Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Safana Najla Aziza – Get to Know Your Self

Kehidupan sebagai mahasiswa terlebih sebagai mahasiswa baru tidaklah mudah, karena ibarat transisi dari kehidupan masa remaja ke dewasa. Mulai dari pola pikir, gaya hidup, dan cara belajar mengajar semuanya berbeda pada saat SMA, maka dari itu, dibutuhkan niat dan tekat yang kuat untuk menjalani hidup sebagai mahasiswa. 

Nama saya Safana Najla Aziza, biasa dipanggil Safana, saya lahir di Depok, 21 April 2005, saat ini saya berumur 18 tahun. Saya tumbuh dan dibesarkan di keluarga yang lengkap dan kebutuhan selalu tercukupi.

Keluarga saya cukup harmonis walaupun sering banyak kendala dan masalah didalamnya, tetapi menurut saya hal ini adalah wajar bahkan mutlak terjadi di suatu keluarga. Ayah saya adalah lulusan S3 jurusan ilmu komunikasi, ayah saya baru saja menyelesaikan studinya agustus tahun ini, beliau seorang pensiunan direktur dari BUMN (Telkom), tetapi sekaligus menjadi co founder dan komisaris dari perusahaan BUMS miliknya (Cakra, security). Ibu saya lulusan S1 akutansi, dan beliau adalah seorang ibu rumah tangga dan penyewa kontrakan. Saya anak ke-3 dari 3 bersaudara, saya mempunyai 2 kakak laki laki yang saat ini masih berkuliah, kakak saya yang pertama berkuliah di Pariwisata Sahid University, dan sekarang sudah semester 5, kakak saya yg ke-2 berkuliah di Binus University jurusan Information System, ia baru menginjak di semester 3. GAP year antar saya dan kakak-kakak saya hanya 2 tahun, jadi masih dibilang cukup muda dan sering bertengkar kecil. Saya sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya cukup merasa sedikit pressure karena biasanya anak bungsu menjadi harapan terakhir bagi orang tuanya. Sebenarnya orang tua saya tidak memaksa atau meminta saya untuk menjadi orang tertentu, tetapi saya tau bahwa mereka menaruh harapan yang besar kepada saya. Tetapi Hal ini tidak membuat saya merasa selalu dibawah tekanan, justru menjadikan semangat saya untuk menggapai cita cita saya, karena salah satu tujuan hidup saya adalah bisa membanggakan kedua orang tua saya dan mengangkat derajat mereka setinggi mungkin, tidak hanya di dunia ini, tetapi hingga kehidupan setelah meninggal. Saya juga ingin bisa bermanfaat bagi orang lain, membantu satu sama lain, karena bagi saya untuk apa hidup di dunia ini kalau tidak bermanfaat bagi orang lain.

Dari Taman Kanak-kanak(TK) hingga saat ini saya kuliah, saya selalu berada di sekolah swasta, jadi saya tidak pernah merasakan berada di sekolah negri, tetapi hal ini tidak membuat saya minder atau merasa berbeda dari teman-teman saya, justru saya sangat amat bersyukur karena sekolah swasta biasanya selalu terstruktur dan tertata dari segala aspek. 

Kehidupan pendidikan saya dimulai dari  Taman Kanak-kanak(TK) saya bersekolah di TKIT Al-Huda Depok. Saya termasuk murid yang berprestasi dan sering juara dikelas, aktif dan sangat cheerful person. Saya juga sering mengikuti lomba-lomba mulai dari mewarnai, menggambar dll. Walaupun sering kali tidak menang, tetapi saya sangat enjoy bertemu dengan teman-teman yang banyak dari berbagai daerah dengan kreativitasannya masing-masing.

Kemudian lulus dari Taman Kanak-kanak(TK) saya lanjut ke Sekolah Dasar(SD) di SDIT Raflesia, masa-masa ini adalah masa yang selalu saya kenang. karena banyak hal yang terjadi dan yang saya lakukan saat saya berada di Sekolah Dasar ini, mulai dari mencari jati diri, menentukan passion yang ingin dikembangkan untuk kedepannya, dll. Saat saya kelas 1 sampai kelas 3, saya selalu menjadi juara kelas, tidak pernah ranking diatas 3, saya termasuk siswa yg aktif dan berprestasi, kemudian saat lanjut kenaikan kelas 4 sampai kelas 6, ranking saya mulai menurun, tetapi bakat saya tetap berkembang dan masih terus memenangkan lomba, tetapi lomba yang saya ikuti non-akademik, karena orang tua saya mengikutkan saya di berbagai ekstrakulikuler, mulai dari music, masak, gambar, berenang, dan masih banyak lainnya. Saya merasa beruntung bisa hidup berkecukupan dari kecil hingga saat kini dan mendapatkan semua privilege itu, karena tak banyak anak yang seberuntung saya dan bisa mengikuti berbagai kegiatan untuk menemukan jati dirinya. Tentunya hal ini sangat membantu saya untuk menentukan passion saya dari kecil. Dari segala kegiatan yang saya lakukan, saya menemukan ketertarikan berlebih pada art, dimana yang membuat saya fokus untuk belajar lebih mendalam seputarnya. Dari saat saya sekolah dasar bahkan sampai sekarang, saya juga suka mengamati sebuah objek, salah satunya adalah bangunan-bangunan yang unik dan bertingkat tinggi, membuat saya jadi bertanya mengapa suatu bangunan bisa berdiri, bagaimana cara mendesign, siapa yang membuatnya dll. Tak hanya itu, dari dulu saya suka membuat suatu kerajinan tangan, entah membuat sebuah maket atau kerajinan tangan lainnya. Ini menjadi suatu dorongan bagi saya untuk mecari apakah minat yang cocok kedepannya pada diri saya.

Setelah melalui masa Sekolah Dasar(SD) saya melanjutkan Sekolah Menengah Pertama(SMP) di MTS Internasional Tecthno Natura, sesuai namanya, ‘techno’ yaitu sekolah yang didasari oleh technologi, kemudian ‘natura’ sekolah ini berbasis alam yang terbuka. Masa-masa Sekolah Menengah Pertama(SMP) saya cukup membuat saya kaget akan segala hal, karena mulai dari cara belajar mengajar dan suana belajar yang berbanding tebalik dengan saat saya berada di Sekolah Dasar(SD). Semua yang dilakukan berbasis dengan technologi, saya kelas 1 SMP saya sudah belajar membuat PPT, persentasi, buat makalah, belajar coding, membuat robot, dan masih banyak hal lainnya. Tentunya hal ini sangat membantu diri saya dikemudian hari, karena ibarat saya sudah mencuri start sejak awal, tetapi perubahan yang signifikan ini membuat saya kaget, walaupun pada akhirnya saya terbiasa dan bisa mengikuti semua kegiatan saat berada di Sekolah Menengah Pertama(SMP) ini. Sekolah saya sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya, satu angkatan hanya berisikan 24 orang, dan pelajaran umum yang biasanya ada pada Sekolah Menengah Pertama(SMP) banyak yang ditiadakan, tentu hal ini membuat saya bahagia dari sebelumnya, karena melihat dari kemampuan saya dibidang akademik yang kurang.

Saat pergantian sekolah menengah pertama(SMP) ke sekolah menengah akhir(SMA), saya pergi traveling ke Turki, disana saya menemui banyak mahasiswa/i yang sedang part time job, saya dan ayah saya juga menanyakan beberapa hal seputar Turki hingga perkuliahan disana. Setelah mendengar seluruh ceritanya, saya menjadi terinspirasi untuk melanjutkan perguruan tinggi saya di Turki. Sejak saat itu saya selalu melakukan research tentang perkuliahan disana, kehidupannya, jurusannya, cara masuknya dll. Tak hanya mencari informasi mengenai negaranya saja, saya juga sekalis mencari tahu seputar jurusan arsitektur, karena dari awal ketertarikan dalam diri saya untuk berkecimpung di jurusan arsitektur sangat tinggi.

Dilanjut dengan Sekolah Menengah Atas(SMA) di SMAIT Nurul Fikri. Perubahan drastis secara signifikan terjadi, karena yang awalnya saya di Sekolah Menengah Pertama(SMP) yang selalu menggunakan teknologi seperti laptop dll, sekarang saya harus belajar seluruh mata pelajaran yang ada, tentu hal ini membuat saya sangat tertekan dan shock yang sangat mendalam, karena saya harus mengejar semua materi yang sedikit tertinggal pada saat saya Sekolah Menengah Pertama(SMP). Saya orangnya cukup membutuhkan waktu untuk beradaptasi, jadi untuk mengejar materi yang tertinggal, saya belajar kurang lebih satu tahunan. Masa-masa ini merupakan salah satu masa tersulit juga dalam hidup saya, di satu sisi saya mengejar materi yang tertinggal, sisi lain saya juga memikirkan rencana saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tetapi ada hal yang membuat saya senang juga, seperti yang saya bilang sebelumnya, penggunaan teknologi saya sedikit lebih canggih dibanding teman teman saya, dikarenakan saat Sekolah Menengah Pertama(SMP) saya sudah mengulik banyak informasi dan pengetahuan seputar penggunaaan laptop, PPT dan lain sebagainya. Masa-masa ini merupakan masa terberat saya karena pada masa ini, saya sudah mulai berfikir kritis tentang studi berkelanjutan saya nantinya. Saya berpegang teguh untuk melanjutkan perguruan tinggi saya di negara Turki. Berbagai hal saya lakukan, mulai dari mendaftarkan ke beasiswa yang ada disana, melakukan pencarian agensi untuk membantu saya melanjutkan perkuliahan saya di Turki. Tapi sayangnya perjuangan saya harus terputus saat saya berada di kelas 3 SMA, saat saat terakhir kelulusan, saya menemukan banyak sisi yang tidak baik jiga saya melanjutkan studi saya di Turki, dengan segala pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perkuliahan saya di Indonesia.

Saat ini saya melanjutkan pendidikan Perguruan Tinggi saya di Binus University jurusan Arsitektur. Kalau di scale, saya sudah 100% mencintai arsitektur, karena saya selalu menanamkan pada diri saya. Jika sudah membuat suatu keputusan, maka lakukanlah semaksimal mungkin sejak awal membuat keputusan tersebut. Belajar tanggung jawab sama pilihan yang diputuskan oleh diri sendiri dan harus cinta dengan hal tersebut, mau suka ataupun duka harus tetap dijalani.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Rudy Winata – Get to Know Your Self

Momen yang ada di dalam hidup saya yang paling melekat adalah saat saya masih SD saya memenangkan juara 1 FLS2N tingkat nasional, lalu pergi ke Malaysia untuk mengikuti lomba se-asia tenggara dan meraih juara 1 juga. Hal itu saya tidak akan melupakan karna itu adalah salah satu event yang saya menang dan event nya juga sangat terkenal bagi kaum SD SMP SMA di seluruh Indonesia. Lalu yang juara 1 di melaysia itu kami melawan beberapa negara lain seperti Thailand, filipin, Malaysia, singapura, Myanmar, vietnam lalu juga ada beberapa negara di luar asia tenggara seperti india ,dll.

Cerita yang saya ingin cerita kepada teman saya adalah bagaimana saya tidak melanjutkan perlombaan saat SMP dan memilih untuk berubah menjadi atlit basket. Sejujur nya saya lebih tertarik dengan basekt saat itu, makanya saya lebih memilih megikuti basket. Menurut saya, basket itu lebih menantang dan harus ada chemistry / Teamwork yang cukup kompak. Agar bisa memenangkan pertandingan tersebut. Jika kita memainkan basket tanpa ada nya chemistry tersebut kita akan gagal dalam permainan basket. Dan saya sangat suka berolahraga maka saya memilih basket karena basket itu melatih pemikiran kita sebagai team lalu juga melatihkan seluruh otot yang ada di tubuh kita.

Lagu yang hits menurut saya adalah, mungkin lagu lagu yang dibuat oleh travis scoot, post Malone atau rich bryan karna menurut saya lagu yang dibuat oleh mereka sangat ber energetic sehingga membuat saya semangat untuk melakukan sesuatu. Apalagi saya hobby bermain basket maka saya butuh energy yang lebih agar saya bersemangat untuk bermain basket. Dan mungkin juga lagu unutk santai agar saat mengerjakan ujian atau tugas saya bisa merasakan lebih relax dan bebas dari kegangguan dalam bentuk apapun.

Tentu nya tujuan hidup saya adalah menjadi orang yang sukses dan memiliki keluarga yang Bahagia. Pastinya saya ingin memiliki uang yang banyak, tetapi saya lebih menginginkan keluarga yang harmonis. Untuk sekarang saya lebih fokus kepada karir saya dan lulus dari BINUS university, agar kedepannya saya bisa fokus kepada keluarga saya. 

Mungkin tujuan hidup saya untuk orang lain tidak beberapa. Karena saya orang nya simple. Semua orang pasti memiliki tujuan hidup yang berbeda beda. Tapi, pasti ada orang yang setuju dengan saya. Karena tujuan hidup saya adalah menjadi orang yang sukses dan menginginkan keluarga yang bahagia dan harmonis.

Saya lahir di Pekanbaru, Riau tanggal 14 April 2005. Background tentang keluarga saya adalah. Orang tua saya dulu nya lahir di Bengkalis, Riau. Lalu mereka merantau ke pekanbaru berdua dengan membawa uang senilai 100 perak dan bebrapa pakaian. Tetapi bapak saya tidak gampang menyerah, dia bekerja sehingga bisa mendapatkan nafka untuk keluarga nya dan sekarang ia adalah pemilik suatu perusahaan di pekanbaru. Saya adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Jarak usia saya dengan abang saya yang paling tua lahir di tahun 1993 yang berjarak 12 tahun dengan saya. Lalu kakak ke 2 lahir ditahun 1994 maka berjarak 11 tahun dengan saya , kakak ke 3 lahir tahun 1996 yang beda 9 tahun dengan saya, abang saya lahir di tahun 1999 yang jarak nya 6 tahun sama saya. Mungkin karna saya anak sulung saya mendapatkan banyak hal maupun baik dan buruk. Saya juga sering diceritain hal hal yang di alami oleh abang dan kakak saya dulu. Tetapi saya sebagai anak bungsu juga ditak diperlakukan manja oleh orang tua saya. Orang tua saya selalu treat anak nya dengan fair. Mereka tidak punya anak favorit maupun anak yang dikucilkan. Saya sangat bersyukur karna telah lahir di keluarga ini. Tetapi saya tidak bisa hanya menikmati harta keluarga saya. Saya mau menghasilkan penghasilan sendiri. Mungkin kelakuan orang tua saya kepada saya ada sedikit perbedaan dengan kakak abang saya sebelumnya. Mungkinm karna dulu di pekanbaru masih belum ada international school maka mereka masuki ke sekolah apapun. Tetapi saat saya SD, saya dipindahkan ke sekolah yang international yaitu Sekolah Darma Yudha , karena sekolah nya baru saja siap di bangun. Bukan hanya saya yang di pindahkan. Tetapi abang saya ke 4 dan kakak saya yang ke 3 juga di pindahkan ke Sekolah Darma Yudha. 

Pasti nya semua orang pernah mengalami trauma atau kesedihan. Jika saya menanyain trauma trauma kepada orang asing mungkin mereka tidak bakal menceritakan itu. Akan tetapi jika saya nanya ke orang yang dedkat seperti abang atau kakak saya, mereka akan menceritakan semua karena mereka tidak ingin saya mengalami hal seperti yang mereka alami. Tentu saja saya juga pernah mengalami kesedihan dan trauma. Salah satu contoh kesedihan yang pernah saya alami adalah tidak memenangkan perlombaan tingkat provinsi basket, yaitu DBL Riau Series. Pada tahun 2021 saya dan team saya meraih juara 2. Tetapi pada tahun 2022 kami tidak lolos ke babak grand final. Karena keputusan yang di ambil wasit sangatlah salah. Hal itu sangat menyedihkan bagi kami. Karena kami berharap untuk mendapatkan champion itu karena sekolah kami belum pernah mengangkat piala tersebut. Kami berlatih 5 kali seminggu dan selalu memberi 100% effort ke Latihan maupun saat lomba. Tetapi yang lebih menyedihkan kami kalah karena waktu 1 menit terakhir kami terkena comeback lalu kami kalah.

Awal mula saya memilih arsitek karena saya awalnya emang bisa menggambar, dan beberapa kali saya memberi atau kasih liat gambaran saya kepada orang tua mereka selalu terkejut karna saya bisa menggambar. Maka karena itu mereka menanyai saya untuk mau atau tidak untuk memasuki jurusan arsitek. Lalu saya mencoba untuk pelajari lebi detail tentang arsitek dan saya pun tertarik dengan arsitek. Awal nya saya disuruh mengambil kuliah arsitek di cina, teatpi saya sudah telat mendaftarkan diri saat itu. Maka saya mencoba daftar arsitek di Binus University dan pada akhir nya saya juga di terima. Saya sangat bersyukur dapat di terima di BINUS University karena, BINUS University adalah universitas swasta yang terbaik di Indonesia. Pengalaman saya sejauh ini sangat seru, memiliki dosen dosen yang seru, lalu memiliki teman teman baru.

Untuk sekarang saya masih mencintai pada dasarnya. mungkin nanti saat berlanjutnya pelajaran saya akan lebih tertarik dan lebih mencintai arsitek lebih dalam. Karena di dalam jurusan arsitek itu banyak cabangnya. Kita bisa memilih cabang cabang yang kita nanti nya tertarik. Saya berharap agar bisa mendapatkan pencapaian saya dalam beberapa tahun kedepan dan tetap mencintai asritektur.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Raymond Preston Prayogo – Get to Know Your Self

Nama saya Raymond preston prayogo biasa dipanggil Raymond. Saat ini saya sedang menempuh Pendidikan tinggi di Universitas Bina Nusantara. Dari antara semua lagu yang ada di dunia, all time hits saya merupakan lagu bergenre Rnb Skeletons-Keshi. Alasan mengapa lagu ini merupakan lagu hits saya karena melody lagu yang sangat nyaman untuk didengar. Saya cenderung suka mendengarkan lagu Rnb karena melodinya yang seakan-akan membawa saya kedalam musik tersebut. Namun walaupun genre Rnb meruapakan All time favorite saya, saya adalah orang yang bisa mendengarkan genre lagu lain karena bagi saya semua lagu memiliki sisi baik mau dari melodinya saya atau liriknya saja. Bagi saya musik adalah karya seni yang harus selalu dihargai selama makna dan pembawaannya nyaman untuk semua orang, begitupun dengan Arsitektur. Arsitektur merupakan suatu karya seni yang perlu diperhatikan lebih karena tanpa adanya Arsitektur peradaban tetap berkembang namun pasti selalu ada yang kurang. Saya lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 8 Juni 2005. Saya merupakan anak tunggal dan bersakan dengan penuh kasih sayang. Papa saya adalah seorang pengusaha dalam bidang konstruksi jalanan sedangkan mama saya adalah seorang ibu rumah tangga. Walaupun saya adalah anak tunggal, itu tidak menjamin apabila orang tua saya akan memberikan perhatian secara lebih sehingga memanjakan saya. Orang tua saya selalu menuntut saya untuk menjadi seorang yang mandiri sejak kecil. Karena orang tua saya peduli terhadap saya sehingga mereka tidak ingin apabila saya nanti akan kesusahan ketika jauh dari mereka. Pembekalan yang diberikan orang tua saya ini sangat bisa saya rasakan dampaknya ketika saya harus merantau untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. 

saya bersekolah di Sekolah dian harapan Makassar sejak TK hingga SMA. Selama sekolah di Sekolah dian harapan, saya mengalami banyak kejadian-kejadian yang nantinya membentuk diri saya yang sekarang dari sisi prinsip-prinsip kehidupan. Sejak dulu saya memiliki ketertarikan dengan olahrga sepakbola dan futsal. Oleh sebab itu saya bergabung dengan tim sekolah untuk mewakili sekolah pada pertandingan-pertandingan yang ada. Cerita-cerita saat saya menjadi bagian dari tim sepakbola dan futsal Sekolah dian harapan adalah hal yang akan selalu saya bawa dan akan saya ceritakan kepada orang-orang lain. Walaupun tidak banyak penghargaan yang bisa saya raih namun cerita tersebut memilki makna tersendiri bagi saya pribadi. 

Setiap orang pasti pernah memiliki momen indah dan buruk. Dalam hidup ini saya sudah pernah mengalami banyak momen dari baik hingga buruk. Momen besar yang saya alami adalah saat saya pada akhirnya bisa lulus dan menjadi alumni Sekolah dian harapan makassar. Selama 14 tahun saya menempun pendidikan di sekolah tersebut, waktu berjalan begitu cepat dan sekarang saya berada di tahap sebagai seorang mahasiswa. Selain momen indah, saya juga pernah mengalami kesedihan dimana saya harus berpisah dengan orang yang saya sayang. Saat masih bersekolah, saya sudah kehilang opa dan oma. Kesedihan terbesar saya adalah saat opa meninggal karena opa merupakan nsalah satu orang yang mendorong saya untuk menjadi orang yang memiliki prinsip hidup agar bisa mencapai life goals yang sudah saya buat sendiri. Opa tidak pernah berhenti menyemangati saya untuk rajin belajar dan bersekolah agar bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. 

Sekarang saya berada di tahap sebagai seorang mahasiswa. Bukan lagi seorang siswa, melain MAHA siswa. Saya tahu apabila seorang mahasiswa memiliki wewenang yang lebih besar dibandingkan seorang siswa. Saat ini saya masih berusaha dan akan selalu mengembangkan pola pikir dan prinsip-prinsip hidup saya agar bisa lebih baik lagi. Adapun tiap orang pasti memiliki tujuan hidup, mau itu seorang pejabat, pekerja, pengemis, pengusaha, ataupun orang yang sangat kaya sekalipun. Pasti mereka semua tidak mungkin tidak memilki tujuan tidak peduli mau kecil ataupun besar. Begitupun dengan saya, seorang mahasiswa baru yang datang jauh merantai dari Makassar ke Jakarta untuk mencari ilmu. Saya mencoba untuk keluar dari zona nyaman secara perlahan. Sebagai seorang mahasiswa tujuan hidup saya sekarang adalah melakukan segala hal dengan maksimal dan baik karena umur saya yang masih muda sehingga saya memiliki privilage lebih yang bisa dimanfaatkan. Selagi saya masih mampu dan bisa, semua peluang yang ada akan saya coba untuk manfaatkan. Tujuan hidup saya apabila dilihat secara keseleruhan mendorong saya untuk keluar dari zona nyaman secara perlahan. oleh sebab itu sebagai langkah awal yang sudah saya lakukan adalah merantau, walaupun biaya hidup masih ditanggung oleh orang tua, namun hidup sendiri di kota orang lain secara tidak langsung mendorong saya untuk berbuat lebih agar bisa tetap bertahan. Berkat ajaran orang tua saya untuk bisa mandiri sejak kecil sangat membantu saya banyak dalam tahap ini sehingga saya tidak memiliki begitu banyak masalah. Sekarang saya sudah berada di luar zona nyaman, namun karena saya sudah terbiasa hidup mandiri, saya merasa saatnya untuk keluar dari zona nyaman secara lebih luas lagi. Salah satu cara paling realistis menurut saya adalah mencari pekerjaan untuk meringankan beban orang tua. Walaupun saya tahu orang tua saya masih sanggup untuk membiayai kebutuhkan saya selama merantau, namun perasaan untuk ingin meringankan beban mereka tidak bisa saya tolak. Saat ini saya sedang mengalami dilema untuk bekerja atau tidak. Peluang sudah ada, tinggal saya yang memutuskan apakah siap untuk sekali lagi keluar dari zona nyaman atau tidak. Untuk tujuan hidup saya sebagai mahasiswa kedepannya selain keluar dari zona nyaman dan memanfaatkan privilage adalah mampu lulus dengan baik dan tepat waktu. Setelah lulus nanti tujuan hidup saya pasti akan berubah. Namun sebagai perkiraan, secara realistis tujuan hidup saya untuk diri sendiri setelah lulus kuliah adalah mampu hidup secara stabil dan berkecukupan agar bisa hidup dengan tenang. 

Selain tujuan hidup untuk diri sendiri, tentunya seseorang pasti memliki tujuan hidup untuk orang lain. Begitupun dengan saya. Sebagai mahasiswa Arsitektur, saya memiliki tujuan hidup untuk memberikan pengaruh besar kepada orang-orang. Hal ini bisa saya lakukan dengan memulainya dari skala kecil. Misal pada orang-orang sekitar saya, kemudian berkembang menjadi skala yang lebih besar. Adapun pengaruh yang dimaksud adalah nilai-nilai kehidupan dan prinsip-prinsip agar bisa menjalani kehidupan dengan baik. Apabila nantinya saya sudah menjadi seorang Arsitek, saya memiliki tujuan untuk berkarya dalam negeri menciptakan banyak hal-hal inovatif yang bisa membantu banyak masyarakat di Indonesia. Inovasi tersebut belum saya pikirkan namun selama berjalannya waktu saya akan terus mengasah dan menambah pengetahuan saya agar bisa mengrealisasikan semua tujuan hidup saya untuk melayani masyarakat melalui karya-karya arsitektur saya ketika nanti saya menajadi seorang arsitek. 

Sejak kelas 5 sd saya sudah memiliki ketertarikan dengan dunia teknik. Hal ini didukung dengan latar belakang keluarga saya yang mayoritas karirnya berhubungan dengan bidang teknik. Saya memiliki seorang papa yang merupakan seorang pengusaha konstruksi jalanan, opa seorang pengusaha developer, paman seorang arsitek, dan masih ada beberapa paman yang bekerja dalam bidang yang berhubungan dengan teknik elektro. Atas dasar tersebut saat kelas 5 saya mulai untuk mengeksplorasi semua bidang pekerjaan dari keluarha saya. Setelah menyaring semua pekerjaan tersebut. Saya menjatuhkan pilihan pada teknik sipil dan arsitektur. Papa yang merupakan seorang pengusaha konstruksi jalan selalu menyarankan saya untuk memantapkan diri agar nanti memilih jurusan teknik sipil. Namun selama berjalannya waktu dari SMP hingga SMA saya merasa apabila saya tidak cukup mampu untuk menempuh pendidikan di jurusan teknik sipil. Setelah melakukan diskusi dengan keluarga, saya memutuskan untuk memilih jurusan arsitektur. Dengan bekal dukungan dari papa yang walaupun ingin saya untuk memilih teknik sipil, dan paman yang merupakan arsitek. Saya memantapkan diri untuk memilih jurusan Arsitektur di Universitas Bina Nusantara. Salah satu alasan lain mengapa saya memilih jurusan arsitektur adalah karena arsitektur ini menarik. Arsitektur bisa merusak namun juga bisa memperbaik bumi. Arsitektur yang indah dan tidak merusak bumi sangat indah menurut saya dan itu juga menjadi motivasi tambahan saya untuk memilih jurusan arsitektur agar nantinya saya bisa menciptakan arsitektur serupa. Namun secara realistis saya tahu itu akan memakan waktu yang banyak.

Seorang Mahasiswa arsitektur pasti setidaknya selalu menghargai atau mencintai suatu karya arsitektur. Begitupun dengan saya, sejak kecil saya suka melihat gedung-gedung yang memiliki nilai seni. Selain itu rumah-rumah yang indah juga tidak jauh dari pandangan saya. Saya sangat menghargai karya arsitektur yang telah dibuat oleh seorang arsitek karena saya paham apabila nilai seni dari arsitektur tersebut sangatlan tinggi. Namun tiap orang juga pasti memiliki taste masing-masing. Begitupun dengan saya, saya cenderung menyukai arsitektur yang brutalism, barok, dan gotik. Untuk arsitektur brutalism saya menyukai arsitektur ini karena kesannya yang tegas dan dan juga memberikan kesan berantakan namun terstruktur. Sedangkan untuk barok dan gotik sendiri, alasan saya menyukasnya karena arsitektur ini memberikan kesan nilai sejarah yang tinggi. terutama untuk gotik yang banyak diterapkan pada gereja-gereja, kesan yang saya rasakan ketika melihat arsitektur ini sedikit memberikan kesan tidak nyaman namun kagum dengan arsitektur tersebut.  Sejauh itulah saya menyukasi arsitektur apabila dilihat dari segi seni bangunannya. 

Sejauh saya belajar arsitektur, walaupun belum banyak hal yang saya pelajari namun saya cukup senang dengan arsitektur secara akademis. Tugas yang banyak dan ketelitian yang dibutuhkan sangat sesuai dengan passion saya dimana saya cenderung lebih suka untuk mengerjakan hal-hal secara perlahan namun pasti karena hasilnya pasti akan indah. Menurut saya pribadi, dunia tanpa adanya arsitektur akan sangat terlihat sangat kaku karena arsitektur itu ada akibat adanya kebutuhkan manusia. 

Akhir kata, bagi saya Arsitektur merupakan karya yang indah dan harus dihargai sama seperti lukisan pada museum, lagu, dan tarian. Arsitektur tidak selalu mengenai bangunan, Arsitektur mampu mencakup banyak hal dalam skala besar. Arsitektur adalah salah satu komponen utama mengapa dunia sekarang bisa lebih modern. Sekian dari saya, itulah semua informasi singkat mengenai saya dan alasan memilih jurusan Arsitektur.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Raya Rahastya Febrisha – Get to Know Your Self

Diriku bernama Raya Rahastya Febrisha, terlahir Dari dua sejoli yang berketurunan jawa belanda dan jawa murni. Aku dilahirkan di daerah ibu kota pada tanggal 16 bulan februari Dan tahun 2004. Awalnya kami hidup Dari satu ke satu rumah lain hingga akhirnya menerapkan di bekasi. Saat kelahiranku, orang tua ku tidak menyangka diriku akan “berusaha mantap Dunia ini” lebih cepat Dari hipotesis para dokter, sehingga membuat kejutan bagi mereka. Ayahku yang saat itu belum Masih hidup berkecukupan terkejut setelah tahu ibuku harus melahirkan ku hari itu juga. Ia lalu menggendarai motornya dengan cepat tanpa memikirkan tanah Dan langit. Ibuku yang mendadak harus melahirkan ku pun tanpa pikir panjang memanggil bemo sambil membawa kakakku yang masih balita. Layaknya petir di siang bolong, tangisan ku membawa kejutan bagi semua nya. 

Saat aku berunur tujuh tahun, kami pindah ke Bekasi dan tinggal di kos-an yang cukup untuk sekeluarga. Disinilah diriku mulai mengamati arus kehidupan dan cara kerja Dunia. Karna diriku yang terkenal cenggeng Dan penakut, aku lebih banyak mengghabiskan waktu kecil ku di rumah bermain sendiri atau membaca buku-buku yang diberikan oleh orang tua ku. Polos, manja, itulah yang sering di gambaran kepadaku saat itu. Saat sudah menginjak sekolah dasar, diriku cenderung tidak mempunya teman dikarenakan karakterku yang lemah, sehingga diriku lebih memilih menyendiri Dan membaca di selang waktu luangku. Tertindas Dan diremehkan itu sudah menjadi makanan sehari hari diriku. Namun, diriku yang dulu bisa dibilang memiliki daya pikir yang tinggi sehingga ia sering mendapat nilai yang cukup bagus. Walau begitu ia Masih takut kepada orang lain Dan menganggap semua orang membenci nya. Hingga saat kelas enam, diriku yang lalu merasa kecewa karena mendapat kabar bahwa nilai rapot ku terkecil. Awalnya aku sangat sedih karena merasa sesuatu hal yang ku perjuangan selama ini sia sia. Akhirnya aku terpaksa harus mengikhlaskan hal itu, namun ternyata aku mendapat informasi sebetulnya nilai ku semua bagus tetapi ada satu orang tua tidak terima dengan Hal itu lalu melakukan penyuapan kepada pihak sekolah untuk menukarkan nilai anaknya dengan nilai ku. Saat itu aku sangat kecewa Dan kesal, namun orang tua ku berkata bahwa yang sudah di masa lampau biarlah di masa lampau, jalani saja apa yang berada didepan mu sekarang. Dengan sangat berat hati aku menelan ludah itu Dan berusaha terus maju.

Saat masa smp, aku takut sekali kepada semua orang karena takut apa yang terjadi di masa lampau akan ter ulang kembali. Namun takdirlah yang membuka mataku bahwa tidak semua orang akan menindas satu sama lain. Teman sebaya ku di SMP sangatlah menghargai satu sama lain, Dan itulah awal Dari diriku yang sekarang sehingga lebih berani untuk menatap Dunia Dan manusia. Namun, saat diriku menginjak kelas 9 aku merasa aneh Dan menjadi pelupa tanpa sebab. Berawal Dari lupa hari hingga lupa nama sendiri.

Saat menginjak SMA aku disibukan dengan apa yang harus ku ambil di masa depan sampai kadang lupa dengan kebutuhan diri sendiri.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Raffi Wiratama – Get to Know Your Self

Perkenalkan, nama saya Raffi Wiratama, saya biasa di panggil Raffi atau Wira. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2005 atau kerennya 05/05/05. Saya memiliki ayah bernama Denny Wicaksana dan ibu bernama Esti Andayani K. Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adik saya bernama Fattan Bramantyo. Pekerjaan ayah dan ibu saya adalah karyawan swasta di bagian perpajakan dan keuangan. Adik saya berumur 14 tahun dan sedang berada di bangku SMP tepatnya kelas 3. Saya bersyukur bisa terlahir dan hidup di keluarga yang berkecukupan. Ayah saya adalah orang malang dan ibu saya adalah orang Bandung namun besar di Jakarta. Latar belakang Pendidikan saya yaitu: 

–        SDS Putik Indonesia

–        SMP Global Islamic School

–        SMAN 48 Jakarta.

Hobi saya adalah bermain futsal, bulutangkis, renang, menonton bola, bermain game bersama adik, mendengarkan lagu “mood booster” salah satunya mood by 24k Goldn, memotret gedung – gedung di Jakarta yang unik yang kemudian saya tuangkan ke gambar 2D. Sejak kecil ayah saya sering mengajarkan saya menggambar dan mengajak saya keliling ibu kota. Bahkan ketika ayah saya hendak membangun sebuah rumah di Malang, saya dan ayah saya keliling kota malang untuk melihat beberapa desain pintu, pagar, tembok, atap yang unik yang bisa kita ambil sebagai salah satu contoh desain rumahnya. Ayah saya sejak saya kecil adalah orang yang sangat sibuk, karena berangkat pagi pulang malam saja seringkali membuat saya tidak bisa bertemu dengannya dirumah, ketika ayah saya berangkat saya belum bangun dan ketika ayah saya pulang saya sudah tertidur. Saya kadang hanya bisa bertemu ketika hari libur saja. Ibu saya adalah orang yang pintar matematika, ketika kecil ibu saya sering mengikuti lomba matematika dan saya pun sering minta diajari matematika bahkan kadang – kadang sudah SMA kelas 3 saya masih minta diajari matematika oleh ibu saya. Ibu saya juga seorang yang pintar dalam membagi waktu. Ibu ku sering marah ke saya, ayah saya dan adik saya karena tidak bisa membagi waktu, seperti bangun siang dan tidur malam. Saya memiliki adik yang bisa dibilang lebih pintar dari saya, karena ketika saya lihat rapotnya nilainya impresif. Adik saya adalah orang yang malas membaca dan belajar namun nilainya selalu bagus padahal setiap hari bermain game terus. Adik saya adalah orang yang akan saya jaga sepanjang hidup saya begitu juga dengan orangtua saya dan keluarga saya nanti. Saya senang memiliki keluarga yang bisa saling melengkapi satu sama lain. Hobi keluarga saya adalah menonton bioskkop, jalan – jalan ke wahana permainan, dan makan di salah satu restoran. Hal itu selalu kami lakukan ketika sedang libur. Semua orang pasti mempunyai tujuan hidup yang berbeda, kalau saya sendiri tujuan hidup untuk orang lain yang utama adalah adalah menggantikan orangtua saya untuk menafkahi keluarga saya, karena saya tau tidak lama lagi orangtua saya terutama papa saya pensiun dan adik saya masih di bangku SMP bahkan ketika adik saya masuk kuliah, ayah saya mungkin sudah pensiun. Saya tidak ingin adik saya berpikir kalau saya diutamakan sehingga saya harus fokus kuliah dan jangan abaikan kesempaan yang ada. Berharap adik saya bisa lebih sukses dari saya dan impian kecil saya bisa membantu membiayai kuliah adik saya ketika ayah saya pensiun.

Tujuan saya sendiri yaitu menjadi orang yang selalu menghargai apa yang telah diberikan kepada saya, tidak perlu muluk – muluk untuk ingin sukses cepat yang penting saya bisa memberikan proses yang nyata dan positif. Ayah saya selalu menekankan kepada saya bahwa saya harus bisa berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang nyata karena pada akhirnya yang terlihat hanyalah hasil dan ayah saya meminta saya untuk sadar bahwa beberapa tahun lagi ayah pensiun dan hidup harus irit, tidak bisa hidup seperti dahulu, semoga yang diberikan ayah saya tetap dijaga dan teringat sepanjang saya kuliah. Walaupun ketika ayah saya pensiun dan ibu saya masih bekerja, hal ini tetap bukan menjadi sebuah alasan kita masih bisa hidup cukup. Hal ini membuat saya ketika SMA uang jajan yang dikasih orangtua saya selalu saya sisihkan setengah nya setiap hari untuk kebutuhan mendadak atau kebutuhan yang harus saya bayar seperti bensin motor, nongkrong sama teman, nobar sama teman, dll. Saya memiliki target apabila saya ingin melakukan tersebut saya tidak boleh meminta uang ke orangtua saya dan hanya boleh menggunakan uang jajan yang saya sisihkan dan tabung. Jujur saya sebenarnya cukup kesulitan diawal namun lama – lama saya tidak terbebani akan hal itu. Dan membuka mata saya bahwa mencari uang dan menjaganya itu sangat sulit, hendaknya saya sebagai seorang anak untuk hidup irit dan memikirkan kalau saya masih mempunyai adik saya yang bisa hidup seperti saya atau bahkan lebih baik bagi saya.

