#refleksiraw
Baru hari ini saya sempat menulis, dan berefleksi, kadang-kadang kalau nulis bisa terlalu serius, meski perlu ibaratnya untuk pijat emosi, pijat otak. Hal ini penting untuk terus tidak lupa berterima kasih ke banyak pihak. Kali ini saya ingin mengucap terima kasih kepada banyak pihak yang sudah mengundang untuk berbagi di banyak tempat. Menurut saya kegiatan berbagi adalah kegiatan yang wajar dilakukan oleh seorang arsitek, di kampus sampai bekerja hingga berhadapan dengan client kita juga berbagi.
Di dalam studio, kampus, hal ini adalah latihan, simulasi. Namun, di dalam kehidupan nyata, kepentingan orang yang dihadapi begitu beragam dan begitu banyak. Di sinilah penempatan diri menjadi hal yang sangat penting, untuk siapa kita melakukan presentasi, untuk apa kita membagikan sebuah gagasan. Bagi saya niatan untuk terus meningkatkan diri bahwa setiap kali presentasi adalah momen yang berbeda. Dan situasi tersebut adalah hal yang cocok hanya untuk sebagian orang dan sebagian kondisi saja. Berbagi adalah hal yang kami di studio juga pergunakaan untuk bisa menghargai waktu orang lain, ini adalah sikap “tidak egois (selfless)” dengan less less yang lain, karena diskusi terjadi setiap saat. Di situlah toleransi menjadi penting untuk menentukan jalan keluar, dan itulah sebuah sikap yang tidak kenal lelah atau “less yang kedua, restless”. Dari situ segala tindakan baik kita dalam arsitektur menjadi kenangan yang baik dan tidak lekang waktu, menuju less yang ketiga, yaitu “timeless”.
Satu saat di tengah-tengah ruang pamer Arch.ID ada paviliun yang digagas oleh UII mengenai Pak Josef dan Pak Eko. Menurut saya ini sebuah mata air yang ada di tengah-tengah pusaran kapital. Di dalamnya ada karya literasi, tulisan, dan juga pola pikir pedesaan yang merupakan estetika yang biasa-biasa saja dan sangat toleratif, juga solider. Hal itu sangat saya rindukan. Saya postingkan gambarnya, ya.






Juga beberapa bulan terakhir, saya diberi kesempatan untuk menjadi narasumber acara sharing sebagai prinsipal studio untuk menceritakan proses berpikir dan berpraktik di beberapa organisasi, universitas, maupun platform yang ada di Indonesia untuk berbagi terkait proses berpraktik yang saya kerjakan sehari-hari.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada @bintarodesigndistrict @ykkapi_official @futurarc @bciasia.id @pgnsaka @arsitektur_umbjm @himamsi_umbjm @architecture.carnival @ars.uinmalang @hmarspu @pdf.6.0 @afairui @arsitekturui @archirayftuh @hmaftuh @arsitektur.ftunhas @fsc_id @arch.id.indonesia @iai_diy yang sudah memberikan kami, saya, dan tim Guha semua kesempatan untuk berdiskusi, baik secara online maupun offline. Saya postingkan publikasi-publikasinya ya di sini untuk kenang-kenangan.



Sebagai refleksi, beberapa benang merah dari tema, diskusi yang terjadi berkaitan dengan manusia dan lingkungan. Di mana hal tersebut adalah hal yang sehari-hari dan fundamental di dalam kehidupan, bagaimana kita menjalani kehidupan sehari-hari secara bersama-sama. Bahwa kita hidup secara bersama-sama dan memiliki visi yang sama untuk hidup lebih baik. Arsitektur juga demikian, ia berkembang karena manusia menginginkan kehidupannya menjadi lebih baik. Jangan sampai saya juga di sela-sela kesibukan lupa berterima kasih, lupa untuk membina ikatan, lupa akan waktu, di mana di refleksi ini saya diingatkan bahwa waktu untuk takaran setiap orang adalah sama, di manapun ia, apapun yang ia lakukan, 24 jam satu orang sama dengan orang yang lain. Selamat berbahagia dan terus saling berkontribusi.