. Pronesis membekali saya untuk mengidentifikasi solusi optimal dan efektif terhadap masalah yang kompleks. Kemampuan ini sangat berharga dalam konteks proyek penelitian, tugas kursus, dan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan akademik dan karir.

Penerapan Pronesis meluas ke perencanaan dan strategi akademik. Siswa sering menghadapi pilihan mengenai jalur pendidikan, pilihan kursus, dan arah penelitian mereka. Kebijaksanaan praktis memandu saya dalam mengevaluasi keputusan-keputusan ini, mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari pilihan-pilihan, dan memilih opsi-opsi yang paling sesuai dan bermanfaat.

D. Episteme (Pengetahuan)

Episteme adalah elemen terakhir dari Nous, mewakili pengetahuan atau pemahaman mendalam tentang dunia dan beragam disiplin ilmu. Dalam konteks akademis, perolehan Episteme merupakan tujuan utama. Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep, teori, dan prinsip yang mendasari bidang studi pilihannya. Pengetahuan ini berfungsi sebagai landasan untuk menghasilkan ide-ide baru, perluasan teori-teori yang ada, dan pengembangan solusi inovatif terhadap masalah-masalah kompleks.

Episteme adalah inti dari penelitian akademis. Hal ini mendorong siswa untuk mengeksplorasi batas-batas pengetahuan, terlibat dengan penelitian mutakhir, dan berkontribusi pada pemahaman manusia. Melalui Episteme, mahasiswa memperoleh kemampuan mengevaluasi secara kritis pengetahuan yang ada, melakukan penelitian orisinal, dan memajukan batas-batas pemahaman manusia di bidangnya masing-masing.

III. Pengaruh Nous dalam Kehidupan Akademik

Konsep Nous dengan empat unsur penyusunnya memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan akademik mahasiswa. Di bawah ini, saya mengeksplorasi bagaimana Nous membentuk pengalaman saya di paruh pertama semester ini:

A. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis: Unsur Sophia dan Pronesis memainkan peran penting dalam pengembangan keterampilan berpikir kritis. Siswa didorong untuk merenungkan dan menganalisis isu-isu kompleks baik dalam kursus teoritis dan praktis. Kapasitas ini memungkinkan saya untuk memahami dan menghargai beragam perspektif, serta mengevaluasi implikasi etis dari tindakan saya.

Dalam konteks perkuliahan, Nous merangsang saya untuk mendalami mata pelajaran yang ada. Saya didorong untuk mempertanyakan asumsi, menilai bukti secara kritis, dan berpikir kreatif. Pemeliharaan keterampilan berpikir kritis ini penting tidak hanya untuk keberhasilan akademis tetapi juga untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

B. Mengoptimalkan Proses Pembelajaran: Techne sebagai elemen penting memberdayakan siswa untuk mengoptimalkan proses belajarnya. Pencatatan yang efektif, manajemen waktu, dan pengorganisasian informasi adalah keterampilan yang diperoleh siswa. Kemampuan ini sangat diperlukan untuk memahami dan mempertahankan materi luas yang disajikan dalam berbagai mata kuliah.

Techne juga memupuk kemampuan beradaptasi dan pemecahan masalah, saat siswa belajar menggunakan beragam strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan unik mereka. Keterampilan ini memungkinkan siswa untuk unggul secara akademis dan terbawa ke dalam kehidupan profesional mereka.

C. Memperluas Wawasan dan Pengetahuan: Episteme, unsur pengetahuan, mendorong siswa untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman mereka di berbagai disiplin ilmu. Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai bidang pengetahuan dan mempelajari mata pelajaran yang membangkitkan rasa ingin tahu mereka.

Melalui Episteme, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan yang luas tetapi juga keahlian yang mendalam di bidang studi pilihan mereka. Landasan pengetahuan ini memberdayakan siswa untuk secara aktif terlibat dalam wacana intelektual, berkontribusi pada bidang minat mereka, dan menumbuhkan budaya pembelajaran dan penemuan berkelanjutan.

D. Menghadapi Tantangan Praktis: Pronesis, elemen kebijaksanaan praktis, membekali siswa untuk mengatasi tantangan praktis dalam kehidupan akademik. Siswa sering dihadapkan dengan pilihan mengenai jalur pendidikan mereka, pilihan kursus, dan pengelolaan proyek penelitian. Kebijaksanaan praktis membantu dalam mengevaluasi keputusan-keputusan ini, mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari pilihan-pilihan, dan memilih pilihan-pilihan yang paling sesuai dan bermanfaat.

E. Kesadaran dan Tanggung Jawab Etis: Unsur Sophia, yang menekankan kebijaksanaan dan penilaian moral, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab etis kita sebagai siswa. Dalam kegiatan akademis kita, Nous mengingatkan kita akan pentingnya perilaku etis dalam penelitian, kolaborasi, dan penyebaran pengetahuan. Kita didorong untuk berperilaku dengan integritas, kejujuran, dan rasa tanggung jawab yang mendalam terhadap masyarakat dan civitas akademika.

Saat kita terlibat dalam proyek penelitian dan kerja kolaboratif, Nous mendorong kita untuk mempertimbangkan implikasi etis dari tindakan kita. Hal ini memperkuat pentingnya mengutip sumber, menghindari plagiarisme, dan menjunjung tinggi integritas akademik. Kesadaran etis ini, yang ditanamkan melalui Sophia, mempersiapkan kita untuk menavigasi medan etika yang kompleks di dunia akademis dan, pada akhirnya, dunia profesional.

F. Pemikiran Interdisipliner: Unsur Episteme yang mewakili pengetahuan mendorong siswa untuk menganut pemikiran interdisipliner. Dalam dunia akademis modern, batasan antar disiplin ilmu menjadi semakin keropos, dan solusi terhadap permasalahan dunia nyata yang kompleks sering kali memerlukan pendekatan multidisiplin. Melalui Episteme, siswa memperoleh kemampuan untuk menarik hubungan antara bidang studi yang tampaknya tidak berhubungan dan untuk mensintesis pengetahuan dari berbagai bidang.

Perspektif interdisipliner ini sangat berharga dalam mengatasi tantangan dunia nyata, seperti perubahan iklim, krisis kesehatan masyarakat, dan kesenjangan sosial. Nous mendorong pengembangan siswa yang dapat berpikir secara holistik, mengintegrasikan beragam perspektif, dan berkontribusi terhadap solusi inovatif dan lintas disiplin.

G. Kemampuan beradaptasi dan Pemecahan Masalah: Techne, unsur keterampilan, membekali siswa dengan kemampuan beradaptasi dan memecahkan masalah secara efektif. Dalam lanskap kehidupan akademis yang dinamis, tantangan tak terduga dan permasalahan kompleks tidak bisa dihindari. Techne membekali mahasiswa dengan perangkat untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, baik yang berkaitan dengan teknologi yang berubah dengan cepat, pergeseran paradigma penelitian, atau persyaratan akademis yang terus berkembang.

Saat kita menghadapi gangguan dan ketidakpastian, Nous mendorong kita untuk menghadapi tantangan dengan pola pikir berkembang. Kami belajar beradaptasi, memperoleh keterampilan baru, dan mengembangkan strategi pemecahan masalah yang inovatif. Elemen keterampilan memungkinkan kita untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan dan keluar dari rintangan akademis dengan ketahanan dan keserbagunaan yang lebih besar.

H) Kepemimpinan dan Inisiatif: Kombinasi Pronesis dan Sophia menginspirasi siswa untuk mengambil peran kepemimpinan dan mengambil inisiatif dalam upaya akademis mereka. Kepemimpinan adalah sifat berharga yang melampaui kehidupan akademis dan karir masa depan. Nous memperkuat gagasan bahwa pemimpin harus menunjukkan kebijaksanaan praktis dalam pengambilan keputusan, dipandu oleh prinsip-prinsip etika, dan meningkatkan kesejahteraan komunitasnya.

Melalui Pronesis, siswa belajar membuat keputusan yang tepat dan etis ketika memimpin proyek, tim, atau inisiatif. Kebijaksanaan praktis ini memberdayakan individu untuk menjadi pemimpin efektif yang dapat menavigasi situasi kompleks dengan anggun dan integritas. Lebih lanjut, Sophia mendorong kepemimpinan etis dengan menekankan tanggung jawab

I)Pembelajaran Seumur Hidup: Konsep Nous mendorong komitmen terhadap pembelajaran seumur hidup. Sebagai pelajar, kami menyadari bahwa perjalanan akademis kami hanyalah salah satu fase dari pencarian pengetahuan dan kebijaksanaan seumur hidup. Nous menanamkan dalam diri kita rasa ingin tahu untuk terus belajar melampaui pendidikan formal dan mencari peluang untuk pengembangan diri. Dalam bidang studi praktis, seperti bisnis atau teknik, Pronesis menjadi sangat penting

Episteme, khususnya, menggarisbawahi nilai pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan diri. Hal ini menumbuhkan apresiasi yang mendalam terhadap sifat pengetahuan yang tidak terbatas, memotivasi siswa untuk mengeksplorasi bidang studi baru, terlibat dalam wacana intelektual, dan berkontribusi pada pemahaman manusia yang terus berkembang sepanjang hidup mereka.

Kesimpulan

Kesimpulannya, konsep Nous, dengan empat elemen pentingnya, memiliki dampak yang mendalam dan beragam dalam kehidupan akademis kita. Nous menanamkan dalam diri kita pentingnya kebijaksanaan, keterampilan praktis, kesadaran etis, pemikiran interdisipliner, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, dan upaya pembelajaran seumur hidup. Sebagai siswa, kita terus-menerus dibentuk dan dibimbing oleh prinsip-prinsip Nous, yang tidak hanya mempersiapkan kita untuk kesuksesan akademis namun juga membekali kita untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan etis di luar kelas.

Perjalanan akademis kita bukan sekedar pencarian pengetahuan namun juga pengalaman transformatif yang membentuk kita menjadi individu yang dapat berpikir kritis, memecahkan masalah kompleks, dan membuat keputusan yang tepat dan etis. Nous berfungsi sebagai

cahaya penuntun, menerangi jalan kita dan menginspirasi kita untuk mencapai tingkat intelektual dan moral yang baru. Melalui Nous, saya memulai perjalanan penemuan seumur hidup, pertumbuhan berkelanjutan, dan pencarian kebijaksanaan dan pengetahuan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Feren Fresilia – Reflection

Bagi saya arsitektur adalah seni dan ilmu perancangan bangunan yang mencakup segala aspek dari konsep, perencanaan, dan konstruksi. Episteme merujuk pada pengetahun ilmiah dan prinsip-prinsip dasar yang mendasari arsitektur, seperti prinsip-prinsip matematika dan fisika yang digunakan dalam perencanaan struktur bangunan. Techne, di sisi lain, mencakup aspek teknis dalam merancang dan membangun bangunan, yang melibatkan keterampilan dan metode Teknik. Phronesis sendiri adalah pengetahuan praktis dan etis yang dibutuhkan dalam membuat keputusan dalam merancang bangunan. Sophia atau keberanian, muncul dalam estetika dan makna yang mendalam yang dibawa oleh arsitek dalam menciptakan bangunan yang memadukan fungsi, keindahan, dan kualitas sejati. Dengan mengintegrasikan semua empat kuadran pengetahuan ini, arsitek dapat menciptakan bangunan yang bukan hanya berfungsi, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan dan kualitas yang mendalam.

Empat kuadran pengetahuan menurut Aristotle (300 SM) dalam konteks Pendidikan Arsitektur bisa di mulai dari Episteme sendiri memiliki porsi paling besar, karena dalam dunia Pendidikan sendiri kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan seorang akademisi. Menurut definisi sendiri Episteme adalah istilah yang digunakan dalam filsafat untuk merujuk pada pengetahuan atau pemahaman. Istllah epistemology, yaitu cabang filsafat yang berkaitan dengan pengethuan berasal dari kata episteme. Dari riset yang saya temukan, Episteme bisa juga diartikan menjadai pengetahuan historis yang berdasarkan kebenaran dan wacana, sehingga mewakili kondisi kemungkinannya dalam kurun waktu tertentu.

Hampir semua umat manusia ingin memahami dunia tempat mereka tinggal, kerja, atau belajar, dan banyak dari mereka membangun berbagai macam teori untuk membantu mereka memahaminya. Namun, karena banyak aspek di dunia ini yang tidak dapat dijelaskan dengan mudah, kebanyakan orang cenderung menghentikan upaya mereka pada suatu saat dan puas dengan tingkat pemahaman apa pun yang berhasil mereka capai. Hal tersebut yang dapat membedakan seorang filsafat dan orang biasa pada umumnya, seorang filsafat umumnya mereka memiliki insting untuk terus menerus mencari arti hidup dan menggali terus pengetahuan yang mereka miliki dan mereka tak cepat merasa puas dengan hasil keberhasilan pertama. Beberapa orang mungkin mengatakan para filsafat debagai individu yang terobsesi oleh gagasan memahami dunia dalam istilah umum.

Bagi saya dari definisi Episteme ini sendiri kita dapat melaksanakan studi Arsitektur dengan menggunakan prinsip filsafat yaitu, tidak cepat merasa puas dengan pengetahuan yang kita dapati sekarang, lebih dalam menggali pengetahuan pribadi tentang arsitektur adalah kunci dalam kesuksesan studi arsitektur itu sendiri. Dalam perjalanan melakukannya sendiri tidak akan luput dengan kata keraguan yang tentu dapat menimbulkan anomaly-anomali tertentu dalam pengalaman semua orang terhadap dunia. Dua dari anomali-anomali tersebut bisa dijelaskan untuk mengilustrasikan bagaimana seseorang mempertanyakan klaim umum atas pengetahuan tentang dunia.

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak. Phronesis menyiraktan penilaian yang baik dan keunggulan karakter dan kebiasaan, hal ini menjadi menjadi celah yang sulit untuk ditutup dalam ruang belajar. Karena dalam awal pembelajaran arsitektur, para mahasiswa lebih di tuntut bisa mengerjakan contoh gambar yang sudah diberikan, hal itu sendiri dapat menghambat proses membiasakan diri dalam bertindak sebagai desainer. Karena Phronesis berkaitan dengan bagaimana bertindak daam situasi tertentu. Seseorang dapat mempelajari prinsip-prinsip Tindakan, namun menerapkannya di dunia nyata, dalam situasi yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, memerlukan pengalaman dunia. Misalnya, jika seorang arsitek tahu bahwa ia harus jujur dan transparan mengenai budget, makai ia harus bisa membandingkan budget dan goals kepada seorang client agar menimbulkan rasa percaya dan mengandalkan ke seorang arsitek.

Menurut Ellett,2012. Dalam praktis social diartikan bahwa jika seseorang mampu bertindak dengan cara yang paling rasional, maka tindakan itu yang akan mereka lakukan. Hal itu juga dapat di aplikasikan saat seorang arsitek diberikan kebebasan oleh client untuk mendesain suatu bangunan dengan harapan tetap memberikan pilihan desain yang tetap realistis dan tidak sepenuhnya hanya memikirkan Impian pribadi. Phronesis juga berkaitan dengan inovasi, inovasi yang dapat menyeimbangkan desain teori dan metode realistis. Dimana kedua hal tersebut jika digabung dengan seimbang dapat menghasilkan sebuah pemikiran atau desain yang sempurna.

Techne disimulasikan kedalam studio deain, atau bisa disebut pengetahuan praktik. Jika Phronesis dikenal dengan Tindakan, maka techne dikenal dengan ciptaan, menurut Aristotle sendiri, techne berada di bawah phronesis. Karena walau menciptakan itu suatu hal yang lebih terasa membanggakan, tetapi dalam dunia arsitektur, mengambil Tindakan dam pemikiran rasional itu lebih dibutuhkan. Walau menurut banyak orang praktik bekerja seperti magang itu masih terhitung opsional, tetapi menurut saya dalam berpraktik pada dunia nyata lah yang dapat benar benar mengajarkan seorang arsitek dalam menjalani trial and error mereka dalam mendesain. Dari wawancara saya kepada arsitek pun mereka banyak menyimpulkan bahwa masa masa internship itu masa yang paling membuat mereka seutuhnya mengerti esensi terbesar dalam menjalana studi arsitektur.

Techne bagi saya sebagai mahasiswa arsitektur mencakup berbagai aspek, seperti kemampuan dalam mmebuat gambar teknik, pemahaman prinsip-prinsip structural dalam banguna, mengelola proyek kontruksi, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait dalam industry konstruksi. Hal ini juga melibatkan pemahaman umum tentang kode bangunan, peraturan, dan standar keselamatan bangunan yang sudah diterapkan oleh pemerintah. Karena techne dapat diasosiasikan dengan ciptaan, maka dalam arsitektur, techne merupakan pondasi yang diperlukan untuk mengubah ide-ide desain menjadi realita fisik yang berfungsi. Ini melibatkan penerapan keterampilan teknis seorang arsitek yang juga berdampingan dengan tingkat phronesis yaitu bertindak dalam mengatasi tntangan teknis yang mungkin munculselama proses mendesian, konstruksi, sehingga dapat menghasilkan sebuah bangunan yang efisien, aman, dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Sophia sendiri adaah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang disebutnya sebagai “eudaimonia,” yang dapat diterjemahkan sebagai “kebahagiaan yang sejati” atau “kehidupan yang baik.” Aristotle sendiri percaya bahwa mencapai eudaimonia adalah tujuan utama dalam hidup, dan kebijaksanaan adalah salah satu unsur utama yang membantu manusia mencapai Sophia. Bagi saya sendiri mencapai kuadran Sophia pada bidang arsitektur adalah saat dimana seorang individu mulai mencakupkan kesehariannya dengan konteks arsitektur. Dimana rasa penasaran atau rasa ingin mengkritik sebuah bangunan menjadi hal yang menarik bagi orang itu. Sophia bisa juga di pandang sebagai stages of acceptance, dimana  hal tersebut sangat krusial bukan hanya dalam dunia arsitektur, bahkan dalam filsafat kehidupan itu sendiri.

Sophia dalam arsitektur juga melibatkan kemampuan untuk mengenali dan menghargai sejarah arsitektur, budaya, dan konteks local, serta untuk menggabungkan elemen-elemen ini dengan visi kreatif yang unik. Arsitek yang mencaai tingkat Sophia dalam karyanya mungkin dapat menciptakan bangunan yang tidak hanya memenuhi fungsi praktisnya, tetapi juga memberikan pengalaman emosional, menginspirasi, dan mencerminkan nilai-nilai yang lebih dalam. Selain itu, Sophia dalam arsitektur juga dalam meranah pada kemampuan untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dan keberlanjutan dalam perancangan bangunan. Ini mencakup pemahaman detail tentang cara menggunakan material dan sumber daya secara bijak, serta bagaimana menciptakan bangunan yang ramah lingkungan.

Ke empat pengetahuan tersebut membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, Tindakan, dan kemampuan memperoleh kebijaksanaan secara intelektual. Nous sendiri adalah konsep dari filosofi klasik tentang pikiran manusia yang penting untuk menegaskan apa yang benar. Bukan hanya benar, tetapi juga harus mementing pilihan rasional. Empat kuadran kecerdasan Aristotle bukannya satu satunya kuadran yang dapat dijadikan pedoman bagi seorang arsitek. Ada juga diagram profesi yang mencakup:

A. Desainer

B. Developer

C. Kontraktor

D. Akademisi

Jika dibuat dalam diagram arah mata angin, north diartikan sebagai capitalism, west di asosiasikan dengan power, east sebagai tradisi, dan south sebagai socialism. Dari ke empat profesi tersebut, semua mencakupi bagiannya dalam kuadran dengan rata. Seperti akademisi sendiri dapat di kelompokkan ke dalam bidang tradisi dan sosia, karena melanjutkan Pendidikan turun temurun sudah menjadi tradisi yang tak akan bisa dihilangkan samapi kapanpun, itulah yang membuat manusia bisa berkembang hingga sekarang. Dalam hal social dapat diartikan bahwa seorang akademisi lebih mementingkan ranah socialism dibandingkan capitalism, bisa dilihat dari jumlah pemasukan dari profesi lain bahwa akademisi cenderung mendapatkan pemasukkan yang lebih kecil dibandingkan praktisi seperti desainer, developer, dan kontraktor. Tetapi bukan uanglah yang jadi hal pendorong inti bagi seorang akademisi, tradisi dan nilai social lah yang mendorong mereka untuk menjalani profesi tersebut.

Untuk desainer dan kontraktor akan selalu kerja berdampingan karena keduanya membutuhkan satu sama lain untuk menyelesaikan sebuah project. Profesi ini cenderung di anggap sebagai seorang risk taker, karena profesi tersebut sangat sering mendapat klien dengan budget yang ternyata tidak memadai dari goas sebuah project. Maka bisa disimpulkan bahwa profesi ini sangat kuat di bidang power dan juga capitalism, karena dengan capitalism tinggi lah yang dapat menggerakkan usaha seorang dengan dua profesi ini. Bahkan hingga membuat orang orang sungkan untuk hire seorang arsitek atau kontraktor yang memang bersertifikat untuk mengerjakan proyek mereka karena mereka tak melihat hasil yang worth it dari jumlah uang yang akan mereka keluarkan untuk semua hal kecil saat berhubungan dengan kontraktor atau arsitek. Seorang Arsitek dan kontraktor penting untuk memiliki pride karena dengan pride itu yang memasuki mereka dalam kuadran pwer yang dapat membut mereka bertindak dengan tegas dalam menyelesaikan masalah dalam proyek. Untuk developer sendiri menurut saya terasa penuh di titik capitalism, karena pekerjaan mereka sendiri adalah sebagai instansi yang menyediakan dan membuat lahan atau tempat tinggal dengan jumlah proyek yang besar sesuai dengan permintaan pasar. Mereka cenderung tidak memikirkan keinginan klien secara individu, melainkan hanya memenuhi syarat kebutuhan khalayak umum. Banyak kita temukan kompleks perumahan dengan desain rumah yang sama membentang jauh mereka bangun dan pasarkan untuk di kontrakan, dan biasanya tidak diperbolehkan untuk di perjual belikan guna untuk memastikan pemasukkan dari kompleks tersebut terus berjalan seiring waktu berjalan. Maka dari contoh seperti itulah mengapa developer adaah profesi yang berperan paling tinggi dalam capitalism.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Yohanee Wijaya – Get to Know Your Self

Nama saya yohanes wijaya lahir di karawang 1 oktober 2005, keluarga saya selalu tinggal di apartemen dan sudah pindah 3x. Saya bersekolah di IPEKA Pluit dan bercita cita sebagai arsitek karena suka tentang desain skala besar seperti bangunan. Hobi saya main game dan mendengar lagu khususnya lagu tenang seperti highs and lows, dan menggambar sebagai waktu luang. Saya memilih kuliah arsitektur karena ingin mempalajari bagaimana cara membangun bangunan yang baik dan bagus dan supaya dapat bekerja dan achievment sebagai arsitek. Saat saya masih sekolah dasar saya pernah ingin membuat rumah yang lebih bagus karena walaupun di apartemen ada banyak fasilitas umu yang bagus seperti kolam renang, lapangan basket, tenis lapangan, gym dan lainnya tetapi untuk rumah dan kamar sangat kecil bahkan rumah yang saya tinggali sekarang, kamar saya hanya 2m x 2m. Momen yang saya suka bicarakan kepada teman adalah saat saya pergi ke Singapura. Saya melihat gedung Marina Bay Sands dan bingung bagaimana caranya bisa seperti perahu yang terdampar di atas 3 gedung dibuat. 

Tujuan besar saya memilih kuliah di bidang arsitektur karena saya ingin punya rumah yang bisa saya buat sendiri dan membuatnya menjadi bagus atau estetik. Untuk itu saya memilih kuliah bidang arsitektur dan juga karena dengan experient yang didapat saat belajar dan melihat hasil karya orang lain dapat membuat ide ide menarik yang masuk ke otak dan meluaskan persepsi pikiran saya tentang model bangunan. Apalagi dengan teknologi sekarang sudah menjadi semakin maju sehingga bentuk bentuk bangunan yang duluan mustahil dibuat sekarang sudah bisa dibuat walaupun masih ada keterbatasan. Salah satu rumah yang sekarang dibangun tanpa teknologi dan informasi yang cukup adalah di rumah sepupu pertama karena rumah itu tidak terlalu kedap suara dengan suara dari luar seperti suara mesin kendaraan masih bisa terdengar dengan jelas walupun sudah dibuat menjadi ruangan tertutup. Dengan informasi sekarang sudah ada banyak bahan bahan banguna yang dapat membuat suara dari luar tidak terdengar sehingga dapat membuat suasana rumah menjadi lebih nyaman. Arsitektur sendiri walaupun di negara Indonesia ini terbatas karena teknologinya kurang tidak seperti di negara lain yang berkembang jauh dengan teknologi sehingga bisa membuat bangunan bangunan yang hanya bisa dibuat dengan teknologi yang sangat maju di generasi ini tetapi ide ide tersebut tetap bisa membuat orang ber kreatif tentang bangunan bangunan yang dibuat nya sehingga dengan ide ide itu bisa dikelola ke kehidupan masyarakat yang membutuhkan kehidupan lebih baik maupun dari rumahnya ataupun lingkungannya. 

Arsitek juga menjadi sarana untuk menjalin kehidupan sosial karena arsitek tidak bisa membuat bangunan bangunan sendiri. Dibutuhkan kerja sama dan tingkat sosial yang baik untuk membangun bangunan yang bagus seperti teknik sipil dan engineer air(plumber), eletric(listrik), dan lainnya. Rumah yang bagus dengan lingkungan yang baik akan membuat kehidupan di sekitar menjadi lebih baik dan sehat. Contohnya tanaman yaang di tanam di dalam rumah dapat membuat udara sekitar menjadi lebih sehat dan segar. Apalagi dengan lingkungan di Indonesia yang langit langitnya sudah sangat kotor sampai keliatan asap di langit. Sebagai peran dan tugas arsitek harus bisa menyelesaikan masalah ini supaya lingkungan kita menjadi sehat, oleh karena itu saya ingin menjadi arsitek.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

William Tantra – Get to Know Your Self

Saya bernama William Tantra lahir di Tangerang pada tanggal 21 September 2005. Saya dilahirkan dari keluarga sederhana yang selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka ingin kami mengemban Pendidikan setinggi-tingginya dan mencapai citi-cita kami. Ayah saya bernama Sutjipto dan bekerja sebagai seorang karyawan swasta di sebuah toko barang teknik, dan ibu saya bernama Betty memilih untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Saya merupakan anak sulung dari 2 bersaudara. Adik saya bernama Sebastian Tantra, dan saat ini masih berada di bangku Pendidikan SMA. Dari keluarga ini, saya dibentuk menjadi orang yang rajin, disiplin, dan taat pada aturan. Saya sangat dekat dengan keluarga besar saya. Saya sering meluangkan waktu libur saya untuk berpergian bersama mereka. 

Saya sendiri menilai diri saya sendiri sebagai orang yang ceria, sabar, taat, disiplin, jujur, rajin, namun kurang percaya diri, kurang bisa berinteraksi dengan orang lain, dan kurang mempunyai inisiatif memulai suatu hal. Saya adalah orang yang kurang fleksibel, saya mungkin sulit bekerja sama dengan orang yang tidak setipe dengan saya, tapi saya selalu berusaha menyesuaikannya. Saya juga kurang b isa mengungkapkan sesuatu yang mungkin saya tidak sukai dari orang lain.

Kehidupan pendidikan saya dimulai dari sebuah taman kanak-kanak Bernama Bless Kids, lalu berlanjut ke sekolah dasar Pelita Anugerah. Disana saya meraih beberapa prestasi di bidang akademik. Lulus dari sekolah dasar, saya melanjutkan pendidikan saya di SMP dan SMA Kristen Kasih Kemuliaan. Di SMP dan SMA saya mengalami banyak momen-momen yang akan sulit untuk saya lupakan. Saya bertemu dengan teman dan sahabat yang baik dan berpengaruh bagi hidup saya. Saya tumbuh menjadi orang yang jauh lebih dewasa dan lebih berani, dimana sebelumnya saya merupakan orang yang sangat pendiam dan takut untuk mengungkapkan sesuatu. Kami sering berpergian bersama ke tempat yang dekat maupun jauh. Momen yang tidak akan pernah saya lupakan dan ingin saya ceritakan terus menerus adalah ketika foto year book SMP. Kejadian lucu dimana seharusnya saya dan 4 teman saya turun dari grab di Museum Naional atau yang lebih dikenal Museum Gajah, namun kami malah turun di sebelah timur Monumen Nasional. Kami harus berlari dari timur ke barat dengan jarak yang cukup jauh. Sesampainya di Museum Nasional, kami sudah berkeringat dan baju kami basah. Selain itu ada satu momen tidak terlupakan lagi yang baru bebraapa bulan berlalu. Tepatnya pada bulan Mei 2023, saya bersama 7 teman SMA saya mengadakan liburan ke Bandung dengan menggunakan kereta. Kami menghabiskan waktu 3 hari 2 malam disana. Di kedua malam tersebut kami berbagi cerita, ada yang membagikan kisah cintanya, ada juga yang membagikan cerita trntang masa depan nya. Selain itu, saat masa SMA saya mulai menyukai untuk mendengarkan banyak lagu, baik lagu berbahasa Indonesia, Inggris, maupun Mandarin seperti lagu “You’re Beautiful” dari James Blunt dan lagu “Jemari” dari Juicy Luicy.

Setelah melewati masa-masa SMA, saya dihadapkan dengan pilihan jurusan dan universitas. Sebelum saya akhirnya memilih jurusan arsitektur, saya sempat memikirkan beberapa jurusan lain yang memungkinkan untuk saya pilih. Saya sempat berpikir untuk memilih jurusan akuntansi karena menurut saya tidak terlalu sulit dan saya suka menghitung. Saya juga sempat berpikir untuk memilih jurusan hukum dan hubungan internasional, namun saya kurang yakin bisa bertahan disana karena kurang bisa berbicara di depan banyak orang. Pada akhirnya saya memilih jurusan teknik arsitektur karena sesuai dengan minat dan kemampuan saya. Saya merasa dan tertarik melihat karya-karya arsitektur di berbgai negara. Karya-karya dari arsitek-arsitek hebat dunia menginspirasi saya dalam mempelajari arsitektur. Semakin hari semakin saya mencintai arsitektur.  Saya ingin menuangkan pikiran dan kemampuan saya melalui desain arsitektur dan karya arsitektur saya. Saya ingin membangun negeri ini dan menatanya dengan baik. Saya juga ingin membangun rumah untuk keluarga saya berdasarkan desain saya. Saya akan sangat banggga dan bahagia jika dapat menjadi seorang arsitek profesional yang hebat. Selain kebingungan akan memilih jurusan, saya juga bingung untuk memilih perguruan tinggi mana yang akan saya tempuh. Pada awalnya saya mendaftar perguruan tiggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Saya mendaftar untuk Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai pilihan pertama karena merupakan universitas dengan jurusan arsitektur terbaik di Indonesia. Sebagai pilihan kedua saya mendaftar pada jurusan Arsitektur di Universitas Indonesia (UI) karena merupakan universitas terbaik di Indonesia. Saya melakukan tes di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tanggal 27 Mei 2023. Pada tanggal 20 Juni 2023, pengumuman hasil tes SNBT keluar, hasilnya saya dinyatakan tidak diterima di kedua perguruan tinggi negeri tersebut dan mendapat skor rata-rata 645. Seharusnya skor yang diperlukan agar diterima sekitar 700. Setelah gagal di perguruan tinggi negri saya mencari perguruan tinggi swasta yang bagus di jurusan arsitektur. Ada beberapa pilihan universitas seperti Universitas Tarujmanegara, Universitas Tri Sakti, Universitas Parahyangan, dan Universitas Bina Nusantara. Saya mempertimbangkan beberapa universitas tersebut dari jarak, akreditasi, dan fasilitas. Pada akhirnya saya memilih universitas Bina Nusantara.

Selama berhari-hari saya menjalankan program-program di Universitas Bina Nusantara, saya merasakan perbedaan yang begitu signifikan antara pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah dengan perguruan tinggi. Di perguruan tinggi, mahasiswa lebih bebas dalam menjalankan kegiatan perkuliahan. Namun, hal tersebut bisa menjadi pisau bermata dua, bergantung dari bagaimana kami menyikapinya. Dan di jenjang perguruan tinggi di Universitas Bina Nusantara ini saya aakan berusaha belajar dengan baik dan aktif agar dapat mewujudkan mimpi dan cita-cita saya serta dapat menjadi mahasiswa berprestasi yang lulus dengan nillai cumlaude. Selain di bidang akademik, sayaa juga mengikuti kegiatan non akademik yaitu unit kegiatan mahasiswa sepak bola atau futsal. Saya ingin mengembangkan bakat saya dalam bermain futsal dan sepak bola serta saya ingin menjadi bagian dari Universitas Bina Nusantara kampus Kemanggisan dan mewakilinya di ajang perlombaan futsal baik tinmgkat lokal, nasional, maupun internasional. Untuk itu saya akan berlatih keras selama ukm berjalan setiap hari senin dan rabu. Saya juga sedang mempelajari teknologi narsitektur digital, karena zaman sekarang semua sudah serba menggunakan teknologi digital. Di universitas Bina Nusantara kita tidak aakan diajarkan satu per satu penggunaan software arsitektur, jadi kita harus belajar sendiri melalui youtube, bimbingan belajar, google, tutor atau yang lain nya.

Universitas Bina Nusantara menuntut mahasiswanmya untuk aktif dlaam meengikuti kegiatan diluara proses pembelajaran. Karena itu saya mengikuti beberapa seminar dan kegiatan terkait arsitektur, teknologi, bisnis, Teknik, dan lainnya. Saya juga mengikuti kegiatan kegiatan seperti teach for Indonesia dan komunitas buddha di Bina Nusantara. Dari situ saya juga bisa belajar mengenai ilmu-ilmu lain yang tidak ada di jurusan arsitektur. Universitas Bina Nusantaar juga menuntut saya sebagai Binusian 27 untuk lulus tepat waktu.

Selama kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan selama 8 hari, saya sudah memperoleh setiap mata kuliah seperti architectural design 1, design thinking 1, architectural history, sustainable architecture, building technology 1, computational architecture, introduction to architecture, character building Pancasila, dan ESSE 1. Di kelas-kelas itu saya bertemu dengan dosen dosen yang berbeda kepribadiannya, cara mengajarnya, dan aturan yang diberikannya. Karena itu saya harus bisa menyesuaikan dengan masing masing dosen agar saya bisa maksimal selama kegiatan perkuliahan. Dari perkuliahan ini saya belajar bahwa nantinya dunia pekerjaan tidak akan jauh berbeda dari sini. Kita akan bertemu dengan orang orang yang berbeda karakteristik, berbeda beda kemampuan, tapi memiliki satu tujuan. Saya percaya bahwa pengalaman dan ilmu yang saya dapat saat ini akan sangat berguna bagi saya kedepannya. Saya percaya orang yang memiliki banyak pengalaman, ilmu juga relasi lah yang akan bertahan lama di dunia pekerjaan. 

Saya berharap setelah masa perkuliahan selesai, saya lulus dan mengambil profesi dan magang di Perusahaan yang bagus, lalu saya akan mengambil sertifikat IAI, saya dapat bekerja dengan baik dan meningkatkan kemampuan saya di Perusahaan arsitektur terbaik di dunia. Saya ingin menciptakan bangunan bangunan ikonik yang tidak hanya melihat fungsi estetikanya saja, tapi juga melihat dampak bangunan tersebut untuk orang orang disekitarnya. Saya juga ingin mewujudkan arsitektur yang ramah lingkungan.

Baru-baru ini pemerintah mengumumkan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara. IKN akan dibangun dengan konsep Smart City. Saya selalu berharap dapat mempunyai nperan besar bagi banyak orang, oleh karena itu saya ingin menjadi bagian dari arsitek IKN yang saya nilai akan menjadi wilayah di Indonesia dengan penataan kota yang paling baik. Disana juga akan kebanyakan menggunakan teknologi dan kendaraan yang ramah lingkungan, tentunya ini berhubungan dengan salah satu mata kulliah saya yaitu sustainable architecture. 

Selama 17 tahun saya hidup saya sering merasa sedih apabila sayaa gagal dalam melakukan sesuatu dan gagal mencapai apa yang saya inginkan. Tapi saya tidak pernah trauma ataupun menyerah dan bersedih berlarut larut, karena itu tidak ada gunanya. Saya terus berusaha, walaupun sering kali gagal, pengalaman dari gagal tersebut yang harusnya membuat kita dapat menjadi lebih baik. 

Saya hidup bertujuan untuk menjadi pemenang, menjadi idola dan menjadi berkat bagi banyak orang. Saya ingin berperan penting dan memiliki pengaruh bagi orang lain. Saya ingin dikenal bukan karena kesalahan saya, tapi karna karya karya indah saya. Bila saya sukses suatu saat nanti, saya akan membagikan ilmu dan apa saja yang orang lain butuhkan. 

Saya juga berharap kesediaan bantuan dan pengajaran dari setiap dosen agar saya mampu menjadi orang yang lebih baik lagi dan lebih mengenal diri saya sendiri. Sekian essai berjudul Get To Know Yourself saya ketik. Saya berharap dengan membaca essai ini, dapat mengenal saya lebih jauh lagi. Saya akan senang jika orang lain dapat mengerti dan mengetahui setiap kelebihan dan kekurangan saya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Vinna Gita Rahmalia – Get to Know Your Self

Saya asli Bengkulu dengan orang tua yang ,campuran Aceh(Ayah) dan Padang(Ibu) dan saya sekarang berkuliah di Jakarta di kampus Binus Nusantara. Ayah saya berpengalaman sebagai konsultan dan Ibu Saya berkarier sebagai dosen dan sedang melanjutkan pendidikan S3. Saya tumbuh di keluarga yang harmonis. Ayah saya yang berkarakter tegas dan ibu saya yang berkarakter lemah lembut membuat mereka saling melengkapi. Pendidikan SD, SMP, dan SMA Saya di kota Bengkulu dengan jalur undangan/prestasi dan saat kuliah Saya mendapatkan kuota undangan tetapi tidak tembus karena tidak ada alumni,satu dan lain hal padahal saya bersekolah di sekolah yang top di Bengkulu.Tetapi pilihan kedua undangan tidak Saya isi Bengkulu.Saya ingin mencoba melihat dunia luar.Saya anak tunggal, Abang saya sudah meninggal tetapi saya sudah terbiasa hidup sendiri dan mandiri karena saya sadar semua tanggung jawab itu ada di Saya.Saya juga menjadi pribadi yang kuat dengan apa yang saya jalani.Saya memilih Binus sebagai back up karena letaknya strategis di jakarta dan ada kenalan dan katanya arsitektur nya bagus, selain itu saya mempunyai bakat menggambar dan saya ingin terus mengasah bakat saya,saya ingin memperluas relasi dan mendapatkan informasi dari teman- teman berbagai daerah. Harapan saya yang sekarang berstatus sebagai mahasiswi saya ingin belajar dengan sungguh-sungguh dan membanggakan kedua orang tua saya.

Saya menjalani hidup ini tidak lain dan tidak bukan untuk orang tua saya. Karena mereka adalah bagian terpenting di hidup saya.momen yang tidak pernah saya lupakan adalah usaha dan kerja keras meskipun terkadang banyak sandungannya, saya memilih arsitektur karena saya memiliki bakat menggambar dan ayah saya bekerja sebagai konsultan,prinsip yang selalu saya tekankan adalah belajar mensyukuri apapun pemberian Tuhan karena di luar sana banyak yang tidak mampu.Saya pernah mengalami trauma terhadap masa lalu, orang-orang yang jahat kepada saya tapi ingat tujuan awal tuhan menguji hambanya tidak perlu menakuti sesuatu secara berlebihan kita tidak pernah mengganggu mereka, jadi tidak usah menghiraukan mereka. Kita punya tuhan yang tau segala-galanya.dalam menjalani hidup ini jangan cepat menyerah dan berputus asa. Di dalam hidup ini orang datang dan pergi. Tak hanya itu lagu yang sangat saya sukai adalah NCT bukan karena mereka berasal dari negara tetapi makna lagu yang mereka berikan. Lagu beautiful ini bermakna seakan mengajak untuk menghargai hal kecil yang telah terjadi yang biasanya sering kali kita abaikan mulai sekarang bisa kita nikmati dan syukuri dengan kebahagiaan.

Lagu NCT Life is Still going on karena menurut saya lagi ini menjelaskan tentang hidup yang akan terus berjalan dan waktu yang terus berputar. Kita merasa orang-orang memiliki progress yang sangat jauh dibanding kita padahal setiap orang memiliki porsinya masing-masing. Kita diajarkan untuk menikmati hidup dan tetap berusaha tapi percaya kepada takdir tuhan itu sangat penting karena apapun akan terjadi apabila tuhan sudah berkehendak dan tidak ada yang bisa menghalanginya. Saya juga menyukai lagu NCT Hello Future.Lagu ini memili makna agar kita tidak takut untuk bermimpi,bermimpi yang sangat tinggi, bermimpi dengan bebas,Lagu Hello Future ini menunjukan harapan untuk terus optimis dan bertumbuh, berjuang menghadapi masa depan dengan cinta dan kepercayaan.selain itu saya menyukainya NCT karena mereka dulu ada yang hidup dalam kesusahan bahkan ada yg berpisah dari orang tuanya.namun takdir berkata lain begitu banyak terpaan yang mereka hadapi tapi mereka tetap tegar demi meraih mimpi dan mengangkat derajat keluarga nya.Akhirnya mereka membuktikan bahwa mereka layak untuk mendapatkan mimpi mereka.tidak sia-sia perjuangan mereka selama ini,  perjuangan itu membuahkan hasil, mereka berhasil dikenal banyak orang dan tentunya menghasilkan pundi-pundi uang, padahal sebelumnya member mereka ada yang memiliki keterbatasan ekonomi, dan banyak masalah lainnya. Oleh karena itu, dari berbagai cerita di atas kita dapat menyimpulkan bahwa waktu itu sangat berharga, 1 detik waktu itu dapat mengubah segalanya.Oleh karena itu, jangan sia-siakan waktu karena waktu tidak dapat diputar kembali. Sekian dari saya, dan terima kasih.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Victoria Joanna Huangga – Get to Know Your Self

My name is Victoria Joanna Huangga and I was born in Medan, Sumatera Utara. I will be turning 19 years old soon, 26th of January next year, to be exact. Fortunately, I grew up in a good house with loving and responsible parents. It’s safe to say that I have a great relationship with my family. Maybe that was part of why I felt like living so far away from them would be quite a challenge. Still, I do not regret making the decision to move away because a part of me also wanted to separate myself from them in an attempt to create a version of myself that is both independent and mature.

I could still remember what was going through my head when I was at Kualanamu International Airport in Medan. That was my second time flying alone in a plane, so obviously I was very nervous. I wasn’t just nervous because I would be flying alone, but because I knew that once I had arrived in Jakarta, it would be a while until I see my family again. We were sitting in the airport’s Starbucks, and at that time I was still teasing my brother that he would probably miss me a lot. Of course, he denied it and said he wouldn’t. Minutes and hours passed as it was finally time to board my plane. So, before this I had actually gone to Jakarta to participate in Binus University’s First Year Program back in early August. At the time, I came with my mom. After finishing all the FYP’s activities, my mom had already gone back to Medan by then. Because I was from the third batch, CBN, my parents and I had decided that it was better for me to go back to Medan as I had 2 whole weeks to spare before Week of Welcoming. Going back to Medan was my first time flying alone in a plane, but that time it didn’t feel as nerve-wracking as the second time. If anything, I was excited to be flying back to my hometown.

Back to my second time flying alone ever, it was time for me to board my plane. I still remembered the feeling of almost tearing up but stopped before I did just because they were doing an ID check and I would’ve been embarrassing to cry in front of a stranger. I waved my last goodbye and I didn’t look back, not because I didn’t want to look at my family but because I was scared I would cry if I did. Soon we got in the plane, 2 hours went by and I was at Jakarta, all on my own.

Next day after I arrived was immediately Week of Welcoming Day 1. There I met up with friends that I had previously befriended at the First Year Program. Admittedly it was fun, living on your own, you don’t have anyone tell you what you should and shouldn’t do, and the best thing of all- no curfew. But once you start living on your own, you start to make your own curfew for yourself, so it didn’t really matter.

Obviously, I do miss my family a lot. Because of that I’m very grateful to be living in an era where seeing another person is just one phone call away. Even as I’m typing this, I’m in a call with my mom and we still talk almost every day, but it just doesn’t feel the same. Not that I expect a phone call to be even remotely similar to talking face to face with another person, nor am I complaining. But as time went on and I started attending classes and was immediately bombarded with multiple assignments all at once, the only thing I’m ever thinking of these days are when and how I am going to finish an assignment. I guess you could say that being an architecture major really helped distract me from being homesick and miss my family.

What seems like a never-ending amount of assignments was definitely something that I didn’t expect but I wouldn’t say it necessarily surprised me as we were already warned multiple times by our seniors that the amount of assignments for first year students like us is no joke. Before coming here, I actually had plans on going to multiple places in Jakarta as I wasn’t a local, but in these past three weeks the furthest I’ve ever managed to go from my room was Binus Anggrek, another one of my campus’ establishments. Me and a couple of my “anak rantau” friends had even made plans to go out and visit a couple places in Jakarta and we couldn’t even do that because of the piles of assignments that is all due next week.

It might sound like I’m complaining, which I guess technically I am doing that right now, but I wouldn’t say that it’s a bad thing. At the end of the day, I am still a human with the ability to have feelings and emotions. Although I am complaining a lot, trust me when I say I wouldn’t want it any other way. I had come all this way from Medan to Jakarta to study in architecture, so I would’ve been way more pissed if all I had to do is small amounts of assignments as that would’ve been a waste of my potential. If anything, I almost feel like I’m challenged to finish multiple projects at a time, which is something that I need to get used to as being an architect is my current end goal in my career path. I’m sure it will get better overtime when I’m finally used to doing multiple assignments at once, but as of right now it would be a lie to say I don’t get frustrated at times.

I’m sure when I look back at this time of my life, I would probably laugh and find it hilarious as the assignments would’ve been a piece of cake for me by then. And hopefully I’m right. Getting to laugh or be embarrassed about your past should be something that is celebrated as it shows growth in a person. It shows that I have changed and grew as a person and is currently a better version of myself. And that better version of me shouldn’t feel cocky and instead try to learn more things and be an even better version until finally I can be the best version of myself.

Maybe until then, all I need to do is keep learning new things and find ways to improve myself so that in the future I get to be someone that I’m proud of. Speaking of future, like I have mentioned multiple times, I want to be an architect.

Before applying to many universities to major in architecture, I have thought about for so long whether this is the best path for me. I researched many forums, watched many videos, and the consensus was no, majoring in architecture is not worth it. If I had a penny for every video and forum that said you shouldn’t major in architecture, I would probably have about 10 to 15 pennies. That honestly really made me doubt my decision, as most of them has said it would probably be better to major in popular majors like business marketing or management as that at least could secure you a stable 9 to 5 job.

But then I started to change my question. Instead of typing “Should I major in architecture?”, I started to type “Why should I major in architecture?” in the search engine. And there it is, finally, a different answer. Most of the answers this time are from actual architects. From what I’ve seen, all of them don’t do it for the money. Most of them even said that if you only want to get into architecture for the money, don’t do it. Instead, from what I’ve seen, all of them got into architecture purely out of love. They said architecture is one of the many majors that you truly have to love to be able to do it. Of course, this isn’t them saying that being an architect means you can’t be rich, but its just something to keep in mind that you might be average.

I was also surprised to see many people with architecture majors that didn’t end up going through with working in the architectural field saying positive things about the major. Many said that being an architecture student really helped them with time management and discipline. Because of that, they were then able to do well in another job they ended up choosing.

Seeing those responses really sealed the deal for me; it made me realize that I do love the idea of majoring in architecture and other people’s opinions shouldn’t matter as much. I still think listening to other people’s opinions and points of view is important as it helps us consider our options. But ultimately, the decision should fall into your hands, not others.

So when I do become an architect, I want to create an environment where people can thrive and it should be able to prove itself useful from generation to generation. As of now, I still don’t have a clear picture of what it could be, but hopefully in the future, I will.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Vannesa Fioren Anastasya – Get to Know Your Self

Nama saya Vannesa, saya lahir di sukabumi dari keluarga bersuku bugis. Saya kecil tinggal di Palu Bersama kakek dan nenek saya sampai saya berusia 5tahun kembali ke Jakarta. Saya kecil tidak mengenal ayah dan ibu saya sampai di Jakarta pun saya memanggil ayah(tiri) dan ibu saya dengan sebutan om dan tante. Setelah 2 hari beradaptasi lalu saya memanggil orang tua saya dengan sebutan mami dan papi.

Selama saya kecil hingga saya SMP kelas 1 saya selalu menggagap papi adalah ayah kandung saya. Walaupun saya suka bertanya kepada mamah saya ‘kenapa di akte saya nama papi berbeda dengan akte di adek2?’ mama saya selalu menjawab ‘itu dulu nama papi sebelum ganti nama, sekarangpapi udah ganti nama makanya di akte sama di KK beda’ dan setiap kali saya nginep dirumah tante dari keluarga mama saya , saudara–saudara saya bilang kalua papi saya ini bukan ayah kandung tapi tiri. Saya yang masih SD pun tidak peduli dengan omongan saudara–saudara saya karena saya tidak percaya dan mamah saya juga selalu meyakinkan kalua papi itu benar ayah kandung saya. 

Hingga akhirnya pada saya kelas 1 SMP , wali kelas saya bertanya lebih dalam tentang keluarga saya kenapa nama ayah saya di KK berbeda dengan adik-adik saya dan saya harus menegaskan dan bertanya kembali kepada mamah saya, setiap hari saya overthinking memikirkan itu, sampai pada akhirnya saya menemukan buku nikah lama mama saya dengan nama kandung ayah saya yang di akte. Saya bertanya kepada mamah saya dengan memberinya bukti, setelah mengetahui bahwa papi adalah ayah tiri saya kecewa dan menangis sejadi-jadinya karena ayah tiri saya begitu baik tidak pernah membeda-bedakan anaknya sampai mami dan papi ceraipun beliau tetap menafkahi saya.

Saat saya kelas 2 SMP papi membawa bayi hasil selingkuhannya ke rumah dengan alibi menemukan anak, mami saya bukan orang bodoh yang gampang ditipu. Namun mami berpura-pura tidak tahu dan merawat anak itu seperti anak sendiri dan sudah sangat sayang. Namun keluarga besar dari mami saya tau gosip itu menyebar dan mami saya disuruh pisah dan mengembalikan anak itu kepada papi saya dan selingkuhannya, disana saya melihat ketulusan dan sayangnya mami kepada anak itu walaupun baru dirawat hanya 3 bulan mami saya menangis saat dikembalikan kepada ibunya.

Setelah itu papi saya tinggal dirumah kakaknya bersama istri baru nya yang jarak dari rumah kami tidak begitu jauh hanya beda rt, kami setiap minggu suka bertemu dengan anaknya papi bersama adik-adik saya , dan suka diajak makan malam bersama dengan om saya. Setelah itu papi saya pindah tidak tinggal Bersama kakaknya dan kami tidak ada komunikasi lagi, tidak lama papi saya kembali lagi dengan berstatus sudah cerai istrinya dan menyewa kos jaraknya dekat juga dengan rumah kami hanya beda rt. Dari situ papi selalu menghabiskan waktu bersama kami setiap malam minggu pun papi selalu ajak kami jalan-jalan ke kemayoran kuliner street food dan sering berenang di apartement pramuka.

Sampai pada akhirnya saya kelas 3 SMP semester 2 papi suka sakit-sakitan kami anak nya yang mengurus papi di kos nya pulang pergi setelah pulang sekolah. Setelah beberapa minggu papi pingsan dibawa kerumah sakit sumber waras di rawat dan dinyatakan mempunyai penyakit kanker paru-paru dan lambung, untuk kedua kalinya saya melihat papi menangis dan memeluk saya di rumah sakit sambil memberi nasehat-nasehat pertanda kalau umurnya sudah tidak panjang lagi. Setelah itu tanggal 30 september 2016 papi dinyatakan meninggal. Kehidupan setelah papi meninggal tidak begitu banyak yang berubah karena sebelumnya 1 tahun kami tidak tinggal seatap dengan papi

Akhirnya saya lulus dan mempunyai pacar yang dulu nya kakak kelas saya di SMP dia masuk ke SMK dengan jurusan Teknik mesin, disaat itu saya bingung harus masuk kemana? Apakah SMA atau SMK 1 sekolah dengan pacar saya saat itu. Akhirnya saya memilih SMK daerah Jakarta Barat atau biasa disebut dengan julukan ‘STM CAMPJAVA’ bareng dengan pacar saya. Namun saya memilih jurusan DPIB (Desain Permodelan dan Informasi Bangunan) 

Masa-masa selama SMK saya begitu banyak kesan, saya menemukan sahabat saya dan teman-teman saya, dari sifat pun sangat berbeda jauh dengan SMP dulu yang pertemanan nya menetukan circle, berbeda dengan STM semua mementingkan kesolidaritasan yang sangat tinggi walaupun ada sisi gelapnya yaitu tawuran, tapi kalau dilihat dari sisi positifnya sangat banyak dan sangat sedikit sekali konflik tentang bullying.

Saya dahulu pernah mengikuti semua eskul yang ada di sekolah seperti basket,pramuka,osis,paskibra,band, dan teater, namun yang bertahan lama hanya osis,pramuka, dan paskibra. Saya sempat memgikuti lomba untuk 17 agustus di istana negara namun gagal, alasan saya megikuti banyak ekstrakulikuler karena saya ingin memperbanyak pertemanan dan benar saya dahulu banyak sekali teman dari berbagai jurusan hingga ke Angkatan atas saya banyak kenal dan dekat.

Hubungan saya dengan pacar saya itu hanya motivasi supaya punya semangat belajar dan semua guru pun tau kami berpacaran namun ke hal yang positif, saya memperbanyak eskul dan pacar saya saat itu selalu lembur sekolah untuk memperdalam ilmu dengan kaka kelas dan guru-guru jurusannya.

Di sekolah juga saya mengikuti LSP dan sertifikasi lainnya dan semua itu sangat berkesan bagi saya yang paling saya ingat saat sertfikasi di citeurep kami untuk pertama kalinya menginap di sebuah mess milik PUPR dan sekolah kami angkatan pertama yang mengikuti sertfikasi disana disana kami memiliki banyak momen bersama teman-teman selama 3hari 2 malam. 

Dan saya juga mengikuti PKL dan untuk pertama kalinya kelompok saya PKL di KJSKB martin lay dan rekan , biasanya sekolah kami PKL di proyek2 bangunan. Namun kelompok saya untuk pertama kalinya PKL dengan pekerjaan pengukuran tanah kerumah-rumah warga dan membuat sertifikat rumah gratis program pemerintah 

Lalu setelah itu tidak lama saya sudah mau lulus dan mau ujian namun tiba-tiba covid melanda di tahun 2020, akhirnya kami tidak mengikuti ujian nasional namun hanya ujian sekolah saja. Dan lulus mencari kerja pun susah, saat itu pacar saya sudah medapatkan kerja sebelum covid. Kami terpisah oleh lockdown dan disaat itu hubungan kami renggang dan putus tidak lama saya mendapatkan pacar sekaligus sekarang menjadi suami saya.

Suami saat ini dulunya kakak kelas saya dengan jurusan yang sama beda 1 tingkatan aja, dulunya angkatan beliau nama jurusannya TGB (Teknik Gambar Bangunan) sebelum 1tahun akhirnya di ubah menjadi DPIB. Kami berkenalan melalui teman kami yang menjodohkan, awalnya suami saya yang dekat dengan teman saya namun teman saya tidak menyukai nya dan mengenalkan kepada saya.

Dan suami saya juga sudah bekerja sebagai drafter sampingan dan sales wifi yang menjadi pekerjaan utama disaat covid banyak sekali orang memasang wifi dan penghasilannya pun lebih dari cukup mencapai 2 digit dan suami saya sudah mempunya tabungan untuk kami menikah.

6 bulan berlalu saya nganggur akhirnya saya mendapatkan pekerjaan sebagai admin di online shop daerah muara karang, banyak pait asam manis yang saya lalui selama bekerja termaksud dalam hal asmara saya dengan suami yang lebih berdinamika.

Akhirnya saya menikah pada 12 februari 2022 saya tetap bekerja dan pada bulan juli 2022 suami saya bekerja di perusahaan PT Ultima asia network dibidang periklanan dan suami saya bekerja dibagian creative menggambar produk atau booth untuk event dengan menggunakan software 

Lalu pada bulan agustus saya hamil anak pertama dan bulan September saya resign dan bekerja di PT Pison berkat abadi di bidang menjual property bahan bangunan saya bertahan hanya 2bulan karena saya mabok hamil dan tidak kuat.

Lalu saya memutuskan untuk kehamilan pertama saya tinggal bersama orangtua sampai saya lahiran dan saya tidak bekerja. Anak saya lahir di tanggal 3 mei 2023 dengan cara melahirkan normal namun di vaccum dengan berat 3,6kg dan Panjang dan Panjang 51cm berjenis kelamin perempuan, banyak momen dimana anak saya harus di perina selama 11 hari dan saya mengalami babyblues bulan, namun saya mempunya mertua dan suami yang sangat sayang terhadap saya sehingga babybluesnya tidak berkelanjutan

Lalu mama saya menyarankan saya untuk kuliah demi masa depan saya dan anak saya, dan mama saya menyarankan saya untuk kuliah di BINUS University dan mengambil jurusan arsitektur karena sebelumnya saya ber sekolah di smk dengan jurusan design, mama saya ingin saya lanjut kuliah dan biaya ditanggung oleh mama saya

Saya di suruh fokus untuk sekolah dan anak saya dicarikan orang untuk menjaga nya , dan alhamdulillahnya anak saya di jaga dengan saudara dari suami saya sendiri dekat dengan rumah saya dan suami juga

Mama saya juga ingin saya sukses menjadi konsultan dan beliau juga ingin menantunya atau suami saya segera menyusul saya dengan kuliah arsitektur juga jika ada rezeki lebih, perjalanan hidup saya masih paanjang saya sangat bersyukur mempunyai kesempatan untuk kuliah di BINUS University dan mempunyai teman-teman yang sangat suportif 

Saya dan saya juga sangat senang lingkungan di perkuliahan dengan vibes yang positif, walaupun saya gap years 3 tahun tidak membuat saya minder atau malas mencari ilmu. 

Walaupun teman-teman smk saya yang kuliah sudah mau skripsi dan saya hanya seorang maba, itu malah menjadi pemanfaatan saya untuk belajar kepada teman saya yang sudah berkuliah lebih dahulu dan teman saya yang sudah bekerja lama dengan kontraktor

Ada kalanya saya merasa bangga jika ilmu saya yang ada di smk saya bagikan kepada teman teman kuliah saya walaupun tidak banyak setidaknya sedikit ilmu itu bermanfaat. Saya akan terus berjuang dan bersungguh-sungguh dalam kuliah agar ilmu yang saya dapatkan dapat bermanfaat bagi saya dan orang lain.

Sekian dan terimakasih 

Mahasiswa

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Tyashabriya Amalia Sukahir – Get to Know Your Self

Mahasiswa merupakan salah satu komponen dari sebuah perguruan tinggi yang memiliki keinginan untuk mengenyam pendidikan tinggi karena di latar belakangi cita-cita dan kegigihan mereka yang kuat. Perguruan tinggi adalah sarana pendidikan tingkat lanjut yang memiliki berbagai bidang pembelajaran untuk mendukung pengetahuan dan pengalaman mahasiswa, Salah satunya adalah jurusan arsitektur. 

Arsitektur merupakan ilmu yang mempelajari untuk mengatasi permasalahan dalam infrastuktur di bidang pembangunan. Mahasiswa arsitektur bukan hanya seorang pelajar melainkan mereka adalah seorang seniman, pemecah masalah, juga visioner. Hari-hari mereka dihabiskan dengan membuat sketsa, merancang, dan membuat model maket. Mereka membenamkan diri dalam studi bentuk, fungsi, dan estetika, Mereka belajar menganalisis ruang dan memahami bagaimana bangunan berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap garis yang digambar di atas kertas atau setiap goresan yang dibuat di layar komputer dipikirkan dengan cermat dan dieksekusi dengan teliti.

Namun menjadi Seorang mahasiswa arsitektur bukan hanya tentang keterampilan teknis, ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang sejarah, budaya, dan masyarakat. Mereka harus menguasai teori arsitektur dan mampu mengartikulasikan ide-ide mereka melalui esai tertulis atau presentasi lisan. 

Beban kerja terkadang sangat berat. larut malam dihabiskan di studio untuk memenuhi tenggat waktu atau berjam-jam dihabiskan untuk melakukan riset untuk proyek, tetapi mahasiswa arsitektur berkembang di bawah tekanan. Mereka tahu bahwa setiap proyek adalah kesempatan untuk mendorong batasan dan menciptakan sesuatu yang benar-benar luar biasa, Terlepas dari tantangan yang mereka hadapi, mahasiswa arsitektur tetap tangguh. Mereka memiliki tekad yang teguh untuk berhasil dan membuat jejak mereka di dunia desain. 

Disinilah saya yang telah menjadi mahasiswa baru jurusan arsitektur selama 2 minggu. Dengan almamater universitas Bina Nusantara menjadikan diri saya sendiri bangga terhadap apa yang telah saya lalui untuk sampai di titik ini. Karena saya adalah salah satu dari sekian siswa high school fresh graduate yang memilih jalan gap-year atau bisa diartikan, jeda untuk beristirahat dari pendidikan formal. Banyak faktor dan peristiwa yang terjadi selama kurang lebih setahun ini, dari tahun 2022 hingga 2023, yang menjadikan saya harus harus menjalani pilihan yang berat bagi saya.

Perkenalkan, saya adalah Tyashabriya Amalia Sukahir, pemuja musik bergenre Classical dan Lo-Fi. Lahir di keluarga semi-hangat ini pada tanggal 12, bulan mei, tahun 2004 di kabupaten tangerang, lebih tepatnya klinik bidan di kecamatan sukabakti. Saya anak kedua dari dua bersaudara. Kakak saya adalah pria gagah nan cuek yang berselisih 6 tahun dari saya. Ayah saya adalah pekerja negri sipil yang berasal dari jawa tengah, semarang. Beliau merantau ke tangerang untuk melanjutkan studinya, lalu bertemu ibu saya dan menikah pada tahun 1988. Ibu saya asli sunda, kabupaten tangerang. Beliau adalah ibu rumah tangga yang hebat pula sesosok yang selalu saya harapkan apresiasi dan senyumannya. Saya merupakan anak terakhir dari keluarga semi-cemara ini, membuat saya menanggung beban sebagai “harapan terakhir” kedua orang tua saya. 

sekolah menengah pertama ( SMP ) adalah saat-saat dimana saya sudah mulai mencari jati diri saya. Dan cerita ketika semasa SMP-lah yang selalu ingin saya ceritakan ulang kepada orang lain. Mencari jati diri bukanlah perkara hal “kamu suka apa”, atau “hobi kamu apa”. Tetapi jati diri adalah dimana ketika kita telah tau arti makna hidup yang sesungguhnya. Untuk apa, siapa, bagaimana kita hidup di dunia ini juga Saat dimana ketika kita sudah mulai mengenal dan menerima diri kita sendiri. Dan ini adalah hal yang harus bahkan wajib disadari sejak dini. Karena kita, hidup, butuh tujuan dan arti.

Arsitektur bukanlah pilihan pertama yang saya perjuangkan saat menjelang kelulusan Sekolah mengah keatas ( SMA ), Karena pada saat itu saya sangat merasa kurang pada kemampuan saya dan tidak memiliki keyakinan diri. Saya memilih DKV sebagai alternatif lain untuk pembelajaran tingkat lanjut. Namun ada keraguan pula didalamnya, karena hati saya masih kagum dan terpikat pada pembelajaran di bidang arsitektur, namun saya belum memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk memperjuangkannya. Tetapi ayah saya selalu mengatakan bahwa segala sesuatu harus dicoba terlebih dahulu dan tidak perlu ada yang ditakutkan.

 Pilihan adalah hal yang masih sulit saya putuskan. Namun, lambat laun saya mulai menemukan jalan keluarnya, Saya belajar mempertimbangkan suatu pilihan dengan kemungkinan-kemungkinan lain. Seperti jangka panjangnya, dampaknya, resiko yang lebih kecil, dan manfaat yang saya dapatkan. Akhirnya saya memutuskan untuk memperjuangkan S.Ars ini dengan rasa tanggung jawab penuh. Karena saya lahir dikeluarga dengan berpegang teguh prinsip bahwa yang dimulai harus di selesaikan, maka saya harus menyelesaikan pilihan saya ini dengan menerima teguh berbagai resiko didalamnya.

Sekitar 1 tahun 5 bulan sebelum saya benar-benar menjadi Mahasiswa Arsitektur, banyak persiapan yang saya lakukan, sambil menjalani aktivitas lain seperti kursus mempelajari software AutoCAD, membeli bahan-bahan yang diperlukan, juga mempelajari teknik menggambar baru.  Saya juga berlatih bagaimana agar dapat menarik lurus tanpa menggunakan penggaris. Lalu mulai menggambar tanpa menggunakan sketsa pensil terlebih dahulu, lalu mulai mencoba melukis dengan water colour. Sangat mudah untuk dilakukan, karena pada dasarnya saya sangat menyukai menggambar, dan semua hal berbau seni.

Sejak kecil saya sudah di sodorkan berbagai soft kill oleh orang tua saya. Saya mengikuti banyak kegiatan perlombaan juga berbagai kursus seperti bermain instrumen, kelas berenang dan yang lainnya. Hingga akhirnya saya dapat melalukan berbagai hal namun sayangnya tidak mahir di bidang apapun, dikarenakan tidak ada yang di fokuskan disalah satu bidangnya saja. Itu yang membuat saya kecewa terhadap diri saya sendiri dikarenakan telat menyadari hal tersebut lebih awal. Tetapi itu bukanlah sebuah hal yang harus disesali. Karenanya pula, saya jadi bisa melakukan berbagai hal yang belum tentu semua orang mampu. Dan saya bangga terhadap perubahan-perubahan kecil di diri saya sendiri. Sisanya, saya harus mulai memfokuskan keterampilan saya di satu bidang saja.

Ada beberapa hal menarik yang terjadi selama persiapan pra-kuliah ini. Yang pertama ketika di awal tahun 2023 ini. Saya dengan memberanikan diri memulai bisnis kecil dengan modal seadanya dan keterampilan yang masih belum terlalu mahir. Saya berjualan buket yang bunganya terbuat dari kawat alumunium yang dililit dan dibentuk menjadi bentuk berbagai jenis bunga. Saya sangat bersemangat ketika mempromosikan produk ciptaan saya sendiri saat pertama kalinya. Saya belajar berjualan, melayani custumer, mencatat pendapatan dan pengeluaran pula membuat produk sendiri dengan kualitas terbaik. Saya mempelajari ilmu perdagangan sedikit demi sedikit dengan tujuan ingin menciptakan pasif income saya di waktu dini. Dan sekarang masih terus berproses. 

hal yang paling menarik lainnya adalah ketika adanya pembengkak kan besar kelenjar getah bening (KGB) di leher sebelah kanan dan kiri saya yang harus ditindak lanjuti dengan oprasi untuk diambil sampel jaringnnya. Saya  didiagnosis TB (tuberkolosis), Dan tepat 2 minggu sebelum perkuliahan normal pada bulan agustus 2023 ini. Sesuatu yang sangat tidak pernah terduga dan harapkan seumur hidup saya. Namun, yang saya pelajari dari ayah saya adalah bahwa hidup harus selalu di syukuri, dan semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.

Penyakit ini memang mempengaruhi banyak hal baik dalam hidup saya. Bukan karena penyakit ini saya menjadi bahagia, tapi karenanya saya menjadi lebih dekat dan lebih terbuka kepada ayah saya, dan merasa lebih dekat dengan ibu saya. Kedekatan ini yang membuat saya lebih mengerti apa yang mereka pikirkan selama ini. Membuat saya lebih ingin menghadapi ketidaksamaan kepribadian keluarga semi-cemara ini. Tidak ingin menghidar lagi seperti hal yang sudah terjadi, saya akan mencoba berulang kali untuk menemukan titik tengah keluarga ini. Akan saya hadapi trauma ini demi dapat membangun momen berharga bersama keluarga saya secara lengkap. Saya percaya, bahwa hidup dengan selalu mensyukuri hal-hal kecil akan membuat kita selalu merasa tenang dan bahagia.

Saya menyadari, bahwa setiap momen adalah hal berharga yang harus diabadikan. Dengannya saya memilih jurusan arsitektur, adalah sebagai jembatan pembelajaran saya untuk dapat mengabadikan momen dan cerita berharga dalam sebuah struktur bangunan yang kokoh dan dinamis, yang dimana setiap ruangnya memiliki cerita tersendiri, Ukiran, lekukan, luas ruang, bahkan bentuk furniturenya. Saya ingin diri saya berarti untuk orang lain. Ingin menjadi alasan untuk mereka tetap hidup, dengan saya sebagai aplikator momen berharga mereka kedalam struktur bangunan tersebut. Karena saya yakin, bahwa arsitek bukan hanya sebagai orang yang mendesain bangunan. Namun dia lebih dari itu. Dia adalah orang yang menciptakan momen ke dalam ruang, dia adalah yang mengabadikan cerita kedalam ukirannya dindingnya. 

Sebagai anak yang baru saja memasuki dunia perkuliahan tentang arsitektur. Saya tidak pernah se-semangat ini untuk menerima materi. Saya adalah tipikal pengantuk dan bosan-an ketika dikelas materi, namun tidak untuk pelajaran arsitektur, Itu yang membuat diri saya merasa mendapatkan validasi lebih kuat lagi untuk tetap bertahan di aliran ini. Banyak tugas dan materi yang menumpuk, namun tak seberat seperti biasanya saya mendapat materi fisika maupun kimia. Ada pembuatan model maket, yang dimana saya sangat menyukai hal tentang hand-craft. Arsitektur membuat saya nyaman berekspresi dan hal ini adalah seperti sesuatu yang selalu saya nantikan setiap harinya. Saya mulai mencintai arsitektur sejauh saya mencintai harum dan rasa nasi goreng buatan ibu saya. Yang selalu dinantikan, dan dirindukan.

Saya percaya, bahwa sesuatu yang kita lakukan dengan sepenuh hati akan selalu mewujudkan hasil yang maksimal. Dengan begitu, memilih jurusan untuk jenjang perguruan tinggi bukanlah sesuatu yang harus dilakukan secara tidak terencana. Karena ini menentukan masa depan yang harus seperti apa dan bagaimana nantinya. Tanyakan kepada diri kalian sendiri sejak sedini mungkin. Pilihlah sesuai yang kalian minati dan memiliki peluang yang besar, atau bahkan ciptakan peluang itu sendiri. tidak ada kata terlambat untuk selalu berubah ke arah yang lebih baik. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali dan Lebih baik memulai lebih awal dari pada terlambat.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Thufail – Get to Know Your Self

halo, assalamualaikumwarrahmatullahiwabarakatuh

perkenalkan nama saya thufail saya lahir di bekasi pada tanggal 5 april 2005 yg dilahirkan oleh orang tua yg bernama pak asep tommy taryana dan ibu barkah nihed, saya lahir menjadi anak ke 5 dari 7 bersaudara, anak pertama saya bernama nabila, yang kedua ada fachreza, yang ketiga ada dalhats, yg ke empat najwa, yg ke lima saya sendiri thufail, yg ke enam dubies, dan yg ke tujuh dan terakhir adik saya bernama durar. saya lahir dari keluarga yg alhamdulillah berkecukupan, saya bisa merasakan pendidikan dari TK SD SMP SMA dan yang saya sangat bersyukur saya bisa menduduki perkuliahan di Universitas Bina Nusantara atau BINUS, universitas yg sangat saya banggakan ini.

Ayah saya berumur 53 tahun, dia seorang Wirausaha yang hebat saya sangat bangga dengan dia, dan Ibu saya seorang Ibu Rumah Tangga yg hebat juga saya sangat sayang dengan dia.

saya punya keluarga yg memiliki kemampuan di bidang olahrga, dan menekuni semua olahraga, tapi ada satu olahrga yg sayang kami tekuni yaitu Badminton, orang tua saya sangat men support kita dimana saya pada kelas 1 sd sudah dilatih untuk mendalami olahraga badminton, dengan cara mengikuti pelatihan badminton atau yg biasa di sebut PB, saya mengikuti pelatihan ini sembari sekolah, dalam waktu seminggu saya menghabiskan 5 hari untuk pelatihan badminton yang membuat saya bisa mengikuti banyak perlombaan dan memenanginya, kakak kakak saya semua atlet badminton, itu yg membuat atau membangun ayah saya membuat lapangan atau gor badminton dirumah saya, sampai saya berada di kelas 6 sd atau mendekati ajaran baru untuk melanjut jenjang smp, saya berhenti mengikutin pelatihan badminton dan melanjutkan pelatihan mandiri atau private, ayah saya memanggil atlet professional yg bernama fikri untuk menjadikan pelatih untuk anak anaknya, saya berlatih dengan coach fikri dengan beranggotakan saya kakak saya dan adik saya, disitu saya tidak lama berlatihnya sampai 2 tahun saja, disitu saya  disuruh ibu saya untuk fokus menuntut ilmu tapi saya masih menjadi pemain badminton hingga saat ini, saya banyak mengikuti tarkam tarkam, atau yg biasa disebut antar kampung, dan saya masih aktif dalam bermain badminton bersama abang abang saya dirumah, saya suka bermain di gor badminton saya sendiri dengan menunggu member member yang ada dirumah saya selesai biasa pada pukul 11 malem, dan saya baru bisa bermain pada pukul 11 malem hingga larut malam, bisa sampai jam 1 jam 2 dan pernah sampai azan subuh sampai jam 4, saya sangat menggemari olahraga badminton.

disamping itu saya sekeluarga juga menjadikan minni soccer atau futsal menjadi olahra ke dua saya dan abang abang saya serta adik adik saya, kita aktif melakukan olahraga sepak bola atau futsal bisa sekali dalam seminggu, saya bermain dengan keluarga saya dan teman teman kakak saya, kami sangat menyukai olahraga tersebut selain untuk kesehatan, olahraga tersebut memang menyenangkan.

karena ayah dan abang abang saya adalah orang yang pekerja keras, itu yg membuat saya menjadi pekerja keras juga, saya sangat menyukai berjualan kecil kecilan karena menurut saya dimulai dari hal itulah yg kita membuat percaya diri dalam hidup kita, saya melihat jejak abang saya yang menjadi pengusaha, dan memiliki berbagai usaha dari bidang makanan, pakaian, dan minuman, saya tertarik dan saya mulai berjualan pada saya ber umur 15 tahun, saya dan kakak saya tertarik berjualan makanan seperti ricebox dan saat itu konsomen saya kebanyakan temen temen SMP saya dan temen temen SMA kakak saya, saya sangat suka melakukan hal hal seperti memasak, menata makanan, membuat packaging agar menarik, dan memasarkan makanan melalui media sosial atau mulut ke mulut, sampai sampai saya sewaktu sedang melalukan kelas pembelajaran daring pada kelas 1 SMA karena sewatu itu sedang ada pandemi covid-19 saya mengikuti zoom dirumah dan saya meninggalkan laptop saya untuk mengantarkan pesanan makanan jualan saya, saya sangat menyukai hal hal yg berangkut pautnya dalam bejualan, sampai dimana pandemi sudah berakhir dan sekolah sudah normal kembali, saya berhenti dalam berjualan dan mengikuti sekolah seperti biasa lagi.

dan lagi lagi saya memiliki pengalaman dalam berjualan atau berdagang sewaktu 2021 saya menjadi jualan musiman, saya memiliki kaka dan pacarnya seorang pengusaha di bidang tekstil dan mempunyai usaha baju koko, sarung, sajadah dan sejenisnya, dia saya jadikan supplier dan saya menjualnya di sekitaran rumah saya, saya berjualan dengan kakak saya dan mendapatkan profit yang lumayan, dan itu yang menjadikan saya sebagai orang yg bekerja keras dan lebih dari percaya diri, di 2022 saya menjalani hal yang sama, tapi kali ini saya berdagang dengan teman smp saya yang bernama juan, kita berjualan dengan cara marketing yg lebih bagus, dengan memanfaatkan media sosial, dan menjadikan barang kita laku dan mendapatkan banyak pesanan, dan ayah saya juga membantu proses penjualan dengan cara membuat status whatsapp dan sangat banyak pesanan dari teman teman kerja nya.

oiyaa saya tinggal di cikarang dengan tempat yang banyak dengan pabrik pabrik, dan yang jelas sangat panas.

menurut saya, saya orang yg bisa berkembang dengan lingkungan saya, saya alhamdulillah bisa mengikuti alur kehidupan dengan baik, tanpa mengikuti pergaulan pergaulan bebas di dunia remaja yang sangat menyeramkan, alhamdulillah dengan didikan orang tua saya terutama ibu saya yang selalu mengingatkan saya atau mengajarkan saya apa itu pentingnya agama, saya lahir dari keluarga yang ber agama islam dan sangat mengikuti ajaran agama islam dengan baik, saya tidak pernah berbuat larangan yang diajarkan di agama saya sendiri alhamdulillah, saya  jarang meninggalkan sholat walaupun sholat tidak tepat waktu, saya tidak pernah berbuat curang dalam ibadah puasa, alhamdulillah dari keluarga yg berkecukupan saya sudah pernah menunaikan ibadah umroh, itu pengalam yang menurut saya tidak akan pernah saya lupakan, alhamdulillah saya pernah umroh 2 kali, pertama dikelas 3 sd dan yg kedua di kelas 12 pada akhir tahun 2022.

saya sangat menyukai lagu rizky febian dengan semua judul, karena menurut saya lagunya sangat penuh dengan makna

saya memilihin jurusan arsitektur karena sejak sd saya suka menggambar gambar bangunan, seperti rumah, gedung gedung, dan kontruksi kontruksi jalanan, dari situlah saya bermimpi ingin menjadi arsitektur ternama didunia, saya mencintai arsitek sampai saya mencari tahu di youtube, instagram, dan tiktok tentang apa itu arsitek.

terimakasih banyak sekian dari saya,

assalamualaikumwarrahmatullahiwabarakatuh

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

The Jenifer – Get to Know Your Self

Seorang perempuan yang bernama The Jenifer, tentunya tentunya memiliki nama yang menarik di bagian depannya. Sebenarnya The yang di baca teh merupakan marga dari keluarganya. The Jenifer merupakan anak kelahiran tahun 2005. Ia lahir pada tanggal 11 Januari 2005, berzodiak Capricorn, bergolongan darah B, bola matanya berwarna coklat tua, rambut hitam legam agak bergelombang. Jen adalah panggilan akrab nya, ia berasal dari keluarga yang biasa saja, ia memiliki almarhum ayah yang bekerja sebagai entrepreneur, seorang ibu yang sekarang ini sebagai ibu rumah tangga sekaligus kepala keluarga, dan seorang kakak perempuan yang umurnya berpaut 16 tahun darinya, Jenifer sendiri merupakan anak bungsu di keluarga kecil itu. Kedua orang tua Jen selalu mengingatkan Jen untuk selalu berbuat baik dan jangan menjadi orang yang jahat, harus menjadi orang yang sopan dan tahu aturan. Sedari kecil Jenifer tinggal dan besar di Jakarta sehingga memberikan efek samping yaitu ia terbiasa hidup tanpa kesulitan dan serba tercukupi kebutuhannya, karena di Jakarta semua fasilitas mudah ditemukan dan di akses, tidak seperti di pedalaman yang membutuhkan usaha lebih ekstra lagi untuk menemukan dan mengakses sesuatu. Karena sudah lama hidup di Jakarta, Jen sempat terfikir untuk pindah ke kota atau negara lain. Jen terpikir untuk pindah ke kota atau negara lain karna Jen ingin merasakan suasana, pergaulan, kehidupan yang baru di kota atau negara lain. 

The Jenifer merupakan seorang yang beragama Katolik, ia di baptis saat masih kecil dengan nama baptisnya Angelina yang berarti seorang Ratu yang hebat. Nama baptis itu merupakan nama yang dipilih oleh dirinya sendiri. Selama ia memeluk agama Katolik, ia sudah melewati atau mengikuti banyak hal dalam agamnya seperti sudah komuni dan menjalani sakramen krisma serta sakramen tobat. Di setiap minggunya ia pasti selalu meluangkan waktu untuk pergi ke gereja. Di dalam gereja ia merasa suasana hatinya menjadi damai, tenang, senang dan masih banyak lagi. Selain dari suasanya ia juga suka ke gereja karna di gereja lagu sangat menenangkan hati dan pikirannya.

Ada sebuah lagu yang berjudul Can’t Help Falling In Loveyang di bawakan oleh Elvis Presley sangat memorable baginya, lagu ini adalah lagu pertama yang ia nyanyikan saat performacara Valentine’s Day dengan kekasihnya. Jenifer sangat gemar bernyanyi dan mendengarkan musik, ia kerap kali mendengarkan musik saat sedang bosan. Terkadang ia juga menggambar abstrak, berbicara tentang menggambar, Jenifer mengambil jurusan perkuliahan Arsitektur, Jenifer mengambil jurusan ini karena ia tertarik dalam bidang properti dan sesuai dengan hobinya yaitu menggambar. Dari skala 1 – 10, Jenifermencintai arsitektur dalam skala 7 karena ia masih menggali lagi tentang arsitektur itu sendiri, ada pepatah “tak kenal maka tak sayang” ya seperti itu. Fakta mengejutkannya yaitu, awalnya Jenifer ingin mengambil jurusan business analyst tetapi ia mengubah pikirannya untuk mengambil jurusan teknik sipil, ia sudah sangat yakin tetapi pada akhirnya setelah ia mempertimbangkan beberapa hal, ia memutuskan untuk mengambil jurusan Arsitektur.

Sebelumnya pasti setiap orang memiliki cerita di masa lalu yang traumatis atau menyedihkan, tetapi Jenifer tidak pernah mengambil pusing hal-hal yang seperti itu, karena ia menganggap hal tersebut tidak pantas untuk di sedihkan, ia percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak – Nya. Ia merupakan seorang yang mudah mengikhlaskan dan memiliki prinsip “The past is in the past and I won’t look back”

Jenifer memiliki tujuan hidup yaitu; 

1. Mendapatkan kehidupan yang nyaman, penuh kedamaian, dan kasih.

2. Menjadi berkat bagi banyak orang. 

Jenifer tidak begitu suka membicarakan tentang dirinya, ia begitu tertutup dan tidak nyaman bila ada orang yang “kepo” dengan kehidupannya.

Ketika Jenifer berusia 4 tahun, ia memulai pendidikan di KBB TK El Shadai setelah lulus ia melanjutkan SD di Sekolah yang tidak ketahui namanya sampai dengan kelas 4 dia pindah sekolah ke SD Santo Kristoforus 2, Jakarta, kemudian setelah lulus dia melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP di sekolah SMP Santo Kristoforus 2. Setelah lulus SMP, ia melanjutkan SMA di SMAK Kasih Karunia Jakarta. Sekarang ia sedang berkuliah di Bina Nusantara University.

Saat TK, Jen pernah mengikuti lomba fashion show

saat hari Kartini dan lomba bermain angklung, ia berhasil meraih juara 2.

Saat SD, Jenifer pernah mengikuti lomba choir antar daerah, dan berhasil memenangkan lomba tersebut dengan meraih piala perunggu. Setelah lomba ini, Jenifer memutuskan untuk berhenti mengikuti choir dikarenakan kegiatan ini mengganggu kegiatan belajarnya di sekolah. Jenifer juga pernah mengikuti ekstrakurikuler biola, ia sangat mahir memainkannya, ia sempat melakukan pentas saat natal dan open house di sekolahnya, tetapi seiring waktu berjalan ia sudah lupa cara memainkannya seperti apa. 

Saat SMP, Jenifer pernah menjadi anggota OSIS dan wakil ketua pramuka, ia mendapatkan penghargaan wakil ketua terbaik, ia juga pernah mengikuti ekstrakurikuler catur, setahun ia berlatih tetap tidak mahir juga karena tidak berbakat dalam bidang ini, ia juga mengikuti ekstrakurikuler musik, ia lumayan bisa mengikuti apa yang diajarkan oleh gurunya.

Ketika SMA, Jenifer mengikuti ekstrakurikuler musik dan badminton, ia sangat menggemari kedua hal ini, walau is tidak begitu mahir tetapi ia tetap menyukai kedua hal ini. Maka dari itu, saat berkuliah ia mendaftarkan diri UKM band dan badminton. Jen sempat bercita – cita menjadi penyanyi, tetapi iamengurungkan niatnya karena ia tidak begitu PD dengan suaranya.

Jen orang yang sangat tidak teratur, ia lebih suka sesuatu yang fleksibel. Tetapi, ia tidak suka mengerjakan sesuatu sehari sebelum hal itu di butuh kan, ia lebih suka dari jauh – jauh hari sebelum. Dengan kata lain ia tidak suka menunda dan menumpuk pekerjaan, ia sangat terorganisir. Tetapi musuh terbesarnya itu ialah malas, ia selalu merasa terganggu bila tidak mengerjakan sesuatu tetapi di sisi lain ia juga merasakan rasa malas. Tetapi hal ini tidak menghambatnya dalam melakukan kegiatannya. 

Sedari kecil ia sangat hobi bernyanyi, saat kecil ia sangat sering bermain, seperti bermain sepeda bermain PS, ia jarang mempunyai teman perempuan. Pastinya Jen pernah jatuh dari sepeda karena menabrak mobil yang terparkir sembarangan, bagian tekukan kakinya luka terkoyak kawat, untungnya ada mamanya yang melihat kejadian tersebut, Jen segera di obati oleh mamanya. Jen sangat gemar membaca buku novel danmenonton film, biasanya saat jam 5 pagi ia bangun dan menonton film kartun, hobi ini masih ada sampai ia besar, tetapi genre film yang ia sukai berubah yaitu trailer dan horor, walau ia menyukai genre film ini, ia lebih suka menonton drama Koreadan film barat, menurutnya film Indonesia sanggatlahberlebihan, dan tidak ada faedahnya. Ia kerap kali di nasihatioleh ibunya karena ia sering bergadang untuk menonton film -film tersebut. Film seri kesukaannya adalah The Vampire Diaries, film ini ada 8 season, film ini menceritakan tentang vampir, dan manusia yang berubah menjadi vampir. 

Berbicara tentang film, Jen memiliki karakter favorite nya, ia sangat menyukai Wonder Woman yang dibintangi oleh Galgadot, karena menurutnya Wonder Woman sangat kuat dan keren untuk menjadi panutan.

Saat beranjak remaja, Jen jarang sekali keluar rumah, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah, dengan menggambar, nonton film, dan tidur. Saat sedang pandemi, ia tidak keberatan ataupun stress, karena ia sudah terbiasa di rumah saja. Ia sangat malas keluar rumah karena baginya hal tersebut buang – buang waktu dan tidak ada gunanya. Tetapi sejak SMA Jen bertemu dengan kekasihnya yang bernama Nathanael, sedari itu ia menjadi gemar keluar rumah jalan – jalan. 

Jen mulai menyukai menggambar sejak 2021, ia pernah menggambar mata, bibir, dan masih banyak lagi.

Ada satu kejadian yang tidak akan pernah dia lupakan, yaitu ia pernah jatuh dari motor karena di tabrak oleh pengendara motor yang lalai, posisi Jen sedang di bonceng ibunya, mereka sedang menuju sekolah, tepat di hari terakhir Jenujian, para guru dan temannya menyaksikan kejadian tersebut, semua orang khawatir tetapi ia tidak memerdekakan tetap memaksakan diri untuk melaksanakan ujian, karena kembali lagi ‘hari terakhir ujian’, hal ini membuatnya greget, sehingga ia memaksakan dirinya untuk ujian. Hal ini tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya. 

Jen sempat ingin berkuliah di luar negri karena menurutnya dunia properti di luar negeri jauh lebih maju ketimbang yang ada di Indonesia, tetapi ibunya tidak mengizinkan dia karena ibunya mengkhawatirkannya karena ia adalah seorang anak perempuan. 

Ia sangat menyukai hewan, mulai dari mamalia sampai reptil. Jen sangat menyukai anjing yang berjenis rottweiler karena anjing ini sangat lucu, pintar, bersahabat, danmenggemaskan. Jen juga suka kelinci karena hewan ini terlihat sangat fluffy, selain hewan kelinci dan anjing. Jen juga menyukai hewan reptil seperti blue tongue, gecko, dan tarantula terutama cobalt blue, karena hewan ini terlihat sangat keren dan memiliki estetika khusus menurut Jen. Jen pernah memelihara anjing berjenis Tzitzu, ia menamainya kirlen, anjing ini berjenis kelamin laki – laki, Jen memelihara anjing ini sedari umurnya berusia 5 tahun, sampai pada akhirnya saat Jen beranjak usia 15 tahun hewan peliharaan kesayangannya itu meninggal karna sudah cukup tua. Jen sangat sedih saat hal ini terjadi karna anjing yang bersamanya selama 10 tahun pergi meninggalkannya. Sejak itu ia tidak pernah memelihara hewan apapun lagi karna takut sedih saat hewannya meninggal. Namun ia sempat memelihara ikan pemberian kekasihnya, tapi ikannya meninggal karena kelebihan makan, Jen kembali bersedih, tetapi tidak lama kemudian kekasihnya membelikannya ikan lagi lumayan banyak, namun kali ini kekasihnya yang merawat ikan tersebut, tetapi ada beberapa ikan yang meninggal. Karna takut kejadian yang lalu – lalu terjadi lagi, sekarang Jen lebih sering mengingatkan kekasihnya untuk memberi makan ikan – ikan tersebut.

Sebenarnya masih banyak hal lagi tentang seorang The Jenifer, tetapi ia sanggatlah tertutup sehingga sangat sulit sekali untuk mengetahui informasi pribadi tentang dirinya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Thalita Sayahla Muqoddas – Get to Know Your Self

Nama saya Thalita Syahla Muqoddas, Saya lahir di kota kecil di Banten yaitu Cilegon. Saya berasal dari keluarga sederhana, papa saya bekerja di perusahaan konstruksi dan mama saya bekerja di bidang perminyakan. Saya anak ke satu, mempunyai adik perempuan yang umurnya beda 6 tahun adalah sebuah tantangan, dimana kita harus bisa mencontohkan untuk menjadi perempuan yang kuat dan tangguh serta harus bisa mencontohkan hal-hal untuk pertahanan diri, dimana sekarang perempuan seringkali menjadi korban kejahatan laki-laki tidak bertanggung jawab. Saya berasal dari suku sunda dan suku jawa. 

Dari kecil saya tinggal bersama Eyang uti dan Eyang kakung saya karena papa saya sering kali tugas di luar kota dan mama bekerja dari pagi hingga sore hari. Meskipun mereka sangat sibuk tapi mereka selalu memberikan kualitas pendidikan yang sangat baik. Dari Playgroup sampai SMP saya bersekolah di Mutiara Bunda Cilegon, kemudian dilanjut SMA di SMA Negeri 2 Krakatau Steel dan sekarang saya berkuliah di BINUS UNIVERSITY. Sebelum saya berkuliah di BINUS saya mendaftarkan ujian mandiri di itb, Ipb dan unpad tapi ternyata saya berakhir dengan BINUS. H-3 jadwal FYP saya adalah pengumuman unpad, H-1 FYP saya pindah ke kos dan disitulah kehidupan kost saya dimulai. 

Saya tidak pernah bosan atau merasa capek untuk hal yang namanya traveling, sedari kecil saya kurang betah dirumah, tapi keadaan yang membuat saya stay di rumah dengan waktu yang cukup lama. Orang tua saya serta kedua eyang saya sangat strict dengan pertemanan saya, yang ada dipikiran saya karena saya anak dan cucu perempuan pertama jadi mereka terkadang sangat overprotective. 

Sekarang Anak sekaligus cucu yang dulunya mempunyai peraturan yang sangat strick ini sudah bisa tinggal sendiri di kos untuk menempuh jenjang perkuliahan di BINUS. Saya tidak menyangka bahwa sekarang saya merasakan kuliah dengan jurusan yang saya sangat bangga banggakan dan idam idamkan yaitu Arsitektur. Saya berdoa semoga setelah lulus saya bisa bermanfaat dengan ilmu yang saya dapat di jenjang yang baru ini serta dapat melewati masa perkuliahan dengan lancar, aman dan nilai bagus.

Karena saya sangat suka sekali dengan traveling cita-cita saya saat sudah bisa berpenghasilan sendiri adalah saya ingin sekali bisa menjelajahi banyak negara. Selain suka traveling saya juga suka berbelanja, meskipun ada yang berkurang tapi saya percaya bahwa uang yang habis akan datang kembali, meskipun tidak langsung tetapi buat saya itu menjadi hiburan dikala uang saya habis. Dari kecil saya suka ikut eyang uti, dan eyang kakung jalan jalan. Meskipun hanya ke rumah saudara tapi itu letaknya di lain pulau ataupun di pelosok desa. Selain di dalam negeri ada beberapa negara yang sudah pernah saya kunjungi seperti Singapore, Turki, dan Mekkah. 

Tiga negara itu memberikan kesan dan pengalaman yang berbeda beda. mulai dari singapore, sejak TK saya suka ke singapore, terakhir ke singapore tahun lalu itu adalah hadiah ulang tahun saya dari kedua orang tua saya. setiap saya ke singapore saya selalu berpendapat bahwa rata rata penduduk negara tersebut berasal dari Tionghoa, Melayu, India, Arab dan lainnya. Mereka sangat gerak cepat, beda dengan di indonesia. Di singapore tempat yang selalu saya kunjungi adalah USS saya suka sekali dengan wahana-wahana yang menantang seperti disana. 

Tapi sayangnya terakhir kali saya kesana papa saya tidak mengizinkan saya menaiki Roller Coasternya, tidak tahu spesifiknya kenapa tapi beliau tidak mengizinkannya. Karena singapura didominasikan dengan penduduk wilayah asia selatan yaitu india, saya dan keluarga saya sangat suka sekali berkunjung di restourant india. Selain mustafa center chinatown adalah tempat belanja kesukaan saya dan keluarga saya.

Kemudian Turki dan Mekkah adalah dua negara yang saya kunjungi dalam waktu yang lumayan berdekatan. Mulai dari turki, negara yang memiliki letak diantara dua benua yaitu benua asia dan eropa serta laut yang indah. Saya senang sekali berada disana, rasanya tenang, dan nyaman, pikiran juga lebih terasa ringan. Tapi sayangnya saya kurang cocok dengan makanan mereka. Menurut saya rasanya kurang flavourfull, dari tampilannya sangat enak tapi rasanya terkadang sangat kurang berasa sedangkan saya tipikal orang yang suka makanan ‘medok’ saya sangatt ingin sekali berkunjung kembali ke turki. Merasakan dinginnya salju untuk pertama kali, vibes eropa yang sangat khas membuat saya merasa fresh. 

Makkah. Saya berkunjung kesana untuk ibadah, dimana di negara tersebut saya sebagai muslim memiliki aturan aturan khusus yang harus dilaksanakan saat melaksanakan rangkaian ibadah.  Tapi yang saya rasakan adalah ketenangan, sangat tenang, aman dan terasa bahagia sekali tidak pernah saya merasa se tenang itu, Makkah atau ka’bah tempat mustajab, mana doa doa yang kita bacakan Insya Allah terkabul. makanannya pun saya sangat cocok sekali, rasa khas medok bumbu khas arab yang bisa menaikan selera makan saya secara terus menerus.  Tidak lupa dengan belanja, ketika saya di Makkah selain saya banyak beribadah saya menghabiskan waktu untuk eksplore toko toko dan jajanan bersama teman saya. Meskipun banyak kesasar tidak mengurangi atau mematahkan semangat kita untuk lanjut eksplore.

Sejak kecil saya suka sekali dengan dunia otomotif di bidang mobil. sejak beberapa tahun terakhir saya tidak pernah melewatkan acara pameran mobil yang biasanya terletak di BSD serpong yaitu GIIAS. Koleksi mainan mobil saya yang saya kumpulkan sedari kecil pun masih ada, jumlahnya bisa sampai puluhan bahkan ratusan, merek yang saya suka adalah HotWheels. Saat Sma akhirnya saya bisa mendapatkan mobil pertama saya, yang saya sering gunakan untuk pergi ke sekolah, diingat jaraknya yang lumayan jauh saya tidak diperbolehkan membawa kendaraan motor. Mobil pertama saya, saya upgrade  seperti mengganti velg, dan saya remap. Kebutuhan dan hobi saya bisa menyatu, saya yang suka sekali berangkat mepet dengan jam masuk sekolah membutuhkan kendaraan yang cepat. 

Selain traveling dan penyuka otomotif saya suka sekali makan. Karena dari kecil saya diajarkan oleh eyang uti untuk tidak memilih-milih makanan serta dikenalkan dengan banyak makanan sampai sekarang pun beliau masih memperkenalkan makanan makanan baru khas daerahnya yang saya belum tahu. Saya juga sangat suka memasak. Saya bisa memasak menu dari hasil mandiri coba coba dan diajarkan oleh mama dan eyang uti saya. 

Karna Zodiak saya Cancer saya ada membaca tentang beberapa informasi bahwa cancer sangat sensitif, dan saya lumayan setuju karena terkadang saya merasa orang orang tidak melihat situasi dan keadaan dalam berbicara. Omong-omong soal bicara saya mempunyai teman dekat dari tk sampai sekarang, yaitu Anti dan Naila, mereka kedua teman saya yang sangat berharga buat saya, mereka ada di setiap suka maupun duka, senang maupun sedih. Karna tipikal saya susah bergaul jadi kebanyakan orang yang baru pertama kali ketemu dengan saya first impression saya adalah orang yang sangat judes, padahal tidak, saya hanya memfilter pertemanan saya, teman saya sedikit namun saya merasa cukup karena mereka mempunyai kualitas pertemanan yang bagus, lebih rela kehilangan uang banyak dari pada saya tidak mendapatkan kualitas pertemanan yang bagus. Saya sangat over thinker dan tipikal orang yang tidak bisa tidur tenang ketika mempunyai tugas. Seperti tadi malam saya tidak tidur karena mengerjakan denah tugas pertama saya.

Selain memfilter teman saya juga memfilter lingkungan saya, jika saya merasa tidak aman atau tidak nyaman saya akan pergi dengan sangat ikhlas. Karna lingkungan dimana saya berada ataupun tinggal itu sangat berpengaruh bagi kehidupan saya dan ketenangan saya. Jujur setelah kurang lebih 2-3 bulan saya di Jakarta sampai sekarang saya masih culture shock dengan budaya budaya disini, dari harga sampai perilaku. 

Olahraga yang saya sukai adalah berenang, bermain badminton, hand ball dan sedikit jogging plus gym. Semasa Smp saya beberapa kali memenangkan pertandingan badminton dan handball di acara acara sekolah saya sangat senang dalam melakukan beberapa olahraga tersebut, rasanya enjoy, relax, dan semua masalah yang saya hadapi seakan hilang, meskipun sejenak tapi setelah itu saya bisa mendapatkan pikiran baru yang fresh. Untuk olahraga seperti gym saya suka tempat tempat sepi atau khusus perempuan, karna saya yang masih sangat awam dan overthinker jadi lebih aman sepertinya di tempat tempat seperti itu.

Saya kurang suka main game, saya baru akan baru bermain game jika benar benar menemukan game yang seru buat saya, itupun kalau bisa bertahan lama ya keren. Sejauh ini game yang bisa membuat saya bermain sampai berjam jam dan tidak bosan-bosan adalah Minecraft. Di game tersebut saya dan teman lelaki saya dapat bermain hingga 8-12 jam dalam sehari. Beda dengan game yang lain yang hanya bisa bertahan 3-5 menit saja. 

Dari kecil saya suka sekali pelihara hewan mulai dari kelinci, umang-umang, sampai sekarang kucing. Dirumah saya terdapat satu kucing putih jantan yang ber ras persia. Kucing putih tersebut kuberi nama geon, sebenarnya punya adik saya tapi geon kita rawat bersama sama. Sekarang geon berada dirumah dengan mama dan bibi. mama sangat memanjakan dia, dari awal dia datang kerumah badannya kurus tapi sekarang badannya sangat besar dan gembul. Dia sangat suka sekali makan dan mager mageran. Setiap saya dan adik saya pulang ke rumah dia selalu tidur di depan kamar saya dan adik saya. 

Saya memiliki cita-cita yang saya harap dan doakan agar cita-cita saya ini terkabul.

 Saya ingin mempunyai Rumah Consultant arsitektur sendiri, tapi disatu sisi saya juga ingin bekerja dengan arsitektur luar. Melihat dari Zaha Hadid rasanya mustahil untuk saya tapi saya harap saya bisa sukses seperti dia. Awalnya saya tidak menyangka kuliah arsitektur bisa selama itu, tapi saya terus ikhtiar dan sabar untuk melewati proses nya InshaAllah. Karena saya anak pertama jadi saya merasa tanggungan saya kedepannya akan lebih besar. Selain memberi contoh untuk adik saya, saya juga harus bisa membuat orang tua saya bangga terhadap saya, bisa berpenghasilan yang hasilnya untuk mereka. Ketika saya masuk arsi papa mama saya awalnya khawatir dengan kedepannya saya, tapi semakin kesini papa saya mulai mensupport saya. Saya berdoa semoga semua wishlist dan harapan saya bisa terealisasikan dengan baik, dan proses yang dimana saya kuat untuk jalani.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Teuku Farouk Syiah Alam – Get to Know Your Self

Hello, my name is Teuku Farouk Syiah Alam, rather called Alam or Lam. To clarify things before I dwelled into my stories, I came from an international school at Medan ever since i was small, so please do not think I’m using chatgpt or etc lol. This is genuinely my essay, written by me, you don’t have to believe my eloquenceness, you can simply communicate with me through English and you’ll be the judge.  

To make things easy to comprehend, Im18 years old, born at Medan, North Sumatera on 10 March 2005. I’m the youngest son in a brotherhood of one older brother who is currently at university as well, just not at Binus. My dad is basically the only one who provides for my family, my mom like you guess is a housewife. Dad works at an institution that contributes to our country’s finances, but it is not part of the government, a non department, but has a direct contribution to our economy. I was enrolled in a school rather superficial to most Indonesian students, Sampoerna Academy, it was Singapore Piaget Academy before, same school but just changed management. The loop and gap from SPA to Sampoerna Academy was massive, especially in its teaching methods and syllabus. But unfortunately, I was those kids who were failing in almost every class, barely passing the minimum grade. Yep, as you guess I was those troublesome students who created absolute havoc and shenanigans at school, if students there ate lunch for their meal, my meal was getting called up by the principal on a day-to-day basis. My school life was an absolute masterpiece, it can be made as one of those Christopher Nolan movie sequences, because of the ups and downs it involves. School is always something I looked up to, until the death of my life. 

Particularly because of the superbly splendid friends I made along the way. A friend that always accepts whoever you are, being real and not fake in every circumstance. A friend that tells you the truth, no matter how it hurts. These people genuinely care for my well-being and vise-versa, thus creating an analogy ‘susah senang bersama’ and they actually did, not only we had our highest highs and happiest moments together, we also experienced the lowest lows together as a unit. We always give a good impression behind their backs, despite talking shit straight to their faces. You probably thought my school life was perfect, absolutely not, why? Thanks to covid it ruined everything and myself but on the part of it, I discovered my true self. When covid hit Indonesia, we had to take online classes. Online classes also meant that we cannot interact with them f2f, although we still play online video games through discord every night. I still remember thoroughly in March 2019 when we were also so happy that our classes were online and we didn’t have to meet our teachers. Little did I know that it was the start of my massive downfall. Closest friends that I consider as a part of my family, start going on their own respective ways, departed ways with a lot of people without even saying a proper goodbye, like bro those memories we made does not exist? At that stage, I was just immature enough to understand the situation. Post-covid where school reopens, my class before covid was around 30ish (3 class), now left with just 10 students with half of it new students, 4 students who I had a history of fighting, and 1 rationale friend. That was the last year of my high school before graduation and it was worse than hell, maybe even deeper than hell god knows what it’s called. 

Aight it’s becoming like a really depressing story lmao, let’s dwelled on the positive things. I love football, like love love football. Dream of going professional ever since I was little, but also knowing that the football career is impossible to reach. So I’ll gladly just be a passionate supporter. It’s funny really how football can affect my mental health and mood, especially if Man Utd is having a poor performance on the field (which they did for the past 6 years, idk what i’m doing lol, but I love this club). Moodswings hits me alot for no reason, can be hyped up like 5 seconds ago and can also look like a depressed lad 10 seconds later. Don’t really have a specific song genre, listen to all songs basically. Used to frequently go to the gym, I also thought that life would be crazy and amazing in Jakarta. Absolutely not, the traffic here is insane, most people I meet are either those really smartass geeks who shower once every month or those guys who’re against god, while inhaling and puffing coloured chemicals (vape). It ain’t easy finding the right friends here, so atm, I just spend my time alone, and I actually opt to spend time alone, as it was more peaceful. Miss my parents so much, homesick hits hard. 

I took architecture in part because I believe that architecture is the orbit of the world. I want to increase the standard of quality living, connecting society to a more vibrant and robust environment. I was always good at drawing ever since I was small but ever since I received a tablet, paper and pencil just went extinct in my world, digitalization kills a lot of things, especially when life was way simpler and not as overwhelmed as today. 

But those hardships I have to go through taught me a lot, both mentally and physically. It builds and creates a fundamentally strong character development, being resilient in tough circumstances. If you dont know where youre going, but you make things based on the decision that is best for you. Wherever you’re going to end up, it’s where you need to be

Slowly readjusting and adapting to a life where I do everything alone, although it took plenty of time, I can proudly say I’m where I’m supposed to be despite still figuring what’s best for myself. You don’t get what you deserve, but you get what you think you deserve, because it dictates your actions and effort despite what you get is still outside of your control. Life moves pretty fast. I’d say, I’m here for a good time, not for a long time. I felt like my peak and prime school days were yesterday, if only I could turn back time (took school for granted). You’re probably a very busy and meticulous man, so I doubt that you would read this, even if you did please keep this as CONFIDENTIAL. What’s even more funny is that the story I’m illustrating is very superficial. Law number 3 – Conceal your intentions.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Terry Wu Thong That – Get to Know Your Self

Nama saya adalah Terry Wu Thong That. Saya lahir dan tumbuh di Jakarta . saya merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Saya merupakan orang yang cukup pemalu dan memiliki pribadi yang tertutup. Kelemahan saya adalah saya adalah orang yang pelupa sehingga untuk melakukan suatu aktivitas saya perlu mencatat nya. Saya memiliki hobi mendengarkan musik. Saya memasuki jurusan arsitektur karena saya memiliki rasa penasaran pada bagaimana cara dunia arsitektural bisa berkembang, bagaimana mereka memiliki ide dan gagasan yang pada waktu itu merupakan suatu hal yang gila. Dengan memasuki dunia perarsitekturan berarti saya telah memasuki dunia baru sebuah dunia yang tidak hanya imajinasi akan dilatih melainkan presisi inovasi dan kerja sama akan dilatih saya berharap saya dapat mencurahkan seluruh jiwa dan hati saya untuk mempelajari dan terus berkembang pada bidang ini.

Awal mula saya tertarik pada bidang ini mungkin pada saat saya kecil saya sering bermain dengan lego dan beberapa game sandbox open world yang dapat memungkinkan saya dalam mencurahkan seluruh imajinasi saya. Walau saya tau untuk menjadi seorang arsitektur yang handal harus mengorbankan seluruh jiwa raga danw aktu saya tetap akan berusaha lebih. Saya sering pergi jalan jalan ke beberapa tempat dan saya melihat banyak sekali bangunan bangunan yang tidak sesuai standar atau pun bangunan tua yang memiliki struktur yang kurang kokoh. Sehingga saya merasa bahwa kelak kedepan nya perlu dipikirkan bagaimana mengatasi masalah masalah tersebut. Saya sangat senang Ketika melihat Gedung Gedung dengan interior seperti bangunan bangunan turki yang megah ataupun seperti di vatikan yang Gedung nya memiliki banyak sekali ukiran dan lukisan yang indah sehingga menambah nilai estetika dari Gedung tersebut.

Harapan saya dalam waktu dekat adalah untuk mendalami pengetahuan saya dalam dunia arsitekturAssalamu’alaikum Wr.Wb

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Tasya Rendita Azzahra – Get to Know Your Self

Assalamu’alaikum Wr.Wb perkenalkan namaku Tasya Rendita Azzahra umur 18 tahun, 28 Mei 2005 dan aku 2 bersaudara. Aku dan adikku sama-sama lahir di Jakarta.  Biasa aku di panggil Aca awal mula aku dipanggil Aca karena itu plesetan aja sih dari Tasya, kadang juga aku dipanggil Tasman. Aku anak kamsi Serang, dibesarkan di Serang dari TK sampai SMA karena kedua orang tua ku bekerja di serang. Aku terlahir dari keluarga sederhana. Ayahku seorang polisi dan Ibuku seorang PNS. Dari TK saya selalu mengikuti ekstrakulikuler menggambar, mewarnai sampai ketika saya memulai Sekolah Dasar saya pun masih mengambil ekstrakulikuler menggambar dan mewarnai sampai kelas 4. 

Diluar dari kegiatan sekolah ketika saya berumur 11 tahun saya dibawa oleh Ayah saya untuk melihat mobil Tamiya saya mulai mencoba modifikasi mobil Tamiya tersebut dan saya senang, pada saat itu setiap harinya aku pergi ke tempat Tamiya untuk melihat orang memodifikasi mobil Tamiya nya masing masing, selang beberapa hari ternyata ada spanduk di tempat mainan tersebut bahwa akan di adakan perlombaan mobil Tamiya akhirnya saya pulang dan memberitahu ayah saya disitu saya didudkung untuk ikut karena saya suka sampai akhirnya saya selalu memenangkan perlombaan Tamiya tersebut bahkan pernah memenangkan juara 1 sekaligus mendapatkan juara 2 dan ketika saya sudah naik kelas 6 akhirnya memutuskan untuk focus belajar untuk UN. 

Banyak sekali orang-orang yang saying dan peduli sama saya, khususnya kepada orangtua saya yang sudah membesarkan saya dan memberi Pendidikan sampai saya bisa meneruskan Pendidikan ke jenjang berikutnya. Setelah lulus SD saya melanjutkan pendidikan di SMPIT AL-IZZAH SERANG di tahun 2017. Sejak kelas 7 SMP saya di percayai oleh sekolah untuk menjadi Kepala Departemen OSIS sampai kelas 8, 2 tahun saya menjabat sebagai Kepala Departemen, di awal jabatan memang terasa berat sekali untuk saya karena pada saat saya kelas 7 dan di masa jabatan itu hanya saya yang menjadi Kepala Departemen bahkan anggota saya adalah kakak tingkat saya. Tetapi saya selalu dibimbing oleh guru, dibantu oleh teman-teman.

 Banyak pertanggungjawaban yang harus saya lakukan dan yang pastinya waktu belajar saya berkurang karena dari pihak sekolah memberikan waktu dispensasi untuk Organisasi. Saya selalu kuwalahan untuk mengatur waktu dan mengejar target belajar hilangnya kefokusan dan pernah drop alias sakit karna harus mengerjakan PAS, Organisasi dan Ekstrakulikuler yang saya minati, jujur saya tidak menyesal pernah mengambil keputusan yang berat dan tidak bisa diulang walaupun tidak bias membagi waktu di SMP. 

Saya melanjutkan pendidikan di SMAI NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL SERANG. Seperti yang kita lihat sekolah saya adalah Boarding, yaa tentu saja aktivitas saya dimulai dari sebelum subuh sampai jam 10 malam itu dia kegiatan saya dan hampir monoton setiap harinya, dimulai dari menghafal Al-Qur’an setelah sholat subuh, sekolah jam tujuh pagi sampai jam tiga sore, sore hari aku pakai untuk kegiatan ekstrakulikuler aku yaitu volley, karena waktu SMP ekstrakulikuler yg aku ambil adalah volley juga dan waktu malam nya aku pakai untuk olahraga. Aku merasa mendapatkan lebih banyak pengalaman dari SMP karena jauh dari orang tua adalah hal yg pertama kali baru aku rasain untuk jangka waktu yang lama, dan aku pulang setiap 4-6 bulan sekali tetapi bisa untuk mengambil izin 2kali sebulan di minggu perempuan dengan alesan yang ada di buku panduan. 

Di SMA ada kegiatan FLIGHT yaitu perlombaan yang wajib diadakan 1 angkatan angkatan dengan panitia dari angkatan itu sendiri, kegiatan dari kreativitas kita, sampai mencari sponsor juga sendiri tanpa bantuan dari guru, sepertinya setiap sekolah juga ada tetapi bagi aku beda karena kita dibatasi oleh sarana dan prasarana tetapi tidak memberhentikan kreativitas kita, mempersiapkan acara FLIGHT membutuhkan waktu hampir 1 tahun dan bagian setiap orang di acara tersebut tidak hanya 1 bisa ganda ataupun lebih dari itu, aku mendapatkan tanggung jawab untuk menjadi ketua dance competition, ikut dalam aksi gerakan pembukaan kepada gubernur, menjadi ketua DANA. Ini adalah bagian paling menyenangkan aku di SMA karena ribuan orang berada di sekolah ku. Aku ingin menceritakan Organisasi aku di SMA, aku bergabung menjadi sekretaris Organisasi Lingkungan Hidup dengan masa jabatan 1 tahun. Aku mengikuti kegiatan study tour ke kampus UNS, UNY, DAN UGM. Tetapi ada beberapa kampus yang belum di perbolehkan masuk ke dalam kampus dengan alesan tertentu. Selama 5 hari aku mengelilingi Yogyakarta dengan teman teman ku tanpa Handphone dan hanya diperbolehkan membawa 1 kamera di dalam 1 grup. Ini juga pengalaman yang paling saya ingat juga karena study tour tanpa Handphone, yang biasanya selalu update, mengabari orang tua, hanya bias membuat vlog di kamera. Dan tidak lupa untuk membawa pulang oleh-oleh yang sudah di titipkan dan yang paling ditunggu oleh keluarga dan teman teman lama ku yaitu tugu jogja dan bakpia, aku membeli banyak sekali untuk dibagi bagikan nya sewaktu aku pulang. 

Pengalaman Organisasi di SMA ini mengajarkan aku untuk ber-kreativitas tanpa batas karena anak Organisasi memiliki program kerja yang harus terealisasikan contohnya seperti program kerja disaat Maulid Nabi SAW yaitu, panitia berdiskusi memilih ketua untuk program kerja tersebut selain ketua adapula sekretaris, bendahara, divisi perlombaan, photographer, divisi snack, divisi dekorisasi, divisi perkap, divisi pengarahan, adapula pemilihan MC, operator, tilawah, penampilan, dan MC games. Ini adalah contoh kegiatan dari panitia yaitu, pembukaan dari kepala sekolah, pembukaan dari ketua pelaksana, materi, penampilan, sesi arahan ISHOMA, pembagian snack, perlombaan untuk siswi, dan kesempatan divisi DANA untuk berjualan saat siswi melakukan perlombaan karna pastinya sangat melelahkan. Selain mengadakan atau merayakan hari hari besar di dunia, para anak Organisasi juga setiap pagi mengadakan sesi kreativitas yaitu, dari masing masing divisi menunjukan yel-yel dan informasi berguna untuk siswi misalnya, cara mencegah jerwat, pemilihan buah yang segar, bias juga informasi tentang dunia, isu-isu politik diluar sana disinilah divisi humas yang paling penting karena tugasnya mencari berita paling update untuk siswi, ada juga divisi olahraga yang sering membagi vitamin untuk menjaga imunitas tubuh, dan tugas divisi acara adalah mengadakan bersih-bersih sesuai waktu yang sudah di tentukan ketika rapat. Banyak waktu di SMA ini membuat aku bias lebih belajar untuk membagi waktu karena mau tidak mau semua harus dilakukan, terkadang memang ada yang berbarengan.

 Di awal kelas 12 aku dan teman-teman asrama ku di sore hari selalu senam tujuan nya untuk semangat sampai akhir ujian sekolah hehe. Dan itu terlaksana, malah membuat aku melakukan aktivitas berat seperti lari, push up, dan workout ini semua aku lakukan dan tidak menghalangi tugas aku yang lain. Sapsuy adalah partner olahraga lari aku, karena hari minggu di sekolah aku libur kita memutuskan untuk lari di pagi hari, dan memang setiap minggu pagi di lapangan ramai siswi siswi yang beraktivitas juga berbagai macam ada yang bermain bulu tangkis, basket, volley, tapak suci, dan ada juga yang sama seperti aku dan sapsuy, aku merasa seperti ada di Car Free Day karena suasana yang ramai dan kelas 7 berjualan karena tugas dari sekolahnya. Ada suatu hal yang saya nikmati, yaitu saya bahagia dengan diri sendiri. Saya bersyukur dengan apa yang saya punya dan dapatkan saat ini. Saya tidak suka mengikuti gaya yang biasanya teman-teman ikuti. Saya cenderung memilih apa yang menurut saya nyaman. Harapan saya kedepannya adalah semoga saya dan orang-orang yang saya sayangi sehat selalu agar bias melihat saya sukses dan semoga saya mendapat nilai yang sanga =t memuaskan, tentunya semua itu tidak akan terkabul tanpa doa, usaha, ikhtiar dan tawakkal serta semoga saya sukses dalam berkarya dan mempunyai penghasilan sendiri untuk dapat membanggakan kedua orangtua dan keluarga saya. Amiin. 

Ketika saya baru selesai ujian sekolah di SMAI NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL SERANG di perguruan tinggi saya memilih jurusan kedokteran, namun tidak lolos di prodi tersebut. Tidak lepas dari situ perjuangan saya masih panjang sampai orang tua saya sudah membayar teknik perminyakan di Universitas Pertamina namun tidak saya ambil dikarenakan suatu hal. Saya memilih BINUS UNIVERSITY karena akreditasi yang bagus dan salah satu kampus swasta terbaik di Indonesia serta memiliki visi misi yang bagus, dan memiliki rekam jejak yang bagus di bidan pendidikan. Dan saya memilih jurusan Architecture di binus karena saya sangat gemar menghitung, menganalisis lingkungan sekitar, dan menggambar. Selain itu saya juga senang dengan nlai estetika yang dimiliki oleh seorang Architecture. Saya juga sangat senang berada di kelas saya sekarang karena teman teman dikelas sangat rumah dan baik bahkan sering membantu teman yang lagi kesulitas dalam mengerjakan tugas atau melakukan registrasi di setiap aplikasi pembelajaran. Walaupun saya memasuki kampus melalui Batch 6, dan berbeda dengan batch yang lain nya yang mempunyai FL dan mengikuti kegiatan FYP dari awal yang seru banget, tetapi aku tidak dapat, aku hanya mengikuti dari inaugurasi di Binus Alam Sutera, semua orang sudah beradaptasi bahkan sudah ada yang mendapatkan teman sekelas, akhirnya saat hari pertama masuk kampus aku berkenalan dan mereka semua menerima baik aku. Tetapi belum terbiasa dengan aplikasi BINUS MAYA, dan jadwal kuliah, bingung dengan siapa dosen pembimbing saya karena belum ada. Tetapi memang benar adanya jalanin aja dulu, nanti juga faham. Akhirnya saya mulai sedikit terbiasa dengan jadwal kuliah ini, namun masih belum bisa list tugas karena bingung.

Sebelum kisah cerita sederhana ini saya tutup, saya ingin mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada keluarga, teman-teman yang baik terhadap saya dan mensupport saya, sehingga semua dapat berjalan dengan baik. Sekian kisah cerita sederhana ini saya buat, semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi bagi yang membaca, bila ada kata-kata yang salah mohon di maafkan. Terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Taslima Nurhuda – Get to Know Your Self

“Apa jurusan yang akan kamu ambil saat kuliah?”, pertanyaan itu terus berulang kali ditanyakan selama masa SMA. Dari mulai teman, guru dan keluarga terus menanyakan pertanyaan yang sama dan saya selalu jawab dengan jawaban jurusan arsitektur. Dengan diri saya yang sudah berstatus sebagai mahasiswa, pertanyaan tersebut berubah dengan “Bagaimana kehidupan kamu sebagai mahasiswa jurusan arsitektur?”. Pertanyaan tersebut mungkin belum bisa saya jawab dengan jawaban yang pasti karena saya masih dalam masa peralihan dari masa SMA ke masa perkuliahan. Tetapi, hal yang dapat saya bilang adalah bahwa kehidupan mahasiswa perpaduan dari rasa senang dan lelah. Saya merasa senang untuk belajar tentang arsitektur. Namun, terkadang saya juga merasa lelah dengan perkuliahan dan masih beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan. Terlepas dari rasa lelah yang saya alami, saya sangat bersyukur dan sangat senang dapat belajar di jurusan yang sama impikan yaitu arsitektur. 

Sebagian orang bertanya alasan saya tertarik dengan jurusan arsitektur. Sebenarnya, hal yang membuat pertama kali pemikiran ingin masuk jurusan arsitektur terlintas adalah saat saya sedang mempersiapkan dan meng-desain layout untuk pameran seni SMP saya. Saat itu, saya sedang bersama teman-teman saya berdiskusi tentang layout untuk pameran seni angkatan kami. Di SMP saya, setiap angkatan diwajibkan untuk membuat pameran seni yang memamerkan karya-karya siswa-siswi setiap angkatan. Saat itu, saya merasa bahwa membuat layout dan merancang sangatlah seru, dan terlintas di pikiran saya bahwa saya ingin menjadi arsitek. Waktu itu, saya belum seratus persen yakin bahwa saya akan memilih jurusan arsitektur saat kuliah. Namun, saat saya mulai masuk ke tingkat pertama SMA, saya mulai memikirkan jurusan apa yang cocok untuk saya. Saya memiliki tiga pilihan saat itu, yaitu arsitektur, perencanaan wilayah kota dan desain interior. Setelah melakukan riset tentang pekerjaan yang dilakukan masing-masing jurusan tersebut, saya menjadi lebih yakin untuk memilih arsitektur sebagai jurusan yang saya minati. Alasan saya memilih arsitektur adalah karena arsitektur merupakan perpaduan dari seni dan bangunan. Saya mempunyai ketertarikan pada keduanya. 

Bagi saya, arsitektur adalah wadah yang tepat untuk menyalurkan dan mengembangkan kreativitas saya. Dengan luasnya pengaruh dari arsitektur terhadap lingkungan masyarakat, menambah ketertarikan saya karena arsitektur dapat memberikan solusi fungsional, terbentuknya ruangan yang dapat menginspirasi dan dampak pada makhluk hidup yang menempatinya. Hal tersebut membuat saya kagum serta semangat untuk berkontribusi di dalam bidang arsitektur ke dalam masyarakat. Saya percaya bahwa dalam memilih jurusan, harus ada ketertarikan dan semangat untuk belajar dalam bidang tersebut. Arsitektur bagi saya memenuhi hal tersebut. Ditambah, arsitektur juga bisa selaras dengan tujuan hidup saya bagi orang lain yaitu dengan membantu dan berguna bagi lingkungan dan makhluk hidup khususnya manusia yang sudah ditanamkan sejak saya kecil 

Lahir dan besar di Jakarta membuat saya terbiasa dengan kesibukan dan keramaian Ibu Kota. Hal tersebut mengajarkan saya untuk selalu gesit dan sigap dalam menjalankan sesuatu pekerjaan dan kegiatan. Saya lahir dan besar pada keluarga biasa dan sederhana. Saya terlahir sebagai anak bungsu dari dua saudara. Walaupun saya terlahir sebagai anak bungsu, tidak membuat saya berkepribadian manja dan seenaknya. Dari kecil, saya diajarkan untuk selalu punya tujuan dan bertanggung jawab dalam semua kegiatan yang saya lakukan. Contohnya adalah ketika saya berkeinginan untuk les musik, saya harus bertanggung jawab untuk datang setiap minggunya. Saya juga diajarkan untuk tidak gampang menyerah dan selalu untuk berkembang serta berguna untuk sesama. 

Dari pembelajaran itulah yang mengakibatkan adanya tujuan hidup saya yang berfokus pada diri saya sendiri dan juga untuk orang lain. Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri selalu berpusat pada bagaimana saya terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Saya percaya bahwa manusia harus terus bergerak dan mempunyai arah hidup. Untuk itu, perlu pengembangan diri dan tujuan dalam menjalani kehidupan. Saya juga percaya bahwa tujuan hidup itu harus juga yang berdampak pada orang lain. Kita sebagai manusia haruslah menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang. Kita harus membantu dan berguna bagi sesama. Menurut saya, semua orang bisa untuk membantu sesama terlepas dari apapun profesi atau pekerjaan yang ia miliki. 

Lahir dan besar di Jakarta juga membuat kenangan yang melekat pada diri saya berputar pada kota tersebut. Memori atau momen-momen tersebut muncul kembali saat saya melewati gedung atau jalanan tersebut. Salah satu alasan juga saya suka arsitektur adalah bahwa sebuah lingkungan, gedung, perumahan, jalan bisa menjadi pengingat atau bisa melekat pada diri yang pernah berinteraksi pada tempat itu. Salah satu tempat yang melekat pada memori saya adalah gedung sekolah dasar saya. Bertempat tidak jauh dari rumah saya membuat saya tidak jarang untuk melewati gedung tersebut. Bagi saya, momen ketika masih menempati sekolah dasar adalah suatu momen yang sangat bahagia. Salah satu momen yang melekat pada diri saya adalah saat ayah saya mengantar saya pertama kali masuk sekolah dasar. Momen itu sangat melekat bagi saya karena ayah saya siap sedia menunggu saya di depan kelas sampai waktu pulang. Meskipun ayah saya waktu itu ada jadwal untuk ke kantor, tetapi ayah saya tetap menemani saya pertama kali masuk sekolah. Momen itu adalah salah satu momen yang melekat dalam hidup saya.

Terlepas dari semua kebahagiaan yang saya rasakan dari waktu saya kecil sampai lulus sekolah, cerita tentang masa-masa selama menduduki sekolah menengah atas (SMA) adalah cerita yang paling saya gemar untuk diceritakan kepada orang lain. Banyak kejadian, kegiatan, peristiwa yang saya alami ketika masa SMA yang sangat seru untuk diceritakan. Dari masa SMA yang dimulai di rumah sampai kisah waktu lulus merupakan masa-masa yang tidak terlupakan bagi saya. Masa SMA yang dimulai dengan adanya pandemi yang diakibatkan oleh virus corona membuat masa SMA saya selama kurang lebih dua tahun bertempat di rumah. Walaupun demikian, saya masih bisa berteman dan berinteraksi dengan teman-teman saya melalui fitur video call dan sebagainya. Saya selama SMA juga banyak mengikuti kegiatan dan organisasi yang cukup banyak membuat event atau kegiatan. Dari hal-hal tersebut membuat banyaknya cerita-cerita yang sangat seru untuk diceritakan kepada teman lama maupun baru. Saya merasa sangat senang saat menceritakan masa-masa itu.

Dalam masa SMA saya, saya juga banyak terlibat dalam seni. Mulai dari seni lukis, musik sampai film. Di dalam seni musik dan film saya menghasilkan beberapa karya seperti saya menjadi sound dan music director pada short movie yang dihasilkan oleh club cinematography sekolah saya. Saya juga membentuk band dengan teman-teman saya dan kerap tampil pada beberapa acara sekolah. Dalam bidang seni, SMA saya juga mewajibkan setiap angkatan untuk membuat sebuah pameran seni yang memamerkan karya siswa-siswi angkatan tersebut. Dalam pameran tersebut, setiap siswa harus membuat 2 karya lukisan untuk ditampilkan pada pameran tersebut. Di dalam kepanitiaan pameran tersebut, say berperan dalam divisi layout dan desain. Karena saat pelaksanaan pameran tersebut masih pada waktu pandemi, jadi tugas saya adalah untuk membuat pameran seni virtual. Saya bersama teman-teman saya yang lain membuat layout pameran tersebut dan memindahkannya ke dalam pameran seni virtual yang bisa dilihat melalui perangkat gadget. Di dalam masa SMA saya, masih banyak kegiatan dan organisasi yang sangat seru untuk di ceritakan.

Dengan banyaknya kebahagian yang saya rasakan pada masa SMA, saya juga mengalami kesedihan serta kegagalan pada masa tersebut. Pada akhir kelas 12, saya merasakan banyak kegagalan yang saya alami dalam perjalanan saya untuk masuk ke dalam universitas yang saya impikan dulu. Saya hanya menginginkan masuk ke dalam jurusan yang saya mau, yaitu arsitektur. Dan universitas yang saya inginkan saat itu terus menolak saya. Saat itu, saya merasa sangat sedih dan kecewa pada diri saya sendiri. Tetapi, dari semua kegagalan itu banyak membuahkan pelajaran bagi saya. Saya percaya bahwa setiap orang mempunyai jalan terbaik nya masing-masing. Dan saya belajar bahwa dari kegagalan, kita bisa banyak belajar untuk tidak terlalu lama larut dalam kesedihan dan terus berkembang serta belajar menjadi lebih baik lagi. Dalam hidup saya, say ajuga banyak merasakan kesedihan, tetapi saya selalu berusaha bangkit dari kesedihan itu dan menjadikannya sebuah pembelajaran. Saya percaya bahwa setiap kesedihan akan melahirkan sebuah kebahagiaan. Jadi, kita janganlah terlalu larut dalam kesedihan.

Saya mempunyai hobi yaitu mendengarkan musik dan memainkan alat musik. Saya bisa memainkan alat musik seperti gitar, piano dan biola. Sedari kecil, saya banyak terekspos dengan musik membuat saya tertarik dalam musik. Saya menyukai berbagai macam genre musik seperti Pop, R&B, K-Pop, Jazz dan sebagainya. Saya menyukai banyak artis, tetapi salah satu artis yang paling sering saya dengar adalah Taylor Swift. Walaupun menurut saya Taylor Swift bukan penyanyi yang mempunyai suara yang terbaik, yang membuat saya suka untuk mendengarkan lagunya dan menikmati karyanya adalah karena ia sangat pandai dalam menceritakan sebuah cerita yang diubah menjadi lagu. Pendengarnya bisa meng-imajinasikan cerita dari lagu yang ia tulis. Salah satu lagu yang saya sukai dari Taylor Swift adalah Clean dari album 1989. Lagu tersebut dapat diinterpretasikan ke dalam beberapa makna tergantung para pendengarnya. Saya selalu percaya bahwa sebuah seni itu subjektif. Seni dapat dilihat atau didengarkan tergantung masing-masing yang melihat atau mendengarkan karya tersebut. 

Banyak kejadian yang terjadi dalam hidup saya. Semua itu meliputi rasa senang, sedih, kecewa, ketakutan, marah, dan lainnya. Itu semua yang membuat saya banyak belajar dalam menghadapi semua itu. Dalam menggapai mimpi terkadang ada kalanya kita gagal, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bangkit untuk menggapai mimpi tersebut. Bagi saya, arsitek adalah mimpi yang saya cita-citakan. Saya harus bisa terus belajar dan berkembang untuk mencapai mimpi tersebut. Pelajaran dan kenangan yang saya dapatkan dapat menjadi tangga dalam menggapai mimpi tersebut.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Syekhan Dia Ulhaq – Get to Know Your Self

Nama ku Syekhan Dia Ulhaq. Aku lahir dan besar di Jakarta pada 1 Agustus 2004. Aku memiliki dua orang adik. Adik ku yang pertama laki-laki dan mengidap autisme. Seharusnya dia kelas 2 SMA kalau saja dia tidak austime. Walau tidak bersekolah di sekolah formal, dia tetap bersekolah di SLB. Lalu, adik ku yang kedua perempuan. Masih berusia 9 tahun, kelas 4 SD. Memang jarak kita berbeda 10 tahun, namun tidak menjadi halangan untuk kita dapat bersenda gurau. Kedua orang tua ku berprofesi sebagai dokter. Ibu ku seorang ketua divisi di salah satu puskesmas di jakarta. Sedangkan ayah ku di kementrian kesehatan.

 Sejak kecil aku selalu mendapatkan pertanyaan; “kok anak dokter begini?”. ya, dulu aku bertolak belakang dengan kedua orang tua ku. Aku tidak suka hitung-hitungan (sekarang untuk yang berhubungan dengan arsitektur aku suka 😊). Aku tidak suka terlalu banyak menghafal, aku tidak suka bermain dengan logika,  dan aku tidak suka apapun yang berhubungan dengan dunia kesehatan seperti jarum suntik, alat tensi, stetoskop atau apapun itu. Entah kenapa aku tidak suka akan hal-hal semacam itu. Yang aku sukai hanya menggambar dan membuat suatu kerajinan. Aku gemar sekali dalam hal yang memerlukan kreativitas. Dan sedari kecil aku juga mempunyai pemikiran bahwa, kemampuan dan bakat ku dalam menggambar dan menciptakan sesuatu harus aku kembangkan, karena aku mau berkutat dengan hal itu sepanjang hidupku. 

Saat aku menginjak dunia SD, aku cenderung pemalu. Pada awalnya aku susah terbuka ke orang baru. Namun seiring berjalannya waktu, aku mendapat teman. Walau jumlahnya tidak banyak, tapi kita teman dekat. Kita sering bercanda ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, sampai-sampai ibuku dipanggil kesekolah hanya karena aku terlampau berisik dikelas. Yang aku ingat waktu itu, aku hanya ingin menuangkan ide-ide dikepala ku. Jika tidak aku bagi ke teman dekat ku, aku menuangkan ide ku di buku tulis atau di buku paket pelajaran. Namun, itu tidak disukai guru ku dan tentu saja kedua orang tua ku. Tapi aku tidak perduli waktu itu. Yang aku inginkan hanyalah menuangkan ide ku. Lalu, ketika UN datang, jelas aku tidak mendapat nilai terbaik versi ku. Sebenarnya aku yakin aku bisa lebih dari itu, namun entah kenapa saat ujian aku tidak terlalu bisa mengerjakan ujian itu. Dan pada saat itu aku sadar. Ada sesuatu yang harus aku ubah. 

Sesaat masa SD berlalu, aku beranjak ke SMP. Aku tidak bersekolah di SMP Negeri seperti yang ayah dan ibu ku inginkan. Aku ingin sesuatu yang baru. Aku ingin bebas. Aku ingin berkehendak atas kemauan ku sendiri tanpa ada yang bisa mengaturku. Aku ingin berubah menjadi orang yang lebih bebas. Maka dari itu, aku memilih untuk bersekolah di boarding school. Orang-orang menyebutnya sebagai pesantren moderen. Memang ada dua jenis pesantren yang ku tahu. Ada pesantren salafi, yang mengajarkan lebih banyak pelajaran agama dibanding pelajaran umum. Dan ada pesantren moderen yang mengutamakan pelajaran umum dan dibarengi dengan pelajaran agama. Sebenarnya, kedua orang tua ku terkejut atas pilihanku yang memilih pesantren dibanding sekolah negeri dan mengira bahwa pilihan ku adalah akibat dari pengaruh teman-teman ku yang rata-rata memilih pesantren juga. Namun tidak begitu. Aku memlilih pesantren hanya karena aku ingin bebas dan berkehendak atas diri ku sendiri. Tapi nyatanya aku salah.

Ketika awal SMP aku masih mempunyai tekat untuk bebas. Namun, setelah beberapa bulan disana, aku baru bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak bisa bebas dan wajib mengikuti semua jadwal kegiatan di pesanten itu yang ketat dan teratur. Memang awalnya tidak terbiasa akan hal itu, tapi lambat laun aku terbiasa dan menikmati itu semua. Aku berubah dari orang yang ingin mendapatkan kebebasan menjadi orang yang paling taat peraturan. Sampai-sampai aku pernah dinobatkan sebagai santri paling disiplin dalam semester pertama aku bersekolah disana. Tentu ayah dan ibuku bangga akan hal itu. Aku juga bangga bisa membuat mereka bangga. 

Ketika masuk kelas 8 SMP, aku ingin lebih “bersinar”. Aku haus akan pengakuan, rasa menang dari yang lain, dan rasa mendominasi. Aku menjadi ambisius dalam pelajaran, berorganisasi, dan yang lainnya. Dan pada akhirnya, seperti yang kita ketahui, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Sesaat aku mendapatkan peringkat 3 besar di kelas, aku mulai mendapat perlakuan tidak baik dari teman-teman ku. Mereka seakan tidak suka dengan pencapaian ku. Mereka menganggap aku penjilat ke guru, aku sok tahu, dan sok bisa dalam segala hal. Dulu aku memang seperti itu. Terlampau berlebihan. Hingga klimaksnya, aku difitnah. aku difinah telah melakukan masturbasi di ranjangku saat malam hari karena ditemukan sesuatu seperti mani diatas kasurku. Reaksi ku seperti “ayolah, itu bisa jeli atau semacamnya”. Namun mereka yang terlanjur membenciku tetap memaki. Memanggilku mesum yang tak bisa mengontrol hawa nafsuku. Aku tidak menyukai perlakuan mereka namun aku tidak melakukan perlawanan sedikit pun sehingga mereka berspekulasi bahwa aku lemah. Aku seperti mangsa yang mudah diserang dari segala arah. Makin lama ku biarkan mereka, semakin jadi perlakuan merea terhadap ku. Hingga akhirnya peristiwa yang membuat ku trauma terjadi. 

Ketika aku bersiap untuk sholat ashar di masjid kala itu, seorang teman datang menghampiri ku. Aku didorong dengan mudah dari belakang olehnya, secara badannya lebih besar dari ku. Terus didorong hingga pojok kamar. Saat itu aku hanya berdua dengannya sehingga aku tidak bisa meminta tolong pada siapapun. Aku dimaki habis-habisan oleh nya. Disebut “pengocok” dan sebutan lainnya. Aku tidak tahan. Dan seperti bendungan overload yang retak karena terlalu banyak air yang ditampungnya, perlahan-lahan aku pun retak dan mulai tak bisa mengendalikan emosi. Dia memaki lagi dan lagi sampai-sampai membawa nama ayah ku. Dan aku pun “meledak”. Aku tarik bajunya, aku seret dia ke dalam kamar mandi, dan aku pukuli dia. Berkali-kali sampai aku puas. Rasanya aku tak ingin berhenti sampai dia meminta maaf pada ku. dan ujung-ujungnya dia tetap tidak mau meminta maaf. Aku pun berhenti memukulnya. Dia terjatuh dikamar mandi dengan bibir yang berdarah.

Setelah kejadian itu. Tepatnya esok harinya, aku didatangi olehnya. Bedanya dia bawa kawannya yang murka atas perlakuan ku kemarin. Dan tebak apa yang mereka lakukan? Tanpa basa-basi mereka melakukan hal yang sama pada ku kemarin. Memojokan ku, memaki ku, dan mengeroyok ku. pada akhir cerita dia di DO dari sekolah ku dan aku menjadi lebih terkenal. Bukan karena prestasiku namun karena aku telah mengeluarkan satu santri dari pesantren itu. 

Setelah lulus dari boarding school itu, aku kembali memutuskan untuk memilih hal yang berbeda. Toh hidup hidup cuma sekali. Aku memilih untuk bersekolah di SMA Negeri. Yang tidak aku sadari, budaya di sekolah negeri berbeda dan lebih beragam dari apa yang sudah aku jalani. mulai dari lebih banyak anak yang ambis dari ku semenjak SMP, anak yang ‘bodo amat yang penting sekolah’, anak jendral yang bersifat diktator, dan berbagai macam budaya dan sifat lainya. Tapi sebelum itu, aku bercerita dahulu soal bagaimana dunia saat itu. 

Aku lulus dari SMP saat dunia sedang dilanda wabah. Mengharuskan aku tetap bersekolah namun secara virtual. Hal itu mempengaruhi banyak hal. Mulai dari tidak bersemangat dalam bersekolah, merasa terkurung dalam rumah, ditambah perasaan khawatir aku terhadap kedua orang tua ku. secara mereka berdua menjadi nakes yang berhadapan langsung dengan virus itu. Pada intinya, aku terlalu banyak menghabiskan masa SMA ku dengan penyesalan, ketidak seriusan, dan kekhawatiran. Dan itu yang menyebabkan aku menjadi orang yang tidak kompeten saat itu. Pada akhirnya aku dinyatakan tidak lolos perguruan tinggi negeri yang aku harapkan. Memang aku telah bekerja keras. Namu karena ketidak seriusan ku dalam memenuhi kewajiban ku, aku tertinggal. Sebenarnya ada faktor lain yang aku percaya adalah peyebabkan aku tidak lolos perguruan tinggi negeri manapun. 

Semenjak aku merasa tertekan dalam kehidupan SMA ku, aku mulai menunjukan perilaku paling negatif dalam hidup ku. aku mulai mengenal rokok, tidak mempunyai semangat hidup, dan yang paling aku sesali adalah aku mulai tidak mempertanyakan keberadaan tuhan. Seakan semua yang aku pelajari semasa aku dipesantren hilang. Aku merasa depresi dan terlalu khawatir akan masa depan. Aku mulai meninggalkan waktu ibadah, lebih memilih rokok dibanding tugas, dan tidak mendengarka apa yang disampaikan orangtua. Singkatnya aku membangkang. Sulit untuk mengingat kembali apa yang aku rasakan saat itu. Namun, untuk kedua kalinya aku merasa aku jatuh terlalu jauh. Titik balik dimana aku sadar adalah ketika ibuku menemukan rokok ku ketika aku tertidur di pagi hari. Aku baru tahu juga saat itu, betapa dia membenci rokok. Karena itu yang menyebabkan hidup ibuku sengsara karena kakek ku sakit karena itu dan dia berusaha melawan rokok dengan semboyan kesehatan miliknya. Dan bayangkan betapa sedihnya dia mengetahui bahwa justru anak nya sendiri telah terikat dengan rokok. Ibuku menangis di depan ku dan mengatakan bahwa dia tidak akan ridha atas apapun pilihan ku kalau aku tetap merokok. Dan itu terbukti. Dengan betapa susahnya aku mencari perguruan tinggi negeri. Ditolak oleh semua PTN yang aku daftar padahal nilai SNBT ku mencapai 25% teratas. 

Pada intinya aku sadar aku telah melakukan hal bodoh. Dan dari semua hal yang telah aku jalani dikehidupan ku, aku bisa mengambil banyak sekali pelajaran. Banyak yang aku sesali dan banyak yang aku syukuri. Bagaimana pun hidup tetap berjalan sebagaimana mestinya. Yang bisa kita lakukan adalah terus melangkah maju dan jadikan apa yang sudah terjadi menjadi pelajaran. Terus merefleksi diri dan mengevaluasi atas apa yang kita lakukan dimasa lalu dan tetap memberikan yang terbaik versi kita. 

Kita adalah manusa, wajar bila tak sempurna. Sekarang aku hanya ingin menjadi lebih baik. Untuk mencapai kebahagiaan jangka panjang yang aku impikan, dan bisa membaginya ke orang-orang disekitar ku. terimakasih.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Shofia Khalifah – Get to Know Your Self

The first thing I heard when I stepped into the area of what I would call home for the next three years was the echoing boom of fireworks in the distance. I was born on the 29th of December 2005 and my mom had just gotten home from the hospital on New Year’s Eve with a newborn baby. A welcoming ceremony being the blares of fireworks in the sky was the most memorable thing that night.

I have heard many stories about me as a baby. One that stuck with me would probably be that I learned to read in English first, despite my first language being Indonesian. I loved to read as a kid to the point that if I were to have a tantrum as a kid, my mom would give me a book to pipe down. The shocking thing is that it worked every single time without a doubt.

Fast forward to when I was three years old, I had moved to The United States of America because my mom wanted to pursue her master’s degree in The States. I was lucky to have traveled and lived in another country at such a young age and even still consider it the golden age of my whole life till this day because of how I was back then.

A small three-year-old foreign kid with perfect English and a myriad of questions, waiting to be asked. I was a small little detective, scientist, paleontologist, and artist all in one. I buried myself in books and would frequent the city library with my mom and dad to read books and do my school homework. Not to mention that in school, I was labeled as an exceptional student in our class. I went to a private predominantly Muslim school in the States and found myself indulging in Middle Eastern culture a lot because of my friends and my surrounding environments. I loved going to school and would dread the day that we had no school as I liked it that much.

I was your typical American kid who loves to run around in parks, play with chalk on the sidewalks, and dress up for Halloween every year to participate in trick-or-treats, the kid who would call break time “recess” and would play at the big playground at McDonald’s. Slowly but surely, at the end of those three years, every inch of Indonesia in me vanished into thin air.

I remember the anticipation as the plane landed in Jakarta for the first time in three years.

I had no single recollection of what Indonesia was like, a total amnesia of all the memories before I had arrived in The States. My six-year-old self ran her eyes around the place in observation. The smell of the airport was new to me, and I had to sink into the fact that I was in another place far away from the place I could call my second home. “Was this really where I came from?”, I had said to myself. Though I shook away the thought quickly.

On the first day of second grade, however, I had a question burning in the back of my mind as I entered the school gates. My father had driven me to school in a car that day, so I had the opportunity to ask him about what was happening in front of my eyes. Motorcycles and cars were stacked behind each other just like a chaotic domino game with their messy honking and machine rumbles. “Dad, why is the street like this?”, I ask my father. He looked at me, clearly puzzled about what to answer with.

He could only reply with a sigh.

“This is Indonesia.”

Those were always the words I heard for what felt like an eternity. I had been asking so many questions that were not simple at all for a child to hear. The answers had always been between culture and history together, but it wasn’t something I shouldn’t be concerned with now. I had started school in Indonesia, but where to start asking was my problem.

The anticipation and wanting to learn and explore my potential were only met by disappointing reactions and that same phrase all over again. “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” would be the catchphrase that I had heard repeatedly to the point I was physically tired of. Not that I rejected that notion, but I tried so hard to conform to what everyone expected a “normal” Indonesian would be to the point I didn’t even feel like myself.