Saya saat ini baru masuk di perguruan tinggi swasta yaitu Bina Nusantara (BINUS). Sebelum saya masuk binus saya memiliki beberapa cerita bagaimana saya bisa memilih BINUS dengan jurusan Arsitektur. Sebenarnya ketika saya kelas 3 SMA, ayah dan ibu saya berharap kalau saya harus bisa tembus di salah satu perguruan tinggi negri. Saya diberikan berbagai macam fasilitas seperti mengikuti bimbingan belajar (BimBel) di sekolah, mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah juga, mendaftar berbagai kegiatan tryout online maupun offline, dan lainnya. 

Saya sudah menentukan jurusan saya yaitu pilihan pertama selalu arsitek. Saya milih jurusan arsitektur sebagai pilihan utama karena sejak kecil saya sering diajarkan menggambar oleh ayah saya, kemudian keliling kota melihat gedung – gedung dan memilih jurusan arsitektur bagi saya adalah keputusan yang tepat karena pembangunan dimana pun akan terus berjalan dan peningkatan atau pembaruan sebuah bangunan atau infrastruktur akan terus ada. Bagi saya memilih jurusan arsitektur tidak perlu jadi seorang arsitek karena arsitektur memiliki prospek dan arti yang luas. Sejauh yang saya tau memilih jurusan arsitektur tidak harus menjadi seorang arsitek karena arsitektur memiliki arti yang luas sehingga prospek kerjanya juga luas serta dimanapun saya menginjakkan kaki saya di dunia ini saya akan selalu melihat hasil kerja seorang arsitektur. Memilih jurusan arsitektur memanglah berat tapi saya percaya selama saya mempunyai keyakinan dan niat sekaligus aya bisa nyaman, semuanya akan berjalan lancar. Momen terbesar dan menegangkan bagi hidup saya adalah detik – detik sebelum ujian UTBK dimulai. Hal ini menentukan beberapa jawaban yang harus diterima dan tidak bisa diubah yaitu:

1.        Menentukan nilai UTBK saya berapa?

2.        Menentukan saya untuk bisa memilih kampus apa?

3.        Menentukan saya bisa memilih jurusan apa saja?

4.        Apakah waktu dan usaha yang saya gunakan selama berbulan – bulan terbayarkan?

5.        Apakah seluruh fasilitas yang sudah orangtua saya beri bisa saya penuhi dengan hasil bagus?

6.        Bila hasil kurang baik saya harus bagaimana?

7.        Dll.

Hal itu membuat saya tidak bisa tidur semalaman ketika sesudah ujian UTBK. Tiba waktunya Ketika hasil ujian saya diberikan. Hasilnya saya berada di angka yang masih di atas rata – rata namun belum cukup untuk bisa tembus ke kampus impian dan pilihan saya yaitu universitas Indonesia (UI) dan universitas brawijaya (UB) dengan jurusan arsitektur sebagai pilihan utama. Kecewa berat pasti ada di mata, muka dan hati saya. Begitu juga orangtua saya. Namun orangtua saya berkata “mungkin belum rejeki saya untuk berkuliah disana atau belum rejeki saya untuk lolos di jalur UTBK dan mungkin yang diatas punya tujuan sendiri untuk saya lebih baik dimana.” Dan karena masih terdapat satu jalur lagi untuk bisa mencoba perguruan tinggi negeri. Sebelum itu saya konsultasi terlebih dahulu ke salah satu orang yang “expert” di bidang penjurusan. Nilai saya di rapot memang tidak terlalu bagus di fisika dan malahan nilai saya lebih baik di bahasa. Sebelumnya ayah saya juga menyarankan saya untuk mungkin mencoba memilih hukum, karena hukum selamanya akan ada. Menurut orang “expert” ini saya bisa saja keterima di hukum karena nilai saya yang mencukupi dan diatas rata -rata nilai orang yang masuk hukum tahun lalu. Namun aku menolak secara halus karena saya tidak terlalu suka hukum. Akhirnya saya mencoba untuk mendaftar di jalur mandiri universitas Indonesia (UI) dan jalur rapot serta jalur UTBK universitas brawijaya (UB). Di UI saya diberikan 6 jurusan yang dapat saya ambil dan saya memilih jurusan:

1.        Arsitektur

2.        Arsitektur Interior

3.        Teknik Sipil

4.        Teknik Industri

5.        Sistem Informasi

6.        Informatika

Namun tetap saja saya tidak diterima di UI karena bagi saya soal mandiri UI lebih sulit ketimbang soal utbk. Di UB terdapat 2 jalur yaitu jalur nilai utbk dan jalur mandiri. Keduanya memiliki 2 jurusan yang bisa saya pilih. Dan kedua jalur pilihan pertama saya arsitektur. Namun tetap saja saya tidak diterima di kedua jalur tersebut. Besok hari, Ketika saya membuka media sosial, saya melihat salah satu postingan teman saya bahwa dia diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang saya inginkan serta dengan jurusan sama yang saya inginkan. Saya tau bahwa sebelumnya saya bertukar informasi nilai utbk saya dengan teman saya. Nilai teman saya lebih rendah ketimbang nilai saya menjadi sebuah pertanyaan bagi saya dan keluarga saya mengapa saya tidak diterima. Akhirnya saya ditawarkan untuk mendaftar BINUS jurusan arsitektur dan bersyukur bisa diterima dengan mudah disana. Saya juga pastinya bangga bisa masuk BINUS jurusan arsitektur karena BINUS merupakan peringkat 4 dari 5 besar universitas dengan jurusan arsitektur terbaik di Indonesia. Mungkin ini adalah jalan saya yang seharusnya.

Hal yang saya ingin ceritakan ke teman saya dan keluarga saya adalah ketika saya sudah lulus kuliah lebih cepat atau tepat waktu dengan IPK tinggi dan bisa berkontribusi besar di dunia arsitektur serta dapat menggantikan orangtua saya untuk membiayai keluarga yang artinya kebutuhan apapun yang diperlukan saya dan keluarga saya sudah bisa saya lakukan sendiri dengan uang saya sendiri.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Rafa Alifandra Karel – Get to Know Your Self

Haloo nama saya Rafa Alifandra Karel, saya lahir di Jakarta 12 Mei 2005, saya anak pertama dari tiga bersaudara, saya dibesarkan oleh mama dan nenek saya, pada saya umur 3,5 tahun ayah saya berpulang kepangkuan Allah karena cancer, karena umur yang masih kecil jadi saya tidak terlalu mengingat banyak, dari kecil saya selalu Bersama mama dan sesekali saya juga Bersama nenek saat pergi ke sekolah waktu sd, tidak terlalu banyak hal yang saya ingat pada saat saya tk dan sd, terasa tidak ada momen yang bisa di ceritakan, tetapi pada saat saya duduk di bangku sd kurang lebih kelas 4, mama menikah lg dan memiliki dua anak, yaitu adik saya sendiri, singkat cerita mama, saya, dan adik adik saya di tinggal lagi karena terjatuh lalu berpulang kepada pangkuan Allah. waktu begitu cepat saya sudah masuk SMP, di SMP saya merasa baru seperti membuka mata pada dunia luar, saya berteman dan mengenal kenakalan kecil, di SMP saya tergolong anak yang pendiam tapi mengikuti sana sini dengan teman yang suka nongkrong, saat saya SMP saya sempat berpacaran selama kurang lebih 1 tahun lalu putus, karena saya baru pertama kali pacaran, jadi saya bingung apa sih perbedaan pacaran dengan pertemanan biasa yang membuat saya bertanya”, dan pada akhir nya saya di putusin karena jarang ngasih kabar.

Selama satu tahun saya terus kepikiran dengan mantan saya, saya sampai curhat ke guru BK di SMP saya, sampai guru BK saya bantuin saya untuk balikan sama mantan saya, singkat cerita masuk SMA saya dan mantan saya berbeda sekolah, momen dimana awal masuk SMA adanya COVID-19, Pembelajar online selama kurang lebih 2 tahun, nahh saat moemn online ini akhir nya saya berkomunikasi kembali sama mantan saya, dimana awal nya temen saya mengajak main among us Bersama 3 teman SMP saya lain nya, selaman kurang lebih 3 bulan main bareng sampai akhir nya saya befikir untuk balikan dengan mantan saya, di lain sisi saya sedang dekat juga dengan teman SMA yang suka dengan saya, pada posisi ini saya bingung untuk mengambil keputusan, singkat cerita dengan penuh pertimbangan dan isi hati saya akhir nya saya memilih untuk balikan dengan mantan saya dan saya menjelasakan kepada crush di SMA kalu saya balikan dengan mantan saya. Dalam perjalanan beberapa tahun kami LDR beda sekolah, singakt cerita saat mau lulus SMA kami sepakat untuk memilih universitas yang kita inginkan tanpa adanya paksaan atau larangan satu sama lain. Awal nya pacar saya memilih kedokteran ui dan saya memilih di universitas sebalas maret jurusan arsitek, tetapi kami berdua gagal pada SNPMB. Orang tua saya sudah menyuruh saya untuk daftar binus sebelum ujian SNPMB, karena dekat dengan rumah. Saya dan pacar saya tidak mengikuti ujian mandiri di universitas negri. Jadi sekarang saya dan pacar saya di binus. Saya jurusan arsitek dan pacar saya jurusan psychology. saya memilih jurusan arsitek karena saya tertarik dan ingin melanjutkan karir saya seperti ayah saya yang menjadi seorang arsitek.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Taslima Nurhuda – Get to Know Your Self

“Apa jurusan yang akan kamu ambil saat kuliah?”, pertanyaan itu terus berulang kali ditanyakan selama masa SMA. Dari mulai teman, guru dan keluarga terus menanyakan pertanyaan yang sama dan saya selalu jawab dengan jawaban jurusan arsitektur. Dengan diri saya yang sudah berstatus sebagai mahasiswa, pertanyaan tersebut berubah dengan “Bagaimana kehidupan kamu sebagai mahasiswa jurusan arsitektur?”. Pertanyaan tersebut mungkin belum bisa saya jawab dengan jawaban yang pasti karena saya masih dalam masa peralihan dari masa SMA ke masa perkuliahan. Tetapi, hal yang dapat saya bilang adalah bahwa kehidupan mahasiswa perpaduan dari rasa senang dan lelah. Saya merasa senang untuk belajar tentang arsitektur. Namun, terkadang saya juga merasa lelah dengan perkuliahan dan masih beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan. Terlepas dari rasa lelah yang saya alami, saya sangat bersyukur dan sangat senang dapat belajar di jurusan yang sama impikan yaitu arsitektur.

Sebagian orang bertanya alasan saya tertarik dengan jurusan arsitektur. Sebenarnya, hal yang membuat pertama kali pemikiran ingin masuk jurusan arsitektur terlintas adalah saat saya sedang mempersiapkan dan meng-desain layout untuk pameran seni SMP saya. Saat itu, saya sedang bersama teman-teman saya berdiskusi tentang layout untuk pameran seni angkatan kami. Di SMP saya, setiap angkatan diwajibkan untuk membuat pameran seni yang memamerkan karya-karya siswa-siswi setiap angkatan. Saat itu, saya merasa bahwa membuat layout dan merancang sangatlah seru, dan terlintas di pikiran saya bahwa saya ingin menjadi arsitek. Waktu itu, saya belum seratus persen yakin bahwa saya akan memilih jurusan arsitektur saat kuliah. Namun, saat saya mulai masuk ke tingkat pertama SMA, saya mulai memikirkan jurusan apa yang cocok untuk saya. Saya memiliki tiga pilihan saat itu, yaitu arsitektur, perencanaan wilayah kota dan desain interior. Setelah melakukan riset tentang pekerjaan yang dilakukan masing-masing jurusan tersebut, saya menjadi lebih yakin untuk memilih arsitektur sebagai jurusan yang saya minati. Alasan saya memilih arsitektur adalah karena arsitektur merupakan perpaduan dari seni dan bangunan. Saya mempunyai ketertarikan pada keduanya.

Bagi saya, arsitektur adalah wadah yang tepat untuk menyalurkan dan mengembangkan kreativitas saya. Dengan luasnya pengaruh dari arsitektur terhadap lingkungan masyarakat, menambah ketertarikan saya karena arsitektur dapat memberikan solusi fungsional, terbentuknya ruangan yang dapat menginspirasi dan dampak pada makhluk hidup yang menempatinya. Hal tersebut membuat saya kagum serta semangat untuk berkontribusi di dalam bidang arsitektur ke dalam masyarakat. Saya percaya bahwa dalam memilih jurusan, harus ada ketertarikan dan semangat untuk belajar dalam bidang tersebut. Arsitektur bagi saya memenuhi hal tersebut. Ditambah, arsitektur juga bisa selaras dengan tujuan hidup saya bagi orang lain yaitu dengan membantu dan berguna bagi lingkungan dan makhluk hidup khususnya manusia yang sudah ditanamkan sejak saya kecil Lahir dan besar di Jakarta membuat saya terbiasa dengan kesibukan dan keramaian Ibu Kota. Hal tersebut mengajarkan saya untuk selalu gesit dan sigap dalam menjalankan sesuatu pekerjaan dan kegiatan. Saya lahir dan besar pada keluarga biasa dan sederhana. Saya terlahir sebagai anak bungsu dari dua saudara. Walaupun saya terlahir sebagai anak bungsu, tidak membuat saya berkepribadian manja dan seenaknya. Dari kecil, saya diajarkan untuk selalu punya tujuan dan bertanggung jawab dalam semua kegiatan yang saya lakukan. Contohnya adalah ketika saya berkeinginan untuk les musik, saya harus bertanggung jawab untuk datang setiap minggunya. Saya juga diajarkan untuk tidak gampang menyerah dan selalu untuk berkembang serta berguna untuk sesama.

Dari pembelajaran itulah yang mengakibatkan adanya tujuan hidup saya yang berfokus pada diri saya sendiri dan juga untuk orang lain. Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri selalu berpusat pada bagaimana saya terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Saya percaya bahwa manusia harus terus bergerak dan mempunyai arah hidup. Untuk itu, perlu pengembangan diri dan tujuan dalam menjalani kehidupan. Saya juga percaya bahwa tujuan hidup itu harus juga yang berdampak pada orang lain. Kita sebagai manusia haruslah menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang. Kita harus membantu dan berguna bagi sesama. Menurut saya, semua orang bisa untuk membantu sesama terlepas dari apapun profesi atau pekerjaan yang ia miliki.

Lahir dan besar di Jakarta juga membuat kenangan yang melekat pada diri saya berputar pada kota tersebut. Memori atau momen-momen tersebut muncul kembali saat saya melewati gedung atau jalanan tersebut. Salah satu alasan juga saya suka arsitektur adalah bahwa sebuah lingkungan, gedung, perumahan, jalan bisa menjadi pengingat atau bisa melekat pada diri yang pernah berinteraksi pada tempat itu. Salah satu tempat yang melekat pada memori saya adalah gedung sekolah dasar saya. Bertempat tidak jauh dari rumah saya membuat saya tidak jarang untuk melewati gedung tersebut. Bagi saya, momen ketika masih menempati sekolah dasar adalah suatu momen yang sangat bahagia. Salah satu momen yang melekat pada diri saya adalah saat ayah saya mengantar saya pertama kali masuk sekolah dasar. Momen itu sangat melekat bagi saya karena ayah saya siap sedia menunggu saya di depan kelas sampai waktu pulang. Meskipun ayah saya waktu itu ada jadwal untuk ke kantor, tetapi ayah saya tetap menemani saya pertama kali masuk sekolah. Momen itu adalah salah satu momen yang melekat dalam hidup saya.

Terlepas dari semua kebahagiaan yang saya rasakan dari waktu saya kecil sampai lulus sekolah, cerita tentang masa-masa selama menduduki sekolah menengah atas (SMA) adalah cerita yang paling saya gemar untuk diceritakan kepada orang lain. Banyak kejadian, kegiatan, peristiwa yang saya alami ketika masa SMA yang sangat seru untuk diceritakan. Dari masa SMA yang dimulai di rumah sampai kisah waktu lulus merupakan masa-masa yang tidak terlupakan bagi saya. Masa SMA yang dimulai dengan adanya pandemi yang diakibatkan oleh virus corona membuat masa SMA saya selama kurang lebih dua tahun bertempat di rumah. Walaupun demikian, saya masih bisa berteman dan berinteraksi dengan teman-teman saya melalui fitur video call dan sebagainya. Saya selama SMA juga banyak mengikuti kegiatan dan organisasi yang cukup banyak membuat event atau kegiatan. Dari hal-hal tersebut membuat banyaknya cerita-cerita yang sangat seru untuk diceritakan kepada teman lama maupun baru. Saya merasa sangat senang saat menceritakan masa-masa itu.

Dalam masa SMA saya, saya juga banyak terlibat dalam seni. Mulai dari seni lukis, musik sampai film. Di dalam seni musik dan film saya menghasilkan beberapa karya seperti saya menjadi sound dan music director pada short movie yang dihasilkan oleh club cinematography sekolah saya. Saya juga membentuk band dengan teman-teman saya dan kerap tampil pada beberapa acara sekolah. Dalam bidang seni, SMA saya juga mewajibkan setiap angkatan untuk membuat sebuah pameran seni yang memamerkan karya siswa-siswi angkatan tersebut. Dalam pameran tersebut, setiap siswa harus membuat 2 karya lukisan untuk ditampilkan pada pameran tersebut. Di dalam kepanitiaan pameran tersebut, say berperan dalam divisi layout dan desain. Karena saat pelaksanaan pameran tersebut masih pada waktu pandemi, jadi tugas saya adalah untuk membuat pameran seni virtual. Saya bersama teman-teman saya yang lain membuat layout pameran tersebut dan memindahkannya ke dalam pameran seni virtual yang bisa dilihat melalui perangkat gadget. Di dalam masa SMA saya, masih banyak kegiatan dan organisasi yang sangat seru untuk di ceritakan.

Dengan banyaknya kebahagian yang saya rasakan pada masa SMA, saya juga mengalami kesedihan serta kegagalan pada masa tersebut. Pada akhir kelas 12, saya merasakan banyak kegagalan yang saya alami dalam perjalanan saya untuk masuk ke dalam universitas yang saya impikan dulu. Saya hanya menginginkan masuk ke dalam jurusan yang saya mau, yaitu arsitektur. Dan universitas yang saya inginkan saat itu terus menolak saya. Saat itu, saya merasa sangat sedih dan kecewa pada diri saya sendiri. Tetapi, dari semua kegagalan itu banyak membuahkan pelajaran bagi saya. Saya percaya bahwa setiap orang mempunyai jalan terbaik nya masing-masing. Dan saya belajar bahwa dari kegagalan, kita bisa banyak belajar untuk tidak terlalu lama larut dalam kesedihan dan terus berkembang serta belajar menjadi lebih baik lagi. Dalam hidup saya, say ajuga banyak merasakan kesedihan, tetapi saya selalu berusaha bangkit dari kesedihan itu dan menjadikannya sebuah pembelajaran. Saya percaya bahwa setiap kesedihan akan melahirkan sebuah kebahagiaan. Jadi, kita janganlah terlalu larut dalam kesedihan.

Saya mempunyai hobi yaitu mendengarkan musik dan memainkan alat musik. Saya bisa memainkan alat musik seperti gitar, piano dan biola. Sedari kecil, saya banyak terekspos dengan musik membuat saya tertarik dalam musik. Saya menyukai berbagai macam genre musik seperti Pop, R&B, K-Pop, Jazz dan sebagainya. Saya menyukai banyak artis, tetapi salah satu artis yang paling sering saya dengar adalah Taylor Swift. Walaupun menurut saya Taylor Swift bukan penyanyi yang mempunyai suara yang terbaik, yang membuat saya suka untuk mendengarkan lagunya dan menikmati karyanya adalah karena ia sangat pandai dalam menceritakan sebuah cerita yang diubah menjadi lagu. Pendengarnya bisa meng-imajinasikan cerita dari lagu yang ia tulis. Salah satu lagu yang saya sukai dari Taylor Swift adalah Clean dari album 1989. Lagu tersebut dapat diinterpretasikan ke dalam beberapa makna tergantung para pendengarnya. Saya selalu percaya bahwa sebuah seni itu subjektif. Seni dapat dilihat atau didengarkan tergantung masing-masing yang melihat atau mendengarkan karya tersebut.

Banyak kejadian yang terjadi dalam hidup saya. Semua itu meliputi rasa senang, sedih, kecewa, ketakutan, marah, dan lainnya. Itu semua yang membuat saya banyak belajar dalam menghadapi semua itu. Dalam menggapai mimpi terkadang ada kalanya kita gagal, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bangkit untuk menggapai mimpi tersebut. Bagi saya, arsitek adalah mimpi yang saya cita-citakan. Saya harus bisa terus belajar dan berkembang untuk mencapai mimpi tersebut. Pelajaran dan kenangan yang saya dapatkan dapat menjadi tangga dalam menggapai mimpi tersebut.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Syekhan Dia Ulhaq – Get to Know Your Self

Nama ku Syekhan Dia Ulhaq. Aku lahir dan besar di Jakarta pada 1 Agustus 2004. Aku memiliki dua orang adik. Adik ku yang pertama laki-laki dan mengidap autisme. Seharusnya dia kelas 2 SMA kalau saja dia tidak austime. Walau tidak bersekolah di sekolah formal, dia tetap bersekolah di SLB. Lalu, adik ku yang kedua perempuan. Masih berusia 9 tahun, kelas 4 SD. Memang jarak kita berbeda 10 tahun, namun tidak menjadi halangan untuk kita dapat bersenda gurau. Kedua orang tua ku berprofesi sebagai dokter. Ibu ku seorang ketua divisi di salah satu puskesmas di jakarta. Sedangkan ayah ku di kementrian kesehatan.

Sejak kecil aku selalu mendapatkan pertanyaan; “kok anak dokter begini?”. ya, dulu aku bertolak belakang dengan kedua orang tua ku. Aku tidak suka hitung-hitungan (sekarang untuk yang berhubungan dengan arsitektur aku suka 😊). Aku tidak suka terlalu banyak menghafal, aku tidak suka bermain dengan logika, dan aku tidak suka apapun yang berhubungan dengan dunia kesehatan seperti jarum suntik, alat tensi, stetoskop atau apapun itu. Entah kenapa aku tidak suka akan hal-hal semacam itu. Yang aku sukai hanya menggambar dan membuat suatu kerajinan. Aku gemar sekali dalam hal yang memerlukan kreativitas. Dan sedari kecil aku juga mempunyai pemikiran bahwa, kemampuan dan bakat ku dalam menggambar dan menciptakan sesuatu harus aku kembangkan, karena aku mau berkutat dengan hal itu sepanjang hidupku.

Saat aku menginjak dunia SD, aku cenderung pemalu. Pada awalnya aku susah terbuka ke orang baru. Namun seiring berjalannya waktu, aku mendapat teman. Walau jumlahnya tidak banyak, tapi kita teman dekat. Kita sering bercanda ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, sampai-sampai ibuku dipanggil kesekolah hanya karena aku terlampau berisik dikelas. Yang aku ingat waktu itu, aku hanya ingin menuangkan ide-ide dikepala ku. Jika tidak aku bagi ke teman dekat ku, aku menuangkan ide ku di buku tulis atau di buku paket pelajaran. Namun, itu tidak disukai guru ku dan tentu saja kedua orang tua ku. Tapi aku tidak perduli waktu itu. Yang aku inginkan hanyalah menuangkan ide ku. Lalu, ketika UN datang, jelas aku tidak mendapat nilai terbaik versi ku. Sebenarnya aku yakin aku bisa lebih dari itu, namun entah kenapa saat ujian aku tidak terlalu bisa mengerjakan ujian itu. Dan pada saat itu aku sadar. Ada sesuatu yang harus aku ubah.

Sesaat masa SD berlalu, aku beranjak ke SMP. Aku tidak bersekolah di SMP Negeri seperti yang ayah dan ibu ku inginkan. Aku ingin sesuatu yang baru. Aku ingin bebas. Aku ingin berkehendak atas kemauan ku sendiri tanpa ada yang bisa mengaturku. Aku ingin berubah menjadi orang yang lebih bebas. Maka dari itu, aku memilih untuk bersekolah di boarding school. Orang-orang menyebutnya sebagai pesantren moderen. Memang ada dua jenis pesantren yang ku tahu. Ada pesantren salafi, yang mengajarkan lebih banyak pelajaran agama dibanding pelajaran umum. Dan ada pesantren moderen yang mengutamakan pelajaran umum dan dibarengi dengan pelajaran agama. Sebenarnya, kedua orang tua ku terkejut atas pilihanku yang memilih pesantren dibanding sekolah negeri dan mengira bahwa pilihan ku adalah akibat dari pengaruh teman-teman ku yang rata-rata memilih pesantren juga. Namun tidak begitu. Aku memlilih pesantren hanya karena aku ingin bebas dan berkehendak atas diri ku sendiri. Tapi nyatanya aku salah. Ketika awal SMP aku masih mempunyai tekat untuk bebas. Namun, setelah beberapa bulan disana, aku baru bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak bisa bebas dan wajib mengikuti semua jadwal kegiatan di pesanten itu yang ketat dan teratur. Memang awalnya tidak terbiasa akan hal itu, tapi lambat laun aku terbiasa dan menikmati itu semua. Aku berubah dari orang yang ingin mendapatkan kebebasan menjadi orang yang paling taat peraturan. Sampai-sampai aku pernah dinobatkan sebagai santri paling disiplin dalam semester pertama aku bersekolah disana. Tentu ayah dan ibuku bangga akan hal itu. Aku juga bangga bisa membuat mereka bangga.

Ketika masuk kelas 8 SMP, aku ingin lebih “bersinar”. Aku haus akan pengakuan, rasa menang dari yang lain, dan rasa mendominasi. Aku menjadi ambisius dalam pelajaran, berorganisasi, dan yang lainnya. Dan pada akhirnya, seperti yang kita ketahui, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Sesaat aku mendapatkan peringkat 3 besar di kelas, aku mulai mendapat perlakuan tidak baik dari teman-teman ku. Mereka seakan tidak suka dengan pencapaian ku. Mereka menganggap aku penjilat ke guru, aku sok tahu, dan sok bisa dalam segala hal. Dulu aku memang seperti itu. Terlampau berlebihan. Hingga klimaksnya, aku difitnah. aku difinah telah melakukan masturbasi di ranjangku saat malam hari karena ditemukan sesuatu seperti mani diatas kasurku. Reaksi ku seperti “ayolah, itu bisa jeli atau semacamnya”. Namun mereka yang terlanjur membenciku tetap memaki. Memanggilku mesum yang tak bisa mengontrol hawa nafsuku. Aku tidak menyukai perlakuan mereka namun aku tidak melakukan perlawanan sedikit pun sehingga mereka berspekulasi bahwa aku lemah. Aku seperti mangsa yang mudah diserang dari segala arah. Makin lama ku biarkan mereka, semakin jadi perlakuan merea terhadap ku. Hingga akhirnya peristiwa yang membuat ku trauma terjadi.

Ketika aku bersiap untuk sholat ashar di masjid kala itu, seorang teman datang menghampiri ku. Aku didorong dengan mudah dari belakang olehnya, secara badannya lebih besar dari ku. Terus didorong hingga pojok kamar. Saat itu aku hanya berdua dengannya sehingga aku tidak bisa meminta tolong pada siapapun. Aku dimaki habis-habisan oleh nya. Disebut “pengocok” dan sebutan lainnya. Aku tidak tahan. Dan seperti bendungan overload yang retak karena terlalu banyak air yang ditampungnya, perlahan-lahan aku pun retak dan mulai tak bisa mengendalikan emosi. Dia memaki lagi dan lagi sampai-sampai membawa nama ayah ku. Dan aku pun “meledak”. Aku tarik bajunya, aku seret dia ke dalam kamar mandi, dan aku pukuli dia. Berkali-kali sampai aku puas. Rasanya aku tak ingin berhenti sampai dia meminta maaf pada ku. dan ujung-ujungnya dia tetap tidak mau meminta maaf. Aku pun berhenti memukulnya. Dia terjatuh dikamar mandi dengan bibir yang berdarah.

Setelah kejadian itu. Tepatnya esok harinya, aku didatangi olehnya. Bedanya dia bawa kawannya yang murka atas perlakuan ku kemarin. Dan tebak apa yang mereka lakukan? Tanpa basa-basi mereka melakukan hal yang sama pada ku kemarin. Memojokan ku, memaki ku, dan mengeroyok ku. pada akhir cerita dia di DO dari sekolah ku dan aku menjadi lebih terkenal. Bukan karena prestasiku namun karena aku telah mengeluarkan satu santri dari pesantren itu.

Setelah lulus dari boarding school itu, aku kembali memutuskan untuk memilih hal yang berbeda. Toh hidup hidup cuma sekali. Aku memilih untuk bersekolah di SMA Negeri. Yang tidak aku sadari, budaya di sekolah negeri berbeda dan lebih beragam dari apa yang sudah aku jalani. mulai dari lebih banyak anak yang ambis dari ku semenjak SMP, anak yang ‘bodo amat yang penting sekolah’, anak jendral yang bersifat diktator, dan berbagai macam budaya dan sifat lainya. Tapi sebelum itu, aku bercerita dahulu soal bagaimana dunia saat itu.

Aku lulus dari SMP saat dunia sedang dilanda wabah. Mengharuskan aku tetap bersekolah namun secara virtual. Hal itu mempengaruhi banyak hal. Mulai dari tidak bersemangat dalam bersekolah, merasa terkurung dalam rumah, ditambah perasaan khawatir aku terhadap kedua orang tua ku. secara mereka berdua menjadi nakes yang berhadapan langsung dengan virus itu. Pada intinya, aku terlalu banyak menghabiskan masa SMA ku dengan penyesalan, ketidak seriusan, dan kekhawatiran. Dan itu yang menyebabkan aku menjadi orang yang tidak kompeten saat itu. Pada akhirnya aku dinyatakan tidak lolos perguruan tinggi negeri yang aku harapkan. Memang aku telah bekerja keras. Namu karena ketidak seriusan ku dalam memenuhi kewajiban ku, aku tertinggal. Sebenarnya ada faktor lain yang aku percaya adalah peyebabkan aku tidak lolos perguruan tinggi negeri manapun. Semenjak aku merasa tertekan dalam kehidupan SMA ku, aku mulai menunjukan perilaku paling negatif dalam hidup ku. aku mulai mengenal rokok, tidak mempunyai semangat hidup, dan yang paling aku sesali adalah aku mulai tidak mempertanyakan keberadaan tuhan. Seakan semua yang aku pelajari semasa aku dipesantren hilang. Aku merasa depresi dan terlalu khawatir akan masa depan. Aku mulai meninggalkan waktu ibadah, lebih memilih rokok dibanding tugas, dan tidak mendengarka apa yang disampaikan orangtua. Singkatnya aku membangkang. Sulit untuk mengingat kembali apa yang aku rasakan saat itu. Namun, untuk kedua kalinya aku merasa aku jatuh terlalu jauh. Titik balik dimana aku sadar adalah ketika ibuku menemukan rokok ku ketika aku tertidur di pagi hari. Aku baru tahu juga saat itu, betapa dia membenci rokok. Karena itu yang menyebabkan hidup ibuku sengsara karena kakek ku sakit karena itu dan dia berusaha melawan rokok dengan semboyan kesehatan miliknya. Dan bayangkan betapa sedihnya dia mengetahui bahwa justru anak nya sendiri telah terikat dengan rokok. Ibuku menangis di depan ku dan mengatakan bahwa dia tidak akan ridha atas apapun pilihan ku kalau aku tetap merokok. Dan itu terbukti. Dengan betapa susahnya aku mencari perguruan tinggi negeri. Ditolak oleh semua PTN yang aku daftar padahal nilai SNBT ku mencapai 25% teratas.

Pada intinya aku sadar aku telah melakukan hal bodoh. Dan dari semua hal yang telah aku jalani dikehidupan ku, aku bisa mengambil banyak sekali pelajaran. Banyak yang aku sesali dan banyak yang aku syukuri. Bagaimana pun hidup tetap berjalan sebagaimana mestinya. Yang bisa kita lakukan adalah terus melangkah maju dan jadikan apa yang sudah terjadi menjadi pelajaran. Terus merefleksi diri dan mengevaluasi atas apa yang kita lakukan dimasa lalu dan tetap memberikan yang terbaik versi kita.

Kita adalah manusa, wajar bila tak sempurna. Sekarang aku hanya ingin menjadi lebih baik. Untuk mencapai kebahagiaan jangka panjang yang aku impikan, dan bisa membaginya ke orang-orang disekitar ku. terimakasih

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Nofitrian Shelly – Get to Know Your Self

Nama saya Nofitrian Shelly, biasa dipanggil Shelly. Saya lahir di Tangerang pada tanggal 7 November 2005. Orang tua saya berasal dari Kalimantan. Saya hidup di keluarga yang sederhana tapi bisa dibilang berkecukupan karena bisa memenuhi kebutuhan keluarga kami dan membiayai saya serta kakak-kakak saya yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Saya anak terakhir dari 6 bersaudara. Ayah saya seorang wiraswasta, ia memiliki 3 bengkel knalpot, satu di Kalimantan dan dua di Jakarta. Salah satunya yang di Jakarta di pegang oleh kakak laki-laki saya. Singkatnya kakak laki-laki saya sempat lalai sehingga bengkel yang ia pegang harus di jual. Ibu saya adalah seorang rumah tangga. Ia selalu mendidik dan bertanggung jawab besar dalam mengurus anak-anak di rumah. Di tahun 2019, Ayah saya pensiun karena sudah menginjak umur pensiun. Sehingga, bengkel tersebut kembali dipercayakan kepada kakak laki-laki saya lagi. Berbeda dengan sebelumnya, kakak saya kali ini berhasil, dibantu dengan istrinya yang memberikan usul untuk mempromosikan bengkel saya lewat sosial media.

Saat ini pada tahun 2023, saya menduduki bangku perguruan tinggi Universitas Bina Nusantara jurusan Arsitektur. Sedangkan, kakak-kakak yang lain sudah bekerja. Saya bisa pergi kuliah karena bantuan dari kakak-kakak saya yang membantu saya dengan membiayai pendidikan saya.

Saya merasa bersyukur terlahir di keluarga saya saat ini. Dengan rasa perhatian dan rasa sayang yang diberikan mereka membuat saya menjadi pribadi yang memiliki prinsip bahwa Tuhan dan keluarga adalah hal yang paling utama yang saya butuhkan dalam dunia ini. Ayah saya selalu berkata bahwa apa yang saya lakukan bukan hanya membuat orang lain menilai diri saya sendiri tetapi juga akan menilai keluarga saya.

Maka dari itu saya selalu berusaha agar terus berhasil dalam apa yang saya lakukan. Berkat mereka, saya terus menargetkan diri saya untuk bisa menyalurkan hal-hal positif untuk orang-orang sekitar saya dan kelak bisa membangun keluarga kecil saya sendiri yang nantinya juga diisi oleh rasa syukur, perhatian, dan kasih sayang.

Sedari kecil saya ingin menjadi seorang ibu yang baik. Tujuan hidup saya adalah menjadi seorang ibu yang baik untuk anak saya dan memastikan kelak saya bisa bertanggung jawab penuh atas peran tersebut. Saya ingin menikah dan memiliki keluarga yang utuh dan memiliki beberapa hewan peliharaan. Tidak harus menjadi keluarga kaya, yang penting berkecukupan.

Saya ingin menghabiskan waktu bersama keluarga kecil saya di rumah kami nantinya sembari rutin mengunjungi rumah orang tua saya dan suami saya kelak. Saya ingin menjadi ibu sekaligus istri yang berhasil dalam mendidik anak dan menjadi pendengar yang baik. Tentu saja untuk menjadi seperti itu saya perlu memiliki latar pendidikan yang baik, rasa emosional yang stabil dan mental yang siap. Sering kali saya juga berpikir untuk menjadi seorang arsitek yang memiliki penghasilan dalam nominal besar untuk menggantikan biaya pendidikan kuliah saya tapi hati saya merasa asal saya bisa berguna bagi banyak orang dan berkecukupan saja sudah cukup. Mungkin saya bisa menggantikan biaya pendidikan saya kepada orang tua saya dalam jumlah yang tidak terlalu besar tapi konsisten, tidak harus dalam bentuk uang juga tapi bisa dengan memberikan apa yang mereka inginkan. Saya akan berusaha secara maksimal menjadi yang terbaik.

Secara umum saya selalu ingin menceritakan apa hal buruk yang pernah saya lakukan di masa lalu, bahwa saya bukan orang yang bisa dianggap baik, mungkin self-branding itu baik tapi menurut saya jika sudah sekelas pasangan yang notabenenya salah satu orang terdekat, saya akan selalu menceritakan betapa banyak keburukan yang saya lalukan di masa lalu, saya akan menceritakan secara detail dan menyeluruh karena tidak ingin seorang yang saya sayangi berharap pada diri saya bahwa saya adalah orang yang baik, mungkin sewaktu-waktu saya bisa menyakiti mereka secara sadar maupun tidak sadar.

