Kategori
blog blog-formative years

Perhentian sesaat di Seoul, Korea

Incheon, Korea 020809

“Nothing is as simple as we hope it will be.” Jim Horning

DSC00230Free your mind like butterfly flying

Jari ini menari – nari, seiring dengan pikiran ini yang tidak kunjung berhenti untuk berpikir. Tanpa disadari Tubuh ini terasa penat, total perjalanan ke Korea berlangsung selama 36 jam, berada di dalam pesawat dalam perjalanan Jakarta, Perth, Sydney, Singapore,Korea – Incheon. Perjalanan yang penat namun memberikan waktu untuk kembali berpikir.

Cuaca kali ini sedang kurang bersahabat, terlihat dari jendela pesawat. Kemudian aku teringat akan sebuah cerita pada saat masa kecil dulu. Waktu itu guru agama kami memberikan sebuah soal, ada 10 orang di dalam pesawat, pesawat sedang mengalami kerusakan dan hanya bisa menyelamatkan 5 orang, siapakah yang anda pilih ?

Di antara 10 orang tersebut ada yang berprofesi sebagai dokter yang bisa menyelamatkan ribuan nyawa,ada pula politisi yang dalam misi perdamaian Negara – negara yang sedang berperang, ada lagi misionaris yang akan mencerahkan orang – orang untuk berbuat baik, selain beberapa orang luar biasa, ada juga orang yang biasa – biasa saja, ada ibu rumah tangga , ada anak kecil, ada juga bapak yang berprofesi sebagai arsitek, tukang kayu, ahli computer.

Aku hanya bisa menghela nafas, apabila Tuhan menginginkan 10 orang itu untuk selamat ia akan selamat, apabila 10 orang akan meninggal ia pun akan meninggal. Hanya terkadang kita dihadapkan pada pilihan sulit yang tidak hanya menentukan diri ini sendiri namun juga orang lain.

Semoga ketika nanti dihadapkan pada pilihan sulit, akan tahu kemanakah aku harus memilih. Ahh aku sadar, pikiran ini melantur saja,

Guncangan pesawat semakin keras, memang cuaca semakin tidak menentu, mungkin ini sisi negatif terbang di malam hari, kumpulan awan dari laut yang relatif dingin di malam hari mengakibatkan guncangan perbedaan tekanan dari pesawat. Aku duga sekarang sudah berada di pertengahan jalan dari pulau Jawa dan benua Australia.

Pengolahan parti dan porche adalah satu teori bentuk arsitektur yang terbaik yang didapat selama satu tahun terakhir ini. Sensitifitas  itu ternyata tidak berasal dari hati, namun dari kayanya ilmu pengetahuan. Dari tidak tahu menjadi tahu. Ingat juga apa kata Jon Lang,  “kalian harus tahu apa yang kalian bicarakan, terlalu banyak ide – ide generic akan kalian kenal, dan kembali pergunakan, ide itu bisa berasal dari orang lain ataupun ide yang sudah bersifat generic, namun ingat, ide itu harus punya konteks”. Konteks terhadap angin, matahari, kelembapan, suhu, kenyamanan manusia, dan konteks terhadap program.DSC00187
Un Studio, the galleria, satu koridor setelah itu

Di Korea aku bertemu teman – teman lama juga teman – teman baru. Aku ingat malam itu kita duduk ber 4 untuk hanya sekedar minum kopi..,  kita pun saling tertawa ketika membicarakan cinta, hidup, kejadian – kejadian lucu selama ini. Dan Arsitektur pun dibicarakan.. aku baru sadar kalau mereka adalah orang – orang yang pernah berkerja di OMA, BIG, Snohetta, dan Foster + Partners  dari New York , Pennsylvania, London sampai Copenhagen. Kita kemudian Saling bercerita bagaimana kerasnya jam bekerja, mengalami banyak hal positif, belajar banyak hal dari tempat – tempat terbaik dan akhirnya ada kerinduan untuk pulang ke Seoul. Kita ber 4 pun terdiam, .. mereka bertiga sudah ada  di  korea, dan melihat bahwa mereka bersyukur sekali atas hidup mereka sekarang. Kemudian kita pun tertawa, menertawakan kenapa kita bisa bertemu disana,mereka sendiri pun sudah lama tidak bertemu satu sama lain.

setelah itu kita beranjak melihat studio mereka,

studio itu berukuran kecil hanya 2.5 meter kali 6 meter, didalamnya ada mesin pemotong maket, ada tempat tidur satu buah, ada shower box transparan, lantainya pun dari karpet dengan pemanas ruangan dibawahnya, sepanjang sisi 6 meter terdapat meja panjang dengan puluhan maket dan puluhan kertas sketsa, ada 2 laptop disitu. Dari Sketsa, maket yang bertumpukan satu sama lain ada, studio mereka, project2 mereka yang dimulai dari awal .  Mereka tidak hanya tergantung dari nama besar portfolio mereka ketika pernah bekerja di biro – biro luar biasa. Mereka melangkah maju, dari bawah, tanpa henti, mereka terus berlari.

Aku menyadari aku bertemu orang – orang yang luar biasa, Dong wook, Katy, Jang hee, kutunggu beberapa tahun lagi kalian menjadi arsitek – arsitek muda terbaik korea. Kuyakin saatnya akan tiba.

DSC00224

Laurensia pegang yang kencang, saatnya kita berlari lebih cepat lagi, melihat teman2 di Korea..Apa yang menanti, usaha, doa, usaha, doa, berlari lagi Laurensia.. Tarik nafas lagi, satu semester ke depan mulai berjalan lagi.

Saat ini juga aku teringat akan keluargaku dan Laurensia yang ada di Jakarta, masa depan, apa yang ingin kulakukan untuk tahun – tahun mendatang, diri ini berpikir mengenai banyak rencana untuk hidup, karir, pencapaian, Laurensia, ia biasa membantu aku untuk berdiskusi, menenangkan untuk mengambil keputusan secara pasti. Di setiap Negara sekarang sedang menghadapi masa – masa yang sangat sulit, Indonesia, Australia, Singapore, United Kingdom, tempat – tempat terbaik. Masa depan masih belum jelas terlihat untuk kemana aku melangkah.  Biasanya aku menggunakan 200 % dari tenaga ku, maka ini saatnya berlari lebih kencang lagi, lebih kencang, lebih kencang. Apabila waktu ini hanya 24 jam, aku percaya aku bisa dengan doa dan usaha,

tiba2 teringat quote dari salah satu teman terbaikku dulu, ia menuliskan kalimat ini

“look up, reach the sky coz eventhough you fall down you will still be between the stars .”  berlariiiii, menengokkk ke atasssss

DSC00234
DSC00200
DSC00231

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s