Kategori
blog blog - marriage years - Family

Dengan Laurensia Selama 1 Tahun

130120 “Trust in dreams, for in them is hidden the gate to eternity, Khalil Gibran ” 

Bandung, Diri ini merenung sejenak. Tahun ini, tahun yang penuh kebahagiaan, sekaligus menyimpan cerita kesedihannya. Malam itu serasa sendu,sunyi, sepi. Wanita terbaikku sudah tidur di sampingku, dan pikiran ini terbang melayang untuk memaknai apa yang sudah ada sekarang di tahun 2012 ini …

Ada rasa ketidakpastian dalam karir selama 1 tahun terakhir ini, ketidak pastian dalam masa depan, dengan sejuta alasannya. Masih belia, masih muda, ketidak pastian antar-rentang usia. Rantai ketika sedang berputar dalam ketidakpastiannya. Hal – hal yang penuh ketidakpastian terus terjadi, bagaimana sulitnya mengatur kantor yang terkadang masih balita perlu perhatian untuk mencapai kualitas terbaik, bagaimana belajar untuk menerima hasil kerja keras yang sudah dilakukan, hilang begitu saja, dan juga bagaimana meniti, membuat mimpi kita menjadi kenyataan, tidak semudah yang dikira. Diri ini berpikir inilah harga yang harus dibayar untuk sebuah proses menjadi. Untuk menjadi yang terbaik, kita hanya perlu melakukan yang lebih baik, satu persatu. Kata teman terbaikku, semua kerja keras dimulai dari titik, ia ada untuk menjadi garis, sehingga mimpi itu bisa menjadi nyata.

Kesedihan yang amat dalam terjadi ketika kami kehilangan Cherry dalam kehidupan kami, dalam usianya yang masih muda 7 bulan. Laurensia dan diri ini kehilangan Cherry tanpa sebab yang pasti, derai tangis pun terjadi, linangan air mata, rasa sayang yang sudah ada. Semua yang indah dalam hidup bisa hilang dengan begitu saja, kehilangan memang satu proses yang tidak menyenangkan. Diri ini lihat bahwa semua ini memang sudah pada jalan yang terbaik, pelajaran untuk menghargai nafas yang diberikan, dan pelajaran mengenai kehidupan yang luar biasa indahnya dalam kebahagiaan dan kesedihan yang ada. Mungkin ini memang pelajaran yang harus dijalani ole kami berdua.Mengenai hidup bersama, diri ini sudah menikah dengan Laurensia selama 1 tahun, sejak September yang lalu. Dan kami merayakan ulang tahun pernikahan kami yang pertama dengan makan malam sederhana. Kami sendiri bisa makan segala sesuatunya, tidak rewel, dan kehidupan rumah tangga dilakukan dengan biasa – biasa saja. Kesibukkan Laurensia masih sama, masih berpraktek dari sore sampai jam 21.00 , baru pulang jam 21.30, baru kami makan malam. Terkadang ia pergi pagi apabila ada pasien di klinik di dekat rumah kami. Kebersamaan kami didapatkan pada saat – saat malam hari, saat – saat yang teduh. Pada hari sabtu dan minggu terkadang ia menemani ke proyek, apabila pekerjaan meminta waktu kami. Ia pun tidak pernah berkeluh resah, hanya meminta waktu yang lebih, waktu untuk kami bersama, saat – saat terindah dalam hidup. Ucapannya yang selalu mengingatkan ketika sudah saatnya beristirahat, ajakannya untuk makan bersama di saat – saat diri ini lupa waktu dengan segala kesibukan yang ada, adalah penyejuk dalam satu tahun terakhir ini. Terkadang ia bertanya mengenai konstruksi pondasi dangkal ataupun dalam, atau kekakuan balok kantilever sebagai pelindung dari matahari ataupun penahan fungsi balkon diatasnya. Mungkin ada yang sama dengan teori dokter gigi yang dipelajarinya. Terkadang diri ini tersenyum melihat sifat ingin tahunya, juga keingintahuan dirinya terhadap rumah impian kami berdua, kemauannya untuk mengecat pink kamarnya, Wanita ini istri terbaik didunia dan saya pria beruntung bisa bersamanya. Ada berita gembira, ada kado natal terbaik di tahun ini, setelah kehilangan anak kami, Laurensia hamil lagi, saat ini usia bayi kami baru 1 bulan. Saya menjanjikan waktu yang terbaik untuk keluarga kami mulai saat – saat ini. Dalam 1 minggu terakhir ini, diri ini bangun lebih pagi dari biasanya, jam 5 pagi, terkadang diri ini bangun jam 4 pagi, untuk meluangkan waktu untuk berdoa, menulis, dan menyelesaikan pekerjaan yang baiknya diselesaikan. Jam 7.30 pagi, Laurensia sudah mengetuk pintu untuk kita menghabiskan waktu bersama, mengingatkan untuk makan, bersantai, ataukah sekedar jalan – jalan keliling daerah sekitar. Kami menemukan bubur kesukaan kami di pinggir jalan di satu trotoar. Dari saat – saat ini mata seakan – akan dibukakan, udara segar yang kita hirup, matahari pagi yang kita rasakan, badan yang kita punyai, momen – momen yang berharga dengan orang – orang yang kita sayangi. Kita belajar untuk menghargai dan mencintai hidup sebaik – baiknya.

Diri ini ingat jari jemari ini memainkan piano yang dimiliki satu teman rumahku di Elia Mews, daerah Angel di London. Pada waktu itu sore – sore, udara sejuk, tenang, diri ini duduk, dan di sebelahku Laurensia, menyanyikan satu bait lagu :

Disetiap langkahku

Ku kan slalu memikirkan dirimu

Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu …

Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku

Dedaunan mulai rontok satu demi satu menyisakan dahan yang memang begitu saja ia tegak berdiri, angin dingin menerpa. Setiap musimnya daerah – daerah di kota ini ada begitu cantiknya, setiap musim berganti, berganti pula tekstur kehidupannya. Tangan ini memang tidaklah pernah sempurna memainkan lagu ini, saya pun tertawa dalam kesunyian yang ada,  diri ini seperti menemukan satu pasangan sehati sejiwa dalam mengarungi lagu ini. Dan 4 tahun kemudian disinilah aku. Diriku sungguh bersyukur di tahun 2012 ini dengan kebahagiaan dan kesedihannya. Semoga dirimu juga bisa merasakan yang sama, sama seperti diriku yang mulai merasakan cinta yang sesungguhnya.

“One day with life and heart is more than time enough to find a world.” James Lowell

IMG_2513

Oleh Realrich Sjarief

Founder of RAW Architecture

5 replies on “Dengan Laurensia Selama 1 Tahun”

hei…what a wonderful blog! look what google has given me instead of your email address haha… it was a fun chat Rich, looking fwd to another chat with you!

Tinggalkan komentar