Kalau secara signifikan saya rasa saya akan selalu menceritakan tentang sahabat saya, masa pertemanan sewaktu dulu ketika saya dalam titik puncak keakraban dengan orang-orang yang saya anggap sahabat, saya akan menceritakan ketika saya bisa menghabiskan waktu pagi ke siang untuk bersekolah dan sore ke pagi untuk bermain bersama teman. Ya, betul, sore ke pagi. Saya selalu menghabiskan waktu tersebut untuk bercakap lewat grup chat, keluar, bermain bersama sahabat- sahabat saya pada masa itu, bahkan tidak jarang saya melakukan panggilan vidio bersama mereka sampai pagi, terkadang kami juga bisa tertidur dengan sendirinya. Saya menghabiskan waktu tidur saya di sekolah dan sepulang sekolah. Mungkin itu adalah masa jam tidur saya yang paling berantakan selama setahun, tapi saya menikmatinya.

Saya memiliki beberapa momen kecil dan besar yang sangat melekat pada diri saya. Momen kecil yang melekat pada diri saya adalah ketika saya bermain bersama anak anjing di sebuah pantai di Kalimantan karena itu adalah pertama kali saya bermain langsung dengan hewan di suatu area yang sangat luas dan bebas, usia saya saat itu masih sekitar 4 tahun. Awalnya saya merasa senang karena bermain kejar-kejaran bersama anjing tersebut tetapi tidak lama dia menjilat telinga saya, saya mulai takut, ternyata saya diberitahu bahwa itu adalah cara anjing bermain dan menyayangi. Saya pikir saya hanya menikmati momen bermain bersama anjing, ternyata saya juga menikmati perasaan yang diberikan oleh suasana pantai yang sangat sepi pada momen itu.

Sedangkan momen besar yang melekat pada diri saya adalah ketika hari ulang tahun saya selalu dirayakan, padahal saya selalu berpikir bahwa hari ulang tahun sama saja seperti hari biasa, tidak ada yg istimewa. Walaupun, tahun demi tahun sosok yang merayakan tidak selalu sama tetapi saya menikmati setiap orang baru yang hadir dalam setiap tahun dalam hidup saya dan membuat saya berpikir bahwa ulang tahun saya menjadi penting bagi mereka yang merayakan saya.

Saya tidak mudah menganggap seseorang sebagai teman tapi saya merasa banyak orang yang saya temui selalu bisa membuat saya merasa menjadi seseorang yang mereka anggap teman dan membuat saya merasa bahwa pertemanan tidak harus selalu sesuai dengan apa yang saya idealkan.

Saya juga memiliki hal buruk dalam hidup saya. Saya takut pada ular. Mungkin ini bukanlah kesedihan seperti yang orang-orang pikirkan tapi menurut saya ini adalah trauma dalam hidup saya. Awalnya saya tidak takut dengan ular bahkan saya berani berfoto dengannya tetapi saat saya masih di taman kanak-kanak saya pernah pergi ke ragunan. Saat itu ada satu tempat pameran ular di suatu ruangan yang berbentuk kotak. Saya pergi ke ruangan itu sendiri tanpa orang tua, orang tua saya menunggu di luar ruangan.

Awalnya saya melihat ular-ular yang kecil dan masih merasa biasa saja, sampai saya melihat setiap kanan kiri saya penuh dengan ular, orang-orang yang memegang ular, box yang penuh dengan ular. Saya tidak tau mengapa tapi perasaan gelisah mulai muncul saat melihat betapa banyak kerumunan ular di dalam ruangan tersebut. Sampai akhirnya saya lari dengan gemetar dan tepat didepan saya, saya melihat sebuah ular yang sangat besar berwarna hitam, ular tersebut sedang melingkar dan rasanya saya sangat amat merinding hebat. Saya tidak tau kenapa rasa takut tersebut muncul secara tiba-tiba. Akhirnya saya menangis. Orang tua dari pun muncul dari luar ruangan mendengar tangisan saya.

Sejak saat itu, rasanya saya seperti bertemu dengan raja ular dan saya sangat membenci ular. Saya bahkan tidak berani melihat foto ular atau memakan daging ular yang memang sudah digoreng dan mati. Tidak jarang tiba-tiba ada vidio ular yang muncul di halaman beranda sosial media saya dan saya langsung melempar hp saya karena rasanya sangat menjijikan melihat ular bahkan terkadang saya bisa menangis melihatnya. Saya takut orang-orang menjadikan ini sebagai kelemahan saya. Saya juga memiliki hal yang saya suka, hal yang saya sukai adalah ketika melihat pemandangan dan bangunan-bangunan yang nyaman. Saya suka melihat gambar-gambar arsitektur, menurut saya ini adalah hal yang menenangkan. Saya suka ketika saya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Saya menikmati hal tersebut. Tugas ini dapat membuat saya bisa terfokus pada satu hal dan waktu yang saya habiskan sendiri hanya dengan diri saya. Berbeda dengan kebanyakan orang yang suka dengan desain megah atau semacamnya, saya lebih suka melihat desain arsitek yang minimalis karena menurut saya desain minimalis tampak lebih nyaman dan tenang untuk dilihat.

Ketika saya mengerjakan tugas saya senang memutar lagu Adele – Love in the Dark, dari pandangan saya lagu ini menceritakan tentang seorang wanita yang mencintai seorang pria tapi merasa dirinya tidak pantas untuk didekati atau dicintai karena pria ini adalah seseorang yang dia anggap sempurna dan memberikan segala hal yang wanita tidak bisa hidup tanpanya, akhirnya wanita ini memilih untuk berpisah karena merasa dirinya tidak bisa memberikan timbal balik terhadap pasangannya dan memberi tau bahwa dirinya memang tidak sebaik yang pria ini pikirkan. Dengan nada lagu yang diberikan membuat lagi ini easy listening untuk saya dan nyaman untuk di dengar.

Awalnya saya sangat bimbang dalam memilih jurusan karena saya merasa saya tidak memiliki bakat apa-apa, saya bisa dibilang baik dalam bidang akademis tapi saya tidak tertarik masuk ke dalam jurusan yang penuh dengan hitungan. Sampai akhirnya saya bertemu dengan kakak gereja saya dan istrinya yang sama-sama desain interior. Saya mulai mencari tahu apa itu desain interior dan saya mulai tertarik dengan hal tersebut.

Memang sebelumnya halaman pencarian dalam Instagram saya penuh dengan desain-desain rumah tapi saya tidak pernah terpikir untuk masuk jurusan tersebut karena saya pikir menentukan jurusan adalah dari bakat. Lalu, saya berkata pada kakak saya bahwa saya ingin mengambil jurusan interior design. Kakak saya mengusulkan ambil arsitektur saja. Akhirnya saya mencari tentang jurusan Arsitektur dan ternyata saya tertarik juga karena arsitektur juga masih dalam lingkup yang sama dengan desain interior dan lebih luas.

Awalnya saya takut, karena saya pikir Arsitek jarang dihargai jasanya oleh masyarakat Indonesia, saya takut prospek kerjanya tidak menjanjikan. Tetapi, banyak sekali orang-orang yang mendukung saya mengambil keputusan tersebut karena satu dan banyak hal lainnya. Saya kembali terpikir bahwa hanya jurusan inilah yang ingin saya ambil, saya tidak tertarik dengan jurusan lainnya. Saya melihat di artikel ternyata arsitek juga bisa membantu membuat lingkungan menjadi lebih baik dengan membuat bangunan yang ramah lingkungan. Saya juga mengambil tes minat bakat, Arsitektur dan Desain Interior muncul paling atas pada hasil test tersebut. Akhirnya, saya dengan mantap mengambil jurusan Arsitektur.

Saya ingin memiliki suatu pekerjaan yang berguna bagi orang lain. Saya ingin menjadi seorang arsitek yang selalu memikirkan ulang apakah yang saya hasilkan berdampak baik bagi orang lain maupun lingkungan, saya ingin memiliki suatu karya yang dapat memiliki dampak baik bagi sekeliling saya baik secara besar maupun kecil. Melalui karya saya nantinya saya ingin membantu setiap orang- orang yang membutuhkan, saya ingin melahirkan banyak lapangan pekerjaan bagi orang lain. Saya ingin menciptakan rumah yang ramah lingkungan dan memperbanyak hal tersebut. Singkatnya, tujuan utama saya adalah menjadi arsitek yang menjadi teman bagi setiap klien saya sehingga saya dapat memahami dan memberikan secara maksimal apa yang mereka butuhkan.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Husna Cahya Imania – Get to Know Your Self

Saya Husna Cahya Imania, salah satu mahasiswa Binus University program Architecture. Saya baru saja memulai kehidupan kuliah saya tahun ini, setelah melewatkan banyak momen selama beberapa perjuangan saya masuk perguruan tinggi negeri impianku. Mungkin orang bisa mengira aku gagal di medan perang jika melihat dimana aku berkuliah sekarang. Bahkan banyak teman dekatku bertanya tahun belakangan ini. Momen besar yang melekat pada diri saya yang tidak lama terjadi adalah tanya atas pilihanku. Kenapa aku merelakan program studi impianku begitu saja dan memilih berkuliah di program studi cadangan ku? Kenapa aku merelakan kampus top yang sudah berbulan2 aku kejar ketika yang lain berlibur. Kenapa memilih kampus yang sejak tahun sebelumnya sudah menerima hasil tes ku. Hari itu ketika ptn ke 3 menerimaku, sungguh tak ku duga, aku menangis menghampiri ibu turun dari mobil sepulang sekolah. Tetapi ketika malam tiba dan aku bersiap untuk tidur di sebelah ibuku, ia membicarakan pendapatnya kepadaku sebelum aku menentukan pilihanku.

Akhirnya aku pun merelakan prodi tersebut dibalik kata “ aku pilih disini aja”. Berat awalnya tapi aku yakin aku akan terbiasa dengan situasi ini, aku akan mengikhlaskannya seiring waktu. Karena menurutku pandangan ibu sebagai orang tua lah yang terpenting selama aku masih menjadi tanggungannya. Aku telah banyak sekali mengecewakannya, dan aku berusaha untuk meraih kepercayaannya kembali dan tidak berbuat hal yang tidak menyenangkan hatinya lagi. Aku yakin Ibu tau prioritas dan keadaan keluarga ku.

Aku ingin sekali menceritakan hal ini kepada teman maupun pasanganku (jika ada). Aku ingin menceritakan kepada mereka. Karakterku yang pendiam tapi suka membuka obrolan, Kepribadianku yang kadang perasa tapi kadang juga tidak peduli, tubuhku yang sensitif namun tidak selalu, yang alergi namun tidak menentu. Aku ingin orang terdekat ku tau tentang ku yang sebenarnya. Aku ingin saling memahami dengan teman maupun pasangan. Aku ingin menjalani hidup dengan nyaman bersama orang disekitarku yang merasakan hal yang sama. Lagu favoritku dinyanyikan oleh salah satu penyanyi terbaik di Indonesia, Tulus. Aku paling suka saat ia menyanyikan lagu yang berjudul monokrom dan gajah. Aku pertama kali menontonnya saat sd di sebuah festival yang disponsori kantor ayahku. Disaat itu pula aku jatuh hati pada karya karya nya. Makna yang mendalam dari lagu itu membuat liriknya berputar di pikiranku. Lagu berjudul gajah mengajarkan kepada pendengarnya untuk menerima diri sendiri dan belajar mencintai diri apa adanya. Di lain sisi, lagu monokrom bercerita tentang seseorang yang sedang mengenang kasih sayang yang ia dapat di masa kecilnya dan bersyukur karena telah tumbuh bersama orang-orang yang tulus menyayanginya serta hebat.

Aku masih akan bertahan hidup agar bisa merasakan kepuasan ku terhadap diri sendiri. Dari segi pengalaman, finansial, pengetahuan, kemampuan, keluarga, kasih sayang terhadap diri sendiri dan orang disekitar dan ibadah yang tiada henti.

Ayah ibu saya mendedikasi most of the time of their lives for me, so i’ll promise to do the same thing in the future. Selain membuat mereka bangga atas keberhasilanku dalam dunia pendidikan, aku ingin menemani mereka. Aku ingin menjaga dan merawat mereka di masa tuanya. Sebisa mungkin aku bekerja dari rumah sebagai sarjana arsitektur dari binus university sambil memperdulikan mereka. Cukup lama mereka jauh dari ku selama aku bersekolah, sudah banyak sekali yang dikeluarkan oleh mereka untuk sekedar menengok keadaan anak anak nya yang tinggal di kota yang berbeda dengan mereka walau hanya satu hari di akhir pekan mengobrol santai di bawah atap yang sama. Aku lahir di London, United Kingdom (ketika musim salju jam 2 pagi). Aku terlahir dari sepasang kekasih yang kedua nya pure keturunan Indonesia, tidak heran jika ada yang tidak percaya kota kelahiran ku tapi tidak apa apa. Aku melihat bumi untuk pertama kalinya sebagai seorang adik dari 2 kakak perempuan sebelum muncullah kembali seorang bayi perempuan 18 bulan setelah ibu melahirkanku. Aku anak nomor 3 dari 4 anak. Sangat fleksibel, aku bisa jadi kakak maupun adik.

Posisiku sebagai anak tengah membuatku mau tidak mau harus menyayangi kakak tapi juga merawat adik, aku berada diantara keduanya. Aku bersekolah di sd dan smp swasta, dilanjut ke sma negeri di daerah jakarta pusat dan sekarang sedang berada di ruang kelas di gedung syahdan BINUS UNIVERSITY. Tentu aku memiliki trauma dan kesedihan yang terjadi dalam hidupku dan masih melekat di pikiranku Pernah, wajar jika orang punya hal sedih dalam dirinya. Trauma yang mengganggu tidur nyenyak dan sangat ditakuti bila itu sampai terjadi lagi. Ada juga berita duka dari keluarga ku. Kakek dari keluarga ayahku, Kakek dari keluarga ibuku, om ku, Teman satu organisasi yang dekat denganku di sma. Kegagalan dan keterpurukan yang telah kulalui tahun ini.

Saya memiliki hasrat untuk merancang bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga memecahkan berbagai masalah dalam lingkungan sekitar. Melalui studi di bidang arsitektur, saya akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir analitis serta memperluas kemampuan seni yang saya miliki.

Saya ingin mempelajari tempat dan lingkungan dengan lebih mendalam, serta belajar tentang karakter manusia untuk menciptakan bangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka. Saya juga ingin membangun komunikasi intrapersonal yang baik dengan klien untuk memahami kebutuhan mereka. Saya ingin mempelajari tempat dan lingkungan dengan lebih mendalam, serta belajar tentang karakter manusia untuk menciptakan bangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan mereka.

Mungkin pengetahuan dan kemampuan saya masih bisa dibilang kurang untuk membuktikan bahwa saya sangat enjoy menjalani studi di program studi arsitektur. Namun saya sudah disini, didukung penuh oleh kedua orang tua. Maka itu saya bisa bertekad untuk melanjutkan studi yang tiada batasnya ini dan bisa keliling dunia sebagai seorang arsitek. Saya harap kedepannya saya bisa mendesain dan membangun bangunan yang sesuai dengan kebutuhan tidak hanya klien tetapi juga saya sendiri, yang nyaman dan cocok bagi orang sekitar saya. Saya ingin menjadi arsitek yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Saya ingin memastikan bahwa setiap karya desain yang sayabuat tidak hanya indah, tetapi juga tidak merugikan lingkungan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Jasmine Kirana – Reflection

An Essay On Virtue

According to my experience in college, having a virtue is one of the key components to reaching your goals, it is a tool that helps you to have a grasp on what should be done and should not be done, nous is an element that requires you to have a principled way of thinking, a structured and specifically designed thought process, usually in order to bear this knowledge one must be self disciplined and strong willed. having a virtue means bearing an intellectual and apprehensive thoughts, and in my experience so far my intellectual and apprehensive thoughts are very much dependent on my way of prioritizing what I want more than what I need, Nous is a concept that maps out a way of thinking and that applies to how I map out my way through college, and all four of nous’s elements plays hand in hand to deliver a thought process that is rational to my wants and needs, those four elements includes episteme which represents science, techne which represents art, Sophia which represents wisdom and phronesis which represents prudence, all those four virtues have equal parts on someone’s intellectual and apprehensive thinking.

 Let’s us start with episteme which in its own represents science, that means a way of thinking that is purely based on scientific comprehension, a way of thinking that is not filtered through ideologies and opinions, in some cases this knowledge is considered a realistic way of thinking and conducting a thought, I can see how this is one of the key virtues that someone who is in college would need, but so far with my journey in college, episteme is not an element that plays a significant role in my way of thinking, that is because what i study is mostly ideology based, even though architecture is a part of STEM,  architecture on its own is a field that requires more opinion and individual creative thoughts rather than technological and scientific way of thinking, of course there is no doubt on how architecture is scientific and technological, but science is what made architecture not the other way around, so i think of it like a vessel that delivers the main ideas and goals of architects, it is something that works hand in hand with creativity so in hindsight is a vital but insignificant component.

Now lets move on to phronesis, i think this knowledge is a very critical component for making your way through college, to be adept in this knowledge one must have a good critical thinking and good judgment, what i think of Phronesis is that it is the base of having an organized and mapped out way of living, mastering phronesis means you know how to prioritize your goals, having to differentiate between your wants and needs, but most importantly making good, rational decisions, in college it is all about good decision making, in some instances i sometimes catch myself prioritizing my wants rather than my needs, which happens to a lot of individual, that type of decision making will lead to consequences that will later follow in time, those consequences may vary, it could be a minor inconvenience or a long term consequence that may change the course of your college study, for example, procrastination is one of the few things that came into mind when i think of phronesis, it is one of most common form of  destructive habit that a lot of college student faces, though it seems menial and insignificant, it is now about the its significance that is the problem, it is how frequent that destructive habit occurs and reoccurs, so in hindsight phronesis is a knowledge that holds so much significance whether it is to students, workers or just a regular everyday basic knowledge.

 Let us move to techne, techne is an element that contrasts with episteme, where as episteme means unfiltered science in its pure form techne opposes that, techne is a creative, ideology based way of thinking, it is the embodiment of “art’’, mastering this knowledge means one must be skilled in a certain field, usually it is a field that requires creativity, and in architecture techne is definitely an element that dominates more than the others, being in the architecture field means you must bare a fine taste and knowledge for craftsmen ship, but it’s not just knowing about what is good art and bad art, it should also be about the ability to skillfully craft one, because unlike episteme that is all about intellectual comprehensive skill and understanding something to a scientific degree, techne is all about creating and innovation, which is very in character with architecture, so i do feel techne represents a major portion of my nous mapping, for example when i have to come up with a design for a house lets say, i cannot just design a house that is there just to be a house, while it’s main purpose is to be a shelter, every aspects of the design must have a reason behind it, every line and curve, every color and every texture, that is why being adept at the techne knowledge is one of my goals while i am still in college, i can see how it will benefit me in the future and how i will be relying and using techne as a compass for architecture,

Now let us move to the last element, which will be sophia, sophia embodies both nous’s elements and episteme’s chractheristics, Nous involves a rational or intuitive grasp of necessary first principles, an intuitive first thought procces while  Episteme involves a grasp of truths that can be delivered within the scope of scientific reasoning, that means sophia inherits both nous’ principled intuitive way of thinking and episteme scientific grasp on way of thinking qualities,  but in my experience in college this knowledge is less prominent than the others, due to techne and nous having a bigger grasp on my thought process and also because sophia in its own sense is a submissive element that is usually only presents it self when the other element are dormant, at least for my experience that is, though sophia seems less significant, sophia holds the key to someone’s wisdom, therefore being adept in this knowledge will give oneself a benefit of seeing things from the perspective of a mature mind.

Kategori
blog

01 januari 2024 Cakrawala Baru yang Terberkati


Untuk banyak orang perjalanan hidup itu berjalan begitu saja, ada juga yang berjalan penuh pemaknaan. Untuk saya perjalanan hidup ini adalah perjalanan keseharian yang saya syukuri karena kehadiran orang yang saya cintai, Laurensia, anak-anak kami, keluarga besar, tim studio RAW DOT Omah yang sudah seperti keluarga saya sendiri, juga terutama almarhum ayah saya yang saya selalu rindukan.
.
Tahun ini adalah tahun yang tidak mudah untuk kami semua yang masih mengukir proses berkarya yang penuh tanda tanya dari mempertanyakan batas, seberapa jauh menempa diri, seberapa jauh melayani, seberapa jauh mau terus belajar. Anak2 studio RAW dan DOT pun muncul dengan keceriaannya, mulai dari karakter yang berbeda – beda dari tim yang berbeda – beda, dari tim cinta sampai tim lapangan yang solid, cinta, keras, lembut, dan air mata berbagai macam rupa pada arsitektur digelorakan setiap hari membentuk ekosistem Guha.
.
Banyak anak2 di Omah Library memberikan hatinya untuk membantu saya terutama dalam memberikan refleksi tulisan, verbal, diskusi. Arlyn, Hanifah, Ime, Lulu menuliskan di dalam salah satu manuskrip buku badut yang sedang dipersiapkan yang membuat saya menyadari bahwa mereka sedemikian penting untuk pertumbuhan kita semua.
.
“Bagi kami proses perjalanan … bagaikan badut yang mengendarai sepeda roda satu di tengah-tengah sirkus. Sepeda itu harus dikayuh dengan segala ketenangan dan keseimbangan untuk melalui segala rintangan tanpa gagal, dan tampil profesional di hadapan para penonton yang datang mencari hiburan….Proses pelatihan diri yang panjang, jatuh bangun, dan tumpah darah seorang badut di belakang layar, seakan tertutup dengan segala tarian dan pertunjukannya di depan layar. Senyum dan ketenangan diri …seakan menutup rapat seluruh kesulitan, kesedihan, dan keluh kesahnya.”
.
Satu saat di Cileunyi, di satu pojok studio seni murni, Yanas satu seniman yang saya kenal menyebut dialog ini Cakrawala yang Terberkati. Proses itu muncul dari niat baik semesta melalui perantara manusia – manusia yang saling memberkati satu dengan yang lain.
.
Selamat datang cakrawala terberkati 2024 dan puji syukur 2023.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Nissa Qonita Saidong – Get to Know Your Self

My name is Nissa. i was born in Jakarta, May 31st, 2005. I’m the second eldest sister from my 3 brothers. I’ve life 18 years of my life with my parent’s. My dad’s a contractor and my mom is a housewife. I am a mother of two cats. My first cat is a black cat idk what breed that thing is but that thing is still my baby. His name is Blanco. I misgendered him for a her for the next 2 weeks living with him. He was given to me from my aunt and oh my god he was soo beat up when he came to my house. HE WAS BALD. But eh he still a cutie to my eyes. Laughed soo hard when he was cleaning his bald ass and making fart sounds from all that sucking. Hes a very loving cat even when he looks soo beat up. He loves to roll around for attention sometimes. And other times he will do a 180 and run away when you try to pet him. Thankfully from all the love and care he turned to be a very fluffy boy. But he smells like piss sometimes. Like he doesnt even sand off his shit, he just leaves it open for the world to see. He’s also not a big fan with eating wet food. He likes his food DRY AND PEBBLES.

Unlike my other sweet child Greg. The name greg doesnt really have a special meaning its just the word grey with the y changed to a g and i also didnt intentionally name him cuz of Danny Gonzalez. Greg is a combination from breeding a British short hair female and an orange male fully cat. I got him when he was just fresh out off his mother’s care. He’s a cute small grey fluffy boy with white mascara on the top sides of his eyes. Such a small piece of furball is mine to care for. He is a very energetic and lovely baby when hes just soo damm tiny. He loves to hangout in my room and play with Blanco and me. He and Blanco just love to sleep in my unsustainable ac 24/7 turned on room. Remember when i miss gendered Blanco yeah so that involves Greg. So when Blanco went to the doctor for a check up the first time i asked the doctor if she can check what gender Blanco was. and she said Blanco was a female. Of course i believed what the doctor said and kept that believe till Blanco turned 7 months old. When i came home after school my mom told me blanco kept getting on top of greg. I didnt think it was weird i thought like blanco was such a girlboss you know. Till i saw the scene myself. He was humping lil ol greg and biting Greg’s neck. I was soo shocked. It was my first time seeing a cat doing the dirty no it was my first time seeing a female cat dominating a male cat. Days later i had my cats checked up it was a different place from the first. And ofcourse i asked the doctor if it was normal for a female to be on top. They said no. I was conflicted so i asked if they could do a gender check for blanco. And the results was he was a male. Shocker. Not only is Blanco Gay he was also A DAMM PEDOPHILE.

The doctors said it was normal for male cats to do the dirty with another male cat it was because when they turn 6 months old its breeding season. They turn to the nearest cat to do the devils tango. I as a good mom woukd support my child for whatever they do BUT NOT THIS i mean im not homophobic or anything BUT I DISAGREE WITH PEDOPHILE. So i urged the doctor to cut his balls out. Sterilize the demons inside him. The sterilizing process was quite risky the doctor said. Some cats didnt make it out alive and some do. It put me in a dilema but i had to go through i know Blanco is strong enough to make it out. he came to my house looking bald n beat up of course a tiny anesthesia could hurt him. The papers were signed and i had to say my goodbyes. The sterilizing wouldn’t take long but the wake up process was. At around 3 pm i got a message from the doctor. The doctor sent me a picture of his cutted out balls. It was just the most random est message I’ve ever gotten. Well besides that weird message from the doctor Blanco was thank fully save n well. He was walking abit wobbly but HES DOING GREAT. Thankfully all the pedophile action is no more Blanco is a better man. Besides being a mother of two cats i do have a couple of hobbies, i like listening to music.

My taste in music can go to vary. If the music sounds good to me i vibe. Ive been mostly listening to kpop mostly girl groups like the World wide hit girl group New Jeans. Catchy lyrics, eye catching styles and the most complicated choreography ive ever witness. Its soo satisfying to watch how they dance. Well of course not just New Jeans that get the hype ive enjoyed other girl group songs. If i had to choose my favorite one its gotta be queencard by (G)-idle. The song is all about every woman is a queen from different bosy shapes, different styles, different jobs, and many more. The song is just soo nice to jam with when im stuck in traffic. Speaking of traffic i mostly go to school by car and oh my god traffic jams. They never ever un jam i dont know what causes them but darn are they annoying. Everytime i gotta wait in line for the contra flow and also i gotta fight for it some wanna just slip infront of me. Like im not stingy or anything i do let one in but they take soo much time that another car infront of it also slips in like ughhh. Thankfully i haven’t been late to class. The key to not be late to Class is leave the house 2 hours early and catch the contra flow and play music so i don’t go road rage. I have other hobbies sucj as playing games. Specifically genshin impact, no its not a hobby its a way of life.

I started playing genshin when the corona virus started. My friend asked me to play with her. I had alot of free time to kill so why not. The game had stunning landscapes it was a breath of fresh air unlike what the real world was currently in. The story was great until i broke the game. So during a story quest there was thing laser shooting part trying to kill the dragon. The character was flying in the air and i accidentally pressed left click and my character started during a plunging attack. So heres the thing about the plunging attack, you will keep plunging till u hit a surface and the scene i was in didnt have a surface so my character kept on plunging. I didnt have any choice but to start over and not to left click during the flying shooting scene.

My other hobby is drawing. I have a passion for drawing mostly on drawing characters. I enjoy designing characters and making theirs traumas to make them interesting. Ive always love seeing my imagination come to life on a sheet of paper. Ive always imagine them moving, you know like cartoons, so i asked my parents if i could be an animator, and of course, they said no. Working in animation was just a red flag in my parent’s eyes. So my parents suggested civil engineering. OH, sweet civil engineering, to my eyes, you are like the crimson flames of hell. It was a straight no from me. Going to civil engineering feels like the asian equivalent of being a doctor in my family. The next suggestion was architecture. It involves a lot of design creativity, and i kinda vibe with that. Well, of course, designing a character is more of my forte, and buildings are a different story when it comes to designing. But when life gives you lemons, you make lemonade. By lemonade, i mean, i just gotta work with it. Its not too far off from both designs like how both wear their own clothes. Clothes for humans consist of cloths while for building they consist of walls of many designs. All i know is that i got to make a building pretty and my jobs done. Construction i hardly even know her. that’s where the civil engineers come in handy. Jokes aside, I will study the ways of architecture in the most legal way possible. The last thing I want is to go behind bars. I don’t know if IAI is gonna save my ass.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Nikisya Abrietta – Get to Know Your Self

Kehidupan mahasiswa yang baru saya jalani selama seminggu lebih ini membuat saya berfikir dan mengulas kembali bagaimana kehidupan saya sebelum menjadi mahasiswa. Ketika kelas 12 kita sudah harus memilih dan memikirkan masa depan apa yang akan di jalani. Dan ketika sudah menjadi mahasiswa dituntut untuk mandiri dan peduli kepada masa depan nya, diruntut untuk bisa mengambil keputusan yang dimana setiap keputusan akan ada hasil dan resiko yang harus ditanggung, dituntut juga untuk bisa berdiri sendiri tanpa mengandalkan orang lain. Ketika saya bertemu orang baru saya tidak sabar untuk menceritakan hal hal yang saya nikmati misalnya film/drama favorit saya ataupun lagu/idola kesukaan saya. Contoh lagu yang merupakan salah satu lagu yang akan saya putat berulang kali adalah back to december dari taylor swift.

Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri adalah untuk bisa menjadi orang yang mandiri, bertanggung jawab dan bisa berdiri sendiri. Tujuan saya untuk orang lain adalah untuk menjadi orang yang berhuna juga bagi oranglain daa membanggakan kedua orangtua. Saya lahir di Jakarta dan sampai sekarang tinggal di jakarta lahir dari keluarga biasa saja. Anak sulung dari 3 bersaudara. Saya memilih jurusan ini karena lumayan tertarik dan merupakan rekomendasi dari orangtua juga. Saya suka melihat bagaimana orang bisa menciptakan design yang begitu indah dan memiliki estetika yang tinggi dan juga tentu saja bisa di realisasikan.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Nicholas Akbar – Get to Know Your Self

Halo perkenalkan nama saya nicholas akbar salah satu mahasiswa bina nusantara. Menurut saya menjadi mahasiswa di jurursan arsitektur memang sulit karena banyak tugas dari dosen untungnya banyak temen saya yang mensuport saya dalam mengerjakan tugas jadi saya. Saya ngerasa bahwa ketika saya menjadi mahasiswa saya lebib suka menghemat dari yang suka beli sesuatu yang saya suka menjadi membeli sesuatu yang saya butuh.saya juga diajarkan dari oleh orang tua bahwa uang yang kamu pakai kalau bisa dihemat dan dipakai untuk sesuatu yang penting daripada seuatu yang ga penting. setelah menjadi mahasiswa saya merasa bahwa sebuah pertemanan samgatlah penting karena di kuliah kita haru banyak koneksi dengan mahasiswa jurursan lain jadi kita ga ketinggalan informasi informasi yang penting.

Saya anak ke 2 dari 2 bersaudara, kaka saya perempuan salah satu mahasiswi universitas gajah mada. Saya lahir di solo tanggal 29 maret 2005, bapa saya kerja dan ibu saya tidak. Saya sebenarnya awal nya ingin nge kos tetapi keluarga tidak mengizinkan, tetapi tidak apa apa karena apapun pilihan orang tua pasti saya ikuti. Bapa itu tipikal orang yang keras tapi perhatian, ibu tipikal orang yang lembut dan suka menolong orang. Saya dari kecil diajarkan oleh bapa saya bahwa “jangan selalu mengandalkan orang lain belajarlah mandiri jadi jika ade kalau sendirian ade bisa ngelakuin apapun yang ade mau”.

Saya berasal dari sekolah alazhar kelapa gading jakarta, walaupun saya lahir disolo tapi saya tinggal dan besar dijakarta. Dulu sebelum orang tua pindah ke jakarta mereka tinggal dikalimantan itu waktu saya belum lahir tetapi ketika saya lahir saya pindah ke jakarta karena mungkin mereka pikir jakarta itu ibukota indonesia jadi akan lebih mudah cari kerja disana. Saya sekolah di alazhar kelapa gading dari saya tk jadi kalau dipikir pikir saya sidah 15 tahun di alazhar kelapa gading.

Kenangan dalam hidupku yang selalu aku ingat yaitu waktu aku bisa pergi bersama temen temanku, keluargaku, dan orang orang yang bisa membuatku bahagia. Teman temanku, keluargaku adalah orang yang bisa membuat diriku senang dan bisa membuatku bahagia walaupun aku sedang bad mood atau mood ku yang sedang berubah ubah. Awalnya dulu aku pernah kepikiran sebelum aku ikut snbt aku mau masuk univ binus karena dulu di sekolahku binus itu dibilang bagus, cuma karena orang tua pengen aku nyoba univ negri dulu akhirnya aku mencobanya dan gagal walaupun aku sudah berusaha keras untuk masuk univ negri. Awalnya aku takut kalau masuk univ mau negri ataupun swasta aku bakal ketemu kaka kelas yang tidak enak, tetapi waktu aku masuk binus ternyata itu tidak sesuai ekspetasiku, ternyata kaka kelas ku pada baik baik dan ramah jadi aku seneng masuk univ bina nusantara. Sebelumnya awalnya aku mau masuk universitas swasta yang lain tetapi bokap sama nyokap maksa masuk binus karena mereka mikir kalau di binus itu univ yang bagus jadi mau ga mau aku masuk binus. Walaupun aku tau binus arsi lebih bagus tapi karena univ itu lebih deket sama rumahku jadi aku masuk binus.

Saya sangat ingin mempunyai temen seperti temen teman sma saya yaitu orang orang yang bisa disebut aga gila dan bisa membuat saya ketawa dimana pun dan kapanpun. Teman teman sma saya tipikal orang yang aga susah ditemukan karena jokes mereka itu sudah melewati batas normal jokes, kayak apa aja bisa dijadikan jokes. Tetapi waktu saya dibinus ternyata banyak anak anak yang bisa diajak jokes speerti teman teman sma ku. Teman temanku dibinus alhamdulillah tidak ada yang pilah pilih jadi aku bisa banyak berteman dengan hampir semua orang karena anak anak binus pada fun, baik hati, dan seru seru semua. Saya sangat berharap bahwa teman teman dibinus bisa bertahan sampe kita semua sukses jadi saya memiliki banyak koneksi dengan yang lain agar saya lebih mengenal dunia.

Salah satu alasan saya masuk di univ bina nusantara adalah karena jurusan arsitektur nya, jurusan itu saya memang sudah tau sebelum saya tau jurusan lain di binus, karena memang arsitektur adalah tujuan saya masuk univ atau memang karena arsitektur memang jurusan yang saya ingin masuk. Salah satu alasan saya masuk jurusan arsitektur adalah karena saya senang melihat gedung gedung besar dan saya bermimpi untuk suatu saat saya bisa mendesain bangunan yang besar jadi saya bisa menunjukan ke keluarga saya bahwa “ituloh bangunan yang saya bangun”. Saya bercita cita untuk menjadi seorang arsitektur yang terkenal dan bisa membanggakan nama keluarga dan nama arsitektur. Jadi awal mula saya ingin pergi ke jurusan arsitektur itu karena waktu saya nanya ke kaka saya “kak jurusan yang bagus apa ya ka” trus kakak ku bilang “kamu sukanya apa” aku langsung glek bingung mau jawab apa soalnya waktu itu aku suka nya futsal, main game, sama gambar random walaupun gambarku jelek. Nah kan kakaku bingung mau jawab apa trus dia bilang “coba aja cari cari dulu kan kamu masih kelas 10 nanti kelas 11 kamu pasti udah tau mau masuk apa” nah dari kelas 10-11 aku belom bisa nemu apa yang aku pengen trus suatu hari aku kayak liat bangunan trus kayak seru tu kalau bisa nge desain bangunan, nah detik itu jiga aku mutusin buat nyari jurusan yang nge desain bangunan. Waktu aku dah nemu jawaban baru aku nanya ke keluarga ku boleh ga kalau aku masuk jurusan arsitektur trus waktu aku dah jelasin alasannya baru di ijinin. Dulu sebelum aku mau masuk arsi aku mau masuk jurusan kedokteran tetapi bapaku bilang kalau jurusan kedokteran itu susah masuknyq dan susah jadi dokternya akhirnya aku putusin ga masuk kedokteran dan akhirnya masuk deh arsitektur.

Saya selalu ingin bisa membantu orang lain dalam
Hal yang saya bisa contohnya ketuka kerja kelompok saya tidak menjadi beban, waktu ikut olahraga saya ingin membuat bangga kampus saya jadi tidak semata mata membuar saya bangga tetapi membuat keluarga dan kampus bahkan kalau bisa membuat indonesia bangga. Membuat orang tua bangga adalah salah satu tujuan saya masuk kampus dan melanjutkan tujuan saya untuk menjadi orang hebat. Orang tua saya adalah idola saya yang ke dua setelah nabi muhammad SAW karena tanpa orang tua saya, saya yakin saya tidak akan bisa mencapai dititik sekarang ini. Saya adalah tipe orang yang kalau saya bisa ngebantu orang pasti saya bantu sebisa mungkin karena ngebantu orang adalah amanah dari nenek dan ibu saya yaitu bantulah orang meskipun kau tau kau ga akan dapet apa apa, dan jangan berharap dia bakal bantu dirimu.

Salah satu lagu favorit saya adalah perfect by ed sheeren karena didalam lagu itu banyak sekali kenangan tentang seseorang yang pernah ada dalam hidupku. Tetapi ga cuma itu doang walaupun lagu itu banyak mengandung tentang kisah cinta tetapi saya berpikir yang lain. Mungkin karena saya lebih suka lagu lagu yang slow ya jadi mungkin saya lebih senang lagu yang mengandung arti cinta. Tetapi ga cuma tentang cinta tetapi musik musik seperti rock itu juga lumayan suka tetapi mostly musik slow itu saya suka.