I buried that six-year-old American kid inside me, putting her away to rot. I found myself not being a genuine child and would make up a lot of stories for my classmates to accept me. To my unexpected self, however, it didn’t work, and I ended up not having many friends in primary School.

I never liked school either, which was quite a shock to my parents when they found out I had slept in class during the second week of second grade. They had always seen how eager I was to go to school and usually came back home beaming with delight, frequently proceeding to talk nonstop about the stuff I had learned in school that day. In the following years, I had adjusted myself to be able to keep up with my studies though it didn’t mean I liked school anymore.

Middle school came in a flash, and I had moved to a national-plus school. I had told my mom about how I struggled to learn in Indonesian and asked if I could move to a school that has a semi-international curriculum. With her agreement, I could look forward to learning in class and exploring the world again.

That feeling didn’t last long.

I was overwhelmed with how much I had missed in the syllabus and had to take extra steps to catch up. Tasks and assignments that were assigned by my middle school were unfamiliar to me and made me realize how big the margins were in a national curriculum and an international curriculum. Discipline wasn’t my strong suit either and I was scolded a whole bunch of times in class and out of class. With everything going on, I had to work three times harder than any of my peers in that school.

Somehow, with sheer determination, I caught up in my second year of middle school and made the most amazing friends there who are still with me to this day. It was the silver lining to all the struggles I had in middle school, and I wouldn’t change anything at all. I finally felt heard and seen as an Indonesian who was still proud of my heritage but wasn’t acknowledged as one. All of us could relate in some way, either it was speaking Indonesian with an accent, being of Chinese-Indonesian descent in a small city like Bandar Lampung, or in my case, not having the same experiences as a “normal” Indonesian would have as a kid. We would confide in each other and regard our friend group as a safe place to talk about our experiences and even our vision for the future to make the world a better place.

Unfortunately, those years were cut short due to COVID-19 and we had to spend our last semester of middle school online.

For my high school, I enrolled in a public school near my house. My mom had told me to go there because she wanted me to understand what a “normal” Indonesian would go through in the so-called peak years of high school. She felt that I had become a responsible teenager and that was what made her confident to send me there.

I agreed to go. It would be a learning experience for me, and I could understand my environment better if I had another perspective to compare it to. I also felt very secure in myself to not be fazed when a person would judge how I acted. It was a matter of time for me to understand my peers.

To my agony, however, was the fact that I somehow managed to find myself in the same predicament I was in back in elementary school.

I had managed to be in the student council, and remember vividly what my friends were talking about in our council room. The snacks they loved as a kid, the events they did in middle school, what their day-to-day life in middle school was… I couldn’t relate to a single thing. “How do you not know that? You’re like… from another planet!” A friend exclaimed to me as I finished asking a question that was correlated to said conversation.

A foreign specimen to the place that I call home.

It bugged me at first, but I slowly learned to not care. It didn’t matter that I had a different perspective of the world than my peers near me. I had multiple perspectives and a diverse ecosystem of heritage and culture that I had known and experienced. Middle Eastern, Chinese-Indonesian, with a little bit of American sprinkled on top. I didn’t fit in any of these tightly labeled margins and that’s okay. I am my own person with my own dynamic ideas and am ready to develop myself to be my most optimum version.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Sang Ayu Kinara Chanda Kayana – Get to Know Your Self

Saya Sang Ayu Kinara Chanda Kayana, Akrab di sapa Kinara, lahir di Denpasar, 04 Maret 2005, di Pulau Dewata yang memiliki sejuta keindahan landscape, budaya, adat dan tradisi. Besar di keluarga yang beragam akan latar belakang agama tetapi sangat menjunjung tinggi toleransi dan kebersamaan membuat saya terbiasa melihat perbedaan dan menjadikan saya pribadi yang lebih memiliki rasa toleransi yang besar. Ayah saya merupakan seorang Arsitek sekaligus kontraktor dan Ibu saya adalah seorang Ibu rumah tangga. Saya anak pertama dari tiga bersaudara yang mana di tuntut untuk menjadi contoh untuk adik – adik saya dan harapan orang tua untuk menjadi orang yang kaya akan pengalaman dan pengetahuan yang nantinya dapat bermanfaat untuk keluarga, di tuntut untuk bisa dan mandiri dalam hal apapun dan bisa banyak hal, meskipun mendapat banyak mendapat batasan tapi tetap harus paham keadaan dan peka dalam membaca situasi, banyaknya tuntutan terkadang membuat saya overthinking atau berfikir terlalu jauh terhhadap hal hal yang belum tentu akan terjadi rasa ketakutan yang berlebihan sering kali menjadi beban tersendiri untuk saya sebagai anak pertama. Lahir dan besar di Bali membuat saya menyukai hal – hal yang berbau kesenian saya aktif kegiatan band dan bermain alat musik. Saya sangat beruntung dapat dari segi pendidikan, di sekolahkan di tempat yang terbaik, Ketika Berumur tiga tahun saya memulai pendidikan di TK Tunas Kasih Gianyar saat taman kanak – kanak saya aktif berkegiatan marching band lalu lanjut sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri 2 Gianyar, di sekolah dasar saya banyak mengikuti kegiatan seperti marching band dan ikut kejuaran marching band dan aktif dalam lomba – lomba nya saya juga aktif dalam kegiatan akademik mengikuti les tambahan seperti matematika dan bimbel untuk mejunjang pelajaran di sekolah dan lomba – lomba yang berada di bidang akademik lalu setelah lulus dari sekolah dasar saya melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Gianyar disana saya aktif mengikuti kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah dan menjadi ketua MPK dimana selama mengikuti ini saya banyak belajar mengenai cara berorganisasi, memimpin sebuah rapat berkomunasi di depan banyak orang, belajar cara berkomunikasi yang baik dan benar selain aktif dalam kegiatan OSIS saya juga banyak mengikuti kurus – kursus contohnya seperti kursus vokal dan alat musik banyaknya kegiatan membuat saya belajar banyak dalam mengatur waktu meskipun aktif dalam kegiatan non akademik pada saat SMP saya juga aktif mengikuti lomba akademik dimana waktu itu saya pernah di paksa oleh guru saya untuk mengikuti lomba cerdas cermat awalnya saya menolak untuk mengikuti lomba tersebut hingga saya menangis di sekolah tetapi pada akhirnya saya menerima tawaran guru saya tersebut lalu hari H lomba saya berhasil mendapatkan peringkat delapan se – Beli dan peringkat dua sekabupaten Gainyar, dan karena menang dalam lomba tersebut saya akhirnya lolos di SMA incaran saya tanpa menggunakan tes masuk hanya menggunakan sertifikat lomba tersebut yaitu di SMA Negeri 1 Gianyar, di SMA saya tidak banyak aktif di kegiatan sekolah seperti OSIS karena fase SMA saya terpotong dua tahun karena adanya pandemi covid – 19 tetapi saya tetap aktif mengikuti ekstra kurikuler tambahan seperti english club dan saya juga mengikuti private dan bimbel persiapan untuk masuk universitas dan pada saat SMA saya dan teman – teman saya memutuskan untuk membuat sebuah band yang bernama samara yang mana band kami saat itu cukup aktif mengisi acara di coffee shop dan hal itu sangat membantu saya untuk kembali beradaptasi untuk berkegiatan dan melatih mental untuk percaya diri melatih skill tampil dan kepercayaan diri saya. Akhirnya masuk di akhir tahun masa SMA saya disibukan dengan kegiatan bimbel dan private untuk persiapan tes universitas dimana awalnya saya juga mengalami kesulitan untuk membagi waktu bermain dan belajar. Dan pada akhirnya saat ini saya sedang melanjutkan pendidikan saya untuk S1 di salah satu universitas terbaik di Indonesia yaitu Binus University atau universitas Bina Nusantara mengambil jurusan Arsitektur dan saya harap selama perkuliahan ini dapat berjalan dengan lancar dan saya memiliki sistem pengaturan waktu yang baik.

Momen yang melekat di ingatan ketika saya yaitu ketika itu masa peralihan dari kehidupan normal ke pandemi covid – 19 dimana yang awalnya saya aktif berkegiatan seperti les, osis, latihan vokal, bertemu dengan teman – teman tetapi tiba – tiba harus berdiam diri di rumah, tidak berkegiatan dan. tidak bisa bersosialisasi semua kegiatan menjadi online perubahan kebiasaan yang tiba – tiba sehingga itu membentuk perubahan yang besar terhadap diri saya secara mental yang mana saya awalnya mudah dalam bergaul menjadi lebih tertutup, dan cenderung tidak percaya diri dan takut ketika bertemu dengan orang baru itu saya rasakan, lalu ketika covid mulai membaik dan sekolah mulai terlaksana saat saya SMA kelas 2 saya sulit beradaptasi dalam berteman dan bersosialisasi, sulit memulai percakapan kepada orang baru dan cenderung lebih menutup diri.

Cerita yang selalu diminta oleh teman lama untuk saya ulangi adalah ketika bertemu saya untuk di ulangi adalah cerita mengenai momen – momen lucu saya dan teman saya saat bersama, cerita mengenai struggle kami masing – masing hal – hal yang kami kurang sukai. Dan juga cerita – cerita kebiasaan saya ketika bersekolah dan cerita tentang kehidupan saya dan cara saya melewati masa sulit begitu juga sebaliknya.

Lagu hits atau favorit saya saat ini adalah Your Own Your Own, Kid dari taylor swift dimana lagu ini menegaskan bahwa hanya kamu yang memiliki kehendak atas dirimu sendiri, bukan orang lain dan lagu ini juga berisi semangat juang untuk berani memulai hal baru dan pantang menyerah untuk meraih apa yang kita impikan asalkan kita berusaha dan tidak peduli terhadap perkataan orang lain. Saya rasa itu menjadi hal yang patut kita sadari untuk tidak membiarkan orang lain mengontrol diri kita sendiri dan kita harus berekspektasi lebih terhadap diri sendiri bukan orang lain.

Tujuan hidup saya untuk diri sendiri adalah pastinya membahagiakan diri sendiri, sukses dengan karir yang baik, settled secara finansial menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan dimana saya harap kedepannya dapat lulus sebagai lulusan arsitektur dan dapat menjadi arsitek yang legal yang memiliki rasa dan kreatifitas yang dapat dituangkan menjadi karya yang bermanfaat serta menjadi arstek yang tidak hanya mengerti estetika sebuah bangunan tetapi juga mengeri hubungan bangunan tersebut dengan budaya sekitar dan alamnya serta menjadi pribadi yang kaya akan pengalaman dan pengetahuan untuk menjadi bekal kedepanya bisa bertemu orang orang hebat untuk menjadi motivasi, menjadi pribadi yang tangguh dan konsisten dalam mencapai tujuan tersebut.

Tujuan hidup saya untuk orang lain pastinya dapat menjadi seorang arsitek yang bermanfaat untuk orang orang dan lingkungan di sekitar, menjadi anak yang dapat diandalkan oleh orang tua, menjadi keluarga serta kakak dan teman yang menyenagkan untuk menjadi tempat bercerita, lues dalam bergaul untuk menambah wawasan dan kenal dengan orang – orang hebat dari bidang manapun tanpa batasan apapun.

Trauma atau Kesedihan terbesar dalam hidup saya adalah ketika kehilangan nenek saya, memang banyak orang bilang ketika kehilangan orang yang kita sayang baru terasa, saya mengalami hal tersebut dan itu membuat saya menyadari bahwa kita harus lebih peduli terhadap orang – orang di sekitar kita, khususnya orang yang sehari – hari yang berada di sekitar kita dulu katena kehilangan nenek saya, saya banyak belajar untuk lebih menghargai cinta dan perhatian yang mereka berikan dan tidak menahan diri untuk mengungkapkan kasih sayang kita dengan kata – kata maupun tindakan. Dulu awalnya sering kali kita menahan diri ketika ingin mengungkapkan rasa sayang kita dengan kata – kata atau mengucapkannya secara langsung tetapi setelah hal tersebut terjadi penyesalan baru terasa, maka saya banyak belajar untuk tidak menahan diri dalam mengungkapkan kasih sayang dan lebih perhatian khusunya untuk orang tua, adik – adik saya dan keluarga terdekat.

Alasan Saya memilih kuliah di jurusan arsitektur adalah karena pada dasarnya saya suka menggambar dan menyukai bentuk – bentuk unik, tentunya hal tersebut tidak luput dari ayah saya yang merupakan seorang arsitek dimana dari kecil saya sudah melihat beliau duduk di ruang kerja untuk mengerjakan project design beliau malam – malam atau saya sekedar melihat ayah saya menggambar sketsa dan melihat project – project beliau, sering kali juga saya diajak dalam mengontrol proyek dan kami suka mengeksplor ke tempat yang memiliki bangunan yang unik dan kami rutin untuk menjadwalkan untuk jalan – jalan untuk melihat tempat – tempat yang baru dan beliau selalu setiap mengenalkan sebuang karya bercerita mengenai arsitektur bangunan tersebut dan juga sering menceritakan filosofi kenapa bangunan tersebut design nya seperti itu dan hubungan bangunan tersebut dengan lingkungan sekitarnya beliau juga banyak menceritakan menganai dunia arsitektur secara garis besar dan ayah saya juga kerab menceritan bagaimana perkuliahan arstitektur itu kesulitan dan senangnya, dari hal itu secara tidak langsung saya menyukai dan tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang dunia arsitektur dan tertarik untuk mendalaminya. Mungkin saya belum dapat mengukur sejauh mana saya mencintai dunia arsitektur karena menurut saya dunia arsitektur sangat luas dan kompleks tetapi awalnya saya sempat di berikan arahan oleh ayah saya bahwa perkuliahan arsitektur itu luas dan berat tetapi saya berusaha untuk tetap pada pendirian saya untuk mempelajari arsitektur, sejauh ini saya memiliki rasa penasaran yang tinggi dan tertarik dengan arsitektur karena saya pernah membaca bahwa arsitektur itu mencakup empat hal pokok, yaitu keindahan, kekuatan, kebermanfaatan, dan kenyamanan ada estetika yang menjadi variabel dari seni dan ada bagian kekuatan yang menjadi bagian matematis dan ada kebermanfaan yang menjadi fungsi gerak manusia yang telah ditentukan alam. Hal tersebut yang semakin menambah rasa penasaran saya untuk belajar dan memperdalam perjalanan saya dalam belajar di dunia arsitektur.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Sakinah Zeeba Malik – Get to Know Your Self

Saya Sakinah dari jurusan arsitektur mahasiswa universitas bina Nusantara, arsitektur merupakan jurusan yang saya minati sejak dahulu. Saat masih smp arsitektur sudah menarik perhatian saya, saya seringkali mengulik tentang apa itu arsitektur dan bagaimana para mahasiswa tersebut belajar arsitektur. Saat memasuki sma saya sudah menentukan untuk memasuki kelas ipa dengan tujuan untuk kuliah nanti agar saya bisa mengambil jurusan arsitektur. Tak hanya sebatas itu saya pun giat belajar terutama dipelajaran fisika dan matematika dan mencoba untuk mendapatkan nilai terbaik dari kedua Pelajaran tersebut. Saat sma saya pun mengulik Kembali dengan jurusan jurusan yang ada namun hati saya tetap memilih arsitektur dan menurut saya jurusan satu satunya yang paling cocok untuk saya yaitu arsitektur. Selama proses bertahun tahun alhamdulillah saya bisa dapat hasil yang memuaskan tapi nihil saat saya masuk jurusan arsitektur di bina Nusantara ternyata tidak ada mata kuliah berhitung. Saya belum tau seberapa saya mencintai arsitektur tetapi saya harap diri saya bisa enjoy selama perkuliahan sampai wisuda dengan adanya tugas tugas berat atau hal unexpected lainnya yang tidak pernah saya duga dan menikmati setiap proses yang saya lakukan.  

Mengenai biografi saya, saya adalah anak pertama di keluarga. saya mempunyai 2 adik Perempuan tetapi ayah dan ibu saya adalah anak terakhir dari keluarga masing masing. Sejak dahulu keluarga saya tinggal bareng dengan keluarga ayah saya. Dari anak pertama sampai anak terakhir mereka hidup bareng di suatu rumah. Mungkin jika saya mengatakan rumah tidak begitu tepat tapi seperti suatu wilayah yang terdiri dari beberapa bangunan relative kecil dan bangunan itu adalah kamar masing masing keluarga. Dari dahulu ibu dan bapak saya sibuk kerja sampai pulang larut malam. Saya diurus dengan mba saya dan saya sering main dengan kaka kaka saudara saya. Saya mempunyai 4 kaka saudara yang lebih tua dan di rumah itu ada supir yang bekerja merupakan teman dekat keluarga saya mempunyai 2 anak perempuan yang lebih tua. Dan sejak itu saya sering main Bersama mereka, hari hari saya dipenuhi Bersama mereka. sebagai orang yang lebih tua, mereka sangat perhatian ke saya sampai saya anggap mereka itu kaka saya sendiri. Pengalaman itu kurang lebih berakhir saat saya akelas 6 sd. Banyak kejadian untuk berpisah seperti kaka saudara saya itu campuran bule dan mereka pergi ke luar negri untuk melanjutkan studi mereka.  

Singkat cerita ayah dan ibu saya bercerai saat saya kelas 4 sd. Ayah saya menikah lagi dan ibu pun begitu. Saya mempunyai 1 adik yang bedanya cuman 2 tahun bahkan seperti teman seumuran. Saat 2017 ibu saya mempunyai anak lagi dan dari situlah saya baru merasakan role sebagai “kakak” sangat aneh sih menurut saya karena dari dulu juga saya tidak pernah mengurus yang lebih muda juga dari saudara ibu saya itu semua kakak kakak yang lebih tua, saya sering menginap bareng sama seperti pengalaman Bersama kaka saudara dari keluarga ayah saya. Ibu dan bapak tiri saya juga sangat sibuk sehingga saya dan adek saya sering jagain adek bayi sepulang sekolah. Itulah pengalaman saya sebagai kakak walaupun saya orang tertua di keluarga saya. Interesting things teman sekolah saya tidak pernah mengira saya sebagai anak pertama mereka selalu menduga saya adalah anak Tunggal atau anak terakhir.  

Saat sekolah saya banyak mengalami kejadian hal yang saya tidak senangi bahkan sampai merubah personality saya sampai sekarang. Dahulu saya adalah orang yang sangat pendiam, gaenakan dan ovt terus. Saya saat smp tidak mempunyai banyak teman bahkan saya saat ngumpul dengan circle saya, saya hanya bisa mendengarkan dan tidak berbicara bahkan jika saya mengatakan sesuatu itu cuman sepatah satu dua kata. Disaat kelas 9 saya banyak merubah personality saya dari lingkungan sekolah yang lumayan toxic hingga circle saya. Saya cuman berpikir waktu itu saya sudah muak dengan keadaan sehingga saya mulai tidak peduli dengan keadaan, bisa megatakan “tidak” ke orang lain dan focus ke tujuan hidup saya. Singkat cerita saat sma saya mulai dekat dengan circle smp Saya. Saya mulai banyak bicara, ngejokes dan tertawa. Saat itu saya sering discord bareng, mabar, ketemuan dll. Namun saat saya kelas 12 saya mengalami hal yang tidak saya senangi itu merupakan sakit hati terbesar saya dalam hidup saya, sekarang pun kalau diingat masih ada rasa gimana gitu. Sebut saja a saat kelas 12 dia pindah ke LN dan saat dia ingin balik ke Indonesia beberapa orang dalam circle saya ketemuan tanpa sepengetahuan saya. Tidak usah saya jabarin saya sangat tidak suka menceritakan hal ini, intinya saya bertengkar karena beberapa orang tidak mengajak saya ketemuan dan ada beberapa orang juga yang tidak ikut. However pas saya debat sama mereka they said “gue kalo mau ketemuan sama orang ya suka suka gue lah mau ngajak siapa” yes they are very toxic and playing victims so much. I couldn’t agree anymore with their stupid argument. They never felt they are doing something wrong. The point is saya ga suka kenapa mereka ga ngajak circlenya ketemuan diem diem senggaknya kalo ketemuan izin dlu atau apa, itu pemikiran saya sejak kejadian itu. Saya sekarang udah ga peduli sih mereka mau ngapain.  

After that saya nangis 2 hari I cant stop thinking why they are like that, that is rude things to say. we know each others for almost 5 years. Saya sakit hati sih dan saya nangis di bk 1 harian dan ada 1 tmn saya di dalem circle yg sampe skrg saya hargai, sebut aja b dia memihak saya karena menurut si b argument mereka bodoh aja. She is a highly logical person walaupun bergitu dia ngambil jalan Tengah agar hubungannya baik dengan 2 pihak. Dia cerita ke saya kalau dia setuju dari perspektif dia mengenai argument saya tentang mereka. I am grateful to have a friends like her i hope she know how thankful I am to her even if I don’t say straight forwardly. Selama kelas 12 dia memang teman deket saya dan teman sebangku saat saya cut off dari circle saya dia kemana mana selalu nemani saya setiap waktu ada dan tidak membuat saya feel lonely dan itu merupakan salah satu sakit hati terbesar saya.  

Back then when I was in highschool I never thought that I have “that kind of friends” karena dari dulu saya kebanyakan menyindiri dan saya punya mindset saya tidak akan menemukan teman yang cocok but world proves me I am wrong. Saat klas 12 saya mempunyai circle yang hebat mereka anak anak ambis dan ranking sebagaimanapun saya. Circle saya ber 6 cewe semua ranking 10 besar. Banyak hal yang dilalui seperti ngambis bareng, belajar bareng kalau ada yang kesusahan bantuin Bersama, share pengalaman pengalaman dari sebatas circle yang ambis mereka pun jadi sahabat saya. I cant describe how I feel but they are my eternal. Saya sangat senang mempunyai positive friends dan sejalan dengan saya itu merupakan salah satu kenangan yang Bahagia di hidup saya dan saya sangat bersyukur mempunyai teman seperti mereka.  

A moment that I can’t forget and is something new. I even thought I had no interest. In fact, I don’t understand why I find the other gender so attractive. I’m not even close to that individual, but for some reason I like him. I’m not sure what caused it. I was definitely in denial for the first three months about like that person, I just couldn’t understand how I could. despite the fact that is normal to other people? I recognized that I enjoyed it when I reached the fourth month. There are numerous things I take into consideration, but since I am a reasonable being, I believe that feelings comes first. Feelings can be superior to logic, but logic cannot be superior to feelings. What is an illustration? No matter how much you try to deny it, falling in love is an emotion that can’t be rejected out of hand. you have to accept reality nonetheless. However, I can see why I like him because he is not that kind of person. he is a calm, intelligent guy and really respects women. He never talks about dishonorable things, he is always careful with the words he says, Even if his face is a little cruel and unapproachable, if you talk to him, simply relax, it’s not as terrible as you think. As time goes by I observe about his interests and I just say we have the same interests if, I have one wish.. maybe we can talk about our interests unfortunately my personality which is similar to him separates that. I’m not close to a guy, doesn’t talk much and he’s just as indifferent. The point is, you have to be invited to chat first, especially with someone from the opposite gender, then you can start a topic. This incident was a new moment for me, I could feel things that I had never felt if I explained that the race was really strange. 

Terakhir untuk tujuan, saya punya tujuan tentu saja untuk menjadi arsitek dan saat orang lain melihat bangunan yang saya liat saya ingin dengar orang tersebut bilang “ini siapa arsiteknya” mungkin saya tidak punya tujuan yang bener bener besar dan strict. Dalam waktu singkat ini tujuan saya cuman menjalani hidup dan menikmati prosesnya. Saya sebagai arsitek di masa depan tentu akan mewujudkan keinginan klien saya, membangun boundaries, dan ingin terlibat dalam proyek kecil maupun besar.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Sajid Suhla Amilul Haq – Get to Know Your Self

Introduction

Saya Sajid Suhla Amilul Haq dengan nama panggilan Sajid. Tiga kata kunci dalam hidup saya adalah Desain, Inovatif, dan Ilmiah.

Saya dibesarkan di kota kecil, kota yang menjadi satelit ibukota provinsi Jawa Tengah dan biasa terkenal hanya karena sejarah kerajaan islam di masa lalunya, yaitu Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Saya tinggal sekitar dua kilometer dari salah satu bangunan bersejarah yaitu Masjid Agung Demak yang merupakan salah satu bangunan unik dengan penggabungan budaya antaragama di masa lalu. 

Saya lahir dikeluarga yang berkecukupan dengan ayah dan ibu seorang pegawai negeri sipil. Keduanya adalah seorang guru biologi pada sekolah menengah atas di salah satu kecamatan di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Bapak saya sering dan selalu mengajari saya mengenai inovasi dan penelitian, karena beliau ingin menurunkan pola pikir yang terstruktur, inovatif, dan ilmiah. Salah satu pengajaran dari orang tua saya adalah membiasakan belajar dan bereksperimen ilmiah pada hari minggu pagi bersama orang tua, khususnya bapak saya pada saat usia sekitar lima tahun hingga sekolah menengah pertama.

Saya anak kedua dari tiga bersaudara, anak yang paling ambisius dan semaunya sendiri. Menjadi anak nomer dua menjadikan saya tidak harus meneladani kakak saya ataupun diteladani oleh adik saya. Saya bebas menentukan cita cita saya dengan restu kedua orang tua.

Trauma

Saya memiliki salah satu trauma, ketika saya duduk di bangku kelas sepuluh SMA, saya bergabung dengan organisasi intra sekolah bernama OSIS. Berbeda dengan cerita teman-teman lain yang pernah jatuh bangun bersama OSIS dan menjadi ketua OSIS, setidaknya pengalaman saya berbeda 180 derajat. Dalam sistem OSIS sudah pasti dan tidak ada seorang pun yang berani mengubah sistem OSIS. Tidak ada masukan dan saran yang masuk ke pihak manajemen sehingga kerjasama menjadi kacau. OSIS yang saya inginkan adalah terus bereksplorasi, tidak mengulang program yang sama setiap tahunnya.

Salah satu pengalaman saya adalah menjadi ketua tim robotika dalam delegasi Akademi Digital Madrasah yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Menjaga visi dan tujuan keempat anggota lainnya dalam 8 bulan akademi bukanlah hal yang sulit, jika kita tahu cara mengatasinya. Musyawarah terbuka dan jajak pendapat yang sering dilakukan adalah kuncinya. Secara pribadi saya lebih suka bekerja dengan orang-orang yang sedikit dan mengetahui pekerjaan mereka. Daripada banyak orang tapi hasil yang sama tanpa peningkatan yang dicapai.

Akhirnya saya menjadi salah satu pendiri ekstrakurikuler bernama Journalist Fun Club, ekstrakurikuler tersebut terhenti selama 2 tahun karena pandemi. Pertanyaannya apakah saya akan merombak sistemnya atau mengulangi sistem yang sama? Jelas jawabannya adalah dengan merombak sistem dan memperbaikinya dengan yang baru. Yang tadinya bekerja sebagai kelompok kecil yang tidak berhubungan satu sama lain menjadi pekerjaan berdasarkan kemampuan masing-masing anggotanya. Apakah membangun sistem itu sulit? Ya, sulit sekali apalagi membuktikan kepada pihak sekolah bahwa ekstrakurikuler ini layak dijadikan organisasi permanen.

Study

        Pola pikir yang ditanamkan orang tua saya menjadikan rasa ingin tahu saya sangat besar dan selalu bertanya WHY? Atau mengapa, sebab, rangkaian proses dalam  sebuah inovasi. Salah satu produk yang telah saya inovasikan adalah Batu bata yang lebih dapat meredam kebisingan dengan sistem interlock atau kuncian dalam dan telah mendapatkan penghargaan di kompetisi nasional dan internasional tahun lalu. Penghargaan itulah yang membuat saya mendapat beasiswa dari Bina Nusantara University dan mengambil Arsitektur. Produk saya tersebut sangat erat kaitannya dengan salah satu pembahasan arsitektur yaitu Sustainable Architecture dalam bidang modifikasi material partisi bangunan. Saya sangat nyaman dalam membahas bangunan dan membuat saya tertarik dalam dunia arsitektur ini.

Tentang tujuan dalam mengejar pendidikan tinggi, saya telah merancang rencana yang realistis dan dapat dirancang dengan menggunakan prinsip SMART Goals, yang mengacu pada tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, disertai sumber daya yang memadai, dan memiliki batas waktu. Dalam masa empat tahun saya di universitas, saya bertekad untuk mencapai beberapa hal yang mencakup kuliah dengan mendapatkan beasiswa, aktif berpartisipasi sebagai seorang aktivis, serta mengembangkan keterampilan individu yang akan diakui melalui sertifikasi untuk lulus tepat waktu dengan prestasi akademis yang memuaskan. Semua pencapaian ini akan menjadi pijakan penting bagi rencana saya untuk melanjutkan studi lebih lanjut di luar negeri dengan mendapatkan beasiswa, mengikuti jejak alumni yang telah sukses sebelumnya. Dengan demikian, saya dapat mengembangkan diri dan mencapai puncak prestasi dalam perjalanan pendidikan saya.

Dalam Student Development Stage Career Choice, Binus University memberikan 3 cara bagi lulusannya yaitu employee, entrepreneur. Dan further study. Menurut saya lebih cocok untuk melanjutkan studi dan/atau berwirausaha. Saya dapat mencapai hal ini dengan mengumpulkan pengalaman secara bertahap yang tentunya dapat saya masukkan ke dalam resume saya dan menjadi batu loncatan. Dalam studi lebih lanjut, saya ingin belajar bagaimana membuat surat motivasi dan resume yang baik dan menarik, mencapai IELTS band 6.0 dan/atau N2 dalam bahasa Jepang serta rencana masa depan, impian dan usaha. Dalam berwirausaha, saya jelas berpikir untuk terjun ke industri startup atau saya dan mitra saya (jika ada mitra) membuat startup dan industri sendiri. Saat ini mungkin terlihat mustahil, namun saya yakin kolaborasi adalah cara terbaik.

My Experience of couple weeks in Architectural Study

Dalam kuliah arsitektur yang hampir dua minggu telah saya ketahui dan jelajahi. Saya sangat respect terhadap ilmu yang cakupannya sangat besar dan fundamental dalam kehidupan. Saya ingat di pola pikir saya yang awal hanyalah desain saja. Namun sekarang saya sadar analisis terhadap bentuk, tujuan maupun fungsi pada banguanan sangatlah penting, bukan melulu hanya desain terbaik saja. Architectural design dan design thinking membuat saya banyak eksplorasi bentuk dan tujuan bangunan secara fungsional dan simbolik. Building technology membuat saya paham akan structural bangunan low rise, namun saya ingin lebih tahu structural di daerah yang berbeda  180 derajat dari Indonesia.

Mata kuliah lain sebagai pendukung seperti Introduction to architecture mengajarkan saya adab dan perilaku arsitek serta analisis tujuan dan latar belakang bangunan. Dalam introduction to architecture saya benar benar di bawa ke dasar dasar berpikir yang mungkin banyak orang sekedar melewatinya saja. Computational architecture saya belajar, bahwa bukan alat penyebabnya namun kesadaran dari pilotnya yang dibutuhkan. Saya rasa mata kuliah tersebut terlihat berlebihan namun pada kenyataan aslinya sudah tepat pada tempatnya, karena luasnya ilmu arsitektur ini.

Mata kuliah yang lain lagi seperti Sustainable Architecture harusnya menjadi mata kuliah yang lebih menarik dan dinantikan. Architectural history juga harus menjadi matakuliah yang cukup menggugah wawasan tentang arsitektur yang dahulu. Semua mata kuliah sangat penting sebelum mulai mendesain.

Salah satu bahasan yang saya minati adalah Green Building. Salah satu prinsip terpenting dalam kehidupan manusia adalah sandang, pangan, dan papan. Bangunan ramah lingkungan (green building) menjadi isu global yang menarik perhatian, karena bangunan yang kita tinggali harus memenuhi kebutuhan alami dan alamiah tubuh kita. Menurut worldgbc.org, bangunan ramah lingkungan (juga dikenal sebagai konstruksi ramah lingkungan atau bangunan berkelanjutan) mengacu pada struktur dan penerapan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya di seluruh siklus hidup bangunan.

Mengapa saya tertarik membahas Green Building? Bangunan ramah lingkungan mencakup beberapa poin dalam SDGs, salah satunya adalah poin 11, Kota dan Komunitas Berkelanjutan. Green building juga menjadi salah satu topik favorit saya, karena berkaitan dengan studi yang saya ambil, dan pembahasan ini belum banyak dilakukan pada proyek-proyek sosial. Bagaimana penerapannya dalam proyek sosial? Bisa dalam bentuk seminar mengenai green building dan penerapannya pada rumah kelas menengah ke bawah. Hal ini bisa berupa pembuatan produk untuk mengurangi sampah rumah tangga atau mengoptimalkan sampah rumah tangga. 

Goals

Tujuan hidup saya adalah menaikkan dan mempercepat laju learning and analysis curve diri saya sendiri dengan begitu saya yakin dapat menganalisis dan mendesain sebuah karya fisik yang bermanfaat dan menjadi perbuatan baik yang terus menerus atau berkelanjutan. Tujuan tersebut memang terlihat tidak aplikatif dan tidak ada jangka waktu yang pasti. Namun perubahan secara fundamental bisa merubah secara drastis dan langsung berimpact.

Tujuan tersebut harus didukung dengan habit atau kebiasaan yang seharusnya dibentuk sejak dini dalam segi analisis. Salah satu hal yang mulai saya lakukan adalah eksplorasi bentuk dan analisis bangunan (hanya analisis kasar seperti menginterpretasikan tujuan dibangun) secara pribadi untuk menemukan gaya atau garis desain saya kearah atau subtopic seperti apa, mungkin terdengar klise. Namun hal tersebut seharusnya menjadi aplikatif. Di sisi lain, perubahan yang disruptif dan terjadi secara tiba tiba akan menimbulkan shock pada kebiasaan. Maka sebaiknya segera membiasakan diri.

Hal yang paling saya secara pribadi takutkan adalah belum menemukan gaya atau garis desain kesukaan, sehingga saya terus saja eksplorasi namun inkonsistensi atau tidak konsisten terhadap karya saya. Mungkin masih terlalu awal untuk memikirkannya namun hal seperti itu perlu. 

Tentunya saya ingin berkontribusi untuk Indonesia. Membangun startup saya sendiri. Startup merupakan perusahaan inovasi teknologi yang berkembang dengan idenya masing-masing. Ide-ide unik akan menarik minat masyarakat luas. Kapan startup tersebut akan dibuat? Jika startup itu sesederhana sebuah ide, maka startup itu sudah ada sekarang. Namun startup ternyata lebih kompleks dari yang diperkirakan. Berdasarkan ilmu yang dipelajari dari berbagai kompetisi di bidang teknologi. Kecanggihan teknologi bukanlah salah satu cara untuk menjadi besar dan memiliki banyak penilaian. Namun ada satu hal yang kurang dan sering terlupakan yaitu branding. Dalam tim non-teknis, branding dan pemasaran adalah hal yang paling penting. Bagaimana produknya diminati? adalah salah satu pertanyaan besar yang sangat sulit dijawab. Apakah dengan sponsor yang kuat atau sederhana namun menarik? Namun semua itu hanya omong kosong belaka tanpa adanya investor. Startup memang dibuat oleh para inventor, namun mereka sangat membutuhkan investor. Jika Anda masih berkutat pada idealisme yang harus canggih dan menjadi penerobos teknologi baru, maka tidak ada artinya tanpa investor. Dalam hal ini, mari kita fokus pada penemu startup. Setidaknya ada beberapa poin yang dimiliki startup yaitu strategi dan valuasi.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Mahabir Singh – Reflection

Perkenalkan, Nama saya Mahabir,

Bagi saya, konsep Nous adalah salah satu gagasan paling menarik dan berpengaruh dalam filsafat, khususnya dalam bidang filsafat Yunani kuno. Saat saya menavigasi perjalanan akademis saya, terlihat jelas bahwa konsep Nous, dengan empat elemen penting – Sophia (kebijaksanaan), Techne (keterampilan), Pronesis (kebijaksanaan praktis), dan Episteme (pengetahuan), memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan intelektual dan pribadi saya. Dalam esai ini, saya akan menelusuri makna Nous dan mendalami empat elemen penyusunnya. Selain itu, saya akan mengkaji bagaimana Nous memiliki dampak besar pada kehidupan akademis saya, meningkatkan kemampuan saya untuk berpikir kritis, mengembangkan keterampilan praktis, membuat keputusan, dan memperoleh pengetahuan.

 I. Pemahaman Nous: Hakikat Keunggulan Intelektual dan Moral

Nous, istilah yang berasal dari filsafat Yunani kuno, memiliki makna filosofis yang beragam. Ini dapat diterjemahkan sebagai “intelek”, “kecerdasan”, atau “pikiran”. Dalam bidang filsafat, Nous mewujudkan bentuk keunggulan intelektual dan moral tertinggi yang dapat dicapai manusia. Ini mencakup kemampuan untuk memahami konsep-konsep abstrak, membedakan batas antara benar dan salah, dan memandang dunia dari perspektif yang mendalam.

Konsep Nous secara intrinsik terkait dengan karya-karya filsuf Yunani terkemuka, khususnya Plato dan Aristoteles. Bagi Plato, Nous dianggap sebagai alam realitas tertinggi, mewakili alam Bentuk yang sempurna dan tidak berubah. Aristoteles, sebaliknya, mendefinisikan Nous sebagai bentuk pengetahuan tertinggi, yang menggabungkan kebijaksanaan praktis dan teoretis.

II. Empat Elemen Nous

A. Sophia (Kebijaksanaan)

Sophia, komponen penting dari Nous, berkaitan dengan kebijaksanaan atau kemampuan untuk membuat penilaian yang masuk akal berdasarkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip etika dan moral. Dalam konteks kehidupan akademis, Sophia mengajak saya untuk merenungkan persoalan etika dalam berbagai disiplin ilmu. Sebagai mahasiswa, kiita diharapkan untuk merenungkan konsekuensi etis dari tindakan saya, baik dalam penelitian, pengambilan keputusan, atau interaksi sehari-hari. Kebijaksanaan memberdayakan saya untuk menumbuhkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai yang mendasari pendidikan saya, yang memandu perilaku dan pilihan saya.

Dalam lingkungan akademis, Sophia memengaruhi kemampuan saya untuk terlibat dalam wacana moral dan etika. Hal ini membekali saya dengan kapasitas untuk mengevaluasi isu-isu kompleks, menavigasi dilema moral, dan membuat keputusan etis. Saat saya merenungkan pilihan akademis saya, Sophia-lah yang mendorong saya untuk menjunjung standar perilaku etis tertinggi, baik dalam upaya keilmuan saya maupun dalam interaksi saya dengan rekan, mentor, dosen dan teman-teman.

B. Teknologi (Keterampilan)

Techne adalah elemen integral lain dari Nous, yang menunjukkan keterampilan atau keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam dunia akademis, mahasiswa terus ditugasi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, mulai dari kemahiran meneliti dan analisis kritis hingga kemampuan komunikasi yang efektif. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep yang diperoleh dalam berbagai mata kuliah. Penguasaan Techne memungkinkan siswa untuk menumbuhkan kompetensi dalam bidang studi masing-masing, secara aktif berkontribusi terhadap kemajuan pengetahuan.

Techne khususnya diucapkan dalam bidang studi praktis seperti teknik, kedokteran, dan seni. Melalui Techne siswa mendapatkan pengalaman langsung, menyempurnakan keahlian mereka, dan menerapkan keterampilan mereka dalam skenario dunia nyata. Baik mahasiswa kedokteran yang mempelajari seluk-beluk pembedahan atau calon seniman yang menguasai teknik mereka, Techne menggarisbawahi pentingnya keterampilan praktis dalam perjalanan akademis.

C. Pronesis (Kebijaksanaan Praktis)

Pronesis, unsur kebijaksanaan praktis, mencakup kapasitas untuk membuat keputusan yang tepat dan bijaksana dalam situasi nyata. Di bidang akademik, siswa sering kali menghadapi tantangan yang memerlukan keterampilan pengambilan keputusan. Pronesis membekali saya untuk mengidentifikasi solusi optimal dan efektif terhadap masalah yang kompleks. Kemampuan ini sangat berharga dalam konteks proyek penelitian, tugas kursus, dan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan akademik dan karir.

Penerapan Pronesis meluas ke perencanaan dan strategi akademik. Siswa sering menghadapi pilihan mengenai jalur pendidikan, pilihan kursus, dan arah penelitian mereka. Kebijaksanaan praktis memandu saya dalam mengevaluasi keputusan-keputusan ini, mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari pilihan-pilihan, dan memilih opsi-opsi yang paling sesuai dan bermanfaat.

D. Episteme (Pengetahuan)

Episteme adalah elemen terakhir dari Nous, mewakili pengetahuan atau pemahaman mendalam tentang dunia dan beragam disiplin ilmu. Dalam konteks akademis, perolehan Episteme merupakan tujuan utama. Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep, teori, dan prinsip yang mendasari bidang studi pilihannya. Pengetahuan ini berfungsi sebagai landasan untuk menghasilkan ide-ide baru, perluasan teori-teori yang ada, dan pengembangan solusi inovatif terhadap masalah-masalah kompleks.

Episteme adalah inti dari penelitian akademis. Hal ini mendorong siswa untuk mengeksplorasi batas-batas pengetahuan, terlibat dengan penelitian mutakhir, dan berkontribusi pada pemahaman manusia. Melalui Episteme, mahasiswa memperoleh kemampuan mengevaluasi secara kritis pengetahuan yang ada, melakukan penelitian orisinal, dan memajukan batas-batas pemahaman manusia di bidangnya masing-masing.

III. Pengaruh Nous dalam Kehidupan Akademik

Konsep Nous dengan empat unsur penyusunnya memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan akademik mahasiswa. Di bawah ini, saya mengeksplorasi bagaimana Nous membentuk pengalaman saya di paruh pertama semester ini:

A. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis: Unsur Sophia dan Pronesis memainkan peran penting dalam pengembangan keterampilan berpikir kritis. Siswa didorong untuk merenungkan dan menganalisis isu-isu kompleks baik dalam kursus teoritis dan praktis. Kapasitas ini memungkinkan saya untuk memahami dan menghargai beragam perspektif, serta mengevaluasi implikasi etis dari tindakan saya.

Dalam konteks perkuliahan, Nous merangsang saya untuk mendalami mata pelajaran yang ada. Saya didorong untuk mempertanyakan asumsi, menilai bukti secara kritis, dan berpikir kreatif. Pemeliharaan keterampilan berpikir kritis ini penting tidak hanya untuk keberhasilan akademis tetapi juga untuk pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

B. Mengoptimalkan Proses Pembelajaran: Techne sebagai elemen penting memberdayakan siswa untuk mengoptimalkan proses belajarnya. Pencatatan yang efektif, manajemen waktu, dan pengorganisasian informasi adalah keterampilan yang diperoleh siswa. Kemampuan ini sangat diperlukan untuk memahami dan mempertahankan materi luas yang disajikan dalam berbagai mata kuliah.

Techne juga memupuk kemampuan beradaptasi dan pemecahan masalah, saat siswa belajar menggunakan beragam strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan unik mereka. Keterampilan ini memungkinkan siswa untuk unggul secara akademis dan terbawa ke dalam kehidupan profesional mereka.

C. Memperluas Wawasan dan Pengetahuan: Episteme, unsur pengetahuan, mendorong siswa untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman mereka di berbagai disiplin ilmu. Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai bidang pengetahuan dan mempelajari mata pelajaran yang membangkitkan rasa ingin tahu mereka.

Melalui Episteme, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan yang luas tetapi juga keahlian yang mendalam di bidang studi pilihan mereka. Landasan pengetahuan ini memberdayakan siswa untuk secara aktif terlibat dalam wacana intelektual, berkontribusi pada bidang minat mereka, dan menumbuhkan budaya pembelajaran dan penemuan berkelanjutan.

D. Menghadapi Tantangan Praktis: Pronesis, elemen kebijaksanaan praktis, membekali siswa untuk mengatasi tantangan praktis dalam kehidupan akademik. Siswa sering dihadapkan dengan pilihan mengenai jalur pendidikan mereka, pilihan kursus, dan pengelolaan proyek penelitian. Kebijaksanaan praktis membantu dalam mengevaluasi keputusan-keputusan ini, mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari pilihan-pilihan, dan memilih pilihan-pilihan yang paling sesuai dan bermanfaat.

E. Kesadaran dan Tanggung Jawab Etis: Unsur Sophia, yang menekankan kebijaksanaan dan penilaian moral, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab etis kita sebagai siswa. Dalam kegiatan akademis kita, Nous mengingatkan kita akan pentingnya perilaku etis dalam penelitian, kolaborasi, dan penyebaran pengetahuan. Kita didorong untuk berperilaku dengan integritas, kejujuran, dan rasa tanggung jawab yang mendalam terhadap masyarakat dan civitas akademika.

Saat kita terlibat dalam proyek penelitian dan kerja kolaboratif, Nous mendorong kita untuk mempertimbangkan implikasi etis dari tindakan kita. Hal ini memperkuat pentingnya mengutip sumber, menghindari plagiarisme, dan menjunjung tinggi integritas akademik. Kesadaran etis ini, yang ditanamkan melalui Sophia, mempersiapkan kita untuk menavigasi medan etika yang kompleks di dunia akademis dan, pada akhirnya, dunia profesional.

F. Pemikiran Interdisipliner: Unsur Episteme yang mewakili pengetahuan mendorong siswa untuk menganut pemikiran interdisipliner. Dalam dunia akademis modern, batasan antar disiplin ilmu menjadi semakin keropos, dan solusi terhadap permasalahan dunia nyata yang kompleks sering kali memerlukan pendekatan multidisiplin. Melalui Episteme, siswa memperoleh kemampuan untuk menarik hubungan antara bidang studi yang tampaknya tidak berhubungan dan untuk mensintesis pengetahuan dari berbagai bidang.

Perspektif interdisipliner ini sangat berharga dalam mengatasi tantangan dunia nyata, seperti perubahan iklim, krisis kesehatan masyarakat, dan kesenjangan sosial. Nous mendorong pengembangan siswa yang dapat berpikir secara holistik, mengintegrasikan beragam perspektif, dan berkontribusi terhadap solusi inovatif dan lintas disiplin.

G. Kemampuan beradaptasi dan Pemecahan Masalah: Techne, unsur keterampilan, membekali siswa dengan kemampuan beradaptasi dan memecahkan masalah secara efektif. Dalam lanskap kehidupan akademis yang dinamis, tantangan tak terduga dan permasalahan kompleks tidak bisa dihindari. Techne membekali mahasiswa dengan perangkat untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, baik yang berkaitan dengan teknologi yang berubah dengan cepat, pergeseran paradigma penelitian, atau persyaratan akademis yang terus berkembang.

Saat kita menghadapi gangguan dan ketidakpastian, Nous mendorong kita untuk menghadapi tantangan dengan pola pikir berkembang. Kami belajar beradaptasi, memperoleh keterampilan baru, dan mengembangkan strategi pemecahan masalah yang inovatif. Elemen keterampilan memungkinkan kita untuk bertahan dalam menghadapi kesulitan dan keluar dari rintangan akademis dengan ketahanan dan keserbagunaan yang lebih besar.

H) Kepemimpinan dan Inisiatif: Kombinasi Pronesis dan Sophia menginspirasi siswa untuk mengambil peran kepemimpinan dan mengambil inisiatif dalam upaya akademis mereka. Kepemimpinan adalah sifat berharga yang melampaui kehidupan akademis dan karir masa depan. Nous memperkuat gagasan bahwa pemimpin harus menunjukkan kebijaksanaan praktis dalam pengambilan keputusan, dipandu oleh prinsip-prinsip etika, dan meningkatkan kesejahteraan komunitasnya.

Melalui Pronesis, siswa belajar membuat keputusan yang tepat dan etis ketika memimpin proyek, tim, atau inisiatif. Kebijaksanaan praktis ini memberdayakan individu untuk menjadi pemimpin efektif yang dapat menavigasi situasi kompleks dengan anggun dan integritas. Lebih lanjut, Sophia mendorong kepemimpinan etis dengan menekankan tanggung jawab

I)Pembelajaran Seumur Hidup: Konsep Nous mendorong komitmen terhadap pembelajaran seumur hidup. Sebagai pelajar, kami menyadari bahwa perjalanan akademis kami hanyalah salah satu fase dari pencarian pengetahuan dan kebijaksanaan seumur hidup. Nous menanamkan dalam diri kita rasa ingin tahu untuk terus belajar melampaui pendidikan formal dan mencari peluang untuk pengembangan diri. Dalam bidang studi praktis, seperti bisnis atau teknik, Pronesis menjadi sangat penting

Episteme, khususnya, menggarisbawahi nilai pembelajaran berkelanjutan dan pengembangan diri. Hal ini menumbuhkan apresiasi yang mendalam terhadap sifat pengetahuan yang tidak terbatas, memotivasi siswa untuk mengeksplorasi bidang studi baru, terlibat dalam wacana intelektual, dan berkontribusi pada pemahaman manusia yang terus berkembang sepanjang hidup mereka.

Kesimpulan

Kesimpulannya, konsep Nous, dengan empat elemen pentingnya, memiliki dampak yang mendalam dan beragam dalam kehidupan akademis kita. Nous menanamkan dalam diri kita pentingnya kebijaksanaan, keterampilan praktis, kesadaran etis, pemikiran interdisipliner, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, dan upaya pembelajaran seumur hidup. Sebagai siswa, kita terus-menerus dibentuk dan dibimbing oleh prinsip-prinsip Nous, yang tidak hanya mempersiapkan kita untuk kesuksesan akademis namun juga membekali kita untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan etis di luar kelas.

Perjalanan akademis kita bukan sekedar pencarian pengetahuan namun juga pengalaman transformatif yang membentuk kita menjadi individu yang dapat berpikir kritis, memecahkan masalah kompleks, dan membuat keputusan yang tepat dan etis. Nous berfungsi sebagai

cahaya penuntun, menerangi jalan kita dan menginspirasi kita untuk mencapai tingkat intelektual dan moral yang baru. Melalui Nous, saya memulai perjalanan penemuan seumur hidup, pertumbuhan berkelanjutan, dan pencarian kebijaksanaan dan pengetahuan.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Saint Noah – Get to Know Your Self

Kehidupan mahasiswa awal saya merupakan suatu hal penting dalam perjalanan hidup saya. Saya saat ini masih tinggal di Tangerang, sebuah kota yang relatif jauh dengan kampus Binus Kemanggisan. Namun, meskipun jaraknya jauh, saya tetap semangat untuk pergi berkuliah, perjalanan ke kampus bukanlah hal yang mudah. Untuk mencapai kampus, saya harus berangkat dan pulang dengan kereta setiap hari. Ini adalah tantangan tersendiri, terutama ketika harus bangun pagi-pagi buta untuk menghindari kemacetan dan mencapai kelas tepat waktu. Apalagi ditambah dengan kereta yang hampir tiap harinya dipenuhi oleh orang – orang yang ingin berangkat kerja. 

Binus Alam Sutera yang seharusnya menjadi tempat saya untuk berkuliah tidak memiliki jurusan arsitektur, yang merupakan jurusan pilihan saya. Hal ini membuat saya harus mencari alternatif untuk mengejar jurusan yang saya ingini. Pilihan yang dapat saya ambil adalah bergabung dengan program studi arsitektur di kampus lain yang lebih jauh yaitu Binus Kemanggisan. Ini berarti saya harus menempuh perjalanan panjang setiap hari, naik kereta untuk pergi dan pulang. Meskipun ini menjadi beban tersendiri, saya tidak pernah menyerah pada impian saya untuk menjadi seorang arsitek.

Selama beberapa waktu, saya juga mempertimbangkan untuk mencari kost di dekat kampus agar perjalanan tidak terlalu melelahkan. Namun, ayah saya belum memberikan izin untuk hal tersebut. Saya merasa tidak nyaman membebani ayah saya dengan biaya kost, mengingat kondisi keuangan keluarga kami. Sebagai alternatif, saya mencoba mencari cara untuk mendukung keuangan saya sendiri. Saya mulai bekerja paruh waktu di samping kuliah untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang bisa saya alokasikan untuk biaya perjalanan dan peralatan arsitektur yang mahal.

Di minggu-minggu awal perkuliahan, saya menghadapi berbagai tantangan. Perbedaan lingkungan antara SMA dengan perguruan tinggi, terutama lingkungan pertemanan yang berbeda dari yang saya jalani sebelumnya, membuat saya merasa kewalahan. Namun, sifat saya yang ramah dan terbuka membantu saya untuk dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya mulai berkenalan dengan banyak teman sekelas, meskipun belum terlalu dekat.

Namun, tantangan yang paling signifikan datang dalam bentuk tugas-tugas perkuliahan yang cukup berat. Saya harus menghadapi banyak proyek, tugas, dan presentasi yang menguras waktu dan tenaga. Terkadang, tugas-tugas ini bahkan membuat saya harus mengorbankan waktu tidur dan waktu luang saya. Ini adalah saat-saat ketika saya merasa sangat tertekan dan kewalahan, tetapi saya menyadari bahwa ini adalah bagian dari perjalanan menuju impian saya untuk menjadi seorang arsitek yang sukses. Saya harus berjuang dan berusaha keras untuk meraihnya.        

Alasan saya memilih jurusan arsitektur adalah karena ketertarikan mendalam saya terhadap bangunan-bangunan yang megah dan indah. Sejak kecil, saya selalu terpesona saat diajak untuk berjalan-jalan ke kota dan melihat gedung-gedung tinggi yang menjulang tinggi. Melihat bangunan-bangunan ini membuat saya merasa kagum dan takjub. Keindahan arsitektur yang ada di sekitar saya membuat saya yakin bahwa ini adalah jalur karier yang sesuai untuk saya.

Namun, saat saya menghadapi keputusan untuk memilih jurusan kuliah saat di SMA, saya merasa bingung. Tidak ada jurusan yang benar-benar mencerminkan minat dan bakat saya saat itu. Saat saya berkonsultasi dengan ayah saya tentang pilihan jurusan, dia mengusulkan ide yang kemudian membuka jalan untuk impian saya menjadi seorang arsitek. Dia berkata, “How about architecture?” Saat itu, saya merasa bahwa jurusan inilah yang tepat bagi saya. Ide ini langsung memicu minat dan antusiasme saya.

Meskipun saya sangat tertarik dengan arsitektur, saya sadar bahwa saya tidak memiliki basic dalam menggambar. Di sekolah sebelumnya, saya tidak pernah diajarkan untuk menggambar, dan ini adalah kelemahan besar yang perlu saya atasi jika ingin berhasil dalam jurusan ini. Namun, tekad dan semangat saya untuk mempelajari seni menggambar dan mengerjakan tugas-tugas menggambar di kuliah membantu saya untuk mengatasi hambatan ini. Saya percaya bahwa dengan latihan yang keras dan ketekunan, saya dapat mengembangkan keterampilan menggambar yang diperlukan untuk menjadi seorang arsitek yang sukses.

Selama masa kuliah, terkadang saya merasa tidak percaya diri dibandingkan dengan teman-teman sekelas yang memiliki latar belakang dalam menggambar. Mereka tampaknya lebih berpengalaman dan mahir dalam aspek ini. Namun, saya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa saya memilih jurusan ini dengan keyakinan bahwa saya dapat belajar dan tumbuh. Saya tahu bahwa setiap orang memiliki titik awal yang berbeda dalam perjalanan mereka, dan yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar dan berkembang.

Pada awalnya, saya mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang dunia arsitektur. Keluarga saya tidak memiliki latar belakang atau hubungan khusus dengan bidang ini. Sebelum memulai perkuliahan, saya bahkan tidak pernah membayangkan diri saya sebagai seorang arsitek.

Saat saya menghadiri kuliah arsitektur pada minggu pertama, saya merasa sedikit kewalahan. Saya harus beradaptasi dengan lingkungan baru, bertemu dengan teman-teman baru, dan berinteraksi dengan dosen-dosen yang sangat berpengalaman dalam bidang arsitektur. Semua ini menciptakan apa yang sering disebut sebagai “culture shock.” Namun, saya yakin bahwa saya bisa beradaptasi dan berhasil dalam dunia perkuliahan ini.

Sejauh mana saya mencintai arsitektur? Pertanyaan ini belum pernah terpikirkan oleh saya. Pada awalnya, cinta saya terhadap arsitektur mungkin hanya sebatas permukaan. Namun, melalui pengenalan yang mendalam terhadap teori-teori arsitektur, sejarah bangunan-bangunan ikonik, dan proses perancangan yang rumit, cinta saya terhadap arsitektur berkembang pesat. Saya mulai menghargai keindahan yang tersembunyi di balik setiap bangunan, bagaimana arsitek mampu menciptakan ruang yang menginspirasi dan memengaruhi kehidupan sehari-hari kita.

Mimpi saya adalah menjadi arsitek yang mampu menciptakan bangunan-bangunan yang tidak hanya estetis serta menakjubkan, tetapi juga berfungsi secara optimal dan ramah lingkungan. Saya ingin membangun gedung-gedung pencakar langit yang menjadi simbol kemajuan dan inovasi. Menciptakan desain bangunan yang dapat meningkatkan kualitas hidup orang-orang adalah salah satu tujuan utama saya dalam karier ini.

Ada satu momen dalam hidup saya yang sangat berkesan dan memiliki dampak besar pada diri saya. Kejadian ini terjadi ketika saya masih bersekolah di tingkat dasar. Saat itu, saya terlibat dalam sebuah perkelahian dengan kakak laki-laki saya. Perkelahian ini tidak hanya fisik, tetapi juga menghasilkan kata-kata yang tajam dan menyakitkan.

Pada saat itu, kakak laki-laki saya mengucapkan sebuah kalimat yang sangat menikam saya. Dia berkata, “kalau mikir tuh pake logika.” Kalimat sederhana ini seolah-olah menusuk hati saya. Meskipun awalnya saya merasa tersinggung dan marah, kalimat ini akhirnya mengubah pandangan hidup saya secara mendasar.

Sejak saat itu, saya mulai memahami betapa pentingnya logika dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Saya menyadari bahwa emosi tidak selalu membantu dalam mengatasi masalah atau membuat keputusan yang baik. Logika dan pemikiran rasional menjadi landasan dalam setiap tindakan dan keputusan saya. Ini membantu saya dalam mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menjalani kehidupan saya selanjutnya.

Pengalaman ini juga mendorong saya untuk menjadi lebih toleran terhadap pendapat orang lain dan lebih mampu berkomunikasi dengan baik. Saya belajar bahwa dalam berinteraksi dengan orang lain, penting untuk menggunakan logika dan argumen yang kuat, bukan emosi dan kata-kata kasar. Dengan demikian, momen berkesan ini telah membentuk saya menjadi individu yang lebih dewasa dan bijaksana.

Saat saya bertemu dengan orang baru, cerita yang ingin saya bagikan adalah tentang pengalaman bertemu teman-teman saya di SMA. Ini adalah momen yang benar-benar mengubah hidup saya secara signifikan dan mengubah saya menjadi pribadi yang lebih baik.

Pada saat saya masih duduk di bangku SMP, saya adalah seorang yang introvert. Saya lebih suka menyendiri dan tidak begitu percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Saya memiliki teman-teman di SMP, tetapi hubungan kami tidak terlalu dekat, dan saya jarang menghabiskan waktu di luar sekolah dengan mereka.

Semuanya berubah ketika saya memasuki SMA. Saat itu, saya mulai tertarik pada game online, terutama game online yang mampu dimainkan secara bersama sama. Saya mulai bermain game bersama beberapa teman yang pada awalnya belum saya kenali di SMP.

Ketika kami bermain bersama, kami saling berkomunikasi melalui komunikasi dalam game. Lambat laun, kami mulai mengenal satu sama lain lebih baik. Kegiatan bermain game online ini membantu kami membangun ikatan yang kuat. Kami berbagi pengalaman, tawa, dan bahkan membuat kami menjadi sahabat. Kami menjadi tim yang solid dalam permainan kami dan juga menjadi teman yang akrab.

Setelah beberapa waktu, yaitu saat sekolah sudah diadakan secara onsite kami memutuskan untuk berkumpul bersama dan bermain di rumah salah satu dari kami setiap pulang sekolah. Ini adalah langkah besar bagi saya, yang biasanya lebih suka berada di balik layar komputer. Dari hal kecil yaitu game online membuat saya yang awalnya sulit untuk bergaul dengan teman sebaya saya, menjadi orang yang sangat mudah bergaul dan tergolong friendly terhadap orang lain. Semua itu berkat mereka yang melakukan pendekatan dengan saya melalui game online ini.

Selama pertemuan ini, kami menghabiskan waktu bersama, bermain game, berbicara, dan berbagi cerita. Ini adalah momen yang luar biasa bagi saya karena saya mulai merasa bahwa saya tidak lagi sendiri. Teman-teman ini menerima saya apa adanya dan membantu saya merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Pengalaman ini juga membantu saya mengembangkan kemampuan sosial saya. Saya menjadi lebih ramah, terbuka, dan lebih mudah berbicara dengan orang lain. Saya mulai memiliki banyak sahabat yang mendukung saya dalam perjalanan hidup saya. Mereka adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup saya, dan saya sangat berterima kasih atas pertemuan tersebut karena telah mengubah saya menjadi pribadi yang lebih baik.

Salah satu aspek penting dalam hidup saya adalah musik. Musik telah menjadi teman setia saya dalam berbagai momen, termasuk dalam kebahagiaan dan kesedihan. Lagu favorit saya yang sangat berarti bagi saya adalah “Hold On” oleh Chord Overstreet. Lagu ini memiliki makna mendalam bagi saya karena mengingatkan saya pada masa-masa sulit yang saya alami ketika mengalami perpisahan dengan mantan pacar saya. Momen perpisahan tersebut adalah salah satu pengalaman yang paling sulit dan menyakitkan dalam hidup saya. Ketika hubungan kami berakhir, saya merasa hancur dan kehilangan.

Setiap kali saya mendengarkan lagu “Hold On,” liriknya menyentuh hati saya secara mendalam. Lirik-lirik seperti “Hold on I still want you. Comeback I still need you.” membuat saya merenung tentang kenangan indah bersama mantan pacar saya. Meskipun perpisahan itu pahit, lagu ini mengajarkan saya untuk tetap berpegang pada kenangan yang baik dan terus maju. Lagu ini juga mengingatkan saya tentang pentingnya untuk terus melangkah dan tidak terjebak dalam masa lalu. Meskipun masih ada perasaan yang kuat terhadap mantan, saya memahami pentingnya untuk terus maju, mengejar impian, dan membangun kebahagiaan saya sendiri.

Awalnya, alasan saya hidup untuk diri sendiri adalah karena saya lahir dari keluarga yang tidak memiliki banyak sumber daya finansial. Sejak kecil, saya telah belajar menjadi mandiri dan mencari uang tambahan dengan cara reselling barang. Saya tumbuh dengan pemahaman bahwa untuk mencapai tujuan dan impian saya, saya harus bekerja keras dan berusaha sendiri.

Namun, seiring berjalannya waktu, alasan hidup saya mulai berkembang. Saya menyadari bahwa hidup tidak hanya tentang mencapai kesuksesan dan kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga tentang memberikan dampak positif pada kehidupan orang lain. Saya merasa terdorong untuk membantu orang lain dan berkontribusi pada masyarakat.

Salah satu tujuan utama saya dalam hidup adalah mencapai kecukupan finansial yang dapat membuat orang tua saya bahagia. Ayah saya telah bekerja keras untuk menyokong keluarga kami, dan saya ingin membalas budi dengan cara memberikan mereka kehidupan yang lebih baik dan nyaman. Saya ingin menghapus beban finansial dari pundak mereka dan membuat mereka merasa bangga dengan pencapaian saya.

Selain itu, saya juga memiliki tekad untuk memberikan kepada yang membutuhkan. Saya percaya bahwa keberhasilan yang saya raih tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Saya bermimpi untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan amal yang dapat memberikan dampak positif pada komunitas dan masyarakat sekitar.

Setelah mencapai tujuan finansial saya dan memberikan dukungan yang cukup kepada orang tua saya, saya berencana untuk mencari pasangan hidup yang dapat saya bagi kebahagiaan dan kesuksesan bersama. Hidup bukan hanya tentang meraih kesuksesan materi, tetapi juga tentang menciptakan hubungan yang kuat dan berarti dengan orang yang kita cintai. Setelah itu, saya akan tetap fokus pada pengembangan diri saya sendiri, terus belajar, berkembang, dan mencapai impian-impiam yang saya miliki.

Saya lahir di Tangerang, sebuah kota yang terletak di daerah metropolitan Jakarta, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara. Keluarga kami, meskipun tidak kaya, tergolong harmonis. Namun, kami mengalami perubahan besar dalam hidup kami ketika ibu kandung saya meninggal ketika saya masih sangat kecil. Kehilangan ibu adalah pengalaman yang sangat sulit bagi seluruh keluarga kami, dan itu meninggalkan luka yang dalam.

Setahun setelah kematian ibu, ayah saya menikah lagi. Saya menjadi anak tengah dalam keluarga, di antara dua kakak laki-laki dan dua adik perempuan. Peran sebagai anak tengah seringkali membawa ekspektasi untuk menjadi sempurna dalam segala hal. Saya merasa dorongan untuk berhasil dalam studi, kehidupan sosial, dan segala aspek kehidupan.

Peran ini juga berdampak pada kepribadian saya. Saya tumbuh menjadi seorang yang perfeksionis yang selalu ingin melakukan yang terbaik dalam segala hal yang saya lakukan. Saya memiliki ambisi untuk menjadi mandiri dan berhasil dalam berbagai aspek kehidupan. Walaupun peran sebagai anak tengah menimbulkan tekanan, itu juga membantu membentuk karakter saya dan memberi saya tekad yang kuat untuk meraih impian dan tujuan dalam hidup saya.

Hidup saya tidak selalu penuh dengan kebahagiaan dan keberuntungan. Seperti semua orang, saya juga mengalami berbagai kesedihan dalam hidup saya. Namun, saya selalu berusaha untuk menjalani hidup dengan tekad dan kekuatan, tanpa membiarkan kesedihan mengalahkan saya.

Salah satu pengalaman paling menyakitkan dalam hidup saya adalah saat saya kehilangan seseorang yang sangat saya cintai yaitu mantan pacar saya. Kehilangan itu datang dan meninggalkan luka yang dalam di hati saya. Saya merasa bersedih, kehilangan, dan kesepian. Namun, saya memilih untuk tidak membiarkan kesedihan itu menghancurkan saya.

Saya percaya bahwa setiap pengalaman, baik yang baik maupun yang buruk, adalah bagian dari perjalanan hidup kita. Pengalaman-pengalaman ini membentuk kita menjadi pribadi yang kita adalah hari ini. Saya selalu berusaha untuk mengambil pelajaran dari setiap pengalaman dan menggunakan kesedihan sebagai motivasi untuk tumbuh dan berkembang.

Saya percaya bahwa hidup adalah tentang bagaimana kita menghadapi tantangan dan kesulitan, bukan tentang seberapa sering kita terjatuh, tetapi tentang seberapa sering kita bangkit. Saya memilih untuk tidak memiliki penyesalan dalam hidup ini. Saya menganggap setiap pengalaman sebagai pelajaran berharga yang membantu saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.

Dalam hidup ini, kita semua akan menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan. Namun, yang penting adalah bagaimana kita meresponnya. Saya yakin bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, kita dapat mengatasi semua kesedihan dan menjalani kehidupan yang berarti dan bahagia. Itulah filosofi yang saya anut dalam hidup saya, dan saya akan terus melangkah ke depan dengan tekad yang sama.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Safira Puteri Zaila – Get to Know Your Self

Nama saya Safira Puteri Zaila, saya lahir di Salah satu rumah sakit di duren tiga, jakarta selatan pada tanggal 24 agustus 2005. saya asal jakarta, sedari kecil saya lahir dan besar di kemang, jakarta selaran hingga akhirnya sejak saya duduk di kelas 5 sd saya pindah ke jagakarsa, jakarta selatan yang menjadi tempat tinggal saya hingga sekarang. Saya  dilahirkan oleh sosok ibu yang hebat dan ayah yang pekerja keras, ayah saya memiliki darah keturunan padang dan bengkulu, sementara ibu saya memiliki darah lampung dan arab namun sayangnya saya tidak paham keempat bahasa dari masing masing daerah tersebut. ayah saya merupakan seorang kontraktor, maka dari itu salah satu alasan saya memilih arsitektur karna ayah saya sangat mendukung saya masuk ke dunia yang mirip dengannya, ibu saya merupakan ibu rumah tangga namun beberapa kali ibu saya memiliki usaha sendiri. Saya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara (anak tengah) dan saya adalah anak perempuan satu-satunya, kakak saya merupakan mahasiswa manajemen di trisakti yang kini sudah memasuki semester 5, adik saya merupakan siswa kelas 9 SMP di sumbangsih. 

Saat saya playgroup hingga tk saya bersekolah di TK Tadika Puri di kemang, lalu saya melanjutkan sekolah di SD Sumbangsih Duren Bangka, kemudian saya bersekolah di SMP Negeri 166 Jakarta, berikutnya saya SMA di SMA Avicenna Jagakarsa, dan akhirnya saya melanjutkan studi S1 saya di Bina nusantara (binus).

Sejak saya kecil saya sudah tertarik di bidang seni, dimulai dari seni tari, seni musik, dan seni gambar. Sejak saya playgroup saya sudah mengikuti ekskul tari kemudian saya terus lanjut mengikuti ekskul tari tradisional hingga saya duduk di bangku SMA dan mengikuti banyak perlombaan hingga selalu mendapatkan piala kejuaraan dari lomba-lomba tersebut.  Lalu saya juga sangat suka bermain alat musik yaitu pianika, suatu kala saat yang duduk di bangku 4 sd saya mengikuti pembelajaran seni budaya lalu pada saat itu kami murid di kelas itu diberi tugas untuk belajar menghafalkan lagu-lagu daerah dan memainkannya dengan alat musik pianika. Dan yang terakhir bagaimana saya menyukai seni gambar yaitu saya terpukau dengan bagaimana hal ini bisa menciptakn karya karya yang sangat keren dan spektakuler, saya gemar bermain dengan warna, bentuk, dan keindahan. Mungkin saya memang tidak terlalu aktif dalam organisasi namun saya aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. saya sangat suka apabila ada tugas menggambar, mewarnai, melukis, dan sebagainya. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa saya dangat mencintai dengan dunia seni, hingga akhirnya pilihan saya jatuh kepada arsitektur binus dan saya jatuh cinta kepada arsitektur, salah satunya juga karna saya merasa bahwa saya lebih memiliki kelebihan dalam menggambar bangunan dibandingkan dengan menggambar animasi di jurusan DKV.

Setelah hati saya jatuh kepada arsitektur, saya jadi memiliki keinginan tinggi untuk bisa menjadi seorang arsitek wanita yang hebat dan dapat dikenal dengan karya-karyanya, bagi saya menjadi seorang arsitek merupakan pekerjaan yang sangat menakjubkan. tujuan saya di masa depan yaitu saya ingin menjadi seseorang yang dapat membanggakan orang tua serta keluarga, menjadi seseorang yang dapat berguna bagi orang banyak, menjadi seorang arsitek yang karyanya dapat dinikmati oleh orang banyak, dan menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain.

Pada awalnya saya tertarik pada jurusan desain komunikasi visual  di salah satu ptn terbaik yaitu di itb, namun sayangnya karena saya merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga, jadi keluarga saya tidak mengizinkan saya untuk kuliah di luar kota terlebih lagi di kota bandung, saat itu saya merasa terpuruk dan hilang arah karena saya bingung ingin memilih jurusan apa selain jurusan tersebut, lalu saya terfikirkan untuk masuk ke jurusan arsitektur namun lagi-lagi keluarga tidak setuju dan tidak mengizinkan saya, karena arsitektur merupakan salah satu jurusan di fakultas teknik yang dimana pasti saya akan sering terjun ke lapangan dan bagi mereka perempuan tidak seharunya turun ke lapangan kerja jadi saya akhirnya mulai merelakan arsitektur dan memikirkan jurusan lain, kemudian  saat kelas 12 saya akhirnya berfikir untuk lintas jurusan dan memilih jurusan psikologi, kemudian saya mulai mendaftarkan diri di tempat les, dan belajar lebih giat untung mengikuti UTBK. Hingga suatu saat tiba-tiba orang tua saya mengizinkn saya untuk memilih arsitektur sebagai jurusan saya di kuliah nanti, mulai detik itu saya semakin giat belajar baik di sekolah maupun di tempat les, hingga saat pengumuman utbk keluar hasilnya cukup membuat saya kecewa  dan sedih, lalu saya memutuskan untuk daftar ujian mandiri untuk mengejar arsitektur di ui, namun sekian banyak kali saya mencoba hasilnya tetap belum berhasil akhirnya saya mencoba untuk ikhlas dan mendaftar di pts terbaik di jakarta yaitu arsitektur binus dan akhirnya saya mendapatkan ucapana selamat dari binus, dan dari sanalah saya merasa sudah saatnya saya bangkit dan tidak larut dalam kesedihan.

Saya memiliki hobi mendengarkan lagu dan salah satu penyanyi indonesia favorite saya yaitu Juicy Luicy, disaat saya sedang hectic untuk les saat saya duduk di kelas 12, tentu saja saya sering menghabiskan waktu di perjalanan untuk berangkat sekolah, berangkat les, dan pulang ke rumah. Sejak saat itu saya merasa lagu yang saya dengarkan sangat membosankan karna terus berulang-ulang di playlist yang sama, hingga akhirnya saya mencoba untuk mendengarkan semua lagu juicy luicy dan pada akhirnya saya jatuh cinta kepada salah satu lagunya yang berjudul “Tampar” saya sangat suka lagu itu karna menurut saya lagu tersebut liriknya sangat menyentuh hati dan nada dari lagunya juga calming. Sejak saat itu dimanapun dan kapanpun saya selalu menyetel lagu itu hingga teman-teman saya sudah heran dan bosan jika saya mendengarkan lagu tersebut secara terus-terusan, namun saya memang tidak aku pernah bosan dengan lagu itu karena  lagu itu juga mengingatkan perjuangan saya saat bulak-balik untuk les demi mendapatkan kata selamat dari perguruan tinggi negeri yang saya inginkan walau akhirnya yang saya dapatkan yaitu kata maaf. mulai saat itu saya memiliki keingininan tinggi untuk menonton juicy luicy secara langsung dengan cara menonton konser namun saya selalu ketinggalan info konser mereka  hingga akhirnya momen terbahagia saya terjadi saat pengumuman guest star acara inaugurasi binus di alam sutera yaitu juicy luicy, saya nangis bahagia karna pada akhirnya saya bisa menonton mereka dan mendengarkan mereka menyanyikan lagu tampar di hadapan saya, hingga saat tersebut tiba saya berandai-andai apabila saya tidak di binus mungkin saya hingga saat ini saya belum bisa menonton juicy luicy secara nyata.

Selain juicy luicy, saya juga suka idol korea lebih tepatnya grup kpop, yaitu boyband NCT, NCT berada dibawah naungan SM entertainment. NCT memiliki 20 member yakni taeyong, taeil, johnny, yuta, kun, doyoung, ten, jaehyun, winwin, jungwoo, mark, xiaojun, hendery, renjun, jeno, haechan, jaemin, yangyang, chenle, dan jisung. Pada awalnya mereka berjumlah 23 namun 2 member memutuskan untuk mengundurkan diri dan bergabung dengan grup baru lain, dan 1 member lain memutuskan untuk mengundurkan diri setelah terjadi skandal pembullyan yang dilakukan olehnya semasa sebeluk menjadi idol. NCT juga terbagi menjadi beberapa unit yaitu NCT 127, NCT DREAM, WAYV, dan NCT U. Saya sangat suka dengan unit NCT DREAM, lebih tepatnya saya suka oleh salah satu membernya yaitu Park Jisung. dia menjadi salah satu role model saya karna ia sudah terjun dalam dunia karir sejak ia kecil, dan dia menjadi member termuda di NCT. Saya sudah menyukai NCT DREAM sejak mereka debut, mereka memulai karir sejak mereka sebelum pubertas dan masih dibawah 17 tahun, hingga saat ini suara berubah menjadi lebih dewasa. 

Kucing adalah hewan yang sangat lucu dan menggemaskan namun sayangnya saya takut dengan kucing karena saya memiliki trauma dengan kucing, saat saya duduk di kelas 6 sd saya sedang mencoba mengusir kucing di kelas bersama teman saya namun sayangnya saya sedang apes hari itu dan tangan saya dari pundak hingga pergelangan tangan dicakar seperti seakan-akan kucing tersebut sedang menggali menggunakan cakarnya, lalu saya menangis saat melihat tangan saya penuh cakaran dan darah, hingga saat ini cerita itu merupakan cerita yang selalu saya ingin ceritakan kepada teman-teman saya yang selalu bertanya “kenapa takut kucing? kan kucing lucu”. Namun seiring berjalannya waktu saya mulai memberanikan diri untuk melawan ketakutan saya pada kucing dan mulai menyukai kucing secara perlahan-lahan, dan saya juga mempunyai keinginan untuk memelihara kucing namun sepertinya hal tersebut akan saya lakukan saat saya sudah mulai lebih leluasa dan tidak memiliki tugas yang menumpuk krena takut saya tidak bisa menjaga kucing tersebut dengan baik dan tidak mempertanggungjawabkan keputusan saya yang ingin memelihara kucing dirumah.

Masa-masa paling seru dan cerita yang paling seru yang juga menurut saya paling berkesan bagi saya adalah masa-masa saat saya di SMA, dimana saya menemukan teman-teman yang sangat seru yang mau melakukan segala hal gila, hal baru, hal aneh bareng-bareng. Walaupun saat kelas 10 dan kelas 11 semester satu angkatan saya terkena dampak pandemi yang mengharuskan kami semua untuk melakukan pembelajaran via zoom, google classroom, dan masih banyak lagi namun hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi saya dan teman-teman SMA saya untuk melakukan banyak kegiatan, dimulai dari zoom hingga tengah malam, main bareng game via zoom, dan sebagainya. Hingga akhirnya mulai dari kelas 11 semester 2 kami semua resmi melakukan PTM ( pembelajaran tatap muka ) mulai saat itulah kami semua menjadikan semakin dekat dan berteman untuk menikmati masa remaja kita di SMA yang tidak akan terulang lagi. Sayangnya, kini saya dan teman-teman saya berpencar di universitas yang berbeda-beda dan jurusan yang juga berbeda-beda, namun itu tidak akan menjadi hambatan bagi saya dan teman-teman saya untuk bisa terus bermain dan berkomunikasi dengan satu sama lain.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Safana Najla Aziza – Get to Know Your Self

Kehidupan sebagai mahasiswa terlebih sebagai mahasiswa baru tidaklah mudah, karena ibarat transisi dari kehidupan masa remaja ke dewasa. Mulai dari pola pikir, gaya hidup, dan cara belajar mengajar semuanya berbeda pada saat SMA, maka dari itu, dibutuhkan niat dan tekat yang kuat untuk menjalani hidup sebagai mahasiswa. 

Nama saya Safana Najla Aziza, biasa dipanggil Safana, saya lahir di Depok, 21 April 2005, saat ini saya berumur 18 tahun. Saya tumbuh dan dibesarkan di keluarga yang lengkap dan kebutuhan selalu tercukupi.

Keluarga saya cukup harmonis walaupun sering banyak kendala dan masalah didalamnya, tetapi menurut saya hal ini adalah wajar bahkan mutlak terjadi di suatu keluarga. Ayah saya adalah lulusan S3 jurusan ilmu komunikasi, ayah saya baru saja menyelesaikan studinya agustus tahun ini, beliau seorang pensiunan direktur dari BUMN (Telkom), tetapi sekaligus menjadi co founder dan komisaris dari perusahaan BUMS miliknya (Cakra, security). Ibu saya lulusan S1 akutansi, dan beliau adalah seorang ibu rumah tangga dan penyewa kontrakan. Saya anak ke-3 dari 3 bersaudara, saya mempunyai 2 kakak laki laki yang saat ini masih berkuliah, kakak saya yang pertama berkuliah di Pariwisata Sahid University, dan sekarang sudah semester 5, kakak saya yg ke-2 berkuliah di Binus University jurusan Information System, ia baru menginjak di semester 3. GAP year antar saya dan kakak-kakak saya hanya 2 tahun, jadi masih dibilang cukup muda dan sering bertengkar kecil. Saya sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya cukup merasa sedikit pressure karena biasanya anak bungsu menjadi harapan terakhir bagi orang tuanya. Sebenarnya orang tua saya tidak memaksa atau meminta saya untuk menjadi orang tertentu, tetapi saya tau bahwa mereka menaruh harapan yang besar kepada saya. Tetapi Hal ini tidak membuat saya merasa selalu dibawah tekanan, justru menjadikan semangat saya untuk menggapai cita cita saya, karena salah satu tujuan hidup saya adalah bisa membanggakan kedua orang tua saya dan mengangkat derajat mereka setinggi mungkin, tidak hanya di dunia ini, tetapi hingga kehidupan setelah meninggal. Saya juga ingin bisa bermanfaat bagi orang lain, membantu satu sama lain, karena bagi saya untuk apa hidup di dunia ini kalau tidak bermanfaat bagi orang lain.

Dari Taman Kanak-kanak(TK) hingga saat ini saya kuliah, saya selalu berada di sekolah swasta, jadi saya tidak pernah merasakan berada di sekolah negri, tetapi hal ini tidak membuat saya minder atau merasa berbeda dari teman-teman saya, justru saya sangat amat bersyukur karena sekolah swasta biasanya selalu terstruktur dan tertata dari segala aspek. 

Kehidupan pendidikan saya dimulai dari  Taman Kanak-kanak(TK) saya bersekolah di TKIT Al-Huda Depok. Saya termasuk murid yang berprestasi dan sering juara dikelas, aktif dan sangat cheerful person. Saya juga sering mengikuti lomba-lomba mulai dari mewarnai, menggambar dll. Walaupun sering kali tidak menang, tetapi saya sangat enjoy bertemu dengan teman-teman yang banyak dari berbagai daerah dengan kreativitasannya masing-masing.

Kemudian lulus dari Taman Kanak-kanak(TK) saya lanjut ke Sekolah Dasar(SD) di SDIT Raflesia, masa-masa ini adalah masa yang selalu saya kenang. karena banyak hal yang terjadi dan yang saya lakukan saat saya berada di Sekolah Dasar ini, mulai dari mencari jati diri, menentukan passion yang ingin dikembangkan untuk kedepannya, dll. Saat saya kelas 1 sampai kelas 3, saya selalu menjadi juara kelas, tidak pernah ranking diatas 3, saya termasuk siswa yg aktif dan berprestasi, kemudian saat lanjut kenaikan kelas 4 sampai kelas 6, ranking saya mulai menurun, tetapi bakat saya tetap berkembang dan masih terus memenangkan lomba, tetapi lomba yang saya ikuti non-akademik, karena orang tua saya mengikutkan saya di berbagai ekstrakulikuler, mulai dari music, masak, gambar, berenang, dan masih banyak lainnya. Saya merasa beruntung bisa hidup berkecukupan dari kecil hingga saat kini dan mendapatkan semua privilege itu, karena tak banyak anak yang seberuntung saya dan bisa mengikuti berbagai kegiatan untuk menemukan jati dirinya. Tentunya hal ini sangat membantu saya untuk menentukan passion saya dari kecil. Dari segala kegiatan yang saya lakukan, saya menemukan ketertarikan berlebih pada art, dimana yang membuat saya fokus untuk belajar lebih mendalam seputarnya. Dari saat saya sekolah dasar bahkan sampai sekarang, saya juga suka mengamati sebuah objek, salah satunya adalah bangunan-bangunan yang unik dan bertingkat tinggi, membuat saya jadi bertanya mengapa suatu bangunan bisa berdiri, bagaimana cara mendesign, siapa yang membuatnya dll. Tak hanya itu, dari dulu saya suka membuat suatu kerajinan tangan, entah membuat sebuah maket atau kerajinan tangan lainnya. Ini menjadi suatu dorongan bagi saya untuk mecari apakah minat yang cocok kedepannya pada diri saya.

Setelah melalui masa Sekolah Dasar(SD) saya melanjutkan Sekolah Menengah Pertama(SMP) di MTS Internasional Tecthno Natura, sesuai namanya, ‘techno’ yaitu sekolah yang didasari oleh technologi, kemudian ‘natura’ sekolah ini berbasis alam yang terbuka. Masa-masa Sekolah Menengah Pertama(SMP) saya cukup membuat saya kaget akan segala hal, karena mulai dari cara belajar mengajar dan suana belajar yang berbanding tebalik dengan saat saya berada di Sekolah Dasar(SD). Semua yang dilakukan berbasis dengan technologi, saya kelas 1 SMP saya sudah belajar membuat PPT, persentasi, buat makalah, belajar coding, membuat robot, dan masih banyak hal lainnya. Tentunya hal ini sangat membantu diri saya dikemudian hari, karena ibarat saya sudah mencuri start sejak awal, tetapi perubahan yang signifikan ini membuat saya kaget, walaupun pada akhirnya saya terbiasa dan bisa mengikuti semua kegiatan saat berada di Sekolah Menengah Pertama(SMP) ini. Sekolah saya sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya, satu angkatan hanya berisikan 24 orang, dan pelajaran umum yang biasanya ada pada Sekolah Menengah Pertama(SMP) banyak yang ditiadakan, tentu hal ini membuat saya bahagia dari sebelumnya, karena melihat dari kemampuan saya dibidang akademik yang kurang.

Saat pergantian sekolah menengah pertama(SMP) ke sekolah menengah akhir(SMA), saya pergi traveling ke Turki, disana saya menemui banyak mahasiswa/i yang sedang part time job, saya dan ayah saya juga menanyakan beberapa hal seputar Turki hingga perkuliahan disana. Setelah mendengar seluruh ceritanya, saya menjadi terinspirasi untuk melanjutkan perguruan tinggi saya di Turki. Sejak saat itu saya selalu melakukan research tentang perkuliahan disana, kehidupannya, jurusannya, cara masuknya dll. Tak hanya mencari informasi mengenai negaranya saja, saya juga sekalis mencari tahu seputar jurusan arsitektur, karena dari awal ketertarikan dalam diri saya untuk berkecimpung di jurusan arsitektur sangat tinggi.

Dilanjut dengan Sekolah Menengah Atas(SMA) di SMAIT Nurul Fikri. Perubahan drastis secara signifikan terjadi, karena yang awalnya saya di Sekolah Menengah Pertama(SMP) yang selalu menggunakan teknologi seperti laptop dll, sekarang saya harus belajar seluruh mata pelajaran yang ada, tentu hal ini membuat saya sangat tertekan dan shock yang sangat mendalam, karena saya harus mengejar semua materi yang sedikit tertinggal pada saat saya Sekolah Menengah Pertama(SMP). Saya orangnya cukup membutuhkan waktu untuk beradaptasi, jadi untuk mengejar materi yang tertinggal, saya belajar kurang lebih satu tahunan. Masa-masa ini merupakan salah satu masa tersulit juga dalam hidup saya, di satu sisi saya mengejar materi yang tertinggal, sisi lain saya juga memikirkan rencana saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tetapi ada hal yang membuat saya senang juga, seperti yang saya bilang sebelumnya, penggunaan teknologi saya sedikit lebih canggih dibanding teman teman saya, dikarenakan saat Sekolah Menengah Pertama(SMP) saya sudah mengulik banyak informasi dan pengetahuan seputar penggunaaan laptop, PPT dan lain sebagainya. Masa-masa ini merupakan masa terberat saya karena pada masa ini, saya sudah mulai berfikir kritis tentang studi berkelanjutan saya nantinya. Saya berpegang teguh untuk melanjutkan perguruan tinggi saya di negara Turki. Berbagai hal saya lakukan, mulai dari mendaftarkan ke beasiswa yang ada disana, melakukan pencarian agensi untuk membantu saya melanjutkan perkuliahan saya di Turki. Tapi sayangnya perjuangan saya harus terputus saat saya berada di kelas 3 SMA, saat saat terakhir kelulusan, saya menemukan banyak sisi yang tidak baik jiga saya melanjutkan studi saya di Turki, dengan segala pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perkuliahan saya di Indonesia.

Saat ini saya melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi saya di Binus University jurusan Arsitektur. Kalau di scale, saya sudah 100% mencintai arsitektur, karena saya selalu menanamkan pada diri saya. Jika sudah membuat suatu keputusan, maka lakukanlah semaksimal mungkin sejak awal membuat keputusan tersebut. Belajar tanggung jawab sama pilihan yang diputuskan oleh diri sendiri dan harus cinta dengan hal tersebut, mau suka ataupun duka harus tetap dijalani.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Rudy Winata – Get to Know Your Self

Momen yang ada di dalam hidup saya yang paling melekat adalah saat saya masih SD saya memenangkan juara 1 FLS2N tingkat nasional, lalu pergi ke Malaysia untuk mengikuti lomba se-asia tenggara dan meraih juara 1 juga. Hal itu saya tidak akan melupakan karna itu adalah salah satu event yang saya menang dan event nya juga sangat terkenal bagi kaum SD SMP SMA di seluruh Indonesia. Lalu yang juara 1 di melaysia itu kami melawan beberapa negara lain seperti Thailand, filipin, Malaysia, singapura, Myanmar, vietnam lalu juga ada beberapa negara di luar asia tenggara seperti india ,dll.

Cerita yang saya ingin cerita kepada teman saya adalah bagaimana saya tidak melanjutkan perlombaan saat SMP dan memilih untuk berubah menjadi atlit basket. Sejujur nya saya lebih tertarik dengan basekt saat itu, makanya saya lebih memilih megikuti basket. Menurut saya, basket itu lebih menantang dan harus ada chemistry / Teamwork yang cukup kompak. Agar bisa memenangkan pertandingan tersebut. Jika kita memainkan basket tanpa ada nya chemistry tersebut kita akan gagal dalam permainan basket. Dan saya sangat suka berolahraga maka saya memilih basket karena basket itu melatih pemikiran kita sebagai team lalu juga melatihkan seluruh otot yang ada di tubuh kita.

Lagu yang hits menurut saya adalah, mungkin lagu lagu yang dibuat oleh travis scoot, post Malone atau rich bryan karna menurut saya lagu yang dibuat oleh mereka sangat ber energetic sehingga membuat saya semangat untuk melakukan sesuatu. Apalagi saya hobby bermain basket maka saya butuh energy yang lebih agar saya bersemangat untuk bermain basket. Dan mungkin juga lagu unutk santai agar saat mengerjakan ujian atau tugas saya bisa merasakan lebih relax dan bebas dari kegangguan dalam bentuk apapun.

Tentu nya tujuan hidup saya adalah menjadi orang yang sukses dan memiliki keluarga yang Bahagia. Pastinya saya ingin memiliki uang yang banyak, tetapi saya lebih menginginkan keluarga yang harmonis. Untuk sekarang saya lebih fokus kepada karir saya dan lulus dari BINUS university, agar kedepannya saya bisa fokus kepada keluarga saya. 

Mungkin tujuan hidup saya untuk orang lain tidak beberapa. Karena saya orang nya simple. Semua orang pasti memiliki tujuan hidup yang berbeda beda. Tapi, pasti ada orang yang setuju dengan saya. Karena tujuan hidup saya adalah menjadi orang yang sukses dan menginginkan keluarga yang bahagia dan harmonis.

Saya lahir di Pekanbaru, Riau tanggal 14 April 2005. Background tentang keluarga saya adalah. Orang tua saya dulu nya lahir di Bengkalis, Riau. Lalu mereka merantau ke pekanbaru berdua dengan membawa uang senilai 100 perak dan bebrapa pakaian. Tetapi bapak saya tidak gampang menyerah, dia bekerja sehingga bisa mendapatkan nafka untuk keluarga nya dan sekarang ia adalah pemilik suatu perusahaan di pekanbaru. Saya adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Jarak usia saya dengan abang saya yang paling tua lahir di tahun 1993 yang berjarak 12 tahun dengan saya. Lalu kakak ke 2 lahir ditahun 1994 maka berjarak 11 tahun dengan saya , kakak ke 3 lahir tahun 1996 yang beda 9 tahun dengan saya, abang saya lahir di tahun 1999 yang jarak nya 6 tahun sama saya. Mungkin karna saya anak sulung saya mendapatkan banyak hal maupun baik dan buruk. Saya juga sering diceritain hal hal yang di alami oleh abang dan kakak saya dulu. Tetapi saya sebagai anak bungsu juga ditak diperlakukan manja oleh orang tua saya. Orang tua saya selalu treat anak nya dengan fair. Mereka tidak punya anak favorit maupun anak yang dikucilkan. Saya sangat bersyukur karna telah lahir di keluarga ini. Tetapi saya tidak bisa hanya menikmati harta keluarga saya. Saya mau menghasilkan penghasilan sendiri. Mungkin kelakuan orang tua saya kepada saya ada sedikit perbedaan dengan kakak abang saya sebelumnya. Mungkinm karna dulu di pekanbaru masih belum ada international school maka mereka masuki ke sekolah apapun. Tetapi saat saya SD, saya dipindahkan ke sekolah yang international yaitu Sekolah Darma Yudha , karena sekolah nya baru saja siap di bangun. Bukan hanya saya yang di pindahkan. Tetapi abang saya ke 4 dan kakak saya yang ke 3 juga di pindahkan ke Sekolah Darma Yudha. 

Pasti nya semua orang pernah mengalami trauma atau kesedihan. Jika saya menanyain trauma trauma kepada orang asing mungkin mereka tidak bakal menceritakan itu. Akan tetapi jika saya nanya ke orang yang dedkat seperti abang atau kakak saya, mereka akan menceritakan semua karena mereka tidak ingin saya mengalami hal seperti yang mereka alami. Tentu saja saya juga pernah mengalami kesedihan dan trauma. Salah satu contoh kesedihan yang pernah saya alami adalah tidak memenangkan perlombaan tingkat provinsi basket, yaitu DBL Riau Series. Pada tahun 2021 saya dan team saya meraih juara 2. Tetapi pada tahun 2022 kami tidak lolos ke babak grand final. Karena keputusan yang di ambil wasit sangatlah salah. Hal itu sangat menyedihkan bagi kami. Karena kami berharap untuk mendapatkan champion itu karena sekolah kami belum pernah mengangkat piala tersebut. Kami berlatih 5 kali seminggu dan selalu memberi 100% effort ke Latihan maupun saat lomba. Tetapi yang lebih menyedihkan kami kalah karena waktu 1 menit terakhir kami terkena comeback lalu kami kalah.

Awal mula saya memilih arsitek karena saya awalnya emang bisa menggambar, dan beberapa kali saya memberi atau kasih liat gambaran saya kepada orang tua mereka selalu terkejut karna saya bisa menggambar. Maka karena itu mereka menanyai saya untuk mau atau tidak untuk memasuki jurusan arsitek. Lalu saya mencoba untuk pelajari lebi detail tentang arsitek dan saya pun tertarik dengan arsitek. Awal nya saya disuruh mengambil kuliah arsitek di cina, teatpi saya sudah telat mendaftarkan diri saat itu. Maka saya mencoba daftar arsitek di Binus University dan pada akhir nya saya juga di terima. Saya sangat bersyukur dapat di terima di BINUS University karena, BINUS University adalah universitas swasta yang terbaik di Indonesia. Pengalaman saya sejauh ini sangat seru, memiliki dosen dosen yang seru, lalu memiliki teman teman baru.

Untuk sekarang saya masih mencintai pada dasarnya. mungkin nanti saat berlanjutnya pelajaran saya akan lebih tertarik dan lebih mencintai arsitek lebih dalam. Karena di dalam jurusan arsitek itu banyak cabangnya. Kita bisa memilih cabang cabang yang kita nanti nya tertarik. Saya berharap agar bisa mendapatkan pencapaian saya dalam beberapa tahun kedepan dan tetap mencintai asritektur.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Raymond Preston Prayogo – Get to Know Your Self

Nama saya Raymond preston prayogo biasa dipanggil Raymond. Saat ini saya sedang menempuh Pendidikan tinggi di Universitas Bina Nusantara. Dari antara semua lagu yang ada di dunia, all time hits saya merupakan lagu bergenre Rnb Skeletons-Keshi. Alasan mengapa lagu ini merupakan lagu hits saya karena melody lagu yang sangat nyaman untuk didengar. Saya cenderung suka mendengarkan lagu Rnb karena melodinya yang seakan-akan membawa saya kedalam musik tersebut. Namun walaupun genre Rnb meruapakan All time favorite saya, saya adalah orang yang bisa mendengarkan genre lagu lain karena bagi saya semua lagu memiliki sisi baik mau dari melodinya saya atau liriknya saja. Bagi saya musik adalah karya seni yang harus selalu dihargai selama makna dan pembawaannya nyaman untuk semua orang, begitupun dengan Arsitektur. Arsitektur merupakan suatu karya seni yang perlu diperhatikan lebih karena tanpa adanya Arsitektur peradaban tetap berkembang namun pasti selalu ada yang kurang. Saya lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 8 Juni 2005. Saya merupakan anak tunggal dan bersakan dengan penuh kasih sayang. Papa saya adalah seorang pengusaha dalam bidang konstruksi jalanan sedangkan mama saya adalah seorang ibu rumah tangga. Walaupun saya adalah anak tunggal, itu tidak menjamin apabila orang tua saya akan memberikan perhatian secara lebih sehingga memanjakan saya. Orang tua saya selalu menuntut saya untuk menjadi seorang yang mandiri sejak kecil. Karena orang tua saya peduli terhadap saya sehingga mereka tidak ingin apabila saya nanti akan kesusahan ketika jauh dari mereka. Pembekalan yang diberikan orang tua saya ini sangat bisa saya rasakan dampaknya ketika saya harus merantau untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. 

saya bersekolah di Sekolah dian harapan Makassar sejak TK hingga SMA. Selama sekolah di Sekolah dian harapan, saya mengalami banyak kejadian-kejadian yang nantinya membentuk diri saya yang sekarang dari sisi prinsip-prinsip kehidupan. Sejak dulu saya memiliki ketertarikan dengan olahrga sepakbola dan futsal. Oleh sebab itu saya bergabung dengan tim sekolah untuk mewakili sekolah pada pertandingan-pertandingan yang ada. Cerita-cerita saat saya menjadi bagian dari tim sepakbola dan futsal Sekolah dian harapan adalah hal yang akan selalu saya bawa dan akan saya ceritakan kepada orang-orang lain. Walaupun tidak banyak penghargaan yang bisa saya raih namun cerita tersebut memilki makna tersendiri bagi saya pribadi. 

Setiap orang pasti pernah memiliki momen indah dan buruk. Dalam hidup ini saya sudah pernah mengalami banyak momen dari baik hingga buruk. Momen besar yang saya alami adalah saat saya pada akhirnya bisa lulus dan menjadi alumni Sekolah dian harapan makassar. Selama 14 tahun saya menempun pendidikan di sekolah tersebut, waktu berjalan begitu cepat dan sekarang saya berada di tahap sebagai seorang mahasiswa. Selain momen indah, saya juga pernah mengalami kesedihan dimana saya harus berpisah dengan orang yang saya sayang. Saat masih bersekolah, saya sudah kehilang opa dan oma. Kesedihan terbesar saya adalah saat opa meninggal karena opa merupakan nsalah satu orang yang mendorong saya untuk menjadi orang yang memiliki prinsip hidup agar bisa mencapai life goals yang sudah saya buat sendiri. Opa tidak pernah berhenti menyemangati saya untuk rajin belajar dan bersekolah agar bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. 

Sekarang saya berada di tahap sebagai seorang mahasiswa. Bukan lagi seorang siswa, melain MAHA siswa. Saya tahu apabila seorang mahasiswa memiliki wewenang yang lebih besar dibandingkan seorang siswa. Saat ini saya masih berusaha dan akan selalu mengembangkan pola pikir dan prinsip-prinsip hidup saya agar bisa lebih baik lagi. Adapun tiap orang pasti memiliki tujuan hidup, mau itu seorang pejabat, pekerja, pengemis, pengusaha, ataupun orang yang sangat kaya sekalipun. Pasti mereka semua tidak mungkin tidak memilki tujuan tidak peduli mau kecil ataupun besar. Begitupun dengan saya, seorang mahasiswa baru yang datang jauh merantai dari Makassar ke Jakarta untuk mencari ilmu. Saya mencoba untuk keluar dari zona nyaman secara perlahan. Sebagai seorang mahasiswa tujuan hidup saya sekarang adalah melakukan segala hal dengan maksimal dan baik karena umur saya yang masih muda sehingga saya memiliki privilage lebih yang bisa dimanfaatkan. Selagi saya masih mampu dan bisa, semua peluang yang ada akan saya coba untuk manfaatkan. Tujuan hidup saya apabila dilihat secara keseleruhan mendorong saya untuk keluar dari zona nyaman secara perlahan. oleh sebab itu sebagai langkah awal yang sudah saya lakukan adalah merantau, walaupun biaya hidup masih ditanggung oleh orang tua, namun hidup sendiri di kota orang lain secara tidak langsung mendorong saya untuk berbuat lebih agar bisa tetap bertahan. Berkat ajaran orang tua saya untuk bisa mandiri sejak kecil sangat membantu saya banyak dalam tahap ini sehingga saya tidak memiliki begitu banyak masalah. Sekarang saya sudah berada di luar zona nyaman, namun karena saya sudah terbiasa hidup mandiri, saya merasa saatnya untuk keluar dari zona nyaman secara lebih luas lagi. Salah satu cara paling realistis menurut saya adalah mencari pekerjaan untuk meringankan beban orang tua. Walaupun saya tahu orang tua saya masih sanggup untuk membiayai kebutuhkan saya selama merantau, namun perasaan untuk ingin meringankan beban mereka tidak bisa saya tolak. Saat ini saya sedang mengalami dilema untuk bekerja atau tidak. Peluang sudah ada, tinggal saya yang memutuskan apakah siap untuk sekali lagi keluar dari zona nyaman atau tidak. Untuk tujuan hidup saya sebagai mahasiswa kedepannya selain keluar dari zona nyaman dan memanfaatkan privilage adalah mampu lulus dengan baik dan tepat waktu. Setelah lulus nanti tujuan hidup saya pasti akan berubah. Namun sebagai perkiraan, secara realistis tujuan hidup saya untuk diri sendiri setelah lulus kuliah adalah mampu hidup secara stabil dan berkecukupan agar bisa hidup dengan tenang. 

Selain tujuan hidup untuk diri sendiri, tentunya seseorang pasti memliki tujuan hidup untuk orang lain. Begitupun dengan saya. Sebagai mahasiswa Arsitektur, saya memiliki tujuan hidup untuk memberikan pengaruh besar kepada orang-orang. Hal ini bisa saya lakukan dengan memulainya dari skala kecil. Misal pada orang-orang sekitar saya, kemudian berkembang menjadi skala yang lebih besar. Adapun pengaruh yang dimaksud adalah nilai-nilai kehidupan dan prinsip-prinsip agar bisa menjalani kehidupan dengan baik. Apabila nantinya saya sudah menjadi seorang Arsitek, saya memiliki tujuan untuk berkarya dalam negeri menciptakan banyak hal-hal inovatif yang bisa membantu banyak masyarakat di Indonesia. Inovasi tersebut belum saya pikirkan namun selama berjalannya waktu saya akan terus mengasah dan menambah pengetahuan saya agar bisa mengrealisasikan semua tujuan hidup saya untuk melayani masyarakat melalui karya-karya arsitektur saya ketika nanti saya menajadi seorang arsitek. 

Sejak kelas 5 sd saya sudah memiliki ketertarikan dengan dunia teknik. Hal ini didukung dengan latar belakang keluarga saya yang mayoritas karirnya berhubungan dengan bidang teknik. Saya memiliki seorang papa yang merupakan seorang pengusaha konstruksi jalanan, opa seorang pengusaha developer, paman seorang arsitek, dan masih ada beberapa paman yang bekerja dalam bidang yang berhubungan dengan teknik elektro. Atas dasar tersebut saat kelas 5 saya mulai untuk mengeksplorasi semua bidang pekerjaan dari keluarha saya. Setelah menyaring semua pekerjaan tersebut. Saya menjatuhkan pilihan pada teknik sipil dan arsitektur. Papa yang merupakan seorang pengusaha konstruksi jalan selalu menyarankan saya untuk memantapkan diri agar nanti memilih jurusan teknik sipil. Namun selama berjalannya waktu dari SMP hingga SMA saya merasa apabila saya tidak cukup mampu untuk menempuh pendidikan di jurusan teknik sipil. Setelah melakukan diskusi dengan keluarga, saya memutuskan untuk memilih jurusan arsitektur. Dengan bekal dukungan dari papa yang walaupun ingin saya untuk memilih teknik sipil, dan paman yang merupakan arsitek. Saya memantapkan diri untuk memilih jurusan Arsitektur di Universitas Bina Nusantara. Salah satu alasan lain mengapa saya memilih jurusan arsitektur adalah karena arsitektur ini menarik. Arsitektur bisa merusak namun juga bisa memperbaik bumi. Arsitektur yang indah dan tidak merusak bumi sangat indah menurut saya dan itu juga menjadi motivasi tambahan saya untuk memilih jurusan arsitektur agar nantinya saya bisa menciptakan arsitektur serupa. Namun secara realistis saya tahu itu akan memakan waktu yang banyak.

Seorang Mahasiswa arsitektur pasti setidaknya selalu menghargai atau mencintai suatu karya arsitektur. Begitupun dengan saya, sejak kecil saya suka melihat gedung-gedung yang memiliki nilai seni. Selain itu rumah-rumah yang indah juga tidak jauh dari pandangan saya. Saya sangat menghargai karya arsitektur yang telah dibuat oleh seorang arsitek karena saya paham apabila nilai seni dari arsitektur tersebut sangatlan tinggi. Namun tiap orang juga pasti memiliki taste masing-masing. Begitupun dengan saya, saya cenderung menyukai arsitektur yang brutalism, barok, dan gotik. Untuk arsitektur brutalism saya menyukai arsitektur ini karena kesannya yang tegas dan dan juga memberikan kesan berantakan namun terstruktur. Sedangkan untuk barok dan gotik sendiri, alasan saya menyukasnya karena arsitektur ini memberikan kesan nilai sejarah yang tinggi. terutama untuk gotik yang banyak diterapkan pada gereja-gereja, kesan yang saya rasakan ketika melihat arsitektur ini sedikit memberikan kesan tidak nyaman namun kagum dengan arsitektur tersebut.  Sejauh itulah saya menyukasi arsitektur apabila dilihat dari segi seni bangunannya. 

Sejauh saya belajar arsitektur, walaupun belum banyak hal yang saya pelajari namun saya cukup senang dengan arsitektur secara akademis. Tugas yang banyak dan ketelitian yang dibutuhkan sangat sesuai dengan passion saya dimana saya cenderung lebih suka untuk mengerjakan hal-hal secara perlahan namun pasti karena hasilnya pasti akan indah. Menurut saya pribadi, dunia tanpa adanya arsitektur akan sangat terlihat sangat kaku karena arsitektur itu ada akibat adanya kebutuhkan manusia. 

Akhir kata, bagi saya Arsitektur merupakan karya yang indah dan harus dihargai sama seperti lukisan pada museum, lagu, dan tarian. Arsitektur tidak selalu mengenai bangunan, Arsitektur mampu mencakup banyak hal dalam skala besar. Arsitektur adalah salah satu komponen utama mengapa dunia sekarang bisa lebih modern. Sekian dari saya, itulah semua informasi singkat mengenai saya dan alasan memilih jurusan Arsitektur.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Raya Rahastya Febrisha – Get to Know Your Self

Diriku bernama Raya Rahastya Febrisha, terlahir Dari dua sejoli yang berketurunan jawa belanda dan jawa murni. Aku dilahirkan di daerah ibu kota pada tanggal 16 bulan februari Dan tahun 2004. Awalnya kami hidup Dari satu ke satu rumah lain hingga akhirnya menerapkan di bekasi. Saat kelahiranku, orang tua ku tidak menyangka diriku akan “berusaha mantap Dunia ini” lebih cepat Dari hipotesis para dokter, sehingga membuat kejutan bagi mereka. Ayahku yang saat itu belum Masih hidup berkecukupan terkejut setelah tahu ibuku harus melahirkan ku hari itu juga. Ia lalu menggendarai motornya dengan cepat tanpa memikirkan tanah Dan langit. Ibuku yang mendadak harus melahirkan ku pun tanpa pikir panjang memanggil bemo sambil membawa kakakku yang masih balita. Layaknya petir di siang bolong, tangisan ku membawa kejutan bagi semua nya. 

Saat aku berunur tujuh tahun, kami pindah ke Bekasi dan tinggal di kos-an yang cukup untuk sekeluarga. Disinilah diriku mulai mengamati arus kehidupan dan cara kerja Dunia. Karna diriku yang terkenal cenggeng Dan penakut, aku lebih banyak mengghabiskan waktu kecil ku di rumah bermain sendiri atau membaca buku-buku yang diberikan oleh orang tua ku. Polos, manja, itulah yang sering di gambaran kepadaku saat itu. Saat sudah menginjak sekolah dasar, diriku cenderung tidak mempunya teman dikarenakan karakterku yang lemah, sehingga diriku lebih memilih menyendiri Dan membaca di selang waktu luangku. Tertindas Dan diremehkan itu sudah menjadi makanan sehari hari diriku. Namun, diriku yang dulu bisa dibilang memiliki daya pikir yang tinggi sehingga ia sering mendapat nilai yang cukup bagus. Walau begitu ia Masih takut kepada orang lain Dan menganggap semua orang membenci nya. Hingga saat kelas enam, diriku yang lalu merasa kecewa karena mendapat kabar bahwa nilai rapot ku terkecil. Awalnya aku sangat sedih karena merasa sesuatu hal yang ku perjuangan selama ini sia sia. Akhirnya aku terpaksa harus mengikhlaskan hal itu, namun ternyata aku mendapat informasi sebetulnya nilai ku semua bagus tetapi ada satu orang tua tidak terima dengan Hal itu lalu melakukan penyuapan kepada pihak sekolah untuk menukarkan nilai anaknya dengan nilai ku. Saat itu aku sangat kecewa Dan kesal, namun orang tua ku berkata bahwa yang sudah di masa lampau biarlah di masa lampau, jalani saja apa yang berada didepan mu sekarang. Dengan sangat berat hati aku menelan ludah itu Dan berusaha terus maju.

Saat masa smp, aku takut sekali kepada semua orang karena takut apa yang terjadi di masa lampau akan ter ulang kembali. Namun takdirlah yang membuka mataku bahwa tidak semua orang akan menindas satu sama lain. Teman sebaya ku di SMP sangatlah menghargai satu sama lain, Dan itulah awal Dari diriku yang sekarang sehingga lebih berani untuk menatap Dunia Dan manusia. Namun, saat diriku menginjak kelas 9 aku merasa aneh Dan menjadi pelupa tanpa sebab. Berawal Dari lupa hari hingga lupa nama sendiri.

Saat menginjak SMA aku disibukan dengan apa yang harus ku ambil di masa depan sampai kadang lupa dengan kebutuhan diri sendiri.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Raffi Wiratama – Get to Know Your Self

Perkenalkan, nama saya Raffi Wiratama, saya biasa di panggil Raffi atau Wira. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2005 atau kerennya 05/05/05. Saya memiliki ayah bernama Denny Wicaksana dan ibu bernama Esti Andayani K. Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adik saya bernama Fattan Bramantyo. Pekerjaan ayah dan ibu saya adalah karyawan swasta di bagian perpajakan dan keuangan. Adik saya berumur 14 tahun dan sedang berada di bangku SMP tepatnya kelas 3. Saya bersyukur bisa terlahir dan hidup di keluarga yang berkecukupan. Ayah saya adalah orang malang dan ibu saya adalah orang Bandung namun besar di Jakarta. Latar belakang Pendidikan saya yaitu: 

–        SDS Putik Indonesia

–        SMP Global Islamic School

–        SMAN 48 Jakarta.

Hobi saya adalah bermain futsal, bulutangkis, renang, menonton bola, bermain game bersama adik, mendengarkan lagu “mood booster” salah satunya mood by 24k Goldn, memotret gedung – gedung di Jakarta yang unik yang kemudian saya tuangkan ke gambar 2D. Sejak kecil ayah saya sering mengajarkan saya menggambar dan mengajak saya keliling ibu kota. Bahkan ketika ayah saya hendak membangun sebuah rumah di Malang, saya dan ayah saya keliling kota malang untuk melihat beberapa desain pintu, pagar, tembok, atap yang unik yang bisa kita ambil sebagai salah satu contoh desain rumahnya. Ayah saya sejak saya kecil adalah orang yang sangat sibuk, karena berangkat pagi pulang malam saja seringkali membuat saya tidak bisa bertemu dengannya dirumah, ketika ayah saya berangkat saya belum bangun dan ketika ayah saya pulang saya sudah tertidur. Saya kadang hanya bisa bertemu ketika hari libur saja. Ibu saya adalah orang yang pintar matematika, ketika kecil ibu saya sering mengikuti lomba matematika dan saya pun sering minta diajari matematika bahkan kadang – kadang sudah SMA kelas 3 saya masih minta diajari matematika oleh ibu saya. Ibu saya juga seorang yang pintar dalam membagi waktu. Ibu ku sering marah ke saya, ayah saya dan adik saya karena tidak bisa membagi waktu, seperti bangun siang dan tidur malam. Saya memiliki adik yang bisa dibilang lebih pintar dari saya, karena ketika saya lihat rapotnya nilainya impresif. Adik saya adalah orang yang malas membaca dan belajar namun nilainya selalu bagus padahal setiap hari bermain game terus. Adik saya adalah orang yang akan saya jaga sepanjang hidup saya begitu juga dengan orangtua saya dan keluarga saya nanti. Saya senang memiliki keluarga yang bisa saling melengkapi satu sama lain. Hobi keluarga saya adalah menonton bioskkop, jalan – jalan ke wahana permainan, dan makan di salah satu restoran. Hal itu selalu kami lakukan ketika sedang libur. Semua orang pasti mempunyai tujuan hidup yang berbeda, kalau saya sendiri tujuan hidup untuk orang lain yang utama adalah adalah menggantikan orangtua saya untuk menafkahi keluarga saya, karena saya tau tidak lama lagi orangtua saya terutama papa saya pensiun dan adik saya masih di bangku SMP bahkan ketika adik saya masuk kuliah, ayah saya mungkin sudah pensiun. Saya tidak ingin adik saya berpikir kalau saya diutamakan sehingga saya harus fokus kuliah dan jangan abaikan kesempaan yang ada. Berharap adik saya bisa lebih sukses dari saya dan impian kecil saya bisa membantu membiayai kuliah adik saya ketika ayah saya pensiun.

Tujuan saya sendiri yaitu menjadi orang yang selalu menghargai apa yang telah diberikan kepada saya, tidak perlu muluk – muluk untuk ingin sukses cepat yang penting saya bisa memberikan proses yang nyata dan positif. Ayah saya selalu menekankan kepada saya bahwa saya harus bisa berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang nyata karena pada akhirnya yang terlihat hanyalah hasil dan ayah saya meminta saya untuk sadar bahwa beberapa tahun lagi ayah pensiun dan hidup harus irit, tidak bisa hidup seperti dahulu, semoga yang diberikan ayah saya tetap dijaga dan teringat sepanjang saya kuliah. Walaupun ketika ayah saya pensiun dan ibu saya masih bekerja, hal ini tetap bukan menjadi sebuah alasan kita masih bisa hidup cukup. Hal ini membuat saya ketika SMA uang jajan yang dikasih orangtua saya selalu saya sisihkan setengah nya setiap hari untuk kebutuhan mendadak atau kebutuhan yang harus saya bayar seperti bensin motor, nongkrong sama teman, nobar sama teman, dll. Saya memiliki target apabila saya ingin melakukan tersebut saya tidak boleh meminta uang ke orangtua saya dan hanya boleh menggunakan uang jajan yang saya sisihkan dan tabung. Jujur saya sebenarnya cukup kesulitan diawal namun lama – lama saya tidak terbebani akan hal itu. Dan membuka mata saya bahwa mencari uang dan menjaganya itu sangat sulit, hendaknya saya sebagai seorang anak untuk hidup irit dan memikirkan kalau saya masih mempunyai adik saya yang bisa hidup seperti saya atau bahkan lebih baik bagi saya.

Saya saat ini baru masuk di perguruan tinggi swasta yaitu Bina Nusantara (BINUS). Sebelum saya masuk binus saya memiliki beberapa cerita bagaimana saya bisa memilih BINUS dengan jurusan Arsitektur. Sebenarnya ketika saya kelas 3 SMA, ayah dan ibu saya berharap kalau saya harus bisa tembus di salah satu perguruan tinggi negri. Saya diberikan berbagai macam fasilitas seperti mengikuti bimbingan belajar (BimBel) di sekolah, mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah juga, mendaftar berbagai kegiatan tryout online maupun offline, dan lainnya. 

Saya sudah menentukan jurusan saya yaitu pilihan pertama selalu arsitek. Saya milih jurusan arsitektur sebagai pilihan utama karena sejak kecil saya sering diajarkan menggambar oleh ayah saya, kemudian keliling kota melihat gedung – gedung dan memilih jurusan arsitektur bagi saya adalah keputusan yang tepat karena pembangunan dimana pun akan terus berjalan dan peningkatan atau pembaruan sebuah bangunan atau infrastruktur akan terus ada. Bagi saya memilih jurusan arsitektur tidak perlu jadi seorang arsitek karena arsitektur memiliki prospek dan arti yang luas. Sejauh yang saya tau memilih jurusan arsitektur tidak harus menjadi seorang arsitek karena arsitektur memiliki arti yang luas sehingga prospek kerjanya juga luas serta dimanapun saya menginjakkan kaki saya di dunia ini saya akan selalu melihat hasil kerja seorang arsitektur. Memilih jurusan arsitektur memanglah berat tapi saya percaya selama saya mempunyai keyakinan dan niat sekaligus aya bisa nyaman, semuanya akan berjalan lancar. Momen terbesar dan menegangkan bagi hidup saya adalah detik – detik sebelum ujian UTBK dimulai. Hal ini menentukan beberapa jawaban yang harus diterima dan tidak bisa diubah yaitu:

1.        Menentukan nilai UTBK saya berapa?

2.        Menentukan saya untuk bisa memilih kampus apa?

3.        Menentukan saya bisa memilih jurusan apa saja?

4.        Apakah waktu dan usaha yang saya gunakan selama berbulan – bulan terbayarkan?

5.        Apakah seluruh fasilitas yang sudah orangtua saya beri bisa saya penuhi dengan hasil bagus?

6.        Bila hasil kurang baik saya harus bagaimana?

7.        Dll.

Hal itu membuat saya tidak bisa tidur semalaman ketika sesudah ujian UTBK. Tiba waktunya Ketika hasil ujian saya diberikan. Hasilnya saya berada di angka yang masih di atas rata – rata namun belum cukup untuk bisa tembus ke kampus impian dan pilihan saya yaitu universitas Indonesia (UI) dan universitas brawijaya (UB) dengan jurusan arsitektur sebagai pilihan utama. Kecewa berat pasti ada di mata, muka dan hati saya. Begitu juga orangtua saya. Namun orangtua saya berkata “mungkin belum rejeki saya untuk berkuliah disana atau belum rejeki saya untuk lolos di jalur UTBK dan mungkin yang diatas punya tujuan sendiri untuk saya lebih baik dimana.” Dan karena masih terdapat satu jalur lagi untuk bisa mencoba perguruan tinggi negeri. Sebelum itu saya konsultasi terlebih dahulu ke salah satu orang yang “expert” di bidang penjurusan. Nilai saya di rapot memang tidak terlalu bagus di fisika dan malahan nilai saya lebih baik di bahasa. Sebelumnya ayah saya juga menyarankan saya untuk mungkin mencoba memilih hukum, karena hukum selamanya akan ada. Menurut orang “expert” ini saya bisa saja keterima di hukum karena nilai saya yang mencukupi dan diatas rata -rata nilai orang yang masuk hukum tahun lalu. Namun aku menolak secara halus karena saya tidak terlalu suka hukum. Akhirnya saya mencoba untuk mendaftar di jalur mandiri universitas Indonesia (UI) dan jalur rapot serta jalur UTBK universitas brawijaya (UB). Di UI saya diberikan 6 jurusan yang dapat saya ambil dan saya memilih jurusan:

1.        Arsitektur

2.        Arsitektur Interior

3.        Teknik Sipil

4.        Teknik Industri

5.        Sistem Informasi

6.        Informatika

Namun tetap saja saya tidak diterima di UI karena bagi saya soal mandiri UI lebih sulit ketimbang soal utbk. Di UB terdapat 2 jalur yaitu jalur nilai utbk dan jalur mandiri. Keduanya memiliki 2 jurusan yang bisa saya pilih. Dan kedua jalur pilihan pertama saya arsitektur. Namun tetap saja saya tidak diterima di kedua jalur tersebut. Besok hari, Ketika saya membuka media sosial, saya melihat salah satu postingan teman saya bahwa dia diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang saya inginkan serta dengan jurusan sama yang saya inginkan. Saya tau bahwa sebelumnya saya bertukar informasi nilai utbk saya dengan teman saya. Nilai teman saya lebih rendah ketimbang nilai saya menjadi sebuah pertanyaan bagi saya dan keluarga saya mengapa saya tidak diterima. Akhirnya saya ditawarkan untuk mendaftar BINUS jurusan arsitektur dan bersyukur bisa diterima dengan mudah disana. Saya juga pastinya bangga bisa masuk BINUS jurusan arsitektur karena BINUS merupakan peringkat 4 dari 5 besar universitas dengan jurusan arsitektur terbaik di Indonesia. Mungkin ini adalah jalan saya yang seharusnya.

Hal yang saya ingin ceritakan ke teman saya dan keluarga saya adalah ketika saya sudah lulus kuliah lebih cepat atau tepat waktu dengan IPK tinggi dan bisa berkontribusi besar di dunia arsitektur serta dapat menggantikan orangtua saya untuk membiayai keluarga yang artinya kebutuhan apapun yang diperlukan saya dan keluarga saya sudah bisa saya lakukan sendiri dengan uang saya sendiri.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Rafa Alifandra Karel – Get to Know Your Self

Haloo nama saya Rafa Alifandra Karel, saya lahir di Jakarta 12 Mei 2005, saya anak pertama dari tiga bersaudara, saya dibesarkan oleh mama dan nenek saya, pada saya umur 3,5 tahun ayah saya berpulang kepangkuan Allah karena cancer, karena umur yang masih kecil jadi saya tidak terlalu mengingat banyak, dari kecil saya selalu Bersama mama dan sesekali saya juga Bersama nenek saat pergi ke sekolah waktu sd, tidak terlalu banyak hal yang saya ingat pada saat saya tk dan sd, terasa tidak ada momen yang bisa di ceritakan, tetapi pada saat saya duduk di bangku sd kurang lebih kelas 4, mama menikah lg dan memiliki dua anak, yaitu adik saya sendiri, singkat cerita mama, saya, dan adik adik saya di tinggal lagi karena terjatuh lalu berpulang kepada pangkuan Allah. waktu begitu cepat saya sudah masuk SMP, di SMP saya merasa baru seperti membuka mata pada dunia luar, saya berteman dan mengenal kenakalan kecil, di SMP saya tergolong anak yang pendiam tapi mengikuti sana sini dengan teman yang suka nongkrong, saat saya SMP saya sempat berpacaran selama kurang lebih 1 tahun lalu putus, karena saya baru pertama kali pacaran, jadi saya bingung apa sih perbedaan pacaran dengan pertemanan biasa yang membuat saya bertanya”, dan pada akhir nya saya di putusin karena jarang ngasih kabar.

Selama satu tahun saya terus kepikiran dengan mantan saya, saya sampai curhat ke guru BK di SMP saya, sampai guru BK saya bantuin saya untuk balikan sama mantan saya, singkat cerita masuk SMA saya dan mantan saya berbeda sekolah, momen dimana awal masuk SMA adanya COVID-19, Pembelajar online selama kurang lebih 2 tahun, nahh saat moemn online ini akhir nya saya berkomunikasi kembali sama mantan saya, dimana awal nya temen saya mengajak main among us Bersama 3 teman SMP saya lain nya, selaman kurang lebih 3 bulan main bareng sampai akhir nya saya befikir untuk balikan dengan mantan saya, di lain sisi saya sedang dekat juga dengan teman SMA yang suka dengan saya, pada posisi ini saya bingung untuk mengambil keputusan, singkat cerita dengan penuh pertimbangan dan isi hati saya akhir nya saya memilih untuk balikan dengan mantan saya dan saya menjelasakan kepada crush di SMA kalu saya balikan dengan mantan saya. Dalam perjalanan beberapa tahun kami LDR beda sekolah, singakt cerita saat mau lulus SMA kami sepakat untuk memilih universitas yang kita inginkan tanpa adanya paksaan atau larangan satu sama lain. Awal nya pacar saya memilih kedokteran ui dan saya memilih di universitas sebalas maret jurusan arsitek, tetapi kami berdua gagal pada SNPMB. Orang tua saya sudah menyuruh saya untuk daftar binus sebelum ujian SNPMB, karena dekat dengan rumah. Saya dan pacar saya tidak mengikuti ujian mandiri di universitas negri. Jadi sekarang saya dan pacar saya di binus. Saya jurusan arsitek dan pacar saya jurusan psychology. saya memilih jurusan arsitek karena saya tertarik dan ingin melanjutkan karir saya seperti ayah saya yang menjadi seorang arsitek.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Taslima Nurhuda – Get to Know Your Self

“Apa jurusan yang akan kamu ambil saat kuliah?”, pertanyaan itu terus berulang kali ditanyakan selama masa SMA. Dari mulai teman, guru dan keluarga terus menanyakan pertanyaan yang sama dan saya selalu jawab dengan jawaban jurusan arsitektur. Dengan diri saya yang sudah berstatus sebagai mahasiswa, pertanyaan tersebut berubah dengan “Bagaimana kehidupan kamu sebagai mahasiswa jurusan arsitektur?”. Pertanyaan tersebut mungkin belum bisa saya jawab dengan jawaban yang pasti karena saya masih dalam masa peralihan dari masa SMA ke masa perkuliahan. Tetapi, hal yang dapat saya bilang adalah bahwa kehidupan mahasiswa perpaduan dari rasa senang dan lelah. Saya merasa senang untuk belajar tentang arsitektur. Namun, terkadang saya juga merasa lelah dengan perkuliahan dan masih beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan. Terlepas dari rasa lelah yang saya alami, saya sangat bersyukur dan sangat senang dapat belajar di jurusan yang sama impikan yaitu arsitektur.

Sebagian orang bertanya alasan saya tertarik dengan jurusan arsitektur. Sebenarnya, hal yang membuat pertama kali pemikiran ingin masuk jurusan arsitektur terlintas adalah saat saya sedang mempersiapkan dan meng-desain layout untuk pameran seni SMP saya. Saat itu, saya sedang bersama teman-teman saya berdiskusi tentang layout untuk pameran seni angkatan kami. Di SMP saya, setiap angkatan diwajibkan untuk membuat pameran seni yang memamerkan karya-karya siswa-siswi setiap angkatan. Saat itu, saya merasa bahwa membuat layout dan merancang sangatlah seru, dan terlintas di pikiran saya bahwa saya ingin menjadi arsitek. Waktu itu, saya belum seratus persen yakin bahwa saya akan memilih jurusan arsitektur saat kuliah. Namun, saat saya mulai masuk ke tingkat pertama SMA, saya mulai memikirkan jurusan apa yang cocok untuk saya. Saya memiliki tiga pilihan saat itu, yaitu arsitektur, perencanaan wilayah kota dan desain interior. Setelah melakukan riset tentang pekerjaan yang dilakukan masing-masing jurusan tersebut, saya menjadi lebih yakin untuk memilih arsitektur sebagai jurusan yang saya minati. Alasan saya memilih arsitektur adalah karena arsitektur merupakan perpaduan dari seni dan bangunan. Saya mempunyai ketertarikan pada keduanya.

Bagi saya, arsitektur adalah wadah yang tepat untuk menyalurkan dan mengembangkan kreativitas saya. Dengan luasnya pengaruh dari arsitektur terhadap lingkungan masyarakat, menambah ketertarikan saya karena arsitektur dapat memberikan solusi fungsional, terbentuknya ruangan yang dapat menginspirasi dan dampak pada makhluk hidup yang menempatinya. Hal tersebut membuat saya kagum serta semangat untuk berkontribusi di dalam bidang arsitektur ke dalam masyarakat. Saya percaya bahwa dalam memilih jurusan, harus ada ketertarikan dan semangat untuk belajar dalam bidang tersebut. Arsitektur bagi saya memenuhi hal tersebut. Ditambah, arsitektur juga bisa selaras dengan tujuan hidup saya bagi orang lain yaitu dengan membantu dan berguna bagi lingkungan dan makhluk hidup khususnya manusia yang sudah ditanamkan sejak saya kecil Lahir dan besar di Jakarta membuat saya terbiasa dengan kesibukan dan keramaian Ibu Kota. Hal tersebut mengajarkan saya untuk selalu gesit dan sigap dalam menjalankan sesuatu pekerjaan dan kegiatan. Saya lahir dan besar pada keluarga biasa dan sederhana. Saya terlahir sebagai anak bungsu dari dua saudara. Walaupun saya terlahir sebagai anak bungsu, tidak membuat saya berkepribadian manja dan seenaknya. Dari kecil, saya diajarkan untuk selalu punya tujuan dan bertanggung jawab dalam semua kegiatan yang saya lakukan. Contohnya adalah ketika saya berkeinginan untuk les musik, saya harus bertanggung jawab untuk datang setiap minggunya. Saya juga diajarkan untuk tidak gampang menyerah dan selalu untuk berkembang serta berguna untuk sesama.

Dari pembelajaran itulah yang mengakibatkan adanya tujuan hidup saya yang berfokus pada diri saya sendiri dan juga untuk orang lain. Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri selalu berpusat pada bagaimana saya terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Saya percaya bahwa manusia harus terus bergerak dan mempunyai arah hidup. Untuk itu, perlu pengembangan diri dan tujuan dalam menjalani kehidupan. Saya juga percaya bahwa tujuan hidup itu harus juga yang berdampak pada orang lain. Kita sebagai manusia haruslah menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang. Kita harus membantu dan berguna bagi sesama. Menurut saya, semua orang bisa untuk membantu sesama terlepas dari apapun profesi atau pekerjaan yang ia miliki.

Lahir dan besar di Jakarta juga membuat kenangan yang melekat pada diri saya berputar pada kota tersebut. Memori atau momen-momen tersebut muncul kembali saat saya melewati gedung atau jalanan tersebut. Salah satu alasan juga saya suka arsitektur adalah bahwa sebuah lingkungan, gedung, perumahan, jalan bisa menjadi pengingat atau bisa melekat pada diri yang pernah berinteraksi pada tempat itu. Salah satu tempat yang melekat pada memori saya adalah gedung sekolah dasar saya. Bertempat tidak jauh dari rumah saya membuat saya tidak jarang untuk melewati gedung tersebut. Bagi saya, momen ketika masih menempati sekolah dasar adalah suatu momen yang sangat bahagia. Salah satu momen yang melekat pada diri saya adalah saat ayah saya mengantar saya pertama kali masuk sekolah dasar. Momen itu sangat melekat bagi saya karena ayah saya siap sedia menunggu saya di depan kelas sampai waktu pulang. Meskipun ayah saya waktu itu ada jadwal untuk ke kantor, tetapi ayah saya tetap menemani saya pertama kali masuk sekolah. Momen itu adalah salah satu momen yang melekat dalam hidup saya.

Terlepas dari semua kebahagiaan yang saya rasakan dari waktu saya kecil sampai lulus sekolah, cerita tentang masa-masa selama menduduki sekolah menengah atas (SMA) adalah cerita yang paling saya gemar untuk diceritakan kepada orang lain. Banyak kejadian, kegiatan, peristiwa yang saya alami ketika masa SMA yang sangat seru untuk diceritakan. Dari masa SMA yang dimulai di rumah sampai kisah waktu lulus merupakan masa-masa yang tidak terlupakan bagi saya. Masa SMA yang dimulai dengan adanya pandemi yang diakibatkan oleh virus corona membuat masa SMA saya selama kurang lebih dua tahun bertempat di rumah. Walaupun demikian, saya masih bisa berteman dan berinteraksi dengan teman-teman saya melalui fitur video call dan sebagainya. Saya selama SMA juga banyak mengikuti kegiatan dan organisasi yang cukup banyak membuat event atau kegiatan. Dari hal-hal tersebut membuat banyaknya cerita-cerita yang sangat seru untuk diceritakan kepada teman lama maupun baru. Saya merasa sangat senang saat menceritakan masa-masa itu.

Dalam masa SMA saya, saya juga banyak terlibat dalam seni. Mulai dari seni lukis, musik sampai film. Di dalam seni musik dan film saya menghasilkan beberapa karya seperti saya menjadi sound dan music director pada short movie yang dihasilkan oleh club cinematography sekolah saya. Saya juga membentuk band dengan teman-teman saya dan kerap tampil pada beberapa acara sekolah. Dalam bidang seni, SMA saya juga mewajibkan setiap angkatan untuk membuat sebuah pameran seni yang memamerkan karya siswa-siswi angkatan tersebut. Dalam pameran tersebut, setiap siswa harus membuat 2 karya lukisan untuk ditampilkan pada pameran tersebut. Di dalam kepanitiaan pameran tersebut, say berperan dalam divisi layout dan desain. Karena saat pelaksanaan pameran tersebut masih pada waktu pandemi, jadi tugas saya adalah untuk membuat pameran seni virtual. Saya bersama teman-teman saya yang lain membuat layout pameran tersebut dan memindahkannya ke dalam pameran seni virtual yang bisa dilihat melalui perangkat gadget. Di dalam masa SMA saya, masih banyak kegiatan dan organisasi yang sangat seru untuk di ceritakan.

Dengan banyaknya kebahagian yang saya rasakan pada masa SMA, saya juga mengalami kesedihan serta kegagalan pada masa tersebut. Pada akhir kelas 12, saya merasakan banyak kegagalan yang saya alami dalam perjalanan saya untuk masuk ke dalam universitas yang saya impikan dulu. Saya hanya menginginkan masuk ke dalam jurusan yang saya mau, yaitu arsitektur. Dan universitas yang saya inginkan saat itu terus menolak saya. Saat itu, saya merasa sangat sedih dan kecewa pada diri saya sendiri. Tetapi, dari semua kegagalan itu banyak membuahkan pelajaran bagi saya. Saya percaya bahwa setiap orang mempunyai jalan terbaik nya masing-masing. Dan saya belajar bahwa dari kegagalan, kita bisa banyak belajar untuk tidak terlalu lama larut dalam kesedihan dan terus berkembang serta belajar menjadi lebih baik lagi. Dalam hidup saya, say ajuga banyak merasakan kesedihan, tetapi saya selalu berusaha bangkit dari kesedihan itu dan menjadikannya sebuah pembelajaran. Saya percaya bahwa setiap kesedihan akan melahirkan sebuah kebahagiaan. Jadi, kita janganlah terlalu larut dalam kesedihan.

Saya mempunyai hobi yaitu mendengarkan musik dan memainkan alat musik. Saya bisa memainkan alat musik seperti gitar, piano dan biola. Sedari kecil, saya banyak terekspos dengan musik membuat saya tertarik dalam musik. Saya menyukai berbagai macam genre musik seperti Pop, R&B, K-Pop, Jazz dan sebagainya. Saya menyukai banyak artis, tetapi salah satu artis yang paling sering saya dengar adalah Taylor Swift. Walaupun menurut saya Taylor Swift bukan penyanyi yang mempunyai suara yang terbaik, yang membuat saya suka untuk mendengarkan lagunya dan menikmati karyanya adalah karena ia sangat pandai dalam menceritakan sebuah cerita yang diubah menjadi lagu. Pendengarnya bisa meng-imajinasikan cerita dari lagu yang ia tulis. Salah satu lagu yang saya sukai dari Taylor Swift adalah Clean dari album 1989. Lagu tersebut dapat diinterpretasikan ke dalam beberapa makna tergantung para pendengarnya. Saya selalu percaya bahwa sebuah seni itu subjektif. Seni dapat dilihat atau didengarkan tergantung masing-masing yang melihat atau mendengarkan karya tersebut.

Banyak kejadian yang terjadi dalam hidup saya. Semua itu meliputi rasa senang, sedih, kecewa, ketakutan, marah, dan lainnya. Itu semua yang membuat saya banyak belajar dalam menghadapi semua itu. Dalam menggapai mimpi terkadang ada kalanya kita gagal, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bangkit untuk menggapai mimpi tersebut. Bagi saya, arsitek adalah mimpi yang saya cita-citakan. Saya harus bisa terus belajar dan berkembang untuk mencapai mimpi tersebut. Pelajaran dan kenangan yang saya dapatkan dapat menjadi tangga dalam menggapai mimpi tersebut.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Syekhan Dia Ulhaq – Get to Know Your Self

Nama ku Syekhan Dia Ulhaq. Aku lahir dan besar di Jakarta pada 1 Agustus 2004. Aku memiliki dua orang adik. Adik ku yang pertama laki-laki dan mengidap autisme. Seharusnya dia kelas 2 SMA kalau saja dia tidak austime. Walau tidak bersekolah di sekolah formal, dia tetap bersekolah di SLB. Lalu, adik ku yang kedua perempuan. Masih berusia 9 tahun, kelas 4 SD. Memang jarak kita berbeda 10 tahun, namun tidak menjadi halangan untuk kita dapat bersenda gurau. Kedua orang tua ku berprofesi sebagai dokter. Ibu ku seorang ketua divisi di salah satu puskesmas di jakarta. Sedangkan ayah ku di kementrian kesehatan.

Sejak kecil aku selalu mendapatkan pertanyaan; “kok anak dokter begini?”. ya, dulu aku bertolak belakang dengan kedua orang tua ku. Aku tidak suka hitung-hitungan (sekarang untuk yang berhubungan dengan arsitektur aku suka 😊). Aku tidak suka terlalu banyak menghafal, aku tidak suka bermain dengan logika, dan aku tidak suka apapun yang berhubungan dengan dunia kesehatan seperti jarum suntik, alat tensi, stetoskop atau apapun itu. Entah kenapa aku tidak suka akan hal-hal semacam itu. Yang aku sukai hanya menggambar dan membuat suatu kerajinan. Aku gemar sekali dalam hal yang memerlukan kreativitas. Dan sedari kecil aku juga mempunyai pemikiran bahwa, kemampuan dan bakat ku dalam menggambar dan menciptakan sesuatu harus aku kembangkan, karena aku mau berkutat dengan hal itu sepanjang hidupku.

Saat aku menginjak dunia SD, aku cenderung pemalu. Pada awalnya aku susah terbuka ke orang baru. Namun seiring berjalannya waktu, aku mendapat teman. Walau jumlahnya tidak banyak, tapi kita teman dekat. Kita sering bercanda ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, sampai-sampai ibuku dipanggil kesekolah hanya karena aku terlampau berisik dikelas. Yang aku ingat waktu itu, aku hanya ingin menuangkan ide-ide dikepala ku. Jika tidak aku bagi ke teman dekat ku, aku menuangkan ide ku di buku tulis atau di buku paket pelajaran. Namun, itu tidak disukai guru ku dan tentu saja kedua orang tua ku. Tapi aku tidak perduli waktu itu. Yang aku inginkan hanyalah menuangkan ide ku. Lalu, ketika UN datang, jelas aku tidak mendapat nilai terbaik versi ku. Sebenarnya aku yakin aku bisa lebih dari itu, namun entah kenapa saat ujian aku tidak terlalu bisa mengerjakan ujian itu. Dan pada saat itu aku sadar. Ada sesuatu yang harus aku ubah.

Sesaat masa SD berlalu, aku beranjak ke SMP. Aku tidak bersekolah di SMP Negeri seperti yang ayah dan ibu ku inginkan. Aku ingin sesuatu yang baru. Aku ingin bebas. Aku ingin berkehendak atas kemauan ku sendiri tanpa ada yang bisa mengaturku. Aku ingin berubah menjadi orang yang lebih bebas. Maka dari itu, aku memilih untuk bersekolah di boarding school. Orang-orang menyebutnya sebagai pesantren moderen. Memang ada dua jenis pesantren yang ku tahu. Ada pesantren salafi, yang mengajarkan lebih banyak pelajaran agama dibanding pelajaran umum. Dan ada pesantren moderen yang mengutamakan pelajaran umum dan dibarengi dengan pelajaran agama. Sebenarnya, kedua orang tua ku terkejut atas pilihanku yang memilih pesantren dibanding sekolah negeri dan mengira bahwa pilihan ku adalah akibat dari pengaruh teman-teman ku yang rata-rata memilih pesantren juga. Namun tidak begitu. Aku memlilih pesantren hanya karena aku ingin bebas dan berkehendak atas diri ku sendiri. Tapi nyatanya aku salah. Ketika awal SMP aku masih mempunyai tekat untuk bebas. Namun, setelah beberapa bulan disana, aku baru bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak bisa bebas dan wajib mengikuti semua jadwal kegiatan di pesanten itu yang ketat dan teratur. Memang awalnya tidak terbiasa akan hal itu, tapi lambat laun aku terbiasa dan menikmati itu semua. Aku berubah dari orang yang ingin mendapatkan kebebasan menjadi orang yang paling taat peraturan. Sampai-sampai aku pernah dinobatkan sebagai santri paling disiplin dalam semester pertama aku bersekolah disana. Tentu ayah dan ibuku bangga akan hal itu. Aku juga bangga bisa membuat mereka bangga.

Ketika masuk kelas 8 SMP, aku ingin lebih “bersinar”. Aku haus akan pengakuan, rasa menang dari yang lain, dan rasa mendominasi. Aku menjadi ambisius dalam pelajaran, berorganisasi, dan yang lainnya. Dan pada akhirnya, seperti yang kita ketahui, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Sesaat aku mendapatkan peringkat 3 besar di kelas, aku mulai mendapat perlakuan tidak baik dari teman-teman ku. Mereka seakan tidak suka dengan pencapaian ku. Mereka menganggap aku penjilat ke guru, aku sok tahu, dan sok bisa dalam segala hal. Dulu aku memang seperti itu. Terlampau berlebihan. Hingga klimaksnya, aku difitnah. aku difinah telah melakukan masturbasi di ranjangku saat malam hari karena ditemukan sesuatu seperti mani diatas kasurku. Reaksi ku seperti “ayolah, itu bisa jeli atau semacamnya”. Namun mereka yang terlanjur membenciku tetap memaki. Memanggilku mesum yang tak bisa mengontrol hawa nafsuku. Aku tidak menyukai perlakuan mereka namun aku tidak melakukan perlawanan sedikit pun sehingga mereka berspekulasi bahwa aku lemah. Aku seperti mangsa yang mudah diserang dari segala arah. Makin lama ku biarkan mereka, semakin jadi perlakuan merea terhadap ku. Hingga akhirnya peristiwa yang membuat ku trauma terjadi.

Ketika aku bersiap untuk sholat ashar di masjid kala itu, seorang teman datang menghampiri ku. Aku didorong dengan mudah dari belakang olehnya, secara badannya lebih besar dari ku. Terus didorong hingga pojok kamar. Saat itu aku hanya berdua dengannya sehingga aku tidak bisa meminta tolong pada siapapun. Aku dimaki habis-habisan oleh nya. Disebut “pengocok” dan sebutan lainnya. Aku tidak tahan. Dan seperti bendungan overload yang retak karena terlalu banyak air yang ditampungnya, perlahan-lahan aku pun retak dan mulai tak bisa mengendalikan emosi. Dia memaki lagi dan lagi sampai-sampai membawa nama ayah ku. Dan aku pun “meledak”. Aku tarik bajunya, aku seret dia ke dalam kamar mandi, dan aku pukuli dia. Berkali-kali sampai aku puas. Rasanya aku tak ingin berhenti sampai dia meminta maaf pada ku. dan ujung-ujungnya dia tetap tidak mau meminta maaf. Aku pun berhenti memukulnya. Dia terjatuh dikamar mandi dengan bibir yang berdarah.

Setelah kejadian itu. Tepatnya esok harinya, aku didatangi olehnya. Bedanya dia bawa kawannya yang murka atas perlakuan ku kemarin. Dan tebak apa yang mereka lakukan? Tanpa basa-basi mereka melakukan hal yang sama pada ku kemarin. Memojokan ku, memaki ku, dan mengeroyok ku. pada akhir cerita dia di DO dari sekolah ku dan aku menjadi lebih terkenal. Bukan karena prestasiku namun karena aku telah mengeluarkan satu santri dari pesantren itu.

Setelah lulus dari boarding school itu, aku kembali memutuskan untuk memilih hal yang berbeda. Toh hidup hidup cuma sekali. Aku memilih untuk bersekolah di SMA Negeri. Yang tidak aku sadari, budaya di sekolah negeri berbeda dan lebih beragam dari apa yang sudah aku jalani. mulai dari lebih banyak anak yang ambis dari ku semenjak SMP, anak yang ‘bodo amat yang penting sekolah’, anak jendral yang bersifat diktator, dan berbagai macam budaya dan sifat lainya. Tapi sebelum itu, aku bercerita dahulu soal bagaimana dunia saat itu.

