Kehidupan mahasiswa awal saya merupakan suatu hal penting dalam perjalanan hidup saya. Saya saat ini masih tinggal di Tangerang, sebuah kota yang relatif jauh dengan kampus Binus Kemanggisan. Namun, meskipun jaraknya jauh, saya tetap semangat untuk pergi berkuliah, perjalanan ke kampus bukanlah hal yang mudah. Untuk mencapai kampus, saya harus berangkat dan pulang dengan kereta setiap hari. Ini adalah tantangan tersendiri, terutama ketika harus bangun pagi-pagi buta untuk menghindari kemacetan dan mencapai kelas tepat waktu. Apalagi ditambah dengan kereta yang hampir tiap harinya dipenuhi oleh orang – orang yang ingin berangkat kerja.
Binus Alam Sutera yang seharusnya menjadi tempat saya untuk berkuliah tidak memiliki jurusan arsitektur, yang merupakan jurusan pilihan saya. Hal ini membuat saya harus mencari alternatif untuk mengejar jurusan yang saya ingini. Pilihan yang dapat saya ambil adalah bergabung dengan program studi arsitektur di kampus lain yang lebih jauh yaitu Binus Kemanggisan. Ini berarti saya harus menempuh perjalanan panjang setiap hari, naik kereta untuk pergi dan pulang. Meskipun ini menjadi beban tersendiri, saya tidak pernah menyerah pada impian saya untuk menjadi seorang arsitek.
Selama beberapa waktu, saya juga mempertimbangkan untuk mencari kost di dekat kampus agar perjalanan tidak terlalu melelahkan. Namun, ayah saya belum memberikan izin untuk hal tersebut. Saya merasa tidak nyaman membebani ayah saya dengan biaya kost, mengingat kondisi keuangan keluarga kami. Sebagai alternatif, saya mencoba mencari cara untuk mendukung keuangan saya sendiri. Saya mulai bekerja paruh waktu di samping kuliah untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang bisa saya alokasikan untuk biaya perjalanan dan peralatan arsitektur yang mahal.
Di minggu-minggu awal perkuliahan, saya menghadapi berbagai tantangan. Perbedaan lingkungan antara SMA dengan perguruan tinggi, terutama lingkungan pertemanan yang berbeda dari yang saya jalani sebelumnya, membuat saya merasa kewalahan. Namun, sifat saya yang ramah dan terbuka membantu saya untuk dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Saya mulai berkenalan dengan banyak teman sekelas, meskipun belum terlalu dekat.
Namun, tantangan yang paling signifikan datang dalam bentuk tugas-tugas perkuliahan yang cukup berat. Saya harus menghadapi banyak proyek, tugas, dan presentasi yang menguras waktu dan tenaga. Terkadang, tugas-tugas ini bahkan membuat saya harus mengorbankan waktu tidur dan waktu luang saya. Ini adalah saat-saat ketika saya merasa sangat tertekan dan kewalahan, tetapi saya menyadari bahwa ini adalah bagian dari perjalanan menuju impian saya untuk menjadi seorang arsitek yang sukses. Saya harus berjuang dan berusaha keras untuk meraihnya.
Alasan saya memilih jurusan arsitektur adalah karena ketertarikan mendalam saya terhadap bangunan-bangunan yang megah dan indah. Sejak kecil, saya selalu terpesona saat diajak untuk berjalan-jalan ke kota dan melihat gedung-gedung tinggi yang menjulang tinggi. Melihat bangunan-bangunan ini membuat saya merasa kagum dan takjub. Keindahan arsitektur yang ada di sekitar saya membuat saya yakin bahwa ini adalah jalur karier yang sesuai untuk saya.
Namun, saat saya menghadapi keputusan untuk memilih jurusan kuliah saat di SMA, saya merasa bingung. Tidak ada jurusan yang benar-benar mencerminkan minat dan bakat saya saat itu. Saat saya berkonsultasi dengan ayah saya tentang pilihan jurusan, dia mengusulkan ide yang kemudian membuka jalan untuk impian saya menjadi seorang arsitek. Dia berkata, “How about architecture?” Saat itu, saya merasa bahwa jurusan inilah yang tepat bagi saya. Ide ini langsung memicu minat dan antusiasme saya.