Salah satu trauma yang pernah alami adalah mungkin tentang cinta ya, mungkin juga itu salah saya karena saya ga maju waktu ada kesempatan jadi saya itu sering jatuh cinta ke teman saya tetapi cewe itu diambil sama temen terdekat saya jadi saya aga kagok kalau pengen deketin cewe. Saya jujur waktu sma saya itu aga kagok kalau deketin cewe karena ya itu masih aga trauma, tetapi saya lagi berusaha untuk mengatasi trauma saya dengan memberanikan diri untuk mengobrol dengan cewe. salah satu hal yang membuat saya sedih adalah waktu itu adalah waktu kakek saya meninggal karena semasa hidup kakek saya, saya jarang ngajak ngobrol dan ga begitu deket jadi ketika dia menginggal saya ngerasa kenapa dulu ga begitu deket sama dia. Saya ngerasa pengen memutar balik kan waktu jadi saya bisa meluangkan waktu dengan kakek saya lebih lama.

Mungkin karena ini baru pertama kali saya belajar tentang arsitektur jadi menurut saya arsitektur itu fun fun aja kalau kita suka belajar. Tetapi untuk sekarang karena banyak tugas tugas jadi belom terlalu fun tapi untuk belajar saya seneng jadi saya mengerti bahwa untuk membuat sebuah bangunan itu ga se simple itu ada banyak elemen elemen yang wajib dikuasai dan ada bebarapa bahan yang wajib tau seperti semen beton besi dll. Selama kita enjoy salam proses pembelajaran arsitektur kita ga bakal bosen dalam pembelajaran. Saya karena pasion saya ada di arsitektur jadi saya wajib memaksakan diri saya untuk belajar lebih di arsitektur ini.

Jadi sebenarnya alasan yang baru kenapa saya ingin belajar arsitektur itu baru saya dapat waktu saya belajar arsitektur yaitu adalah menjadi arsitektur ternama yang membanggakan indonesia dan kalau bisa melanjutkan pembelajaran saya di s2 walaupun saya belom tau mau s2 di indonesia atau diluar negri. Saya yakin dan saya percaya bahwa ketika kita bersungguh sungguh dalam menjalankan sesuatu hal kita bisa menggapainya. Saya adalah orang yang memliki pasion yang tinggi, jadi ketika saya ingin menggapai sesuatu saya tidak akan berhenti sebelum saya bisa menggapai itu jadi saya sangat ingin menjadi arsitektur ternama yang membawa nama indonesia, agar saya bisa memberitahu dunia bahwa anak arsitektur indonesia menjadi salah satu arsitekrut terbaik yang pernah ada. Saya yakin bahwa binus bisa membantu saya dalam manggapain cita cita saya dan cita cita anak arsitektur indonesia untuk membuat arsitektur indonesia lebih di kenal di seluruh dunia. Terima kasih

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Muhammad Fadhil Adhima – Get to Know Your Self

Perkenalkan nama saya Muhammad Fadhil Adhima, saya lahir di Jakarta pada 12 Juni 2005 dan sekarang saya tinggal di kota Bekasi. Saya anak pertama dan saya memiliki seorang adik yang lumayan jauh perbedaan umurnya yaitu 7 tahun jadi saya yang paling di andalkan sebagai seorang kakak, bapak saya seorang pegawai BUMN dan ibu saya seorang perawat, saya mempunyai hubungan yang cukup baik dengan keluarga, saya menyukai lagu dari one direction dan dan bruno mars.

Awal saya tinggal yaitu di daerah Kalimalang, saya disitu tinggal sekitar 4 tahun dan setelah itu saya dan orang tua saya memutuskan untuk pindah rumah ke daerah Jatiranggon, tempat yang saya tinggali saat ini berdekatan dengan ujung aspal Pondok Gede. Saya mulai bersekolah di TK AL-IKHLAS pada saat itu usia saya 5 tahun, pada masa itu awal saya belajar bagaimana untuk menjadi yang terbaik dikelas, saya mengikuti beberapa lomba pada saat itu dan mendapatkan beberapa penghargaan, saya TK selama 2 tahun dan setelah itu saya SD pada usia saya 7 tahun dan SD saya berada di SDN JATIMURNI V, di masa sd itu saya mendapatkan teman-teman yang baik untuk saya, hal yang saya senangi ketika sd yaitu pada saat istirahat dan pulang sekolah, karena pada saat istirahat saya bisa ngobrol dan cerita dengan teman saya, dan yang pasti sambil jajan bareng pada saat itu, dimasa SD ini saya cukup ambis karena ketertarikan saya pada akademik, tapi sayangnya banyak teman-teman saya yang hebat dari pada saya, saya selalu berambisi untuk mendapatkan ranking 10 besar pada saat itu, sampai saya pun les oleh guru saya sendiri, dan waktu pulang sekolah adalah yang paling asik menurut saya karena saya selalu bermain dirumah teman saya setiap pulang sekolah. Dan di waktu sore hari sampai malam saya bermain lagi dengan teman saya yang berada di rumah, dan menurut saya itu momen yang paling saya pengen ulang untuk saat ini karena saya bermain PlayStation dengan teman saya, dan setelah itu saya pulang ke rumah dan belajar sebentar sambil mengerjakan PR yang belum selesai.
Saya memiliki sahabat yang sangat baik pada saat itu yang selalu bersama-sama sampai lulus, dan setiap pulang sekolah pun saya selalu mengerjakan tugas bersama, pelajaran favorit saya pada saat itu adalah olahraga dan bahasa sunda, karena saya sangat aktif diluar sekolah dan saya sering bermain bola juga, dan saya bisa suka bahasa sunda karena saya sering pulang kampung ke Garut, saya belajar bahasa sunda semenjak saya kecil,sampai sekarang pun saya masuh terus belajar bahasa sunda. Saya adalah tipe orang yang suka mempelajari bahasa dan logat daerah.

Setelah 6 tahun saya SD saya pun melanjutkan ke smp, pada saat itu saya bersekolah di SMPN 15 BEKASI, awal saya bersekolah disitu saya kurang terbiasa karena saya berada di lingkungan yang baru dan saya juga terpisah oleh banyak teman-teman saya, pada waktu masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) saya berkenalan dengan teman sekelas yang baru dan beberapa masih ada yang masih bisa ketemuan dengan saya sampai saat ini, di SMP saya mengikuti eskul taekwondo karena saya ingin belajar bela diri dan memperbanyak teman di dalam eskul itu, tapi tidak berjalan lama saya pun memutuskan untuk berhenti di kelas 8 karena ada suatu masalah, dan di kelas 8 saya di ajak oleh teman saya untuk bergabung kedalam organisasi sekolah (OSIS), tetapi tidak berjalan dengan lancar karena pada saat itu status saya masih menjadi calon osis tetapi saya mendapati suatu masalah, masalahnya yaitu ketika saya sedang sakit dikelas teman saya yang sesama calon osis menghampiri saya dan bertanya kepada saya kenapa saya tidak memimpin tadarus, saya mendapat kata-kata yang kurang enak dari dia dengan nada bicara dia yang kurang enak didengar juga, saya pun berpikir disitu kenapa saya bisa sampai dibilang begitu padahal saya sedang sakit dikelas, dan saya pun memutuskan untuk keluar dari calon osis itu. Dimasa SMP itu saya banyak belajar hal baru diluar sekolah seperti belajar mengedit foto dan video, karena pada saat itu saya bercita-cita menjadi seorang youtuber, karena saya tertarik dengan beberapa youtuber dan saya ingin belajar seperti mereka. Ketika ada tugas mewawancarai pembudidaya ikan disitu saya sebagai kameramen sekaligus editor, karena bagi saya menciptakan suatu karya hasil buatan sendiri itu memiliki kesenangan dan makna tersendiri ketika saya berhasil membuatnya, dan semenjak itu saya jadi senang untuk belajar diluar akademik.

Ketika kelas 9 tidak lama setelah itu muncul yang namanya Covid-19, saat awal terjadi pandemi perasaan bercampur aduk bingung sekaligus takut, saya bingung karena apa yang harus dilakukan pada saat itu dan saya pun bingung bagaimana saya mengubah jadwal saya yang biasanya saya membagi waktu untuk bermain dengan teman saya dan sekarang tidak bisa karena pandemik, dan saya pun takut karena takut tertular, semenjak pandemi itu saya mulai berantakan pola makan dan istirahat, dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru pun banyak yang saya kerjakan diwaktu tengah malam. Saya pun lulus SMP dan mulai mencari SMA, sempat ada perbedaan pendapat antara saya dengan ibu saya karena ibu saya menginginkan saya masuk SMA karena akan diarahkan ke TNI untuk kedepannya, sedangkan saya menginginkan masuk SMK karena saya sudah sangat yakin untuk melanjutkan cita-cita saya untuk menjadi seorang youtuber, tapi niat itu harus saya urungkan lagi karena takdir membawa saya masuk ke SMA, saat itu saya dan ibu saya mencari SMA negeri untuk saya sekolah disana, tetapi saya tertolak karena saya mendaftar menggunakan jalur prestasi rapor dan zonasi pada saat itu, akhirnya ibu saya mendaftarkan saya di SMA HUTAMA Kota Bekasi, awal saya bersekolah disitu masih dalam keadaan pandemik sehingga proses sekolah pun dilakukan secara online, setelah sekian lama menunggu akhirnya sekolah pun mulai onsite, sudah sekian lama bersekolah di SMA tapi masih belum mengenali teman-teman kelas, tapi pada saat itu karna status pandemi masih naik turun jadi sekolah pun kadang memberikan jadwal online ataupun onsite, tetapi akhirnya sekolah pun memutuskan untuk membuat jadwal onsite pada saat status pandemi sudah mulai mereda.

Pada bulan november 2021 adalah momen yang saat ini hanya tinggal kenangan, saya pada waktu itu cukup tertarik diluar akademik yaitu badminton, saya diajak teman SMA saya untuk bermain badminton karena memiliki hobi yang sama, teman saya dan saya memutuskan untuk mengikuti persatuan badminton (PB) pada saat itu. Cita-cita saya pun berubah pada saat itu ingin menjadi atlit badminton karena saya ingin membahagiakan orang tua dengan hasil kerja keras saya sendiri, saya sangat berambisi dan sangat niat untuk terus berkembang disitu, awal saya mengikuti sparing antar pb pun saya mengalami kekalahan karena saya dan teman saya dicurangi oleh wasit, karena wasitnya itu orang mereka, sejak saat itu saya makin giat lagi latihan dan saya pun belajar banyak cara bermain badminton dari orang yang berbeda termasuk bapak saya sendiri, saya pun belajar otodidak dirumah mempelajari berbagai macam trik dan strategi untuk bisa menguasai permainan di badminton. Tetapi hal buruk juga terjadi karena sangat banyak cedera yang saya alami pada saat di badminton,dan teman saya pun mengalami cedera yang parah sampai tulang engkelnya geser, semenjak itu saya dan teman saya absen latihan selama 3 bulan,karena saya bermain badminton bisa 5-6 kali dalam seminggu karena saya sangat serius untuk mencapai cita-cita saya menjadi seorang atlet badminton, tapi karena saya sudah absen terlalu lama sehingga ketika saya memutuskan untuk latihan lagi saya mengalami penurunan skill secara drastis, tetapi seiring berjalannya waktu saya pun jadi jarang untuk badminton lagi dikarenakan jam istrirahat saya yang sangat dikit dan tugas sekolah yang semakin banyak, perasaan saya pada saat itu sudah mulai tidak enak karena saya mikir ‘apakah cita-cita saya kali ini tidak akan tercapai lagi’, tetapi perasaan saya itu benar-benar terjadi lagi karena saya hampir gantung raket pada saat itu.

Pada bulan desember 2022 saya disarankan oleh ibu saya untuk les karena untuk persiapan utbk, tetapi disitulah mulai muncul masalah karena saya pun sudah sangat jarang untuk badminton lagi karena sudah sangat sibuk waktu yang diberikan oleh sekolah, saya pun bilang kepada ibu saya kalau saya pun tidak bisa mengikuti les itu karena sangat sedikit waktu saya untuk istirahat, akhirnya yang terjadi saya tidak lagi di dalam persatuan badminton (PB) dan saya pun tidak les, saya hanya mengikuti alur saja, dan disitulah lagi-lagi cita-cita saya harus saya urungkan karena tidak dapat saya capai untuk saat ini.
Singkatnya saya pun mengikuti utbk pada saat itu, saya mendaftar di ITB untuk jurusan arsitek dan UNJ untuk jurusan pendidikan vokasional konstruksi bangunan, tetapi setelah saya menunggu hasil utbk ternyata saya dinyatakan tidak lolos, lalu saya pun mengobrol dengan ibu saya bagaimana untuk jurusan dan kampus saya untuk kuliah, karena saya sempat tes penjurusan dan saya pun mendapati hasilnya dan ada 3 pilihan yaitu arsitektur, desain interior, dkv, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jurusan arsitek,dan setelah itu saya mencoba untuk mendaftar mandiri di kampus UNJ untuk jurusan ilmu komunikasi dan teknik mesin, tetapi setelah saya menunggu hasilnya saya pun tertolak lagi, saya pun dan orang tua saya mencari kampus swasta, awalnya saya diberi pilihan oleh orang tua saya antara BINUS dan GUNADARMA. Awalnya saya memilih gunadarma karena lebih dekat dengan rumah, tetapi orang tua saya bilang kalau BINUS itu salah satu kampus terbaik di jurusan arsiteknya, karena saya pada waktu sekolah sering membuat banyak gambar di bagian belakang buku tulis saya jadi saya cukup tertarik untuk belajar mendesain, akhirnya saya cari tahu informasi mengenai binus dan saya pun tertarik masuk BINUS dan akhirnya saya mecoba mendaftar ke BINUS dan saya mengerjakan tes nya, setelah saya menunggu hasilnya akhirnya saya dinyatakan lulus.

Alasan saya mengambil jurusan arsitek karena saya mempunyai masalah ketika bermain badminton, karena saya bermain di tempat yang berbeda dan permasalahannya pun berbeda, contohnya seperti udara yang ada di dalam lapangan, pencahayaan dari luar, angin yang masuk ke lapangan, maka dari itu saya mempunyai cita-cita untuk membuat GOR badminton sendiri dan saya memecahkan masalah itu dan akan berguna untuk orang lain.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Muhammad Daniel Ardani – Get to Know Your Self

Halo perkenalkan namaku Muhammad Daniel Ardani yang memiliki banyak nama panggilan dari aku TK hingga kuliah nama panggilan ku berbeda. Daniel, Danil, Dan, Niel, Yel, El, Nayel, mungkin itulah sedikit dari banyaknya nama panggilan ku. Aku lahir di Jakarta, 04 Agustus 2004, aku anak kedua dari tiga bersaudara. Aku dilahirkan oleh seorang Ibu yang sangat baik dan cantik yang bernama Rita Badriyah dan Ayahku -Bambang Joko Mulyono- seorang yang sangat tangguh, cerdas, tanggung jawab, dan sedikit keras kepala. Aku sangat bangga menjadi bagian dari keluarga ini, Ayah ku seorang sarjana teknik komputer dan ketika umur 46 beliau masih sanggup untuk mengambil gelar sarjana hukum. 

Kalau bicara soal Ibu dan Ayah engga akan habisnya betapa hebat, kuat, tangguh, cerdas, dalam mengatur keluarga yang merka bangun. Ibu ku dialah perempuan orang yang selalu ikut andil di area rumah, betapa hebatnya ia dapat melakukan banyak aktivitas di dalam rumah. Beliau dapat masak untuk makan malam sekaligus membersihkan area rumah tanpa bantuan orang lain. Rumah dua lantai pun ia tetap dapat bersihkan tanpa rasa lelah, belum dibagian di mana kita sebagai anak terkadang lupa menaruh barang akan tetapi Ibu tahu akan di mana barang yang kita sangka hilang itu. Walaupun pendidikan Ibu hanyalah sampai SLTA tidak dipungkiri akan kecerdasannya ia seorang wirausahawan yang memiliki toko sembako. Ia dapat mengurusi semua dari toko, rumah, anak, dan suami. Betapa hebatnya beliau dalam mengatur waktu, energi, dan usahanya yang tidak ada habisnya untuk terus mengembangkan bisnis nya. Aku sangat kagum dengan kehebatan Ibu ku, semoga kelak nanti aku dapat menjadi pribadi seperti Ibuku. Selain itu Ayahku dia lah yang memiliki pendidikan tertinggi di keluarga saat ini, seorang mahasiswa teknik dan hukum di umur 46 tahun. Aku sangat kagum dengannya walaupun di umur kepala 4 ia tetap ingin memiliki pendidikan yang tinggi. Beliau dapat mengatur waktunya untuk tetap kerja sambil berkuliah tanpa mengenal rasa lelah. Ia seorang kepala bagian di Ancol sekaligus pengacara. Hebat? Iya sangat hebat sekali beliau. Mereka berdua bukan dari keluarga yang terpandang namun sederhana dan berkecukupan. Terlebih Ibuku ia rela tidak mengambil ke jenjang yang lebih tinggi demi adik-adiknya bersekolah. Ia merantau dari Grobogan ke Jakarta untuk membantu kedua orang tuanya membiayai adik-adiknya bersekolah. Ia bercita-cita jika memang bukan ia yang ditakdirkan untuk berpendidikan tinggi maka adiknya lah yang harus berpendidikan tinggi. Dan ya doa itu terwujud 7 orang adiknya dapat menempuh di universitas ternama di Indonesia, bahkan sebagiannya menjadi seorang dokter. Ada yang menjadi manajer utama di Toyota kalau aku tidak salah ingat. Dan adik-adiknya berterima kasih kepada ibuku, karena kalau bukan karena beliau yang tidak egois dan dapat membantu membiayai sekolahnya mereka mungkin tidak menjadi seseorang yang mereka impikan. Ayahku yang berasal dari Bantul yang kemudian merantau ke Jakarta untuk membiayai hidupnya dan keluarga Ayahnya. Kalau bicara tentang orang tua memang tidak ada habisnya dari usahanya untuk tetap menjadi manusia yang berguna untuk keluarga dan masyarakat. Mereka lah yang menjadi panutan dan motivator di hidupku, jika aku sedang malas belajar pasti aku selalu ingat dengan betapa hebatnya perjuangan kedua orang tua ku dulu, betapa susahnya mereka menjalaninya. Balik ke diriku, aku adalah orang introvert (INFJ) yang sangat suka menyendiri jika bateri sosial ku habis, paling sering jika di rumah aku di kamar untuk membaca sambil mendengarkan musik, bermain game, menyanyi, menari, atau menggambar. Aku ketika TK bersekolah di Al-Ikhlas, di sana lah aku mulai belajar membaca, menghitung, dan memiliki sahabat yang hingga saat ini masih saling bertukar kabar. Beranjak ke SD aku bersekolah di SDN 03 Tegal Alur bersama kedua sahabat ku, di sana aku mulai mengetahui bahwa ternyata ini yang namanya hidup, dan di mulai di mana aku sering menjuarai kelas bahkan sampai guru-guru mengakui bahwa aku laki-laki terpintar satu angkatan. Sampailah di mana ketika Ujian Nasional aku mendapatkan nilai yang besar jika aku tidak salah aku mendapatkan nilai 28 koma sekian yang mengantarkan aku ke SMP Negeri 45 Jakarta smp terbaik di Jakarta Barat. Di sanalah masa di mana nilai ku menurun, tapi tidak sampai situ saja aku tetap berusaha dengan belajar. Dan di sana di mana mulai mengikuti ekstrakurikuler, aku mengikuti paskibra masa itu. Di mana aku dan teman ku sering mengikuti lomba dan memenangi lomba tersebut. Bahkan kami tiga tahun berturut-turut menjadi perwakilan paskibra untuk Jakarta Barat bersaing dengan wilayah Jakarta yang lain. SMA aku bersekolah di SMA Negeri 95 Jakarta dan menjadi ketua kelas, ketua paduan suara, dan humas karya ilmiah remaja. Di sana aku belajar pengembangan soft skill dan hari skill terlebih dalam ekstrakurikuler karya ilmiah remaja. Aku mengikuti lomba membuat penelitian tentang “Pengganti daging sapi dengan daging jangkrik dengan membandingkan protein untuk tubuh” dan “Penggunaan kulit kentang untuk dijadikan sebuah kertas” memang belum takdirnya untuk menjuarai kompetisi tersebut dan aku hanya sampai babak seleksi saja. Aku berharap dapat menjadi seperti kedua orang tua ku yang dapat diandalkan orang lain dan menjadi manusia yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, sahabat, dan orang lain.

Banyak sekali momen yang saya ingat baik besar maupun kecil. Terlebih momen bersama orang yang saya sayang seperti kedua orang tua saya, abang, adik, sahabat, bahkan momen yang terjadi karena diri saya sendiri. Contoh momen besar ketika aku bersama keluarga ku pergi ke suatu tempat di mana kita bisa saling tertawa, bahagia, makan bersama, bahkan sampai bisa saling menceritakan hari-hari kita sebelumnya. Tidak hanya itu ketika aku, abangku, dan adikku mendapatkan sebuah pencapaian seperti menjuarai kelas, memenangkan perlombaan, atau kita tidak menjadi juara kelas dan tidak memenangkan sebuah perlombaan, mereka -kedua orang tuaku- akan mengapresiasi momen-momen itu. Selain itu kami ketika berulang tahun pasti merayakannya dengan cara bersedekah ke tetangga dengan mengadakan syukuran seperti memberikan makanan. Contoh momen kecil ketika aku dapat membantu orang lain baik akademik seperti membantu teman yang tidak mengerti maupun non akademik seperti membantu orang lain dengan bersedekah dalam bentuk uang atau barang-barang yang dapat dipakai, bahkan dalam bentuk makanan.

Ketika aku berhasil mendapatkan apa yang aku inginkan seperti menjuarai kelas, memenangi sebuah perlombaan, bahkan ketika aku mendapatkan sebuah tiket konser. Tidak hanya itu, aku dan sahabatku suka bertukar cerita tentang bagaimana dengan hari ini?, apakah hari ini memiliki kesulitan dalam memahami mata kuliah?.

Kalau bicara mengenai lagu, sangat sulit bagiku untuk menentukan lagu favorit aku. Akan tetapi ada satu lagu dari Taylor Swift berjudul “Mirrorball” dalam album Folklore.

Menjadi manusia yang bermanfaat untuk diriku, bahagia dalam menjalani kejamnya dunia, dan memiliki harta yang berlimpah. Sulit bagiku untuk memahami makna tujuan hidup untuk diri sendiri, karena diriku masih mencari tujuan hidup ku yang sebenarnya untuk diriku. Semoga di masa kuliah ini lah aku akan menemukan tujuan hidupku untuk diriku sendiri.

Keluarga -terlebih orang tua- menjadi prioritas utama saya dalam menjalani kehidupan ini, karena mereka lah tujuan hidup saya. Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk mereka, menjadi anak yang berbakti, dapat diandalkan, dan ketika mereka tua lah saya yang akan merawat mereka sebagaimana mereka merawatku ketika kecil. Bukan hanya keluarga, sahabat dan orang lain juga menjadi tujuan hidup ku, karena aku sangat senang ketika membantu orang lain dengan hasil uang yang aku miliki dari hasil menabung. Karena orang tua ku selalu mengajarkan untuk tetap berbuat baik kepada sesama manusia, sebisa mungkin setiap hari dapat membantu orang lain dalam bentuk apapun yang berguna untuk mereka. 

Aku memiliki trauma akan kedalaman air, suatu ketika waktu kecil aku pernah berenang dan ternyata sangat dalam kaki ku tidak dapat mengenai lantai. Dan di situlah aku tenggelam dan hampir hilang nyawa, abangku lah yang menolongku ketika aku tenggelam, mungkin jika abang ku tidak menotis jika aku hilang dari pandangannya aku sudah hilang nyawa. Aku juga memiliki kesedihan yang sangat amat sedih dalam hidupku, ketika aku ingin menjadi seorang dokter akan tetapi ayahku melarangnya, lalu aku bertanya mengapa tidak boleh akan tetapi ayahku hingga saat ini tidak memberi tahunya. Marah, kesal, dengan ayah itu hal wajar bukan? karena cita-cita ku untuk menjadi seorang dokter di tidak perbolehkan begitu saja. Akan tetapi aku percaya bahwa pilihan ayahku tidak akan salah untuk diriku ke depannya. Memang akulah yang harus sabar dan mencari tahu mengapa ayahku melarang diriku untuk menjadi seorang dokter. 

Sebuah paksaan dari ayahku, ayahku ingin sekali aku memilin jurusan arsitektur tidak mengerti aku mengapa beliau sangat ingin. Pertama kali dalam hidupku waktu pemilihan jurusan aku dan ayahku saling berdebat dan bahkan perang dingin akan jurusan ini. Aku yang sangat suka rumpun kesehatan namun ayahku suka rumpun teknik apa mungkin karena itu beliau tidak mengizinkannya?. Pada hari itu di mana aku tetap memilih jurusan kedokteran dan pilihan kedua arsitektur. Aku dinyatakan lolos di jurusan kedokteran Undip namun ayahku tetap menginginkan aku di jurusan arsitektur ini. Ya mau bagaimana lagi lebih baik aku mengikuti perkataan orang tua aku dari pada ke depannya tidak mendapatkan restu dan akan menjadi masalah. Dan aku bersyukur ayah tetap memilih jurusan yang berkaitan dengan rumpun IPA. Semoga ke depannya aku dapat mengetahui mengapa ayah ku tidak memperbolehkan kuliah di rumpun kesehatan dan memilih di jurusan arsitektur ini.

Sejauh ini kalau di rate mungkin 8,5/10 karena kebetulan aku memiliki basic gambar yang terbilang cukup baik. Walaupun sedikit terpaksa, semoga dengan orang tua ku memilihkan ku jurusan arsitektur dapat membuat wawasan yang luas akan dunia ini.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Muammar Rasendriya Rahman – Get to Know Your Self

Perkenalkan nama saya Muammar Rasendriya Rahman, saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara saya lahir 24 februari 2005. Dalam keluarga besar saya saya termasuk anak yang paling muda dari semuaa saudara-saudara saya, jadi saya dapet banyak wawasan dan pelajaraan yang di berikan dari saudara saya. Dari sisi perkuliahan dan juga pelajaraan hidup. 

Momen-momen yang sederhana yang saya ingat yang membawa saya kuliah masuk jurusan arsitektur adalah Ketika Ayah saya suka bawa saya ke kantornya. Sedikit background tentang Ayah saya, Ayah kuliah masuk jurusan civil dan bekerja disebuah perusahaan yang lumayan besar dan sering menghandalkan projek projek besar. Jaei dulu Ayah suka bawa aku ke tempat pembangunan-pembangunan baik itu pembangunan sebuah kosan ataupun sebuah mall. Diritu saya mulai tertarik  dengan sisi civil dan sisi arsitekturnya.

Jadi keinginan saya untuk menjadi arsitek mulai dari Ayah saya. Saya suka dengan bangunan-bangunan yang Ayah saya buat, dari segi seni, kegunaan dan teknologi dari bangunannya. Jadi kaluau bicara tentang momen apa baik dalam kecil atau besar saya yaitu yang paling terkesan. Karna berpengaruh dengan pilihan jurusan dalam perkuliahan saya. Untuk sekarang mungkin sudah melalui banyak hal dari SD samapai SMA. Untuk cerita yang suka saya ulangi adalah ketika saat masa SMA saya pernah mengikuti ajang lomba basket antar sekolah, khususnya DBL. saya suka berbicara tentang target-target saya saat SMA dan ini salah satu dari targetnya. Saat lomba itu memang sekolah saya tidak menag tetapi dari banyak cerita cerita kepada teman saya, banyak juga masukan yang bisa saya ambil dan saya jadikan sebagain tumpuan dan pelajaran untuk memperbaiki masalah tersebut. Mungkin dari segi persiapan, ikatan dengan tim dan juga komunikasi.

Dari segi persiapan sebetulnya banyak sekali yang bisa dilakukan. Salahgh satu contohnya adalah sebelum mulai dengarkan lagu supaya jiwanya lebih tenang dan tidak terbawa panik saat main nanti. Disini kita bahas ketopik selanjutnya. Music yang sering sekali saya dengarkan dan juga saya suka dengarkan itu ada dua tipe. Yang pertama yang saya dengarkan saat memulai basket yaitu “Limbo” yang dibvuat oleh Freddie Dredd. Selain itu ada lagu yang suka saya dnegarkan saat ingin bersantai-santai saja yaitu apapun Maliq & d’essentials spesikinya “kamulah satu-satunya” lagu itu membuat santai dan suasana yang menjadi senang. 

Saya mendengarkan lagu dua ini dikarenakan butuh suasana yang mendukung, karena dua lagu ini sangat berbeda satu sama lain. Dimana ‘Limbo” kurang lebih dari maknsa lagunya kurang tetapi dari suasana yang diciptakan itu semangat dan juga membawa semangat yang membakar untuk menyemangati basket saya. Karna memng dari lagunya dia mengambil bass yang lumayan kencang dan juga beat yang lumayan cepat, jadi memicu adrenalin dan lagu tersebut bisa membuat saya focus dalam latihan saya dalam basket atau pada saat sebelum latihan Sedangkan maliq & d’essensials “kamulah satu-satunya” lagu tersebut adalah lagu cinta yang lumayan bermakna, yang menunjukan dan meyakinkan seseorang bahwa dia adalah satu – satunya untuk seseorang. Jadi lagu ini di maknakan untuk orang yang special. Dari beat lagu ini dia mengambil beat yang seru tidak terlalu cepat seperti limbo. Lagu ini untuk orang orang yang sedang jatuh cinta. Saya suka dengan lagunya karena suasananya yang dibawakan lagu tersebut.

Selanjutnya, mengenai tujuan hidup saya. Disini saya memiliki satu tujuan yang sangat saya prioritaskan. Yaitu bisa membanggakan orang tua. Saya ingin sekali membanggakan mereka. Untuk tujuan tujuan yang lain itu seperti ingin menjadi arsitek yang hebat bisa mambangun dan membuat maju negara saya dan mempunyai bisnis dan perusahaan yang besar. Tetapi untuk tujuan hidup saya Cuma satu yaitu membanggakan kedua orang tua saya. Saya ingin mengembalikan semua yang sudah orang tua saya kasih dari segi kasih saying, biaya Pendidikan, biaya kesenangan saya dan lain-lain. Saya ingin juga membuat orang tua saya senang. Disini saya akan bekerja keras mau itu sesuai dengan tujuan hidup saya atau tidak, tetapi untuk tujuan membanggakan orangtua harus dan mau tidak mau harus tercapai

Dari sini tidak mungkin saya tidak pernah mengalami kegagalan, banyak hal yang menurut saya membuat say amerasa gagal. Untuk kegagalan yang terbesar saya yang saya alami itu bersangkutan dengan cerita yang suka saya bagikan keteman-teman saya. yaitu dalam DBL. Untuk persiapan DBL sendiri tidak semudah itu , berbulan bulan melatih fisik dan mental untuk menghadapi lawan lawan yang terhitung lumayan keras. Dibimbing dengan coach yang lumayan keras, hampir setiap hari saya dan tim saya latihan dan benar benar didorong untuk siap mengikuti DBL ini. Tetapi saat memulai pertangingannya tim saya menang dengan lawan yang pertama, itu menjadi lonjakan yang lumayan besar untuk sekolah saya tetapi untuk mengalahkannya lumayan menguras energi dan membuat tim saya lumayan tertekan saat menghadapi lawan tersebut. Namun saat setelah pertandingan pertama, kita harus mulai lagi berlatihan di esok harinya. Disitu membuat tim saya banyak yang ada dimana mereka bukan lagi dalam kondisi yang fit, bisa dibilang kalau tim saya banyak yang sakit karena sudah all out untuk lawan pertama, termasuk saya.

Untuk lawan selanjutnya itu esok harinya jadi lumayan tertekan posisi tim saya. Saat memulai pertandingan kita memimpin 2 poin diatas mereka kita mampu bertahan dan quarter pertama. Namun saat quarter ke-2 dan selanjutnya kita betul betul tertinggal dengan poin yang lumayan jauh dengan perbedaan 10 poin dan lawan yang memimpin. Disitu sebenarnya tim kita kalau lagi dalam kondisi yang fit kita bisa melawan dan mengalahkan mereka tetapi disitu kita tertinggal karna pertahanan saat mereka menyerang itu sangat kurang. Dari segi pola-pola bermain yang lupa, lalu dari stamina yang kurang dan membuat kita tertinggal karna kecepatan mereka. Dan juga kurangnya komunikasi. Saat menyerang pun sama, tidak ada teamwork yang serius dan seringkali turnover, dimana kita kehilangan bola dan memberikan lawan poin yang sangat banyak karena itu seringkali terjadi saat menyerang. Saat babak 3 dimulai tim saya sudah dalam Lelah-lelahnya dimana mereka sudah tidak bisa bekerja sama dnegan baik, dan ada disuatu saat dimana saya dan teman saya sempat berkelahi di dalam lapangan karena salah mengumpan bola. Disitu membuat tim lawan lebih merasa percaya diri dalam menghadpai kita. 

Dalam pertandingan itu saya kalah dengan poin ya tidak terlalu jauh hanya kurang lebih 5 poin. Disitu saya merasakan kegagalan yang cukup untuk membuat saya tidak lanjut latihan basket selama saya SMA karena say amerasa bahwa kalau misalkan latihan-latihan saya percuma kalau saat pertandingan tidak ada hasilnya. Tapi memang ada pepatah kalau kit aga boleh menyerah begitu saja. Tetapi disaat itu cukup membuat trauma karena tidak ada ikatan dalam tim. Danjuga saat saya berkelahi dnegan teman saya, saya memang sudah bertekad untuk keluar dari basket SMA saya pada saat itu. Dan betul itu membuat saya tidak melanjutkan basket sampai selesai SMA.

Saat memasuki Binus University saya bertekad untuk melanjutkan basket itu supaya bisa membanggakan orang tua dari segi tersebut. Baik itu saya ikut sparing melawan jurusan lain, ikutlomba lomba kecil, dan kalau bisa ikut Liga Mahasiswa (LIMA). Saya sangat tertarik sekali untuk melanjutkan latihan dan perjalanan saya dalam basket di Binus. Karena saya juga bertemu dengan teman-teman yang lain dengan harapan bisa menyerap ilmu dari mereka atau memberikan mereka ilmu mengenai basket dan juga semua tentang basket. Semoga dari trauma yang saya jalankan dan juga kegagalan yang saya alami itu bisa menjadi lonjakan saat berada di basket Binus university.

Dalam binus saya memilih arsitektur karena yang sudah saya ceritakan bahwa saya mendapat inspirasi masuk dalam arsitektur karna saya suka melihat hasil-hasil dari proyek Ayah saya karena setiap bangunan yang dibuat oleh Ayah say aitu sangat menarik. Tetapi tidka hanya bangunan, Aayah saya juga membantu membuat patung GWK yang berada di Bali, disitu saya tertarik ingin membuat dan merancang bangunan bangunan. Walaupun aku memang bukan civil tetapi dalam arsitektur saya ingin juga membuat bangunan-bangunan yang saya pikir itu menarik.

Saya berharap nanti saat sudah lulus dari binus saya bisa menjadi arsitek yang mempunyai perusahaan yang bagus dan mempunyai banyak client yang bisa kita handalkan dalam perusahaan saya. Saya akan terapkan semua pelajaran yang sudah dikasih doesn dalam binus university untuk dimasa yang akan dating nanti. Jadi saya senang masuk arsitektur karna Ayah saya suka juga kalau saya bisa melanjutkan pekerjaan ayah saya walaupun bukan di bidang yang sama, bukan dalam pekerjaan civil, tapi yang merancang bangunan yang akan di buat oleh civil. Sebelumnya Ayah saya tidak setuju kalau saya masuk arsitektur karena Ayah saya tau bahwa tugas-tugas yang ada dijurusan aristek tidak semudah itu dan juga banyak. Ayah saya takut kalau nanti saya tertinggal dan takut tidak lulus tepat waktu. Tetapi saya bisa meyakinkan Ayah saya kalau memang saya mampu kalau saya serius ingin menjadi arsitek yang nanti bisa membawa Indonesia maju dan juga pembangunan-pembangunan yang nantinya akan membawa Indonesia maju. 

Tetapi saya juga ingin berkuliah di luar negri, mungkin bisa mengambil study abroad binus. Saya menargetkan mungkin saya bisa berkuliah di Korea, dimana memang pembangunan disana sangat bagus atau mungkin Australia dimana yang lumayan juga pembangunannya. Mugkin yang paling dekat adalah singapur, disana pembangunannya bagus dimana semua bangunan bisa di tempu dengan jalan kaki saja. Dikarenakan memang pulau yang kecil dan juga berdempetan jadi bisa ditempuh dengan jalan kaki. Baik it uke mall atau ke tempat wisata wisaata yang ada di singapur.