Aku lulus dari SMP saat dunia sedang dilanda wabah. Mengharuskan aku tetap bersekolah namun secara virtual. Hal itu mempengaruhi banyak hal. Mulai dari tidak bersemangat dalam bersekolah, merasa terkurung dalam rumah, ditambah perasaan khawatir aku terhadap kedua orang tua ku. secara mereka berdua menjadi nakes yang berhadapan langsung dengan virus itu. Pada intinya, aku terlalu banyak menghabiskan masa SMA ku dengan penyesalan, ketidak seriusan, dan kekhawatiran. Dan itu yang menyebabkan aku menjadi orang yang tidak kompeten saat itu. Pada akhirnya aku dinyatakan tidak lolos perguruan tinggi negeri yang aku harapkan. Memang aku telah bekerja keras. Namu karena ketidak seriusan ku dalam memenuhi kewajiban ku, aku tertinggal. Sebenarnya ada faktor lain yang aku percaya adalah peyebabkan aku tidak lolos perguruan tinggi negeri manapun. Semenjak aku merasa tertekan dalam kehidupan SMA ku, aku mulai menunjukan perilaku paling negatif dalam hidup ku. aku mulai mengenal rokok, tidak mempunyai semangat hidup, dan yang paling aku sesali adalah aku mulai tidak mempertanyakan keberadaan tuhan. Seakan semua yang aku pelajari semasa aku dipesantren hilang. Aku merasa depresi dan terlalu khawatir akan masa depan. Aku mulai meninggalkan waktu ibadah, lebih memilih rokok dibanding tugas, dan tidak mendengarka apa yang disampaikan orangtua. Singkatnya aku membangkang. Sulit untuk mengingat kembali apa yang aku rasakan saat itu. Namun, untuk kedua kalinya aku merasa aku jatuh terlalu jauh. Titik balik dimana aku sadar adalah ketika ibuku menemukan rokok ku ketika aku tertidur di pagi hari. Aku baru tahu juga saat itu, betapa dia membenci rokok. Karena itu yang menyebabkan hidup ibuku sengsara karena kakek ku sakit karena itu dan dia berusaha melawan rokok dengan semboyan kesehatan miliknya. Dan bayangkan betapa sedihnya dia mengetahui bahwa justru anak nya sendiri telah terikat dengan rokok. Ibuku menangis di depan ku dan mengatakan bahwa dia tidak akan ridha atas apapun pilihan ku kalau aku tetap merokok. Dan itu terbukti. Dengan betapa susahnya aku mencari perguruan tinggi negeri. Ditolak oleh semua PTN yang aku daftar padahal nilai SNBT ku mencapai 25% teratas.

Pada intinya aku sadar aku telah melakukan hal bodoh. Dan dari semua hal yang telah aku jalani dikehidupan ku, aku bisa mengambil banyak sekali pelajaran. Banyak yang aku sesali dan banyak yang aku syukuri. Bagaimana pun hidup tetap berjalan sebagaimana mestinya. Yang bisa kita lakukan adalah terus melangkah maju dan jadikan apa yang sudah terjadi menjadi pelajaran. Terus merefleksi diri dan mengevaluasi atas apa yang kita lakukan dimasa lalu dan tetap memberikan yang terbaik versi kita.

Kita adalah manusa, wajar bila tak sempurna. Sekarang aku hanya ingin menjadi lebih baik. Untuk mencapai kebahagiaan jangka panjang yang aku impikan, dan bisa membaginya ke orang-orang disekitar ku. terimakasih

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Nofitrian Shelly – Get to Know Your Self

Nama saya Nofitrian Shelly, biasa dipanggil Shelly. Saya lahir di Tangerang pada tanggal 7 November 2005. Orang tua saya berasal dari Kalimantan. Saya hidup di keluarga yang sederhana tapi bisa dibilang berkecukupan karena bisa memenuhi kebutuhan keluarga kami dan membiayai saya serta kakak-kakak saya yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Saya anak terakhir dari 6 bersaudara. Ayah saya seorang wiraswasta, ia memiliki 3 bengkel knalpot, satu di Kalimantan dan dua di Jakarta. Salah satunya yang di Jakarta di pegang oleh kakak laki-laki saya. Singkatnya kakak laki-laki saya sempat lalai sehingga bengkel yang ia pegang harus di jual. Ibu saya adalah seorang rumah tangga. Ia selalu mendidik dan bertanggung jawab besar dalam mengurus anak-anak di rumah. Di tahun 2019, Ayah saya pensiun karena sudah menginjak umur pensiun. Sehingga, bengkel tersebut kembali dipercayakan kepada kakak laki-laki saya lagi. Berbeda dengan sebelumnya, kakak saya kali ini berhasil, dibantu dengan istrinya yang memberikan usul untuk mempromosikan bengkel saya lewat sosial media.

Saat ini pada tahun 2023, saya menduduki bangku perguruan tinggi Universitas Bina Nusantara jurusan Arsitektur. Sedangkan, kakak-kakak yang lain sudah bekerja. Saya bisa pergi kuliah karena bantuan dari kakak-kakak saya yang membantu saya dengan membiayai pendidikan saya.

Saya merasa bersyukur terlahir di keluarga saya saat ini. Dengan rasa perhatian dan rasa sayang yang diberikan mereka membuat saya menjadi pribadi yang memiliki prinsip bahwa Tuhan dan keluarga adalah hal yang paling utama yang saya butuhkan dalam dunia ini. Ayah saya selalu berkata bahwa apa yang saya lakukan bukan hanya membuat orang lain menilai diri saya sendiri tetapi juga akan menilai keluarga saya.

Maka dari itu saya selalu berusaha agar terus berhasil dalam apa yang saya lakukan. Berkat mereka, saya terus menargetkan diri saya untuk bisa menyalurkan hal-hal positif untuk orang-orang sekitar saya dan kelak bisa membangun keluarga kecil saya sendiri yang nantinya juga diisi oleh rasa syukur, perhatian, dan kasih sayang.

Sedari kecil saya ingin menjadi seorang ibu yang baik. Tujuan hidup saya adalah menjadi seorang ibu yang baik untuk anak saya dan memastikan kelak saya bisa bertanggung jawab penuh atas peran tersebut. Saya ingin menikah dan memiliki keluarga yang utuh dan memiliki beberapa hewan peliharaan. Tidak harus menjadi keluarga kaya, yang penting berkecukupan.

Saya ingin menghabiskan waktu bersama keluarga kecil saya di rumah kami nantinya sembari rutin mengunjungi rumah orang tua saya dan suami saya kelak. Saya ingin menjadi ibu sekaligus istri yang berhasil dalam mendidik anak dan menjadi pendengar yang baik. Tentu saja untuk menjadi seperti itu saya perlu memiliki latar pendidikan yang baik, rasa emosional yang stabil dan mental yang siap. Sering kali saya juga berpikir untuk menjadi seorang arsitek yang memiliki penghasilan dalam nominal besar untuk menggantikan biaya pendidikan kuliah saya tapi hati saya merasa asal saya bisa berguna bagi banyak orang dan berkecukupan saja sudah cukup. Mungkin saya bisa menggantikan biaya pendidikan saya kepada orang tua saya dalam jumlah yang tidak terlalu besar tapi konsisten, tidak harus dalam bentuk uang juga tapi bisa dengan memberikan apa yang mereka inginkan. Saya akan berusaha secara maksimal menjadi yang terbaik.

Secara umum saya selalu ingin menceritakan apa hal buruk yang pernah saya lakukan di masa lalu, bahwa saya bukan orang yang bisa dianggap baik, mungkin self-branding itu baik tapi menurut saya jika sudah sekelas pasangan yang notabenenya salah satu orang terdekat, saya akan selalu menceritakan betapa banyak keburukan yang saya lalukan di masa lalu, saya akan menceritakan secara detail dan menyeluruh karena tidak ingin seorang yang saya sayangi berharap pada diri saya bahwa saya adalah orang yang baik, mungkin sewaktu-waktu saya bisa menyakiti mereka secara sadar maupun tidak sadar.

Kalau secara signifikan saya rasa saya akan selalu menceritakan tentang sahabat saya, masa pertemanan sewaktu dulu ketika saya dalam titik puncak keakraban dengan orang-orang yang saya anggap sahabat, saya akan menceritakan ketika saya bisa menghabiskan waktu pagi ke siang untuk bersekolah dan sore ke pagi untuk bermain bersama teman. Ya, betul, sore ke pagi. Saya selalu menghabiskan waktu tersebut untuk bercakap lewat grup chat, keluar, bermain bersama sahabat- sahabat saya pada masa itu, bahkan tidak jarang saya melakukan panggilan vidio bersama mereka sampai pagi, terkadang kami juga bisa tertidur dengan sendirinya. Saya menghabiskan waktu tidur saya di sekolah dan sepulang sekolah. Mungkin itu adalah masa jam tidur saya yang paling berantakan selama setahun, tapi saya menikmatinya.

Saya memiliki beberapa momen kecil dan besar yang sangat melekat pada diri saya. Momen kecil yang melekat pada diri saya adalah ketika saya bermain bersama anak anjing di sebuah pantai di Kalimantan karena itu adalah pertama kali saya bermain langsung dengan hewan di suatu area yang sangat luas dan bebas, usia saya saat itu masih sekitar 4 tahun. Awalnya saya merasa senang karena bermain kejar-kejaran bersama anjing tersebut tetapi tidak lama dia menjilat telinga saya, saya mulai takut, ternyata saya diberitahu bahwa itu adalah cara anjing bermain dan menyayangi. Saya pikir saya hanya menikmati momen bermain bersama anjing, ternyata saya juga menikmati perasaan yang diberikan oleh suasana pantai yang sangat sepi pada momen itu.

Sedangkan momen besar yang melekat pada diri saya adalah ketika hari ulang tahun saya selalu dirayakan, padahal saya selalu berpikir bahwa hari ulang tahun sama saja seperti hari biasa, tidak ada yg istimewa. Walaupun, tahun demi tahun sosok yang merayakan tidak selalu sama tetapi saya menikmati setiap orang baru yang hadir dalam setiap tahun dalam hidup saya dan membuat saya berpikir bahwa ulang tahun saya menjadi penting bagi mereka yang merayakan saya.

Saya tidak mudah menganggap seseorang sebagai teman tapi saya merasa banyak orang yang saya temui selalu bisa membuat saya merasa menjadi seseorang yang mereka anggap teman dan membuat saya merasa bahwa pertemanan tidak harus selalu sesuai dengan apa yang saya idealkan.

Saya juga memiliki hal buruk dalam hidup saya. Saya takut pada ular. Mungkin ini bukanlah kesedihan seperti yang orang-orang pikirkan tapi menurut saya ini adalah trauma dalam hidup saya. Awalnya saya tidak takut dengan ular bahkan saya berani berfoto dengannya tetapi saat saya masih di taman kanak-kanak saya pernah pergi ke ragunan. Saat itu ada satu tempat pameran ular di suatu ruangan yang berbentuk kotak. Saya pergi ke ruangan itu sendiri tanpa orang tua, orang tua saya menunggu di luar ruangan.

Awalnya saya melihat ular-ular yang kecil dan masih merasa biasa saja, sampai saya melihat setiap kanan kiri saya penuh dengan ular, orang-orang yang memegang ular, box yang penuh dengan ular. Saya tidak tau mengapa tapi perasaan gelisah mulai muncul saat melihat betapa banyak kerumunan ular di dalam ruangan tersebut. Sampai akhirnya saya lari dengan gemetar dan tepat didepan saya, saya melihat sebuah ular yang sangat besar berwarna hitam, ular tersebut sedang melingkar dan rasanya saya sangat amat merinding hebat. Saya tidak tau kenapa rasa takut tersebut muncul secara tiba-tiba. Akhirnya saya menangis. Orang tua dari pun muncul dari luar ruangan mendengar tangisan saya.

Sejak saat itu, rasanya saya seperti bertemu dengan raja ular dan saya sangat membenci ular. Saya bahkan tidak berani melihat foto ular atau memakan daging ular yang memang sudah digoreng dan mati. Tidak jarang tiba-tiba ada vidio ular yang muncul di halaman beranda sosial media saya dan saya langsung melempar hp saya karena rasanya sangat menjijikan melihat ular bahkan terkadang saya bisa menangis melihatnya. Saya takut orang-orang menjadikan ini sebagai kelemahan saya. Saya juga memiliki hal yang saya suka, hal yang saya sukai adalah ketika melihat pemandangan dan bangunan-bangunan yang nyaman. Saya suka melihat gambar-gambar arsitektur, menurut saya ini adalah hal yang menenangkan. Saya suka ketika saya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Saya menikmati hal tersebut. Tugas ini dapat membuat saya bisa terfokus pada satu hal dan waktu yang saya habiskan sendiri hanya dengan diri saya. Berbeda dengan kebanyakan orang yang suka dengan desain megah atau semacamnya, saya lebih suka melihat desain arsitek yang minimalis karena menurut saya desain minimalis tampak lebih nyaman dan tenang untuk dilihat.

Ketika saya mengerjakan tugas saya senang memutar lagu Adele – Love in the Dark, dari pandangan saya lagu ini menceritakan tentang seorang wanita yang mencintai seorang pria tapi merasa dirinya tidak pantas untuk didekati atau dicintai karena pria ini adalah seseorang yang dia anggap sempurna dan memberikan segala hal yang wanita tidak bisa hidup tanpanya, akhirnya wanita ini memilih untuk berpisah karena merasa dirinya tidak bisa memberikan timbal balik terhadap pasangannya dan memberi tau bahwa dirinya memang tidak sebaik yang pria ini pikirkan. Dengan nada lagu yang diberikan membuat lagi ini easy listening untuk saya dan nyaman untuk di dengar.

Awalnya saya sangat bimbang dalam memilih jurusan karena saya merasa saya tidak memiliki bakat apa-apa, saya bisa dibilang baik dalam bidang akademis tapi saya tidak tertarik masuk ke dalam jurusan yang penuh dengan hitungan. Sampai akhirnya saya bertemu dengan kakak gereja saya dan istrinya yang sama-sama desain interior. Saya mulai mencari tahu apa itu desain interior dan saya mulai tertarik dengan hal tersebut.

Memang sebelumnya halaman pencarian dalam Instagram saya penuh dengan desain-desain rumah tapi saya tidak pernah terpikir untuk masuk jurusan tersebut karena saya pikir menentukan jurusan adalah dari bakat. Lalu, saya berkata pada kakak saya bahwa saya ingin mengambil jurusan interior design. Kakak saya mengusulkan ambil arsitektur saja. Akhirnya saya mencari tentang jurusan Arsitektur dan ternyata saya tertarik juga karena arsitektur juga masih dalam lingkup yang sama dengan desain interior dan lebih luas.

Awalnya saya takut, karena saya pikir Arsitek jarang dihargai jasanya oleh masyarakat Indonesia, saya takut prospek kerjanya tidak menjanjikan. Tetapi, banyak sekali orang-orang yang mendukung saya mengambil keputusan tersebut karena satu dan banyak hal lainnya. Saya kembali terpikir bahwa hanya jurusan inilah yang ingin saya ambil, saya tidak tertarik dengan jurusan lainnya. Saya melihat di artikel ternyata arsitek juga bisa membantu membuat lingkungan menjadi lebih baik dengan membuat bangunan yang ramah lingkungan. Saya juga mengambil tes minat bakat, Arsitektur dan Desain Interior muncul paling atas pada hasil test tersebut. Akhirnya, saya dengan mantap mengambil jurusan Arsitektur.

Saya ingin memiliki suatu pekerjaan yang berguna bagi orang lain. Saya ingin menjadi seorang arsitek yang selalu memikirkan ulang apakah yang saya hasilkan berdampak baik bagi orang lain maupun lingkungan, saya ingin memiliki suatu karya yang dapat memiliki dampak baik bagi sekeliling saya baik secara besar maupun kecil. Melalui karya saya nantinya saya ingin membantu setiap orang- orang yang membutuhkan, saya ingin melahirkan banyak lapangan pekerjaan bagi orang lain. Saya ingin menciptakan rumah yang ramah lingkungan dan memperbanyak hal tersebut. Singkatnya, tujuan utama saya adalah menjadi arsitek yang menjadi teman bagi setiap klien saya sehingga saya dapat memahami dan memberikan secara maksimal apa yang mereka butuhkan.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Husna Cahya Imania – Get to Know Your Self

Saya Husna Cahya Imania, salah satu mahasiswa Binus University program Architecture. Saya baru saja memulai kehidupan kuliah saya tahun ini, setelah melewatkan banyak momen selama beberapa perjuangan saya masuk perguruan tinggi negeri impianku. Mungkin orang bisa mengira aku gagal di medan perang jika melihat dimana aku berkuliah sekarang. Bahkan banyak teman dekatku bertanya tahun belakangan ini. Momen besar yang melekat pada diri saya yang tidak lama terjadi adalah tanya atas pilihanku. Kenapa aku merelakan program studi impianku begitu saja dan memilih berkuliah di program studi cadangan ku? Kenapa aku merelakan kampus top yang sudah berbulan2 aku kejar ketika yang lain berlibur. Kenapa memilih kampus yang sejak tahun sebelumnya sudah menerima hasil tes ku. Hari itu ketika ptn ke 3 menerimaku, sungguh tak ku duga, aku menangis menghampiri ibu turun dari mobil sepulang sekolah. Tetapi ketika malam tiba dan aku bersiap untuk tidur di sebelah ibuku, ia membicarakan pendapatnya kepadaku sebelum aku menentukan pilihanku.

Akhirnya aku pun merelakan prodi tersebut dibalik kata “ aku pilih disini aja”. Berat awalnya tapi aku yakin aku akan terbiasa dengan situasi ini, aku akan mengikhlaskannya seiring waktu. Karena menurutku pandangan ibu sebagai orang tua lah yang terpenting selama aku masih menjadi tanggungannya. Aku telah banyak sekali mengecewakannya, dan aku berusaha untuk meraih kepercayaannya kembali dan tidak berbuat hal yang tidak menyenangkan hatinya lagi. Aku yakin Ibu tau prioritas dan keadaan keluarga ku.

Aku ingin sekali menceritakan hal ini kepada teman maupun pasanganku (jika ada). Aku ingin menceritakan kepada mereka. Karakterku yang pendiam tapi suka membuka obrolan, Kepribadianku yang kadang perasa tapi kadang juga tidak peduli, tubuhku yang sensitif namun tidak selalu, yang alergi namun tidak menentu. Aku ingin orang terdekat ku tau tentang ku yang sebenarnya. Aku ingin saling memahami dengan teman maupun pasangan. Aku ingin menjalani hidup dengan nyaman bersama orang disekitarku yang merasakan hal yang sama. Lagu favoritku dinyanyikan oleh salah satu penyanyi terbaik di Indonesia, Tulus. Aku paling suka saat ia menyanyikan lagu yang berjudul monokrom dan gajah. Aku pertama kali menontonnya saat sd di sebuah festival yang disponsori kantor ayahku. Disaat itu pula aku jatuh hati pada karya karya nya. Makna yang mendalam dari lagu itu membuat liriknya berputar di pikiranku. Lagu berjudul gajah mengajarkan kepada pendengarnya untuk menerima diri sendiri dan belajar mencintai diri apa adanya. Di lain sisi, lagu monokrom bercerita tentang seseorang yang sedang mengenang kasih sayang yang ia dapat di masa kecilnya dan bersyukur karena telah tumbuh bersama orang-orang yang tulus menyayanginya serta hebat.

Aku masih akan bertahan hidup agar bisa merasakan kepuasan ku terhadap diri sendiri. Dari segi pengalaman, finansial, pengetahuan, kemampuan, keluarga, kasih sayang terhadap diri sendiri dan orang disekitar dan ibadah yang tiada henti.

Ayah ibu saya mendedikasi most of the time of their lives for me, so i’ll promise to do the same thing in the future. Selain membuat mereka bangga atas keberhasilanku dalam dunia pendidikan, aku ingin menemani mereka. Aku ingin menjaga dan merawat mereka di masa tuanya. Sebisa mungkin aku bekerja dari rumah sebagai sarjana arsitektur dari binus university sambil memperdulikan mereka. Cukup lama mereka jauh dari ku selama aku bersekolah, sudah banyak sekali yang dikeluarkan oleh mereka untuk sekedar menengok keadaan anak anak nya yang tinggal di kota yang berbeda dengan mereka walau hanya satu hari di akhir pekan mengobrol santai di bawah atap yang sama. Aku lahir di London, United Kingdom (ketika musim salju jam 2 pagi). Aku terlahir dari sepasang kekasih yang kedua nya pure keturunan Indonesia, tidak heran jika ada yang tidak percaya kota kelahiran ku tapi tidak apa apa. Aku melihat bumi untuk pertama kalinya sebagai seorang adik dari 2 kakak perempuan sebelum muncullah kembali seorang bayi perempuan 18 bulan setelah ibu melahirkanku. Aku anak nomor 3 dari 4 anak. Sangat fleksibel, aku bisa jadi kakak maupun adik.

Posisiku sebagai anak tengah membuatku mau tidak mau harus menyayangi kakak tapi juga merawat adik, aku berada diantara keduanya. Aku bersekolah di sd dan smp swasta, dilanjut ke sma negeri di daerah jakarta pusat dan sekarang sedang berada di ruang kelas di gedung syahdan BINUS UNIVERSITY. Tentu aku memiliki trauma dan kesedihan yang terjadi dalam hidupku dan masih melekat di pikiranku Pernah, wajar jika orang punya hal sedih dalam dirinya. Trauma yang mengganggu tidur nyenyak dan sangat ditakuti bila itu sampai terjadi lagi. Ada juga berita duka dari keluarga ku. Kakek dari keluarga ayahku, Kakek dari keluarga ibuku, om ku, Teman satu organisasi yang dekat denganku di sma. Kegagalan dan keterpurukan yang telah kulalui tahun ini.

Saya memiliki hasrat untuk merancang bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga memecahkan berbagai masalah dalam lingkungan sekitar. Melalui studi di bidang arsitektur, saya akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir analitis serta memperluas kemampuan seni yang saya miliki.

Saya ingin mempelajari tempat dan lingkungan dengan lebih mendalam, serta belajar tentang karakter manusia untuk menciptakan bangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka. Saya juga ingin membangun komunikasi intrapersonal yang baik dengan klien untuk memahami kebutuhan mereka. Saya ingin mempelajari tempat dan lingkungan dengan lebih mendalam, serta belajar tentang karakter manusia untuk menciptakan bangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka.

Mungkin pengetahuan dan kemampuan saya masih bisa dibilang kurang untuk membuktikan bahwa saya sangat enjoy menjalani studi di program studi arsitektur. Namun saya sudah disini, didukung penuh oleh kedua orang tua. Maka itu saya bisa bertekad untuk melanjutkan studi yang tiada batasnya ini dan bisa keliling dunia sebagai seorang arsitek. Saya harap kedepannya saya bisa mendesain dan membangun bangunan yang sesuai dengan kebutuhan tidak hanya klien tetapi juga saya sendiri, yang nyaman dan cocok bagi orang sekitar saya. Saya ingin menjadi arsitek yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Saya ingin memastikan bahwa setiap karya desain yang sayabuat tidak hanya indah, tetapi juga tidak merugikan lingkungan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Jasmine Kirana – Reflection

An Essay On Virtue

According to my experience in college, having a virtue is one of the key components to reaching your goals, it is a tool that helps you to have a grasp on what should be done and should not be done, nous is an element that requires you to have a principled way of thinking, a structured and specifically designed thought process, usually in order to bear this knowledge one must be self disciplined and strong willed. having a virtue means bearing an intellectual and apprehensive thoughts, and in my experience so far my intellectual and apprehensive thoughts are very much dependent on my way of prioritizing what I want more than what I need, Nous is a concept that maps out a way of thinking and that applies to how I map out my way through college, and all four of nous’s elements plays hand in hand to deliver a thought process that is rational to my wants and needs, those four elements includes episteme which represents science, techne which represents art, Sophia which represents wisdom and phronesis which represents prudence, all those four virtues have equal parts on someone’s intellectual and apprehensive thinking.

 Let’s us start with episteme which in its own represents science, that means a way of thinking that is purely based on scientific comprehension, a way of thinking that is not filtered through ideologies and opinions, in some cases this knowledge is considered a realistic way of thinking and conducting a thought, I can see how this is one of the key virtues that someone who is in college would need, but so far with my journey in college, episteme is not an element that plays a significant role in my way of thinking, that is because what i study is mostly ideology based, even though architecture is a part of STEM,  architecture on its own is a field that requires more opinion and individual creative thoughts rather than technological and scientific way of thinking, of course there is no doubt on how architecture is scientific and technological, but science is what made architecture not the other way around, so i think of it like a vessel that delivers the main ideas and goals of architects, it is something that works hand in hand with creativity so in hindsight is a vital but insignificant component.

Now lets move on to phronesis, i think this knowledge is a very critical component for making your way through college, to be adept in this knowledge one must have a good critical thinking and good judgment, what i think of Phronesis is that it is the base of having an organized and mapped out way of living, mastering phronesis means you know how to prioritize your goals, having to differentiate between your wants and needs, but most importantly making good, rational decisions, in college it is all about good decision making, in some instances i sometimes catch myself prioritizing my wants rather than my needs, which happens to a lot of individual, that type of decision making will lead to consequences that will later follow in time, those consequences may vary, it could be a minor inconvenience or a long term consequence that may change the course of your college study, for example, procrastination is one of the few things that came into mind when i think of phronesis, it is one of most common form of  destructive habit that a lot of college student faces, though it seems menial and insignificant, it is now about the its significance that is the problem, it is how frequent that destructive habit occurs and reoccurs, so in hindsight phronesis is a knowledge that holds so much significance whether it is to students, workers or just a regular everyday basic knowledge.

 Let us move to techne, techne is an element that contrasts with episteme, where as episteme means unfiltered science in its pure form techne opposes that, techne is a creative, ideology based way of thinking, it is the embodiment of “art’’, mastering this knowledge means one must be skilled in a certain field, usually it is a field that requires creativity, and in architecture techne is definitely an element that dominates more than the others, being in the architecture field means you must bare a fine taste and knowledge for craftsmen ship, but it’s not just knowing about what is good art and bad art, it should also be about the ability to skillfully craft one, because unlike episteme that is all about intellectual comprehensive skill and understanding something to a scientific degree, techne is all about creating and innovation, which is very in character with architecture, so i do feel techne represents a major portion of my nous mapping, for example when i have to come up with a design for a house lets say, i cannot just design a house that is there just to be a house, while it’s main purpose is to be a shelter, every aspects of the design must have a reason behind it, every line and curve, every color and every texture, that is why being adept at the techne knowledge is one of my goals while i am still in college, i can see how it will benefit me in the future and how i will be relying and using techne as a compass for architecture,

Now let us move to the last element, which will be sophia, sophia embodies both nous’s elements and episteme’s chractheristics, Nous involves a rational or intuitive grasp of necessary first principles, an intuitive first thought procces while  Episteme involves a grasp of truths that can be delivered within the scope of scientific reasoning, that means sophia inherits both nous’ principled intuitive way of thinking and episteme scientific grasp on way of thinking qualities,  but in my experience in college this knowledge is less prominent than the others, due to techne and nous having a bigger grasp on my thought process and also because sophia in its own sense is a submissive element that is usually only presents it self when the other element are dormant, at least for my experience that is, though sophia seems less significant, sophia holds the key to someone’s wisdom, therefore being adept in this knowledge will give oneself a benefit of seeing things from the perspective of a mature mind.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Nissa Qonita Saidong – Get to Know Your Self

My name is Nissa. i was born in Jakarta, May 31st, 2005. I’m the second eldest sister from my 3 brothers. I’ve life 18 years of my life with my parent’s. My dad’s a contractor and my mom is a housewife. I am a mother of two cats. My first cat is a black cat idk what breed that thing is but that thing is still my baby. His name is Blanco. I misgendered him for a her for the next 2 weeks living with him. He was given to me from my aunt and oh my god he was soo beat up when he came to my house. HE WAS BALD. But eh he still a cutie to my eyes. Laughed soo hard when he was cleaning his bald ass and making fart sounds from all that sucking. Hes a very loving cat even when he looks soo beat up. He loves to roll around for attention sometimes. And other times he will do a 180 and run away when you try to pet him. Thankfully from all the love and care he turned to be a very fluffy boy. But he smells like piss sometimes. Like he doesnt even sand off his shit, he just leaves it open for the world to see. He’s also not a big fan with eating wet food. He likes his food DRY AND PEBBLES.

Unlike my other sweet child Greg. The name greg doesnt really have a special meaning its just the word grey with the y changed to a g and i also didnt intentionally name him cuz of Danny Gonzalez. Greg is a combination from breeding a British short hair female and an orange male fully cat. I got him when he was just fresh out off his mother’s care. He’s a cute small grey fluffy boy with white mascara on the top sides of his eyes. Such a small piece of furball is mine to care for. He is a very energetic and lovely baby when hes just soo damm tiny. He loves to hangout in my room and play with Blanco and me. He and Blanco just love to sleep in my unsustainable ac 24/7 turned on room. Remember when i miss gendered Blanco yeah so that involves Greg. So when Blanco went to the doctor for a check up the first time i asked the doctor if she can check what gender Blanco was. and she said Blanco was a female. Of course i believed what the doctor said and kept that believe till Blanco turned 7 months old. When i came home after school my mom told me blanco kept getting on top of greg. I didnt think it was weird i thought like blanco was such a girlboss you know. Till i saw the scene myself. He was humping lil ol greg and biting Greg’s neck. I was soo shocked. It was my first time seeing a cat doing the dirty no it was my first time seeing a female cat dominating a male cat. Days later i had my cats checked up it was a different place from the first. And ofcourse i asked the doctor if it was normal for a female to be on top. They said no. I was conflicted so i asked if they could do a gender check for blanco. And the results was he was a male. Shocker. Not only is Blanco Gay he was also A DAMM PEDOPHILE.

The doctors said it was normal for male cats to do the dirty with another male cat it was because when they turn 6 months old its breeding season. They turn to the nearest cat to do the devils tango. I as a good mom woukd support my child for whatever they do BUT NOT THIS i mean im not homophobic or anything BUT I DISAGREE WITH PEDOPHILE. So i urged the doctor to cut his balls out. Sterilize the demons inside him. The sterilizing process was quite risky the doctor said. Some cats didnt make it out alive and some do. It put me in a dilema but i had to go through i know Blanco is strong enough to make it out. he came to my house looking bald n beat up of course a tiny anesthesia could hurt him. The papers were signed and i had to say my goodbyes. The sterilizing wouldn’t take long but the wake up process was. At around 3 pm i got a message from the doctor. The doctor sent me a picture of his cutted out balls. It was just the most random est message I’ve ever gotten. Well besides that weird message from the doctor Blanco was thank fully save n well. He was walking abit wobbly but HES DOING GREAT. Thankfully all the pedophile action is no more Blanco is a better man. Besides being a mother of two cats i do have a couple of hobbies, i like listening to music.

My taste in music can go to vary. If the music sounds good to me i vibe. Ive been mostly listening to kpop mostly girl groups like the World wide hit girl group New Jeans. Catchy lyrics, eye catching styles and the most complicated choreography ive ever witness. Its soo satisfying to watch how they dance. Well of course not just New Jeans that get the hype ive enjoyed other girl group songs. If i had to choose my favorite one its gotta be queencard by (G)-idle. The song is all about every woman is a queen from different bosy shapes, different styles, different jobs, and many more. The song is just soo nice to jam with when im stuck in traffic. Speaking of traffic i mostly go to school by car and oh my god traffic jams. They never ever un jam i dont know what causes them but darn are they annoying. Everytime i gotta wait in line for the contra flow and also i gotta fight for it some wanna just slip infront of me. Like im not stingy or anything i do let one in but they take soo much time that another car infront of it also slips in like ughhh. Thankfully i haven’t been late to class. The key to not be late to Class is leave the house 2 hours early and catch the contra flow and play music so i don’t go road rage. I have other hobbies sucj as playing games. Specifically genshin impact, no its not a hobby its a way of life.

I started playing genshin when the corona virus started. My friend asked me to play with her. I had alot of free time to kill so why not. The game had stunning landscapes it was a breath of fresh air unlike what the real world was currently in. The story was great until i broke the game. So during a story quest there was thing laser shooting part trying to kill the dragon. The character was flying in the air and i accidentally pressed left click and my character started during a plunging attack. So heres the thing about the plunging attack, you will keep plunging till u hit a surface and the scene i was in didnt have a surface so my character kept on plunging. I didnt have any choice but to start over and not to left click during the flying shooting scene.

My other hobby is drawing. I have a passion for drawing mostly on drawing characters. I enjoy designing characters and making theirs traumas to make them interesting. Ive always love seeing my imagination come to life on a sheet of paper. Ive always imagine them moving, you know like cartoons, so i asked my parents if i could be an animator, and of course, they said no. Working in animation was just a red flag in my parent’s eyes. So my parents suggested civil engineering. OH, sweet civil engineering, to my eyes, you are like the crimson flames of hell. It was a straight no from me. Going to civil engineering feels like the asian equivalent of being a doctor in my family. The next suggestion was architecture. It involves a lot of design creativity, and i kinda vibe with that. Well, of course, designing a character is more of my forte, and buildings are a different story when it comes to designing. But when life gives you lemons, you make lemonade. By lemonade, i mean, i just gotta work with it. Its not too far off from both designs like how both wear their own clothes. Clothes for humans consist of cloths while for building they consist of walls of many designs. All i know is that i got to make a building pretty and my jobs done. Construction i hardly even know her. that’s where the civil engineers come in handy. Jokes aside, I will study the ways of architecture in the most legal way possible. The last thing I want is to go behind bars. I don’t know if IAI is gonna save my ass.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Nikisya Abrietta – Get to Know Your Self

Kehidupan mahasiswa yang baru saya jalani selama seminggu lebih ini membuat saya berfikir dan mengulas kembali bagaimana kehidupan saya sebelum menjadi mahasiswa. Ketika kelas 12 kita sudah harus memilih dan memikirkan masa depan apa yang akan di jalani. Dan ketika sudah menjadi mahasiswa dituntut untuk mandiri dan peduli kepada masa depan nya, diruntut untuk bisa mengambil keputusan yang dimana setiap keputusan akan ada hasil dan resiko yang harus ditanggung, dituntut juga untuk bisa berdiri sendiri tanpa mengandalkan orang lain. Ketika saya bertemu orang baru saya tidak sabar untuk menceritakan hal hal yang saya nikmati misalnya film/drama favorit saya ataupun lagu/idola kesukaan saya. Contoh lagu yang merupakan salah satu lagu yang akan saya putat berulang kali adalah back to december dari taylor swift.

Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri adalah untuk bisa menjadi orang yang mandiri, bertanggung jawab dan bisa berdiri sendiri. Tujuan saya untuk orang lain adalah untuk menjadi orang yang berhuna juga bagi oranglain daa membanggakan kedua orangtua. Saya lahir di Jakarta dan sampai sekarang tinggal di jakarta lahir dari keluarga biasa saja. Anak sulung dari 3 bersaudara. Saya memilih jurusan ini karena lumayan tertarik dan merupakan rekomendasi dari orangtua juga. Saya suka melihat bagaimana orang bisa menciptakan design yang begitu indah dan memiliki estetika yang tinggi dan juga tentu saja bisa di realisasikan.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Nicholas Akbar – Get to Know Your Self

Halo perkenalkan nama saya nicholas akbar salah satu mahasiswa bina nusantara. Menurut saya menjadi mahasiswa di jurursan arsitektur memang sulit karena banyak tugas dari dosen untungnya banyak temen saya yang mensuport saya dalam mengerjakan tugas jadi saya. Saya ngerasa bahwa ketika saya menjadi mahasiswa saya lebib suka menghemat dari yang suka beli sesuatu yang saya suka menjadi membeli sesuatu yang saya butuh.saya juga diajarkan dari oleh orang tua bahwa uang yang kamu pakai kalau bisa dihemat dan dipakai untuk sesuatu yang penting daripada seuatu yang ga penting. setelah menjadi mahasiswa saya merasa bahwa sebuah pertemanan samgatlah penting karena di kuliah kita haru banyak koneksi dengan mahasiswa jurursan lain jadi kita ga ketinggalan informasi informasi yang penting.

Saya anak ke 2 dari 2 bersaudara, kaka saya perempuan salah satu mahasiswi universitas gajah mada. Saya lahir di solo tanggal 29 maret 2005, bapa saya kerja dan ibu saya tidak. Saya sebenarnya awal nya ingin nge kos tetapi keluarga tidak mengizinkan, tetapi tidak apa apa karena apapun pilihan orang tua pasti saya ikuti. Bapa itu tipikal orang yang keras tapi perhatian, ibu tipikal orang yang lembut dan suka menolong orang. Saya dari kecil diajarkan oleh bapa saya bahwa “jangan selalu mengandalkan orang lain belajarlah mandiri jadi jika ade kalau sendirian ade bisa ngelakuin apapun yang ade mau”.

Saya berasal dari sekolah alazhar kelapa gading jakarta, walaupun saya lahir disolo tapi saya tinggal dan besar dijakarta. Dulu sebelum orang tua pindah ke jakarta mereka tinggal dikalimantan itu waktu saya belum lahir tetapi ketika saya lahir saya pindah ke jakarta karena mungkin mereka pikir jakarta itu ibukota indonesia jadi akan lebih mudah cari kerja disana. Saya sekolah di alazhar kelapa gading dari saya tk jadi kalau dipikir pikir saya sidah 15 tahun di alazhar kelapa gading.

Kenangan dalam hidupku yang selalu aku ingat yaitu waktu aku bisa pergi bersama temen temanku, keluargaku, dan orang orang yang bisa membuatku bahagia. Teman temanku, keluargaku adalah orang yang bisa membuat diriku senang dan bisa membuatku bahagia walaupun aku sedang bad mood atau mood ku yang sedang berubah ubah. Awalnya dulu aku pernah kepikiran sebelum aku ikut snbt aku mau masuk univ binus karena dulu di sekolahku binus itu dibilang bagus, cuma karena orang tua pengen aku nyoba univ negri dulu akhirnya aku mencobanya dan gagal walaupun aku sudah berusaha keras untuk masuk univ negri. Awalnya aku takut kalau masuk univ mau negri ataupun swasta aku bakal ketemu kaka kelas yang tidak enak, tetapi waktu aku masuk binus ternyata itu tidak sesuai ekspetasiku, ternyata kaka kelas ku pada baik baik dan ramah jadi aku seneng masuk univ bina nusantara. Sebelumnya awalnya aku mau masuk universitas swasta yang lain tetapi bokap sama nyokap maksa masuk binus karena mereka mikir kalau di binus itu univ yang bagus jadi mau ga mau aku masuk binus. Walaupun aku tau binus arsi lebih bagus tapi karena univ itu lebih deket sama rumahku jadi aku masuk binus.

Saya sangat ingin mempunyai temen seperti temen teman sma saya yaitu orang orang yang bisa disebut aga gila dan bisa membuat saya ketawa dimana pun dan kapanpun. Teman teman sma saya tipikal orang yang aga susah ditemukan karena jokes mereka itu sudah melewati batas normal jokes, kayak apa aja bisa dijadikan jokes. Tetapi waktu saya dibinus ternyata banyak anak anak yang bisa diajak jokes speerti teman teman sma ku. Teman temanku dibinus alhamdulillah tidak ada yang pilah pilih jadi aku bisa banyak berteman dengan hampir semua orang karena anak anak binus pada fun, baik hati, dan seru seru semua. Saya sangat berharap bahwa teman teman dibinus bisa bertahan sampe kita semua sukses jadi saya memiliki banyak koneksi dengan yang lain agar saya lebih mengenal dunia.

Salah satu alasan saya masuk di univ bina nusantara adalah karena jurusan arsitektur nya, jurusan itu saya memang sudah tau sebelum saya tau jurusan lain di binus, karena memang arsitektur adalah tujuan saya masuk univ atau memang karena arsitektur memang jurusan yang saya ingin masuk. Salah satu alasan saya masuk jurusan arsitektur adalah karena saya senang melihat gedung gedung besar dan saya bermimpi untuk suatu saat saya bisa mendesain bangunan yang besar jadi saya bisa menunjukan ke keluarga saya bahwa “ituloh bangunan yang saya bangun”. Saya bercita cita untuk menjadi seorang arsitektur yang terkenal dan bisa membanggakan nama keluarga dan nama arsitektur. Jadi awal mula saya ingin pergi ke jurusan arsitektur itu karena waktu saya nanya ke kaka saya “kak jurusan yang bagus apa ya ka” trus kakak ku bilang “kamu sukanya apa” aku langsung glek bingung mau jawab apa soalnya waktu itu aku suka nya futsal, main game, sama gambar random walaupun gambarku jelek. Nah kan kakaku bingung mau jawab apa trus dia bilang “coba aja cari cari dulu kan kamu masih kelas 10 nanti kelas 11 kamu pasti udah tau mau masuk apa” nah dari kelas 10-11 aku belom bisa nemu apa yang aku pengen trus suatu hari aku kayak liat bangunan trus kayak seru tu kalau bisa nge desain bangunan, nah detik itu jiga aku mutusin buat nyari jurusan yang nge desain bangunan. Waktu aku dah nemu jawaban baru aku nanya ke keluarga ku boleh ga kalau aku masuk jurusan arsitektur trus waktu aku dah jelasin alasannya baru di ijinin. Dulu sebelum aku mau masuk arsi aku mau masuk jurusan kedokteran tetapi bapaku bilang kalau jurusan kedokteran itu susah masuknyq dan susah jadi dokternya akhirnya aku putusin ga masuk kedokteran dan akhirnya masuk deh arsitektur.

Saya selalu ingin bisa membantu orang lain dalam
Hal yang saya bisa contohnya ketuka kerja kelompok saya tidak menjadi beban, waktu ikut olahraga saya ingin membuat bangga kampus saya jadi tidak semata mata membuar saya bangga tetapi membuat keluarga dan kampus bahkan kalau bisa membuat indonesia bangga. Membuat orang tua bangga adalah salah satu tujuan saya masuk kampus dan melanjutkan tujuan saya untuk menjadi orang hebat. Orang tua saya adalah idola saya yang ke dua setelah nabi muhammad SAW karena tanpa orang tua saya, saya yakin saya tidak akan bisa mencapai dititik sekarang ini. Saya adalah tipe orang yang kalau saya bisa ngebantu orang pasti saya bantu sebisa mungkin karena ngebantu orang adalah amanah dari nenek dan ibu saya yaitu bantulah orang meskipun kau tau kau ga akan dapet apa apa, dan jangan berharap dia bakal bantu dirimu.

Salah satu lagu favorit saya adalah perfect by ed sheeren karena didalam lagu itu banyak sekali kenangan tentang seseorang yang pernah ada dalam hidupku. Tetapi ga cuma itu doang walaupun lagu itu banyak mengandung tentang kisah cinta tetapi saya berpikir yang lain. Mungkin karena saya lebih suka lagu lagu yang slow ya jadi mungkin saya lebih senang lagu yang mengandung arti cinta. Tetapi ga cuma tentang cinta tetapi musik musik seperti rock itu juga lumayan suka tetapi mostly musik slow itu saya suka.

Salah satu trauma yang pernah alami adalah mungkin tentang cinta ya, mungkin juga itu salah saya karena saya ga maju waktu ada kesempatan jadi saya itu sering jatuh cinta ke teman saya tetapi cewe itu diambil sama temen terdekat saya jadi saya aga kagok kalau pengen deketin cewe. Saya jujur waktu sma saya itu aga kagok kalau deketin cewe karena ya itu masih aga trauma, tetapi saya lagi berusaha untuk mengatasi trauma saya dengan memberanikan diri untuk mengobrol dengan cewe. salah satu hal yang membuat saya sedih adalah waktu itu adalah waktu kakek saya meninggal karena semasa hidup kakek saya, saya jarang ngajak ngobrol dan ga begitu deket jadi ketika dia menginggal saya ngerasa kenapa dulu ga begitu deket sama dia. Saya ngerasa pengen memutar balik kan waktu jadi saya bisa meluangkan waktu dengan kakek saya lebih lama.

Mungkin karena ini baru pertama kali saya belajar tentang arsitektur jadi menurut saya arsitektur itu fun fun aja kalau kita suka belajar. Tetapi untuk sekarang karena banyak tugas tugas jadi belom terlalu fun tapi untuk belajar saya seneng jadi saya mengerti bahwa untuk membuat sebuah bangunan itu ga se simple itu ada banyak elemen elemen yang wajib dikuasai dan ada bebarapa bahan yang wajib tau seperti semen beton besi dll. Selama kita enjoy salam proses pembelajaran arsitektur kita ga bakal bosen dalam pembelajaran. Saya karena pasion saya ada di arsitektur jadi saya wajib memaksakan diri saya untuk belajar lebih di arsitektur ini.

Jadi sebenarnya alasan yang baru kenapa saya ingin belajar arsitektur itu baru saya dapat waktu saya belajar arsitektur yaitu adalah menjadi arsitektur ternama yang membanggakan indonesia dan kalau bisa melanjutkan pembelajaran saya di s2 walaupun saya belom tau mau s2 di indonesia atau diluar negri. Saya yakin dan saya percaya bahwa ketika kita bersungguh sungguh dalam menjalankan sesuatu hal kita bisa menggapainya. Saya adalah orang yang memliki pasion yang tinggi, jadi ketika saya ingin menggapai sesuatu saya tidak akan berhenti sebelum saya bisa menggapai itu jadi saya sangat ingin menjadi arsitektur ternama yang membawa nama indonesia, agar saya bisa memberitahu dunia bahwa anak arsitektur indonesia menjadi salah satu arsitekrut terbaik yang pernah ada. Saya yakin bahwa binus bisa membantu saya dalam manggapain cita cita saya dan cita cita anak arsitektur indonesia untuk membuat arsitektur indonesia lebih di kenal di seluruh dunia. Terima kasih

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Muhammad Fadhil Adhima – Get to Know Your Self

Perkenalkan nama saya Muhammad Fadhil Adhima, saya lahir di Jakarta pada 12 Juni 2005 dan sekarang saya tinggal di kota Bekasi. Saya anak pertama dan saya memiliki seorang adik yang lumayan jauh perbedaan umurnya yaitu 7 tahun jadi saya yang paling di andalkan sebagai seorang kakak, bapak saya seorang pegawai BUMN dan ibu saya seorang perawat, saya mempunyai hubungan yang cukup baik dengan keluarga, saya menyukai lagu dari one direction dan dan bruno mars.

Awal saya tinggal yaitu di daerah Kalimalang, saya disitu tinggal sekitar 4 tahun dan setelah itu saya dan orang tua saya memutuskan untuk pindah rumah ke daerah Jatiranggon, tempat yang saya tinggali saat ini berdekatan dengan ujung aspal Pondok Gede. Saya mulai bersekolah di TK AL-IKHLAS pada saat itu usia saya 5 tahun, pada masa itu awal saya belajar bagaimana untuk menjadi yang terbaik dikelas, saya mengikuti beberapa lomba pada saat itu dan mendapatkan beberapa penghargaan, saya TK selama 2 tahun dan setelah itu saya SD pada usia saya 7 tahun dan SD saya berada di SDN JATIMURNI V, di masa sd itu saya mendapatkan teman-teman yang baik untuk saya, hal yang saya senangi ketika sd yaitu pada saat istirahat dan pulang sekolah, karena pada saat istirahat saya bisa ngobrol dan cerita dengan teman saya, dan yang pasti sambil jajan bareng pada saat itu, dimasa SD ini saya cukup ambis karena ketertarikan saya pada akademik, tapi sayangnya banyak teman-teman saya yang hebat dari pada saya, saya selalu berambisi untuk mendapatkan ranking 10 besar pada saat itu, sampai saya pun les oleh guru saya sendiri, dan waktu pulang sekolah adalah yang paling asik menurut saya karena saya selalu bermain dirumah teman saya setiap pulang sekolah. Dan di waktu sore hari sampai malam saya bermain lagi dengan teman saya yang berada di rumah, dan menurut saya itu momen yang paling saya pengen ulang untuk saat ini karena saya bermain PlayStation dengan teman saya, dan setelah itu saya pulang ke rumah dan belajar sebentar sambil mengerjakan PR yang belum selesai.
Saya memiliki sahabat yang sangat baik pada saat itu yang selalu bersama-sama sampai lulus, dan setiap pulang sekolah pun saya selalu mengerjakan tugas bersama, pelajaran favorit saya pada saat itu adalah olahraga dan bahasa sunda, karena saya sangat aktif diluar sekolah dan saya sering bermain bola juga, dan saya bisa suka bahasa sunda karena saya sering pulang kampung ke Garut, saya belajar bahasa sunda semenjak saya kecil,sampai sekarang pun saya masuh terus belajar bahasa sunda. Saya adalah tipe orang yang suka mempelajari bahasa dan logat daerah.

Setelah 6 tahun saya SD saya pun melanjutkan ke smp, pada saat itu saya bersekolah di SMPN 15 BEKASI, awal saya bersekolah disitu saya kurang terbiasa karena saya berada di lingkungan yang baru dan saya juga terpisah oleh banyak teman-teman saya, pada waktu masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) saya berkenalan dengan teman sekelas yang baru dan beberapa masih ada yang masih bisa ketemuan dengan saya sampai saat ini, di SMP saya mengikuti eskul taekwondo karena saya ingin belajar bela diri dan memperbanyak teman di dalam eskul itu, tapi tidak berjalan lama saya pun memutuskan untuk berhenti di kelas 8 karena ada suatu masalah, dan di kelas 8 saya di ajak oleh teman saya untuk bergabung kedalam organisasi sekolah (OSIS), tetapi tidak berjalan dengan lancar karena pada saat itu status saya masih menjadi calon osis tetapi saya mendapati suatu masalah, masalahnya yaitu ketika saya sedang sakit dikelas teman saya yang sesama calon osis menghampiri saya dan bertanya kepada saya kenapa saya tidak memimpin tadarus, saya mendapat kata-kata yang kurang enak dari dia dengan nada bicara dia yang kurang enak didengar juga, saya pun berpikir disitu kenapa saya bisa sampai dibilang begitu padahal saya sedang sakit dikelas, dan saya pun memutuskan untuk keluar dari calon osis itu. Dimasa SMP itu saya banyak belajar hal baru diluar sekolah seperti belajar mengedit foto dan video, karena pada saat itu saya bercita-cita menjadi seorang youtuber, karena saya tertarik dengan beberapa youtuber dan saya ingin belajar seperti mereka. Ketika ada tugas mewawancarai pembudidaya ikan disitu saya sebagai kameramen sekaligus editor, karena bagi saya menciptakan suatu karya hasil buatan sendiri itu memiliki kesenangan dan makna tersendiri ketika saya berhasil membuatnya, dan semenjak itu saya jadi senang untuk belajar diluar akademik.

Ketika kelas 9 tidak lama setelah itu muncul yang namanya Covid-19, saat awal terjadi pandemi perasaan bercampur aduk bingung sekaligus takut, saya bingung karena apa yang harus dilakukan pada saat itu dan saya pun bingung bagaimana saya mengubah jadwal saya yang biasanya saya membagi waktu untuk bermain dengan teman saya dan sekarang tidak bisa karena pandemik, dan saya pun takut karena takut tertular, semenjak pandemi itu saya mulai berantakan pola makan dan istirahat, dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru pun banyak yang saya kerjakan diwaktu tengah malam. Saya pun lulus SMP dan mulai mencari SMA, sempat ada perbedaan pendapat antara saya dengan ibu saya karena ibu saya menginginkan saya masuk SMA karena akan diarahkan ke TNI untuk kedepannya, sedangkan saya menginginkan masuk SMK karena saya sudah sangat yakin untuk melanjutkan cita-cita saya untuk menjadi seorang youtuber, tapi niat itu harus saya urungkan lagi karena takdir membawa saya masuk ke SMA, saat itu saya dan ibu saya mencari SMA negeri untuk saya sekolah disana, tetapi saya tertolak karena saya mendaftar menggunakan jalur prestasi rapor dan zonasi pada saat itu, akhirnya ibu saya mendaftarkan saya di SMA HUTAMA Kota Bekasi, awal saya bersekolah disitu masih dalam keadaan pandemik sehingga proses sekolah pun dilakukan secara online, setelah sekian lama menunggu akhirnya sekolah pun mulai onsite, sudah sekian lama bersekolah di SMA tapi masih belum mengenali teman-teman kelas, tapi pada saat itu karna status pandemi masih naik turun jadi sekolah pun kadang memberikan jadwal online ataupun onsite, tetapi akhirnya sekolah pun memutuskan untuk membuat jadwal onsite pada saat status pandemi sudah mulai mereda.

Pada bulan november 2021 adalah momen yang saat ini hanya tinggal kenangan, saya pada waktu itu cukup tertarik diluar akademik yaitu badminton, saya diajak teman SMA saya untuk bermain badminton karena memiliki hobi yang sama, teman saya dan saya memutuskan untuk mengikuti persatuan badminton (PB) pada saat itu. Cita-cita saya pun berubah pada saat itu ingin menjadi atlit badminton karena saya ingin membahagiakan orang tua dengan hasil kerja keras saya sendiri, saya sangat berambisi dan sangat niat untuk terus berkembang disitu, awal saya mengikuti sparing antar pb pun saya mengalami kekalahan karena saya dan teman saya dicurangi oleh wasit, karena wasitnya itu orang mereka, sejak saat itu saya makin giat lagi latihan dan saya pun belajar banyak cara bermain badminton dari orang yang berbeda termasuk bapak saya sendiri, saya pun belajar otodidak dirumah mempelajari berbagai macam trik dan strategi untuk bisa menguasai permainan di badminton. Tetapi hal buruk juga terjadi karena sangat banyak cedera yang saya alami pada saat di badminton,dan teman saya pun mengalami cedera yang parah sampai tulang engkelnya geser, semenjak itu saya dan teman saya absen latihan selama 3 bulan,karena saya bermain badminton bisa 5-6 kali dalam seminggu karena saya sangat serius untuk mencapai cita-cita saya menjadi seorang atlet badminton, tapi karena saya sudah absen terlalu lama sehingga ketika saya memutuskan untuk latihan lagi saya mengalami penurunan skill secara drastis, tetapi seiring berjalannya waktu saya pun jadi jarang untuk badminton lagi dikarenakan jam istrirahat saya yang sangat dikit dan tugas sekolah yang semakin banyak, perasaan saya pada saat itu sudah mulai tidak enak karena saya mikir ‘apakah cita-cita saya kali ini tidak akan tercapai lagi’, tetapi perasaan saya itu benar-benar terjadi lagi karena saya hampir gantung raket pada saat itu.

Pada bulan desember 2022 saya disarankan oleh ibu saya untuk les karena untuk persiapan utbk, tetapi disitulah mulai muncul masalah karena saya pun sudah sangat jarang untuk badminton lagi karena sudah sangat sibuk waktu yang diberikan oleh sekolah, saya pun bilang kepada ibu saya kalau saya pun tidak bisa mengikuti les itu karena sangat sedikit waktu saya untuk istirahat, akhirnya yang terjadi saya tidak lagi di dalam persatuan badminton (PB) dan saya pun tidak les, saya hanya mengikuti alur saja, dan disitulah lagi-lagi cita-cita saya harus saya urungkan karena tidak dapat saya capai untuk saat ini.
Singkatnya saya pun mengikuti utbk pada saat itu, saya mendaftar di ITB untuk jurusan arsitek dan UNJ untuk jurusan pendidikan vokasional konstruksi bangunan, tetapi setelah saya menunggu hasil utbk ternyata saya dinyatakan tidak lolos, lalu saya pun mengobrol dengan ibu saya bagaimana untuk jurusan dan kampus saya untuk kuliah, karena saya sempat tes penjurusan dan saya pun mendapati hasilnya dan ada 3 pilihan yaitu arsitektur, desain interior, dkv, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jurusan arsitek,dan setelah itu saya mencoba untuk mendaftar mandiri di kampus UNJ untuk jurusan ilmu komunikasi dan teknik mesin, tetapi setelah saya menunggu hasilnya saya pun tertolak lagi, saya pun dan orang tua saya mencari kampus swasta, awalnya saya diberi pilihan oleh orang tua saya antara BINUS dan GUNADARMA. Awalnya saya memilih gunadarma karena lebih dekat dengan rumah, tetapi orang tua saya bilang kalau BINUS itu salah satu kampus terbaik di jurusan arsiteknya, karena saya pada waktu sekolah sering membuat banyak gambar di bagian belakang buku tulis saya jadi saya cukup tertarik untuk belajar mendesain, akhirnya saya cari tahu informasi mengenai binus dan saya pun tertarik masuk BINUS dan akhirnya saya mecoba mendaftar ke BINUS dan saya mengerjakan tes nya, setelah saya menunggu hasilnya akhirnya saya dinyatakan lulus.

Alasan saya mengambil jurusan arsitek karena saya mempunyai masalah ketika bermain badminton, karena saya bermain di tempat yang berbeda dan permasalahannya pun berbeda, contohnya seperti udara yang ada di dalam lapangan, pencahayaan dari luar, angin yang masuk ke lapangan, maka dari itu saya mempunyai cita-cita untuk membuat GOR badminton sendiri dan saya memecahkan masalah itu dan akan berguna untuk orang lain.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Muhammad Daniel Ardani – Get to Know Your Self

Halo perkenalkan namaku Muhammad Daniel Ardani yang memiliki banyak nama panggilan dari aku TK hingga kuliah nama panggilan ku berbeda. Daniel, Danil, Dan, Niel, Yel, El, Nayel, mungkin itulah sedikit dari banyaknya nama panggilan ku. Aku lahir di Jakarta, 04 Agustus 2004, aku anak kedua dari tiga bersaudara. Aku dilahirkan oleh seorang Ibu yang sangat baik dan cantik yang bernama Rita Badriyah dan Ayahku -Bambang Joko Mulyono- seorang yang sangat tangguh, cerdas, tanggung jawab, dan sedikit keras kepala. Aku sangat bangga menjadi bagian dari keluarga ini, Ayah ku seorang sarjana teknik komputer dan ketika umur 46 beliau masih sanggup untuk mengambil gelar sarjana hukum. 

Kalau bicara soal Ibu dan Ayah engga akan habisnya betapa hebat, kuat, tangguh, cerdas, dalam mengatur keluarga yang merka bangun. Ibu ku dialah perempuan orang yang selalu ikut andil di area rumah, betapa hebatnya ia dapat melakukan banyak aktivitas di dalam rumah. Beliau dapat masak untuk makan malam sekaligus membersihkan area rumah tanpa bantuan orang lain. Rumah dua lantai pun ia tetap dapat bersihkan tanpa rasa lelah, belum dibagian di mana kita sebagai anak terkadang lupa menaruh barang akan tetapi Ibu tahu akan di mana barang yang kita sangka hilang itu. Walaupun pendidikan Ibu hanyalah sampai SLTA tidak dipungkiri akan kecerdasannya ia seorang wirausahawan yang memiliki toko sembako. Ia dapat mengurusi semua dari toko, rumah, anak, dan suami. Betapa hebatnya beliau dalam mengatur waktu, energi, dan usahanya yang tidak ada habisnya untuk terus mengembangkan bisnis nya. Aku sangat kagum dengan kehebatan Ibu ku, semoga kelak nanti aku dapat menjadi pribadi seperti Ibuku. Selain itu Ayahku dia lah yang memiliki pendidikan tertinggi di keluarga saat ini, seorang mahasiswa teknik dan hukum di umur 46 tahun. Aku sangat kagum dengannya walaupun di umur kepala 4 ia tetap ingin memiliki pendidikan yang tinggi. Beliau dapat mengatur waktunya untuk tetap kerja sambil berkuliah tanpa mengenal rasa lelah. Ia seorang kepala bagian di Ancol sekaligus pengacara. Hebat? Iya sangat hebat sekali beliau. Mereka berdua bukan dari keluarga yang terpandang namun sederhana dan berkecukupan. Terlebih Ibuku ia rela tidak mengambil ke jenjang yang lebih tinggi demi adik-adiknya bersekolah. Ia merantau dari Grobogan ke Jakarta untuk membantu kedua orang tuanya membiayai adik-adiknya bersekolah. Ia bercita-cita jika memang bukan ia yang ditakdirkan untuk berpendidikan tinggi maka adiknya lah yang harus berpendidikan tinggi. Dan ya doa itu terwujud 7 orang adiknya dapat menempuh di universitas ternama di Indonesia, bahkan sebagiannya menjadi seorang dokter. Ada yang menjadi manajer utama di Toyota kalau aku tidak salah ingat. Dan adik-adiknya berterima kasih kepada ibuku, karena kalau bukan karena beliau yang tidak egois dan dapat membantu membiayai sekolahnya mereka mungkin tidak menjadi seseorang yang mereka impikan. Ayahku yang berasal dari Bantul yang kemudian merantau ke Jakarta untuk membiayai hidupnya dan keluarga Ayahnya. Kalau bicara tentang orang tua memang tidak ada habisnya dari usahanya untuk tetap menjadi manusia yang berguna untuk keluarga dan masyarakat. Mereka lah yang menjadi panutan dan motivator di hidupku, jika aku sedang malas belajar pasti aku selalu ingat dengan betapa hebatnya perjuangan kedua orang tua ku dulu, betapa susahnya mereka menjalaninya. Balik ke diriku, aku adalah orang introvert (INFJ) yang sangat suka menyendiri jika bateri sosial ku habis, paling sering jika di rumah aku di kamar untuk membaca sambil mendengarkan musik, bermain game, menyanyi, menari, atau menggambar. Aku ketika TK bersekolah di Al-Ikhlas, di sana lah aku mulai belajar membaca, menghitung, dan memiliki sahabat yang hingga saat ini masih saling bertukar kabar. Beranjak ke SD aku bersekolah di SDN 03 Tegal Alur bersama kedua sahabat ku, di sana aku mulai mengetahui bahwa ternyata ini yang namanya hidup, dan di mulai di mana aku sering menjuarai kelas bahkan sampai guru-guru mengakui bahwa aku laki-laki terpintar satu angkatan. Sampailah di mana ketika Ujian Nasional aku mendapatkan nilai yang besar jika aku tidak salah aku mendapatkan nilai 28 koma sekian yang mengantarkan aku ke SMP Negeri 45 Jakarta smp terbaik di Jakarta Barat. Di sanalah masa di mana nilai ku menurun, tapi tidak sampai situ saja aku tetap berusaha dengan belajar. Dan di sana di mana mulai mengikuti ekstrakurikuler, aku mengikuti paskibra masa itu. Di mana aku dan teman ku sering mengikuti lomba dan memenangi lomba tersebut. Bahkan kami tiga tahun berturut-turut menjadi perwakilan paskibra untuk Jakarta Barat bersaing dengan wilayah Jakarta yang lain. SMA aku bersekolah di SMA Negeri 95 Jakarta dan menjadi ketua kelas, ketua paduan suara, dan humas karya ilmiah remaja. Di sana aku belajar pengembangan soft skill dan hari skill terlebih dalam ekstrakurikuler karya ilmiah remaja. Aku mengikuti lomba membuat penelitian tentang “Pengganti daging sapi dengan daging jangkrik dengan membandingkan protein untuk tubuh” dan “Penggunaan kulit kentang untuk dijadikan sebuah kertas” memang belum takdirnya untuk menjuarai kompetisi tersebut dan aku hanya sampai babak seleksi saja. Aku berharap dapat menjadi seperti kedua orang tua ku yang dapat diandalkan orang lain dan menjadi manusia yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, sahabat, dan orang lain.

Banyak sekali momen yang saya ingat baik besar maupun kecil. Terlebih momen bersama orang yang saya sayang seperti kedua orang tua saya, abang, adik, sahabat, bahkan momen yang terjadi karena diri saya sendiri. Contoh momen besar ketika aku bersama keluarga ku pergi ke suatu tempat di mana kita bisa saling tertawa, bahagia, makan bersama, bahkan sampai bisa saling menceritakan hari-hari kita sebelumnya. Tidak hanya itu ketika aku, abangku, dan adikku mendapatkan sebuah pencapaian seperti menjuarai kelas, memenangkan perlombaan, atau kita tidak menjadi juara kelas dan tidak memenangkan sebuah perlombaan, mereka -kedua orang tuaku- akan mengapresiasi momen-momen itu. Selain itu kami ketika berulang tahun pasti merayakannya dengan cara bersedekah ke tetangga dengan mengadakan syukuran seperti memberikan makanan. Contoh momen kecil ketika aku dapat membantu orang lain baik akademik seperti membantu teman yang tidak mengerti maupun non akademik seperti membantu orang lain dengan bersedekah dalam bentuk uang atau barang-barang yang dapat dipakai, bahkan dalam bentuk makanan.

Ketika aku berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan seperti menjuarai kelas, memenangi sebuah perlombaan, bahkan ketika aku mendapatkan sebuah tiket konser. Tidak hanya itu, aku dan sahabatku suka bertukar cerita tentang bagaimana dengan hari ini?, apakah hari ini memiliki kesulitan dalam memahami mata kuliah?.

Kalau bicara mengenai lagu, sangat sulit bagiku untuk menentukan lagu favorit aku. Akan tetapi ada satu lagu dari Taylor Swift berjudul “Mirrorball” dalam album Folklore.

Menjadi manusia yang bermanfaat untuk diriku, bahagia dalam menjalani kejamnya dunia, dan memiliki harta yang berlimpah. Sulit bagiku untuk memahami makna tujuan hidup untuk diri sendiri, karena diriku masih mencari tujuan hidup ku yang sebenarnya untuk diriku. Semoga di masa kuliah ini lah aku akan menemukan tujuan hidupku untuk diriku sendiri.

Keluarga -terlebih orang tua- menjadi prioritas utama saya dalam menjalani kehidupan ini, karena mereka lah tujuan hidup saya. Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk mereka, menjadi anak yang berbakti, dapat diandalkan, dan ketika mereka tua lah saya yang akan merawat mereka sebagaimana mereka merawatku ketika kecil. Bukan hanya keluarga, sahabat dan orang lain juga menjadi tujuan hidup ku, karena aku sangat senang ketika membantu orang lain dengan hasil uang yang aku miliki dari hasil menabung. Karena orang tua ku selalu mengajarkan untuk tetap berbuat baik kepada sesama manusia, sebisa mungkin setiap hari dapat membantu orang lain dalam bentuk apapun yang berguna untuk mereka. 

Aku memiliki trauma akan kedalaman air, suatu ketika waktu kecil aku pernah berenang dan ternyata sangat dalam kaki ku tidak dapat mengenai lantai. Dan di situlah aku tenggelam dan hampir hilang nyawa, abangku lah yang menolongku ketika aku tenggelam, mungkin jika abang ku tidak menotis jika aku hilang dari pandangannya aku sudah hilang nyawa. Aku juga memiliki kesedihan yang sangat amat sedih dalam hidupku, ketika aku ingin menjadi seorang dokter akan tetapi ayahku melarangnya, lalu aku bertanya mengapa tidak boleh akan tetapi ayahku hingga saat ini tidak memberi tahunya. Marah, kesal, dengan ayah itu hal wajar bukan? karena cita-cita ku untuk menjadi seorang dokter di tidak perbolehkan begitu saja. Akan tetapi aku percaya bahwa pilihan ayahku tidak akan salah untuk diriku ke depannya. Memang akulah yang harus sabar dan mencari tahu mengapa ayahku melarang diriku untuk menjadi seorang dokter. 

Sebuah paksaan dari ayahku, ayahku ingin sekali aku memilin jurusan arsitektur tidak mengerti aku mengapa beliau sangat ingin. Pertama kali dalam hidupku waktu pemilihan jurusan aku dan ayahku saling berdebat dan bahkan perang dingin akan jurusan ini. Aku yang sangat suka rumpun kesehatan namun ayahku suka rumpun teknik apa mungkin karena itu beliau tidak mengizinkannya?. Pada hari itu di mana aku tetap memilih jurusan kedokteran dan pilihan kedua arsitektur. Aku dinyatakan lolos di jurusan kedokteran Undip namun ayahku tetap menginginkan aku di jurusan arsitektur ini. Ya mau bagaimana lagi lebih baik aku mengikuti perkataan orang tua aku dari pada ke depannya tidak mendapatkan restu dan akan menjadi masalah. Dan aku bersyukur ayah tetap memilih jurusan yang berkaitan dengan rumpun IPA. Semoga ke depannya aku dapat mengetahui mengapa ayah ku tidak memperbolehkan kuliah di rumpun kesehatan dan memilih di jurusan arsitektur ini.

Sejauh ini kalau di rate mungkin 8,5/10 karena kebetulan aku memiliki basic gambar yang terbilang cukup baik. Walaupun sedikit terpaksa, semoga dengan orang tua ku memilihkan ku jurusan arsitektur dapat membuat wawasan yang luas akan dunia ini.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Muammar Rasendriya Rahman – Get to Know Your Self

Perkenalkan nama saya Muammar Rasendriya Rahman, saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara saya lahir 24 februari 2005. Dalam keluarga besar saya saya termasuk anak yang paling muda dari semuaa saudara-saudara saya, jadi saya dapet banyak wawasan dan pelajaraan yang di berikan dari saudara saya. Dari sisi perkuliahan dan juga pelajaraan hidup. 

Momen-momen yang sederhana yang saya ingat yang membawa saya kuliah masuk jurusan arsitektur adalah Ketika Ayah saya suka bawa saya ke kantornya. Sedikit background tentang Ayah saya, Ayah kuliah masuk jurusan civil dan bekerja disebuah perusahaan yang lumayan besar dan sering menghandalkan projek projek besar. Jaei dulu Ayah suka bawa aku ke tempat pembangunan-pembangunan baik itu pembangunan sebuah kosan ataupun sebuah mall. Diritu saya mulai tertarik  dengan sisi civil dan sisi arsitekturnya.

Jadi keinginan saya untuk menjadi arsitek mulai dari Ayah saya. Saya suka dengan bangunan-bangunan yang Ayah saya buat, dari segi seni, kegunaan dan teknologi dari bangunannya. Jadi kaluau bicara tentang momen apa baik dalam kecil atau besar saya yaitu yang paling terkesan. Karna berpengaruh dengan pilihan jurusan dalam perkuliahan saya. Untuk sekarang mungkin sudah melalui banyak hal dari SD samapai SMA. Untuk cerita yang suka saya ulangi adalah ketika saat masa SMA saya pernah mengikuti ajang lomba basket antar sekolah, khususnya DBL. saya suka berbicara tentang target-target saya saat SMA dan ini salah satu dari targetnya. Saat lomba itu memang sekolah saya tidak menag tetapi dari banyak cerita cerita kepada teman saya, banyak juga masukan yang bisa saya ambil dan saya jadikan sebagain tumpuan dan pelajaran untuk memperbaiki masalah tersebut. Mungkin dari segi persiapan, ikatan dengan tim dan juga komunikasi.

Dari segi persiapan sebetulnya banyak sekali yang bisa dilakukan. Salahgh satu contohnya adalah sebelum mulai dengarkan lagu supaya jiwanya lebih tenang dan tidak terbawa panik saat main nanti. Disini kita bahas ketopik selanjutnya. Music yang sering sekali saya dengarkan dan juga saya suka dengarkan itu ada dua tipe. Yang pertama yang saya dengarkan saat memulai basket yaitu “Limbo” yang dibvuat oleh Freddie Dredd. Selain itu ada lagu yang suka saya dnegarkan saat ingin bersantai-santai saja yaitu apapun Maliq & d’essentials spesikinya “kamulah satu-satunya” lagu itu membuat santai dan suasana yang menjadi senang. 

Saya mendengarkan lagu dua ini dikarenakan butuh suasana yang mendukung, karena dua lagu ini sangat berbeda satu sama lain. Dimana ‘Limbo” kurang lebih dari maknsa lagunya kurang tetapi dari suasana yang diciptakan itu semangat dan juga membawa semangat yang membakar untuk menyemangati basket saya. Karna memng dari lagunya dia mengambil bass yang lumayan kencang dan juga beat yang lumayan cepat, jadi memicu adrenalin dan lagu tersebut bisa membuat saya focus dalam latihan saya dalam basket atau pada saat sebelum latihan Sedangkan maliq & d’essensials “kamulah satu-satunya” lagu tersebut adalah lagu cinta yang lumayan bermakna, yang menunjukan dan meyakinkan seseorang bahwa dia adalah satu – satunya untuk seseorang. Jadi lagu ini di maknakan untuk orang yang special. Dari beat lagu ini dia mengambil beat yang seru tidak terlalu cepat seperti limbo. Lagu ini untuk orang orang yang sedang jatuh cinta. Saya suka dengan lagunya karena suasananya yang dibawakan lagu tersebut.

Selanjutnya, mengenai tujuan hidup saya. Disini saya memiliki satu tujuan yang sangat saya prioritaskan. Yaitu bisa membanggakan orang tua. Saya ingin sekali membanggakan mereka. Untuk tujuan tujuan yang lain itu seperti ingin menjadi arsitek yang hebat bisa mambangun dan membuat maju negara saya dan mempunyai bisnis dan perusahaan yang besar. Tetapi untuk tujuan hidup saya Cuma satu yaitu membanggakan kedua orang tua saya. Saya ingin mengembalikan semua yang sudah orang tua saya kasih dari segi kasih saying, biaya Pendidikan, biaya kesenangan saya dan lain-lain. Saya ingin juga membuat orang tua saya senang. Disini saya akan bekerja keras mau itu sesuai dengan tujuan hidup saya atau tidak, tetapi untuk tujuan membanggakan orangtua harus dan mau tidak mau harus tercapai

Dari sini tidak mungkin saya tidak pernah mengalami kegagalan, banyak hal yang menurut saya membuat say amerasa gagal. Untuk kegagalan yang terbesar saya yang saya alami itu bersangkutan dengan cerita yang suka saya bagikan keteman-teman saya. yaitu dalam DBL. Untuk persiapan DBL sendiri tidak semudah itu , berbulan bulan melatih fisik dan mental untuk menghadapi lawan lawan yang terhitung lumayan keras. Dibimbing dengan coach yang lumayan keras, hampir setiap hari saya dan tim saya latihan dan benar benar didorong untuk siap mengikuti DBL ini. Tetapi saat memulai pertangingannya tim saya menang dengan lawan yang pertama, itu menjadi lonjakan yang lumayan besar untuk sekolah saya tetapi untuk mengalahkannya lumayan menguras energi dan membuat tim saya lumayan tertekan saat menghadapi lawan tersebut. Namun saat setelah pertandingan pertama, kita harus mulai lagi berlatihan di esok harinya. Disitu membuat tim saya banyak yang ada dimana mereka bukan lagi dalam kondisi yang fit, bisa dibilang kalau tim saya banyak yang sakit karena sudah all out untuk lawan pertama, termasuk saya.

Untuk lawan selanjutnya itu esok harinya jadi lumayan tertekan posisi tim saya. Saat memulai pertandingan kita memimpin 2 poin diatas mereka kita mampu bertahan dan quarter pertama. Namun saat quarter ke-2 dan selanjutnya kita betul betul tertinggal dengan poin yang lumayan jauh dengan perbedaan 10 poin dan lawan yang memimpin. Disitu sebenarnya tim kita kalau lagi dalam kondisi yang fit kita bisa melawan dan mengalahkan mereka tetapi disitu kita tertinggal karna pertahanan saat mereka menyerang itu sangat kurang. Dari segi pola-pola bermain yang lupa, lalu dari stamina yang kurang dan membuat kita tertinggal karna kecepatan mereka. Dan juga kurangnya komunikasi. Saat menyerang pun sama, tidak ada teamwork yang serius dan seringkali turnover, dimana kita kehilangan bola dan memberikan lawan poin yang sangat banyak karena itu seringkali terjadi saat menyerang. Saat babak 3 dimulai tim saya sudah dalam Lelah-lelahnya dimana mereka sudah tidak bisa bekerja sama dnegan baik, dan ada disuatu saat dimana saya dan teman saya sempat berkelahi di dalam lapangan karena salah mengumpan bola. Disitu membuat tim lawan lebih merasa percaya diri dalam menghadpai kita. 

Dalam pertandingan itu saya kalah dengan poin ya tidak terlalu jauh hanya kurang lebih 5 poin. Disitu saya merasakan kegagalan yang cukup untuk membuat saya tidak lanjut latihan basket selama saya SMA karena say amerasa bahwa kalau misalkan latihan-latihan saya percuma kalau saat pertandingan tidak ada hasilnya. Tapi memang ada pepatah kalau kit aga boleh menyerah begitu saja. Tetapi disaat itu cukup membuat trauma karena tidak ada ikatan dalam tim. Danjuga saat saya berkelahi dnegan teman saya, saya memang sudah bertekad untuk keluar dari basket SMA saya pada saat itu. Dan betul itu membuat saya tidak melanjutkan basket sampai selesai SMA.

Saat memasuki Binus University saya bertekad untuk melanjutkan basket itu supaya bisa membanggakan orang tua dari segi tersebut. Baik itu saya ikut sparing melawan jurusan lain, ikutlomba lomba kecil, dan kalau bisa ikut Liga Mahasiswa (LIMA). Saya sangat tertarik sekali untuk melanjutkan latihan dan perjalanan saya dalam basket di Binus. Karena saya juga bertemu dengan teman-teman yang lain dengan harapan bisa menyerap ilmu dari mereka atau memberikan mereka ilmu mengenai basket dan juga semua tentang basket. Semoga dari trauma yang saya jalankan dan juga kegagalan yang saya alami itu bisa menjadi lonjakan saat berada di basket Binus university.

Dalam binus saya memilih arsitektur karena yang sudah saya ceritakan bahwa saya mendapat inspirasi masuk dalam arsitektur karna saya suka melihat hasil-hasil dari proyek Ayah saya karena setiap bangunan yang dibuat oleh Ayah say aitu sangat menarik. Tetapi tidka hanya bangunan, Aayah saya juga membantu membuat patung GWK yang berada di Bali, disitu saya tertarik ingin membuat dan merancang bangunan bangunan. Walaupun aku memang bukan civil tetapi dalam arsitektur saya ingin juga membuat bangunan-bangunan yang saya pikir itu menarik.

Saya berharap nanti saat sudah lulus dari binus saya bisa menjadi arsitek yang mempunyai perusahaan yang bagus dan mempunyai banyak client yang bisa kita handalkan dalam perusahaan saya. Saya akan terapkan semua pelajaran yang sudah dikasih doesn dalam binus university untuk dimasa yang akan dating nanti. Jadi saya senang masuk arsitektur karna Ayah saya suka juga kalau saya bisa melanjutkan pekerjaan ayah saya walaupun bukan di bidang yang sama, bukan dalam pekerjaan civil, tapi yang merancang bangunan yang akan di buat oleh civil. Sebelumnya Ayah saya tidak setuju kalau saya masuk arsitektur karena Ayah saya tau bahwa tugas-tugas yang ada dijurusan aristek tidak semudah itu dan juga banyak. Ayah saya takut kalau nanti saya tertinggal dan takut tidak lulus tepat waktu. Tetapi saya bisa meyakinkan Ayah saya kalau memang saya mampu kalau saya serius ingin menjadi arsitek yang nanti bisa membawa Indonesia maju dan juga pembangunan-pembangunan yang nantinya akan membawa Indonesia maju. 

Tetapi saya juga ingin berkuliah di luar negri, mungkin bisa mengambil study abroad binus. Saya menargetkan mungkin saya bisa berkuliah di Korea, dimana memang pembangunan disana sangat bagus atau mungkin Australia dimana yang lumayan juga pembangunannya. Mugkin yang paling dekat adalah singapur, disana pembangunannya bagus dimana semua bangunan bisa di tempu dengan jalan kaki saja. Dikarenakan memang pulau yang kecil dan juga berdempetan jadi bisa ditempuh dengan jalan kaki. Baik it uke mall atau ke tempat wisata wisaata yang ada di singapur.

Saya akan belajar yang tekun dan berusaha yang keras untuk memenuhi target saya bisa memasuki studies abroad di tujuan negara yang sudah saya tentukan. Seperti Korea, Australia, ataupun Singapur. Dengan itu semoga saya juga bisa membanggakan orangtua dengan study abroad lalu mempunyai gelar yang bagus dan mencapai-mencapai target target saya dikedepannya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Michelle Carolina – Get to Know Your Self

Saya Michelle Carolina, biasa dipanggil Michelle. Namun dikeluarga selalu dipanggil “meme” bahkan dengan adik yang berumur 5 tahun dikarenakan sudah menjadi kebiasaan.Saya lahir dikota Bali pada 12 Mei 2005.Riwayat pendidikan saya SD di Tunas Daud lalu pindah di One earth school dan di SMA berakhir di Jb school.Tempat yang saya tinggalin juga berpindah pindah.keluarga saya sangat sederhana,dan kesederhanaan itu sangat special bagi saya.Saya tinggal bersama keluarga besar saya.saya mempunyai kakak yang berartikan saya anak kedua.Orang tua saya bekerja sabagai wiraswasta.orang tua saya berpisah sejak tahun 2014, Diumur saya yang masih sangat kecil,sehingga saat itu saya tidak tahu persis apa yang telah terjadi.Ibu saya menolak untuk membawa saya,ayah sayalah yang membukakan pintu rumah untuk saya dan kakak saya.Melihat ayah saya yang sibuk dan selalu berpergian,membuat saya merasa sendiri dan bertanya tanya “ apa yang seharusnya saya lakukan sebagai anak?””Kenapa rasanya ayah tidak betah dirumah?”. Beberapa hari semenjak perpisahan itu saya di angkat menjadi anak tante saya,disana saya dididik,diberi perhatian dan itu membuat saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan.Tante saya baru mempunyai 1 anak saat itu.Pada saat itu saya sudah menggangap tante sebagai Ibu kandung,karena beliaulah saya bisa menjadi seperti hari ini.Terkadang momen yang saya selalu saya lontarkan ke diri saya yaitu,momen apa yang memberi perubahan ? momen apa yang ketika itu tidak terjadi maka semuanya juga akan berubah drastis? Yaitu perjuangan seorang tante,yang seharusnya tidak terlibat,tetapi memilih untuk melibatkan diri,tante saya tidak tega melihat saya dan kakak ditengah tengah jembatan yang sudah hampir rapuh,tante saya memegang tangan saya seerat mungkin,seolah olah jika saya jatuh tante saya juga akan jatuh disisi saya.Tante saya adalah alasan saya ikut bersama ayah saya.Tante saya yang menyuruh ayah untuk membawa anak anaknya.Selama meranjak menjadi Remaja, semakin banyak pertanyaan yang muncul,makin saya tumbuh dewasa semakin banyak keringet yang dihasilkan tante karena yang membiayakan hidup saya adalah tante saya.saya pernah berada di titik terbawah saya,salah satunya menyalahkan diri karena tidak bisa berbuat apa apa saat orang tua saya pisah,terkadang muncul perasaan menyesal,selalu merasa “kosong” dan membawa beban untuk tante saya,padahal beliau sama sekali tidak keberatan.

saat itu ribut besar sampai sampai saya harus pergi kesuatu tempat.Hal itu menyadarkan saya sesuatu,”we all need someone to stay” satu baris kata dari lagu “someone to stay by Vancourver sleep Clinic.Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang merasa sendiri,yang membutuhkan seseorang stay bersama dia.Line yang tadi merupakan line yang emosional dan powerful,dimana kita sebagai manusia pada akhirnya tidak bisa hidup sendiri,kita membutuhkan “soulmate” “keluarga” “pertemanan” tetapi kita harus inget disetiap pertemuan ada perpisahan “people come and go” dan terkadang kita tidak mempunyai hak untuk itu.Saya sempat dipisahkan dengan tante saya,saya dirumah Ibu,dan bagi saya.. bukannya semakin baik saya malah semakin buruk.Saya butuh sosok orang yang dapat memahami saya yaitu tante saya.saya berharap ia stay disisi saya.Sampai.saya.bisa.membalas.semua.kemuliaannya.

Saya akuin Beliau adalah sosok inspirasi saya,saya selalu diajarkan berbuat baik tanpa meminta pamrih/menunggu balasan.Saya juga diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi sebuah masalah dan membuka wawasan seluas mungkin.Beliau selalu mengsupport,tidak hanya saya melainkan karyawan,tukang tukang dan orang lain.Tante saya mengajarkan saya untuk mengenal diri saya lebih baik,dengan waktu yang lama saya tidak ingin menjadi sekedar manusia baik namun mengkontribusi sesuatu yang lebih drpada manusia.semacam menjadi heroic bagi orang orang.saya selalu diajarkan untuk keluar dari zona nyaman,agar kita tahu dunia itu seperti apa,belajar untuk “living” dibandingkan “survive”.Tante saya selalu berkata “Jangan pernah membiarkan hidup mengalir seperti air,ciptakanlah dunia mu dgn langkah demi langka,bukan berarti setiap harinya harus melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu.tetapi berlangkah dengan konsisten.ada titik dimana saya berpikir,kenapa tante hanya menasehatin saya? Kenapa tidak membuka pintu untuk saya ? setelah saya merenungi.. saya menemukan jawabannya.Pada akhirnya Saya sendirilah yang menjalani hidup dan membuat keputusan keputusan,saya harus memahami diri saya sendiri untuk memutuskan suatu hal karena semakin dewasa,semakin banyak keputusan yang harus dibuat.

Saya selalu kagum dengan “psikolog” saya kadang suka membaca di internet karena ada hal hal tertentu yang relate ke hidupan saya,dan uniknya psikolog belajar tentang perilaku manusia,habit manusia,kadang saya suka belajar diinternet terkait hal itu.Salah satu Tujuan diri saya untuk orang lain sama seperti psikolog,saya ingin menjadi bermanfaat dan meringankan beban orang orang dengan memahami mereka,ketika saya bisa meringankan beban orang lain,ada kesenangan didalam diri saya.. saya rasanya sangat gembira seakan akan dunia menjadi lebih berwarna.Saya terus keep forward dalam berbuat kebaikan.Berbicara tentang kebaikan,saya juga suka berbagi cerita tentang kesenangan saya sendiri,contohnya waktu kecil saya sering pergi ke bedugul ( salah satu daerah wisata dibali ) tetapi kali ini,saya pergi bersama keluarga besar dan momen itu adalah momen special,saya bisa melihat lesung pipi mereka yang sangat dalam ataupun line smile diwajah mereka dan itu membuat hari itu menjadi sangat special.Saya selalu membicarakan momen lucu hari itu ke teman lama saya,dimana semua anggota keluarga bermain kejar kejaran dan ayah saat itu terjatuh karena larinya seperti citata.Nenek sampai tertawa,pasti nenek berpikir “anakku yang satu ini masih ceroboh juga”.Tidak lupa dengan suasana yang dingin,dihangatkan dengan momen yang hanya bisa terjadi sekali dalam hidup.Jika diingat ingat kembali.. rasanya terputar seperti memutar video lama yang ingin saya tambahkan dengan fitur slomotion.

Berjalannya waktu saya sudah sampai dikelas 11 SMA saya sudah harus mencari informasi tentang jurusan,kampus dan kelanjutannya lagi.saya harus detail mencari setiap informasi,sejak dulu saya ingin memutuskan menjadi psikolog tetapi sekitar 3 bulan saya berubah pikiran.Saya ingin masuk arsitektur.Tante saya dulunya sering dateng ke proyek”melihat bangunan.Tante saya mempunyai toko kaca,jadi biasanya tante saya ikut turun lapangan dan mengawasi pemasangan kaca dan sebagainya.Saya sering ikut karena “rasa ingin tahu” timbul begitu saja.Keluarga saya juga sering ke hotel,kita selalu foto foto di depan hotel,di spot spot yang memiliki estetika yang unik.setelah saya melihat foto” itu saya terkejut ternyata backgroundnya dari bangunan itu sangat detail.rasa penasaran semakin meningkat setiap bertambah umur.Dari sana saya mengetahui yang namanya “mendesain”. saya terus mencari berbagai informasi.Saat itu saya sudah memantapkan diri untuk masuk ke jurusan arsitektur,saya sudah siap dan ingin mencari ilmu sedalam mungkin.uniknya ilmu arsitektur bisa lebih dalam lagi ,saya pernah melihat diinternet jika membangun rumah sakit maka kita juga mendapatkan ilmu mengenai medis dan Kesehatan ataupun Ketika membuat penjara kita membuat penghuninya punya kesadaran yang manusiawi bukannya membuat tertekan.

tante saya sempat tidak setuju saya merantau,tetapi bagi tante saya,seorang anak harus dikasi kepercayaan dan kebebasan keluar kota demi mendapatkan ilmu dan agar saya mengetahui diluar sana masih banyak orang orang yang hebat ,orang orang yang memiliki pemikiran yang luas.Sekarang saya dijakarta,berjuang bersama teman teman sejurusan,hidup dengan mandiri.
saat saya sudah kelas 12 SMA saya mendapatkan alasan lain kenapa saya memilih jurusan arsitektur,saya memilih karena dalam jurusan itu kita “membangun”
Dari kata membangun itu artinya kita membuat sesuatu hal yang belum pernah dibuat atau membangkitkan sesuatu yang sudah lama tidak “bangun” hal itu mengingatkan saya ke tante saya,yaitu “bangun”,Tante saya selalu bangun lagi setiap dihianati orang atau “ membangun” tempat untuk saya dan kakak dihati tante.Apalagi Arsitektur itu membangun impian impian “tempat” orang orang,yang setiap bentuknya memiliki makna,yang bisa membuat mereka betah ditempat itu.
Suatu bangunan yang baru adalah pejuang yang sedang mengembangkan sesuatu didalam bangunan tersebut,melihat seseorang yang berjuang ditempat yang mereka impikan ataupun memulai semuanya dari 0 adalah sesuatu yang membanggakan.
saya sekarang sebagai mahasiswa ingin terus belajar dan belajar,saya akan menolak merasa cukup ,agar saya terus belajar.Sekian dari saya,Maaf bila ada salah kata.Saya ucapkan Terima Kasih.

Saya memohon untuk 1500 kata saya cukup dibaca oleh pak rich 🙏🏻

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Maulana Irsan Ismawan – Get to Know Your Self

Nama saya adalah Maulana Irsan Ismawan, tetapi teman-teman biasanya memanggil saya dengan nama Irsan. Saya lahir di Jakarta dan merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan momen berharga, dan salah satu momen paling berkesan dalam hidup saya adalah ketika saya diterima di Universitas Ritsumeikan. Ini adalah prestasi yang besar
dalam hidup saya, mengingat Ritsumeikan dikenal sebagai salah satu universitas yang sangat sulit untuk masuk. Kebanggaan dankebahagiaan saya tak terkira ketika saya menerima kabar bahwa saya diterima di universitas ini. Selain prestasi akademik, saya juga memiliki momen berharga lain dalam hidup saya. Beberapa tahun yang lalu, memiliki kesempatanuntuk berlibur ke Jepang dan Turki. Pengalaman ini adalah salah satu yang tidak akan pernah saya lupakan, dan saya selalu siap
menjelaskan dengan antusiasme setiap kali orang bertanya tentang perjalanan saya ke dua negara ini. Ini adalah pengalaman yang mengubah hidup saya, dan saya merasa beruntung bisa melihat dan merasakannya.

Namun, sebelum saya membagikan lebih banyak pengalaman pribadi saya, mari kita kembali sejenak ke masa kecil saya. Ketika saya masih sekolah dasar, kedua orang tua saya sangat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Mereka bekerja keras untuk memastikan kehidupan kami berjalan lancar. Sebagai hasilnya, saya sering menghabiskan waktu dengan pembantu di rumah. Itu
adalah waktu yang nyaman, meskipun saya merindukan kehadiran dan perhatian lebih dari orang tua saya.Kemudian, ketika saya memasuki sekolah menengah, kehidupan keluarga kami mengalami perubahan besar. Orang tua kamimemutuskan untuk pindah ke rumah baru karena beberapa alasan tertentu. Di rumah baru ini, situasi berubah, dan pembantu yang biasanya merawat saya dan kakak saya tidak lagi bekerja untuk kami. Seiring berjalannya waktu, orang tua kami mulai menghabiskan
lebih banyak waktu dengan kami, anak-anak mereka. Ini adalah perubahan positif, karena kami memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan mereka dan melibatkan diri dalam aktivitas bersama.
Namun, pekerjaan orang tua kami juga semakin menuntut. Ibu saya adalah seorang technical support specialist dan seorang arsitek yang sering terlibat dalam proyek-proyek lapangan. Sementara ayah saya adalah seorang developer perumahan. Keduanya memiliki pekerjaan yang sangat sibuk yang membutuhkan waktu dan dedikasi yang besar. Sebagai hasilnya, kami sebagai anak-anak harus
belajar menjadi lebih mandiri dan mengatur waktu dengan baik. Waktu bersama orang tua menjadi lebih sedikit, tetapi kami memahami bahwa mereka bekerja keras untuk memberikan kami masa depan yang lebih baik.

Latar belakang orang tua saya yang bekerja di bidang arsitektur telah memberi saya pemahaman yang lebih dalam tentang dunia arsitektur. Sejak saya masih kecil, segala hal yang berhubungan dengan arsitektur tidak asing bagi saya. Saya sering mendengar pembicaraan orang tua saya tentang proyek-proyek arsitektur dan desain bangunan. Hal ini justru memicu minat dan semangat saya
untuk belajar lebih banyak tentang arsitektur. Saya menyadari bahwa arsitektur adalah seni dan ilmu yang kompleks. Ini adalah bidang yang menggabungkan keindahan estetika dengan fungsi praktis. Ketika saya melihat bangunan-bangunan di sekitar saya, saya selalu tertarik untuk memahami desainnya,
strukturnya, dan bagaimana orang-orang berinteraksi dengan ruang tersebut. Saya percaya bahwa arsitektur memiliki kemampuan untuk memengaruhi kehidupan sehari-hari orang banyak dan menciptakan tempat-tempat yang indah dan fungsional. Saat ini, setiap kali saya mengunjungi tempat baru atau melewati bangunan menarik, saya selalu berusaha untuk memahami lebih
dalam tentang desain dan konsep di baliknya. Saya melihat setiap kesempatan untuk memperluas pengetahuan saya tentang arsitektur sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang dalam bidang ini. Karena bagi saya, setiap sudut, garis, dan elemen dalam arsitektur memiliki cerita dan makna tersendiri. Selain ketertarikan saya pada arsitektur, ada satu hal lagi yang selalu menemani saya dalam perjalanan hidup ini: musik. Saya percaya bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat mengungkapkan perasaan dan emosi dengan cara yang tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata. Salah satu lagu yang sangat saya nikmati dan meresapi adalah “Lemon Boy” yang dinyanyikan oleh Cavetown. Lagu ini telah menjadi bagian dari playlist Spotify saya dan selalu menjadi teman setia saat saya mengerjakan tugas atau beristirahat. “Lemon Boy” memiliki lirik yang penuh dengan makna dan gambaran yang kuat. Saya merasa sangat terhubung dengan karakter Lemon Boy yang digambarkan dalam lagu ini. Seperti Lemon Boy, saya juga merasa bahwa ada banyak aspek dalam diri saya yang mungkin tidak selalu terlihat oleh orang lain. Lagu ini mengingatkan saya untuk tetap menjadi diri sendiri dan menghargai keunikan yang ada dalam diri saya. Saat ini, ketika saya sedang sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliah atau proyek-proyek desain, musik selalu menjadi teman setia yang mengiringi perjalanan saya. Dengan latar belakang musik yang saya miliki, saya juga percaya bahwa kreativitas dalam seni dan desain dapat ditingkatkan melalui apresiasi terhadap musik dan seni lainnya. Selain itu, lagu ini juga mencerminkan sisi pribadi saya yang introspektif. Saya sering merenung tentang makna kehidupan, tujuan saya, dan bagaimana saya dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan dunia melalui bidang arsitektur yang saya geluti. Saya berharap bahwa seperti Lemon Boy yang “tumbuh menjadi lebih baik,” saya juga dapat terus tumbuh dan berkembang dalam perjalanan hidup saya.

Sebagai mahasiswa arsitektur yang berkomitmen untuk belajar dan berkembang, saya tahu bahwa perjalanan ini akan penuh dengan tantangan dan pengorbanan. Saya harus mengatur waktu dengan baik antara kuliah, tugas, dan proyek desain. Selain itu, saya juga harus mencari peluang untuk magang atau bekerja paruh waktu dalam bidang arsitektur untuk memperoleh pengalaman praktis yang
berharga. Selama kuliah, saya juga berharap dapat terlibat dalam proyek-proyek desain yang relevan dan berdampak positif. Saya ingin menggabungkan pengetahuan dan kreativitas saya untuk menciptakan ruang-ruang yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan sekaligus mencerminkan visi estetika atau identitas saya. Saya juga berencana untuk bergabung dengan komunitas mahasiswa arsitektur di universitas untuk membangun jaringan, berkolaborasi dengan teman seangkatan, dan terus mengembangkan diri. Dengan latar belakang keluarga yang bergerak di bidang arsitektur, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan warisan dan usaha yang telah dibangun oleh orang tua saya. Saya ingin menjadi arsitek yang berdedikasi untuk menciptakan bangunan yang berfungsi, indah, dan berkelanjutan. Saya percaya bahwa melalui kesungguhan, kerja keras, dan semangat untuk terus belajar, saya dapat mencapai tujuan ini dan memberikan kontribusi yang berarti dalam dunia arsitektur. Dalam perjalanan hidup ini, saya juga akan terus mendengarkan lagu “Lemon Boy” sebagai pengingat untuk tetap menjadi diri sendiri dan menghargai setiap aspek unik dalam diri saya. Saya percaya bahwa dengan tetap setia pada diri sendiri dan terus berkembang, kita semua dapat tumbuh menjadi
pribadi yang lebih baik dan mencapai potensi kita yang sejati. Saya bersyukur atas kesempatan ini untuk belajar dan berkembang sebagai mahasiswa arsitektur. Saya siap menghadapi tantangan yang ada dan berkomitmen untuk meraih impian saya dalam duniaarsitektur.

Setiap langkah yang saya ambil adalah bagian dari perjalanan panjang ini, dan saya yakin bahwa masa depan saya akan penuh dengan pencapaian dan kebahagiaan dalam mencapai tujuan saya.
Tujuan saya dalam kehidupan sebagai seorang mahasiswa arsitektur adalah menjadi seorang arsitek yang ternama. Saya percaya bahwa arsitektur bukan hanya tentang merancang bangunan yang indah, tetapi juga tentang menciptakan tempat tinggal yang nyaman dan berfungsi untuk semua orang, terlepas dari kondisi finansial mereka. Sebagai seorang mahasiswa baru dalam jurusan arsitektur, saya telah memiliki visi yang kuat tentang bagaimana arsitektur dapat menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup orang-orang.

Pertama-tama, saya menyadari bahwa menjadi arsitek yang ternama memerlukan dedikasi dan komitmen yang tinggi. Proses pembelajaran dalam arsitektur tidak selalu mudah, dan tantangan yang kompleks seringkali muncul dalam merancang bangunan yang memenuhi kebutuhan dan harapan klien. Namun, saya siap untuk menghadapi tantangan ini dengan semangat dan tekad yang tinggi. Visi saya sebagai seorang arsitek adalah merancang tempat tinggal yang tidak hanya estetis memukau, tetapi juga praktis dan terjangkau bagi semua orang. Saya percaya bahwa setiap orang berhak memiliki rumah yang aman dan nyaman tanpa harus mengorbankan finansial mereka. Untuk mencapai tujuan ini, saya akan memfokuskan penelitian dan pengembangan desain saya pada konsep-konsep keberlanjutan dan efisiensi energi. Dalam usaha saya untuk mencapai tujuan ini, saya telah mengambil langkah-langkah konkret. Pertama-tama, saya aktif mengikuti kursus dan seminar terkait arsitektur berkelanjutan. Saya memahami pentingnya merancang bangunan yang ramah lingkungan dan berusaha untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam setiap proyek desain saya. Selain itu, saya juga terlibat dalam proyek- proyek sosial dan amal yang berkaitan dengan perumahan yang terjangkau. Ini membantu saya memahami tantangan yang dihadapi oleh banyak orang dalam mencari tempat tinggal yang layak. Saya juga percaya bahwa pendidikan bukanlah akhir dari perjalanan saya. Oleh karena itu, saya berencana untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan saya dalam arsitektur. Saya berencana untuk mengikuti program magister di bidang arsitektur berkelanjutan setelah lulus, sehingga saya dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang teknologi dan praktik terbaru dalam desain yang ramah lingkungan.

Selain itu, saya juga ingin berkolaborasi dengan organisasi-organisasi nirlaba yang berfokus pada perumahan yang terjangkau. Saya percaya bahwa dengan bekerja bersama dengan organisasi-organisasi ini, saya dapat mengambil bagian dalam proyek-proyek yang lebih besar untuk membantu mereka yang membutuhkan. Saya akan mengambil kesempatan ini untuk belajar dari pengalaman praktis dan berkontribusi pada masyarakat. Dalam perjalanan menuju menjadi arsitek yang ternama, saya juga mengerti bahwa networking dan hubungan adalah kunci. Saya akan aktif terlibat dalam komunitas arsitektur, bergabung dengan asosiasi profesional, dan berpartisipasi dalam acara-acara industri. Ini akan membantu saya membangun hubungan dengan rekan-rekan arsitek yang
berbagi visi yang sama dan dapat memberikan dukungan dalam menggapai impian saya. Saya ingin menciptakan perubahan positif dalam dunia arsitektur, di mana setiap orang memiliki akses ke tempat tinggal yang layak tanpa harus mengorbankan finansial mereka. Saya percaya bahwa dengan dedikasi, pendidikan, kolaborasi, dan komitmen yang kuat, saya dapat mencapai tujuan ini. Sebagai seorang mahasiswa baru dalam jurusan arsitektur, saya siap untuk melangkah maju dan memulai perjalanan yang akan membawa saya menuju menjadi seorang arsitek yang ternama dan berdedikasi untuk menciptakan
tempat tinggal yang lebih baik bagi semua orang.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Marchelina – Get to Know Your Self

Nama saya Marchelina saya berasal dari Riau kota Pekanbaru. Orang tua saya berasal dari Riau Selatpanjang. Papa saya lulusan SMA sedangkan mama saya lulusan SMP. Mereka berbeda 10 tahun namun still romantic. Every anniversary they will celebrate it together with us. Ini pertama kali saya merantau ke pulau Jawa yang masih asing bagi saya. Kemaren kami pernah datang sekali dengan bawa mobil sendiri mungkin ini pengalaman yang cukup mengesankan bagi saya. Perjalanan dari Riau pulau Sumatera ke pulau Jawa. Di hari pertama kami berhenti di Jambi dari Pekanbaru to Jambi by mobil its takes like 14 hours dan papa saya kuat membawa mobil dengan waktu sepanjang itu. Dia sangatlah suka travel by car dibanding dengan plane or ship. Setelah dari Jambi kami pergi ke Bakauheni untuk menaikan mobil kami ke atas feri dan melewati ke merak sampai merak yang berarti kami telah sampai di Pulau Jawa. Kami melewati Banten dan kota kota lain sampai ke Jakarta Barat dan stay 10 hari di sini tpi hari ke 5 kami pergi ke Bandung Tangkuban Perahu dan Trans Studio. Dan perjalanan pulang sangatlah lelah tetapi papa saya masih sangat semangat. Kami yang duduk di belakang aja sudah tidak tahan tapi beliau masih sangat semangat dan ingin lanjut ke sumatra barat. Dan setelah dua minggu saya datang ke Jakarta and mulaia kuliah dari fyp sampai skrng sudah 1 bulan lebih. Mungkin kadang akan feel homesick yah tapi ya harus tetap dilanjutkan. Yang dulu saya takut dalam segalanya even just order barang ke waiter aja dulu saya masih sangat segan dan takut, but sekarang berbeda bagaimana pun saya tetap harus melakukannya and saya gak mungkin hanya karena takut jadi tidak makan right? Jadi semoga dapat berjalan dengan lancar. And i feel exited for lunar new year, karena bakal balik to my hometown. Balik ke Pekanbaru then go to papa mama punya tempat kelahiran yaitu Selatpanjang yang setiap kali imlek bakal ada perang air yang seperti di Thailand. Jadi setiap jam 4-6 mereka yang di rumah menyiapkan air keluar dan yang dalam keluar naik becak then bawa air and siram siraman. Dan keharmonisan keluarga suasananya itu yang bikin kangen, walaupun kadang betulan ribut banget tapi yah im just enjoy. 

Saya orangnya lebih introvert but now im trying to be a extrovert. Dulu ketika kelas tiga saya pernah hampir tidak punya teman sama sekali but pada kenaikan kelas ke kelas 3 saya memiliki banyak teman menurut saya itu bukan salah saya soalnya saya orangnya tuh come come aja ga milih milih teman. Tetapi teman yang pada saat kelas tiga mereka hanya ingin berteman dengan teman lamanya dan tidak ingin berbaur. Dan pada saat SMP saya pindah sekolah ke sekolah Darma Yudha. Di sini saya mendapatkan teman yang banyak dan baik, namun tingkat kegengsian mereka sangatlah tinggi saya tidak tahu mengapa. Iya saya sebenarnya tidak boleh menilai orang dengan begitu saja dan saya tahu saya tidak berhak untuk comment orang begitu but yah just asking. Terus sampai ke SMA dan selanjutnya and pada saat SMA 2 atau kelas 11 datanglah covid yang mengubah segala galanya dari cara hidup dan lain lain. Sampai kelas 12 saya masih belajar dalam bentuk online. Saya tidak serius dalam belajar dan tidak tahu arah hidup saya itu kemana dan mengapa saya hidup. Sampai saya gbyear 1 tahun dan dari awalnya saya ingin mengambil school design di Malaysia ga jadi karena english saya yang masih kurang untuk ielts sehingga saya ambil ke Binus. Kenapa saya memilih arsitektur karena saya suka dengan bagaimana cara papa saya bekerja. Papa saya bukan seorang arsitek karena dia tidak menyelesaikan kuliahnya namun ia masih tahu the basic knowledge dan ada proyek proyek kecil yah walaupun sekarang nganggur. Papa saya dulu kuliahnya itu sipil jadi yah still ok for me to tanya tanya about sth. Saya di rumah menggunakan bahasa mandarin so bahasa Indonesia saya rada kaku dan kadang susah dalam menyampaikan sesusatu. Lagu lagu atau segala hiburan like movie drama tiktok game saya cuman memainkannya melihatnya dengan bahasa mandarin dan bahasa hp saya itu pun mandarin. Lagu yang paling sering saya dengar adalah lagunya jj lin dan jay zhou. Lagu mereka memiliki banyak sekali arti yang dalam dan melodinya sangat enak didengar. Kemudian tujuan hidup, tujuan hidup saya adalah hidup dengan bahagia dan hidup pada waktu and momen tersebut. 

Seperti if sekarang ingin makan apa minum apa saya akan tidak pikir dua kali melakukannya dan ketika tua even sudah berpasangan atau nggak saya pun tidak ingin diikat dengan hal tersebut seperti yang kita tahu kalau misalkan menjadi seorang mama maka waktu kita akan sangat berkurang dan yah harus membagikan waktu kepada anak kita jadi saya ok ok saja jika tidak berpasangan atau pun tidak memiliki anak i want to be free! Iya saya agak egois orangnya jadi tujuan hidup saya adalah membahagiakan diri saya sendiri i live for myself. Kemudian saya merupakan anak sulung yah yang tanggung jawabnya lebih besar karena saya yang lahirnya 2004 memiliki adik yang lahirnya 2013 dan 2018. Yang satunya baru 10 tahun dan yang satunya still kindergarten yaitu 5 tahun. Oh and ada satu lagi adek saya yang seangkatan dengan saya karena saya gbyear yang 2005 dia mengambil double degree. Dari dulu adek saya yang kedua ini memang lebih cerdas dari saya. Dia selalu mendapat juara satu dan saya hanya mungkin 2/3. Keluarga selalu membandingkan dia dengan saya. 

Jujur saja saya tidak suka hal yang begitu karena kelebihan dan kekurangan setiap orang itu berbeda. Seperti saya bisa masak dia tidak bisa saya bisa masalah rumah tangga dia tidak bisa. Jadi yah i hate it. But saya ga pernah iri dengan dia karena dia lebih pinter dari saya jujur saya ga pernah. Dia pintar ya itu kemampuan dia dan dia hebar i just agree that. Kemudian adek saya yang berdua kecil itu sangatlah lucu, dan jujur dari semua adik saya paling sayang adik yang terakhir. Karena dia masih kecil dan imut walaupun kadang mungkin sedikit nakal dan jahil. Saya pernah quality bersama mereka yah dengan sangat senang hati hehe. Next i think i have trauma dengan lelaki yang berpenampilan aneh because pada saya sd kelas 3 dimana saya tidak memiliki teman namun ada saja seorang supir yang selalu berkelakuan aneh seperti wink ke saya atau ajak saya kenalan saya sangat takut dengan hal tersebut. Kemudian saya mengapa memilih arsitektur yah because i like it saya mau mengertiin apa saja itu arsitektur sebenarnya saya lebih sering belajar ke interior design. Dulunya saya lebih ingin belajar ke interior design but setelah mengerti dan mengevaluasi saya lebih suka arsitektur yang tantangannya lebih besar. Mungkin kalau diberi saya kesempatan sekali lagi saya akan tetap memilih arsitektur. Maafkan saya karena bahasa Indonesia saya yang sangat kacau saya akan segera mengimprove bahasa Indonesia saya dengan lebih baik lagi dibanding sekarang dan juga bahasa english saya yang masih sangat tidak jelas. Saya nervous jika berkata kata di depan. Public speaking bagi saya merupakan hal yang sangat susah not even just public speaking for me presentations also sangat susah sangat sangat susah. 

Sekarang saya sedang belajar untuk tidak nervous berbicara kepada banyak orang. Saya ingin berubah. Setelah menjadi mahasiswa menurut saya saya telah banyak berbeda dari yang setiap hari main game sampai sekarang yang satu bulan tidak main game pun tidak apa apa. Dari penampilan saya juga ingin berubah menjadi lebih baik dan lebih rapi. Soalnya saya adalah orang yang pemalas yang suka menunda tugas atau activity apa pun saya suka sekali menunda namun sekarang saya sedang mencoba merubah diri saya menjadi lebih baik semoga saya dapat melakukannya. Soal lagu yang saya sukai saya lebih suka lagu yang r&b or mozart. Saya orangnya agak tidak sabaran dan pemarah but marahnya just dalam hati and I’m a pisces so saya orangnya rada emotional dalam hal tertentu seperti dengan melihat orang tua seperti kakek nenek yang berbahagia saya akan menangis dengan begitu saja ataupun hanya karena mendengar lullaby yang dulu saya dengar ketika masih bisa digendong papa saya I miss that moment. Saya ingin menangis ketika mengingat hal tersebut saya sadar bahwa saya telah dewasa dan tidak dapat lagi digendong papa saya ataupun dijaga papa mama saya seperti baby.

I should to be mandiri all things have to 靠自己. I love my family so much. Bagi saya keluarga pasti adalah priority yang pasti saya pertamakan. Saya agak sedikit bingung dengan adek saya yang lebih men priority kan temannya dibanding dengan keluarga saya sampai hari ini masih tidak memgerti. Ketika ada quality time with family dia lebih memilih teman kebanding kami. Ceritanya pada saat itu kami berencana buat main ke pantai but dia ada janji dengan teman kalau bagi saya saya akan bilang ke teman kalau saya ada acara dengan keluarga tetapi dia tidak and dia pergi nonton dengan temannya alhasil kami tidak jadi pergi karena dia. 

Bagi saya keluarga adalah orang yang menemani kita seumur hidup and friend just a friend tidak mungkin selamanya. Keluarga juga tidak selamanya namun seumur hidup mereka mereka akan baik ke kita tanpa minta kembali. Kalau sama teman minjam uang harus dibalikin but kalau sama papa mama itu ga usah pinjam saja langsung dikasih jadi i love my family so much.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Mahabir Singh – Get to Know Your Self

Nama saya Mahabir dan biasa di panggil Abir, saya berusia 19 tahun dan saya anak ke 3 dari 4 bersaudara. Saya sekolah di Universal School dari TK hingga kelas 6 SD, lalu saya pindah ke Mahatma Gandhj School Kemayoran dan saya hingga lulus di Sekolah tersebut. Saya terlahir dari Keluarga yang sukses syukurnya, Ayah saya adalah seorang Entrepreuner dan Mama saya juga sama seperti Ayah saya. Sejak kecil saya selalu diajarkan untuk bersosial, menjadi orang yang jujur dan berguna buat orang lain dan pastinya rajin beribadah.

Saya lulus sekolah pada tahun 2022 dan saya sempat berkerja di USA selama 6 bulan maka dari itu saya gap satu tahun sebelum kuliah. Sekarang saya akan menceritakan sedikit mengenai pengalaman saya kerja disana. Mungkin bagi kalian yang membaca ini terdengar bahagia jika bisa kerja dinegera orang dari segi duit dan pengalaman. Jujur untuk masalah itu pasti bahagia, tapi dalam segi kerja itu pasti berat juga, bagi saya kerja itu tidak ada yang tidak cape, pasti ada capenya. Saya kerja di Arizona, Tucson USA di sebuah restaurant dan jujur kerja disana itu ada serunya ada tidaknya juga. Serunya kita bisa belajar culture mereka dan pengalaman yang sangat seru pastinya

Percaya atau tidak percaya mungkin jika saya sekolah disana saya akan betah² aja, tapi kalau untuk kerja agak cukup berat karena kita disana sendiri tidak ada teman seperti disini karena disana mereka semua mandiri dan tidak butuh kalian dalam hidup mereka. Mereka bisa apa² sendiri dan ya balik lagi rasa untuk ingin balik ke Negara yang kita Cintai itu cukup besar sekali.

Saya sudah memulai berkerja dari saya masi menduduki kelas 11 saat pandemi pada saat itu, saya dipanggil untuk menjadi model sebuah brand untuk pertama kalinya di tahun 2020 dan darisitu saya juga kadi model sampe saat ini dan itu saya menjadikannya kerja sampingan karena modeling itu tidak setiap saat ada, ketika ada panggilan baru ada kerjaan. Pada awalnya Orang Tua saya tidak setuju untuk hal itu, tapi selalu menyakinkan mereka bahwa saya membutuhkan uang jalan tambahan since orang tua saya tidak memberi saya uang jajan.

Pasti kalian akan berpikir kenapa saya tidak mendapatkan uang jajan kan kita masi jadi tanggung jawab mereka? Yup bener sekali kita masi jadi tanggung jawab mereka. Tapi di balik itu kita harus mikir gimana caranya untuk tau cara mencari uang dan susahnya mencari uang. Saya selalu diajarkan mandiri oleh orang tua saya, dan diajarkan untuk jangan enaknya, kita harus tau susahnya cari duit dan diajarkan untuk bisa mengolah duit. Jadi mereka itu bukannya pelit tetapi mereka itu mengajarkan kita udah coba sendiri dulu. Dan sekarang banyak anak yang diberi uang jajan gede perminggu ataupun perbulan, balik lagi si itu semua bebas ya. Tapi kalau di pikir² mau sampe kapan kita mengharapkan kedua beliau terus. Kita harus coba sendiri apalagibdi umur kita yang segini.

Saya juga sering membantu orang tua saya dalam segi perkerjaaj mereka, ketika mereka membutuhkan bantuan saya untuk ambil barang di tempat A antar ke tempat B atau kemana pun itu, saya usahakan saya jalan kalau ada waktu kosong untuk sedikit banyak tahu bagaimana cara kerja mereka, kenapa seperti itu? Kita jujur tidak pernah tahu bagaimana kedepannya. Umur mereka semangkin tua, amit² bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kita tahu apa yang yang harus kita lakukan. Itu yang sebenernya mereka ingin mengajarkan untuk bisa belajar banyak sebelum telat.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Kellya Nirwana – Get to Know Your Self

Nama saya Kellya Nirwana, saya lahir dan tinggal di jakarta sejak umur saya 0. Saya lahir pada hari sabtu pagi tanggal 4 Juni 2005 dan saya adalah anak perempuan pertama di keluarga saya. Saya mempunyai saudara adik laki-laki yang berbeda 2 tahun dengan saya dan keluarga inti saya hanya beranggotakan 4 orang, yaitu mama saya, papa saya, saya, dan adik saya. Sebagai seorang kakak tentu saja tidak mudah bagi saya, saya dituntut untuk menjadi contoh yang baik untuk adik saya, saya harus mandiri karena saya adalah anak pertama, bahkan harus mengalah dalam hal apapun jika adik saya menginginkannya. Jika adik saya yang salah, saya juga pasti akan kena dimarahi karena tidak bisa menjaga adik, dan masalah kecil lain lainnya yang terjadi. Akibat kejadian kejadian seperti itu membuat saya menjadi tangguh dan mandiri, saya berani menggambil keputusan dan mental saya juga menjadi lebih tangguh. Karena sifat anak perempuan tertua juga saya merasakan saya mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, dan juga memiliki rasa tanggung jawab yang besar dalam hal apapun yang saya lakukan dan saya selalu ingin memberikan outcome yang terbaik. Saya dan adik saya tumbuh di keluarga yang cukup hangat dimana kami dibesarkan dengan penuh kasih sayang kedua orang tua. Tentu saja semua keluarga tidak selama nya merasakan bahagia, tetapi pasti ada momen sedih nya juga. Menurut saya keluarga saya adalah keluarga yang hangat, tetapi tentu saja terkadang orang tua saya bertengkar dan jika itu terjadi biasanya saya dan adik saya selalu masuk ke kamar saja dan tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun, meskipun mereka bertengkar pasti beberapa hari sudah baikan seperti biasanya jadi kami masih pergi jalan-jalan bersama, menghabiskan waktu bersama seperti keluarga pada umumnya. Pekerjaan mama saya adalah karyawan disebuah kantor travel dan ia mengambil posisi sebagai tour leader. Sedangkan papa saya adalah juga seorang karyawan di perusahaan yang bertanggung jawab atas pemerintah, dan posisi papa saya adalah sebagai event organizer untuk event pemerintah-pemerintah. Dulu sebelum covid menyerang papa saya memiliki perusahaan sendiri untuk tour dan event organizer, dan untuk client tour biasanya mayoritas papa saya menghandle orang Jepang. Namun karena covid, perusahaan papa saya terpaksa gulung tikar karena pada saat pandemi tidak bisa berpergian. Pada saat itu mama papa sangat terpuruk karena keduanya bekerja di dunia pariwisata dan pada saat itu covid. Tetapi seiring jalan nya waktu mama papa berhasil bangkit kembali dan mampu membiayai saya kuliah di universitas bina nusantara. Akibat yang saya rasakan dalam hidup saya adalah, saya merasa menjadi lebih mengargai waktu, uang, dan juga orang tua saya tentu nya.

Kesedihan terbesar yang saya alami adalah saat pandemic covid 19. Ketika saya melihat kedua orang tua saya begitu susah mencari uang karena pandemi. Kami seperti benar benar bertahan hidup dari covid. Ekonomi keluarga saya menurun drastis pada saat itu karena kedua orang tua saya berada di dunia pariwisata yang sudah jelas jatuh paling dalam saat pandemic karena tidak boleh keluar negeri ataupun kemana-mana. Pada saat itu orang tua saya mencari uang dengan apapun caranya. Pertama papa saya menjual mobilnya untuk membuka usaha dan usaha awalnya mereka mencoba berjualan thai tea di stan depan supermarket. Bisnis thai tea cukup lama di jalankan tetapi lama kelamaan mulai tidak ada perkembangan jadi mereka memutuskan untuk stop berjualan thai tea dan beberapa waktu kemudian mencoba berjualan telur di kios. Tetapi bisnis telur ini tidak membuahkan keuntungan yang cukup dan hanya membuat lelah saja karena harus diantar tetapi pendapatan yang di terima juga tidak cukup, jadi mereka memutuskan untuk tidak berjualan telur lagi. Tidak lama kemudian mama menjual mobilnya untuk uang sehari-hari dan papa saya akhirnya membantu bisnis kakak nya yang adalah om saya. Bisnis om saya adalah logistic. Bisnis logistic nya berjalan dengan sangat baik karena pandemic. Karena pandemic orang orang jadi membeli barang lewat online shop, dan itu sangat mengguntungkan bagi yang memiliki bisnis logistic seperti JNE, Wahana, dll. Setiap hari papa membantu bisnis kakaknya di ruko dan mama hanya menjalani work from home sebagai freelance ticketing. Mama freelance ticketing untuk orang-orang yang butuh memesan tiket keluar negeri yang biasanya untuk health check-up keluar negeri, atau yang ingin belajar keluar negeri dalam waktu pandemic, atau yang lainnya. Pada saat itu mama papa juga bekerja untuk membuat paket karantina di hotel. Jadi untungnya kami masih dapat uang meskipun dalam jumlah yang kecil. Dalam sela sela kesibukan itu, kami sekeluarga terkena covid. Pertama papa saya yang terpapar duluan mungkin karena bekerja di luar rumah. Kemudian saya juga terpapar, lalu mama dan adik saya tidak terpapar. Jadi adik saya di pindahkan ke rumah nenek saya supaya tidak terpapar juga, sedangkan mama saya di rumah bersama papa dan saya untuk merawat kami. Pada saat itu keluarga dari mama dan papa juga banyak membantu kami. Bantuan yang kami dapat dari keluarga papa berupa uang dan juga vitamin. Sedangkan dari keluarga mama saya juga sama tetapi juga obat obatan karena adik mama saya adalah seorang apoteker, jadi ia tahu obat dan vitamin apa yang perlu untuk dikonsumsi saat terpapar covid. Saya dan papa saya menjalani karantina di kamar rumah masing-masing. Saya ingat sekali pada saat hari pertama masuk SMA kelas 11 kami lakukan secara online dan saat itu saya sedang terpapar covid. Jadi dalam keadaan covid pun saya harus tetap belajar tanpa menghiraukan rasa sakit yang saya alami. Tetapi untungnya gejala covid saya tidak terlalu parah, saya masih bisa belajar dengan baik dan bahkan di waktu kosong saya melukis dan menggambar. Karena saat itu saya bosan, saya bahkan sampai melukis di kaca lemari dan itu sangat menyenangkan bagi saya. Bagi saya dengan melakukan aktifitas, saya jadi lupa jika saya sedang terpapar covid. Saya melakukan banyak aktifitas saat sedang karantina agar mental saya tetap sehat, banyak sekali orang-orang yang terkena covid dan mental nya menjadi rusak karena terlalu banyak pikiran negative. Saat itu saya hanya melakukan banyak aktifitas yang dapat mengdistract saya dari pikiran yang negative dan banyak berdoa. Selama 2 minggu saya minum obat banyak sekali, dan puji tuhan setelah 2 minggu saya berhasil dikatakan negative dari covid. Begitu juga dengan papa saya yang sembuh duluan karena saya terpapar sekitar 3 atau 4 hari setelah papa saya terpapar.

Dari kecil saya sangat tertarik pada seni dan dulu sempat ingin mengambil jurusan fashion design. Tetapi karena karir fashion design di Indonesia masih kurang menjamin dan sangat sedikit peluang. Dulu saya masih sangat bingung dan ragu ingin menggambil jurusan apa, karena saya tidak punya hobi yang benar benar saya nikmati dan ingin menajdikannya sebagai karir. Jadi orang tua saya merekomendasikan jurusan perhotelan karena mereka sudah berada dibidang pariwisata dan ingin anaknya juga berada di bidang itu. Namun, saya tidak tertarik sama sekali dalam jurusan itu karena saya tidak suka memasak dan tidak tertarik dengan operation hotel, jadi saya menolak dan mencari cari jurusan lagi. Lalu saat SMA saya menjadi murid yang rajin dan ambisius akibatnya nilai saya menjadi bagus dan saat itu saya masih belum yakin ingin menggambil jurusan arsitektur karena menurut saya arsitektur sepertinya akan sangat sulit. Saya masih belum percaya diri untuk mengambil jurusan arsitektur meskipun jurusan arsitektur sudah ada di top 3 jurusan yang saya ingin masuk. Setelah berdiskusi dengan orang tua saya, mereka sangat mendukung saya untuk menggambil jurusan ini dan memotivasi saya agar tidak takut untuk menggambil jurusan yang sulit. Setelah berbincang bincang dengan teman sekolah saya yang ingin menggambil jurusan kedokteran saya juga jadi tertantang untuk berani menggambil jurusan arsitektur. Akhirnya saya memutuskan untuk berani menggambil jurusan arsitektur dan akan semangat untuk menyelesaikan studi pada jurusan arsitektur ini. Saya menjadi tertarik dengan proses pembuatan gedung/rumah tinggal, syarat syarat dalam membangun, dan banyak lagi. Dan juga prospek karir arsitektur cukup menjaminkan jadi saya memilih jurusan ini dan saya harap saya mengambil keputusan yang tepat dan dapat menyelesaikan studi ini dengan baik dan tepat waktu.

Saya sangat tertarik dengan arsitektur sampai segala hal yang berhubungan dengan arsitektur saya sangat amat kepo dan ingin tahu. Contoh saat saya berpergian saya melihat bangunan yang bagus maka saya akan sangat kepo dengan bangunannya seperti tembok nya terbuat dari material apa, atau berpikir bagaimana cara mereka bisa mendesign seperti ini, dan banyak lagi. Saya personali paling suka gaya arsitektur di Negara Negara eropa karena menurut saya arsitektur di sana sangat cantik dan memiliki khas nya sendiri. Momen yang melekat pada saya adalah saat saya sukses dan selesai dalam mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan yang saya lakukan dan saya merasa bangga jika bisa menyelesaikannya tepat waktu dan mendapat nilai yang bagus. Saya merasa ada kebahagiaannya tersendiri jika berhasil melakukan sesuatu apapun itu. Saya selalu senang saat menceritakan keberhasilan saya tetapi tidak menyombongkan diri, namun lebih ke memberitahu proses apa yang sudah saya lewati untuk berada di posisi ini. Saya juga suka menceritakan hal hal yang membuat saya bahagia. Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri dalah sampai di tahap sukses dan tidak perlu mengkawathirkan kekurangan uang ataupun fasilitas yang di miliki, mengerjakan pekerjaan saya dengan rasa senang hati tanpa perasaan terpaksa, dan juga membanggakan kedua orangtua saya. Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah tentunya dengan kehadiran saya mereka dapat menjadi lebih terbantu, saya siap untuk mengerahkan dan membantu orang lain sebisa mungkin yang saya dapat lakukan. Dan juga saya harap kehadiran saya dapat membuat orang lain menjadi versi terbaik dari dirinya dan mereka dapat menggembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Karina Maharani- Get to Know Your Self

Nama saya Karina Maharani. Saya dilahirkan di sebuah kota yang dijuluki kota Seribu Sungai pada tanggal 24 Juni 2005. Saya merupakan anak ke-3 dari tiga bersaudara. Saya dibesarkan dengan segala kecukupan dan kasih sayang oleh kedua orang tua saya. Ayah saya yang bernama Achmad Zabir Djaenudin merupakan seorang konsultan swasta yang bergerak pada bidang Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) dan ibu saya yang bernama Esti Kusri Hartijah yang merupakan seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita karir yang bekerja pada bidang yang juga berkaitan dengan pekerjaan ayah saya. Walaupun kedua orang tua saya sangat sibuk, saya sangat kagum karena mereka dapat membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga dengan baik, sehingga saya dan kedua saudara saya memiliki cukup kasih sayang dan perhatian sejak kami kecil. Orang tua kami sering mengajak kami untuk pergi berlibur bersama agar kami memiliki momen yang indah dan mengesankan yang akan selalu kami ingat sampai kapanpun. Oleh karena itu, keluarga kami menjadi lebih terbuka terhadap perasaan satu sama lain, sehingga ketika saya sedang menghadapi suatu permasalahan, kami saling membantu dengan memberikan saran dan nasihat agar saya bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Selain itu, ayah dan ibu saya selalu menanamkan sikap sedari kami kecil untuk tidak takut dalam mencoba hal baru dan selalu mendukung satu sama lain. Maka dari itu saya dan kedua saudara saya tidak hanya terpaku dalam mengejar akademik, melainkan hal di luar akademik juga, seperti mengikuti seni tari ataupun seni lukis.

Saya merupakan orang yang sangat suka berteman walaupun saya dulu pernah jadi korban perundungan. Sekarang saya merasa sangat beruntung karena saya memiliki banyak teman yang dapat memberi dampak positif ke saya, sehingga saya tidak hanya mendapatkan keseruan saja dalam berteman tetapi juga mendapatkan banyak pengalaman yang membuat saya lebih berkembang dari sebelumnya. Ketika saya berada di bangku SMA, saya berkesempatan untuk menjadi anggota dan salah satu koordinator dalam bidang Hubungan Masyarakat (HuMas) pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Selain itu, saya juga berkesempatan menjadi anggota dalam ekstrakulikuler tari modern dan mengikuti beberapa lomba di kota saya. Saya sangat senang karena dapat berkumpul dengan orang-orang dengan minat dan bakat yang sama dengan saya. Kami sering bercerita dan berbagi kisah dan pengalaman masing-masing sehingga saya merasa sudut pandang saya terhadap dunia dan lingkungan sekitar perlahan-lahan telah berubah.

Lingkungan keluarga dan pertemanan inilah yang membuat saya menyadari bahwa kehidupan ini sangatlah berharga. Saya tidak ingin menyia-nyiakan hidup saya sendiri, karena saya tahu di luar sana masih banyak hal yang dapat saya pelajari. Saya memiliki keinginan kuat untuk menggapai mimpi saya sendiri. Saya telah mengalami bagaimana rasanya bingung dan tidak tahu arah tujuan hidup saya. Namun dengan adanya dukungan dari keluarga dan teman-teman, tentu saya tidak akan berdiam diri saja, saya harus bangkit dan menetapkan hati agar tidak mudah menyerah dan terus berusaha. Orang tua saya merupakan faktor utama yang membuat saya tetap semangat dan kuat untuk menjalani kehidupan. Oleh karena itu, Saya merasa harus bisa memberikan lebih banyak dari apa yang sudah orang tua saya berikan kepada saya selama ini. Saya ingin membuat kedua orang tua saya bangga terhadap apa yang sedang saya lakukan. Maka dari itu, saya akan sangat bersungguh-sungguh dalam menjalani perkuliahan pada jurusan arsitektur yang merupakan pilihan saya sendiri, sehingga saya harus bisa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pilihan saya.

Saya sendiri memilih jurusan arsitektur bukan tanpa alasan. Sedari kecil, saya sering diajak ayah saya untuk survey ke luar kota untuk proyek yang sedang dikerjakan beliau. Saya mengenal tentang arsitektur dari ayah saya, walaupun ayah saya sendiri bukan merupakan arsitek. Dibandingkan dengan pekerjaan ayah saya yang melakukan perencanaan wilayah dan kota, saya sendiri lebih tyertarik kepada estetika dari bangunan-bangunan. Saya sangat suka memperhatikan berbagai bangunan di sekitar. Tak jarang juga saya bertanya kepada ayah saya tentang bagaimana bangunan tersebut bisa berdiri, bagaimana cara membangunnya, dan lain-lain. Tetapi, ketika saya ingin memilih jurusan, ayah saya memberi pertimbangan kepada saya, dengan tujuan agar saya dapat benar-benar mengetahui apa itu arsitektur sehingga kedepannya saya tidak menyesali pilihan saya. Awalnya saya hanya menganggap arsitektur itu hanyalah tentang keestetikaan bangunan. Namun, ketika saya sudah memasuki dunia perkuliahan, saya menyadari bahwa arsitektur bukanlah hanya sebatas suatu estetika dalam bangunan, tetapi juga bagaimana desain bangunan yang nantinya saya rancang akan memengaruhi kehidupan bermasyarakat. Karena arsitektur sendiri merupakan suatu ruang yang dimana ada kegiatan manusia di dalamnya, maka sebagai perancang juga harus memperhatikan apakah bangunan yang dirancang tersebut akan memberi dampak positif atau negatif bagi masyarakat dan apakah bangunan tersebut dapat memecahkan permasalahan di lingkungan sekitarnya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Justin Toandi – Get to Know Your Self

Perkenalkan, Nama saya adalah Justin Toandi. Jenis kelamin saya diklasifikasikan sebagai laki-laki. Usia saya sekarang adalah 18 tahun. Saya sekarang adalah mahasiswa Binus Universitas. NIM saya adalah 2702320381. Sekarang saya sedang mengerjakan tugas untuk course Introduction of Architecture yang dimoderasi oleh Beliau Bapak Realrich Sjarief. Tugas tersebut harus kita kumpul sebelum tanggal 22 September jam 12 siang untuk dicek. Untuk tugasnya kita harus menulis tentang latar belakang kehidupan mahasiswa.

Perjalanan saya mulai ketika saya lahir, momen yang akan saya selalu ingatkan. Saya lahir pada tahun 2005 di Provinsi DKI Jakarta. Ayah saya lahir di Provinsi Riau dan Ibu saya lahir di Provinsi DKI Jakarta. Saya adalah anak ke satu dari orang tua saya dan mempunyai satu adik perempuan. Akibat posisi tersebut saya kadang memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada adik saya dan saya juga harus melakukan sesuatu tanpa ada paduan dari seorang kakak. Keluarga saya bisa diklasifikasikan sebagai ok-ok saja, meskipun kadang terdapat titik rendahnya. Sekarang Ibu saya pekerja rumah tangga dan Ayah saya bekerja di bidang mesin. Sayangnya Ibu saya tidak kuliah, meskipun Beliau sangat ingin kuliah. Hal tersebut terjadi karena Ibu saya tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai kuliah dan juga dipaksa oleh orangtua Ibu saya untuk langsung bekerja dan mencari uang. Ayah saya di sisi lain pernah kuliah. Beliau pernah kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung) jurusan teknik mesin.

Beberapa tahun setelah saya lahir, saya masuk ke sekolah. Sekolah tersebut adalah sekolah swasta yang berada pada daerah Kelurahan Duri Kosambi Kecamatan Cengkareng, cukup dekat dengan rumah saya. Saya besekolah di sekolah tersebut dari TK ke SD sampai pertengahan SMP kelas 7 semester 2 dimana saya memilih untuk keluar dari sekolah tersebut. Salah satu alasan kenapa saya keluar dari sekolah tersebut adalah karena saya tidak bisa mengikuti dengan kecepatan pemberian tugas dan pelajaran-pelajarannya. Tugas saya menumpuk yang pertamanya sedikit menjadi lebih banyak dan lebih banyak sampai saya telat mengumpulkan bebrapa tugas tersebut. Meskipun saya mengerjakaan tugasnya sampai jam 5 setiap saya ke sekolah dan tidur sampai jam 1 untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut, saya masih tidak bisa menyelesaikan tugas yang menumpuk itu. Saya juga sering telat dan tidak masuk sekolah untuk beberapa hari sebelum saya memilih untuk keluar sekolah itu.

Pada hari terakhir saya pergi ke sekolah tersebut, Saya bergadang dan tidak tidur sampai sekitar jam 5 subuh untuk menyelesaikan proyek matematika yang saya harus mengumpul hari itu juga (saya belum menyelesaikan proyek tersebut). Ketika saya pergi ke sekolah, saya terlambat. Saya juga sudah terlambat sampai 6 kali dan sekolah tersebut memiliki peraturan tentang keterlambatan yang menyatakan bahwa jika terlambat sampai 6 kali siswa tersebut harus dipulangkan. Oleh karena itu, saya dipulangkan pada hari terakhir tersebut. Setelah dipulangkan, saya memilih untuk keluar dari sekolah tersebut. Meskipun saya ingin tetap melanjutkan sekolah tersebut, saya tidak kuat lagi untuk berlanjut. Orangtua saya juga sudah menyepakati untuk saya ganti ke sekolah lain. Beberapa hari terakhir pada saat saya tidak masuk sekolah, saya dan orangtua saya juga sudah mencari-cari sekolah pengganti.

Beberapa hari sudah berlalu dan saya sudah mendapatkan sekolah baru. Sekolah tersebut berlokasi di Kelurahan Cengkareng Barat daerah sekitar Taman Palem Lestari. Sekolah tersebut adalah sekolah yang bisa diklasifikasi kecil dan adalah sebuah sekolah yang bercabang dari Negara Malaysia. Sekolah tersebut juga bisa diklasifikasikan sebagai sekolah “semi-homeschooling”. Materi-materinya diakses mengunakan laptop dan seingat saya bisa dibuka dimana saja (jika terdapat jaringan internet). Saya mulai sekolah disitu dari SMP kelas 8 semester 1 sampai sekitar SMP kelas 8 semester 2. Saya bisa pergi ke sekolah tersebut untuk belajar materi-materi yang terdapat di laptop, mengerjakan tugas-tugas dan juga bisa bertanya kepada guru jika tidak tau. Sekitar satu tahun saya bersekolah di situ, sekolah tersebut tidak bisa lagi membayar sewaannya dan terpaksa untuk ditutup. Beruntungnya sekolah tersebut mempunyai cabang lagi di Kelurahan Cengkareng Timur — tepat berada di sebuah mal yang bernama Mall Taman Palem. Cabang tersebut berdekatan dengan sesamanya dan memiliki materi-materi yang sama, tugas-tugas yang sama, dan managemen yang mirip. Jadi saya dan seluruh siswa dan guru-guru yang ada di sekolah yang ditutup tersebut, berganti ke cabang yang terdapat di Mal Taman Palem. Saya bersekolah di sekolah tersebut dari sekitar SMP kelas 8 semester 2 sampai selesai SMP kelas 9. Pada saat saya berada di SMP kelas 9, terjadilah pandemik Corvid-19 dan kita pada menggunakan zoom / google meet untuk belajar materinya dan diawasi oleh gurunya. Akan tetapi, berjalannya waktu, sekolah tersebut menjadi lebih kacau dan akhir-akhirnya sekolah cabang tersebut dengan managemen yang kurung, tidak bisa lagi mempertahankannya dan menjadi bangkrut. Beruntungnya saya sudah pindah ke sekolah lain sebelum sekolah tersebut ditutup karena orangtua saya dan saya sudah melihat kekacauan sekolah tersebut dan langsung memilih untuk keluar sekolah itu dan mencari sekolah baru. Saya akhirnya ketemu sekolah baru yang disarankan oleh teman Ibu saya. Sekolah yang disarankan saya adalah sekolah PKBM yang terletak di Kelurahan Tegal Alur dekat dengan Daerah Menceng dan Citra 6. Di sekolah tersebut, kita bisa mendapatkan sertifikat lulus SD, SMP, dan SMA (Paket A, Paket B, dan Paket C). [Maaf terlebih dahulu saya kurang mengerti tentang yang ada di kalimat atas. Yang saya sampaikan di kalimat atas adalah seingat saya dan adalah informasi-informasi yang saya dapatkan dan mengerti].

Saya bersekolah pada sekolah tersebut dari SMA kelas 11 sampai lulus SMA. Saat itu, saya memilih pembelajaran mandiri, yaitu pembelajaran dimana tugas-tugas, materi-materi, dan ulangannya dikasih oleh guru melalui media online (Juga terdapat pembelajaran klasikal, yaitu pembelajaran dimana kita belajar, mengerjakan tugas dan ulangan disana, dan juga terdapat pembelajaran homeschooling, yaitu pembelajaran dimana guru ke rumah). Saya memilih untuk belajar mandiri di sekolah itu karena pada saat itu masih terdapat pandemik, lebih murah, dan banyak faktor lainnya. Pada saat saya SMA kelas 12, saya mencari-cari kuliah. Pertama-tama, saya memutuskan untuk memilih kuliah PTN di UI dan ITB dan mencoba untuk daftar di PTN tersebut. Saya pilih jurusan arsitektur di UI dan teknik sipil di ITB. Untuk jaga-jaga jika saya tidak lulus PTN, kita juga mencari universitas swasta. Salah satu universitas kita cari adalah Universitas Binus. Saya dan orangtua saya memutuskan untuk pergi ke Universitas Binus di Alam Sutera untuk bertanya-tanya ke admisi. Akan tetapi tidak ada jurusan di Binus Alam Sutera yang saya minati. Ketika kita mencari-cari universitas swasta dan tidak ketemu-temu orangtua saya memilih untuk saya kuliah Binus jurusan Conputer Science, tetapi karena saya kurang minat computer science pada saat itu dan waktunya sudah menjadi sempit, saya akhirnya memilih untuk kuliah di Binus Kemangisan jurusan arsitektur. Meskipun saya kurang suka kuliah di Binus karena biaya yang sangat besar dan jurusan arsitektur memakan banyak biaya, saya akhirnya memutuskan untuk daftar kuliah di Binus Kemangisan jurusan arsitektur. Saya lulus daftar di Universitas Binus.

Setelah saya mengikuti ujian masuk PTN dan menuggu beberapa bulan untuk hasilnya, saya tidak lulus PTN untuk dua-duannya. Yah, akhirnya saya kuliah di Binus Kemangisan jurusan arsitektur. Sampai sekarang minggu ke-2 di Binus Saya sekarang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Sudah jam 11.42 dan saya harus sampai kata ke 1500 kata. Akan tetapi saya sekarang baru kata 1151 kata. Gimana ya hanya ada 16 menit lagi sebelum jam 12.00. Maaf ya Pak Realrich, saya gagal untuk menulis sampai 1500 kata, tapi cukup lumayan sudah sampai 1185 kata. Sekali lagi pak saya maaf sekali tidak bisa sampai 1500 kata. Soalnya waktunya sudah sedikit, tinggal 12 menit lagi. Saya harus kumpul pengerjaan ini. Sekali lagi Pak Maaf. 😢

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jihadhul Mukminin – Get to Know Your Self

Saya akan menceritakan sekilas tentang keluarga saya. Saya memiliki adik berumur 13 tahun yang sedang melanjutkan program sekolahnya di salah satu pondok pesantren di daerah cibubur. Saya juga memiliki seorang kakak laki berumur 21 tahun dan sedang melanjutkan studi S1 nya di Jerman atau lebih tepatnya di Chemnitz University of Technology di kota Chemnitz dan ia mengambil jurusan yang sama dengan saya yaitu arsitektur. Saya dibesarkan oleh kedua orang tua saya dan keduanya di lahirkan di Bandung. Ibu saya melanjutkan studi S1 nya di salah satu universitas di bandung yang bernama IKIP namun nama universitas itu sudah diganti menjadi UPI. Lalu, ayah saya melanjutkan studi S1 nya di salah satu universitas terbaik dan ternama di Indonesia yang bernama ITB, ayah saya memilih jurusan untuk S1 nya adalah kimia murni. Ibu saya sekarang menjadi ibu rumah tangga dan ayah saya menjadi wirausaha. Dulu ayah saya bekerja di salah satu perusahaan Jakarta pada saya masih kecil sebelum ia memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha, lalu ayah saya memutuskan untuk membuat usaha bersama temannya yang memanfaatkan jurusan yang mereka ambil saat studi S1 nya, mereka menggunakan ilmu kimia yang mereka pelajari untuk mendirikan perusahaannya. Perusahaan mereka bergerak dalam bidang jasa pengangkutan limbah b3 yang sudah memiliki izin dan jasa pemanfaat limbah b3 batubara menjadi material ramah lingkungan yang telah mendapat rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup. Jenis limbah b3 mereka meliputi : limbah batubara, limbah sludge, limbah oli dan thinner, limbah kapur, limbah gypsum, dan jenis limbah b3 lainnya. Mereka hadir untuk memberikan solusi dangan basis aman dan ramah lingkungan. Pabrik ayah saya berlokasi di Karawang dan untuk kantor yang ia pegang berlokasi di daerah Jakarta Selatan.

Halo izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Jihadhul Mukminin atau bisa dipanggil Jadul, saya dilahirkan di Bandung pada tanggal 7 Agustus 2004. Kata ibu saya, saya adalah orang yang termasuk dalam kategori hyperaktif sejak saya masih kecil, karna memang dari dulu saya merupakan tipe orang yang suka mengeksplor sesuatu yang belum pernah saya rasakan atau belum tau mengenai hal tersebut. Saya sempat bersekolah di salah satu TK di daerah Pasar Minggu, disitu adalah tempat pertama saya mengenal, berteman, berbincang dengan orang lain yang sepantaran dengan saya. TK adalah tempat yang cukup seru untuk anak yang masih kecil dan belum memiliki beban atau pikiran apa yang mereka akan hadapi kedepannya karna hanya bermain yang mereka pikirkan. Saat kelulusan TK, mungkin suatu hal yang dibilang people come and go belum terasa diumur mereka, dulu saya berpikir kalo kelulusan diibaratkan seperti naik level saja ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah kelulusan TK, saya melanjutkan program sekolah saya ke salah satu sekolah swasta yang berlokasi di daerah pancoran. SD adalah tempat dimana kita semakin tau apa fungsi atau semakin tau apa yang kita pelajari mengenai pelajaran yang diberi pembimbing untuk kedepannya. SD merupakan tempat dimana bermain dan belajar bisa disatu padukan menjadi sebuah jalan yang seirama, diberi waktu untuk bermain oleh orang tua dan guru, belajar pun diberi porsi yang proporsional oleh pembimbing kita. Kelas 1 sampai kelas 3 menurut saya adalah masa adaptasi, yang dulu hanya bermain dan sekarang ditambahi bumbu-bumbu belajar dalam kadar yang cukup diusianya. Kelas 4 menuju kelas 6 yang saya pikir adalah masa dimana PR atau pekerjaan rumah sudah memunculkan kehadirannya, dan hal itu menjadi sesuatu yang wajib diselesaikan, namun itu masih menjadi tanggung jawab seorang pelajar dan walinya, karna saat itu wali harus masih membimbing ananda untuk berproses dengan cara menuntun dan membantunya. Saya bukan orang yang tergolong pintar dan menjadi golongan anak top ten dikelas. Namun, itu lah alasan mengapa saya selalu di masukan ke sekolah sampingan atau yang biasa kita sebut tempat bimbel ( bimbingan belajar ), saya sempat bimbel di Kumon untuk memperlancar matematika, LIA untuk meningkatkan kualitas bahasa inggris, dan Quantum untuk membantu pelajaran umum terutama mengarah ke Ujian Nasional. Selain sekolah diluar rumah, saya juga sekolah bersama ayah saya dirumah ditemani kakak saya yang dulu masih SMP, saya tidak pernah merasakan apa itu liburan sekolah saat SD, selama 3 tahun dari kelas 4 sampai kelas 6 saya dan kakak saya selalu di dorong untuk selalu belajar dirumah, ayah saya sangat mahir dalam bidang matematika dan IPA, itu alasan mengapa saya dan kakak saya selalu diajarkan matematika oleh ayah, mungkin matematika adalah bidang yang lebih general. Saya sempat mengeluh karna waktu belajar saya tergolong sangat lama diumur saya waktu itu, dari setelah subuh sampai setelah isya yang diberi istirahat hanya beribadah, mandi, dan makan. Jujur saya keberatan. Namun, semua itu pasti membuahkan hasil, walaupun saya bukan orang yang cukup pintar, saya selalu menyelesaikan tugas atau ujian matematika, jika ada teman saya yang meminta bantuan saya dengan semangat membantu mereka, karena memang benar ilmu akan bertahan lama atau semakin melekat ke kita jika ilmu itu kita sebarkan. Saya juga pernah lolos seleksi lomba cerdas cermat bersama para ranking 3 besar disetiap kelas, dan saya ingat saya mengikuti seleksi itu hanya karena iseng, tapi tidak ada yang tau bisa lolos dan ikut berpartisipasi mengikuti lomba di Labschool, walaupun gagal untuk juara. Titik dimana semua itu terbayar adalah saat saya melaksanakan ujian nasional, pada saat itu pelajaran yang diuji adalah matematika, ipa, dan bahasa indonesia. Saya mendapatkan nilai sempurna di pelajaran matematika. Walaupun level matematika tergolong hal yang sangat dasar, tapi itu adalah pencapaian yang cukup membuat saya senang saat itu. Setelah UN, masuklah kita ke program wisuda. Wisuda SD adalah waktu dimana bahagia dan sedih bercampur, bahagia karena akan pergi ke jenjang selanjutnya, dan sedih karena harus berpisah dengan teman masa kecil. Namun, life goes on.