Meskipun saya sangat tertarik dengan arsitektur, saya sadar bahwa saya tidak memiliki basic dalam menggambar. Di sekolah sebelumnya, saya tidak pernah diajarkan untuk menggambar, dan ini adalah kelemahan besar yang perlu saya atasi jika ingin berhasil dalam jurusan ini. Namun, tekad dan semangat saya untuk mempelajari seni menggambar dan mengerjakan tugas-tugas menggambar di kuliah membantu saya untuk mengatasi hambatan ini. Saya percaya bahwa dengan latihan yang keras dan ketekunan, saya dapat mengembangkan keterampilan menggambar yang diperlukan untuk menjadi seorang arsitek yang sukses.
Selama masa kuliah, terkadang saya merasa tidak percaya diri dibandingkan dengan teman-teman sekelas yang memiliki latar belakang dalam menggambar. Mereka tampaknya lebih berpengalaman dan mahir dalam aspek ini. Namun, saya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa saya memilih jurusan ini dengan keyakinan bahwa saya dapat belajar dan tumbuh. Saya tahu bahwa setiap orang memiliki titik awal yang berbeda dalam perjalanan mereka, dan yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar dan berkembang.
Pada awalnya, saya mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang dunia arsitektur. Keluarga saya tidak memiliki latar belakang atau hubungan khusus dengan bidang ini. Sebelum memulai perkuliahan, saya bahkan tidak pernah membayangkan diri saya sebagai seorang arsitek.
Saat saya menghadiri kuliah arsitektur pada minggu pertama, saya merasa sedikit kewalahan. Saya harus beradaptasi dengan lingkungan baru, bertemu dengan teman-teman baru, dan berinteraksi dengan dosen-dosen yang sangat berpengalaman dalam bidang arsitektur. Semua ini menciptakan apa yang sering disebut sebagai “culture shock.” Namun, saya yakin bahwa saya bisa beradaptasi dan berhasil dalam dunia perkuliahan ini.
Sejauh mana saya mencintai arsitektur? Pertanyaan ini belum pernah terpikirkan oleh saya. Pada awalnya, cinta saya terhadap arsitektur mungkin hanya sebatas permukaan. Namun, melalui pengenalan yang mendalam terhadap teori-teori arsitektur, sejarah bangunan-bangunan ikonik, dan proses perancangan yang rumit, cinta saya terhadap arsitektur berkembang pesat. Saya mulai menghargai keindahan yang tersembunyi di balik setiap bangunan, bagaimana arsitek mampu menciptakan ruang yang menginspirasi dan memengaruhi kehidupan sehari-hari kita.
Mimpi saya adalah menjadi arsitek yang mampu menciptakan bangunan-bangunan yang tidak hanya estetis serta menakjubkan, tetapi juga berfungsi secara optimal dan ramah lingkungan. Saya ingin membangun gedung-gedung pencakar langit yang menjadi simbol kemajuan dan inovasi. Menciptakan desain bangunan yang dapat meningkatkan kualitas hidup orang-orang adalah salah satu tujuan utama saya dalam karier ini.
Ada satu momen dalam hidup saya yang sangat berkesan dan memiliki dampak besar pada diri saya. Kejadian ini terjadi ketika saya masih bersekolah di tingkat dasar. Saat itu, saya terlibat dalam sebuah perkelahian dengan kakak laki-laki saya. Perkelahian ini tidak hanya fisik, tetapi juga menghasilkan kata-kata yang tajam dan menyakitkan.
Pada saat itu, kakak laki-laki saya mengucapkan sebuah kalimat yang sangat menikam saya. Dia berkata, “kalau mikir tuh pake logika.” Kalimat sederhana ini seolah-olah menusuk hati saya. Meskipun awalnya saya merasa tersinggung dan marah, kalimat ini akhirnya mengubah pandangan hidup saya secara mendasar.
Sejak saat itu, saya mulai memahami betapa pentingnya logika dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Saya menyadari bahwa emosi tidak selalu membantu dalam mengatasi masalah atau membuat keputusan yang baik. Logika dan pemikiran rasional menjadi landasan dalam setiap tindakan dan keputusan saya. Ini membantu saya dalam mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menjalani kehidupan saya selanjutnya.
Pengalaman ini juga mendorong saya untuk menjadi lebih toleran terhadap pendapat orang lain dan lebih mampu berkomunikasi dengan baik. Saya belajar bahwa dalam berinteraksi dengan orang lain, penting untuk menggunakan logika dan argumen yang kuat, bukan emosi dan kata-kata kasar. Dengan demikian, momen berkesan ini telah membentuk saya menjadi individu yang lebih dewasa dan bijaksana.
Saat saya bertemu dengan orang baru, cerita yang ingin saya bagikan adalah tentang pengalaman bertemu teman-teman saya di SMA. Ini adalah momen yang benar-benar mengubah hidup saya secara signifikan dan mengubah saya menjadi pribadi yang lebih baik.