Saya akan belajar yang tekun dan berusaha yang keras untuk memenuhi target saya bisa memasuki studies abroad di tujuan negara yang sudah saya tentukan. Seperti Korea, Australia, ataupun Singapur. Dengan itu semoga saya juga bisa membanggakan orangtua dengan study abroad lalu mempunyai gelar yang bagus dan mencapai-mencapai target target saya dikedepannya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Michelle Carolina – Get to Know Your Self

Saya Michelle Carolina, biasa dipanggil Michelle. Namun dikeluarga selalu dipanggil “meme” bahkan dengan adik yang berumur 5 tahun dikarenakan sudah menjadi kebiasaan.Saya lahir dikota Bali pada 12 Mei 2005.Riwayat pendidikan saya SD di Tunas Daud lalu pindah di One earth school dan di SMA berakhir di Jb school.Tempat yang saya tinggalin juga berpindah pindah.keluarga saya sangat sederhana,dan kesederhanaan itu sangat special bagi saya.Saya tinggal bersama keluarga besar saya.saya mempunyai kakak yang berartikan saya anak kedua.Orang tua saya bekerja sabagai wiraswasta.orang tua saya berpisah sejak tahun 2014, Diumur saya yang masih sangat kecil,sehingga saat itu saya tidak tahu persis apa yang telah terjadi.Ibu saya menolak untuk membawa saya,ayah sayalah yang membukakan pintu rumah untuk saya dan kakak saya.Melihat ayah saya yang sibuk dan selalu berpergian,membuat saya merasa sendiri dan bertanya tanya “ apa yang seharusnya saya lakukan sebagai anak?””Kenapa rasanya ayah tidak betah dirumah?”. Beberapa hari semenjak perpisahan itu saya di angkat menjadi anak tante saya,disana saya dididik,diberi perhatian dan itu membuat saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan.Tante saya baru mempunyai 1 anak saat itu.Pada saat itu saya sudah menggangap tante sebagai Ibu kandung,karena beliaulah saya bisa menjadi seperti hari ini.Terkadang momen yang saya selalu saya lontarkan ke diri saya yaitu,momen apa yang memberi perubahan ? momen apa yang ketika itu tidak terjadi maka semuanya juga akan berubah drastis? Yaitu perjuangan seorang tante,yang seharusnya tidak terlibat,tetapi memilih untuk melibatkan diri,tante saya tidak tega melihat saya dan kakak ditengah tengah jembatan yang sudah hampir rapuh,tante saya memegang tangan saya seerat mungkin,seolah olah jika saya jatuh tante saya juga akan jatuh disisi saya.Tante saya adalah alasan saya ikut bersama ayah saya.Tante saya yang menyuruh ayah untuk membawa anak anaknya.Selama meranjak menjadi Remaja, semakin banyak pertanyaan yang muncul,makin saya tumbuh dewasa semakin banyak keringet yang dihasilkan tante karena yang membiayakan hidup saya adalah tante saya.saya pernah berada di titik terbawah saya,salah satunya menyalahkan diri karena tidak bisa berbuat apa apa saat orang tua saya pisah,terkadang muncul perasaan menyesal,selalu merasa “kosong” dan membawa beban untuk tante saya,padahal beliau sama sekali tidak keberatan.

saat itu ribut besar sampai sampai saya harus pergi kesuatu tempat.Hal itu menyadarkan saya sesuatu,”we all need someone to stay” satu baris kata dari lagu “someone to stay by Vancourver sleep Clinic.Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang merasa sendiri,yang membutuhkan seseorang stay bersama dia.Line yang tadi merupakan line yang emosional dan powerful,dimana kita sebagai manusia pada akhirnya tidak bisa hidup sendiri,kita membutuhkan “soulmate” “keluarga” “pertemanan” tetapi kita harus inget disetiap pertemuan ada perpisahan “people come and go” dan terkadang kita tidak mempunyai hak untuk itu.Saya sempat dipisahkan dengan tante saya,saya dirumah Ibu,dan bagi saya.. bukannya semakin baik saya malah semakin buruk.Saya butuh sosok orang yang dapat memahami saya yaitu tante saya.saya berharap ia stay disisi saya.Sampai.saya.bisa.membalas.semua.kemuliaannya.

Saya akuin Beliau adalah sosok inspirasi saya,saya selalu diajarkan berbuat baik tanpa meminta pamrih/menunggu balasan.Saya juga diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi sebuah masalah dan membuka wawasan seluas mungkin.Beliau selalu mengsupport,tidak hanya saya melainkan karyawan,tukang tukang dan orang lain.Tante saya mengajarkan saya untuk mengenal diri saya lebih baik,dengan waktu yang lama saya tidak ingin menjadi sekedar manusia baik namun mengkontribusi sesuatu yang lebih drpada manusia.semacam menjadi heroic bagi orang orang.saya selalu diajarkan untuk keluar dari zona nyaman,agar kita tahu dunia itu seperti apa,belajar untuk “living” dibandingkan “survive”.Tante saya selalu berkata “Jangan pernah membiarkan hidup mengalir seperti air,ciptakanlah dunia mu dgn langkah demi langka,bukan berarti setiap harinya harus melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu.tetapi berlangkah dengan konsisten.ada titik dimana saya berpikir,kenapa tante hanya menasehatin saya? Kenapa tidak membuka pintu untuk saya ? setelah saya merenungi.. saya menemukan jawabannya.Pada akhirnya Saya sendirilah yang menjalani hidup dan membuat keputusan keputusan,saya harus memahami diri saya sendiri untuk memutuskan suatu hal karena semakin dewasa,semakin banyak keputusan yang harus dibuat.

Saya selalu kagum dengan “psikolog” saya kadang suka membaca di internet karena ada hal hal tertentu yang relate ke hidupan saya,dan uniknya psikolog belajar tentang perilaku manusia,habit manusia,kadang saya suka belajar diinternet terkait hal itu.Salah satu Tujuan diri saya untuk orang lain sama seperti psikolog,saya ingin menjadi bermanfaat dan meringankan beban orang orang dengan memahami mereka,ketika saya bisa meringankan beban orang lain,ada kesenangan didalam diri saya.. saya rasanya sangat gembira seakan akan dunia menjadi lebih berwarna.Saya terus keep forward dalam berbuat kebaikan.Berbicara tentang kebaikan,saya juga suka berbagi cerita tentang kesenangan saya sendiri,contohnya waktu kecil saya sering pergi ke bedugul ( salah satu daerah wisata dibali ) tetapi kali ini,saya pergi bersama keluarga besar dan momen itu adalah momen special,saya bisa melihat lesung pipi mereka yang sangat dalam ataupun line smile diwajah mereka dan itu membuat hari itu menjadi sangat special.Saya selalu membicarakan momen lucu hari itu ke teman lama saya,dimana semua anggota keluarga bermain kejar kejaran dan ayah saat itu terjatuh karena larinya seperti citata.Nenek sampai tertawa,pasti nenek berpikir “anakku yang satu ini masih ceroboh juga”.Tidak lupa dengan suasana yang dingin,dihangatkan dengan momen yang hanya bisa terjadi sekali dalam hidup.Jika diingat ingat kembali.. rasanya terputar seperti memutar video lama yang ingin saya tambahkan dengan fitur slomotion.

Berjalannya waktu saya sudah sampai dikelas 11 SMA saya sudah harus mencari informasi tentang jurusan,kampus dan kelanjutannya lagi.saya harus detail mencari setiap informasi,sejak dulu saya ingin memutuskan menjadi psikolog tetapi sekitar 3 bulan saya berubah pikiran.Saya ingin masuk arsitektur.Tante saya dulunya sering dateng ke proyek”melihat bangunan.Tante saya mempunyai toko kaca,jadi biasanya tante saya ikut turun lapangan dan mengawasi pemasangan kaca dan sebagainya.Saya sering ikut karena “rasa ingin tahu” timbul begitu saja.Keluarga saya juga sering ke hotel,kita selalu foto foto di depan hotel,di spot spot yang memiliki estetika yang unik.setelah saya melihat foto” itu saya terkejut ternyata backgroundnya dari bangunan itu sangat detail.rasa penasaran semakin meningkat setiap bertambah umur.Dari sana saya mengetahui yang namanya “mendesain”. saya terus mencari berbagai informasi.Saat itu saya sudah memantapkan diri untuk masuk ke jurusan arsitektur,saya sudah siap dan ingin mencari ilmu sedalam mungkin.uniknya ilmu arsitektur bisa lebih dalam lagi ,saya pernah melihat diinternet jika membangun rumah sakit maka kita juga mendapatkan ilmu mengenai medis dan Kesehatan ataupun Ketika membuat penjara kita membuat penghuninya punya kesadaran yang manusiawi bukannya membuat tertekan.

tante saya sempat tidak setuju saya merantau,tetapi bagi tante saya,seorang anak harus dikasi kepercayaan dan kebebasan keluar kota demi mendapatkan ilmu dan agar saya mengetahui diluar sana masih banyak orang orang yang hebat ,orang orang yang memiliki pemikiran yang luas.Sekarang saya dijakarta,berjuang bersama teman teman sejurusan,hidup dengan mandiri.
saat saya sudah kelas 12 SMA saya mendapatkan alasan lain kenapa saya memilih jurusan arsitektur,saya memilih karena dalam jurusan itu kita “membangun”
Dari kata membangun itu artinya kita membuat sesuatu hal yang belum pernah dibuat atau membangkitkan sesuatu yang sudah lama tidak “bangun” hal itu mengingatkan saya ke tante saya,yaitu “bangun”,Tante saya selalu bangun lagi setiap dihianati orang atau “ membangun” tempat untuk saya dan kakak dihati tante.Apalagi Arsitektur itu membangun impian impian “tempat” orang orang,yang setiap bentuknya memiliki makna,yang bisa membuat mereka betah ditempat itu.
Suatu bangunan yang baru adalah pejuang yang sedang mengembangkan sesuatu didalam bangunan tersebut,melihat seseorang yang berjuang ditempat yang mereka impikan ataupun memulai semuanya dari 0 adalah sesuatu yang membanggakan.
saya sekarang sebagai mahasiswa ingin terus belajar dan belajar,saya akan menolak merasa cukup ,agar saya terus belajar.Sekian dari saya,Maaf bila ada salah kata.Saya ucapkan Terima Kasih.

Saya memohon untuk 1500 kata saya cukup dibaca oleh pak rich 🙏🏻

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Maulana Irsan Ismawan – Get to Know Your Self

Nama saya adalah Maulana Irsan Ismawan, tetapi teman-teman biasanya memanggil saya dengan nama Irsan. Saya lahir di Jakarta dan merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan momen berharga, dan salah satu momen paling berkesan dalam hidup saya adalah ketika saya diterima di Universitas Ritsumeikan. Ini adalah prestasi yang besar
dalam hidup saya, mengingat Ritsumeikan dikenal sebagai salah satu universitas yang sangat sulit untuk masuk. Kebanggaan dankebahagiaan saya tak terkira ketika saya menerima kabar bahwa saya diterima di universitas ini. Selain prestasi akademik, saya juga memiliki momen berharga lain dalam hidup saya. Beberapa tahun yang lalu, memiliki kesempatanuntuk berlibur ke Jepang dan Turki. Pengalaman ini adalah salah satu yang tidak akan pernah saya lupakan, dan saya selalu siap
menjelaskan dengan antusiasme setiap kali orang bertanya tentang perjalanan saya ke dua negara ini. Ini adalah pengalaman yang mengubah hidup saya, dan saya merasa beruntung bisa melihat dan merasakannya.

Namun, sebelum saya membagikan lebih banyak pengalaman pribadi saya, mari kita kembali sejenak ke masa kecil saya. Ketika saya masih sekolah dasar, kedua orang tua saya sangat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Mereka bekerja keras untuk memastikan kehidupan kami berjalan lancar. Sebagai hasilnya, saya sering menghabiskan waktu dengan pembantu di rumah. Itu
adalah waktu yang nyaman, meskipun saya merindukan kehadiran dan perhatian lebih dari orang tua saya.Kemudian, ketika saya memasuki sekolah menengah, kehidupan keluarga kami mengalami perubahan besar. Orang tua kamimemutuskan untuk pindah ke rumah baru karena beberapa alasan tertentu. Di rumah baru ini, situasi berubah, dan pembantu yang biasanya merawat saya dan kakak saya tidak lagi bekerja untuk kami. Seiring berjalannya waktu, orang tua kami mulai menghabiskan
lebih banyak waktu dengan kami, anak-anak mereka. Ini adalah perubahan positif, karena kami memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan mereka dan melibatkan diri dalam aktivitas bersama.
Namun, pekerjaan orang tua kami juga semakin menuntut. Ibu saya adalah seorang technical support specialist dan seorang arsitek yang sering terlibat dalam proyek-proyek lapangan. Sementara ayah saya adalah seorang developer perumahan. Keduanya memiliki pekerjaan yang sangat sibuk yang membutuhkan waktu dan dedikasi yang besar. Sebagai hasilnya, kami sebagai anak-anak harus
belajar menjadi lebih mandiri dan mengatur waktu dengan baik. Waktu bersama orang tua menjadi lebih sedikit, tetapi kami memahami bahwa mereka bekerja keras untuk memberikan kami masa depan yang lebih baik.

Latar belakang orang tua saya yang bekerja di bidang arsitektur telah memberi saya pemahaman yang lebih dalam tentang dunia arsitektur. Sejak saya masih kecil, segala hal yang berhubungan dengan arsitektur tidak asing bagi saya. Saya sering mendengar pembicaraan orang tua saya tentang proyek-proyek arsitektur dan desain bangunan. Hal ini justru memicu minat dan semangat saya
untuk belajar lebih banyak tentang arsitektur. Saya menyadari bahwa arsitektur adalah seni dan ilmu yang kompleks. Ini adalah bidang yang menggabungkan keindahan estetika dengan fungsi praktis. Ketika saya melihat bangunan-bangunan di sekitar saya, saya selalu tertarik untuk memahami desainnya,
strukturnya, dan bagaimana orang-orang berinteraksi dengan ruang tersebut. Saya percaya bahwa arsitektur memiliki kemampuan untuk memengaruhi kehidupan sehari-hari orang banyak dan menciptakan tempat-tempat yang indah dan fungsional. Saat ini, setiap kali saya mengunjungi tempat baru atau melewati bangunan menarik, saya selalu berusaha untuk memahami lebih
dalam tentang desain dan konsep di baliknya. Saya melihat setiap kesempatan untuk memperluas pengetahuan saya tentang arsitektur sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang dalam bidang ini. Karena bagi saya, setiap sudut, garis, dan elemen dalam arsitektur memiliki cerita dan makna tersendiri. Selain ketertarikan saya pada arsitektur, ada satu hal lagi yang selalu menemani saya dalam perjalanan hidup ini: musik. Saya percaya bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat mengungkapkan perasaan dan emosi dengan cara yang tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata. Salah satu lagu yang sangat saya nikmati dan meresapi adalah “Lemon Boy” yang dinyanyikan oleh Cavetown. Lagu ini telah menjadi bagian dari playlist Spotify saya dan selalu menjadi teman setia saat saya mengerjakan tugas atau beristirahat. “Lemon Boy” memiliki lirik yang penuh dengan makna dan gambaran yang kuat. Saya merasa sangat terhubung dengan karakter Lemon Boy yang digambarkan dalam lagu ini. Seperti Lemon Boy, saya juga merasa bahwa ada banyak aspek dalam diri saya yang mungkin tidak selalu terlihat oleh orang lain. Lagu ini mengingatkan saya untuk tetap menjadi diri sendiri dan menghargai keunikan yang ada dalam diri saya. Saat ini, ketika saya sedang sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliah atau proyek-proyek desain, musik selalu menjadi teman setia yang mengiringi perjalanan saya. Dengan latar belakang musik yang saya miliki, saya juga percaya bahwa kreativitas dalam seni dan desain dapat ditingkatkan melalui apresiasi terhadap musik dan seni lainnya. Selain itu, lagu ini juga mencerminkan sisi pribadi saya yang introspektif. Saya sering merenung tentang makna kehidupan, tujuan saya, dan bagaimana saya dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan dunia melalui bidang arsitektur yang saya geluti. Saya berharap bahwa seperti Lemon Boy yang “tumbuh menjadi lebih baik,” saya juga dapat terus tumbuh dan berkembang dalam perjalanan hidup saya.

Sebagai mahasiswa arsitektur yang berkomitmen untuk belajar dan berkembang, saya tahu bahwa perjalanan ini akan penuh dengan tantangan dan pengorbanan. Saya harus mengatur waktu dengan baik antara kuliah, tugas, dan proyek desain. Selain itu, saya juga harus mencari peluang untuk magang atau bekerja paruh waktu dalam bidang arsitektur untuk memperoleh pengalaman praktis yang
berharga. Selama kuliah, saya juga berharap dapat terlibat dalam proyek-proyek desain yang relevan dan berdampak positif. Saya ingin menggabungkan pengetahuan dan kreativitas saya untuk menciptakan ruang-ruang yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan sekaligus mencerminkan visi estetika atau identitas saya. Saya juga berencana untuk bergabung dengan komunitas mahasiswa arsitektur di universitas untuk membangun jaringan, berkolaborasi dengan teman seangkatan, dan terus mengembangkan diri. Dengan latar belakang keluarga yang bergerak di bidang arsitektur, saya merasa memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan warisan dan usaha yang telah dibangun oleh orang tua saya. Saya ingin menjadi arsitek yang berdedikasi untuk menciptakan bangunan yang berfungsi, indah, dan berkelanjutan. Saya percaya bahwa melalui kesungguhan, kerja keras, dan semangat untuk terus belajar, saya dapat mencapai tujuan ini dan memberikan kontribusi yang berarti dalam dunia arsitektur. Dalam perjalanan hidup ini, saya juga akan terus mendengarkan lagu “Lemon Boy” sebagai pengingat untuk tetap menjadi diri sendiri dan menghargai setiap aspek unik dalam diri saya. Saya percaya bahwa dengan tetap setia pada diri sendiri dan terus berkembang, kita semua dapat tumbuh menjadi
pribadi yang lebih baik dan mencapai potensi kita yang sejati. Saya bersyukur atas kesempatan ini untuk belajar dan berkembang sebagai mahasiswa arsitektur. Saya siap menghadapi tantangan yang ada dan berkomitmen untuk meraih impian saya dalam duniaarsitektur.

Setiap langkah yang saya ambil adalah bagian dari perjalanan panjang ini, dan saya yakin bahwa masa depan saya akan penuh dengan pencapaian dan kebahagiaan dalam mencapai tujuan saya.
Tujuan saya dalam kehidupan sebagai seorang mahasiswa arsitektur adalah menjadi seorang arsitek yang ternama. Saya percaya bahwa arsitektur bukan hanya tentang merancang bangunan yang indah, tetapi juga tentang menciptakan tempat tinggal yang nyaman dan berfungsi untuk semua orang, terlepas dari kondisi finansial mereka. Sebagai seorang mahasiswa baru dalam jurusan arsitektur, saya telah memiliki visi yang kuat tentang bagaimana arsitektur dapat menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup orang-orang.

Pertama-tama, saya menyadari bahwa menjadi arsitek yang ternama memerlukan dedikasi dan komitmen yang tinggi. Proses pembelajaran dalam arsitektur tidak selalu mudah, dan tantangan yang kompleks seringkali muncul dalam merancang bangunan yang memenuhi kebutuhan dan harapan klien. Namun, saya siap untuk menghadapi tantangan ini dengan semangat dan tekad yang tinggi. Visi saya sebagai seorang arsitek adalah merancang tempat tinggal yang tidak hanya estetis memukau, tetapi juga praktis dan terjangkau bagi semua orang. Saya percaya bahwa setiap orang berhak memiliki rumah yang aman dan nyaman tanpa harus mengorbankan finansial mereka. Untuk mencapai tujuan ini, saya akan memfokuskan penelitian dan pengembangan desain saya pada konsep-konsep keberlanjutan dan efisiensi energi. Dalam usaha saya untuk mencapai tujuan ini, saya telah mengambil langkah-langkah konkret. Pertama-tama, saya aktif mengikuti kursus dan seminar terkait arsitektur berkelanjutan. Saya memahami pentingnya merancang bangunan yang ramah lingkungan dan berusaha untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam setiap proyek desain saya. Selain itu, saya juga terlibat dalam proyek- proyek sosial dan amal yang berkaitan dengan perumahan yang terjangkau. Ini membantu saya memahami tantangan yang dihadapi oleh banyak orang dalam mencari tempat tinggal yang layak. Saya juga percaya bahwa pendidikan bukanlah akhir dari perjalanan saya. Oleh karena itu, saya berencana untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan saya dalam arsitektur. Saya berencana untuk mengikuti program magister di bidang arsitektur berkelanjutan setelah lulus, sehingga saya dapat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang teknologi dan praktik terbaru dalam desain yang ramah lingkungan.

Selain itu, saya juga ingin berkolaborasi dengan organisasi-organisasi nirlaba yang berfokus pada perumahan yang terjangkau. Saya percaya bahwa dengan bekerja bersama dengan organisasi-organisasi ini, saya dapat mengambil bagian dalam proyek-proyek yang lebih besar untuk membantu mereka yang membutuhkan. Saya akan mengambil kesempatan ini untuk belajar dari pengalaman praktis dan berkontribusi pada masyarakat. Dalam perjalanan menuju menjadi arsitek yang ternama, saya juga mengerti bahwa networking dan hubungan adalah kunci. Saya akan aktif terlibat dalam komunitas arsitektur, bergabung dengan asosiasi profesional, dan berpartisipasi dalam acara-acara industri. Ini akan membantu saya membangun hubungan dengan rekan-rekan arsitek yang
berbagi visi yang sama dan dapat memberikan dukungan dalam menggapai impian saya. Saya ingin menciptakan perubahan positif dalam dunia arsitektur, di mana setiap orang memiliki akses ke tempat tinggal yang layak tanpa harus mengorbankan finansial mereka. Saya percaya bahwa dengan dedikasi, pendidikan, kolaborasi, dan komitmen yang kuat, saya dapat mencapai tujuan ini. Sebagai seorang mahasiswa baru dalam jurusan arsitektur, saya siap untuk melangkah maju dan memulai perjalanan yang akan membawa saya menuju menjadi seorang arsitek yang ternama dan berdedikasi untuk menciptakan
tempat tinggal yang lebih baik bagi semua orang.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Marchelina – Get to Know Your Self

Nama saya Marchelina saya berasal dari Riau kota Pekanbaru. Orang tua saya berasal dari Riau Selatpanjang. Papa saya lulusan SMA sedangkan mama saya lulusan SMP. Mereka berbeda 10 tahun namun still romantic. Every anniversary they will celebrate it together with us. Ini pertama kali saya merantau ke pulau Jawa yang masih asing bagi saya. Kemaren kami pernah datang sekali dengan bawa mobil sendiri mungkin ini pengalaman yang cukup mengesankan bagi saya. Perjalanan dari Riau pulau Sumatera ke pulau Jawa. Di hari pertama kami berhenti di Jambi dari Pekanbaru to Jambi by mobil its takes like 14 hours dan papa saya kuat membawa mobil dengan waktu sepanjang itu. Dia sangatlah suka travel by car dibanding dengan plane or ship. Setelah dari Jambi kami pergi ke Bakauheni untuk menaikan mobil kami ke atas feri dan melewati ke merak sampai merak yang berarti kami telah sampai di Pulau Jawa. Kami melewati Banten dan kota kota lain sampai ke Jakarta Barat dan stay 10 hari di sini tpi hari ke 5 kami pergi ke Bandung Tangkuban Perahu dan Trans Studio. Dan perjalanan pulang sangatlah lelah tetapi papa saya masih sangat semangat. Kami yang duduk di belakang aja sudah tidak tahan tapi beliau masih sangat semangat dan ingin lanjut ke sumatra barat. Dan setelah dua minggu saya datang ke Jakarta and mulaia kuliah dari fyp sampai skrng sudah 1 bulan lebih. Mungkin kadang akan feel homesick yah tapi ya harus tetap dilanjutkan. Yang dulu saya takut dalam segalanya even just order barang ke waiter aja dulu saya masih sangat segan dan takut, but sekarang berbeda bagaimana pun saya tetap harus melakukannya and saya gak mungkin hanya karena takut jadi tidak makan right? Jadi semoga dapat berjalan dengan lancar. And i feel exited for lunar new year, karena bakal balik to my hometown. Balik ke Pekanbaru then go to papa mama punya tempat kelahiran yaitu Selatpanjang yang setiap kali imlek bakal ada perang air yang seperti di Thailand. Jadi setiap jam 4-6 mereka yang di rumah menyiapkan air keluar dan yang dalam keluar naik becak then bawa air and siram siraman. Dan keharmonisan keluarga suasananya itu yang bikin kangen, walaupun kadang betulan ribut banget tapi yah im just enjoy. 

Saya orangnya lebih introvert but now im trying to be a extrovert. Dulu ketika kelas tiga saya pernah hampir tidak punya teman sama sekali but pada kenaikan kelas ke kelas 3 saya memiliki banyak teman menurut saya itu bukan salah saya soalnya saya orangnya tuh come come aja ga milih milih teman. Tetapi teman yang pada saat kelas tiga mereka hanya ingin berteman dengan teman lamanya dan tidak ingin berbaur. Dan pada saat SMP saya pindah sekolah ke sekolah Darma Yudha. Di sini saya mendapatkan teman yang banyak dan baik, namun tingkat kegengsian mereka sangatlah tinggi saya tidak tahu mengapa. Iya saya sebenarnya tidak boleh menilai orang dengan begitu saja dan saya tahu saya tidak berhak untuk comment orang begitu but yah just asking. Terus sampai ke SMA dan selanjutnya and pada saat SMA 2 atau kelas 11 datanglah covid yang mengubah segala galanya dari cara hidup dan lain lain. Sampai kelas 12 saya masih belajar dalam bentuk online. Saya tidak serius dalam belajar dan tidak tahu arah hidup saya itu kemana dan mengapa saya hidup. Sampai saya gbyear 1 tahun dan dari awalnya saya ingin mengambil school design di Malaysia ga jadi karena english saya yang masih kurang untuk ielts sehingga saya ambil ke Binus. Kenapa saya memilih arsitektur karena saya suka dengan bagaimana cara papa saya bekerja. Papa saya bukan seorang arsitek karena dia tidak menyelesaikan kuliahnya namun ia masih tahu the basic knowledge dan ada proyek proyek kecil yah walaupun sekarang nganggur. Papa saya dulu kuliahnya itu sipil jadi yah still ok for me to tanya tanya about sth. Saya di rumah menggunakan bahasa mandarin so bahasa Indonesia saya rada kaku dan kadang susah dalam menyampaikan sesusatu. Lagu lagu atau segala hiburan like movie drama tiktok game saya cuman memainkannya melihatnya dengan bahasa mandarin dan bahasa hp saya itu pun mandarin. Lagu yang paling sering saya dengar adalah lagunya jj lin dan jay zhou. Lagu mereka memiliki banyak sekali arti yang dalam dan melodinya sangat enak didengar. Kemudian tujuan hidup, tujuan hidup saya adalah hidup dengan bahagia dan hidup pada waktu and momen tersebut. 

Seperti if sekarang ingin makan apa minum apa saya akan tidak pikir dua kali melakukannya dan ketika tua even sudah berpasangan atau nggak saya pun tidak ingin diikat dengan hal tersebut seperti yang kita tahu kalau misalkan menjadi seorang mama maka waktu kita akan sangat berkurang dan yah harus membagikan waktu kepada anak kita jadi saya ok ok saja jika tidak berpasangan atau pun tidak memiliki anak i want to be free! Iya saya agak egois orangnya jadi tujuan hidup saya adalah membahagiakan diri saya sendiri i live for myself. Kemudian saya merupakan anak sulung yah yang tanggung jawabnya lebih besar karena saya yang lahirnya 2004 memiliki adik yang lahirnya 2013 dan 2018. Yang satunya baru 10 tahun dan yang satunya still kindergarten yaitu 5 tahun. Oh and ada satu lagi adek saya yang seangkatan dengan saya karena saya gbyear yang 2005 dia mengambil double degree. Dari dulu adek saya yang kedua ini memang lebih cerdas dari saya. Dia selalu mendapat juara satu dan saya hanya mungkin 2/3. Keluarga selalu membandingkan dia dengan saya. 

Jujur saja saya tidak suka hal yang begitu karena kelebihan dan kekurangan setiap orang itu berbeda. Seperti saya bisa masak dia tidak bisa saya bisa masalah rumah tangga dia tidak bisa. Jadi yah i hate it. But saya ga pernah iri dengan dia karena dia lebih pinter dari saya jujur saya ga pernah. Dia pintar ya itu kemampuan dia dan dia hebar i just agree that. Kemudian adek saya yang berdua kecil itu sangatlah lucu, dan jujur dari semua adik saya paling sayang adik yang terakhir. Karena dia masih kecil dan imut walaupun kadang mungkin sedikit nakal dan jahil. Saya pernah quality bersama mereka yah dengan sangat senang hati hehe. Next i think i have trauma dengan lelaki yang berpenampilan aneh because pada saya sd kelas 3 dimana saya tidak memiliki teman namun ada saja seorang supir yang selalu berkelakuan aneh seperti wink ke saya atau ajak saya kenalan saya sangat takut dengan hal tersebut. Kemudian saya mengapa memilih arsitektur yah because i like it saya mau mengertiin apa saja itu arsitektur sebenarnya saya lebih sering belajar ke interior design. Dulunya saya lebih ingin belajar ke interior design but setelah mengerti dan mengevaluasi saya lebih suka arsitektur yang tantangannya lebih besar. Mungkin kalau diberi saya kesempatan sekali lagi saya akan tetap memilih arsitektur. Maafkan saya karena bahasa Indonesia saya yang sangat kacau saya akan segera mengimprove bahasa Indonesia saya dengan lebih baik lagi dibanding sekarang dan juga bahasa english saya yang masih sangat tidak jelas. Saya nervous jika berkata kata di depan. Public speaking bagi saya merupakan hal yang sangat susah not even just public speaking for me presentations also sangat susah sangat sangat susah. 

Sekarang saya sedang belajar untuk tidak nervous berbicara kepada banyak orang. Saya ingin berubah. Setelah menjadi mahasiswa menurut saya saya telah banyak berbeda dari yang setiap hari main game sampai sekarang yang satu bulan tidak main game pun tidak apa apa. Dari penampilan saya juga ingin berubah menjadi lebih baik dan lebih rapi. Soalnya saya adalah orang yang pemalas yang suka menunda tugas atau activity apa pun saya suka sekali menunda namun sekarang saya sedang mencoba merubah diri saya menjadi lebih baik semoga saya dapat melakukannya. Soal lagu yang saya sukai saya lebih suka lagu yang r&b or mozart. Saya orangnya agak tidak sabaran dan pemarah but marahnya just dalam hati and I’m a pisces so saya orangnya rada emotional dalam hal tertentu seperti dengan melihat orang tua seperti kakek nenek yang berbahagia saya akan menangis dengan begitu saja ataupun hanya karena mendengar lullaby yang dulu saya dengar ketika masih bisa digendong papa saya I miss that moment. Saya ingin menangis ketika mengingat hal tersebut saya sadar bahwa saya telah dewasa dan tidak dapat lagi digendong papa saya ataupun dijaga papa mama saya seperti baby.

I should to be mandiri all things have to 靠自己. I love my family so much. Bagi saya keluarga pasti adalah priority yang pasti saya pertamakan. Saya agak sedikit bingung dengan adek saya yang lebih men priority kan temannya dibanding dengan keluarga saya sampai hari ini masih tidak memgerti. Ketika ada quality time with family dia lebih memilih teman kebanding kami. Ceritanya pada saat itu kami berencana buat main ke pantai but dia ada janji dengan teman kalau bagi saya saya akan bilang ke teman kalau saya ada acara dengan keluarga tetapi dia tidak and dia pergi nonton dengan temannya alhasil kami tidak jadi pergi karena dia. 

Bagi saya keluarga adalah orang yang menemani kita seumur hidup and friend just a friend tidak mungkin selamanya. Keluarga juga tidak selamanya namun seumur hidup mereka mereka akan baik ke kita tanpa minta kembali. Kalau sama teman minjam uang harus dibalikin but kalau sama papa mama itu ga usah pinjam saja langsung dikasih jadi i love my family so much.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Mahabir Singh – Get to Know Your Self

Nama saya Mahabir dan biasa di panggil Abir, saya berusia 19 tahun dan saya anak ke 3 dari 4 bersaudara. Saya sekolah di Universal School dari TK hingga kelas 6 SD, lalu saya pindah ke Mahatma Gandhj School Kemayoran dan saya hingga lulus di Sekolah tersebut. Saya terlahir dari Keluarga yang sukses syukurnya, Ayah saya adalah seorang Entrepreuner dan Mama saya juga sama seperti Ayah saya. Sejak kecil saya selalu diajarkan untuk bersosial, menjadi orang yang jujur dan berguna buat orang lain dan pastinya rajin beribadah.

Saya lulus sekolah pada tahun 2022 dan saya sempat berkerja di USA selama 6 bulan maka dari itu saya gap satu tahun sebelum kuliah. Sekarang saya akan menceritakan sedikit mengenai pengalaman saya kerja disana. Mungkin bagi kalian yang membaca ini terdengar bahagia jika bisa kerja dinegera orang dari segi duit dan pengalaman. Jujur untuk masalah itu pasti bahagia, tapi dalam segi kerja itu pasti berat juga, bagi saya kerja itu tidak ada yang tidak cape, pasti ada capenya. Saya kerja di Arizona, Tucson USA di sebuah restaurant dan jujur kerja disana itu ada serunya ada tidaknya juga. Serunya kita bisa belajar culture mereka dan pengalaman yang sangat seru pastinya

Percaya atau tidak percaya mungkin jika saya sekolah disana saya akan betah² aja, tapi kalau untuk kerja agak cukup berat karena kita disana sendiri tidak ada teman seperti disini karena disana mereka semua mandiri dan tidak butuh kalian dalam hidup mereka. Mereka bisa apa² sendiri dan ya balik lagi rasa untuk ingin balik ke Negara yang kita Cintai itu cukup besar sekali.

Saya sudah memulai berkerja dari saya masi menduduki kelas 11 saat pandemi pada saat itu, saya dipanggil untuk menjadi model sebuah brand untuk pertama kalinya di tahun 2020 dan darisitu saya juga kadi model sampe saat ini dan itu saya menjadikannya kerja sampingan karena modeling itu tidak setiap saat ada, ketika ada panggilan baru ada kerjaan. Pada awalnya Orang Tua saya tidak setuju untuk hal itu, tapi selalu menyakinkan mereka bahwa saya membutuhkan uang jalan tambahan since orang tua saya tidak memberi saya uang jajan.

Pasti kalian akan berpikir kenapa saya tidak mendapatkan uang jajan kan kita masi jadi tanggung jawab mereka? Yup bener sekali kita masi jadi tanggung jawab mereka. Tapi di balik itu kita harus mikir gimana caranya untuk tau cara mencari uang dan susahnya mencari uang. Saya selalu diajarkan mandiri oleh orang tua saya, dan diajarkan untuk jangan enaknya, kita harus tau susahnya cari duit dan diajarkan untuk bisa mengolah duit. Jadi mereka itu bukannya pelit tetapi mereka itu mengajarkan kita udah coba sendiri dulu. Dan sekarang banyak anak yang diberi uang jajan gede perminggu ataupun perbulan, balik lagi si itu semua bebas ya. Tapi kalau di pikir² mau sampe kapan kita mengharapkan kedua beliau terus. Kita harus coba sendiri apalagibdi umur kita yang segini.

Saya juga sering membantu orang tua saya dalam segi perkerjaaj mereka, ketika mereka membutuhkan bantuan saya untuk ambil barang di tempat A antar ke tempat B atau kemana pun itu, saya usahakan saya jalan kalau ada waktu kosong untuk sedikit banyak tahu bagaimana cara kerja mereka, kenapa seperti itu? Kita jujur tidak pernah tahu bagaimana kedepannya. Umur mereka semangkin tua, amit² bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kita tahu apa yang yang harus kita lakukan. Itu yang sebenernya mereka ingin mengajarkan untuk bisa belajar banyak sebelum telat.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Kellya Nirwana – Get to Know Your Self

Nama saya Kellya Nirwana, saya lahir dan tinggal di jakarta sejak umur saya 0. Saya lahir pada hari sabtu pagi tanggal 4 Juni 2005 dan saya adalah anak perempuan pertama di keluarga saya. Saya mempunyai saudara adik laki-laki yang berbeda 2 tahun dengan saya dan keluarga inti saya hanya beranggotakan 4 orang, yaitu mama saya, papa saya, saya, dan adik saya. Sebagai seorang kakak tentu saja tidak mudah bagi saya, saya dituntut untuk menjadi contoh yang baik untuk adik saya, saya harus mandiri karena saya adalah anak pertama, bahkan harus mengalah dalam hal apapun jika adik saya menginginkannya. Jika adik saya yang salah, saya juga pasti akan kena dimarahi karena tidak bisa menjaga adik, dan masalah kecil lain lainnya yang terjadi. Akibat kejadian kejadian seperti itu membuat saya menjadi tangguh dan mandiri, saya berani menggambil keputusan dan mental saya juga menjadi lebih tangguh. Karena sifat anak perempuan tertua juga saya merasakan saya mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, dan juga memiliki rasa tanggung jawab yang besar dalam hal apapun yang saya lakukan dan saya selalu ingin memberikan outcome yang terbaik. Saya dan adik saya tumbuh di keluarga yang cukup hangat dimana kami dibesarkan dengan penuh kasih sayang kedua orang tua. Tentu saja semua keluarga tidak selama nya merasakan bahagia, tetapi pasti ada momen sedih nya juga. Menurut saya keluarga saya adalah keluarga yang hangat, tetapi tentu saja terkadang orang tua saya bertengkar dan jika itu terjadi biasanya saya dan adik saya selalu masuk ke kamar saja dan tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Namun, meskipun mereka bertengkar pasti beberapa hari sudah baikan seperti biasanya jadi kami masih pergi jalan-jalan bersama, menghabiskan waktu bersama seperti keluarga pada umumnya. Pekerjaan mama saya adalah karyawan disebuah kantor travel dan ia mengambil posisi sebagai tour leader. Sedangkan papa saya adalah juga seorang karyawan di perusahaan yang bertanggung jawab atas pemerintah, dan posisi papa saya adalah sebagai event organizer untuk event pemerintah-pemerintah. Dulu sebelum covid menyerang papa saya memiliki perusahaan sendiri untuk tour dan event organizer, dan untuk client tour biasanya mayoritas papa saya menghandle orang Jepang. Namun karena covid, perusahaan papa saya terpaksa gulung tikar karena pada saat pandemi tidak bisa berpergian. Pada saat itu mama papa sangat terpuruk karena keduanya bekerja di dunia pariwisata dan pada saat itu covid. Tetapi seiring jalan nya waktu mama papa berhasil bangkit kembali dan mampu membiayai saya kuliah di universitas bina nusantara. Akibat yang saya rasakan dalam hidup saya adalah, saya merasa menjadi lebih mengargai waktu, uang, dan juga orang tua saya tentu nya.