Setelah masa kecil terbitlah masa dimana orang akan beranjak dewasa, semua orang akan merasakannya disaat setelah SD yaitu SMP. Saya mungkin sedikit berbeda dengan orang lain ada yang sama tapi tidak semua, yang lain ada yang melanjutkan ke negeri atau swasta, sedangkan saya masuk pondok pesantren. Dulu, saya ingin masuk pesantren karena kakak saya juga pesantren dan mendapatkan laptop. Disitulah muncul keinginan saya untuk mengikuti jejak kakak saya. Namun, setelah masuk sekolah ternyata saya tidak mendapatkan laptop, mungkin karena beda sekolahnya, jadi saya cukup kecewa dengan hal itu. tahun pertama dan kedua adalah adaptasi yang luar biasa buat saya, yang biasanya kita tidur dirumah tapi sekarang kita tinggal bersama teman dan dilingkup yang itu-itu saja. Belajar mandiri adalah bagian besar untuk mencapai kesuksesan di lingkup pesantren. Saat dipesantren sifat saya menjadi pendiam karena ilmu agama saya juga hanya sedikit. Tapi semakin saya besar dikawasan tersebut saya akhirnya terbiasa dan berhasil berdamai dengan diri sendiri serta menerima kenyataan sebagai santri. Jujur, 3 tahun di pondok pesantren tidak terasa dari yang awalnya perkenalan dan akhirnya menuju akhir dari perjalanan masa SMP. Perpisahan yang cukup terasa sakitnya karena perasaan ini lebih dari sekedar teman tapi saudara. Sayangnya, saya berpindah tempat sekolah karena saya ingin mencari relasi antar sekolah untuk kebutuhan kedepannya. Waktu begitu cepat liburan pun lewat begitu saja. Masa penentu akhirnya ingin mulai dijarahi, SMA lebih tepatnya. Sekolah SMA saya adalah pondok pesantren yang berlokasi di Depok daerah Pengasinan.

Sebuah pondok pesantren yang baru berdiri, dan saya adalah seorang siswa angkatan 4. Seperti biasa saya sebagai orang baru saya akan menjadi seseorang yang pendiam dan mengamati sekitar. Setahun pertama, diisi dengan perkenalan antar siswa-siswa dan lingkungan baru sekitar. Tidak ada yang cukup istimewa di tahun awal SMA. Saya sedikit kecewa dan terkejut karena kegiatan yang diselenggarakan osis cukup sedikit malah hampir tidak ada, jika dibandingkan dengan sekolah sebelumnya, mungkin karena masih sekolah baru. Tahun kedua, adalah tahun dimana siswa kelas 11 menjadi OSIS, bedanya kalau sekolah diluar yang jadi OSIS hanya seberapa, sedangkan disekolah ini para siswa kelas 11 wajib menjadi OSIS semuanya tanpa terkecuali karena divisinya yang bisa dibilang cukup banyak. Saya cukup gatal dengan kekosongan kegiatan yang ada disekolah ini, akhirnya saya suka bersosialisasi ide-ide kegiatan dengan teman-teman dan guru-guru saya, dengan keseringannya saya berargumen, saya ditawarkan menjadi ketua OSIS. Namun, saya menolak karena saya merasa belum bisa menjaga tanggung jawab secara keseluruhan dan merasa tidak bisa menanggung urusan-urusan seorang ketua. Akhirnya saya menjadi ketua divisi HUMAS. Disitulah saya mengeluarkan ide-ide untuk kegiatan dan beradu argumen dengan para pembimbing OSIS, beberapa acara berhasil dilaksanakan dan beberapa juga tidak karena ada kendala yang bisa dimaklumi. Semakin naik kelas semakin cepat pula waktu berlalu. Tidak terasa sudah memasuki tahun terakhir ajaran SMA. Kelas 12 adalah tahun dimana para siswa fokus menuntut ilmu yang akan dikejar untuk kelanjutannya dimana kuliah nanti. Salahnya, saya tidak pernah berkompromi dengan orang tua mengenai jurusan apa yang saya ambil dan jurusan yang akan disetujui oleh orang tua. Saya bisa dibilang orang yang cukup menyukai hal yang berkaitan dengan seni, dari segala aspek seni yang saya tekuni, saya paling menyukai seni sinematografi dalam bidang editing maupun videografi. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk memilih jurusan sinematografi. Namun, orang tua saya tidak merestui karena beberapa sebab, kata ayah saya sinematografi jangan dijadikan pelajaran kuliah namun dijadikan jadi sebuah hobi, hasil dari obrolan antar saya dengan orang tua adalah memutuskan saya untuk memilih jurusan arsitek, dalam sebab saya sempat suka menggambar dan suka matematika, jadi cukup pas untuk jurusan itu. Setelah kelas 12 berlalu, saya menghadapi rintangan kembali karena saya diberi perintah untuk melanjutkan studi S1 saya di Jerman dan dilempar ke Turki, setahun saya belajar matematika dan bahasa inggris untuk mengikuti tes SAT. Namun nilai saya beda tipis dengan target universitas top ten di Turki. Selama gap year itu, saya mencari relasi pereventan dunia malam dijakarta tiap hari dalam sebulan dan berhasil membuat salah satu EO (event organization) yang sudah berjalan hampir setahun (6 events) dan mendapat penghasilan dari kegiatan tersebut, saya cukup bangga dengan pencapaian yang tidak sia-sia itu. Dan usaha yang sedang berproses sekarang adalah usaha clothing buatan sendiri yang tahun ini akan dirilis. Karena beberapa kendala akhirnya saya diputuskan untuk S2 di luar negeri dan S1 didalam negeri.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jesslyn Evania Citra – Get to Know Your Self

Bagi saya, dunia perkuliahan tidak mudah. Saya harus beradaptasi dengan lingkungan baru, mengenal teman-teman baru, memahami sistem perkuliahan, dan menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik yang lebih tinggi. Selain itu, memasuki dunia perkuliahan juga berarti harus belajar mandiri dan mengatur waktu dengan bijak. Dalam proses ini, saya belajar untuk menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab, dan mengelola waktu dengan efisien.

Saya memilih kuliah jurusan arsitektur karena memiliki minat. Sejak kecil, saya selalu terpesona dengan bangunan-bangunan yang ada di sekitar. Saya ingin menjadi bagian dari proses kreatif dalam menciptakan ruang yang nyaman dan indah bagi orang lain.

Selain itu, saya juga tertarik dengan peran arsitektur dalam pembangunan berkelanjutan. Dalam era yang semakin concern terhadap lingkungan, saya ingin menjadi arsitek yang dapat berkontribusi dalam menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Saya ingin menggunakan pengetahuan dan keterampilan saya untuk merancang bangunan yang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan alasan-alasan tersebut, saya yakin bahwa kuliah di jurusan arsitektur adalah pilihan yang tepat bagi saya.

Saya mencintai arsitektur dengan segala keindahan dan kreativitas yang terlibat di dalamnya. Ketika saya melihat sebuah bangunan yang indah, saya merasa takjub oleh detail-detailnya yang halus dan perpaduan harmonis antara fungsi dan estetika. Selain itu, saya juga sangat tertarik dengan sejarah arsitektur, menelusuri bagaimana gaya-gaya arsitektur berkembang dari masa ke masa dan memahami pengaruhnya terhadap perkembangan budaya dan masyarakat. Bagi saya, arsitektur bukan hanya tentang bangunan fisik, tetapi juga tentang bagaimana bangunan tersebut berinteraksi dengan lingkungannya dan memberikan dampak positif bagi penggunanya.

Nama saya Jesslyn Evania Citra. Saya lahir pada tanggal 10 Desember 2005 di Jakarta. Saya berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ayah saya bekerja sebagai pegawai swasta, sedangkan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga.

Saya merupakan anak tunggal. Sebagai anak tunggal, saya mendapatkan perhatian penuh dari orang tua saya dan memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakat saya. Saya sangat bersyukur dapat lahir dalam keluarga yang berkecukupan. Hal ini memberikan saya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan berbagai peluang untuk mengembangkan potensi diri.

Tujuan hidup saya untuk diri sendiri adalah mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam segala hal yang saya lakukan. Saya ingin memiliki karir yang sukses dan membangun hubungan yang bermakna dengan orang-orang terdekat saya. Saya percaya bahwa dengan memiliki tujuan hidup yang jelas dan berusaha secara konsisten untuk mencapainya, saya dapat menciptakan kehidupan yang bermakna.

Tujuan hidup saya juga melibatkan pengembangan diri secara terus-menerus. Saya ingin terus belajar dan berkembang, baik dalam hal pengetahuan maupun keterampilan. Saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya, dengan menghadapi dan mengatasi tantangan hidup dengan ketekunan. Dengan adanya tujuan ini, saya yakin bahwa saya akan terus tumbuh dan berkembang menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri.

Dalam perjalanan mencapai tujuan hidup saya, ada tantangan dan rintangan yang mungkin muncul. Saya menganggapnya sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar. Saya percaya bahwa dengan ketekunan dan dukungan dari orang-orang terdekat, saya dapat mengatasi semua hambatan tersebut dan mencapai kesuksesan yang saya impikan.

Dengan demikian, tujuan hidup saya mencakup mencapai kesuksesan dalam karir, memastikan kebahagiaan pribadi, dan terus mengembangkan diri. Saya berkomitmen untuk bekerja keras dan konsisten dalam perjalanan ini, dengan harapan bahwa saya dapat mencapai tujuan hidup saya dan menciptakan kehidupan yang bermakna.

Tujuan hidup saya adalah untuk orang lain adalah untuk membantu dan memberikan kontribusi positif kepada orang lain. Saya berkomitmen untuk menjalani hidup dengan penuh kasih dan membantu mereka yang membutuhkan, baik melalui tindakan langsung maupun dengan memberikan inspirasi dan motivasi kepada mereka. Selain itu, saya juga berharap dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman saya dengan orang lain, sehingga mereka juga dapat tumbuh dan berkembang. Saya ingin menginspirasi orang-orang untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Saya juga berharap dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Saya ingin terlibat dalam proyek sosial yang dapat meningkatkan kualitas hidup orang-orang di sekitar saya. Saya ingin membantu mereka yang kurang beruntung dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

Dalam perjalanan mencapai tujuan hidup saya untuk orang lain, saya menyadari bahwa penting untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Saya ingin meningkatkan keterampilan saya dalam memberikan bantuan dan dukungan, serta memahami lebih baik kebutuhan dan tantangan orang lain. Saya berkomitmen untuk terus tumbuh dan belajar agar dapat memberikan kontribusi yang lebih efektif.

Lagu favorit saya adalah Limbo oleh Keshi. Lagu ini memiliki melodi yang menarik dan lirik yang menyentuh hati. Alunan musiknya menggambarkan perasaan seseorang yang terjebak dalam situasi sulit, mencari jalan keluar, dan menemukan kebebasan. Lewat lagu ini, ia seolah menjelaskan, jika sedang merasa bingung dengan arah dan tujuan hidup, kita tetap harus mencoba yang terbaik. Saya suka bagaimana Keshi mampu mengekspresikan emosi melalui suara dan penulisan liriknya. Lagu ini membuat saya terhubung dengan perasaan saya sendiri dan memberi saya semangat untuk terus berjuang.

Salah satu momen dalam hidup saya yang benar-benar melekat di hati saya adalah saat-saat ketika saya bisa menghabiskan waktu bersama keluarga. Saat itulah kami benar-benar merasa dekat satu sama lain dan menikmati kebersamaan. Saat kami menghabiskan waktu bersama, kami sering melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan. Seperti berlibur ke luar kota, atau sekadar menonton film favorit di rumah.

Momen-momen bersama keluarga tidak hanya memberikan kebahagiaan saat itu, tetapi juga mengisi hidup saya dengan banyak cerita yang akan selalu saya kenang. Meskipun kadang-kadang kesibukan dan rutinitas sehari-hari membuat kami sibuk, kami selalu berusaha untuk menyisihkan waktu khusus untuk keluarga.

Cerita yang tidak sabar untuk saya ceritakan kepada teman baru adalah cerita perubahan saya dalam bersosialisasi dengan teman sekelas saat sekolah dasar dan sekolah menengah. Saat sekolah dasar, saya lebih mudah berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman. Saya sering mengobrol, bermain, dan bergaul dengan teman-teman sekelas saya. Namun, setelah saya masuk ke sekolah menengah, semuanya berubah. Saya merasa lebih sulit untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman baru. Saya merasa canggung dan tidak percaya diri. Meskipun begitu, saya berusaha untuk tetap terlibat dalam kegiatan sekolah dan mencoba untuk memperluas lingkaran pertemanan saya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jassica Machdalena Machlon – Get to Know Your Self

Nama saya Jassica Machdalena Machlon, saya lahir di Tanjung Pinang yang terletak di Kepulauan Riau namun saya harus pindah ke Batam disaat saya berumur enam tahun di karenakan ada urusan kerjaan papa saya yang harus membuat kita pindah semua kesana. Saya lahir pada hari Rabu, 29 Januari 2003. Saya adalah anak ke – empat dari lima bersaudara. Saya mempunyai 3 kakak perempuan dan 1 adik laki – laki. Kami kakak beradik memiliki keturunan dayak dan juga jepang. Suku dayak datang dari mama saya, dan darah jepang datang dari papa saya. Umur kami kakak beradik  berjarak jauh. Para kakak – kakak saya sudah memiliki keluarga sendiri sehingga tersisa saya dan adik saya yang masih duduk di kelas satu smp yang masih harus di tanggung oleh orang tua saya. Kakak pertama dan kakak kedua saya tinggal di Kalimantan dan di Singapura. Saya, kakak ketiga, dan adik saya tinggal di jakarta. Meskipun kami bertiga di sama – sama di jakarta, kami tidak tinggal bersama dikarenakan saya harus tinggal di kos karena tempat tinggal saya jauh dengan tempat kampus saya. Tetapi bukan karena kami tinggal di tempat berbeda kami menjadi menjauh, melainkan kami semakin menyatu dengan kakak – kakak saya yang jauh disana.Setiap hari kami selalu berbicara lewat video call maupun voice call untuk menanyakan kabar, menanyakan keadaan, dan lain lain.

Saya terlahir di keluarga yang sangat hangat  yang dimana saya dan saudara – saudara saya tumbuh dengan penuh kasih sayang dari kedua orang tua saya. Jarang sekali kami anak – anak nya melihat kedua orang tua kami bertengkar di karenakan mereka berdua cukup sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing dan kami pun melihat orang tua kami sebagai panutan kami supaya kami juga bisa mendapatkan calon atau pun pasangan hidup seperti kedua orang tua kami nanti nya.

Saat pertama kali kami pindah ke pulau Batam, semuanya terasa asing karena saya dan kakak – kakak saya masih belum familiar dengan tempat tersebut. Tetapi lama kelamaan kami mencoba untuk beradaptasi perlahan – lahan sehingga kami akhirnya nyaman dengan tempat tinggal kami yang di Batam itu. Lalu lahir lah adik saya , yang satu – satu nya anak laki – laki di keluarga saya. Kami sangat amat menyayangi dia karena selama ini kami mengharapkan sebuah adik laki – laki, begitu juga dengan kedua orang tua kami yang mengharapkan sebuah anak laki di keluarga kami. Jarak umur saya dan adik laki – laki saya yang bungsu adalah delapan tahun. Cukup jauh umurnya, tetapi kami sangat lah dekat.

Selama saya duduk di bangku SD, saya selalu mengikuti ekstrakurikuler seperti taekwondo, basket, dance , dan yang terakhir pemain drama di setiap adanya event atau pun pentas seni.  Saya juga sering mengikuti lomba seperti lomba menggambar, lomba mewarnai di karenakan saya mempunyai hobi menggambar dan juga mewarnai.

Lalu saat saya duduk di bangku SMA, saya mengikuti ekstrakurikuler seperti basket,dance dan saya juga mengikuti organisasi OSIS pada masa itu. Saya sangat enjoy sekali dengan momen itu, namun semua nya berubah saat ada nya virus covid 19. Semua kegiatan saya sangat amat terbatasi pada saat itu di karenakan sekolah juga tidak boleh tatap muka seperti biasanya. Saya dan yang lainnya sangat amat sedih karena seharusnya SMA adalah momen yang sangat dinanti – nantikan semua anak remaja pada saat itu. Jadi mau tidak mau kami semua harus mengikuti pelajaran melalui zoom. Saya ingat sekali kalau itu adalah saat saya duduk di bangku SMA kelas satu semester dua.

Lalu disaat masa masih adanya virus covid 19, saya dan kawan saya masih mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket dari sekolah meskipun ekstrakurikuler tersebut semakin sedikit peminat nya di karenakan masih rawan penyakit. Di saat saya mengikuti ekstrakurikuler tersebut, saya merasa bahwa kaki saya ada yang tidak beres. Tetapi saya anggap remeh saja karena saya kira cuman mungkin terkilir biasa akibat saya sering jatuh saat kegiatan basket. Namun lama kelamaan saya merasa kalau tiap hari, sakit nya semakin terasa, saat itulah saya melapor ke kedua orang tua saya dan besok nya pun mereka memaksa saya untuk pergi health check up di Johor Malaysia. Saya kira mungkin cuman sakit biasa , namun ternyata salah. Ketika saya mendengar hasil diagnosa yang diberikan dokter tersebut ke saya dan kedua orang tua saya, kami semua kaget dan di saat itu juga saya melihat kedua orang tua saya meneteskan air mata lalu memeluk saya dengan sangat amat erat. Pertama saya tidak terlalu peduli dengan hasil diagnosa tersebut, namun di karenakan saya melihat reaksi dari orang tua saya, saya pun akhir nya penasaran dengan hasil nya dan hasil diagnosa yang diberikan oleh dokter tersebut adalah Osteosarcoma atau bisa juga disebut dengan kanker tulang. Reaksi pertama kali saat saya  mendengar tersebut adalah kaget dan juga denial. Karena di keluarga saya tidak ada yang memiliki penyakit turunan seperti kanker. Namun, saya pun tertampar oleh kenyataan ketika dokter tersebut menyuruh orang tua saya menandatangani sebuah formulir bahwa saya harus mengikuti terapi seperti chemotherapy di rumah sakit johor, Malaysia.

Di hari itu juga, saya sama sekali tidak mempunyai semangat atau pun selera dan nafsu untuk makan. Orang tua saya dan juga saudara – saudara saya selalu memberi saya semangat dan juga selalu berdoa supaya tidak ada hal yang tidak di inginkan di keluarga kami. Sejak itulah saya semakin rajin beribadah, berdoa , dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun, meskipun saya sudah melalukan itu semua, pikiran di otak dan juga hati saya sangat amat tidak tenang karena saya tahu, jikalau sudah memiliki penyakit itu, persen untuk hidup adalah sedikit apalagi saya memiliki jenjis kanker yang bisa dibilang sangat ganas namun di karenakan saya check up lebih awal, saya masih di stadium pertama yang masih bisa diatasi. Hari pertama kali saya mengikuti chemotherapy adalah hari dimana saya berulang tahun ke 16 tahun. Saya sangat sedih sekali karena saya garus melakukan perawatan yang intensif di hari yang dimana saya seharusnya pergi bersama dengan keluarga dan juga dengan teman – teman saya sambil tertawa, bercerita , dan melakukan hal – hal yang menyenangkan hati saya di hari ulang tahun saya. Tetapi saya malah harus meniup kue ulang tahun saya yang ke enam belas di rumah sakit. Ketika saya meniup kue tersebut, hati dan pikiran saya tercampur aduk antara sedih dan juga terharu. Sedihnya karena saya menjalankan chemotherapy di hari ulang tahun saya, terharu nya karena masih ada keluarga saya yang masih meng – support saya dan rela mengambil cuti kerja mereka demi merayakan ulang tahun saya sekalian juga dengan berkumpul bersama di hari pertama kali saya menjalankan chemotherapy. Pasien – pasien yang ada disana pun juga ikut merayakan hari ulang tahun saya dan saya pun menjadi makin terharu. Pertama kali saya menjalankan chemo, pikiran saya sudah kemana – mana. Lalu seminggu setelah chemo, mulai lah dampak setelah chemo datang. Rambut mulai rontok, muntah setiap hari , tidak ada selera makan , dan lain lain. Saya malu sekali untuk keluar rumah maka dari itu, teman saya pada masa itu hanya internet. Semua anggota keluarga saya selalu memberi saya semangat setiap saat dan setiap waktu. Mereka tidak pernah mengeluh ketika menjaga saya namun mereka malah memanjakan saya dengan kebaikan. Lalu setelah ketiga kali nya saya menjalankan chemo, akhirnya saya pun diputuskan untuk melakukan pembedahan operasi di bagian tulang paha sampai di tulang lutut. 

Di saat itu, saya takut sekali karena saya tidak mau ada hal yang tidak di inginkan namun karena saya tidaj bisa apa – apa, saya cuman bisa meminta pertolongan dari Tuhan dengan berdoa dan pasrah. Sebelum saya memasuki ruangan operasi, semua nya memeluk saya dengan erat lalu kami semua berdoa bersama supaya operasi saya berjalan dengan lancar dan akhirnya memang lancar operasi tersebut. Keluar dari ruang operasi, saya masih terbaring dan tidur karena obat bius yang diberikan. Dan ketika saya sudah bangun, saya ingat bahwa kedua orang tua saya memegang kedua tangan saya dengan erat. Lalu selama satu minggu full itu,saya dijaga oleh kakak saya dan juga oleh kedua orang tua saya. Mereka menjaga saya dengan penuh kasih sayang. Namun di saat itu, papa saya akhirnya terbaring sakit dikarenakan terlalu memikirkan saya sehingga papa saya sendiri pun tidak menjaga tubuh dia dengan sehat. Papa saya selalu baring di samping saya sambil berkata bahwa saya harus semangat menjalankan hidup saya dan diberikan banyak sekali amanah. Lalu seminggu kemudian, akhirnya papa saya di panggil oleh Tuhan dan meninggalkan saya,kakak – kakak, adik, dan juga mama saya. Momen tersebut sama sekali tidak bisa saya lupakan karena momen itu adalah kami sekeluarga mendapatkan trauma yang sama sekali tidak bisa kami lupakan. Saya sangat menyesal karena saya belum bisa membanggakan papa saya, saya juga belum menunjukkan kepada papa saya kalau sekarang saya sudah survive dari kanker ini.

Saya sangat amat terpuruk karena yang seharusnya selama saya menjalankan proses chemotherapy aman – aman saja, tetapi saya malah mendapatkan berita duka dari papa saya sendiri. Saya menjadi tidak ada lagi semangat hidup ketika mendapatkan kejadian tersebut tetapi saya ingat amanah dari papa saya sebelum dia pergi, bahwa saya harus semangat dan membuktikan kalau saya bisa kalahkan kanker ini. Lalu dua tahun setelah saya menjalankan proses seperti chemotherapy, radiotherapy, dan pergi berkonsultasi dengan psychiatrist akhirnya semangat untuk hidup saya kembali lagi. Mama saya sangat bangga sekali dengan saya karena saya berjuang terus sampai akhir.Lalu sebelumnya amanah yang diberikan oleh papa saya adalah bahwa saya harus menjadi dokter supaya saya bisa merawat banyak orang yang memerlukan bantuan dan karena kakak – kakak saya semua berprofesi sebagai dokter juga. Namun saya berpikir bahwa passion saya tidaj ada di bidang obat obatan atau pun hal yang berbau dengan medical makan dari itu saya ingin mengikuti jalan papa saya sebagai arsitektur.

Saya sangat tertarik dengan jurusan arsitektur karena papa saya juga dulu nya adalah seorang arsitek, dan mama saya adalah seorang kontraktor maka dari itu, saya sudah sedikit familiar dengan struktur struktur bangunan dan juga material. Sejauh ini, yang membuat saya sangat mencintai arsitektur adalah karena saya ingin mengikuti jalan papa dan mama saya di bidang ini.

Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri adalah saya ingin menjadi sukses, tidak perlu memikirkan tentang keuangan, dan membanggakan keluarga saya.Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah saya bisa membantu orang lain sebisa mungkin tanpa adanya unsur paksaan dan mengerjakan nya dengan senang hati.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jason Santino Halim – Get to Know Your Self

Saya Jason Santino Halim, seorang mahasiswa arsitektur angkatan B27. Saya lahir di Jakarta tetapi saya tinggal di Kabupaten Bekasi sejak kecil di Cikarang Selatan. Arsitektur menjadi jurusan pilihan saya karena saya merasa sangat tertarik dengan proses pemikiran dalam arsitektur. Saya sendiri memiliki minat dalam IPA dan seni sehingga saya tetap merasa nyaman mempelajari arsitektur. Saya pernah magang di salah satu perusahaan kontraktor dekat rumah saya dan saya ditugaskan menggambar denah dan tampak rumah. Meskipun saya belum mampu menggambar gambaran kerja, saya mendapat gambaran tentang arsitektur setelah mengerjakan gambar dan juga membahas design bangunannya. Setelah magang saya semakin yakin untuk memilih arsitektur sebagai jurusan saya.

Jika membahas tentang tujuan hidup, saya tidak memiliki tujuan hidup yang keren atau mulia atau bagaimanapun tujuan hidup yang istimewa. Saya hanya ingin hidup dengan menjadi orang yang konsisten melakukan apa yang menurut saya baik. Jika saya melihat diri saya melakukan hal yang kontradiktif terhadap kesadaran moral saya, saya akan sangat kecewa pada diri saya. Jika mengikuti apa yang saya inginkan dalam hidup saya, mungkin saya bisa katakan bahwa tujuan hidup saya adalah untuk membawa pengaruh yang baik kepada dunia melalui bidang arsitektur.

Jika berbicara tentang tujuan hidup saya untuk orang lain, saya membayangkan bagaimana saya menunjukkan kepedulian kepadanorang-orang yang terdekat. Saya mulai menyadari beban saya sebagai anak pertama karena saya juga menyadari bahwa umur orang tua saya sudah tua dan sebentar lagi akan pensiun setelah saya lulus kuliah. Oleh karena itu, saya merasa saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa saya bisa memiliki penghasilan yang cukup untuk diri sendiri di waktu yang dekat, dan sebisa mungkin juga memiliki oenghasilan yang cukup untuk berkontribusi kepada keluarga saya juga.

Saya juga memiliki pacar lumayan lama, melalui hubungan tersebut saya mulai menyadari dan berpikir tentang bagaimana saya bisa menjadi seseorang yang bisa dipercaya olehnya dan tentunya orang tuanya juga. Salah satu hal yang paling menjadi bobot pemikiran saya adalh tentang karir saya. Hal ini semakin mendorong semangat saya dalam belajar juga, dan bukan hanya belajar dalam kuliah tetapi juga hal-hal lain yang saya bisa pelajari sendiri.

Saya memiliki beragam-ragam hobi. Saya suka musik, menggambar, ilmu bela diri, dan lain-lain. Dari ketiga hobi tersebut, beberapa saya bisa menceritakan pengalaman yang menarik darinya. Menurut saya pengalaman-pengalaman ini membuat hobi-hobi tersebut lebih melekat pada hidup saya karena membuatnya semakin memorable. Sebagai seseorang yang senang musik, saya senang mendengar dan memainkan musik. Terkadang saya mengikuti kegiatan band.

Pengalaman saya dalam band masih sedikit. Saya hanya pernah beberapa kali ikut bermain dalam suatu band. Dalam menggambar, saya pernah ditugaskan untuk menggambar saat magang di perusahaan kontraktor. Disitu saya kadang mendapat kesempatan untuk ikut ke lapangan dan ikut survey bangunan. Ada satu saat dimana saya disuruh untuk mengukur bangunan karena tidak ada gambar kerja bangunan tersebut yang tersedia.

Salah satu musisi yang saya suka oleh karena lirik lagunya yang menarik eprhatian saya adalah Billy Joel. Pesan dan keindahan kata-kata dalan lagu Billy Joel terpadukan dengan luar biasa. Sebagian besar dari pesan dalam lagu-lagu Billy Joel sempat menyentuh hati saya. Lagu favorit saya dari Billy Joel adalah “Everybody Has A Dream” yang menceritakan bagaimana setiap orang memiliki mimpi dan mimpi penulisnya adalah untuk memiliki hidup yang tenang dan bahagia bersama pasangannya. Kemudian ada juga lagu ” Puano Man” yang memiliki konsep menarik dengan 

Saya magang hanya 20 hari saat itu, menurut saya pengalaman yang saya miliki masih jauh dari cukup untuk memuaskan rasa penasaran saya. Masih banyak yang ingin saya pelajari tentang perusahaan kontraktor dan pembangunan proyek. Saya masih belum sempat banyak melihat langsung proses pembangunan secara dekat. Selama saya kuliah, saya berniat untuk mengambil kesempatan untuk mendapatkan pengalaman di lapangan lagi seperti waktu saya magang. Contohnya, saya tertarik untuk mengikuti BakHim(Bakti Himpunan) dimana mahasiswa himpunan mengadakan kegiatan bakti untuk membantu pembangunan-pembangunan untuk orang-orang yang kurang mampu.

Dalam bela diri, saya pernah mengikuti pertandingan kickboxing. Dalam kickboxing, pertarungannya lebih keras karena tidak mengandalkan poin seperti karate, atai taekwondo. Peraturan dalam pertandingan kickboxing memperbolehkan untuk menyakiti lawan dengan pukulan dan tendangan ke kepala dan gerakan lain yang mungkin terlarang di beberapa pertandingan bela diri lainnya. Oleh karena itu, kickboxing memerlukan persiapan fisik, mental dan teknik yang kuat. Saya perlu berlatih sangat intensif untuk mengikuti pertandingan tersebut. Bukan hanya itu, saya juga perlu menurunkan berata badab dari 65 kg ke 60 kg dalam waktu 3 minggu. Hal ini melatih saya untuk memiliki disiplin yang kuat. Melalui pengalaman ini, saya semakin menyadari bagaimana memiliki target yang jelas akan jauh lebih efektif dalam membantu saya untuk tetap disiplin dibanding jika saya tidak memiliki target yang pasti.

Saya baru sekali mengikuti pertandingan atau fight. Setelah pengalaman itu saya semakin menyadari kekurangan saya. Tetapi, saya tidak merasa rakut untuk bertanding lagi. Bahkn, jika ada kesempatan saya akan mengambil kesempatan tersebut untuk mengikuti pertandingan lagi. Menurut saya pengalam bela diri saya berkontribusi banyak kepada mentalitas saya dan rasa percaya diri saya. Benar yang dikatakan bahwa saat seseorang paham cara bertengkar dalam ilmu bela diri, ia bisa menghilangkan rasa takut dan tidak percaya diri.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jason Nathanniel Wang – Get to Know Your Self

Halo, perkenalkan nama saya Jason Nathanniel Wang, biasanya dipanggil Jason, Jas, atau Son. Pontianak, Kalimantan Barat adalah tempat kelahiran dan tempat saya tinggal sepanjang hidup saya. Saya lahir pada tanggal 1 Juli 2005. Saya memiliki dua saudara laki-laki, yang tertua bernama Wilson Nathanniel Wang, dan yang bungsu bernama Carlson Reagen Nathanniel Wang. Ayah saya adalah seorang wiraswasta yang berdedikasi, sedangkan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga yang hebat.

Saudara-saudara laki-laki saya, Wilson dan Carlson, adalah sahabat-sahabat terbaik saya. Kami sering bermain bersama, berbagi rahasia, dan tumbuh bersama dalam pengalaman hidup kami. Meskipun ada perbedaan usia di antara kami, hubungan kami sangat erat. Kami adalah tumpukan kebahagiaan yang selalu saling mendukung.

Ayah saya adalah sosok yang selalu menginspirasi saya dengan semangatnya dalam dunia bisnis. Dia adalah contoh nyata tentang bagaimana kerja keras dan ketekunan bisa membawa kesuksesan. Melihatnya bekerja keras setiap hari membantu saya memahami pentingnya dedikasi dalam mencapai tujuan.

Ibu saya adalah tulang punggung rumah tangga kami yang selalu memberikan cinta dan dukungan tanpa syarat. Dia adalah sumber kehangatan dan kebaikan dalam keluarga kami. Belajar dari ibu saya tentang empati, kasih sayang, dan kepedulian terhadap sesama adalah pelajaran yang sangat berharga.

Kehidupan saya di Pontianak adalah bagian penting dari identitas saya. Kota ini terletak di tepi sungai Kapuas, salah satu sungai terbesar di Indonesia. Sungai ini selalu memberikan pemandangan yang indah dan kenangan manis sepanjang masa kecil saya. Saya sering menjelajahi alam sekitar, memancing bersama teman-teman, dan mengejar berbagai petualangan kecil.

Ketika matahari terbenam di atas sungai Kapuas, warna langit berubah menjadi nuansa merah dan oranye yang memukau. Ini adalah momen-momen yang saya nikmati dengan keluarga dan teman-teman. Bersama-sama, kami akan duduk di tepi sungai, menikmati makanan ringan, dan bercerita sepanjang malam.

Di SD Gembala Baik Plus, saya pertama kali mengenal dunia pendidikan formal. Awalnya, saya merasa agak terkejut dengan jumlah mata pelajaran yang harus saya ikuti. Namun, dengan tekad dan dukungan dari guru-guru dan orang tua, saya berhasil mengatasi perasaan itu. Saya menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih impian saya, dan saya harus bersungguh-sungguh dalam belajar.

Saat saya berada di SD Gembala Baik Plus, saya juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya adalah turnamen tarik tambang. Saya merasa bangga bahwa kami tidak pernah kalah dalam setiap turnamen yang kami ikuti. Ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang kerjasama tim dan semangat persaudaraan yang kami bangun melalui kegiatan tersebut. Itu adalah pengalaman yang mengajarkan saya tentang pentingnya kerja sama dan tekad dalam mencapai tujuan bersama.

Selain itu, saya memiliki guru Bahasa Inggris di SD yang sangat saya hormati. Beliau memiliki kemampuan unik untuk membuat kelas yang beliau ajarkan sangat menyenangkan. Pelajarannya tidak hanya tentang tata bahasa dan kosakata, tetapi juga tentang budaya dan kehidupan sehari-hari di negara-negara berbahasa Inggris. Guru ini benar-benar membangkitkan minat saya dalam bahasa Inggris dan membantu saya meraih prestasi tinggi dalam mata pelajaran tersebut.

Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini karena di sekolah inilah saya mulai membangun dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan menjadi bekal penting dalam hidup saya. Guru-guru di sekolah ini juga sangat membantu dalam menginspirasi minat saya dalam berbagai mata pelajaran. Mereka dengan sabar menjelaskan konsep-konsep yang sulit dan selalu mendorong kami untuk berpikir kritis.

Salah satu momen berkesan di SD Gembala Baik Plus adalah pertama kali saya merasakan jatuh cinta. Itu adalah perasaan yang benar-benar membuat hati saya berdebar-debar. Waktu itu, saya merasa seolah-olah dunia berputar hanya untuk kami berdua. Walaupun itu adalah pengalaman pertama, itu mengajarkan saya tentang perasaan, empati, dan arti dari memiliki seseorang yang istimewa dalam hidup.

Saya juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Saya terlibat dalam klub lingkungan sekolah dan kami sering mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon dan pembersihan pantai. Saya percaya bahwa kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi ini dan membantu mereka yang membutuhkan.

Pengalaman di SMP Gembala Baik Plus memberikan kesempatan langka untuk menggali lebih dalam tentang ilmu pengetahuan alam. Saya mulai memahami bagaimana konsep-konsep fisika menjelaskan berbagai fenomena di sekitar kita. Meskipun terkadang terasa sulit, saya menyadari bahwa pemahaman ini membuka mata saya untuk dunia yang lebih luas.

Selain itu, saya menemukan bahwa fisika sebenarnya memiliki banyak manfaat di masa depan, bahkan jika pada awalnya saya tidak melihat relevansinya. Kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep ilmiah dalam pemecahan masalah, bahkan dalam kehidupan sehari-hari, ternyata sangat berharga. Pemahaman ini juga memberikan dasar yang kuat untuk memahami perkembangan teknologi, isu-isu lingkungan, dan kemajuan ilmiah yang terus berlanjut.

Ketika saya memasuki SMA, saya merasa seperti perjalanan pendidikan saya telah berlangsung begitu cepat. Sembilan tahun berada di dunia pendidikan telah membawa banyak kenangan manis dan momen berharga. Selama masa SD dan SMP, saya selalu memiliki teman-teman yang setia menemani saya melewati kesusahan dan kebahagiaan di sekolah. Mereka adalah teman-teman yang selalu ada di samping saya, dan kami bersama-sama menjalani berbagai petualangan di dunia pendidikan.

Namun, semuanya berubah ketika pandemi COVID-19 melanda. Saya tiba-tiba merasa kehilangan semua teman yang telah saya miliki selama ini. Pandemi ini memaksa kita untuk menjalani pembelajaran jarak jauh, yang berarti kita tidak bisa bertemu secara langsung dengan teman-teman kami seperti sebelumnya. Rasanya sangat sedih ketika saya memasuki SMA di tengah-tengah pandemi yang merajalela.

Selama dua tahun pertama di SMA, saya harus menjalani pembelajaran online, yang menurut saya terasa sangat lambat. Saya merindukan interaksi sosial dengan teman-teman sebaya saya dan belajar di lingkungan sekolah yang nyata. Namun, saya juga menyadari bahwa ini adalah situasi yang kita semua hadapi, dan kami harus beradaptasi.

Akhirnya, setelah dua tahun itu, saya akhirnya bisa menginjakkan kaki di sekolah fisik saya. Saya ingat betul bagaimana perasaan saya ketika itu. Saya merasa seperti orang asing di tengah-tengah kelas saya yang baru. Saya melihat bagaimana semua orang di sekitar saya sudah memiliki grup mereka masing-masing, sementara saya merasa sendirian.

Namun, saya tidak menyerah. Saya bekerja keras untuk mencari teman-teman baru di sekolah ini. Saya mencoba berbaur dengan berbagai kelompok dan mencari kesempatan untuk berkenalan dengan orang-orang. Walaupun awalnya sulit, perlahan-lahan, saya mulai membangun hubungan dan mendapatkan teman-teman baru yang luar biasa.

Masa SMA adalah waktu yang penuh dengan tantangan dan peluang. Saya merencanakan untuk melanjutkan pendidikan tinggi setelah lulus SMA dan mewujudkan impian saya dalam mencapai kesuksesan. Saya percaya bahwa setiap pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang sulit, akan membentuk saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana. Saya berharap dapat terus berkontribusi untuk menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik bagi semua orang.

Saat ini, saya kuliah di Universitas Bina Nusantara (BINUS) dan tinggal di BINUS Square, yang merupakan asrama yang terletak di dalam lingkungan kampus. Saya telah memilih jurusan arsitektur sebagai bidang studi saya. Meskipun saya baru menginjakkan kaki di dunia perkuliahan selama 3 minggu, saya sangat bersemangat untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada di depan dan menjelajahi lebih dalam tentang dunia arsitektur.

Keputusan untuk memilih jurusan arsitektur di BINUS sebenarnya juga memiliki cerita menarik. Saya pertama kali terinspirasi untuk menjelajahi bidang ini setelah melihat sebuah video di YouTube. Video tersebut menampilkan seorang mahasiswa arsitektur dari ITB yang sedang membagikan pengalamannya dalam membuat maket arsitektur. Saya terpesona oleh kreativitas dan ketelitian yang diperlukan dalam proses tersebut. Video itu membuka mata saya tentang potensi dalam arsitektur untuk menggabungkan seni dan ilmu pengetahuan, dan saya merasa bahwa ini adalah panggilan bagi saya.

Selama kuliah ini, saya berharap dapat mengembangkan rasa percaya diri saya dengan menghadapi tantangan-tantangan akademis dan proyek-proyek kreatif dalam bidang arsitektur. Saya yakin bahwa dengan tekad dan usaha, saya dapat mengatasi setiap hambatan yang muncul.

Kemandirian juga menjadi fokus utama saya. Saya berencana untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan proyek-proyek pribadi dan melibatkan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memperluas wawasan dan keterampilan saya di luar ruang kelas. Ini adalah kesempatan untuk tumbuh sebagai individu yang mandiri dan berdaya.

Selain itu, saya berharap dapat membangun koneksi yang berharga selama masa kuliah. Saya ingin terlibat dalam komunitas arsitektur dan berkolaborasi dengan teman-teman sekelas dan dosen-dosen yang berpengalaman. Saya percaya bahwa menjalin hubungan yang kuat di industri arsitektur akan membantu saya dalam mengembangkan karier saya di masa depan.

Semua ini adalah tujuan yang saya bawa dengan semangat tinggi ke universitas ini, dan saya berkomitmen untuk bekerja keras untuk mencapainya. Saya sangat bersemangat tentang perjalanan ini dan semua yang masih akan saya pelajari dan capai selama kuliah di Universitas Bina Nusantara (BINUS).

Perjalanan saya di BINUS telah membawa saya ke lingkungan yang penuh dengan potensi dan peluang. Saya berharap dapat memanfaatkan waktu saya di sini untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan saya dalam arsitektur, serta untuk membangun hubungan dengan teman-teman sekelas dan dosen-dosen yang berpengalaman. Ini adalah awal yang menarik untuk babak baru dalam hidup saya, dan saya siap menghadapinya dengan semangat dan dedikasi yang tinggi.

Terima kasih telah mengenal saya, Jason Nathanniel Wang. Saya sangat bersemangat tentang perjalanan hidup saya yang akan datang dan semua yang masih akan saya capai. Saya berharap dapat terus berkontribusi untuk menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik bagi semua orang.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Janely Chandra – Get to Know Your Self

Halo, nama saya Janely, Asal kota Medan. Terlahir di keluarga yang lumayan sejahtera. Dengan ayah sebagai pekerja swasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Mempunyai mimpi untuk mempensiunkan kedua orang tua. Saya merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Dan sekarang saya sedang berkuliah di Bina Nusantara Jurusan Arsitektur.

Mengapa saya memilih jurusan Arsitektur? Saya tertarik dengan pemandangan alan dan bangunan-bangunan. Rasanya keren jika dapat membangun bangunan-bangunan yang terbenam bersama dengan alam. Selain indah untuk dipandang dan nyaman untuk ditempati, ini sekaligus dapat mengurangi polusi dan menekan pemanasan global yang kini masih menjadi permasalahan di seluruh dunia.

Lagu? Saya menyenangi banyak lagu. Mulai dari lagu yang sedih, santai, bahagia hingga lagu DJ. Salah satunya? Silver city oleh Space X, lagu ini merupakan lagu yang menggunakan bahasa mandarin.

Oh ya, Saya merupakan seseorang yang senang berinteraksi dengan orang lain. Namun saya sendiri bukanlah seorang ekstrovert. Saya senang mempunyai banyak kenalan. Kata dosen punya banyak relasi itu penting. Ya memang benar sih, cuman saya tidak hanya berpikir demikian. Menurutku memiliki banyak kenalan dapat membuat seseorang merasa nyaman berada di lingkungan tersebut.

Oh, ingin mendengar cerita saya? Saya kurang ingat cerita yang bahagia. Oleh karena itu tidak ada yang bisa saya ceritakan. Cerita kelam? Nahh, saya sudah melewati dan melupakannya. Saya juga tidak ingin merasakannya lagi.

Hmmm, jadi bagaimana saya menyelesaikan esai 1500 ini ya ? Baik baik, saya punya sebuah cerita.

Selama masa SMA, SMA 1 dan SMA 2, itu dilaksanakan secara online. Karena pandemi covid-19. Dan SMA 3-nya barulah dilaksanakan secara offline. Saya punya seorang teman, kami duduk sebangku. Awalnya kami tidaklah mirip, hanya saja kami berdua senang menggambar. Awalnya kami akrab. Tapi lama-kelamaan saya merasa ingin menjauh.

Kenapa? Pada awal semester saya bertanya kepadanya, “Apakah kamu sudah memilih jurusan untuk kuliah nanti?” “Belum, kayaknya aku bakal milih jurusan hukum”, balasnya.Lalu saya menceritakan tentang keinginan, hobi dan mimpi saya. Setelah itu, beberapa bulan kemudian, saya bertanya kembali. Namun kini jawabannya berbeda, “Jurusan Araitektur”, ujarnya. Saya kesal mendengarnya. Biasanya orang bakal senang jika memiliki teman dengan keinginan jurusan yang sama, Namun tidak demikian saya kepada dia.

Saya punya alasan. Mungkin ini terdengar salah. Tapi semua yang dapat saya lakukan, dia dapat melakukannya lebih baik dari saya. Saya merasa semua bakat yang saya miliki, dimiliki olehnya. Dalam segi menggambar, dia selalu menggambar lebih baik dari saya dan selalu mendapatkan pujian. Dalam segi belajar. jika berbicara dengannya, seakan-akan dia selalu bermain game sama dengan saya. Ketika ujian sudah dekat, Saya belajar dari pagi hingga malam, saya terkadang menanyakan kepadanya tentang progress belajarnya, dia selalu mengatakan “Aku belum sentuh” atau “pasrahkan!”. Tapi apakah kamu tau? Nilainya sangat bagus diatasku. Lalu dalam segi pertemanan, banyak yang mengajaknya berbicara tetapi tidak diriku.

Oleh karenanya, saya mulai merasa kecil dan tidak percaya diri. Hingga ke titik saya merasa lebih baik saya tidak ada disini. Toh semua hal yang bisa saya lakukan bisa dilakukannya. Dia juga lebih disukai orang-orang. Tidak ada gunanya aku berada disini. Sehingga saya mulai menentang beberapa hal yang dia utarakan. Saya tau itu salah. 

Hingga suatu saat kami bertengkar, dan saya memanfaatkan ini untuk menjauhinya. “Aku yang salah”, “Aku tidak akan menggangumu lagi”, itulah yang saya ucapkan padanya. Saya berpikir lebih baik dia tidak berteman lagi dengan orang jahat seperti saya. Dia adalah orang yang baik, lebih baik menjauhi orang jahat.

Setelah itu dia beberapa kali mengajak bicara, selalu saya balas dengan “Kamu tidak ada salah, Tidak perlu meminta maaf”. Dan itu kebenarannya. Saya juga berhenti mengajaknya berbicara lagi. Ketika lulus SMA, Saya memblokir seluruh sosmed yang sering dia gunakan untuk mengkontak saya. “Carilah teman yang lebih baik”.

Saya tidak tau cerita ini terdengar seperti apa di telinga orang, yang saya tahu pasti akulah yang salah, “Kenapa membanding-bandingkan diriku dengan orang lain?”. Can’t help it, she was sitting right besides me. I saw everything, i heard everything. Dan menurut saya, yang telah saya lakukan itu sudah benar, baik bagi diriku maupun dirinya.

Apakah cerita ini sudah cukup panjang? Hahahaha. Sekian dari saya, terima kasih.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Golfei Huang – Get to Know Your Self

Pertama-tama nama saya Golfei Huang, saya lahir di Pekanbaru, 02 Juli 2005. Saya merupakan anak pertama atau anak sulung, dan saya itu dua bersaudara dengan perbedaan umur yaitu 3 tahun dengan saudara saya. Saya juga lahir di keluarga yang sangat mencukupi fasilitas yang saya butuhkan, serta harmonis. Ayah saya merupakan seorang wirausaha dalam bidang kayu dan alat berat, dan Ibu saya menjadi sosok Ibu rumah tangga yang sangat hebat, serta membantu Ayah saya dalam mengelola finansial perusahaan Ayah saya. Akibat atau dampak yang saya rasakan menjadi anak sulung mungkin menjadi lebih tahu sedikit tentang apa itu dunia nyata saat memasuki fase perkuliahan, serta mulai memikirkan kenyataan yang akan saya hadapi. 

Seringkali saya merasa sedih, khawatir dengan porsi yang berlebihan, ketakutan akan rasa gagal di mata orang, dan takut akan rasa saya tidak mampu melanjutkan perjalan saya, serta takut akan rasa saya tidak bisa membahagiakan dan membuat kedua orang tua saya merasa bangga pada anak nya. Namun dibalik semua rasa kekhawatiran saya yang menurut saya itu berlebihan, saya tidak dapat mengontrol semua rasa kekhawatiran yang saya alami, tapi saya selalu bercerita melalui media telfon kepada ibu saya, dan saya selalu diberi pesan yang sangat membantu saya untuk menenangkan hati saya, serta saya selalu diingatkan untuk selalu berserah kepada Sang Pencipta dan berdoa kepada-Nya agar selalu bisa dan mampu menghadapi rintangan yang ada di depan saya dan dapat mematahkan rintangan tersebut untuk mencapai impian saya. Saya juga selalu di ingatkan oleh kedua orang tua saya untuk fokus kuliah, dan harus bisa memanage waktu sebaik mungkin. Dikarenakan waktu tidak bisa diputar kembali, oleh karena itu kita harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Saya juga selalu mendapatkan dukungan yang sangat banyak dari kedua orang tua saya yang pengalaman nya jauh lebih banyak dibandingkan dengan saya, yang dimana ayah saya selalu memberi kata kata motivasi untuk membuat saya semangat dan sadar bahwa kesuksesan itu datang tidak secara gampang, harus kita lewati melalui rintangan-rintangan, cobaan yang selalu menjadi penghadang di kehidupan kita. Di luar dari kata-kata motivasi yang disampaikan oleh kedua orangtua saya, saya seringkali terkadang mengalihkan rasa kekhawatiran saya dengan berolahraga untuk menghilangkan kekhawatiran saya, agar saya tidak terlalu memikirkan rasa kekhawatiran yang mungkin belum tentu terjadi dalam kehidupan saya.

Ada beberapa momen dalam hidup saya yang cukup saya banggakan pada diri sendiri yaitu momen hidup besar dan kecil saya. Momen hidup besar yang terjadi pada hidup saya sejauh ini menurut saya itu, saya dapat lulus dari SMA dengan nilai yang cukup tinggi dan mendapatkan beberapa prestasi di beberapa pelajaran, disaat yang bersamaan saya juga menanggap itu momen besar, dikarenakan saya telah satu langkah lebih dekat dalam tahap pendewasaan diri dan menghadapi realita dunia itu seperti apa kondisinya saat saya mulai masuk ke dunia perkuliahan.

Jika momen kecil mungkin ada beberapa, seperti saya mendapatkan juara saat SD,SMP, hingga SMA. Saya juga sempat mengikuti beberapa perlombaan seperti mengikuti tournament PUBGM, mengikuti kejuaraan basket tingkat provinsi KU-18, serta mengikuti Olimpiade tingkat kabupaten/kota Matematika disaat saya duduk di bangku SMP, dan mengikuti Olimpiade Kimia hingga ke tingkat kota/ kabupaten dan akhirnya saya gugur dan gagal mengikuti di tahap berikutnya yaitu di tahap provinsi.

Adapun cerita yang ingin selalu saya sampaikan kepada teman baru maupun teman lama saya itu mungkin tentang pengalaman saya. Seperti waktu disaat zaman COVID-19, disaat saya masih berusia 15 tahun yang duduk di bangku SMA kelas 1, saya masih tergila-gila dengan game hingga saya lupa dengan waktu saya sendiri, namun disaat itu juga saya ada di pro team sebuah game yaitu PUBGM, dan menjadikan hobby main game saya sebagai penghasilan kecil kecilan saya. Hingga pada saat itu saya berfikir, apa saya menjadi seorang proplayer di game PUBGM saja ya? Namun hal tersebut seiring berjalan nya waktu saya menyadari bahwa, hal tersebut tidak bisa saya jadikan sebagai acuan untuk sukses dalam karir entertainment yang saya jalani, dikarenakan teknologi terus berkembang pemikiran manusia juga otomatis lebih berkembang. Maka dari itu game tersebut bisa saja menjadi ketinggalan zaman atau outdated dan semua orang menjadi kurang tertarik atau peminat game tersebut akan berkurang, maka dari itu hal tersebut saya pikirkan tidak bisa menjadi acuan atau batu loncatan untuk menjadi orang yang sukses di bidang entertainment, dan harus mencari jalan yang lebih pasti untuk menjadi orang yang sukses di masa depan.

Selain saya sangat menyukai estetika bangunan, saya juga sangat menikmati mendengarkan musik di sebuah aplikasi yang bernama Spotify, saya sering mendengarkan lebih dari satu genre lagu, yang di antaranya ada pop, rock, jazz, k-pop, dan masih banyak lagi yang masuk ke dalam list favorit genre lagu saya. Namun dari sekian banyak genre lagu ada beberapa lagu yang saya sukai diantaranya lagu yang diterbitkan oleh Coldplay berjudul “Viva la Vida” yang memiliki makna kejatuhan masa kesuksesan seseorang yang dimana saat itu dia sangat sukses namun seiring berjalannya waktu semua orang satu persatu mulai berpaling dari dirinya, dan akhirnya dia pun mengalami masa kejatuhan dari kesuksesan dia. 

Tapi ada satu lagu dari sekian banyak lagu yang menurut saya memiliki makna yang sangat dalam dan berarti bagi saya, dan saya sangat menyukai lagu tersebut, yaitu lagu yang di terbitkan oleh Imagine Dragons berjudul “Whatever it takes”. Lagu yang satu ini memiliki makna bahwa, sebanyak apapun rintangan yang ada di depan kita dan sesusah apapun rintangan tersebut, kita pasti bisa menghadapi nya dan mematahkan rantai-rantai permasalahan yang menghambat kita untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.

Jika ditanya apa yang menjadi tujuan hidup kamu untuk diri sendiri dan orang lain? 

Menurut saya, tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri itu, mungkin punya uang agar bisa membiayai keluarga tanpa memikirkan nominal tersebut dapat berkurang secara drastis, serta bisa membahagiakan diri sendiri dengan mencapai peak point of my satisfaction dalam melakukan sebuah hal. Jika tujuan hidup saya untuk orang lain mungkin lebih ke arah legacy, atau sebuah hal yang dapat saya tinggalkan di dunia ini yang dapat di nikmati atau dipakai oleh semua orang termasuk keluarga, teman atau kerabat maupun masyarakat sekitar.

Setiap manusia pasti memiliki hal hal yang ditakuti dikarenakan sebuah kejadian yang tidak bisa mereka lupakan dan selalu menjadi bekas di pikiran mereka. Trauma itu merupakan hal yang cukup menggangu pribadi setiap orang dikarenakan trauma setiap orang berbeda-beda, tergantung dari apa yang di alami oleh mereka. Jika ditanya apakah saya pernah mengalami trauma? Mungkin trauma tidak pernah, namun suatu saat bisa jadi akan muncul trauma dalam hidup saya, namun saya hanya bisa berharap bahwa hari itu tidak akan pernah datang ke hidup saya. 

Banyak yang bertanya kepada orang lain di sekitar saya, maupun orang yang langsung bertanya kepada saya namun jawaban setiap orang pastinya berbeda. Jika ditanya kenapa saya memilih kuliah jurusan arsitektur, dikarenakan menurut saya, saya itu hidup hanya sekali di dunia ini, jadi dalam pikiran saya, saya harus bisa meninggalkan sebuah hal atau sering disebut juga “legacy”. Serta saya juga suka dalam melihat sebuah bangunan yang estetik secara bentuk, bermanfaat secara fungsi.

Adapun hal hal yang bisa membuat kita mencintai melakukan sebuah hal misal berolahraga, bermain game dan masih banyak lagi, adapun hal yang menjadi pertanyaan orang yaitu “Sejauh apa sih kamu mencintai arsitektur?”, “Apa sih hal yang membuat kamu cinta dengan arsitektur?”. Jika saya ditanya terkait hal tersebut, jujur saya cukup menyukai mungkin belum bisa dikategorikan dalam hal mencintai, karena saya kurang tahu gimana cara saya mendeskripsikan kecintaan saya terhadap suatu hal, namun ada satu hal yang bisa sampaikan mungkin ini merupakan sebuah hal yang bisa di kategorikan cinta terhadap arsitektur. 

Di saat saya masih kecil, saya menyukai aktivitas menggambar, dan seiring waktu berjalan kesukaan saya terhadap hal menggambar pun berkurang dikarenakan saya sibuk bermain game saat saya masih duduk di bangku SD, SMP hingga SMA. Namun saat SMA, walaupun saya aktif dalam bermain game, saya sering menonton wilayah wilayah dengan bangunan yang estetik, dan saya cukup senang melihat hal tersebut. Saat sudah lulus dari SMA, saya akhirnya melakukan trip dengan teman saya ke kota Bandung dan keliling kota Jakarta. Saya sangat sering memotret bangunan bangunan menurut saya estetik yang ada di Bandung maupun Jakarta, dan semakin lama saya semakin suka terhadap hal yang mencolok di sebuah bangunan. Seiring berjalan nya waktu saat saya masuk perkuliahan, saya ada tugas menggambar namun pada awalnya sebelum masuk perkuliahan di saat SMA kelas 3, saya mulai sering menggambar lagi, dan hasil gambaran saya bisa dibilang biasa saja, pada saat test menggambar untuk masuk Binus University juga saya menggambar. Setiap kali saya menggambar dan saat saya suda selesai saya selalu merasa puas senang terhadap hal yang saya gambarkan di atas kertas, seperti kepuasan saya terpenuhi karena usaha yang saya keluarkan selama berjam-jam dan akhirnya selesai, saya bisa merasakan “wah ini hasil karya saya, akhirnya terbayarkan saya bisa melihat karya saya sendiri”. 

Kesimpulannya saya merupakan orang yang overthinker dan dibalik semua pemikiran yang berlebihan dan rasa kekhawatiran saya yang berlebihan, saya selalu mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tua saya, dan saya menyukai arsitektur yang dimana arsitektur itu bukan sekedar bangunan, namun bangunan dan lingkungan sekitarnya, yang dimana bagus secara bentuk ( estetika ), fungsi dari bangunan tersebut, serta dampak positif atau negatif terhadap lingkungan yang ada di sekitar bangunan tersebut.

Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan seputar penglaman pribadi saya. Sekian, terima kasih.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Glen Caleb Gunawan – Get to Know Your Self

Perkenalkan, nama saya adalah Glen Caleb Gunawan, dan sekarang saya sedang menempuh perkuliahan semester pertama di Universitas Bina Nusantara yang berlokasi di daerah Kemanggisan, Jakarta. Di universitas ini, saya mengambil jurusan Arsitektur yang berpusat di Kampus Syahdan. Kehidupan saya sebagai seorang mahasiswa adalah sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sebelumnya. Saya ditantang untuk mengatasi berbagai macam permasalahan akademis maupun non-akademis. Saya juga ditantang untuk mengatur waktu saya yang dapat saya gunakan secara efisien untuk mengerjakan berbagai macam tugas dan tanggung jawab tanpa mengurangi waktu untuk beristirahat. Meskipun saya bertempat tinggal di Bekasi, saya menyewa sebuah ruangan kos untuk memudahkan akomodasi dan transportasi saya menuju kampus, sekaligus melatih kemandirian saya. Setelah saya melihat kurikulum jurusan Arsitektur di Bina Nusantara, saya merasa yakin bahwa ilmu yang saya dapatkan akan sangat berguna. Sebelumnya, saya berpikir bahwa arsitektur hanyalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang desain dan konstruksi dari sebuah bangunan. Namun, setelah beberapa pemaparan materi dari dosen-dosen, saya menyadari bahwa ilmu arsitektur lebih dari hal-hal tersebut. Saya berharap bahwa Bina Nusantara dapat membantu saya dalam mewujudkan cita-cita saya menjadi seorang arsitek yang mempunyai karakter dan ilmu.

Kehidupan saya dimulai ketika saya terlahir di Jakarta pada 30 Maret 2005 dari kedua orang tua yang sangat menyayangi saya.  Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara, dan memiliki seorang kakak perempuan yang terlahir pada tahun 1999. Saya terlahir di keluarga yang berkecukupan, baik dalam kondisi finansial maupun sosial. Dari sejak saya lahir, saya bertempat tinggal di daerah Klender, Jakarta Timur sampai dengan umur 12 tahun, sebelum akhirnya saya pindah dan tinggal di daerah Bekasi Barat sampai dengan hari ini. Ayah saya bekerja sebagai karyawan swasta dan freelancer, sedangkan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Ibu saya sempat bekerja menjadi seorang audit di salah satu perusahaan bank di Indonesia. Menjadi seorang anak bungsu dalam hidup saya membuat saya jadi mempunyai keinginan untuk meneladani kakak saya, dari segi sikap maupun akademis. Bertumbuh besar dengan kakak saya, saya melihat ambisinya dalam mencapai cita-citanya menjadi seorang dokter gigi. Perjuangan tersebut dimulai dari mengikuti les untuk masuk ke dalam perguruan tinggi sampai di masa perkuliahannya, dimana dia menempuh 4 tahun perkuliahan dan 2 tahun koas sebelum akhirnya menjadi seorang dokter gigi. Saya menempuh pendidikan di satu lembaga pendidikan swasta Kristen yang ternama di Indonesia dari TK sampai dengan SMA. Bersekolah di lembaga swasta merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga bagi saya, namun juga menjadi kekurangan karena saya tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa di luar sekolah saya. 

Setelah saya berulang kali mengambil tes MBTI (tes kepribadian), dapat disimpulkan bahwa saya adalah seorang ambivert yang lebih mengarah kepada extrovert.  Terkadang tes MBTI saya menunjukkan kecenderungan saya kepada extrovert maupun introvert, namun perbandingannya sangat tipis, sehingga saya mengklasifikasikan diri saya sebagai seseorang yang suka berinteraksi dengan orang lain, namun saya juga dapat menjadi seseorang yang pendiam dan menjauhi keramaian untuk ketenangan. Saya menyadar bahwa saya adalah orang yang sangat menghargai seni dalam bentuk apapun. Saya menyukai seni abstrak maupun konkret. Di beberapa waktu liburan sekolah, saya pernah menyempatkan diri saya untuk mendatangi museum indoor dan outdoor, dan saya tidak pernah merasa begitu terhubung dan sekagum itu. Selain itu, saya juga sangat tertarik dengan bentuk-bentuk bangunan yang ‘out of the box’, seperti desain bangunan yang tidak mengikuti bentuk dasar, seperti sekedar kotak, persegi panjang, segitiga, dan lainnya. Seni lainnya yang menarik hati saya adalah seni musik. Saya telah mempelajari piano semenjak saya duduk di taman kanak-kanak. Orang tua saya memfasilitasi saya dengan membelikan saya piano dan menyekolahkan saya di salah satu yayasan musik ternama di Indonesia. Hal tersebut menghasilkan 3 kejuaraan yang saya ikuti dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun. Salah satu diantaranya adalah saya memenangkan juara 2 pada Yamaha Piano Competition tingkat Nasional ketika saya masih berusia 8 tahun. Saya sangat menyukai bagaimana musik dapat mempengaruhi kondisi pikiran dan jiwa saya. Tidak ada satu hari dalam hidup saya dimana saya tidak mendengarkan musik, baik itu musik kontemporer maupun klasik. Genre yang saya sukai antara lain adalah musik klasik, pop, jazz, dan disco-pop. Fakta unik tentang saya adalah bahwa saya gampang terjebak di dalam suatu fenomena yang sering disebut sebagai ‘earworm’, dimana seseorang menjadi terus terngiang-ngiang akan suatu lagu. Hal tersebut mengakibatkan saya memiliki lagu kesukaan terberat yang berbeda-beda setiap bulannya, bahkan setiap minggu. Salah satu lagu yang berpengaruh  dalam hidup saya adalah “Bohemian Rhapsody” yang dipopulerkan oleh Queen. Lagu-lagu lainnya yang berpengaruh dalam hidup saya adalah “Killer Queen” oleh Queen, “bad guy” oleh Billie Eilish, dan “Flowers” oleh Miley Cyrus. Artis favorit saya sekarang adalah Taylor Swift dan Billie Eilish.

Dikarenakan saya adalah orang yang gampang terinspirasi oleh kesuksesan suatu orang melalui karyanya, saat saya masih duduk di bangku kelas 8 SMP, saya mulai menciptakan, merekam, dan memproduksi sejumlah lagu bersama teman saya sebagai partner penulis lagu. Meskipun saya hanya mempunyai laptop dan microphone dari handphone, saya tetap dapat menghasilkan musik dengan kualitas yang tidak buruk. Tidak pernah terbayang bahwa hari perilisan lagu perdana saya akan menjadi salah satu momen yang melekat dalam hidup saya. Saya mendapatkan pengakuan dan penerimaan yang sangat baik oleh seluruh teman, kerabat, serta pendengar-pendengar saya dari seluruh dunia. Momen yang membahagiakan tersebut ditambah lagi ketika di saat yang bersamaan, saya mendapatkan centang biru di Spotify, serta Music Artist Badge di YouTube.

Terlepas dari hal tersebut, saya harus tetap memikirkan kemana arah kehidupan saya, dimana saya tidak bisa hanya berpegang kepada satu opsi karir. Saya kemudian memikirkan kembali peminatan saya. Satu-satunya hal yang tidak pernah hilang dari diri saya adalah kecintaan saya terhadap arsitektur. Minat saya terhadap arsitektur sudah dimulai dari awal sekolah dasar. Orang tua saya menceritakan bahwa dulu saya memiliki rasa ingin tahu yang lebih tentang arsitektur. Dulu, saya selalu membawa kotak pensil saya kemanapun saya pergi dengan harapan bisa menggambar. Saya pernah beberapa kali menggambar bangunan di balik kertas menu yang ada di meja restoran. Di antara tugas-tugas sekolah dan pekerjaan rumah, saya kerap kali mengisi waktu luang saya dengan menggambar berbagai macam bangunan beserta detailnya, puluhan denah tata kota, dan sebagainya. Beberapa hal yang memperlihatkan kecintaan saya dengan arsitektur adalah seperti mencatat setiap ketinggian bangunan yang ada di dunia dan memasukannya kedalam tabel Microsoft Excel, menyukai pengambilan fotografi arsitektur, dan saya merasa jeli dalam hal detail pada proporsi suatu desain. Hal-hal tersebut mungkin menjadi alasan yang kuat mengapa saya memilih kuliah jurusan arsitektur. Saya ingin mengasah lebih kemampuan saya dalam bidang arsitektur yang sudah ada di dalam diri saya sejak dahulu. Maka dengan itu, saya sangat berharap bahwa jurusan dan perguruan tinggi Bina Nusantara dapat membantu saya dalam mewujudkan hal tersebut. Meskipun saya tertarik dengan arsitektur, saya sebenarnya tidak bisa menilai sejauh apa saya mencintai arsitektur, karena saya tidak bisa dibilang tidak mencintai ataupun terlalu mencintai arsitektur. Saya telah mengetahui hal-hal dasar tentang arsitektur dan memiliki kemampuan visualisasi desain dan ruangan, namun saya belum banyak mengetahui hal-hal teoritis mengenai arsitektur serta hal lainnya yang lebih kritis dan expert seputar dunia arsitektur.

Saya memiliki banyak sekali tujuan hidup yang saya ingin capai, baik itu untuk diri saya sendiri maupun untuk orang lain. Tujuan hidup yang pertama untuk diri saya sendiri adalah menjadi orang yang bahagia luar dan dalam dengan cara apapun itu karena hanya saya sendiri yang dapat membuat diri saya bahagia. Kedua, belajar untuk menjadi orang yang lebih berani dalam berkomunikasi serta meningkatkan kepercayaan diri saya. Dan yang ketiga, seperti salah satu poin dari Binusian Values, saya ingin berusaha untuk mencapai keunggulan (Striving for Excellence). Namun, bersama dengan semua hal tersebut, tujuan hidup yang sekarang saya ingin raih untuk diri saya sendiri adalah menemukan dan menetapkan arah dan jati diri saya, mempertimbangkan keputusan pemilihan karir dan penghasilannya, serta memikirkan tentang kehidupan setelah kuliah, dimana saya tidak bisa bergantung terus kepada orang tua untuk membiayai saya, sehingga saya harus menentukan arah hidup saya sendiri sedari sekarang. Sedangkan, tujuan hidup saya untuk orang lain adalah menjadi orang yang bermanfaat, kontributif, dan menyenangkan, serta menjadi sosok yang disukai dan tidak disegani oleh orang lain. Saya selalu memiliki keinginan untuk menjadi seseorang yang menonjol dalam suatu komunitas namun tetap menjaga kerendahan hati, serta menjadi seseorang yang selalu diingat oleh kerabat dan teman saya. Dalam lingkup pekerjaan, saya ingin menjadi seorang arsitek yang dikenal ramah, memiliki pola pikir yang kompleks, serta memiliki desain yang unik.  Sedangkan, dalam lingkup pertemanan, saya ingin menjadi seorang teman yang membuat ‘ruangan’ menjadi hidup atau ramai dengan kehadiran saya. Dari dalam diri saya, saya juga memang senang sekali menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain.

Sampai dengan saat ini, saya memang belum mempunyai cerita yang terbilang unik dan menarik untuk didengar oleh teman saya ataupun cerita yang selalu diminta oleh kerabat saya untuk saya ulangi. Namun, saya adalah tipe orang yang menceritakan/membagikan sesuatu secara berlebihan  (oversharing) ketika ditemukan dalam percakapan dengan seseorang yang saya rasa nyaman untuk berbagi. Hal tersebut menimbulkan munculnya berbagai macam cerita dalam satu perbincangan. Beberapa teman saya pernah menyebut saya sebagai “gudang topik” karena perbincangan yang terus mengalir ketika berbincang dengan saya. Sejauh ini, saya sangat bersyukur bahwa saya tidak mempunyai trauma atau kesedihan dalam kehidupan saya, dan saya berharap dan berdoa hal tersebut tidak mendatangi saya maupun orang lain.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Ghina Syifa Nabila – Get to Know Your Self

Hai, kenalin aku Ghina Syifa Nabila biasa dipanggil Ghina or sipa. Aku lahir di Tangerang, 14 Maret 2005 lebih tepatnya di rumah sakit daan mogot dengan lahir sesar.  Pendidikan tk di tk sejahtera, sd di sdn cipondoh 2, smp di smpn 4 Tangerang, sma di sman 1 Tangerang dan bersyukur banget dapet kesempatan untuk mengeban ilmu di binus jurusan arsitektur. Hobi aku mencoba banyak hal baru. Kekurangan aku adalah bersosialiasi, aku tipe orang yang susah memulai percakapan dan susah untuk dekat dengan orang baru, tapi kata teman aku orangnya friendly. Kelebihan aku adalah aku bisa melakukan banyak hal dan mau mencoba hal baru. Hal yang aku gasuka adalah film horor dan aku masih ga berani tidur sendiri, biasanya tidur sama kakak. Sewaktu kecil aku alergi susu sapi, hingga bunda memberika susu kedelai saja, aku juga alergi seafood, telur, coca cola, ayam negeri. Tapi aku sudah mulai memakannya perlahan lahan agar tidak terlalu terpengaruh. Makanan yang paling aku suka adalah makanan yang aku alergi, minuman yang aku suka sekarang ini jus tomat wortel karna sangat berpengaruh kekulit aku jadi ga gapang jerawatan trus aku suka air kelapa tanpa gula dan es karena air kelapa sangat segar. Buah yang paling aku suka adalah apel, aku juga suka durian, sebenernya aku suka semua buah tapi yang palinga aku suka itu apel. Aku dibilang aneh sama kakak karena kurang suka bakso, aku cuman suka bakso yang mamang garut deket rumah almarhumah nenek, aku lebih suka mie ayam dibanding bakso. Aku suka berbagai macam warna, tapi sekarang lagi suka warna biru. Aku suka melihara hewan, aku punya 3 kucing, 2 kura kura, ikan hias, ikan gurame, ayam ketawa dan 2 burung lover bird. Dulu aku melihata hamster shiria dan kelinci. Hal yang paling aku suka adalah melakuakn berbagai macam olahraga, tapi harus dibatasi karna masalah kesehatan. Aku suka berbagai hal tapi tidak sampai mencintainya, hanya sekedar suka. Seperti suka kpop, anime, drakor, dll tapi tidak sampe mencari tau sedetail itu. Lagu yang paling disuka untuk dinyalakan berulang ulang adalah lagu le sserafiem berjudul antifragel, aku sampai hafal koreografinya dan teman teman aku juga tau klo lagu itu dinyalakan pasti aku langsung mengikuti iramanya karena menurutku lagu ini sangat memberi semangat. Kalau lagu indonesia sekarang lagi suka Tak segampang itu dari Anggi Marito gatau kenapa suka aja dengernya. 

Aku anak terakhir dari 4 bersaudara, kakak pertamaku bernama Ghina Salsabila kuliah di Mustopo kedokteran gigi tahun depan lulus, kakak keduaku bernama Ghina Tasya Nabila baru lulus dari Universitas Bina    Nusantara jurusan managemen sekarang sedang masa percobaan di grup alfa gitu, kakak ketigaku bernama Ghina Nasuha Nabila kuliah di universitas brawijaya jurusan bioteknologi semester 3. Ayah aku PNS di kabupaten selatan, bunda aku wiraswasta konveksi tas dan baju. 

Menjadi anak bungsu itu jadi selalu di kira anak kecil terus. Susah untuk diberikan kepercayaan 100%, aku udh bisa nyetir mobil tapi blom dibolehin nyetir mobil kejalan raya, kalau nganterin bunda ke pasar naik motor aja bunda yang nyetir padahal aku udh punya sim. Trus juga jadi banyak pertimbangan klo memilih, aku tidak bisa memilih dan berjuang ke ptn selain bandung dan malang, gaboleh ngekos jauh jauh. Dan jadi anak bungsu itu selalu di suruh suruh, kaka selalu nyuruh hal sepele kaya ambil barang atau nyuci piring, sering diminta nemenin nenek. Tapi enaknya jadi anak bungsu itu lebih sering dapet perhatian, misalnya: saat makan diluar ayah suka memberikan lauk ke piring aku. 

Aku ingin menceritakan momen saat aku tk hingga sekarang yang aku ingat, karena fyi aku orangnya gampang lupa. 

Momen sebelum tk, waktu itu aku ikut kakak sekolah trus jadi ingin bisa nulis, karena ingin cepat bisa nulis akhirnya tangan aku klo nulis aneh sampai sekarang (gaseperti orang normal pada umumnya). 

Momen saat tk, waktu tk aku orangnya aktif banget dan tomboy sampe pernah manjat pager tk biar bisa main didalem padahal tknya tutup. Setiap pulang tk aku selalu mampir ke rumah nenek karena jaraknya yang dekat atau aku juga sering main kerumah teman tk aku yang disekitar situ. Aku pernah didorong kakak aku dari lantai 2 jatoh ke lantai 1, Alhamdulillahnya gapapa.

Momen saat sd, saat sd kelas 1-6 aku dikagumi banyak orang, mulai dari teman seangkatan hingga guru. Setiap upacara aku selalu tidak kuat berdiri lama karena masalah kesehatan. Ada momen memalukan saat sd yang sampai sekarang aku ingat, jadi waktu itu hari jumat aku diminta untuk menjadi penceramah, tapi saat itu aku sedang pilek dan gakuat berdiri lama, akhirnya aku ngomong dengan cepat dan terengah engah itu bagi aku hal yang memalukan karna tidak memberikan penampilan yang bagus. Saat pulang sekolah sd aku pernah nyoba naik ojek tapi aku gatau alamat rumah dan malah ngasih alamat ngasal (deket pom bensin), untungnya kakak aku ngeliat aku naik ojek jadi kakak aku yang ngarahin arah pulang. Saat pulang sekolah sd juga aku pernah jalan kaki dari sd ke rumah karena ga dijemput, dijalan ketemu anjing karena takut akhirnya aku lewat jalan belakang yang mana lebih jauh dari pada jalan utama. Saat sd aku pernah kehilangan raket bulu tangkis, sangking paniknya aku sampe nyumpahin orang yang nyuri. Saat kelas 5 jam pelajaran olahraga aku pernah bolos dan pas dateng kekelas langsung di hukum. Saat kelas 2 sd aku pernah nangis karena jari aku berdarah kena ujung pensil mekanik. Saat sd kelas 6 aku salah naik angkot pas mau pulang dari les, harusnya naik angkot yang ke ciledug tapi malah naik yang ke tanah tinggi. Saat sd aku mengikuti pencak silat hingga sabuk hijau.

Momen saat smp, saat smp kelas 2 aku langsung dapet ranking 1 padahal sebelumnya gapernah dapet ranking, tapi emang si semenjak smp aku berubah mengikuti lingkungan. Saat smp kelas 3 juga aku ranking 1 dan saat lulus aku ranking 5 pararel. Saat smp kelas 2 aku menang lomba hadang tingkat kota. Saat smp aku selalu ga menang dalam lomba melukis. Saat smp aku mengikut ekskul basket, olahraga tradisional banten (otb), paduan suara, dan ekskul seni.

Momen saat sma, saat saat pandemi dimana sekolah online. Saat sma kelas 3 aku menang lomba tari saman tingkat sekolah juara 2. Saat sma aku mengikuti organisasi mpk. Saat sma aku mengikuti ekskul tari saman, journal sekolah, ekskul seni dan olahraga tradisional banten (otb). Saat kelas 2 sma aku menjadi ketua event (Segi Cinta Zone). Menjadi panitia event sekolah (smancup) dan event mpk lain. 

Momen kuliah, aku ga mengikuti ospek universitas bina nusantara seperti ae, dan wow karena aku gatau ternyata harus hadir. aku salah naik angkot lagi pas mau pulang kuliah, untungnya ga nyasar. 

Aku orangnya tertutup banget tapi klo ngobrol tentang hal hal baru yang aku gatau dan mau aku tau itu sangat menyenangkan, aku suka banget menyoba hal hal baru, seperti menjahit, merajut, melukis, bermain basket, voli, manjat tebing, senam lantai, berenang, main ping pong, badminton, berkemah, bersepedah dan masi banyak lagi. Yang paling teman teman tunggu itu disaat aku menghasilkan suatu karya dari menjahit atau merajut itu. Karena bagi mereka itu menggemaskan. Sekarang aku lagi suka merajut, tapi lagi gasempet merajut karna banyak tugas. Akhir akhir ini juga lagi merawat diri, mulai dari mengenal undertone aku, belajar makeup, warna baju apa yang cocok sama aku, bentuk makeup kaya gimana yang cocok sama aku, dan olahraga dikit dikit dirumah agar badan tetap sehat dan fit. 

Dari hal yang coba coba itu akhirnya aku menemukan apa yang paling aku suka dan aku menikmati prosesnya adalah menggambar, walaupun hasil gambar aku masih kurang bagus tetapi aku suka sekali menggambar. Saat saat aku memutuskan untuk mengambil jurusan arsitektur itu disaat aku merasa aku mampu dalam mata pelajaran matematika, saat itu aku dibangku smp kelas 3. Semenjak itu, setiap melihat bangunan/ rumah/ gedung aku selalu meresapi, berfikir gimana bisa jadi seperti ini. Aku juga menghayati keadaan sekitar rumah, banyak pertanyaan pertanyaan muncul yang saat itu aku tidak tau jawabannya. Tapi pertanyaan pertanyaan itu terjawab ketika aku belajar di binus jurusan arsitektur ini. Karena keluarga aku mendukung aku untuk menekuni arsitektur ini akhirnya saya bersemangat untuk masuk jurusan arsitektur. 

Sebelum masuk univeritas bina nusantara ini aku belum tau apa apa tentang arsitektur, aku hanya menyukai hasil dari karya arsitek dan timnya. Harapan aku semoga dengan aku belajar arsitektur di univeritas bina nusantara ini aku dapat memberi wawasan aku untuk orang banyak dan bermanfaat bagi semua orang. 

Hidup cuman sekali, karena hidup cuman sekali aku ingin menjadi bermanfaat bagi banyak orang. Tujuan aku hidup untuk diri aku sendiri adalah aku ingin belajar arsitektur hingga aku bisa menjadi arsitek agar aku bisa menghasilkan uang yang banyak dan bisa membeli apapun (yang dibutuhkan) tanpa melihat harga. Disamping ekonomi, aku ingin hidup bahagia. Percuma banyak uang tapi tidak bahagia, aku ingin bahagia dengan keluargaku yang sekarang dan membuat  kelurga masa depanku. Disamping bahagia dunia, aku juga ingin bahagia di akhirat. Selain tujuan hidup aku untuk diri sendiri, aku juga punya tujuan hidup untuk orang lain. Pertama banget aku mau bahagiain orang tua aku. Lalu aku mau memiliki keluarga dan membahagiakan anakku dan suamiku, lalu aku ingin ilmu aku bermanfaat untuk orang lain, bisa dengan cara mengajar atau memberi saran, aku juga ingin merancang bangunan yang memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Feren Fresilia – Get to Know Your Self

Nama Lengkap saya adalah Feren Fresilia biasa dipanggil Feren. Saya lahir di Tangerang, 30 Juni 2005. Saya memiliki darah Chinese dan Indonesia dari Palembang. Saya adalah anak bungsu dari 2 bersaudara. Saya lahir dikeluarga kelas menengah, ayah saya adalah seorang kontraktor pemborong, Ibu saya pernah bekerja sebagai stocker manager dan sekarang beliau adalah seorang ibu rumah tangga. 

Saya memiliki severe anxiety yang pernah kambuh lumayan parah sehingga berdampak ke tubuh saya secara fisik. Belum lama ini saya terkena IBS (Irritable Bowel Syndrome) dikarenakan anxiety saya. Saat itu adalah pertama kali saya harus dibawa ke IGD karena mengalami sakit yang cukup parah, hingga membuat saya kesulitan untuk beraktifitas, dan itu adalah pertama kali saya harus mendapatkan infus. Moment itu cukup traumatic bagi saya, dan semenjak kejadian itu saya mulai mencari tahu tentang psikolog atau konseling untuk manage anxiety saya agar tidak berdampak lanjut untuk kesehatan saya.

Lagu favorit saya saat ini adalah Babe by Sugarland ft. Taylor Swift, dan banyak lagu Taylor swift lainnya. Lagu lagu Taylor Swift sangat amat menyentuh perasaan pendengarnya. Dan dua album indie dia yaitu “folklore” dan “evermore” adalah album terbaik untuk didengarkan saat saya mengerjakan tugas – tugas arsitektur saya.

Tujuan hidup saya selalu menjadi seorang seniman, baik melalui jurusan yang saya tekuni yaitu Arsitektur atau hobi saya yaitu menyanyi. Seni adalah cara saya memenuhi kebutuhan diri saya menumpahkan ide atau perasaan saya disaat itu. Tak sering saya post atau sebar luaskan aktifitas hobi dan passion saya, jadi menurut saya ini adalah bagian dari tujuan hidup saya yang sangat membantu diri saya tetap ingat dengan tujuan hidup saya. Dan dari tujuan saya tersebut, bisa di ambil juga dari penjelasan untuk diri saya sendiri. Tujuan hidup saya dapat menjadi apa yang orang lain tau tentang saya disaat saya memilih untuk membagikannya kepada orang lain. Bagaimana orang lain dapat mengerti dari hal-hal yang saya ingin capai.

Latar belakang saya bisa memilih jurusan arsitektur ialah saya selalu suka untuk mendesain sejak saya sd, waktu saya berada di bangku sekolah dasar saya berpikir kalau saya akan menjadi fashion designer atau illustrator. Dan saat saya berada di kelas 4, saya mulai ikut ayah saya untuk mendatangi proyek pembangunan dia, dan saya sangat sering melihat tumpukan gambar gambar rencana dari bangunan yang ayah saya buat dan melihat secara langsung gambar tersebut menjadi bangunan yang nyata. Dari situlah saya  mulai tertarik dengan arsitektur dan saya memilih masuk SMK jurusan DPIB (Desain Permodelan dan Informasi Bangunan) di SMK Negeri 56 Jakarta, dan melanjutkan edukasi di jurusan 

Architecture di Binus University. 

Pada saat saya berada di bangku Sekolah Menengah Kejuruan, saya sudah pernah mengerjakan banyak macam gambar seperti gambar arsitektur mulai dari denah, tampak, dan potongan rumah, denah pola lantai, denah plafon, dll. Gambar struktural yang pernah saya buat seperti denah pondasi, sloof, balok, kolom. Dan lengkap dengan gambar MEP juga, dari semua tugas tersebut saya sangat suka mengerjakan gambar potongan dan detail potongan. Karena di dalam gambar potongan, sangat mudah untuk kita lebih mempelajari semua lapisan yang ada di sebuah bangunan dan material apa saja yang dutuhkan dalam bangunan. Menggambarkan detail tersebut sungguh menarik perhatian saya karna saya dituntut untuk dapat menghitung secara akurat seperti seberapa tinggi anak tangga yang harus saya gambar, dan berapa banyak anak tangga yang saya buat agar hasil bangunan memiliki kemudahan untuk ditinggali.

 Medesign secara tiga dimensi di awal sekolah saya kira akan menjadi hal yang jauh lebih rumit dibandingkan mengerjakan gambar dua dimensi. Persepsi itu dengan cepat hilang setelah saya mulai belajar menggunakan ArchiCAD, software tersebut sangat amat membantu saya membuat gambar melalui AutoCAD karena di ArchiCAD memiliki fitur potongan, dan fitur itu membantu saya memvisualisasikan bangunannya dalam mengerjakan gambar gambar dua dimensi saya selama mengerjakan tugas akhir saya pada saat saya SMK.

Datang dari orang tua yang keuangannya sangat berpengaruh dengan keadaan ekonomi, sering sekali keuangan keluarga saya terasa turun ke kelas bawah disaat ayah saya belum mendapatkan proyek untuk dikerjakan, dan di sisi lain, jika kami sedang mendapat borongan banyak proyek keuangan saya dapat meningkat lumayan tinggi. Ketidak stabilan ekonomi tersebut membuat saya untuk selalu aware terhadap pengeluaran saya, apakah hal yg saya lakukan sekarang benar benar penting atau hanya sekedar keinginan, hal ini membuat saya harus bisa beradaptasi di semua keadaan ekonomi. 

Berbicara tentang hal hal penting tentang hidup saya, bisa saya sebutkan salah satu moment penting di hidup saya adalah bertemu 5 sahabat terbaik saya pada umur 11 tahun melalui grup fanbase selebgram secara tidak sengaja dan kami masih berteman dekat hingga 7 tahun. Pada tanggal 7 September 2023 saya mengantar mereka ke bandara karna mereka memilih kuliah dan kerja overseas, saya sangat berharap hari itu bukanlah hari terakhir saya bisa bertemu mereka.Saya tidak sabar untuk cerita kepada teman lama saya bahwa saya sudah mulai mendapatkan teman yang cocok dan se frekuensi dengan saya. Karena di hari-hari awal perkuliahan saya lumayan anxious terhadap tidak bertemu teman yang cocok dengan saya. Alhasil disaat saya mulai mendapatkan teman yang cocok dengan saya, saya cukup senang bahwa cerita yang saya berikan ke teman lama saya tidak melulu cerita saya selalu menyendiri di lingkungan kampus.

Saya sudah lama menyukai bidang Arsitektur, mungkin dalam segi riset saya kurang tau dalam karakter karakter penting dalam dunia arsitektur, karena dari kecil hal yang buat saya terpukau dengan dunia arsitektur adalah dari penglihatan mata saya sendiri karna langsung terjun ke lingkungan pembangunan tersebut. Tanpa tau dari seseorang yang saya tau melalui internet. Jadi, arsitektur bukan hanya sebuah jurusan atau karir bagi saya, arsitektur adalah bagian besar dari hidup saya karena sebagian aspek finansial hidup saya bisa tercapai karena adanya arsitektur dan pembangunan.

Impian saya untuk menjadi arsitektur bukan hanya semata mata karena saya suka mendesain atau arsitektur adalah pelarian yang lebih memenuhi tuntutan orang tua dibanding memasuki sekolah seni. Niat saya untuk memasuki dunia arsitektur adalah karena saya selalu ingin mempertahankan bisnis ayah saya dan memperluas rana bisnis beliau dan menjadi gabungan arsitektur dan kontraktor. Tentu saja, walaupun impian saya adalah melanjutkan bisnis ayah saya, saya akan menambah ruang lingkup saya dengan bekerja di sebuah studio arsitektur terdaftar di Pulau Jawa. Dalam pilihan saya untuk tetap bekerja kepada orang lain, dapat meningkatkan pengetahuan orang orang baru terhadap bisnis construction ayah saya, dan itu sangat amat membantu membuka lowongan kerja baru untuk tukang tukang yang membutuhkan perkerjaan proyek.

Ayah saya sendiri bukanlah seorang lulusan sarjana, beliau adalah lulusan STM dari jurusan Otomotif dan mulai bekerja di sebuah pabrik furnitur sebagai teknisi mesin, dan mulai mendapat kenalan klien dari jasa membenarkan mesin pada pabrik pabrik besar sehingga mulai terjun perlahan lahan ke bidang konstruksi dengan menawarkan jas finishing bangunan dari ilmu yang dia dapat dari membaca baca buku tentang kosntruksi dan membantu temannya yang juga seorang kontraktor. Ibu saya pernah menjadi stocker manager, beliau sangat pandai dalam menyimpan uang. Keluarga saya bisa tetap mengalokasikan uang disaat ekonomi keluarga saya sedang tidak stabil dari bantuan ibu saya. Karena sangatlah mudah bagi keluarga saya untuk benar benar kehabisan uang di masa masa kritis seperti saat pandemi dan sama sekali tidak ada satupun proyek yg berjalan selama 2,5 tahun. 

Saya memiliki personality type INTP-T(Logician). Saya adalah seorang introvert, dari definisi introvert yg saya gunakan adalah dimana seseorang butuh “recharge” social battery mereka disaat mereka sendiri. Saya pribadi sangat suka untuk hangout bersama teman teman saya, saat saya bersama mereka saya akan mulai merasakan lelah atau terasa drained, tetapi saat saya sudah sendiri baru terasa lebih relax dan mencukupi kembali social battery saya. Dengan memiliki personality INTP-T dapat diartikan bahwa saya adalah seorang yang memiliki rasa penasaran yang tinggi pada bidang yang saya tekuni. Saya pride dalam diri sendiri untuk mencari tahu tentang rahasia isi dunia dan hal hal yang mungkin menurut orang orang itu kurang relevan. Trait tersebut juga sering membuat saya terlalu fokus dengan hal hipotetikal dan membuat saya terpisah dengan kehidupan sosial. Kebiasaan itu bukan suatu hal yang buruk juga karena pribadi saya selalu berpikir dan mengandaikan suatu hal yang sedang menarik perhatian saya. Tetapi kebiasaan itu juga dapat menjadi kelemahan saya jika terus terusan terjadi.

Kelebihan saya adalah

– saya seorang yang analitis saat mengumpulkan suatu detail pekerjaan

– Taking the lead pada fase brainstorming ideas

– Tetap objektif dalam problem solving

    Kelemahan saya adalah 

– sering merasa disconnected karena saya sibuk dengan train of thoughts saya sendiri. 

– Saya sering merasa kurang puas karna selalu menemukan aspek yang bisa lebih ditingkatkan lagi.

– Saya juga seorang yang perfeksionis, hal itu membuat saya sangat kritis mengecek ulang kembali pekerjaan saya dan terkadang akan memperlama proses pengerjaan.

Dalam mencari teman saya bisa dibilang cukup selektif. Saya tidak mau bertahan di suatu circle pertemanan yang hanya memberikan pengaruh buruk kepada hidup saya, dan hubungan pertemanan tersebut hanya sebatas partner untuk hangout. Dalam suatu pertemanan menurut saya harus ada setidaknya 1 atau beberpaa kesamaan opini karna hal itu akan menjadi basic dalam menjalani suatu pertemanan. Untuk perbedaan yang ditemukan di tengah masa pertemanan, hal itu adalah point krusial dalam pertemanan saya untuk berpikir apakah perbedaan pendapat mereka bisa di toleransi atau sangat bertolak belakang dalam kepercayaan saya.

Saya adalah orang yg sangat affectionist. Disaat saya memiliki teman dekat, mereka akan saya anggap seperti bagian keluarga saya sendiri karena adanya rasa sayang dari diri saya kepada mereka. Jika ada teman yang mengkhianati saya, itu akan sangat berpengaruh besar dengan kebahagiaan saya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Felicia Agus Tan – Get to Know Your Self

Saya Felicia Agus Tan, anak pertama dari tiga bersaudara. Saya lahir di Tangerang dan ada cerita mengenai saya. Saya lahir prematur tujuh bulan di rumah, jadi saat mama saya mengandung saya di usia 7 bulan waktu itu mama saya sedang memasak dan mama harus jongkok untuk mengambil suatu bahan makanan lalu kata mama saya tiba tiba sakit perut dan kepala saya udah mau keluar dan akhirnya saya lahiran di rumah sakit dengan prematur dan untungnya masih bisa bernafas sampai saat ini. Saya tidak mengikuti pendidikan pg dan TK A karena saya sudah les dan sudah bisa baca tulis jadi saya langsung TK B. Pendidikan TK saya di Strada MGR Sugiyopranoto dan lanjut ke Sekolah Dasar di Strada MGR Sugiyopranoto sampai lulus SD. Saat saya SD saya memiliki pengalaman yang cukup buruk karena saya di bully saat kelas 1-2 SD oleh teman kelas saya yang selalu mendapatkan ranking. Dari SD saya sudah mengikuti kegiatan voli dan sering mengikuti lomba dan selalu mendapatkan juara. Namun saat lomba terakhir di SD saya mendapatkan luka jahitan di kaki saya karena kena gelas kaca sehingga saya tidak bisa mengikuti lomba terakhir. Lalu saat SMP saya menemukan banyak teman baru dari banyak sekolah dan saya merasa bebas walaupun orang yang pernah bully saya itu satu sekelolah dengan saya walaupun beda kelas. Saya melanjutkan SMP di Strada juga tepatnya di Strada Bhakti Mulia. Saat jelas 1 SMP atau kelas 7 saya dan teman kelas saya pernah dipanggil BK karena ada yang lapor saya dan teman kelas saya punya grup yang isinya itu kata katanya tidak bisa dijaga. Akhirnya semua orangtua kelas saya dipanggil lalu saat ditanya buktinya nya apa ternyata salah kelas dimana harusnya yang dipanggil BK itu adalah kelas 7B sementara saya kelas 7A. di SMP saya aktif mengikuti banyak kegiatan dari mulai mengikuti Lomba-lomba dari lomba Pramuka, Voli, Matematika, Speech, Dance dan Basket. Saya juga mengikuti berbagai kegiatan seperti menjadi tutor sebaya, paskibra, mengisi acara pentas seni dan lain sebagainya. Saat kelas 8 SMP saya pernah di hukum berdiri di pohon bringin karena tidak bawa kertas dan beberapa teman saya juga tidak membawa akhirnya kami semua ngobrol dan bercanda walaupun di hukum sampai kami membuat grup dari awalny di hukum. 

Menurut saya di masa SMP itu hal yang sangat menyenangkan karena itu masa nakal nya saya dan teman-teman saya. Lalu saat kelas 9 kita semakin akrab satu sama lain karena di kelas 9 banyak sekali kerja kelompok yang anggotanya beda. Di kelas 9 ada lomba 17 Agustus an antar kelas dan saat tiba waktunya kelas saya lomba tarik tambang lawan kelas lain tali tambang nya putus dan kita semua kecewa akhirnya setelah pulang sekolah kita yang kelas 9 buat lomba tarik tambang nya diganti dengan tali rafia dengan syarat hanya menggunakan 2 jari dan yang diperbolehkan itu hanya menggunakan ibu jari dan kelingking yang memenangkan lomba nya itu ditraktir makan sama yang kalah. Lalu saat masuk ke ujiang praktik kelas 9 karena ada virus Covid-19 kita semua diharuskan mengikuti kelas online lewat google classroom dan gmeet, karena komunikasi yang kurang saya dan teman saya membuat chanel discord bareng bareng untuk share informasi dari guru-guru, sampai akhirnya lulus kami memutuskan untuk makan bersama di café yang sering kita kunjungi untuk sekedar ngobrol atau nugas bareng. Masa SMP saya juga diisi dengan ngefangirl saya mengikuti boygroup WANNAONE, BLACKPINK, dan NCT. Awalnya saya tidak menyukai Kpop namun setelah mengetahui lebih dalam mengenai kpop oleh iih saya, saya akhirnya menyukai Kpop sampai sekarang. Grup yang sangat saya sukai adalah  BLACKPINK dan WANNAONE di BLACKPINK saya menykai Jennie dan di WANNAONE saya menyukai Jihoon. 

Lalu saya lanjut sekolah di SMA BPK penabur kota modern, Tangerang. Sekolah saya online sampai kelas 11 dan mulai PTMT kelas 11 akhir sampai lulus, di saat kelas 10 saya sulit mengikuti pembelajaran dengan baik karena saya terbiasa dengan pembelajaran langsung face to face akhirnya nilai saya turun drastis sampai kelas online selesai dan berlaku PTMT atau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas. Saya sangat mudah terpecah fokus nya dan saat saya sedang mengikuti kelas di zoom, biasanya ada notifikasi dari idola saya yaitu NCT saya merupakan Nctzen (nama fandom dari NCT) dan bias saya adalah jungwoo. Saat sedang fokus saya bisa tiba tiba menonton live boygroup atau girlgroup kesukaan saya bahkan saat kelas sedang berlangsung, sampai akhirnya sekolah saya menetapkan sistem PTMT selama sebulan. Lalu saat sudah berlaku PTM atau Pembelajaran Tatap Muka tiba tiba ada kelas 10 yang 2 orang kena virus Covid-19 dan akhirnya berlaku lagi PTMT dan terus begitu ganti gantian yang kena virus sampai akhirnya tidak terlau peduli dengan Covid-19 dan tetap memberlakukan PTM sampai kelas 12. Di kelas 12 saya masih tidak terbiasa karena meskipun sudah kenalan dan berteman melalui zoom online kita tidak pernah bertemu diluar jam sekolah dan itu sangat canggung, untungnya saya merupakan orang yang cukup cepat beradptasi dan berteman dengan banyak orang sehingga saya terbiasa dan mempunyai banyak teman. 

Saya dan teman-teman saya saat kelas 12 sering menghabiskan waktu bersama seperti main badminton, billiard, basket, dan juga nonton bioskop bersama. Saya dan teman-teman saya mempunyai jaadwal badminton setiap hari Jumat jam 3 di lapangan dekat sekolah. Dan di setiap jam pelajaran Olahraga biasanya saya dan teeman teman saya setelah mengikuti praktik akan izin untuk selesai lebih cepat dan mendengarkan musik bersama di kelas. Di kelas 12 saya bisa mengikuti pembelajaran karena sudah face to face dan di kelas 12 saya juga mengikuti paskibra dan dance, selama acara pentas seni saya sering tampil untuk dance. Moment paling berkesan di SMA adalah saat promnight pada saat prom disana  kami semua bercanda tertawa bersama dan menangis bersama karena akan melanjutkan pendidikan di tempat yang berbeda bahkan negara berbeda . 

Lalu saya melanjutkan pendidikan saya di Binus Kemanggisan mengambil jurusan arsitektur, saya di Binus bersama teman SMP saya yang mengambil jurusan mobile app, kebanyakan teman saya berada di Binus Alsut. Saat Inaugurasi kemarin saya dan teman saya Abir menjadi perwakilan jurusan  arsitektur. Sebelum Inaugurasi dimulai saya mengikuti gladi di Binus Alam Sutera disana saya bertemu dengan teman teman saya ada yang merupakan teman SMP dan juga teman SMA, selain bertemu dengan banyak teman saya,k saya juga berkenalan dengan beberapa orang yang menjadi perwakilan jurusan juga. Lalu saat Inaugurasi saya berangkat bareng bersama teman-teman saya dan disana kami berpisah karena sangat baanyak orang dan panas. Saya senang yang  hadir saat inaugurasi kemarin adalah Juicy Lucy saya sering mendengarkan lagunya bersama teman-teman saya. Selain itu, itu merupakan konser pertama saya, seru tapi melelahkan. Lalu setelaah inaugurasi ada yang namanya TKH disitu kami para maba arsitektur b27 disambut oleh kakak-kakak Himars disaana kita semua diajari carany menggunakan penggaris atau Stupa 0 dan juga banyak lainnya selain itu kita juga menjadi semakin akrab satu sama lainnya. Tibalah saya merasakanpembelajaran pertama di kelas hari Senin, selama masa perkuliahan banyak asyiknya dan banyak juga lelahnya karena banyak tugas-tugas yang diberikan.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Fathin Maftuh Abdullah – Get to Know Your Self

Nama saya Fathin Maftuh Abdullah. Saya biasa dipanggil Fathin. Saya berumur 17 tahun. Saya lahir dan besar di Jakarta. Saya sangat suka dengan hewan terutama kucing. Saya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, dengan ayah saya yang berumur 55 tahun dan bekerja sebagai PNS dan ibu saya yang berumur 51 tahun dan seorang ibu rumah tangga. Saya juga memiliki satu kakak laki-laki yang selalu membantu saya dalam banyak hal. Saya memiliki berbagai macam hobi sejak kecil, seperti menggambar, mengerjakan puzzle, bermain game, dll. Akan tetapi yang paling sering saya kerjakan adalah menggambar. Saya sangat senang saat mendesain hal baru dalam gambar saya, meskipun gambar saya kurang bagus. Kesenangan saya dalam mendesain ini menjadi salah satu dorongan saya memilih arsitektur. Saat saya beranjak SMP, saya mulai bertanya akan mimpi dan cita-cita saya. Awalnya, karena saya suka mendesain dan mengerjakan puzzle saya tertarik untuk menjadi puzzle designer. Namun ketika saya mempelajari tentang profesi tersebut lebih dalam, minat saya mulai berkurang. Lalu saya mencari berbagai macam profesi dan jurusan kuliah lain dan akhirnya saya menemukan arsitektur. Saya sangat tertarik dengan arsitektur karena banyak hal. Yang pertama kali menarik pandangan saya kepada arsitektur adalah karya Frank Lloyd Wright yang bernama “Falling Water”. Karya nya sangat indah dan membuat saya tertarik dengan arsitektur. Ketika saya mempelajari lebih mendalam tentang arsitektur saya sangat terpukau dengan luas nya ilmu arsitektur yang mungkin orang awam hanya mengetahui arsitektur sebagai profesi dimana seseorang membangun suatu bangunan saja, tetapi yang saya pelajari arsitek mempelajari yang lebih luas lagi. Dan semakin tertarik lagi ketika saya mengetahui bahwa ayah saya dulu ingin menjadi arsitek, dan mengetahui hal itu ada pikiran yang melintas di kepala saya “betapa keren nya jika saya bisa ber profesi sebagai arsitek dan mendapatkan hal yang ayah saya gagal untuk mencapai.”. 

Saya juga mulai bermimpi untuk meninggalkan sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat di masa depan. Dengan alasan-alasan tersebut dan beberapa alasan-alasan lainnya saya mulai bercita-cita untuk menjadi arsitek. Namun, tidak semua orang setuju akan keputusan tersebut. Ibu saya tidak setuju akan keputusan tersebut. Beliau menginginkan saya untuk menjadi dokter. Jadi selama saya menempuh SMA, saya meyakinkan ibu saya dan diri sendiri akan keputusan untuk mengambil jurusan arsitektur. Meskipun begitu, saya yakin ibu saya hanya menginginkan yang terbaik untuk saya. Dan saya terus berusaha untuk meyakinkan ibu saya bahwa saya serius dalam mengambil arah karir tersebut. Ayah dan kakak saya sangat suportif akan keputusan saya, terutama kakak saya saat saya menceritakan alasan-alasan saya memilih arsitektur sebagai profesi yang saya kejar. Kakak saya terkejut akan keinginan saya yang cukup jauh untuk menempuh profesi arsitektur. Karena keluarga saya mengira keputusan saya itu hanya keputusan setengah matang yang saya tidak pikirkan dalam-dalam sebelum membuat keputusan tersebut. Setelah sekian lama waktu meyakinkan ibu saya dengan dukungan dari akak dan ayah saya, akhirnya ibu saya setuju dengan keputusan saya. Saya menjalankan masa SMA saya seperti siswa pada umumnya. Hanya saja dengan tujuan profesi dan universitas yang lebih matang dari siswa-siswa lainnya. Saya ingin masuk ke Universitas Indonesia (UI) karena namanya yang terkenal dan jarak yang tidak begitu jauh dari rumah saya. Akan tetapi, saya gagal ketika mengikuti SNBT dan harus mencari universitas swasta. Tetapi itu bukan hal yang sulit, karena kakak saya juga sudah berkuliah di Universitas Bina Nusantara (BINUS) yang memang kualitas nya juga sangat bagus nasional dan internasional. Meskipun awalnya saya agak sungkan untuk mendaftar ke BINUS karena biaya nya yang mahal dan saya tidak mau membebani orang tua saya. Tetapi mereka tidak merasa terbebani oleh pilihan itu. Maka dari itu saya mendaftar di BINUS dan mulai menunggu tes masuk yang akan datang. Karena saya memilih jurusan arsitektur yang termasuk dari Fakultas Teknik, saya harus mengambil tes buta warna. Dan ketika saya mengambil tes buta warna, ibu saya juga melakukan pengecekan mata. Dimana ibu saya memiliki katarak di kedua buah mata nya. Dan saat waktu ujian tes masuk telah tiba, kebetulan di hari itu juga ibu saya operasi katarak. Sehingga saya harus melanjutkan tes masuk di rumah sakit dan sepanjang jalan pulang. Meskipun dengan kondisi tersebut, saya tetap diterima. Meskipun saya memiliki tujuan yang terhitung matang dibandingkan orang-orang seumuran saya, saya tetap seperti anak pada umumnya. Saya tetap suka bermain dan berkumpul dengan teman saya. Saya suka bermain game dari segala genre, terutama game dari genre FPS, RPG, Rouge Like, dan lain lain.  suka menghabiskan waktu bermain game online dengan teman-teman saya dalam waktu yang terhitung lama. Saya bukan anak yang termasuk pintar juga, nilai saya ketika disekolah masih berada di rata-rata kelas dan saya juga bukan anak yang termasuk rajin. 

Saya masih harus banyak belajar untuk mengatur waktu saya dan belajar menjadi lebih rajin. Saya suka bermain game online bernama Valorant dengan teman-teman saya. Valorant adalah game FPS (First Person Shooter) taktis multipemain gratis yang dikembangkan dan diterbitkan oleh Riot Games, untuk Microsoft Windows. Pertama kali menggoda dengan nama kode Project A pada Oktober 2019, permainan memulai periode beta tertutup dengan akses terbatas pada 7 April 2020, diikuti dengan perilisan resmi pada 2 Juni 2020. Pengembangan permainan dimulai pada 2014. Saya memiliki beberapa tujuan dalam berkuliah di jurusan arsitektur ini. Yang pertama adalah mencari karakteristik atau ciri khas yang spesifik dengan diri saya. Saya sangat terinspirasi dengan karya Frank Lloyd Wright dan beberapa arsitektur ternama lainnya untuk memiliki ciri khas tersendiri. Saya merasa memiliki ciri khas tersendiri merupakan bagian penting dalam berkarir sebagai arsitek. Dan tujuan yang lainnya adalah mencoba untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Saya ingin melanjutkan pendidikan saya di negara asing. Saya memiliki dua negara yang saya inginkan untuk melanjutkan pendidikan, yaitu jepang dan german. Saya ingin mengambil pendidikan lanjut di ke dua negara tersebut karena kedua negara tersebut terkenal dengan teknik nya yang bagus. 

Saya yakin dengan melanjutkan pendidikan di kedua negara tersebut saya akan mendapatkan ilmu yang lebih mendalam. Dan tujuan yang lainnya adalah untuk dapat menerapkan sustainable architecture dengan baik dalam semua proyek saya. Saya sangat tertarik dengan subjek sustainable architecture karena saya merasa bahwa menerapkan sustainable architecture itu adalah tahap yang paling penting dalam menjaga lingkungan untuk lingkungan di sekitar bangunan dan masa yang akan datang. Sustainable Architecture bagi saya merupakan ilmu yang seluruh arsitek harus memulai untuk menerapkan dalam proyek nya. Dan saya juga tidak melupakan mimpi saya untuk menjadi arsitek ternama. Dengan beberapa tujuan itu saya memiliki arahan selama berkuliah di BINUS. Ada beberapa hal lain yang saya ingin lakukan selama di BINUS. Salah satu nya adalah mengumpulkan relasi sebanyak mungkin agar bila suatu saat saya berniat membuka bisnis atau memulai entrepreneurship maka saya akan memiliki jalan yang lebih mudah. Mengumpulkan relasi akan saya terapkan paling kuat di saat saya mengikuti enrichment program. 

Saya ingin mengumpulkan relasi di saat saya berada di lingkungan kerja dan membuat relasi dengan orang yang lebih berpengalaman daripada saya. Dan relasi tersebut mungkin akan membantu saya untuk melanjutkan karir saya meskipun bukan entrepreneurship. Dan saya ingin mengikuti organisasi kemahasiswaan (OK) untuk mendapatkan relasi dan lebih mendalami minat saya. Dan ada juga OK seperti Himpunan Arsitektur (HIMARS) yang dapat membantu saya dalam mengumpulkan relasi dan pengalaman sekitar lingkungan arsitektur yang pasti akan sangat berguna untuk saya, terutama untuk portfolio. Saya juga memiliki tujuan untuk setelah saya lulus dari perkuliahan. Saya akan mengikuti PPAr (Program Pendidikan Arsitektur) dan akan melanjutkan bekerja hingga saya dapat mengikuti ujian untuk mendapatkan gelar arsitek. Dan selain itu saya juga menginginkan untuk melanjutkan pendidikan saya hingga S2 dan melanjutkannya di luar negeri. Atau jika saya mendapatkan beasiswa saya akan langsung melanjutkan pendidikan saya ke S2 dan melakukannya sambil bekerja di waktu luang saya. Saya juga ingin membantu membalas budi segala hal yang telah dilakukan dan diberikan oleh orang tua saya. Saya sangat berterimakasih kepada mereka karena telah mengurus dan membimbing saya hingga saya dapat melanjutkan perkuliahan. Tanpa mereka saya tidak akan jadi apa-apa. Dan saya juga ingin membantu kakak saya yang selalu mendukung saya. Saya juga ingin berkeluarga dan memiliki keturunan yang dapat mencapai cita-citanya. 

Jika saya sukses saya juga ingin membangun rumah untuk diri saya dan keluarga saya. Saya juga ingin mempunyai teman yang dapat hadir saat saya membutuhkan mereka. Saya juga ingin mempunyai animal shelter karena saya sangat menyukai binatang dan ada banyak binatang yang membutuhkan pertolongan diluar sana. Saya juga ingin dapat memiliki harta yang tidak hanya cukup untuk diri pribadi tapi juga untuk memberi kepada yang membutuhkan. Saya juga ingin membuka usaha sendiri agar saat tua nanti saya dapat pensiun dengan tenang. Saya tidak mau hidup kesepian karena tidak ada gunanya jika saya memiliki banyak harta tapi saya tifak memiliki siapapun untuk membagikan harta tersebut. Saya ingin sehat sampai saya tua nanti agar dapat beristirahat dengan tenang. Saya ingin memiliki keturunan yang juga peduli dengan saya dan tidak akan pernah lupa akan saya. Saya ingin menghasilkan sesuatu yang apabila orang lain melihat akan tau bahwa yang menghasilkan itu adalah saya. Saya juga ingin selama masa kuliah saya dapat untuk melaksanakan nya dengan baik tanpa meninggalkan kewajiban di tempat-tempat lain dan tanpa meninggalkan hobi dan teman teman saya. Tetapi segala harapan itu masih tetap hanyalah sekumpulan harapan yang tercapai atau tidak nya masih tidak ada yang tau. Yang saya bisa lakukan sekarang adalah tetap berusaha agar bisa mencapai segala cita-cita, mimpi dan harapan tersebut.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Farrell Tsafiq Rayhan Abbas – Get to Know Your Self

Nama aku Farrell Tsafiq Rayhan Abbas, aku tinggal dan lahir di Jakarta Bersama ayah dan bunda. Aku adalah anak sulung dari dua ber saudara aku dan adik aku Fathan, ayah bekerja sebagai karyawan swasta dan bunda bekerja sebagai ibu rumah tangga. Selama aku di Jakarta masa-masa yang aku kenangi adalah masa – masa sma ku, msasa – masa dimana yang paling asik dan menyenangkan walaupun dua tahun pandemi tetapi satu tahun di sam itu cukup menyenangkan. disana aku bertemu banyak teman, kita sering main bareng, nongkrong bareng, dan terkadang kita suka bercurhat satu sama lain. 

Tujuan hidupku cuman satu yaitu orangtua ku, hanya karena mereka aku bisa sampai di titik ini, karena mereka aku merasa bisa melakukan apa saja, mereka sudah menemani dan mambantu ku dari kecil jadi yang aku ingin adalah hanya mereka bisa bangga karena aku.

Tentang kepribadian aku, aku suka lagu berbagai genre, semacam pop, classic, rock, dll. Tapi sekaranga ku suka mendengar lagu tulus berjudul “1000 tahun lamanya”. Hobby aku saat ini adalah bermain music, semacam piano dan gitar walaupun belom jago tapi aku suka. Saat aku sd aku mempunyai kenagan yang sangat tidak disukai,

Aku memilih  arsitek karena dulu waktu kecil aku suka manggambar gedung – gedung, dan aku  suka sekali bermain game yang Bernama “Minecraft” disana aku suka sekali membuat rumah yang terisi di imajinasi ku seperti rumah melayang, hotel, dan yang paling aku suka itu membuat caffe dan perternakan, disaat itu aku sangat bermimpi bisa menjadi arsitek yang terbaik.

Itu cerita tentang aku sekian dari saya terimakasih.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Dzaki Ahmad Saputra – Get to Know Your Self

Cerita saya menjadi mahasiswa sebelum nya saya tidak ingin kuliah, di karenakan ayah dan ibu saya kuliah mau ga mau saya juga harus kuliah, sebelum nya saya ingin sekali berkuliah di kampus ITS yang berlokasi di Surabaya karena saya tidak lolos jalur SNBT lalu juga UTBK dan yang terakhir itu.

Seleksi Mandiri Dan pada akhirnya saya mencoba kuliah di binus dan saya alhamdulillahnya keterima di Binus University.

Lalu saya langsung mencari kos kos an yang agak jaun tetapi mempunyai harga yang harganya lumayan murah saya rasa cukup untuk untuk saya di karenakan saya juga berpikir kehidupan di Jakarta lumayan mahal untuk saya dari situ lah saya menggambil tempat yang murah lalu saya di hari awal saya masuk di kampus anggrek saya piker saya akan di sana dan ternyata saya di kampus syahdan itu juga muter muter jadwalnya terkadang di kampus anggrek terkadang di kampus syahdan tetapi mayoritas di kampus syahdan.

Lalu saya mengikuti TKH bagi saya acaranya seru dan juga asik di situ saya belajar gimana cara menggambar dan juga membuat maket teryata arsitek tidak se mudah yang saya bayangkan saya berpikir tugas saya hanya menggambar ternyata tidak hanya itu saja ada membuat maket gambar tampak dan juga isometri yang saya paling takuti membuat maket dan isometri bagi saya isometri itu susah di karenakan harus simetris jika tidak simetris maka gambar saya akan tidak bagus saya membuat gambar isometri bisa enam jam padahal hanya kamar kos yang tewrbilang kecil.

Untuk selama ini saya baru belajar mengambar yang tadinya saya tidak bisa mengambar mungkin kali ini saya sudah mulai bisa lumayan daripada sebelumya saya saya yang tidak bisa sama sekali lalu saya juga suka hewan contohnya kucing saya beri nama milky karena berwana putih bersih, kadal saya beri nama jerry karena tubuhnya kecil dan lincah dan masih ada lagi hobi saya meniram tanaman ada bayak tanaman yang saya tanam contohnya monstera alocasia bagi say aitu tanaman yang menambah estetika di kamar maupun rumah saya.

Rumah saya di Bekasi saya selalu pulang setiap minggu intinya setiap hari libur di karenakan saya kangen rumah saya ibu dan ayah serta adik adik saya saya kengen kehidupan sebelum kuliah di sini saya di kost bingggung mau makan dll akhirnya saya pulang saja tidak hanya itu saja saya juga memotong rumput di taman depan dan di taman belakang rumah saya di karenakan tidak ada yang mengurusnya lalu saya juga bersih bersih kamar saya di karenakan jika tidak di bersihkan akan mudah sekali berdebu padahal ventilasi sudah saya tutup dan candela tidak terbuka saya sangat heran sekali. Ketika saya pulang di situ saya merasa Bahagia sekali dan juga rasanya tenang adem tugas tugas rasanya bebas pening hilang semuanya saya sangat Bahagia sekali bebas sekali.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

DZAIKRA TAQQIY – Get to Know Your Self

Saya adalah dzakra taqqiy seorang anak yang berumur 18 tahun yang dibesarkan seperti malika…..dan saya ini dari kecil anaknya cengeng tapi tetep lucu si tapi ya walaupun kaya gt saya soleh banget ko karena saya selalu kembali kepaada yang maha kuasa setelah apapun hal terjadi dan saya sangat ga tegaan anaknya jadi kek saya orangnye apa yah bisa dibilang sih anu apa ya kek baik banget sih terus kek saya tuh ga sombong….ga deng becanda terus tapi asli deh saya sebenrnya asik banget ko dan saya supel lah kumayan walaupun saya mentalnya g kuat kuat banget sih sebenernya tapi yaaaa over all saya adalah anak yang jujur tapi suka boong dikit walaupun g sebohong orang orang di komisi II di dpr jadi yaa masi lumayan soleh lah terus saya mau cerita fiiit lagi nih sebelum deadline jadi bapa saya tuh ga lama tuh baru pensiun di jabatannya terakhir 4B di bea dan cukai karena dia sakitt aduh hadi sedih deh tapi tetep kek dia tetap semangat banget bisnisnya apa aje di libas bisnisnya semasih halal emang bapak saya ter the best brow terus dia tuh takut banget sama istrinya padahal dia nyuruh gue masuk unpad farmasi karena gue keterima disana kan tapi tetep kata nyokap gue gue ga boleh nge kost karna takut bandel dann gue juga jujur belom siap bebas banget sih hidupnya karena masih mau merasai nikmat disayang dan diperhatikan ortu jadi oleh karena itu saya di binus deh mgambil arsitek dan memang saya suka mendesign sih dari dulu walauoun designnya jarang di apreciatr karena duku jarang ada yang ngerti jadi ya semoga ilmu saya di arsitek ini bermanfaat dan semoga bisa mendapat ridhonya allah dan rasulnya serta ridho rang tua dan guru jadii yaaa semoga aja saya sukses deh jadi ilmu arsitek ya berguna

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Dina Elfiyana – Get to Know Your Self

Nama saya dina elfiyana saya anak pertama lahir di aceh pada tanggal 25 bulan juni 2005, saya mempunyai dua adik laki laki dan perempuan, pekerjaan ayah saya wiraswasta dan ibu saya ibu rumah tangga, saya suka mendengarkan musik disaat saya belajar, bersih bersih, dan lain lain. dan saya kurang menyukai lagu yang sedih karna membuat semangat saya turun. saya menyukai coklat dan saya tidak suka keju, saya tidak menyukai makanan luar seperti pizza, burger, pasta tapi saya menyukai maklube, maklube berasal dari turki, saya mulai menyukainya disaat saya masih SMA di sekolah saya sering menghidangkan maklube, saya suka nonton anime seperti one piece, naruto, the promised neverland, jujutsu kaisen, black cover, attack on titan, dan studio ghibli. aku suka main lego.

 Aku suka kpop aku stan grup black pink, enhypen, NCT, dan TXT. aku juga suka main uno bersama teman teman jika ada waktu senggang. saya pelihara landak mini saya beri nama chori ( macho berduri) karna dia jantan. aku suka rendang, teri balado, ikan baldo. saya suka anak kecil saya suka disaat mereka memelukku, saya merasa tenang disaat mereka memeluk saya. saya suka donasi di unicef dan saya kadang juga di bulan ramadhan sering membagikan makanan untuk orang orang yang berhak mendapatkannya. saya suka laut saya juga suka sunset, karna disaat saya melihat laut membuat hati saya tenang,alasan saya memilioh arsitektur adalah saya ingin bangunan bangunan yang di indonesia ini bertahan lama dan terstruktur. maaf jika ada kekurangan dan salah kata, makasih banyak pak.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Danis Ramadhan Putri – Get to Know Your Self

Halo perkenalkan aku Danis Ramadhan Putri, semua orang manggil aku Danis, aku lahir di Jakarta, aku anak terakhir dari 3 bersaudara dan aku lahir di keluarga yang sangat harmonis dimana ayah sering bikin aku tertawa dan mamah baik bangett gapernah marah, oh iya masakan ayah aku juga enak bangett ahahah tapi meskipun ayah bisa masak aku malah gabisa masak ahaha, mamah dulu juga gabisal masak terus akhirnya diajarin masak sama ayah, sampai sekarang setiap hari libur mamah sama ayah selalu masak bareng didapur dan aku menjadikan itu list yang harus aku lakukan juga ketika aku punya pasangan nanti.

Untuk hal yang paling berkesan waktu aku ngambil rapot SMP haha, nilai aku banyak banget yang C dan D bahkan B nya cmn 2 atau 3, A nya cuman 1 di pelajaran seni budaya. Tapi meskipun nilai aku gituu mamah ga marahhh mamah kayak udah tau aku emang ga jago soal mtk, terus bukannya marah mamah malah ngajak aku makan  di kantin bawaa aku inget banget waktu itu makan soto hehe. Pokonya setiap sampai aku sma nilai tertinggi aku pasti selalu ada di seni budaya dan prakarya haha. 

Aku sekarang kuliah ambil jurusan arsitektur di universitas bina nusantara, aku ambil arsitektur karna aku suka ngedesign yang berawal dari main game the sims 4, dibanding mainin kehidupan manusia the sims aku lebih suka ngedesign rumahnya doang. 

Aku berharap banget jruusan yang aku pilih sekarang bisa membuat semua impian aku tercapai, bisa bikin mamah sama ayah seneng, bisa jalam jalan bareng sama mamah ayah dan sama pasangan aku (kalo nanti udah punya) HAHAHA. Ohh aku pengen banget punyaa rumah di usia 20an aku mau punya rumah yang bisa aku design sendiri ruang dalemnya, aku mau beresin rumah aku sendiri haha aku suka banget beres beres rumah bahkan karna suka beres beres aku dulu mau ambil jurusan perhotelan ahaha tapi ga dibolehin sama mamah katanya “emang kamu mau beres beres mulu”

Harapan kedepannyaaa aku bisa lulus S1 arsitekturr tepat waktu yaitu 4 tahun, semoga sikap aku terus sayang aku ke mamah sama ayah gapernah berubah, semoga aku juga ga bakal bikin mamah sama ayah sedih dan aku bisa nyenengin semua orang termasuk diri aku sendiri.

Untuk beberapa minggu setelah kuliah di binus ini aga bikin shock yahh dari tugasnya yang setiap saat ada, dan deadlinenya 1 minggu doang terus juga ujian pake bahasa inggris ppt bahasa inggris mana aku gabisa bahasa inggris haha takut bangettt, makanan dI deket syahdan juga enak enakk BANYAKKK MAKANAN AKU SUKA AKU SUKA 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Daffa Tyora Hamedya – Get to Know Your Self

Perjalanan masa remaja biasanya menjadi kisah yang lekat di memori setiap orang. Mulai dari manis hingga pahit pengalaman hidup satu per satu mulai dilalui dalam rangka pendewasaan untuk menempuh hidup yang lebih bermakna di kemudian hari. Menjadi mahasiswa baru adalah salah satunya, walaupun dalam kasus saya, Universitas Bina Nusantara adalah gerbang kedua yang saya masuki setelah sebelumnya pernah menempuh pendidikan dalam jenjang yang setara di manca negara, lebih tepatnya negara Jerman.

Kehidupan seorang mahasiswa tentu berbeda dari yang pernah dialami selama sekolah dasar. Menempuh pendidikan di universitas bukan sekedar memperdalam ilmu atau mencari gelar hanya untuk mengejar status akademik yang dinilai tinggi bagi kebanyakan orang. Lebih dari itu, sejatinya kita sebagai individu membiasakan diri untuk mengolah pikir dan rasa demi dipergunakan untuk kebermanfaatan sosial dan memaknai hidup yang lebih baik. Menyambungkan pula dari terjemahan dasar filsafat, induk dari segala ilmu, yaitu mencintai kebijaksanaan. Maka dalam teori dan praktiknya, salah satu indikator keberhasilan utama sebagai mahasiswa adalah seberapa berpengaruh dampak baik yang dapat diberikan untuk perkembangan ilmu pengetahuan yang mengarah pada majunya peradaban manusia.

Tulisan ini saya mulai dengan sudut pandang pribadi mengenai makna menjadi seorang mahasiswa. Lalu dilanjutkan perkenalan diri dan rekam jejak singkat dari beberapa titik pengalaman yang menjadi milestone dalam kehidupan saya pribadi. Poin terkait tujuan hidup dan bidang arsitektur akan menjadi sorotan utama demi menjaga arah tulisan yang sesuai dengan topik Introduction to Architecture. Di samping itu, saya menambahkan beberapa hal terkait Sustainable Development Goals sebagai contoh yang akan dikaitkan langsung dengan ilmu STEM. 

Nama saya Daffa Tyora Hamedya, akrab dengan sapaan Daffa atau bisa juga dipanggil Hamedya. Saya lahir pada tanggal 12 April tahun 2002, di Kota Malang, salah satu kota besar di Jawa Timur yang terletak di selatan Ibu Kota Provinsi Surabaya. Saya anak tengah dan satu-satunya laki-laki dari 3 bersaudara. Ayah saya seorang dokter, konsultan bedah lebih spesifiknya. Ibu saya seorang karyawati di salah satu institusi keuangan di Indonesia. Sedari kecil, sekitar usia 10 tahun,  saya biasa hidup sehari-hari hanya bersama ibu, kakak, dan adik saya, karena ayah saya berdinas di rumah sakit di luar kota yang cukup jauh, sehingga hanya bisa pulang di akhir pekan. Sayangnya, tepat ketika saya memulai studi di luar negeri, ayah saya pindah kerja di Kota Malang dan bisa berkumpul bersama keluarga inti kembali. Keadaan ini seakan menjadi garis waktu yang tidak menyenangkan karena kebersamaan yang tidak bisa saya dapatkan sebagai bagian dari sebuah keluarga. Dari kondisi ini pula, saya seperti tidak memiliki sosok panutan yang bisa dicontoh secara langsung untuk berkembang khususnya sebagai seorang laki-laki yang baik.

Lompat jauh pada pengalaman hidup rantau di negeri asing. Sendiri sudah menjadi hal yang lumrah bagi saya, bahkan menjadi salah satu ciri kepribadian. Namun demikian, tetap saja mandiri adalah hal yang berbeda. Bertahan hidup di suatu tempat yang asing bersama orang-orang asing pula memberikan banyak pelajaran kehidupan berharga. Jika perlu diringkas, maka hal paling penting bagi saya adalah bagaimana dalam proses ini selalu mengarah pada hasil kemajuan terhadap kecerdasan emosional. Ketika kita sebagai manusia meluangkan waktu yang cukup untuk mengenali diri sendiri dan sekitar, pada waktu itulah kita bisa menyadari tujuan hidup masing-masing yang sebenarnya. Hal ini bisa dimanifestasikan untuk pribadi maupun ke orang lain dalam konteks berempati.

Adapun menurut saya pribadi, salah satu cara untuk bisa membantu menentukan tujuan hidup adalah dengan memaknai nama diri kita sendiri. Hal tersebut didasarkan oleh keyakinan bahwa nama yang diberikan oleh orang tua adalah doa atau harapan yang diamanahkan kepada kita ketika lahir ke dunia ini. Sebagai contoh nama saya sendiri secara singkat artinya pembela kebenaran atau kebaikan. Dari nama ini, apapun hal yang menjadi target dalam hidup saya akan dilandasi oleh sikap menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kebaikan. Kemudian, hal abstrak ini dapat saya urai kembali pada konteks inteligen atau kecerdasan secara umum. Benar dan salah dalam ranah kecerdasan intelektual. Baik dan buruk dalam lingkup kecerdasan emosional. Maka dari itu, tujuan hidup saya adalah untuk mencerdaskan diri sendiri dan orang lain secara intelektual dan emosional sebagai upaya untuk memajukan peradaban manusia yang penuh dengan manfaat.

Dari uraian sebelumnya, mengetahui tujuan hidup memang membuat saya lebih terarah dalam menentukan aktivitas yang perlu dikerjakan sehari-hari. Namun, bukan berarti jalan untuk mencapainya menjadi mudah, karena selalu ada ujian baru yang berada di depan. Titik terendah sebetulnya saya alami ketika mencoba menggapai tujuan tersebut. Pada waktu usia 19 tahun ketika berkuliah di Jerman, saya mulai mendirikan organisasi independen bernama COM, akronim dari company and community. Organisasi ini bertujuan untuk menjadi wadah bagi mahasiswa Indonesia khususnya agar dapat berelasi tanpa batas wilayah sebagai opsi sarana pengembangan diri di luar kegiatan akademis pada umumnya. Lebih spesifik yaitu company dalam bidang kewirausahaan (ekonomi bisnis) dan community dalam bidang kepemimpinan (politik hukum). Ada saat di mana saya bersama kurang lebih 150 orang yang tergabung dalam tim telah selesai dalam merumuskan setiap target yang ingin dicapai dalam program kerja masing-masing. Namun,  masalah muncul dalam tahap eksekusi. Pada puncaknya, terjadi perpecahan besar yang dipicu oleh beberapa hal dan saya pribadi menerima efek buruk secara langsung karena semuanya otomatis menjadi tanggungjawab saya sebagai pemimpin. Singkatnya, hal ini berefek pada kehidupan saya pribadi sampai kepada kondisi kesehatan yang menjadi sangat buruk baik fisik maupun mental. Hingga pada akhirnya, karena kondisi kesehatan yang sangat parah dan telah melalui serangkain proses medis di Jerman, saya terpaksa mengambil keputusan untuk kembali pulang dan melanjutkan perawatan di Indonesia. Alasan paling sederhana yang bisa saya ungkapkan adalah bahwa saya tidak ingin memberi beban terlalu berat pada keluarga yang selalu  khawatir ketika menunggu kabar dari jauh dan tidak bisa berbuat apapun secara langsung.

Satu tahun di Indonesia, saya berada dalam kondisi medis khusus dan hanya bisa melakukan aktivitas yang terbatas sembari perlu rutin mengonsumsi obat. Dokter juga mengharuskan saya berada dalam kondisi yang tenang, karena fungsi tubuh saya berkurang secara drastis. Perlu waktu dalam hitungan bulan untuk bisa mengembalikan kemampuan berpikir saya secara normal. Karena semua hal tersebut, ada satu keputusan yang diberikan bahwa saya tidak boleh melanjutkan kuliah atau kegiatan yang perlu berpikir sedemikian rupa untuk sementara waktu. Hal ini membuat saya seakan kehilangan motivasi dan intensi untuk menggapai tujuan hidup saya. Dunia akademis yang sangat saya pedulikan harus terhenti untuk waktu yang lama.

Pada pertengahan tahun 2023 barulah saya bisa kembali memulai aktivitas dalam standar normal manusia. Tanpa berpikir panjang, saya memutuskan untuk kembali masuk jenjang perkuliahan dan tibalah sekarang saya menjadi bagian dari Universitas Bina Nusantara. Saya memilih jurusan arsitektur berdasarkan tujuan jangka panjang pribadi untuk mampu mendalami ilmu filsafat lingkungan. Dimulai dari ilmu tata ruang atau planologi dan lebih spesifik terhadap ranah arsitektur. Sehingga dalam perjalanan saya di arsitektur, green building menjadi salah satu hal yang ingin saya pelajari secara mendetail. Ketertarikan saya terhadap arsitektur juga dilandasi alasan kecocokan pribadi terhadap bidang ilmu yang bersifat lebih general dibanding spesifik. Menjadi seorang yang expert generalist lebih sesuai dengan prinsip saya dalam menempuh pendidikan tingkat lanjut.

Perihal ilmu yang bersifat lebih horizontal dibandingkan vertikal juga saya terapkan selaras dengan pengetahuan saya terhadap Sustainable Development Goals. Menurut analisa saya dalam beberapa bulan ke belakang, ada setidaknya 10 dari 17 poin SDG yang berkaitan erat dengan ilmu STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Poin-poin yang saya maksudkan adalah Zero Hunger; Good Health and Well-Being; Clean Water and Sanitation; Affordable and Clean Energy; Industry, Innovation and Infrastructure; Sustainable Cities and Communities; Responsible Consumption and Production; Cilmate Action; Life Below Water; Life on Land.  STEM sendiri adalah ilmu yang erat kaitannya dengan ilmu lingkungan atau ilmu pasti yang menjadi minat dan bakat saya sejak awal. Jika melihat dari sudut pandang makro misalnya, dari segi tata ruang kita tidak hanya berfokus pada poin spesifik terkait pemerataan pembangunan, tapi juga bagaimana kita mengatur agar sektor-sektor vital bisa diposisikan di tempat yang sesuai. 

Pada kesempatan kedua saya untuk berkuliah ini, saya yakin ilmu dan pengalaman yang pernah saya dapatkan bisa menjadi  modal utama dalam jalan kesuksesan yang saya pilih lewat arsitektur. Saya percaya bahwa bukan tujuan hidup saya sebelumnya yang salah, hanya masalah prioritas untuk bisa lebih efisien dan efektif dalam menyelaraskan kegiatan akademis dan non-akademis. Saya bertekad untuk memodifikasi organisasi independen yang saya dirikan sebelumnya agar lebih bisa mendukung pilihan saya di program studi arsitektur. Tujuan dan nilai organisasi saya rumuskan berdasarkan poin-poin STEM yang tercantum dalam Sustainable Development Goals. Riset, pengembangan, dan proyek akan dilakukan beriringan dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Universitas Bina Nusantara. Strategi dan inovasi dibuat dalam rangka memberikan solusi atas permasalahan yang ada pada dunia arsitektur, tata ruang, dan lingkungan hidup.

Sebagai penutup dari essay singkat ini, kembali saya ingin menuliskan simpulan singkat. Bahwa menjadi mahasiswa, artinya kita berusaha untuk selalu aktiv dalam proses mengolah pikir dan rasa untuk digunakan ilmunya dalam rangka memajukan peradaban manusia. Pengertian ini searah dengan tujuan hidup saya yang didedikasikan dalam dunia ilmu pengetahuan, khususnya untuk berkontribusi dalam perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional. Hal ini akan saya capai melalui kurikulum akademis program studi arsitektur Universitas Bina Nusantara. Dan sebagai tambahan, saya sebagai mahasiswa akan bersikap proaktiv dalam menginisiaisi dan merealisasikan ide serta konsep yang pernah dan akan terus saya kembangkan bersama sesama rekan terkhusus dalam bidang arsitektur, tata ruang, dan lingkungan hidup.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Crystal Rudd – Get to Know Your Self

Setengah tahun yang lalu, saya mengalami stroke pertama saya. Di bulan Maret 2023, ketika saya sedang berusaha tidur di jam 2 pagi, saya mulai merasakan kesemutan pada setengah badan kanan saya. Dari situ perlahan saya mulai bingung dan kehilangan kesadaran serta pusing ketika tiduran. Bagian badan saya yang kesemutan pun mati rasa dan susah untuk digerakkan. Pengalamannya sanagat melekat pada ku karena aku mikir ga banyak orang yang mengalami stroke, apa lagi di umur saya. Experience yang unique. Itu terjadi beberapa kali lagi setelah pertama kali nya, dan sekarang saya sedikit masa bodo tentang itu.

Aku tidak punya cerita menarik untuk diceritai.

Lagu favorit I belakangan ini adalah On An Evening In Roma by Michael Buble. Lagunya bergenre jazz dan terdengar sangat adem di kupingku. Aku lumayan menyukai lagu apa pun sebenarnya, music taste aku cukup versatile, jadi banyak lain pilihan lagu ku tetapi lagu ini yang aku sedang dengarkan ketika menulis essay ini.

Tujuan hidup saya untuk diri sendiri sekarang adalah menjadi orang berkecukupan secara finansial dan bahagia. Keluarga ayah saya datang dari finansial yang sangat amat cukup, tetapi mereka mengalami kebangkrutan di masa sebelum ada saya. Kebangkrutan itu terjadi karena keegoisan dan ego masing-masing orang, terlepas ayah saya. Ayah saya salah satu orang yang pekerja keras di keluarganya. Dan sekarang keluarga mereka membebani finansial kita. Mereka pun tidak terlalu baik sama kami, tetapi ayah ku merasa iba dengan keluarga nya sendiri, wajar lah. Tetapi saya tidak ingin menjadi orang seperti mereka.

Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah menjadi orang yang baik, bermanfaat dan bisa membantu orang lain. Saya ingin untuk terus melakukan hal baik pada orang maupun binatang. Tidak segala hal akan bisa ku bantu, tetapi sebisanya akan dilakukan karena aku juga sempat ada di masa dimana saya butuh bantuan tetapi tidak ada yang membantu. Aku ingin memiliki banyak teman yang bisa saling membantu, dan mengenal banyak orang sehingga pengetahuan ku pun meluas.

Aku lahir di Jakarta Utara dan sampai sekarang masih tinggal disitu, tapi untuk kuliah menyewa kos. Aku datang dari keluarga yang berfinansial biasa aja, tidak terlalu tentram atau harmonis juga secara hubungan. Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara, adik ku salah satu manusia yang aku sangat sayang. Dari kecil keluarga aku sedikit toxic, dari physical, mental dan verbal abuse. Dulu aku di seret turun tangga, dan sereing di usir dari rumah. Pernah juga di tinggal di depan panti asuhan. Mungkin jika orang lain seumuran saya dengar, mereka Cuma berpikir, semua anak kecil begitu. Tapi dari kecil pun orang tua saya tidak terlalu peduli dengan keadaan atau kesehatan aku. Dan terus dipaksa untuk melakukan hal yang aku tidak inginkan. Sepertinya, menurut beberapa orang yang sudah aku ceritakan tentang masa kecilku, ini jauh lebih parah dari sekedar di pukuli karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah, tapi menurutku pun itu tidak bisa dibenarkan. Tetapi perlahan orang tua ku bertumbuh dan keluar dari siklus toxic itu. Aku menjadi orang yang lebih empatis dengan keadaan orang lain, dan mungkin sedikit menutup diri. 

Aku juga dibebani toko warisan keluarga, dimana itu saya berharap bisa lanjuti karena memang warisan dari opa saya yang meninggal 3 tahun yang lalu. Sedangkan aku tidak mengerti apapun tentang toko itu. Sebagai kakak dari adik perempuan saya, saya berharap dia bisa tumbuh tanpa beban atau pressure dari saya maupun orang tua ku dengan jalan hidup dan tujuan dia di masa depan, asal tidak melakukan apapun jahat atau pun merugikan orang lain. Aku ingin menaikkan keuangan keluargaku sehingga mereka tidak perlu mencari uang lagi dan hidup dalam ketenangan finansial. Aku benar-benar demen kerja dan produktif, walaupun tidak terlalu terlihat seperti itu. Tiap saya memiliki hari atau liburan kosong, saya mencari part-time atau freelance purely karena aku ingin menyibuki dan menghibur diri sendiri dengan mempergunakan waktu ku untuk bekerja dibanding berpergian. Tapi menurut ku kerjanya juga membuahi, dari segi experience dan uang yang didapati. Ga banyak nominal duitnya, tapi merasakan nabung duit hasil kerja dan tenaga sendiri jauh lebih enak dibanding berpergian ke Bali, menurutku.

Salah satu trauma atau kesedihan di hidup saya yang aku ingat adalah ketika saya berumur 16 atau 17, aku sempat mengobrol bercanda sama mama aku. Ngobrol bercanda panjang tentang hidup saya sekarang dan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Tidak mengobroli apapun terlalu serius sehingga kita santai. Dan seumur hidup saya pun hidupku tidak jauh-jauh dari ajarannya, maksudnya tidak pernah terlalu membangkang dari omongannya atau suruhannya. Dia tiba-tiba ngomong, “mami dulu sempet mikir antara mau bunuh diri atau bunuh lu” mengindikasi bahwa dia sangat lelah mengurusi aku sehingga dia ingin mengambil nyawa nya atau nyawa aku. Sampai sekarang aku tidak tau konteks omongan itu apa. Setelah dia ngomong begitu, badan aku gemeteran dan lemes mendengarnya. Mungkin dia bercanda. Mungkin dia tidak bermaksud untuk omongannya begitu.

Aku memilih jurusan arsitektur karena saya ditekan untuk mengambil jurusan yang berunsur seni. Ayah aku sangat mendorong untuk mengembangkan bakat seni dalam diri saya, dan dia menekan saya untuk mengambil jurusan dengan menggambar-gambar. Aku juga merasa bahwa jurusan arsitektur itu menarik dan menantang, maka dari situ aku memilih arsitektur. Dan setelah mencari tau lebih banyak sepertinya prospek kerjanya juga ga buruk untuk dijalan

i.

Aku belum mencintai arsitektur segimanapun tetapi sejauh ini saya enjoy menjadi orang produktif dan cukup menyibukkan diri kuliah dan mengerjakan tugas. Tugasnya tidak menyenangkan dan membuat cape tapi aku cukup enjoy.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Christina Odilia Silalahi – Get to Know Your Self

Nama saya Christina Odilia Silalahi, biasa dipanggil Christy. Saya merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Saya memiliki seorang kakak laki-laki yang berumur 27 tahun dan adik laki-laki berumur 12 tahun. Kakak laki-laki saya adalah seorang dokter dan adik laki-laki saya adalah siswa SMP yang memiliki mimpi dan menyukai teknik mesin. Saya adalah anak perempuan yang dijaga ketat dan spesial. Saya adalah bayi tabung. Saya adalah bayi tabung yang dilakukan di Malaysia sekitar tahun 2005. Saya bercita-cita menjadi seorang arsitektur sejak saya berusia 10 tahun. Latar belakang pendidikan saya adalah, saya menempuh taman kanak-kanak dan sekolah dasar di Pangudi Luhur. Kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di St. Vincentius. Setelah itu saya menempuh sekolah menengah atas di St. Antonius. Saya melanjutkan pendidikan S1 di Bina Nusantara Univeristy jurusan arsitektur. Saya sangat menyukai jurusan yang saya pilih karena ini adalah mimpi saya. 

Saya sudah menyukai menggambar sejak saya berusia 10 tahun. 

Papa saya ialah seorang teknik sipil. Papa adalah seorang teknik sipil yang bekerja menjadi PNS. Beliau bekerja di Kementerian PUPR untuk pembangunan jalan dan jembatan. Bakat menggambar yang saya miliki diturunkan dari papa saya. Papa sudah mengajarkan dan menngarahkan saya sejak kecil kepada hal-hal yag berbau menggambar struktur bangunan ataupun jembatan. Papa saya dan saya memiliki topik pembahasan yang nyambung antara satu sama lain. 

Mama adalah seorang yang mengajarkan saya hal-hal di luar pendidikan. Beliau banyak mengajarkan pelajaran kehidupan. Bagaimana saya dapat menjadi manusia. Bagaimana saya harus hidup semestinya dan sebaik-baiknya. Papa dan mama saya jelas memiliki perannya masing-masing dalam mendidik dan menjaga saya. Orang tua saya sangat mendukung dan memfasilitasi saya untuk menggapai mimpi saya. Orang tua saya sudah menyediakan tablet untuk saya gunakan untuk membentuk denah rumah secara digital sejak kecil. Dengan begitu, saya menemukan dan memahami keinginan hati saya untuk cita-cita saya.

Saya sadar bahwa saya menyukai suatu bangunan. Saya menyukai menghias bagian dalam sebuah ruangan, memilih warna yang cocok antara dinding satu dengan dinding yang lainnya, menata meja, kursi, lemari, dan segala benda yang terdapat di dalam ruangan, dan lain-lain. Sejak itu saya menyadari bahwa saya ingin menjadi seorang arsitek. Saya menemukan kecocokan antara diri saya dan arsitektur, saya mengerti bagaimana membangun dan merencakan suatu lahan kosong yang tidak terdapat apa-apa, lalu saya mulai membangun dan merencakan suatu bangunan dengan struktur yang kokoh dengan bentuk yang indah dan juga menarik. Bagaimana saya menata keadaan di luar gedung dan di dalam gedung agar indah dipandang. Bagaimana saya memberikan kondisi yang nyaman dan aman bagi orang lain. Bagaimana saya menata interior dan eksterior bangunan agar terlihat serasi dan indah dipandang. Semua hal-hal tersebut saya temukan di arsitektur. Di luar hal-hal tersebut, tentu banyak kesulitan yang sedang dan akan saya hadapi. Segala kesulitan dalam arsitektur pasti dan akan saya hadapi. Namun saya tau saya mampu melewati hal tersebut karena ini adalah mimpi saya. Hati saya sudah melekat pada arsitektur. Jadi, kesulitan apapun itu saya hadapi dan saya tidak akan menyerah. Saya akan belajar menikmati rasa kesulitan tersebut. Sesulit apapun yang akan saya hadapi, namun saya akan menikmati kesulitan tersebut. Terlebih lagi, bakat dan minat saya sudah sejak lama melekat pada arsitektur. 

