Kategori
blog

Home of Atlantis

.

Saya bertemu dengan client kami ini Anggit, kira-kira ditahun 2008 ketika saya masih ada di London. Saya tidak pernah menyangka bahwa kami bisa bekerja bersama sebagai arsitek & client. Anggit adalah pribadi yang menyenangkan & pikirannya terbuka akan berbagai macam kemungkinan. Ia dilatih oleh ayahnya dengan berbagai macam sudut pandang untuk bisa mempertanyakan “Kenapa sebuah hal itu bisa muncul?”

Di dalam interaksi desain kami menghabiskan waktu 4 tahun. Saya menemani Anggit didalam proses panjangnya untuk menggali nilai lebih tentang kehidupan. Dari dia & orang tuanya saya mengenal banyak pribadi & konsepsi tentang kebersahajaan. Saya sungguh berterimakasih karena konsep tersebut yang menggarisbawahi apa yang kami sedang perjuangkan didalam studio yaitu sebuah konsep mengenai “Understated Beauty”. Sebuah kecantikan yang bersahaja, tidak berlebihan & memiliki akar yang kuat.

Perbincangan dengan Anggit berlanjut dengan dikusi lebih dalam dengan pak Heru, ayahnya Anggit. Dari pak Heru saya mendapatkan cerita bahwa energi di dalam alam ini selalu berputar, cerita tentang bumi, air, dan udara akan terus menghiasi & menghayati arsitektur, & selalu hadir untuk mengisi kehidupan. Diantara serpihan memory, kenangan yang begitu dalam tentang rasa trauma, suka & duka didalam setiap keluarga.

Di satu waktu, Pak Heru menambahkan satu elemen lagi sebelum proyek ini dimulai dengan menambahkan kata tetangga. Hal ini menujukkan kepeduliannya dengan sekitar. Sama seperti cerita petugas keamanan yang begitu bersyukur mendapatkan beras beberapa kilogram perbulan dari dirinya. Arsitektur itu bisa saja sangat rumit, tetapi bisa juga sangat sederhana. Karena cerita-cerita arsitektur ini membuat saya bisa mengenal banyak kebaikan diantara serpihan rekonstruksi kenangan. Dan rumah ini adalah sebuah rekonstruksi kata pak Heru.

Rekonstruksi ini adalah bagaimana kita bisa saling meningkatkan kehidupan orang lain dengan cara apapun yang kita bisa termasuk arsitektur.
.
Terimakasih Anggit + Pak Heru tim @realricharchitectureworkshop: Haikal, Evan dan Adriyan, sudah mengawal project ini, Pandu, Alifian, Thomas dan Anthony juga, serta banyak orang yang lain.

.

Kategori
blog publication

RAW Architecture shares studio culture in Design Anthology Issue 32 | March 2022

Realrich Architecture Workshop featured on Design Anthology

We see architecture as an act of collaboration and deep connection. Enjoying the architectural process filled with memories of all our happiness and struggles. We love being able to share our studio process with lots of people. Luckily in 2022 Simone Schultz, Managing Editor of Design Anthology contacted us and gave us the opportunity to talk about the culture in our studio.

In Design Anthology Issue 32/March 2022 we share how our studio in Guha, has become a broad ecosystem with the presence of the OMAH Library and our experimental workshops in it. Having a wide cross-discipline in Guha from designers, writers, administrators and craftsmen makes our studio more like a campus with many individuals playing various roles, but they can all also be involved in the process of creative exploration and experimentation.