Kesedihan terbesar yang saya alami adalah saat pandemic covid 19. Ketika saya melihat kedua orang tua saya begitu susah mencari uang karena pandemi. Kami seperti benar benar bertahan hidup dari covid. Ekonomi keluarga saya menurun drastis pada saat itu karena kedua orang tua saya berada di dunia pariwisata yang sudah jelas jatuh paling dalam saat pandemic karena tidak boleh keluar negeri ataupun kemana-mana. Pada saat itu orang tua saya mencari uang dengan apapun caranya. Pertama papa saya menjual mobilnya untuk membuka usaha dan usaha awalnya mereka mencoba berjualan thai tea di stan depan supermarket. Bisnis thai tea cukup lama di jalankan tetapi lama kelamaan mulai tidak ada perkembangan jadi mereka memutuskan untuk stop berjualan thai tea dan beberapa waktu kemudian mencoba berjualan telur di kios. Tetapi bisnis telur ini tidak membuahkan keuntungan yang cukup dan hanya membuat lelah saja karena harus diantar tetapi pendapatan yang di terima juga tidak cukup, jadi mereka memutuskan untuk tidak berjualan telur lagi. Tidak lama kemudian mama menjual mobilnya untuk uang sehari-hari dan papa saya akhirnya membantu bisnis kakak nya yang adalah om saya. Bisnis om saya adalah logistic. Bisnis logistic nya berjalan dengan sangat baik karena pandemic. Karena pandemic orang orang jadi membeli barang lewat online shop, dan itu sangat mengguntungkan bagi yang memiliki bisnis logistic seperti JNE, Wahana, dll. Setiap hari papa membantu bisnis kakaknya di ruko dan mama hanya menjalani work from home sebagai freelance ticketing. Mama freelance ticketing untuk orang-orang yang butuh memesan tiket keluar negeri yang biasanya untuk health check-up keluar negeri, atau yang ingin belajar keluar negeri dalam waktu pandemic, atau yang lainnya. Pada saat itu mama papa juga bekerja untuk membuat paket karantina di hotel. Jadi untungnya kami masih dapat uang meskipun dalam jumlah yang kecil. Dalam sela sela kesibukan itu, kami sekeluarga terkena covid. Pertama papa saya yang terpapar duluan mungkin karena bekerja di luar rumah. Kemudian saya juga terpapar, lalu mama dan adik saya tidak terpapar. Jadi adik saya di pindahkan ke rumah nenek saya supaya tidak terpapar juga, sedangkan mama saya di rumah bersama papa dan saya untuk merawat kami. Pada saat itu keluarga dari mama dan papa juga banyak membantu kami. Bantuan yang kami dapat dari keluarga papa berupa uang dan juga vitamin. Sedangkan dari keluarga mama saya juga sama tetapi juga obat obatan karena adik mama saya adalah seorang apoteker, jadi ia tahu obat dan vitamin apa yang perlu untuk dikonsumsi saat terpapar covid. Saya dan papa saya menjalani karantina di kamar rumah masing-masing. Saya ingat sekali pada saat hari pertama masuk SMA kelas 11 kami lakukan secara online dan saat itu saya sedang terpapar covid. Jadi dalam keadaan covid pun saya harus tetap belajar tanpa menghiraukan rasa sakit yang saya alami. Tetapi untungnya gejala covid saya tidak terlalu parah, saya masih bisa belajar dengan baik dan bahkan di waktu kosong saya melukis dan menggambar. Karena saat itu saya bosan, saya bahkan sampai melukis di kaca lemari dan itu sangat menyenangkan bagi saya. Bagi saya dengan melakukan aktifitas, saya jadi lupa jika saya sedang terpapar covid. Saya melakukan banyak aktifitas saat sedang karantina agar mental saya tetap sehat, banyak sekali orang-orang yang terkena covid dan mental nya menjadi rusak karena terlalu banyak pikiran negative. Saat itu saya hanya melakukan banyak aktifitas yang dapat mengdistract saya dari pikiran yang negative dan banyak berdoa. Selama 2 minggu saya minum obat banyak sekali, dan puji tuhan setelah 2 minggu saya berhasil dikatakan negative dari covid. Begitu juga dengan papa saya yang sembuh duluan karena saya terpapar sekitar 3 atau 4 hari setelah papa saya terpapar.

Dari kecil saya sangat tertarik pada seni dan dulu sempat ingin mengambil jurusan fashion design. Tetapi karena karir fashion design di Indonesia masih kurang menjamin dan sangat sedikit peluang. Dulu saya masih sangat bingung dan ragu ingin menggambil jurusan apa, karena saya tidak punya hobi yang benar benar saya nikmati dan ingin menajdikannya sebagai karir. Jadi orang tua saya merekomendasikan jurusan perhotelan karena mereka sudah berada dibidang pariwisata dan ingin anaknya juga berada di bidang itu. Namun, saya tidak tertarik sama sekali dalam jurusan itu karena saya tidak suka memasak dan tidak tertarik dengan operation hotel, jadi saya menolak dan mencari cari jurusan lagi. Lalu saat SMA saya menjadi murid yang rajin dan ambisius akibatnya nilai saya menjadi bagus dan saat itu saya masih belum yakin ingin menggambil jurusan arsitektur karena menurut saya arsitektur sepertinya akan sangat sulit. Saya masih belum percaya diri untuk mengambil jurusan arsitektur meskipun jurusan arsitektur sudah ada di top 3 jurusan yang saya ingin masuk. Setelah berdiskusi dengan orang tua saya, mereka sangat mendukung saya untuk menggambil jurusan ini dan memotivasi saya agar tidak takut untuk menggambil jurusan yang sulit. Setelah berbincang bincang dengan teman sekolah saya yang ingin menggambil jurusan kedokteran saya juga jadi tertantang untuk berani menggambil jurusan arsitektur. Akhirnya saya memutuskan untuk berani menggambil jurusan arsitektur dan akan semangat untuk menyelesaikan studi pada jurusan arsitektur ini. Saya menjadi tertarik dengan proses pembuatan gedung/rumah tinggal, syarat syarat dalam membangun, dan banyak lagi. Dan juga prospek karir arsitektur cukup menjaminkan jadi saya memilih jurusan ini dan saya harap saya mengambil keputusan yang tepat dan dapat menyelesaikan studi ini dengan baik dan tepat waktu.

Saya sangat tertarik dengan arsitektur sampai segala hal yang berhubungan dengan arsitektur saya sangat amat kepo dan ingin tahu. Contoh saat saya berpergian saya melihat bangunan yang bagus maka saya akan sangat kepo dengan bangunannya seperti tembok nya terbuat dari material apa, atau berpikir bagaimana cara mereka bisa mendesign seperti ini, dan banyak lagi. Saya personali paling suka gaya arsitektur di Negara Negara eropa karena menurut saya arsitektur di sana sangat cantik dan memiliki khas nya sendiri. Momen yang melekat pada saya adalah saat saya sukses dan selesai dalam mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan yang saya lakukan dan saya merasa bangga jika bisa menyelesaikannya tepat waktu dan mendapat nilai yang bagus. Saya merasa ada kebahagiaannya tersendiri jika berhasil melakukan sesuatu apapun itu. Saya selalu senang saat menceritakan keberhasilan saya tetapi tidak menyombongkan diri, namun lebih ke memberitahu proses apa yang sudah saya lewati untuk berada di posisi ini. Saya juga suka menceritakan hal hal yang membuat saya bahagia. Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri dalah sampai di tahap sukses dan tidak perlu mengkawathirkan kekurangan uang ataupun fasilitas yang di miliki, mengerjakan pekerjaan saya dengan rasa senang hati tanpa perasaan terpaksa, dan juga membanggakan kedua orangtua saya. Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah tentunya dengan kehadiran saya mereka dapat menjadi lebih terbantu, saya siap untuk mengerahkan dan membantu orang lain sebisa mungkin yang saya dapat lakukan. Dan juga saya harap kehadiran saya dapat membuat orang lain menjadi versi terbaik dari dirinya dan mereka dapat menggembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Karina Maharani- Get to Know Your Self

Nama saya Karina Maharani. Saya dilahirkan di sebuah kota yang dijuluki kota Seribu Sungai pada tanggal 24 Juni 2005. Saya merupakan anak ke-3 dari tiga bersaudara. Saya dibesarkan dengan segala kecukupan dan kasih sayang oleh kedua orang tua saya. Ayah saya yang bernama Achmad Zabir Djaenudin merupakan seorang konsultan swasta yang bergerak pada bidang Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) dan ibu saya yang bernama Esti Kusri Hartijah yang merupakan seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita karir yang bekerja pada bidang yang juga berkaitan dengan pekerjaan ayah saya. Walaupun kedua orang tua saya sangat sibuk, saya sangat kagum karena mereka dapat membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga dengan baik, sehingga saya dan kedua saudara saya memiliki cukup kasih sayang dan perhatian sejak kami kecil. Orang tua kami sering mengajak kami untuk pergi berlibur bersama agar kami memiliki momen yang indah dan mengesankan yang akan selalu kami ingat sampai kapanpun. Oleh karena itu, keluarga kami menjadi lebih terbuka terhadap perasaan satu sama lain, sehingga ketika saya sedang menghadapi suatu permasalahan, kami saling membantu dengan memberikan saran dan nasihat agar saya bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Selain itu, ayah dan ibu saya selalu menanamkan sikap sedari kami kecil untuk tidak takut dalam mencoba hal baru dan selalu mendukung satu sama lain. Maka dari itu saya dan kedua saudara saya tidak hanya terpaku dalam mengejar akademik, melainkan hal di luar akademik juga, seperti mengikuti seni tari ataupun seni lukis.

Saya merupakan orang yang sangat suka berteman walaupun saya dulu pernah jadi korban perundungan. Sekarang saya merasa sangat beruntung karena saya memiliki banyak teman yang dapat memberi dampak positif ke saya, sehingga saya tidak hanya mendapatkan keseruan saja dalam berteman tetapi juga mendapatkan banyak pengalaman yang membuat saya lebih berkembang dari sebelumnya. Ketika saya berada di bangku SMA, saya berkesempatan untuk menjadi anggota dan salah satu koordinator dalam bidang Hubungan Masyarakat (HuMas) pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Selain itu, saya juga berkesempatan menjadi anggota dalam ekstrakulikuler tari modern dan mengikuti beberapa lomba di kota saya. Saya sangat senang karena dapat berkumpul dengan orang-orang dengan minat dan bakat yang sama dengan saya. Kami sering bercerita dan berbagi kisah dan pengalaman masing-masing sehingga saya merasa sudut pandang saya terhadap dunia dan lingkungan sekitar perlahan-lahan telah berubah.

Lingkungan keluarga dan pertemanan inilah yang membuat saya menyadari bahwa kehidupan ini sangatlah berharga. Saya tidak ingin menyia-nyiakan hidup saya sendiri, karena saya tahu di luar sana masih banyak hal yang dapat saya pelajari. Saya memiliki keinginan kuat untuk menggapai mimpi saya sendiri. Saya telah mengalami bagaimana rasanya bingung dan tidak tahu arah tujuan hidup saya. Namun dengan adanya dukungan dari keluarga dan teman-teman, tentu saya tidak akan berdiam diri saja, saya harus bangkit dan menetapkan hati agar tidak mudah menyerah dan terus berusaha. Orang tua saya merupakan faktor utama yang membuat saya tetap semangat dan kuat untuk menjalani kehidupan. Oleh karena itu, Saya merasa harus bisa memberikan lebih banyak dari apa yang sudah orang tua saya berikan kepada saya selama ini. Saya ingin membuat kedua orang tua saya bangga terhadap apa yang sedang saya lakukan. Maka dari itu, saya akan sangat bersungguh-sungguh dalam menjalani perkuliahan pada jurusan arsitektur yang merupakan pilihan saya sendiri, sehingga saya harus bisa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pilihan saya.

Saya sendiri memilih jurusan arsitektur bukan tanpa alasan. Sedari kecil, saya sering diajak ayah saya untuk survey ke luar kota untuk proyek yang sedang dikerjakan beliau. Saya mengenal tentang arsitektur dari ayah saya, walaupun ayah saya sendiri bukan merupakan arsitek. Dibandingkan dengan pekerjaan ayah saya yang melakukan perencanaan wilayah dan kota, saya sendiri lebih tyertarik kepada estetika dari bangunan-bangunan. Saya sangat suka memperhatikan berbagai bangunan di sekitar. Tak jarang juga saya bertanya kepada ayah saya tentang bagaimana bangunan tersebut bisa berdiri, bagaimana cara membangunnya, dan lain-lain. Tetapi, ketika saya ingin memilih jurusan, ayah saya memberi pertimbangan kepada saya, dengan tujuan agar saya dapat benar-benar mengetahui apa itu arsitektur sehingga kedepannya saya tidak menyesali pilihan saya. Awalnya saya hanya menganggap arsitektur itu hanyalah tentang keestetikaan bangunan. Namun, ketika saya sudah memasuki dunia perkuliahan, saya menyadari bahwa arsitektur bukanlah hanya sebatas suatu estetika dalam bangunan, tetapi juga bagaimana desain bangunan yang nantinya saya rancang akan memengaruhi kehidupan bermasyarakat. Karena arsitektur sendiri merupakan suatu ruang yang dimana ada kegiatan manusia di dalamnya, maka sebagai perancang juga harus memperhatikan apakah bangunan yang dirancang tersebut akan memberi dampak positif atau negatif bagi masyarakat dan apakah bangunan tersebut dapat memecahkan permasalahan di lingkungan sekitarnya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Justin Toandi – Get to Know Your Self

Perkenalkan, Nama saya adalah Justin Toandi. Jenis kelamin saya diklasifikasikan sebagai laki-laki. Usia saya sekarang adalah 18 tahun. Saya sekarang adalah mahasiswa Binus Universitas. NIM saya adalah 2702320381. Sekarang saya sedang mengerjakan tugas untuk course Introduction of Architecture yang dimoderasi oleh Beliau Bapak Realrich Sjarief. Tugas tersebut harus kita kumpul sebelum tanggal 22 September jam 12 siang untuk dicek. Untuk tugasnya kita harus menulis tentang latar belakang kehidupan mahasiswa.

Perjalanan saya mulai ketika saya lahir, momen yang akan saya selalu ingatkan. Saya lahir pada tahun 2005 di Provinsi DKI Jakarta. Ayah saya lahir di Provinsi Riau dan Ibu saya lahir di Provinsi DKI Jakarta. Saya adalah anak ke satu dari orang tua saya dan mempunyai satu adik perempuan. Akibat posisi tersebut saya kadang memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada adik saya dan saya juga harus melakukan sesuatu tanpa ada paduan dari seorang kakak. Keluarga saya bisa diklasifikasikan sebagai ok-ok saja, meskipun kadang terdapat titik rendahnya. Sekarang Ibu saya pekerja rumah tangga dan Ayah saya bekerja di bidang mesin. Sayangnya Ibu saya tidak kuliah, meskipun Beliau sangat ingin kuliah. Hal tersebut terjadi karena Ibu saya tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai kuliah dan juga dipaksa oleh orangtua Ibu saya untuk langsung bekerja dan mencari uang. Ayah saya di sisi lain pernah kuliah. Beliau pernah kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung) jurusan teknik mesin.

Beberapa tahun setelah saya lahir, saya masuk ke sekolah. Sekolah tersebut adalah sekolah swasta yang berada pada daerah Kelurahan Duri Kosambi Kecamatan Cengkareng, cukup dekat dengan rumah saya. Saya besekolah di sekolah tersebut dari TK ke SD sampai pertengahan SMP kelas 7 semester 2 dimana saya memilih untuk keluar dari sekolah tersebut. Salah satu alasan kenapa saya keluar dari sekolah tersebut adalah karena saya tidak bisa mengikuti dengan kecepatan pemberian tugas dan pelajaran-pelajarannya. Tugas saya menumpuk yang pertamanya sedikit menjadi lebih banyak dan lebih banyak sampai saya telat mengumpulkan bebrapa tugas tersebut. Meskipun saya mengerjakaan tugasnya sampai jam 5 setiap saya ke sekolah dan tidur sampai jam 1 untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut, saya masih tidak bisa menyelesaikan tugas yang menumpuk itu. Saya juga sering telat dan tidak masuk sekolah untuk beberapa hari sebelum saya memilih untuk keluar sekolah itu.

Pada hari terakhir saya pergi ke sekolah tersebut, Saya bergadang dan tidak tidur sampai sekitar jam 5 subuh untuk menyelesaikan proyek matematika yang saya harus mengumpul hari itu juga (saya belum menyelesaikan proyek tersebut). Ketika saya pergi ke sekolah, saya terlambat. Saya juga sudah terlambat sampai 6 kali dan sekolah tersebut memiliki peraturan tentang keterlambatan yang menyatakan bahwa jika terlambat sampai 6 kali siswa tersebut harus dipulangkan. Oleh karena itu, saya dipulangkan pada hari terakhir tersebut. Setelah dipulangkan, saya memilih untuk keluar dari sekolah tersebut. Meskipun saya ingin tetap melanjutkan sekolah tersebut, saya tidak kuat lagi untuk berlanjut. Orangtua saya juga sudah menyepakati untuk saya ganti ke sekolah lain. Beberapa hari terakhir pada saat saya tidak masuk sekolah, saya dan orangtua saya juga sudah mencari-cari sekolah pengganti.

Beberapa hari sudah berlalu dan saya sudah mendapatkan sekolah baru. Sekolah tersebut berlokasi di Kelurahan Cengkareng Barat daerah sekitar Taman Palem Lestari. Sekolah tersebut adalah sekolah yang bisa diklasifikasi kecil dan adalah sebuah sekolah yang bercabang dari Negara Malaysia. Sekolah tersebut juga bisa diklasifikasikan sebagai sekolah “semi-homeschooling”. Materi-materinya diakses mengunakan laptop dan seingat saya bisa dibuka dimana saja (jika terdapat jaringan internet). Saya mulai sekolah disitu dari SMP kelas 8 semester 1 sampai sekitar SMP kelas 8 semester 2. Saya bisa pergi ke sekolah tersebut untuk belajar materi-materi yang terdapat di laptop, mengerjakan tugas-tugas dan juga bisa bertanya kepada guru jika tidak tau. Sekitar satu tahun saya bersekolah di situ, sekolah tersebut tidak bisa lagi membayar sewaannya dan terpaksa untuk ditutup. Beruntungnya sekolah tersebut mempunyai cabang lagi di Kelurahan Cengkareng Timur — tepat berada di sebuah mal yang bernama Mall Taman Palem. Cabang tersebut berdekatan dengan sesamanya dan memiliki materi-materi yang sama, tugas-tugas yang sama, dan managemen yang mirip. Jadi saya dan seluruh siswa dan guru-guru yang ada di sekolah yang ditutup tersebut, berganti ke cabang yang terdapat di Mal Taman Palem. Saya bersekolah di sekolah tersebut dari sekitar SMP kelas 8 semester 2 sampai selesai SMP kelas 9. Pada saat saya berada di SMP kelas 9, terjadilah pandemik Corvid-19 dan kita pada menggunakan zoom / google meet untuk belajar materinya dan diawasi oleh gurunya. Akan tetapi, berjalannya waktu, sekolah tersebut menjadi lebih kacau dan akhir-akhirnya sekolah cabang tersebut dengan managemen yang kurung, tidak bisa lagi mempertahankannya dan menjadi bangkrut. Beruntungnya saya sudah pindah ke sekolah lain sebelum sekolah tersebut ditutup karena orangtua saya dan saya sudah melihat kekacauan sekolah tersebut dan langsung memilih untuk keluar sekolah itu dan mencari sekolah baru. Saya akhirnya ketemu sekolah baru yang disarankan oleh teman Ibu saya. Sekolah yang disarankan saya adalah sekolah PKBM yang terletak di Kelurahan Tegal Alur dekat dengan Daerah Menceng dan Citra 6. Di sekolah tersebut, kita bisa mendapatkan sertifikat lulus SD, SMP, dan SMA (Paket A, Paket B, dan Paket C). [Maaf terlebih dahulu saya kurang mengerti tentang yang ada di kalimat atas. Yang saya sampaikan di kalimat atas adalah seingat saya dan adalah informasi-informasi yang saya dapatkan dan mengerti].

Saya bersekolah pada sekolah tersebut dari SMA kelas 11 sampai lulus SMA. Saat itu, saya memilih pembelajaran mandiri, yaitu pembelajaran dimana tugas-tugas, materi-materi, dan ulangannya dikasih oleh guru melalui media online (Juga terdapat pembelajaran klasikal, yaitu pembelajaran dimana kita belajar, mengerjakan tugas dan ulangan disana, dan juga terdapat pembelajaran homeschooling, yaitu pembelajaran dimana guru ke rumah). Saya memilih untuk belajar mandiri di sekolah itu karena pada saat itu masih terdapat pandemik, lebih murah, dan banyak faktor lainnya. Pada saat saya SMA kelas 12, saya mencari-cari kuliah. Pertama-tama, saya memutuskan untuk memilih kuliah PTN di UI dan ITB dan mencoba untuk daftar di PTN tersebut. Saya pilih jurusan arsitektur di UI dan teknik sipil di ITB. Untuk jaga-jaga jika saya tidak lulus PTN, kita juga mencari universitas swasta. Salah satu universitas kita cari adalah Universitas Binus. Saya dan orangtua saya memutuskan untuk pergi ke Universitas Binus di Alam Sutera untuk bertanya-tanya ke admisi. Akan tetapi tidak ada jurusan di Binus Alam Sutera yang saya minati. Ketika kita mencari-cari universitas swasta dan tidak ketemu-temu orangtua saya memilih untuk saya kuliah Binus jurusan Conputer Science, tetapi karena saya kurang minat computer science pada saat itu dan waktunya sudah menjadi sempit, saya akhirnya memilih untuk kuliah di Binus Kemangisan jurusan arsitektur. Meskipun saya kurang suka kuliah di Binus karena biaya yang sangat besar dan jurusan arsitektur memakan banyak biaya, saya akhirnya memutuskan untuk daftar kuliah di Binus Kemangisan jurusan arsitektur. Saya lulus daftar di Universitas Binus.

Setelah saya mengikuti ujian masuk PTN dan menuggu beberapa bulan untuk hasilnya, saya tidak lulus PTN untuk dua-duannya. Yah, akhirnya saya kuliah di Binus Kemangisan jurusan arsitektur. Sampai sekarang minggu ke-2 di Binus Saya sekarang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Sudah jam 11.42 dan saya harus sampai kata ke 1500 kata. Akan tetapi saya sekarang baru kata 1151 kata. Gimana ya hanya ada 16 menit lagi sebelum jam 12.00. Maaf ya Pak Realrich, saya gagal untuk menulis sampai 1500 kata, tapi cukup lumayan sudah sampai 1185 kata. Sekali lagi pak saya maaf sekali tidak bisa sampai 1500 kata. Soalnya waktunya sudah sedikit, tinggal 12 menit lagi. Saya harus kumpul pengerjaan ini. Sekali lagi Pak Maaf. 😢

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jihadhul Mukminin – Get to Know Your Self

Saya akan menceritakan sekilas tentang keluarga saya. Saya memiliki adik berumur 13 tahun yang sedang melanjutkan program sekolahnya di salah satu pondok pesantren di daerah cibubur. Saya juga memiliki seorang kakak laki berumur 21 tahun dan sedang melanjutkan studi S1 nya di Jerman atau lebih tepatnya di Chemnitz University of Technology di kota Chemnitz dan ia mengambil jurusan yang sama dengan saya yaitu arsitektur. Saya dibesarkan oleh kedua orang tua saya dan keduanya di lahirkan di Bandung. Ibu saya melanjutkan studi S1 nya di salah satu universitas di bandung yang bernama IKIP namun nama universitas itu sudah diganti menjadi UPI. Lalu, ayah saya melanjutkan studi S1 nya di salah satu universitas terbaik dan ternama di Indonesia yang bernama ITB, ayah saya memilih jurusan untuk S1 nya adalah kimia murni. Ibu saya sekarang menjadi ibu rumah tangga dan ayah saya menjadi wirausaha. Dulu ayah saya bekerja di salah satu perusahaan Jakarta pada saya masih kecil sebelum ia memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha, lalu ayah saya memutuskan untuk membuat usaha bersama temannya yang memanfaatkan jurusan yang mereka ambil saat studi S1 nya, mereka menggunakan ilmu kimia yang mereka pelajari untuk mendirikan perusahaannya. Perusahaan mereka bergerak dalam bidang jasa pengangkutan limbah b3 yang sudah memiliki izin dan jasa pemanfaat limbah b3 batubara menjadi material ramah lingkungan yang telah mendapat rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup. Jenis limbah b3 mereka meliputi : limbah batubara, limbah sludge, limbah oli dan thinner, limbah kapur, limbah gypsum, dan jenis limbah b3 lainnya. Mereka hadir untuk memberikan solusi dangan basis aman dan ramah lingkungan. Pabrik ayah saya berlokasi di Karawang dan untuk kantor yang ia pegang berlokasi di daerah Jakarta Selatan.

Halo izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Jihadhul Mukminin atau bisa dipanggil Jadul, saya dilahirkan di Bandung pada tanggal 7 Agustus 2004. Kata ibu saya, saya adalah orang yang termasuk dalam kategori hyperaktif sejak saya masih kecil, karna memang dari dulu saya merupakan tipe orang yang suka mengeksplor sesuatu yang belum pernah saya rasakan atau belum tau mengenai hal tersebut. Saya sempat bersekolah di salah satu TK di daerah Pasar Minggu, disitu adalah tempat pertama saya mengenal, berteman, berbincang dengan orang lain yang sepantaran dengan saya. TK adalah tempat yang cukup seru untuk anak yang masih kecil dan belum memiliki beban atau pikiran apa yang mereka akan hadapi kedepannya karna hanya bermain yang mereka pikirkan. Saat kelulusan TK, mungkin suatu hal yang dibilang people come and go belum terasa diumur mereka, dulu saya berpikir kalo kelulusan diibaratkan seperti naik level saja ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah kelulusan TK, saya melanjutkan program sekolah saya ke salah satu sekolah swasta yang berlokasi di daerah pancoran. SD adalah tempat dimana kita semakin tau apa fungsi atau semakin tau apa yang kita pelajari mengenai pelajaran yang diberi pembimbing untuk kedepannya. SD merupakan tempat dimana bermain dan belajar bisa disatu padukan menjadi sebuah jalan yang seirama, diberi waktu untuk bermain oleh orang tua dan guru, belajar pun diberi porsi yang proporsional oleh pembimbing kita. Kelas 1 sampai kelas 3 menurut saya adalah masa adaptasi, yang dulu hanya bermain dan sekarang ditambahi bumbu-bumbu belajar dalam kadar yang cukup diusianya. Kelas 4 menuju kelas 6 yang saya pikir adalah masa dimana PR atau pekerjaan rumah sudah memunculkan kehadirannya, dan hal itu menjadi sesuatu yang wajib diselesaikan, namun itu masih menjadi tanggung jawab seorang pelajar dan walinya, karna saat itu wali harus masih membimbing ananda untuk berproses dengan cara menuntun dan membantunya. Saya bukan orang yang tergolong pintar dan menjadi golongan anak top ten dikelas. Namun, itu lah alasan mengapa saya selalu di masukan ke sekolah sampingan atau yang biasa kita sebut tempat bimbel ( bimbingan belajar ), saya sempat bimbel di Kumon untuk memperlancar matematika, LIA untuk meningkatkan kualitas bahasa inggris, dan Quantum untuk membantu pelajaran umum terutama mengarah ke Ujian Nasional. Selain sekolah diluar rumah, saya juga sekolah bersama ayah saya dirumah ditemani kakak saya yang dulu masih SMP, saya tidak pernah merasakan apa itu liburan sekolah saat SD, selama 3 tahun dari kelas 4 sampai kelas 6 saya dan kakak saya selalu di dorong untuk selalu belajar dirumah, ayah saya sangat mahir dalam bidang matematika dan IPA, itu alasan mengapa saya dan kakak saya selalu diajarkan matematika oleh ayah, mungkin matematika adalah bidang yang lebih general. Saya sempat mengeluh karna waktu belajar saya tergolong sangat lama diumur saya waktu itu, dari setelah subuh sampai setelah isya yang diberi istirahat hanya beribadah, mandi, dan makan. Jujur saya keberatan. Namun, semua itu pasti membuahkan hasil, walaupun saya bukan orang yang cukup pintar, saya selalu menyelesaikan tugas atau ujian matematika, jika ada teman saya yang meminta bantuan saya dengan semangat membantu mereka, karena memang benar ilmu akan bertahan lama atau semakin melekat ke kita jika ilmu itu kita sebarkan. Saya juga pernah lolos seleksi lomba cerdas cermat bersama para ranking 3 besar disetiap kelas, dan saya ingat saya mengikuti seleksi itu hanya karena iseng, tapi tidak ada yang tau bisa lolos dan ikut berpartisipasi mengikuti lomba di Labschool, walaupun gagal untuk juara. Titik dimana semua itu terbayar adalah saat saya melaksanakan ujian nasional, pada saat itu pelajaran yang diuji adalah matematika, ipa, dan bahasa indonesia. Saya mendapatkan nilai sempurna di pelajaran matematika. Walaupun level matematika tergolong hal yang sangat dasar, tapi itu adalah pencapaian yang cukup membuat saya senang saat itu. Setelah UN, masuklah kita ke program wisuda. Wisuda SD adalah waktu dimana bahagia dan sedih bercampur, bahagia karena akan pergi ke jenjang selanjutnya, dan sedih karena harus berpisah dengan teman masa kecil. Namun, life goes on.

Setelah masa kecil terbitlah masa dimana orang akan beranjak dewasa, semua orang akan merasakannya disaat setelah SD yaitu SMP. Saya mungkin sedikit berbeda dengan orang lain ada yang sama tapi tidak semua, yang lain ada yang melanjutkan ke negeri atau swasta, sedangkan saya masuk pondok pesantren. Dulu, saya ingin masuk pesantren karena kakak saya juga pesantren dan mendapatkan laptop. Disitulah muncul keinginan saya untuk mengikuti jejak kakak saya. Namun, setelah masuk sekolah ternyata saya tidak mendapatkan laptop, mungkin karena beda sekolahnya, jadi saya cukup kecewa dengan hal itu. tahun pertama dan kedua adalah adaptasi yang luar biasa buat saya, yang biasanya kita tidur dirumah tapi sekarang kita tinggal bersama teman dan dilingkup yang itu-itu saja. Belajar mandiri adalah bagian besar untuk mencapai kesuksesan di lingkup pesantren. Saat dipesantren sifat saya menjadi pendiam karena ilmu agama saya juga hanya sedikit. Tapi semakin saya besar dikawasan tersebut saya akhirnya terbiasa dan berhasil berdamai dengan diri sendiri serta menerima kenyataan sebagai santri. Jujur, 3 tahun di pondok pesantren tidak terasa dari yang awalnya perkenalan dan akhirnya menuju akhir dari perjalanan masa SMP. Perpisahan yang cukup terasa sakitnya karena perasaan ini lebih dari sekedar teman tapi saudara. Sayangnya, saya berpindah tempat sekolah karena saya ingin mencari relasi antar sekolah untuk kebutuhan kedepannya. Waktu begitu cepat liburan pun lewat begitu saja. Masa penentu akhirnya ingin mulai dijarahi, SMA lebih tepatnya. Sekolah SMA saya adalah pondok pesantren yang berlokasi di Depok daerah Pengasinan.

Sebuah pondok pesantren yang baru berdiri, dan saya adalah seorang siswa angkatan 4. Seperti biasa saya sebagai orang baru saya akan menjadi seseorang yang pendiam dan mengamati sekitar. Setahun pertama, diisi dengan perkenalan antar siswa-siswa dan lingkungan baru sekitar. Tidak ada yang cukup istimewa di tahun awal SMA. Saya sedikit kecewa dan terkejut karena kegiatan yang diselenggarakan osis cukup sedikit malah hampir tidak ada, jika dibandingkan dengan sekolah sebelumnya, mungkin karena masih sekolah baru. Tahun kedua, adalah tahun dimana siswa kelas 11 menjadi OSIS, bedanya kalau sekolah diluar yang jadi OSIS hanya seberapa, sedangkan disekolah ini para siswa kelas 11 wajib menjadi OSIS semuanya tanpa terkecuali karena divisinya yang bisa dibilang cukup banyak. Saya cukup gatal dengan kekosongan kegiatan yang ada disekolah ini, akhirnya saya suka bersosialisasi ide-ide kegiatan dengan teman-teman dan guru-guru saya, dengan keseringannya saya berargumen, saya ditawarkan menjadi ketua OSIS. Namun, saya menolak karena saya merasa belum bisa menjaga tanggung jawab secara keseluruhan dan merasa tidak bisa menanggung urusan-urusan seorang ketua. Akhirnya saya menjadi ketua divisi HUMAS. Disitulah saya mengeluarkan ide-ide untuk kegiatan dan beradu argumen dengan para pembimbing OSIS, beberapa acara berhasil dilaksanakan dan beberapa juga tidak karena ada kendala yang bisa dimaklumi. Semakin naik kelas semakin cepat pula waktu berlalu. Tidak terasa sudah memasuki tahun terakhir ajaran SMA. Kelas 12 adalah tahun dimana para siswa fokus menuntut ilmu yang akan dikejar untuk kelanjutannya dimana kuliah nanti. Salahnya, saya tidak pernah berkompromi dengan orang tua mengenai jurusan apa yang saya ambil dan jurusan yang akan disetujui oleh orang tua. Saya bisa dibilang orang yang cukup menyukai hal yang berkaitan dengan seni, dari segala aspek seni yang saya tekuni, saya paling menyukai seni sinematografi dalam bidang editing maupun videografi. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk memilih jurusan sinematografi. Namun, orang tua saya tidak merestui karena beberapa sebab, kata ayah saya sinematografi jangan dijadikan pelajaran kuliah namun dijadikan jadi sebuah hobi, hasil dari obrolan antar saya dengan orang tua adalah memutuskan saya untuk memilih jurusan arsitek, dalam sebab saya sempat suka menggambar dan suka matematika, jadi cukup pas untuk jurusan itu. Setelah kelas 12 berlalu, saya menghadapi rintangan kembali karena saya diberi perintah untuk melanjutkan studi S1 saya di Jerman dan dilempar ke Turki, setahun saya belajar matematika dan bahasa inggris untuk mengikuti tes SAT. Namun nilai saya beda tipis dengan target universitas top ten di Turki. Selama gap year itu, saya mencari relasi pereventan dunia malam dijakarta tiap hari dalam sebulan dan berhasil membuat salah satu EO (event organization) yang sudah berjalan hampir setahun (6 events) dan mendapat penghasilan dari kegiatan tersebut, saya cukup bangga dengan pencapaian yang tidak sia-sia itu. Dan usaha yang sedang berproses sekarang adalah usaha clothing buatan sendiri yang tahun ini akan dirilis. Karena beberapa kendala akhirnya saya diputuskan untuk S2 di luar negeri dan S1 didalam negeri.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jesslyn Evania Citra – Get to Know Your Self

Bagi saya, dunia perkuliahan tidak mudah. Saya harus beradaptasi dengan lingkungan baru, mengenal teman-teman baru, memahami sistem perkuliahan, dan menyesuaikan diri dengan tuntutan akademik yang lebih tinggi. Selain itu, memasuki dunia perkuliahan juga berarti harus belajar mandiri dan mengatur waktu dengan bijak. Dalam proses ini, saya belajar untuk menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab, dan mengelola waktu dengan efisien.

Saya memilih kuliah jurusan arsitektur karena memiliki minat. Sejak kecil, saya selalu terpesona dengan bangunan-bangunan yang ada di sekitar. Saya ingin menjadi bagian dari proses kreatif dalam menciptakan ruang yang nyaman dan indah bagi orang lain.

Selain itu, saya juga tertarik dengan peran arsitektur dalam pembangunan berkelanjutan. Dalam era yang semakin concern terhadap lingkungan, saya ingin menjadi arsitek yang dapat berkontribusi dalam menciptakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Saya ingin menggunakan pengetahuan dan keterampilan saya untuk merancang bangunan yang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan alasan-alasan tersebut, saya yakin bahwa kuliah di jurusan arsitektur adalah pilihan yang tepat bagi saya.

Saya mencintai arsitektur dengan segala keindahan dan kreativitas yang terlibat di dalamnya. Ketika saya melihat sebuah bangunan yang indah, saya merasa takjub oleh detail-detailnya yang halus dan perpaduan harmonis antara fungsi dan estetika. Selain itu, saya juga sangat tertarik dengan sejarah arsitektur, menelusuri bagaimana gaya-gaya arsitektur berkembang dari masa ke masa dan memahami pengaruhnya terhadap perkembangan budaya dan masyarakat. Bagi saya, arsitektur bukan hanya tentang bangunan fisik, tetapi juga tentang bagaimana bangunan tersebut berinteraksi dengan lingkungannya dan memberikan dampak positif bagi penggunanya.

Nama saya Jesslyn Evania Citra. Saya lahir pada tanggal 10 Desember 2005 di Jakarta. Saya berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ayah saya bekerja sebagai pegawai swasta, sedangkan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga.

Saya merupakan anak tunggal. Sebagai anak tunggal, saya mendapatkan perhatian penuh dari orang tua saya dan memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakat saya. Saya sangat bersyukur dapat lahir dalam keluarga yang berkecukupan. Hal ini memberikan saya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan berbagai peluang untuk mengembangkan potensi diri.

