Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

The Jenifer – Reflection

4 KUADRAN KEPINTARAN ( NOUS )

Bagi saya Nous merupakan kepintaran atau kualitas manusia yang beragam dan unik pastinya, konsep ini membicarakan berbagai aspek kecerdasan atau kemampuan berpikir yang dapat dimiliki oleh individu secara merinci.

Konsep ini membantu mengidentifikasi dan memahami beragam cara berpikir dan pemahaman yang dimiliki manusia.

Jadi, berdasarkan bacaan yang saya baca dan yang telah dikatakan dosen saya bahwa nous itu ada 4, yaitu;

1. Yang pertama ada Sophia yang dapat diartikan kebijaksanaan. Sophia mengacu pada jenis kepintaran yang berkaitan dengan kebijaksanaan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasari tindakan. Individu dengan kepintaran Sophia cenderung mampu merenungkan masalah secara mendalam, mencari pemahaman yang mendalam tentang nilai dan tujuan, serta mampu menghadapi situasi yang kompleks. Sophia sering dihubungkan dengan kemampuan refleksi diri, pemikiran filosofis, dan penalaran etis.

Sophia dapat membantu individu dalam membuat keputusan yang bijak, mengelola situasi yang kompleks, dan menjalani kehidupan dengan pemahaman yang mendalam tentang tujuan dan nilai-nilai yang mereka pegang. Ini adalah jenis kepintaran yang penting dalam menghadapi masalah abstrak dan situasi yang membutuhkan penalaran yang mendalam.

Pada zaman sekarang orang yang ber kepintaran ini dapat digolongkan menjadi kutu buku yang memiliki akal sehat. Di sophia ini ada piramida 4 tingkat, di tingkat teratas ada kebijaksanaan, di bawahnya ada pengetahuan, dibawahnya lagi ada informasi, dan yang terakhir di paling bawah ada data. Pemimpin dengan sophia terlibat dalam refleksi diri, mencari perspektif yang beragam, dan secara aktif belajar dari pengalaman dan kesalahan. Memanfaatkan pemahaman mereka tentang tujuan, nilai, budaya, dan lingkungan eksternal organisasi, mereka menavigasi situasi dan teka-teki yang kompleks.

Misalnya: pemimpin dengan sophia akan menganalisis data yang kompleks, menilai potensi risiko dan peluang, dan mengembangkan rencana strategis jangka panjang untuk organisasi.

2. Yang ke – 2 ada Techne yang dapat diartikan sebagai seni atau ketangkasan atau keahlian, mencakup berbagai jenis kemampuan yang dapat diajarkan dan dipelajari, seperti kerajinan, seni, dan teknologi. Techne dibedakan dari episteme, yang adalah pengetahuan ilmiah, karena techne lebih fokus pada keahlian praktis yang digunakan untuk menciptakan atau membuat sesuatu.

Ciri khas techne adalah bahwa ia melibatkan proses pembuatan atau produksi, dan sering kali hasil dari pengalaman dan praktek yang berulang. Contohnya, seorang tukang kayu menggunakan techne untuk membuat mebel, seorang seniman menggunakan techne untuk menciptakan karya seni, dan seorang ahli teknologi menggunakan techne untuk merancang dan membangun perangkat elektronik.

Techne memiliki nilai yang besar dalam masyarakat karena itu memungkinkan manusia untuk menciptakan barang-barang yang bermanfaat, mengembangkan keterampilan, dan meningkatkan kualitas hidup. Konsep techne membantu mengakui bahwa pengetahuan praktis dan keterampilan berkontribusi pada perkembangan sosial dan ekonomi.

Kepintaran ini lebih menonjol pada bidang teknik, hal ini membuat ketidak sempurnaan manusia menjadi representasi alam. Kepintaran ini lebih mengandalkan praktek untuk mengasah kemampuannya.

Pemimpin yang efektif mempelajari dan mengasah beberapa keterampilan praktis seperti pemecahan masalah, menginspirasi dan memberi energi pada tim, menyelesaikan konflik, membuat keputusan yang rumit, etc.

3. Yang ke – 3 ada Episteme yang dapat diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan, pengetahuan. Kepintaran ini biasanya bekerjasama dengan Techne. Kepintaran ini berkaitan dengan teori yang dibuktikan dan dapat dipastikan dengan eksperimen terkait dengan kebenarannya.