Tujuan hidup saya adalah saya dapat menjadi seorang arsitektur ternama dan sudah merancang bangunan bangunan tinggi dan kokoh, dengan gaya saya sendiri dan dengan bentuk yang luar biasa dan indah. Saya ingin menjadi seoarng arsitektur yang sukses dan berhasil. Saya memiliki target dan tujuan di masa perkuliahan ini. Saya memiliki target yang utama untuk lulus tepat waktu. Saya berharap dan berusaha agar saya jug mendapatkan nilai yang cukup dan memuaskan di tiap mata kuliah. Saya ingin membanggakan orang-orang di sekitar saya, terkhususnya diri saya sendiri. 

Saya adalah anak yang tertutup. Saya terbiasa memendam semua hal yang saya rasakan ataupun terjadi pada saya. Saya tidak suka untuk membicarakan hal-hal yang terjadi pada saya, terkhususnya hal-hal yang negatif. Saya sulit menjelaskan dan membahas emosi yang saya rasakan dengan orang lain. Saya lebih sering menunjukkan emosi yang saya rasakan dengan menangis atau marah-marah. Saya sulit untuk bercerita kepada orang lain. 

Saya adalah anak perempuan satu-satunya. Saya dididik dan dituntut untuk menjadi seorang perempuan yang mandiri dan tangguh. Saya harus bisa melakukan pekerjaan rumah tangga, namun saya juga harus bisa mandiri agar bisa berdiri di atas kaki sendiri. Saya biasa dituntut untuk bisa melakukan segala hal sehingga saya tidak mudah dijatuhkan oleh orang lain. 

Saya suka menggambar sejak kecil. Saya sering menggambar dan melukis. Saya senang melukis langit dan menggambar hewan. Saya sangat menyukai langit, baik langit senja, fajar,  malam, maupun pagi. Saya senang menggambar burung merak.

Hobi saya adalah berolahraga, saya sangat suka basket. Saya biasa bermain dengan teman-teman saya. Posisi saya biasa defense. Saya menjaga bola dari rebutan lawan dan merebut bola dari lawan. Saya senang bermain basket bersama teman-teman saya. 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Chalvin Tri Ananta – Get to Know Your Self

Rangkuman jawaban beserta kesimpulan:

  1. Kehidupan saya sebagai anak kepala sekolah alasannya karena sangat berperan penting terhadap kehidupan saya selama saya hidup yang saya akan ceritakan dipengalaman pendidikan.
  2. Kabar dan pengalaman saya selama merantau dijakarta karena dari sayanya sendiri, saya selalu merasa kesepian walau saya sendiri banyak memiliki kenalan dan saya sangat suka untuk berinteraksi sosial.
  3. Shadow Moses – Bring Me The Horizon pada albumnya sempiternal, lagu ini bergenre metalcore pada tahun 2013 yang bermakna tentang dunia akhirat yang tanpa diketahui semua mahluk hidup sekaligus menanyakan keberadaan sang pencipta itu ada atau tidak ada.
  4. Tujuan saya hidup diri saya adalah terus bertumbuh menjadi lebih baik setiap harinya dengan belajar dari pengalaman serta lebih mempersiapkan sesuatu dengan matang alasannya saya ingin meninggalkan diri saya yang lama dan saya tidak pernah berhap dengan adanya pengalaman akan menguatkan diri saya secara mental maupun fisik.
  5. Saya ingin karya atau legacy yang saya ciptakan bisa berdampak besar secara positif pada lingkungan dan dunia karena saya ingin ketika sudah saya tidak ada, saya ingin orang- orang merasakan hal positif dari karya-karya yang telah saya buat selama saya hidup.
  6. Saya merupakan orang asli kalimantan barat lebih tepatnya didaerah pontianak, keluarga saya merupakan kalangan menengah keatas, ayah saya sekarang merupakan pegawai negri sipil dan ibu saya sebagai kepala sekolah. Saya merupakan anak terakhir/ anak bungsu dari 2 bersaudara perempuan yang berprofesi sebagai dokter umum, sehingga saya sering dibandingkan diri saya dengan kakak dan orang tua saya dari keluarga hingga lingkungan sosial yang terdekat dengan saya.
  7. Ya tentunya setiap manusia memiliki trauma dalam hidupnya, termasuk saya memiliki trauma terhadap apa yang telah terjadi pada hidup saya dari sebelum saya kuliah hingga sekarang tetapi saya mencoba untuk melawan rasa trauma tersebut dengan cara menjalani dengan cara hidup stoicsm yaitu menjalani hidup dengan tidak pernah peduli apa yang telah terjadi atas kehidupan dimasa lalu.
  8. Alasan saya ingin masuk arsitektur karena saya ingin memahami kebutuhan dari lingkungan dan mahluk hidup sekitarnya serta dunia ini yang memiliki kekurangan apa yang dibutuhkan.
  9. Saya mencintai arsitektur bukan karena saya bisa menggambar/mendesign bangunan saya tetapi saya suka untuk berempati terhadap lingkungan dan mahluk hidup disekitar saya, yang dimana lingkungan yang saya tinggalin khususnya DKJ ini sudah hampir tidak layak untun ditinggal akibat ulah manusia yang angkuh dan seharusnya pada tahun 1965 jakarta ingin memiliki ide yaitu “rentjana pola hidjau” yang seharusnya terlaksanakan dari dulu, tetapi mengapa baru sekarang manusia memikirkan masalahnya? Terlepas dari itu semua intinya saya ingin mengembangkan diri saya menjadi lebih baik dari orang lain dan setidaknya saat saya sudah tidak adapun orang-orang masi mengenal saya sebagai Arsitek yang pernah berdampak pada dilingkungan sekitar, mahluk hidup, maupun didunia. 
  10. (NOTE : jujur dari sayanya sendiri tidak suka menceritakan kesedihan tetapi ya hidup saya dari awal mungkin tidak semua anak layak dengan kehidupan yang saya jalani dan untuk bercerita tentang hal yang sifatnya privasi kehidupan saya bahkan dengan orang tua saya sendiri tidak pernah saya ceritakan kehidupan saya secara pribadi karena saya tau ini akan menyakitkan hati mereka tetapi karna ini adalah tugas dari bapak Realrich maka saya akan menceritakan tentang kehidupan diri saya dimulai saya lahir hingga kedepannya tujuan karir saya diarsitektur dan terakhir saya berharap bapak bisa mengerti untuk tidak disebar luaskan demi privasi saya). 
  11. Perkenalan : Nama saya Chalvin Tri Ananta atau orang terdekat saya lebih suka memanggil diri saya dengan sebutan Aping, saya lahir 22 januari 2005, Pontianak, Kalimantan barat , saya memiliki hobby bermain game/mainan yang berhubungan dengan passion saya yaitu mendesign sesuatu seperti mainan clay dan lego untuk game saya lebih suka bermain minecraft dan the sims, selain itu hobby saya bermain game/mainan, saya juga suka olahraga seperti gym dan basket, dan terakhir saya memilki hobby yaitu photographer Saya merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara yang berprofesi sebagai dokter umum untuk sekarang dan saya memilki perbedaan umur yang cukup jauh dengan kakak perempuan pertama saya yaitu 8 tahun serta kakak perempuan saya yang ke-2 yaitu 6 tahun perbedaannya. Ibu dan Ayah saya memiliki legacy yang terkenal dilingkungan sosial sehingga saya terlahir diwajibkan untuk menjaga nama baik mereka yang dimana saya gagal untuk sekarang dan saya mencoba untuk memperbaikinya sekarang. 
  12. Pengalaman keluarga : Sejak kecil saya hidup dengan keadaan orang tua yang lengkap serta diberkati dengan keadaan yang memumpuni secara ekonomi dan lain-lain. Orang tua saya mengajarkan saya banyak mengajarkan seperti tatakrama yang baik dan pengalaman mereka itu sendiri. Kakak pertama saya dulu hingga sekarang merupakan anak yang sangat teladan jadi dia merupakan tulang punggung keluarga yang dimana untuk sekarang dia mengejar karir yaitu ke dokter spesial. Sementara yang ke-2 kakak sedang melakukan magang karena dia baru saja wisuda tahun ini, Ayah saya bekerja sebagai pegawai negri sipil dibagian rektor dan sebentar lagi akan pensiun, Ibu saya bekerja sebagai kepala sekolah di pontianak yang sebentar lagi pun akan pensiun di umur yang sudah tua.
  13. Pengalaman menguntungkan dalam kehidupan saya dari kecil hingga sekarang : Saya dari kecil besar memiliki keuntungan dikeluarga yang cukup memumpuni jadinya saya bisa banyak mengeksplor lebih tentang passion dan karir saye sendiri seperti bisa memilki gadget diumur 8 tahun dan orang tua saya mereka memilki banyak kenalan sehingga saya mendapatkan pengalaman yang banyak dari networking mereka dan saya juga mendapatkan beasiswa 100% dari binus karena networking dengan ibu saya, serta pengalaman selama saya hidup hingga saya bisa survive sekarang yaitu saya pernah hampir kecelakaan yaitu menabrak trotoar saat speeding dengan kecepatan 80km lalu saya juga hampr pernah ditabrak tronton saat berkendara, yang terakhir pengalaman yang benar-benar masih melekat pada diri saya adalah diskriminasi akibat norma-norma dilingkungan sekitar say sendiri
  14. Pengalaman pendidikan, pengalaman trauma, dan kesimpulan dari awal hingga sekarang : Dari saya memulai pendidikan saya merupakan anak yang memilki kespesialan yang tidak semua anak sekolah umum miliki yaitu saya merupakan anak kepala sekolah yang berbeda. Disaat anak guru/kepala sekolah lain belajar saya sibuk dengan mencari pengalaman yang seharusnya saya tidak pernah cobai seperti saya lebih memilih bermain dan berinteraksi terhadap lingkungan daripada belajar untuk menjaga legacy orang tua mereka, sehingga dampak yang saya pun lakukan membuat saya sering diremehkan dan didiskriminasi oleh lingkungan sosial saya itu sendiri hingga berdampak pada kesehatan fisik dan mental saya. Jujur ini agak sensitif yaitu saya berusaha untuk melakukan bunuh diri dengan cara apapun karena tekanan menjaga legacy orangtua saya yang memiliki dampak sangat besar dilingkungan sosial. Saya sendiri merasakan tekanan untuk menjaga nama baik ibu saya yaitu sering dibilang “kau ni beh anak kepala sekolah lulus jalur orang dalam” atau segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga saya dan ada banyak yang jujur membuat saya sakit hati dengan pendapat orang lain sehingga saya memendamnya yang membuat kesehatan mental saya semakin hari semakin memburuk, tetapi terlepas dari semua itu saya menjalaninnya dengan apa yang menurut saya layak dengan kehidupan yang saya ingin jalani, sempat disma saya merokok dan ugal-ugalanan dijalan raya demi menghilangkan stress dan jujur disitu saya naif banget. Saya sendiri tidak pernah ke psikiater untuk mengobati mental saya, tetapi saya menjalani hidup saya dengan mendengarkan sekaligus curhat kepada kakak saya yang memilki pengalaman yang serupa, terutama yang kakak saya yang pertama dan saya hidup sekarang mencari kebahagiaan dengan usaha sendiri bukan menunggu keajaiban muncul, karena yang saya mencintai waktu dan pengalaman yang membuat saya terus bertumbuh, mungkin sang pencipta memberikan saya pengalaman kehidupan yang susah untuk saya bisa bersyukur dan beradatasi dengan pengalaman hidup yang telah terjadi didalam kehidupan yang saya jalani sekarang dan sekian dari saya pengalaman kehidupan pribadi saya yang untuk sekarang masih saya jalani dengan seluruh kemampuan saya sendiri.

Tentang karir kedepannya yaitu arsitek : saya sendiri memilih arsitektur dengan tujuan saya ingin menjaga dan mempertahankan stuktur alam yang masih bisa dirawat. 

Perkenalan arsitektur : dari awal saya hobby menggambar karakter atau objek animasi yang saya suka dari kelas 2 SD sampai kelas 4 SD saya berhenti menggambar karena saya rasa sudah cukup di bidang itu sehingga orang tua saya merekomendasikan saya ke arsitek, setelah itu saya pun mulai mengeksplorasi dunia arsitek seperti dari hobby saya yang kecil saya yaitu bermain mainan/game yang berhubungan dengan design dan creativity, saya memilki hobby yaitu photographer, saya sangat menyukai memfoto suatu objek yang belum saya pernah saya liat sebelumnya, saya juga suka untuk mengeksplor atau berjalan2 didaerah yang belum pernah saya eksplor. Saat itu saya belum benar2 mendalami ilmu arsitek secara detail sehingga yang saya pikirkan tugas arsitek cuma menggambar dan mendesign rumah, sampai dimana saya telah mendengar quote dari alamarhum pak Eko Prawoto yaitu ternyata membangun rumah bukan seorang arsitek sendiri, beliau menganalogikan arsitek sebagai bidan yang membantu persalinan, yang beliau maksud disini adalah seorang arsitek sendiri harus memahami bagaimana kebutuhan lingkungan, mahluk hidup, serta urban yang ada di tempat itu sendiri atau secara singkat yang semua arsitek butuhkan yaitu EMPATI. Setelah saya mendengar pernyataan beliau saya pun mulai mendalami ilmu arsitektur dengan cara saya berkuliah di fakultas teknik arsitektur, sayapun bertekad untuk menjaga lingkungan, mahluk hidup, dan dunia yang sudah sang pencipta berikan kepada kita.

 Penutup sekaligus kesimpulan karir arsitek : tentunya saya sebagai mahasiswa dari awal sudah memiliki rencana untuk mengikuti event sayembara tingkat kampus untuk melanjutkan karir saya di bidang arsitektur secara profesional serta saya ingin mendapatkan portofolio.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Brian Hugo Tan – Get to Know Your Self

Nama saya Brian Hugo Tan, Biasa di panggil Brayen/Brian. Saya Berasal dari Kalimantan Timur Dari Kota Balikpapan, tanggal lahir saya adalah 18 September 2005. Saya berasal dari keluarga yang sederhana. Saya di besarkan dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

Nama Ayah saya adalah Budi Santoso Tan dan Nama ibu saya adalah Nurhayati. Pekerjaan Ayah saya adalah Pekerja Kantoran di sebuah Perusahaan di Balikpapan dan Pekerjaan ibu saya adalah ibu rumah tangga. Latar belakang saya saat ini adalah Mahasiswa. Saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. 

Jarak kelahiranku dan kedua kakakku memang terbilang jauh. Kakak yang pertama lahir pada tahun 1998, kakak yang kedua lahir pada tahun 2001, sedangkan saya lahir pada tahun 2005. Kakak Pertama ku Bernama Dessy yang sedang bekerja di perusaan wings sebagai seorang karyawan Kakak Kedua ku Bernama Vincent yang saat ini masih menjalani perkuliahan nya di Semester 7 di Universitas Balikpapan (UNIBA) yang mengambil jurusan K3 keselamatan dan Kesehatan kerja.

Perjalanan sekolah kami memiliki jalan yang berbeda beda, untuk perjalanan awal kami (sekolah dasar) sekolah di tempat yang sama yaitu SD PATRA DHARMA 1 BALIKPAPAN, menjenjang Sekolah Menengah kami memiliki pilihan yang berbeda beda Kakak pertama saya masuk SMA PATRA DHARMA2, Kakak kedua saya masuk SMP 6 Balikpapan dan saya masuk SMP PATRA DHARMA 1 BALIKPAPAN. Untuk Sekolah Menengah Atas, Kakak pertama saya masuk SMA 2 BALIKPAPAN, kakak kedua saya masuk SMA PATRA DHARMA 1 BALIKPAPAN dan begitupun juga saya masuk SMA PATRA DHARMA 1 Balikpapan.

Jadi Jalan saya dalam Sekolah saya telah di sekolah kan selama 12 tahun di sekolah swasta.

Menjenjang ilmu perguruan tinggi kakak pertama saya masuk ke Universitas Trisakti, kakak saya masuk Universitas Brawijaya akan tetapi tidak diambil karena akreditas dalam fakultas nya masih B, Untuk Kakak kedua saya masuk perguruan tinggi swasta (UNIBA) begitu juga dengan saya masuk perguruan tinggi swasta (BINUS) alasan saya masuk binus itu sendiri karena binus memiliki fasilitas yang lengkap dan juga binus merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik yang ada di Indonesia. Yang memiliki Akreditas yang Bagus, Binus sendiri dapat mendapatkan banyak penghargaan di akademik saya percaya jika saya belajar banyak di binus akan membuat jalan yang menjanjikan kedepan nya.

Lagu Hits yang saya sukai adalah Dmasiv, Ungu, Armada Dan banyak lagi Lagu yang saya sukai, saya akan mendengarkan lagu Ketika waktu saya luang, karena jika saya mendengarkan lagu Ketika melakukan kegiatan seperti belajar saya malah menjadi tidak konsen untuk belajar karena terpikat pada lirik dari lagu itu sendiri. Lagu yang saya sukai tidak hanya lagu Indonesia akan tetapi saya juga menyukai  lagu dari luar itu sendiri seperti lagu lagu yang sedang hits di zaman sekarang. Dengan adanya lagu lagu tersebut saya akan mencoba untuk memahami arti Bahasa asing yang di ucapkan tentang lagu tersebut. Dengan kemauan untuk mendengarkan lagu asing tersebut akan membuat saya melatih secara ototidak tentang baha tersebut.

Momen kecil yang tidak pernah saya lupakan adalah mendapatkan rangking 1 pertama kali dalam hidup saya Ketika masih SMP, hal ini menjadi cukup special bagi saya karena dari dulu saya tidak pernah mendapatkan rangking sama sekali seumur hidup saya, saya memiliki pengetahuan yang kurang dari dulu dan secara tiba tiba saya dapat mendapatkan rangking 1 untuk pertama kalinya. Dan bertepatan dari pengambilan rapot dan mendapatkan rangking 1 saya jalan jalan kebeberapa tempat wisata seperti berwisata bali , Yogyakarta berwisata ke candi candi, Jakarta berwisata ke kabun Binatang (puncak), Monas, mall, taman bermain dan sebagai nya. 

Lalu momen kecil lain nya adalah momen dimana saya ingin berubah menjadi lebih baik,dari momen tersebut saya melihat karakteristik saya yang buruk diawal karena suka melawan orang tua, suka berkata kasar, suka mengikuti ego sendiri dan lain lain. Semenjak saya menyadari kejelekan saya tersebut saya mulai merubah diri dan ingin menjadi lebih baik dari sebelum nya sampai sekarang dengan selalu belajar hal baru tetap konsisten dan juga berusaha yang terbaik dari momen kecil ini saya menyadari memiliki perubahan yang sangat besar dalam hidup saya.

Yang menjadi tujuan hidup saya untuk diri sendiri adalah ingin menjadi orang yang dapat membanggakan kedua orang tua dan dapat mengurangi beban orang tua, saya memiliki tujuan untuk Sukses Dunia dan Akhirat. Pentingnya dari kesuksesan ini harus dilakukan denga kemauan yang tinggi dan konsisten. Saya harus memprioritaskan hal penting agar kedepan nya menjadi orang yang lebih baik dan mencapai kesuksesan itu sendiri karena kesuksesan itu sendiri tidak dapat di gapai jika orang yang bermalas malasan. Tujuan hidup tidak hanya untuk dunia akan tetapi juga untuk akhirat dimana bekal kita nanti jika nanti kita sudah tiada. Kita tidak harus mengejar ilmu segila mungkin akan tetapi juga harus sadar dengan sang pencipta.

 Tujuan saya untuk orang lain adalah untuk menjadi orang yang berguna untuk orang lain dalam berbagai hal, dengan berguna nya diri sendiri utuk orang lain dapat meningkatkan kualitas hidup dalam Masyarakat dan juga lingkungan sekitar itu sendiri, dengan bergunanya diri kita untuk orang lain pastinya aka nada timbal balik dari orang yang kita bantu, bantuan yang dating pun bisa dating berupa bantuan fisik ataupun nonfisik, dan juga dengan bergunanya diri sendiri untuk orang lain pastinya kita bisa mendapatkan rezeki dari hal tersebut missal nya kita memiliki kemampuan untuk di berikan kita turunkan pada orang yang sedang kita ajarkan sekaligus menolong orang dalam mencari ilmu kita juga di bayar dengan ajaran yang telah kita ajarkan tersebut seperti seorang developer.

 Jika ada Cerita yang tidak sabar  saya ceritakan ke teman baru atau cerita yang selalu diminta oleh teman lama  atau pasangan saya sendiri adalah cerita bagaimana proses saya bisa sampai tahap ini, itu bisa dari berbagai hal cerita misal nya bagaimana saya bisa memahami semua tentang hal dasar atau bagaimana saya menyehatkan dan menguatkan tubuh saya, bagaimana saya bisa melewati semua rintangan hidup ini, semua hal tersebut bisa terjadi karena adanya pengalaman dan juga kemauan untuk turun tangan dan terlibat dalam banyak nya kegiatan yang ada dengan adanya keterlibatan dengan hal hal baru ataupun tidak secara tidak langsung itu melatih pengetahuan kita secara tidak langsung, dari pembelajaran tersebut kita tidak akan tidak mengetahui masalah apa yang kita hadapi, bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut? Dan juga sebagai nya. Tahapan saya bisa sampai di tahap ini juga di bantu dengan pola pikir kita sendiri bagaimana kita melihat hal yang baik dan buruk oleh karena itu kita harus selalu belajar dan terus belajar dan juga di dampingi dengan moral agama untuk membantu jalan kedepan nya.

Saya memiliki hal Trauma yaitu trauma dalam mengendarai kendaraan, pada suatu hari saya sedang mengendarai sebuah motor di kecepatan 60 km/jam dan secara tiba tiba motor yang di depan saya berhenti mendadak karena di berhentikan polisi yang sedang mengatur lalu lintas, pada akhirnya saya rem mendadak akan tetapi pengereman itu pun tidak cukup dan saya menabrak motor itu dari belakang di depan polisi, saya berpikir polisi tersebut akan menilang saya. Akan tetapi dibiarkan saja dan di bantu. Jadi kedepan nya saya lebih berhati hati dalam membawa kendaraan dan menjaga jarak pada pengendara lain dan juga mengatur kecepatan dalam mengedarai motor. Karena hal ini walaupun saya sudah berhati hati banyak orang yang suka curi jalan, rem mendadak, dan lain lain masih saja terjadi dan ini sudah kesekian kalinya hapir terjadi, terlebih lagi saya baru pindah untuk kuliah di luar kota dan pergi ke kota yang padat.

 Alasan saya masuk Arsitektur adalah karena Arsitek terkait gambar dan bangunan, saya dari kecil sudah suka menggambar dan saya suka merancang sesuatu seperti bangunan itu sendiri, awal saya memulai adalah Ketika saya bermain dengan mainan lego, dari lego tersebut saya banyak belajar tentang bentuk dan merancang lego tersebut saya telah banyak membangun dengan bentuk yang berbeda beda dan saya senanga akan hal merancang hal tersebut beranjak saya dewasa dan memasuki bangku sma saya sudah di haruskan untuk memiliki jurusan apa yang mau saya masuki, dari situ saya mulai berpikir dari kelas 10 untuk jurusan apa yang harus saya pilih dan dari hal tersebut saya sudah membuat list jurusan yang mau saya masuki, dengan penuh pertimbangan saya memutuskan untuk memasuki antara arsitektur dan juga dkv, dan pada akhirnya saya memilih arsitektur karena jika saya masuk dkv saya rasa skill saya cukup kurang untuk memasuki jurusan tersebut dimuai dengan gambar secara realistis dan juga hal lain. Dengan adanya kemampuan menggambar ini saya ingin menyalurkan hobi ini ke dalam arsitektur dan saya tertarik untuk merancang suatu bangunan dan juga dengan adanya hal ini saya ingin mempelajari tentang bagaimana arsitek membangun bangunan itu sendiri dengan aturan aturan tertentu. Dalam Arsitek sendiri Pelajaran nya tidak hanya tentang gambar dan bangunan tetapi juga mencakup banyak hal, contoh nya arsitek itu berkaitan dengan lingkungan, tata letak pada bangunan, keindahan dalam bangunan, fungsi dari bangunan, kekokohan bangunan, bagaimana dampak dari arsitektur itu sendiri, dan juga sebagainya. Jadi dalam arsitektur itu tidak hanya belajar tentang gambar tapi hamper seluruh dari yang ada.

Untuk Sejauh mana saya mencintai Arsitektur adalah Sebatas “menyukai”.

Mengapa sebatas menyukai? Karena saya memiliki banyak hal lain juga untuk dicintai bisa dari segi mana pun, baik mencintai hobi, mencintai keluarga dan juga mencintai agama, dengan adanya menyukai arsitek ini akan membantu kita untuk tidak terlalu stress dengan jurusan apa yang kita pilih , we just enjoy it. untuk mendapatkan kemudahan kita harus paham dengan struktur dari jurusan arsitek yang kita pilih . 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Brandon Joshua Haholongan Nainggolan – Get to Know Your Self

I have heard the story of my birth countless times. 18 years ago, at around 2 o’clock in the morning, my father was enjoying the game of ‘gran turismo’ on the first Playstation. All of a sudden, my father had to switch from speeding in game into speeding in real life. My mother felt that it was almost time to give birth. Hence, they rushed to the hospital. After a few hours there, on June 1st 2005, at around 10 o’clock, I was born. My parents have told that story countless times I was born into a family with a very loving and very caring parents. Each parent would show their love and care in different ways. My mother would show her love by making sure her children are well taken care of in a practical sense. This means she makes sure all our necessities such as food, clothes, etc. are prepared well. She cares so much to the point where she worries about little things that her children can take care for themselves. For example, sometimes she still thinks about what I would wear the next day even though that is something I can come up with on the spot on said day. My father would show his love through valuable character lessons and getting into the things that his children enjoy. For example, my father would always talk about perseverance and he would watch movies with his children. I believe that this a great parent-children dynamic for me as their child. I am very grateful for them, and I wish to be the best child I can be to them.

Only a year after I was born, on September 30th 2006, my first sister was born. With such a small age gap, we practically grew up together. She became the first person of my age that I meet. Because of this, from we became each other’s companion and from her I learned to socialize and how to act with people my age. Six years after I was born, on June 23th 2011, my second sister was born. This time, the age gap is much bigger than before. With this difference in age, I learned more about taking care of other because I was already more capable of doing so at 6 years old. For my sisters I am grateful as well, and I wish to be the best brother I can be to them.

My name is Brandon Joshua Haholongan Nainggolan. I enjoy watching movies/series, collecting figurines, sports, photography, and listening to music. I watch all kinds of movies/series from different genres such as action, horror, mystery, thriller and a lot more. I collect figurines of the characters that I like from said movies/series The sports I enjoy are basketball, cycling, and swimming. As for photography, I enjoy taking pictures of nature, city landscapes, other similar things, and my figurines as well. I also listen to a lot of music genres such as R&B, Pop, hip-hop, rock, etc. My favourite artist would be Bruno Mars, with my current favorite song being Versace on The Floor.

When I reached high school, it was time for me to think about what major I want to take in university. While doing so, I remembered the stories my parents would tell of me as a child. They would say how I always enjoyed looking at buildings. They also told me that I always play with toys similar to legos to create buildings. They said that I was able to copy my father’s office in playgroup with building blocks. Because of these stories, I started looking into architecture. When doing so, I enjoyed looking at all the buildings I can find in the internet. I tried drawing buildings with tutorials from the internet and I enjoyed that too. When I look for other majors to take, none of them felt as suitable for me as architecture. Hence, I chose architecture as my major. Looking at all the creative and abstract buildings designed by famous architects in the world, I wish to be able to create one of my own. I also enjoy it when a building is very comfortable for its users and surrounding, which is what I aspire for my design to be. In my studies, I hope to learn to able to design the right balance between artistic design, comfort, and sustainability.

About a year ago, on September 1st 2022, my father passed away. It was sudden and devastating for my family. As a father, he taught me a lot of valuable lessons about being a good person. The lesson that would stick with me the most is the lesson of not giving up and giving the best that you can in whatever you do. The lesson of not giving up on what you do stuck with me because I completely agree with it and I believe that it is important for anyone doing anything.  The lesson of giving the best I can stuck with me because I believe that is where I lack. Often, whenever I want to do something, it is always delayed or even stopped by my laziness. For example, I would delay doing homework because I would rather just relax in bed. I would even delay something I enjoy such as basketball and just relax and do nothing. However, since my father passed away, his lessons stuck with me more and it motivates me to be able to do what he taught me. Being only a high school student when my father passed away, I don’t think I’ve shown him fully what I can do. My father did not get to see me grow up and do something with my life. This is why I want to be the best me that I can be, for myself and to not fail my father. 

I want to grow into my full potential. I want to be someone who is successful for myself and also bring a positive influence to my surrounding. I hope that I will be able to give I best to become what I aspire to be

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Benjamin Lusvi Kusumo – Get to Know Your Self

Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam Untuk Bapak Realrich Dan Ibu Lulu Selaku Dosen & Asisten Dosen Pelajaran Introduction To Architecture.

Pertama-tama Saya Ingin Memperkenalkan Diri Saya Nama Saya Benjamin Lusvi Kusumo Bisa Dipanggil Dengan Ben Saya Adalah Binusian 2027 Dengan NIM 2702315785.

Background Saya Di Dunia Pendidikan Sebenarnya Tidak Banyak Yang Bisa Diulas Karena Saya Bersekolah Dari TK A&B Sampai Kelas 2 SD Di Daerah Jakarta Utara Nama Sekolahnya Santa Cicilia Itu Adalah Sekolah Swasta Katholik ,Masuk Ke Kelas 3SD Hingga Kelas 12/SMA 3 Saya Pindah Sekolah Ke Sekolah Di Daerah Jakarta Barat Dengan Nama SAN MARINO itu Adalah Sekolah Swasta Kristen & Katholik. Alasan Saya Pindah Sekolah Dikarenakan Tuntutan Kerjaan Ayah Saya Karena Ayah Saya Membuka Kantor Kecil Di Daerah Jakarta Barat. Saya Tinggal Di Perumahan Citra Garden . Saya Memikiki Seorang Kakak Yang Umurnya Hanya Beda 3 Tahun Dengan Saya,Walaupun Terkadang Kami Bisa Berantem,Cekcok tetapi kakak saya selalu sayang sama saya. saya sudah 11 Tahun Tinggal Di Sini Sebelumnya Saya Tinggal Di Sunter Dekat Pengadilan Negeri Jakarta Utara Yang Sekarang Lebih Di Kenal Dengan JIS(Jakarta International Stadium) Kurang Lebih Jika Berjalan Kaki Jaraknya 700Meter -1Kilometer Dari Rumah Saya Ke Stadiumnya.

Hobi Saya Adalah Mendengarkan Musik Klasik Jika Lagu Biasanya Saya Mendengarkan Lagu Dari Tahun 1920-1990,Terkadang Saya Juga Mendengarkan Musik Klasik Era Rennaissance&Baroque.

Alasan Saya Kuliah Mengambil Jurusan Arsitektur Adalah Karena Sebelum Saya Masuk Saya Melakukan Tes Bakat Sebanyak 5x Dan Semua Hasilnya Mengarah Ke Arsitektur.

Ayah Saya Bekerja Di Dunia Property Mungkin Bisa Dibilang Sudah Lumayan Lama Berkisar 25-30Tahun Saya Lupa Persisnya Dikarenakan Sebelum Masuk Dunia Property Ayah Saya Sempat Bekerja Di Dunia Perbankan Untuk Beberapa Saat ,Sedangkan Ibu Saya Bekerja Di Dunia Perbankan Sudah 28Tahun.

Kesedihan Dalam Hidup Saya Adalah Ketika Orang Yang Kita Sayangi/Kerabat Yang Kita Sayangi Meninggal Dunia.

Tujuan Hidup Saya Buat Saya Pribadi Adalah Dengan Membuat Orang Tua Kita Bahagia.

Sedangkan Tujuan Saya Untuk Orang Lain Adalah Saya Bisa Berguna Bagi Orang Lain Selama Itu Nilai Plus Buat Orang Lain Dan Selama Itu Hal Yang Positive.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Benedicta Nathania Aurbrey – Get to Know Your Self

Saya Benedicta Nathania Aurbrey biasa dipanggil nania atau nan, saya lahir di Semarang pada tanggal 7 Agustus 2005. Saya dari kecil tinggal di Serang, Banten sampai kelas 4 SD, lalu pada saat naik ke kelas 5 SD saya pindah ke BSD, Tangerang Selatan. Alasan saya dan keluarga saya pindah ke BSD adalah ingin menjalani hidup di tempat yang baru dan saat itu kakak saya naik ke kelas 7 SMP, jadi dia juga ingin pindah ke lingkungan sekolah yang baru. Saya adalah anak bungsu dari 2 bersaudara, kakak saya laki-laki berumur 21 tahun saat ini. Umur kami hanya berjarak 3 tahun, sehingga saya dan kakak saya cukup dekat karena selisih umur kami yang tidak jauh berbeda. Saya lahir di keluarga yang utuh, tetapi papa kerja di luar dari saya umur 5 tahun sampai sekarang, papa hanya pulang setiap beberapa bulan sekali. Karena saya ditinggalin papa dari kecil, saya jadi kehilangan sosok papa dan saya hanya dibesarkan oleh mama yang juga bekerja. Kedua orang tua saya bekerja, sehingga itu menuntut saya dan kakak saya untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan lebih dewasa.

Saat TK sampai SD kelas 4 saya bersekolah di sekolah swasta yaitu Evfia Land School Serang, Banten. Sekolah ini adalah sekolah national plus dengan kurikulum pembelajaran sekolah yang menggabungkan kurikulum nasional dan kurikulum internasional. Kelas 5 SD sampai lulus SMA, saya melanjutkan di sekolah swasta Stella Maris BSD. Sekolah ini merupakan sekolah katolik yang menggunakan kurikulum nasional. Sejak saya pindah ke BSD, mata saya menjadi terbuka tentang pertemanan. Ada banyak sekali hal yang saya dapatkan dari pertemanan saya semasa SMP hingga SMA.

Momen dalam hidup yang menurut saya dapat menjadi pelajaran hidup adalah tentang persahabatan saya dengan teman SMP. Ketika saya SMP saya memiliki dua sahabat yang menurut saya asik dan sefrekuensi, kami bertiga selalu bareng-bareng di sekolah, kami saling sharing keluh dan kesah di sekolah maupun diluar sekolah, suatu saat saya menawarkan teman saya untuk menggunakn uang saya dulu untuk membeli makan, karena dia tidak membawa makanan dan tidak membawa uang. Lama-lama dia semakin sering minjam uang saya untuk membeli makannya. Seiring berjalannya waktu pada saat kelas 9, sahabat saya ini hutangnya sudah menumpuk dan sudah lama sekali tidak membayar hutangnya, padahal dia berjanji untuk membayarnya tapi dia malah pura-pura lupa saat diingatkan dan pura-pura tidak tahu. Menurut saya pertemanan saya ini cukup toxic karena mereka sering sekali membicarakan orang lain dan menjelek-jelekan orang lain, terkadang saya sampai merasa risih karena perlakuan mereka ke orang lain.

Saat mulai SMA kami selalu bareng juga, tetapi entah kenapa saya selalu merasa ditinggalin sama mereka dan seakan-akan saya tidak ada. Mereka juga sudah tidak pernah bercerita ke saya dan hanya asik berdua saja, kalau mereka hangout berdua , saya tidak diajak dan saya seperti dilupakan. Mereka mengajak saya ikut jika mereka membutuhkan tumpangan untuk menuju tempatnya, jadi saya hanya menjadi supir. Saya pikir mereka seperti itu karena mereka sefrekuensi, sesama anak guru dan keduanya memiliki hobi yang sama yaitu bermain musik, menari, dan lain-lainnya. sedangkan saya bukan anak guru dan saya juga ga pandai bermain musik, saya juga ga pandai menari. Jujur saya sedih karena kami sudah berteman dari kelas 6 SD sampai kelas 12 SMA. 

Suatu saat setelah beberapa hari acara graduation SMA, mereka pergi tetapi tetap saja tidak mengajak saya. Di hari ulang tahun saya juga mereka tidak mengucapkan selamat tetapi teman-teman saya yang lainnya mengucapkan. disitu saya pikir kalau mereka hanya memanfaatkan saya saja, setelah saya capek dengan perlakuan mereka ke saya, saya langsung memutuskan untuk cut off hubungan dengan mereka karena menurut saya tidak ada gunanya berteman dengan orang toxic seperti mereka, yang ada saya malah selalu merasa sedih dan terlupakan.

Saya sangat suka bila ada orang yang ingin bercerita pengalaman atau kehidupannya ke saya, tentu saya juga akan meresponnya dengan baik. Tetapi setelah pengalaman saya dan sahabat saya, saya jadi tidak terlalu terbuka dengan orang lain dan menjadi lebih berhati-hati bila ada orang baru. Saya biasanya cerita tentang kehidupan saya sehari-hari yang lucu dan menarik ke teman yang saya percayai atau pasangan saya. Sebenarnya saya lebih banyak bercerita ke mama, bercerita tentang pertemanan, perkuliahan dan kehidupan saya sehari-hari. Saya merasa lebih nyaman untuk bercerita ke mama karena tentu dia lebih berpengalaman dibanyak hal dibandingkan saya sendiri, dia juga lebih mengerti saya dibandingkan orang lain.

Pengalaman trauma atau kesedihan yang pernah saya alami kebanyakan dari hubungan dengan pasangan atau pacar. Saya selalu memberikan yang terbaik untuk orang lain tetapi lama-lama hubungan saya dan mantan pasangan saya menjadi semakin toxic karena mereka yang hanya bermain-main dan saya dipermainkan. Makanya sekarang saya menjadi lebih hati-hati juga bila ada yang tiba-tiba dekat dan punya maksud untuk menjadi lebih dari teman. Menurut saya lebih baik berteman dibandingkan harus berpacaran, karena berteman tidak perlu menggunakan perasaan. Tetapi semuanya tegantung individu masing-masing, ada orang yang tidak suka berpacaran atau lebih baik berteman, ada orang yang lebih baik berpacaran dibandingkan berteman.

Lagu kesukaan saya sampai saat ini berjudul ’10 Years Ago – FKJ’ saya sangat suka dengan lagu ini karena melodinya yang unik dan calming. FKJ adalah musisi dan DJ yang berasal dari Prancis, nama aslinya adalah Vincent J. Fenton, saya sangat suka dengan karyanya karena lagu-lagunya yang sangat calming dan enak didengar. Saya orangnya cukup panikan bila ada sesuatu yang mendadak, seperti tugas dadakan dan lainnya. Lagu-lagu seperti ini bisa membuat saya lebih tenang pada saat saya panik dan membuat saya lebih fokus pada saat belajar. Lagu yang biasa saya dengarkan pada saat saya belajar atau tidur adalah lagu-lagu instrumen saja seperti lo-fi dan jazz. Sebenarnya ada beberapa genre lain yang saya sukai seperti jazz, lo-fi, rnb, hiphop dan lain-lainnya. Tidak hanya genre musik jazz dan lo-fi yang saya sukai, terkadang saya suka lagu yang dapat membangkitkan semangat saya seperti musik yang bergenre hiphop. Menurut saya selera musik saya cukup bagus dan bisa diterima oleh orang-orang terdekat, banyak teman-teman saya yang suka dengan selera musik saya.

Saya memiliki hobi yaitu melukis, menggambar dan bermain game. Sebenarnya saya tidak terlalu pandai melukis dan menggambar, saya hanya bisa dan senang jika melakukan aktivitas tersebut. Dari kecil saya suka mewarnai dan menggambar, mama saya cerita dulu saat kecil saya selalu membawa buku mewarnai dan pensil warna ke gereja lalu duduk diam sambil mewarnai.  kelas 1 SD saya sangat suka DIY atau membuat prakarya seperti membuat gantungan kunci dari clay, membuat gelang dan kalung dari manik-manik dan juga membuat dompet dari kain perca. Kelas 5 saya mulai suka menggambar, mulai dari menggambar mandala, ikut club batik dan ikut ekskul lukis.

Saat saya duduk di bangku SMP saya sangat tertarik di bidang fashion, saya suka menonton Runway Fashion Week di youtube dan di TV. Makanya dari situ saya memiliki cita-cita ingin menjadi fashion designer. Pada waktu itu di sekolah ada lomba mendesain baju pesta, lomba ini dilakukan secara berkelompok. Saya dan teman-teman saya sekelompok tidak ada persiapan sama sekali saat ingin mengikuti lomba ini, tapi kami akhirnya menang peringkat pertama lomba mendesain baju pesta. Hadiah dari memenangkan lomba ini adalah mendapatkan beasiswa untuk sekolah basic fashion design di paris de la mode yang berada di gading serpong. Selain ketertarikan saya di bidang fashion, saya juga tertarik dibidang fotografi, menurut saya mengambil sebuah gambar sangat asik dan biasanya dari foto-foto itu, ekspresi seseorang bisa tersampaikan.

Pada saat liburan semester kelas 10, papa mengajak saya, mama dan kakak untuk berlibur ke UAE tepatnya ke Abu dhabi dan Dubai, saat berlibur saya melihat banyak sekali gedung-gedung dan monumen yang sangat bagus. Saya mengunjungi Louvre Museum, Abu Dhabi, yang ternyata bentuk museum tersebut sangat menarik. Bentuk atap dari museum ini seperti piring cekung yang terbalik ke bawah dengan pattern pentagon yang ditumpuk, sehingga terlihat cahaya matahari yang menembus dari lubang-lubang bentuk pentagonnya. Museum ini sangat besar dan terlihat seperti dibangin di tengah-tengah perairan, di dalam museum ini juga terdapat hasil karya seni yang sangat indah dan beragam. Hasil karya seni itu berasal dari berbagai negara, memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing.

Saya juga melihat beberapa landmark di Dubai, seperti Burj Khalifa, Burj Al Arab, Sheikh Zayed Mosque dan Istana Raja. Semua landmark ini tentu membutuhkan arsitektur untuk mendesign semua bangunanya. Saat saya melihat Burj Khalifa, saya jadi ingin bekerja di EMAAR. EMAAR merupakan salah satu perusahaan real estate yang terkenal di Dubai, dan gedung-gedung yang mereka miliki sangat menarik dan mencolok. Saya mulai tertarik untuk belajar dan bekerja dibidang arsitektur, saya ingin tau cara mendesign dan membangunnya, sehingga pada akhirnya saya kuliah di jurusan arsitektur.

Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri adalah saya ingin sukses di usia muda, saya ingin menikmati hari tua nanti dengan santai, tidak perlu bekerja banting tulang sehingga waktu saya menjadi berkurang untuk orang-orang yang sayangi yaitu keluarga saya. Selain tujuan saya hidup untuk diri sendiri, saya juga memiliki tujuan hidup saya untuk orang lain. Saya sangat ingin menjadi orang yang bermanfaat dan tidak merugikan orang lain. Maksud dari menjadi orang bermanfaat adalah saya ingin saat bekerja, saya dapat memberikan yang terbaik sehingga orang lain puas engan hasil kerja saya. Saya juga ingin merujudkan permintaan klien bila mereka menginginkan desain sebuah bangunan dan lainnya yang sesuai dengan Ia inginkan.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Benedict Zefanya Adrevin Sambang – Get to Know Your Self

Perkenalkan namaku Benedict Zefanya Adrevin Sambang. Aku lahir di Sintang 29 September 2005 dari keluarga yang berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagai anak sulung, aku dibesarkan dan dididik tegas dari sepasang orang tua yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Di Sintang aku tinggal bersama keluargaku di rumah yang seadanya bisa dibilang sederhana. Aku tinggal di Sintang sebab orang tuaku yang bekerja di sana. Di sini aku tinggal tidak hanya bersama kedua orang tuaku tetapi juga bersama seorang asisten rumah tangga yang membantu untuk mengasuhku. Aku juga mendapat banyak teman bermain tidak hanya anak-anak sebayaku tetapi juga orang yang lebih besar dariku. Aku tinggal di Sintang hingga umurku 2 tahun setelah itu aku dan orang tuaku pindah ke Pontianak ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Di Pontianak tepatnya di Kecamatan Pontianak Selatan. Kami tinggal di rumah orang tua ibuku. Di kota inilah aku mulai besar dan bersekolah.

Pada saat menginjak umur 3 tahun aku dan keluargaku sudah memiliki rumah pribadi di Pontianak tepatnya kecamatan Pontianak Tenggara cukup jauh dari rumah orang tua ibuku. Jadi kami tidak tinggal di rumah orang tua ibuku lagi. Di umur 3 tahun aku mulai masuk ke dunia persekolahan yaitu TK atau Taman Kanak-Kanak. Di sana aku mulai mengenal lebih banyak dan berteman dengan anak yang umurnya sebaya denganku. Di TK aku pernah dijahili tapi aku tidak peduli dengan itu dan jujur aku juga pernah berkelahi mungkin lucu juga perkelahian antar anak kecil. Di TK ini aku juga belajar pelajaran kurikulum di TK yang sebenarnya lebih ke belajar sambil bermain. Di sini juga gurunya asyik-asyik. Kantin menjadi salah satu tempat favoritku karena aku bisa jajan makanan yang aku suka dan penasaran. Oh iya di TK aku juga sering dijaga sama pembantuku tapi dia hanya menunggu di luar area sekolah. Beliau mungkin tepatnya sepupu dari nenekku yang tak lain juga bakal mengasuhku di rumah apabila orang tuaku sibuk dengan pekerjaan mereka. Beliau sudah sering mengasuh tidak hanya aku tetapi juga anak dari keluarga besarku. By the way di TK aku bukanlah seorang anak yang berprestasi tapi aku juga bukan yang dalam “bodoh” mungkin pertengahan.

Tidak hanya di persekolahan, di lingkungan rumah aku juga memiliki teman mungkin lebih tepatnya sambil bersahabat. Sebelum kuceritakan pertemananku, aku akan menceritakan di mana aku tinggal di Pontianak. Aku tinggal di sebuah komplek perumahan di area pinggiran kota Pontianak. Walaupun pinggiran kelak area ini merupakan salah satu area dengan area kuliner, fasilitas umum, pendidikan yang cukup lengkap di Pontianak. Baik aku akan menceritakan pertemananku. Di sebelah rumahku aku berteman dengan anak tetangga, kalau yang namanya anak kecil mau berteman dengan siapa pun mau gendernya berbeda ya berteman, berteman saja. Ya dia anak perempuan tapi tak lama aku berteman dia sudah pindah dari komplek perumahan tersebut. Setelah itu aku mendapatkan teman baru lagi, anak laki-laki yang rumahnya hanya berjarak 2 rumah dari rumahku. Setelah berteman dengannya kami mulai berteman dengan anak-anak lainnya yang ada di komplek perumahan tersebut. Di sini aku bersahabat dan kami menjadi empat orang sahabat yang ceritanya akan kulanjutkan setelah ini.

Setelah lulus dari TK aku melanjutkan persekolahanku yaitu SD atau sekolah dasar di sekolah dekat rumahku yaitu SD Gembala Baik 2. Mengapa ada “2” di nama sekolahnya? Karena sekolah ini merupakan cabang yang dari sekolah yayasan ini yang cukup jauh dari rumahku. Baik, di SD aku mulai bertemu dan mengenal lebih banyak orang lagi tidak hanya anak-anak sebayaku tetapi juga guru yang lebih beragam dan pelajaran yang lebih banyak. Banyak kejadian menarik yang terjadi selama SD ini tidak hanya hal-hal jahil atau lucu tapi mungkin juga cinta monyet pertamaku mungkin.

Di kelas 1 SD aku mulai mengenal namanya nakal tapi nakal anak kecil pada kala itu, soalnya nakal anak kecil sekarang agak berbeda. Aku di SD sendiri tepatnya pada kelas 1 SD merupakan anak yang aktif dalam hal pelajaran maupun sosial. Ya walau bukan yang terpintar dan 3 besar secara akademik tapi aku memiliki nilai yang cukup baik. Ada kejadian-kejadian lucu saat kelas 1 ini. Mulai dari hukuman di kunci pintu kelas tetapi anak-anak lain pada keluar melawati jendela dengan melompatinya padahal tempat mereka mendarat cukup tinggi mungkin satu setengah meter, cukup berani untuk seorang anak kelas 1 SD. Tidak hanya itu, guruku tepatnya wali kelasku pada saat itu Bu Eka sering mengancam aku dan teman sekelasku dengan akan memberikan atau menyempal kami dengan cabai rawit apabila kami ribut dan nakal di kelas. Selain itu juga, pernah saat akan di Imunisasi ada pemisahan murid yang sudah pernah di vaksin sama yang belum. Pada saat itu merupakan imunisasi difteri kalau tidak salah, nah pada saat itu saya belum pernah divaksin difteri karena takut akan disuntik jadi saya masuk ke kelompok yang sudah divaksin. Ketika itu saya ketahuan belum divaksin jadi saya akan disuntik karena takut saya menangis dan ketika hal itu terjadi guru menelepon ibu saya dan saya disuntik sambil menangis di samping ibu saya.

Masuk ke kelas 2 SD, pada saat ini saya mulai menjadi siswa yang lebih aktif lagi dalam hal akademik. Pernah saat itu ada tes perkalian menyebutkan perkalian satu hingga sepuluh apabila tidak bisa akan di jemur di lapangan upacara. Pada saat itu saya bisa menjawab tetapi ada beberapa teman saya yang tidak bisa. Di kelas dua mulai bisa memilih ekstra kurikuler atau ekskul, saya memilih ekskul bina iman sejenis ekskul perkumpulan anak-anak sekolah minggu tetapi ini di sekolah. Saya mengikuti ekskul tersebut hingga kelas 5 SD, soalnya saya bingung mau pilih ekskul apa. Di kelas 2 ini mulai diperkenalkan pelajaran bilingual seperti pelajaran matematika tetapi ada bahasa inggrisnya. Ada 1 kejadian lucu dan memalukan atau lucu kali ya, saya pernah berak di kelas pada saat itu saya tiba-tiba saja sakit perut dan mules karena tidak tahan jadi terbuanglah di kelas karena tidak mau ketahuan saya akhirnya ke toilet dan lama di sana. Karena hal itu, saya di cari di toilet dan guru menelefon orang tua saya. Di toilet bukannya membawa lagi celana dalam tetapi saya malah membuang celana dalamnya. Setelah kejadian itu saya langsung pulang dan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa ternyata saya sakit tipes. Saya tidak rawat inap hanya di rumah saja dan tidak masuk sekolah saja. Di kelas 2 ini mungkin pertama kalinya saya mengenal yang namanya cinta monyet haha. Saya suka dengan anak perempuan yang di kelas saya dia merupakan anak yang berprestasi selalu peringkat 1 dari kelas satu hingga tamat SD. Di kelas 2 ini saya pernah menjadi peringkat kedua di kelas peningkatan dari kelas 1 yang sebelumnya peringkat sembilan.

Mungkin cerita berikutnya lebih ke cerita lucu dan menarik. Masuk ke kelas 3 SD, di sini ada kejadian lucu di mana dulu saya sangat takut dengan anjing karena pernah dikejar oleh anjing. Nah pada saat itu ada yang namanya les tambahan seperti pelajaran tambahan setelah pelajaran utama, biasanya hanya sedikit saja yang mengikuti kelas tambahan. Pada saat itu tiba-tiba anjing yang memang anjing sekolah tiba-tiba masuk ke kelas. Nah karena ketakutan saya sampai naik ke atas meja dan saya jadi bahan kejahilan, saya ditakut-takuti oleh teman saya. Dan saya pernah ribut saat pelajaran komputer jadi saya tidak boleh masuk ke lab saat hari itu.

Naik ke kelas 4, mungkin tidak banyak yang bisa di ceritakan tetapi pada saat kelas 4 saya mendapatkan guru sekaligus wali kelas yang mungkin merupakan guru terbaik yang pernah saya dapatkan. Beliau memiliki nama Pak Yayan. Beliau tidak hanya mengajar pelajaran seperti biasanya tetapi beliau memiliki sikap tegas tapi juga perhatian sama anak didiknya. Walaupun sering marah dan perawakan yang keras tetapi kami murid-muridnya masih tetap respek kepadanya hingga sekarang. Di kelas 4 mungkin saya mungkin juga pentolannya ya nah pernah saat itu saya dengan teman sekelas saya menjahili mungkin kalau sekarang bahasanya bully seorang anak dengan kata “bekantan” hingga lanjut ke kelas 5.

Di kelas 5 saya pernah peringkat satu di kelas dan saya terkejut soalnya saya tidak sangka. Nah lanjut dari kasus bully tersebut. Pada saat itu mungkin karena murid lainnya juga pada risih, saya dan teman-teman saya di laporkan ke wali kelas saya. Lanjut di kelas 6 pernah suatu kejadian karena saya terkejut saya tidak sengaja berkata “anjing” karena hal itu saya di keluarkan dari kelas selama 1 minggu. Jelas saya banyak ketinggalan pelajaran, jadi saya belajar lebih giat dan pada akhirnya masuk ke-3 besar. Saya juga pernah ikut lomba bahasa mandarin tapi hasilnya cukup buruk karena apa yang saya pelajari jauh dari apa yang keluar. Pada itu masih ada yang namanya ujian nasional walau dicap anak yang memiliki prestasi akademik saya tidak masuk ke dalam 10 besar dengan nilai tertinggi di UN tetapi pada saat juara umum (rata-rata nilai tertinggi dari kelas 4 hingga 6) saya menduduki peringkat ketiga. Jadi selama SD saya merupakan anak yang berprestasi tapi secara kelakuan saya cukup nakal kalau di sana saya sering dibilang “pintar tapi sakau”.

Setalah lulus SD saya masuk SMP yang masih 1 yayasan yaitu SMP Gembala Baik. SD sampai SMA saya bersekolah di yayasan tersebut. Di SMP banyak kejadian yang lucu dan tak terduga. Mulai dari berkelahi dengan anak SMA walau cuman datang dan menonton saja. Ada kasus anak perempuan yang membagikan foto “nude”-nya ke media sosial hingga ada beberapa guru gatal kali ya sebutnya. Di SMP saya mungkin suka sama seseorang tapi tidak ada niatan lebih tetapi teman saya sering menjahili saya dengan dia. Di SMP saya pernah sakit DBD dan itu merupakan pengalaman pertama kalinya dirawat inap di rumah sakit. Di SMP saya mungkin sudah tidak seaktif SD dalam hal akademik tapi branding saya “pintar tapi sakau” masih melekat ke saya. Karena berbeda dengan anak-anak pintar lainnya yang berteman dengan sesama pintar atau nerd to nerd. Saya lebih sering berteman dan bermain dengan anak yang dicap nakal dan bodoh. Di SMP saya mendengarkan sebuah lagu yaitu “Celengan Rindu” lagunya Fiersa Besari, di lagu ini mungkin tidak hanya menceritakan rasa rindu sepasang kekasih tetapi juga bisa menceritakan rasa rindu seseorang dengan orang terdekat mereka.

Pada saat itu mulai ada pandemi Covid-19. Yang katanya libur 2 minggu tetapi malah jadi 2 tahun karena hal itu dalam skill sosial saya jadi berkurang karena ya jarang ketemu siapa pun. Pada saat pandemi saya hanya bermain game online saja. Masuk SMA dengan suasana pandemi jelas tahun pertama dan kedua hanya kelas online saja itu menjadi hal baru di hidup saya mungkin juga di hidup banyak orang. Mungkin hanya kehidupan yang flat selama pandemi. Masuk ke tahun ketiga sudah mulai tatap muka pembelajarannya.

Saya masuk ke kelas pada hari pertama. Mungkin karena diam dan penampilan yang cukup dikira nerd kalau yang tidak kenal saya mungkin tanggapan pertama mereka ke saya, saya merupakan goodboy yang ambisius dan nerd di pelajaran. Tetapi ketika di lingkungan sekolah banyak yang heran “kok bisa kenal dan akrab dengan anak-anak itu ya?” maksud dari anak-anak itu istilah sekarang mungkin “popular or star”-nya. Yap branding “pintar tapi sakau” muncul kembali. Di SMA mungkin saya tidak seterbuka SD atau SMP. Banyak kejadian lucu dan menarik serta berkesan yang dikemas dalam waktu singkat selama kurang dari 1 tahun. Mulai dari retret kelas, tidak bayar makanan kantin bareng, bolos keliling kota, satu kelas nyontek saat ujian, nyanyi bareng di kelas sambil gitaran, tidur bareng 1 kelas serta acara lainnya. Saat SMA selain “pinta tapi sakau”, saya juga sering dibilang “cocok di circle mana pun” ya mungkin gak semua orang bisa cocok di lingkungan pertemanan atau harus berubah menyesuaikan diri dengan orang lain. Karena hal itu aku jadi tahu banyak tipe manusia. Setelah lulus SMA, aku memang berencana keluar kota karena agak bosan dan ingin tahu dunia luar. Pada awalnya aku berencana teknik informatika tapi karena merasa ada cita-cita dari kecil yaitu menjadi arsitek saya mengubah rencana saya. Saya mengikuti SNBP dan SNBT tapi karena kelalaian dan malas saya, jadinya saya tidak lulus di PTN atau Perguruan Tinggi Negeri. Karena pada saat itu saya sudah ada backup beberapa PTS jadinya saya memilih salah satu PTS yaitu BINUS University. Di BINUS saya awalnya memilih ComSci tapi karena melihat di BINUS ada jurusan Aristektur jadinya saya memilih jurusan tersebut. Cinta saya terhadapt arsitektur jujur saja dangkal. Selain ingin mewujudkan cita-cita saya, saya juga ingin membanggakan orang tua saya dan membuat mereka tersenyum dengan kesuksesan saya kelak nanti.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Azyra Setiawan – Get to Know Your Self

I would like to start off by saying… life’s tough. Having been brought up in a household where tough love is greatly encouraged and having to deal with its consequences, it’s appropriate to say that life has indeed been one big rollercoaster of emotions. That being said, my name’s azyra and i was born in a city located on the southwest coast of the sulawesi island also famously known as makassar… i was also raised by two parents who are quite the polar opposite… but then again, let’s stick to the basis. my father works corporate job, my mother on the other hand, is a stay at home mom. i’m the youngest out of two children. how has it affected me ? believe me, it’s quite the challenge. Growing up, i would often find myself gravitating towards the world of architecture. As a child i remember taking all the real estate brochures i could find so that i could stare at them. To say the least, it is something that i have always been interested in. Getting older it seems as though the love has gradually increased… so much so that a few months ago i decided to turn down an offer to study at one of the most prestigious university in the country. The reason being? well, i wanted to major in something different and that is architecture. Furthermore, In relation to finding the purpose of life, i’ve always known at heart that it is within my best interest to live one that’s full of compassion, which i’m hoping to be able to achieve through being an architect. To wrap it all up, no i don’t reckon i have a favorite song nor do i have any stories i’m excited to share.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Aura Stevany Sing’ An – Get to Know Your Self

Hallo, perkenalkan nama saya Aura Stevany Sing’ An. Saat ini saya adalah mahasiswa baru di Universitas Bina Nusantara atau dengan kata lain Binusian27. Saya berumur 18 tahun, dan saat ini tinggal di Binus Square. Saya merupakan anak pertama ( sulung ) dan memiliki dua adik perempuan yang manis. Sejak dahulu, saat saya bersekolah saya selalu pindah dari sekolah yang satu ke yang lain karna pekerjaan orang tua sehingga saya telah mengunjungi beberapa provinsi seperti Bali, Makassar, Jakarta, dan Solo. 

 Saya tidak sabar bercerita tentang berbagai provinsi yang pernah saya kunjungi dan keseruannya. Walaupun saya tidak melakukan banyak aktivitas di luar rumah karena kecemasan orang tua saya dan memilih untuk menghabiskan waktu luang saya di rumah saja sehingga saya sadar bahwa saya menjadi seorang introvert. Namun itu bukanlah suatu masalah bagi saya, karna saya memiliki rasa nyaman saat tinggal di rumah. Namun seiring waktu, saya suka memperhatikan suatu tempat dengan mata yang berbinar-binar karena estetika tempat tersebut. Sehingga saat SMA saya memutuskan untuk memilih jurusan arsitektur saat berkuliah. Saya memiliki tujuan menjadi seorang yang hebat di masa depan, dan bisa bekerja dengan maksimal di suatu perusahaan arsitek   serta bekerja sama dengan arsitek terkenal di indonesia dengan projek yang lumayan besar ( seperti rumah ).

Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah dapat membangun suatu tempat tinggal yang nyaman dan sesuai harapan klien dan sesama. Tidak hanya itu, saya juga berharap bahwa saya dapat membangun suatu bangunan yang tidak merusak lingkungan, tetapi dapat melestarikan nya. Juga suatu bangunan yang tidak hanya memiliki 1 fungsi saja.

Terima kasih.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Adelia Fransisca Wulansari – Reflection

Bagi saya, memahami Nous dari segi arsitektur adalah konsep yang sangat penting dan penting. Nous, berasal dari konsep filosofis kuno, mengacu pada kapasitas intelektual seseorang untuk berpikir, memahami, dan bernalar secara rasional. Dalam dunia arsitektur, Nous mempunyai empat unsur utama yang menjadi landasan pemahaman dan perilaku, yaitu Sophia, Techne, Pronesis dan Episteme.

Nous adalah kapasitas seseorang untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksaan intelektual. Nous adalah konsep dalam filsafat Yunani kuno yang merujuk pada akal budi atau kebijaksanaan yang mendalam, dan dalam konteks arsitektur, ini menjadi fondasi penting dalam merancang dan memahami bangunan. Dalam arsitektur, “nous” bisa merujuk pada pengetahuan, kebijaksanaan, atau pemahaman yang diterapkan dalam desain dan konsep arsitektur.

Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar, karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan. Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya balajar mendengarkan, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap antara pelaiaran di universitas & dunia praktik. Beruntungnya di dalam dunia pendidikan ada techne, yang disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Walaupun pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda- beda. 

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian & kecintaan dalam berkarya. Keseimbangan keempat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang.Sophia dalam arsitektur (kebijaksanaan): Sophia dalam arsitektur mengacu pada pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip universal yang mendasari arsitektur dan bangunan. Hal ini mencakup pemahaman tentang konteks estetika, fungsional, keberlanjutan dan budaya arsitektur. Sophia menginspirasi para arsitek untuk belajar dengan antusias dan keinginan untuk memahami misteri. Hal ini mencakup pemahaman tentang sejarah arsitektur, konsep desain dan ide-ide yang mendukung proses kreatif. Sophia mengacu pada kebijaksanaan atau pengetahuan yang mendalam. Dalam arsitektur, Sophia menggambarkan pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan konsep-konsep yang telah diterapkan oleh arsitek terdahulu. Ini memungkinkan arsitek untuk memahami warisan arsitektural dan memadukan elemen-elemen klasik dengan inovasi kontemporer. Dikutip dari https://omahlibrary.org/2021/11/09/cermin-arsitek/ Shopia merupakan ranah yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Bagi saya setiap orang pasti memiliki ide-idenya tersendiri, jadi setiap ide-ide yang kita miliki kita harus mempunyai keberanian untuk merealisasikan ide-ide tersebut. Sophia (kebijaksanaan) mencakup pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai budaya, estetika, dan makna dalam desain arsitektur. Ini membantu arsitek dalam mengembangkan pandangan yang lebih luas dan kontekstual terhadap proyek mereka.

Techne en Arsitektur (Seni): Techne dan arsitektur terdiri dari pembelajaran keterampilan teknis yang diperlukan untuk desain dan konstruksi bangunan. Ini mencakup pemahaman tentang teknik konstruksi, pemilihan material, dan keterampilan praktis seperti pemodelan dan menggambar 3D. Dalam kehidupan konferensi arsitektur, Techne memainkan peran penting dalam mengajarkan kita keterampilan teknis yang penting. Kami belajar membuat gambar teknis yang akurat, merancang arsitektur, dan memahami perilaku material. Techne yang berarti keahlian (seni, keterampilan, kerajinan, kerajinan tangan, suatu sistem atau metode pembuatan atau pengerjaan sesuatu). Istilah ini menunjuk kepada pengetahuan dan penerapan prinsip-prinsip yang diperlukan dalam menghasilkan objek-objek dan menyelesaikan tujuan -tujuan khusus. setiap orang pasti memiliki keahliannya masing-masing pada setiap bidangnya, keahlian dapat dicapai jika kita terus belajar dan terus mencoba. Techne (keterampilan teknis) adalah kemampuan teknis yang melibatkan pengetahuan tentang material, konstruksi, dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur. Ini penting untuk menerjemahkan ide-ide desain menjadi bentuk yang dapat diwujudkan. Techne juga adalah keterampilan atau keahlian teknis. Dalam konteks arsitektur, Techne mencakup pengetahuan tentang materi, teknologi, dan konstruksi bangunan. Arsitek perlu memahami berbagai bahan bangunan, teknik konstruksi, dan teknologi terkini untuk merancang bangunan yang aman, fungsional, dan estetis.

Pronesis dan Arsitektur (Kecerdasan Praktis): Pronesis dan konstruksi adalah kemampuan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi praktis. Hal ini mencakup kemampuan merespons tantangan di lapangan, beradaptasi terhadap perubahan, dan memahami kebutuhan pemangku kepentingan. Dalam kehidupan sebagai mahasiswa arsitektur, Pronesis membimbing kita dalam mengambil keputusan yang bijaksana untuk menghadapi tantangan yang muncul selama proses perencanaan dan konstruksi. Kami mempertimbangkan faktor-faktor praktis seperti anggaran, dukungan dan keamanan, sambil mempertahankan visi organisasi yang kuat. Phronesis adalah semacam kelihaian bersiasat secara bijaksana yang berlatar pengetahuan dan nilai-nilai luhur, yang mempertimbangkan kepentingan diri sendiri sekaligus kepentingan khalayak. Sebagai kemahiran berstrategi, Phronesis hanya dapat terwujud dalam tindakan yang bersifat situasional. Phronesis berkaitan dengan kemampuan mempersepsikan situasi secara akurat, yang diikuti dengan kemampuan menilai situasi tersebut secara bijak. Berdasar penilaian tersebut, manusia mengambil keputusan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk kemudian direalisasikan dengan segenap kapasitasnya dalam suatu perbuatan nyata. Pronesis (kebijaksanaan praktis) berkaitan dengan kemampuan dalam membuat keputusan etis dan praktis dalam proses perancangan, mengingat dampaknya pada lingkungan dan masyarakat. Pronesis adalah kebijaksanaan praktis atau kecerdasan dalam mengambil keputusan. Dalam arsitektur, Pronesis penting dalam merancang bangunan yang memenuhi kebutuhan fungsional dan kontekstual. Arsitek harus mampu menilai situasi secara holistik, memahami kebutuhan klien, serta mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan dalam perancangan.

Episteme dan arsitektur (pengetahuan ilmiah): Episteme dan arsitektur merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan dalam merancang dan membangun bangunan. Ini termasuk pemahaman prinsip-prinsip matematika, ilmu material dan teknologi konstruksi. Dalam kehidupan akademis, sastra merupakan landasan pendidikan arsitektur. Kami mempelajari konsep arsitektur, arsitektur dan pengetahuan ilmiah yang mendukung desain dan konstruksi bangunan yang aman dan sehat. Episteme (pengetahuan ilmiah) adalah pengetahuan yang didasarkan pada riset dan teori, yang membantu arsitek dalam memahami prinsip-prinsip dasar dan inovasi terbaru dalam bidang arsitektur. Episteme merujuk pada pengetahuan ilmiah dan teoretis. Dalam arsitektur, Episteme mengacu pada pemahaman yang mendalam tentang teori-teori arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan metodologi penelitian. Ini membantu arsitek untuk mengembangkan gagasan-gagasan inovatif dan mendalamkan pemahaman mereka tentang disiplin ini. Karna Episteme merupakan pengetahuan atau kecakapan untuk berpikir lurus, tepat, dan teratur. Jadi, pada element ini kita dapat menganalisis sesuatu hal untuk memperoleh ilmu atau pengetahuan. Untuk contoh sehari-hari kita secara tidak sadar selalu menggunakan element ini, misalnya disaat kita baru memulai kelas dan mendapatkan materi-materi baru yang sebelumnya kita belum pernah ketahui, mendapatkan tugas menganalisis untuk membuat tugas-tugas yang diberikan atau disampaikan oleh dosen.

Dalam kehidupan perkuliahan arsitektur, keempat elemen Nous ini sangat penting. Sophia membantu mahasiswa untuk memahami tanggung jawab etis dalam desain. Techne memberikan keterampilan teknis yang diperlukan untuk merancang dan membangun bangunan. Pronesis membantu mahasiswa dalam pemecahan masalah dan pemahaman konteks proyek. Episteme memberikan dasar teoritis yang diperlukan untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang arsitektur. Dalam dunia perkuliahan arsitektur, empat elemen yang Anda sebutkan, yaitu “sophia” (kebijaksanaan), “techne” (keterampilan teknis), “pronesis” (kebijaksanaan praktis), dan “episteme” (pengetahuan ilmiah), sering dianggap penting karena mereka membentuk dasar pemahaman dan pendekatan dalam merancang dan memahami arsitektur.

Dalam kehidupan konferensi arsitektur, Nous dan keempat elemennya memainkan peran penting dalam membentuk pendekatan dan pemahaman kita tentang arsitektur. Sophia membantu kami mengembangkan visi dan pengetahuan mendalam dalam desain bangunan. Techne membantu kita mempelajari keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam praktik arsitektur. Pronesis memandu kita dalam mengambil keputusan yang tepat dalam menanggapi permasalahan yang muncul selama proses desain dan konstruksi. Episteme memberi kita landasan ilmiah yang mendukung cara kita mengembangkan bangunan yang aman, sehat, dan berkelanjutan. Dalam kehidupan akademis, Nous juga mendorong kita untuk terus tumbuh dan mengembangkan visi kreatif kita. Kita tidak sekedar belajar untuk mendapatkan gelar, tapi juga untuk menjadi arsitek yang berkontribusi positif dan menciptakan ruang-ruang yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kami mengembangkan pemahaman mendalam tentang bagaimana desain bangunan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kelestarian lingkungan.

Keempat unsur ini saya gabungkan dalam diri saya dan dalam kegiatan belajar saya. Sophia membantu kami menciptakan ide-ide unik dan berwawasan luas. Techne membantu saya menerapkan keterampilan teknis saya untuk membuat gambar teknis dan model 3D. Pronesis memandu kita dalam mengambil keputusan bijak mengenai prioritas, anggaran, dan kebutuhan pelanggan. Episteme memberi kita landasan ilmiah yang mendukung organisasi dan efisiensi. Dengan penggabungan keempat elemen Nous ini, mahasiswa arsitektur dapat merancang dan membangun bangunan dengan pendekatan yang holistik, mempertimbangkan aspek estetika, fungsi, keberlanjutan, dan keamanan. Mereka juga dilengkapi dengan kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan inovatif, yang penting dalam dunia arsitektur yang terus berkembang.

Dengan demikian, Nous dan elemen-elemennya tidak hanya memengaruhi tetapi juga membentuk landasan kehidupan perkuliahan arsitektur, membantu mahasiswa menjadi profesional yang sukses dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan binaan yang berkualitas. Dengan memahami Nous dan keempat elemennya, kita dapat merancang bangunan yang lebih baik, memahami peran arsitektur dalam masyarakat, dan menerapkan pendekatan yang holistik dalam setiap proyek. Selain itu, ini juga mempersiapkan kita untuk menjadi arsitek yang berkontribusi positif pada dunia sekitar dan menerapkan nilai-nilai kebijaksanaan, keterampilan teknis, kecerdasan praktis, dan pengetahuan teoretis dalam karier arsitektur kita.

Selain itu, Nous juga memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur dan nilai-nilai budaya yang mempengaruhi desain. Kami belajar menggabungkan elemen intelektual ini dengan teknologi dan keterampilan praktis dalam pekerjaan nyata. Dalam proses ini, Nous membantu kami mengembangkan identitas yang kuat dan desain yang inovatif. Di masa yang terus berubah, peran Nous dalam kehidupan home conference sangatlah penting. Kita harus mampu mengintegrasikan Sophia, Techne, Pronesis dan Episteme dalam seluruh aspek praktik arsitektur kita. Kami tidak hanya ahli dalam aspek teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip arsitektur, prinsip estetika, keberlanjutan, dan praktik yang baik. Mengintegrasikan keempat elemen ini membantu menciptakan arsitek yang berpengetahuan luas, sensitif terhadap lingkungan dan budaya, serta mampu menghasilkan desain yang lebih bermakna dan berkelanjutan.

Bagaimana keempat elemen ini berpengaruh pada kehidupan perkuliahan arsitektur kita? Mereka membentuk dasar yang kuat dalam pembelajaran arsitektur. Sophia memungkinkan kita untuk menghargai sejarah dan warisan arsitektural, Techne mempersiapkan kita dengan keterampilan teknis, Pronesis membantu kita dalam mengambil keputusan yang bijaksana dalam perancangan, dan Episteme memberikan landasan teoretis yang kokoh. Dalam perkuliahan, ini berarti memahami teori-teori arsitektur, belajar tentang teknologi terkini, dan mengaplikasikan pengetahuan ini dalam proyek-proyek desain.

Kesimpulannya, Nous adalah konsep filosofis yang menjadi dasar arsitektur dan sangat berpengaruh dalam kehidupan perkuliahan arsitektur. Keempat elemen Nous, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, bekerja bersama untuk membentuk arsitek yang komprehensif, yang tidak hanya memiliki pengetahuan teknis tetapi juga pemahaman etis dan teoritis yang kuat dalam disiplin ini. Dengan memahami dan menerapkan Nous dalam pembelajaran arsitektur, mahasiswa dapat menjadi arsitek yang lebih kompeten dan beretika dalam menciptakan lingkungan binaan yang berarti. 

Bagi saya, memahami Nous dari segi arsitektur adalah konsep yang sangat penting dan penting. Nous, berasal dari konsep filosofis kuno, mengacu pada kapasitas intelektual seseorang untuk berpikir, memahami, dan bernalar secara rasional. Dalam dunia arsitektur, Nous mempunyai empat unsur utama yang menjadi landasan pemahaman dan perilaku, yaitu Sophia, Techne, Pronesis dan Episteme.

Nous adalah kapasitas seseorang untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksaan intelektual. Nous adalah konsep dalam filsafat Yunani kuno yang merujuk pada akal budi atau kebijaksanaan yang mendalam, dan dalam konteks arsitektur, ini menjadi fondasi penting dalam merancang dan memahami bangunan. Dalam arsitektur, “nous” bisa merujuk pada pengetahuan, kebijaksanaan, atau pemahaman yang diterapkan dalam desain dan konsep arsitektur.

Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar, karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan. Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya balajar mendengarkan, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap antara pelaiaran di universitas & dunia praktik. Beruntungnya di dalam dunia pendidikan ada techne, yang disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Walaupun pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda- beda. 

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian & kecintaan dalam berkarya. Keseimbangan keempat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang.Sophia dalam arsitektur (kebijaksanaan): Sophia dalam arsitektur mengacu pada pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip universal yang mendasari arsitektur dan bangunan. Hal ini mencakup pemahaman tentang konteks estetika, fungsional, keberlanjutan dan budaya arsitektur. Sophia menginspirasi para arsitek untuk belajar dengan antusias dan keinginan untuk memahami misteri. Hal ini mencakup pemahaman tentang sejarah arsitektur, konsep desain dan ide-ide yang mendukung proses kreatif. Sophia mengacu pada kebijaksanaan atau pengetahuan yang mendalam. Dalam arsitektur, Sophia menggambarkan pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan konsep-konsep yang telah diterapkan oleh arsitek terdahulu. Ini memungkinkan arsitek untuk memahami warisan arsitektural dan memadukan elemen-elemen klasik dengan inovasi kontemporer. Dikutip dari https://omahlibrary.org/2021/11/09/cermin-arsitek/ Shopia merupakan ranah yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Bagi saya setiap orang pasti memiliki ide-idenya tersendiri, jadi setiap ide-ide yang kita miliki kita harus mempunyai keberanian untuk merealisasikan ide-ide tersebut. Sophia (kebijaksanaan) mencakup pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai budaya, estetika, dan makna dalam desain arsitektur. Ini membantu arsitek dalam mengembangkan pandangan yang lebih luas dan kontekstual terhadap proyek mereka.

Techne en Arsitektur (Seni): Techne dan arsitektur terdiri dari pembelajaran keterampilan teknis yang diperlukan untuk desain dan konstruksi bangunan. Ini mencakup pemahaman tentang teknik konstruksi, pemilihan material, dan keterampilan praktis seperti pemodelan dan menggambar 3D. Dalam kehidupan konferensi arsitektur, Techne memainkan peran penting dalam mengajarkan kita keterampilan teknis yang penting. Kami belajar membuat gambar teknis yang akurat, merancang arsitektur, dan memahami perilaku material. Techne yang berarti keahlian (seni, keterampilan, kerajinan, kerajinan tangan, suatu sistem atau metode pembuatan atau pengerjaan sesuatu). Istilah ini menunjuk kepada pengetahuan dan penerapan prinsip-prinsip yang diperlukan dalam menghasilkan objek-objek dan menyelesaikan tujuan -tujuan khusus. setiap orang pasti memiliki keahliannya masing-masing pada setiap bidangnya, keahlian dapat dicapai jika kita terus belajar dan terus mencoba. Techne (keterampilan teknis) adalah kemampuan teknis yang melibatkan pengetahuan tentang material, konstruksi, dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur. Ini penting untuk menerjemahkan ide-ide desain menjadi bentuk yang dapat diwujudkan. Techne juga adalah keterampilan atau keahlian teknis. Dalam konteks arsitektur, Techne mencakup pengetahuan tentang materi, teknologi, dan konstruksi bangunan. Arsitek perlu memahami berbagai bahan bangunan, teknik konstruksi, dan teknologi terkini untuk merancang bangunan yang aman, fungsional, dan estetis.

Pronesis dan Arsitektur (Kecerdasan Praktis): Pronesis dan konstruksi adalah kemampuan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi praktis. Hal ini mencakup kemampuan merespons tantangan di lapangan, beradaptasi terhadap perubahan, dan memahami kebutuhan pemangku kepentingan. Dalam kehidupan sebagai mahasiswa arsitektur, Pronesis membimbing kita dalam mengambil keputusan yang bijaksana untuk menghadapi tantangan yang muncul selama proses perencanaan dan konstruksi. Kami mempertimbangkan faktor-faktor praktis seperti anggaran, dukungan dan keamanan, sambil mempertahankan visi organisasi yang kuat. Phronesis adalah semacam kelihaian bersiasat secara bijaksana yang berlatar pengetahuan dan nilai-nilai luhur, yang mempertimbangkan kepentingan diri sendiri sekaligus kepentingan khalayak. Sebagai kemahiran berstrategi, Phronesis hanya dapat terwujud dalam tindakan yang bersifat situasional. Phronesis berkaitan dengan kemampuan mempersepsikan situasi secara akurat, yang diikuti dengan kemampuan menilai situasi tersebut secara bijak. Berdasar penilaian tersebut, manusia mengambil keputusan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk kemudian direalisasikan dengan segenap kapasitasnya dalam suatu perbuatan nyata. Pronesis (kebijaksanaan praktis) berkaitan dengan kemampuan dalam membuat keputusan etis dan praktis dalam proses perancangan, mengingat dampaknya pada lingkungan dan masyarakat. Pronesis adalah kebijaksanaan praktis atau kecerdasan dalam mengambil keputusan. Dalam arsitektur, Pronesis penting dalam merancang bangunan yang memenuhi kebutuhan fungsional dan kontekstual. Arsitek harus mampu menilai situasi secara holistik, memahami kebutuhan klien, serta mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan dalam perancangan.

Episteme dan arsitektur (pengetahuan ilmiah): Episteme dan arsitektur merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan dalam merancang dan membangun bangunan. Ini termasuk pemahaman prinsip-prinsip matematika, ilmu material dan teknologi konstruksi. Dalam kehidupan akademis, sastra merupakan landasan pendidikan arsitektur. Kami mempelajari konsep arsitektur, arsitektur dan pengetahuan ilmiah yang mendukung desain dan konstruksi bangunan yang aman dan sehat. Episteme (pengetahuan ilmiah) adalah pengetahuan yang didasarkan pada riset dan teori, yang membantu arsitek dalam memahami prinsip-prinsip dasar dan inovasi terbaru dalam bidang arsitektur. Episteme merujuk pada pengetahuan ilmiah dan teoretis. Dalam arsitektur, Episteme mengacu pada pemahaman yang mendalam tentang teori-teori arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan metodologi penelitian. Ini membantu arsitek untuk mengembangkan gagasan-gagasan inovatif dan mendalamkan pemahaman mereka tentang disiplin ini. Karna Episteme merupakan pengetahuan atau kecakapan untuk berpikir lurus, tepat, dan teratur. Jadi, pada element ini kita dapat menganalisis sesuatu hal untuk memperoleh ilmu atau pengetahuan. Untuk contoh sehari-hari kita secara tidak sadar selalu menggunakan element ini, misalnya disaat kita baru memulai kelas dan mendapatkan materi-materi baru yang sebelumnya kita belum pernah ketahui, mendapatkan tugas menganalisis untuk membuat tugas-tugas yang diberikan atau disampaikan oleh dosen.

Dalam kehidupan perkuliahan arsitektur, keempat elemen Nous ini sangat penting. Sophia membantu mahasiswa untuk memahami tanggung jawab etis dalam desain. Techne memberikan keterampilan teknis yang diperlukan untuk merancang dan membangun bangunan. Pronesis membantu mahasiswa dalam pemecahan masalah dan pemahaman konteks proyek. Episteme memberikan dasar teoritis yang diperlukan untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang arsitektur. Dalam dunia perkuliahan arsitektur, empat elemen yang Anda sebutkan, yaitu “sophia” (kebijaksanaan), “techne” (keterampilan teknis), “pronesis” (kebijaksanaan praktis), dan “episteme” (pengetahuan ilmiah), sering dianggap penting karena mereka membentuk dasar pemahaman dan pendekatan dalam merancang dan memahami arsitektur.

Dalam kehidupan konferensi arsitektur, Nous dan keempat elemennya memainkan peran penting dalam membentuk pendekatan dan pemahaman kita tentang arsitektur. Sophia membantu kami mengembangkan visi dan pengetahuan mendalam dalam desain bangunan. Techne membantu kita mempelajari keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam praktik arsitektur. Pronesis memandu kita dalam mengambil keputusan yang tepat dalam menanggapi permasalahan yang muncul selama proses desain dan konstruksi. Episteme memberi kita landasan ilmiah yang mendukung cara kita mengembangkan bangunan yang aman, sehat, dan berkelanjutan. Dalam kehidupan akademis, Nous juga mendorong kita untuk terus tumbuh dan mengembangkan visi kreatif kita. Kita tidak sekedar belajar untuk mendapatkan gelar, tapi juga untuk menjadi arsitek yang berkontribusi positif dan menciptakan ruang-ruang yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kami mengembangkan pemahaman mendalam tentang bagaimana desain bangunan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kelestarian lingkungan.

Keempat unsur ini saya gabungkan dalam diri saya dan dalam kegiatan belajar saya. Sophia membantu kami menciptakan ide-ide unik dan berwawasan luas. Techne membantu saya menerapkan keterampilan teknis saya untuk membuat gambar teknis dan model 3D. Pronesis memandu kita dalam mengambil keputusan bijak mengenai prioritas, anggaran, dan kebutuhan pelanggan. Episteme memberi kita landasan ilmiah yang mendukung organisasi dan efisiensi. Dengan penggabungan keempat elemen Nous ini, mahasiswa arsitektur dapat merancang dan membangun bangunan dengan pendekatan yang holistik, mempertimbangkan aspek estetika, fungsi, keberlanjutan, dan keamanan. Mereka juga dilengkapi dengan kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan inovatif, yang penting dalam dunia arsitektur yang terus berkembang.

Dengan demikian, Nous dan elemen-elemennya tidak hanya memengaruhi tetapi juga membentuk landasan kehidupan perkuliahan arsitektur, membantu mahasiswa menjadi profesional yang sukses dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan binaan yang berkualitas. Dengan memahami Nous dan keempat elemennya, kita dapat merancang bangunan yang lebih baik, memahami peran arsitektur dalam masyarakat, dan menerapkan pendekatan yang holistik dalam setiap proyek. Selain itu, ini juga mempersiapkan kita untuk menjadi arsitek yang berkontribusi positif pada dunia sekitar dan menerapkan nilai-nilai kebijaksanaan, keterampilan teknis, kecerdasan praktis, dan pengetahuan teoretis dalam karier arsitektur kita.

Selain itu, Nous juga memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur dan nilai-nilai budaya yang mempengaruhi desain. Kami belajar menggabungkan elemen intelektual ini dengan teknologi dan keterampilan praktis dalam pekerjaan nyata. Dalam proses ini, Nous membantu kami mengembangkan identitas yang kuat dan desain yang inovatif. Di masa yang terus berubah, peran Nous dalam kehidupan home conference sangatlah penting. Kita harus mampu mengintegrasikan Sophia, Techne, Pronesis dan Episteme dalam seluruh aspek praktik arsitektur kita. Kami tidak hanya ahli dalam aspek teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip arsitektur, prinsip estetika, keberlanjutan, dan praktik yang baik. Mengintegrasikan keempat elemen ini membantu menciptakan arsitek yang berpengetahuan luas, sensitif terhadap lingkungan dan budaya, serta mampu menghasilkan desain yang lebih bermakna dan berkelanjutan.

Bagaimana keempat elemen ini berpengaruh pada kehidupan perkuliahan arsitektur kita? Mereka membentuk dasar yang kuat dalam pembelajaran arsitektur. Sophia memungkinkan kita untuk menghargai sejarah dan warisan arsitektural, Techne mempersiapkan kita dengan keterampilan teknis, Pronesis membantu kita dalam mengambil keputusan yang bijaksana dalam perancangan, dan Episteme memberikan landasan teoretis yang kokoh. Dalam perkuliahan, ini berarti memahami teori-teori arsitektur, belajar tentang teknologi terkini, dan mengaplikasikan pengetahuan ini dalam proyek-proyek desain.

Kesimpulannya, Nous adalah konsep filosofis yang menjadi dasar arsitektur dan sangat berpengaruh dalam kehidupan perkuliahan arsitektur. Keempat elemen Nous, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, bekerja bersama untuk membentuk arsitek yang komprehensif, yang tidak hanya memiliki pengetahuan teknis tetapi juga pemahaman etis dan teoritis yang kuat dalam disiplin ini. Dengan memahami dan menerapkan Nous dalam pembelajaran arsitektur, mahasiswa dapat menjadi arsitek yang lebih kompeten dan beretika dalam menciptakan lingkungan binaan yang berarti. 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Arviani Riskya Putri – Get to Know Your Self

Halo selamat pagi, selamat siang, selama sore, dan selamat malam kapan pun tulisan ini dibaca. Namaku Arviani Riskya Putri dan aku lebih senang dipanggil Arvi / Ar / Vi dibanding menyebutkan nama lengkap awalku secara langsung karena terasa aneh saja untuk aku dengar. Saat ini aku berusia 18 tahun dan menjalankan kuliah di Universitas Bina Nusantara yang berada di Kemanggisan, Jakarta Barat. Aku baru saja menyelesaikan FYP yaitu acara orientasi di Binus akhir Agustus kemarin dan sekarang sudah menjalankan kuliah sesuai jadwal di prodi arsitektur ini. Di hari pertama perkuliahan saya bertemu dengan mata kuliah Design Thinking 1 dan Architectural Design 1. Disana saya mengetahui bahwa buku Francis D.K. Ching berjudul Form, Space, & Order adalah buku pedoman atau kitab bagi mahasiswa arsitektur. Pada mata kuliah Arcitectural Design 1 kami diberikan tugas pertama untuk membuat denah ruang studio kami pada kertas A2. 

Tugas ini cukup memusingkan diawal karena kita harus mengjitung panjang setiap benda yang ada di studio dan menggambarkannya menjadi denah namun saya belum begitu mengetahui cara untuk membuat denah yang baik seperti notasi-notasinya harus bagaimana, cara untuk membuat tembok di denah harus seperti apa, dan beberapa permasalahan lain. Tapi dosen pembimbing saya memberitahukan untuk mengerjakan sepengetahuan kami saja untuk tugas pertama ini. Setelah tugas pertama ini kami mendapatkan tugas untuk membuat isometrik dan denah dari kamar kami masing-masing. Selama menjalani kuliah selama seminggu ini saya rasa hal yang cukup membuat lelah adalah ketika harus mengejar kelas yang mengharuskan kami untuk berpindah dari kampus satu ke kampus yang lain. Contohnya adalah mata kuliah saya di hari Sabtu yang mengharuskan saya pindah dari Kampus Syahdan lalu ke Kampus Anggrek dan kemudian kembali lagi ke Syahdan. 

Berpindah dari kampus satu ke kampus yang lain sebenarnya tidak memakan banyak waktu tetapi ketika perpindahan ini ada di jam makan siang dan kami hanya mendapatkan 20 menit istirahat menurut saya ini cukup merepotkan karena di jam ini saya harus melakukan shalat, makan dan berjalan menuju kampus yang lain. Kalau dilihat mungkin tidak memerlukan banyak waktu, namun saat dijalankan ternyata cukup membuat keteteran terlebih saat dosen tidak menyelesaikan mata kuliahnya sesuai waktu yang ditentukan. Mungkin segitu saja untuk cerita saya selama seminggu menjadi mahasiswa, selanjutnya saya akan menceritakan lebih lanjut jawaban yang saya tuliskan dari pertanyaan-pertanyaan di google form ini. Yang pertama “Momen apa dalam hidup Anda, besar atau kecil, yang melekat pada Anda?” Momen yang cukup melekat untuk saya adalah ketika saya dan keluarga saya bertamasya ke Dunia Fantasi atau yang kita kenal dengan Dufan yang berada di Ancol. Dulu setiap akhir tahun bunda selalu mendapatkan tiket untuk mengunjungi Dufan dari kantornya. 

Bermain kesana tidak pernah terasa membosankan walaupun wahana yang dinaiki setiap tahunnya tidak banyak berubah. Ada satu wahana yang ketika kecil saya tidak bisa naiki karena belum memiliki tinggi yang cukup. Nama wahana itu adalah Niagaragara. Saya hanya bisa melihat saja ketika yang lain menaiki wahana itu dan itu cukup membuat saya sedih. Tapi beberapa tahun setelah itu akhirnya saya bisa juga merasakan menaiki wahana itu, saya sangat puas sekali. Sedihnya sekarang bunda tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan tiket lagi dari kantornya dan akhirnya kami tidak pernah bertamasya ke sana lagi. Satu hal yang cukup saya sayangkan adalah saya belum pernah mencoba menaikin roller coster yang membuat kita berputar 360°. Pertanyaan selanjutnya yaitu “Cerita apa yang tidak sabar untuk Anda ceritakan kepada teman baru atau cerita yang selalu diminta oleh teman lama atau pasangan Anda untuk Anda ulangi?” Untuk pertanyaan ini saya akan hal yang selalu saya ceritakan kepada teman dekat dan adik saya. Saya suka sekali menceritakan tentang game yang saya mainkan, terutama tentang karakter favorit saya. Saya pernah mengabiskan setengah hari menceritakan lore cerita dari karakter kesukaan saya. Kalau kepada orang baru saya senang jika bisa bertemu orang yang mememainkan game yang sama dengan saya dan saling membagikan cerita tentang kejadian selama bermain. 

Pertanyaan ketiga adalah “Apa Lagu Hits Terhebat Anda?” Saya orang yang tidak terlalu hidup dengan musik dan tidak apa-apa jika melakukan suatu aktivitas tanpa ditemani suara lain, namun ada beberapa lagu yang sangat senang saya dengarkan yaitu lagu-lagu dari Yoasobi dan Eve dari Jepang. Lagu-lagu mereka mudah sekali untuk terekam di otak saya sehinga saya tidak bosan untuk mendengarkannya berulang-ulang. Kalau lagu Indonesia dan Barat ada juga beberapa lagu yang saya suka namun hanya saya ingat saat mendengar lagunya tersebut, saya tidak pernah mengingat judul lagunya. Pertanyaan keempat dan kelima adalah “Jelaskan tentang apa yang menjadi tujuan hidup anda untuk diri sendiri?” dan “Jelaskan tentang apa yang menjadi tujuan hidup anda untuk orang lain?” Kalau diminta menjelaskan tujuan hidup saya sendiri yang pasti saya ingin untuk bahagia di dunia dan juga di akhirat. 

Saya berkeinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang bisa untuk membahagiakan diri saya sendiri dan juga orang tua saya. Bunda selalu mengatakan untuk selalu menentukan apa yang belum bisa dilakukan sekarang tapi akan bisa kita lakukan nanti. Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah saya berharap bisa menjadi tempat yang membuat orang lain merasa aman dan bisa menjadi tempat mereka untuk menceritakan keluh kesah mereka. Saya akan selalu menjadi pendengar yang baik untuk mereka. Pertanyaan selanjutnya yaitu “Jelaskan mengenai biografi anda, dari kecil lahir dimana, di keluarga yang seperti apa, apa pekerjaan ayah dan ibu, apakah anda anak sulung / anak tengah / anak bungsu, apa akibatnya dalam hidup anda?” Di awal tadi saya sudah menyebutkan, nama saya Arviani Riskya Putri. Saya lahir di Jakarta, tepatnya di Rumah Sakit Harapan Kita yang ada di Jakarta Barat pada tanggal 16 Juli 2005. 

Saya laihr pada pukul 4 dini hari disaat matahari masih belum terbangun dan di dekat waktu shubuh. Keluargaku seperti keluarga pada umumnya saja, ada ayah, bunda, dan abangku. Ayahku seorang wiraswasta dan bundaku adalah seorang pegawai di salah satu Bank BUMN. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara, namun saya adalah kakak juga untuk adik-adik sepupuku. Abangku baru saja menyelesaikan program studi S1 nya di awal tahun ini dan sedang menunggu untuk jadwal wisudanya. Saat ini abangku membantu nenekku berjualan di Pasar Tanah Abang. Saya sangat menyayangi keluarga saya. 

Pertanyaan ketujuh adalah “Apakah anda pernah mengalami trauma/ kesedihan dalam hidup anda?” Sejauh saya ingat, saya tidak pernah mengalami trauma yang membekas di hidup saya. Kalau sesuatu yang membuat sedih pastinya ada, namun hanya sepintas saja lalu kamudian hilang, saya tidak ingat karena saya cenderung melupakan hal yang tidak menarik perhatian, jarang dibahas dan saya lihat. 

Pertanya kedelapan yaitu “Kenapa Anda memilih kuliah jurusan arsitektur?” Pada awalnya saya tidak terpikirkan dengan jurusan arsitektur. Saya sangat senang menggambar walaupun tidak yang saya banggakan sekali, namun untuk masuk ke jurusan yang berhubungan langsung dengan itu saya merasa tidak pede dan mampu setelah mengetahui tipe=tipe tugas di jurusan tersebut. Kemudia terpikirkan untuk masuk ke teknik sipil karena saya sedikit senang hitungan, tapi itu tidak berlangsung lama ketika saya mengetahui apa saja yang akan dipelajari di jurusan tersebut. Akhirnya saya bertemu dengan jurusan arsitektur yang sangat cocok dengan keinginan saya. Bukan berarti arsitektur itu sesuatu yang mudah dipelajari dan dikerjakan, namun saya memiliki keyakinan untuk bisa bertahan dan lulus di jurusan ini. 

Jadi saya sangat yakin ini adala tempat saya dan tidak sala jurusan. Mengeluh karena tugas itu wajar saja, tapi saya sangat senang saat mengerjakan tugas terutama tugas AD dan BT. Pertanyaan yang terakhir adalah “Sejauh mana Anda mencintai arsitektur?” Jawabannya adalah sangaatt cinta sekali, semua jalur mulai dari SNBP, SNBT, dan mandiri yang saya cobai tidak terlepas dari arsitektur. Walau saya tidak masuk jurusan arsitektur dari jalur-jalur penerimaan tersebut saya sangat bersyukur bisa masuk ke jurusan arsitektur Binus.

Saya berharap saya bisa selalu melakukan yang terbaik untuk lulus di jurusan ini. Pertanyaannya sudah habis tapi saya belum mencapai ketentuan 1500 kata jadi saya akan mencoba menceritakan hal yang lain untuk mencapai ketentuan tersebut. Saat ini suda pukul 02.55 AM disaat saya mengetik dibagian ini. Seharusnya bisa tidak sampai di jam segini tapi saya ingin saja karena minum kopi itu sangat nikmat. Hari ini, 22 September tidak ada perkuliaan jadi saya bisa melanjutkan istirahat saya nanti. Kemarin pagi saat bangun tidur saya langsung mengerjakan tugas kelompok membuat power point sampai di jam 12.00 PM. Kemudian mengumpulkan motivasi kembali untuk mengerjakan tugas ini dan akhirnya saya mulai di pukul 07.00 PM. 

Kesan pesan saya mengerjakan tugas ini pada awalnya saya kira 1500 kata tidak terlalu tapi ternyata banyak juga ya huhu. Tetapi tugas ini membuat saya jadi lebih tahu tentang diri saya sendiri. Seperti yang saya bilang sebelumnya, walau saya mengeluh saat melihat tugas yang datang tanpa berhenti namun saya sangat enjoy menjalankannya (kadang sambil ngomel sendiri sih) karena saya sangat senang bisa berada di jurusan ini. Warna favorit saya adalah merah, karena saya merasa merah adalah warna yang sangat percaya diri dan berani. 

Saya tidak terlalu suka dengan warna oren, namun karakter anime ataupun game yang saya suka selalu saja memiliki unsur warna oren entah kenapa. Saya juga suka melukis di kanvas, walau lukisan terakhir saya adalah di hari ibu tahun kemarin, aku menghadiahkan bunda lukisan seekor anak bebek dengan induknya. Bunda sangat senang dengan hadiahku hehe. Setelah mengsubmit tugas ini saya berencana untuk tidur dan kembali melanjutkan tugas yang lain ketika saya bangun nanti. Terimakasih sudah membaca Get To Know My Self!

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Aristia Winanti Adam – Get to Know Your Self

Nama saya adalah Aristia Winanti Adam dan biasa dipanggil dengan panggilan Cici. Saya lahir di Ternate, Maluku Utara tanggal dua Bulan Juli Tahun 2006. Umur saya enam belas tahun. Saya sedari kecil sudah sangat sering mengunjungi Jakarta karena keluarga saya kebanyakan di sini. Saat saya SMP saya pindah ke Jakarta dan bersekolah di SMP  Boarding School Insan Cendekia Madani di Tangerang Serpong. Saya lalu SMA dia SMA Boarding School International Islamic High School di Bekasi. Saya dari SMP sampai SMA sudah bersekolah di boarding school atau bisa disebut dengan asrama. Oleh karena itu, saya sudah terbiasa hidup mandiri. 

Saya sekarang tinggal di Pondok Gede, Bekasi. Saya melakukan perjalanan kurang lebih 1 jam tiap harinya untuk pergi ke Binus University yang berada di Kemanggisan, Jakarta. Momen yang sangat lekat pada memori saya adalah ketika saya berulan tahun tiap tahunnya karena selalu dirayakan oleh orang tua saya. Menurut saya perayaan ulan tahun tiap tahun oleh orang tua dapat membuat saya merasa disayang dan diperhatikan. Saya berasal dari keluarga yang harmonis dan saling menyayangi satu sama lain. Saya adalah anak pergama dari empat bersaudara. Dampaknya, saya menjadi orang yang lembut. Orang tua saya adalah PNS, papa saya sangat jarang berada di rumah, dia bisa di rumah cuman 2 minggu sekali dan itu pun hanya 1 malam dan langsung pergi kerja lagi, makanya saya kurang dekat deng papa saya. 

Cerita yang selalu saya ceritakan pada teman teman saya adalah cerita waktu saya berusia kalau tidak salah 6 tahun. Saya menaiki kapal bersama orang tua saya dan adik-adik saya, lalu saat tengah malam kapal itu tersakngkut di sesuatu tanaman di tengah laut dan tidak bisa bergerak. Kami lalu mengucapkan doa memohon perselamatan dan akhirnya diselamatkan okeh sebuah kapal yang lewat. Jantungku berdetak dengan sangat cepat karena ketakutan waktu itu. Saya kurang suka mendengar lagu jadi kurang tau lagu apa yang sedang hits akhir akhir ini. Saya ingin menjadi seorang arsitek atau developer dan menghasilkan banyak uang. 

Saya juga ingin membanggakan orang tua saya dan orang sekitar saya. Saya sebagai manusia sudah pasti pernah mengalami trauma atau kesedihan. Saya memilih jurusan arsitektur karena tertarik. Saya mencintai arsitektur. Hobi saya ada menonton di Netflix, membaca cerita, menggambar, dan tidur. Saya suka hampir semua buah seperti mangga, manggis, anggur, dah strawberry. Saya sangat menyukai makanan dan minuman yang asam. Saya saat SD pernah pindah 3 kali karena pekerjaan papa saya, karena itu saya mempunyai banyak teman dari SD yang berbeda. Saya pernah berpikir untuk menjadi dokter gigi saat SD karena saya terinspirasi dari kakak sepupu saya yang adalah seorang dokter. Cita cita saya yang menjadi seorang dokter berlangsung sampai saya menginjqk kelas 2 SMP. Saya berhenti men cita citakan dokter gigi karena saya sudah tidak minat lagi. Di semester 2 kelas 2 SMP mulailah karantina karena ada virus corona. Saat memasuki tingkat SMA, saya terdesak untuk memilih jurusan karena saya sekolah akselerasi dan hanya SMA selama dua tahun saja.

Saya merasa bisa gambar dan juga terinspirasi dari tante dan om saya yg juga seorang arsitek. Saya tadinya ingin mengambil fashion design tapi saya lebih berminat di bidang arsitektur. Saya juga sempat ingin memilih jurusan bisnis manajemen. Saya dari kecil sudah sering dan suka berjualan. Saat saya kelas satu SD menumpuk kertas HVS lalu men staples tengahnya lalu saya gambar buah buah di kertasnya dan saya jual sebagai buku mewarnai. Lalu saat kelas empat saya membuat mainan slime dan menjualnya. Saat kelas enam SD saya menjual squishy yang saat itu sedang sangat tren. Lalu saat SMP saya masih menjual squishy dan juga saya mulai menjual stiker yang saya buat sendiri. Gambar stikernya ditentukan oleh pembeli lalu saya print di ruang BK sekolah saya menggunakan kertas stiker. Stiker saya sempat sangat laku sekali karena sangat banyak yang tertarik, mulai dari angkatan saya angkatan adik kelas saya dan angkatan kakak kelas saya bahkan angkatan kakak kakak SMA saat itu juga banyak yang tertarik dan membeli. Usaha stiker saya terpaksa berhenti karena adanya pandemi. Saat karantina berlangsung, saya juga menjual baju dan celana tie dye yang saat itu sedang sangat viral. Saya jual itu secara online. Lumayan banyak yang membeli jualan saya saat itu terutama teman teman saya karena mereka sangat supportive. Keluarga saya juga ada beberapa yang membeli jualan saya. 

Saat saya masuk SMA, saya menjual mainan anak anak slime bersama teman teman kamar saya. Kami waktu itu hanya gabut dan membuat slime tapi tiba tiba kami terpikir untuk menjual slime yang kamu buat ke teman teman lain untuk hiburan. Slime kami benar benar laku keras. Hampir setiap kamar membeli slime kami. Rasanya sangat seru dan bahagia. Lalu saat lulus dan dapat beberapa bulan libur, saya menjual baju baju saya yang masih sangat bagus tapi sudah tidak atau tidak pernah saya pakai secara online. Jualan saya saat itu juga lumayan laku keras.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Albert Agung – Reflection

Bagi saya, Episteme merupakan ilmu pendidikan (Knowledge) yang merupakan bagian terbesar dalam hidup saya. Setiap manusia, sejak kecil sudah memasuki Episteme bahkan sejak lahir, mulai dari pengetahuan tentang bagaimana cara memakan, bernafas, merangkak, berjalan, dan masih banyak hal yang dipelajari. Sejak kecil saya memiliki pengalaman yang tak terlupakan tentang matematika. Papa saya pintar dan suka matematika, tidak heran bila ia ingin mewariskan ambisi dan pengetahuannya kepada anaknya. Karena hal tersebut. Sejak saya kelas PlayGround (PG) saya mulai diajari matematika yang seharusnya belum saya pelajari. Lalu pada saat TK, saya mulai masuk les bernama “Kumon” mungkin tidak familiar bagi anda karena kumon merupakan les yang bagus dan ternama. Suasana saat TK awal” ambisius dan rajin, tetapi semakin lama, semakin diberi tekanan dan PR semakin banyak, saya memiliki 10 lembar PR/hari dulunya. Bayangkan saja sebuah anak TK mengerjakan sebanyak itu. Lalu saya di press terus untuk matematika. Saya berhenti Kumon pada kelas 2, dimana di sekolah saya masih belajar perkalian, tetapi saya sudah mendapatkan ilmu di kelas 5-6. Alhasil saya selalu mendapatkan 100 dan saya tidak menyesal karena telah di press seperti itu. Saya masuk-keluar kumon total 3 kali sepanjang hidup, dan itu semua karena tekanan dan waktu, tetapi saya tetap bersyukur bisa mendapat ilmu yang belum saya pelajari pada waktunya. Dari situ saya belajar bahwa ilmu (Episteme) itu sangat penting dan berharga. Ilmu itu seperti udara, kita dapat mencarinya dan menemukannya dimana saja. Sejak itu saya mulai mengeksplor dunia luar, seperti mengobrol pada orang” asing. Mempelajari hal-hal yang baru, itu semua membuat saya senang berada di dunia ini. Efeknya, dalam dunia perkuliahan saya lebih menyadari bahwa ilmu pengetahuan itu harus dieksplor sebanyak mungkin. Terdapat ribuan buku tentang arsitektur, ribuan orang yang berprofesi sebagai arsitektur di seluruh dunia. Kita dapat mewawancara siapa saja, mencari buku dimana saja dan membaca kapanpun. 

Dalam Episteme ini kita tidak dibatasi akan ilmu, kita mempunyai kebebasan dan hak untuk mengeksplor sebanyak mungkin. Apalagi generasi sekarang sudah diberkahi oleh berbagai software dan komputer yang memadai sehingga memudahkan proses perkuliahan dan dunia kerja nantinya. Ada sebuah pesan yang saya ingat dari narasumber yang saya wawancarakan, dimana ia berpesan kepada anak muda bahwa “Kalian itu beruntung dan enak, software komputer dimana-mana, google sudah lancar dan menjangkau berbagai ilmu, kalian harus gunakan itu sebaik mungkin, jangan sampai kalian mensia-siakan hal tersebut”. Dari situ semangat belajar saya semakin naik dan semakin paham akan pentingnya Episteme ini.

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, tetapi sesuai fakta yang ada, terdapat gap antara sekolah/universitas dan dunia praktik yang tak dapat dipungkiri. Sesudah kuliah, maka baru akan mengalami bagian dari Phronesis. Menerapkan phronesis dalam kehidupan dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang lebih baik dan dapat dimulai dengan kesadaran diri dimana memahami keyakinan, dan prioritas yang saya punya. Renungkan yang benar-benar penting dalam hidup dan apa tujuan jangka panjang yang akan dicapai.

Techne merupakan skill/dunia praktik/kuliah praktik sesuai profesi yang kita pilih. Sejak kuliah, kita difasilitasi studio desain dan materi perkuliahan yang memadai dan mendukung profesi yang akan kita tuju, memang gaya pembelajaran setiap universitas berbeda-beda, tetapi yang saya suka dari Binus, mereka memberi kita kesempatan untuk mengeksplor dunia arsitektur dan menerapkannya dalam studio desain. Pada semester 6-7 kita akan diberi kesempatan untuk magang dimana hal tersebut berkaitan dengan Techne. Kita akan lebih mengerti suasana dan situasi dalam dunia kerja, dan semester awal serta magang ini akan sangat membantu untuk dunia kerja yang akan kita jalani nanti. Penerapan Techno dapat berupa banyak macam dan bentuk. Pertama adalah Identifikasi Tujuan dan Kebutuhan spesifik apa yang ingin dimiliki yang dapat ditingkatkan melalui teknologi. Ini bisa dilakukan dari meningkatkan produktivitas, tetap terhubung dengan orang yang dicintai, mengelola kesehatan, atau hanya tetap mendapat informasi mengenai kemajuan teknologi, tren, dan inovasi terbaru. Ini dapat dilakukan melalui banyak sumber. Pelajari Cara Menggunakan Teknologi. Luangkan waktu untuk mempelajari cara menggunakan teknologi dan software yang mendukung. Banyak sumber daya tersedia, termasuk panduan pengguna, tutorial online, dan forum komunitas. Pembelajaran berkelanjutan sangat penting dalam dunia teknologi yang terus berkembang. Tak bisa dipungkiri bahwa kita sangat membutuhkan teknologi dalam kehidupan apalagi di masa yang akan mendatang. Meskipun teknologi dapat bermanfaat, penting untuk mengelola waktu layar dan menjaga keseimbangan dengan interaksi dunia nyata. Kita perlu menyeimbangkan interaksi dunia nyata dengan waktu yang kita habiskan pada teknologi, karena seperti pada dasarnya, Arsitek tidak akan mendapat pekerjaan jika tidak berinteraksi dengan Client lain. 

Dan Sophia sendiri merupakan kecintaan kita terhadap Arsitektur. Sophia sendiri berpengaruh pada apa yang akan kita capai nantinya, sejak kecil kita membuat cita cita sesuai apa yang kita kagumi dan inginkan. Saya sendiri sejak kecil sangat menyukai gambar, bangunan, dan seni. Ayah dan kakek saya juga merupakan insinyur dan saya sejak kecil dibentuk agar mendapatkan bekal pada saat mengambil jurusan Arsitektur nanti. Dan saya sekarang sudah mengambil perkuliahan arsitektur. Dari keempat unsur tersebut, yang saya dapatkan dari NOUS adalah perbekalan, proses, hasil, dan kecerdasan dalam membagi waktu. Nous adalah kecerdasan pikiran. Ketika diterapkan pada kehidupan, “Nous” dapat memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan pertumbuhan pribadi.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Andika Jantoni- Reflection

Bagi saya, dalam perjalanan manusia menuju kebijaksanaan dan keunggulan intelektual, konsep Nous ini menjadi pijakan penting dalam memahami akal budi atau intelek yang membedakan manusia dari binatang. Khususnya dalam pendidikan arsitektur, konsep ini memperkenalkan mahasiswa seperti saya pada dimensi filosofis dan moral dalam merancang dan membangun ruang lingkup manusia. Dalam konteks ini, keempat kebajikan Nous, yaitu Episteme, Phronesis, Sophia, dan Techne menjadi pedoman esensial bagi mahasiswa arsitektur dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka, serta memahami peran etika, moralitas, dan seni dalam praktik arsitektural. 

Episteme adalah pengetahuan praktis atau kebijaksanaan yang berkaitan dengan tindakan manusia. Dalam arsitektur, episteme ini tercerminkan dalam penyelidikan rasional dan logis berdasarkan pada bukti dan argumen dalam mengembangkan konsep, teori, dan kritik arsitektur. Episteme ini juga mencakup pengetahuan tentang sejarah, konteks, dan perubahan arsitektur. 

Episteme sebagai bentuk pengetahuan praktis ini memperkenalkan kepada saya sebagai mahasiswa mengenai landasan teoritis dan praktis arsitektur. Dalam kelas, saya diajarkan oleh dosen mengenai konsep-konsep fundamental, mulai dari sejarah arsitektur hingga teknologi terkini. Melalui kajian ini, mahasiswa membangun pemahaman mendalam tentang perubahan budaya, sosial, dan teknologi yang membentuk arsitektur. Saya juga belajar menerapkan logika rasional dan metodologi berbasis bukti untuk merancang dan memahami bentuk arsitektural secara lebih mendalam. Selain dalam bentuk pelajaran di kelas dengan dosen, techne ini juga tercerminkan dalam kegiatan membaca buku mengenai konsep bangunan yang dibuat oleh seorang arsitek ataupun materi mengenai arsitektur, bisa melalui pameran seni arsitektur di mana para desainer atau arsitek memamerkan hasil karya mereka dengan media kertas ataupun maket, kunjungan ke bangunan bersejarah dan mempelajari bangunan tersebut, serta berinteraksi dengan dosen atau bahkan arsitek yang berpengalaman, entah itu bertanya tentang proses menjadi arsitek,  membahas proyek – proyek yang dilakukan oleh arsitek di dunia ataupun sekedar menanyakan tips berkarir dan menghadapi arsitektur. Semua ini menjadi dasar pengetahuan yang kuat dan dapat saya bawa dalam proyek desain nantinya. Namun, episteme tidak hanya sebatas pada pengetahuan teoritis. Episteme ini juga mencakup penerapan pengetahuan dalam konteks praktis, seperti melalui proyek-proyek desain dan simulasi kehidupan nyata. Saya sebagai mahasiswa diajak untuk merancang solusi berbasis bukti yang relevan terhadap masalah-masalah arsitektur kontemporer. Inilah yang memberi mereka keterampilan praktis yang kuat, yang merupakan dasar bagi pengalaman belajar yang holistik 

Contohnya sendiri adalah saat saya mewawancarai pak Baskoro Tedjo. Pada wawancara dengan pak Baskoro Tedjo tersebut, saya mendapatkan sangat banyak pengetahuan, mulai dari bagaimana arsitektur di zaman dulu yang pada saat itu belum ada software untuk modelling, kemudian mengenai arsitektur – arsitektur terkenal di dunia mulai dari Indonesia hingga Jepang, juga mengenai pengalaman pak Baskoro Tedjo sebagai arsitek dan prosesnya mulai dari alasan beliau menjadi arsitek dan hal apa saja yang beliau lakukan saat menjadi pelajar. Pak Baskoro juga mengutarakan pendapat – pendapatnya mengenai arsitektur di Indonesia, serta buku – buku yang sering beliau baca saat menjadi seorang arsitek, yang di mana beliau sering kali membaca buku yang ditulis oleh arsitek Jepang. Beliau juga menjelaskan kepada saya hal yang dilakukan oleh Jepang, yang bisa diaplikasikan ke Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa Jepang, meskipun luas negaranya sendiri kecil, mereka mampu memanfaatkannya dengan baik. Mereka mampu memanfaatkannya untuk membuat perumahan yang efisien, dan juga membangun perkonomian negara mereka maju seperti saat ini. Pak Baskoro Tedjo mengatakan itu adalah salah satu hal yang bisa dipelajari Indonesia dari Jepang, yaitu memanfaatkan ruang dengan baik dan efisien. 

Phronesis adalah pengetahuan pengetahuan praktis atau kebijaksanaan yang berkaitan dengan tindakan manusia. Dalam arsitektur, phronesis diaplikasikan dengan membuat keputusan yang tepat dan bermoral dalam situasi yang dihadapi oleh arsitek dan pengguna atau pemilik bangunan. Phronesis juga mengandung nilai – nilai etis, sosial, dan budaya yang menjadi landasan arsitektur.  

Dalam situasi kehidupan nyata, arsitek dihadapkan pada berbagai dilema etika yang melibatkan tanggung jawab terhadap lingkungan, masyarakat, dan budaya. Phronesis membimbing untuk mengembangkan kemampuan membedakan antara keputusan yang etis dan yang tidak etis, serta memahami implikasi jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil dalam konteks arsitektur. Melalui studi kasus, perdebatan etika, dan proyek-proyek yang menekankan nilai-nilai sosial dan budaya, mahasiswa dapat memahami kompleksitas moralitas dalam arsitektur. Di mana mahasiswa diajak untuk menggali pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti bagaimana arsitektur dapat mendukung keberlanjutan lingkungan, mempromosikan inklusivitas sosial, dan menghormati warisan budaya. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya menjadi perancang yang terampil tetapi juga agen perubahan sosial yang bertanggung jawab. 

Contohnya sendiri saat saya menemani teman saya untuk mewawancarai arsiteknya, saya ada ikut bertanya mengenai pendapat beliau mengenai pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Saya bertanya apa tanggapan beliau mengenai pemindahan tersebut, dan beliau menjawab banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan dalam pemindahan ibu kota ini, jadi sangat sulit dilakukan. Kita harus mempertimbangkan sirkulasi manusia, jalur pipa, para investor, bangunan apa saja yang dibutuhkan dan lain sebagainya. Mereka harus memikirkan bagaimana membuat kotanya tidak terasa panas dan sempit, bagaimana membuat sistem air kota tersebut baik dan masih banyak lagi. Nah ini merupakan pencerminan dari phronesis, di mana mereka harus memikirkan keberlanjutan kota tersebut. 

Contoh lagi di luar arsitektur, saya ada membuka komisi, yaitu menjual jasa menggambar entah itu digital atau tradisional. Pada komisi ini saya harus memikirkan apa yang diinginkan oleh customer. dia mau pose yang bagaimana, warna yang bagaimana, dan style yang bagaimana. Saya juga harus memilih mana komisi yang saya terima dan tidak, karena terkadang ada saja customer yang menginginkan gambar tidak senonoh, dan tentu saja saya tolak. Ini merupakan contoh dari phronesis di mana saya mempertimbangkan dampak dari karya saya kedepannya. 

Sophia adalah kebijaksanaan tertinggi yang mencakup pengetahuan tentang hal – hal ilahi dan manusiawi serta keberanian pribadi. Dalam arsitektur, sophia tercerminkan dengan menggabungkan pengetahuan ilmiah dan teoritis (Episteme) dengan pengetahuan praktis dan bermoral (Phronesis) dalam merancang dan membangun ruang – ruang yang harmonis, indah, dan bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. 

Dalam praktiknya, ini berarti memahami hubungan antara manusia dan alam, dan mencari cara untuk membangun bangunan yang berinteraksi secara ramah lingkungan. Mahasiswa diajak untuk menjelajahi pendekatan-pendekatan inovatif seperti desain berkelanjutan, arsitektur hijau, dan integrasi teknologi terbaru untuk menciptakan lingkungan binaan yang ramah lingkungan. Dengan menggabungkan kebijaksanaan ilmiah dan nilai-nilai manusiawi, mereka menghasilkan rancangan yang tidak hanya estetis tetapi juga berdaya tahan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sophia ini juga mencakup keberanian kita dalam mendesain, di mana kita bereksplorasi membuat bentuk – bentuk yang unik tanpa menghilangkan fungsinya. 

Techne adalah pengetahuan tentang cara membuat atau melakukan sesuatu dengan baik. Dalam arsitektur, techne tercerminkan dalam penguasaan keterampilan, seni, atau kerajinan yang diperlukan untuk mewujudkan ide – ide arsitektural menjadi kenyataan. Techne juga melibatkan pemahaman teoritis tentang prinsip – prinsip, metode, dan teknik yang mendasari proses kreatif arsitektur. 

Dalam lingkungan pendidikan arsitektur, saya sebagai mahasiswa diberdayakan untuk mengembangkan keterampilan teknis dalam menggunakan perangkat lunak desain, memahami teknologi konstruksi terbaru, dan menguasai teknik pembuatan model fisik. Saya diajarkan untuk mengeksplorasi berbagai media, dari gambar tangan tradisional hingga desain grafis dan simulasi 3D, sehingga mereka dapat menyampaikan ide-ide mereka secara efektif.  Contohnya adalah saat mengerjakan tugas Pavilion. Di mana kami ditugaskan untuk membuat isometri, potongan, tampak dan perspektif dari desain yang kami buat, serta membuat maket dari desain kami tersebut. Selain itu juga kami ada ditugaskan untuk meniru denah, tampak dan potongan, memperbaiki apa yang salah dari contoh tersebut dan mempelajari strukturnya. 

Selain menggambar tangan, saya juga ada ditugaskan oleh dosen membuat model bangunan di komputer. Mulai dari yang 2D hingga 3D. Kami dibebaskan untuk menggunakan software yang ada untuk modelling arsitektur. Meskipun saya baru ditugaskan untuk mengikuti langkah – langkah yang ada di buku, tetapi tetap saja saya belajar dan melatih keterampilan saya. Ini adalah contoh pencerminan dari Techne, di mana saya melatih keterampilan menggambar dan modelling. 

Dalam keseluruhan, konsep Nous dengan empat kebajikan utamanya yaitu Episteme, Phronesis, Sophia, dan Techne, memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk pendidikan arsitektur. Kadar Nous ini pastinya akan berbeda pada setiap diri mahasiswa, meskipun begitu Nous ini tetap berperan penting bagi mahasiswa. Mahasiswa arsitektur dipersiapkan untuk menjadi arsitek yang tidak hanya terampil dalam merancang bangunan, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur, etika dalam desain, peran arsitektur dalam masyarakat, dan keterampilan teknis yang kuat. 

Pentingnya konsep Nous dalam pendidikan arsitektur adalah bahwa itu tidak hanya menciptakan arsitek yang kompeten, tetapi juga individu yang memiliki pikiran terbuka, bertanggung jawab secara sosial, dan kreatif. Mahasiswa arsitektur yang memahami keempat kebajikan Nous mampu menggabungkan pengetahuan, etika, kebijaksanaan, dan keterampilan untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya fungsional dan indah, tetapi juga memiliki dampak positif pada masyarakat dan lingkungan. 

Ketika mereka merancang bangunan, mereka mempertimbangkan aspek keberlanjutan, merancang untuk masa depan yang lebih baik. Mereka juga memahami pentingnya memelihara warisan budaya dan sejarah dalam desain mereka. Dengan demikian, mereka membawa konsep Nous ke dalam praktik mereka, menciptakan bangunan yang mencerminkan pengetahuan, etika, kebijaksanaan, dan keterampilan mereka. 

Dalam dunia yang terus berubah, di mana tantangan lingkungan dan sosial semakin mendesak, arsitek yang terlatih dengan prinsip-prinsip Nous memiliki peran yang sangat penting. Mereka bukan hanya merancang bangunan, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Mereka menghubungkan masa lalu dengan masa depan, membawa kebijaksanaan Nous ke dalam karya mereka, dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua. Dengan pemahaman mendalam tentang Episteme, Phronesis, Sophia, dan Techne, mahasiswa arsitektur tidak hanya siap menghadapi tantangan dunia nyata, tetapi juga memiliki potensi untuk mengubah dunia melalui desain dan kontribusi mereka pada masyarakat dan lingkungan. Prinsip-prinsip Nous menjadi panduan yang kokoh dalam membimbing generasi arsitek masa depan menuju kebijaksanaan dan keunggulan intelektual yang sejati. 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Angelina Dara Poskiparta – Get to Know Your Self

Nama saya Angelina Dara Poskiparta, panggilan saya Angel, saya anak pertama dari kakak beradik berdua, adik saya laki-laki dan beda 6 tahun dengan saya, saya lahir di Jakarta pada dua puluh sembilan Oktober dua ribu lima tetapi saya hidup di Bali sejak umur 3 tahun. Saya sejak kecil bisa dikatakan memiliki kehidupan yang nyaman. Ibu saya dari Solo dan adalah seorang kontraktor, ayah saya dari Finlandia, sebelum dia pensiun sempat menjadi Presiden Direktur Nokia cabang Jakarta. Pada zaman ketika Nokia masih merek besar, tidak seperti sekarang yang sudah terkalahkan merek-merek handphone lainnya. Ayah ibu saya sangat menyayangi saya dan selalu suportif dalam apapun yang saya lakukan. Saya bersyukur diberikan hidup yang bahagia selama ini dengan masalah minim, namun kalau ditanya apakah saya ada kesulitan hidup seringkali saya sendiri yang membuat sulit hidup saya. 

Sejak kecil saya ada kesulitan berteman, rasa cemas yang agak keterlaluan membuat saya berpikir keterlaluan, atau dengan kata lain sering “overthinking” ketika melakukan apapun. Sudah sejak muda itu menjadi kebiasaan yang buruk. Tapi ada bagusnya sedikit, overthinking itu, antara faktor-faktor lainnya menjadikan saya orang yang perfeksionis, walau kadang bisa termasuk keterlaluan.

Akibat sulit bersosialisasi, saya menjadi anak yang sangat rumahan dan baru saat kelas 3 SMA saya baru mulai merasa bisa keluar tanpa merasa aneh, merasa percaya diri, berani menjadi diri sendiri, dan belajar sosialisasi. Tapi saya rasa progress saya sejak itu tidak buruk. Saya nyaman dengan public speaking dan bersosialisasi dengan syarat saya sudah tahu sebelum saat itu kapan dan dengan siapa saya akan berbicara dengan, demi mempersiapkan mental. Bila tidak, saya adalah orang yang masih mudah panik, dan paniknya tidak hanya seperti “Aduh, bagaimana ya ini..” tetapi bisa parah sampai keluar tangisan. Namun, saya sedang berusaha berubah, janji. 

Bila ditanya apakah saya ada trauma atau kesulitan hidup, itu tidak bisa saya jawab dengan yakin. Seperti yang saya sebut sebelumnya, saya dari dulu memiliki hidup yang nyaman, kesedihan terberat saya saya rasa tidak “valid” karena pada saat itu saya mengidap penyakit yang memang bisa mengefek perasaan dan mental, hingga sekarang setelah sembuh perasaan sedih itu sudah tidak pernah saya rasakan walau saya masih bisa dikatakan lebih sensitif dari orang biasanya.

Bagi saya momen yang melekat pada saya salah satunya akan selalu menjadi ketika saya bersama keluarga pergi hiking di Norwegia demi sampai ke danau besar di tengah-tengah  pegunungan untuk mancing ikan salmon. Saat itu ayah saya mendapat ide untuk pergi memancing bersama, dia memang menyukai kegiatan memancing dan kebetulan ada kakak setengah saya jadi ayah saya semakin semangat untuk pergi bersama-sama. Kakak setengah saya maksudnya anak ayah saya dari ibu yang berbeda. Sebelum ke danau itu, kami harus mendapat izin memancing dulu. Di Norwegia harus memiliki izin memancing bila ingin mancing ikan salmon atau di danau yang agak terpencil seperti yang kami datangi. Izin itu kami akhirnya terima di hari sama kami pergi ke danau. Kami mulai jalan jam 9 malam dan sampai di danau jam 12, saat itu sedang musim panas jadi walaupun sudah tengah malam matahari masih cerah. Perjalanan menuju danau itu sangat melelahkan, hutan dan hujan diterjang, nyamuknya lebih parah lagi. Tidak hanya lebih besar nyamuk disana dibandingkan yang biasa ditemui di Indonesia, mereka lebih agresif pula. Jadi ketika jalan harus mengenakan topi khusus yang ada jaring menutupi wajah. Tapi, ketika akhirnya kami sampai danau itu, segala perjuangan dan kerja keras yang dilewati sama sekali tidak sia-sia. Tengah malam saat musim panas membuat langit terlihat seperti matahari terbenam sepanjang malam. Indah sekali tidak terlupakan. Danau yang bersih jernih, merefleksikan langit jernih indah malam itu, dikelilingi oleh bukit-bukit dan pemandangan pegunungan. Tidak hanya itu udaranya juga jauh berbeda, tidak sama sekali seperti di Jakarta. Sebelum disadari ternyata sudah jam 3 pagi dan harus segera balik. Diterjang balik hutan dan padang rumput yang hampir seperti rawa yang ada disana. Seru juga mancing malam musim panas. Saya dan adik saya berlomba-lomba mendapat ikan terbanyak, namun mancing lebih sulit dari yang kami kira, dan saya mengsaya adik saya yang lebih banyak dapat ikan. Meskipun tidak banyak jumlah ikan yang dibawa pulang,mayoritas ditangkap oleh kakak setengah saya, perjalanan tersebut tetap akan selalu menjadi momen yang tidak terlupakan. 

Banyak sekali cerita yang bisa saya ceritakan, namun tidak satupun yang kepikiran bila ditanya langsung. Jujur, saya memang pelupa tapi sepertinya baru-baru ini bertambah parah.

Sejujurnya, saya belum tahu apa tujuan hidup saya. Bisa dikatakan saya masih mencari-cari. Namun, saya tahu goal saya sehubungan dengan passion saya. Saya memiliki passion dalam seni dan menggambar, saya berniat bisa menguasai segala jenis seni visual yang saya mampu, misal melukis, seni tanah liat, menggambar manusia, hewan, dll. Karena itu juga saya memilih masuk arsitektur, supaya saya bisa memiliki kemampuan untuk menggambar dan mendesain gedung dan bentuk bentuk lain segala macam. Mungkin terpikir, kenapa saya tidak masuk jurusan DKV saja? Secara sederhananya, saya ragu dengan masa depan setelah lulus kuliah. Seperti apa kerja yang bisa saya lakukan, seberapa sulitnya mencari kerja itu, ditambah ditakut-takuti orangtua mengenai apa yang akan datang bila saya memilih DKV. Kembali ke goal saya, sehingga saat ini belum satupun bentuk seni visual yang saya benar-benar kuasai, tapi setidaknya saya sudah bisa banyak. Better a jack of all trades than master of only one.

Sebelumnya tujuan hidup untuk diri sendiri, sekarang tujuan hidup saya untuk orang lain saya rasa sejauh ini hanya untuk menolong sebisanya. Memang terdengar sangat “basic” jawaban saya, saya mengaku, tapi saya bermaksud sungguh-sungguh. Saya ingin menjadi teman yang selalu bisa didatangi untuk diminta bantuan, saya ingin mampu membantu keluarga saya dengan cara apapun kapanpun, ataupun membantu orang lain. Mungkin saya masih belum sepenuhnya mampu untuk membantu kapan saja dalam apa saja  tapi saya berusaha.

Saya memilih jurusan arsitektur untuk kuliah ada beberapa alasan pertama-tama berhubungan dengan yang sudah saya sebut mengenai tujuan hidup untuk diri sendiri diantara faktor lainnya, saya ingin memiliki kemampuan untuk menggambar dan mendesain gedung-gedung. Sekaligus mencari tahu lebih tentang gaya arsitektur apa yang saya sukai, apa nama gaya ini yang saya tertarik dengan, pertanyaan-pertanyaan yang saya miliki tentang mendesain dan membangun gedung busa terjawab dengan lebih detail diluar jawaban dari ibu saya. Memperluas wawasan dan memperluas pengalaman. Selain itu karena faktor keluarga, ibu saya, seperti yang sudah saya sebut sebelumnya, adalah seorang kontraktor, jadi saya sudah ada hubungan dari dalam mengenai dunia arsitektur dan bangun-membangun. 

Meskipun sudah kenal lama, cinta saya untuk arsitektur masih bisa dikatakan baru sedikit di bawah permukaan. Memang dari dulu saya suka melihat arsitektur yang berbagai macam, dan seringkali saya berhenti dan hanya memandang gedung-gedung atau bentuk-bentuk yang saya kira sungguh indah atau menarik, sebagai bentuk apresiasi. Namun, bila saya ditanya siapa arsitek kesukaan saya, atau gaya arsitektur apa yang saya sukai belum bisa saya jawab dengan yakin. Saya merasa belum mengetahui cukup mengenai arsitektur untuk bisa menjawab itu.

Untuk menutup saya ingin menceritakan tentang lagu kesukaan saya, atau dengan kata-kata dari formnya Pak Realrich, “lagu hits terhebat” saya. Menurut saya lucu penamaan itu. Jadi, lagu itu adalah Blueprint oleh grup kpop Stray Kids. Saya mengatakan ini dengan jujur saja. Mungkin saya dikira aneh memilih lagu Korea, mungkin terpikir pasti saya tergila-gila Korea. Tidak juga, saya memang menggemari grup ini tapi itu tidak satu-satunya alasan saya memilih lagu ini, saya memang benar-benar menyukai lagu ini. Dari melodinya, iramanya, arti yang dipegang, sampai orang-orang di baliknya yang sudah kerja keras membuat lagu ini. Blueprint menceritakan tentang perjuangan yang dimiliki dalam hati untuk mencapai segala impian dan keinginan diri sendiri. Misal dari liriknya “I always dream of my blueprint coming true / I’ll proudly achieve my dream” blueprint berarti suatu rencana tergambar biasanya berisi instruksi untuk membangun sesuatu, baik mesin, benda mekanis lainnya, atau bangunan. Dalam kasus ini blueprint melambangkan segala rencana, keinginan, dan impian yang sampai saat ini dipegang oleh diri. Bermimpi saat ketika blueprint itu akhirnya diselesaikan. “The bright dream shines upon me / It excites me, it always makes me smile / I’m going to keep running without stopping / I’m not going to get tired, I’ll keep running” Kapanpun saya merasa tidak bisa terus berjalan maju, tidak memiliki motivasi, dan merasa lebih baik untuk menyerah, lagu ini bisa dengan mudahnya menarik saya kembali untuk tetap bergerak. Melodi lagu ini menurut saya menenangkan sekaligus membuat saya bersemangat, kalau didengar pasti langsung mengerti maksud saya. 

Kemudian mengenai orang-orang yang menciptakan lagu ini. Biasanya dalam kpop tidak sering anggota suatu grup membuat sendiri lagu-lagu yang mereka tampil. Stray Kids termasuk salah satu grup yang menciptakan lagu-lagu mereka sendiri dengan bantuan minimal dari luar anggota sendiri. Dari menulis lirik, membangun melodi, irama, komposisi, aransemen, setiap lagu mereka ada bagian dalam proses penciptaannya. Terutama dalam menulis lirik, semua lagu-lagu mereka liriknya benar-benar ditulis oleh anggotanya sendiri, bahkan bila ada kolaborasi mereka tetap ikut campur saat menulis lirik, bukan produser lain. Jadi, lagu-lagu yang diciptakan mereka benar-benar dari perasaan-perasaan mereka sendiri tanpa campur tangan dari pihak lain. Faktor itu untuk saya hanya membuat setiap lagu mereka menjadi semakin berharga. Segala kesulitan dan kerja keras yang mereka lewati demi sampai titik ini, perasaan-perasaan mereka terasa nyata dalam lagu yang dibuat. Bagi saya perjuangan mereka menjadi inspirasi dan motivasi yang besar untuk melewati hambatan apapun.

Jadi, begitulah tentang diri saya. Saya telah saya telah bertumbuh, saya telah belajar, dan saya telah melalui banyak pengalaman. Dan saya tidak akan berhenti sekarang.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Angelie Jasmine – Get to Know Your Self

Masa SMA yang dijalani di tengah maraknya permasalahan COVID-19 membuat masa-masa SMA kurang menarik. Sampai pada pertengahan SMA, semuanya mulai membaik dan mulai ada momen-momen yang terangkai indah. Tetapi waktu sudah sangat terbatas dan momen pada saat perpisahan adalah momen yang paling berpengaruh kepada diri saya. Ketika saya harus berpisah, untuk sementara, dengan mereka yang sudah memberikan memori dan pelajaran hidup dalam waktu yang singkat. Cerita SMA, dimana semua terasa berjalan begitu cepat, tetapi sudah harus memulai cerita baru dalam masa perkuliahan.

Hari-hari terakhir sekolah, kami mengadakan acara perpisahan yang diadakan di sekolah diawali dengan membuat hal-hal yang kami harapkan bagi diri kami dalam 20 tahun yang akan datang. Saya menganggap hal itu adalah sebuah doa dan target yang harus saya capai, dimana saya tidak lupa mencatat “menjadi arsitek yang sukses” dalam catatan time-capsule saya. Setelah mencatat, kami pun bersama-sama menguburkan toples time-capsule di depan sekolah, dan pada saat itu juga saya baru menyadari bahwa “this is it”, sebentar lagi kami semua akan berpisah dan memulai lembaran kami yang baru masing-masing. Memori-memori baik hanya tinggal dalam gallery, sedangkan yang buruk hanya bisa disyukuri dan dikubur jauh-jauh. Saya sadar, mungkin minggu depan kami sudah pura-pura tidak kenal atau menyapa sekedarnya saja. Hari itu tidak berhenti sampai itu saja. Kami pun mengadakan BBQ night. Malam itu adalah malam yang sangat menyenangkan bagi saya. Malam dimana semuanya akrab seperti semuanya berteman baik dan tidak ada kelompok-kelompok. Malam dimana kami semua makan malam bersama, menari dan menyanyi bersama, begitu harmonis. Angkatan kami adalah angkatan yang beruntung bisa merasakan prom night. Malam dimana saya bisa merasakan keakraban antar 2 angkatan dan sangat menyenangkan. Masa SMA pun tidak lupa ditutup dengan graduation yang membuat cerita SMA yang tadinya sangat hambar menjadi terdengar sangat menarik dan sempurna. Hari dimana kami benar-benar harus berpisah dan memulai yang baru. Hari-hari itu pun tinggal menjadi memori saja, hingga tiba di hari saya harus mulai merantau ke Jakarta dan memulai semuanya dari awal lagi. Lain daripada itu, saya pun menjumpai dan melihat orang-orang yang sangat menghargai kehadiran saya, dan saya pun yang sangat bersyukur dapat bertemu dengan mereka. Dihari saya mulai merantau, saya melakukan perjalanan dari Riau ke Jambi. 

Perjalanan yang ditempuh selama 8 sampai 9 jam melalui darat. Dalam perjalanan tersebut saya berjumpa dengan orang-orang baru dan saya mulai belajar untuk membangun komunikasi saya. Setelah bertegur sapa dengan orang-orang disana, saya pun melanjutkan perjalanan saya ke Palembang. Dimana saya bertemu dengan sahabat lama saya, dan itu adalah salah satu momen yang paling mengharukan bagi saya. Kami saling bertukar cerita dan bermain bersama. Lalu, setelah merangkai memori-memori indah, saya pun melanjutkan perjalanan saya ke Lampung untuk mengunjungi keluarga yang sudah lama tidak saya jumpai. Sebuah momen mengharukan pun kembali terangkai. Disanalah saya berjumpa dengan orang-orang yang turut mendoakan dan mendukung perjalanan saya untuk memulai pengalaman saya yang baru. Dan untuk menutup perjalanan panjang saya, saya pun berangkat dari Lampung ke Jakarta melalui pesawat. Saya sangat bersyukur dengan melihat perjalanan saya sangat diterima baik oleh banyak orang, dan juga dinanti-nantikan. Menurut saya, ini adalah langkah yang bagus dalam memulai pengalaman saya. Ditengah proses itupun saya belajar untuk berani berbicara dan membiasakan diri saya bertemu dengan orang-orang baru. Saya belajar banyak hal baru dan mengerti proses-prosesnya.

Lagu Taylor Swift – “you're on your own now” adalah lagu yang paling bisa menggambarkan perjuangan dan perjalanan saya dalam memulai kehidupan perkuliahan. Seorang anak perempuan yang merantau sendiri ke tempat yang baru, menjadi kekhawatiran bagi orang tua saya, tetapi saya pun berusaha membuktikan dan mempertahankan kepercayaan orang tua saya bahwa saya dapat berdiri sendiri walaupun masih dalam proses yang panjang pula. Membuat orang tua saya bangga adalah salah satu alasan saya untuk pergi merantau dan menjadi anak yang mandiri demi mendapatkan Pendidikan kuliah yang unggul. Bagi saya, “being on my own” adalah awalan yang menakutkan dan menarik dalam waktu yang sama. Menakutkan karena saya harus memulai semuanya sendiri lagi di tempat yang baru. Menarik karena saya bisa keluar dari zona nyaman saya, mendapat teman-teman yang baru dan seru, mendapatkan ilmu-ilmu yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya.

Selama menjalankan kehidupan perkuliahan Semester 1 sebagai mahasiswa Arsitektur di BINUS University, saya berjumpa dengan banyak hal. Saya berani untuk memulai percakapan dengan orang baru, memberikan ide-ide menarik yang saya miliki, menghargai pendapat, kehadiran, dan bantuan orang lain, dan bertanya mengenai mata kuliah yang tidak saya mengerti, entah itu kepada, kakak tingkat, dosen, maupun teman baru. Ditengah kesibukan kuliah, saya pun giat mencari tahu tentang UKM dan ke-Organisasian jurusan, dan juga mendaftar kerja sebagai education counselor sebagai kegiatan sampingan saya. Saya memilih mencari kesibukan yang kiranya dapat membuat saya tetap produktif walaupun dalam jam-jam kosong agar saya tidak menjadi orang yang malas-malasan. Disamping itu, saya pun belajar banyak untuk mengatur waktu saya, bersikap bijak dalam mengatur waktu dan keuangan, menjaga diri saya agar tetap sehat dengan makan yang teratur dan makan makanan sehat, juga melatih komunikasi saya dengan berjumpa orang baru melalui kuliah dan kerja. Dalam kehidupan yang singkat dan penuh tantangan ini, saya ingin menjadi "the best version of myself". Saya berprinsip untuk mengambil semua kesempatan yang ada dan berusaha untuk "memenangkannya" dengan memberikan seluruh "effort" saya, sesuai dengan porsi dan kemampuan saya.

Lebih baik gagal daripada tidak mencoba sama sekali. "I wanna be the best and survive" adalah motto dan motivasi saya agar terus berjuang. Bertahan hidup tidak selamanya menjadi yang terbaik, dan menjadi yang terbaik tidak selamanya bisa bertahan. Sehingga keduanya adalah dua hal yang sangat penting dan harus bisa dijalankan secara bersamaan. Selain itu, belajar dari kegagalan pun sangat penting. Saya yakin dari setiap kemenangan dan kegagalan pasti ada nilai yang dapat kita syukuri dan pelajari demi menjadi sosok yang lebih baik lagi.

Dalam jalan kehidupan, saya percaya, keberadaan diri saya tidak hanya untuk keegoisan diri saya sendiri, tetapi juga untuk mereka yang membutuhkan kehadiran saya. Saya sadar akan waktu yang sangat terbatas. OIeh karena itu, saya ingin berguna bagi orang lain dan lingkungan sekitar saya, bukan hanya melalui materi ataupun uang, tetapi juga melalui waktu dan tenaga yang bisa saya berikan kepada mereka. Hal ini menjadi salah satu alasan saya mengapa saya masuk arsitektur, yaitu karena saya ingin membantu menciptakan tempat tinggal ataupun bangunan-bangunan yang indah, nyaman dan dapat membantu perkembangan kehidupan manusia menjadi lebih baik.

Saya adalah Angelie Jasmine. Seorang mahasiswa jurusan Arsitektur di BINUS University. Saya adalah alumni SMAS Mutiara Harapan International School di Pangkalan Kerinci. Saya lahir di Pekanbaru dalam keluarga yang berkecukupan. Ayah saya bekerja sebagai pekerja kantoran dalam Complex dan Project Management di sebuah perusahaan. Sedangkan, ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga dan pebisnis. Mereka yang sangat menanti-nanti kelahiran seorang anak Perempuan pertama dalam keluarga kecil dan besar saya. Seorang anak perempuan yang menjadi anak satu-satunya dalam keluarga kecil ini, dan cucu perempuan satu-satunya dan terakhir dalam keluarga besar. Saya lahir menjadi anak yang dimanja dan sangat amat dicintai.

Dalam 18 tahun kehidupan saya ini, tentu saya pernah mengalami trauma. Pada saat saya SMA, ketika saya ingin menyampaikan pendapat saya, ada seorang teman saya yang pasti selalu menentang perkataan saya dan mementingkan pendapatnya sendiri, dan yang lain pun sontak mendukungnya, padahal sebenarnya hal itu terjadi karena masing-masing dari mereka memiliki maksud yang terselubung. Hal tersebut membuat saya menjadi sangat takut dalam berbicara dan memberikan opini saya. Saya menjadi seseorang yang takut salah ngomong dan memilih untuk tidak berpendapat sama sekali. Saya menjadi dikenal sebagai anak yang pendiam dan sampai pada akhirnya saya menyadari bahwa saya mulai kehilangan skill saya dalam berkomunikasi. Saya menjadi sulit untuk merangkai kata dan sering sekali tidak tahu harus bilang apa atau bagaimana cara menjelaskan sebuah hal simple karena saya berpikir terlalu tinggi dan banyak, sehingga membuat diri saya sendiri menjadi stress dan anxiety. Hal ini terjadi karena saya menjadi orang yang takut salah ngomong dan terkadang saya rela untuk diam daripada memberikan pendapat saya. Tetapi, saya menyadari bahwa saya harus bisa mengubah dan memperbaiki hal itu dan keluar dari zona nyaman saya, agar saya dapat berkembang dan menjadi “the best version of me”. Terlepas dari ayah saya yang merupakan sarjana arsitek, saya memilih arsitek dalam perkuliahan saya karena saya ingin seni bangunan saya dapat dipakai, digunakan, dan disukai oleh orang banyak. Ilmu arsitek sangatlah luas, tidak hanya seni dan matematika yang bagus, tetapi juga fisika, struktur, material, dan berbagai soft dan hard skills. Cara berfikir dan skills seorang arsitek pun adalah sangat mahal. Skills seperti komunikasi, kepemimpinan, mengatur waktu adalah hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam apapun bidang kerja yang pada akhirnya dipilih. Saya ingin menjadi mengembangkan diri dan cara berfikir saya menjadi arsitek dikenal banyak orang. Saya ingin mendapatkan sertifikat legal membangun sebagai arsitek, agar saya dapat mengimplementasikan ide-ide saya ke dalam dunia nyata. Bagi saya, seorang arsitek yang berhasil itu adalah mereka yang membuat bangunan yang dapat mendukung keberlangsungan kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, dan bumi secara utuh, sambil menciptakan suasana yang nyaman dan aman. Arsitek yang berhasil adalah mereka yang berhasil menarik perhatian orang dan bangunannya dihargai oleh orang banyak.