Tujuan hidup saya untuk diri sendiri adalah mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam segala hal yang saya lakukan. Saya ingin memiliki karir yang sukses dan membangun hubungan yang bermakna dengan orang-orang terdekat saya. Saya percaya bahwa dengan memiliki tujuan hidup yang jelas dan berusaha secara konsisten untuk mencapainya, saya dapat menciptakan kehidupan yang bermakna.

Tujuan hidup saya juga melibatkan pengembangan diri secara terus-menerus. Saya ingin terus belajar dan berkembang, baik dalam hal pengetahuan maupun keterampilan. Saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya, dengan menghadapi dan mengatasi tantangan hidup dengan ketekunan. Dengan adanya tujuan ini, saya yakin bahwa saya akan terus tumbuh dan berkembang menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri.

Dalam perjalanan mencapai tujuan hidup saya, ada tantangan dan rintangan yang mungkin muncul. Saya menganggapnya sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar. Saya percaya bahwa dengan ketekunan dan dukungan dari orang-orang terdekat, saya dapat mengatasi semua hambatan tersebut dan mencapai kesuksesan yang saya impikan.

Dengan demikian, tujuan hidup saya mencakup mencapai kesuksesan dalam karir, memastikan kebahagiaan pribadi, dan terus mengembangkan diri. Saya berkomitmen untuk bekerja keras dan konsisten dalam perjalanan ini, dengan harapan bahwa saya dapat mencapai tujuan hidup saya dan menciptakan kehidupan yang bermakna.

Tujuan hidup saya adalah untuk orang lain adalah untuk membantu dan memberikan kontribusi positif kepada orang lain. Saya berkomitmen untuk menjalani hidup dengan penuh kasih dan membantu mereka yang membutuhkan, baik melalui tindakan langsung maupun dengan memberikan inspirasi dan motivasi kepada mereka. Selain itu, saya juga berharap dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman saya dengan orang lain, sehingga mereka juga dapat tumbuh dan berkembang. Saya ingin menginspirasi orang-orang untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Saya juga berharap dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Saya ingin terlibat dalam proyek sosial yang dapat meningkatkan kualitas hidup orang-orang di sekitar saya. Saya ingin membantu mereka yang kurang beruntung dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan.

Dalam perjalanan mencapai tujuan hidup saya untuk orang lain, saya menyadari bahwa penting untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Saya ingin meningkatkan keterampilan saya dalam memberikan bantuan dan dukungan, serta memahami lebih baik kebutuhan dan tantangan orang lain. Saya berkomitmen untuk terus tumbuh dan belajar agar dapat memberikan kontribusi yang lebih efektif.

Lagu favorit saya adalah Limbo oleh Keshi. Lagu ini memiliki melodi yang menarik dan lirik yang menyentuh hati. Alunan musiknya menggambarkan perasaan seseorang yang terjebak dalam situasi sulit, mencari jalan keluar, dan menemukan kebebasan. Lewat lagu ini, ia seolah menjelaskan, jika sedang merasa bingung dengan arah dan tujuan hidup, kita tetap harus mencoba yang terbaik. Saya suka bagaimana Keshi mampu mengekspresikan emosi melalui suara dan penulisan liriknya. Lagu ini membuat saya terhubung dengan perasaan saya sendiri dan memberi saya semangat untuk terus berjuang.

Salah satu momen dalam hidup saya yang benar-benar melekat di hati saya adalah saat-saat ketika saya bisa menghabiskan waktu bersama keluarga. Saat itulah kami benar-benar merasa dekat satu sama lain dan menikmati kebersamaan. Saat kami menghabiskan waktu bersama, kami sering melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan. Seperti berlibur ke luar kota, atau sekadar menonton film favorit di rumah.

Momen-momen bersama keluarga tidak hanya memberikan kebahagiaan saat itu, tetapi juga mengisi hidup saya dengan banyak cerita yang akan selalu saya kenang. Meskipun kadang-kadang kesibukan dan rutinitas sehari-hari membuat kami sibuk, kami selalu berusaha untuk menyisihkan waktu khusus untuk keluarga.

Cerita yang tidak sabar untuk saya ceritakan kepada teman baru adalah cerita perubahan saya dalam bersosialisasi dengan teman sekelas saat sekolah dasar dan sekolah menengah. Saat sekolah dasar, saya lebih mudah berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman. Saya sering mengobrol, bermain, dan bergaul dengan teman-teman sekelas saya. Namun, setelah saya masuk ke sekolah menengah, semuanya berubah. Saya merasa lebih sulit untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman-teman baru. Saya merasa canggung dan tidak percaya diri. Meskipun begitu, saya berusaha untuk tetap terlibat dalam kegiatan sekolah dan mencoba untuk memperluas lingkaran pertemanan saya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jassica Machdalena Machlon – Get to Know Your Self

Nama saya Jassica Machdalena Machlon, saya lahir di Tanjung Pinang yang terletak di Kepulauan Riau namun saya harus pindah ke Batam disaat saya berumur enam tahun di karenakan ada urusan kerjaan papa saya yang harus membuat kita pindah semua kesana. Saya lahir pada hari Rabu, 29 Januari 2003. Saya adalah anak ke – empat dari lima bersaudara. Saya mempunyai 3 kakak perempuan dan 1 adik laki – laki. Kami kakak beradik memiliki keturunan dayak dan juga jepang. Suku dayak datang dari mama saya, dan darah jepang datang dari papa saya. Umur kami kakak beradik  berjarak jauh. Para kakak – kakak saya sudah memiliki keluarga sendiri sehingga tersisa saya dan adik saya yang masih duduk di kelas satu smp yang masih harus di tanggung oleh orang tua saya. Kakak pertama dan kakak kedua saya tinggal di Kalimantan dan di Singapura. Saya, kakak ketiga, dan adik saya tinggal di jakarta. Meskipun kami bertiga di sama – sama di jakarta, kami tidak tinggal bersama dikarenakan saya harus tinggal di kos karena tempat tinggal saya jauh dengan tempat kampus saya. Tetapi bukan karena kami tinggal di tempat berbeda kami menjadi menjauh, melainkan kami semakin menyatu dengan kakak – kakak saya yang jauh disana.Setiap hari kami selalu berbicara lewat video call maupun voice call untuk menanyakan kabar, menanyakan keadaan, dan lain lain.

Saya terlahir di keluarga yang sangat hangat  yang dimana saya dan saudara – saudara saya tumbuh dengan penuh kasih sayang dari kedua orang tua saya. Jarang sekali kami anak – anak nya melihat kedua orang tua kami bertengkar di karenakan mereka berdua cukup sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing dan kami pun melihat orang tua kami sebagai panutan kami supaya kami juga bisa mendapatkan calon atau pun pasangan hidup seperti kedua orang tua kami nanti nya.

Saat pertama kali kami pindah ke pulau Batam, semuanya terasa asing karena saya dan kakak – kakak saya masih belum familiar dengan tempat tersebut. Tetapi lama kelamaan kami mencoba untuk beradaptasi perlahan – lahan sehingga kami akhirnya nyaman dengan tempat tinggal kami yang di Batam itu. Lalu lahir lah adik saya , yang satu – satu nya anak laki – laki di keluarga saya. Kami sangat amat menyayangi dia karena selama ini kami mengharapkan sebuah adik laki – laki, begitu juga dengan kedua orang tua kami yang mengharapkan sebuah anak laki di keluarga kami. Jarak umur saya dan adik laki – laki saya yang bungsu adalah delapan tahun. Cukup jauh umurnya, tetapi kami sangat lah dekat.

Selama saya duduk di bangku SD, saya selalu mengikuti ekstrakurikuler seperti taekwondo, basket, dance , dan yang terakhir pemain drama di setiap adanya event atau pun pentas seni.  Saya juga sering mengikuti lomba seperti lomba menggambar, lomba mewarnai di karenakan saya mempunyai hobi menggambar dan juga mewarnai.

Lalu saat saya duduk di bangku SMA, saya mengikuti ekstrakurikuler seperti basket,dance dan saya juga mengikuti organisasi OSIS pada masa itu. Saya sangat enjoy sekali dengan momen itu, namun semua nya berubah saat ada nya virus covid 19. Semua kegiatan saya sangat amat terbatasi pada saat itu di karenakan sekolah juga tidak boleh tatap muka seperti biasanya. Saya dan yang lainnya sangat amat sedih karena seharusnya SMA adalah momen yang sangat dinanti – nantikan semua anak remaja pada saat itu. Jadi mau tidak mau kami semua harus mengikuti pelajaran melalui zoom. Saya ingat sekali kalau itu adalah saat saya duduk di bangku SMA kelas satu semester dua.

Lalu disaat masa masih adanya virus covid 19, saya dan kawan saya masih mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket dari sekolah meskipun ekstrakurikuler tersebut semakin sedikit peminat nya di karenakan masih rawan penyakit. Di saat saya mengikuti ekstrakurikuler tersebut, saya merasa bahwa kaki saya ada yang tidak beres. Tetapi saya anggap remeh saja karena saya kira cuman mungkin terkilir biasa akibat saya sering jatuh saat kegiatan basket. Namun lama kelamaan saya merasa kalau tiap hari, sakit nya semakin terasa, saat itulah saya melapor ke kedua orang tua saya dan besok nya pun mereka memaksa saya untuk pergi health check up di Johor Malaysia. Saya kira mungkin cuman sakit biasa , namun ternyata salah. Ketika saya mendengar hasil diagnosa yang diberikan dokter tersebut ke saya dan kedua orang tua saya, kami semua kaget dan di saat itu juga saya melihat kedua orang tua saya meneteskan air mata lalu memeluk saya dengan sangat amat erat. Pertama saya tidak terlalu peduli dengan hasil diagnosa tersebut, namun di karenakan saya melihat reaksi dari orang tua saya, saya pun akhir nya penasaran dengan hasil nya dan hasil diagnosa yang diberikan oleh dokter tersebut adalah Osteosarcoma atau bisa juga disebut dengan kanker tulang. Reaksi pertama kali saat saya  mendengar tersebut adalah kaget dan juga denial. Karena di keluarga saya tidak ada yang memiliki penyakit turunan seperti kanker. Namun, saya pun tertampar oleh kenyataan ketika dokter tersebut menyuruh orang tua saya menandatangani sebuah formulir bahwa saya harus mengikuti terapi seperti chemotherapy di rumah sakit johor, Malaysia.

Di hari itu juga, saya sama sekali tidak mempunyai semangat atau pun selera dan nafsu untuk makan. Orang tua saya dan juga saudara – saudara saya selalu memberi saya semangat dan juga selalu berdoa supaya tidak ada hal yang tidak di inginkan di keluarga kami. Sejak itulah saya semakin rajin beribadah, berdoa , dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun, meskipun saya sudah melalukan itu semua, pikiran di otak dan juga hati saya sangat amat tidak tenang karena saya tahu, jikalau sudah memiliki penyakit itu, persen untuk hidup adalah sedikit apalagi saya memiliki jenjis kanker yang bisa dibilang sangat ganas namun di karenakan saya check up lebih awal, saya masih di stadium pertama yang masih bisa diatasi. Hari pertama kali saya mengikuti chemotherapy adalah hari dimana saya berulang tahun ke 16 tahun. Saya sangat sedih sekali karena saya garus melakukan perawatan yang intensif di hari yang dimana saya seharusnya pergi bersama dengan keluarga dan juga dengan teman – teman saya sambil tertawa, bercerita , dan melakukan hal – hal yang menyenangkan hati saya di hari ulang tahun saya. Tetapi saya malah harus meniup kue ulang tahun saya yang ke enam belas di rumah sakit. Ketika saya meniup kue tersebut, hati dan pikiran saya tercampur aduk antara sedih dan juga terharu. Sedihnya karena saya menjalankan chemotherapy di hari ulang tahun saya, terharu nya karena masih ada keluarga saya yang masih meng – support saya dan rela mengambil cuti kerja mereka demi merayakan ulang tahun saya sekalian juga dengan berkumpul bersama di hari pertama kali saya menjalankan chemotherapy. Pasien – pasien yang ada disana pun juga ikut merayakan hari ulang tahun saya dan saya pun menjadi makin terharu. Pertama kali saya menjalankan chemo, pikiran saya sudah kemana – mana. Lalu seminggu setelah chemo, mulai lah dampak setelah chemo datang. Rambut mulai rontok, muntah setiap hari , tidak ada selera makan , dan lain lain. Saya malu sekali untuk keluar rumah maka dari itu, teman saya pada masa itu hanya internet. Semua anggota keluarga saya selalu memberi saya semangat setiap saat dan setiap waktu. Mereka tidak pernah mengeluh ketika menjaga saya namun mereka malah memanjakan saya dengan kebaikan. Lalu setelah ketiga kali nya saya menjalankan chemo, akhirnya saya pun diputuskan untuk melakukan pembedahan operasi di bagian tulang paha sampai di tulang lutut. 

Di saat itu, saya takut sekali karena saya tidak mau ada hal yang tidak di inginkan namun karena saya tidaj bisa apa – apa, saya cuman bisa meminta pertolongan dari Tuhan dengan berdoa dan pasrah. Sebelum saya memasuki ruangan operasi, semua nya memeluk saya dengan erat lalu kami semua berdoa bersama supaya operasi saya berjalan dengan lancar dan akhirnya memang lancar operasi tersebut. Keluar dari ruang operasi, saya masih terbaring dan tidur karena obat bius yang diberikan. Dan ketika saya sudah bangun, saya ingat bahwa kedua orang tua saya memegang kedua tangan saya dengan erat. Lalu selama satu minggu full itu,saya dijaga oleh kakak saya dan juga oleh kedua orang tua saya. Mereka menjaga saya dengan penuh kasih sayang. Namun di saat itu, papa saya akhirnya terbaring sakit dikarenakan terlalu memikirkan saya sehingga papa saya sendiri pun tidak menjaga tubuh dia dengan sehat. Papa saya selalu baring di samping saya sambil berkata bahwa saya harus semangat menjalankan hidup saya dan diberikan banyak sekali amanah. Lalu seminggu kemudian, akhirnya papa saya di panggil oleh Tuhan dan meninggalkan saya,kakak – kakak, adik, dan juga mama saya. Momen tersebut sama sekali tidak bisa saya lupakan karena momen itu adalah kami sekeluarga mendapatkan trauma yang sama sekali tidak bisa kami lupakan. Saya sangat menyesal karena saya belum bisa membanggakan papa saya, saya juga belum menunjukkan kepada papa saya kalau sekarang saya sudah survive dari kanker ini.

Saya sangat amat terpuruk karena yang seharusnya selama saya menjalankan proses chemotherapy aman – aman saja, tetapi saya malah mendapatkan berita duka dari papa saya sendiri. Saya menjadi tidak ada lagi semangat hidup ketika mendapatkan kejadian tersebut tetapi saya ingat amanah dari papa saya sebelum dia pergi, bahwa saya harus semangat dan membuktikan kalau saya bisa kalahkan kanker ini. Lalu dua tahun setelah saya menjalankan proses seperti chemotherapy, radiotherapy, dan pergi berkonsultasi dengan psychiatrist akhirnya semangat untuk hidup saya kembali lagi. Mama saya sangat bangga sekali dengan saya karena saya berjuang terus sampai akhir.Lalu sebelumnya amanah yang diberikan oleh papa saya adalah bahwa saya harus menjadi dokter supaya saya bisa merawat banyak orang yang memerlukan bantuan dan karena kakak – kakak saya semua berprofesi sebagai dokter juga. Namun saya berpikir bahwa passion saya tidaj ada di bidang obat obatan atau pun hal yang berbau dengan medical makan dari itu saya ingin mengikuti jalan papa saya sebagai arsitektur.

Saya sangat tertarik dengan jurusan arsitektur karena papa saya juga dulu nya adalah seorang arsitek, dan mama saya adalah seorang kontraktor maka dari itu, saya sudah sedikit familiar dengan struktur struktur bangunan dan juga material. Sejauh ini, yang membuat saya sangat mencintai arsitektur adalah karena saya ingin mengikuti jalan papa dan mama saya di bidang ini.

Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri adalah saya ingin menjadi sukses, tidak perlu memikirkan tentang keuangan, dan membanggakan keluarga saya.Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah saya bisa membantu orang lain sebisa mungkin tanpa adanya unsur paksaan dan mengerjakan nya dengan senang hati.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jason Santino Halim – Get to Know Your Self

Saya Jason Santino Halim, seorang mahasiswa arsitektur angkatan B27. Saya lahir di Jakarta tetapi saya tinggal di Kabupaten Bekasi sejak kecil di Cikarang Selatan. Arsitektur menjadi jurusan pilihan saya karena saya merasa sangat tertarik dengan proses pemikiran dalam arsitektur. Saya sendiri memiliki minat dalam IPA dan seni sehingga saya tetap merasa nyaman mempelajari arsitektur. Saya pernah magang di salah satu perusahaan kontraktor dekat rumah saya dan saya ditugaskan menggambar denah dan tampak rumah. Meskipun saya belum mampu menggambar gambaran kerja, saya mendapat gambaran tentang arsitektur setelah mengerjakan gambar dan juga membahas design bangunannya. Setelah magang saya semakin yakin untuk memilih arsitektur sebagai jurusan saya.

Jika membahas tentang tujuan hidup, saya tidak memiliki tujuan hidup yang keren atau mulia atau bagaimanapun tujuan hidup yang istimewa. Saya hanya ingin hidup dengan menjadi orang yang konsisten melakukan apa yang menurut saya baik. Jika saya melihat diri saya melakukan hal yang kontradiktif terhadap kesadaran moral saya, saya akan sangat kecewa pada diri saya. Jika mengikuti apa yang saya inginkan dalam hidup saya, mungkin saya bisa katakan bahwa tujuan hidup saya adalah untuk membawa pengaruh yang baik kepada dunia melalui bidang arsitektur.

Jika berbicara tentang tujuan hidup saya untuk orang lain, saya membayangkan bagaimana saya menunjukkan kepedulian kepadanorang-orang yang terdekat. Saya mulai menyadari beban saya sebagai anak pertama karena saya juga menyadari bahwa umur orang tua saya sudah tua dan sebentar lagi akan pensiun setelah saya lulus kuliah. Oleh karena itu, saya merasa saya memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa saya bisa memiliki penghasilan yang cukup untuk diri sendiri di waktu yang dekat, dan sebisa mungkin juga memiliki oenghasilan yang cukup untuk berkontribusi kepada keluarga saya juga.

Saya juga memiliki pacar lumayan lama, melalui hubungan tersebut saya mulai menyadari dan berpikir tentang bagaimana saya bisa menjadi seseorang yang bisa dipercaya olehnya dan tentunya orang tuanya juga. Salah satu hal yang paling menjadi bobot pemikiran saya adalh tentang karir saya. Hal ini semakin mendorong semangat saya dalam belajar juga, dan bukan hanya belajar dalam kuliah tetapi juga hal-hal lain yang saya bisa pelajari sendiri.

Saya memiliki beragam-ragam hobi. Saya suka musik, menggambar, ilmu bela diri, dan lain-lain. Dari ketiga hobi tersebut, beberapa saya bisa menceritakan pengalaman yang menarik darinya. Menurut saya pengalaman-pengalaman ini membuat hobi-hobi tersebut lebih melekat pada hidup saya karena membuatnya semakin memorable. Sebagai seseorang yang senang musik, saya senang mendengar dan memainkan musik. Terkadang saya mengikuti kegiatan band.

Pengalaman saya dalam band masih sedikit. Saya hanya pernah beberapa kali ikut bermain dalam suatu band. Dalam menggambar, saya pernah ditugaskan untuk menggambar saat magang di perusahaan kontraktor. Disitu saya kadang mendapat kesempatan untuk ikut ke lapangan dan ikut survey bangunan. Ada satu saat dimana saya disuruh untuk mengukur bangunan karena tidak ada gambar kerja bangunan tersebut yang tersedia.

Salah satu musisi yang saya suka oleh karena lirik lagunya yang menarik eprhatian saya adalah Billy Joel. Pesan dan keindahan kata-kata dalan lagu Billy Joel terpadukan dengan luar biasa. Sebagian besar dari pesan dalam lagu-lagu Billy Joel sempat menyentuh hati saya. Lagu favorit saya dari Billy Joel adalah “Everybody Has A Dream” yang menceritakan bagaimana setiap orang memiliki mimpi dan mimpi penulisnya adalah untuk memiliki hidup yang tenang dan bahagia bersama pasangannya. Kemudian ada juga lagu ” Puano Man” yang memiliki konsep menarik dengan 

Saya magang hanya 20 hari saat itu, menurut saya pengalaman yang saya miliki masih jauh dari cukup untuk memuaskan rasa penasaran saya. Masih banyak yang ingin saya pelajari tentang perusahaan kontraktor dan pembangunan proyek. Saya masih belum sempat banyak melihat langsung proses pembangunan secara dekat. Selama saya kuliah, saya berniat untuk mengambil kesempatan untuk mendapatkan pengalaman di lapangan lagi seperti waktu saya magang. Contohnya, saya tertarik untuk mengikuti BakHim(Bakti Himpunan) dimana mahasiswa himpunan mengadakan kegiatan bakti untuk membantu pembangunan-pembangunan untuk orang-orang yang kurang mampu.

Dalam bela diri, saya pernah mengikuti pertandingan kickboxing. Dalam kickboxing, pertarungannya lebih keras karena tidak mengandalkan poin seperti karate, atai taekwondo. Peraturan dalam pertandingan kickboxing memperbolehkan untuk menyakiti lawan dengan pukulan dan tendangan ke kepala dan gerakan lain yang mungkin terlarang di beberapa pertandingan bela diri lainnya. Oleh karena itu, kickboxing memerlukan persiapan fisik, mental dan teknik yang kuat. Saya perlu berlatih sangat intensif untuk mengikuti pertandingan tersebut. Bukan hanya itu, saya juga perlu menurunkan berata badab dari 65 kg ke 60 kg dalam waktu 3 minggu. Hal ini melatih saya untuk memiliki disiplin yang kuat. Melalui pengalaman ini, saya semakin menyadari bagaimana memiliki target yang jelas akan jauh lebih efektif dalam membantu saya untuk tetap disiplin dibanding jika saya tidak memiliki target yang pasti.

Saya baru sekali mengikuti pertandingan atau fight. Setelah pengalaman itu saya semakin menyadari kekurangan saya. Tetapi, saya tidak merasa rakut untuk bertanding lagi. Bahkn, jika ada kesempatan saya akan mengambil kesempatan tersebut untuk mengikuti pertandingan lagi. Menurut saya pengalam bela diri saya berkontribusi banyak kepada mentalitas saya dan rasa percaya diri saya. Benar yang dikatakan bahwa saat seseorang paham cara bertengkar dalam ilmu bela diri, ia bisa menghilangkan rasa takut dan tidak percaya diri.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Jason Nathanniel Wang – Get to Know Your Self

Halo, perkenalkan nama saya Jason Nathanniel Wang, biasanya dipanggil Jason, Jas, atau Son. Pontianak, Kalimantan Barat adalah tempat kelahiran dan tempat saya tinggal sepanjang hidup saya. Saya lahir pada tanggal 1 Juli 2005. Saya memiliki dua saudara laki-laki, yang tertua bernama Wilson Nathanniel Wang, dan yang bungsu bernama Carlson Reagen Nathanniel Wang. Ayah saya adalah seorang wiraswasta yang berdedikasi, sedangkan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga yang hebat.

Saudara-saudara laki-laki saya, Wilson dan Carlson, adalah sahabat-sahabat terbaik saya. Kami sering bermain bersama, berbagi rahasia, dan tumbuh bersama dalam pengalaman hidup kami. Meskipun ada perbedaan usia di antara kami, hubungan kami sangat erat. Kami adalah tumpukan kebahagiaan yang selalu saling mendukung.

Ayah saya adalah sosok yang selalu menginspirasi saya dengan semangatnya dalam dunia bisnis. Dia adalah contoh nyata tentang bagaimana kerja keras dan ketekunan bisa membawa kesuksesan. Melihatnya bekerja keras setiap hari membantu saya memahami pentingnya dedikasi dalam mencapai tujuan.

Ibu saya adalah tulang punggung rumah tangga kami yang selalu memberikan cinta dan dukungan tanpa syarat. Dia adalah sumber kehangatan dan kebaikan dalam keluarga kami. Belajar dari ibu saya tentang empati, kasih sayang, dan kepedulian terhadap sesama adalah pelajaran yang sangat berharga.

Kehidupan saya di Pontianak adalah bagian penting dari identitas saya. Kota ini terletak di tepi sungai Kapuas, salah satu sungai terbesar di Indonesia. Sungai ini selalu memberikan pemandangan yang indah dan kenangan manis sepanjang masa kecil saya. Saya sering menjelajahi alam sekitar, memancing bersama teman-teman, dan mengejar berbagai petualangan kecil.

Ketika matahari terbenam di atas sungai Kapuas, warna langit berubah menjadi nuansa merah dan oranye yang memukau. Ini adalah momen-momen yang saya nikmati dengan keluarga dan teman-teman. Bersama-sama, kami akan duduk di tepi sungai, menikmati makanan ringan, dan bercerita sepanjang malam.

Di SD Gembala Baik Plus, saya pertama kali mengenal dunia pendidikan formal. Awalnya, saya merasa agak terkejut dengan jumlah mata pelajaran yang harus saya ikuti. Namun, dengan tekad dan dukungan dari guru-guru dan orang tua, saya berhasil mengatasi perasaan itu. Saya menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih impian saya, dan saya harus bersungguh-sungguh dalam belajar.

Saat saya berada di SD Gembala Baik Plus, saya juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya adalah turnamen tarik tambang. Saya merasa bangga bahwa kami tidak pernah kalah dalam setiap turnamen yang kami ikuti. Ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga tentang kerjasama tim dan semangat persaudaraan yang kami bangun melalui kegiatan tersebut. Itu adalah pengalaman yang mengajarkan saya tentang pentingnya kerja sama dan tekad dalam mencapai tujuan bersama.

Selain itu, saya memiliki guru Bahasa Inggris di SD yang sangat saya hormati. Beliau memiliki kemampuan unik untuk membuat kelas yang beliau ajarkan sangat menyenangkan. Pelajarannya tidak hanya tentang tata bahasa dan kosakata, tetapi juga tentang budaya dan kehidupan sehari-hari di negara-negara berbahasa Inggris. Guru ini benar-benar membangkitkan minat saya dalam bahasa Inggris dan membantu saya meraih prestasi tinggi dalam mata pelajaran tersebut.

Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini karena di sekolah inilah saya mulai membangun dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan menjadi bekal penting dalam hidup saya. Guru-guru di sekolah ini juga sangat membantu dalam menginspirasi minat saya dalam berbagai mata pelajaran. Mereka dengan sabar menjelaskan konsep-konsep yang sulit dan selalu mendorong kami untuk berpikir kritis.

Salah satu momen berkesan di SD Gembala Baik Plus adalah pertama kali saya merasakan jatuh cinta. Itu adalah perasaan yang benar-benar membuat hati saya berdebar-debar. Waktu itu, saya merasa seolah-olah dunia berputar hanya untuk kami berdua. Walaupun itu adalah pengalaman pertama, itu mengajarkan saya tentang perasaan, empati, dan arti dari memiliki seseorang yang istimewa dalam hidup.

Saya juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Saya terlibat dalam klub lingkungan sekolah dan kami sering mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan, seperti penanaman pohon dan pembersihan pantai. Saya percaya bahwa kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi ini dan membantu mereka yang membutuhkan.

Pengalaman di SMP Gembala Baik Plus memberikan kesempatan langka untuk menggali lebih dalam tentang ilmu pengetahuan alam. Saya mulai memahami bagaimana konsep-konsep fisika menjelaskan berbagai fenomena di sekitar kita. Meskipun terkadang terasa sulit, saya menyadari bahwa pemahaman ini membuka mata saya untuk dunia yang lebih luas.

Selain itu, saya menemukan bahwa fisika sebenarnya memiliki banyak manfaat di masa depan, bahkan jika pada awalnya saya tidak melihat relevansinya. Kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep ilmiah dalam pemecahan masalah, bahkan dalam kehidupan sehari-hari, ternyata sangat berharga. Pemahaman ini juga memberikan dasar yang kuat untuk memahami perkembangan teknologi, isu-isu lingkungan, dan kemajuan ilmiah yang terus berlanjut.

Ketika saya memasuki SMA, saya merasa seperti perjalanan pendidikan saya telah berlangsung begitu cepat. Sembilan tahun berada di dunia pendidikan telah membawa banyak kenangan manis dan momen berharga. Selama masa SD dan SMP, saya selalu memiliki teman-teman yang setia menemani saya melewati kesusahan dan kebahagiaan di sekolah. Mereka adalah teman-teman yang selalu ada di samping saya, dan kami bersama-sama menjalani berbagai petualangan di dunia pendidikan.

Namun, semuanya berubah ketika pandemi COVID-19 melanda. Saya tiba-tiba merasa kehilangan semua teman yang telah saya miliki selama ini. Pandemi ini memaksa kita untuk menjalani pembelajaran jarak jauh, yang berarti kita tidak bisa bertemu secara langsung dengan teman-teman kami seperti sebelumnya. Rasanya sangat sedih ketika saya memasuki SMA di tengah-tengah pandemi yang merajalela.

Selama dua tahun pertama di SMA, saya harus menjalani pembelajaran online, yang menurut saya terasa sangat lambat. Saya merindukan interaksi sosial dengan teman-teman sebaya saya dan belajar di lingkungan sekolah yang nyata. Namun, saya juga menyadari bahwa ini adalah situasi yang kita semua hadapi, dan kami harus beradaptasi.

Akhirnya, setelah dua tahun itu, saya akhirnya bisa menginjakkan kaki di sekolah fisik saya. Saya ingat betul bagaimana perasaan saya ketika itu. Saya merasa seperti orang asing di tengah-tengah kelas saya yang baru. Saya melihat bagaimana semua orang di sekitar saya sudah memiliki grup mereka masing-masing, sementara saya merasa sendirian.

Namun, saya tidak menyerah. Saya bekerja keras untuk mencari teman-teman baru di sekolah ini. Saya mencoba berbaur dengan berbagai kelompok dan mencari kesempatan untuk berkenalan dengan orang-orang. Walaupun awalnya sulit, perlahan-lahan, saya mulai membangun hubungan dan mendapatkan teman-teman baru yang luar biasa.

Masa SMA adalah waktu yang penuh dengan tantangan dan peluang. Saya merencanakan untuk melanjutkan pendidikan tinggi setelah lulus SMA dan mewujudkan impian saya dalam mencapai kesuksesan. Saya percaya bahwa setiap pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang sulit, akan membentuk saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana. Saya berharap dapat terus berkontribusi untuk menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik bagi semua orang.

Saat ini, saya kuliah di Universitas Bina Nusantara (BINUS) dan tinggal di BINUS Square, yang merupakan asrama yang terletak di dalam lingkungan kampus. Saya telah memilih jurusan arsitektur sebagai bidang studi saya. Meskipun saya baru menginjakkan kaki di dunia perkuliahan selama 3 minggu, saya sangat bersemangat untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada di depan dan menjelajahi lebih dalam tentang dunia arsitektur.

Keputusan untuk memilih jurusan arsitektur di BINUS sebenarnya juga memiliki cerita menarik. Saya pertama kali terinspirasi untuk menjelajahi bidang ini setelah melihat sebuah video di YouTube. Video tersebut menampilkan seorang mahasiswa arsitektur dari ITB yang sedang membagikan pengalamannya dalam membuat maket arsitektur. Saya terpesona oleh kreativitas dan ketelitian yang diperlukan dalam proses tersebut. Video itu membuka mata saya tentang potensi dalam arsitektur untuk menggabungkan seni dan ilmu pengetahuan, dan saya merasa bahwa ini adalah panggilan bagi saya.

Selama kuliah ini, saya berharap dapat mengembangkan rasa percaya diri saya dengan menghadapi tantangan-tantangan akademis dan proyek-proyek kreatif dalam bidang arsitektur. Saya yakin bahwa dengan tekad dan usaha, saya dapat mengatasi setiap hambatan yang muncul.

Kemandirian juga menjadi fokus utama saya. Saya berencana untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan proyek-proyek pribadi dan melibatkan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memperluas wawasan dan keterampilan saya di luar ruang kelas. Ini adalah kesempatan untuk tumbuh sebagai individu yang mandiri dan berdaya.

Selain itu, saya berharap dapat membangun koneksi yang berharga selama masa kuliah. Saya ingin terlibat dalam komunitas arsitektur dan berkolaborasi dengan teman-teman sekelas dan dosen-dosen yang berpengalaman. Saya percaya bahwa menjalin hubungan yang kuat di industri arsitektur akan membantu saya dalam mengembangkan karier saya di masa depan.

Semua ini adalah tujuan yang saya bawa dengan semangat tinggi ke universitas ini, dan saya berkomitmen untuk bekerja keras untuk mencapainya. Saya sangat bersemangat tentang perjalanan ini dan semua yang masih akan saya pelajari dan capai selama kuliah di Universitas Bina Nusantara (BINUS).

Perjalanan saya di BINUS telah membawa saya ke lingkungan yang penuh dengan potensi dan peluang. Saya berharap dapat memanfaatkan waktu saya di sini untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan saya dalam arsitektur, serta untuk membangun hubungan dengan teman-teman sekelas dan dosen-dosen yang berpengalaman. Ini adalah awal yang menarik untuk babak baru dalam hidup saya, dan saya siap menghadapinya dengan semangat dan dedikasi yang tinggi.

Terima kasih telah mengenal saya, Jason Nathanniel Wang. Saya sangat bersemangat tentang perjalanan hidup saya yang akan datang dan semua yang masih akan saya capai. Saya berharap dapat terus berkontribusi untuk menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik bagi semua orang.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Janely Chandra – Get to Know Your Self

Halo, nama saya Janely, Asal kota Medan. Terlahir di keluarga yang lumayan sejahtera. Dengan ayah sebagai pekerja swasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Mempunyai mimpi untuk mempensiunkan kedua orang tua. Saya merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Dan sekarang saya sedang berkuliah di Bina Nusantara Jurusan Arsitektur.

Mengapa saya memilih jurusan Arsitektur? Saya tertarik dengan pemandangan alan dan bangunan-bangunan. Rasanya keren jika dapat membangun bangunan-bangunan yang terbenam bersama dengan alam. Selain indah untuk dipandang dan nyaman untuk ditempati, ini sekaligus dapat mengurangi polusi dan menekan pemanasan global yang kini masih menjadi permasalahan di seluruh dunia.

Lagu? Saya menyenangi banyak lagu. Mulai dari lagu yang sedih, santai, bahagia hingga lagu DJ. Salah satunya? Silver city oleh Space X, lagu ini merupakan lagu yang menggunakan bahasa mandarin.

Oh ya, Saya merupakan seseorang yang senang berinteraksi dengan orang lain. Namun saya sendiri bukanlah seorang ekstrovert. Saya senang mempunyai banyak kenalan. Kata dosen punya banyak relasi itu penting. Ya memang benar sih, cuman saya tidak hanya berpikir demikian. Menurutku memiliki banyak kenalan dapat membuat seseorang merasa nyaman berada di lingkungan tersebut.

Oh, ingin mendengar cerita saya? Saya kurang ingat cerita yang bahagia. Oleh karena itu tidak ada yang bisa saya ceritakan. Cerita kelam? Nahh, saya sudah melewati dan melupakannya. Saya juga tidak ingin merasakannya lagi.

Hmmm, jadi bagaimana saya menyelesaikan esai 1500 ini ya ? Baik baik, saya punya sebuah cerita.

Selama masa SMA, SMA 1 dan SMA 2, itu dilaksanakan secara online. Karena pandemi covid-19. Dan SMA 3-nya barulah dilaksanakan secara offline. Saya punya seorang teman, kami duduk sebangku. Awalnya kami tidaklah mirip, hanya saja kami berdua senang menggambar. Awalnya kami akrab. Tapi lama-kelamaan saya merasa ingin menjauh.

Kenapa? Pada awal semester saya bertanya kepadanya, “Apakah kamu sudah memilih jurusan untuk kuliah nanti?” “Belum, kayaknya aku bakal milih jurusan hukum”, balasnya.Lalu saya menceritakan tentang keinginan, hobi dan mimpi saya. Setelah itu, beberapa bulan kemudian, saya bertanya kembali. Namun kini jawabannya berbeda, “Jurusan Araitektur”, ujarnya. Saya kesal mendengarnya. Biasanya orang bakal senang jika memiliki teman dengan keinginan jurusan yang sama, Namun tidak demikian saya kepada dia.

Saya punya alasan. Mungkin ini terdengar salah. Tapi semua yang dapat saya lakukan, dia dapat melakukannya lebih baik dari saya. Saya merasa semua bakat yang saya miliki, dimiliki olehnya. Dalam segi menggambar, dia selalu menggambar lebih baik dari saya dan selalu mendapatkan pujian. Dalam segi belajar. jika berbicara dengannya, seakan-akan dia selalu bermain game sama dengan saya. Ketika ujian sudah dekat, Saya belajar dari pagi hingga malam, saya terkadang menanyakan kepadanya tentang progress belajarnya, dia selalu mengatakan “Aku belum sentuh” atau “pasrahkan!”. Tapi apakah kamu tau? Nilainya sangat bagus diatasku. Lalu dalam segi pertemanan, banyak yang mengajaknya berbicara tetapi tidak diriku.

Oleh karenanya, saya mulai merasa kecil dan tidak percaya diri. Hingga ke titik saya merasa lebih baik saya tidak ada disini. Toh semua hal yang bisa saya lakukan bisa dilakukannya. Dia juga lebih disukai orang-orang. Tidak ada gunanya aku berada disini. Sehingga saya mulai menentang beberapa hal yang dia utarakan. Saya tau itu salah. 