Contohnya: Pengetahuan tentang teknologi, dinamika pasar, tren yang sedang marak dan growing, industri, hal – hal ini merupakan bagian pijakan dari seorang pemimpin. Biasanya orang dengan kepintaran ini memperluas ilmunya dengan membaca, membangun jaringan dengan banyak orang, mengikuti konferensi, berinteraksi dengan pakar di bidang yang ia kerjakan atau ia minati, etc.

4. Yang ke – 4 ada Phronesis yang dapat diartikan sebagai practical wisdom. Sama dengan kepintaran sophia di kepintaran ini juga berhubungan dengan kebijaksanaan, tapi dua kepintaran ini dapat dibedakan, kepintaran sophia lebih condong dalam hal penalaran mengenai kebenaran universal sedangkan kepintaran phronesis lebih condong ke kemampuan berpikir secara rasional.

Phronesis memiliki kecenderungan pengetahuan dan perpotongan nilai yang saling tumpang tindih.

Misalnya, ketika seorang arsitek mengandalkan teknik sipil dan developer untuk menganalisa projek; dengan menggunakan phronesis ia akan mempertimbangkan keadaan mahluk – mahluk yang akan berada di sekitar dan di tempat itu, pilihan kualitas bangunan untuk memutuskan rencana pembangunan. Phronesis adalah kemampuan pemimpin untuk menerapkan episteme dan techne, mempertimbangkan konteks yang lebih luas, pertimbangan etis dan membuat penilaian. Misalnya, ketika menghadapi tantangan yang kompleks, pemimpin akan memahami kebutuhan dan perspektif pemangku kepentingan yang berbeda dan membuat keputusan praktis yang mengarah pada hasil positif.

Bagi saya ke – 4 elemen ini sangat mempengaruhi dunia perkuliahan saya, dan menurut saya 4 kepintaran ini dapat kita pelajari dan kita praktekkan, dan juga kepintaran ini sangatlah penting untuk kita dalam menjalani kehidupan kita, that’s the only way that we possibly survive this cruel world.

Pertama untuk bagian Sophia, Sophia adalah kemampuan untuk merenung dan memahami prinsip-prinsip dasar yang membimbing tindakan kita. Dalam konteks perkuliahan, Sophia menjadi kunci dalam pengambilan keputusan yang bijak, penalaran yang mendalam, dan refleksi diri.

Sophia membantu pemimpin, baik di dunia akademik maupun bisnis, untuk menghadapi situasi yang kompleks dengan cara yang berpikir jangka panjang.

Dalam berbisnis, seorang pemimpin dengan Sophia akan menganalisis data dengan cermat, menilai risiko, dan peluang, serta mengembangkan rencana strategis yang memandu organisasi menuju kesuksesan. Mereka memahami betul tujuan dan nilai-nilai yang menggerakkan organisasi, dan hal ini membantu mereka untuk menghadapi perubahan dan tantangan dengan bijaksana.

Ke – 2 untuk bagian Techne, Kepintaran Techne menekankan pada keterampilan praktis dan pemahaman tentang berbagai aspek teknis dan keahlian. Dalam dunia perkuliahan, pemimpin yang memiliki kepintaran Techne akan memiliki keunggulan dalam hal pemecahan masalah, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Mereka cenderung mampu memecahkan masalah dengan cepat dan kreatif.

Misalnya, ketika seorang mahasiswa bekerja dalam kelompok tim untuk proyek kuliah, mereka yang memiliki Techne akan dapat mengatasi kendala teknis, seperti menciptakan presentasi yang menarik dengan cepat menggunakan alat desain seperti Canva. Kemampuan ini tidak hanya berguna dalam konteks akademik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, di mana pemecahan masalah adalah keterampilan yang sangat dihargai.

Ke – 3 untuk bagian Episteme, kepintaran Episteme berkaitan erat dengan pengetahuan yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang dapat dibuktikan. Mahasiswa yang memiliki kepintaran ini adalah pembelajar yang aktif dan bersemangat. Mereka selalu mencari pemahaman lebih dalam tentang konsep-konsep ilmiah dan teori yang relevan dengan bidang studi mereka.

Kepintaran ini sangatlah mengandalkan kemampuan visual dan listening nya, seperti kalau di kehidupan seorang anak yang sedang menempuh pendidikan di perkuliahan yaitu dengan sering membaca buku yang berkaitan dengan ilmu – ilmu pengetahuan, dalam dunia perkuliahan, kepintaran Episteme sangat penting.