Pada saat saya masih duduk di bangku SMP, saya adalah seorang yang introvert. Saya lebih suka menyendiri dan tidak begitu percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Saya memiliki teman-teman di SMP, tetapi hubungan kami tidak terlalu dekat, dan saya jarang menghabiskan waktu di luar sekolah dengan mereka.
Semuanya berubah ketika saya memasuki SMA. Saat itu, saya mulai tertarik pada game online, terutama game online yang mampu dimainkan secara bersama sama. Saya mulai bermain game bersama beberapa teman yang pada awalnya belum saya kenali di SMP.
Ketika kami bermain bersama, kami saling berkomunikasi melalui komunikasi dalam game. Lambat laun, kami mulai mengenal satu sama lain lebih baik. Kegiatan bermain game online ini membantu kami membangun ikatan yang kuat. Kami berbagi pengalaman, tawa, dan bahkan membuat kami menjadi sahabat. Kami menjadi tim yang solid dalam permainan kami dan juga menjadi teman yang akrab.
Setelah beberapa waktu, yaitu saat sekolah sudah diadakan secara onsite kami memutuskan untuk berkumpul bersama dan bermain di rumah salah satu dari kami setiap pulang sekolah. Ini adalah langkah besar bagi saya, yang biasanya lebih suka berada di balik layar komputer. Dari hal kecil yaitu game online membuat saya yang awalnya sulit untuk bergaul dengan teman sebaya saya, menjadi orang yang sangat mudah bergaul dan tergolong friendly terhadap orang lain. Semua itu berkat mereka yang melakukan pendekatan dengan saya melalui game online ini.
Selama pertemuan ini, kami menghabiskan waktu bersama, bermain game, berbicara, dan berbagi cerita. Ini adalah momen yang luar biasa bagi saya karena saya mulai merasa bahwa saya tidak lagi sendiri. Teman-teman ini menerima saya apa adanya dan membantu saya merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.
Pengalaman ini juga membantu saya mengembangkan kemampuan sosial saya. Saya menjadi lebih ramah, terbuka, dan lebih mudah berbicara dengan orang lain. Saya mulai memiliki banyak sahabat yang mendukung saya dalam perjalanan hidup saya. Mereka adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup saya, dan saya sangat berterima kasih atas pertemuan tersebut karena telah mengubah saya menjadi pribadi yang lebih baik.
Salah satu aspek penting dalam hidup saya adalah musik. Musik telah menjadi teman setia saya dalam berbagai momen, termasuk dalam kebahagiaan dan kesedihan. Lagu favorit saya yang sangat berarti bagi saya adalah “Hold On” oleh Chord Overstreet. Lagu ini memiliki makna mendalam bagi saya karena mengingatkan saya pada masa-masa sulit yang saya alami ketika mengalami perpisahan dengan mantan pacar saya. Momen perpisahan tersebut adalah salah satu pengalaman yang paling sulit dan menyakitkan dalam hidup saya. Ketika hubungan kami berakhir, saya merasa hancur dan kehilangan.
Setiap kali saya mendengarkan lagu “Hold On,” liriknya menyentuh hati saya secara mendalam. Lirik-lirik seperti “Hold on I still want you. Comeback I still need you.” membuat saya merenung tentang kenangan indah bersama mantan pacar saya. Meskipun perpisahan itu pahit, lagu ini mengajarkan saya untuk tetap berpegang pada kenangan yang baik dan terus maju. Lagu ini juga mengingatkan saya tentang pentingnya untuk terus melangkah dan tidak terjebak dalam masa lalu. Meskipun masih ada perasaan yang kuat terhadap mantan, saya memahami pentingnya untuk terus maju, mengejar impian, dan membangun kebahagiaan saya sendiri.
Awalnya, alasan saya hidup untuk diri sendiri adalah karena saya lahir dari keluarga yang tidak memiliki banyak sumber daya finansial. Sejak kecil, saya telah belajar menjadi mandiri dan mencari uang tambahan dengan cara reselling barang. Saya tumbuh dengan pemahaman bahwa untuk mencapai tujuan dan impian saya, saya harus bekerja keras dan berusaha sendiri.
Namun, seiring berjalannya waktu, alasan hidup saya mulai berkembang. Saya menyadari bahwa hidup tidak hanya tentang mencapai kesuksesan dan kebahagiaan untuk diri sendiri, tetapi juga tentang memberikan dampak positif pada kehidupan orang lain. Saya merasa terdorong untuk membantu orang lain dan berkontribusi pada masyarakat.
