.
Beberapa bulan terakhir saya berpikir banyak aktifitas manusia terjadi di dalam bangunan, dan bagaimana bangunan yang bisa memberikan kenyamanan menjadi tantangan tersendiri. Kegiatan menanam menjadi sebuah rutinitas yang kami mulai pagi – pagi hari. Hal ini dimulai di waktu satu saat saya menemani ibu saya dan teman2nya yang saya anggap om dan tante melihat lahan pembibitan. Lalu Ibu saya memberikan beberapa tanaman miliknya yang saya letakkan di depan foyer studio. Kemudian foyer tersebut berkembang menjadi teman bereksperimen dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan micro climate yang baik, alat – alat seperti grow light, kipas angin, exhaust, humidifier.
.
Proses detailing tidak mudah, begitu banyak artikulasi untuk membedakan sisi utara selatan dengan bunga – bunga warna – warni, memiliki karakter beda dengan sisi barat timur dengan pepohonan lebat. Ada metode desain yang berbeda untuk sisi bangunan yang berbeda. Konsepsi ini berasal dari keinginan membentuk bahasa kerennya ^^ “Mountain Climate” + Placebo Effect (refresh mind, body, and soul through space) yang menjadi inspirasi untuk membentuk arsitektur bioklimatik di Guha.
.
Dari kegiatan menanam kami belajar mengenai filosofi tumbuh dengan pasti karena ia membutuhkan ekosistem yang sehat bahwa diperlukan bayangan berlapis – lapis untuk membuat tanaman tumbuh dengan sempurna. Dimulai dari pohon besar, tanaman yang hinggap di pohon, sampai tanaman – tanaman yang ada di bawah pohon. Lapisan – lapisan bayangan itu hipotesisnya bisa mereduksi panas sinar matahari berlebih. Dan bangunan bisa lebih dingin dan nyaman.
.
Hal tersebut membuat suhu di Guha direduksi ke 28’C, 4 derajat lebih rendah daripada suhu sekitar (32’C). Dengan pendekatan seperti ini kami percaya arsitektur hadir meningkatkan performa bangunan.
.
#guhatheguild#bioclimatichome#omahlibrary#arsitektur#architecture#arsitekturrumah#experiencingguha