Mahasiswa yang memiliki kepintaran ini akan cenderung aktif dalam mencari pengetahuan lebih lanjut, berpartisipasi dalam penelitian, menghadiri seminar, dan membangun jaringan dengan para ahli di bidang mereka. Kepintaran Episteme membantu individu dalam memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmiah dalam berbagai konteks.

Untuk mahasiswa BINUS yang kerap kali sering menghadiri seminar ( untungnya binus mengadakan program seperti ini ), aktif mengikuti kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa serta aktif dalam Himpunan jurusannya masing – masing untuk mengasah kemampuan dasar yang ada pada diri mereka dan juga untuk melakukan eksperimen sosial, kurang lebih kemampuan ini berhubungan dengan self-growth, karena kepintaran ini sangat berfokus kan kepada mencari ilmu dan mempraktikkannya, dalam pekerjaan untuk pribadi yang lebih menonjol kepintarannya di bidang ini dapat dipastikan kebanyakan dari mereka menjadi ilmuan, fisikawan, kimiawan, dan lain – lain.

Ke – 4 untuk bagian Phronesis, Kepintaran Phronesis adalah tentang kebijaksanaan praktis. Orang dengan kepintaran Phronesis cenderung memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai dan konteks dalam pengambilan keputusan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kepintaran Phronesis penting dalam menghadapi situasi kompleks yang melibatkan banyak pihak yang berbeda. Pemimpin yang memiliki kepintaran Phronesis mampu memahami berbagai perspektif, mempertimbangkan dampak keputusan mereka, dan membuat keputusan yang mengarah pada hasil yang positif bagi semua pihak yang terlibat.Ini memungkinkan pemimpin untuk menerapkan pengetahuan dari Episteme dan keterampilan dari Techne, sambil mempertimbangkan konteks yang lebih luas, pertimbangan etis, dan berbagai perspektif pemangku kepentingan.

Dalam perkuliahan, pemimpin yang memiliki kepintaran Phronesis dapat memahami berbagai sudut pandang yang beragam dan membuat keputusan praktis yang mengarah pada hasil yang positif. Mereka akan mempertimbangkan etika dan nilai-nilai yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan mencari solusi yang memuaskan semua pihak yang terlibat.

Contohnya: SCC – Cultural, History, and Environment sebagai episteme, dan Deputy Head of Department sebagai Techne dan Head of Department sebagai Phronesis, dalam segala pengambilan keputusan, dibutuhkan seorang Phronesis untuk mengambil jalan tengah yang terbaik untuk kedepannya seperti apa.

Maka dari itu dapat dikatakan bahwa peran Phronesis sangatlah penting dan berpengaruh dalam segala hal terkait kebijaksanaan dalam mengambil keputusan untuk jalan tengah, mempertimbangkan etika dan jalan terbaik dalam sebuah masalah.

Dalam kehidupan sehari-hari, Phronesis juga berperan penting dalam menghadapi tantangan yang kompleks dan dalam situasi yang melibatkan banyak pemangku kepentingan. Pemimpin yang memiliki kepintaran Phronesis akan memahami bagaimana memutuskan rencana pembangunan yang mempertimbangkan keadaan manusia dan lingkungan sekitarnya, serta nilai-nilai yang penting dalam pengambilan keputusan.

Keempat kuadran kepintaran Nous ini mewakili berbagai cara berpikir dan pemahaman yang dimiliki oleh individu. Tidak ada satu kepintaran yang lebih baik daripada yang lain; sebaliknya, mereka saling melengkapi dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan. Memahami kepintaran ini dapat membantu individu mengembangkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang bijak dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Kesimpulannya, empat kuadran kepintaran ( Nous ) adalah elemen-elemen yang sangat penting dalam perkuliahan dan kehidupan sehari-hari. Masing-masing aspek kepintaran memberikan keunggulan yang berbeda dalam menghadapi berbagai situasi. Dengan memahami dan mengasah keempat kepintaran ini, kita dapat menjadi pemimpin yang lebih efektif, bijak, dan mampu menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian dalam dunia yang terus berubah. Kepintaran adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dan bertahan dalam dunia yang penuh tantangan ini.

avatar Realrich Sjarief

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

2 replies on “The Jenifer – Reflection”

Tinggalkan Balasan ke Realrich Sjarief Batalkan balasan