Kategori
lecture

Nafas Alam, Nafas Manusia, Nafas Desain

Tahun 2012, Prodi Arsitektur Universitas Atma JayaYogyakarta (UAJY) genap berusia 30 tahun. Untuk memperingati Lustrum ke VI Prodi Arsitektur, Panitia Reuni dan Pengabdian pada Masyarakat UAJY mengadakan rangkaian kegiatan selama dua hari, mulai dari hari Jumat-Sabtu, 1-2 Juni 2012. Terdapat berbagai acara dalam rangkaian kegiatan ini antara lain Seminar up to 40, Sarasehan, Pemilihan Ketua dan Pengurus Keluarga Alumni, Pengabdian pada Masyarakat dan Ziarah serta Pentas Seni.

Hari pertama, Jumat (1/6)  pukul 08.00 WIB dibuka dengan Tari Badui oleh mahasiswa dilanjutkan dengan Seminar “Up to 40” di Ruang Audivisual Gedung Thomas Aquinas UAJY. Seminar ini menghadirkan tiga pembicara yaitu Realrich Sjarief, ST. MUDD. IAI. Serta kedua alumni Prodi Arsitektur UAJY Lim Yu Sin, S.T. angkatan ’94, dan Ben Sarasvati angkatan ’99. Seminar ini mengambil tema “Pandangan Arsitek Muda Indonesia tentang Arsitektur Masa Datang” .

Dalam seminar ini Lim Yu Sing menyampaikan bahwa arsitektur merupakan akar dari konteks tempat (persoalan, potensi, kondisi). Dalam konteks Indonesia, persoalan, potensi atau kondisi menyangkut hal-hal umum (sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dll) dan hal-hal yang berhubungan dengan arsitektur (persoalan hunian murah. Kampung padat kota, dll). Di Indonesia ini sebenarnya masih banyak potensi dan kekayaan yang belum dikenali, digali, dan dikembangkan. Arsitektur bukanlah hanya tentang proporsi, komposisi, teknis konstruksi tetapi juga tentang menemukan diri seperti budaya yang membantu manusia menemukan integritas bangsa. Konteks-konteks ini dapat menjadi fokus utama yang menentukan arah penggalian desain danpendidikan arsitektur.

Realrich Sjarief memberikan judul presentasinya “Nafas Alam, Nafas Manusia, Nafas Desain”. Kita dapat menciptakan suatu desain karena tiga nafas tersebut. Oleh karena itu ketiganya saling berkaitan. Penggunaan teknologi, pendefisian fungsi public space, dan inovasi strategi perencanaan akan memegang peranan penting di masa depan, terutama pda masyarakat metropolitan.

Berbicara tentang arsitektur Indonesia masa depan, Ben Sarasvati memberi sudut pandang tersendiri. Di indonesia telah mengalami perkembangan jauh sebelum terbentuknya Negara Kesatuan republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Arsitektur Indonesia terdiri dari rangkaian Arsitektur Tradisional sebagai cikal bakal yang kita kenal sebagai Arsitektur Nusantara. Pada masa sekarang, dimana teknologi informasi sudah sangat maju dan berkembang dengan pesat telah membawa perubahan kegiatan, klebutuhan, dan pola pikir masyarakat. Arsitektur ini berkembang menjadi tradisi di masing-masing daerah yang kemudian disatukan dalam satu wilayah politik yang disebut indonesia. Semua ini menjadi alat untuk menggali lebih dalam lagi Arsitektur asli Indonesia dalam proses perpaduan antara budaya satu dengan lainnya maupun perkembangan zaman.

Seminar yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam ini membuat peserta menjadi semakin terbuka pikirannya mengenai arsitektur di Indonesia. Dari sini diharapkan kampus dan mahasiswa dapat berperan untuk mendampingi masyarakat sekitarnya agar lestari dan pengabdian arsitektur dpat dilakukan untuk pengembangan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Reference : http://www.uajy.ac.id/berita/pandangan-arsitek-muda-indonesia-tentang-arsitektur-masa-datang-dalam-lustrum-vi-prodi-arsitektur/

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture