Kategori
blog projects

Project 09 – Guha Boboto

Located in West Jakarta, Guha Boboto was initially constructed in the 1990s using a simple plywood structure—a cheap and easy-to-find material in the area. With its simplicity, this house continues evolving with a series of renovations. The first renovation was carried out using plywood, which the craftsmen glued together into glulam. In its latest renovation, the existing structure was reused and reinforced with light steel and local glulam wood to reduce costs.

Terletak di Jakarta Barat, Guha Boboto dibangun tahun 1990-an dengan strukur sederhana berbahan tripleks—material yang murah & mudah ditemukan di daerah tersebut. Dengan kesederhanannya, rumah ini terus mengalami evolusi dengan serangkaian renovasi. Renovasi pertama dilakukan dengan memanfaatkan tripleks yang direkatkan oleh para tukang menjadi glulam. Pada renovasi terkini, struktur yang ada dimanfaatkan kembali, ditambah dengan baja ringan & kayu glulam lokal sebagai perkuatan untuk mengurangi biaya.

Various waste materials, such as roof coverings, steel bars, bricks, aluminum, and glass, were creatively repurposed. Craftsmen skillfully turned cheap bricks into luxurious works of art that enhance airflow and privacy. They also created a ceiling design by recycling plywood. This recycling process was not easy, but it succeeded in emphasizing the craftsmen’s attention to creativity, detail, and sustainability in renovating this house.

Berbagai material sisa, seperti penutup atap, batangan baja, batu bata, aluminium, dan kaca juga digunakan kembali. Para tukang berproses mengubah batu bata yang murah menjadi karya seni yang terlihat mewah, yang juga membantu sirkulasi udara dan menjaga privasi. Para tukang-tukang ini juga membuat kreasi plafon dari hasil daur ulang tripleks bekas. Proses daur ulang ini tidaklah mudah, tetapi berhasil mempertegas adanya perhatian tukang terhadap kreativitas, detail, dan keberlanjutan dalam proses renovasi rumah ini.

Guha Boboto now hosts diverse programs, creating a dynamic environment that integrates various functions on different scales. Doors connect the residence to an employee dormitory which is separated by a hallway leading to the library. Library also functions as a bookstore and community activity center. There are also stalls that families of Guha Boboto residents have managed since the 1990s, which stand as a form of strengthening local micro-businesses and surrounding communities.

Guha Boboto kini mengintegrasikan beragam program, menciptakan ruang dinamis di mana berbagai skala fungsi dapat bersatu. Pintu-pintu menghubungkan hunian dengan asrama karyawan yang dipisahkan oleh sebuah lorong menuju perpustakaan. Perpustakaan juga berfungsi sebagai toko buku dan pusat kegiatan komunitas. Terdapat pula warung yang telah dikelola oleh keluarga penghuni Bobotoh sejak tahun 1990-an sebagai bentuk perkuatan bisnis mikro lokal & komunitas masyarakat sekitar.

Guha Boboto has become a place where a mixture of various needs and interests converge, showing that architecture can be flexible. By maintaining privacy, thermal comfort, and spatial functionality, all elements combine harmoniously in Guha Boboto.

Guha Boboto telah menjadi tempat bertemunya berbagai kebutuhan dan kepentingan, menunjukkan bahwa ada fleksibilitas dalam sebuah karya arsitektur. Dengan menjaga privasi, kenyamanan termal, dan fungsionalitas spasial, seluruh elemen tersebut berpadu harmonis di Guha Boboto.

avatar Realrich Sjarief

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan komentar