Saya kagum dan tertarik untuk mengetahui lebih jauh logika-logika dan konsep arsitektur, dan juga cara berpikir kritis dan kreatif seorang arsitek-arsitek terkenal. Dalam setiap bangunan yang saya pernah kunjungi, saya pasti selalu melihat sebuah bangunan dari sisi arsitekturnya dan bagaimana seorang arsitek bangunan tersebut menciptakan feel yang menarik dan suasana yang nyaman. Setiap kali memasuki sebuah ruangan, ruangan, dan lingkungan, saya bisa melihat nuansa dan memori yang tempat-tempat itu tinggalkan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Angelie Jasmine – Reflection

Bagi saya, selama kurang lebih 3 bulan masa perkuliahan berlangsung, Introduction to Architecture adalah salah satu kelas yang mengajarkan saya tentang makna memilih karir sebagai arsitektur yang lebih luas dan dalam. Mata kuliah Introduction to Architecture telah memberikan saya tempat dan kesempatan, untuk bisa memahami dan mengaplikasikan cara berpikir dan bertindak sebagai mahasiswa, maupun sebagai arsitek di masa depan. Saya belajar banyak, tidak hanya melalui teori, diagram, maupun pandangan arsitek dan peneliti luar, tetapi juga melalui tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya, seperti tugas mewawancarai salah satu arsitek wanita di Indonesia. Tugas ini membawa saya kepada pemahaman Teori “5 Virtues of Thoughts” dari buku “Nichomachean Ethic Book IV by Aristotle”, yang sangat luas dan variatif dalam kehidupan seorang arsitek.

BINUS University menjadi tempat dimana saya bertumbuh dan mengembangkan diri saya. Hal ini dikenal sebagai “Nous”. Universitas adalah wadah bagi saya dalam membangun kapasitas dalam pandangan dan cara berpikir, kapabilitas, kebijakan intelektual, bahkan juga etika. Bagi saya, universitas tidak hanya menyajikan ilmu pengetahuan di kelas, tetapi juga kesempatan bagi diri saya untuk keluar dari zona nyaman saya dan mencoba hal-hal baru. 

Saya mengenal banyak rekan-rekan mahasiswa dari berbagai jurusan, asal, dan latar belakang. Dengan sifat introvert yang saya miliki, saya harus bisa memberikan effort yang lebih dalam berkomunikasi dengan mereka, dan memberikan impresi yang baik kepada mereka. Hal ini terjadi karena rasa keingintahuan saya untuk mengenal mereka lebih jauh dan dalam lagi. Melalui hal ini saya dapat mengenal cara pandang mereka terhadap suatu hal, cara mereka menghadapi sebuah situasi, dan kapabilitas mereka dalam berpikir mengenai suatu masalah. Bagi saya, hal ini penting bagi seorang arsitek untuk mengobservasi klien mereka agar dapaat memenuhi dan mewujudkan kebutuhan klien mereka. 

Peran Nous itu sendiri, menurut pandangan saya, bukan hanya menjadi tempat, tetapi juga pengetahuan dan cara berpikir kita yang awal, atau biasa dikenal dengan “original mind”. Hal ini menjadi peran yang penting, karena menjadi tahap awal dalam pola pikir dasar seseorang secara rasional dan masih berasal dari ingatan memori asalnya. Dalam tahap awal ini, seseorang bisa mendapatkan kesadaran diri dalam mengukur kelebihan dan kekurangan, demi menembus batas diri kita di masa lalu. Berada di tempat yang baru, bersama orang-orang yang baru, menjadikan memulai komunikasi dan membangun relasi adalah hal yang sangat penting bagi diri saya. Begitu juga dalam arsitektur, seorang arsitek diwajibkan untuk memiliki skill komunikasi yang baik, baik dalam design, literasi, maupun dalam berbicara dengan orang baru, terutama klien, dan juga di depan umum. 

Nous dapat dipahami sebagai mandala, tolak ukur awal seseorang dalam mendalami sebuah profesi. Lingkungan dunia profesi, universitas, yang seseorang pilih dapat sangat mempengaruhi masa depan seseorang, baik dari segi gaya hidup sosial, ekonomi, maupun budaya. Oleh karena itu, titik mulai setiap orang dalam sebuah perjalanan karir itu berbeda-beda. Setiap orang datang dari latar belakang yang berbeda-beda yang membuat mereka menjadi diri mereka yang sekarang. 

Universitas sebagai wadahnya, tentu menyajikan ilmu pengetahuan bagi mahasiswanya. Dalam quadran Episteme, ilmu pengetahuan memiliki porsi yang paling besar yang seorang mahasiswa dapatkan. Hal ini dikarenakan, dunia pendidikan yang menerapkan sistem belajar dengan mendengarkan dan membaca yang lebih dominan. Akan tetapi, menurut saya, hal ini adalah sama pentingnya dengan praktikum, karena disinilah saya bisa mempelajari konsep-konsep dasar dan latar belakang sebuah praktek. Dalam kesempatan ini pun, mahasiswa dapat saling bertukar pikiran dan mendiskusikan pandangan mereka mengenai suatu masalah arsitektur. Bagi saya, ilmu pengetahuan yang berdasarkan atas pedoman arsitek, merupakan panduan utama bagi seorang mahasiswa dalam mengenal sebuah bidang. Hal ini dilakukan untuk menyatukan pemahaman setiap orang mengenai sebuah teori. Oleh karena itu, ilmu arsitek sangatlah luas. 

Selain Episteme, universitas pun menyajikan Techne. Quadran tersebut diambil dari ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kelas yang menerapkan cara belajar praktik, seperti simulasi studio dan kuliah praktik dan profesi yang sifatnya opsional. Memilih arsitektur tentu merupakan langkah yang besar bagi saya. Dibalik latar belakang saya, keinginan saya untuk membangun sebuah bangunan utuh, dengan kesenian yang tinggi, dan dapat berguna bagi banyak orang, adalah cita-cita utama saya. Keinginan menjadi arsitek artinya saya memiliki komitmen yang besar untuk tidak berhenti sampai Sarjana 1 (S1) saja. Dalam perkuliahan S1, saya hanya akan mendapatkan pendidikan yang disimulasikan kedalam studio desain, dan hal itu tidak menjadikan saya seorang arsitek. Oleh karena itu, saya harus melanjutkan dan memperkuat ilmu pengetahuan saya dengan kuliah praktik dan profesi. Tetapi perjalanan menjadi seorang arsitek adalah proses dan usaha yang panjang, sehingga dimulai dengan masa perkuliahan dengan simulasi studio adalah permulaan yang baik. Hal ini adalah untuk merangsang pengetahuan, keterampilan, dan motivasi menjadi arsitek. 

Lebih daripada itu, melalui simulasi praktik dan studio ini mahasiswa dapat mengasah skills mereka dalam membayangkan dan menggambarkan sebuah desain dalam bentuk maket, maupun gambar sketsa. Mereka dilatih untuk mengasah keterampilan dalam common senses dan logically thinking mereka dalam menentukan fungsi, bentuk, ukuran, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, mahasiswa pun mempelajari menggunakan aplikasi-aplikasi untuk mendesain 2D, 3D, hingga rendering. Dalam kelas studio ini, mahasiswa tidak hanya diajarkan mengenai teori, tetapi juga mengasah soft dan hard skills mereka. Mereka dituntut untuk dapat membagi waktu dan mengumpulkan tugas-tugas dan ujian mereka dengan baik, teliti, dan tepat waktu. Seorang arsitek pun tidak akan bekerja sendiri di masa depan. Mereka akan bekerja sama dengan pekerja teknik yang lain juga, seperti teknik sipil, mekanikal, elektrikal, dll. Sehingga, dari masa perkuliahan ini mahasiswa diajak untuk bisa berdisksi dan bekerja sama, agar ilmu pengetahuan seorang arsitek bisa mengikuti ilmu pengetahuan dari berbagai bidang tersebut. 

Setelah menjalankan Quadran Techne, adapula Quadran Phronesis yang harus dijalani oleh mahasiswa arstiketur. Adapun Quadran Phronesis ini merupakan taktikal seseorang dalam bertindak di sebuah bidang pekerjaan. Di dunia arsitektur, hal ini tidak bersifat wajib bagi mereka yang tidak ingin melanjutkan karir nya dalam merancang dan memiliki legalitas untuk membangun bangungan. Bagi saya, memiliki sertifikat legalitas sebagai arsitek merupakan sebuah kunci pencapaian yang utama saya memilih arsitektur dari awal perkuliahan, dan dengan itu saya dapat benar-benar mengaplikasikan talent, skills, dan effort saya ke dalam dunia yang nyata. Hal ini pun dapat menghasilkan hasil yang bervariatif, dikarenakan sistem setiap universitas berbeda-beda. Akan tetapi, ketersediaan ruang untuk melatih kemampuan dan pengetahuan taktikal dalam masa perkuliahan sangat sedikit. 

Walaupun begitu, bagi saya, kuliah praktik dan profesi adalah penting untuk dijalankan. Nilainya bukan karena untuk bisa membangun, tetapi untuk menyatakan keinginan dan keselamatan manusia maupun lingkungan atas bangunan yang terbangun di masa depan. Menurut saya, hal ini adalah sesuatu yang harus dipertanggung jawabkan seorang arsitek ketika berbicara mengenai “sustainable world”. Tidak hanya keindahan bangunan, tetapi juga kontribusinya kepada orang dan alam sekitar. Saya percaya, menjadi arsitek bukanlah hal yang mudah. Menjadi arsitek bukan hanya menggambar, tetapi arsitek memegang kunci dari keindahan, kedalaman makna, kemajuan dan perkembangan dunia di masa depan. Dari kuliah praktik dan profesi inilah kita akan memahami secara nyata, usaha, waktu, dan tenaga dalam menjalankan suatu proyek kecil maupun besar. 

Hal-hal itu semua adalah penting adanya, dan semuanya dimulai dari diri kita sendiri. Quadran Sophia adalah korelasi keutamaan intelektual seseorang secara kebijakan teoritis dengan pengetahuan atas kebenaran tertentu yang dirinya miliki. Oleh karena itu, saya mengartikannya dengan perasaan yang ada didalam diri seseorang, yang berasal dari pemahamannya mengenai suatu hal dan keyakinannya terhadarap dirinya, sehingga menciptakan pribadi yang berani dan mencintai karya, bidang atau kegiatan yang dirinya usahakan. Sophia merupakan awal dari keyakinan diri seseorang untuk berani memulai sebuah karya. Dari pengertian ini, saya dapat mengerti bahwa hasil dari quadran ini sifatnya dapat bervariasi, karena setiap orang memiliki latar belakang mereka masing-masing, dimana hal yang telah mengubah cara berpikir mereka berbeda-beda. 

Dari Quadran Sophia, saya mengetahui bahwa ada faktor yang menyebabkan seseorang dapat berani dan mengambil keputusan. Faktor tersebut adalah berupa tekanan dan kegagalan. Sebuah hal yang sangat umum, karena dalam setiap proses perjalanan hidup, kedua hal itu adalah sesusatu yang membuat kita belajar dan bangun. Ditahap itulah seseorang dapat menjadi berani dan mencintai sebuah proses, bukan hanya sebuah usaha lagi. Seiring berjalannya waktu, seseorang memiliki goal, memberikan effort, mendapatkan feedback, dan tetap fokus dalam prosesnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan bisa berjalan dengan lancar jika kita tidak menyeimbangkan waktu kita untuk beristirahat dan bersenang-senang sejenak. Dengan demikian, seseorang dapat fokus dalam mengembangkan skills mereka dan bekerja mencapai goals mereka. Dengan melakukan talent dan skill secara bersamaan, ditambah dengan effort, seseorang dapat mencapai achievement. 

Melalui pertemuan saya dengan Ibu Mei Mumpuni, saya belajar mengenai banyak hal. Mendapatkan kesempatan untuk bertemu salah satu arsitek wanita di Indonesia adalah kesempatan yang sangat besar bagi saya, untuk mengetahui pengalamannya bergerak dalam bidang arsitektur. Salah satu quadran yang Ibu Mei ajarkan adalah Quadran Sophia. Dalam perjalanan Ibu Mei sebagai arsitek, beliau mengatakan bahwa beliau tidak memiliki support system. Beliau bermodalkan pengetahuannya, kemampuannya dalam menggambar, dan keyakinan dan keberaniannya sendiri untuk mengambil langkah tersebut. Beliau pun mengatakan bahwa jika passion atau keinginan kita sudah benar dan kita menikmati melakukakannya pasti bisa dijalankan dengan baik, tanpa stress. Hal ini pula yang menyakinkan saya dalam memilih arsitek.

Dalam perbincangan kami, Ibu Mei pun bercerita tentang bagaimana pada masa beliau kuliah, beliau tidak turut aktif dalam kegiatan himpunan. Tetapi beliau juga mengatakan bahwa tidak ada salahnya mengikuti kegiatan himpunan, semuanya tergantung dengan diri kira masing-masing. Jika kita membutuhkan himpunan sebagai jembatan kita untuk menjalin relasi dan melatih kemampuan komunikasi kita, hal itu adalah sangat penting. Tetapi bagi Ibu Mei, ia sanggup untuk berkomunikasi dengan baik tanpa harus berkecimbung dalam kegiatan berorganisasi. Keyakinan Ibu Mei dalam hal ini sangat membuat saya tertarik untuk mengenal lebih dalam. Sampai pada saat ini, Ibu Mei aktif ikut serta dalam sayembara, dan darisitulah beliau dikenal banyak orang dan memiliki relasi. Hal ini adalah bentuk keberanian Ibu Mei yang sangat menginspirasi bagi saya. 

Selain itu, Ibu Mei juga mengatakan bahwa kita tidak boleh hanya membaca buku, tetapi kita juga perlu langsung mengujungi tempat-tempat dengan bangunan-bangunan arsitektur yang menginspirasi. Hal ini dapat berada dalam Quadran Episteme, dimana kita mempelajari ilmu pengetahuan arsitektur, tetapi dalam hal ini secara langsung. Dalam mandala perjalanan atau Nous pun kita dapat mengerti bahwa dengan mengeksplor bangunan-bangunan arsitektur yang memiliki arti yang dalam, sejarah yang menarik, dan seni arsitektur yang luar biasa, kita dapat merasakan secara langsung kekayaan dalam bangunan tersebut. Begitu luas dan beragam ilmu arsitektur yang harus dipelajari dan dikembangkan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Angelina Dara Poskiparta – Reflection

Intuition. “an ability to understand or know something immediately based on your feelings rather than facts” (Cambridge Dictionary) This is an ability which every human has, in fact it is an ability every human needs considering that every human is born with no knowledge of the world. Intuition is what saves them from doing things which possess various possibilities of harming them, whether mentally or physically. Intuition is a feeling which can be trained and grown using knowledge and experiences. To the point in which most often, humans don’t remember why something must be done or must be avoided yet they know that it must be that way no matter what. Intuition is what make sense of the world when facts fail to reveal itself, as it is more often than not, purely based on feelings and human moral psychology.

Ironically, this definition goes against the great philosopher, Aristotle’s, way of thinking about intuition. Aristotle categories intuition as something logical and metaphysical. From here he divides it again in parts, one of which is nous or understanding. 

Nous is “a virtue of thought concerned with first principles of scientific knowledge; not action. While partly built up through experience, people also seem to have an intuitive ‘natural consideration, comprehension and judgement’” (Jun 2021, Kristjánsson) From this statement one can understand that understanding (nous) is not a purely feeling based thing, like intuition, in fact it is something built upon scientific factual knowledge. However, it can and is affected by intuition. As it is vice versa as well, intuition can be affected by knowledge and understanding, understanding can be affected by intuition.

In life, this is unavoidable, as humans never stop trying to understand and learn anything and everything around them nor do they stop trying to survive. This is the way in every setting including, if not especially, during one’s university studies. This is the time in life when people face various new experiences and issues for the first time ever. Constantly learning and understanding new things, whether academically or generally. How to live on one’s own, how to handle stressing situations alone, how and what to learn for one’s studies, how to handle one’s new teachers and each of their specific characters, how to do this and that and this and that. So, how do these moments in life connect with nous?

As per Aristotle’s “Nichomachean Ethic Book IV”, Nous is made into four parts. Those four parts being: Episteme meaning knowledge, Phronesis meaning practical knowledge/wisdom, Techne meaning craft or art, and Sophia meaning wisdom. 

Firstly, dissecting the meaning of episteme. Episteme may also be translated as scientific knowledge at times, however in this context, scientific does not hold the same meaning it usually does. Instead the word is there to stress that the knowledge is certain, perhaps even factual. Episteme in the setting of the university experience is the academic knowledge which one receives. This plays a majorly large part in university since the main reason one goes there is to further one’s studies. One’s episteme can be sharpened and grown by keeping on learning and learning. A few forms of learning sources one would come across include books, textbooks, verbal teachings, presentations, seminars, coursemates helping out each other for a variety of questions because they hadn’t remembered to ask the teacher. The entire world becomes one’s library, it’s incredible, truly. 

In actuality, this applies not only to episteme but to phronesis as well. Phronesis as mentioned before is practical knowledge. So, whereas episteme is “textbook” knowledge, phronesis is knowledge which one can apply directly to life. It ties closely with techne, which means craft, as to put in practice techne one first needs phronesis. Without knowledge on how to do something in what way would one do anything? Yet, they are still two distinctly different points. Through understanding Aristotle’s teachings, it is found that since both phronesis and techne are points “which deal with contingent reality, form (scil. true) opinions. In the case of technê, the opinions are the basis for production; and in the case of phronêsis, the opinions are the basis for living well” (Parry,2003). Once again comparing in a university setting, phronesis would mean knowledge for living, for survival. Every waking moment becomes a phronesis learning moment. How to do one’s own laundry, how to manage one’s time as best as possible for each day, how to plan regular meals with no fail, these are only very few of the many examples. During university is the period when people mature the most, when they learn the most, preparing for adulthood and all its challenges. Not to mention the academic aspect of phronesis, this would include the gap between knowledge received from classes and in real life practices. Although, it’s not very broad as university classes are dominated by theoretical learning.

Expanding more on techne, as it is the form of craft, it is the work of bringing something into existence. Producing so to have tangible progress and results. Most times without realising it, this is happening all the time. Anything that is done which can or will affect other aspects of the world even in the smallest ways means that one is partaking in techne, because the results are always tangible. If one can sense the difference using any of the five senses then it is the result of techne. But perhaps it’s better to narrow it down for now, to a university setting. Techne is prevalent during studio simulations, practising doing actual work based on the knowledge acquired so far. In the architecture major for example, techne is when one is practising drawing site plans and structural work, as well as a model for the building(s) one designed. Another example of techne in university, unspecific to any major, could be when given assignments which involve other people, such as interviews, surveys, socializations, and so on and so forth. 

Finally, regarding sophia, which means wisdom. “Aristotle considered sophia to be theoretical wisdom.”(Dennison,2013). This would mean while just “wisdom” holds meaning closer to “common sense” and “good judgement”, sophia would hold closer meaning to “scientific knowledge, combined with intuitive reason, of the things that are highest by nature” (Aristotle, Nicomachean Ethics VI) or in simpler words, based on personal understanding, proven logic. This means sophia ties closely with episteme, as through theoretical knowledge one can acquire theoretical wisdom. 

 Once again, this point is prevalent in the university experience. Sophia is mainly used during discussions and forming opinions. In university, being the breeding grounds for new opinions and constantly creating new discussions, it is surely with no doubt people use sophia everyday. That is, if those participating truly use proven logic in their arguments, instead of just throwing things out there with no basis whatsoever.

University is surely a difficult yet fun period of time for most and the sudden change in environment can, and do, affect previously high school students quite a lot. Many even ending up needing more time to finish or even finally dropping out entirely.

 In a less general note, students who have had to go through school during the COVID-19 pandemic are surely some of the most impacted people by the transition to university from high school. From once not being able to even step outside of home to do anything let alone learn, to suddenly anything is able to be a learning possibility. However this impact isn’t one hundred percent positive for them, experiencing a wide variety of learning methods and practical assignments for the first time also means that they are not used to these methods and assignments creating more difficulty in adapting to university life. Unlike the students who were lucky enough to experience these new learning methods and assignments gradually, through smaller scale, before stepping into university, the students born of the pandemic have their work cut out for them. 

Personally, I am a victim of this. Going through the pandemic, never allowed to leave home, schooling only being done online, and finally when we were allowed back offline it was only for a very short time, not to mention having strict parents which made it even more difficult to get out and about at the time. However, there is also a silver lining to this. I am now more excited than ever to face the world head on, perhaps even more than students who didn’t experience the pandemic’s heavy impact. Despite university life having it’s ups and downs, I don’t mind them and instead embrace them. I truly am happy to be able to experience all this, even though it’s only been a short while, it has given me the experiences which I have craved during my high school years. Learning using practical methods like that of making models, going out with friends which I was never able to do before the way I do now, my newfound freedom and knowledge of the world and the environment around me. It has truly been exhilarating.

To conclude, by understanding and utilising the mentioned four points, university students can learn to be able to get through and handle any challenge university life may throw at them, as well as in life after university. Episteme for academic knowledge and understanding, Phronesis for non theoretical knowledge or “street smarts”, Techne to apply the newfound knowledge in real life, and finally Sophia to aid in making the best decisions possible using proven logic and not just instinct. These are the four points of Nous.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Aristia Winati Adam – Reflection

Bagi saya, konsep Nous adalah salah satu konsep filosofis yang sangat relevan dalam kehidupan perkuliahan arsitektur. Nous adalah sebuah istilah dalam filosofi Yunani yang mengacu pada intelek, pemahaman, dan pemikiran yang mendalam. Dalam konteks kehidupan perkuliahan arsitektur, konsep Nous memiliki peran yang penting dalam membantu mahasiswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang arsitektur dan memandu mereka dalam memahami berbagai aspek yang terkait dengan disiplin ini. Dalam tulisan ini, saya akan menjelaskan pengertian Nous dan empat elemen yang ada di dalamnya, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, serta bagaimana konsep-konsep ini berpengaruh pada kehidupan perkuliahan arsitektur saya.

Pengertian Nous

Nous adalah konsep filosofis yang berasal dari bahasa Yunani, yang sering diterjemahkan sebagai “akal budi” atau “pemikiran”. Konsep ini telah diperdebatkan dan dipahami dalam berbagai cara oleh para filsuf sepanjang sejarah. Namun, dalam konteks perkuliahan arsitektur, Nous dapat diartikan sebagai pemahaman mendalam yang melibatkan penggunaan akal budi dan intelek untuk memahami berbagai aspek arsitektur.

Dalam pemahaman Nous, terdapat empat elemen utama yang memainkan peran penting dalam membantu mahasiswa arsitektur mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang disiplin ini:

1. Sophia (Kebijaksanaan)

Sophia merujuk pada kebijaksanaan atau kebijaksanaan spiritual. Dalam konteks perkuliahan arsitektur, Sophia mengacu pada pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari arsitektur. Ini melibatkan pemahaman tentang sejarah arsitektur, estetika, filosofi, dan konsep-konsep dasar yang membentuk disiplin ini. Sophia membantu mahasiswa arsitektur mengembangkan pandangan yang lebih luas tentang arsitektur dan mengintegrasikan nilai-nilai etika dan sosial ke dalam praktik arsitektur mereka.

Kebijaksanaan ini sangat penting dalam pengambilan keputusan dalam arsitektur, terutama dalam hal desain. Dalam proses merancang bangunan, seorang arsitek harus mempertimbangkan tidak hanya aspek teknis dan estetika, tetapi juga bagaimana bangunan tersebut akan memengaruhi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Sophia membantu mahasiswa arsitektur untuk memahami implikasi etis dari keputusan desain mereka dan menjadikan kebijaksanaan sebagai panduan dalam menghadapi situasi kompleks dalam dunia arsitektur.

2. Techne (Keterampilan Teknis)

Techne adalah konsep yang merujuk pada keterampilan dan kemampuan teknis. Dalam perkuliahan arsitektur, Techne mencakup pemahaman tentang teknik-teknik yang digunakan dalam perancangan dan konstruksi bangunan. Ini termasuk pengetahuan tentang material, struktur, dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur. Techne membantu mahasiswa arsitektur mengembangkan keterampilan teknis yang diperlukan untuk merancang dan membangun bangunan secara efektif.

Keterampilan teknis sangat penting dalam perkuliahan arsitektur. Mahasiswa perlu memahami cara merancang bangunan yang sesuai dengan persyaratan teknis, menghitung beban struktural, memilih material yang tepat, dan merencanakan sistem mekanikal dan elektrikal yang efisien. Techne membantu mahasiswa untuk memahami dasar-dasar teknis ini dan menerapkannya dalam proyek-proyek perkuliahan mereka.

3. Pronesis (Kemampuan Pengambilan Keputusan)

Pronesis adalah kemampuan untuk membuat keputusan etis dan praktis. Dalam konteks perkuliahan arsitektur, Pronesis membantu mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan dilema yang muncul dalam proses perancangan dan konstruksi bangunan. Ini melibatkan kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, dalam pengambilan keputusan. Pronesis juga membantu mahasiswa arsitektur untuk mengembangkan kesadaran etis dalam praktik arsitektur mereka.

Kemampuan untuk membuat keputusan yang etis dan praktis sangat penting dalam dunia arsitektur. Mahasiswa arsitektur sering dihadapkan pada dilema seperti bagaimana mengintegrasikan keberlanjutan dalam desain, bagaimana memenuhi kebutuhan klien sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip etika profesional, atau bagaimana mengatasi tantangan lingkungan yang kompleks. Pronesis membantu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan ini dan mengambil keputusan yang seimbang dan bijaksana dalam praktik arsitektur mereka.

4. Episteme (Pengetahuan Ilmiah)

Episteme adalah pengetahuan ilmiah atau pengetahuan teoritis. Dalam perkuliahan arsitektur, Episteme melibatkan pemahaman tentang teori-teori arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan konsep-konsep dasar yang membentuk disiplin ini. Ini membantu mahasiswa arsitektur untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang dasar-dasar ilmiah yang melandasi praktik arsitektur. Episteme juga membantu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis dan menganalisis secara mendalam.

Pengetahuan ilmiah adalah landasan penting dalam perkuliahan arsitektur. Mahasiswa perlu memahami teori-teori arsitektur yang berbeda, seperti teori modernisme, postmodernisme, dan teori fenomenologi, untuk memahami berbagai pendekatan dalam perancangan. Episteme membantu mahasiswa untuk mengembangkan dasar ilmiah yang kuat dalam pemahaman disiplin ini dan menggunakannya untuk memandu keputusan desain yang mereka buat.

Bagaimana Nous (Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme) Bekerja dan Berpengaruh dalam Kehidupan Perkuliahan Arsitektur Saya

Sophia: Sophia membantu saya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari arsitektur. Dalam kuliah sejarah arsitektur, saya belajar tentang perkembangan arsitektur dari zaman kuno hingga modern, dan bagaimana nilai-nilai sosial dan budaya mempengaruhi desain bangunan. Sophia membantu saya untuk menghargai sejarah dan warisan arsitektur, serta bagaimana kita dapat mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam desain masa kini.

Techne: Techne memberikan pemahaman tentang keterampilan teknis yang diperlukan dalam arsitektur. Saya belajar tentang berbagai material konstruksi, teknologi bahan bangunan, dan metode konstruksi. Hal ini memberi saya pengetahuan praktis yang sangat diperlukan dalam merancang dan membangun bangunan. Selain itu, saya juga belajar tentang software perancangan yang penting dalam era digital, seperti AutoCAD dan Revit, yang membantu saya mengembangkan keterampilan teknis modern.

Pronesis: Pronesis membantu saya dalam menghadapi berbagai dilema etis dan praktis dalam perkuliahan arsitektur. Saya sering dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana mempertimbangkan aspek lingkungan dalam desain bangunan, atau bagaimana memenuhi kebutuhan klien sambil tetap mematuhi standar etika profesional. Kemampuan untuk membuat keputusan etis dan praktis adalah keterampilan yang sangat penting dalam arsitektur, dan Pronesis membantu saya untuk mengembangkan kesadaran etis dalam praktik arsitektur saya.

Episteme: Episteme memberikan dasar ilmiah yang kuat dalam perkuliahan arsitektur. Saya belajar tentang teori-teori arsitektur yang berbeda, seperti teori modernisme, postmodernisme, dan teori fenomenologi, yang membantu saya untuk memahami kerangka kerja konseptual dalam disiplin ini. Selain itu, saya juga memperoleh pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip desain dan konsep-konsep dasar yang membentuk arsitektur. Pengetahuan ini membantu saya untuk mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis dan menganalisis secara mendalam dalam perancangan bangunan.

Secara keseluruhan, konsep Nous dengan elemen-elemen Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme sangat relevan dalam kehidupan perkuliahan arsitektur saya. Mereka membantu saya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang arsitektur, memberikan keterampilan teknis yang diperlukan, membantu saya menghadapi dilema etis, dan memberikan dasar ilmiah yang kuat. Semua elemen ini bekerja bersama-sama untuk membentuk fondasi yang kokoh dalam pendidikan arsitektur saya.

Penerapan Nous dalam Kehidupan Perkuliahan Arsitektur

Dalam kehidupan perkuliahan arsitektur saya, Nous dengan elemen-elemen Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme memiliki dampak yang signifikan. Berikut adalah beberapa contoh konkrit tentang bagaimana konsep Nous berperan dalam kehidupan perkuliahan arsitektur:

1. Sophia dalam Sejarah Arsitektur: Dalam mata kuliah sejarah arsitektur, saya belajar tentang perkembangan arsitektur dari masa ke masa. Pengertian Sophia membantu saya untuk melihat lebih dari sekadar estetika bangunan. Saya memahami bagaimana konteks sosial, budaya, dan sejarah memengaruhi desain arsitektur pada setiap periode. Ini membantu saya mengembangkan apresiasi yang lebih mendalam terhadap warisan arsitektur dan bagaimana nilai-nilai tersebut masih relevan dalam desain masa kini.

2. Techne dalam Teknik Bangunan: Dalam mata kuliah teknik bangunan, saya belajar tentang material konstruksi, struktur, dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur. Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang bagaimana bahan-bahan yang berbeda berinteraksi dan bagaimana memilih material yang sesuai untuk setiap proyek. Techne membantu saya untuk mengembangkan keterampilan teknis yang diperlukan untuk merancang bangunan yang aman, fungsional, dan efisien.

3. Pronesis dalam Etika Desain: Dalam proyek-proyek perancangan, terutama yang melibatkan proyek komunitas atau lingkungan, Pronesis sangat relevan. Saya harus mempertimbangkan dampak desain kami terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitar proyek. Kemampuan untuk membuat keputusan etis dan praktis adalah kunci dalam menghadapi situasi seperti ini. Dengan memanfaatkan Pronesis, saya bisa merancang bangunan yang berkelanjutan dan menguntungkan masyarakat.

4. Episteme dalam Teori Arsitektur: Dalam mata kuliah teori arsitektur, saya belajar tentang berbagai aliran teori dan pandangan filosofis yang membentuk arsitektur. Episteme membantu saya untuk memahami berbagai konsep dasar seperti ruang, proporsi, dan struktur dalam konteks teori. Ini membantu saya untuk mengembangkan kerangka kerja konseptual yang kuat dalam desain saya.

Selain itu, Nous juga membantu saya dalam menghadapi proyek-proyek perancangan yang kompleks. Saya belajar untuk mengintegrasikan semua elemen ini dengan baik, sehingga hasilnya adalah desain bangunan yang memenuhi persyaratan estetika, fungsional, teknis, dan etis.

Kesimpulan

Keempat unsur Nous, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman pendidikan bagi mahasiswa arsitektur. Sophia menekankan penghargaan yang mendalam terhadap nilai dan prinsip yang mendasari arsitektur, menghubungkan aspek sejarah, estetika, dan filsafat dengan praktik desain saat ini. Techne memberikan keterampilan teknis praktis, mencakup pengetahuan tentang material, teknik konstruksi, dan perangkat lunak desain modern, yang membekali mahasiswa untuk aplikasi nyata konsep arsitektur. Pronesis membimbing mahasiswa dalam membuat keputusan yang etis dan praktis, mengatasi dilema kompleks yang sering muncul dalam proses desain arsitektur. Terakhir, Episteme menanamkan dasar teoritis yang kuat, mendorong berpikir kritis dan analisis mendalam tentang teori arsitektur dan prinsip desain.

Konsep Nous dan elemen-elemennya, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, menciptakan fondasi integral dalam perkuliahan arsitektur yang mendalam dan berpengaruh. Sophia membantu mahasiswa untuk menjalani perjalanan penemuan diri mereka dalam arsitektur dengan mengeksplorasi nilai-nilai, kebijaksanaan, dan aspek sosial yang melandasi karya arsitektur. Sementara Techne membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis yang diperlukan untuk mewujudkan ide-ide mereka dalam bentuk nyata. Pronesis mengasah kemampuan dalam membuat keputusan etis dan praktis, menghadapi tantangan-tantangan nyata dalam proyek-proyek arsitektur. Terakhir, Episteme memberikan pemahaman teoritis yang mendalam, memungkinkan mahasiswa untuk mengkaji kritis konsep-konsep arsitektur dan merespon dengan solusi yang terinformasi secara mendalam. Keseluruhan, konsep Nous dan elemen-elemennya menjadi pilar penting dalam mengarahkan pengalaman pendidikan arsitektur menuju kedewasaan intelektual dan profesional.

Secara ringkas, konsep Nous, bersama dengan empat unsurnya, berpengaruh besar dalam pendidikan mahasiswa arsitektur dengan memberikan pemahaman komprehensif tentang disiplin tersebut, keterampilan teknis, kemampuan pengambilan keputusan etis, dan landasan teoritis yang kuat, yang semuanya sangat penting dalam pengembangan mereka sebagai arsitek.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Andika Jantoni – Get to Know Your Self

Nama saya Andika Jantoni, lahir di Jakarta yang kemudian pindah ke Bangka belitung saat berusia 1 tahun. Saya besar dalam keluarga yang sederhan dan merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai pelelang ikan dan ibu saya seorang ibu rumah tangga yang merawat anak-anaknya dengan baik. Awalnya kami satu keluarga besar ayahku tinggal di satu rumah, kemudian karena rumah tersebut terlalu penuh, kami pindah ke rumah yang baru. Rumah yang tidak terlalu besar tidak terlalu kecil tapi cukup untuk menampung kami berlima. 

Menjadi anak pertama menurutku cukup berat karena banyaknya ekspektasi yang harus saya tanggung. Sebagai anak pertama juga saya harus menjadi contoh bagi adik- adik saya. Tapi jujur saja menurutku lebih sulit menjadi adik perempuan yang satu tahun lebih muda dari saya. Tiap hari adik saya disuruh untuk mencuci piring dan memasak nasi. Kenapa enggak saya yang disurug mencuci piring dan memasak nasi? Karena menurut orang tua ku itu bukan tugas laki-laki, meskipun saya tidak setuju dengan hal  tersebut. Oleh karenanya, saya selalu membantu adik saya mencuci piring dan sesekali memasak nasi.

Saya merupakan pemuda sederhana yang suka mendengar musik, bernyanyi, menggambar dan ngedance. Saya sangat suka mendengarkan lagu jazz. Entah kenapa lagu jazz itu make me feel like it’s christmas. Meskipun saya belum pernah merasakan natal yang seperti orang amerika, membuka kado di bawah pohon natal, dan salju turun dari langit. But listening to jazz is comforting. Even though, aku tau sebagian besar orang is not a fan of jazz. Selain itu juga saya sangat kpop. Menurut saya, kpop berdampak cukup besar bagi diri saya, terutama dalam segi penampilan. Saya jadi lebih care pada penampilan sendiri, meskipun saya tidak terbilang tampan paripurna.

Dari kpop ini saya mulai suka untuk bernyanyi. Saya pernah mengikuti audisi untuk agensi besar korea dengan mengirim video saya bernyanyi kepada mereka. Hasilnya bagaimana? Tentu saja saya tidak diterima. Tidak mungkin saya berada di sini dan mengetik tulisan ini jika saya diterima. Selain itu saya juga sering ikut collab cover lagu. Istilahnya itu Role Voice Note. Mereka sistemnya di Whatsapp dengan membuat grup chat yang merupakan agensi kecil online untuk cover lagu, terutama lagu kpop. Saya menghabiskan sebagian besar masa pandemi saya dengan RVN ini. Bahkan saya dapat beberapa teman yang hingga sampai sekarang masih kontakan. Sistem RVN ini sendiri sangatlah rapi dan mudah untuk dimengerti. Saya penasaran siapa yang punya ide untuk membuat hal-hal tersebut.

Saya sangat suka menggambar, terutama menggambar orang dan suasana yang ada di sekitar orang tersebut. Sampa saat ini saya terus menggambar setiap hari. Saya mencoba setidaknya menggambar satu gambar setiap hari agar kemampuan saya nggak menurun. Awalnya saya lebih ke style realis tapi makin kesini gambar saya semakin stylized. Stylized drawing sendiri cukup ngetrend pada masa ini dibandingkan realis. Saya juga saat ini ingin mencoba membuka komisi dan menjual gambar yang saya buat ke masyarakat luas untuk membantu orang tua saya membayar biaya kuliah saya yang terbilang mahal.

Saya juga sangat suka ngedance, terutama kpop. Saya sering cover dance dari grup-grup kpop. Tetapi saya berencana berhenti ngedance as a profession saat kuliah, karena ingin fokus dengan pembelajaran yang saya jalani, agar nantinya mendapatkan banyak prestasi dan membuat banyak uang di masa depan. Bukan berarti dance tidak bisa menghasilkan banyak uang, hanya saja saya prefer menghasilkan banyak uang dengan cara lain, because i see dance as my hobby not as my passion.

Melihat sosok saya yang sekarang, saya cukup terharu menyadari seberapa banyak saya berua\bah dari sosok kecil saya, entah itu dari penampilan, pemikiran, atau kemampuan. Saya seperti melihat 2 orang yang completely different from each other.

Saat kecil merupakan anak yang pendiam dan pemalu. Di sekolah dasar, saya jarang sekali berbicara ataupun mengeluarkan suara. Bahkan, beberapa teman saya ada yang mengira saya bisu. Saat ada tugas yang berkaitan dengan maju di kelas, saya tidak pernah maju dan duduk di bangku saya. Kenapa? Karena saya tidak berani. Saya juga bingung kenapa saya tidak berani. Susah juga dibilang jika saya punya teman atau nggak. Yang jelas saya tau beberapa nama orang di kelas.

Masuk SMP saya mulai banyak berbicara dan tidak semalu saat di SD. Saya memperoleh banyak teman dan mengikuti banyak kegiatan sekolah. Saat SMP ini juga saya mulai menunjukkan ketertarikan kepada menggambar. Saya pun bersama teman-teman saya masuk ekskul menggambar. Di sana kemampuan menggambar saya semakin meningkat.

Jujur saja rival itu sangat penting dalam perkembangan diri. Tanpa ada teman-teman saya yang saya anggap rival, tidak mungkin saya bisa seperti sekarang, entah itu dalam menggambar ataupun akademik. Omong-omong akademik, mulai SMP ini juga saya mulai serius belajar, yang akhirnya saya mendapatkan juara kelas pertama kali seumur hidup. 

Di SMP ini juga saya memperoleh 3 orang sahabat yang hingga saat ini masih menjadi sahabat terbaik saya, meskipun saat SMA kami semua tidak satu sekolah. Mungkin bisa dibilang SMP merupakan salah satu masa terindah yang saya miliki. Sayangnya masa-masa indah tersebut berhenti dengan kehadiran COVID-19.

Masa SMA dengan adanya COVID-19 sangat sengsara bagi saya. Saya tidak mengerti sebagian materi yang diajarkan oleh guru via zoom, terutama fisika dan kimia. Tugas-tugas pun saya cukup kesulitan untuk mengerjakan karena tidak mengerti. Hal ini menyebabkan saya harus menonton video pembelajaran dari Youtube agar bisa mengerti pelajarannya.

 Saat ada tugas kelompok pun sangat sulit. Banyak sekali orang-orang yang hanya numoang nilai dan tidak bekerja sama sekali. Namun hal utama yang membuat saya sengsara adalah tidak bisa berkomunikasi dengan teman sekelas. Saya bahkan tidak ingat temen sekelas saya siapa saja pada saat itu. Alhasil saat pembelajaran Face to face mulai dilakukan, saya tidak memiliki teman sama sekali.

COVID-19 ini juga membuat kemampuan komunikasi saya semakin menurun, sehingga membuat teman saat sekolah sudah melakukan pembelajaran Face to Face, sangat sulit bagi saya. Untungnya saat itu saya berhasil berteman dengan satu orang. Dialah satu-satunya orang yang menjadi teman berbagi keluh kesah saya selama akhir kelas 10 hingga akhir kelas 11. 

Naik kelas 12 saya masuk ke ekskul dance. Kenapa enggak dari kelas 10? Karena pada saat itu tidak ada anggota laki-laki, dan anggota laki-lakinya baru ada kelas 12. 

Mungkin masuk ke ekskul dance ini merupakan salah satu keputusan terbaik saya buat. Di sini saya berkenalan dengan banyak orang dan mempelajari banyak hal, tidak hanya dance tapi dalam cara menghadapi orang, cara berkomunikasi dengan orang lain, hal-  hal yang harus disiapkan sebelum mengikuti lomba, rasannya ikut lomba, cara menyiapkan event lomba dan masih banyak lagi.

Saya banyak sekali menghabiskan waktu dengan mereka, entah itu latihan, mukbang bareng, ataupun sekedar ngumpul ngumpul. Terkadang memang melelahkan tetapi juga menyenangkan. Mereka seperti keluarga kedua saya. Di balik momen yang menyenangkan ini pastinya ada yang tidak menyenangkannya juga. Ada momen-momen di mana kami bertengkar karena perbedaan pendapat, momen kecewa saat tidak berhasil meraih juara dan momen momen sedih. Meskipun begitu, kami tetap solid dan tidak membenci satu sama lain.

Bisa dibilang 70% kenanganku pada masa SMA itu ada di ekskul dance ini. Sebenernya nggak bisa dibilang ekskul si, karena ada orang umum juga yang masuk. Jadi mungkin lebih bisa dibilang sebagai komunitas. Pokoknya sangat seru. Bahkan sampai sekarang saya masih ada di grup chat komunitas dance tersebut.

Komunitas ini sangat ngeboost self confidence saya. Saya mulai berani memulai interaksi dengan orang. Saya menjadi pribadi yang lebih ramah. Saya juga menjadi lebih aktif di kelas. Saya pun bisa dekat dengan teman-teman sekelas saya, yang tidak dapat saya dekati pada saat kelas 10 dan 11. Di kelas, saya dikenal sebagai si dancer karena saya sering tampil pada saat ada acara sekolah dan saya sering absen untuk mengikuti lomba dance. Namun cukup sulit bagi saya untuk mengatur waktu antara dance dan sekolah bagi saya, sehingga saya cukup banyak ketinggalan di pelajaran.

Di kelas 12 ini juga saya mulai punya gambaran saya ingin jadi apa. Saya ingin menjadi orang yang membuat seni. Oleh karenanya saya berkepikiran untuk masuk DKV. Tetapi pada saat itu, orang tua saya agak ragu dengan jurusan DKV. Mereka bilang kalau proker lulusan DKV enggak menentu, yang dimana hal tersebut tidak benar. Tetapi, dir saya yang nggak tau apa apa itu cuma angguk menuruti. Alhasil saya mencari jurusan lain yang masih ada kaitannya dengan menggambar, dan akhirnya memilih jurusan arsitek. Jurusan yang di mata orang-orang sulit dan elite. Orang tua saya juga oke-oke saja dengan jurusan tersebut. 

Saat mulai masa kuliah, saya menyadari bahwa arsitektur ini lebih dari sekedar menggambar. Kita harus memperhitungkan ukuran, kekuatan, bahan dan segala macam. Makin saya belajar mengenai arsitektur semakin saya bertanya-tanya apakah saya salah jurusan? Jujur saja sampai sekarang saya masih ingin masuk jurusan DKV. Tapi keinginan tersebut saya pendam dalam-dalam. Siapa tau nantinya saya bisa belajar untuk benar-benar menyukai arsitekut. Siapa tau nantinya saya dapat menemukan hal yang saya senangi di arsitektur. Selain itu, saya juga harus bertanggung jawab atas pilihan saya.

Saya yakin jurusan apapun itu, saya tetap dapat mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan banyak uang dan berkontribusi positif dalam masyarakat, sesuai dengan tujuan hidup saya. Omong-omong tujuan hidup, sebenarnya tujuan hidup saya memperoleh uang itu agar dapat keliling dunia. Saya bercita-cita pergi ke setiap belahan dunia. Tempat yang menyeramkan, indah, menyedihkan apapun itu. Saya ingin melihat apa saja yang ada di dunia ini secara langsung. Oleh karenanya saya harus memperoleh banyak uang terlebih dahulu.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Alya Ahmad Marbawi – Get to Know Your Self

Nama saya Alya Ahmad Marbawi , biasa di panggil Alya. Lahir di Jakarta pada tanggal 28 September tahun 2005. Saya merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara dengan orangtua yang bekerja di bidang travel. Selisih umur saya dengan saudara-saudara saya tidak terlalu jauh , dengan kakak pertama saya berbeda 5 tahun, kakak kedua 4 tahun , kakak ketiga 2 tahun dan untuk adik saya pengucualian ,memang selisih jauh yaitu berbeda 8 tahun. Anak pertama, kedua, keempat dan kelima merupakan anak perempuan. Dan yang ditengah , anak ketiga merupakan anak laki-laki. Ibu saya merupakan keturunan  Palembang asli dan Ayah saya merupakan keturunan Banjarmasin Asli.

    Sekarang saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera. Dimulai dari momen kecil yang melekat dalam hidup saya adalah, momen dimana saya berumur 5 tahun. Diumur itu saya ingat sekali , kami sedang libur naik kelas. Saya bersama kakak-kakak dan sepupu saya bermain bersama di daerah komplek pada sore hari . Mulai dari main otoped  , kejar-kejaran , petak umpet , sampai pada akhirnya kami istirahat dan makan bersama .Saat itu suasana sangat sejuk dan tidak panas , saya juga merasa senang dan bebas.

   Sedangkan momen besar yang saya rasa melekat pada ingatan saya adalah , saat liburan semester saat kelas tiga sekolah menengah keatas pada bulan Desember tahun 2022. Di momen ini saya liburan bersama keluarga besar , kami memulai perjalanan pada tanggal 25 Desember jam 12 malam Waktu Indonesia Barat dengan menuju  kota Los Angeles. Kami menetap di Los Angeles selama 4 hari , di kota ini saya bersama keluarga besar mengunjungi beberapa destinasi menarik seperti DisneySea, Santa Monica Pier dan Los Angeles County Museum Of Art (LACMA) . Lalu destinasi kota berikutnya adalah Las Vegas, di kota ini kami hanya menetap selama 3 hari. Di kota Las Vegas sendiri, kami hanya mengunjungi beberapa outlet. Tempat selanjutnya yang kita kunjungi selama 3 hari  adalah Lake Tahoe , karena saat itu sedang musim dingin kami sering sekali bermain papan seluncur dan bermain salju bersama. Pada hari ke-10 malam kami sudah berada di San Fransisco hingga hari ke-14, di sana kami mengujungi tempat-tempat seperti Golden Gate ,Pier 39,dan Lombart Street. Kota ini memiliki ciri khas yang unik , yaitu jalan yang tidak rata dan naik turun. Fyi , dalam kota-kota ini kami menyewa dua buah mobil van jadi memudahkan kami untuk pergi kemana-mana.

   Hari ke-14 kami semua pergi dari San Fransisco menggunakan pesawat dan sudah  berada di New York hingga hari ke-17 pagi , disana kami pergi ke Time Square dan Liberty. Hari ke-17 pagi kami sekeluarga memutuskan untuk pergi ke kota Washington hingga hari ke-18 , disana kami mengunjungi Lincoln Memorial dan berjalan di sekitar National Mall. Pada hari ke-18 malam kami sudah kembali ke New York dan hari ke-19 dini hari , kami pergi kembali ke San Fransisco menggunakan pesawat. Disana kami menetap hingga hari ke-21 dan akhir nya pulang kembali ke Indonesia pada bulan awal bulan Januari 2023. Liburan saat itu sangat mengesankan , karena saya berkunjung ke destinasi Impian saya yaitu LACMA dan ke Lake Tahoe. Tidak lupa juga , liburan ini menyenangkan karena saya bisa berkumpul kembali bersama keluarga besar setelah sudah lumayan lama tidak berlibur bareng.

   Lanjut untuk pertanyaan kedua yaitu , cerita yang ingin saya ulangi jika bertemu teman lama adalah mengulang kembali cerita pada masa sekolah menengah keatas. Disana saya mengalami peristiwa-peristiwa yang asyik bersama mereka.Untuk pertanyaan ke tiga , yaitu lagu kesukaan saya saat ini adalah Lemonade dari Jeremy Passion, My favourite Position dari NOVAKANE feat. , dan Easy dari Mac Ayres. Kadang saya juga suka mendengarkan jazz instrumental playlist yang ada di Youtube. Urutan genre favorit saya adalah R&B , Jazz , dan Pop. Biasanya lagu-lagu genre ini saya dengarkan ketika sedang bosan , mengerjakan tugas dan saat mau night skincare.

    Pertanyaan ke empat yaitu , tujuan hidup untuk diri saya sendiri adalah membuat diri saya bahagia , mencapai keinginan dan cita-cita saya. Lalu saya juga ingin banyak mengucapkan terimakasih kepada diri saya bisa sampai di titik sekarang. Selain itu untuk pertanyaan yang  ke lima , tujuan hidup saya untuk orang lain adalah . Pertama saya ingin membuat kedua orang tua saya bangga dengan menjadi orang yang sukses dan membuat senang mereka. Saya bercita-cita suatu hari nanti , saya bisa membawa mereka bersama saudara-saudara saya untuk travelling seluruh dunia. 

     Pertanyaan ke enam yaitu tentang biografi saya , seperti yang sudah saya sebutkan di awal cerita. Saya merupakan anak ke empat dari bersaudara. Karena selisih saya dengan adik saya cukup jauh , saya beberapa kali disebut “bontot gajadi”. Biasanya kami berlima setiap hari bersama , namun sekarang kakak kedua saya merantau ke Kota Semarang untuk menimba ilmu di Universitas Diponegoro jurusan hukum dan kakak ke tiga saya juga merantau ke negeri Yaman yaitu Universitas Al-Ahgaff.

     Lanjut pertanyaan ke tujuh , yaitu apakah anda pernah mengalami trauma dalam hidup anda ? . Jawaban saya adalah , pernah. Salah satu contoh hal yang membuat saya trauma adalah, memakan buah durian saat saya kecil dimana saat itu saya menginjak umur taman kanak-kanak. Keluarga saya mayoritas menyukai durian , sedangkan saya tidak. Saya tidak menyukai buah itu karena  pada saat  pertama kali makan , saya langsung muntah dan mual. Hingga sampai sekarang saya tidak suka makan buah durian.  Selain itu hal yang membuat saya trauma adalah jatuh dari sepeda, saat itu saya masih kelas 3 Sekolah dasar , saat itu saya mau mencoba untuk belajar sepeda namun saya terjatuh dan terluka cukup parah dan meninggalkan jejak luka. Pada akhirnya sampai sekarang saya masih tidak bisa menaiki sepeda. 

    Kita bergerak ke pertanyaan nomor tujuh , kenapa saya memilih jurusan arsitektur. Jurusan ini merupakan jurusan Impian sekaligus cita-cita saya semenjak sekolah menengah pertama.Saat itu saya rasa , saya sangat suka mengimajinasikan eksterior dan interior sebuah ruangan. Pada saat itu juga saya senang sekali melihat gambar-gambar di pinterest , seperti gambar mezzanine,loft, rumah dan gedung-gedung yang menurut saya aesthetic. Sebenarnya orang tua saya awalannya mengusulkan saya untuk masuk jurusan kedokteran , namun saya menolak . Kenapa saya menolak , karena saya sendiri merupakan orang fobia darah , saya juga orang yang cepat panik. Sehingga saya pikir , daripada pasien yang kelak saya tangani kenapa-kenapa. Jadi saya izin ke kedua orang tua saya untuk mundur dari dunia kedokteran. Lalu , akhirnya ayah saya kembalik mengusulkan saya untuk masuk untuk masuk jurusan tata boga. Tapi lagi-lagi saya menolak , karena saya sendiri merasa tidak passion di bidang itu . Karena saya juga kurang tertarik dalam dunia masak. Dan kembali lagi saya memutuskan untuk memilih dua jurusan yaitu Interior Design atau Arsitektur.

   Awalnya saya bimbang memilih jurusan design interior atau arsitektur. Namun pada akhirnya , saat saya kelas 9 sekolah menengah pertama , saya memantapkan diri untuk memilih cita-cita sebagai arsitek. Kenapa saya memilih pada akhirnya memilih jurusan arsitek disbanding design interior. Karena  saya pikir kalau saya pilih jurusan arsitek , saya juga bisa  mengerti dan mendalami interior design. Kalau masuk jurusan design interior belum tentu saya mengerti ilmu arsitek. Saat saya kelas 3 sekolah  menengah keatas semester satu , saya makin tertarik untuk masuk jurusan arsitektur setelah melihat gedung-gedung yang dibangun oleh Zaha Hadid. Karena bangunan nya yang bisa dibilang cukup ‘gila’ dan unik. Contoh bangunan yang membuat saya tertarik adalah Heydar Aliyev Centre di Azerbajian dan Port House di Belgium. Selain itu tokoh yang membuat saya terinspirasi adalah Frank Gehry. Bangunan yang paling saya ingat adalah , ia menciptakan design bangunan The Wall Disney Concert Hall , Louis Vuitton Foundation dan Dancing House.

Dipercepat saat kelas 3 Sekolah menengah keatas semester dua , saya punya  kesempatan untuk

Mendapatkan kuota seleksi  SNBP , disitu saya memilih jurusan arsitektur di Universitas Diponegoro. Namun takdir berkata lain saya tidak keterima disana . Lalu saya memutuskan untuk tidak ikut seleksi SNBT dan akhirnya masuk ke Universitas Bina Nusantara jurusan arsitektur .

Pertanyaan terakhir yaitu, sejauh mana anda mencintai arsitektur, kalau disuruh menilai antara satu sampai 10 . Saya aka menilai 8 , karena menurut saya masih harus  banyak yang  perlu pelajari lagi tentang arsitektur.  Saya merasa dunia arsitektur ini merupakan tantangan baru untuk mahasiswa baru seperti saya. Saya berharap saya bisa menjalani hari-hari kuliah di jurusan arsitektur ini dengan baik. 

Dan saya harap ke depan nya , saya bisa mengembangkan skill-skill baru yang berguna untuk ke depan nya.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Benedict Zefanya Adrevin Sambang – Reflection

Bagi saya nous bekerja dalam kehidupan perkuliahan saya adalah dengan cara berjalannya waktu selama di perkuliahan hingga saat ini. Hal ini terjadi di dalam konteks pendidikan arsitektur. NOus itu sendiri merupakan suatu konsep kebajikan yang ada di dalam hidup kita. Kita harus tahu bahwa nous atau universitas itu bisa dibagi menjadi empat hal yaitu episteme, phronesis, sophia, dan techne. Pertama dalam konsep episteme atau bisa dibilang ilmu pengetahuan. Jelas ilmu pengetahuan memiliki andil atau pengaruh yang paling besar. Hal ini terjadi karena di perkuliahan kita bukan semata – mata mengincar nilai tetapi ilmu lah yang dicari. Ilmu yang didapat sangat mempengaruhi kehidupan saya tidak hanya untuk saat ini tetapi di kemudian hari juga. Ilmu yang dipelajari saat di perkuliahan arsitektur tidak hanya tentang bangun membangun tetapi juga mempelajari bagaimana bangunan bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari seperti sosial, pendidikan dan lain-lain. 

Saya mendapatkan ilmu pengetahuan tidak hanya dari dosen ataupun buku saja tetapi apa yang terjadi di lingkungan sekitar juga. Tanpa ilmu pengetahuan mungkin saya sudah berhenti dari perkuliahan bahkan tidak masuk di perkuliahan atau bahkan kehidupan. Ilmu pengetahuan tidak hanya membuat diri kita pintar saja tetapi juga kualitas dalam hidup. Ilmu pengetahuan tidak hanya sekedar ilmu hitung menghitung tetapi juga bagaimana hal-hal kecil dalam kehidupan sekalipun itu termasuk dalam suatu ilmu pengetahuan. 

Tidak terbayang bagaimana bila tidak ada ilmu pengetahuan di dunia. Mungkin saya bisa jungkir balik setiap hari.  Lalu ada yang namanya phronesis atau dalam arti lain merupakan kecerdasan dalam taktikal dalam hal bertindak. Yang jelas terdapat gap atau jarak antar pelajaran yang diajarkan di universitas atau perkuliahan dengan dunia praktik atau kerja. Hal ini karena dunia pendidikan di universitas terutama dalam pendidikan arsitektur didominasi dengan gaya belajar untuk mendengarkan, serta ruang untuk belajar taktikal atau dunia kerja sangatlah sedikit. Hal itu saya alami sendiri sebab banyak pelajaran terutama dari buku sangat tidak relevan dengan apa yang ada di dunia kerja. Hal itu sendiri akan menimbulkan gap antar perkuliahan dan pekerjaan. Sering terjadi apa yang dipelajari jauh dengan apa yang ada di kenyataan. Di Perkuliahan kita diajarkan teori bagaimana bentuk bisa dihubungkan atau membentuk suatu bangunan. Padahal di kenyataan tidaklah sesederhana itu banyak hal bisa mempengaruhi itu. 

Saya yang datang di perkuliahan arsitektur yang benar-benar buta pada awalnya saya bingung jelas karena tidak tahu apa-apa tentang arsitektur. Karena hal tersebut sering terjadi di dunia pendidikan mana pun maka hadirlah yang disebut techne. Techne sendiri di pendidikan arsitektur dapat berupa simulasi studio. Studio di sini dibentuk dengan adanya bagaimana merancang bangunan dari yang sederhana sampai yang rumit. Studio desain itu sendiri akan memperkuat bagaimana itu praktik dan profesi. Pembelajaran perkuliahan dengan model seperti ini biasanya bersifat opsional tidak setiap perkuliahan ada tergantuk bagaimana dari universitas itu sendiri. Lalu ada yang namanya sophia atau bisa disebut kecintaan atau kebencian terhadap dalam berkarya. Sophia itu sendiri lebih bersifat intim dan personal bagaimana kita mengenal diri kita sendiri secara lebih dalam. Bagaimana kita membentuk kecintaan dan kebencian dalam berkarya. Di sini kita bisa saja memiliki role model yang bisa kita jadikan sebagai inspirasi dan motivasi dalam berkarya. Jelas kita jadinya perlu mengenal diri kita sendiri sama halnya seperti pepatah “tak kenal maka tak sayang” ungkapan tersebut tidak semata-mata tertuju pengenalan terhadap orang lain tetapi juga pada diri sendiri yang harusnya kita lebih kenal dari pada orang lain. Kita perlu menyeimbangkan keempat hal tersebut. Jelas di awal sebelum mengenal konsep ini mungkin ada beberapa hal yang tidak seimbang bila tidak ditangani bisa berpengaruh buruk untuk diri sendiri maupun orang lain bisa sekarang maupun ke depannya. Jelas setiap orang memiliki kapasitas dan wawasannya masing-masing tapi kita tetap perlu menyeimbangkan dan meningkatkan keempat hal tersebut.

Saya yang datang awalnya bingung mau masuk jurusan mana awalnya saya lebih tertarik ke computer science akan tetapi saya ingin mencari tantangan jadi saya memilih arsitektur. Di arsitektur saya tidak tahu apa pun baik dari ilmu siapa saja orang-orang yang berpengaruh saya benar-benar tidak tahu. Ketika pertama kali di kelas saya mungkin insecure. Mulai dari teknik menggambar saya saja pikir saya tidak bisa. Saya benar-benar bingung apa yang akan dikerjakan jelas banyak hal baru yang langsung menembus kepala saya. Karena jadwal mata kuliah pertama langsung studio perancangan. Saya sempat ada keraguan setelah beberapa hari di perkuliahan. Ya lambat laun saya jadi sadar bahwa tidak perlu khawatir tentang hal tersebut. Saya sadar saya hanya kalah start saja dengan orang lain tapi bukan berarti saya harus kalah finish dengan yang lainnya. Banyak ilmu yang saya terima yang tidak sekedar ilmu pengetahuan saja. 

Di binus sendiri ada program magang selama 1 tahun nanti pada semester atas jadi mungkin saja nanti kala waktunya saya tahu bagaimana nanti apakah akan ada perbedaan diantara perkuliahan dan dunia kerja. Yang pasti hal tersebut ada. Lanjut dalam hal techne maka akan ada yang namanya kuliah studio mungkin di sini baru ada yang namanya studio perancangan yang benar-benar membantu bagaimana merancang suatu bangunan tidak hanya menggambar di suatu kertas kosong tetapi merancang suatu bangunan banyak hal yang harus di perhitungkan. Ada juga mata kuliah pengenalan ke dunia arsitektur. Di mata kuliah tersebut benar-benar membuka mata saya bahwa arsitektur tidak sederhana dan sangat lah luas. Yang di mana kita tidak hanya merancang tetapi juga diajak untuk berpikir secara kritis bagaimana sesuatu itu bisa dibentuk karena setiap hal yang terjadi tidaklah kebetulan tetapi ada sebab mengapa hal itu bisa terjadi. Juga adakalanya kita memerlukan role model hal itu sangatlah membantu. Karena dengan adanya role model kita jadi ada referensi dan inspirasi.

Mungkin baru-baru ini juga saya mulai mencari dan menemukan beberapa role model sebagai role model di pendidikan arsitektur. Pada waktu itu saya sempat mewawancarai beliau yang menjadi role model saya yaitu Pak Ariko Andikabina. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil setelah saya mewawancarai beliau. Beliau mengatakan apabila telah masuk ke arsitektur walaupun masih dalam tahap pendidikan kita harus masuk tanpa keraguan. Jadi tidak ada keraguan apakah sudah benar masuk ke arsitektur hal itu yang membuat beliau tidak ada penyesalan masuk ke arsitektur. Walaupun di arsitektur bakal membuat yang namanya begadang bahkan menginap di kampus itu benar adanya. Beliau sendiri bilang walaupun di waktu luang beliau tetap belajar. Selain belajar beliau juga aktif dalam berorganisasi sebab kita tidak bisa hanya hidup sendiri kita memerlukan orang-orang yang ada di sekitar kita. Jelas nous banyak mempengaruhi kehidupan perkuliahan saya. Yang awalnya saya mungkin saya tidak seimbang bahkan mungkin tidak ada di diagram tersebut. Saya percaya saya harus bisa menyeimbangkan diagram tersebut. Sebab apabila menyeimbangkan hal tersebut bisa terlihat perbedaan antara yang seimbang dan yang tidak. Apabila bisa menyeimbangkan dampaknya tidak hanya sekarang tetapi juga bakal berdampak untuk kedepannya dan akan menentukan bagaimana kita akan sukses dan tidak. Banyak sekali yang telah saya lalui selama tengah semester ini. Mulai dari teman bahkan dosen maupun lingkungan yang ada di perkuliahan. Aspek – aspek tersebut jelas sangat mempengaruhi kehidupan perkuliahan dan kehidupan sehari-hari. Kita bisa menambah relasi kepada siapapun hal ini yang dapat melatih bagaimana kita bisa bekerja sama dengan orang lain baik secara teknik maupun lisan. Kehidupan di perkuliahan sangat lah berbeda dengan kehidupan ketika sekolah apalagi kalau merantau harus jauh dari rumah. Di mana harus bisa beradaptasi dimanapun dan kapan pun. Harus bertemu dengan orang-orang baru dengan latar belakang yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki wawasan dan kapasitas yang berbeda-beda kita tidak bisa memaksakan mereka sesuai dengan kehendak kita kepada mereka. 

Jelas itu tidaklah adil. Kita juga harus sadar bahwa diri kita sendiri pun tidak sempurna kita tidak bisa merasa puas dengan apa yang kita punya. Kita harus bisa belajar terus dan jangan mudah merasa puas. Banyak orang hanya fokus mengembangkan salah satu diagram saja tanpa mengembangkan diagram lainnya. Hal itu bisa mengakibatkan diri kita jatuh tidak hanya dalam pendidikan tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dari nous dan keempat hal tersebut kita bisa tahu kepribadian setiap orang. Tapi kita juga tidak bisa semata-mata hanya menilai dari keempat hal tersebut. Tetapi kita bakal melihat bila ada orang yang sudah menguasai dan menyeimbangkan keempat hal tersebut bakal terlihat aura dominasi dari dalam dirinya. Kita perlu menyeimbangkan keempat hal tersebut. 

Jelas di awal sebelum mengenal konsep ini mungkin ada beberapa hal yang tidak seimbang bila tidak ditangani bisa berpengaruh buruk untuk diri sendiri maupun orang lain bisa sekarang maupun ke depannya. Jelas setiap orang memiliki kapasitas dan wawasannya masing-masing tapi kita tetap perlu menyeimbangkan dan meningkatkan keempat hal tersebut.  Pertama dalam konsep episteme atau bisa dibilang ilmu pengetahuan. Jelas ilmu pengetahuan memiliki andil atau pengaruh yang paling besar. Hal ini terjadi karena di perkuliahan kita bukan semata – mata mengincar nilai tetapi ilmu lah yang dicari. Lalu ada yang namanya phronesis atau dalam arti lain merupakan kecerdasan dalam taktikal dalam hal bertindak. Yang jelas terdapat gap atau jarak antar pelajaran yang diajarkan di universitas atau perkuliahan dengan dunia praktik atau kerja. Hal ini karena dunia pendidikan di universitas terutama dalam pendidikan arsitektur didominasi dengan gaya belajar untuk mendengarkan, serta ruang untuk belajar taktikal atau dunia kerja sangatlah sedikit. 

Hal itu saya alami sendiri sebab banyak pelajaran terutama dari buku sangat tidak relevan dengan apa yang ada di dunia kerja. Hal itu sendiri akan menimbulkan gap antar perkuliahan dan pekerjaan. Sering terjadi apa yang dipelajari jauh dengan apa yang ada di kenyataan. Diperkuliahan kita diajarkan teori bagaimana bentuk bisa dihubungkan atau membentuk suatu bangunan. Padahal di kenyataan tidaklah sesederhana itu banyak hal bisa mempengaruhi itu. Saya yang datang di perkuliahan arsitektur yang benar-benar buta pada awalnya saya bingung jelas karena tidak tahu apa-apa tentang arsitektur. Karena hal tersebut sering terjadi di dunia pendidikan mana pun maka hadirlah yang disebut techne. Techne sendiri di pendidikan arsitektur dapat berupa simulasi studio. Studio di sini dibentuk dengan adanya bagaimana merancang bangunan dari yang sederhana sampai yang rumit. Studio desain itu sendiri akan memperkuat bagaimana itu praktik dan profesi.  

Pembelajaran perkuliahan dengan model seperti ini biasanya bersifat opsional tidak setiap perkuliahan ada tergantung bagaimana dari universitas itu sendiri. Lalu ada yang namanya sophia atau bisa disebut kecintaan atau kebencian terhadap dalam berkarya. Sophia itu sendiri lebih bersifat intim dan personal bagaimana kita mengenal diri kita sendiri secara lebih dalam. Bagaimana kita membentuk kecintaan dan kebencian dalam berkarya. Di sini kita bisa saja memiliki role model yang bisa kita jadikan sebagai inspirasi dan motivasi dalam berkarya. Jelas kita jadinya perlu mengenal diri kita sendiri sama halnya seperti pepatah “tak kenal maka tak sayang” ungkapan tersebut tidak semata-mata tertuju pengenalan terhadap orang lain tetapi juga pada diri sendiri yang harusnya kita lebih kenal dari pada orang lain.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Bezeleel Vito Takidjo – Reflection

Bagi saya, Nous merupakan bahasa Yunani yang berarti kecerdasan (intelligence). Nous mengandung empat unsur utama, yaitu Sophia (kebijaksanaan/wisdom), Techne (pengetahuan praktis/practical knowledge), Phronesis (kebijaksanaan praktis/practical wisdom/prudence), dan Episteme (pengetahuan universal/universal knowledge). Kelima istilah tersebut merupakan filosofi Aristoteles, yang disebut juga sebagai tipe-tipe pengetahuan.

Nous merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti kecerdasan. Kecerdasan ini mencakup pengetahuan dan kebijaksanaan. Kecerdasan ini bukan hanya mengetahui, tetapi mengerti. Kehidupan kuliah saya penuh dengan pengetahuan dan kebijaksanaan yang perlu dipelajari secara mendalam dan harus benar-benar dimengerti, untuk mencapai sebuah hasil yang baik dan dapat dipergunakan di dunia nyata setelah kuliah. Saya perlu mengerti bagaimana menjadi seorang arsitek yang baik dan apa yang harus saya lakukan untuk menjadi seorang arsitek yang baik.

Sophia merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti kebijaksanaan, yaitu sebuah kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Sophia juga melingkupi pengejaran pengetahuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bermakna. Dalam masa kuliah saya, saya perlu bijak untuk mengetahui apa yang harus saya kerjakan dan bagaimana saya mengerjakannya. Saya perlu mengejar pengetahuan yang lebih untuk mencapai kehidupan yang saya anggap bermakna, yaitu kehidupan yang normal dan sukses dengan penyertaan Tuhan Yang Maha Esa. Saya perlu bijak dalam semua tindakan saya pada saat kuliah, dari yang sudah jelas sampai yang kurang jelas.

Phronesis merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti kebijaksanaan praktis. Perbedaannya dari Sophia, yaitu ini melingkupi kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat, dan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang baik. Seorang arsitek yang baik tidak akan membuat rancangan yang memotong sudut. Saya perlu mengerti apa pengetahuan yang baik untuk saya dan yang buruk untuk saya. 

Techne merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan praktis atau keahlian. Ini merupakan kemampuan untuk membuat dan menciptakan. Kemampuan untuk membuat sesuatu dari sesuatu yang telah ada, kemampuan untuk belajar menciptakan sesuatu. Dan di dalam dunia arsitektur, saya belajar bagaimana untuk membuat rancangan yang indah dan praktis, dan bagaimana aplikasinya di dalam dunia nyata.

Episteme merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan universal. Ini disebut juga dengan logika, yaitu kemampuan mengambil keputusan dari data dan pengertian yang telah ada. Logika merupakan hal yang tidak sulit untuk dipikirkan oleh manusia, karena manusia memiliki akal budi yang jauh lebih hebat daripada binatang. Saya perlu memiliki logika yang kuat untuk mengambil keputusan yang baik pada saat kebijaksanaan saya tidak memadai.

Untuk lebih jelas, Nous sendiri memiliki tujuh poin utama, sama dengan empat unsur yang lain:

Intellect and Understanding, yaitu sebuah kemampuan untuk menilai sesuatu secara kognitif. Kepintaran dan pengertian adalah lebih tinggi daripada hanya persepsi dan sensasi.

Intellectual Faculty. Ini melingkupi sebuah kemampuan untuk merenungkan dan pengertian kebenaran secara faktual. Kesadaran untuk merenungkan pilihan yang telah diambil dan mempertimbangkan pula konsekuensi dari pilihan tersebut, serta membedakan fakta dan fiksi serta memilih kebenaran yang telah dibuktikan.

Divine Nous merupakan sebuah pengertian yang sempurna terhadap prinsip-prinsip utama. Tidak ada manusia yang bisa mencapai Divine Nous, karena memang diluar oleh nalar manusia.

Understanding First Principles: sebuah pengertian bagaimana melakukan hal-hal yang simpel dan mendasar, seperti anak yang belajar angka-angka sebelum belajar penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya. Sebuah langkah pertama yang diambil manusia saat mereka lahir, dan awal dari segala keahlian di dunia.

Eternal and Unchanging. Nous merupakan kekal dan tidak berubah. Konsep ini sering dihubungkan dengan sebuah entitas kosmik yang luar biasa, yang memiliki pemikiran kekal dan pengertian tentang segala hal.

Contemplative Activity: Manusia memikirkan dan merenungkan. Manusia merefleksikan kembali semua yang telah mereka jalani, dan memutuskan kembali apakah yang telah mereka lakukan adalah sepadan, dan apakah mereka menyesali segala perbuatan mereka.

Connection to Eudaimonia, yaitu segala yang kita lakukan merupakan kontribusi kepada eudaimonia, atau kebaikan manusia yang paling tinggi.

Sophia memiliki tujuh poin utama pula. Ketujuh poin tersebut adalah sebagai demikian:

Highest Form of Knowledge: Sophia merupakan sebuah pengertian tentang prinsip-prinsip yang paling utama, melebihi keahlian (Techne) dan pengetahuan saintifik (Episteme). 

Contemplative Wisdom: kemampuan untuk memikirkan hal-hal jangka panjang, dibandingkan oleh Phronesis yang merupakan kemampuan mengambil keputusan pada saat-saat yang spesifik. Memikirkan konsekuensi jangka panjang dan bijak dalam mengambil keputusan merupakan salah satu hal yang perlu dikuasai oleh manusia.

Philosophical Wisdom: sebuah cinta terhadap kebijaksanaan. Manusia yang mencari kebijaksanaan yang lebih tinggi dan pengertian yang lebih luar biasa. Inilah salah satu unsur utama manusia, selalu mencari hal yang lebih tinggi dan selalu meraih sebuah kebijaksanaan dan pengertian yang lebih tinggi.

Understanding the Divine Order, yaitu pengertian terhadap hal-hal yang lebih tinggi yang tidak dapat diraih oleh manusia. Seluruh kepercayaan selalu merujuk kepada sebuah entitas yang lebih tinggi daripada manusia, dan bagaimana manusia bisa mencapai status tersebut/mencapai perdamaian abadi dengan entitas tersebut.

Intellectual Virtue, yaitu pencarian pengetahuan yang lebih tinggi. Lebih pintar, lebih bijak, dan lebih mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui. Manusia selalu mencari pengetahuan yang semakin tinggi, dan itu adalah alasan mengapa manusia bisa maju dan berkembang pesat, serta menjadi penguasa bumi ini.

Eudaimonia, atau kebaikan manusia yang paling tinggi. Sophia berkontribusi terhadap Eudaimonia, seperti sebelumnya, yaitu mengejar kebijaksanaan yang lebih tinggi.

Theoretical Rationality, yaitu bentuk tertinggi dari pemikiran dan pengertian. Berpikir secara teoritis, membuat ide-ide baru di kepala, dan mencari cara untuk bisa diaplikasikan di dunia nyata. Berpikir secara teoritis adalah salah satu buah akal budi manusia.

Episteme memiliki lima poin utama. Poin-poin tersebut mendukung argumen bahwa Episteme merupakan pengetahuan secara universal.

Universal Truths: ini merupakan sebuah konsep-konsep yang dapat diterapkan secara universal dan kapan saja, menjadi sebuah pondasi yang solid untuk mencapai pengertian terhadap dunia yang lebih tinggi. 

Necessary Knowledge merupakan sebuah pemahaman yang diperlukan dan penting. Arsitek perlu paham bagaimana merancang bangunan yang tidak akan rubuh. Dokter perlu mengerti bagaimana menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan nyawa manusia. Pemadam kebakaran perlu tahu bagaimana memadamkan api dan melakukan tindakan evakuasi. Guru perlu mengerti materi yang akan diajarkan dan bagaimana mengajar materi tersebut untuk para muridnya untuk dimengerti.

Systematic and Organized. Manusia adalah makhluk yang teratur. Mengorganisasikan banyak hal adalah salah satu kekuatan manusia, dan melakukan hal-hal secara sistematis dan efisien adalah pula salah satu alasan mengapa manusia bisa maju.

Scientific Knowledge. Pengetahuan secara saintifik, mempertanyakan banyak hal, dan membuktikan kebenaran suatu pernyataan merupakan sifat utama manusia. Mencari alasan dan bukti-bukti kebenaran secara sistematis, teratur, dan logika.

Intellectual Virtue. Episteme juga melingkupi pencarian pengetahuan yang lebih tinggi, yaitu sebuah sifat dari pengetahuan secara saintifik juga. 

Phronesis memiliki enam poin utama. 

Practical Decision-Making. Memikirkan apa yang benar secara etis dan secara moral dalam suatu konteks. Memilih tindakan yang benar secara general. Membedakan yang baik dan yang jahat. Semuanya adalah sifat-sifat utama manusia.

Contextual Knowledge. Bagaimana mengaplikasikan pengetahuan di suatu konteks yang spesifik. Tahu bagaimana menyelesaikan berbagai masalah yang berbeda dan tidak berhubungan dengan satu sama lain.

Ethical Character, yaitu memilih pilihan yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk manusia. Untuk manusia, dan untuk keberlangsungan kehidupan manusia.

Balancing Acts. Tahu bagaimana menyeimbangkan faktor-faktor yang ada dalam mengambil sebuah keputusan. Secara bawaan, manusia sangat baik dalam mengambil resiko dalam mengambil keputusan.

Experience and Learning, yaitu kemampuan untuk mempelajari hal-hal yang baru yang belum pernah dialami. Manusia selalu belajar. Manusia selalu menemukan hal-hal yang baru sampai akhir hayatnya. Manusia selalu berusaha untuk mencari pengalaman yang baru untuk memperkaya diri sendiri.

Social and Political Context: Sebuah hal yang perlu dikuasai oleh politisi dan pembuat hukum untuk menjaga dan menyenangkan rakyat.

Techne memiliki tujuh poin utama. 

Practical Skill or Craftsmanship, yaitu sebuah kemampuan untuk membuat sesuatu yang telah ada menjadi sesuatu yang lain. Mengubah bijih besi menjadi batangan besi. Membentuk kayu menjadi meja. Menciptakan hal-hal baru dari yang sudah ada.

Instrumental Knowledge, adalah sebuah kemampuan untuk mencapai sebuah akhir yang spesifik. Mempelajari arsitektur untuk menjadi arsitek, merancang bangunan untuk infrastruktur manusia. 

Learned and Teachable. Sebuah pelajaran yang dapat diajarkan dan dipelajari. Guru mengajarkan muridnya karena guru telah diajarkan duluan. Segala hal yang diajarkan di sekolah secara kurikulum, dan segala yang dapat dipelajari dengan arahan orang lain.

Product-Oriented, yaitu mementingkan hasil akhir. Seringkali tidak peduli apa yang kita lakukan, yang penting kita mencapai tujuan kita dengan baik. Berwisata ke Bandung, naik kereta cepat atau mobil, tujuannya adalah sama dan manusia seringkali mengambil jalan yang lebih efisien untuk mencapai tujuannya dengan lebih cepat.

Rules and Techniques, yaitu mementingkan aturan yang telah ada untuk mencapai hasil yang efisien dan teratur. Mengikuti contoh yang telah ada karena contoh tersebut adalah yang terbaik. Menjadi sebuah contoh yang baik untuk diikuti oleh generasi selanjutnya, tanpa memotong sudut.

Artistic and Technical Aspects. Sebuah kemampuan secara natural yang dimiliki seseorang. Seorang dokter tahu bagaimana menyelamatkan jiwa. Seorang seniman tahu bagaimana membuat sebuah karya seni yang indah dan menggugah banyak orang. Seorang polisi yang tahu bagaimana melindungi dan melayani masyarakat.

Practical Rationality. Efektifitas untuk mencapai suatu tujuan. Menciptakan hal yang memudahkan pekerjaan, membuat ide-ide baru yang dapat menambah produktivitas dan moral pekerja. Membuat alat-alat yang kompleks untuk mempercepat dan menambah jumlah hasil.

Kelima unsur inilah yang menjadi klasifikasi dari pengetahuan. Manusia adalah makhluk yang berakal budi dan pintar, manusia tahu bagaimana melakukan hal yang etis, moral, dan legal dalam melakukan sesuatu, mencari cara yang efisien, meraih sebuah kebijaksanaan dan pengetahuan yang lebih tinggi, dan mendorong diri untuk menjadi lebih baik. Manusia adalah makhluk tertinggi di bumi ini, dan tidak ada alasan mengapa manusia tidak dapat meraih hal-hal besar.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Brandon Joshua Haholongan Nainggolan- Reflection

Bagi saya, ‘Nous’ merupakan equilibrium kehidupan professional dan pendidikan.  Saya menyimpulkan definisi dari kata ini sebagai akal atau pemahaman yang baik. Akal atau pemahan manusia dibagi menjadi empat quadran; empat quadran tersebut adalah Sophia, Episteme, Techne, dan Phronesis. Sophia merupakan esensi diri kita sendiri, sedangkan Episteme, Phronesis, dan Techne merupakan sesuatu yang kita dapatkan atau pelajari dari hidup kita. Sinergi dari keempat quadran adalah pemahaman yang baik, yaitu Nous. Dalam mata kuliah ‘Introduction to Architecture’, Nous dipelajari dalam konteks studi dan professional arsitektur. 

Sophia adalah istilah berasal Yunani yang berarti ‘Kebijaksanaan’. Kebijaksanaan ini merupakan pemahaman dan akal diri sendiri. Hal ini mencakup kepercayaan, moral, pandangan pribadi, dan lain lain. Menurut saya, Sophia merupakan dasar pemahaman manusia sedangkan kuadran-kuadran lain merupakan skill atau pengetahuan yang sesuai dengan sophia. Hal ini dikarenakan quadran inilah yang merupakan pemahaman khas yang memang dari diri seseorang. Quadran ini menunjukkan kemauan, kepribadian, perasaan, dan hal-hal lain yang unik untuk setiap orang. Dari quadran inilah seseorang bisa mengetahui tujuan hidup karena tujuan tersebut didasari dengan siapa diri seseorang tersebut. 

Contoh Sophia dalam kehidupan sehari-hari adalah passion seseorang. Dalam melakukan apapun, seseorang akan lebih senang jikalau ia menyukai aktivitas yang ia lakukan. Hal ini adalah Sophia karena menunjukkan pribadi seseorang dalam kemauannya. Contoh ini saya rasakan dalam kehidupan perkuliahan saat mengerjakan tugas. Ketika memandang tugas mendesain hanya sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan sebelum deadline, saya selalu malas dan tidak semangat mengerjakan tugas. Namun, ketika saya melihat arsitek-arsitek yang hebat dan karya-karyanya yang hebat, saya merasa terinspirasi. Dari inspirasi tersebut, tugas bukan sekedar kewajiban kuliah saja tetapi juga menjadi sarana mengalirkan passion dan kemauan saya dalam arsitektur. Dengan ini, saya menjadi lebih semangat dalam melakukan tugas.

Episteme merupakan istilah berasal dari Yunani yang berarti pengetahuan. Episteme adalah pemahaman seseorang yang teoritis seperti pengetahuan teori fisika, fakta-fakta sejarah, dan lain-lain. Episteme merupakan dasar melakukan apapun. Tanpa pengetahuan, maka kita tidak bisa melakukan apapun. Contohnya, seseorang tidak akan bisa menjadi seorang arsitek jikalau ia tidak mengerti teori-teori yang mendasari desain gedung. Quadran ini adalah pemahaman yang diasah melalui pendidikan. Quadran Sophia dan Episteme adalah pemahaman yang berfokus pada diri sendiri. Sophia berfokus pada diri karena merupakan pemahaman dari diri sedangkan episteme berfokus pada diri karena membaikkan pengetahuan sendiri.

Contoh Episteme dalam kehidupan perkuliahan saya adalah mengikuti Pelajaran di kuliah. Dalam Pelajaran-pelajaran tersebut, dosen-dosen memberikan ilmu teoritis saat mengajar. Contoh mata kuliah yang mengasah episteme adalah Architectural History, dimana kita belajar arsitektur setiap era sepanjang Sejarah dunia. Karena belum terasa kegunaannya, saya sering malas belajar untuk mengasah pemahaman episteme yang sangat teoritis. Namun, saya mengerti bahwa pengetahuan tersebut akan dipakai dalam kehidupan saya kedepannya. Jikalau ada pun pengetahuan yang tidak dipakai, tidak ada salahnya untuk mengetahui lebih banyak. Oleh karena itu, saya akan mencoba sekuat mungkin untuk mengasah pemahaman episteme. 

Phronesis merupakan pemahaman secara praktek. Quadran ini adalah kebalikan dari Episteme yang bersifat teoritis. Berdasarkan definisi, Phronesis hanya bisa diasah ketika benar-benar melakukan praktek seperti saat bekerja atau magang. Phroneses mencakup skill-skill praktek seperti time management, politik kantor, dan lain-lain. Contoh pemahaman Phroneses dalam kehidupan seorang Arsitek adalah memiliki kesimbangan antara pengetahuannya dan keinginan klien (contoh: selera konsultan Arsitek dan klien beda, maka harus dicari keseimbangan yang baik agar tercapai gedung yang terbaik). 

Karena belum pernah praktek, saya belum memilki pemahaman phronesis yang baik. Namun, saya mendapatkan contoh-contoh phronesis ketika melakukan interview dengan Ibu Doti Windajani. Ia menjelaskan bahwa salah satu skill yang diperlukan dalam pekerjaan apapun adalah managemen yang baik. Seseorang harus bisa me-manage apa yang harus dilakukannya dan kapan melakukannya agar semua yang perlu dilakukan terlaksana. Ibu Doti menjelaskan bahwa seseharinya sibuk dengan melakukan tugasnya sebagai Principal Architect dari PT Quadratura Indonesia dan sebagai Ketua dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Jikalau ia tidak menggunakan setiap waktunya dengan baik setiap hari, maka ia tidak akan bisa melakukan semua tugasnya. Sekarang saya belum bisa benar-benar mengasah phronesis yang spesifik terhadap arsitek karena belum menjadi arsitek, namun saya bisa mengasah phronesis dalam aspek lain. Ibu Doti juga menjelaskan bahwa networking adalah skill yang penting dalam praktek karena hal tersebut membuka jalur-jalur professional. Oleh karena itu, saya bisa mengasah phronesis dengan berteman dengan baik. Dalam kuliah, saya juga bisa melakukan phronesis dengan mengikuti organisasi-organasasi kemahasiswaan karena hal tersebut mengasah skill seperti teamwork, managemen antara kuliah dan organisasi, dan lain-lain

Dalam praktek, diperlukan Phronesis dan Episteme. Namun, ketika memasuki praktek, seseorang akan kewalahan di awal jikalau tidak memilki esensi Phronesis sama sekali. Namun, Phronesis tidak bisa diasah jikalau belum memasuki praktek. Hal tersebut menunjukkan sebuah celah diantara pendidikan dan praktek. Oleh karena itu, adanya pemahan Techne. Techne merupakan pendidikan, namun bukan pendidikan yang sangat teoritis, melainkan pendidikan yang mensimulasikan praktek. Quadran ini memilki esensi dari Phronesis dan Episteme.  Phronesis dan Techne adalah pemahaman yang fokus terhadap professionalism karena melatih pemahan seseorang secara praktek.

Contoh quadran Techne dalam kehidupan kuliah saya adalah saat di studio. Saat di studio, saya tidak hanya mendengarkan teori-teori yang dijelaskan dosen. Namun, saya mensimulasikan menjadi arsitek dengan menggunakan teori-teori yang dipelajari untuk mendesain. Dengan hal tersebut, saya melatih teori dan melatih praktek dengan mendesain. Hal ini adalah pengasahan pemahaman Techne dimana teori digunakan dalam simulasi praktek. Berbeda dengan Episteme, saya lebih semangat di studio karena kegunaannya lebih terasa dibandingkan dengan teori.

Untuk memiliki Nous, keempat kuadran harus diasah dengan baik dan bersinergi dengan baik. Jikalau quadran tidak seimbang, maka seseorang tidak memiliki pemahaman yang baik. Contohnya, jikalau seseorang mengasah Sophia namun tidak memiliki quadran lain, ia akan mengetahui apa yang ia mau tetapi tidak bisa melakukan hal tersebut. Kebalikkannya, jikalau seseorang memiliki pengetahuan dan skill praktek namun yang ia lakukan tidak sesuai dengan passionnya, maka orang tersebut menjadi seperti robot yang hidupnya hanya melakukan tugas dan tidak ada kepribadian. Dengan demikian, Nous adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Brian Hugo Tan – Reflection

Bagi saya Nous adalah kemampuan khusus yang memungkinkan seseorang merasakan kebenaran dan hal-hal yang bersifat ilahi, seperti kebajikan. Proses penerapan Nous, yaitu memahami sesuatu melalui Nous, disebut noesis. Noesis sering dianggap mirip dengan penglihatan, di mana seseorang ‘melihat’ kebenaran atau pemahaman mendalam. Dan Nous Tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut.

Phronesis adalah istilah Yunani yang mengacu pada kecerdasan taktikal atau praktis. Ini adalah kemampuan untuk membuat keputusan bijaksana dalam situasi yang bersifat praktis dan kompleks. Phronesis bukan hanya tentang pemahaman konseptual atau teoretis; itu melibatkan kemampuan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam situasi yang beragam dan berubah-ubah.

Phronesis mencakup berbagai aspek, termasuk:

Kemampuan Pengambilan Keputusan: Phronesis melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi situasi, menganalisis konsekuensi dari berbagai tindakan, dan memilih tindakan yang paling bijaksana.

Etika dan Moralitas: Phronesis sering terkait erat dengan pertimbangan etika dan moral. Ini membantu individu untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan norma-norma sosial.

Konteks Spesifik: Phronesis selalu ada dalam konteks yang spesifik. Keputusan yang bijaksana dalam satu situasi mungkin tidak sama dengan yang bijaksana dalam situasi lain. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami konteks dan merespons dengan bijaksana adalah inti dari phronesis.

Contoh dari penerapan phronesis termasuk situasi sehari-hari waktu kuliah seperti pengambilan keputusan dalam menjawab sebuah soal ujian, etika dengan berperilaku pada orang lain baik teman atau pun dosen, dan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. Dalam semua kasus ini, phronesis membantu individu untuk mengevaluasi kompleksitas situasi dan bertindak secara bijaksana.

Phronesis itu Sendiri bisa menjadi apa saja

Contoh hal yang mendukung phronesis itu sendiri adalah dengan melakukan magang, yang dimana kita akan selalu menggunakan kecerdasan taktikal kita untuk menyelesaikan masalah yang ada, dengan cara mengevaluasi dan mempertimbangkan segala hal yang mungkin terjadi.

Sophia: Keberanian dan Pemahaman Nilai-Nilai Tinggi

Sophia adalah istilah yang mengacu pada keberanian dan pemahaman nilai-nilai yang lebih tinggi dalam kehidupan. Sophia melibatkan sikap berani untuk menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan keyakinan pada nilai-nilai yang diyakini. Ini juga mencakup keberanian dalam mengejar visi kreatif dan tujuan yang lebih mendalam.

Aspek-aspek utama dari Sophia meliputi:

Keberanian: Sophia melibatkan keberanian untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan berani bergerak maju meskipun ketidakpastian. Keberanian adalah sifat penting dalam pengembangan nilai-nilai dan visi yang lebih tinggi dalam kehidupan.

Keyakinan dalam Nilai-Nilai: Sophia melibatkan keyakinan yang kuat dalam nilai-nilai yang dianggap penting. Ini mencakup keyakinan pada keadilan, kebaikan, kebenaran, dan nilai-nilai yang bersifat ilahi.

Semangat untuk Mencapai Tujuan: Sophia memotivasi individu untuk mengejar visi dan ide-ide kreatif. Hal ini mengilhami tindakan yang bermakna dan tujuan yang lebih tinggi dalam kehidupan.

Sophia relevan dalam berbagai konteks, termasuk profesi, seni, dan pelayanan masyarakat. Dalam profesi, Sophia dapat membantu individu untuk berani berinovasi dan mengejar solusi yang lebih baik. Dalam seni, Sophia merupakan sumber inspirasi untuk penciptaan karya seni yang mendalam dan berarti. Dalam pelayanan masyarakat, keyakinan dalam nilai-nilai yang tinggi mendorong individu untuk berkontribusi pada kebaikan masyarakat.

Techne: Keterampilan Teknis dan Keahlian Praktis

Techne adalah istilah yang mengacu pada keterampilan teknis dan keahlian praktis dalam berbagai bidang. Ini mencakup kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan konsep dalam situasi praktis. Techne sering ditemukan dalam pekerjaan, profesi, dan bidang-bidang di mana keterampilan teknis diperlukan.

Aspek-aspek utama dari Techne termasuk:

Keterampilan dan Keahlian: Techne melibatkan pengembangan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas praktis dengan efektif. Ini bisa berupa keterampilan teknis seperti pengelasan, pemrograman komputer, atau keterampilan seni seperti melukis.

Aplikasi Pengetahuan: Techne adalah tentang mengambil pengetahuan yang ada dan menggunakannya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Ini melibatkan kemampuan untuk merancang, membangun, atau melaksanakan sesuatu dengan tingkat keahlian yang tinggi.

Pengalaman Praktis: Pengalaman dalam situasi nyata sangat penting dalam pengembangan Techne. Simulasi studio, pelatihan praktik, dan pengalaman lapangan adalah cara-cara untuk mengasah keterampilan teknis. 

Dalam berbagai bidang, Techne sangat relevan. Dalam dunia kerja, keterampilan teknis sangat penting untuk melakukan tugas-tugas pekerjaan dengan efisien. Dalam profesi seperti pada umumnya arsitektur dan teknik, Techne adalah bagian integral dari pelatihan dan praktik. Dengan adanya pelatihan dan praktik ini akan mendorong perkembangan baik itu soft skill ataupun hardskill di bidang tecne itu sendiri dengan adanya perkembangan skill atau kemampuan ini akan dapat di pergunakan dan bisa menjadi apa saja.

Episteme: Ilmu Pengetahuan dan Pengetahuan Mendalam

Episteme adalah istilah yang mengacu pada ilmu pengetahuan dan pengetahuan yang mendalam. Ini mencakup pengetahuan teoritis dan konseptual yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan pendidikan formal. Episteme adalah salah satu bentuk pemahaman yang paling mendalam dan diperoleh melalui eksplorasi konsep dan teori yang mendasarinya.

Aspek-aspek utama dari Episteme meliputi:

Pengetahuan Teoritis: Episteme mencakup pemahaman konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari suatu disiplin atau bidang ilmu.

Pendidikan Formal: Episteme sering diperoleh melalui pendidikan formal, seperti kuliah, penelitian, dan studi yang mendalam. Ini melibatkan eksplorasi konsep-konsep dan teori yang ada dalam suatu bidang ilmu.

Kontribusi pada Inovasi dan Perkembangan: Episteme memungkinkan individu untuk berkontribusi pada inovasi dan perkembangan dalam berbagai bidang. Ilmu pengetahuan mendalam adalah dasar bagi banyak penemuan dan kemajuan dalam masyarakat.

Episteme sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Dalam bidang seperti sains, matematika, dan filosofi, episteme membantu individu untuk memahami dasar-dasar konsep dan teori. Pendidikan formal dan penelitian ilmiah berperan penting dalam mengembangkan episteme dalam berbagai disiplin ilmu. Jika di hubungkan dengan arsitek hal ini dapat di kaitkan dengan bagaimana kita mencari pengetahuan baik yang di pelajari dari diri sendiri ataupun dari orang lain, yang dimana kita mencari sebuah pengetahuan dari mengikuti seminar, ataupun sebuah wawancara.

Dalam keseluruhan, Phronesis, Sophia, Techne, dan Episteme adalah konsep-konsep yang saling melengkapi dalam membentuk pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai aspek kehidupan. Phronesis membantu individu untuk bertindak secara bijaksana dalam situasi praktis, Sophia memotivasi mereka untuk menjalani hidup dengan keberanian dan nilai-nilai yang lebih tinggi, Techne memberikan keterampilan teknis yang diperlukan dalam pekerjaan dan praktik, dan Episteme membantu individu untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang ilmu pengetahuan dan teori dalam berbagai disiplin ilmu. Kombinasi keempat konsep ini membentuk dasar pemahaman dan tindakan yang kaya dalam berbagai aspek kehidupan. Dari konsep konsep tersebut kita dapat mengenali ciri khas seseorang.

Dengan adanya phronesis, Sophia, techne dan episteme akan berpengaruh dalam meningkat kan kualitas diri kita dan perkembangan diri dengan keterampilan dalam perkuliahan. Baik itu secara sosial dan lainnya. contoh nya adalah kita jadi lebih mudah untuk berkomunikasi dengan orang sekitar, kita jadi lebih berani dalam mengambil suatu Tindakan Ketika ada masalah ataupun tidak ada masalah dalam perkuliahan, dan juga kita dapat memperkembang ilmu pegetahuan dengan dasar yang kita miliki tentang pengetahuan baik dari episteme ataupun yang lain nya.

Berikut adalah cerita saya Ketika wawancara dengan seorang arsitek yang dimana dari 4 hal ini phronesis,Sophia,techne dan episteme terdapat dalam kegiatan saya.

Ketika saya mendapatkan tugas wawancara yang mengharuskan setiap mahasiswa untuk melakukan wawancara dengan seorang arsitek dan menjadikannya sebagai role model, awalnya saya merasa bingung mengenai tugas tersebut. Namun, saya memutuskan untuk mengambil tindakan yang mendukung pelaksanaan tugas ini. Pilihan ini mencerminkan phronesis, yaitu kebijaksanaan praktis dalam mengambil tindakan yang tepat. Saya memutuskan untuk memilih seorang arsitek yang saya kagumi dan ingin saya wawancarai.

Dalam proses ini, saya merasa perlu untuk memiliki keberanian, yang merupakan salah satu aspek dari sophia. Keberanian ini mendorong saya untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas ini. Setelah saya memilih seorang arsitek, langkah selanjutnya adalah membuat jadwal wawancara. Proses ini melibatkan penggunaan techne, yaitu pengetahuan dan keterampilan teknis dalam mengorganisasi wawancara.

Saya berupaya untuk mempersiapkan diri dengan baik agar wawancara berjalan lancar. Saya meluangkan waktu 30 menit sebelum wawancara dimulai untuk mempersiapkan pertanyaan yang akan saya ajukan dan juga aspek-aspek lainnya yang perlu diperhatikan. Hal ini merupakan contoh dari techne, di mana saya berlatih dan mempersiapkan diri untuk meningkatkan keterampilan teknis saya dalam mengaplikasikan pengetahuan.

Hari pertemuan wawancara tiba, dan wawancara dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom. Saya merasa perlu untuk mencoba melaksanakan praktik teknis tersebut untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik. Selama wawancara, saya mencoba menjalankan episteme, yaitu upaya untuk menerima ilmu dan pengetahuan dari arsitek yang saya wawancarai.

Saya mendengarkan omongan beliau dengan seksama, mencoba memahami setiap informasi yang disampaikan. Pertanyaan terus berlanjut hingga mencapai akhir wawancara, di mana saya menyampaikan terima kasih atas waktu yang telah diberikan oleh arsitek tersebut untuk berbicara dengan saya. Ini mencerminkan tindakan sopan dan menghargai orang lain.

Dalam perjalanan ini, saya merasa bahwa wawancara ini adalah sebuah pengalaman berharga. Saya tidak hanya mendapatkan wawasan yang berharga dari seorang arsitek yang saya kagumi, tetapi juga melatih diri dalam aspek-aspek seperti phronesis,Sophia, techne, dan episteme. Proses ini telah membantu saya dalam pengembangan diri dan pemahaman saya terhadap dunia arsitektur.

Dengan tindakan yang saya ambil, baik dalam memilih arsitek, mempersiapkan wawancara, dan menjalankannya dengan baik, saya merasa bahwa tugas ini telah membantu saya dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan teknis. Semua ini adalah langkah yang penting dalam perjalanan saya sebagai mahasiswa dan calon arsitek.

Agar diri kita menjadi lebih baik lagi kita juga harus menggali diri kita yang dimana dalam pengembangan diri tersebut adalah dengan memiliki Original Mind, Conventinal Mind dan Juga Dimentional Mind.

Original mind adalah mengetahui isi terdalam dari diri kita sendiri dan kita bisa jujur dalam melihat apa itu pencapaian dan apa itu Namanya ketakutan.

Conventional mind adalah bagaimana membuat diri kita bisa di terima yang dimana bisa disebut society accepted. Yang dimana itu bisa menjadi sebuah material ataupun sebuah circle, conventional mind itu sendiri adalah tentang masa depan, bagaimana masa depan itu dirajut tidak dengan rasa khawatir, bahwa masa depan itu justru tidak perlu dipikir terlalu jauh, tapi perlu ada sebuah angan imajinasi bahwa kita semua didalam hidup ini memiliki passion atau memiliki kebahagiaan apabila kita melihat diri kita kedepan itu lebih baik dari hari ini.

Dan Dimentional mind itu sendiri adalah penggabungan dari original mind dan conventional mind, yang dimana penyadaran bahwa didalam masa kini kita harus menikmati kehidupan kita yang sekarang. Kehidupan yang sekarang adalah kehidupan dimana kita memiliki kontrol terhadap waktu dan material. Dan kehidupan sekarang adalah kehidupan dimana kita tidak membandingkan juga antara masa lalu dan masa depan kita, kehidupan sekarang adalah kehidupan yang bahagia, karena dengan kita memahami bahwa kita hidup didalam kondisi saat ini, barulah kebahagiaan itu menjadi nyata, dan kita bisa berhenti berfikir tentang angan-angan yang belum ada dan trauma yang selalu ada. Jadilah muncul sebuah rasa cukup dalam hidup.

Dalam pengembangan diri saya sendiri di perlukan effort atau usaha yang besar untuk mencapai kesuksesan yang dimana dengan effort ini akan mengembangkan skill atau kemampuan kita, dari kemampuan tersebut jika di kembangkan lagi akan menjadi sebuah achievement atau pencapaian dari diri sendiri.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Chalvin Tri Ananta – Reflection

Pengaruh dasar atau fundamentak 3 Dimensi kehidupan yang saya pahami dalam menempuh dunia perkuliahan ini 

Pengaruh 3 Dimensi kehidupan yang saya pahami yang saya rasakan didalam dunia perkuliahan saya adalah saya dapat memiliki suatu tujuan yang jelas terhadap visi dan misi saya dalam mewujudkannya dengan cara fundamental yaitu original mind terlebih dahulu hal yang baik yang orang tua saya pernah ajarkan agar kelak saya menjadi anak yang berguna dimasa depan, kemudian yang ke dua ada confessional mind dimana saya tidak perlu khawatir memikirkan hal-hal dimasa depan yang mengganjal dalam pemikiran yang sebenarnya itu adalah scenario yang belum meyakinkan dan solusi itu saya memakai cara memahami ajaran stoicsm yang sudah berlalu biarkan lah berlalu tidak usah diterlalu pikirkan, dan terakhir Dimensional mind yang dimana dengan adanya ajaran stoicsm saya lebih menghargai kehidupan setiap harinya setiap detiknya karena telah diberi perpanjangan hidup dari sang pencipta untuk menjalani hari dengan suka duka setiap harinya.

Dimulai dari menggali 3 jenis dimensi yaitu ada Original mind, Confessional mind, dan Dimensional Mind yang menurut pengertian dari power point ( belajar “profassional practice” dari orang lain )

1. Dimensi pertama tentang bagaimana kita mendapatkan kebijaksanaan, tau bahwa kita bisa mengukur diri dengan sebuah kesadaran bahwa apa yang kita kerjakan itu perlu menembus batas diri kita pribadi dimasa lalu. Masa lalu adalah tentang ketakutan dan kesakitan. 

2. Dimensi kedua adalah tentang masa depan, bagaimana masa dean it dirajut tidak dengan rasa khawatir, bahwa masa depan itu justru tidak perlu dipikir terlalu jauh, tapi perlu ada sebuah. angan imajinasi bahwa kita semua didalam hidup. ini memiliki passion atau memiliki kebahagiaan apabila kita melihat diri kita kedepan itu lebih baik dari hari ini. Masa depan adalah sebuah jaji diri, manivestasi, ingin apa kita beberapa tahun kedepan?

3.Dimensi ketiga adalah penyadaran bahwa didalam masa kini kita harus menikmati kehidupan kita yang sekarang. Kehidupan yang sekarang adalah kehidupan dimana kita memiliki kontrol terhadap waktu dan material. Dan kehidupan sekarang adalah kehidupan dimana kita tidak membandingkan juga antara masa lalu dan masa depan kita, kehidupan sekarang adalah kehidupan yang bahagia, karena dengan kita memahami bahwa kita hidup didalam kondisi sat ini, barulah kebahagiaan it menjadi nyata, dan kita bisa berhenti berfikir tentang angan-angan yang belum ada dan trauma yang selalu ada. Jadilah muncul sebuah rasa cukup dalam hidup.

Menurut pendapat saya pribadi mengenai tentang pengertian Nous dengan 4 element atau kuadran yaitu 4 ada jenis seperti Shopia, Techne, Pronesis, dan Episteme :

Tanggapan saya terhadap hasil pembelajaran saya selama belajar Bersama Kak Real Rich Sjarief, Menurut pendapat saya pribadi mengenai tentang pengertian Nous dengan 4 element atau kuadran yaitu 4 ada jenis seperti Shopia, Techne, Pronesis, dan Episteme. Selama saya belajar Bersama kak Realrich Sjarief hal yang saya tangkap dari 4 diagram atau kuadran merupakan kunci pedoman hidup seseorang untuk menemukan jati dirinya dan meraih kesuksesan dengan memiliki tapahan experience ( experience yang dimaksud adalah trauma mendalam seperti Pain, Fear, Defensive, Vulnerability, Growing ) yang sangat dalam dihidup mereka sehingga dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih bermakna dan dapat memaknai kehidupan itu sendiri. 

Menurut pengertian Nous dengan 4 element atau kuadran yaitu 4 ada jenis seperti Shopia, Techne, Pronesis, dan Episteme yang berdasarkan refrensi pengertian dari power point ( belajar “profassional practice” dari orang lain  ), konsep kebajikan ini ada didalam kehidupan kita sehari-hari, terutama didalam konteks Pendidikan dunia arsitektur.

1.Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar, karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan. 

Contoh pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara : memperbanyak membaca buku dan mendengarkan seseorang membagi ilmu.

2.Phronesis merupakan kecerdasa taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya balajar mendengarkan, rang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap antara pelajaran di universitas & dunia praktik.

Contoh pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara : menggali dan memilah sesuatu yang kita jalani dan mencari jalan hidup itu sendiri.

3.Beruntungnya di dalam dunia pendidikan ada techne, yang disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profes Walaupun pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda-beda.

Contoh pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara : kita mencari pengalaman menggunakan skill yang kita miliki dari talent + effort = skill kemudian dari skill + effort = achievement  dan dari skill ini bisa kita kategorikan menjadi 2 arah yaitu ada soft skills dan hard skills 

Soft skills for architecture menurut referensi ( https://www.chronos-studeos.com/stories/6-important-soft-skills-every-architect-needs/ ) for examples :

1.Communication 

Communication is paramount to the success of projects. This involves being able to pass across relevant information when necessary and understanding important details being communicated to you. Poor communication skills make it difficult to collaborate with others and also to reach a common ground with clients. Being able to craft good and detailed emails or design iteration notes or construction site instructions, respond in timely manners to text messages or missed calls are also great ways of improving one’s reputation with colleagues and clients. 

2.Emotional Intelligence 

The topic of emotional intelligence is rather broad and one could rightly argue that it embodies other soft skills. While technical proficiency is awesome, the ability to properly manage your emotions as an architect will set you up for better relationships with your clients, team members, and business partners. It also has a positive effect on your personality, motivation to work and ability to achieve results. Maximizing your emotional intelligence gives you the ability understand, use, and manage your own emotions in positive ways to relieve stress, communicate effectively, empathize with others, overcome challenges and of course defuse conflict before they even arise. Remember it is easier to manage an impending conflict long before it becomes a fully blown one and conflicts between consultants, project managers, contractors and even client are possible occurrences on every project in the design and construction industry.

3.Problem Solving

Architecture involves solving problems through design. However, there is another angle, real-life events present complex issues that may sometimes require you to step away from conventional methods or improvise. Building up an effective approach to solving problems requires that you prioritize attention to details, understanding situations, and making calculated decisions. Having deep/critical thinking capabilities helps in dissecting problems into causatives and possible solutions. Remember, you are more than likely going to get paid according to the size of the problems you can solve.

4. Negotation

How do you find a common ground with clients, contractors, consultants and teammates without the ability to negotiate? The rise of conflicting interests is inevitable in Architecture as well as other professions. This means that one must be able to strike reasonable and realistic bargains when they occur and know when to settle for mutually beneficial offers. Finding a common ground that brings everyone on the table to common agreement is highly important for the architect as most times, they are seen as the construction team lead. Negotiation is one soft skill that should not be ignored.

5.Time management

All aspects of Architecture projects are time-based, this is why time management makes it to the top five; it does not only involve the speed at which tasks are delivered but also covers the accuracy. The effect of this is that you can prioritize your activities to ensure that deliveries are made when due. Having strong time management involves self-organization and discipline because procrastination is often an issue to tackle when it comes to timely deliveries and deadlines. Taking notes and maintaining a to-do list can greatly improve productivity.

6.Leadership

At some point in your career, you will encounter projects where you have to take the lead. A lot of other members of the design and construction team typically look up to the Architect for project leadership. Let your leadership skills prepare you for such a time. You can begin with fostering your abilities to build interpersonal relationships ranging from being influential, taking up decision making roles, coordination with others and so on which build you to become a leader. You can also read about the leadership lessons from 300 spartans.

And hard skill menurut refrensi ( https://sg.indeed.com/career-advice/finding-a-job/architect-skills ) for examples : 

1.Technical design skills

It’s essential for architects to have a firm understanding of design processes. Architects are familiar with the history of architecture as an art and gain inspiration from renowned architects to create their own style. They’re adept at drawing on paper and creating physical and digital models. When clients are describing what they visualise the building to look like, architects may do a rough sketch during the meeting to help their clients express their ideas. By combining visual appeal with functionality, they create spaces that meet clients expectations in both form and function.

2.Creativity skills

Clients may request architects to design a building for a very small or irregularly shaped piece of land or on steep terrain. Architects use their creativity to cater to their clients’ needs, despite the restrictions they may face. They find creative solutions such as integrating space-saving features for a small building or introducing interesting features to make oddly-shaped spaces productive. By using their imagination and visualisation, they come up with innovative designs to transform and beautify spaces.

3.Numeracy skills

Architects are adept in both mathematics and physics, as it’s vital for buildings to have structural integrity. They’re especially well-versed in topics such as geometry, algebra and trigonometry. With their excellent numeracy skills, they make calculations and use mathematical principles to ensure that the foundation is strong enough and that the beams and columns can support the weight of the concrete slabs. They also possess vital knowledge on matters such as how much weight each material can bear and how to increase energy efficiency.

4. IT skills

Even though architects may perform the initial sketch with pen and paper, they eventually do the drawing up of plans on computers. According to the client’s budget and preferences, they may also use 3D printing to provide a model. These models are highly detailed, so they help clients, the construction team and building officials to get an idea of what the building may look like. Architects have in-depth knowledge of using 3D printers and the relevant software to create models with various specifications. Here are some examples of architectural rendering software to familiarise yourself with:

• Computer-Aided Design (CAD)

• AutoCAD

• Revit Architecture

• SketchUp

• Fusion 360

4. Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian & kecintaan dalam berkarya. Keseimbangan keempat kecerdasan in mmebentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kegerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebilaksanaan intelektual. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang.

Contoh pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara : mencari role model yang bisa memberikan kita refleksi dan menuntun kearah yang lebih baik.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Christina Odilia Silalahi – Reflection

REFLEKSI NOUS

Nous merupakan kapasitas seseorang untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Di dalam Nous ini terdapat 4 hal yang merupakan inti dari Nous itu sendiri. Nous terdiri dari Phronesis, Techne, Episteme, dan Sophia. 4 hal ini memiliki peranan penting bagi keberlangsungan kehidupan sehari – hari saya sebagai mahasiswa dalam lingkup universitas.

Dalam hal ini Nous merupakan kampus, yang menjadi wadah kita bertumbuh kembang dan melakukan banyak aktivitas dan pembelajaran yaitu arsitektur. Nous dan 4 hal ini merupakan hal penting yang menjadi pedoman mahasiswa dalam pendidikan arsitektur. 4 hal ini yaitu,

a.       Episteme atau ilmu pengetahuan

Episteme memiliki bagian yang paling besar. Episteme sendiri merupakan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami asal – muasal sebuah pilihan dan mengetahui seberapa rasional dari tindakan penentuan sebuah  pilihan, sehingga episteme menjadi sebuah kebutuhan yang tidak boleh untuk tidak kita ketahui.

b.       Phronesis atau taktikal dalam bertindak

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya belajar mendengarkan, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap antara pelajaran di universitas dan dunia praktik. Phronesis bukan merupakan hal untuk diketahui tapi untuk dilakukan, karena pada dasarnya phronesis bukanlah karya atau pengetahuan, tapi kebajikan itu sendiri. Kadang – kadang seseorang dapat melakukan sesuatu tapi dia tidak sadar, setelah melakukan baru mereka bisa mempelajari dan menjelaskannya, itulah yang disebut phronesis. 

c.       Techne atau simulasi studio

Techne merupakan belajar dan latihan simulasi ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Techne ini juga  merupakan kapasitas untuk membuat (Origin berada pada diri ‘sang pembuat’ (the maker), bukan pada apa yang dibuatnya. Techne membantu mahasiswa dalam pendidikan arsitektur dengan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam kehidupan sehari – hari.

d.       Sophia atau keberaniandan kecintaan dalam berkarya

Sophia merupakan bentuk pengetahuan yang paling sempurna hingga mencapai alam kecintaan pada apa yang sedang dikerjakan. Sophia merupakan mengajar ke pada ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Keberanian dan kecintaan dalam pendidikan arsitektur harus dimiliki oleh tiap individu.  

Ke empat inti ini memiliki peran penting dalam berjalannya pendidikan arsitektur bagi setiap individu mahasiswa. Keseimbangan ke empat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang.

Bagi saya, dalam dunia perkuliahan ke empat kecerdasan ini memiliki peran penting dalam setiap individu di lingkungan universitas dan pendidikan arsitektur. Hal ini berkaitan dengan masing – masing inti dari Nous yaitu,

a.       Episteme

Dalam dunia perkuliahan dan arsitektur, episteme ini merupakan ilmu pengetahuan yang diberikan universitas dan diyterima oleh mahasiswa. Dalam pendidikan arsitektur ini ilmu pengetahuan yang diberikan terdiri dari

1.       Architectural Design

2.       Architectural History

3.       Building Technology

4.       Computational Architecture

5.       Design Thinking

6.       Introduction to Architecture

7.       Sustainable Architecture

8.       Character Building

Setiap dari mata kuliah ini merupakan dasar dari memahami asal muasal dari penididkan arsitektur yang diberikan universitas agar mahasiswa memiliki pemahaman mengenai pendidikan arsitektur sehingga hal ini dapat menjadi tolak ukur bagi mahasiswa dalam menentukan sebuah pilihan dengan berpola pikir rasional.

b.       Phronesis

Dalam dunia pendidikan arsitektur, episteme sendiri tidak akan cukup untuk menjadi bekal bagi individu mahasiswa – mahasiswa dalam pendidikan arsitektur. Oleh karena itu dibutuhkan kecerdasan taktikal dalam bertindak. Dengan bertindak, mahasiswa agar mereka bisa mempelajari dan menjelaskan ilmu pengetahuan yang diterima setiap individu mahasiswa.

c.       Techne

Ilmu pengetahuan serta tindakan perlu diperdalam dengan belajar dan latihan simulasi ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktek dan profesi. Kelas studio desain dapat memberikan banyak manfaat yang lebih baik bagi mahasiswa. Dengan pendalaman dan praktik pada studio desain, hal ini dapat memberikan pengalaman serta pemahaman yang lebih kepada mahasiswa agar dapat mempraktikan ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam kehidupan sehari – hari.

d.       Sophia

Selain ilmu pengetahuan, tindakan, dan praktek, terdapat hal lain yang tidak kalah penting. Ke tiga hal tersebut tidak akan berjalan jika tidak dijalankan dengan keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Dalam melakukan suatu hal kita harus memiliki keberanian dalam menjalankan hal tersebut. Selain keberanian, kecintaan dalam hal tersebut juga dibutuhkan. Dengan mencintai apa yang kita kerjakan, kita dapat menghasilkan karya dari melakukan hal yang kita cintai. Dalam pendidikan arsitektur, kita perlu mencintai dunia arsitektur. Dengan begitu kita dapat menghasilkan karya – karya, yaitu bangunan –  bangunan yang luar biasa.

Ke empat hal ini dapat membantu manusia dalam menjalankan kehidupan sehari – hari. Bagi arsitek, memiliki ke empat kecerdasan ini sangat dibutuhkan dan sangat berguna bagi menjalankan bisnis dan kehidupan sebagai arsitek. Seorang arsitek akan memiliki permasalahan dalam menjalani pekerjaannya sebagai seorang arsitek. Dengan memiliki ke empat kecerdasan tersebut akan membantu seorang arsitek memahami bagaimana menghadapi masalah, baik antar arsitek, antar pekerja lain, maupun dengan klien. Memahami ke empat kecerdasan ini juga mengasah seorang arsitek menjadi lebih profesional. Menjadi arsitek yang penuh dengan ilmu pengetahuan, berani bertindak, memiliki banyak pengalaman praktik, juga memiliki keberanian dan rasa kecintaan dalam berkarya akan menjadikan seorang arsitek menjadi lebih masuk dan memahami, serta mendalami dunia arsitektur yang ia jalani. Memiliki ke empat kecerdasan ini juga akan membuat seorang arsitek disukai dan diberi kepercayaan oleh klien.

Bagi mahasiswa juga sangat penting memiliki ke empat kecerdasan ini. Setiap mahasiswa harus punya kecerdasan episteme, phronesis, techne, dan sophia. Hal ini berguna untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan tiap individu mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki dan menanamkan episteme, phronesis, techne, dan sophia dalam dirinya akan dengan mudah menyeimbangkan kepentingan lainnya dalam kehidupan sehari – harinya.

Keseimbangan dari episteme, phrones, techne, dan sophia sangat penting. Jika hanya salah satu dan tidak seimbang, hal tersebut tidak akan memiliki dampak bagus yang besar bagi mahasiswa. Meskipun ilmu pengetahuan merupakan bagian terbesar yang penting, namun memiliki tindakan juga tak kalah penting. Mengambil tindakan dalam ilmu pengetahuan akan dibutuhkan bagi seorang mahasiswa. Diselingi dengan praktek di studio juga tak kalah penting. Dengan begini mahasiswa memiliki pengalaman studio dengan desain dan gambar, serta hal – hal lainnya. Namun dijalankan dengan keberanian akan lebih baik. Karena dengan memiliki keberanian, seseorang dapat berani memulai hal baru juga membiasakan diri dengan hal baru. Kecintaan terhadap hal yang disukai juga baik. Dengan begini, menjalankan kehidupan arsitektur akan lebih mudah dan menyenangkan. Memiliki kecintaan dalam arsitektur akan mendorong kita dan dengan mudah bagi kita untuk berkarya.

Referensi :

Mengajar Binus – Pertemuan ke 3[1].pdf

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Danis Ramadhan Putri – Reflection

EPISTEME : Bagi saya episteme merupakan suatu hal yang didapat oleh seseorang karna adanya ilmu pengetahuan, episteme bisa berupa saat kita belajar di tingkat pendidikan dimana saat kita di tingkat pendidikan setidaknya kita akan mendapatkan ilmu pengetahuan atau pengetahuan baru tentang suatu hal.

Pengaruh dalam kehidupan kuliah : Diperkuliahan saat kita berada dikampus kita akan mempelajari suatu hal yang baru sesuai dengan jurusan yang kita pilih atau kita minati. Saat belajar itulah kita akan diberi ilmu pengetahuan oleh dosen yang nantinya ilmu tersebut akan terpakai serta berkaitan untuk kejenjang selanjutnya jika pekerjaan yang kita ambil sesuai dengan jurusan yang kita pilih saat kuliah.

TECHNE : Bagi saya techne merupakan ilmu teori yang sudah diajarkan lalu kita menerapkannya dalam bertindak atau melakukan suatu pekerjaan dilapangan contohnya magang atau kerja. Saat kita magang atau kerja secara ga langsung kita pasti akan menggunakan dan mengingat apa yang sudah kita pelajari sebelumnya hingga kita lebih di permudah dalam melakukan sebuah kerjaan di dunia nyata.

Pengaruh dalam kehidupan kuliah : Saat dikuliah ada masanya kita memasuki masa magang di semester 5, 6, atau 7 disaat magang itulah kita akan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah kita dapatkan semasa kuliah dia tempat kerja yang kita pilih sebagai tempat magang.

PHRONESIS : Bagi saya phronesis merupakan suatu kecerdasan dalam kita bertindak melakukan sesuatu, phronesis juga kecerdasan yang terhubung dengan emosi kita dimana kita harus bisa mengendalikan serta memahami emosi kita, emosi kita juga harus bisa dikendalikan serta beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Contoh phronesis bisa berupa perilaku atau tindakan kita ketika menanggapi masalah yang bisa saja membuat kita sangat kesal, marah, hancur, kecewa, bahkan putus asa. Kita harus bisa mengendalikan diri kita agar kita tetap tenang dan tidak terbawa suasana.

Pengaruh dalam kehidupan kuliah : Saat perkuliahan phronesis contohnya bisa diambil saat kita menghadapi tugas kuliah yang banyak serta keuangan yang menipis padahal masih awal bulan, atau bahkan bisa saja saat kita mengalami masalah percintaan di dunia kuliah. Pada saat terjadi masalah seperti itu kita harus bisa mengendalikan emosi kita dan membuat diri kita tetap tenang sambil mencari jalan keluarnya, masalahnya jaman sekarang ini banyak sekali remaja remaja yang berumur 18-27 tahun  melakukan percobaan bunuh diri dan paling banyak adalah mereka yang masih berada di masa perkuliahan. Kita harus mencari solusi agar gimana caranya kita tidak sampai melakukan hal yang bisa berujung mengakhiri kehidupan kita sendiri. Setiap orang harus meanggapi suatu masalah dan bijak agar semua masalahnya bisa kelar.

SOPHIA : Bagi saya sophia merupakan ranah personal yang membetuk suatu keberanian serta kecintaan dalam berkarya. Contoh sophia bisa berupa ketika kamu melakukan suatu kerjaan kamu melakukannya dengan sepenuh hati, senang tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Pengaruh dalam kehidupan kuliah :  Pengaruh dalam kehidupan perkuliahan adalah saat kita memilih jurusan apa yang ingin kita ambil di perkuliahan, kita harus memilih jurusan yang kita sukai agar saat melakukan semua pekerjaannya kita bisa melakukannya dengan sepenuh hati. Disisi lain kita juga harus memikirkan apakah jurusan tersebut mempunyai peluang kerja yang banyak atau tidak. Jika kita memilih jurusan yang kita sukai dan kita cintai, sebanyak apapun tugasnya kita akan senang dalam melakukannya, kita tidak akan terlalu stress karna yang kita lakui adalah hal yang kita suka. Kita juga menjadi semangat dalam mengerjakannya.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Danis Ramadhan Putri – Reflection

Bagi saya arsitektur adalah seni dan ilmu perancangan bangunan yang mencakup segala aspek dari konsep, perencanaan, dan konstruksi. Episteme merujuk pada pengetahun ilmiah dan prinsip-prinsip dasar yang mendasari arsitektur, seperti prinsip-prinsip matematika dan fisika yang digunakan dalam perencanaan struktur bangunan. Techne, di sisi lain, mencakup aspek teknis dalam merancang dan membangun bangunan, yang melibatkan keterampilan dan metode Teknik. Phronesis sendiri adalah pengetahuan praktis dan etis yang dibutuhkan dalam membuat keputusan dalam merancang bangunan. Sophia atau keberanian, muncul dalam estetika dan makna yang mendalam yang dibawa oleh arsitek dalam menciptakan bangunan yang memadukan fungsi, keindahan, dan kualitas sejati. Dengan mengintegrasikan semua empat kuadran pengetahuan ini, arsitek dapat menciptakan bangunan yang bukan hanya berfungsi, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan dan kualitas yang mendalam.

Empat kuadran pengetahuan menurut Aristotle (300 SM) dalam konteks Pendidikan Arsitektur bisa di mulai dari Episteme sendiri memiliki porsi paling besar, karena dalam dunia Pendidikan sendiri kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan seorang akademisi. Menurut definisi sendiri Episteme adalah istilah yang digunakan dalam filsafat untuk merujuk pada pengetahuan atau pemahaman. Istllah epistemology, yaitu cabang filsafat yang berkaitan dengan pengethuan berasal dari kata episteme. Dari riset yang saya temukan, Episteme bisa juga diartikan menjadai pengetahuan historis yang berdasarkan kebenaran dan wacana, sehingga mewakili kondisi kemungkinannya dalam kurun waktu tertentu

Hampir semua umat manusia ingin memahami dunia tempat mereka tinggal, kerja, atau belajar, dan banyak dari mereka membangun berbagai macam teori untuk membantu mereka memahaminya. Namun, karena banyak aspek di dunia ini yang tidak dapat dijelaskan dengan mudah, kebanyakan orang cenderung menghentikan upaya mereka pada suatu saat dan puas dengan tingkat pemahaman apa pun yang berhasil mereka capai. Hal tersebut yang dapat membedakan seorang filsafat dan orang biasa pada umumnya, seorang filsafat umumnya mereka memiliki insting untuk terus menerus mencari arti hidup dan menggali terus pengetahuan yang mereka miliki dan mereka tak cepat merasa puas dengan hasil keberhasilan pertama. Beberapa orang mungkin mengatakan para filsafat debagai individu yang terobsesi oleh gagasan memahami dunia dalam istilah umum.

Bagi saya dari definisi Episteme ini sendiri kita dapat melaksanakan studi Arsitektur dengan menggunakan prinsip filsafat yaitu, tidak cepat merasa puas dengan pengetahuan yang kita dapati sekarang, lebih dalam menggali pengetahuan pribadi tentang arsitektur adalah kunci dalam kesuksesan studi arsitektur itu sendiri. Dalam perjalanan melakukannya sendiri tidak akan luput dengan kata keraguan yang tentu dapat menimbulkan anomaly-anomali tertentu dalam pengalaman semua orang terhadap dunia. Dua dari anomali-anomali tersebut bisa dijelaskan untuk mengilustrasikan bagaimana seseorang mempertanyakan klaim umum atas pengetahuan tentang dunia.

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak. Phronesis menyiraktan penilaian yang baik dan keunggulan karakter dan kebiasaan, hal ini menjadi menjadi celah yang sulit untuk ditutup dalam ruang belajar. Karena dalam awal pembelajaran arsitektur, para mahasiswa lebih di tuntut bisa mengerjakan contoh gambar yang sudah diberikan, hal itu sendiri dapat menghambat proses membiasakan diri dalam bertindak sebagai desainer. Karena Phronesis berkaitan dengan bagaimana bertindak daam situasi tertentu. Seseorang dapat mempelajari prinsip-prinsip Tindakan, namun menerapkannya di dunia nyata, dalam situasi yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, memerlukan pengalaman dunia. Misalnya, jika seorang arsitek tahu bahwa ia harus jujur dan transparan mengenai budget, makai ia harus bisa membandingkan budget dan goals kepada seorang client agar menimbulkan rasa percaya dan mengandalkan ke seorang arsitek.

Menurut Ellett,2012. Dalam praktis social diartikan bahwa jika seseorang mampu bertindak dengan cara yang paling rasional, maka tindakan itu yang akan mereka lakukan. Hal itu juga dapat di aplikasikan saat seorang arsitek diberikan kebebasan oleh client untuk mendesain suatu bangunan dengan harapan tetap memberikan pilihan desain yang tetap realistis dan tidak sepenuhnya hanya memikirkan Impian pribadi. Phronesis juga berkaitan dengan inovasi, inovasi yang dapat menyeimbangkan desain teori dan metode realistis. Dimana kedua hal tersebut jika digabung dengan seimbang dapat menghasilkan sebuah pemikiran atau desain yang sempurna.

Techne disimulasikan kedalam studio deain, atau bisa disebut pengetahuan praktik. Jika Phronesis dikenal dengan Tindakan, maka techne dikenal dengan ciptaan, menurut Aristotle sendiri, techne berada di bawah phronesis. Karena walau menciptakan itu suatu hal yang lebih terasa membanggakan, tetapi dalam dunia arsitektur, mengambil Tindakan dam pemikiran rasional itu lebih dibutuhkan. Walau menurut banyak orang praktik bekerja seperti magang itu masih terhitung opsional, tetapi menurut saya dalam berpraktik pada dunia nyata lah yang dapat benar benar mengajarkan seorang arsitek dalam menjalani trial and error mereka dalam mendesain. Dari wawancara saya kepada arsitek pun mereka banyak menyimpulkan bahwa masa masa internship itu masa yang paling membuat mereka seutuhnya mengerti esensi terbesar dalam menjalana studi arsitektur.

Techne bagi saya sebagai mahasiswa arsitektur mencakup berbagai aspek, seperti kemampuan dalam mmebuat gambar teknik, pemahaman prinsip-prinsip structural dalam banguna, mengelola proyek kontruksi, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait dalam industry konstruksi. Hal ini juga melibatkan pemahaman umum tentang kode bangunan, peraturan, dan standar keselamatan bangunan yang sudah diterapkan oleh pemerintah. Karena techne dapat diasosiasikan dengan ciptaan, maka dalam arsitektur, techne merupakan pondasi yang diperlukan untuk mengubah ide-ide desain menjadi realita fisik yang berfungsi. Ini melibatkan penerapan keterampilan teknis seorang arsitek yang juga berdampingan dengan tingkat phronesis yaitu bertindak dalam mengatasi tntangan teknis yang mungkin munculselama proses mendesian, konstruksi, sehingga dapat menghasilkan sebuah bangunan yang efisien, aman, dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Sophia sendiri adaah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang disebutnya sebagai “eudaimonia,” yang dapat diterjemahkan sebagai “kebahagiaan yang sejati” atau “kehidupan yang baik.” Aristotle sendiri percaya bahwa mencapai eudaimonia adalah tujuan utama dalam hidup, dan kebijaksanaan adalah salah satu unsur utama yang membantu manusia mencapai Sophia. Bagi saya sendiri mencapai kuadran Sophia pada bidang arsitektur adalah saat dimana seorang individu mulai mencakupkan kesehariannya dengan konteks arsitektur. Dimana rasa penasaran atau rasa ingin mengkritik sebuah bangunan menjadi hal yang menarik bagi orang itu. Sophia bisa juga di pandang sebagai stages of acceptance, dimana  hal tersebut sangat krusial bukan hanya dalam dunia arsitektur, bahkan dalam filsafat kehidupan itu sendiri.

Sophia dalam arsitektur juga melibatkan kemampuan untuk mengenali dan menghargai sejarah arsitektur, budaya, dan konteks local, serta untuk menggabungkan elemen-elemen ini dengan visi kreatif yang unik. Arsitek yang mencaai tingkat Sophia dalam karyanya mungkin dapat menciptakan bangunan yang tidak hanya memenuhi fungsi praktisnya, tetapi juga memberikan pengalaman emosional, menginspirasi, dan mencerminkan nilai-nilai yang lebih dalam. Selain itu, Sophia dalam arsitektur juga dalam meranah pada kemampuan untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dan keberlanjutan dalam perancangan bangunan. Ini mencakup pemahaman detail tentang cara menggunakan material dan sumber daya secara bijak, serta bagaimana menciptakan bangunan yang ramah lingkungan.

Ke empat pengetahuan tersebut membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, Tindakan, dan kemampuan memperoleh kebijaksanaan secara intelektual. Nous sendiri adalah konsep dari filosofi klasik tentang pikiran manusia yang penting untuk menegaskan apa yang benar. Bukan hanya benar, tetapi juga harus mementing pilihan rasional. Empat kuadran kecerdasan Aristotle bukannya satu satunya kuadran yang dapat dijadikan pedoman bagi seorang arsitek. Ada juga diagram profesi yang mencakup:

A.        Desainer

B.        Developer

C.        Kontraktor

D.        Akademisi

Jika dibuat dalam diagram arah mata angin, north diartikan sebagai capitalism, west di asosiasikan dengan power, east sebagai tradisi, dan south sebagai socialism. Dari ke empat profesi tersebut, semua mencakupi bagiannya dalam kuadran dengan rata. Seperti akademisi sendiri dapat di kelompokkan ke dalam bidang tradisi dan sosia, karena melanjutkan Pendidikan turun temurun sudah menjadi tradisi yang tak akan bisa dihilangkan samapi kapanpun, itulah yang membuat manusia bisa berkembang hingga sekarang. Dalam hal social dapat diartikan bahwa seorang akademisi lebih mementingkan ranah socialism dibandingkan capitalism, bisa dilihat dari jumlah pemasukan dari profesi lain bahwa akademisi cenderung mendapatkan pemasukkan yang lebih kecil dibandingkan praktisi seperti desainer, developer, dan kontraktor. Tetapi bukan uanglah yang jadi hal pendorong inti bagi seorang akademisi, tradisi dan nilai social lah yang mendorong mereka untuk menjalani profesi tersebut.

Untuk desainer dan kontraktor akan selalu kerja berdampingan karena keduanya membutuhkan satu sama lain untuk menyelesaikan sebuah project. Profesi ini cenderung di anggap sebagai seorang risk taker, karena profesi tersebut sangat sering mendapat klien dengan budget yang ternyata tidak memadai dari goas sebuah project. Maka bisa disimpulkan bahwa profesi ini sangat kuat di bidang power dan juga capitalism, karena dengan capitalism tinggi lah yang dapat menggerakkan usaha seorang dengan dua profesi ini. Bahkan hingga membuat orang orang sungkan untuk hire seorang arsitek atau kontraktor yang memang bersertifikat untuk mengerjakan proyek mereka karena mereka tak melihat hasil yang worth it dari jumlah uang yang akan mereka keluarkan untuk semua hal kecil saat berhubungan dengan kontraktor atau arsitek. Seorang Arsitek dan kontraktor penting untuk memiliki pride karena dengan pride itu yang memasuki mereka dalam kuadran pwer yang dapat membut mereka bertindak dengan tegas dalam menyelesaikan masalah dalam proyek. Untuk developer sendiri menurut saya terasa penuh di titik capitalism, karena pekerjaan mereka sendiri adalah sebagai instansi yang menyediakan dan membuat lahan atau tempat tinggal dengan jumlah proyek yang besar sesuai dengan permintaan pasar. Mereka cenderung tidak memikirkan keinginan klien secara individu, melainkan hanya memenuhi syarat kebutuhan khalayak umum. Banyak kita temukan kompleks perumahan dengan desain rumah yang sama membentang jauh mereka bangun dan pasarkan untuk di kontrakan, dan biasanya tidak diperbolehkan untuk di perjual belikan guna untuk memastikan pemasukkan dari kompleks tersebut terus berjalan seiring waktu berjalan. Maka dari contoh seperti itulah mengapa developer adaah profesi yang berperan paling tinggi dalam capitalism.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Felicia Agus Tan – Reflection

Bagi saya mengenai dunia perkuliahan itu sangat memerlukan banyak pertimbangan dan membutuhkan tujuan yang nyata akan jadi apa nantinya ketika sudah lulus. Berdasarkan empat elemen Nous yang terdiri dari Phronesis, Techne, Sophia dan Episteme kita sering mengalami hal tersebut apalagi dalam hal pendidikan arsitektur. Konsep kebajikan ini ada didalam kehidupan kita sehari-hari, terutama didalam konteks pendidikan arsitektur. Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar yang dimiliki manusia biasanya , karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan contohnya seperti guru yang menjelaskan dan murid yang mendengarkan. Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya balajar mendengarkan terlebih lagi saat sekolah dari taman kanak kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sampai sekolah menengah ke atas maka dari itu ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan jarak antara pelajaran di universitas dan di dunia praktik  dan dunia kerja. Jika kita hanya pasif dalam dunia kerja maka itu menjadi tidak seimbang dan ketidakseimbangan itu bisa menjadi fatal apabila dilanjutkan terus menerus tanpa adanya pengembangan atau adaptasi di dunia praktik maupun dunia kerja. Hal tersebut juga dapat membuat seseorang merasa tidak percaya diri dan merasa tidak diapresiasi karena tidak aktif ikut andil dalam lingkup praktik dan kerja nya. Beruntungnya di dalam  dunia pendidikan ada techne, yang disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan  kuliah praktik dan profesi. Walaupun pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda – beda. 

Techne berperan sangat penting untuk mengasah hard skill kita di dunia perkuliahan dan pekerjaan. Apabila kita tidak dapat mendalami techne dengan sebagaimana mestinya maka kita akan ketinggalan seperti hal  nya dengan teknologi yang berkembang pesat saat ini di dunia. Bahkan jika kita tertinggal sedikit saja mengenai teknologi saat ini kita akan merasa terasingkan seperti beda zaman. Maka dari itu sangat penting untuk kita semua mendalami techne karena akan sangat berguna baik kehidupan sekarang maupun di kehidupan selanjutnya. Lalu selanjutnya ada Sophia, Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Dalam hal ini sophia juga dapat terjadi dari masa lampau seseorang itu sendiri ataupun dari apa yang dia lihat dan pelajari di lingkup sosialnya. Keseimbangan keempat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual.

Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang maka dari itu banyak sekali profesi dalam dunia pekerjaan yang dapat diukur dari kadar Nous kita. Dalam dunia pendidikan arsitektur sendiri, jika lulus dengan gelar arsitek kita harus melanjutkan pendidikan kita di s2 ataupun bisa mengambil pendidikan IAI atau disebut dengan Ikatan Arsitektur Indonesia. Jika kita akan melanjutkan pendidikan kita maka kita harus bisa memilih sesuai dengan kadar Nous dalam diri kita agar kita bisa merasakan cocok dalam profesi tersebut dan juga menikmati jalan pilihan kita. Dalam pendidikan arsitektur terdapat empat profesi yaitu kontraktor, developer, akademisi, dan juga desainer. Dari keempat pilihan tersebut manakah yang merupakan passion dalam diri kita, untuk kontraktor sendiri kita harus siap bekerja sama dengan orang lain dalam membangun proyek kita juga harus bisa bersosialisasi dengan orang banyak agar mereka dapat melirik kita sebagai kontraktor dan juga harus pandai dalam negosiasi agar mendapat banyak keuntungan. Untuk developer tidak jauh berbeda dengan kontraktor hanya sajaa kita harus perlu bersabar dalam menjalakan pekerjaan tersebut. lalu selanjutnya ada akademisi, jika kita seseorang menyukai berinteraksi dengan banyak oranag dan menginspirasi dengan banyak orang maka akademisi sangat cocok dengan orang tersebut namun tentunya sebagai akademisi harus ada keseimbangan dari empat elemen yang ada di Nous tersebut karena semua elemen sangat diperlukan untuk menjadi akademisi. 

Lalu profesi yang terakhir adalah desainer mengenai profesi desainer kita juga harus mempunyai skill dalam elemen komunikasi, ide, dan lainnya. Tidak hanya di dunia kerja, di dunia perkuliahan pun mempunya empat elemen itu sangatlah penting dan elemen yang kita miliki jangan dijadikan sebagai patokan kita untuk masuk ke dunia kerja karena empat elemen tersebut bisa di asah sebelum kita masuk ke dunia kerja seperti di dunia perkuliahan. Dalam dunia perkuliahan banyak sekali hal yang harus kita ikuti, kita sebagai mahasiswa juga harus menjadi mahasiswa yang aktif jangan menjadi mahasiswa  yang pasif karena dengan menjadi mahasiswa yang aktif kita dapat mengasah soft skill dan hard skill kita. Ada banyak wadah di dalam dunia perkuliahan untuk membantu kita mengasah skill dan elemen kitam contoh nya seperti ukm ukm yang ada di universitas. jika kita ingin mengasah kemampuan pengetahuan kita maka bertanya lah kepada dosen yang mengajar, rasa ingin tahu sangat dibutuhkan untuk membuat kita semua mengetahui banyak hal baik yang umum ataupun yang menjurus. Kita juga bisa mengasah skill kepemimpinan kita dengan mengikuti organisasi dan mengikuti ldk atau bisa disebut juga dengan latihan dasar kepemimpinan, dengan menjadi ketua himpunan mahasiswa jurusan ataupun bisa ketua setiap bagian divisi. 

Lalu apabila ingin mengasah tanggung jawab sebagai mahasiswa ataupun sebagai perorangan kita bisa mendaftar sebagai aslab atau asistan lab dan juga bisa dengan mengikuti project yang dibuat oleh himpunan atau pun perkumpulan orang. Ada yang menarik bagi saya dari tugas yang diberikan yaitu tugas wawancara dengan seseorang yang sudah mempunya gelar sarjana arsitektur, saya sendiri memilih Bapak Adriyan Kusuma yang merupakan dosen yang mengajar di Universitas Pradita. Ketika melakukan sesi wawancara banyak hal yang saya dapat dari cerita pak Adriyan Kusuma. Belia bercerita bahwa membaca buku dan bersosialisasi adalah dua hal yang sangat penting yang harus dimiliki dan dilakukan mahasiswa karena dunia yang akan dihadapi untuk kedepannya itu dimulai dari kita ketika menjadi mahasiswa di suatu universitas.Beliau mengatakan bahwa dengan membaca buku untuk menambah pengetahuan kita itu dapat memudahkan kita untuk selangkah lebih maju untuk bersosialisasi. Karena dengan pengetahuan kita pasti akan di cari oleh teman teman dan membantu mereka jika ada kurang pahamnya terhadap materi setia mata kuliah. Dengan hal tersebut kita harus mempunya teknik dan skill komunikasi yang bagus agar dalam bersosialisasi mereka nyaman berkomunikasi dengan kita. Ada banyak teknik yang dilakukan dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah faktor terpenting dalam hubungan atasan-bawahan. Keterampilan komunikasi menentukan keberhasilan karir seseorang Mendengarkan “tidak sekedar ‘mendengar’ Beda budaya, beda etiket komunikasinya. Ada tips berkomunikasi yang efektif Lebih banyak mendengarkan lawan bicaranya, Mencoba berbicara singkat dan jelas tapi terlihat ingin tahu tapi janagn berlebihan, lalu perhatikan etiket berkomunikasi lawan bicara kita dan bertanyalah jika tidak mengerti jangan berasumsi jika tidak mengerti lalu pahami bahasa tubuh lawan bicara dan kita harus menyadari bahwa menulis itu penting terlebih lagi jika itu menyangkut pertanyaan pengetahuan yang formal dan kita juga harus menghargai perbedaan pandangan masing masing orang, apabia perbedaan pandangan yang terlalu mencolok terjadi sampaikanlah dan bertanyalah mengenai alasan pandangan hal tersebut berikan juga alasan kita sebagai orang yang berbeda pendapat atau pandangan.

Lalu berikutnya setelah kita mendalami komunikasi itu penting, bersosialisasilah dengan teman sebaya ataupun yang lebih muda dan lebih tua dari kita. Dari cerita yang disampaikan oleh pak Adriyan, ia berkata bahwa meskipun sudah bersosialisasi menjaga hubungan pun sangat amat penting karena kita tidak tahu bagaiman takdir seseorang kedepannya, apakah kita membutuhkan mereka atau tidak. Beliau mengatakan jagalah relasi kita agar tetap sehat meskipun jauh sekarang sudah banyak wadah untuk kita mencari teman dan berkomunikasi dengan banyak orang. Misalnya ketika kita sudah jauh dengan orang itu, baik beda kota maupun negara sesekali kita membalas status mereka agar komunikasi tetap terjaga walau sudah tidak se intens dulunya. Tidak hanya dengan cara tersebut, beliau juga mengatakan jika kita mengunjungi suatu tempat dan dekat dengan orang tersebut hubungilah mereka dan ajak mereka bertemu agar hubungan tetap terjaga. Bapak Adriyan Kusuma sendiri mengatakan bahwa dulu semasa beliau menjadi mahasiswa belia banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku dan juga dengan bergaul bersama teman teman nya baik untuk hanya sekedar berkumpul ataupun untuk melakukan kegiatan atau proyek bersama, beliau juga sangat aktif sebagai mehasiswa yang sering mengikuti organisasi kampus. Beliau mengatakan bahwa sebagai mahasiwa kita harus aktif mengikuti kegiatan kampus baik yang wajib ataupun tidak karena itu akan membantu kita di dunia kerja. Misalnya ketika di dunia kerja kita mendapat proyek yang harus dikerjakan dalam kelompok, ketika kita sudah pernah mengikuti kegiatan organisasi kampus maka kita akan terbiasa hanya perlu beradaptasi dengan berbagai macam karakter orang lain. Tapi jika kita tidak pernah mengikuti kegiatan kaampus atau menjadi mahasiswa pasif maka kita akan sulit bekerja sama dalam tim, kita bisa menjadi yang paling tidak menonjol ataupun yang paling menonjol karena dalam tiim ataupun kelompok kita harus bisa membuat diri kita menonjol bersama dengan yang lainnya dan tidak timpang tindih, namun bisa saja kita cepat beradaptasi ketika pertama kalinya bekerja dalam kelompok namun itu sangat sulit dilakukan secara bersamaan apalagi dengan banyak nya orang dalam kelompok tentu ada orang yang secara personal ingin menonjol sendiri dan pastinya kita akan bingung cara mengahadapi karakter orang tersebut.  

Hal yang terpenting lainnya juga yaitu adalah pengetahuan bagaiman pengetahuan kita akan menyeleksi diri kita untuk masuk ke dalam lingkup yang mana. Ketika kita bersosiaalisasi pengetahuan kita juga ikut di nilai ke dalam aspek diri kita, apakah dengan pengetahuan kita yang kita miliki kita pantas berada di posisi yang sekarang atau tidak. Dan dalam hal tersebut juga dapat menentukan kualitas diri kita dan juga pertemanan kita, apakah kita diterima atau tidak di dalam lingkungan mereka apalagi kita semua yang baru masuk dalam dunia kerja

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Ghina Syifa Nabila – Reflection

Bagi saya, Nous memiliki arti pemikiran manusia yang berakal dan memberikan kesan spiritual didalamnya. Tetapi dalam arsitektur, nous merujuk kepada aspek penting dalam perumusan kebijakan dan desain arsitektur yang mengacu kepada pemahaman mendalam, pengetahuan atau intuisi yang dimiliki oleh arsitek atau perancang terkait dengan proyek arsitektur tertentu. “Nous” melibatkan lebih dari sekedar keahlian teknis. Maksud dari keahlihan teknis adalah pemahaman yang lebih dalam tentang konpleksitas yang ada dalam menciptakan ruang fisik yang berfungsi, berkelanjutan dan berarti. 

