Kategori
blog-formative years

8 Bulan

September 23, 2005, Bandung, Indonesia

“Dunia seakan – akan bergerak sangat cepat, deadline yang terus menerjang”

1 hari tiada terasa,Dead line dan deadline, hidup seorang arsitek. Mungkin inilah beda antara dunia kampus dengan dunia kerja yang dulu waktu masih di kuliah tingkat 1 masih ada di awang – awang. Keterkungkungan dalam dunia praktek arsitektur, 100 % rutinitas. idealisme harus sedikit diturunkan, menjadi seseorang yang belajar ternyata sangat menyenangkan, ya kerja lembur 1 malam 2 malam, 1 x 24 jam, menjadi seorang manusia pembelajar berarti mampu untuk belajar dari setiap momen, setiap kepahitan, kesulitan, mungkin ga akan mendapat apa2 dari kegampangan, justru tantangan itu yang bisa membuat kita jadi berkembang. no pain no gain . arsitek ya arsitek, memang akan selalu bergulat dengan deadline. berbeda dengan ketika jaman mahasiswa dulu,bolos 1 minggu, nyasar kemana, ya kerjaannya cuman di r. himpunan, maen2, begadang rapat2 sampai pagi , ngurusin urusan kgiatan yang ga beres2, perbaiki keadaan yang mujadul,kuliah nomor dwa, ampe ga kepikiran, mmhh.ya asiklah masa2 itu, belajar dari masa – masa itu, berasa dapet rejeki=p. mungkin sekarang udah lewat kali ya, junjung masa depan, atur idup lebih srius kita. arsitek ya arsitek. hidup dengan desain, ide – ide. Hidup dari kenikmatan berbuat. adakalanya ego harus diturunkan bwat merasakan diri, menggali kembali potensi diri. Belum saatnya ego tuk muncul, masih 8 bulan terlalu dini untuk nampak, baiklah ia menjadi bayang – bayang, samar – samar, dan kemudian mencoba belajar dari keadaan.

arsitek ya arsitek.. itu lho … manusia yang hidup dari belajar dan berbuat


Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

Tinggalkan komentar