Kategori
blog

The Grammar of Aalto, SUP and RAW

Apart from taking lessons from Wang Shu, I also visited Tsinghua University which is said to be one of the best campuses in the world. There is Li Xiaodong’s figure there. I saw his works, the Liyuan Library in the north of Beijing, and a new building in the central area/courtyard of the architecture school of Tsinghua University.

Circulation to the new building is buried in the ground. The building is made open with so many student works exhibited in limited spaces. Its dense and intensive scale means that this building has to negotiate the intrigues through its interior. Many people’s dreams and hopes play out in it. My impression is that the program is bigger than the available dimensions, so it looks like they crowd the building. Academics, practitioners and architecture students are indeed one of the most difficult clients. There is always a need for new spaces, circulation and themes. The exterior of the building is covered by an iron frame with an industrial pattern that hides the outdoor split AC unit, exhaust fan and heater. This building seems to be racing at high speed in the construction process.

After that, I visited one of the works by the young bureau SUP Atelier, namely the Central Canteen of Tsinghua University, which was designed by Professor Song Yehao with his team and students. Besides teaching at Tsinghua University, Professor Song Yehao is also the curator of the Architectural Culture Symposium which invited me to speak at the Inner Mongolia University of Technology, Hohhot.

In this canteen building, there is an attempt to have a dialogue in forming the layers between industry and craftsmen through a brick pattern. The axis is formed by connecting the circulation that stretches around the building. The axis is made in the form of bridges and stairs that divide the site in its exterior and interior atmosphere. These axes are en by large windows and light holes that face the sky. “This hole can be opened from the top manually so it is cheaper,” Jingfen explained. Sun Jingfen is Song Yehao’s colleague that came to represent him who at that time was on a business trip. The details of this canteen building are simple. There are many attachments, such as plinths that are coated to maintain ease of operation and work with the use of color. The interior design is played by rotating and shifting elements slightly, also giving them different colors to give an understated personality.

This design approach was widely used by Alvar Aalto 100 years ago and is still valid today. The reconstruction of the studio’s language can be seen from the biography of SUP Atelier when they were working on several projects in the countryside. The new Tsinghua is red, a contrast to the old Tsinghua which was white. I feel a connection, a bond with the new generation. The language is still halting, but the intention is already shining through, waiting for the time to become more connected in an even stronger spirit of grammatical brotherhood.

Designing on this campus, I’m sure, is not easy, with the work of many world star architects in this area, such as Mario Botta, David Chipperfield, and Jean Nouvel. I whispered a prayer to Jingfen, and at the same time sent greetings to Yehao, hoping that SUP Atelier could work on more projects at Tsinghua University, the heart of the world of intelligent people. Hope is important and prayer is a sincere spirit of brotherhood for us to move forward together.

The hope is that this prayer will also be reflected in our lives at the RAW Architecture studio and the many things we do: building brotherhood, serving clients, absorbing daily dynamics, and learning again to improve our abilities. One moves forward, move forward altogether.

#rawinspirasi #refleksiraw #lixiaodongatelier #tsinghua #mariobotta #supatelier #beijing #china

Selain mengambil pelajaran dari Wang Shu, saya juga berkunjung ke Tsinghua University yang digadang-gadang sebagai salah satu kampus terbaik di dunia. Ada figur Li Xiaodong di sana. Saya melihat karya-karyanya, yaitu Liyuan Library, sebuah perpustakaan di utara Beijing, dan bangunan baru di area tengah/courtyard departemen arsitektur di Tsinghua University.

Sirkulasi menuju bangunan baru tersebut dipendam ke tanah. Bangunan dibuat terbuka dengan begitu banyaknya karya mahasiswa yang dipamerkan di dalam ruang-ruang terbatas. Skalanya yang padat dan intensif membuat bangunan ini harus bernegosiasi dengan intrik-intrik interiornya. Banyak mimpi dan harapan orang-orang yang bermain di dalamnya. Kesan saya, programnya lebih besar dari dimensi yang tersedia, sehingga terlihat memadati bangunannya. Para akademisi, praktisi, dan mahasiswa arsitektur memang merupakan salah satu klien tersulit. Ada saja kebutuhan ruang-ruang, sirkulasi, dan tema yang baru. Tampak luar bangunan diselubungi oleh kerangka besi dengan pola industri yang menyembunyikan outdoor unit AC split, exhaust fan, dan heater. Bangunan ini seolah berlomba dengan kecepatan tinggi dalam proses pembuatannya.

Setelahnya, saya berkunjung ke salah satu karya biro muda SUP Atelier, yaitu Central Canteen of Tsinghua University, yang didesain oleh Profesor Song Yehao bersama tim dan murid-muridnya. Profesor Song Yehao merupakan seorang pengajar di Tsinghua University dan sekaligus kurator Architectural Culture Symposium yang mengundang saya untuk berbicara di Inner Mongolia University of Technology, HohHot.

Pada bangunan kantin ini, terdapat usaha untuk berdialog dalam membentuk lapisan-lapisan antara industri dan perajin di dalam pola bata-bata. Aksis dibentuk dengan menghubungkan sirkulasi yang membentang di sekeliling bangunan. Aksis dibuat dalam rupa jembatan dan tangga yang membelah site pada suasana eksterior dan interiornya. Aksis ini dihubungkan oleh jendela besar dan lubang cahaya yang menghadap langit. “Lubang ini bisa dibuka dari atas secara manual sehingga lebih murah,” Jingfen menjelaskan. Sun Jingfen datang mewakili sebagai rekan dari Song Yehao yang saat itu sedang melakukan trip bisnis ke daerah. Detail dari bangunan kantin ini sederhana. Banyak terdapat tempelan, seperti plinth yang dilapis untuk menjaga kemudahan operasional dan pekerjaan dengan penggunaan warna. Desain interior dimainkan dengan memutar dan memajukan sedikit elemen-elemen dengan pemberian warna berbeda untuk memberi kekhasan yang bersahaja.

Pendekatan desain seperti ini banyak dilakukan oleh Alvar Aalto 100 tahun yang lalu dan masih valid hingga sekarang. Rekonstruksi bahasa milik studio terlihat dari biografi SUP Atelier pada saat mereka mengerjakan beberapa proyek di pedesaan. Tsinghua baru berwarna merah, kontras dari Tsinghua lama yang berwarna putih. Saya merasakan adanya hubungan, ikatan dengan generasi baru. Bahasanya masih terbata-bata, tetapi niatnya sudah terpancar, menunggu waktu untuk semakin terhubung dalam satu semangat persaudaraan gramatika yang lebih kuat lagi.

Mendesain bangunan di kampus ini, saya yakin, tidaklah mudah, dengan banyaknya karya arsitek bintang, seperti Mario Botta, David Chipperfield, dan Jean Nouvel, di kawasan ini. Saya membisikkan doa ke Jingfen, sekaligus menitipkan salam untuk Yehao, harapan agar SUP Atelier dapat mengerjakan lebih banyak lagi proyek di Tsinghua University, jantung penggodokan manusia-manusia pintar di dunia. Harapan itu penting dan doa menjadi semangat persaudaraan yang tulus untuk kita maju bersama.

Harapannya, doa itu juga terpantul ke dalam kehidupan kami di studio RAW Architecture dan banyak hal yang kami kerjakan: membangun persaudaraan, melayani klien, menyerap dinamika keseharian, dan belajar kembali untuk meningkatkan kemampuan. Maju satu, maju semua.

#rawinspirasi #refleksiraw #lixiaodongatelier #tsinghua #mariobotta #supatelier #beijing #china

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan komentar