Kategori
Team - Reflection Letter

Aulia Gema Alfaatihah – Universitas Pradita

Memiliki kesempatan untuk bekerja praktik di OMAH LIBRARY merupakan pengalaman yang sangat berharga, walau memang saya pun belum tahu pasti dan tidak dapat membandingkan dengan tempat-tempat lainnya, tetapi apa yang telah saya rasakan, keuntungan dan kelebihan yang didapat, hingga dapat menyadarkan saya atas kelemahan yang saya miliki lebih dari cukup untuk mengatakan ini adalah pengalaman berharga. Atmosfer kekeluargaan yang kuat, keceriaan, aura positif memberikan sebuah rumah yang harmonis. Membuat saya teringat sebuah perusahaan yang hampir bangkrut, alih alih merumahkan pekerjanya, malah membuat sistem cuti untuk dapat mempertahankan pekerjanya. Mengandalkan kekeluargaan dan saling toleran tidak disangka keuntungan yang didapat melampaui perkiraan bahkan lebih dari jika merumahkan pekerja. Mungkin sedikit lancang jika dalam 4 bulan menyimpulkan hal ini tapi saya hanya tidak bisa berhenti kagum dengan pengalaman di OMAH LIBRARY ini. Awal saya masuk sudah mendapat sambutan hangat, saya ingat tugas pertama saya manuskrip wawancara arsitek untuk buku arsitektur partisipatoris untuk mahasiswa. Belajar mengenal arsitektur dari sudut pandang seorang arsitek profesional membuat tamparan atas saya yang merasa beban sks studio yang besar sedang tidak ada apa-apanya dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Menyadarkan saya betapa banyak yang harus dikejar untuk menjadi seorang arsitek. Namun tidak hanya tamparan, cerita itu juga sebagai kawan, karena apa yang saya rasakan itu adalah masa yang telah beliau-beliau lalui dan menenangkan karena ini memang hal yang wajar dirasakan mahasiswa arsitektur. Ini adalah salah satu pengalaman yang sangat berharga, seperti mendapat bocoran dari cenayang secara cuma-cuma. Selanjutnya adalah tugas-tugas yang membutuhkan ide liar. Menemukan poin, mengembangkannya, membungkusnya dalam wajah yang berbeda tetapi tidak kehilangan poin itu. Substansi, substansi, substansi. Pengalaman ini bagaikan perlombaan lari tanpa kaki bagi saya. Dipaksa menyerah dengan keadaan. Tapi tidak lama para pelari lainnya dan berbalik menopang saya dan kita berlari bersama menuju garis finish. Ya, pelari yang berbalik tidak lain adalah kakak-kakak mentor serta teman-teman seperjuangan. Walaupun sebenarnya mereka juga berada dalam kesulitan dan tekanan yang lebih besar. Pengalaman akhir di OMAH LIBRARY, menata perpustakaan baru, mengatur buku-buku yang banyak dan mengurutkannya satu persatu. Pengalaman yang sangat lucu dan sangat berbeda karena ini satu-satunya pekerjaan yang terlepas dari duduk dan mencari inspirasi. Komunikasi dan koordinasi sangat penting, terutama kepercayaan pada rekan satu tim. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas pengalaman yang diberikan baik yang tertulis maupun tidak, semuanya tetap menjadi pelajaran, bekal masa depan saya. Digembleng untuk tidak melek walang, membuka indera yang sudah lama tertidur.

24-05-2022

Dear Aulia, Maria

Thank you for everything your passion, your soul, and have cherished OMAH Library + people inside, hopefully, this sunshine will go brighter to shine on Architecture Literacy.

You guys one word is a fight for and be the one who can contribute to the appreciation of great Indonesia Architecture.

Regrads
Realrich Sjarief

Kategori
Team - Reflection Letter

Maria Angela Rowa – Universitas Pradita

Mat pagi kak!””, ucapan wajib saya, Maria, memasuki Perpus Omah menyapa umi-umi Omah Library. Akhir semester 7, saya sempat bingung ingin mengajukan magang, selain karena saya mengulang Studio 6, saya juga meragukan apakah saya mencintai arsitektur, dan apakah saya bisa mengerjakannya. Beruntung dosen pembimbing mengizinkan saya untuk magang dibidang penulisan arsitektur.

Selanjutnya adalah . . . cari tempat magang di mana? Waktu semakin mepet, saya baru mengirim surat lamaran magang terakhir tanggal 30 Desember 2021, dan sepertinya sudah tidak ada harapan untuk mendapat tempat magang. 2 Januari 2022 malam Kak Yudith menghubungi saya dan menawarkan apakah bisa mulai magang di Omah besok. Ini kesempatan yang jelas tidak saya tolak.

Lalu, muncul lagi pertanyaan, apakah bekerja di perpus akan sekaku itu? Satu bulan awal magang, saya masih menyesuikan diri saya dengan pekerjaan magang dan menyesuaikan dengan lingkungan Guha. Ternyata seru juga, selain ngetik-ngetik, ada pekerjaan lain seperti sketsa atau buat ilustrasi dan jalan-jalan (ke Otten Coffee dan Piyandeling Bandung). Melihat detail bambunya Piyandeling yang disusun satu-satu keren banget, para bapak pengrajinnya niat sekali mengerjakannya, berasa dikerjakan dengan hati.

Setelah 4 bulan magang, banyak pembelajaran dari Kak Rich dan kakak-kakak Omah mengenai penulisan, ilustrasi, serta berbagi pengalaman arsitektur dan kehidupan melalui wawancara. Sisi lain yang tidak hanya sekedar pekerjaan, tapi bagaimana kita bisa berkontribusi untuk orang banyak.

Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada -Kak Rich dan Kak Yudith yang telah menerima maria magang di Omah Library, -Kak Nirma, Kak Ufi, Kak Luluk, dan Kak Farhan yang sudah menjadi mentor dan membimbing maria untuk mengembangan potensi yang ada, *maaf juga maria sering main jadi kadang kurang fokus :)) -Kakak-kakak di RAW dan Admin yang sering becanda saat jam makan, terima kasih sudah menerima maria dengan baik -dan teman-teman magang pejuang TA: Aulia, Aryo, Gaby, Angel, dan Evan, suatu kolaborasi yag keren antara penulisan dan desain di studio arsitektur.

Tetaplah bahagia, :) Salam, M.A.R “

24-05-2022

Dear Aulia, Maria

Thank you for everything your passion, your soul, and have cherished OMAH Library + people inside, hopefully, this sunshine will go brighter to shine on Architecture Literacy.

You guys one word is a fight for and be the one who can contribute to the appreciation of great Indonesia Architecture.

Regrads
Realrich Sjarief