Salah satu tujuan utama saya dalam hidup adalah mencapai kecukupan finansial yang dapat membuat orang tua saya bahagia. Ayah saya telah bekerja keras untuk menyokong keluarga kami, dan saya ingin membalas budi dengan cara memberikan mereka kehidupan yang lebih baik dan nyaman. Saya ingin menghapus beban finansial dari pundak mereka dan membuat mereka merasa bangga dengan pencapaian saya.
Selain itu, saya juga memiliki tekad untuk memberikan kepada yang membutuhkan. Saya percaya bahwa keberhasilan yang saya raih tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Saya bermimpi untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan amal yang dapat memberikan dampak positif pada komunitas dan masyarakat sekitar.
Setelah mencapai tujuan finansial saya dan memberikan dukungan yang cukup kepada orang tua saya, saya berencana untuk mencari pasangan hidup yang dapat saya bagi kebahagiaan dan kesuksesan bersama. Hidup bukan hanya tentang meraih kesuksesan materi, tetapi juga tentang menciptakan hubungan yang kuat dan berarti dengan orang yang kita cintai. Setelah itu, saya akan tetap fokus pada pengembangan diri saya sendiri, terus belajar, berkembang, dan mencapai impian-impiam yang saya miliki.
Saya lahir di Tangerang, sebuah kota yang terletak di daerah metropolitan Jakarta, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara. Keluarga kami, meskipun tidak kaya, tergolong harmonis. Namun, kami mengalami perubahan besar dalam hidup kami ketika ibu kandung saya meninggal ketika saya masih sangat kecil. Kehilangan ibu adalah pengalaman yang sangat sulit bagi seluruh keluarga kami, dan itu meninggalkan luka yang dalam.
Setahun setelah kematian ibu, ayah saya menikah lagi. Saya menjadi anak tengah dalam keluarga, di antara dua kakak laki-laki dan dua adik perempuan. Peran sebagai anak tengah seringkali membawa ekspektasi untuk menjadi sempurna dalam segala hal. Saya merasa dorongan untuk berhasil dalam studi, kehidupan sosial, dan segala aspek kehidupan.
Peran ini juga berdampak pada kepribadian saya. Saya tumbuh menjadi seorang yang perfeksionis yang selalu ingin melakukan yang terbaik dalam segala hal yang saya lakukan. Saya memiliki ambisi untuk menjadi mandiri dan berhasil dalam berbagai aspek kehidupan. Walaupun peran sebagai anak tengah menimbulkan tekanan, itu juga membantu membentuk karakter saya dan memberi saya tekad yang kuat untuk meraih impian dan tujuan dalam hidup saya.
Hidup saya tidak selalu penuh dengan kebahagiaan dan keberuntungan. Seperti semua orang, saya juga mengalami berbagai kesedihan dalam hidup saya. Namun, saya selalu berusaha untuk menjalani hidup dengan tekad dan kekuatan, tanpa membiarkan kesedihan mengalahkan saya.
Salah satu pengalaman paling menyakitkan dalam hidup saya adalah saat saya kehilangan seseorang yang sangat saya cintai yaitu mantan pacar saya. Kehilangan itu datang dan meninggalkan luka yang dalam di hati saya. Saya merasa bersedih, kehilangan, dan kesepian. Namun, saya memilih untuk tidak membiarkan kesedihan itu menghancurkan saya.
Saya percaya bahwa setiap pengalaman, baik yang baik maupun yang buruk, adalah bagian dari perjalanan hidup kita. Pengalaman-pengalaman ini membentuk kita menjadi pribadi yang kita adalah hari ini. Saya selalu berusaha untuk mengambil pelajaran dari setiap pengalaman dan menggunakan kesedihan sebagai motivasi untuk tumbuh dan berkembang.
Saya percaya bahwa hidup adalah tentang bagaimana kita menghadapi tantangan dan kesulitan, bukan tentang seberapa sering kita terjatuh, tetapi tentang seberapa sering kita bangkit. Saya memilih untuk tidak memiliki penyesalan dalam hidup ini. Saya menganggap setiap pengalaman sebagai pelajaran berharga yang membantu saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Dalam hidup ini, kita semua akan menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan. Namun, yang penting adalah bagaimana kita meresponnya. Saya yakin bahwa dengan tekad dan semangat yang kuat, kita dapat mengatasi semua kesedihan dan menjalani kehidupan yang berarti dan bahagia. Itulah filosofi yang saya anut dalam hidup saya, dan saya akan terus melangkah ke depan dengan tekad yang sama.