Pemahaman mendalam mencangkup berbagai aspek. Pertama, “nous” mencakup pemahaman mendalam tentang lingkungan fisik, termasuk topografi, iklim dan sumber daya alam. Seorang arsitek yang memiliki “nous” memahami berbagai aspek-aspek ini yang dapat mempengaruhu desain dan bagaimana menciptakan bangunan yang dapat berbaur dengan lingkungan sekitarnya. Kedua, “nous” juga mencangkup pemahaman tentang konteks budaya dan sejarah dimana proyek tersebut berada. Ini termasuk memahami nilai-nilai budaya, warisan arsitektur, dan identitas lokal. Seorang arsitek yang memiliki “nous” mampu menggabungkan elemen- elemen ini ke dalam desain yang menghormati dan memperkaya konteks budaya. Selain itu, “nous” mencakup pemahaman tentang aspek sosial, termasuk bagaimana desain bangunan mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Ini melibatkan pertimbangan seperti keamanan, aksesibilitas dan kualitas hidup penghuni. Pentingnya “nous” terletak dalam kemampuannya untuk menciptakan solusi arsitektur yang melebihi sekedar pandangan teknis atau estetika. Ia memungkinkan arsitek untuk mengambil keputusan yang lebih berkelanjutan dan relevan, memungkinkan bangunan untuk menjadi bagian yang harmonis dalam lingkungan fisik dan sosialnya. Dengan “nous”, arsitek dapat menciptakan karya yang tidak hanya estetik, tetapi juga berdampak positif pada kehidupan masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Intinya, “nous” adalah pemahaman mendalam dan pencerahan yang memandu pengambilan keputusan dalam arsitektur, memastikan bahwa desain dan kebijakan mencerminkan kebutuhan, nilai, dan tujuan yag lebih besar dalam menciptakan ruang yang bermakna dan berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Noun sendiri didalamya terdiri dari 4 elemen, yaitu Techne, Phronesis, Episteme, Sophia. 

Elemen pertama yaitu Techne, Techne adalah yang merujuk pada seni, keterampilan, atau keahlian dalam menciptakan sesuatu, termasuk desain arsitektur. Konsep techne menyoroti aspek teknis dan keterampilan yang diperlukan dalam proses perancangan dan pembangunan bangunan. Dalam arsitektur, techne melibatkan penerapan ilmu pengetahuan, matematika, teknik, dan keterampilan seni untuk merancang dan membangun bangunan yang berfungsional, estetis, dan berkelanjutan. Ini mencangkup pemahaman tentang bahan bangunan, struktur, tata letak, dan aspek-aspek teknis lainnya yang diperlukan untuk menciptakan bangunan yang aman, efisien, dan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penggunanya. Techne juga mencerminkan bagaimana arsitek menggunakan alat dan teknologi modern dalam perancangan arsitektur, seperti perangkat lunak desain komputer, perhitungan struktural, dan teknologi konstruksi yang canggih. Ini memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan desain menganalisis dampak lingkungan, dan merancang bangunan yang ramah lingkungan. Namun, techne bukan hanya tentang aspek teknis semata. Hal ini juga melibatkan unsur seni dan kreativitas dalam mengekspresikan visi desain. Seorang arsitek dengan techne yang baik mampu menggabungkan keahlian teknik dengan visi estetis, menciptakan bangunan yang indah dan bermakna. Dalam perkembangan arsitektur modern, techne telah menjadi semakin penting dengan adanya tuntutan untuk menciptakan bangunan yang efisien energi, berkelanjutan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Ini menuntut arsitek untuk terus memperbarui pengetahuan teknis mereka dan mengintegrasikan teknologi terbaru dalam desain mereka. Dengan demikian, techne adalah konsep sentral dalam arsitektur yang mencerminkan perpaduan antara aspek teknis dan seni dalam proses perancangan dan kontruksi bangunan. Hal ini menggambarkan keterampilan dan keahlian yang diperlukan dalam menciptakan lingkungan binaan yang memenuhi kebutuhan manusia sambil menghadiahkan nilai estetis dan berkelanjutan. 

Elemen kedua ada Phronesis, Phronesis adalah kebijaksanaan praktis atau pengetahuan moral yang digunakan dalam pengambilan keputusan etis. Dalam konteks arsitektur, phronesis memainkan peran penting dalam memastikan bahwa desain dan praktik arsitektur memenuhi nilai-nilai etis, keberlanjutan, dan tujuan sosial. Dalam praktik arsitektur, phonesis melibatkan kemampuan seorang arsitek untuk memahami implikasi estis dari keputusan desain mereka. Ini mencangkup pertimbangan etika dalam hal seperti aksesbilitas, keselamatan, dan kualitas lingkungan. Seorang arsitek yang memiliki phonesis yang baik mampu memutuskan dengan bijak bagaimana memenuhi kebutuhan klien dan masyarakat sambil menghormati nilai-nilai etis. Selain itu, phonesis uga berhubungan dengan kebijaksanaan dalam hal keberlanjutan. Ini mencakup pemahaman tentang dampak lingkungan dari desain dan material bangunan, serta bagaimana menciptakan bangunan yang berkelanjutan dari sudut pandang ekologis. Phonesis memungkinkan seorang arsitek untuk memilih solusi yang ramah lingkungan dan meminialkan jejak karbon dalam hal tujuan sosial, phonesis juga dapat mencakup pemahaman tentang bagaimana desain bangunan dapat memengaruhi komunitassekitarnya. Ini melibatkan pertimbangan seperti bagaimana bangunan tersebut dapat berkontribusi pada kualitas hidup dan keberlanjutan masyarakat, serta cara membangun hubungan yang baik dengan komunitas yang terkena dampak. Dengan kata lain, phronesis adalah kemampuan seorang arsitek untuk mengintegrasikan aspek estika, keberlanjutan, dan tujuan sosial dalam praktik arsitektur mereka. Ini memastikan bahwa desain dan praktik arsitektur tidak hanya efektif dari segi teknis, tetapi juga mendukung nilai-nilai etis, keberlanjutan, dan keseahteraan masyarakat. Dengan memiliki phronesis, arsitek dapat mengambil keputusan yang bijak dalam menciptakan lingkungan binaan yang lebih baik dan lebih manusiawi.

Elemen ketiga ada Episteme, Episteme adalah pengetahuan yang sistematis, ilmiah dan teoritis. Dalam konteks arsitektur, episteme mencerminkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip teoritis yang mendasari desain dan praktis arsitektur. Episteme melibatkan pengetahuan yang bersifat universal dan abstrak, yang dapat membentuk landasan bagi pengambilan keputusan dalam perancangan bangunan. Ini mencakup pengetahuan tentang sejarah arsitektur, teori arsitektur, estetika, serta prinsip-prinsip desain yang telah berkembang dari waktu ke waktu. Dengan pemahaman episteme, seorang arsitek dapat merujuk pada pengetahuan teoritis untuk menghadapi tantangan desain. Mereka dapat mendasarkan keputusan desain mereka pada dasar-dasar ilmiah dan teoritis yang telah terbukti. Ini dapat memungkinkan mereka untuk menciptakan solusi yang lebih kokoh, berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang sejarah, budaya, dan teori yang relevan dalam arsitektur. Episteme juga mencakup pemahaman tentang perkembangan teknologi dan inovasi dalam arsitektur. Ini mencakup pengetahuan tentang material bangunan terbaru, teknik konstruksi canggih, dan perkembangan dalam teknologi digital yang memengaruhi desain arsitektur. Dengan pemahaman ini, seorang arsitek dapat memanfaatkan perkembangan teknologi terbaru untuk menciptakan bangunan yang lebih efisien dan inovatif. Selain itu, episteme juga dapat membantu arsitek dalam memahami tren dan perubahan dalam arsitektur yang berkembang seiring waktu. Mereka dapat merancang bangunan yang relevan dengan tuntutan aman dan memahami bagaimana arsitektur berkontribusi pada isu-isu kontemporer seperti keberlanjutan, keamanan, dan kualitas lingkungan. Dengan demikian, episteme adalah konsep yang penting dalam arsitektur karena membentuk dasar pengetahuan teoritis yang membimbing desain dan praktik arsitektur. Ini memungkinkan arsitek untuk menggabungkan aspek teori, sejarah, teknologi dan inovasi dalam penciptaan bangunan yang relevan dan bermakna dalam lingkungan mereka.

Elemen terakhir ada Sophia, Sophia adalah kebijaksanaan, kebijakan atau kecerdasan yang mendalam dalam perancangan dan praktik arsitektur. Dalam konteks arsitektur, sophia melibatkan pemahaman yang luas dan mendalam tentang aspek-aspek kompleks yang terkait dengan desain, termasuk aspek teknis, estetika, budaya dan etika. Sophia mencakup pemahaman tentang kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai aspek desain arsitektur, termasuk pengetahuan tentang prinsip-prinsip arsitektur, sejarah arsitektur, dan teori desain. Ini memungkinkan seorang arsitek untuk merancang bangunan dengan dasar pengetahuan yang kuat, memanfaatkan warisan arsitektur yang telah ada, dan mengabungkannya dengan gagasan-gagasan inovatif. Selain itu, sophia juga mencakup pemahaman tentang budaya dan konteks lokal dimana bangunan akan dibangun. Seorang arsitek yang memiliki sophia memahami bagaimana desain mereka dapat memengaruhi masyarakat dan budaya di sekitarnya, serta bagaimana menciptakan bangunan yang merespon kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat tersebut. Pentingnya sophia juga terkait dengan etika dalam praktik arsitektur. Seorang arsitek dengan sophia yang baik mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari desain mereka dan berusaha untuk menciptakan bangunan yang etis, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Sophia juga mencerminka aspek estetika dalam arsitektur, yaitu pemahaman tentang keindahan dan harmoni dalam desain. Ini melibatkan kemampuan untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya fungsional tetapi juga indah dan memuaskan mata. Dalam dunia arsitektur yang terys berkembang, sophia adalah kualitas yang penting bagi seorang arsitek. Ini memungkinkan mereka untuk merancang bangunan yang bukan hanya teknis, tetapi juga menginspirasi, berkelanjuran dan etis. Sophia mencerminkan kebijaksanaan dalam meciptakan lingkungan binaan yang bermakna dan berdampak positif pada masyarakat dan lingkungan. 

Cara menentukan kebijakan dalam praktik seorang arsitek melibatkan penerapan prinsip-prinsip techne, phonesis, episteme, dan sophia. Berikut adalah cara menentukan kebijakan untuk masing-masing dari empat aspek ini dalam praktik seorang arsitek. Yang pertama Kebijakan Techne, seorang arsitek yang memiliki akses ke teknologi terbaru dan keterampilan teknis yang mutakhir, ini melibatkan pelatihan berkelanjutan dan integrasi alat dan perangkat lunak desain terkini dalam praktik. Selanjutnya, arsitek yang menggunakan material dan teknik konstruksi yang ramah lingkungan dalam desain, ini dapat mencangkup persyaratan atau insentif untuk sertifikasi berkelanjutan. Selanjutnya, seorang arsitek yang menentapkan standar keamanan yang ketat untuk melindungi penghuni bangunan. Pastikan bahwa kualitas bangunan tidak dikompromikan demi efisiensi.

Yang kedua ada Kebijakan Phonesis, seorang arsitek yang menegakkan kode etik yang kuat dalam praktik arsitek untuk memastikan kebijaksanaan dalam pemenuhan nilai-nilai etis dan keberlanjutan. Selanjutnya, arsitek yang terlibat dalam dialog dengan komunitas dan pemaku kepentingan terkait dengan proyek arsitektur. Selanjutnya, arsitek yang mempertimbangkan dampak sosial dari desain arsitektur, seperti aksesibilitas dan kualitas hidup penghuni. 

Yang ketiga ada Kebijakan Episteme, seorang arsitek yang melanjutkan pendidikan mereka dalam teori arsitektur, teknologi, dan inovasi melalui pelatihan dan pengembangan profesional. Selanjutnya, arsitek yang mempelajari kajian kasus sejarah arsitektur untuk memahami prinsip-prinsip desain yang sukses. Selanjutnya, arsitek yang menekankan pentingnya integrasi teknologi terbaru dalam desain, termasuk BIM (Building Information Modelling) dan teknologi berkelanjutan

.

Yang keempat ada Kebijakan Sophia, seorang arsitek yang menciptakan budaya dimana kreativitas dan inovasi dihargai dalam desain arsitektur. Selanjutnya, arsitek yang menanamkan penghargaan terhadap keindahan dalam desain arsitektur dan dorongan eksperimen estetika yang inovatif. Selanjutnya, arsitek yang berfokuskan pada dampak budaya dalam desain, seperti pemahaman konteks budaya dan upaya untuk meresponnya.

Menurut saya, menetapkan kebijakan-kebijakan ini dalam praktik seorang arsitek akan membantu memastikan bahwa mereka memadukan dengan bijaksana aspek-aspek techne, phonesis, episteme dan sophia dalam setiap proyek mereka. Ini akan menciptakan lingkungan binaan yang lebih baik, berkelanjutan, etis, dan indah bagi masyarakat dan lingkungan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Golfei Huang – Reflection

Bagi saya Nous itu sangat berpengaruh serta bekerja di dalam kehidupan perkuliahan saya. Hal yang saya bicarakan ini berkorelasi dengan pendidikan di dunia arsitektur, Nous itu sebuah konsep yang ada di dalam kehidupan sehari-hari setiap individu. Nous itu dibagi menjadi 4 kecerdasan yang terdiri dari Episteme, Phronesis, Techne, dan Sophia. Yang pertama merupakan kecerdasan Episteme, yang dimana Episteme ini merupakan daya tangkap seorang individu terhadap ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan ini memiliki pengaruh yang paling besar di kehidupan tiap individu, karena di dunia pendidikan tinggi kita ini kita itu bertujuan untuk mendapatkan ilmu bukan hanya sekedar nilai, nilai hanyalah sebuah angka namun ilmu pengetahuan itulah yang berdampak besar di kehidupan kita. Ilmu pengetahuan yang saya dapatkan semasa saya berkuliah tidaklah sedikit, ilmu pengetahuan inilah yang membantu saya dalam membuka pikiran saya akan dunia arsitektur yang lebih luas. Di pendidikan tinggi arsitektur ini saya mendapatkan ilmu pengetahuan itu lebih banyak belajar dengan metode mendengarkan, dan di pendidikan arsitektur itu saya tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan dari dosen, saya juga dapat ilmu pengetahuan dari berbagai hal.

 Mulai dari pengalaman teman-teman saya, kakak tingkat saya, serta narasumber yang kemarin saya wawancarai yaitu pak Dana. Memang ilmu pengetahuan itu kita dapatkan dengan orang-orang yang mempunyai pengalaman yang mungkin belum pernah kita alami atau jelajahi, oleh karena itu ilmu pengetahuan itu merupakan hal yang paling besar dan kebanyakan kita itu belajar nya melalui cara mendengarkan dari orang-orang yang lebih berpengalaman. Ilmu pengetahuan ini sangat berdampak di kehidupan saya, semakin hari semakin lebih tau sedikit demi sedikit, dengan cara mendengarkan itu tadi. Ilmu pengetahuan bukan hanya soal matematis, atau penalaran dan lain sebagainya. Sama seperti arsitektur, arsitektur tidak hanya sekedar berbicara tentang tata ruang, bangunan, yang bersifat konstruktif, namun masih banyak elemen lainnya yang berhubungan dengan arsitektur

.

Ilmu pengetahuan bisa dari hal-hal kecil lainnya di luar akademis, tanpa adanya ilmu pengetahuan maka tidak akan adanya perkembangan cara pola pikir yang bermanfaat untuk kehidupan kita. Selanjutnya ada kecerdasan Phronesis, kecerdasan yang satu ini merupakan kecerdasan secara taktikal, praktik atau dalam hal bertindak. Phronesis ini pada umumnya dapat ditemukan di dunia praktik atau pekerjaan seperti magang dan lain sebagainya, yang dimana otomatis sangat berbanding terbalik dengan kecerdasan Episteme, yang dimana Episteme itu kita lebih banyak mendengarkan dari pengalaman dan mendapatkan ilmu pengetahuan tapi tidak melakukan praktik, dan Phronesis ini merupakan kecerdasan praktik yang dimana kita itu dilatih untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Otomatis akan ada gap atau jarak antara pengajaran yang dilakukan di dunia pendidikan dengan dunia praktik atau dunia kerja. Dikarenakan di pendidikan tinggi arsitektur itu didominasi oleh gaya belajar dengan cara mendengarkan, maka dari itu kesempatan atau sebuah ruangan untuk belajar praktik dan taktikal itu tergolong kecil.

Kejadian seperti ini saya alami di pendidikan tinggi arsitektur, karena ada beberapa materi ajar yang disampaikan dan setelah saya pahami arsitektur itu tidak hanya sesimpel itu dan sangat berbeda di dunia kerja atau praktik nanti. Ibarat kita semasa perkuliahan masih diberi makan bubur terus menerus saat melaju ke dunia praktik kita diberi makan nasi dan lauk keras, otomatis kita akan kesusahan dalam hal tersebut. Di pendidikan tinggi arsitektur diajarkan itu bagaimana sebuah konsep terbentuk, sebuah bangunan itu terbentuk dari berbagai bentuk-bentuk dasar, namun kenyataan nya tidak semudah itu untuk mengimplementasikan hal tersebut ke dunia praktik atau kerja karena akan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah arsitektur itu terbentuk, bukan hanya dari perubahan bentuk-bentuk dasar yang disatukan. Pada awalnya memang pendidikan arsitektur itu bagi saya cukup rumit dan saya cukup kewalahan di awal-awal, dikarenakan saya masih awam dan tidak tahu apa apa tentang arsitektur, namun seiring berjalannya waktu dengan adanya Episteme tadi itu membantu saya, namun hal tersebut tidaklah cukup dikarenakan kurangnya latihan praktik yang dipakai di dunia kerja nanti atau disebut juga Phronesis. Maka dari itu di pendidikan tinggi arsitektur ada yang namanya simulasi studio atau bisa kita sebut sebagai stupa, beruntungnya di dalam dunia pendidikan ada Techne, yang menjadi sebuah simulasi dalam bentuk studio desain atau stupa, yang bantu dengan kuliah praktik agar dapat mencicipi sedikit bagaimana nanti dunia praktik itu bekerja.

 Di studio desain ini, para pelajar juga belajar untuk berpikir kritis serta mengembangkan ide-ide yang ada, dimulai dari merancang sebuah konstruksi yang dibilang masih tergolong kecil namun hal tersebutlah yang membantu para pelajar untuk menjadi lebih tahu hal-hal dasar dan hal dasar tersebutlah yang dapat menjadi pondasi utama untuk para pelajar terus berkembang ke arah yang lebih baik. Namun pembelajaran seperti ini itu terhitung opsional tergantung dari Universitas itu, karena setiap Universitas memiliki ciri khas nya masing-masing dalam melakukan proses belajar mengajar. Selanjutnya ada Sophia, Sophia merupakan keberanian dan kecintaan dalam berkarya, Sophia ini merupakan ranah yang lebih personal dan bersifat pribadi yang membentuk kecintaan dan keberanian dalam berkarya. Sophia ini lebih mengarah pada personal bagaimana kita bisa mengenali diri kita sendiri dengan baik, dan di situasi seperti ini kita bisa mencari sebuah role model yang mirip dengan kita. Yang bisa kita jadikan acuan, ataupun sebuah inspirasi dalam menciptakan karya-karya kita. Maka dari itu kita perlu kenal baik dengan diri kita terlebih dahulu agar kita bisa mencari sosok model yang lebih berpengalaman yang bisa membagikan pengalaman nya untuk kita jadikan sebuah acuan ataupun inspirasi kita dalam berkarya. 

Dengan demikian setelah kita dapat mengerti masing-masing elemen yang ada di Nous, kita harus mampu menyeimbangkan keempat elemen tersebut. Sebelum saya mengetahui konsep ini, jujur saja saya kehilangan arah dalam melakukan pendidikan di arsitektur, namun seiring berjalannya waktu saya mulai mencari cara dan menemukan pace saya dalam menjalani pendidikan arsitektur ini. Tentunya kadar Nous yang ada di setiap pribadi sudah pasti berbeda, namun hak tersebut lah yang bisa membantu kita melihat dari berbagai sudut pandang dari tiap individu.

Saya akan berbagi sedikit pengalaman saya, jujur pada saat awal memasuki pendidikan tinggi di arsitektur, saya merasa kewalahan dikarenakan saya tidak terlalu tahu dengan apa itu arsitektur. Jadi saya betul betul kosong pikiran saya tentang apa itu arsitektur, saya sangat ingat kali pertama saya sebelum menjalani perkuliahan di arsitektur, ada yang namanya TKH atau Temu Keakraban Himpunan yang diadakan oleh himpunan mahasiswa arsitektur. Sejak saat itu saya merasa sangat banyak hal yang tidak saya ketahui, dan banyak istilah-istilah baru yang membuat saya merasa tertekan dalam fase memasuki perkuliahan arsitektur. Saya betul-betul merasa down dan merasa takut akan tidak sanggup dalam menjalani perkuliahan di arsitektur, merasa bimbang dan merasa saya orang yang tidak kompeten dalam hal tersebut. Setelah memasuki perkuliahan pun saya masih merasakan hal yang sama, yang dimana saya masih selalu meragukan diri saya sendiri, saya sering merasa takut dan merasa tidak berkembang dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan perkuliahan di arsitektur. 

Saya merasa saya sangat tertinggal jauh dibelakang teman-teman saya, mulai dari teknik menggambar, menggunakan software, pengetahuan tentang arsitektur dan lain sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, saya selalu mendapat support dan kata kata yang memotivasi diri saya dari kedua orang tua saya, dan saya perlahan menyadari bahwa saya itu hanya tidak percaya diri, dan saya hanya memerlukan waktu untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya. Banyak hal yang saya dapatkan selama menjalani pendidikan arsitektur di Bina Nusantara, bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan tentang arsitektur namun juga ada ilmu pengetahuan lainnya yang bisa membantu saya untuk mendevelop diri. Di binus ada beberapa mata kuliah yang saya anggap sangat membantu saya dalam proses pengembangan diri saya serta, mengembangkan pemahaman saya. Seperti Architectural Design, dan Introduction to Architecture. Mata kuliah ini berhubungan dengan hal Techne dan Episteme, yang dimana di mata kuliah Architectural Design atau kita sebut sebagai stupa itu lebih ke arah techne, karena disitulah kita dilatih untuk merancang untuk membangun sebuah konstruksi namun bukan hanya sekedar merancang semerta-merta begitu saja, namun banyak hal yang perlu diperhitungkan dimulai dari 3 aspek yang terdiri dari Venustas, Firmitas, dan Utilitas. Di stupa ini juga diajarkan untuk berpikir kritis, seperti kenapa bentuknya harus begini kenapa struktur nya begini, itu semua dibuat dengan sebuah alasan. Karena setiap hal yang dibuat pasti memiliki sebuah maksud. Masuk ke mata kuliah Introduction to Architecture, di mata kuliah ini saya mendapatkan sebuah insight lebih akan dunia arsitektur, mata kuliah ini membantu saya untuk memahami bahwa arsitektur itu tidak hanya sebuah part kecil, namun banyak part-part lainnya yang bisa berkorelasi dengan arsitektur yang tidak kalah penting. 

Saya juga mendapatkan tugas dari pak Rich untuk mewawancarai arsitek dan mencari role model. Hal tersebut semakin membuka mata saya, dan membantu saya mengembangkan pikiran saya. Pada waktu itu saya mewawancarai pak Dana yang saya jadikan role model, beliau menyampaikan pengalamannya berkarir di dunia arsitektur, serta menjalani pendidikan arsitektur itu sangatlah berkesan bagi saya. Dikarenakan beliau juga sempat struggle dalam menjalani perkuliahan arsitektur, dan hal tersebut tidaklah membuat beliau menjadi down namun beliau justru bangkit. Kadar Nous memang sangat mempengaruhi pribadi orang-orang, selama menjalani perkuliahan arsitektur selama kurang lebih sudah setengah semester, saya merasa banyak yang mempengaruhi insight atau pandangan saya akan suatu hal. Dikarenakan perbedaan Nous, tentu akan mempengaruhi cara berpikir juga, maka dari itu saya juga merasa tingkat Nous yang bervariatif pada tiap orang itu yang bisa membuat pola pikir kita semakin berkembang. Dari keempat elemen yang ada di Nous, kita harus mampu menyeimbangkan semuanya, dampaknya kepada kita jika kita berhasil menyeimbangkan Nous itu pun akan sangat bermanfaat dari aspek kehidupan kita, dan bisa juga untuk membantu orang-orang yang ada di sekitar kita.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Janely Chandra – Reflection

BRIGHT VISION

Have you ever heard that “Life is so Boring”? 

Yes, we have. Too many times.

At that time when we were still a senior high school student, we think that everyday life is just like that. Nothing is special. Morning goes to school; afternoon go home from school. We’re college student now. And we thought that everything will be just as boring as it was in Senior Highschool.

But guess what?

We met an extraordinary Lecturer, His name is Realrich Sjarief. First time we heard his name, we were like “Damn, his name is so cool.” When we met him the first time, again, we were like “Extraordinary Name is held by Extraordinary Man.” He has a very broad outlook on life.

Mind, there are 3 types of minds, he said.

Original Mind

Conventional Mind

Dimensional Mind

Original mind, is about the Past. We need to surpass the past us. Let go of the past. Be free from the past. Learn from the past. Accept the past. And that past is all about fear and sadness. 

You can’t go back and change the beginning, but you can start where you are and change the ending.”

Conventional mind, however, is about the Future. What we want to be? What we want to achieve? What we want to have and not have? The future where we are better than today.

“What have you done wrong yesterday? What have you forgotten to do yesterday? It’s okay, be the better person than you were yesterday.”

Dimensional mind, is the realization that in this time of life, we should enjoy our life. Do not dwell in the past, do not dream of the future, concentrate the mind on the present moment.

If you keep one hand on your past, and one hand on your future, you’ll never have either. To embrace tomorrow, you must let go of yesterday. And to embrace today, you must stop obsessing over tomorrow.”

Have you heard about “Nous? Do you know what Nous is?” he asked the whole class. Nous means Mind or Intellect. Nous has 4 poles in knowledge.

Sophia

Techne

Episteme

Phronesis

Sophia, is about belief. When you lose your belief on something, you will lose yourself. Here you can find a role model that keeps you away from negative thought and keeps you motivated.

  “Believe that everything happens for a reason, you live for a reason, you just need to see things from different perspective.”

Techne, is about skills. Soft skill, hard skill, skill that you need for your future. And all of that need not excellences, but repetitions.

Time can never be reversed. So, wake up when no one is awake, Train when no one is training.”

Episteme, is about self-improvement. You can start off with taking care of your health and mental health. Later, you can read books to improve your vision, talk to people to see things differently. Everything counts as self-improvement.

“To improve your mood, exercise. To think more clearly, pray. To understand the world, read. To understand yourself, write. To be happy, don’t expect. To get more, give.”

Phronesis, is about practical action. Things you do that gives you credits in your life. Which turns into happiness and sense of achievement.

“Don’t climb mountains so that the world can see you, climb mountains so that you can see the world.”

“Life is like a book. some chapters are sad, some are happy, and some are exciting. But if you never turn the page, you will never know what the next chapter holds.” 

Now we’re getting somewhere, aren’t we?

Isn’t it interesting?

To be honest, it’s very interesting when you are in deep thought of life.

He also talked about talent plus effort means skill, skill plus efforts means achievement. For us, this is one of our favourites. You see, if you got talent but you didn’t improve your talent, it became nothing. When you improved your talent, it became your skill. When you have that skill and you work hard with it, you get achievements. 

And what if you don’t have a talent?

That’s okay, not all talented people become successful. Effort plus effort also means skill. All you need is enjoyment. When you enjoy doing something, you will learn it well. But when you don’t enjoy doing it, you become tired, and you won’t learn well. 

“To learn fast, make the process fun.”

Lots of quotes today, isn’t it?

Always remember:

“Grapes must be crushed to make wine. Diamonds form under pressure. Olives are pressed to release oil. Seeds grow in darkness.”

Besides of life lesson, he also taught us that we’re here not to sit and listen to what the lecturer has to say, then have exam of it. We were being pushed to be confident person. He gave us an assignment to interview a person who is experienced in many ways. The truth is that we’re happy to be given assignment like this, unlike others, they commented on how crazy it is. 

We think that assignment like this will give us many lessons. Much more than the assignment that asked to you make a PowerPoint of a subject that lecturer has taught you. Of course, there are feeling on “What if they don’t agree to be interviewed? “

“If you never try, you never know what awaits.”

Turned out the person we’re interviewing was very friendly. We were afraid that he would be a grumpy person. We told him that, then we laughed. We learned a lot while talking to him, so many new insight, new perspective, so many that we can’t write it all.

“Observe everything, Observe the world, to get a better insight.”

What about a boring life you were talking about?

We enjoy observing our life.

Everything seems to be very interesting.

When we are young, we don’t have the chance to write something like this, we don’t have the chance to meet people like this. We were always bored by the way the school was. But this time, Mr. Sjarief made the whole class fun.

Since we’re a short person, people always think that we’re kids. And kids don’t understand anything about life. So, we have been keeping this for ourselves. 

But you know what? 

We know that everything is not to tell, and that’s what we are proud for ourselves. We’re addicted to the feeling of no one knows what we can do, no one knows what we understand

“Never tell anyone what you are thinking, and you’ll be mysterious. And being mysterious itself is a pleasant feeling.”

Actually, we’re secretly admiring ourselves, that we can be different from other. That’s our way to love ourselves. By dressing not for others, but for ourselves to see. We love formal clothes, our family said we’re crazy, no one is wearing formal clothes every day. But it gives us the confident.

“Dress neatly no matter the occasions, no matter the times.”

These quotes are not only changing our perspective but changing our life. Combine all that quotes and take it to your heart. You can be a better person the next day. You learn to understand the world, a life-changing occurrence that some people took long enough to realize.

At our age, you may find some are dragged to a worse path and better path. We know people who addicted to Sweet, Caffeine, Energy Drink, even Vape. Sweets are not as bad as Vape though. But, let me tell any who you are reading this,

“You never know how much valuable your health is until you are fighting for it. So fight for it now, before you have to.”

“Imagine someone gives you a Ferrari and you just leave it outside. Never drive it and don’t take care of it. Eventually the person who gifted you the Ferrari comes and sees that it’s rusted, dirty, and looks old. Because you didn’t maintain it. Naturally that person is angry because you didn’t appreciate their gift. But what if we tell you that the Ferrari is your body. And God is the one who gifted it to you. Are you really taking care of his gift?”

We don’t tell them those in their faces, because what we understood is that, You can’t change people mind, you can’t control what they do. The only thing you can control is your mind, your response, and your action.” So even if they are in a bad path, and you are their friend, that doesn’t mean you have to be like them. 

“Learn to fight.

Control your emotions.

Stay focused on your goals.

Build self-confident.

Always be yourself.

Be independent.

Stay away from gossips.”

Lastly,

We can’t thank you enough Mr. Sjarief. It’s a pleasure to be taught by you. You are against the world; rules are made to be broken; we favour that. Thank you for your insights you have shared with us.

All the quotes above are from many of resources that we have encountered and took it to our heart.

If one day you’re sharing our work to someone else, please never mention our name. Being mysterious is our pleasure. Let it be a little secret, between you and us.

“We may not be able to have the chance like this again in life.

If one day we crossed path again, it will be another miracle that happen in life.”

.

.

.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Jason Nathanniel Wang – Reflection

Bagi saya, semester pertama adalah awal dari perjalanan panjang menuju menjadi seorang arsitek yang kompeten. Pada awal kuliah, kami diperkenalkan kepada dasar-dasar arsitektur, konsep ruang, dan prinsip-prinsip desain. Sebagai seorang mahasiswa, saya menemukan diri saya terpesona oleh kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas dalam menciptakan ruang yang indah dan fungsional. Saya juga belajar untuk melihat dunia dengan mata yang lebih kreatif, memahami bagaimana bangunan memengaruhi kehidupan sehari-hari, dan merasa terinspirasi untuk menciptakan karya-karya yang dapat memperkaya lingkungan kita. Semua ini adalah langkah awal yang membawa saya ke dalam dunia arsitektur yang menarik, di mana saya bisa menggabungkan pengetahuan teknis dengan imajinasi kreatif untuk menciptakan solusi-solusi yang berdampak positif pada masyarakat dan lingkungan.

Dalam arsitektur, ini sendiripun saya bisa bagikan beberapa poin penting yang saya pelajari, yang menurut saya sangat penting jika ingin memahami, menguasai, dan menggeluti bidang arsitektur dengan baik, yaitu, Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme.

Yang pertama adalah pemahaman tentang Sophia atau kebijaksanaan, yang menurut saya memainkan peran penting dalam perkuliahan arsitektur. Kami diajarkan untuk perlu memahami prinsip-prinsip etika dalam desain dan konstruksi bangunan. Selain hanya sekedar menciptakan bangunan yang indah, kami harus mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan budaya dari proyek arsitektur kami. Kebijaksanaan ini membantu kami untuk mengambil keputusan yang benar-benar bermakna dalam desain arsitektur kami. Kami merasa bertanggung jawab untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga memperhitungkan berbagai aspek etis dalam pembangunannya.

Kemudian, Techne atau keterampilan praktis dalam merancang dan membangun bangunan adalah inti dari perkuliahan arsitektur. Kami diajar untuk perlu memahami teknik konstruksi, ilmu material, dan desain arsitektur. Ini bukan hanya tentang merancang bangunan yang tampak indah di atas kertas, tetapi juga tentang membuatnya menjadi kenyataan dengan menggunakan material yang tepat dan teknik konstruksi yang efektif. Saya juga harus mengembangkan keterampilan menggambar teknik, model 3D, dan perangkat lunak desain arsitektur. Ini adalah bagian integral dari Techne yang membantu kami untuk menjadi arsitek yang kompeten di masa depan. Kami belajar untuk mengkombinasikan imajinasi dan keterampilan teknis untuk menciptakan bangunan yang memenuhi kebutuhan fungsional dan estetika.

Selanjutnya, Pronesis adalah kemampuan yang sangat penting dalam perkuliahan arsitektur. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang sering kali kompleks dan bervariasi. Dalam konteks perkuliahan arsitektur, Pronesis membantu kami untuk mengambil keputusan yang bijak dalam merancang dan mengelola proyek-proyek arsitektur. Kami harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti anggaran, waktu, kebutuhan klien, dan peraturan lingkungan. Pronesis membantu kami untuk mengintegrasikan pengetahuan kami dalam situasi praktis dan menjadi arsitek yang mampu mengatasi tantangan dalam dunia nyata.

Terakhir, Episteme adalah pengetahuan ilmiah yang penting dalam perkuliahan arsitektur. Episteme mencakup pengetahuan tentang teori arsitektur, sejarah arsitektur, dan konsep-konsep dasar yang menjadi dasar dari praktik arsitek. Kami belajar tentang perkembangan arsitektur dari masa lalu hingga masa kini, dan bagaimana teori-teori arsitektur dapat memengaruhi desain dan pembangunan bangunan. Pengetahuan ilmiah ini membantu kami untuk memahami alasan di balik keputusan desain, serta mengapa suatu pendekatan tertentu digunakan dalam suatu proyek. Episteme memberikan dasar yang kokoh bagi pemikiran kritis dan inovasi dalam desain arsitektur.

Dengan demikian, pengembangan empat elemen Nous dalam perkuliahan arsitektur, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, memainkan peran penting dalam membentuk kami menjadi arsitek yang komprehensif dan berpengetahuan luas. Kami belajar untuk melihat lebih dari sekadar estetika dalam desain, mempertimbangkan nilai-nilai etis, menggabungkan keterampilan teknis dengan visi kreatif, membuat keputusan bijak dalam situasi yang kompleks, dan memahami dasar-dasar teori arsitektur. Semua ini membentuk landasan yang kuat untuk memasuki dunia praktik arsitektur dan memberikan kontribusi positif dalam membangun lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan. Kekuatan empat elemen Nous ini memberi kami landasan yang kokoh untuk menghadapi tantangan di dunia nyata dan menjadi arsitek yang kompeten serta berpengaruh.

Dengan adanya semua noun ini, kita dapat meningkatkan kualitas diri kita sendiri, dan dapat membantu kita dalam masa perkuliahan kita, baik itu secara sosial maupun dalam bidang lainnya. Salah satu contohnya adalah bahwa kita lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar kita, kita lebih percaya diri untuk bertindak, baik ketika ada masalah atau jika tidak ada masalah dalam belajar. Selain itu, kita juga bisa mengembangkan ilmu berdasarkan pengetahuan yang kita miliki.

Namun, selain 4 noun ini ada juga beberapa poin yang menurut saya penting agar diri kita menjadi lebih baik lagi yaitu Original Mind, Conventinal Mind dan Juga Dimensional Mind

Original mind adalah sebuah kemampuan batin yang memungkinkan kita untuk menggali dan memahami dengan mendalam esensi dari diri kita sendiri. Melalui pemahaman ini, kita mampu bersikap jujur terhadap diri sendiri ketika menilai apa yang kita telah capai dalam hidup dan menghadapi dengan bijak apa yang kita sebut sebagai rasa takut. Ini merupakan kemampuan untuk menjalani proses introspeksi yang mendalam dan membuka diri pada keterbukaan yang memungkinkan kita untuk terus berkembang secara pribadi dan spiritual.

Conventional mind adalah pendekatan yang berfokus pada bagaimana kita dapat menciptakan citra diri yang dapat diterima oleh masyarakat. Citra diri ini sering kali mengarah pada standar dan norma sosial yang umum diterima, yang mencakup bagaimana kita memandang diri kita sendiri dan bagaimana kita ingin dilihat oleh orang lain. Untuk mencapai citra diri yang sesuai dengan konvensi ini, kita sering kali berusaha untuk mencapai pencapaian materiil yang dianggap penting oleh masyarakat dan memilih berada dalam lingkungan sosial yang dianggap “layak” oleh norma-norma tersebut.

Conventional mind pada dasarnya membahas tentang pandangan kita terhadap masa depan. Bagaimana kita merencanakan dan merajut masa depan tanpa terlalu banyak kekhawatiran. Ini mencakup ide bahwa kita perlu memiliki imajinasi dan harapan bahwa ketika kita memandang ke depan, kita melihat diri kita menjadi lebih baik dari hari ini. Ini melibatkan pencarian passion dan kebahagiaan dalam hidup, sehingga kita dapat mencapai potensi penuh kita dan meraih kebahagiaan yang lebih besar di masa depan.

Dimensional mind merupakan sebuah konsep yang menggabungkan prinsip-prinsip dari original mind dan conventional mind. Dalam konsep ini, kesadaran mengenai pentingnya menikmati kehidupan saat ini, yang merupakan bagian dari kehidupan dimensi saat ini, sangat ditekankan. Kehidupan saat ini adalah titik fokus di mana kita memiliki kendali atas waktu dan sumber daya yang kita miliki.

Dalam dimensi ini, kita berhenti membandingkan masa lalu dan masa depan kita. Kehidupan saat ini adalah sumber kebahagiaan, karena kita memahami bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan dalam kondisi saat ini. Dengan menyadari bahwa kita hidup dalam saat ini, kita dapat menghentikan pikiran yang terlalu banyak terjerat dalam angan-angan yang belum terwujud dan juga trauma yang selalu ada. Hasilnya, muncul perasaan puas dan cukup dalam hidup kita.

Dalam perjalanan pengembangan diri kita, diperlukan usaha dan dedikasi yang besar untuk mencapai kesuksesan. Upaya ini mengarah pada pengembangan keterampilan dan kemampuan kita, dan ketika keterampilan ini terus ditingkatkan, kita mencapai pencapaian-pencapaian pribadi yang lebih besar dalam hidup kita. Dengan demikian, upaya yang konsisten dalam pengembangan diri adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dan pencapaian pribadi yang signifikan.

Berikut adalah cerita saya ketika saya melakukan wawancara dengan seorang arsitek yang dimana 4 noun ini menurut saya terdapat didalam semua proses-proses saya dalam mewawancarai arsitek ini.

Ketika saya mendapat tugas wawancara yang mengharuskan setiap mahasiswa mewawancarai seorang arsitek dan menjadikannya sebagai model, awalnya saya bingung dengan tugas tersebut. Namun, saya memutuskan untuk mengambil tindakan untuk mendukung pelaksanaan proyek ini. Pilihan ini menunjukkan phronesis, kebijaksanaan praktis untuk melakukan hal yang benar. Saya memutuskan untuk memilih arsitek yang saya sukai dan ingin saya wawancarai.

Dalam proses ini, saya merasakan perlunya keberanian, yang merupakan bagian dari diri Sophia. Keyakinan ini mendorong saya untuk melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini. Setelah memilih arsitek, langkah selanjutnya adalah menjadwalkan wawancara. Metode ini melibatkan penggunaan techne, yaitu pengetahuan dan keterampilan teknis dalam melakukan wawancara. Wawancara ini merupakan pintu gerbang menuju pemahaman yang lebih dalam tentang visi dan kebutuhan proyek, serta kesempatan untuk berkolaborasi dengan arsitek yang dipilih untuk menciptakan desain yang memenuhi harapan dan tujuan kami.

Sebelum wawancara, saya berusaha mempersiapkan diri dengan baik agar wawancara berjalan dengan baik dan lancar. Saya menghabiskan beberapa menit sebelum wawancara untuk mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan dan aspek lain untuk didiskusikan. Ini adalah contoh techne, dimana saya berlatih dan mendorong peningkatan keterampilan teknis saya dengan menerapkan pengetahuan tersebut. Hari pertemuan wawancara pun tiba dan wawancara dilakukan secara online melalui aplikasi Zoom. Saya merasa saya perlu mencoba menerapkan langkah-langkah teknis ini untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Pada saat wawancara, saya mencoba untuk melakukan noun episteme, yaitu upaya untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman dari arsitek yang saya wawancarai.

Saya mendengarkan baik-baik perkataannya, mencoba memahami setiap bagian pesan yang disampaikannya. Pertanyaan berlanjut hingga akhir wawancara, dimana saya berterima kasih kepada arsitek yang telah meluangkan waktu untuk diwawancarai oleh saya. Ini menunjukkan kebaikan dan rasa hormat terhadap orang lain. Selama wawancara ini berlangsung, saya merasa wawancara ini merupakan pengalaman yang berharga bagi saya. Saya tidak hanya memperoleh pengetahuan berharga dari seorang arsitek yang saya kagumi, tetapi saya juga dilatih di berbagai bidang seperti phronesis, Sophia, techne, dan episteme. Wawancara ini telah membantu saya dalam pengembangan pribadi dan pemahaman saya tentang dunia arsitektur.

Karena tindakan saya, baik dalam pemilihan arsitek, maupun dalam persiapan wawancara dan ketika sedang mewawancarai seorang arsitek. Saya rasa tugas ini membantu saya meningkatkan kemampuan saya dalam komunikasi dan teknologi. Yang menurut saya, semua hal ini merupakan hal yang penting dalam perjalanan saya sebagai mahasiswa BINUS dan calon arsitek dimasa depan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Jason Santino Halim – Reflection

Architecture is a very deep subject, and all the more complicatedit is to be an architect. A student would percieve architect differently than how a professional architect would, ant henm both, the architect and the student, see architecture differently than the average person. It is already a hassle to deal with architecture because of varying perspectives society has about it. It becomes even more difficult knowing that within the process of creating architecture, there are various topics, people, knowledge, practices, and other factors that come into play. All of which are involved in forming specific architecture and also the general sense of what we now understand as architecture.

The issue with learning architecture is that the knowledge of architecture does not translate very fluently into practice, and neither does the technical skill of architecture have direct influence to the quality or inspiration to the design. It is as if there are multiple separate disciplines that a person has to master in order to be sufficient as an architect.

“Nous” is a greek term that often associates with intellect or a higher form of knowledge. In the works of Aristotle, he refers to nous as the human’s capacity to reason. Phronesis, Techne, Episteme, and Sophia, are four terms, used in association with the concept of nous that have distinct meanings. The concept of nous that Arsitotle speaks of corellates very well to the intellectual learning curve of an architect.

“Phronesis” means a “practical wisdom”. It refers to a person’s ability to make sound judgement, and decisions in situations where it is required. Phronesis is practical, moral, and ethical, which means it is a form of higher knowledge that is concerned with the application of principles and values into realistic situations. In architecture this would be described as the architect’s ability to use their knowledge of architecture, whether if it is about their theory of design or even if it is their scientific knowledge, in order to tackle real-life scenarios with awareness of the real-life conditions. Phronesis requires attentivenes, observation, and attention to detail in order to pick and choose from theoretical and scientific knowledge, and find what can be used in specific situations.

Aside from Phronesis, another important for of knowledge is “Techne”, which describes the knowledge a person has that is associated with their soft-skills. The translation of techne from greek to english is “art” or “craft”. It is most accurately described as the ability to create or produce something. As an architect, it is common practice to draw, create models, operate architectural software, and other ways to create a clear layout of information through the available forms of media do communicate the various aspects of a design. To develop the ability to create such things, requires time and practice. An architect with better “techne” can create visualizations for better designs, and though it is not the determining factor of the design, it always helps the architect to take the next step in the design process.

“Episteme” means “knowledge” but specifically “intellectually certain knowledge”. In simple terms we call it science, which is the theoretical knowledge that derives off of observation, experience, and experimentation. This is the way in which an architect can know about what works, and what doesn’t. There are various theories in architecture from a wide range of categories within the discussions of function and aesthetics. Episteme is the conventional understanding of architecture that is learned mostly through education. The world of architectural education, mostly revolves around an epistemic approach. 

To understand episteme more deeply, we must be aware that although episteme is about the knowledge of the certain, we can be deceived into thinking that we have sufficient knowledge of the world. There is more knowledge out there than what is commonly seen. In architecture, the majority of well known and well praised products are those that belong to a more capitalistic or power-oriented approach to architecture. It is uncommon to see architecture with weaker relations to business and market or less extravagant and cheaper products of architecture to be discussed and praised by many across the world.

The reason to the reality of the greater appreciation towards the more capitalistic and power-oriented approach to architecture is merely because that is the nature of such things. Buildings that symbolize power and capitalism have an objective to be popular and seen as something great. It is not wrong for that to be the case, but what is wrong is to limit our knowledge to only that side of architecture. Architecture and knowledge, can be divided into The Four Quadrants of Wisdom.

The first quadrant of wisdom in architecture would be capitalism, as said before. This discussion of architecture occurs in a world that focuses in a market-based economy where everyone has to compete in order to get what they want. Architecture in this quadrant is often built for the reason of creating a market or a product that brings in money. The priority of capitalistic architecture is profit. This type of architecture is well represented by property developers whose businesses revolve around designing and constructing property, to sell for profit.

Another objective of capitalistic architecture is to create innovation, in hopes of creating architecture that is more efficient in cost. The use of concrete for example, has developed to become the standard for constructing buildings because of the cost efficency and how concrete is more practical. It may be a cheaper and faster process, but the use of such materials come with an environmental cost. Due to profit being the driving force of capitalistic architecture, it forces architecture to lean towards cost efficiency more than environmental well-being.

The next quadrant is architecture that demonstrates power. Architecture, especially before the era of modern architecture, has often been regarded as a luxury of the wealthy and powerful. The most noticeable application of demonstrating power through architecture in history, in my opinion, can be seen in the Rennaisance. During the Reannaisance, the artistic limits of architecture were push to higher limits due to the wealth acquired by colonist countries who were wealthy and powerful. 

The presence of architecture on buildings that belong to the powerful, such as the government and large-organizations are examples of the demonstration of power. The clear presence of architecture in the powerful class makes us forget the significance that architecture has in contributing to the prosperity of smaller parts of society.

This brings us to the third quadrant of episteme in architecture. Architecture that follows values from socialism, approaches architecture in the opposite way from the interests of the capitalist. Socialism in architecture focuses on collective well-being, and often contributes nescessary limitations for architecture in order to create sustainable design and does not put its priority on profit, even occassionally constructed purely for the purpose of helping those in need. To differentiate from “socialist” architecture, “socialism” in architecture is not a style of architecture but more accurately, it is a concept of architecture.

Last but not least, the quadrant of “tradition” in architecture. The goal of tradition in architecture Is to preserve certain values and practices that are usually decreasing due to the influence/authority of the powerful. To learn about tradition in architecture is to understand the history of cultures, values, and practices in specific parts of the world. The preservation of religion is a great example of how tradition is preserved in hopes of continuing the practice of a belief that is regarded as universal truths by many. Another great example of tradition in architecture is the vernacularity of specific traditional architecture. Vernacular buildings were developed through time based on functionality and practicality in their corresponding regions. This often results in a more environmentally friendly architecture, despite the fact that these buildings were not designed by architects.

“Sophia” is the wisdom of knowledge. To have sophia is to know how to navigate through episteme or scientific knowledge. Sophia does not have a consisten description of what is right or wrong, but it is an approach to knowledge that involves creating a standard for what is right and what is wrong within the person’s morals and values. An architect has to have sophia to be certain of which decision corresponds with their morals and values. Aside from morals and values, sophia in architecture allows the architect to have an original mind and an original approach to architecture. A person’s Sophia defines their inspiration and motivation to do what they do and be who they intend to be, in this case to create architecture and to be an architect.

After breaking down The Four Quadrants of Nous, we can understand that each form of knowledge, whether it be practical knowledge (Phronesis), productive knowledge (Techne), scientific knowledge (Episteme), or wisdom of knowledge (Sophia), has its own role in making a person of high intellectual quality. It is important to note that each individual has a varying innate capability of developing each of these quadrants. Whether or not a person should focus on one quadrant or try to balance them out, relies on their own judgement.

For an architect, it may appear to be a challenge to navigate through their career without a well balanced Nous. This is because the work of an architect very often pushes the architect to be involved in situations where the quadrants would intersect. The architectural design also does not simply follow one or two quadrants. It has to consider each and every quadrant and fix the proportions accordingly. If one thing is clear, it is that Nous is a dynamic of the four quadrants that all work together, back and forth or even simultaneously, and that to be concious of the four quadrants of Nous is a path to understanding who we are, and knowing who we want to be.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Jesslyn Evania Citra – Reflection

Bagi saya, kemampuan Nous sangat penting bagi setiap mahasiswa. Nous adalah kemampuan untuk berpikir secara kritis dan rasional. Dengan memiliki Nous, kita dapat belajar dengan lebih efektif, membuat keputusan yang tepat, dan mencapai tujuan yang kita inginkan. Nous menjadi penting karena memungkinkan kita untuk memperoleh wawasan, kecerdasan, dan mendapatkan pemahaman intelektual yang bijaksana. Nous adalah kunci untuk mencapai pemahaman terdalam tentang semua hal yang kita pelajari. Selain itu, Nous juga dapat membantu kita dalam pengembangan diri. 

Nous adalah kemampuan intelektual manusia untuk memahami dan memaknai dunia. Nous adalah konsep filosofis yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Nous berasal dari bahasa Yunani yang berarti pikiran atau akal budi. Dalam konteks filsafat, Nous merujuk pada akal budi sebagai sumber pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi. Selain itu, Nous juga dapat diinterpretasikan sebagai kekuatan yang memungkinkan manusia untuk memperoleh pemahaman tentang dunia dan realitas di sekitarnya. Nous bekerja dengan refleksi (mengamati dan mengevaluasi pengalaman dan pengetahuan seseorang), analisis (menguraikan dan membedakan komponen yang membentuk sesuatu), dan sintesis (menggabungkan dan menyusun komponen tersebut menjadi suatu kesatuan yang baru dan lebih baik). Nous mencari makna, tujuan, dan nilai dari semua yang ada di dunia. Nous juga membuat pandangan dan teori yang dapat menjelaskan dan memecahkan masalah yang dihadapi manusia. 

Dalam pemahaman Nous, terdapat empat elemen yang saling terkait dan berpengaruh satu sama lain, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme. Sophia adalah kebijaksanaan yang berkaitan dengan kebenaran dan kebaikan. Techne adalah keterampilan yang berkaitan dengan pembuatan sesuatu. Pronesis adalah kecerdasan taktikal dalam bertindak dan juga merupakan kebijaksanaan praktis yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Episteme adalah ilmu pengetahuan yang memiliki porsi paling besar berkaitan dengan kebenaran yang pasti. Keempat elemen ini membentuk sebuah sistem yang saling melengkapi dan memungkinkan manusia untuk memahami dunia dan realitas yang ada di sekitar kita dengan lebih baik. Dalam kehidupan sehari-hari, Nous membantu manusia untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang mendasari realitas dan dunia yang ada di sekitar kita. Nous juga membantu manusia untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan berguna. Selain itu, Nous membantu manusia untuk mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit. Nous juga membantu manusia untuk memahami konsep dan ide yang mendasari bidang studi mereka dengan lebih baik. 

• Sophia, yang berarti kebijaksanaan, adalah kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang mendasari realitas dan dunia yang ada di sekitar kita. Sophia juga berarti memiliki visi dan tujuan yang yang lebih tinggi dalam hidup. Sophia adalah kebijaksanaan yang diperoleh melalui pengalaman dan refleksi. Sophia memungkinkan kita untuk memahami kebenaran dan makna hidup. Sophia adalah ranah yang lebih pribadi yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Dalam kehidupan perkuliahan, Sophia penting untuk membantu saya memahami tujuan dan nilai-nilai yang lebih tinggi dalam pendidikan. Sophia membantu saya untuk memahami bahwa dalam perkuliahan bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang mengembangkan diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih besar. Sophia dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif, serta mampu melihat sesuatu dari berbagai perspektif. Contoh Sophia dalam kehidupan perkuliahan adalah ketika saya memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat saya, serta memiliki cita-cita yang ingin saya capai di masa depan. 

• Techne, yang berarti keterampilan, keahlian, atau seni, adalah kemampuan untuk membuat dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, indah, dan harmonis. Techne adalah keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan dan praktik. Techne juga berarti memiliki kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang. Techne melibatkan kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang mendasari suatu bidang atau disiplin ilmu. Dalam kehidupan perkuliahan, Techne sangat penting untuk membantu kita mengembangkan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk sukses dalam bidang studi kita. Techne juga memungkinkan kita untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu secara efektif. Techne membantu kita untuk memahami prinsip-prinsip dasar dalam bidang yang saya pelajari dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berguna. Techne dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas akademik. Contoh Techne dalam kehidupan perkuliahan adalah ketika saya membuat proyek atau tugas yang menarik dan berkualitas, serta menguasai berbagai teknik dan metode yang diperlukan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 

• Pronesis, yang berarti praktik, adalah kemampuan untuk bertindak dan memutuskan sesuatu yang baik dan benar. Pronesis adalah kemampuan untuk mengambil keputusan yang bijaksana. Pronesis merujuk pada kebijaksanaan praktis atau kecerdasan praktis. Pronesis merupakan kemampuan untuk memahami situasi dan menentukan tindakan yang tepat dalam situasi tersebut. Pronesis juga melibatkan kemampuan untuk memahami nilai-nilai dan tujuan yang lebih tinggi dalam hidup dan mengambil tindakan yang sesuai dengan nilai dan tujuan kita. Dalam kehidupan perkuliahan, Pronesis penting untuk membantu kita mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks dan sulit. Contoh Pronesis dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan untuk mengatur waktu dengan baik dan menentukan strategi belajar yang efektif. 

• Episteme, yang berarti pengetahuan atau ilmu, adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang bersifat empiris, rasional, dan logis. Episteme juga berarti memiliki rasa ingin tahu dan kritis dalam belajar. Episteme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui penalaran dan pembuktian. Episteme memungkinkan kita untuk memahami kebenaran secara mendalam. Episteme merujuk pada pengetahuan atau pemahaman yang lebih tinggi. Episteme merupakan kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang mendasari realitas dan dunia yang ada di sekitar kita dengan lebih baik. Episteme juga melibatkan kemampuan untuk memahami hubungan antara berbagai konsep dan ide. Dalam kehidupan perkuliahan, Episteme dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan untuk menguasai materi pelajaran, memahami konsep-konsep abstrak, dan menyelesaikan masalah secara kompleks. Misalnya, dengan membaca buku, artikel, dan jurnal untuk mempelajari hal-hal baru. Contoh Episteme dalam kehidupan perkuliahan adalah ketika saya membaca dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang relevan, serta menganalisis dan menyimpulkan data yang valid.  

Keempat elemen Nous ini bekerja dan berpengaruh dalam kehidupan perkuliahan saya dengan saling mendukung dan memperkaya dalam berbagai cara. Sophia memberi saya motivasi dan inspirasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan berprestasi. Sophia juga memungkinkan saya untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Saya dapat berpikir kritis tentang konsep-konsep yang dipelajari. Techne memberi saya kemampuan dan keterampilan untuk menyelesaikan berbagai tantangan dan masalah yang saya hadapi. Techne juga memungkinkan saya untuk mengerjakan tugas-tugas akademik dengan lebih efektif. Saya dapat belajar lebih cepat, dan menghasilkan karya yang lebih berkualitas. Pronesis memungkinkan saya untuk mengambil keputusan yang tepat dalam kehidupan perkuliahan saya. Saya dapat mengatur waktu belajar saya dengan baik. Pronesis memberi saya pedoman dan nilai-nilai untuk bersikap dan bertindak dengan baik dan benar. Episteme memberi saya pengetahuan dan pemahaman yang dengan lebih luas dan mendalam tentang berbagai hal yang saya pelajari. Saya dapat menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks dan berpikir secara kreatif. 

Konsep Nous ini ada didalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, Nous dapat dimanifestasikan dalam berbagai cara, seperti berpikir kritis dan rasional dalam mengambil keputusan (misalnya, ketika kita harus memilih pekerjaan, Nous dapat digunakan untuk mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya gaji dan lokasi kerja), mengembangkan kreativitas dan inovasi (misalnya, ketika kita ingin menciptakan sesuatu yang baru, kita harus menggunakan Nous untuk berpikir out of the box), serta membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain (menggunakan Nous untuk memahami sudut pandang mereka). 

Dalam kehidupan perkuliahan saya sendiri, keempat elemen Nous sangat berpengaruh dalam pengembangan diri dan pencapaian tujuan saya. Sophia membantu saya untuk memahami nilai-nilai dan tujuan yang lebih tinggi dalam bidang studi, Techne membantu saya untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk sukses dalam bidang studi saya, Pronesis membantu saya untuk mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks dan sulit, dan Episteme membantu saya untuk memahami konsep dan ide yang mendasari bidang studi saya dengan lebih baik. 

Nous juga membantu saya dalam kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa arsitektur dalam mengembangkan ide-ide kreatif dan solusi inovatif untuk desain saya. Saya belajar untuk berpikir kritis, menganalisis konteks, dan membuat desain yang tidak hanya indah tetapi juga berguna dan memenuhi kebutuhan secara fungsional. Pertama-tama, Nous membantu saya dalam memahami esensi dari arsitektur sebagai disiplin ilmu. Dalam belajar tentang arsitektur, kita tidak hanya mempelajari teknik-teknik dan konsep-konsepnya, tetapi juga bagaimana mengaplikasikannya dengan baik dalam merancang bangunan dan ruang. Penggunaan Sophia, yang merupakan elemen Nous yang menggambarkan kebijaksanaan dan pemahaman, membantu saya dalam menggali lebih dalam tentang filosofi di balik desain arsitektur dan bagaimana itu memengaruhi pengguna dan lingkungan sekitarnya. Kemudian, Techne, yang mewakili keterampilan praktis dan teknis, menjadi elemen yang tak terpisahkan dari Nous dalam konteks pendidikan arsitektur. Kita belajar untuk merancang bangunan dan merancang tata letak. Dalam konteks keberlanjutan dan etika arsitektur, pronesis, elemen Nous yang mengacu pada kemampuan moral dan pengambilan keputusan sangat relevan. Ada pula Episteme yang merujuk pada ilmu pengetahuan, menjadi dasar untuk pemahaman dalam arsitektur. Saya mempelajari teori-teori arsitektur, sejarah arsitektur, dan berbagai disiplin ilmu lainnya yang berdampak pada desain dan konstruksi. 

Secara keseluruhan, Nous membantu saya dalam berpikir secara kritis, logis, dan kreatif mengenai berbagai topik yang saya pelajari di perkuliahan. Dengan adanya Nous ini pula saya dapat mengembangkan sikap terbuka dan objektif terhadap pengetahuan. Selain itu, Nous juga membantu menemukan minat serta tujuan belajar saya. Menurut saya, Nous merupakan salah satu aspek penting dalam menjalani kehidupan perkuliahan karena perkuliahan bukan hanya berkaitan dengan menghafal fakta atau mengikuti aturan tetapi juga tentang bagaimana cara belajar dengan baik serta berpikir serta bertindak secara mandiri dan bertanggung jawab. Melalui adanya kemampuan Nous ini pula membuat rasa bahwa belajar bukan hanya sekedar mencari nilai, melainkan juga menemukan kebenaran dan kebaikan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Michelle Carolina – Reflection

Bagi saya, Ilmu itu merupakan priotitas utama dan ilmu merupakan hal yang tidak ada habisnya lebih tepatnya tidak akan habis ataupun tidak terbatas , Ilmu merupakan perihal yang sangat penting karena dapat mengembangkan pola pikir otak kita dengan adanya galian rasa ingin tahu dan antusias untuk terus belajar maka pepatah mengatakan “ Proses tidak akan mengkhianati hasil ” kalaupun hasil tidak sesuai, maka tidak menutup kemungkinan pintu pintu kesuksesan mengakses ilmu itu terkunci. Tipe Tipe Knowledge sebenarnya banyak, luas dan berbeda beda, Namun pada pembahasan kali ini saya akan menjelaskan ” 4 Types Of Knowledge ” Dengan apa yang sudah diajari oleh Pak Rich. Mari kita lihat apa itu dan apa saja kunci kunci itu, Types Of Knowledge terdiri dari 4 kunci tapi kunci ini terdapat di dalam satu zona yang sama. Empat kunci tersebut dinamakan dengan nama, Techne, Episteme, Sophia dan Phronesis. Pertama tama izinkan saya untuk membahas “Techne” terlebih dahulu, Techne suatu kata yang menggambarkan suatu “Art atau craft”. Techne adalah ilmu pengetahuan yang merujuk pada bagaimana kita mengasah kemampuan soft skill maupun hard skill. Techne diawali dengan rasa ingin belajar. Bagaimana cara kita mempelajari skill tersebut ? dengan cara research atau mungkin dalam dunia perkuliahan dengan mengadakan les tambahan. ”Apa yang kira kira bisa dilakukan orang? Bagaimana kita dapat mengaplikannya ? ” Itu salah satu dorongan dari bagaimana diri kita ingin melakukan sesuatu sehingga dapat menghasilkan atau mewujudkan suatu objek dan mencapai tujuan ataupun sasaran dari apa yang kita pelajari. Tidak ada ilmu yang dapat membuat kita rugi, ilmu selalu dapat digunakan dalam jangka pendek, Panjang bahkan selamanya. Jadi Techne sendiri mengandung kata “Training” tanpa adanya Latihan kita tidak akan tau kemampuan craft kita sampai mana. ”skill” terdapat dengan berlatih secara konsisten , “Method” dan “Habits” karena tanpa adanya salah satu dari kata tersebut, kita tidak bisa mengasah ilmu Techne lebih dalam. Techne dalam perkuliahan Arsitektur adalah simulasi kedalam studio yang diperkuat dengan praktik dan profesi, dikuliah biasanya disebut dengan Stupa jadi kita merancang pavilion,menggambar dan membuat maket.

Ilmu ini sebenarnya ilmu yang telah dicombine dengan pengetahuan teoritis “Episteme” karena dengan adanya teori anda dapat memahami mengapa dan bagaimana prinsip prinsip ini dapat bekerja. Selanjutnya ‘’Episteme”, Episteme ini memiliki porsi yang besar dari SD sampai sekarangpun tanpa kita sadari, kita selalu mendapatkan ilmu Episteme Secara terus menerus. Jadi ini merupakan ilmu dimana kita dapat mengetahui pengertian, asal usul, penyebab, cara kerja.Logika kita dalam mengasah ilmu. Bisa dibilang yaitu perkumpulan informasi yang dimiliki pada setiap individu. Bentuk aktivitas manusia disebut “ Theoria “ yang artinya contemplation atau thinking jadi bagaimana kita menjadikan suatu gagasan yang memberikan bentuk pada pengetahuan teoritis. Bagi saya, justru kita harus berhati hati karena ilmu dalam pengertian, asal usul, kata yang sudah saya mentioned di atas tergolong ilmu yang sangat luas, ilmu yang memerlukan wawasan yang terbuka.Jangan sampai karena terlalu banyak informasi kita jadi tidak tau inti sebenarnya itu apa. Berikut merupakan kata kunci Episteme yakni, “Facts” ,”Evidence” tanpa adanya fakta dan bukti bagaimana kitab isa tau bahwa ilmu itu akurat “ Understanding” dan “Memory” dengan ini hal kita dapat mengembangkan daya ingat dan pemahaman kita pada otak kita. Pada saat interview saya berkesempatan untuk berbicara dengan Pak Popo Danes.Pak Popo Danes menceritakan bagaimana asal usul ketertarikan pada Arsitektur, bagaimana inti dari pengertian pendalaman Arsitektur menurut Pak Popo Danes yaitu salah satunya mendatangkan karya karya Arsitek lain dengan mengapresiasi Bangunan tersebut dan juga Pak Popo sebagai orang yang menyebarkan ilmu Episteme dengan menjadi pembicara dikampus yang ada di Asia. jadi disini saya cenderung untuk belajar dengan hanya mendengarkan, Jadi saya “ oo begitu” jadi mencoba untuk selalu memahami paparan Pak Popo ,Jadi mendapatkan ilmu dengan mengetahui perjalanan dan cerita Pak Popo itu seperti apa. Jadi dengan mendengarkan saya dapat ilmu yang berbeda berbeda dan itu menjadi pelajaran untuk saya, untuk melihat apa yang bisa saya pelajarin dari mengdengarkan itu. Ini merupakan contoh ilmu Episteme selain kalau dalam perkuliahan itu seperti saya mengikuti sebuah acara seminar yang diadakan oleh kampus maupun diluar kampus dan memang benar kita tidak bisa tertuju dengan satu perihal saja namun cobalah untuk melihat perihal perihal yang lain juga. 

Saat saya sedang melakukan Research terkait materi ini,saya menemukan ilmu opini atau yang disebut “doxa” jadi episteme adalah ilmu yang pasti dan doxa merupakan pengetahuan yang dianggap bisa keliru karna bersifat berubah ubah. Selanjutnya ada Sophia yaitu kebijaksanaan teoretikal mengenai kebenaran yang bersifat universal, kebenaran dalam berkarya yang merujuk pada rasa cinta terhadap karya. Yaitu dengan bagaimana kita memperlihatkan rasa keberanian pada diri sendiri dalam membentuk suatu karya. Tanpa adanya Sophia cenderung akan merasakan kelelahan karena tidak ada dorongan dalam keyakinan terhadap kecintaan itu sendiri.Bagi saya jika dikaitkan dengan Arsitektur mengikat mengenai seberapa dalam saya mencintai Arsitektur, saya menyadari dan selalu disadari bahwa Arsitektur itu kompleks namun sekompleks kompleksnya, mengkhianatiIlmu Arsitektur itu indah dengan menemukan tujuan arti kita,dengan menemukan tujuan untuk klien, kita dapat menyenangi orang lain begitu juga rasa bangga yang kita dapatkan.Pak Popo sempat berkata bahwa adanya apresiasi membuat semuanya semakin bermakna. Selanjutnya Kebijakan yang dimaksud adalah sebuah proses, berbeda dengan yang namanya Phronesis, Phronesis kebijakan taktikal, lebih mempertimbangkan bagaimana cara bertindak untuk menghasilkan perubahan. Berbeda dengan episteme dimana saya hanya mendapatkan sebatas ilmu namun Pada momen ini biasanya kita akan lebih tau, bahwa apa yang akan didapatkan Ketika kita bisa terjun langsung ke lapangan, yaitu pemahaman dalam “awalnya tidak sadar Ketika melakukan sesuatu, namun setelah melakukan hal tersebut baru mereka bisa mempelajarinya dan memahaminya”. Saya memang belum merasakan “ praktik “ namun saya yakin dengan adanya praktik, ilmu yang awalnya tidak tahu nantinya akan menjadi tahu. Nah dari semua type of knowledge yang sudah saya jelaskan, mendorong saya untuk menargetkan dan menata semuanya, saya harus mencari untuk mendapatkan ilmu dari semua types tadi karena dengan begitu kita akan mempunyai pengalaman pengalaman yang baru dan juga perspektif yang baru. Zona itu mempunyai Batasan lingkaran besar di luarnya yang merupakan penggabungan suatu types of knowledge. Dinamakan dengan “ Nous “, jadi nous merupakan center, keutuhan yang melingkup semua types of knowledge. Kadar Nous setiap orang sudah pasti berbeda beda yang dimaksud adalah seperti ini.

Ketika kita sudah mendapatkan dan mempelajari ilmu keempat empatnya, ilmu itu nanti akan saling mengutuhkan jadi disatukan menjadi sebuah bola gitu ya, dimana pada saat digunakan ilmu ilmu itu akan saling nyaut menyaut. Jadi kesimpulan yang saya dapatkan yaitu sudah dibilang kadar Nous setiap orangkan berbeda nah kesimbangan terhadap nous tergantung pada diri sendiri,tegantung pada aksi yang kita lakukan dan rasa ingin belajar apa yang kita utamakan ? dengan menjawab hal itu kita bisa mengurutkan sesuai dengan Takaran kita sendiri. Mungkin kita dapat menguasasi salah satunya tapi harus juga ada usaha untuk menyeimbangkan empat ilmu tersebut.Lebih Personal saya ingin menyampaikan bahwa memang benar materi ini memang dibutuhkan dalam pemikiran dan pendidikan Arsitektur, bagaimana mengarahkan dan menyeimbangkan suatu ide desain itu dengan keempat ilmu tersebut. Ilmu Episteme dan Sophia mencerminkan bagaimana diri kita, tindakan dan pilihan yang akan membentuk pola Nous kita. Lalu untuk ilmu Techne dan Phronesis merujuk pada profesi professional karena sudah membawa kita mengarah ke hasil proses yang sudah dilakukan.Jadi untuk sekarang saya masih ingin mendengar pengalaman pengalaman setiap orang dalam proses menuju Episteme, Techne , Sophia dan Phronesis dan mencari motivasi pendukung agar saya mencapai 4 kuadran tersebut. Jadi dapat saya katakan Pengaruh dari 4 kuadran atau kunci keilmuan ini berpengaruh dengan bagaimana kita mengembangkan pikiran kita. Dan hal yang sedang saya pelajari adalah menjalankan Ilmu Episteme dan mengaitkan dengan Ilmu Techne karena dengan begitu saya bisa lebih cepat memahami, jadi dengan adanya Latihan hard skill dan soft sill dalam sebuah teori, logika kita secara tidak langsung akan saling mengaitkan dan mewujudkan sasaran dengan hasil yang ingin kita ketahui. Ini memang menjadi bekal untuk saya, menjadi bekal dari saya mendengarkan Pak Rich memaparkan ilmu ini sampai lulus sampai cita cita saya teraih, Sebenarnya masih Panjang waktunya namun dengan berusaha untuk meyakinkan diri dari step by step, maka saya yakin pada akhirnya akan menghasilkan bunga yang cantik, walaupun bentuknya masih kurang jelas. 

Mungkin itu saja dari saya perjalanan saya sampai tengah semester satu merupakan pengalaman yang membutuhkan effort yang extra karena saya dan teman teman yang lain harus bisa menyesuaikan diri dari masa SMA ke masa Kuliah.Saya juga harus berlatih dengan perihal apa yang akan datang fase fase selanjutnya, karena Ketika saya berusaha mencapai seseuatu akan datang tantangan dan cobaan yang diberikan, bukan untuk menggoyah namun untuk melihat seberapa kuat kita menghadapi hal tersebut seberapa mampu kita meng-logikakan hal tersebut,seberapa bisa kita mengaitkan ke ilmu yang sudah dipelajari sebelum sebelumnya.dengan adanya tantangan di depan muka maka itulah waktu kita untuk menunjukan apa yang sudah saya lakukan sebelum sampai dititik itu, tanpa melihat kebelakang kita sudah bisa membuktikan kemampuan kita.Maka itu saya ingin terus belajar dan belajar, tidak ada hal yang lebih indah daripada Ilmu karena Ilmulah yang dapat membimbing kita semua, dan Orang Orang yang sudah berpengalaman yang selalu menurunkan Ilmunya merupakan orang yang mulia yang sampai sekarang tidak Lelah untuk terus mencari Ilmu.Saya kagum dengan orang orang yang saya temui, orang orang yang mempunyai perspektif yang berbeda beda, orang orang yang memprioritaskan Ilmu pengetahuannya dengan adanya Orang yang seperti itu maka saya,teman teman yang lain,generasi muda dapat belajar banyak, mendapatkan sebuah motivasi dan mendapatkan perspektif ataupun jalan yang baru.Dan saya ingatkan lagi types of knowledge yang sudah saya pelajari akan berdampak banyak untuk saya dan teman teman saya bekal bekal maupun pesan pesan akan kami pakai dengan bijak.Sekian dari Saya, Michelle Carolina mengucapkan Terima kasih.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Muammar Rasendriya Rahman – Reflection

Nous adalah sebuah konsep yang memiliki akar dalam pemikiran orang-orang Yunani kuno. Konsep ini memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pemahaman intelektual dan kebijaksanaan. Pemahaman tentang Nous membantu kita merenungkan realita dengan lebih mendalam, memungkinkan kita untuk mengembangkan pemikiran yang lebih baik. Ketika kita tumbuh dewasa, Nous membantu kita membedakan antara pemikiran yang buruk dan pemikiran yang baik, membimbing kita menuju kebijaksanaan. Tidak hanya itu, Nous juga mendorong kita untuk mengembangkan pemikiran kritis, beretika, dan lebih bijaksana. Dengan memahami konsep Nous, kita dapat merenungkan peran pentingnya dalam sejarah pemikiran dan bagaimana ia masih relevan dalam konteks kehidupan modern kita. Konsep ini mengajarkan kita untuk tidak hanya memikirkan realita, tetapi juga cara kita memikirkannya, sehingga kita dapat menjadi individu yang lebih bijaksana dan beretika dalam menghadapi tantangan kehidupan. 

Menurut saya dalam konteks pendidikan tinggi, pemahaman Nous dan elemen-elemennya memegangperan penting dalam tadi yang saya sebut diatas yaitu pemikiran kritis, beretika, dan juga bijaksana. Dimana Nous memiliki 4 elemen yang memainkan peran kunci dalam pemahaman dan pengembangan intelektual itu. Sepeti Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme.   

Sophia, sebagai salah satu elemen kunci dalam pemahaman Nous, memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter dan etika dalam dunia perkuliahan. Sophia merujuk pada kebijaksanaan yang tinggi, yang melibatkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip moral, etika, dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pendidikan tinggi, Sophia memberikan landasan yang kuat untuk mahasiswa dalam memahami apa yang benar dan salah, serta bagaimana berperilaku dengan integritas dalam konteks akademik. 

Mahasiswa yang mampu menerapkan konsep Sophia dapat menjadi pemimpin yang baik di masa depan. Mereka tidak hanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral, tetapi juga mampu berpikir dengan bijaksana dalam menghadapi situasi yang kompleks. Mereka memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab dan memiliki tingkat integritas yang tinggi. 

Selain itu, pemahaman Sophia juga membantu mahasiswa untuk mengembangkan tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas dan kewajiban mereka dalam lingkungan akademik. Mereka menjadi individu yang dapat diandalkan dan dihormati oleh sesama mahasiswa dan dosen karena kesediaan mereka untuk menjalani kehidupan akademik dengan prinsip-prinsip etika yang kuat. 

Dengan demikian, pemahaman Sophia bukan hanya relevan dalam konteks pendidikan tinggi, tetapi juga memiliki dampak positif dalam membentuk karakter dan etika mahasiswa, yang pada gilirannya dapat menghasilkan pemimpin yang beretika, bijaksana, dan bertanggung jawab di masyarakat. Ini adalah kontribusi yang sangat berharga dari konsep Nous dalam dunia pendidikan. 

Elemen kedua dari Nous, yaitu Techne, memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan keterampilan. Techne merujuk pada penguasaan pada suatu bidang tertentu, dan dalam konteks pendidikan tinggi, ini mencakup penguasaan materi pembelajaran, keterampilan penelitian, serta kemampuan untuk menerapkan konsep dalam situasi praktis. 

Ketika mahasiswa menguasai elemen Techne, mereka menjadi lebih kompeten dalam menjalani tugas-tugas akademik mereka. Kemampuan ini tidak hanya berlaku dalam pengertian akademik, tetapi juga relevan dalam dunia nyata. Mahasiswa yang memiliki penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran akan lebih siap dalam menghadapi tantangan dalam karier mereka di masa depan. 

Selain itu, elemen Techne juga berkontribusi pada prestasi akademik mahasiswa. Mahasiswa yang mampu menguasai materi dengan baik dan memiliki keterampilan penelitian yang kuat akan cenderung mencapai hasil yang lebih baik dalam ujian dan tugas-tugas akademik mereka. Ini berarti bahwa elemen Techne tidak hanya membantu dalam pengembangan keterampilan, tetapi juga dalam mencapai keberhasilan akademik. 

Dengan kata lain, Techne adalah elemen yang memberdayakan mahasiswa untuk menguasai bidang studi mereka dengan baik, mengembangkan keterampilan yang relevan, dan akhirnya meraih prestasi akademik yang luar biasa. Ini adalah kontribusi yang sangat berharga dalam konteks pendidikan tinggi, karena mahasiswa yang memiliki penguasaan Techne yang baik akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia yang terus berkembang. 

Pronesis, sebagai elemen ketiga dari Nous, memainkan peran penting dalam pengembangan kebijaksanaan praktis dan intuisi moral. Pronesis melibatkan kemampuan untuk membuat keputusan dalam berbagai situasi, terutama ketika dihadapkan pada pilihan antara yang baik dan yang benar. Individu yang memiliki sifat ini memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan konsekuensi dari setiap pilihan mereka, dengan tujuan untuk menghindari kesalahan atau hasil yang tidak diinginkan. 

Dalam konteks pendidikan tinggi, pronesis sangat relevan, terutama untuk mahasiswa. Mahasiswa sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan dalam pembelajaran mereka. Mereka perlu memilih mata kuliah yang sesuai dengan minat dan tujuan karier mereka, membuat keputusan tentang waktu studi, mengatur prioritas antara tugas-tugas akademik, dan masih banyak lagi. Dalam hal ini, kemampuan pronesis membantu mereka untuk membuat keputusan yang bijaksana dan berfokus pada mencapai tujuan akademik mereka. 

Sebagai contoh, dalam bidang seperti arsitektur yang Anda sebutkan, pronesis memegang peranan kunci. Seorang mahasiswa arsitektur harus mengambil keputusan tentang materi apa yang akan digunakan dalam proyeknya, lokasi bangunan, teknologi yang dibutuhkan, dan banyak aspek lainnya. Kemampuan pronesis memungkinkan mereka untuk membuat pilihan yang tepat, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kualitas dan hasil akhir dari proyek arsitektur mereka. 

Jadi, pronesis adalah elemen penting yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk berhasil dalam pendidikan tinggi dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijaksana, menghindari kesalahan, dan mencapai hasil yang diinginkan dalam studi dan karier mereka. 

Episteme, sebagai elemen keempat dalam Nous, mengacu pada pengetahuan ilmiah yang mendalam dan berakar pada pengalaman yang lebih dalam. Episteme melibatkan pemahaman yang konseptual dan pengetahuan yang diperoleh melalui studi dan refleksi yang mendalam. Ini adalah elemen yang sangat relevan dalam konteks pendidikan tinggi, khususnya dalam pemahaman dan penguasaan mata kuliah yang diajarkan oleh dosen. 

Dalam lingkungan perkuliahan, mahasiswa membutuhkan elemen Episteme ini untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran. Mereka harus mampu menggali pengetahuan secara mendalam, memahami konsep-konsep yang kompleks, dan mengaplikasikannya dalam situasi nyata. Mahasiswa yang memiliki pemahaman Episteme yang baik cenderung menjadi mahasiswa yang cerdas dan terdidik. 

Episteme juga berperan dalam mengembangkan pemikiran kritis. Dengan pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran, mahasiswa dapat mengevaluasi informasi dengan lebih baik, mengidentifikasi kelemahan dalam argumen, dan menyusun pemikiran yang lebih terstruktur. Ini adalah keterampilan yang sangat berharga dalam pendidikan tinggi dan dalam kehidupan sehari-hari. 

Selain itu, Episteme juga berkontribusi pada pengembangan dasar pengetahuan yang mendukung penelitian dan pengembangan ilmiah. Mahasiswa yang memiliki pemahaman Episteme yang kuat memiliki landasan yang solid untuk berpartisipasi dalam penelitian dan menciptakan pengetahuan baru dalam disiplin ilmu mereka. 

Dengan demikian, Episteme adalah elemen penting dalam Nous yang membantu mahasiswa menjadi individu yang cerdas, terdidik, dan siap menghadapi kompleksitas pengetahuan dalam pendidikan tinggi dan di masa depan. Pemahaman yang mendalam tentang ilmu dan konsep ilmiah adalah aset berharga yang dapat membantu mahasiswa mencapai kesuksesan akademik dan kontribusi yang signifikan dalam berbagai bidang. 

Pemahaman Nous dan elemen-elemennya memiliki dampak yang sangat luas dan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks pendidikan tinggi. Inilah beberapa manfaat dan pengaruh yang dibawa oleh Nous dan elemen-elemennya: 

1. Etika dan Moral Elemen Sophia dan Pronesis membantu siswa mengembangkan landasan etika yang kuat dan kemampuan membuat keputusan moral yang bijaksana. Ini memengaruhi karakter siswa dan tindakan mereka terhadap orang lain, menghasilkan tingkat integritas yang tinggi. Penghargaan terhadap integritas adalah kunci dalam menjaga etika dan moral dalam kehidupan akademik dan di luar kampus. Siswa yang menginternalisasi nilai-nilai etika ini memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang beretika dalam masyarakat. 

2. Kemampuan Akademik Elemen Techne dan Episteme memainkan peran kunci dalam pengembangan kemampuan akademik siswa. Mereka membantu siswa menguasai materi pelajaran, mengembangkan keterampilan akademik yang kuat, dan memahami isi yang diajarkan oleh dosen. Kemampuan ini sangat penting dalam mengejar keberhasilan akademik dan kehidupan profesional di masa depan. Siswa yang memiliki penguasaan teknis dan pemahaman teoritis yang kuat lebih siap untuk menghadapi persaingan di dunia kerja. 

3. Pemikiran Kritis Konsep Nous secara keseluruhan mendorong pemikiran kritis dan analitis. Ini membantu mahasiswa untuk mempertanyakan dan merenungkan konsep-konsep, tindakan, dan pengetahuan mereka. Pemikiran kritis sangat relevan dalam dunia perkuliahan, di mana mahasiswa diajarkan untuk berpikir secara kritis, menilai informasi, dan mengembangkan argumen yang kuat. Ini adalah keterampilan yang sangat berguna tidak hanya dalam konteks akademik, tetapi juga dalam pengambilan keputusan sehari-hari dan dalam memahami dunia yang kompleks. 

4. Pemahaman yang Mendalam Elemen Episteme mendorong siswa untuk mendalami bidang studi mereka. Ini memberikan mereka pemahaman yang lebih mendalam tentang subjek yang mereka pelajari, dan memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada penelitian dan pengetahuan yang lebih besar. Siswa yang mendalami bidang studi mereka dapat membantu memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang tersebut. Mereka juga lebih mungkin menjadi ahli yang dihormati dan diakui dalam komunitas akademik. 

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang Nous dan elemen-elemennya, kita dapat lebih menghargai betapa pentingnya konsep ini dalam membentuk individu yang bijaksana, beretika, dan terdidik. Dalam dunia pendidikan tinggi, elemen-elemen Nous membantu mahasiswa untuk sukses secara akademik dan mengembangkan keterampilan yang sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, konsep Nous juga mempromosikan pemikiran kritis dan pemahaman yang mendalam, yang menjadi dasar penting dalam menghadapi kompleksitas pengetahuan dan tantangan di masa depan. Semua ini menggambarkan bahwa pemahaman Nous dan elemen-elemennya membawa manfaat yang sangat besar dalam pengembangan individu dan masyarakat yang lebih baik.  

5. Pengembangan Karakter Nous dan elemen-elemennya membantu dalam pembentukan karakter individu. Pengertian akan etika, moral, integritas, dan tanggung jawab yang dihasilkan dari elemen Sophia dan Pronesis membentuk dasar karakter yang kuat. Karakter yang baik adalah dasar bagi individu untuk menjadi pemimpin yang beretika, yang berfikir dengan bijaksana, dan yang dapat dipercaya dalam berbagai situasi. 

6. Pemahaman Terhadap Perbedaan Kultural dan Etika Elemen Sophia membantu dalam pengembangan pemahaman terhadap prinsip-prinsip moral dan etika yang dapat bervariasi di berbagai budaya. Ini sangat penting dalam dunia yang semakin terhubung dan multikultural. Pemahaman ini dapat membantu mahasiswa dan individu secara umum untuk berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang dan menghargai keragaman budaya. 

7. Kemampuan Problem Solving yang Lebih Baik  Konsep Nous dan elemen-elemennya membantu dalam mengembangkan kemampuan problem solving yang lebih baik. Mahasiswa yang menginternalisasi pemahaman ini akan lebih cenderung menilai situasi dengan lebih baik, mencari solusi yang tepat, dan membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan akademik dan kehidupan sehari-hari. 

8. Pengembangan Sikap Hati-hati Mahasiswa yang memahami Nous dan elemen-elemennya, terutama Pronesis, akan memiliki kecenderungan untuk bertindak dengan lebih hati-hati. Mereka akan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan dan keputusan yang mereka buat. Hal ini dapat mengurangi risiko tindakan yang ceroboh dan dampak negatif dalam kehidupan mereka. 

9. Kontribusi pada Pengetahuan dan Kemajuan Ilmiah Elemen Episteme membantu dalam mengembangkan pemahaman mendalam tentang ilmu pengetahuan. Mahasiswa yang mendalami bidang studi mereka dapat berkontribusi pada pengetahuan dan kemajuan ilmiah dalam disiplin mereka. Dengan berpartisipasi dalam penelitian dan kontribusi pada pengetahuan, mereka membantu memajukan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat secara luas. 

10. Pemahaman yang Mendalam tentang Dunia  Akhirnya, Nous membantu individu untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia dan kompleksitasnya. Ini membantu dalam mengembangkan wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang masalah global dan tantangan yang dihadapi manusia. Mahasiswa yang memiliki pemahaman ini cenderung lebih terlibat dalam isu-isu sosial dan lingkungan serta berkontribusi pada pemecahan masalah yang lebih bijaksana. 

Dengan demikian, pemahaman Nous dan elemen-elemennya tidak hanya berdampak dalam konteks pendidikan tinggi, tetapi juga membentuk individu yang lebih bijaksana, beretika, dan bertanggung jawab dalam masyarakat. Konsep ini mendorong pemikiran kritis, kemampuan problem solving, dan pengembangan karakter yang kuat, yang semuanya memberikan manfaat yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menghadapi tantangan dunia modern yang semakin kompleks. Pemahaman ini bukan hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang pengembangan diri yang lebih baik sebagai individu dan warga dunia yang lebih baik.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Muhammad Daniel Ardani – Reflection

Bagi saya Nous adalah kapasitas ; kemampuan mengembangkan pemahaman, kecerdasan dan kemampuan memperoleh kecerdasan intelektual. Apa itu kecerdasan intelektual? Kecerdasan atau Intelligence Quotient atau IQ adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kepribadian dan pemikiran yang mencakup berbagai kemampuan seperti kemampuan berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir jernih, memahami gagasan, menggunakan bahasa, memahami dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan intelektual seseorang. Kadar Nous setiap manusia dapat berbeda-beda satu sama lain sebab kemampuan dalam memahami, memecahkan masalah, mengembangkan pemahaman seseorang berbeda-beda. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan seseorang akan memiliki kadar Nous yang sama. Sebagai contoh saya dengan sahabat saya memiliki kemampuan yang berbeda dalam memahami materi pembelajaran, sangat mudah bagi saya memahami materi yang berkaitan erat dengan sains seperti biologi, fisika, kimia, matematika, dan lain sebagainya sedangkan sahabat saya tidak mudah untuk cepat mengerti materi yang berkaitan erat dengan sains. Dia dengan sangat cepat memahami materi yang berkaitan erat dengan ilmu rumpun sosial seperti ekonomi, sosiologi, geografi, sejarah, dan lain sebagainya. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa ketika kami ingin memecahkan suatu masalah kami memiliki kesamaan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Nous juga dapat dipahami sebagai pikiran intuitif sebagai pusat keseimbangan intelektual yang bijak, deskriptif, artistik, dan praktis. 

Selain itu Nous merupakan sebuah konsep dari filsafat ternama Aristoteles yang menganggap bahwa pengetahuan dan keterampilan sebagai definisi kebajikan -manusia bukan hanya sekadar kebenaran sederhana tentang keindahan rasional, akan tetapi kualitas yang menginspirasi kreativitas dan mampu membuat seseorang menjadi cemerlang-. Nous sangat berkaitan erat dengan Episteme, Phronesis, Techne, dan Sophia. Apa yang membuat Nous berkaitan erat dengan ke-empat kecerdasan tersebut? karena keseimbangan ke-empat kecerdasan tersebutlah yang membentuk sebuah Nous. Selain itu ke-empat kecerdasan tersebut bukan untuk dilihat siapa yang lebih pintar namun kecerdasan di sini sebuah kapasitas yang membuat seseorang mampu dalam membuat pilihan-pilihan yang benar. Sebagai contoh ketika saya wawancara seorang arsitektur beliau berkata bahwa kita belajar arsitektur tidak hanya untuk tahu arsitektur tetapi mampu membuat pilihan-pilihan dalam membuat desain. Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar sebab di dalam dunia pendidikan, kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan. Selain itu Episteme merupakan keleluasan ilmu dan ide dengan menjelajahi batas-batas pengetahuan dalam arsitektur saat ini. 

Pertanyaan tentang pengetahuan adalah pertanyaan tentang batasan. Wacana umum yang beredar penuh batasan antara mengetahui atau tidak mengetahui. We know what we know, we know what we don’t know, we don’t know what we don’t know, and what is often missed is: we don’t know what we know. Dalam arsitektur pun episteme mengenai batas, arsitektur pun merupakan salah satu cabang ilmu dari banyak nya ilmu-ilmu di dunia perkuliahan, materi dan karya para arsitek yang peduli terhadap bentuk dan fungsinya. Kecerdasan juga merupakan suatu jenis aktivitas berpikir jadi kita harus pegang teguh hal itu. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan ini pada akhirnya juga merupakan tanda kepercayaan diri dalam menghadapi situasi di masa mendatang. Selain itu juga pengetahuan terkait dengan pengalaman, pengalaman pun yang menjadi guru pertama kita dan mungkin sekaligus sebagai guru terakhir kita sebelum ajal menjemput kita dari muka bumi ini, Kita juga sebagai manjsia belajar dengan cara mencari tahu, mencari pemahaman, mencari kebijaksanaan, mencari apapun selagi menambahkan broaden knowoledge kita dari orang lain. Sebagai contoh, misalnya dalam kehidupan mahasiswa arsitektur, kita sebagai mahasiswa arsitektur pasti dekat dengan cara mencari sebuah preseden atau mendapatkan desain. 

Pertanyaannya adalah bagaimana kita sebagai mahasiswa arsitektur tahu bahwa preseden itu merupakan preseden yang indah dan fungsional? Berdasarkan hal tersebut, maka apa yang kita pikirkan sebagai mahasiswa arsitektur dan anggap sebagai preseden yang indah dan fungsional merupakan desain yang indah dan fungsional. Selain itu ketika saya wawancara dengan seorang arsitek, beliau sempat mantion mengenai broaden knowledge atau memperluas wawasan dengan beliau waktu itu ngabantuin apa saja disuruh ini disuruh itu kan soalnya beliau selalu paling muda -selalu paling kecil- jadi dianggapnya paling anak-anak, jadi beliau ketika itu disuruh buat poster karena ada acara, beliau hanya menjawab “iya pak iya bu”. Walaupun extra time beliau tetap mengerjakannya, walaupun mesti harus ngerjain tugas yang sangat takes time ya arsitektur gambar dan lain sebagainya bikin 3d, bikin autocadnya, tapi beliau coba sempet-sempetin mau kontribusi, beliau seneng aja dan tapi lama-lama ternyata ada gunanya. Beliau ketemu lebih banyak orang, beliau mendengar cerita di sana-sini ternyata ada yang arsitek bener ada yang arsitek tapi spesialisnya project rumah-rumah, spesialisnya project rumah sakit, ada yang hotel, ada yang apa. Beliau ketemu bapak ibu dari mana-mana yang sangat senior dong ya -pasti ya- atau mas mba yang mungkin tetap masih muda tapi orang-orang itu juga udah pengalaman, beliau dapet input ini itu ini itu, beliau jadi punya broaden knowledge karena mendengar hal itu. 

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, tetapi di dalam dunia akademisi yang didominasi oleh mendengarkan, hanya ada sedikit peluang untuk melatih kecerdasan, hal ini yang menciptakan kesenjangan antara kurikulum universitas dengan dunia praktis. Selain itu juga Phronesis sebuah gaya strategis yang menggunakan kebijaksanaan berdasarkan pengetahuan dan prinsip-prinsip yang masuk akal dan bijaksana dalam mempertimbangkan kepentingan pribadi sekaligus mempertimbangkan kepentingan umum. Sebagai keterampilan strategis, Phronesis hanya dapat diperoleh melalui latihan situasional -karena kebijaksanaan dasar memberinya kedekatan dengan moralitas manusia. Phronesis erat dikaitkan dengan kemampuan mempersepsikan suatu situasi secara akurat, diikuti dengan kemampuan menganalisis situasi secara cerdas-. Manusia mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan dan melaksanakannya dengan maksimal. Mungkin kalau kita kaitkan dengan arsitektur yang kerap erat dengan desain sebagai suatu aktivitas nyata banyak kaitannya dengan Phronesis baik dalam perencanaan maupun pekerjaan kontruksi, jelas bergantung pada kemampuan mengambil keputusan dalam situasi yang kompleks dan unik. Praktek penggunaan arsitektur juga mencakup Phronesis yang memanfaatkan ruang pada bangunan. Pada saat yang sama, praktik pemahaman arsitektur dapat dipahami sebagai suatu jenis rencana apresiasi yang dimaksudkan untuk membangun suatu hal yang benar yang akan menjadi dasar perencanaan dan pengorganisasian. Sebagai contoh ketika saya mewawancarai narasumber -seorang arsitek, kontraktor, lecturer, dan salah satu aktivis IAI Daerah Istimewa Yogyakarta- mantion mengenai melaksanakan apapun dengan maksimal. “Pokoknya kita maksimal aja deh dalam melakukan sesuatu itu aja sih yang aku pegang. Karena waktu engga bisa diulang kalau kita engga maksimal kita nyesel, jadi kalau misal gagal oke ada yang biasanya gagal itu adalah keberhasilan yang tertunda -iya- tapi kalau dari awal engga berusaha ya sama aja. Tapi kalau kita udah maksimal dan gagal itu mungkin ada faktor yang lain kayak tadi gitu mungkin oke saya percaya itu tapi bukan gagal karena sesuatu yang kita belum coba.” Itu lah yang beliau katakan ketika wawancara berlangsung dan beliaupun tidak sekali dua kali mantion kata maksimal. Beruntungnya di dalam dunia akademisi terdapat Techne yang dikembangkan dan diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Meskipun studi ini dianggap opsional, kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas berbeda-beda. Apakah Techne dapat disebut sebagai keterampilan? sejatinya Techne berkaitan atau berhubungan dengan seni atau keterampilan. 

Mungkin dalam bidang arsitektur Techne ada keterkaitan dengan keteknikan dan juga Techne secara suatu proses atau teknik yang digunakan, untuk mengembangkan ide atau informasi dengan lebih detail atau mendalam, serta mengetahui bagaimana membuat sesuatu yang sudah dipraktikkan terus menerus hingga menjadi mahir dalam titik sadar maupun bawah sadar. Jika kita mempertimbangkan, merancang, dan mengembangkan arsitektur dengan mengacu pada konsep Techne yang dipelajari secara cermat, maka Techne dapat memberikan dampak multidisiplin terhadap arsitektur. Techne tidak hanya memadukan aspek seni, aspek teknologi, dan aspek teknik, akan tetapi juga aspek lingkungan, sustainable, dan lain sebagainya. Sebagai contoh ketika saya wawancara dengan seorang arsitek beliau berkata “Saya memang suka karya arsitektur yang ada di Singapur, kenapa? karena mereka itu keindahannya dapet, fungsinya dapet, dan pemikiran yang few step forwardnya dapet. Jadi kadang kita arsitek indah-indah iya tapi kalau kita harus mikir fungsional kadang indahnya lupa, tapi kalau di Singapur kebanyakan yang saya lihat mereka bener-bener mikir tentang sustainable desain. Mereka memang bener-bener pikir bagaimana bangunan itu dari atas sampai bawah semua spacenya bisa berguna untuk mengsokong hidup manusia”. Itu lah yang beliau katakana kepada saya, dan ternyata menjadi seorang arsitek tidak hanya dilihat dari keindahan tetapi memikirkan apakah bangunan terseut akan berdampak baik kepada lingkungan sekitar atau malah memperburuk lingkungan sekitar. 

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Apakah Sophia dapat disebut sebagai Transformasi? Sophia dikaitkan dengan transformasi dan pemahaman serta bersifat reflektif -suatu kegiatan berpikir yang terarah, gigih, dan terus-menerus dengan mempertimbangkan secara seksama dalam penyelesaian masalah baru yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman lama yang telah diketahui untuk menentukan langkah yang berurutan dan saling terhubung- dan kebajikan ini bersifat teoretikal -menyusun abstraksi dari hasil-hasil penelitian-. Dalam bidang arsitektur, kebajikan teoretikal juga dapat dijumpai pada karya-karya arsitek dari early beginning > ancient Egypt architecture > Greece architecture > Rome architecture > middle age architecture > transition of middle age architecture > renaissance architecture > modern architecture > post modern architecture > deconstruction architecture. Dari penjelasan tersebut kita dapat mengetahui bahwa konsep kebajikan ini ada didalam kehidupan kita sehari-hari, terutama dalam konteks pendidikan arsitektur. Manusia juga harus membuat pilihan dan tindakan serta menurut Aristoteles rasionalitas sebagai fenomena jiwa biasanya rasionalitas kita mengetahui sebagai fenomena pikiran. Bagaimana manusia dapat membuat keputusan yang baik dalam menentukan pilihan dan bagaimana rasionalitas bekerja dengan baik? Dari situlah manusia belajar dengan tipe-tipe pengetahuan yang telah dijelaskan seperti Episteme, Phronesis, Techne, dan Sophia. Jika ke-empat pengetahuan tersebut dapat diinternalisis -penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam- maka orang itu akan memiliki wawasan yang kemudian digambarkan oleh Aristoteles sebagai Nous.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Nicholas Akbar – Reflection

Bagi saya, setiap orang memiliki ciri khas nya masing masing. Ketika seseorang ingin diingat atau dikenang oleh orang lain, dia harus memiliki suatu ciri khas yang membuat dirinya berbeda atau memiliki keunggulan dalam dirinya. Ciri khas ini disebut dengan Nous, yang di dalam nous ini memiliki 4 elemen kecerdasaan yang dapat mempengaruhi ciri khas orang itu sendiri. Ciri khas merupakan sesuatu yang bisa kita bentuk dari apa yang kita cari dan kita dapatkan. Maka dari itu kadar nous dalam tiap orang bisa berbeda beda sesuai dengan banyak faktor, misalnya lingkungan, cara pandang dan banyak hal. Keempat elemen kecerdasan ini sangat penting didalam kehidupan kita dan tentu saja ada di dalam kehidupan kita sekarang. 

Kecerdasan pertama ada Epitesme yang merupakan ilmu pengetahuan yang pastinya dibutuhkan oleh semua orang. Banyak cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan salah satu yang pasti kita mendapatkan ilmu pengetahuan adalah di tempat kita bersekolah atau tempat kita berkuliah, di tempat kita belajar kita setiap hari disuguhi oleh segudang ilmu pengetahuan tergantung bagaimana kita memanfaatkan kesempatan itu. Selain dari perkuliahan sebenarnya masi banyak cara kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan. Epitesme memiliki 4 sumbu, yaitu ada barat yang memiliki gaya hidup modern, utara yang condong capitalism atau dengan kata lain lebih fokus pada urusan pribadi, ada timur yang cenderung ke arah tradisional mengambil pengalaman dari orang terdahulunya dan ada juga selatan yang lebih terbuka kepada orang lain atau jiwa sosialnya lebih besar. Di dalam dunia arsitektur, yang dimana tugas kita adalah mendesign suatu bangunan. Kita sangat perlu berbagai macam sumbu ilmu pengetahuan dari berbagai macam belahan dunia dan menuangkan ilmu ilmu tersebut pada hasil karya kita yang nantinya mungkin bisa menjadi ciri khas kita dalam mendesign suatu bangunan. Dan ketika kita tahu bagaimana ilmu arsitektur mereka dan bagaimana ilmu arsitektur mereka bekerja kita akan belajar banyak dari mereka dan itu sangat bisa mempengaruhi skill dan pengetahuan kita, tentu juga berpengaruh pada hasil karya atau bahkan kepribadian kita sendiri. Kita bisa menggali ilmu mereka sedalam dalam nya yang kita inginkan dengan berbagai macam cara. Bisa dengan membaca buku dari berbagai macam negara, atau mungkin sekarang jaman semakin canggih kita bisa mengaksees nya melalui media sosial (youtube, instagram, tiktok) atau mungkin kita bisa mengikuti perkembangan berita dari berbagai belahan dunia, jadi kita tetap update untuk setiap perkembangan nya. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam kehidupan kita, semakin kaya ilmu kita maka akan semakin besar juga ruang lingkup yang bisa kita gapai. Semakin besar juga value yang ada didalam diri kita dan itu bisa mempengaruhi pola pikir kita terhadap sesuatu.

Selanjutnya yang kedua ada Techne yang merupakan penerapan di dunia nyata atau praktik nyata dari ilmu yang sudah kita dapatkan atau kecerdasan epitesme yang sudah ada di dalam diri kita. Techne juga meliputi penggunaan hardskill dan softskill yang ada didalam diri kita. Setelah melakukan wawancara arsitektur bersama ibu Tresnowati kemarin saya menjadi lebih tersadarkan bahwa di dalam perkuliahan banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan hardskill dan softskill kita. Salah satu nya bisa dengan mengikuti organisasi organisasi yang ada di kampus, bu Tresnowati menyampaikan bahwa sangat penting untuk aktif pada saat masa perkuliahan selain untuk menambah pertemanan mengikuti organisasi merupakan wadah yang tepat untuk melatih hardskill maupun softskill kita dan juga menambah pengalaman kita. Tidak harus merupakan organisasi didalam kampus, organisasi diluar kampus juga bisa melatih hardskill dan softskill kita tentu saja. Pengalaman kita dari mengiktui organisasi organisasi terbilang cukup penting dan berpengaruh terhadap diri kita sendiri, kita bisa banyak belajar dari pengalaman tersebut di berbagai macam aspek. Misalnya belajar cara melakukan sesuatu yang merupakan termasuk hardskill misalnya jadi bisa membuat proposal atau surat perijinan, dan juga softskill misalnya cara berbicara di depan orang banyak, cara bernegoisasi dengan orang lain, cara kita menyampaikan ataupun menerima pendapat, cara kita mengatur waktu dan masih banyak lagi. Contoh dari techne sendiri adalah dengan mengikuti kuliah praktek atau yang biasa kita sebut magang yang merupakan kerja nyata dari simulasi yang sudah kita latih di studio di masa perkuliahan. Dimana magang ini mungkin bersifat opsional sesuai dengan ketentuan universitas masing masing namun magang ini sangat berbeda dengan simulasi studio yang biasa kita lakukan di studio pada saat perkuliahan. Di dunia kerja nyata kita berhadapan langsung dengan masalah masalah yang nyata adanya dan kita harus bisa dan siap untuk mengahadapi dan mencari solusinya. 

Pada saat inilah kecerdasan epistesme kita ilmu ilmu yang sudah kita dapatkan selama perkuliahan sangat berguna untuk kelangsungan pekerjaan kita, ketika kita memiliki ilmu yang cukup atau bahkan lebih kita bisa dengan mudah menyelesaikan perkerjaan yang memang seharusnya kita kerjakan. Dan juga skill skill yang sudah kita latih pada saat mengikuti organisasi sangat terpakai di dunia magang atau kerja nyata ini. Dengan sudah terlatihnya kita dalam membagi waktu dan lain hal sebagainya kita pasti menjadi lebih mudah melewati hari hari dan juga permasalahan yang ada di dunia pekerjaan. Bayangkan jika kita tidak memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan juga skill yang memumpuni, pekerjaan akan berantakan dan tidak terurus dengan baik. Dengan effort yang lebih kita bisa melatih kemampuan yang ada didalam diri kita dan jika kita terus melakukan itu dengan rutin dan sungguh sungguh itu bisa menjadi sebuah bakat yang tidak kita punya sebelum nya

.

Kecerdasan yang ketiga adalah phronesis yaitu taktikal dalam bertindak. Selain kecerdasan epitesme atau ilmu pengetahuan, kemampuan mengambil sikap dan kemampuan mengambil keputusan bijaksana dalam menghadapi masalah juga diperlukan dalam kehidupan ini. Setiap keputusan atau setiap sikap kita dalam merespon orang sangat penting untuk keberlanjutan hidup yang akan kita lalui nantinya. Jika dikaitkan dengan dunia perkuliahan mungkin bisa dibilang ketika masih menjadi mahasiswa kita belum mmepunyai banyak kemampuan dalam kecerdasan yang satu ini, karena kita belum turun ke dunia kerja secara nyata. Namun jika kita mengambil contoh paling kecil, bisa dimulai dengan cara kita menyikapi orang lain terhadap sesama mahasiswa misalnya dalam berteman, ketika sedang ada masalah dalam pekerjaan tugas kelompok, ketika menghadapi teman yang memiliki sikap yang buruk, dari sana kita sudah bisa mulai untuk berlatih dalam kecerdasan ini yaitu kemampuan mengambil sikap dan mengambil keputusan. Namun jika mengingat kembali kepada wawancara yang saya lakukan bersama ibu Tresnowati, saya merasa heran mengapa seorang arsitektur yang sudah sangat berpengalaman dan tentu saja sibuk mau meluangkan waktunya untuk membantu saya melakukan tugas wawancara ini, sikap nya yang ramah dan sangat welcome juga bisa membuat orang merasa nyaman di dekatnya. Dan ketika saya mulai wawancara dengan beliau saya menjadi mengerti, karena dari dulu beliau sudah aktif dalam ber organisasi dari semenjak kuliah bahkan sampai di detik saya mewawancarai, beliau masih aktif berbagai macam kegiatan diluar pekerjaan nya. Mungkin karena itulah ketika dia banyak bertemu dengan orang yang berbeda beda dengan karakter dan permasalahan yang berbeda beda juga ia menjadi tahu bagaimana harus bersikap kepada orang orang di sekitarnya

Kecerdasan yang terakhir adalah sophia, ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Selain ketiga kecerdasan yang tadi sudah dibahas, kecerdasan yang satu ini juga sangat penting di dalam kehidupan kita. Ketika kita berani dan mencintai apa yang kita kerjakan kita akan merasa nyaman dan menikmati segala proses yang sedang kita kerjakan. Ketika wawancara kemarin saya sempat menanyakan kepada ibu Tresnowati tentang bagaimana cara dia mencintai apa yang sedang dia kerjakan setiap harinya. Beliau menyampaikan ketika ia baru masuk kedalam dunia arsitektur tentu saja mengalami masa sulit tetapi cara dia mengatasinya adalah dengan cara terus menjalani dan mengingat perjuangan orang orang yang sudah mendukung kita sampai ketitik ini, terutama pada saat memasuki dunia pekerjaan ia menyampaikan ia menjadi jatuh cinta kepada pekerjaan nya karena ketika project yang sudah ia buat dan susun sedemikian rupa akhirnya terealisasikan juga. Beliau menyampaikan ada keterpuasan tersendiri setelah berhasil melakukannya. Beliau juga menyampaikan sekaligus memberi pesan dan nasehat kepada saya bahwa keputusan yang sudah kita ambil harus kita selesaikan, kita harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah menjadi pilihan kita. Dari apa yang disampaikan oleh beliau saya bisa menarik kesimpulan bahwa ketika sudah mengambil keputusan, kita harus siap dan bertanggung jawab dalam menjalani nya. Meskipun awalnya sulit harus tetap memiliki keberanian dalam bertanggung jawab atas pilihan yang sudah diambil dan terus jalani. Akan ada saat dimana kita merasa nyaman dan kecintaan terhadap karya yang kita kerjakan.

Keempat kecerdasan ini sangat penting dalam kehidupan kita dan keempat kecerdasan ini sangat berkesinambungan dalam artian nyambung satu dengan yang lainnya maka dari itu penting nya untuk menjaga agar tiap dari diri kita memiliki ke empat kecerdasan ini sama rata. Ketika kita memiliki ke empat kecerdasan ini sama rata, kita akan memiliki ciri khas menarik dalam diri kita. Seperti yang diawal di katakan kadar nous di tiap orang berbeda beda, semua itu kita sendiri yang atur seberapa banyak kadar nous atau seberapa besar ciri khas yang ingin kita punya dalam diri kita. Semua bisa kita usahakan dengan effort yang kita lakukan, kita memegang kendali penuh terhadap diri kita sendiri. Ingin menjadi pribadi yang biasa saja atau menjadi orang yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Jadi menurut saya sangat penting untuk menyeimbangkan ke empat kecerdasan ini, dengan seimbangnya nous yang ada di dalam diri kita kita bisa menjadi seorang profesional yang tahu akan value yang ada dalam diri kita dan tahu ciri khas yang kita punya. 

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Nikisya Abrietta – Reflection

Bagi saya, setiap orang memiliki ciri khas nya masing masing. Ketika seseorang ingin diingat atau dikenang oleh orang lain, dia harus memiliki suatu ciri khas yang membuat dirinya berbeda atau memiliki keunggulan dalam dirinya. Ciri khas ini disebut dengan Nous, yang di dalam nous ini memiliki 4 elemen kecerdasaan yang dapat mempengaruhi ciri khas orang itu sendiri. Ciri khas merupakan sesuatu yang bisa kita bentuk dari apa yang kita cari dan kita dapatkan. Maka dari itu kadar nous dalam tiap orang bisa berbeda beda sesuai dengan banyak faktor, misalnya lingkungan, cara pandang dan banyak hal. Keempat elemen kecerdasan ini sangat penting didalam kehidupan kita dan tentu saja ada di dalam kehidupan kita sekarang. 

Kecerdasan pertama ada Epitesme yang merupakan ilmu pengetahuan yang pastinya dibutuhkan oleh semua orang. Banyak cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan salah satu yang pasti kita mendapatkan ilmu pengetahuan adalah di tempat kita bersekolah atau tempat kita berkuliah, di tempat kita belajar kita setiap hari disuguhi oleh segudang ilmu pengetahuan tergantung bagaimana kita memanfaatkan kesempatan itu. Selain dari perkuliahan sebenarnya masi banyak cara kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan. Epitesme memiliki 4 sumbu, yaitu ada barat yang memiliki gaya hidup modern, utara yang condong capitalism atau dengan kata lain lebih fokus pada urusan pribadi, ada timur yang cenderung ke arah tradisional mengambil pengalaman dari orang terdahulunya dan ada juga selatan yang lebih terbuka kepada orang lain atau jiwa sosialnya lebih besar. Di dalam dunia arsitektur, yang dimana tugas kita adalah mendesign suatu bangunan. Kita sangat perlu berbagai macam sumbu ilmu pengetahuan dari berbagai macam belahan dunia dan menuangkan ilmu ilmu tersebut pada hasil karya kita yang nantinya mungkin bisa menjadi ciri khas kita dalam mendesign suatu bangunan. Dan ketika kita tahu bagaimana ilmu arsitektur mereka dan bagaimana ilmu arsitektur mereka bekerja kita akan belajar banyak dari mereka dan itu sangat bisa mempengaruhi skill dan pengetahuan kita, tentu juga berpengaruh pada hasil karya atau bahkan kepribadian kita sendiri. Kita bisa menggali ilmu mereka sedalam dalam nya yang kita inginkan dengan berbagai macam cara. Bisa dengan membaca buku dari berbagai macam negara, atau mungkin sekarang jaman semakin canggih kita bisa mengaksees nya melalui media sosial (youtube, instagram, tiktok) atau mungkin kita bisa mengikuti perkembangan berita dari berbagai belahan dunia, jadi kita tetap update untuk setiap perkembangan nya. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam kehidupan kita, semakin kaya ilmu kita maka akan semakin besar juga ruang lingkup yang bisa kita gapai. Semakin besar juga value yang ada didalam diri kita dan itu bisa mempengaruhi pola pikir kita terhadap sesuatu.

Selanjutnya yang kedua ada Techne yang merupakan penerapan di dunia nyata atau praktik nyata dari ilmu yang sudah kita dapatkan atau kecerdasan epitesme yang sudah ada di dalam diri kita. Techne juga meliputi penggunaan hardskill dan softskill yang ada didalam diri kita. Setelah melakukan wawancara arsitektur bersama ibu Tresnowati kemarin saya menjadi lebih tersadarkan bahwa di dalam perkuliahan banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan hardskill dan softskill kita. Salah satu nya bisa dengan mengikuti organisasi organisasi yang ada di kampus, bu Tresnowati menyampaikan bahwa sangat penting untuk aktif pada saat masa perkuliahan selain untuk menambah pertemanan mengikuti organisasi merupakan wadah yang tepat untuk melatih hardskill maupun softskill kita dan juga menambah pengalaman kita. Tidak harus merupakan organisasi didalam kampus, organisasi diluar kampus juga bisa melatih hardskill dan softskill kita tentu saja. Pengalaman kita dari mengiktui organisasi organisasi terbilang cukup penting dan berpengaruh terhadap diri kita sendiri, kita bisa banyak belajar dari pengalaman tersebut di berbagai macam aspek. Misalnya belajar cara melakukan sesuatu yang merupakan termasuk hardskill misalnya jadi bisa membuat proposal atau surat perijinan, dan juga softskill misalnya cara berbicara di depan orang banyak, cara bernegoisasi dengan orang lain, cara kita menyampaikan ataupun menerima pendapat, cara kita mengatur waktu dan masih banyak lagi. Contoh dari techne sendiri adalah dengan mengikuti kuliah praktek atau yang biasa kita sebut magang yang merupakan kerja nyata dari simulasi yang sudah kita latih di studio di masa perkuliahan. Dimana magang ini mungkin bersifat opsional sesuai dengan ketentuan universitas masing masing namun magang ini sangat berbeda dengan simulasi studio yang biasa kita lakukan di studio pada saat perkuliahan. Di dunia kerja nyata kita berhadapan langsung dengan masalah masalah yang nyata adanya dan kita harus bisa dan siap untuk mengahadapi dan mencari solusinya. 

Pada saat inilah kecerdasan epistesme kita ilmu ilmu yang sudah kita dapatkan selama perkuliahan sangat berguna untuk kelangsungan pekerjaan kita, ketika kita memiliki ilmu yang cukup atau bahkan lebih kita bisa dengan mudah menyelesaikan perkerjaan yang memang seharusnya kita kerjakan. Dan juga skill skill yang sudah kita latih pada saat mengikuti organisasi sangat terpakai di dunia magang atau kerja nyata ini. Dengan sudah terlatihnya kita dalam membagi waktu dan lain hal sebagainya kita pasti menjadi lebih mudah melewati hari hari dan juga permasalahan yang ada di dunia pekerjaan. Bayangkan jika kita tidak memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan juga skill yang memumpuni, pekerjaan akan berantakan dan tidak terurus dengan baik. Dengan effort yang lebih kita bisa melatih kemampuan yang ada didalam diri kita dan jika kita terus melakukan itu dengan rutin dan sungguh sungguh itu bisa menjadi sebuah bakat yang tidak kita punya sebelum nya

.

Kecerdasan yang ketiga adalah phronesis yaitu taktikal dalam bertindak. Selain kecerdasan epitesme atau ilmu pengetahuan, kemampuan mengambil sikap dan kemampuan mengambil keputusan bijaksana dalam menghadapi masalah juga diperlukan dalam kehidupan ini. Setiap keputusan atau setiap sikap kita dalam merespon orang sangat penting untuk keberlanjutan hidup yang akan kita lalui nantinya. Jika dikaitkan dengan dunia perkuliahan mungkin bisa dibilang ketika masih menjadi mahasiswa kita belum mmepunyai banyak kemampuan dalam kecerdasan yang satu ini, karena kita belum turun ke dunia kerja secara nyata. Namun jika kita mengambil contoh paling kecil, bisa dimulai dengan cara kita menyikapi orang lain terhadap sesama mahasiswa misalnya dalam berteman, ketika sedang ada masalah dalam pekerjaan tugas kelompok, ketika menghadapi teman yang memiliki sikap yang buruk, dari sana kita sudah bisa mulai untuk berlatih dalam kecerdasan ini yaitu kemampuan mengambil sikap dan mengambil keputusan. Namun jika mengingat kembali kepada wawancara yang saya lakukan bersama ibu Tresnowati, saya merasa heran mengapa seorang arsitektur yang sudah sangat berpengalaman dan tentu saja sibuk mau meluangkan waktunya untuk membantu saya melakukan tugas wawancara ini, sikap nya yang ramah dan sangat welcome juga bisa membuat orang merasa nyaman di dekatnya. Dan ketika saya mulai wawancara dengan beliau saya menjadi mengerti, karena dari dulu beliau sudah aktif dalam ber organisasi dari semenjak kuliah bahkan sampai di detik saya mewawancarai, beliau masih aktif berbagai macam kegiatan diluar pekerjaan nya. Mungkin karena itulah ketika dia banyak bertemu dengan orang yang berbeda beda dengan karakter dan permasalahan yang berbeda beda juga ia menjadi tahu bagaimana harus bersikap kepada orang orang di sekitarnya

Kecerdasan yang terakhir adalah sophia, ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Selain ketiga kecerdasan yang tadi sudah dibahas, kecerdasan yang satu ini juga sangat penting di dalam kehidupan kita. Ketika kita berani dan mencintai apa yang kita kerjakan kita akan merasa nyaman dan menikmati segala proses yang sedang kita kerjakan. Ketika wawancara kemarin saya sempat menanyakan kepada ibu Tresnowati tentang bagaimana cara dia mencintai apa yang sedang dia kerjakan setiap harinya. Beliau menyampaikan ketika ia baru masuk kedalam dunia arsitektur tentu saja mengalami masa sulit tetapi cara dia mengatasinya adalah dengan cara terus menjalani dan mengingat perjuangan orang orang yang sudah mendukung kita sampai ketitik ini, terutama pada saat memasuki dunia pekerjaan ia menyampaikan ia menjadi jatuh cinta kepada pekerjaan nya karena ketika project yang sudah ia buat dan susun sedemikian rupa akhirnya terealisasikan juga. Beliau menyampaikan ada keterpuasan tersendiri setelah berhasil melakukannya. Beliau juga menyampaikan sekaligus memberi pesan dan nasehat kepada saya bahwa keputusan yang sudah kita ambil harus kita selesaikan, kita harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah menjadi pilihan kita. Dari apa yang disampaikan oleh beliau saya bisa menarik kesimpulan bahwa ketika sudah mengambil keputusan, kita harus siap dan bertanggung jawab dalam menjalani nya. Meskipun awalnya sulit harus tetap memiliki keberanian dalam bertanggung jawab atas pilihan yang sudah diambil dan terus jalani. Akan ada saat dimana kita merasa nyaman dan kecintaan terhadap karya yang kita kerjakan.

Keempat kecerdasan ini sangat penting dalam kehidupan kita dan keempat kecerdasan ini sangat berkesinambungan dalam artian nyambung satu dengan yang lainnya maka dari itu penting nya untuk menjaga agar tiap dari diri kita memiliki ke empat kecerdasan ini sama rata. Ketika kita memiliki ke empat kecerdasan ini sama rata, kita akan memiliki ciri khas menarik dalam diri kita. Seperti yang diawal di katakan kadar nous di tiap orang berbeda beda, semua itu kita sendiri yang atur seberapa banyak kadar nous atau seberapa besar ciri khas yang ingin kita punya dalam diri kita. Semua bisa kita usahakan dengan effort yang kita lakukan, kita memegang kendali penuh terhadap diri kita sendiri. Ingin menjadi pribadi yang biasa saja atau menjadi orang yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Jadi menurut saya sangat penting untuk menyeimbangkan ke empat kecerdasan ini, dengan seimbangnya nous yang ada di dalam diri kita kita bisa menjadi seorang profesional yang tahu akan value yang ada dalam diri kita dan tahu ciri khas yang kita punya. 

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Nofitrian Shelly – Reflection

Bagi saya, Nous merupakan ciri khas seseorang. Nous membutuhkan keseimbangan dari 4 kecerdasan yaitu Episteme; Phronesis; Techne; dan Sophia, bukan hanya unggul di salah satu bidang kecerdasan tapi mengabaikan bidang kecerdasan lainnya. Dalam kehidupan perkuliahan di jurusan arsitektur, Nous sangat berpengaruh. Mulai dari Episteme yang memiliki porsi paling besar yaitu sebagai ilmu pengetahuan, bahkan ilmu pengetahuan merupakan hak mendasar dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya manusia tidak lepas dari ilmu pengetahuan karena pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan kebudayaan dan peradaban manusia. 

Dalam kehidupan perkuliahan Episteme merupakan kecerdasan yang hampir selalu diasah dan digunakan setiap harinya. Episteme yang saya dapat sehari-harinya dan paling banyak adalah melalui guruchella, yaitu sistem belajar seperti mentoring dari dosen-dosen atau sesi tutor seperti pada mata kuliah Architecture Design. Lalu sisanya seperti: distance learning pada saat Guided Self Learning Class (GSLC), buku-buku yang dapat diakses dari perpustakaan di universitas, banyaknya video pembelajaran yang disediakan pada aplikasi atau website Binusmaya, dan lain-lain. Dari banyaknya Episteme yang saya dapat, bagi saya Episteme merupakan kecerdasan dari dunia pendidikan yaitu kampus dengan lebih banyak belajar dengan mendengarkan, karena semua fasilitas yang disediakan dari universitas untuk melatih kecerdasan Episteme mahasiswa, semuanya diakses dan dicerna melalui atau dengan cara mendengar. Pada saat saya mendapat tugas wawancara dari pak Realrich pada mata kuliah Introduction to Architecture, saya juga mendapat kecerdasan Episteme dari arsitek yang saya wawancarai, Mande Austriono, yaitu berbagai ilmu pengetahuan baru yang diberikan dari beliau, seperti cara menggali kemampuan desain, cara untuk memperdalam ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

Menurut saya Episteme merupakan kecerdasan yang sangat penting dan mendasar dalam Nous, karena jika tidak ada Episteme maka dalam membangun tiga kecerdasan yang lain akan sangat sulit karena tidak didasari oleh ilmu pengetahuan yang kuat. Peran banyak orang dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam hal ini, terutama para pengajar seperti dosen maupun guru. Jika tidak adanya seseorang yang meneruskan, memfasilitasi, atau memberitahu mahasiswa mengenai ilmu pengetahuan yang begitu luas maka mahasiswa akan jauh lebih sulit dan lebih lambat dalam mengembangkan kecerdasan ini.

Diikuti dengan Phronesis yaitu kecerdasan taktikal dalam bertindak atau kemampuan untuk mengambil sikap dan keputusan bijaksana dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari di kampus, karena didominasi oleh gaya belajar mendengar, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit sehingga terdapat gap antara pelajaran di universitas dan dunia praktik dan akan menghasilkan sifat impulsif. Biasanya, mahasiswa kurang dalam hal kecerdasan Phronesis ini. Kecerdasan Phronesis ini dapat saya lihat dari sikap atau reaksi seseorang terhadap sosial, bagaimana mereka menyelesaikan sebuah masalah. Kecerdasan Phronesis ini bisa dilatih ketika turun ke lapangan langsung atau ketika berinteraksi dengan seseorang. Phronesis hanya dapat terwujud dalam tindakan yang bersifat situasional dimana adanya kemampuan untuk menilai sebuah situasi secara bijak yang juga mempertimbangkan kepentingan diri sendiri sekaligus kepentingan yang lainnya. Menurut saya singkatnya Phronesis bisa disebut pemikiran mengenai problem solving. 

Menurut saya, dalam kehidupan perkuliahan di dunia arsitektur, problem solving merupakan suatu hal yang sangat penting. Pada saat wawancara yang saya sebutkan diatas, saya juga dapat sedikit melihat kecerdasan Phronesis pada arsitek yang saya wawancarai, Mande Austriono mengenai cara beliau bertindak atau caranya dalam menyelesaikan masalah selama masa hidupnya. Saya juga dapat belajar dari beliau bahwa dalam memilih seorang arsitek yang kita sukai, kita dapat belajar atau melihat kecerdasan Phronesis yang dimiliki arsitek tersebut melalui karyanya, bagaimana arsitek-arsitek tersebut menyelesaikan masalah dan kemampuan mengambil keputusan dari situasi yang kompleks dan khas dari setiap karya yang mereka buat. Pak Mande mengungkapkan bahwa arsitek berbeda dengan seniman, jika seniman tidak memiliki aturan dalam berkarya, arsitek memiliki hal tersebut. Maka dari itu ketika terjadi permasalahan yang tidak sesuai aturan, arsitek harus memiliki suatu solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Seperti kalimat yang diucapkan beliau, “Jadi, solusi setiap arsitek itu pasti akan beda walaupun briefnya sama”, beliau menyebutkan bahwa setiap cara orang atau masing-masing arsitek dalam memecahkan masalah pasti berbeda, sehingga ia mengagumi seorang arsitek dari setiap gaya atau cara arsitek tersebut memecahkan solusi dari setiap karya bangunan yang dibuatnya. 

Selanjutnya ada kecerdasan Techne, karena mahasiswa kurang dalam hal kecerdasan Phronesis, beruntungnya ada Techne yaitu skill yang diberikan dari dunia pendidikan, yang disimulasikan ke dalam studio desain, yang diperkuat dengan adanya kuliah praktik dan profesi tetapi ini bersifat opsional dengan kata lain, setiap universitas atau kampus dapat memberikan kebijakan atau gaya belajar yang berbeda. Saat di Binus saya merasakan adanya dukungan pada kecerdasan Techne ini. Melalui mata kuliah seperti Architecture Design, Building Technology, dan Computational Architecture saya bisa merasakan praktik dalam menggambar, modelling, dan rendering. Kemudian pada saat semester 5 dan 6 nanti, juga akan disediakan beberapa pilihan yaitu kesempatan belajar di luar negeri; membangun suatu usaha; pengabdian pada masyarakat; kuliah praktik dan profesi magang yang nantinya akan melatih soft skill maupun hard skill yang lebih banyak untuk kita, ada juga pilihan lain yang dapat melatih Episteme seperti lanjut ke Strata-2 atau penelitian untuk skripsi. Saya merasa bahwa kecerdasan Techne ini ikut serta dalam penugasan wawancara yang diberikan, karena memerlukan salah satu soft skill yaitu komunikasi mengenai bagaimana menyikapi arsitek yang menetapkan waktu wawancara secara mendadak, bagaimana saya mengikuti waktu tersebut, bagaimana cara saya bersikap ketika sudah bertemu langsung dan melakukan wawancara.

Techne sebenarnya juga bisa dilatih dari hal-hal kecil yang didapat dari universitas atau kampus seperti melalui presentasi-presentasi di kelas; kerja kelompok; organisasi kemahasiswaan; tugas pengabdian pada masyarakat, yang dapat membentuk soft skill kita dalam hal komunikasi, kerja tim, kepemimpinan, dan empati. Menurut saya melalui kecerdasan Techne akan sangat berpengaruh juga untuk mendapatkan relasi dari berbagai lingkup pendidikan yang kita hadapi. Relasi merupakan hal yang sangat penting dalam pekerjaan dan untuk bertahan hidup. Sehingga kecerdasan Techne ini bagi saya bisa disebut dengan kecerdasan pada masa kehidupan perkuliahan yang akan menjadi bekal untuk kehidupan di masa depan dan dalam dunia pekerjaan nantinya, karena Techne inilah yang akan lebih dicari di dalam dunia pekerjaan nanti.

Kecerdasan yang terakhir yaitu Sophia yaitu kebajikan atau wisdom yang merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Sophia sering dikaitkan dengan intuisi karena melibatkan penalaran mengenai kebenaran universal atau umum. Sophia tidak  memiliki nilai praktikal, bersifat kontemplatif, dan memiliki unsur pemahaman. Kecerdasan Sophia ini berbeda dengan Phronesis, bedanya Sophia lebih umum dan melibatkan perasaan atau intuisi sedangkan Phronesis perlu adanya pemikiran rasional yang meliputi berbagai analisis. Sophia lebih menekankan pada apa yang kita rasakan bukan apa yang kita lihat, jadi apa yang kita pahami belum tentu bisa ditransfer kepada orang lain sehingga Sophia ini bersifat sangat personal. Sophia dalam dunia perkuliahan merupakan apa yang kita nikmati seperti rasa senang; menikmati; lelah; dan sebagainya, serta menekankan pada pengetahuan terhadap diri sendiri, seperti saya bisa menjadi apa dan saya ini apa. Menurut saya Sophia merupakan poin penting dalam Nous, karena menekankan transformasi secara mendasar yang mengubah diri saya. 

Dalam konteks kehidupan perkuliahan, saya bisa kehilangan apa yang saya dapatkan termasuk ilmu pengetahuan kalau tidak dapat saya transformasi dalam diri saya. Sophia mengharuskan saya untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan tersebut ke dalam diri saya, supaya saya bisa menjadi sesuatu di masa depan. Sehingga bagi saya, dalam kehidupan perkuliahan, Sophia merupakan sebuah pemahaman mengenai tujuan utama dari hidup kita, visi yang akan saya buat dari berbagai perasaan yang saya alami dan apa yang saya rasakan serta pahami sehingga saya dapat membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Ilmu pengetahuan yang sudah saya dapat harus bisa saya transformasikan ke diri saya agar saya dapat menjadi arsitek yang sukses nantinya, sehingga ilmu pengetahuan mengenai dunia arsitektur yang saya dapatkan dalam dunia pekerjaan bisa mengubah saya menjadi seorang arsitek yang baik atau diri saya sendiri yang lebih baik lagi di masa depan. Mungkin contoh yang bisa saya ambil adalah dari wawancara bersama pak Mande kemarin mengenai Sophia, beliau menjelaskan bahwa sedari awal beliau kuliah, pak Mande memang sudah berencana menjadi arsitek dan ingin membuka sebuah kantor pribadi miliknya. Singkatnya Sophia merupakan pemahaman mendalam tentang kehidupan yaitu makna dan tujuan hidup. 

Keseimbangan keempat kecerdasan ini yaitu Episteme; Phronesis; Techne; dan Sophia, membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang. Meskipun berbeda, tapi setiap kecerdasan yang ada di dalam Nous terus berdampingan. Kita tentu perlu melihat dan mempertimbangkan kadar Techne dalam diri kita untuk mempunyai Sophia, sedangkan Techne didapat dari Episteme dan Phronesis. Mungkin ada yang lebih unggul pada kecerdasan Episteme, ada yang lebih menguasai kecerdasan Phronesis, ada yang lebih terlatih pada kecerdasan Techne, atau ada yang lebih kuat dalam Sophia. Contohnya ada yang lebih menguasai teori dibanding dengan praktiknya, ada yang hebat dalam memecahkan masalah tetapi tidak dapat mempresentasikannya, dan masih banyak lagi. 

Dalam kehidupan perkuliahan mungkin Episteme memiliki porsi lebih banyak sehingga banyak mahasiswa yang lebih cenderung ke arah sana tetapi ketika lulus dari perkuliahan, menurut saya, mahasiswa perlu sedikit banyaknya memiliki keempat kecerdasan ini secara seimbang. Tentu saja dalam hal mengembangkan keempat kecerdasan ini, support system akan sangat berpengaruh. Adanya support system akan memberikan suatu dukungan sosial terhadap apa yang kita lakukan, sehingga akan membuat kita menjadi lebih bersemangat dalam mencintai dunia arsitektur dan secara tidak langsung mengembangkan keempat kecerdasan ini. Support system tersebut bisa berupa teman seperjuangan dalam jurusan atau kehidupan perkuliahan, keluarga, sahabat, pasangan, atau memotivasi diri sendiri melalui role model kita. Dengan melengkapi setiap kadar Nous, ini akan menjadikan diri kita sebagai seorang profesional dalam studio yang mengenal diri sendiri dan tujuan hidup pada diri masing-masing.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Qaisya Amellia Syabrina Qodri – Reflection

Bagi saya, Nous adalah dimana kita Belajar banyak hal, baik dari segi Teknologi, Sains, seni san ilmu pengetahuan. Kita bisa belajar latar Belakang dari suatu sejarah atau belajar dari karya karya terkenal seluruh Dunia. Kadang Kita bisa menggunakan Indera indera kita untuk menikmati apa yang kita pelajari, seperti Kita bisa melihat bangunan atau Pemandangan yang indah, Merasakan makanan Dan sebagainya. Itu juga bisa menjadi motivasi kita untuk melakukan  Hal Hal yang luar biasa, mungkin juga bisa mengispirasikan untuk Orang lain. 

Kadang kita harus memperluas Ilmu pengetahuan kita dengan cara Membaca buku atau melihat di internet untuk mencari informasi. Dan Kita juga harus banyak mempelajari Hal Hal baru, seperti kita coba untuk Memasak, Belajar menyetir dan banyak Hal Hal baru lainnya yang perlu kita coba juga. Jangan pernah Takut Untuk melakukan hal hal yang baru dan jangan mudah menyerah.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Rafa Alifandra Karel – Reflection

Bagi saya nous dalam kehidupan perkuliahan memiliki peran yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses belajar saya. Dimana, Nous sendiri memiliki 4 elemen yang mencerminkan kecerdasan dalam membangun wawasan yang terdiri dari Episteme, Pheronesis, Techne, dan juga Sophia, keempat elemen ini memiliki pengaruh yang besar terhadap perjalanan kuliah saya. Dimana keempat elemen tersebut memiliki artinya masing-masingg yakni, Episteme yang merupakan ilmu pengetahuan, dimana dalam dunia perkuliahan setiap mahasiswa harus memiliki porsi dalam ilmu pengetahuan yang cukup untuk menunjang pedinidikan di Universitas tersebut. Episteme, bagi saya sendiri merupakan sebuah proses analisa yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan sebuah ilmu dasar, yang dimana cara belajar dengan menganalisa inilah yang juga saya terapkan dalam dunia perkuliahan arsitektur. 

Analisa sendiri merupakan suatu cara atau kegiatan untuk memeriksa serta menyelidiki peristiwa melalu data untuk mengetahui bagaimana keadaan yang sebenar nya terjad, dan dari situ, saya mendapatkan banyak ilmu serta hal yang baru sayang ketahui, dengan contoh saya mewawancarai arsitek senior yang dimana beliau pernah kuliah di amerika untuk mempelajari serta mendalami undang-undang arsitek yang ada di negara tersebut, dan beliau kembali ke Indonesia dengan membawa ilmu yang di dapat di sana dan menerapkan ilmu tersebut melalui penerbitan undang-undang arsitek.

Dari sini kita belajar bahwa menganalisa suatu hal yang baru dapat memberikan solusi terhadap ilmu yang di dapatkan pada saat menempuh pendidikan di luar negri dan membawa dampak yang baik untuk udang-undang arsitek. Dan ketika saya berbincang dengan beliau, saya mendapatkan banyak ilmu serta sudut pandang yang baru yang kemudian saya dalami lagi hal tersebut dengan menganalisa nya, apa yang membuat beliau tersebut menjadi seorang arsitek yang hebat dan sukses. Pembelajaran itu tentunya akan sayan terapkan dalam dunia perkuliahan saya sebagai mahasiswa arsitektur yang sedang saya tempuh. Elemen selanjutnya merupakan Pheronesis, bagi saya memahami teori saja tidaklah cukup, elem Pheroneis juga di perlukan dalam dunia perkuliahan, dimana elemen ini merupakan bentuk dari merealisasikan sebuah teori pelajarajan ke dalam dunia praktik. 

Belajar praktik sendiri merupakan suatu proses yang dilakukan untuk melatih serta meningkatkan keterampilan seseorang, dengan adanya kesempatan melakukan sebuah praktik yang diberikan universitas kepada mahasiswa nya, dapat merasakan pengalaman langsung serta merasakan apa yang terjadi di lapangan dan mencari sebuah problem solve ketika terjun kelapalangan langsung. Dimana nanti nya seluruh pengalaman ini, dapat menjadi bekal saya pribadi maupun mahasiswa lain dalam melakukan pekerjaan profesi sebagai arsitek. Kegiatan praktik juga menjadi sebuah pelajaran yang lebih banyak terlibat langsung, sehingga akan menjadi lebih efektif bagi diri saya dibandingkan hanya menerima pembelajaran pasif yang hanya tau teori tetapi tidak pernah terjun kelapangan.

Selanjutnya Techne, bagi saya elemen techne juga menjadi pedoman saya dalam menjalani praktik sungguhan. Techne mengajarkan saya bagaimana meralisasikan materi arsitek kedalam studio perancangan desain serta diperkuat dengan pembelajaran praktik seperti membuat maket dari apa yang kita sudah desain, pembelajaran ini sungguh penting bagi diri saya dalam memperoleh sumber pengetahuan, yaitu mengenai pengetahuan yang saya terima dan saya tuangkan dalam bentuk praktik profesi, dimana kegiatan praktik ini akan menjadi sebuah pengalaman atau experiental knowledge yang berguna bagi profesi saya nanti kedepannya sebagai seorang arsitek. Untuk menjadi seorang arsitek sendiri tidaklah mudah, pasti banyak tantangan yang harus saya lalui. Kesiapan dan kematangan untuk menjadi seorang arsitek dalam memulai pekerjaan, sangat penting bagi diri saya. Dengan memiliki kesiapan, segala pekerjaan akan dengan mudah diatasi dan juga dapat dikerjakan dengan lancar hingga memiliki hasil yang baik dan sempurna.

Selama melakukan kegiatan praktik, saya mampu melihat, mengamati, memahami, dan membantu saya dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada, maka saya menyimpulkan bahwa saya tidak akan bisa belajar hanya berdasarkan teori saja, tetapi saya harus terjun langsung ke lapangan dan merasakan sendiri bagaimana seorang arsitek melakukan tugas-tugasnya. Elemen Techne menjadi sebuah elemen yang sangat penting bagi diri saya dan dunia perkulihan yang arsitek yang sedang saya jalani ini. Dengan seluruh fasilitas lengkap dan relevan yang disediakan oleh Universitas, sangat membantu saya mewujudkan tujuan pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi bekal masa depan saya yang akan kerja dan berprofesi sebagai seorang asritektur.

Elemen Nous yang selanjutnya merupakan Sophia, Sophia sendiri merupakan sebuah ranah yang jauh lebih personal yang membentuk keberanian serta kecintaan dalam setiap proses berkarya. Dalam mengejar sebuah cita-cita tentunya dipenuhi dengan segala rintangan perjalanan, namun seluruh rintangan itu akan dengan mudah dilalui apabila pada dasarnya diri kita telah memiliki kegigihan dan rasa cinta terhadap cita-cita kita. Seperti halnya yang terjadi pada diri saya sekarang, saya telah bermimpi untuk menjadi seorang arsitek sejak kecil, dan dengan perlahan-lahan saya mulai mendalami dunia arsitek. Rasa ingin tahu saya yang sangat tinggi hingga mendorong saya untuk semakin semangat dalam meraih sebuah cita-cita. Dan dengan mendalami dunia arsitek, rasa cinta saya terhadapnya menjadi semakin tinggi dan membuat diri saya semakin yakin untuk masuk kedalam jurusan arsitek saat kuliah.

Namun dilain sisi dalam meraih sebuah impian, saya membutuhkan alasan yang cukup kuat untuk memulai hal baru. Banyak sekali orang diluar sana yang telah melalui proses yang panjang dalam mengejar cita-citanya namun harus berhenti ditengah jalan, hal ini terjadi karena kurangnya persiapan dalam diri mereka untuk menghadapi semua proses rintangan yang dirasa cukup berat untuk dilalui. Elemen Sophia mengajarkan saya untuk selalui mencintai sebuah pekerjaan yang dengan memiliki rasa keberanian yang besar, ini sangat membantu saya untuk menempuh dunia perkuliahan arsitek dengan persiapan yang cukup matang. Saya juga merasakan perbedaan yang cukup besar apabila saya melakukan sesuatu dengan memiliki rasa kecintaan dan keberanian akan setiap prosesnya, hal ini sangat jauh berbanding terbalik apabila saya melakukan suatu pekerjaan tanpa dasar cinta dan keberanian yang tertanam dalam diri saya.

Manfaat lain untuk diri saya dengan menerapkan elemen Sophia, membuktikan sendiri bahwa untuk mencapai sebuah cita-cita, saya harus berani berjuang dalam tekanan apapun yang mungkin terjadi di kedepannya. Seluruh masa perkuliahan pasti bisa saya lalui apabila saya mau bertahan dan bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. Semester pertama kuliah tentunya menjadi hal yang sangat baru bagi saya. Seiring waktu dengan perlahan, saya mulai mengenal lingkungan baru perkuliahan serta mengenal juga bagaimana dunia arsitek yang sesungguhnya. Dengan berlandaskan rasa cinta dan keberanian saya kepada setiap proses yang saya akan jalani terhadap jurusan arsitek, saya merasa mampu untuk melewati masa-masa awal perkuliahan ini dengan sangat baik. 

Keempaat elemen Nous mengajarkan saya bagaimana cara menyesuaikan diri saya di dunia perkuliahan arsitek, dengan adanya elemen-elemen tersebut, membuat saya menjadi lebih paham mengenai aspek apa saja yang ada pada arstitek. Elemen tersebut juga membantu saya dalam menemukan hal-hal baru mengenai diri saya, dimulai dengan saya yang menjadi tahu akan perlunya kegiatan praktik pada proses pembelajaran arsitektur. 

Pada awal dimulainya masa perkuliahan, saya masih belum dapat menempatkan dam memposisikan diri saya dengan baik, semua terasa begitu berat bagi diri saya. Dengan seiring berjalannya waktu, saya mulai mengenal Nous dimana terdapat 4 elemen yang membantu kita untuk mengeksplor lebih dalam mengenai dunia arsitek, serta bagaiman perjanan untuk menjadi seorang arsitek. Kehadiran elemen Episteme, dimana elemen ini mengajarkan mahasiswa untuk mengenal dasar-dasar pada jurusan arsitektur, saya menggunakan metode analisa dalam menerima sebuah informasi yang berkaitan dengan dunia arsitek, metode ini memudahkan saya untuk menggali lebih dalam mengenai pengetahuan yang sebelumnya belum saya ketahui. 

Setelah mendengar dan mempelajari dasar-dasar ilmu dengan menganalisa, elemen Phronesis membantu saya dalam merealisasikan pelajaran yang telah saya dapatkan melalui materi dikelas dengan terjun langsung ke dalam dunia praktikal. Belajar dengan melakukan kegiatan praktik tentunya berbeda halnya dengan hanya belajar melalui materi yang saya dengarkan di kelas oleh dosen. Dunia praktik sangat membantu saya dalam mengatasi segala rasa penasaran saya berkenaan dengan bagaimana seorang arsitek dapat bekerja, kegiatan ini merupakan penunjang bagi diri saya untuk memasuki dunia profesi dikemudian hari.

Kuliah profesi dan menjalani praktik dengan terjun langsung ke lapangan merupakan tahap yang akan saya tempuh selanjutnya dalam dunia perkuliahan arsitek. Di masa ini, seluruh mahasiswa arsitek akan merasakan simulasi yang sesungguhnya seperti arsitek sungguhan yang telah bekerja. Hal ini berkesesuaian dengan elemen Techne, dimana elemen ini merupakan elemen selanjutnya yang akan saya realisasikan di kemudian hari, ketika sudah saatnya saya memasuki dunia simulasi studio sebagai seorang arsitek. Dengan bekal-bekal ilmu dasar dan kegiatan praktik yang telah saya lakukan, akan menjadi sangat bermanfaat pada masa kuliah praktik dan profesi dikemudian hari.

Semua perjalanan yang saya mulai dari menjalani pendidikan arstitek hingga turun ke dunia profesi tentunya tidak akan terasa mudah apabila dilakukan dengan sebuah paksaan. Dalam memulai suatu hal, saya selalu berfikir matang dan mencari tahu terlebih dahulu akan hal tersebut. Seperti halnya yang saya lakukan sebelum masuk ke dalam jurusan arsitek, saya telah melakukan research mendalam dan menyadari bahwa jurusan arsitek akan cocok dengan diri saya. Hal ini juga saya pelajari pada Nous melalui elemen Sophia yang menjelaskan bahwa rasa keberanian dan kecintaan dalam berkarya perlu ada dalam diri seseorang. 

