“Ini jalan-jalan sekitar St. Denis”,
ada satu jalan memanjang yang işin ya bangunan – bangunan lama yang direstorasi ataupun di tutup fasadenya, ataupun diperbaiki eksterior, dan interior supaya bisa representatif untuk dijual. Langit- langit rendah, sumber daya terbatas, banyak ruang – ruang luar yang tertutup bayangan. Es krimnya enak, setara dengan Kochi India (salah satu es krim terenak yang pernah saya coba) di dekat kedai eskrim yang tidak perlu ada si jalan utama karena rasanya yang enak ada juga bisnis parkir mobil bertebaran di belakang jalan utama. Es krim membuat waktu berhenti selama beberapa menit harus habis. Suhu sekitar kira – kira 29-30 derajat celcius. Ada banyak landscape tropis dijejer padat di beberapa rumah penduduk, memberikan bayangan.
.
Daerah pulau ini dramatis, ada dua area, pantai dan gunung, dikelilingi oleh laut yang terkenal akan hiu dan larangan berenang. Koridor jalan disini sangat nyaman, drainase, kemiringan, materialnya sederhana tapi durable perpaduan semen dan batu. Arsitekturnya dua lantai mirip di kota gede, tapi ada pedestrian besar, mirip juga seperti di Dili, banyak bangunan putih, fungsional. Ada juga seperti arsitektur Jengki ngingetin sama mas Cahyo dkk dengan risetnya.
Di akhir jalan – jalan, saya tetap nyari nasi, pinginnya nasi padang tapi dapetnya chinese food ^^ lumayan, isi perut sebelum besoknya acara padat maklum dari tadi bunyi – bunyi seperti alarm nyala terus, perut adalah kunci ^^


















