
Pada tahun 1932 Alvaar aalto membuat kursi Paimio yang terinspirasi dari bentuk alam yang organik. Pada waktu masa 1920 penggunaan material besi yang dilengkungkan pada desain furniture banyak dilakukan oleh desainer bauhaus [salah satunya marcel breuer]. Teknologi kayu dilengkungkan yang digabungkan dengan unsur fungsional. Usaha untuk menanggapi alam kemudian dipecahkan dalam permasalahan fungsional seperti kenyamanan dan estetika menjadi salah satu pemikiran dalam karya ini.
Desain kursi ini memiliki 2 nama Cendana atau Sliced wood [kayu yang terpotong] yang terinspirasi dari bentuk organik dan citra natural dari bebatuan [sesuatu yang kokoh, berdasar, dan dingin). Dimana kayu memiliki sifat yang hangat sehingga memberikan kenyamanan. Hal ini kemudian diterjemahkan ke dalam lapisan kayu yang disusun secara horisontal dengan celah 30 mm untuk memunculkan siluet yang organik dengan kemudahan sistem konstruksi kayu.Jarak – jarak antar kayu memungkinkan untuk membuat siluet berdasarkan posisi duduk dan kenyamanan, dalam hal ini yang dipakai parameter kursi adalah jenis bentuk sofa. Tiap – tiap lapisan terbuat dari lapisan triplek meranti dengan kulit jati 3 mm difinish bulat di tepian.
Designed by Realrich Sjarief for Biennale Desain dan Kriya 2013 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Built at Design Perfection Workshop
One reply on “Cendana – Sliced Wood”
[…] Cendana – Sliced Wood […]