Hingga kini, dalam dunia perkuliahan arsitek, saya merasa tidak terbebani dan enjoy dalam menyelesaikan seluruh tugas-tugas yang ada, karena semua ini merupakan proses yang harus dijalani setiap orang dalam mencapai sebuah cita-citanya. Dengan itu, saya rasa seluruh elemen yang ada pada Nous atau universitas, sangat membantu dalam masa perkuliahan saya di jurusan arsitek. Dengan seluruh bekal pengetahuan, keberanian dan kecintaan akan dunia arsitek,  saya akan menempuh seluruh prosesnya dengan baik hingga saya dapat membuahkan hasil yang memuaskan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Raffi Wiratama – Reflection

Bagi saya, dunia perkuliahan arsitektur adalah sebuah perjalanan yang menarik yang membawa mahasiswa ke dalam dunia desain dan konstruksi bangunan. Dalam perkuliahan ini, mahasiswa belajar mengenai berbagai aspek yang terkait dengan arsitektur, seperti survey lokasi, perencanaan lokasi, konsep rancangan, dan estetika.

Mahasiswa arsitektur belajar untuk tidak hanya mendesain sebuah bangunan, namun juga bagaimana bangunan tersebut dapat berfungsi baik tanpa menghilangkan unsur estetika pada bangunan itu sendiri. Menggali pengetahuan tentang bagaimana bangunan di bangun, mulai dari gambar konsep hingga pembuatan maket. Selain itu, mahasiswa juga belajar tentang berbagai gaya arsitektur dari berbagai periode waktu sejarah.

Proses belajar ini tidak selalu mudah. Mahasiswa belajar untuk mendalami pengetahuan tentang cara menggabungkan elemen – elemen desain pada design arsitektur, teknik konstruksi pada teknologi bangunan, dan kreativitas untuk menciptakan bangunan yang memenuhi kebutuhan manusia. 

Dalam konteks ini, Nous, yang berasal dari tradisi ajaran Yunani kuno, memiliki peran yang penting. Untuk memahami peran filosofi nous dalam konteks arsitektur, kita harus menggali lebih dalam. Dalam arsitektur, nous berarti menggabungkan ide dan kreativitas dalam merancang sebuah bangunan.

Dunia perkuliahan arsitektur, kita belajar untuk memahami kebutuhan dan fungsi dari bangunan serta menciptakan desain yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar. Nous membantu kita menggabungkan berbagai elemen ini dengan baik, menghasilkan bangunan yang dapat berfungsi maksimal namun juga tidak lupa dari segi estetik.

Selama kuliah, mahasiswa arsitektur belajar menganalisis data, merencanakan konsep, dan mengerjakan tugas – tugas arsitektur yang mencerminkan pemahaman mahasiswa secara tidak langsung mengenai nous. 

Terdapat empat bagian nous yang penting dalam pemahaman dunia arsitektur, yaitu episteme, phronesis, techne, dan sophia. Kita akan menghubungkan konsep – konsep ini dengan dunia arsitektur dan memberikan contoh – contohnya bila di implementasikan ke dunia arsitektur.

1.Episteme (Ilmu Pengetahuan)

Episteme adalah salah satu dari bagian nous. Episteme merupakan pengetahuan yang didasarkan pada fakta dan logika. Ini adalah pengetahuan yang bersifat universal dan objektif. Dalam konteks arsitektur, episteme mengacu pada prinsip – prinsip dasar desain yang kita pelajari pada mata kuliah desain arsitektur, teknik konstruksi pada mata kuliah teknologi bangunan, dan teori arsitektur. Contohnya adalah pemahaman tentang pondasi, dinding, dan kuda – kuda atap yang memungkinkan kita untuk merancang bangunan yang kokoh dan aman. Hal ini secara singkat menjelaskan bahwa proses pembelajaran di dunia perkuliahan menjadi salah satu contoh dalam episteme.

Episteme juga diperoleh karena adanya penelitian yang dilakukan dalam studi secara sistematis, didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan menggunakan metode ilmiah dalam menganalisis data. Terdapat kuadran north (power), east (tradition), west (capitalism), south (socialism) dalam sebuah episteme.

Di perkuliahan saat ini, episteme memegang porsi paling besar diantara empat bagian nous lainnya. Karena dalam proses pembelajaran, mahasiswa lebih banyak mendengarkan materi – materi yang disampaikan. Sehingga bobot yang kita dapat tidak seimbang.

2.Phronesis (Taktikal dalam bertindak)

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak yang berkaitan dengan etika dan moral. Phronesis adalah kemampuan untuk membuat keputusan bijaksana berdasarkan pengalaman yang ada. Dalam dunia arsitektur, phronesis akan membantu seorang arsitek dalam membuat keputusan mengenai proyek – proyeknya, seperti bagaimana memperhatikan keberlanjutan lingkungan yang ada dalam mata kuliah sustainable architecture.

Phronesis dilatih untuk memimpin dan memahami dinamika tim serta sikap ketika mengambil keputusan bila berada di lapangan. Cara kita mengambil keputusan etis dalam keadaan kompleks menjadi peranan krusial bagi seorang arsitek. Karena terbiasa mengambil keputusan etis, lama kelamaan seorang arsitek akan muncul sikap impulsive, sikap dimana kita tidak lagi berfikir panjang mengenai sebuah keputusan. Hal ini timbul karena pengalaman yang sudah kita lalui contohnya seperti magang.

Namun di dunia Pendidikan, gaya belajar mendengarkan masih mendominasi seperti yang sudah dijelaskan pada episteme sebelumnya. Ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Sehingga menimbulkan jarak antara pelajaran yang di dapat di universitas dan realita di dunia praktik.

Phronesis, secara konseptual, merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan Tindakan dengan bijak dan taktik. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam dan pola piker yang matang dalam menjalankan suatu Tindakan. Dalam dunia pendidikan, menurut pandangan saya, phronesis seringkali kurang ditekankan. Pendidikan cenderung fokus pada teori dan pemahaman tanpa memberikan cukup kesempatan untuk praktik.

Berdasarkan pemahaman yang telah saya peroleh, pendidikan tidak selalu mendukung pengembangan phronesis secara optimal. Ini bukan berarti pendidikan menghalangi seseorang untuk memiliki phronesis, tetapi lebih kepada kurangnya fasilitas untuk mengembangkan pemikiran dan pemahaman tersebut sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

Mahasiswa yang memiliki phronesis cenderung lebih mahir dalam menghadapi situasi dengan cepat dan terorganisir, dan dianggap sebagai orang yang berpengetahuan dan bijak. Bagaimana seseorang menghadapi situasi dengan keteraturan dan ketertiban adalah inti dari konsep phronesis.

Dalam dunai arsitektur, phronesis sangat penting, terutama bagi seorang arsitek. Tanpa phronesis, perencanaan yang teliti dapat berantakan jika tidak dikelola dengan baik, terutama dalam situasi darurat yang tidak terduga. Ini menekankan pentingnya memiliki kemampuan taktis dan bijak dalam menghadapi situasi di luar perencanaan.

3.Techne (Simulasi studio)

Techne merujuk pada keterampilan praktis yang diperoleh melalui pelatihan dan latihan. Dalam arsitektur, techne melibatkan kemampuan fisik dan teknis untuk merancang dan membangun sebuah bangunan. Sehingga kemampuan hard skill dan soft skill bagi seorang arsitek harus selalu di tingkatkan dan di latih. Di dunia arsitektur, studio menjadi tempat, dimana kita bisa mengasah kemampuan kita. Tidak semua universitas memiliki fasilitas tersebut namun biasanya dari kebanyakan arsitek, bekerja dan khususnya berlatih hard skill di studio. Bila dijelaskan secara singkat, techne menerapkan ilmu yang sudah diajarkan dan menerapkannya di dunia nyata.

Techne adalah elemen fundamental bagi individu, karena mencakup dasar – dasar yang diperlukan untuk mengimplementasikan pengetahuan (episteme) ke dalam dunia professional. Secara umum, techne menjadi lebih terikat ketika seseorang memasuki dunia karir mereka. Techne berperan sebagai pelengkap terhadap keterbatasan phronesis. Dalam konteks pendidikan, techne memainkan peran penting dalam memudahkan pemahaman individu terhadap pengetahuan phronesis saat diterapkan.

Sebagai contoh, techne dapat ditemukan dalam praktik studio desain arsitektur. Dalam arsitektur, seorang arsitek harus memiliki tujuan perancangan dan melaksanakannya dengan menggabungkan pengetahuan teknis, baik dalam hal keterampilan “softskill” maupun “hardskill,” yang kemudian di implementasikan dengan presisi.

Ketika seseorang berhasil menguasai techne, dapat dianggap bahwa mereka telah mencapai tahap puncak pengetahuan yang mereka pelajari selama pendidikan mereka. Meskipun mengembangkan techne dapat dimulai sejak masa pendidikan, namun pengaplikasian praktis menjadi kunci untuk mendorong perkembangan techne individu.

4.Sophia (Keberanian)

Sophia adalah jenis pengetahuan yang mendalam dan berhubungan dengan pemahaman filosofis. Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Dalam konteks arsitektur, sophia dapat ditemukan dalam pemikiran dan konsep – konsep yang menginspirasi desain arsitektur yang unik dan berbobot. Seorang arsitek mungkin menggunakan sophia untuk menciptakan karya – karya yang menggabungkan makna filosofis dengan estetika bangunan.

Sophia lebih fokus pada sifat individu dan bagaimana seseorang dapat terus mendorong perkembangan pribadinya, terlepas dari profesi yang mereka gemari. Sophia melibatkan penggabungan prinsip dasar dengan pengetahuan yang mengikuti prinsip – prinsip tersebut. Pemahaman saya tentang Sophia adalah tentang bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa memberikan makna pada hidup, menghargai, menikmati dan mencintai perncapaian kita, serta memahami makna hidup itu sendiri.

Sophia merupakan keyakinan yang mendorong mahasiswa untuk lebih memahami diri sendiri dan aspek – aspek lain dalam diri. Oleh karena itu, Sophia lebih menekankan aspek – aspek yang bersifat pribadi dan individual. Seseorang yang memiliki Sophia cenderung memiliki keyakinan diri yang kuat dan dapat menikmati hidup. Kecintaan dalam berkarya menjadi motivasi yang mendorong mereka untuk mengekspresikan peraasan dan aspirasi dalam kehidupan.

Dalam konteks arsitektur, Sophia menjadi elemen fundamental bagi kehidupan pribadi seorang arsitek. Mencintai karya dan proses adalah hal yang sangat penting untuk mengasah keterampilan dan keberanian dalam mengungkapkan perasaan melalui karya seni. Selain itu, mahasiswa yang memiliki Sophia lebih mudah menerapkan kecerdasan episteme, phronesis, dan techne karena menikkmati apa yang meraka lakukan

.

Bagi saya sebagai mahasiswa arsitektur, episteme berarti pemahaman yang mendalam tentang prinsip – prinsip dasar dalam arsitektur yang saya pelajari, seperti struktur, material, estetika, dan fungsi. Saya diajarkan untuk memahami episteme untuk mengembangkan pengetahuan yang kuat. Saya harus belajar tentang Sejarah arsitektur, teori desain, dan metode konstruksi yang telah dipelajari sepanjang perkuliahan. Dengan episteme, saya dapat memahami mengapa beberapa gaya arsitektur berbeda – beda pada setiap negara sebagai salah satu contohnya.

Namun episteme juga menantang saya untuk selalu mencari pengetahuan yang baru. Memahami bahwa desain dan teknologi terus berkembang. Selain itu, dalam pandangan saya sebagai mahasiswa arsitektur, episteme juga berbicara tentang tanggung jawab dalam merancang sebuah bangunan. Saya harus mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dari desain saya. Dengan memahami episteme ini, saya dapat menjadi mahasiswa arsitek yang lebih berpengetahuan, kreatif, dan bertanggung jawab.

Sebagai seorang mahasiswa arsitektur, saya dapat mengembangkan phronesis dengan menggabungkan teori dan praktik. Hal ini melibatkan saya pembelajaran tentang prinsip – prinsip desain, teknik konstruksi, dan estetika, tetapi juga melibatkan pengalaman, seperti kunjugan ke lokasi site, menganalisis aktivitas yang ada, dan pembuatan konsep sesuai dengan aktvitas pada lokasi tersebut. Phronesis juga membuat saya untuk terus berpikir kritis, mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari sesain saya.

Dalam arsitektur, phronesis juga dapat membantu saya menghindari kesalahan desain yang tidak efisien. Hal ini membuat saya untuk merancang bangunan yang lebih kreatif, nyaman, dan paling penting fungsional. Selain itu, phronesis membantu saya berkontribusi menciptakan bangunan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

Selanjutnya techne, bagi saya dalam kehidupan mahasiswa arsitektur, techne mencerminkan kemampuan saya dalam merancang dan membangun bangunan di dalam studio kampus sebagai contohnya. Techne melibatkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang saya pelajari dalam desain dan teknologi bangunan. Saya di latih untuk menggunakan keterampilan saya tidak hanya dalam bentuk pengetahuan saja, namun juga di kolaborasikan dengan praktik di studio. Dengan cara itulah saya sebagai mahasiswa dapat melatih kemmapuan hardskill saya. Melalui kombinasi yang terjadi antara pengetahuan dan keterampilan yang seimbang, saya dipersiapkan untuk melatih kemampuan saya sebelum memulai karir di dunia kerja.

Dan terakhir adalah Sophia dalam kehiduapan saya sebagai mahasiswa arsitektur. Sophia memiliki arti mendalam pada perjalanan saya sendiri seorang mahasiswa arsitektur. Bagi saya, Sophia mengacu pada kebijaksaan atau pengetahuan dalam dunia arsitektur dan desain. Sophia adalah teman setia yang membimbing saya dalam menciptakan karya arsitektur dan fungsi bangunan yang memenuhi kebutuhan manusia.

Sophia mengajarkan saya untuk berpikir lebih tentang segala hal yang saya kerjakan. Sebagai mahasiswa arsitek, saya perlu memahami bahwa setiap rancangan memiliki dampak pada lingkungan dan masyarakat. Sophia mengingatkan saya untuk tidak hanya berfokus pada estetika visual, tetapi juga pada prinsip – prinsip etika dan keberlanjutan. Sehingga, saya perlu menjadi mahasiswa yang bijaksana dalam mengambil keputusan.

Selain itu, Sophia juga mengajarkan saya pentingnya kreativitas dan imanjiansi dalam merancang. Sebagai mahasiswa arsitektur, saya sering kali dihadapkan pada masalah kompleks yang memerlukan pemikiran kreatif. Sophia menginspirasi kita untuk berpikir dan menciptakan solusi yang inovatif.

Sophia juga mengingatkan saya bahwa pembelajaran dan pertumbuhan adalah proses selama saya hidup di dunia ini. Harus terus belajar dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Sophia mengajarkan saya untuk mencari pengalaman, baik yang positif maupun yang negatif, sebagai bagian dari perjalanan pribadi saya dalam dunia arsitektur.

Pada akhirnya, filosofi nous adalah konsep filosofis yang memiliki empat komponen penting, yaitu episteme, phronesis, techne, dan sophia. Masing – masing komponen ini memiliki peran dan makna tersendiri dalam pemahaman saya khususnya sebagai mahasiswa arsitektur. Dalam kesimpulan, Nous menawarkan pandangan tentanf berbagai aspek. Episteme, phronesis, techne, dan Sophia mewakili dimensi berbeda dari pengetahuan dan pemahaman, mulai dari pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, taktik dalam menyelesaikan masalah, praktik yang dilatih untuk meningkatkan keterampilan, serta bagaimana sikap pribadi kita dalam mengenal hal tersebut.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Raymond Preston Prayogo – Reflection

Bagi saya menjalani masa Pendidikan atau universitas merupakan waktu dimana seseorang akan menyerap begitu banyak pengetahuan yang belum pernah didapatkan semasa sekolah. sebagai seorang Mahasiswa Arsitektur, saya merasa sangat banyak Pelajaran baru yang didapatkan, namun menurut saya keseimbangan antara teori dan praktek masih jauh dari kata sempurna. Hal ini merujuk dari suatu paham yang bernama Nous. Secara garis besar nous merupakan suatu kemampuan untuk memahami suatu pemikirian abstrak dan tinggi. Menurut saya setelah menjalani masa perkuliahan selama setengah semester ini, Nous membuka pemikiran saya tentang bagaimana kehidupan kampus tidak selalu menjadi sebuah gambaran Ketika nanti saya lulus dari kuliah. Saya mempelajari apabila nous merupakan penggabungan dari 4 konsep kecerdasan, dimana terdiri atas Phronesis, Episteme, Techne, dan Sophia. 

Secara konsep dan pengertian Phronesis adalah pemikiran atau kecerdasan seseorang yang bersifat taktikal. Taktikal yang saya maksudkan adalah tindakan kita dalam melakukan sesuatu. Segala sesuatu tindakan yang akan dilakukan oleh seorang individu memerlukan suatu pemahaman dan pola pikir yang matang itulah yang disebut sebagai taktikal. Dalam kehidupan di pendidikan, Phronesis menurut saya pribadi masih kurang terterapkan dimana pendidikan cenderung hanya mengajarkan suatu teori atau pemahaman tanpa adanya praktik. Berdasarkan materi yang telah saya pelajari dan pahami, phronesis tidak sepenuhnya didukung oleh pendidikan. Bukan berarti Pendidikan menghalangi seseorang memiliki suatu phronesis, melainkan pendidikan tidak cukup memfasilitasi seseorang untuk mengembangkan pemikiran atau pemahaman phronesis agar bisa diterapkan dalam kehidupan. Individu yang memiliki phronesis cenderung akan lebih pandai dalam mengelola situasi atau kondisi dengan cepat dan tidak terlihat sebagai orang yang amatir karena mereka memiliki suatu kebajikan dan kecerdasan. Selain itu bagaimana seseorang bertindak terhadap suatu hal dengan tertata dan tidak berantakan menjadi poin penting dari Phronesis. Dalam Arsitektur, phronesis sangat penting bagi seorang Arsitek karena tanpa phronesis, segala perencanaan yang telah dibuat sedemikian rupa apabila tidak dikelola dengan baik akan sangat mudah untuk menjadi berantakan karena seperti yang sudah saya sampaikan apabila seseorang akan kesulitan apabila tidak dapat mengelola suatu situasi terutama jika situasi darurat yang tidak ada dalam perencanaan.

Kemudian ada episteme, secara garis besar episteme merupakan suatu ilmu pengetahuan yang didapatkan melalui pembelajaran dan episteme ini merupakan bagian dari tahap dimana seseorang mengembangkan pengetahuan diri mereka. Dalam dunia Pendidikan, episteme merupakan subjek yang memiliki porsi paling banyak karena Pendidikan cenderung lebih banyak melakukan pembelajaran dengan cara mendengarkan dan menyerap materi-materi yang disampaikan. Episteme sendiri selain dicapai melalui Pendidikan formal yang tersistematis, juga bisa diraih melalui penelitian dimana seseorang melakukan Analisa data-data. Dari sini bisa disimpulkan apabila episteme adalah suatu kecerdasan yang menjadi dasar untuk membantu ketika nanti seseorang harus melakukan suatu praktik nyata. Kemudian menurut saya hal ini bukan berarti seseorang harus memiliki episteme terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan techne dan phronesis. Melainkan orang bisa memulai dari mana saja karena ketiga kecerdasan ini masih tetap berada di dalam lingkup nous. Sebagai gambaran, orang orang yang langsung melakukan praktik bisa merasakan suasan profesi dibarengi dalam proses tersebut ada pengembangan diri. Begitupun sebaliknya apabila seseorang melakukan pengembangan diri terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan profesi. 

Bagi saya techne merupakan bagian yang paling fundamental bagi semua individu karena techne mencakup semua dasar yang kemudian melalui techne seseorang akan mengimplementasikan epitesme mereka dan dalam prosesnya phronesis akan bekerja. Secara garis besar, techne merupakan bagian dari profesi dimana maksud saya adalah techne cenderung akan lebih banyak terlihat Ketika nanti seseorang sudah memulai dunia karir mereka masing-masing. Techne sebagai penyeimbang atau pelengkap dari kekurangan phronesis. Apabila dilihat dari sisi Pendidikan suatu phronesis membutuhkan yang namanya techne agar memudahkan masing-masing individu untuk memahami phronesis mereka saat melalukan techne. Techne sebagai contoh dapat dilihat dengan adanya suatu praktik, praktik yang saya maksud adalah studio desain di Arsitektur. Konteks dari techne adalah bagaimana seorang individu dapat mengembangkan softskill dan hardskill masing-masing dari mereka disertai keterampilan dalam 

praktiknya. Dalam penerapannya di Arsitektur, seorang arsitek harus memiliki tujuan dalam perancangan yang kemudian semua dilaksanakan dengan mengandalkan pengetahuan teknis mau itu secara softskill ataupun hardskill yang kemudian diimplementasikan melalui kemampuan teknis yang presisi. Apabila seseorang sudah bisa menggapai techne mereka, bisa disepakati bahwa individu tersebut merupakan orang yang sudah hampir lengkap karena techne adalah puncak dari pengetahuan atau tahap akhir dari pengetahuan yang sudah dipelajari dan dimiliki pada masa-masa Pendidikan. Akan sangat mudah bagi seseorang untuk mengembangkan techne mereka semenjak masih berada di bangku Pendidikan namun agar semua itu bisa terwujud diperlukan yang namanya pengaplikasian nyata yang dapat mendorong seseorang untuk mengembangkan techne mereka masing-masing.

Setelah ketiga kecerdasan tersebut yang cenderung lebih mengarah kepada profesi dan pengembangan diri dari segi pengetahuan, Sophia lebih mengarah kepada sifat individu dan bagaimana seseorang dapat tetap mendorong diri mereka untuk selalu berkembang secara personal dan tidak tercampurkan dengan profesi. Lalu kemudian secara konsep Sophia adalah penggabungan dari prinsip dasar dan pengetahuan yang mengikuti dari prinsip dasar tersebut. Yang saya pahami dari Sophia adalah bagaimana kita sebagai seorang yang dapat memaknai hidup, eksistensi dari hidup, bagaimana kita bisa menikmati juga mencintai suatu karya, dan menekankan kepercayaan tentang makna dari hidup itu sendiri. Sophia sendiri merupakan keyakinan yang akan mendorong seseorang untuk lebih memahami diri mereka sendiri atau bahkan sisi lain dari diri mereka, oleh sebab itu Sophia cenderung menekankan hal-hal yang bersifat pribadi atau personal. Seseorang yang memiliki Sophia cenderung akan memahami diri mereka dan bisa menjadikan mereka sebagai seorang yang lebih yakin akan diri sendiri dan menikmati hidup mereka. Kecintaan dalam berkarya menjadi motivasi yang membuat mereka lebih berani untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan inginkan dalam kehidupan. 

Dalam Arsitektur Sophia menjadi bagian fundamental bagi kehidupan personal seorang arsitek dimana mencintai karya dan proses sudah pasti menjadi hal yang wajib agar mereka bisa lebih piawai dan berani untuk mengungkapkan perasaan mereka melalui karya. Selain itu seorang yang memiliki Sophia akan lebih mudah melakukan penerapan dari kecerdasan episteme, phronesis, dan techne karena seperti yang sudah saya sebutkan tadi kalau mereka menikmati dan mencintai apa yang mereka lakukan. 

Berdasarkan dari penjabaran pemahaman saya terkait keempat kecerdasan ini dapat dilihat apabila semua kecerdasan tersebut bisa didapatkan namun tidak bisa secara langsung karena kecerdasan tersebut hanya bisa didapatkan pada tahap-tahap tertentu. Pada masa kuliah episteme dan sophia merupakan kecerdasan yang bisa diraih saat masa kuliah dan masih bisa dikembangkan lagi kedepannya. Sedangkan techne dan phronesis cenderung didapatkan pada saat bekerja. Namun ini Kembali lagi pada masing-masing individu karena setiap individu pasti memiliki prinsip berbeda yang nantinya mempengaruhi di tahap mana mereka dapat memiliki keempat kecerdasan tersebut. 

Setelah memahami pengertian dari komponen-komponen dari nous. Bagi saya ada beberapa pengaruh yang bisa saya rasakan setelah memahami dan mencoba untuk membangun pola pikir nous tersebut dalam kehidupan perkuliahan saya. Namun untuk hasil secara garis besar masih belum begitu signifikan karena saya pribadi belum banyak menerapkan prinsip-prinsip yang terdapat pada nous. 

Yang pertama Shopia, dibandingkan dengan tiga prinsip atau kecerdasan sebelumnya menurut saya pribadi Sophia cukup memberikan pengaruh kepada kehidupan kampus saya. Setelah memahami apa itu shopia saya mencoba untuk menerapkannya dengan cara mencoba mencintai setiap proses pembelajaran saya, proses mengerjakan tugas-tugas studio dan beberapa hal-hal lainnya yang berkaitan dengan perkuliahan. Sophia mengajarkan saya untuk selalu mencoba untuk menghargai apapun yang sudah saya buat dan menghargai setiap proses yang sudah saya buat untuk menghasilkan suatu karya. Walaupun saya belum menghasilkan karya namun saat ini saya berada dalam tahap untuk menghasilkan suatu karya. Setelah mencoba untuk menghargai proses tersebut dan tujuan karya tersebut saya menjadi lebih terbuka dengan saran-saran yang ada dan lebih berani untuk memperlihatkan proses karya saya. Karena saya tahu karya saya nantinya akan bisa dilihat dan dinikmati oleh orang lain sehingga karya tersebut tidak hanya berasal dari pemikiran pribadi saya, melainkan berdasarkan pemikiran pribadi yang digabungkan dengan saran dan masukan orang lain yang kemudian saya kembangkan lagi agar bisa mendapatkan suatu tujuan karya yang ingin saya capai. Proses ini memang cukup sulit namun dengan adanya shopia, saya belajar untuk mengharga setiap proses tersebut.

Lalu yang kedua adalah episteme, episteme yang merupakan bagian penting menjadi salah satu selain shopia yang menurut saya cukup mempengaruhi pola pikir dan kehidupan saya di perkuliahan. Cara episteme bekerja dalam kehidupan kuliah saya adalah mendorong saya untuk memaksimalkan penyerapan materi maupun teori yang bisa saya dapatkan karena episteme mengajarkan saya untuk memahami konsep-konsep Teknik yang belum pernah saya dapatkan. Selain itu episteme juga mendorong saya untuk mencoba memahami apabila suatu arsitektur itu selalu memiliki konteks dan Sejarah dan itu perlu suatu Analisa dimana Analisa ini merupakan suatu proses untuk mencapai suatu kecerdassan episteme.

Kemudian yang terakhir Phronesis, phronesis memiliki porsi paling sedikit dibanding ketiga kecerdasan sebelumnya. Dimana cara phronesis berkerja dalam kehidupan kuliah saya adalah sebagai motivator untuk mencoba menjadi seorang yang lebih pandai dan tenang dalam menghadapi suatu situasi yang bersifat mendadak ataupun tidak ada dalam perencanaan saya. Sejauh ini saya belum banyak mengalami hal tersebut akan tetapi ada satu waktu saat studio perancangan dimana saya diharuskan menjelaskan proses dari pengerjaan saya. Bagi saya pribadi ini bukan masalah besar hanya saja bagaimana cara saya menjelaskannya menjadi suatu barrier buat saya sendiri. sehingga semenjak saat itu saya mencoba untuk menerapkan phronesis untuk membantu saya agar lebih matang Ketika nantinya diletakkan pada situasi yang serupa lagi

kemudian untuk techne sendiri saya belum merasa adanya perubahan yang saya alami karena saya masih bergumul dengan kedua kecerdasan yang menjadi dasar hubungan techne. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnnya apabila techne merupakan bagian akhir atau suatu kesimpulan dari phronesis dan episteme. 

Akhir kata menurut saya Nous merupakan suatu konsep pemikiran yang sangat dibutuhkan oleh seorang arsitek yang sudah harus dibangun semenjak perkuliahan. Seperti apa yang dikatakan bapak Archica Danisworo kepada saya apabila masa mahasiswa adalah masa dimana saya harus banyak melakukan explore bagian ini sangat relevan dengan episteme yang mendorong seseorang untuk mendalami semua ilmu yang bisa didapatkan. Dan yang terpenting Ketika lulus nanti besar kemungkinan sulit untuk membangun atau menanamkan Nous pada seorang individu. 

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Rudy Winata – Reflection

Menurut saya, Nous itu adalah salah satu cara kita untuk mengetahui ciri khas seseorang. Karena setiap orang akan memiliki nous yang berbeda beda. Jadi nous ini bisa dibilang gabungan dari beberapa sifat dari manusia yang nanti nya menjadi sifat atau ciri khas pada manusia itu sendiri. Lalu nous ini memiliki 4 kecerdasan yang berbeda, yaitu: Sophia, Episteme, Techne, Phronesis. Ke empat kecerdasan ini lah yang nanti nya akan bergabung menjadi nous/ciri khas manusia.

Yang pertama adalah episteme, episteme yang biasa kita bilang adalah ilmu pengetahuan memiliki porsi yang paling besar di keempat kecerdasaan ini. Salah satu contoh nya adalah, kita dari TK hingga sekarang kita masih mempelajari atau menuntut ilmu pengetahuan. Karena dengan ilmu pengetahuan kita akan lebih mengetahui banyak hal. Lalu kita juga banyak mendengar, kita akan selalu mendengar orang lain membicara kepada kita mau itu dari orang yang lebih tua hingga anak anak kecil. Kita akan selalu mendapat masukan dari orang lain maupun itu nasihat atau perintah dari orang lain. Contoh nya adalah kita di rumah akan selalu mendengarkan orang tua kita berbicara atau pun menceritakan masa lalu mereka. Dan itu akan sangat berdampak sengan hidup kita karena kita akan merasa lebih mengenal keluarga kita. Contoh selanjutnya yang berada di lingkungan sekarang atau kuliah adalah, mendengari dosen dosen menjelaskan atau ceramah di depan kelas. Dengan mendengari dosen tersebut kita akan lebih mengetahui apa yang kita pelajari di kelas dan akan lebih paham dengan materi yang di beri oleh dosen tersebut. lalu yang selanjutnya kita tidak hanya membutuhkan ilmu pengetahuan untuk menjadi orang yang sukses. 

Kita juga harus memiliki pengalaman kerja/lapangan, karena itu akan membuat kita lebih paham di dunia kerja. Maka kecerdasan yang akan di jelaskan selanjutnya adalah, Phronesis.

Phronesis ini adalah salah satu kecerdasan kita untuk membuat suatu taktik yang nantinya akan digunakan di dunia nyata atau dunia kerja. Karena memiliki suatu taktik akan lebih memastikan untuk berhasil di suatu hal maupun itu di kehidupan sehari hari maupun kehidupan saat kuliah, kita akan membutuh kan taktik agar bisa berhasil lebih lancar. Salah satu contoh nya adalah jika kita menginginkan untuk pergi keluar kota menggunakan kendaraan darat, maka kita akan mencari waktu yang dimana kondisi jalan nya tidak macet agar kita bisa sampai pada tujuan lebih cepat atau tidak terjebak macet. Contoh selanjutnya adalah, karena saya dulu nya pernah mengikuti lomba lomba di bidang olahraga basket, maka saya mengerti bahwa memiliki suatu taktik itu sangat penting. Apalagi dalam permainan basket itu akan ada 5 orang di dalam lapangan tersebut main bersamaan. 

Maka kita akan membutuhkan taktik bagaimana kita melakukan penyerangan pada gawang musuh, dan bagai mana kita bisa menghentikan musuh untuk mencetak poin di gawang kita. Kita tidak bisa bergantungan hanya dengan skill masing masing. Karena jika kita hanya bergantungan dengan skill masing masing, kita akan susah mencetak poin dan akan susah untuk memenangkan pertandingan tersebut. maka kita saat bermain basket kita sangat membutuhkan coach yang bisa memberi kita taktik untuk dipelajari dan digunakan saat dalam pertandingan tersebut. lalu contoh selanjutnya adalah saat di dalam dunia perkuliahan arsitektur sekarang yang sedang di jalanin oleh saya. 

Menurut saya, taktik di dunia perkuliahan ini sangatlah penting bagi semua mahasiswa, karena dengan ada nya taktik kita akan lebih mudah untuk melanjutkan perkuliahan kita. Contoh nya adalah menyusun waktu kita agar lebih efisien dalam melakukan hal hal/ tugas tugas yang diberikan. Dengan Menyusun jadwal jadwal dan melakukan nya sesuai denga napa yang dijadwal, kita akan merasakan bahwa kita berhasil mengerjakan tugas tugas tersebut lebih efisien dari pada kita yang tidak menggunakan taktik atau time table yang sudah di buat oleh kita sendiri. Tidak hanya di dunia olahraga basket atau dunia perkuliahan saja yang membutuhkan taktik. Kita juga akan menggunakan taktik dalam dunia perusahaan juga, nbagaimana kita bisa menahankan produk atau jasa yang kita sediakan agar bisa bertahan lama dan masi laku. Maka karena itu dengan ada nya taktik dan ilmu pengetahuan akan lebih memudahkan kita untuk membuat atau menjalankan suatu perusahaan.

Kecerdasan selanjutnya adalah Techne, techne sendiri adalah hasil dari gabungan apa yang sudah kita lakukan dari kecerdasan episteme dan kecerdasan Phronesis. Tentu saja jika kita sudah melakukan mencari ilmu pengetahuan dan taktik taktik yang padat, maka kita juga harus mencoba nya agar mengetahui apakah hal yang sudah kita rencanakan dan pelajari bisa digunakan untuk kerja? Maka karena itu kita harus mencoba nya. Salah satu contoh dari techne adalah salah satu pembelajaran yang sedang kita pelajari adalah AD atau yang biasa disebut Architecture Design.

 Architecture design sendiri adalah contoh mata kuliah dimana dilaksanakan didalam studio lalu membuat hasil apa yang sudah kita pelajari dari pelajaran Design Thinking atau DT dan taktik taktik yang sudah direncanakan untuk mengeksekusikan proyek atau miniature yang ingin dibuat. Maka dengan ada nya techne, ini kita akan mengetahui proses caranya bagaimana kecerdasan Episteme dan kecerdasan Phronesis bisa dilakukan secara bersamaan dan menghasilkan sebuah miniature atau proyek kecil yang nanti nya akan di nilai oleh dosen dosen mata kuliah Architechture Design. Mungkin tidak hanya di dunia perkuliahan saja yang menggunakan kecerdasan Techne, ada juga contoh lainnya yang kita gunakan dalam kehidupan sehari hari kita, yaitu menggunakan keahlian diri sendiri untuk melakukan hal tersebut. contoh nya adalah jika kita lagi bermain basket tentu saja orang yang sudah lama bermain dan berlatihan akan lebih menonjol dari pada orang yang jarang main bahkan masi pemula dalam permainan basket. Maka karena itu orang yang sudah lebih ahli secara tidak langsung akan bermain lebih ahli. Lalu jika di dalam kehidupan perkuliahan juga bisa saat seseorang yang sudah ahli dalam pelajaran itu, dia akan memiliki nilai yang tinggi dan tidak kesusahan. Maka dia akan bisa meluangkan waktu untuk mengajar atau membantu teman lainnya yang tidak terlalu mengerti pada mata kuliah tersebut. lalu yang terakhir adalah Sophia.

Shopia adalah salah satu kecerdasan yang dimana lebih melihatkan passion atau kegemaran dari seseorang dalam melakukan suatu hal. Didalam kehidupan kita, pasti memiliki kegemaran tersendiri, mungkin juga ada beberapa orang atau suatu kelompok yang memiliki kegemaran yang sama. Tetapi pada umumnya hal hal yang disukai sama semua orang itu akan berbeda beda. Contoh nya aka nada orang yang sangat mencintai untuk menjadi seorang arsitek, ada juga orang yang sangat mencintai menjadi orang penting seperti pemerintahan, kementrian, dan lain lain, dan ada juga yang suka bermain sepak bola, bola basket, bulu tangkis. Semua orang akan memiliki kegemaran yang berbeda dari orang lain. 

Salah satu contoh nya adalah, didalam kehidupan menjadi seorang mahasiswa BINUS dengan jurusan Arsitek yaitu, didalam jurusan arsitek memiliki banyak mata kuliah yang berbeda beda, dan ada juga yang berhubungan. Tentu saja ada orang yang memiliki kegemaran dengan salah satu mata kuliah tersebut. contoh nya ada orang yang menyukai pelajaran Architecture Design karena menurut mereka, Saat mata kuliah Architecture Design itulah dimana ia bisa menuangkan apa yang ada dipikiran nya dan membuat nya menjadi sebuah miniature atau sebuat maket. Dan pastinya ada juga orang yang tidak menyukai mata kuliah Architecture Design tetapi mereka menyukai mata kuliah History of Architecture, karena menurut dia menghafal dan memahami sejarah sejarah dari asal arsitek yang sekarang menjadi arsitek kuno, seperti Egypt, Yunani, Romawi, bangunan style Medieval, Gotham dan banyak lagi. Menurut mereka pasti lebih menyenangkan untuk belajar sejarah dari bangunan bangunan kuno yang ada di berbagai negara tersebut. maka menurut saya keempat kececrdasan ini sangat lah penting untuk manusia mencapai atau meraih apa yang mereka inginkan. Dan pasti nya semua orang memiliki cara sendiri, ciri khas sendiri, dan tujuan tersendiri. 

Makan denga nada nya keempat kecerdasan ini akan sangat membantu untuk seseorang agar mencapai atau mengetahui siapakah dirinya sebenarnya. Mereka akan lebih mengenal mereka sendiri, mengetahui kekuatan dia, kelemahan yang ia miliki, hal hal yang dia suka lakukan dan hal hal yang dia tidak sukai melakukannya. Lalu dengan ada nya keempat kecerdasan, ini akan menyeimbangkan semua nya agar nantinya terbentuklah Nous dari seseorang. Karena itulah kadar Nous seseorang itu akan berbeda beda, karena semua orang pastinya ada cara tersendiri untuk melakukan proses agar mencapai hingga keinginan atau goal mereka masing masing. 

Jadi kesimpulan yang saya dapatkan dalam membuat essay tentang noun dengan empat kecerdasan nya. Saya menyadari bahwa noun itu sangat lah penting dan kita sendiri tidak menyadarinya bahwa kita sudah melakukan keempat kecerdasan dan noun itu. Banyak hal yang kita lakukan setiap hari itu adalah contoh contoh dari kecerdasan Noun tersebut. salah satu contoh dari kecerdasan yang sudah kita lakukan di kehidupan sehari hari adalah, mengikuti dunia perkuliahan arsitektur. Karena dengan mengikuti perkuliahan arsitektur kita mempelajari banyak hal seperti sejarah nya bangunan bangunan yang berada di negara lain hal ini adalah kecerdasan episteme. Lalu untuk contoh Phronesis adalah kita membuat jadwal keseharian kita dengan tujuan untuk membuat pekerjaan kita lebih efesien. Lalu contoh dari Techne adalah, didalam pelajaran matakuliah Architecture design kita mempelajari bagaimana kitab isa menuangkan ide ide kita untuk menjadi suatu miniature atau maket. Lalu yang terakhir adalah kecerdasan Sophia, kegemaran dalam pelajaran mata kuliah yang telah di sediakan oleh BINUS. 

Maka karena itu kita sendiri tidak menyadari bahwa hal hal yang biasanya kita lakukan sehari hari itu sudah termasuk di keempat kecerdasan noub tersebut. maka karena itu menurut saya dengan perbedaan perbedaan kegemaran seseorang, itu lah yang membuat Nous itu menjadi ciri khas dari manusia.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Saint Noah – Reflection

Bagi saya mata kuliah introduction to architecture merupakan mata kuliah dimana kita bisa keluar dari zona nyaman kita sebagai seorang mahasiswa yang setiap hari nya mengkonsumsi materi yang hanya diberikan oleh binus, tidak hanya mendapatkan ilmu saja dari materi ajaran tetapi saya juga mendapatkan ilmu baru yang bisa saya terapkan dalam kehidupan saya, dimana saya bisa belajar menjadi pribadi yang lebih berani dan memiliki kemauan lebih untuk berkembang, di mata kuliah ini saya senang bertemu dengan Pak Realrich Sjarief yang di setiap pertemuan nya ada hal yang dapat saya pelajari dari beliau. Salah satu bahan ajaran yang diajarkan adalah Nous yang merupakan suatu pengetahuan yang baru dalam hidup saya, dan ini merupakan suatu pengalaman yang menarik bagi saya dimana saya mendapatkan ilmu baru dan tentunya berguna bagi saya.

Saya akan memulai dari pengertian Nous itu sendiri, dalam filsafat Yunani kuno, “nous” memiliki arti akal budi atau pikiran yang bijak, yang sering dianggap sebagai kemampuan intelektual yang tinggi atau kebijaksanaan spiritual. Dalam konteks ini, “nous” tidak hanya merujuk pada suatu kelompok orang, tetapi lebih kepada tingkat pemikiran atau kebijaksanaan tertentu. Nous atau konsep kebajikan ini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari kita, khususnya dalam bidang pendidikan dan arsitektur. Nous dibagi menjadi 4 kuadran besar yaitu Sophia, Episteme, Techne, dan Phronesis. Setiap kuadran memiliki arti penting nya sendiri. Keempat kuadran ini juga yang dapat membantu saya dalam menyikapi dan menjalani kehidupan mahasiswa saya di jurusan arsitektur ini. Apabila kita dapat menguasai keempat kuadran ini maka kehidupan yang kita jalani dapat kita maknai dengan baik.

Untuk kuadran pertama yaitu adalah sophia yang memiliki arti tentang sebuah pemahaman mendalam tentang pertanyaan – pertanyaan besar dalam kehidupan, dan makna dari kehidupan itu sendiri. Dalam dunia pendidikan merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian & kecintaan dalam berkarya, dalam arti luas nya kita memiliki rasa cinta dan bangga dalam melakukan suatu hal atau menjalani kegiatan sehari – hari kita entah itu di dalam pekerjaan yang menghasilkan karya maupun pendidikan kita. Sophia juga memiliki arti believe atau kepercayaan juga keberanian, pencarian juga pemahaman mendalam dalam mendalami makna sebuah kehidupan, kebijaksanaan spiritual, dan pemahaman mendalam tentang realitas atau keberadaan kita di dunia ini. Dalam arti pendidikan sophia memiliki arti kebijaksanaan atau pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan. Ini mencakup lebih dari sekadar informasi atau fakta-fakta; “sophia” mencakup tingkat kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih luas, seringkali berhubungan dengan pemikiran kritis, refleksi, dan pemahaman inklusif terhadap dunia. Sophia menjadi dasar bagi kita dalam mencari seorang role model dalam hidup, terkhususnya untuk saya sebagai mahasiswa semester 1 jurusan arsitektur yang seharusnya memiliki sophia dalam kehidupan perkuliahan saya, karena dengan sophia saya dapat memaknai dan mencintai apa yang saya lakukan dan akan menghasilkan karya yang terlahir dari rasa cinta saya terhadap dunia arsitektur.

Sophia menjadi hal mendasar dalam menjalani suatu hal. Dengan rasa cinta dan pemaknaan mendalam dapat menghasilkan karya yang memiliki jiwa tersendiri. Pemaknaan sophia dalam pencarian role model dapat dimanifestasi dalam proses pencarian karena adanya “sophia” menjadikan kita memiliki pemahaman yang mendalam tentang kehidupan, nilai-nilai moral, dan bagaimana menjalani hidup dengan bijaksana. Pemilihan role model dapat dipandu oleh dorongan untuk mengembangkan diri, mengejar kebijaksanaan, dan mencari arahan dari seseorang yang telah menunjukkan tingkat pemahaman yang tinggi dalam aspek-aspek tertentu. Pencarian role model dengan “sophia” juga dapat mencerminkan keinginan untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana diinspirasi oleh contoh yang diwakili oleh role model tersebut. 

Seorang role model pasti juga memiliki “sophia” dalam hidupnya dengan adanya sophia atau kecintaan dan keberanian dalam karyanyalah yang membuat dirinya bisa menjadi seorang yang dapat bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Pada intinya “sophia” memiliki peran penting dalam mengawali dunia perkuliahan saya. Saya harus mencintai, mendalami, memahami, dan mempercayai apa yang saya lakukan dan saya jalani. Dengan ada nya rasa cinta terhadap apa yang saya lakukan akan membuat masa dunia perkuliahan saya dapat saya jalani dengan rasa suka dan menghasilkan karya yang terbaik selama masa perkuliahan ini.

Kuadran ketiga merupakan “episteme” yang merupakan sebuah tahap ataupun sebuah fase dimana kita memperoleh pengetahuan dari hasil penelitian kita, melalui studi yang sistematis, metode – metode ilmiah, dan juga menganalisis data. Episteme pada intinya adalah memiliki pengetahuan – pengetahuan dalam dunia perkuliahan dalam proses nya yang dilakukan dengan cara penelitian dan pengamatan. Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar dalam dunia pendidikan, karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan, ilmu yang kita dapat dari penjelasan – penjelasan yang diberikan oleh dosen dapat membantu kita dalam memperoleh informasi atau data yang valid, atau dalam arti lain terverifikasi dari seorang ahli atau dosen yang mengerti dalam bidang atau hal yang kita pelajari, contohnya adalah saya yang dalam satu minggu terdapat 5 hari dimana saya harus pergi kuliah untuk mendengarkan para pengajar memaparkan materi dan sebagai seorang mahasiswa yang baik tentu saja saya harus mendengarkan dan menyerap ilmu yang diberikan oleh dosen pengajar.

Dalam konteks pendidikan perkuliahan sebagai seorang mahasiswa arsitektur, “episteme” dapat diartikan sebagai pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip dasar arsitektur, teori-teori terkait, dan pendekatan yang diterapkan dalam perancangan dan konstruksi. Saya sebagai mahasiswa arsitektur belajar untuk memahami konsep-konsep teoritis, sejarah, dan prinsip-prinsip yang mendasari praktek arsitektur. Ketika saya sebagai mahasiswa arsitektur belajar “episteme” dalam perkuliahan, saya dapat mengembangkan landasan pengetahuan yang kokoh untuk memahami sejarah arsitektur, teori desain, dan inovasi dalam bidang arsitektur. Dengan memiliki pemahaman “episteme” ini, saya dapat mengembangkan kemampuan untuk merumuskan dan memahami ide-ide arsitektural secara lebih mendalam. Penting juga bagi saya untuk memahami bahwa “episteme” dalam konteks arsitektur tidak hanya berfokus pada teori semata, tetapi juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana teori tersebut dapat diterapkan dalam praktik perancangan dan konstruksi bangunan “techne”. Sehingga, “episteme” memainkan peran penting dalam membentuk landasan intelektual dan pemahaman yang lebih luas bagi saya mahasiswa arsitektur dalam perjalanan akademis dan profesional saya kedepannya nanti.

Mari kita beralih untuk membahas kuadran Nous yang ketiga yaitu “techne”, penting untuk dipahami bahwa rasa cinta atau “sophia” dan pengetahuan yang didapat dari proses studi dan penelitian “episteme”  juga harus direalisasikan dalam bentuk tindakan. Dapat dipahami bahwa “techne” dalam konteks pendidikan mungkin merujuk pada keterampilan atau keahlian praktis yang diperoleh melalui pembelajaran langsung, seperti dalam studio desain atau kuliah praktik yang kita lakukan sebagai seorang mahasiswa, terkhususnya saya yang merupakan mahasiswa jurusan arsitektur, penerapan “techne” dilakukan dalam kegiatan kelas studio. Techne disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Walaupun “techne” atau pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda – beda. Beruntung nya saya memilih Binus sebagai universitas yang saya percaya untuk mendidik saya dan mengarahkan saya untuk menjadi mahasiswa arsitektur yang tidak hanya bisa dalam hal teori arsitektur tapi juga bisa merealisasikan nya dalam berbagai teknik dan penerapan proses penciptaan sebuah proyek arsitektur. Dalam konteks ini yang saya maksud adalah adanya kelas Architectural Design, dan juga Building Technology yang dimana kelas pada kedua mata kuliah ini dilaksanakan dalam kelas studio, sehingga saya bisa merasakan langsung tahapan – tahapan seorang arsitek dalam menciptakan karya. 

Dimulai dari hal kecil seperti menggambar, dan juga mendesain. Techne merupakan hal penting dalam dunia perkuliahan karena dengan adanya techne kita dapat terjun dan merasakan langsung bagaimana rasanya menjalani sebuah profesi dan juga kita bisa melihat para ahli dalam menjalani profesinya.

Kuadran terakhir dan menjadi kuadran yang paling kompleks dalam memaknai Nous dalam kehidupan dunia perkuliahan sebagai mahasiswa arsitektur adalah “phronesis” merupakan sikap taktikal yang diterapkan dalam setiap tindakan. Phronesis juga memiliki arti dalam dunia pendidikan perkuliahan dimana kita sebagai mahasiswa harus memiliki jiwa kepemimpinan, memahami dinamika tim, dan sigap dalam mengambil keputusan. Juga memiliki keterampilan mengambil keputusan etis dalam keadaan yang kompleks. Namun di dunia pendidikan perkuliahan saya ini yang didominasi oleh gaya belajar mendengarkan, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap atau celah yang terbentuk antara pelajaran di universitas & dunia praktik secara langsung.

Menurut saya mata kuliah “Introduction to Architecture” bukan hanya sekedar penyampaian materi kuliah biasa tapi sebaliknya, itu adalah pengalaman yang mendalam dan banyak hal baru bagi saya. Dalam ruang lingkup perkuliahan ini, dimana saya sebagai mahasiswa merasa mampu melebihi batas kenyamanan saya dan memperoleh pengetahuan yang dapat diaplikasikan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya didorong untuk terus maju dan tidak takut terhadap tantangan yang selalu datang dan berlalu, terutama pada saat melakukan tugas mewawancarai arsitek profesional yaitu Bapak  Ir. H. Achmad Noerzaman, MM. IAI yang merupakan praktisi arsitektur professional di Indonesia yang sudah mendapatkan banyak penghargaan. Tugas ini menjadi hal baru dan tantangan sendiri bagi saya yang tidak pernah melakukan wawancara terhadap orang luar yang belum saya kenal. Tentu saja hal ini merupakan hal positif bagi saya yang menjadi tombak pendorong bagi saya untuk terus maju dan berani menghadapi realita dunia. Salah satu inti materi dari pengajaran mata kuliah ini terletak pada konsep “Nous,” yang mencakup empat elemen penting yaitu Sophia, Episteme, Techne, dan Phronesis. Keseluruhan konsep ini membimbing saya sebagai mahasiswa dalam menyikapi tantangan kehidupan perkuliahan dan membantu saya mengembangkan potensi diri saya

Sophia, sebagai kebijaksanaan mendalam, memberikan fondasi yang kuat dalam mencari role model dan menumbuhkan cinta terhadap arsitektur. Dalam konteks pendidikan, Sophia tidak hanya tentang pengetahuan dan informasi, tetapi juga mengenai pemahaman mendalam terkait pertanyaan besar dalam kehidupan dan makna yang dapat diambil dalam kegiatan perkuliahan. Saya belajar untuk membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya, membawa rasa bangga dan cinta terhadap kegiatan sehari-hari saya sebagai mahasiswa jurusan arsitektur. Pemahaman Sophia juga mencakup kepercayaan, keberanian, serta pencarian dan pemahaman mendalam tentang kehidupan dan kebijaksanaan spiritual.

Selanjutnya, Episteme, sebagai ilmu pengetahuan, menduduki peran berkelanjutan dalam pendidikan perkuliahan. Ini membentuk landasan pengetahuan yang kokoh bagi saya mahasiswa arsitektur, memperkenalkan kepada prinsip-prinsip dasar arsitektur, teori-teori terkait, dan pendekatan dalam perancangan dan konstruksi. Dalam prosesnya, saya mengembangkan pemahaman mendalam tentang konsep-konsep teoritis, sejarah, dan prinsip-prinsip yang mendasari praktek arsitektur. Episteme tidak hanya mengejar informasi, tetapi juga mendorong saya sebagai mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran kritis, refleksi, dan pemahaman inklusif terhadap dunia.

Techne, sebagai keterampilan praktis, diwujudkan dalam studio desain dan kuliah praktik. Sebagai mahasiswa arsitektur kita tidak hanya dituntut untuk mendengarkan saja, tetapi mereka juga terlibat secara langsung dalam simulasi proses kreatif dan praktik profesional. Penerapan Techne terlihat dalam kelas Architectural Design dan Building Technology, di mana saya merasakan secara langsung tahapan-tahapan seorang arsitek, mulai dari menggambar hingga merancang. Saya bangga memilih Binus sebagai universitas yang menaungi saya sebagai mahasiswa arsitektur, karena gaya pembelajaran dan kebijakan universitas mendukung mahasiswa arsitektur untuk tidak hanya menguasai teori arsitektur, tetapi juga merasakan pengalaman nyata dalam proses penciptaan proyek arsitektur.

Namun, dalam dinamika pendidikan perkuliahan yang didominasi oleh gaya belajar mendengarkan, menghadirkan tantangan bagi saya untuk mengaplikasikan Phronesis, atau kebijaksanaan praktis dalam pengambilan keputusan. Saya harus menerapkan dan membiasakan jiwa kepemimpinan, pemahaman dinamika tim, dan keterampilan mengambil keputusan etis dalam keadaan kompleks. Meskipun pengalaman ini tidak sejalan sepenuhnya dalam gaya belajar yang saya jalani sehari-hari, tetapi saya tetap saja harus memiliki keinginan lebih untuk berkembang agar dapat memiliki sense bertindak secara taktikal dalam pengambilan keputusan.

Secara keseluruhan, “Nous” yang diajarkan mata kuliah Introduction to Architecture ini memberikan landasan pengetahuan beragam bagi saya sebagai mahasiswa arsitektur. Saya diajak untuk meresapi kebijaksanaan dalam semua aspek kehidupan perkuliahan, dari pemahaman mendalam hingga penerapan keterampilan praktis. Pengalaman ini mempersiapkan saya untuk menghadapi dunia arsitektur dengan pemahaman yang mendalam, keterampilan praktis yang kuat, dan kemampuan untuk mengambil keputusan taktikal.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Shofia Khalifah – Reflection

Nous is the balanced form of the four types of knowledge according to the Aristoteles in the sixth book of Nichomachean Ethics. Nous itself is the human “intuition” or the human’s perception to uncover the truth and acquire knowledge. Nous is divided into four: Techne (Art), Episteme (Theoretical Knowledge), Sophia (Philosophical Wisdom), and Phronesis (Practical Wisdom). 

Techne circulates knowledge that has to do with creativity and craftwork. This knowledge is mobilized in studio hours where a student will create a design and present the results of their creative thinking to their lecturers. Episteme covers the theoretical knowledge that humans usually acquire in school and university for most of their lives. Sophia covers the philosophical mind and a person’s love and passion for something. It also covers moral and philosophical knowledge in society. And lastly, Phronesis covers practical wisdom that is used every day for economic, social, and political issues. For example, a person’s way of handling problems, challenges and crises on the way would fall into the categories where Phronesis would be mobilized.

Personally, I don’t think I am perfectly balanced in all four and neither is any human my age. But I would say that I tend to go more to the aspects in the Sophia and Techne quadrant. It isn’t to say I will never get better in the rest of the quadrants, but I haven’t really found the “sweet point” for both Episteme and Phronesis due to the lack of experience in both fields regarding architecture. 

To start it off, Episteme would be the quadrant that everyone would be familiar with. Being in the first semester and away from the place I call home, I have not fully adapted to “university life”. Studying in high school and in university is vastly different in terms of how to study and how to build motivation to study. The gaps could be created because in high school, we are so used to learning everything through tutors and teachers. Lecturers are there to introduce the material to you, but other than that you need to use your own knowledge to conclude the given materials by yourself. This may be what hinders me in the Episteme quadrant. Not to say that I don’t have confidence, but I do think I need a little more time to get used to studying and learning in terms of theoretical knowledge by myself. 

COVID-19 during most of the school years also played a big pivotal role and made my study habits very off and it feels like I don’t understand how to study anymore. However, I am trying to get better and develop healthy study habits by starting to optimize my time management.

I haven’t had much trouble in understanding certain subjects regarding theory. But I would have to say the materials to base from learning is very limited. I am not referring to the knowledge that I can find is limited, but rather the references needed from the lecturers. Although learning about everything about a certain topic is quite tempting, the uncertainty of it being on a test is quite nerve-wracking. Plus, with all the assignments that us students have already received, not a lot of time is on our hands to study only one topic. And to top it all off, we also need our downtime since having all of that thrown in our face for the first two months of university, it gets overwhelming for us. We’re not robots and we will need extra space to breathe and process all of it at once. A very strong opinion, but I do feel the need to say that occasionally.

Another reason that I may be a bit limited, is that I process materials better in English and can better articulate myself in English—as I am doing right now. It has been a particular habit of mine back in high school to study materials delivered in Indonesian with notes that I translate in English and base my notes off the materials found in English. In BINUS, the materials in the PowerPoint will be in English though oftentimes, there are lecturers who present an updated PowerPoint, and the materials will be in Indonesian and don’t share the slides to us students. This creates a gap between the materials delivered and the materials that we study and won’t deliver the optimal understanding that we will need to understand the overall theory.

Secondly, Phronesis may be the quadrant that new architectural students would have the least experience on. There is very little exposure on complex problems that an architect would face in their designs. For example, problems in the electrical system, plumbing system, and structural system. The assignments are still centralized in design problems and lean more to the Techne quadrant rather than Phronesis. Still, things like time management, group assignments, and financial management fall into the Phronesis quadrant category. With that in mind, I feel like I am adjusting well enough in these first two months of university albeit a few bumps here and there. 

Phronesis itself has a lot of subcategories that imply judgement onto oneself, onto political and social engagement, and onto economics and I am sure that I am no master of Phronesis in these three subcategories. I have never lived truly alone before, in a place that I am not familiar with and am expected to encounter a lot of problems along the way. This causes me to be “forced” into the Phronesis mindset of tactical thinking in various ways. 

Techne would be a quadrant that I am not entirely sure of since I have so much to learn. Designs are very relative, and the input varies on which opinion the design would be based on. But I am confident on the fact that I will improve. I have always loved creating, whether it be using colored paper, painting, or making a house out of cardboard boxes and it is one of the things I really look forward to in architecture. The Techne quadrant itself is one of the motivations to keep doing architecture and is where the foundation of my Sophia quadrant lies. 

For the Sophia quadrant itself, I chose architecture because of my interest and love for architecture. Architecture is not an easy prospect, I admit. But I am willing enough to learn and struggle within the field even though I know very well that architecture is not easy to learn or do. I am not a thorough person in general, but I believe that through architecture I may learn to be not only a thorough person but a person who is understanding, communicative, creative, sharp, and observative in nature. 

Architecture is also the field that I believe I would love working in the most. It doesn’t only focus on design, but it also focuses on the impact it can bring into the environment and the impact it can bring to the people who interact with the building. It focuses on a lot of fields at once and requires a lot of research and learning that I love to do! It also requires a lot of practical work and calculating that makes it a bit scary to approach a first. But in time, I believe that I can be able to do it. A lot of care and work is put into a single building. That’s why I have no doubt that despite the chaotic working conditions, I can strive and be happy and proud on what I do as an aspiring architect in the future.

To be completely honest, even though I claim to be inclined to the Sophia quadrant, I struggle with motivation and even self-doubt when it comes to architecture. As I said, architecture isn’t easy, and all the assignments given felt a bit hard for me at first. I doubted about my decision and even now feel a bit burnt out. Maybe due to homesickness, maybe due to feeling out of place, maybe due to the fact I haven’t adjusted myself to the chaotic lifestyle an architecture student would have. Nonetheless, I believe I can get through it because I’m passionate enough to start learning about architecture. I believe I will be able to get through this rough start and start loving it more with the highs, the lows, and the satisfaction of project completion in the future.

In conclusion, I still have a long way to go. There are lots of things that I need to fix and learn for my Nous to be in a balanced and optimum state for me to carry on making the best decisions for my life and for myself in architecture. I feel like it would be a stretch for me to desire to be able to balance all four aspects when I still have a long journey to go. So I will decide to take small steps one by one and improve myself in all aspects slowly, taking all the time I need to be better in the future.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Siti Nur Assyifa Zuljani – Reflection

Nous, atau bahasa Yunani νοῦς (Inggris: /naʊs/nuːs/), yang disebut juga dengan akal budi atau kecerdasan, adalah sebuah konsep dalam filsafat klasik untuk kemampuan pikiran manusia yang diperlukan untuk memahami apa yang benar atau nyata.

Istilah bahasa Inggris alternatif yang digunakan dalam filsafat yaitu “pemahaman” dan “pikiran”; atau terkadang “pemikiran” atau “alasan” (dalam arti sesuatu yang beralasan, bukan aktivitas penalaran). Istilah ini juga sering dideskripsikan sebagai sesuatu yang identik dengan persepsi, namun ia bekerja di dalam pikiran (“mata pikiran”). Ada yang berpendapat bahwa arti dasarnya adalah sesuatu seperti “kesadaran”. Dalam bahasa Inggris Inggris sehari-hari, nous juga berarti “akal sehat”, yang mendekati bahasa sehari-hari pada zaman Yunani Kuno. Nous memainkan peran yang sebanding dengan konsep intuisi modern.

Dalam karya-karya Aristoteles, yang merupakan sumber utama dari makna filosofis sesudahnya, nous dibedakan menjadi persepsi indera, imajinasi, dan nalar, meskipun istilah-istilah ini saling terkait erat. Istilah ini rupanya telah digunakan oleh para filsuf sebelumnya seperti Parmenides, yang karya-karyanya sebagian besar telah hilang. Dalam diskusi pasca-Aristoteles, batas-batas yang tepat antara persepsi, pemahaman tentang persepsi, dan penalaran tidak selalu sesuai dengan definisi Aristoteles, meskipun terminologinya tetap berpengaruh.

Nous merupakan sebuah konsep pemikiran filosofis dalam tradisi Yunani kuno yang telah menjadi pokok pembicaraan di berbagai aliran pemikiran filosofis selama berabad-abad, dari Plato, Aristoteles hingga zaman modern. Nous, dalam bahasa Yunani dapat diterjemahkan sebagai akal budi atau pemahaman intelektual yang mendalam. Ini adalah konsep yang kompleks dan multifaset yang melibatkan berbagai elemen yang membentuk dasar untuk pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam.

Nous memiliki empat elemen utama yang ada di dalamnya. Keempat elemen ini antara lain adalah: Sophia (Kebijaksanaan), Techne (Kemampuan Teknis), Pronesis (Kecerdasan Praktis), dan Episteme (Pengetahuan Ilmiah). Setiap elemen ini memiliki peran dan makna yang khusus dalam pemahaman Nous dan bagaimana mereka berinteraksi dalam pengembangan pemahaman dan pengetahuan.

1.        Sophia (Kebijaksanaan)

Sophia atau kebijaksanaan adalah salah satu elemen inti dalam konsep Nous. Sophia mencerminkan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam dan lebih tinggi. Sophia memiliki pemahaman berupa hal-hal yang mendasar seperti esensi dan fakta. Dalam konteks filsafat, Sophia dianggap sebagai pemahaman tentang prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mendasar yang membantu kita memahami alam semesta, moralitas, dan makna kehidupan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Sophia penting untuk pengambilan keputusan yang bijak dan memahami dunia dengan lebih mendalam. Ini mencakup aspek-aspek seperti etika, filsafat hidup, dan pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan. Sophia juga berkaitan dengan kemampuan membedakan antara pengetahuan yang benar dan yang salah, serta kemampuan untuk memilah-milah antara berbagai konsep dan ide. Dengan memahami Sophia, seseorang dapat mengembangkan pemikiran kritis dan reflektif yang diperlukan dalam pengembangan, pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam.

2.        Techne (Kemampuan Teknis)

Techne mengacu pada kemampuan teknis atau keterampilan praktis yang diperlukan dalam berbagai bidang kehidupan. Ini juga mencakup kemampuan teknis yang berkaitan dengan profesi, kerajinan, seni, dan berbagai disiplin ilmu. Dalam konteks Nous, Techne memainkan peran penting dalam mengaplikasikan pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki. Techne melibatkan keterampilan-keterampilan khusus yang diperlukan untuk mengembangkan solusi praktis bagi berbagai masalah dan tantangan.

Dalam kehidupan perkuliahan atau karier, Techne menjadi aspek penting yang memengaruhi pencapaian akademis dan profesional. Mahasiswa dan profesional perlu mengasah keterampilan teknis mereka melalui latihan, pengalaman, dan pendidikan yang sesuai. Keahlian teknis ini juga berkaitan dengan penguasaan alat, teknologi, dan metode yang relevan dengan disiplin ilmu masing-masing. Oleh karena itu, Techne membantu seseorang menjadi lebih kompeten dalam menerapkan pengetahuan dan pemahaman mereka dalam situasi dunia nyata.

3.        Pronesis (Kecerdasan Praktis)

Pronesis adalah elemen Nous yang berfokus pada kecerdasan praktis atau kemampuan untuk mengambil keputusan yang bijak dan efektif dalam berbagai situasi. Pronesis melibatkan penerapan Sophia (kebijaksanaan) dan Techne (kemampuan teknis) dalam konteks dunia nyata. Pronesis memungkinkan seseorang untuk menghadapi berbagai tantangan, tugas, dan masalah yang mungkin muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks perkuliahan, Pronesis sangat relevan karena mahasiswa sering dihadapkan pada berbagai pilihan, keputusan, dan dilema etis. Kecerdasan praktis membantu mahasiswa untuk menggabungkan pengetahuan akademik yang dimilikinya dengan pertimbangan etis, sosial, dan praktis dalam pengambilan keputusan. Ini juga mencakup kemampuan untuk memahami dampak dari keputusan yang diambil dan mengelola sumber daya dengan bijak. Pronesis membantu mahasiswa menjadi individu yang lebih cerdas dalam menghadapi tantangan yang muncul selama perkuliahan dan juga tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

4.        Episteme (Pengetahuan Ilmiah)

Episteme adalah elemen Nous yang melibatkan pengetahuan ilmiah atau pengetahuan yang didasarkan pada metode ilmiah yang terstruktur. Ini mencakup pemahaman tentang prinsip-prinsip dan fakta-fakta yang telah diuji melalui metode penelitian dan penyelidikan ilmiah. Dalam konteks akademik, Episteme menjadi dasar pembelajaran ilmiah yang sangat penting.

Pengetahuan ilmiah yang diperoleh melalui Episteme membantu mahasiswa memahami dunia dengan lebih mendalam. Hal ini mencakup pemahaman tentang berbagai disiplin ilmu dan topik yang dipelajari. Pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan pemikiran kritis dan analitis. Tak hanya itu, pengetahuan ini dapat mengembangkan keterampilan penelitian yang diperlukan dalam penelitian dan dapat mengembangkan pengetahuan baru. Dalam banyak kasus, Episteme adalah landasan bagi pengembangan Techne (kemampuan teknis) dalam berbagai bidang studi.

Dalam pengertian Nous, empat elemen tersebut, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, dapat disimpulkan bahwa empat elemen tersbut bekerja bersama untuk membentuk pemahaman yang lebih mendalam dan pengetahuan yang lebih kuat. Sophia (kebijaksanaan) membantu dalam pengembangan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mendasari segala sesuatu, Techne (kemampuan teknis) membantu dalam mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam konteks praktis, Pronesis (kecerdasan praktis) membantu dalam pengambilan keputusan yang bijak dan efektif dalam kehidupan sehari-hari, dan Episteme (pengetahuan ilmiah) menjadi dasar bagi pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam.

Pemahaman tentang Nous dan keempat elemennya ini memiliki implikasi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, karier, dan pengembangan pribadi. Dalam dunia yang semakin kompleks dan beragam, pemahaman Nous dan keempat elemen tersebut menjadi sangat penting dengan pemahaman yang mendalam dan pengetahuan yang kuat. Dengan memahami konsep Nous dan elemen-elemennya, kita dapat mengembangkan landasan yang lebih kuat untuk pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.

Bagi saya, pemahaman tentang Nous dan empat elemennya, yaitu Sophia (Kebijaksanaan), Techne (Kemampuan Teknis), Pronesis (Kecerdasan Praktis), dan Episteme (Pengetahuan Ilmiah), memiliki dampak signifikan dalam kehidupan perkuliahan. Konsep-konsep ini bukan hanya sekadar teori filsafat, tetapi juga merupakan prinsip-prinsip yang membentuk pendekatan terhadap pendidikan tinggi dan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia. Berikut adalah pendapat saya bagaimana Nous dan elemen-elemen tersebut bekerja dan berpengaruh dalam kehidupan perkuliahan:

1.        Sophia (Kebijaksanaan)

Sophia, atau kebijaksanaan, menjadi fondasi penting dalam pemahaman dan pengetahuan kami dalam kehidupan perkuliahan. Bagi saya, ini membantu pemahaman aspek-aspek mendasar dari materi yang dipelajari dan juga dapat mencari esensi dari konsep-konsep yang diajarkan sehingga dapat memahami implikasi lebih dalam dari informasi yang diberikan dalam kuliah. Dalam praktiknya, Sophia memungkinkan untuk:

•        Mengembangkan pemikiran kritis dengan memahami inti dari konsep-konsep yang dipelajari sehingga dapat lebih kritis dalam menganalisis, menilai, dan memahami berbagai sudut pandang dalam berbagai topik.

•        Menyelidiki etika dan nilai kebijaksanaan sehingga membantu untuk lebih mendalam mempertimbangkan aspek etis dan nilai-nilai dalam setiap pertimbangan. Terutama dalam konteks topik yang berkaitan dengan etika, moralitas, dan tanggung jawab sosial.

•        Menerapkan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Dapat menggunakan Sophia untuk membuat keputusan yang lebih bijak contohnya dalam memprioritaskan tugas, mengelola waktu, dan menghadapi dilema etis yang mungkin timbul dalam studi.

2.        Techne (Kemampuan Teknis)

Techne, atau kemampuan teknis, bagi saya memiliki dampak langsung dalam pengembangan keterampilan praktis yang diperlukan dalam disiplin ilmu perkuliahan. Dalam kehidupan perkuliahan, bagi saya Techne dapat mengembangkan:

•        Keterampilan disiplin ilmu. Bagi saya, dalam masing-masing disiplin ilmu, penting untuk menguasai keterampilan teknis khusus yang mencakup pemahaman analisis, dan penerapan konsep-konsep yang relevan.

•        Keterampilan penelitian. Bagi mahasiswa yang terlibat dalam penelitian, Techne membantu dalam merancang penelitian, mengumpulkan data, dan menganalisis temuan.  

•        Keterampilan praktis lainnya sepeti dalam beberapa program studi, seperti seni atau ilmu terapan, techne dapat mengasah keterampilan praktis seperti melukis, memahat, atau mengembangkan program komputer.

Techne berperan penting dalam memastikan mahasiswa untuk memiliki kompetensi dalam disiplin ilmu masing-masing dan mampu mengaplikasikan pengetahuan ini dalam situasi praktis di luar kelas.

3.        Pronesis (Kecerdasan Praktis)

Pronesis, atau kecerdasan praktis, bagi saya membantu dalam mengaplikasikan Sophia dan Techne dalam situasi dunia nyata di kehidupan perkuliahan. Ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bijak, pemahaman etika, dan kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul. Dalam konteks perkuliahan, bagi saya pronesis membantu:

•        Mengatasi dilema etis. Dengan menggunakan kecerdasan praktis untuk mengidentifikasi dan mengatasi dilema etis yang mungkin muncul dalam penelitian, proyek, atau interaksi dengan rekan sekelas.

•        Mengelola waktu dan sumber daya. Pronesis membantu untuk mengambil keputusan tentang bagaimana memprioritaskan tugas, mengelola waktu, dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.

•        Memahami implikasi praktis dari pengetahuan. Pronesis dapat digunakan sebagai penerjemah pengetahuan teoritis ke dalam solusi dan tindakan praktis dalam bidang studi.

Kecerdasan praktis pronesis membantu mahasiswa menjadi efisien dan efektif dalam menghadapi berbagai tantangan akademik.

4.        Episteme (Pengetahuan Ilmiah)

Episteme, atau pengetahuan ilmiah, bagi saya menjadi inti dari pemahaman ilmiah dalam kehidupan perkuliahan. Ini mencakup pemahaman tentang metode penelitian, prinsip-prinsip dasar dalam berbagai disiplin ilmu, dan pengetahuan yang diperoleh melalui studi ilmiah. Dalam praktiknya, episteme membantu:

•        Mengembangkan pengetahuan disiplin ilmu. Episteme membantu untuk memahami prinsip-prinsip dasar dalam berbagai disiplin ilmu dan memungkinkan untuk menguasai materi kuliah.

•        Mengembangkan keterampilan penelitian. Episteme membantu untuk mengembangkan keterampilan penelitian, termasuk pengumpulan data, analisis statistik, dan interpretasi hasil.

•        Menghargai metode ilmiah. Dalam berbagai mata kuliah, Episteme membantu untuk memahami pentingnya metode ilmiah dalam mengembangkan pengetahuan yang kuat dan dapat dipercaya.

Dengan pemahaman yang kuat tentang Episteme, bagi saya ini dapat mengembangkan pemahaman ilmiah yang mendalam dan mengaplikasikan pengetahuan ini dalam studi dan penelitia mahasiswa.

Dalam keseluruhan, pengertian Nous dan elemen-elemennya, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, saling berhubungan dan memengaruhi kehidupan perkuliahan. Menurut saya mereka membantu kita untuk menjadi mahasiswa yang lebih bijak, kompeten, dan efektif dalam mengejar prestasi akademik dan menghadapi tantangan yang muncul dalam berbagai konteks. Dengan menggabungkan kebijaksanaan, keterampilan teknis, kecerdasan praktis, dan pengetahuan ilmiah, mahasiswa dapat mengoptimalkan pengalaman perkuliahan dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Teuku Farouk Syiah Alam – Reflection

For me, the 4 nous quadrants (Phronesis, Techne, Episteme, Sophia) Pak Realrich has introduced and taught to us is the acknowledgement of understanding what life is about. Life itself is a journey with deep roots of complication but in my respective perspective, the universe is about change, life is all about judgement. I still remember when Pak Realrich wrote about existential life crisis at the board while articulating what it’s about with support of his real life experience. Such circumstances are absolutely necessary in life, and it is also inevitable. Life crisis are just part of your journey, preventing you from reaching your dreams because if everything were to be easy then everyone would do it. The difficult circumstances (pain) that you’ve  gone through is what gives it value. But is life all about winning? I really think so but also I don’t agree. In my life, winning in life isn’t about (power, success, fame, money, etc) My dreams are simple yet very complex and difficult to accomplish, which is, just to live in accord with nature. Doing things not for the glory of it, and not simply for hedonistic drives such as pleasure and popularity. 

Phronesis, also rather known as a form of practical wisdom, is the knowledge that has correlation to ethics, intuition, virtue and decision making. I believe this is the soul to unleash your maximum potential as it takes a flexible approach in life. Yes, it is about absorbing knowledge, strengthening your brain about both practicality and complexity. As the world keeps evolving into a more modern and digital world, you have to keep up. Educational institutions such as school and college are common ways to gain knowledge. But are you actually gaining knowledge or phronesis in a system? Or are you just following orders? I believe that it is not what phronesis is about, in my respectful opinion that I regard in high dignity, the educational system is what i call ‘the matrix’ or in simple understanding the rat race. The educational system indoctrinates everyone to think how they want you to think, that is literally against phronesis. You are not free, “to make someone go to prison, is to make them think it is not a prison cell”. Realization plays a pivotal part here, and sometimes you just have to wake up from reality. I’m not saying that education or degree is not important, indeed it can dictate your life. But don’t let it dictate you. Be who you want to be, not what others want you to be. There is when PLANNING ahead in life is important, you cannot just be carried away with the flow. And planning comes from acknowledging what life is about, fusing wisdom, knowledge, realization) Escape the matrix, quick. 

Techne is a form of mastery correlated to craft, art, etc. Architecture is also a part of it, a ‘studio simulation’ associated with art and the fusion of science. It is a systematic knowledge of many considerations conveyed and articulated into an existing building. Techne itself has its very own complexity, sometimes divine in ways that cannot be explained. It can be acquired  and absorbed, dwelled in a different perspective because art can articulate a meaning or a story or sometimes nothing at all, just for the glory of it. 

Talking about techne specifically in the architectural field, what is architecture actually? The art of designing a building, forming a form that accommodates its function. Building shapes us, just like how the earth orbits around the sun, I believe civilization orbits around architecture. How society moves, interacts, and expresses their feelings could be dictated by the architecture around. Is it about form or function? Form over function or function over form or the coherent and coexisting of form and function? But can architecture just be unconditional? But why do I choose architecture as a way to live? Well because the field itself can vary from one perspective to another, what I think is sufficient can be viewed as inefficient by others. There’s no right or wrong, you just have to find someone that fully appreciates and understands you. Architecture is way deeper than just form and function, yes it is an intricate desire, yet still very superficial if it is not backed up. It should narrate a story, why every consideration has its reasoning but also its deepest meaning which only you and the client understand, same vision and in the end same output and satisfaction. But again building is change, architecture is judgement. Others dream of building mega skyrise buildings with parametric and modern configuration, being the next Zaha Hadid or Bjarke Ingels. They say you have to dream big, which I agree, but my dream is simple, to let my mom and dad see the buildings I built in existence. Because it’s either they see it or nothing at all, I really hope time is with me. You have lost in life even if you win in the game of power but your parents aren’t around anymore. 

Episteme is a form of scientific knowledge. It is a theoretical discipline that is unalterable such as maths and physics. It is a fact that your opinion cannot stand, of course you can view it in your own philosophical way but if the answer is the same then it’s not divine and expressed in our own ways. One example of this in architecture is simply about the building foundations. Like the tip of the iceberg, the one beneath holds the one on top. But society often neglects the structural foundation that holds up the ‘mega winning award architecture’, because it is all about beauty that we forget the fundamentals that could make a dream a reality. We only want to know the story of a successful man or any entity, but never his story beneath. Why is it that architects always gain the entire fame, but the civil engineer is never mentioned? They say an architect’s dream is an engineering worst nightmare, but an architect’s dream cannot be made into reality without an engineer. 

Sophia is a form of a transcendental wisdom that speaks of the actual truth. Questioning the universal world, whether it is in agreement with nature or the ruling power of the world. ‘Someone has no shirt,one without bread, and the other one without a book, and here I am with every resource and yet I am not faithful, taking things for granted.’ Sometimes it just takes a single change to build a citadel, you just have to wake up and have the hunger for it. Yes, we are not where we want to be, but also remember you are not where you used to be, and that dictates the effort you put in. Remember to always take action with an aim, do not aim an action unwillingly and selfishly. Work with determination, as Pak Realrich said skill + effort = talent. Talent + effort = achievement. But is achievement actually what you want? Most likely but not for me, I only seek for a tranquil life, respect,  in accordance with nature. 

Sometimes the existential crisis we create, somehow we don’t realize is outside of our control. We often take control of things that isnt even in our control, and we end up disappointed when things go against us. But after all does it even matter? It was never part of your control anyway.   Life is short so do good. Live your life to the fullest, as in football if you concede 5 but you score 6 goals, you still win the game. Live in accordance to virtue, a peaceful sense of mind. Scared of death? What comes up must also go down. Death itself is a self-reflecting signal to make you realize that life is indeed short so don’t waste it because you only have one opportunity,if you do not live it to the fullest, it will disappear and you will also be gone, and the opportunity will not return. Assign a task, if not you’re going to be assigned one by someone. Do you really want to be assigned a task so that you could fulfill someone’s dream? What about your dream? Always have in mind, dreams without actions remain a dream,if you don’t say what you do I believe it is called manipulation and it is okay to be in a room that is not comfortable to your own liking, I really hope that you could find a space you could call your own. Live life without regret, if it fails so what? It’s better to be shameful for a day than being curious your entire life. 

Life is impermanence, so live it while you can, enjoy a little bit but always remember your priorities and your dreams. Why rest when you haven’t fulfilled your childhood dream? Isn’t that what you want? That inner child of yours that has long been gone because life took it away from you. Live in accord with nature and find that little man.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

The Jenifer – Reflection

4 KUADRAN KEPINTARAN ( NOUS )

Bagi saya Nous merupakan kepintaran atau kualitas manusia yang beragam dan unik pastinya, konsep ini membicarakan berbagai aspek kecerdasan atau kemampuan berpikir yang dapat dimiliki oleh individu secara merinci.

Konsep ini membantu mengidentifikasi dan memahami beragam cara berpikir dan pemahaman yang dimiliki manusia.

Jadi, berdasarkan bacaan yang saya baca dan yang telah dikatakan dosen saya bahwa nous itu ada 4, yaitu;

1. Yang pertama ada Sophia yang dapat diartikan kebijaksanaan. Sophia mengacu pada jenis kepintaran yang berkaitan dengan kebijaksanaan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasari tindakan. Individu dengan kepintaran Sophia cenderung mampu merenungkan masalah secara mendalam, mencari pemahaman yang mendalam tentang nilai dan tujuan, serta mampu menghadapi situasi yang kompleks. Sophia sering dihubungkan dengan kemampuan refleksi diri, pemikiran filosofis, dan penalaran etis.

Sophia dapat membantu individu dalam membuat keputusan yang bijak, mengelola situasi yang kompleks, dan menjalani kehidupan dengan pemahaman yang mendalam tentang tujuan dan nilai-nilai yang mereka pegang. Ini adalah jenis kepintaran yang penting dalam menghadapi masalah abstrak dan situasi yang membutuhkan penalaran yang mendalam.

Pada zaman sekarang orang yang ber kepintaran ini dapat digolongkan menjadi kutu buku yang memiliki akal sehat. Di sophia ini ada piramida 4 tingkat, di tingkat teratas ada kebijaksanaan, di bawahnya ada pengetahuan, dibawahnya lagi ada informasi, dan yang terakhir di paling bawah ada data. Pemimpin dengan sophia terlibat dalam refleksi diri, mencari perspektif yang beragam, dan secara aktif belajar dari pengalaman dan kesalahan. Memanfaatkan pemahaman mereka tentang tujuan, nilai, budaya, dan lingkungan eksternal organisasi, mereka menavigasi situasi dan teka-teki yang kompleks.

Misalnya: pemimpin dengan sophia akan menganalisis data yang kompleks, menilai potensi risiko dan peluang, dan mengembangkan rencana strategis jangka panjang untuk organisasi.

2. Yang ke – 2 ada Techne yang dapat diartikan sebagai seni atau ketangkasan atau keahlian, mencakup berbagai jenis kemampuan yang dapat diajarkan dan dipelajari, seperti kerajinan, seni, dan teknologi. Techne dibedakan dari episteme, yang adalah pengetahuan ilmiah, karena techne lebih fokus pada keahlian praktis yang digunakan untuk menciptakan atau membuat sesuatu.

Ciri khas techne adalah bahwa ia melibatkan proses pembuatan atau produksi, dan sering kali hasil dari pengalaman dan praktek yang berulang. Contohnya, seorang tukang kayu menggunakan techne untuk membuat mebel, seorang seniman menggunakan techne untuk menciptakan karya seni, dan seorang ahli teknologi menggunakan techne untuk merancang dan membangun perangkat elektronik.

Techne memiliki nilai yang besar dalam masyarakat karena itu memungkinkan manusia untuk menciptakan barang-barang yang bermanfaat, mengembangkan keterampilan, dan meningkatkan kualitas hidup. Konsep techne membantu mengakui bahwa pengetahuan praktis dan keterampilan berkontribusi pada perkembangan sosial dan ekonomi.

Kepintaran ini lebih menonjol pada bidang teknik, hal ini membuat ketidak sempurnaan manusia menjadi representasi alam. Kepintaran ini lebih mengandalkan praktek untuk mengasah kemampuannya.

Pemimpin yang efektif mempelajari dan mengasah beberapa keterampilan praktis seperti pemecahan masalah, menginspirasi dan memberi energi pada tim, menyelesaikan konflik, membuat keputusan yang rumit, etc.

3. Yang ke – 3 ada Episteme yang dapat diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan, pengetahuan. Kepintaran ini biasanya bekerjasama dengan Techne. Kepintaran ini berkaitan dengan teori yang dibuktikan dan dapat dipastikan dengan eksperimen terkait dengan kebenarannya.

Contohnya: Pengetahuan tentang teknologi, dinamika pasar, tren yang sedang marak dan growing, industri, hal – hal ini merupakan bagian pijakan dari seorang pemimpin. Biasanya orang dengan kepintaran ini memperluas ilmunya dengan membaca, membangun jaringan dengan banyak orang, mengikuti konferensi, berinteraksi dengan pakar di bidang yang ia kerjakan atau ia minati, etc.

4. Yang ke – 4 ada Phronesis yang dapat diartikan sebagai practical wisdom. Sama dengan kepintaran sophia di kepintaran ini juga berhubungan dengan kebijaksanaan, tapi dua kepintaran ini dapat dibedakan, kepintaran sophia lebih condong dalam hal penalaran mengenai kebenaran universal sedangkan kepintaran phronesis lebih condong ke kemampuan berpikir secara rasional.

Phronesis memiliki kecenderungan pengetahuan dan perpotongan nilai yang saling tumpang tindih.

Misalnya, ketika seorang arsitek mengandalkan teknik sipil dan developer untuk menganalisa projek; dengan menggunakan phronesis ia akan mempertimbangkan keadaan mahluk – mahluk yang akan berada di sekitar dan di tempat itu, pilihan kualitas bangunan untuk memutuskan rencana pembangunan. Phronesis adalah kemampuan pemimpin untuk menerapkan episteme dan techne, mempertimbangkan konteks yang lebih luas, pertimbangan etis dan membuat penilaian. Misalnya, ketika menghadapi tantangan yang kompleks, pemimpin akan memahami kebutuhan dan perspektif pemangku kepentingan yang berbeda dan membuat keputusan praktis yang mengarah pada hasil positif.

Bagi saya ke – 4 elemen ini sangat mempengaruhi dunia perkuliahan saya, dan menurut saya 4 kepintaran ini dapat kita pelajari dan kita praktekkan, dan juga kepintaran ini sangatlah penting untuk kita dalam menjalani kehidupan kita, that’s the only way that we possibly survive this cruel world.

Pertama untuk bagian Sophia, Sophia adalah kemampuan untuk merenung dan memahami prinsip-prinsip dasar yang membimbing tindakan kita. Dalam konteks perkuliahan, Sophia menjadi kunci dalam pengambilan keputusan yang bijak, penalaran yang mendalam, dan refleksi diri.

Sophia membantu pemimpin, baik di dunia akademik maupun bisnis, untuk menghadapi situasi yang kompleks dengan cara yang berpikir jangka panjang.

Dalam berbisnis, seorang pemimpin dengan Sophia akan menganalisis data dengan cermat, menilai risiko, dan peluang, serta mengembangkan rencana strategis yang memandu organisasi menuju kesuksesan. Mereka memahami betul tujuan dan nilai-nilai yang menggerakkan organisasi, dan hal ini membantu mereka untuk menghadapi perubahan dan tantangan dengan bijaksana.

Ke – 2 untuk bagian Techne, Kepintaran Techne menekankan pada keterampilan praktis dan pemahaman tentang berbagai aspek teknis dan keahlian. Dalam dunia perkuliahan, pemimpin yang memiliki kepintaran Techne akan memiliki keunggulan dalam hal pemecahan masalah, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Mereka cenderung mampu memecahkan masalah dengan cepat dan kreatif.

Misalnya, ketika seorang mahasiswa bekerja dalam kelompok tim untuk proyek kuliah, mereka yang memiliki Techne akan dapat mengatasi kendala teknis, seperti menciptakan presentasi yang menarik dengan cepat menggunakan alat desain seperti Canva. Kemampuan ini tidak hanya berguna dalam konteks akademik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, di mana pemecahan masalah adalah keterampilan yang sangat dihargai.

Ke – 3 untuk bagian Episteme, kepintaran Episteme berkaitan erat dengan pengetahuan yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang dapat dibuktikan. Mahasiswa yang memiliki kepintaran ini adalah pembelajar yang aktif dan bersemangat. Mereka selalu mencari pemahaman lebih dalam tentang konsep-konsep ilmiah dan teori yang relevan dengan bidang studi mereka.

Kepintaran ini sangatlah mengandalkan kemampuan visual dan listening nya, seperti kalau di kehidupan seorang anak yang sedang menempuh pendidikan di perkuliahan yaitu dengan sering membaca buku yang berkaitan dengan ilmu – ilmu pengetahuan, dalam dunia perkuliahan, kepintaran Episteme sangat penting.

Mahasiswa yang memiliki kepintaran ini akan cenderung aktif dalam mencari pengetahuan lebih lanjut, berpartisipasi dalam penelitian, menghadiri seminar, dan membangun jaringan dengan para ahli di bidang mereka. Kepintaran Episteme membantu individu dalam memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmiah dalam berbagai konteks.

Untuk mahasiswa BINUS yang kerap kali sering menghadiri seminar ( untungnya binus mengadakan program seperti ini ), aktif mengikuti kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa serta aktif dalam Himpunan jurusannya masing – masing untuk mengasah kemampuan dasar yang ada pada diri mereka dan juga untuk melakukan eksperimen sosial, kurang lebih kemampuan ini berhubungan dengan self-growth, karena kepintaran ini sangat berfokus kan kepada mencari ilmu dan mempraktikkannya, dalam pekerjaan untuk pribadi yang lebih menonjol kepintarannya di bidang ini dapat dipastikan kebanyakan dari mereka menjadi ilmuan, fisikawan, kimiawan, dan lain – lain.

Ke – 4 untuk bagian Phronesis, Kepintaran Phronesis adalah tentang kebijaksanaan praktis. Orang dengan kepintaran Phronesis cenderung memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai dan konteks dalam pengambilan keputusan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kepintaran Phronesis penting dalam menghadapi situasi kompleks yang melibatkan banyak pihak yang berbeda. Pemimpin yang memiliki kepintaran Phronesis mampu memahami berbagai perspektif, mempertimbangkan dampak keputusan mereka, dan membuat keputusan yang mengarah pada hasil yang positif bagi semua pihak yang terlibat.Ini memungkinkan pemimpin untuk menerapkan pengetahuan dari Episteme dan keterampilan dari Techne, sambil mempertimbangkan konteks yang lebih luas, pertimbangan etis, dan berbagai perspektif pemangku kepentingan.

Dalam perkuliahan, pemimpin yang memiliki kepintaran Phronesis dapat memahami berbagai sudut pandang yang beragam dan membuat keputusan praktis yang mengarah pada hasil yang positif. Mereka akan mempertimbangkan etika dan nilai-nilai yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan mencari solusi yang memuaskan semua pihak yang terlibat.

Contohnya: SCC – Cultural, History, and Environment sebagai episteme, dan Deputy Head of Department sebagai Techne dan Head of Department sebagai Phronesis, dalam segala pengambilan keputusan, dibutuhkan seorang Phronesis untuk mengambil jalan tengah yang terbaik untuk kedepannya seperti apa.

Maka dari itu dapat dikatakan bahwa peran Phronesis sangatlah penting dan berpengaruh dalam segala hal terkait kebijaksanaan dalam mengambil keputusan untuk jalan tengah, mempertimbangkan etika dan jalan terbaik dalam sebuah masalah.

Dalam kehidupan sehari-hari, Phronesis juga berperan penting dalam menghadapi tantangan yang kompleks dan dalam situasi yang melibatkan banyak pemangku kepentingan. Pemimpin yang memiliki kepintaran Phronesis akan memahami bagaimana memutuskan rencana pembangunan yang mempertimbangkan keadaan manusia dan lingkungan sekitarnya, serta nilai-nilai yang penting dalam pengambilan keputusan.

Keempat kuadran kepintaran Nous ini mewakili berbagai cara berpikir dan pemahaman yang dimiliki oleh individu. Tidak ada satu kepintaran yang lebih baik daripada yang lain; sebaliknya, mereka saling melengkapi dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan. Memahami kepintaran ini dapat membantu individu mengembangkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang bijak dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Kesimpulannya, empat kuadran kepintaran ( Nous ) adalah elemen-elemen yang sangat penting dalam perkuliahan dan kehidupan sehari-hari. Masing-masing aspek kepintaran memberikan keunggulan yang berbeda dalam menghadapi berbagai situasi. Dengan memahami dan mengasah keempat kepintaran ini, kita dapat menjadi pemimpin yang lebih efektif, bijak, dan mampu menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian dalam dunia yang terus berubah. Kepintaran adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dan bertahan dalam dunia yang penuh tantangan ini.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

William Tantra – Reflection

Bagi saya nous adalah kecerdasan yang dimiliki manusia. Menurut Aristotle nous dibagi menjadi 4, yaitu Episteme, Techne, Phronesis, dan Sophia. Episteme merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki porsi paling besar baik di dunia kehidupan maupun di dalam dunia pendidikan. Bagi saya episteme adalah kecerdasan yang paling mendasar dibanding Techne, Sophia, dan Phronesis. Tanpa ilmu pengetahuan atau episteme kita tidak akan bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tanpa ilmu pengetahuan mungkin hidup kita akan tersesat, tanpa tahu arah dan tujuan. Oleh karena itu, bagi saya menuntut ilmu pengetahuan adalah hal yang paling penting dan wajib bagi setiap orang di dunia ini. Episteme atau ilmu pengetahuan ini dapat terus berkembang seiring berjalannya waktu, akan ada ilmu pengetahuan yang baru dan bisa saja untuk mengganti ilmu pengetahuan yang lama. Kemudian bagi saya menuntut ilmu pengetahuan itu bisa dimana saja, tidak harus di sekolah dan universitas saja. Berdasarkan pengalaman saya bertemu dan melakukan podcast dengan seorang arsitek, disitulah saya bisa mendapatkan ilmu yang belum pernah saya dapatkan selama di dunia pendidikan. Misalnya saja tentang fengsui, perbedaan keinginan klien di tiap daerah, dan masih banyak lagi.

Selain itu, membaca buku adalah salah satu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, karena bagi saya buku adalah jendela dunia. Dalam arti buku yang dimaksud adalah buku tentang keilmuan. Namun, yang kebanyakan orang pikir dan yang menjadi patokan dan acuan untuk seseorang menuntut ilmu pengetahuan ya di sekolah dan universitas, kebanyakan orang membaca buku itu hanya ketika di sekolah dan universitas, sangat jarang saat melihat orang lain yang membaca buku tentang ilmu pengetahuan di rumah. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat membaca di Indonesia yang jauh dibawah negara negara maju.

Cara lainnya adalah dengan mengikuti seminar atau webinar yang diadakan oleh universitas BINUS atau oleh IAI atau mungkin oleh seorang arsitek langsung. Bagi saya dunia pendidikan ini kita lebih banyak dituntut untuk mendengarkan guru oleh sebab itu kecerdasan episteme porsinya paling besar. Melanjutkan pengalaman selama saya menjalani dunia pendidikan dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas sampai saat ini saya ada di bangku perkuliahan, kenyataannya memang episteme porsinya besar sekali. Walaupun bagi saya di bangku perkuliahan ini episteme tidak sebesar saat di tingkat pendidikan dibawahnya. Bagi saya dan yang saya rasakan selama ini belajar itu terasa sangat membosankan karena polanya itu-itu saja, hanya guru atau dosen yang mengajar, guru atau dosen menjelaskan, siswa mencatat, kemudian guru atau dosen memberi soal latihan, tugas, pekerjaan rumah dan sebgainya, lalu siswa mengerjakannya. Hal ini membuat saya terkadang berpikir apa dengan penerapan gaya belajar yang menempatkan episteme dengan porsi yang besar akan membuat saya bisa bekerja dengan baik nantinya setelah lulus. Bagi saya, dunia kerja akan jauh berbeda dengan dunia pendidikan dan pastinya aja jauh lebih sulit. Dan dengan episteme yang hanya didapat di sekolah dan universitas aja itu tidak cukup, kita harus menggali ilmu pengetahuan juga dari orang lain.

Gaya belajar di sekolah dan universitas dengan porsi episteme yang besar itu juga tidak cukup untuk membuat kita menjadi seorang yang expert di dunia kerja. Bagi saya nantinya di dunia kerja yang lebih dibutuhkan adalah phronesis. Phronesis sendiri berarti kecerdasan taktikal dalam bertindak. Phronesis sendiri lebih mengarah ke dunia praktik yang dalam dunia pendidikan porsinya sangat sangat kecil. Gaya belajar mendengarkan membuat, tempat untuk melatih phronesis atau kecerdasan taktikal sangat sedikit. Padahal peran phronesis sangatlah penting, penting untuk kita untuk mengetahui seperti apa yang terjadi di lapangan. Bagi saya penting untuk kita melakukan praktik langsung di lapangan, agar kita bisa menguasa lapangan, kita bisa tahu kondisi lapangan itu seperti apa dan kita tahu apa yang harus kita lakukan saat menghadapi kondisi lapangan yang seperti itu. Untungnya di dalam dunia pendidikan kita masih diberikan techne walaupun porsinya kecil juga. Techne sendiri meliputi softskill dan hardskill. Softskill dalam konteks arsitektur lebih kepada bagaimana saat kita bertemu klien, saat kita menginformasikan desain kita. Sementara hardskill dalam arsitektur itu lebih ke bagaimana kita mendesain arsitektur dan menggunakan software arsitektur. Dan selama masa perkuliahan ini saya mendapat techne melalui studio desain arsitektur, yang hanya satu minggu sekali. Sekali-sekali ada workshop tambahan bagi yang menginginkan. Bagi saya, untuk dunia kerja ini saja tidak cukup. Di semester satu ini saya ditugaskan untuk mengembangkan hardskill dengan mendesain paviliun, dan untuk mengembangkan softskill saya juga harus bisa mengkomunikasikan dan menginformasikan hasil desain paviliun saya.

Selain itu, untuk melatih hardskill saya di jurusan arsitektur ini saya juga mulai mempelajari sendiri software-software yang digunakan di arsitektur seperti AutoCAD, Sketchup, Revit, Twinmotion, Adobe Photoshop, dan Vectorworks untuk mempelajari drafting, modelling dan rendering sebagai bekal untuk semester 3 keatas sehingga ketika memasuki semester 3 saya sudah siap menggunakan software arsitektur tersebut. Saya belajar software arsitektur ini dari internet seperti YouTube dengan dibantu sedikit dari mata kuliah computational architecture. Kemudian dari podcast yang lakukan dengan seorang arsitek saya menjadi tahu kalau saya bisa melatih softskill diluar perkuliahan dengan banyak cara seperti melakukan podcast, mengikuti organisasi, mengikuti lomba-lomba debat atau yang lainnya. Dari situ kita bisa bertemu dengan banyak orang, mengenal dan mengetahui lebih banyak orang, dan membuat kita lebih berani saat berbicara di depan banyak orang. Kembali lagi ke techne di dunia perkuliahan, sebenarnya nantinya di semester 6 dan 7, mahasiswa dan mahasiswi arsitek wajib melakukan magang di sebuah perusahaan yang berkaitan dengan arsitektur. Saya berharap bisa mendapatkan kesempatan untuk magang di perusahaan arsitektur yang bagus. Karena disitu saya bisa belajar baik tentang melatih techne, tentang melatih hardskill dan softskill, dan mungkin bisa juga tentang melatih phronesis. Bagi saya, disana kita akan belajar untuk menghadapi kondisi yang sebenarnya. Disitulah simulasi dunia kerja arsitektur yang sebenarnya, kita mungkin dihadapkan langsung dengan klien, walaupun masih akan dibantu oleh atasa-atasan disana. Disana saya akan berusaha untuk memberikan yang terbaik, bekerja keras untuk masa depan yang lebih baik. Karena apa yang kita lakukan di hari ini menentukan hidup kita kedepannya.

Kemudian setelah lulus dari masa perkuliahan menjadi seorang sarjana arsitektur kita akan mengalami fase dimana kita mengalami krisis identitas, kita akan dihadapkan dengan berbagai pilihan, karena arsitek jangkauan prospek kerjanya luas. Pilihannya bisa kita anggap sebagai 4 kuadran yaitu arsitek profesional, kontraktor, developer, dan akademisi atau mungkin kita bisa mengambil 2 sampai lebih atau juga diluar kuadran itu. Bagi saya, semua itu bisa diraih tidak hanya dengan episteme saja, kita butuh melatih techne dan phronesis. Setelah lulus dari sarjana 1 arsitektur untuk yang ingin menjadi seorang arsitek profesional sebenarnya ada pilihan opsional buat setiap orang yang yaitu progam pendidikan profesi arsitek atau PPAr selama satu tahun. Melalui pendidikan profesi arsitek dan dilanjutkan dengan magang kembali 2 tahun baru kita bisa diakui oleh Ikatan Arsitek Indonesia sebagai arsitek profesional. Saya termasuk salah satu orang yang ingin untuk mengambil PPAr dan menjadi seorang arsitek profesional. Sebenarnya ada cara lain, yaitu dengan mengambil sarjana 2 yang berkaitan dengan arsitektur. Unuk menjalani perjalanan hidup ini dari awal perkuliahan sampai kita lulus menjadi seorang sarjana kemudia hingga menjadi seorang arsitek profesional yang mungkin berat, tidak mudah dan mungkin no fun at all yang kita tidak cukup hanya dengan episteme, phronesis, dan techne saja kita juga perlu akan adanya Sophia. Sophia ini ranahnya lebih personal, Sophia membentuk wisdom yaitu kebijaksanaan, kecintaan, keyakinan, dan keberanian dalam berkarya. Tanpa Sophia semua yang kita rencanakan mungkin tidak akan tercapai.

Bagi saya, keyakinan, kecintaan dan keberanian itu bisa kita dapat ketika kita mempunyai role model. Dalam konteks ini role model itu tidak harus seorang arsitek, tapi penting untuk punya seorang role mode arsitek. Dari mereka saya bisa belajar banyak hal, saya bisa belajar dari pengalaman yang sudah mereka lalui bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun lamanya. Hari-hari yang mereka lalui pasti tidak mudah, setiap hari pasti ada masalah. Dari situ saya bisa belajar bagaimana mereka bisa menyelesaikan permasalahan mereka, bagaimana mereka solve their problem. Yang mungkin saja bisa saya terapkan ketika menghadapi masalah yang sama. Dari mereka saya bisa tahu betapa besar effort mereka, goal mereka, fokus mereka untuk ada sampai saat ini, sampai bisa sukses dan menjadi role model dari banyak orang. Dan dengan pertemuan saya dengan role model saya, saya juga bisa mendapatkan feedback dari apa yang saya sudah lakukan dan saya pelajari. Selain role model ada juga support system yang bisa menumbuhkan kecintaan dan keyakinan kita bahwa suatu saat nanti kita bisa mempunyai masa depan yang indah. Saya sendiri merasakan selama ini support dari orang tua saya, adik saya, keluarga besar saya, sahabat sahabat saya begitu besar. Mereka sangat penting dan bermakna di hidup saya selama menjalani perkuliahan ini. Dengan adanya role model dan support system yang kuat saya semakin yakin dengan pilihan saya memilih jurusan arsitektur, dan saya semakin cinta dan berani dalam berkarya di dunia arsitektur. Saya yakin dengan melatih keempat kecerdasan ini sampai membentuk keseimbangan diantaranya kemudian ditambah dengan efort, fokus, dan kerja keras saya akan menjadi seorang arsitek yang expert. Bagi saya selama setengah semester perkuliahan ini saya menunjukkan hal itu, saya memberikan yang terbaik. Keseimbangan empat kecerdasan ini mmebentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Kadar Nous setiap orang itu berbeda-beda. Bagi saya, saya memiliki kecerdasan episteme dan sophia yang tinggi karena saya mendapat lebih banyak kecerdasan itu baik di universitas maupun di rumah.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Yohanes Wijaya – Reflection

Bagi saya pengertian Nous menurut Aristotle tentang 4 element antara lain, Phronesis, Techne, Episteme, Sophia cukup berkaitan dengan kehidupan – kehidupan arsitektur. Bahkan ciri khas seseorang juga dapat diketahui dengan melihat dari bagaimana sikap mereka menurut dari pengertian Nous 4 element oleh Aristotle. Menurut Aristotle tentang Nous, Nous memiliki 4 element penting yaitu: Phronesis (taktikal dalam bertindak), Techne (Simulasi studio), Episteme (ilmu pengetahuan), Sophia (keberanian).

Salah satu elemen dari Nous adalah Phronesis, Phronesis menjelaskan tentang taktikal dalam bertindak khususnya perbedaan dalam pembelajaran di universitas dengan pekerjaan yang ada di dunia kerja/ praktik. Perbedaan paling menonjol adalah dalam universitas mengandalkan informasi dari buku atau dari penjelasan dosen/ orang yang sudah berpengalaman dan teori teori yang sudah dibuat sedangkan di dunia kerja mengandalkan pengalaman berapa lama sudah menjalani kegiatan itu dengan metode atau Teknik Teknik yang harus dilakukan secara praktek di dunia kerja. Pada saat masih belajar di dalam universitas jika mahasiswa melakukan kesalahan pada pekerjaanya khususnya arsitek jika melakukan kesalahan pada gambarnya maka masih bisa diperbaiki dan tidak ada konsekuensi apapun yang mempengaruhi tetapi berbeda dengan praktek pada dunia kerja. Jika melakukan kesalahan pada dunia kerja misalnya salah menggambar dan terjadi kecelakaan atau rubuhnya suatu bangunan maka akan membuat kerugian yang besar dan lebih buruk lagi jika ada korban jiwa. Pada dunia kerja mahasiswa yang sudah lulus dari universitas harus benar benar matang tentang ilmu pengetahuannya dan harus dibantu dengan praktek dari magang atau mengikuti petunjuk oleh orang yang sudah berpengalaman dalam dunia kerja supaya tidak terjadi kecelakaan atau kesalahan apapun.

Salah satu elemen dari Nous adalah Techne, Techne menjelaskan simulasi studio atau praktek dan profesi yang bisa dicapai. Pada arsitek belum tentu semua mahasiswa arsitektur akan masuk ke dalam pekerjaan yang sama. Ada berbagai profesi yang disediakan untuk arsitektur. Beberapa pekerjaan yang bisa diambil oleh lulusan arsitektur antara lain: Arsitek, Drafter, Pengawas Proyek, Tenaga BIM, Project manager, Direktur konsultan perencana, Site Manager, Kontraktor, desainer grafis, dan masih banyak lagi. Mahasiswa harus bisa untuk memilih pekerjaan mana yang akan diambil karena tiap pekerjaan pasti mempunyai Teknik yang berbeda beda saat praktek. Tidak mungkin pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor bisa sama dengan pekerjaan yang dilakukan oleh desainer grafis. Untuk mahasiswa yang baru lulus atau yang sudah memilih pekerjaan yang ingin dilakukan harus memperdalam ilmu pengetahuan teori dan Teknik prakteknya sampai matang terlebih dahulu dan itu harus dilakukan satu satu supaya lebih cepat dan lebih baik. Jika mahasiswa belajar 2 hal sekaligus contohnya belajar tentang cara menjadi desainer grafis dan cara menjadi kontraktor maka akan sedikit susah jika dipelajarinya bersama sama karena dua pekerjaan tersebut tidak ada kaitan satu sama lain.

Salah satu elemen dari Nous adalah Episteme, Episteme menjelaskan ilmu pengetahuan. Episteme memiliki pengaruh yang sangat besar. Ilmu pengetahuan adalah dasar dari semua aktivitas yang dapat dilakukan contohnya bagaimana cara memasak, pasti harus mencari tahu bagaimana cara memasak nasi atau ikan goreng, rebus, dan lainnya. Jika memasak dengan asal asal maka bisa aja ikannya maish mentah saat dimakan ataupun sudah gosong sehingga tidak enak. Sama juga dengan Arsitektur, para mahasiswa harus bisa mempelajari ilmu pengetahuan nya terlebih dahulu di universitas sebelum mempraktekkannya di dunia kerja atau bisa juga dilakukan dengan simulasi kecil kecil. Ilmu pengetahuan sangat banyak sehingga universitas hanya memberikan ilmu pengetahuan yang wajib dimiliki oleh mahasiswa arsitektur berbeda dengan nanti saat sudah memilih pekerjaan dan mempraktekkannya maka pasti aka nada ilmu pengetahuan baru yang dapat didapat. Tetapi tidak dianjurkan untuk mahasiswa yang memilih 2 profesi atau banyak pekerjaan sekaligus karena dengan ilmu pengathuan yang banyak itu tidak mungkin dapat dicerna semuanya dengan singkat apalagi dengan waktu 24 jam sehari ini.

Salah satu elemen dari Nous adalah Sophia, Sophia menjelaskan tentang keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Mahasiswa Arsitektur harus mempunyai kecintaan dalam berkarya supaya dalam pekerjaannya atau gambar yang sudah dibuat mempunyai makna yang dapat dijelaskan kepada orang lain bukan asal buat yang penting bagus cantik indah. Walaupun keindahan juga termasuk dalam karya tetapi makna terbuat karya itulah yang sangat penting mangapa karya itu dapat terbuat, apay ng ingin dijelaskan oleh pembuat, apakah karya itu memiliki arti yang sangat penting bagi orang lain. Ada banyak karya gambar ataupun bangunan dan lainnya yang dapat menunjukan ekspresi atau sifat yang ingin dijelaskan oleh pembuatnya contohnya bangunan bangunan kuno seperti kuil yang menceritakan dengan dewa dewa yang mereka sembah atau kuil yang menyimpan mayat orang orang penting seperti pyramid di mesir. Ada juga rumah rumah adat yang menceritakan sifat sifat atau adat mereka lewat bangunan. Pada zaman dahulu dimana orang orang belum bisa menulis yang masih menggunakan batu atau zaman batu, mereka menggambar di batu supaya mereka dapat menceritakan Sejarah suku mereka. Tiap orang pasti tidak mau kerja dengan sedih karena itu akan menghambat pekerjaan mereka dan itu dapat memuat orang cepat stress. salah satu cara untuk berekspresi dapat dilakukan dengan membuat karya yang dapat menjelaskan apa yang sebenarnya ingin dijelaskan oleh pembuat untuk orang lain. Ada juga orang yang menceritakan penderitaannya melalui karyanya seperti penderitaan penyakit yang dialami yang diceritakan dalam bentuk lukisan.

Jadi konsep Nous oleh Aristotle ada benarnya dan pentingnya dalam kehidupan mahasiswa arsitektur. Episteme yang mempunyai porsi paling besar yaitu ilmu pengatahuan yang menjadi dasar terbentuk banyak pekerjaan yang sudah ada sampai saat ini. Phronesis yaitu kecerdasan taktikal dalam bertindak bagaimana di dunia ini didominasi dengan pembelajaran secara mendengarkan dan di dunia dimana diharuskan praktek dengan sempurna yang menimbulkan gap di dunia universitas dengan dunia kerja/ praktek. Techne yaitu Teknik atau simulasi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa arsitektur di universitas sehingga mahasiswa setidaknya dapat tau apa yang harus dikerjakan saat sudah lulus dan mencari pekerjaan. Sophia yaitu membentuk keberanian dan kecintaan seseorang dalam berkarya, Keseimbangan keempat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang karena tiap orang mempunyai sikap kepribadian yang berbeda. 4 elemen Nous ini adalah optional karena bisa saja ada seseorang yang menguasai semua elemen Nous tetapi ada juga orang yang tidak bisa menguasai semuannya. Ada orang yang berkarya dengan bagus dan indah tetapi tidak dapat memberikan kesan yang mempunyai makna yang dalam. Dengan kepribadian masing masing orang yang berbeda maka ciri khas seseorang dapat berbeda dan kita dapat mengenalinnya dengan salah satu cara yaitu dengan 4 elemen Nous ini.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Albert Agung – Get to Know Your Self

Hallo, nama saya Albert Agung, saya kelahiran 2005 di bulan Agustus yang berarti saya tahun ini berumur 18 Tahun. Saya lahir di Jakarta dan saat ini berdomisili di Jakarta juga tepatnya di Jakarta Barat, Grogol Petamburan. Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Saya memiliki hobi bermain badminton dan bermain game khususnya mobile legend, tapi sangat welcome jika ada yang mau mengobrol tentang game anime hehe. Saya juga suka menonton anime dan membaca manga, tapi tidak over sehingga hanya ratusan anime yang saya ketahui. Lagu favorit saya kebanyakan dari Jpop dan salah satunya yaitu Yoru ni Kakeru – YOASOBI. Lagu tersebut memiliki makna dalam tetapi asik serta cocok irama dengan pribadi saya. Film yang saya sukai seputar genre action, romance, comedy dan mystery, tetapi tidak menutup kemungkinan genre lain saya juga bisa suka. Ada beberapa lagu yang saya suka baru baru ini yaitu Night Dancer sebagai salah satunya. Saya juga bermain game yang menurut saya bisa menghasilkan uang , menghibur saya, menjadi motivasi dan penyemangat saya, dan mengembangkan bakat serta soft skill. Jika dilihat, banyak game yang memiliki player asing dari luar. Papa saya dulu bekerja sebagai insinyur atau bisa disebut sipil dan saat ini sebagai wirausaha. Mama saya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Kehidupan saya saat ini dibesarkan oleh keluarga yang sangat hangat, terkadang dingin, tapi selalu ada saat dimana kami bercanda satu sama lain dan mendengarkan cerita.

Terkadang kami ibadah bersama, pergi bersama, makan bersama, dan suasana tersebut sangat indah. Sebagai anak pertama, saya terdidik untuk memberi contoh yang baik dan menjadi pribadi yang dewasa sekaligus mandiri. Saya memiliki kepribadian yang tidak suka basa basi, selalu on point, suka dengan kedamaian/keheningan, mandiri, tekun, suka kuliner & memasak, dan masih banyak lagi. Saya cenderung merupakan pribadi yang agak sensitif dengan orang yang dekat dengan saya, karena saat saya dekat dengan orang yang nyaman, saya lebih mudah mengekspresikan emosi dan perasaan yang dialami, sehingga saya lebih belajar untuk berkomunikasi. Sewaktu SMP dan SD, saya suka berteman dengan siapa saja tetapi sewaktu SD saya terlibat masalah dengan beberapa perempuan sehingga membuat pertemanan saya sejak SD lebih banyak kepada laki-laki dan sewaktu SMP mulai bertambah perempuannya. Sewaktu SD saya sudah memiliki bakat bermain badminton, tetapi lapangan dan fasilitas yang ada sangat tidak mendukung sehingga bakat saya tidak terpakai sewaktu SD, lalu saat beranjak ke SMP, disitu bakat saya sangat terpakai dan terlatih, omong-omong saya memiliki beberapa prestasi di bidang badminton. Saya tekun melatih bakat saya dan sempat mengikuti training club tetapi saya berhenti dikarenakan corona dan jadwal tugas yang padat.

Fyi, sewaktu SMP saya juga memiliki banyak crush hehe. Saat corona mulai datang, saya cukup senang tidak ada UN, tetapi juga sedih tidak ada perpisahan SMP. Coronapun berlanjut hingga 1.5-2 tahun dan menghilangkan waktu yang ada saat SMA. Saya sebenarnya cukup excited untuk masuk SMA dikarenakan bisa lebih mengembangkan bakat saya dan mendapat prestasi di bidang akademik maupun non akademik, tetapi kondisi corona yang tidak mendukung sehingga saya tidak dapat mengikuti berbagai perlombaan yang ada pada SMA tersebut. Lalu saya terpaksa merelakan impian saya pada masa SMA untuk mendapatkan piala. Lalu sewaktu SD, saya pindah sekolah dari sekolah Hati Kudus ke Kristoforus dimana sekolah tersebut terletak di area Jelambar dekat rumah saya. Saya mendapat banyak teman sewaktu SD dan memiliki berbagai koneksi serta pengalaman sewaktu SD, beberapa cerita dalam hidup saya juga terbentuk ketika saya sedang berada di kelas SD. SD saya termasuk gedung yang kecil tetapi tempat tersebut memiliki banyak kenangan dan bahkan saya masih sering bertemu dengan kepala sekolah sewaktu SD. Saat SD saya pernah mengalami jatuh, pergi ke kebun binatang, retret hingga graduation. Saya memiliki bermacam macam teman yang memiliki berbagai sifat dimana ada yang sifatnya sangat sensitif dan easy going.

Lalu saat SMP saya memiliki berbagai teman yang berbeda dan pindah sekolah. Sekolah SMP saya hanya bersebelahan dengan sekolah SD saya, tetapi saya kaget karena culture dan fasilitas mereka sangat memukau. Ada OSIS juga yang tidak ada pada lingkungan SD dan lab fisika yang bagus. Saya tidak menyesal pindah kesini, dan omong-omong alasan saya pindah karena adik saya bersekolah di Bunda Hati Kudus jadi sewaktu SMP saya pindah kesitu. Saya juga bertemu dengan teman TK saya di SMP, cukup akrab dengannya hingga sekarang hanya penampilannya berbeda. Banyak yang terjadi sewaktu SMP, dan saya paling suka saat guru matematika memuji saya dikarenakan saya cukup mahir untuk pelajaran matematika. Sistem pembelajaran matematika di SMP saya biasanya memilih murid untuk mengerjakan soal di depan papan tulis jadi lebih enak untuk dilihat dan dipelajari.

Lalu saat SMP saya juga merasakan rasanya pertama kali bermain bersama teman-teman saya, bermain skating, pandora, dan masih banyak lagi pengalaman yang didapatkan sewaktu SMP. Di kelas 8, ada beberapa guru yang tergantikan, yang saya cukup kaget adalah guru matematika dan guru fisika dimana 2 guru tersebut yang membuat saya mendapat nilai bagus dan menjadi favorit, tetapi lama kemudian saya juga mulai menyukai guru” tersebut dan khususnya guru fisika karena metode mengajarnya yang tegas dan ruangannya yang sangat estetik serta nyaman. Guru fisika tersebut bernama Pak Deddy, dia juga merupakan guru yang paling saya sukai, dia adalah wali kelas saya selama 2 tahun berturut-turut dan cara mengajar beliau sangat mendidik dan tegas. Dia mengajar dengan menggunakan contoh dan tidak terbata-bata dalam menjelaskan. Ia memiliki cerita hidup yang sangat inspiratif dan ia salah satu yang memotivasi saya dalam hidup. Jika saya bilang, ia adalah orang yang mengalami kepahitan berkali-kali dan saya cukup sedih akan hal tersebut karena ia orangnya mengalami berbagai pengalaman. Ia seorang yang mandiri, tegas dan disiplin. Ia memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan ilmu yang menyongsong kehidupan SMP. Jika dibilang, tanpa dia maka SMP Bunda Hati Kudus tidak akan sepopuler sekarang karena ia yang membuat SMP tersebut cukup terkenal dan serasa hidup dengan berbagai aktivitas dan hiasan didalamnya. Lalu ada juga guru favorit saya, ia Guru Biologi sekaligus guru Badminton saya. Ia juga menghiasi SMP menjadi hidup dan membuat berbagai inovasi bersama pak Deddt. SMP tersebut merupakan SMP terindah bagi saya, bukan berarti itu terbagus tetapi itu memiliki nilai yang sangat indah.

Pak heru sendiri juga melatih saya dalam badminton dan membantu saya mengembangkan bakat saya untuk tampil dan bisa memenangkan berbagai kompetisi. Berkat dia yang mengatur ekskul dan membantu saya mengikuti kompetisi, saya telah memenangkan 3 kompetisi kejuaraan dalam badminton dan itu membuat saya cukup senang akan hal tersebut. Kompetisi tersebut juga menjadi motivasi bagi saya serta self award karena impian saya salah satunya adalah kejuaraan badminton. Saya cukup senang karena telah meraih medali dan piala dan saya dapat memamerkan ke teman-teman saya dan saya cukup dihormati. Sewaktu SMP saya juga bergabung ke Putra Altar (Organisasi yang melayani gereja khusus remaja) dan awalnya saya ikut karena teman, tetapi lama kelamaan itu cukup seru serta menguatkan iman saya kepada Tuhan Yesus. Dalam Putra Altar, sangat banyak pelajaran yang didapatkan disitu apalagi sewaktu saya masuk ke dalam pengurus inti, dimana saya dididik dengan tegas dan disiplin.

Saya juga mendapat pengalaman berkomunikasi dengan bermacam-macam usia, dari yang tua hingga muda dikarenakan posisi yang saya isi dan saya bersyukur telah mendapat pengalaman tersebut karena hal tersebut menjadi bekal bagi dunia masyarakat saya. Awal mula saya masuk, saya emang rajin bertugas, tetapi setelah bertahun-tahun, mulai dipadatkan dengan tugas, jadwal lain, dan sekolah sehingga membuat semangat saya menurun dan mulai bosan dengan Putra Altar, tetapi tidak butuh waktu lama dan saya mendapatkan semangat itu kembali dikarenakan iman saya. Lalu dimulailah masa corona dimana awalnya cukup senang, saya sudah mempersiapkan dan belajar untuk UN dan Ujian Praktek tetapi corona membuat perjuangan saya sia-sia. Saya cukup senang dan lega, tetapi dengan tiadanya perpisahan antar kelas dan angkatan serta graduation membuat saya cukup sedih dan tidak suka dengan hal tersebut. Lalu masuk masa SMA dimana saya cukup senang dan sedih, satu sisi senang karena saya tidak perlu masuk sekolah untuk memulai pelajaran dan memudahkan dalam tugas maupun ujian. Biasanya saya suka mematikan kamera sewaktu ada online learning. Lalu sedih karena 1.5 tahun saya hilang dikarenakan corona sehingga tidak dapat bertemu dengan teman-teman saya dan mengenal orang baru. Hal tersebut juga mempersulit saya dalam membentuk kelompok. Corona memiliki 2 sisi yang sangat berlawanan, ada kala sedih dan senang yang dirasakan bersama. Lalu setelah corona berakhir, maka saya juga mengalami namanya culture shock dimana saya sulit beradaptasi dan macam-macam teman baru dan sifat baru. Tetapi pada akhirnya saya dapat beradaptasi dan mengobrol serta berteman dengan mereka. Memang cukup sulit untuk memulai sekolah di pertengahan, apalagi dengan adanya online learning yang membatasi pertemanan satu sama lain. Well, setelah corona saya mendapat kegiatan retret di kelas 12. Saya juga kesal karena bakat saya tidak dapat dikembangkan sewaktu SMA karena corona. Saya memiliki impian mendapat piala atau medali juga di SMA tetapi saya serahkan kepada adik saya.

Banyak yang terjadi sewaktu SMA dan pertemanan kami sangat singkat yaitu 1.5 tahun saja. Kami mulai mengalami kesulitan belajar di awal karena transisi yang cukup shock. Lalu ada graduation yang memiliki nilai pertemanan yang kuat dan kami 100% lulus. Lalu saya masuk kuliah dan memilih jurusan Arsitektur karena saya sejak kecil dilatih memiliki impian sebagai seorang Arsitek karena Papa dan Kakek saya adalah Insinyur dan saya sebagai Arsiteknya. Saya sangat enjoy dengan jurusan yang saya pilih saat ini dan saya memiliki mimpi besar dimana saya akan sukses dan membangun gedung yang memukau dan saya akan mewujudkan mimpi saya tersebut di perkuliahan saya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Adelia Fransisca Wulansari – Get to Know Your Self

Nama saya Adelia Fransisca Wulansari, saya biasa dipanggil Adel dengan teman-teman saya, saya lahir di Bogor, Jawa Barat pada hari sabtu pagi pada tanggal 20 Agustus 2005. Saya anak dan cucu perempuan pertama yang terlahir di keluarga saya, saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana dan berkecukupan, dulunya ayah saya berprofesi sebagai seorang pekerja swasta biasa dan ibu saya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Saya memiliki satu adik perempuan yang berbeda 2 tahun dari saya, bisa dibilang hubungan saya dengan adik saya lumayan dekat, karena kami saling bertukar cerita, selalu bercanda dan tertawa bersama. Saya mempunyai hobi mendengarkan lagu, menonton film atau series yang memiliki genre komedi, romance, sampai action, salah satu contohnya K-Drama dan K-POP, bermain badminton, berenang, traveling dan kuliner di tempat yang saya kunjungi. Dulu ketika saya kecil tinggal di Bogor bersama keluarga saya namun saya lebih sering tinggal bersama nenek dan kakek saya dikampung dibanding dengan orang tua saya. Pada kelas 4 SD saya harus pindah keluar kota dikarenakan ayah saya bekerja di sana, lebih tepatnya saya pindah di Kota Manado, Sulawesi Utara. Pada saat itu ayah saya baru saja di rekrut oleh salah satu bank daerah disana yang mengharuskan kami pindah kesana. Saya, adik saya serta orang tua saya merantau disana, layaknya orang biasa, kami melakukan aktivitas seperti biasa. Namun saat saya naik kelas saya meminta untuk pindah lagi ke daerah asal saya yaitu di Bogor karena pada saat itu saya merasa belum nyaman dengan lingkungannya, dan kedua orang tua saya pun menyetujui hal itu. Lalu, saya dan adik saya kembali ke kota asal saya yaitu di Bogor, pada saat itu saya tinggal bersama nenek, kakek, om dan tante saya. Pada saat kelas 5 dan 6 SD saya sangat aktif mengikuti kegiatan dan mengikuti beberapa organisasi, jadi saya memiliki banyak teman dari berbagai macam suku, ras, dan agama. Pada saat lulus SD saya dan adik saya kembali meninggalkan Kota Asal saya, saya memilih untuk pindah dan tinggal bersama ayah dan ibu saya. Jadi, pada saat SMP sampai lulus SMA saya tinggal bersama kedua orang tua saya serta adik saya. Saya bersekolah di salah satu SMP favorite di daerah saya yaitu di SMP NEGERI 1 MANADO dan melanjutkan kejenjang selanjutnya di salah satu SMA favorite juga di Manado yaitu di SMA NEGERI 9 BINSUS MANADO, saya dinyatakan lulus dengan nilai yang lumayan baik. Saya termasuk didaftar siswa berprestasi (SNBP) kemarin tetapi belum rezeki, saya belum berkesempatan untuk lolos seleksi SNBP, jadi saya juga mendaftarkan diri untuk mengikuti UTBK, namun sama hal nya saya belum berkesempatan juga untuk lolos pada ujian UTBK kemarin.

Sekarang ayah saya adalah salah satu orang penting yang berada dikantornya, beliau selalu mengajarkan kepada saya bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Akibat yang saya rasakan dalam hidup saya adalah, saya merasa menjadi lebih mengargai waktu, uang, dan juga orang tua saya tentu nya.

Sebagai anak sulung perempuan, saya mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, saya harus memberikan contoh yang baik untuk adik saya. Jika saya salah saya banyak memberi tahu adik saya untuk tidak mengulang apa yang pernah saya lakukan, saya serta adik saya sering sharing cerita yang kita alami setiap harinya, mungkin dulu kami sering bercerita secara langsung, namun sekarang kami lebih sering berkomunikasi lewat telephone dan via chat bahkan sekarang sudah jarang karena masing-masing dari kami sudah memiliki kesibukannya sendiri-sendiri, namun sebisa mungkin kami saling memberi kabar setiap harinya disaat waktu senggang.

Pada saat berada di kelas 12 saya bingung menentukan pilihan saya, pada saat saya tidak tau minat dan bakat saya dimana. Pada saat menuju kenjenjang perkuliahan, saya mencoba tes kebeberapa universitas favorite dan ternama, namun sayangnya belum rezeki, pada saat itu saya hanya fokus mengejar PTN, terlebih PTN favorite saya, jadi saya sama sekali tidak pernah kepikiran untuk masuk dan mencoba ke universitas swasta. Pada saat saya di tolak beberapa PTN saya sangat stress dan hopeless, namun ada beberapa teman dan keluarga saya yang menyarankan untuk mencoba beberapa PTS dam mencoba menjelaskan bahwa tidak semua PTS itu buruk, jadi saya mencoba beberapa PTS, PTS yang saya coba yaitu UNTAR, UNPAR, serta BINUS. Saya lolos tes diketiga PTS yang saya daftarkan, lalu saya memberi tahu kabar tersebut kepada keluarga serta beberapa teman baik saya, dan saya mendapatkan respon yang sangat baik dari mereka semua.

Saya memilih BINUS karena saya pernah mendengar bahwa salah satu universitas swasta terbaik di indonesia adalah BINUS, saat mendengar itu saya sangat tertarik untuk masuk di situ, dan sedikit mencari tahu tentang BINUS, lalu saya langsung mengikuti tes untuk masuk ke BINUS.

Saya bersyukur tumbuh dan hidup di keluarga yang supportive, saya serta keluarga saya saling mendukung satu sama yang lain, saya senang memiliki keluarga yang harmonis, lingkungan hidup saya bisa dibilang positif.

Saya lagi sering mendengarkan beberapa lagu taylor swift, bruno mars dan K-POP. Dan saya suka mendengarkan beberapa podcast sebagai hiburan.

Kesedihan yang paling dalam pada hidup saya adalah pada saat COVID-19. Pada saat maraknya COVID-19, ayah serta ibu saya terpapar virus COVID-19 dan harus dilarikan ke rumah sakit setelah seminggu karantina dirumah, karena pada saat itu kondisi kedua semakin hari semakin menurun. Ibu saya dirawat selama seminggu lamanya, sedangkan ayah saya masuk ruangan ICU dan dirawat lebih lama dibandingkan dengan ibu saya, ayah saya harus masuk ke ruang ICU dikarenakan adanya penangannya yang sedikit serius oleh dokter. Pada saat itu saya hanya bisa berkomunikasi dengan orang tua saya via video call saja, saya hanya bisa melihat mereka begitu tegar melewati itu semua, pada hari ketiga mereka dirawat saya sudah bisa melihat senyum yang mengembang diwajah kedua orang tua saya, namun setelah beberapa hari kondisi ayah saya semakin memburuk jadi harus ditangani intensive oleh dokter, beliau menempati ruangan ICU kurang lebih selama 4-5 hari lamanya. Saya tidak bisa berkomunikasi sama sekali dengan ayah saya, saya hanya bisa membantu mereka lewat doa yang saya kirimkan setiap hari, saya semakin takut dengan kondisi kedua orang tua saya dikarena setiap hari adanya berita yang membahas tentang kematian beberapa orang yang terpapar COVID-19, saya takut dengan itu semua, namun keluarga saya berusaha menenangkan saya agar saya tidak perlu berpikiran tentang hal yang tidak-tidak. Singkat cerita ibu saya dinyatakan sudah negative COVID-19 dan diperbolehkan kembali kerumah, saya senang dengan adanya pemberitahuan itu, sesampainya ibu saya dirumah saya menanyakan selama beliau disana beliau melakukan apa saja, lalu beliau bercerita tentang yang beliau lakukan selama dirumah sakit, saat mendengarkan cerita beliau tanpa saya sadar saya menangis, saya sedih serta senang karna beliau sudah bisa bertahan dengan kuat pada saat itu, namun saya sedih karena saya masih belum mendapatkan kabar tentang ayah saya. Setelah beberapa hari akhirnya saya mendapatkan kabar gembira bahwa ayah saya sudah keluar dari ruangan ICU, dengan arti lain kondisi ayah saya semakin membaik dari sebelumnya, saya sangat senang mendengar hal itu, saya semakin yakin bahwa ayah saya bisa kembali bersama kami kembali. Singkat cerita, setelah melewati beberapa hari ayah saya telah dinyatakan negative COVID-19 dan diperbolehkan kembali kerumah dan kumpul kembali bersama kami.

Saya memiliki tujuan hidup yaitu membahagiakan kedua orang tua saya, keluarga saya serta diri saya sendiri, saya ingin bisa menjadi apa yang saya serta keluarga saya harapkan kepada saya, saya ingin membuat mereka bangga dengan apa yang saya capai, saya sangat yakin bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasil, saya selalu berikhtiar, saya selalu meminta doa restu kepada orang tua serta keluarga saya, besar harapan saya agar untuk menjadi orang yang sukses dan berguna bagi sekitar saya.

Jika nanti saya menjadi apa yang saya impikan dan saya idam-idamkan, saya harus tetap rendah hati kepada seluruh orang tanpa memandang bulu, saya ingin membantu semua orang dengan tulus dan ikhlas dengan apa yang saya miliki dan apa yang saya bisa.

Sejak beberapa tahun terakhir saya merasa lebih tertarik ketika saya berada atau melihat gedung-gedung dan bangunan-bangunan, saya berpikir “kok bisa ya mereka mendesign seperti itu?” “mereka kepikiran apa ya sampe bisa jadi begitu?”, banyak pertanyaan di kepala saya yang membuat saya menjadi penasaran dengan dunia arsitektur. Saya sangat tertarik dengan bangunan-bangunan yang bersejarah dan memiliki sejarah itu sendiri salah satu contohnya yaitu candi-candi yang ada di Indonesia.

Waktu itu saya sempat ragu untuk memilih jurusan arsitektur karena dengan adanya beberapa teman-teman saya yang mengatakan “emang kalo udah lulus nanti jadi apa?”, “yakin minat dan bakat lo disitu?”, pertanyaan demi pertanyaan membuat saya goyah dan mencari “sebenarnya setelah mengambil jurusan yang saya pilih nanti, saya bisa jadi apa?” . Namun setelah memahami saya ketertarikan lebih condong kemana, saya lebih memilih untuk masuk jurusan arsitektur ini karena waktu itu saya melihat sekilas diberita bahwa pak Ridwan Kamil yang mendesign salah satu masjid yaitu “Masjid Al Jabbar” dan saya merasa kagum dengan itu, dan semenjak saat itu saya merasa lebih tertarik pada bangunan-bangunan.

Untuk saat ini saya cukup mencintai bidang ini karena dikeluarga saya belum pernah ada yang mengambil atau berkecimpung di bidang arsitektur ini, jadi besar harapan saya untuk menjadi yang pertama yang berkecimpung di keluarga saya.

Saya sangat berharap apa yang saya tulis sekarang bisa menjadi bisa menjadi pelajaran untuk saya untuk nanti kedepannya, dan jikalau harapan saya menjadi nyata saya akan bangga dengan perjalanan dan proses demi proses yang sudah saya lewati sampe detik ini.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Abiyyu Arya Putra – Get to Know Your Self

Perkenalkan Nama saya Abiyyu Arya Putra, Binusian 2027 jurusan Arsitektur, Universitas bina Nusantara.

Sebagai mahasiwa, saat ini 2 minggu kuliah telah berlalu, dan saya telah mendapat banyak tugas dari doesen dosen terkait arsitektur. Pada saat ini pula saya harus bisa untuk mengatur waktu dengan mambagi mana yang prioritas dan harus segera diselesaikan maupun yang tidak, pada awal masuk kulah saya sangat grogi, saya khawatir tidak akan mendapatkan teman, persepsi saya terhadap orang lain di pikiran saya adalah menakutkan dan menyeramkan. Namun begitu saya masuk FYP pertama kali di binus saya mencoba aktif dan banyak berkenalan dengan teman skeitar dan akhirnya saya senang bisa akrab dengan beberapa orang di hari pertama FYP binus. Waktu pun berlalu dan tidak terasa bahwa saya sudah menginjak semester 1, banyak sekali momen momen berharga saat acaraFYP Binus, seperti konser, Week of welcoming dan lainnya.

Saya saat ini tinggal Bersama kedua orang tua saya, saya menjalani perjalanan ke kampus sejauh 23 km, dalam 1 hari pulang dan pergi hingga 46 km. Saya menaiki motor, pada awalnya saya sangat Lelah pada perjalann tersebut ditambah jalan Jakarta yang begitu suram dan macet dimana mana, namun seiring berjalannya waktu saya pun terbiasa dengan perjalanan sejauh itu. Saya saat ini memilih untuk tidak kost karena pertambahan biaya yang cukup banyak apalagi jika ditotal selama 4 tahun.

Saat ini kesibukan saya adalah mengerjakan tugas tugas kuliah dan mengikuti kegiatan di dalam maupun di luar kampus untuk menambah relasi dan pengalaman seperti mengikuti organisasi dan lainnya. Saya ingin membangun pengalaman sebanyak banyaknya di kampus ini, masa remaja juga merupakan masa ter optimal dalam eksplorasi diri.

Momen momen kebersamaan saya dengan orang tua saya dari saya kecil hingga saat ini tidak akan saya lupakan seumur hidup. Saya mengerti bagaimana perjuangan mereka dalam membesarkan saya. Cerita yang saya ingin ceritakan ke orang lain yaitu Cerita mengenai kompilasi rutinitas saya, sebagai contoh pada masa lalu fase dimana saya mengejar PTN hingga belajar sampai larut malam, pada waktu itu terdapat perbedaan rutinitas kehidupan saya dibandingkan yang sebelumnya, jam tidur menipis, emosi meningkat, dan saat itu saya juga mudah lelah. Nah, perbedaan rutinitas saya inilah yang biasanya saya ceritakan ke teman teman, bahkan kami juga sering bertukar cerita mengenai rutinitas kami masing – masing, tentu yang saya ceritakan adalah rutinitas saya secara umum dan bukan bersifat privasi. Tujuan hidup saya diantara lain :

1. Tujuan hidup saya yaitu saya ingin meraih kesuksesan dengan berhasil melakukan hal hal yang saya inginkan serta dapat membangun keuntungan dari hal tersebut, seperti sukses di dunia kuliah, pekerjaan, hobi, dan lainnya.

2. Selain kesuksesan, di hidup ini saya ingin mencapai kondisi dimana saya tidak hidup dengan dihantui rasa penyesalan atas waktu yang telah berlalu, saya ingin hidup dimana saya puas dengan pemanfaatan saya pada waktu yang telah berlalu dan telah berhasil meraih mimpi saya.

3. Selain itu, saya juga ingin memiliki kehidupan yang tenang dan sehat. Sebanyak apapun harga jika tidak digandeng kesehatan maka akan sia-sia.

4. Manusia merupakan makhluk sosial, saya ingin mendapatkan teman yang berkualitas dalam hidup saya.

Selain itu, ini adalah tujuan hidup saya untuk orang lain

1. saya ingin sukses duniawi dengan bisa menghasilkan uang yang banyak dan cukup dengan karir saya. Uang memang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang, saya ingin dapat menggunakan uang untuk hal hal yang positif (missal : sedekah, umroh, beramal) dan lainnya.

2. Saya beragama muslim, dalam islam diajarkan untuk selalu berbakti kepada orang tua, Saya ingin tumbuh menjadi laki laki yang berbakti dan tidak lupa daratan.

3. Saya ingin berumur panjang dengan menjaga kesehatan saya dan membiasakan hidup sehat dari sekarang.

4. Saya tertarik dengan dunia sosial, saya ingin dapat berkontribusi positif terhadap dunia sosial.

5. Saya ingin mencapai kondisi dimana saya senang dengan apa yang telah saya lakukan di waktu yang telah berlalu dengan keerhasilan, bukan penyesalan.

6. Saya ingin memiliki keluarga yang Bahagia, memang masih sangat jauh disbanding usia saya yang saat ini, tapi memang saya ingin berfikir jauh kedepan bahwa saya ingin memiliki keluarga yanh Bahagia.

Saya lahir pada 16 agustus 2005, Putra pertama dari bapak Ari dan Julia, Arya dalam nama saya diartikan sebagai kombinasi nama kedua orang tua saya, Arya = Ari dan Julia.

Saya memiliki 2 orang adik laki laki yang saat ini berusia 15 dan 11 tahun, adik saya yang saat ini berumur 11 tahun sedang menginjak bangku kelas 6 SD, sementara yang 15 tahun saat ini sedang bersekolah kelas 1 SMA.

Keluarga saya ada dalam kondisi sederhana, tidak kesusahan, namun tidak pula kaya melimpah saat saya lahir, tetapi orang tua saya selalu menuruti keinginan saya selama mereka sanggup, bila tidak sanggup pun mereka pasti akan bicara, namun hal tersebut hampir tak pernah terjadi. Ayah saya bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu saya sebagai PNS. Seiring berkembangnya waktu karir kedua orang tua saya semakin berkembang, hingga saat ini jauh lebih baik dibandingkan kondisi saya lahir, saya adalah saksi bisu perkembangan karir orang tua saya.

Saya bersekolah di SDS angkasa 9, SMPN 6 Bekasi, SMA Angkasa 1, dan saat ini saya berkuliah di Binus jurusan Arsitektur. Saya bersyukur terhadap waktu yang telah berlalu, namun ada momen dimana saya merasa bahwa “harusnya aku bisa melakukan lebih”, oleh karena itu dalam masa pendidikan saya, saya selalu menerapkan prinsip progressive overload atau “hari esok harus lebih baik dari hari ini” prinsip ini saya pegang sampai saat ini.

Pada waktu SD saya tidak terlalu aktif maupun pasif, di sd saya sering mengikuti lomba namun hanya lomba tingkat kelas seperti classmeet dan sebagainya, pernah juga mengikuti kejuaraan tingkat kota meskipun akhirnya kalah, di waktu SD saya hanya mengikuti alur saja, jika ada kesempatan saya ambil, dan jika tidak ya saya biarkan, pada waktu sd pun pemikiran syaa masih belum kritis dan belum ada emosi yang begitu optimal. Di waktu SMP saya menjadi orang yang jauh lebih pemalu dan pendiam, namun akademik saya meningkat, saya selama 5 semester selalu mendapatkan ranking 5 besar dikelas, suatu hal yang sesali di SMP adalah karena saya tidak mencoba bergaul dan mencoba hal baru lebih jauh. Di waktu SMA saya memiliki planning untuk bisa ambis dan menjuarai berbagai lomba, yang terjadi adalah di SMA nilai akademis saya menurutn, namun syaa berhasil menjuarai lomba yang hanya tingkat kelas, meski begitu saya sangat senang. Saya juga pernah berpartisipasi pada lomba nasional tetapi gagal. Akhirnya pada kelas 12 saya memilih untuk mengerahkan semau tenaga saya untuk belajar hingga saat itu saya mengikuti bimel, pada UTBK pun hasilnya mengecewakan. Saat saya gagal UTBK saya menangis hancur di depan ibu saya, rasa sedih yang luar biasa, di sisi lain saya juga menyadari bahwa usaha saya kurang. Namun saya tidak putus asa, dalam perjalanan saya melanjutkan ke pergguruan tinggi terdapat hal yang gagal dan berhasil, saya gagal pada 4 kampus yaitu UI, ITB, UNS, dan Undip, disisi lain saya di terima pada 5 kampus yaitu unnes, uny, unpad, itera, dan unair. Tetapi pada akhirnya saya memilih binus karena enrichment programnya dan pada 5 kampus yang saya diterima tersebut bukan lah jurusan Impian saya. Saya saat itu hanya iseng mendaftar hanya untuk gengsi.

Saya dapat menyimpulkan bahwa pengalaman saya selama 12 tahun sekolah terdapat suka dan duka, tetapi jangan larut dalam duka dan jangan pula berlebih dalam suka. Ambil Pelajaran terhadap setiap hal yang sudah berlalu. Manfaatkan waktu sebaik mungkin, namun bagi rata porsi untuk bermain dan bersenang senang juga. Hidup tidak selalu tentang yang “terbaik”, banyak sekali hal hal yang harus saya syukuri. Saya senang dengan pilihan saya saat ini, namun saya tetap ambis untuk kedepannya, saya bukanlah orang yang pasrah akan keadaan.

Di balik semua itu, saya bersyukur memiliki orang tua yang sangat mendukung saya dalam hal apapun selagi itu positif dan memfasilitasi saya, mereka memberikan yang terbaik dan terbaik untuk saya, saya sangat bersyukur.

Saya pernah mengalami bully saat kelas 2 sd, saya dibully karena fisik saya yang gendut, aibat hal itu saya sempat diet extrim selama berbulan bulan, padahal saat ini saya masih kelas 2 SD, akibatnya saya sangat mudah sakit. Akhirnya perlahan hal tersebut dapat saya atasi dengan makan sehat dan menghindari teman yang membully saya, sebagai gantinya saya membangun pengalaman dengan teman yang saya pilih.

Alasan saya berkuliah di arsitektur yaitu

1. Dari SD saya memiliki passion dan kemampuan dalam bidang gambar dan berseni visual.

2. Saya pernah mengikuti 2 test IQ yang berbeda, test IQ pertama dari @tesbakatindonesia dan yang kedua dari bimbel BTA Group. Dari 2 test tersebut manyatakan bahwa saya memiliki nilai sempurna pada kemmapuan bidang dan ruang yang dimana hal tersebut mengarahkan saya pada bidang arsitektur.

3. Saya adalah orang yang suka sekali berimajinasi dan berkhayal terhadap suatu bentuk.

Saya memiliki cita cita sebagai arsitektur tepatnya kelas 5 SD, berbagai pengalaman dan pelajaran serta materi baru saya alami bertahun tahun, namun Arsitektur tetap menjadi cita cita saya, saya saat ini pun berkuliah di jurusan yang saya impikan sejak dulu yaitu arsitektur.

Jika saya membandingkan dalam mengerjakan suatu persoalan yang berhubungan dengan karya visual (misal gambar) dibandingkan hal lain, saya dapat merasakan bahwa saya leih enjoy pada karya visual.

Hal tersebut juga membuat persepsi saya bahwa kuliah di jurusan yang saya mau itu menyenangkan.

Saya harap saya bisa meraih apa yang menjadi keinginan saya.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 1 | Let’s Map Your Dream – Architecture and Context

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 2 | Original Mind, Conventional Mind, Dimensional Mind

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 3 | Nous Dalam Kehidupan dan Dunia Arsitektur

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 4 | Go to Your Role Model

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 5 | Diagram Deliberate Practice

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 6 | Membedah Logika-logika Konteks Karya Arsitektur

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 7 | Quarter Life Crisis – Midlife Crisis – and Thirdlife Crisis In Architecture

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 8 | Building System and Technology – Bumi, Air, dan Udara

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 9 | Questioning – Belajar Bertanya dan Kritis

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 10 | 10 Diagram Kehidupan Dalam 60 Menit 3600 Detik

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 11 | Re-Search

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 12 | Theory and Practice

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 13 | Ongoing

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.