Hingga suatu saat kami bertengkar, dan saya memanfaatkan ini untuk menjauhinya. “Aku yang salah”, “Aku tidak akan menggangumu lagi”, itulah yang saya ucapkan padanya. Saya berpikir lebih baik dia tidak berteman lagi dengan orang jahat seperti saya. Dia adalah orang yang baik, lebih baik menjauhi orang jahat.

Setelah itu dia beberapa kali mengajak bicara, selalu saya balas dengan “Kamu tidak ada salah, Tidak perlu meminta maaf”. Dan itu kebenarannya. Saya juga berhenti mengajaknya berbicara lagi. Ketika lulus SMA, Saya memblokir seluruh sosmed yang sering dia gunakan untuk mengkontak saya. “Carilah teman yang lebih baik”.

Saya tidak tau cerita ini terdengar seperti apa di telinga orang, yang saya tahu pasti akulah yang salah, “Kenapa membanding-bandingkan diriku dengan orang lain?”. Can’t help it, she was sitting right besides me. I saw everything, i heard everything. Dan menurut saya, yang telah saya lakukan itu sudah benar, baik bagi diriku maupun dirinya.

Apakah cerita ini sudah cukup panjang? Hahahaha. Sekian dari saya, terima kasih.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Golfei Huang – Get to Know Your Self

Pertama-tama nama saya Golfei Huang, saya lahir di Pekanbaru, 02 Juli 2005. Saya merupakan anak pertama atau anak sulung, dan saya itu dua bersaudara dengan perbedaan umur yaitu 3 tahun dengan saudara saya. Saya juga lahir di keluarga yang sangat mencukupi fasilitas yang saya butuhkan, serta harmonis. Ayah saya merupakan seorang wirausaha dalam bidang kayu dan alat berat, dan Ibu saya menjadi sosok Ibu rumah tangga yang sangat hebat, serta membantu Ayah saya dalam mengelola finansial perusahaan Ayah saya. Akibat atau dampak yang saya rasakan menjadi anak sulung mungkin menjadi lebih tahu sedikit tentang apa itu dunia nyata saat memasuki fase perkuliahan, serta mulai memikirkan kenyataan yang akan saya hadapi. 

Seringkali saya merasa sedih, khawatir dengan porsi yang berlebihan, ketakutan akan rasa gagal di mata orang, dan takut akan rasa saya tidak mampu melanjutkan perjalan saya, serta takut akan rasa saya tidak bisa membahagiakan dan membuat kedua orang tua saya merasa bangga pada anak nya. Namun dibalik semua rasa kekhawatiran saya yang menurut saya itu berlebihan, saya tidak dapat mengontrol semua rasa kekhawatiran yang saya alami, tapi saya selalu bercerita melalui media telfon kepada ibu saya, dan saya selalu diberi pesan yang sangat membantu saya untuk menenangkan hati saya, serta saya selalu diingatkan untuk selalu berserah kepada Sang Pencipta dan berdoa kepada-Nya agar selalu bisa dan mampu menghadapi rintangan yang ada di depan saya dan dapat mematahkan rintangan tersebut untuk mencapai impian saya. Saya juga selalu di ingatkan oleh kedua orang tua saya untuk fokus kuliah, dan harus bisa memanage waktu sebaik mungkin. Dikarenakan waktu tidak bisa diputar kembali, oleh karena itu kita harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Saya juga selalu mendapatkan dukungan yang sangat banyak dari kedua orang tua saya yang pengalaman nya jauh lebih banyak dibandingkan dengan saya, yang dimana ayah saya selalu memberi kata kata motivasi untuk membuat saya semangat dan sadar bahwa kesuksesan itu datang tidak secara gampang, harus kita lewati melalui rintangan-rintangan, cobaan yang selalu menjadi penghadang di kehidupan kita. Di luar dari kata-kata motivasi yang disampaikan oleh kedua orangtua saya, saya seringkali terkadang mengalihkan rasa kekhawatiran saya dengan berolahraga untuk menghilangkan kekhawatiran saya, agar saya tidak terlalu memikirkan rasa kekhawatiran yang mungkin belum tentu terjadi dalam kehidupan saya.

Ada beberapa momen dalam hidup saya yang cukup saya banggakan pada diri sendiri yaitu momen hidup besar dan kecil saya. Momen hidup besar yang terjadi pada hidup saya sejauh ini menurut saya itu, saya dapat lulus dari SMA dengan nilai yang cukup tinggi dan mendapatkan beberapa prestasi di beberapa pelajaran, disaat yang bersamaan saya juga menanggap itu momen besar, dikarenakan saya telah satu langkah lebih dekat dalam tahap pendewasaan diri dan menghadapi realita dunia itu seperti apa kondisinya saat saya mulai masuk ke dunia perkuliahan.

Jika momen kecil mungkin ada beberapa, seperti saya mendapatkan juara saat SD,SMP, hingga SMA. Saya juga sempat mengikuti beberapa perlombaan seperti mengikuti tournament PUBGM, mengikuti kejuaraan basket tingkat provinsi KU-18, serta mengikuti Olimpiade tingkat kabupaten/kota Matematika disaat saya duduk di bangku SMP, dan mengikuti Olimpiade Kimia hingga ke tingkat kota/ kabupaten dan akhirnya saya gugur dan gagal mengikuti di tahap berikutnya yaitu di tahap provinsi.

Adapun cerita yang ingin selalu saya sampaikan kepada teman baru maupun teman lama saya itu mungkin tentang pengalaman saya. Seperti waktu disaat zaman COVID-19, disaat saya masih berusia 15 tahun yang duduk di bangku SMA kelas 1, saya masih tergila-gila dengan game hingga saya lupa dengan waktu saya sendiri, namun disaat itu juga saya ada di pro team sebuah game yaitu PUBGM, dan menjadikan hobby main game saya sebagai penghasilan kecil kecilan saya. Hingga pada saat itu saya berfikir, apa saya menjadi seorang proplayer di game PUBGM saja ya? Namun hal tersebut seiring berjalan nya waktu saya menyadari bahwa, hal tersebut tidak bisa saya jadikan sebagai acuan untuk sukses dalam karir entertainment yang saya jalani, dikarenakan teknologi terus berkembang pemikiran manusia juga otomatis lebih berkembang. Maka dari itu game tersebut bisa saja menjadi ketinggalan zaman atau outdated dan semua orang menjadi kurang tertarik atau peminat game tersebut akan berkurang, maka dari itu hal tersebut saya pikirkan tidak bisa menjadi acuan atau batu loncatan untuk menjadi orang yang sukses di bidang entertainment, dan harus mencari jalan yang lebih pasti untuk menjadi orang yang sukses di masa depan.

Selain saya sangat menyukai estetika bangunan, saya juga sangat menikmati mendengarkan musik di sebuah aplikasi yang bernama Spotify, saya sering mendengarkan lebih dari satu genre lagu, yang di antaranya ada pop, rock, jazz, k-pop, dan masih banyak lagi yang masuk ke dalam list favorit genre lagu saya. Namun dari sekian banyak genre lagu ada beberapa lagu yang saya sukai diantaranya lagu yang diterbitkan oleh Coldplay berjudul “Viva la Vida” yang memiliki makna kejatuhan masa kesuksesan seseorang yang dimana saat itu dia sangat sukses namun seiring berjalannya waktu semua orang satu persatu mulai berpaling dari dirinya, dan akhirnya dia pun mengalami masa kejatuhan dari kesuksesan dia. 

Tapi ada satu lagu dari sekian banyak lagu yang menurut saya memiliki makna yang sangat dalam dan berarti bagi saya, dan saya sangat menyukai lagu tersebut, yaitu lagu yang di terbitkan oleh Imagine Dragons berjudul “Whatever it takes”. Lagu yang satu ini memiliki makna bahwa, sebanyak apapun rintangan yang ada di depan kita dan sesusah apapun rintangan tersebut, kita pasti bisa menghadapi nya dan mematahkan rantai-rantai permasalahan yang menghambat kita untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.

Jika ditanya apa yang menjadi tujuan hidup kamu untuk diri sendiri dan orang lain? 

Menurut saya, tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri itu, mungkin punya uang agar bisa membiayai keluarga tanpa memikirkan nominal tersebut dapat berkurang secara drastis, serta bisa membahagiakan diri sendiri dengan mencapai peak point of my satisfaction dalam melakukan sebuah hal. Jika tujuan hidup saya untuk orang lain mungkin lebih ke arah legacy, atau sebuah hal yang dapat saya tinggalkan di dunia ini yang dapat di nikmati atau dipakai oleh semua orang termasuk keluarga, teman atau kerabat maupun masyarakat sekitar.

Setiap manusia pasti memiliki hal hal yang ditakuti dikarenakan sebuah kejadian yang tidak bisa mereka lupakan dan selalu menjadi bekas di pikiran mereka. Trauma itu merupakan hal yang cukup menggangu pribadi setiap orang dikarenakan trauma setiap orang berbeda-beda, tergantung dari apa yang di alami oleh mereka. Jika ditanya apakah saya pernah mengalami trauma? Mungkin trauma tidak pernah, namun suatu saat bisa jadi akan muncul trauma dalam hidup saya, namun saya hanya bisa berharap bahwa hari itu tidak akan pernah datang ke hidup saya. 

Banyak yang bertanya kepada orang lain di sekitar saya, maupun orang yang langsung bertanya kepada saya namun jawaban setiap orang pastinya berbeda. Jika ditanya kenapa saya memilih kuliah jurusan arsitektur, dikarenakan menurut saya, saya itu hidup hanya sekali di dunia ini, jadi dalam pikiran saya, saya harus bisa meninggalkan sebuah hal atau sering disebut juga “legacy”. Serta saya juga suka dalam melihat sebuah bangunan yang estetik secara bentuk, bermanfaat secara fungsi.

Adapun hal hal yang bisa membuat kita mencintai melakukan sebuah hal misal berolahraga, bermain game dan masih banyak lagi, adapun hal yang menjadi pertanyaan orang yaitu “Sejauh apa sih kamu mencintai arsitektur?”, “Apa sih hal yang membuat kamu cinta dengan arsitektur?”. Jika saya ditanya terkait hal tersebut, jujur saya cukup menyukai mungkin belum bisa dikategorikan dalam hal mencintai, karena saya kurang tahu gimana cara saya mendeskripsikan kecintaan saya terhadap suatu hal, namun ada satu hal yang bisa sampaikan mungkin ini merupakan sebuah hal yang bisa di kategorikan cinta terhadap arsitektur. 

Di saat saya masih kecil, saya menyukai aktivitas menggambar, dan seiring waktu berjalan kesukaan saya terhadap hal menggambar pun berkurang dikarenakan saya sibuk bermain game saat saya masih duduk di bangku SD, SMP hingga SMA. Namun saat SMA, walaupun saya aktif dalam bermain game, saya sering menonton wilayah wilayah dengan bangunan yang estetik, dan saya cukup senang melihat hal tersebut. Saat sudah lulus dari SMA, saya akhirnya melakukan trip dengan teman saya ke kota Bandung dan keliling kota Jakarta. Saya sangat sering memotret bangunan bangunan menurut saya estetik yang ada di Bandung maupun Jakarta, dan semakin lama saya semakin suka terhadap hal yang mencolok di sebuah bangunan. Seiring berjalan nya waktu saat saya masuk perkuliahan, saya ada tugas menggambar namun pada awalnya sebelum masuk perkuliahan di saat SMA kelas 3, saya mulai sering menggambar lagi, dan hasil gambaran saya bisa dibilang biasa saja, pada saat test menggambar untuk masuk Binus University juga saya menggambar. Setiap kali saya menggambar dan saat saya suda selesai saya selalu merasa puas senang terhadap hal yang saya gambarkan di atas kertas, seperti kepuasan saya terpenuhi karena usaha yang saya keluarkan selama berjam-jam dan akhirnya selesai, saya bisa merasakan “wah ini hasil karya saya, akhirnya terbayarkan saya bisa melihat karya saya sendiri”. 

Kesimpulannya saya merupakan orang yang overthinker dan dibalik semua pemikiran yang berlebihan dan rasa kekhawatiran saya yang berlebihan, saya selalu mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tua saya, dan saya menyukai arsitektur yang dimana arsitektur itu bukan sekedar bangunan, namun bangunan dan lingkungan sekitarnya, yang dimana bagus secara bentuk ( estetika ), fungsi dari bangunan tersebut, serta dampak positif atau negatif terhadap lingkungan yang ada di sekitar bangunan tersebut.

Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan seputar penglaman pribadi saya. Sekian, terima kasih.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Glen Caleb Gunawan – Get to Know Your Self

Perkenalkan, nama saya adalah Glen Caleb Gunawan, dan sekarang saya sedang menempuh perkuliahan semester pertama di Universitas Bina Nusantara yang berlokasi di daerah Kemanggisan, Jakarta. Di universitas ini, saya mengambil jurusan Arsitektur yang berpusat di Kampus Syahdan. Kehidupan saya sebagai seorang mahasiswa adalah sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sebelumnya. Saya ditantang untuk mengatasi berbagai macam permasalahan akademis maupun non-akademis. Saya juga ditantang untuk mengatur waktu saya yang dapat saya gunakan secara efisien untuk mengerjakan berbagai macam tugas dan tanggung jawab tanpa mengurangi waktu untuk beristirahat. Meskipun saya bertempat tinggal di Bekasi, saya menyewa sebuah ruangan kos untuk memudahkan akomodasi dan transportasi saya menuju kampus, sekaligus melatih kemandirian saya. Setelah saya melihat kurikulum jurusan Arsitektur di Bina Nusantara, saya merasa yakin bahwa ilmu yang saya dapatkan akan sangat berguna. Sebelumnya, saya berpikir bahwa arsitektur hanyalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang desain dan konstruksi dari sebuah bangunan. Namun, setelah beberapa pemaparan materi dari dosen-dosen, saya menyadari bahwa ilmu arsitektur lebih dari hal-hal tersebut. Saya berharap bahwa Bina Nusantara dapat membantu saya dalam mewujudkan cita-cita saya menjadi seorang arsitek yang mempunyai karakter dan ilmu.

Kehidupan saya dimulai ketika saya terlahir di Jakarta pada 30 Maret 2005 dari kedua orang tua yang sangat menyayangi saya.  Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara, dan memiliki seorang kakak perempuan yang terlahir pada tahun 1999. Saya terlahir di keluarga yang berkecukupan, baik dalam kondisi finansial maupun sosial. Dari sejak saya lahir, saya bertempat tinggal di daerah Klender, Jakarta Timur sampai dengan umur 12 tahun, sebelum akhirnya saya pindah dan tinggal di daerah Bekasi Barat sampai dengan hari ini. Ayah saya bekerja sebagai karyawan swasta dan freelancer, sedangkan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga. Ibu saya sempat bekerja menjadi seorang audit di salah satu perusahaan bank di Indonesia. Menjadi seorang anak bungsu dalam hidup saya membuat saya jadi mempunyai keinginan untuk meneladani kakak saya, dari segi sikap maupun akademis. Bertumbuh besar dengan kakak saya, saya melihat ambisinya dalam mencapai cita-citanya menjadi seorang dokter gigi. Perjuangan tersebut dimulai dari mengikuti les untuk masuk ke dalam perguruan tinggi sampai di masa perkuliahannya, dimana dia menempuh 4 tahun perkuliahan dan 2 tahun koas sebelum akhirnya menjadi seorang dokter gigi. Saya menempuh pendidikan di satu lembaga pendidikan swasta Kristen yang ternama di Indonesia dari TK sampai dengan SMA. Bersekolah di lembaga swasta merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga bagi saya, namun juga menjadi kekurangan karena saya tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan siswa di luar sekolah saya. 

Setelah saya berulang kali mengambil tes MBTI (tes kepribadian), dapat disimpulkan bahwa saya adalah seorang ambivert yang lebih mengarah kepada extrovert.  Terkadang tes MBTI saya menunjukkan kecenderungan saya kepada extrovert maupun introvert, namun perbandingannya sangat tipis, sehingga saya mengklasifikasikan diri saya sebagai seseorang yang suka berinteraksi dengan orang lain, namun saya juga dapat menjadi seseorang yang pendiam dan menjauhi keramaian untuk ketenangan. Saya menyadar bahwa saya adalah orang yang sangat menghargai seni dalam bentuk apapun. Saya menyukai seni abstrak maupun konkret. Di beberapa waktu liburan sekolah, saya pernah menyempatkan diri saya untuk mendatangi museum indoor dan outdoor, dan saya tidak pernah merasa begitu terhubung dan sekagum itu. Selain itu, saya juga sangat tertarik dengan bentuk-bentuk bangunan yang ‘out of the box’, seperti desain bangunan yang tidak mengikuti bentuk dasar, seperti sekedar kotak, persegi panjang, segitiga, dan lainnya. Seni lainnya yang menarik hati saya adalah seni musik. Saya telah mempelajari piano semenjak saya duduk di taman kanak-kanak. Orang tua saya memfasilitasi saya dengan membelikan saya piano dan menyekolahkan saya di salah satu yayasan musik ternama di Indonesia. Hal tersebut menghasilkan 3 kejuaraan yang saya ikuti dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun. Salah satu diantaranya adalah saya memenangkan juara 2 pada Yamaha Piano Competition tingkat Nasional ketika saya masih berusia 8 tahun. Saya sangat menyukai bagaimana musik dapat mempengaruhi kondisi pikiran dan jiwa saya. Tidak ada satu hari dalam hidup saya dimana saya tidak mendengarkan musik, baik itu musik kontemporer maupun klasik. Genre yang saya sukai antara lain adalah musik klasik, pop, jazz, dan disco-pop. Fakta unik tentang saya adalah bahwa saya gampang terjebak di dalam suatu fenomena yang sering disebut sebagai ‘earworm’, dimana seseorang menjadi terus terngiang-ngiang akan suatu lagu. Hal tersebut mengakibatkan saya memiliki lagu kesukaan terberat yang berbeda-beda setiap bulannya, bahkan setiap minggu. Salah satu lagu yang berpengaruh  dalam hidup saya adalah “Bohemian Rhapsody” yang dipopulerkan oleh Queen. Lagu-lagu lainnya yang berpengaruh dalam hidup saya adalah “Killer Queen” oleh Queen, “bad guy” oleh Billie Eilish, dan “Flowers” oleh Miley Cyrus. Artis favorit saya sekarang adalah Taylor Swift dan Billie Eilish.

Dikarenakan saya adalah orang yang gampang terinspirasi oleh kesuksesan suatu orang melalui karyanya, saat saya masih duduk di bangku kelas 8 SMP, saya mulai menciptakan, merekam, dan memproduksi sejumlah lagu bersama teman saya sebagai partner penulis lagu. Meskipun saya hanya mempunyai laptop dan microphone dari handphone, saya tetap dapat menghasilkan musik dengan kualitas yang tidak buruk. Tidak pernah terbayang bahwa hari perilisan lagu perdana saya akan menjadi salah satu momen yang melekat dalam hidup saya. Saya mendapatkan pengakuan dan penerimaan yang sangat baik oleh seluruh teman, kerabat, serta pendengar-pendengar saya dari seluruh dunia. Momen yang membahagiakan tersebut ditambah lagi ketika di saat yang bersamaan, saya mendapatkan centang biru di Spotify, serta Music Artist Badge di YouTube.

Terlepas dari hal tersebut, saya harus tetap memikirkan kemana arah kehidupan saya, dimana saya tidak bisa hanya berpegang kepada satu opsi karir. Saya kemudian memikirkan kembali peminatan saya. Satu-satunya hal yang tidak pernah hilang dari diri saya adalah kecintaan saya terhadap arsitektur. Minat saya terhadap arsitektur sudah dimulai dari awal sekolah dasar. Orang tua saya menceritakan bahwa dulu saya memiliki rasa ingin tahu yang lebih tentang arsitektur. Dulu, saya selalu membawa kotak pensil saya kemanapun saya pergi dengan harapan bisa menggambar. Saya pernah beberapa kali menggambar bangunan di balik kertas menu yang ada di meja restoran. Di antara tugas-tugas sekolah dan pekerjaan rumah, saya kerap kali mengisi waktu luang saya dengan menggambar berbagai macam bangunan beserta detailnya, puluhan denah tata kota, dan sebagainya. Beberapa hal yang memperlihatkan kecintaan saya dengan arsitektur adalah seperti mencatat setiap ketinggian bangunan yang ada di dunia dan memasukannya kedalam tabel Microsoft Excel, menyukai pengambilan fotografi arsitektur, dan saya merasa jeli dalam hal detail pada proporsi suatu desain. Hal-hal tersebut mungkin menjadi alasan yang kuat mengapa saya memilih kuliah jurusan arsitektur. Saya ingin mengasah lebih kemampuan saya dalam bidang arsitektur yang sudah ada di dalam diri saya sejak dahulu. Maka dengan itu, saya sangat berharap bahwa jurusan dan perguruan tinggi Bina Nusantara dapat membantu saya dalam mewujudkan hal tersebut. Meskipun saya tertarik dengan arsitektur, saya sebenarnya tidak bisa menilai sejauh apa saya mencintai arsitektur, karena saya tidak bisa dibilang tidak mencintai ataupun terlalu mencintai arsitektur. Saya telah mengetahui hal-hal dasar tentang arsitektur dan memiliki kemampuan visualisasi desain dan ruangan, namun saya belum banyak mengetahui hal-hal teoritis mengenai arsitektur serta hal lainnya yang lebih kritis dan expert seputar dunia arsitektur.

Saya memiliki banyak sekali tujuan hidup yang saya ingin capai, baik itu untuk diri saya sendiri maupun untuk orang lain. Tujuan hidup yang pertama untuk diri saya sendiri adalah menjadi orang yang bahagia luar dan dalam dengan cara apapun itu karena hanya saya sendiri yang dapat membuat diri saya bahagia. Kedua, belajar untuk menjadi orang yang lebih berani dalam berkomunikasi serta meningkatkan kepercayaan diri saya. Dan yang ketiga, seperti salah satu poin dari Binusian Values, saya ingin berusaha untuk mencapai keunggulan (Striving for Excellence). Namun, bersama dengan semua hal tersebut, tujuan hidup yang sekarang saya ingin raih untuk diri saya sendiri adalah menemukan dan menetapkan arah dan jati diri saya, mempertimbangkan keputusan pemilihan karir dan penghasilannya, serta memikirkan tentang kehidupan setelah kuliah, dimana saya tidak bisa bergantung terus kepada orang tua untuk membiayai saya, sehingga saya harus menentukan arah hidup saya sendiri sedari sekarang. Sedangkan, tujuan hidup saya untuk orang lain adalah menjadi orang yang bermanfaat, kontributif, dan menyenangkan, serta menjadi sosok yang disukai dan tidak disegani oleh orang lain. Saya selalu memiliki keinginan untuk menjadi seseorang yang menonjol dalam suatu komunitas namun tetap menjaga kerendahan hati, serta menjadi seseorang yang selalu diingat oleh kerabat dan teman saya. Dalam lingkup pekerjaan, saya ingin menjadi seorang arsitek yang dikenal ramah, memiliki pola pikir yang kompleks, serta memiliki desain yang unik.  Sedangkan, dalam lingkup pertemanan, saya ingin menjadi seorang teman yang membuat ‘ruangan’ menjadi hidup atau ramai dengan kehadiran saya. Dari dalam diri saya, saya juga memang senang sekali menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain.

Sampai dengan saat ini, saya memang belum mempunyai cerita yang terbilang unik dan menarik untuk didengar oleh teman saya ataupun cerita yang selalu diminta oleh kerabat saya untuk saya ulangi. Namun, saya adalah tipe orang yang menceritakan/membagikan sesuatu secara berlebihan  (oversharing) ketika ditemukan dalam percakapan dengan seseorang yang saya rasa nyaman untuk berbagi. Hal tersebut menimbulkan munculnya berbagai macam cerita dalam satu perbincangan. Beberapa teman saya pernah menyebut saya sebagai “gudang topik” karena perbincangan yang terus mengalir ketika berbincang dengan saya. Sejauh ini, saya sangat bersyukur bahwa saya tidak mempunyai trauma atau kesedihan dalam kehidupan saya, dan saya berharap dan berdoa hal tersebut tidak mendatangi saya maupun orang lain.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Ghina Syifa Nabila – Get to Know Your Self

Hai, kenalin aku Ghina Syifa Nabila biasa dipanggil Ghina or sipa. Aku lahir di Tangerang, 14 Maret 2005 lebih tepatnya di rumah sakit daan mogot dengan lahir sesar.  Pendidikan tk di tk sejahtera, sd di sdn cipondoh 2, smp di smpn 4 Tangerang, sma di sman 1 Tangerang dan bersyukur banget dapet kesempatan untuk mengeban ilmu di binus jurusan arsitektur. Hobi aku mencoba banyak hal baru. Kekurangan aku adalah bersosialiasi, aku tipe orang yang susah memulai percakapan dan susah untuk dekat dengan orang baru, tapi kata teman aku orangnya friendly. Kelebihan aku adalah aku bisa melakukan banyak hal dan mau mencoba hal baru. Hal yang aku gasuka adalah film horor dan aku masih ga berani tidur sendiri, biasanya tidur sama kakak. Sewaktu kecil aku alergi susu sapi, hingga bunda memberika susu kedelai saja, aku juga alergi seafood, telur, coca cola, ayam negeri. Tapi aku sudah mulai memakannya perlahan lahan agar tidak terlalu terpengaruh. Makanan yang paling aku suka adalah makanan yang aku alergi, minuman yang aku suka sekarang ini jus tomat wortel karna sangat berpengaruh kekulit aku jadi ga gapang jerawatan trus aku suka air kelapa tanpa gula dan es karena air kelapa sangat segar. Buah yang paling aku suka adalah apel, aku juga suka durian, sebenernya aku suka semua buah tapi yang palinga aku suka itu apel. Aku dibilang aneh sama kakak karena kurang suka bakso, aku cuman suka bakso yang mamang garut deket rumah almarhumah nenek, aku lebih suka mie ayam dibanding bakso. Aku suka berbagai macam warna, tapi sekarang lagi suka warna biru. Aku suka melihara hewan, aku punya 3 kucing, 2 kura kura, ikan hias, ikan gurame, ayam ketawa dan 2 burung lover bird. Dulu aku melihata hamster shiria dan kelinci. Hal yang paling aku suka adalah melakuakn berbagai macam olahraga, tapi harus dibatasi karna masalah kesehatan. Aku suka berbagai hal tapi tidak sampai mencintainya, hanya sekedar suka. Seperti suka kpop, anime, drakor, dll tapi tidak sampe mencari tau sedetail itu. Lagu yang paling disuka untuk dinyalakan berulang ulang adalah lagu le sserafiem berjudul antifragel, aku sampai hafal koreografinya dan teman teman aku juga tau klo lagu itu dinyalakan pasti aku langsung mengikuti iramanya karena menurutku lagu ini sangat memberi semangat. Kalau lagu indonesia sekarang lagi suka Tak segampang itu dari Anggi Marito gatau kenapa suka aja dengernya. 

Aku anak terakhir dari 4 bersaudara, kakak pertamaku bernama Ghina Salsabila kuliah di Mustopo kedokteran gigi tahun depan lulus, kakak keduaku bernama Ghina Tasya Nabila baru lulus dari Universitas Bina    Nusantara jurusan managemen sekarang sedang masa percobaan di grup alfa gitu, kakak ketigaku bernama Ghina Nasuha Nabila kuliah di universitas brawijaya jurusan bioteknologi semester 3. Ayah aku PNS di kabupaten selatan, bunda aku wiraswasta konveksi tas dan baju. 

Menjadi anak bungsu itu jadi selalu di kira anak kecil terus. Susah untuk diberikan kepercayaan 100%, aku udh bisa nyetir mobil tapi blom dibolehin nyetir mobil kejalan raya, kalau nganterin bunda ke pasar naik motor aja bunda yang nyetir padahal aku udh punya sim. Trus juga jadi banyak pertimbangan klo memilih, aku tidak bisa memilih dan berjuang ke ptn selain bandung dan malang, gaboleh ngekos jauh jauh. Dan jadi anak bungsu itu selalu di suruh suruh, kaka selalu nyuruh hal sepele kaya ambil barang atau nyuci piring, sering diminta nemenin nenek. Tapi enaknya jadi anak bungsu itu lebih sering dapet perhatian, misalnya: saat makan diluar ayah suka memberikan lauk ke piring aku. 

Aku ingin menceritakan momen saat aku tk hingga sekarang yang aku ingat, karena fyi aku orangnya gampang lupa. 

Momen sebelum tk, waktu itu aku ikut kakak sekolah trus jadi ingin bisa nulis, karena ingin cepat bisa nulis akhirnya tangan aku klo nulis aneh sampai sekarang (gaseperti orang normal pada umumnya). 

Momen saat tk, waktu tk aku orangnya aktif banget dan tomboy sampe pernah manjat pager tk biar bisa main didalem padahal tknya tutup. Setiap pulang tk aku selalu mampir ke rumah nenek karena jaraknya yang dekat atau aku juga sering main kerumah teman tk aku yang disekitar situ. Aku pernah didorong kakak aku dari lantai 2 jatoh ke lantai 1, Alhamdulillahnya gapapa.

Momen saat sd, saat sd kelas 1-6 aku dikagumi banyak orang, mulai dari teman seangkatan hingga guru. Setiap upacara aku selalu tidak kuat berdiri lama karena masalah kesehatan. Ada momen memalukan saat sd yang sampai sekarang aku ingat, jadi waktu itu hari jumat aku diminta untuk menjadi penceramah, tapi saat itu aku sedang pilek dan gakuat berdiri lama, akhirnya aku ngomong dengan cepat dan terengah engah itu bagi aku hal yang memalukan karna tidak memberikan penampilan yang bagus. Saat pulang sekolah sd aku pernah nyoba naik ojek tapi aku gatau alamat rumah dan malah ngasih alamat ngasal (deket pom bensin), untungnya kakak aku ngeliat aku naik ojek jadi kakak aku yang ngarahin arah pulang. Saat pulang sekolah sd juga aku pernah jalan kaki dari sd ke rumah karena ga dijemput, dijalan ketemu anjing karena takut akhirnya aku lewat jalan belakang yang mana lebih jauh dari pada jalan utama. Saat sd aku pernah kehilangan raket bulu tangkis, sangking paniknya aku sampe nyumpahin orang yang nyuri. Saat kelas 5 jam pelajaran olahraga aku pernah bolos dan pas dateng kekelas langsung di hukum. Saat kelas 2 sd aku pernah nangis karena jari aku berdarah kena ujung pensil mekanik. Saat sd kelas 6 aku salah naik angkot pas mau pulang dari les, harusnya naik angkot yang ke ciledug tapi malah naik yang ke tanah tinggi. Saat sd aku mengikuti pencak silat hingga sabuk hijau.

Momen saat smp, saat smp kelas 2 aku langsung dapet ranking 1 padahal sebelumnya gapernah dapet ranking, tapi emang si semenjak smp aku berubah mengikuti lingkungan. Saat smp kelas 3 juga aku ranking 1 dan saat lulus aku ranking 5 pararel. Saat smp kelas 2 aku menang lomba hadang tingkat kota. Saat smp aku selalu ga menang dalam lomba melukis. Saat smp aku mengikut ekskul basket, olahraga tradisional banten (otb), paduan suara, dan ekskul seni.

Momen saat sma, saat saat pandemi dimana sekolah online. Saat sma kelas 3 aku menang lomba tari saman tingkat sekolah juara 2. Saat sma aku mengikuti organisasi mpk. Saat sma aku mengikuti ekskul tari saman, journal sekolah, ekskul seni dan olahraga tradisional banten (otb). Saat kelas 2 sma aku menjadi ketua event (Segi Cinta Zone). Menjadi panitia event sekolah (smancup) dan event mpk lain. 

Momen kuliah, aku ga mengikuti ospek universitas bina nusantara seperti ae, dan wow karena aku gatau ternyata harus hadir. aku salah naik angkot lagi pas mau pulang kuliah, untungnya ga nyasar. 

Aku orangnya tertutup banget tapi klo ngobrol tentang hal hal baru yang aku gatau dan mau aku tau itu sangat menyenangkan, aku suka banget menyoba hal hal baru, seperti menjahit, merajut, melukis, bermain basket, voli, manjat tebing, senam lantai, berenang, main ping pong, badminton, berkemah, bersepedah dan masi banyak lagi. Yang paling teman teman tunggu itu disaat aku menghasilkan suatu karya dari menjahit atau merajut itu. Karena bagi mereka itu menggemaskan. Sekarang aku lagi suka merajut, tapi lagi gasempet merajut karna banyak tugas. Akhir akhir ini juga lagi merawat diri, mulai dari mengenal undertone aku, belajar makeup, warna baju apa yang cocok sama aku, bentuk makeup kaya gimana yang cocok sama aku, dan olahraga dikit dikit dirumah agar badan tetap sehat dan fit. 

Dari hal yang coba coba itu akhirnya aku menemukan apa yang paling aku suka dan aku menikmati prosesnya adalah menggambar, walaupun hasil gambar aku masih kurang bagus tetapi aku suka sekali menggambar. Saat saat aku memutuskan untuk mengambil jurusan arsitektur itu disaat aku merasa aku mampu dalam mata pelajaran matematika, saat itu aku dibangku smp kelas 3. Semenjak itu, setiap melihat bangunan/ rumah/ gedung aku selalu meresapi, berfikir gimana bisa jadi seperti ini. Aku juga menghayati keadaan sekitar rumah, banyak pertanyaan pertanyaan muncul yang saat itu aku tidak tau jawabannya. Tapi pertanyaan pertanyaan itu terjawab ketika aku belajar di binus jurusan arsitektur ini. Karena keluarga aku mendukung aku untuk menekuni arsitektur ini akhirnya saya bersemangat untuk masuk jurusan arsitektur. 

Sebelum masuk univeritas bina nusantara ini aku belum tau apa apa tentang arsitektur, aku hanya menyukai hasil dari karya arsitek dan timnya. Harapan aku semoga dengan aku belajar arsitektur di univeritas bina nusantara ini aku dapat memberi wawasan aku untuk orang banyak dan bermanfaat bagi semua orang. 

Hidup cuman sekali, karena hidup cuman sekali aku ingin menjadi bermanfaat bagi banyak orang. Tujuan aku hidup untuk diri aku sendiri adalah aku ingin belajar arsitektur hingga aku bisa menjadi arsitek agar aku bisa menghasilkan uang yang banyak dan bisa membeli apapun (yang dibutuhkan) tanpa melihat harga. Disamping ekonomi, aku ingin hidup bahagia. Percuma banyak uang tapi tidak bahagia, aku ingin bahagia dengan keluargaku yang sekarang dan membuat  kelurga masa depanku. Disamping bahagia dunia, aku juga ingin bahagia di akhirat. Selain tujuan hidup aku untuk diri sendiri, aku juga punya tujuan hidup untuk orang lain. Pertama banget aku mau bahagiain orang tua aku. Lalu aku mau memiliki keluarga dan membahagiakan anakku dan suamiku, lalu aku ingin ilmu aku bermanfaat untuk orang lain, bisa dengan cara mengajar atau memberi saran, aku juga ingin merancang bangunan yang memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Feren Fresilia – Get to Know Your Self

Nama Lengkap saya adalah Feren Fresilia biasa dipanggil Feren. Saya lahir di Tangerang, 30 Juni 2005. Saya memiliki darah Chinese dan Indonesia dari Palembang. Saya adalah anak bungsu dari 2 bersaudara. Saya lahir dikeluarga kelas menengah, ayah saya adalah seorang kontraktor pemborong, Ibu saya pernah bekerja sebagai stocker manager dan sekarang beliau adalah seorang ibu rumah tangga. 

Saya memiliki severe anxiety yang pernah kambuh lumayan parah sehingga berdampak ke tubuh saya secara fisik. Belum lama ini saya terkena IBS (Irritable Bowel Syndrome) dikarenakan anxiety saya. Saat itu adalah pertama kali saya harus dibawa ke IGD karena mengalami sakit yang cukup parah, hingga membuat saya kesulitan untuk beraktifitas, dan itu adalah pertama kali saya harus mendapatkan infus. Moment itu cukup traumatic bagi saya, dan semenjak kejadian itu saya mulai mencari tahu tentang psikolog atau konseling untuk manage anxiety saya agar tidak berdampak lanjut untuk kesehatan saya.

Lagu favorit saya saat ini adalah Babe by Sugarland ft. Taylor Swift, dan banyak lagu Taylor swift lainnya. Lagu lagu Taylor Swift sangat amat menyentuh perasaan pendengarnya. Dan dua album indie dia yaitu “folklore” dan “evermore” adalah album terbaik untuk didengarkan saat saya mengerjakan tugas – tugas arsitektur saya.

Tujuan hidup saya selalu menjadi seorang seniman, baik melalui jurusan yang saya tekuni yaitu Arsitektur atau hobi saya yaitu menyanyi. Seni adalah cara saya memenuhi kebutuhan diri saya menumpahkan ide atau perasaan saya disaat itu. Tak sering saya post atau sebar luaskan aktifitas hobi dan passion saya, jadi menurut saya ini adalah bagian dari tujuan hidup saya yang sangat membantu diri saya tetap ingat dengan tujuan hidup saya. Dan dari tujuan saya tersebut, bisa di ambil juga dari penjelasan untuk diri saya sendiri. Tujuan hidup saya dapat menjadi apa yang orang lain tau tentang saya disaat saya memilih untuk membagikannya kepada orang lain. Bagaimana orang lain dapat mengerti dari hal-hal yang saya ingin capai.

Latar belakang saya bisa memilih jurusan arsitektur ialah saya selalu suka untuk mendesain sejak saya sd, waktu saya berada di bangku sekolah dasar saya berpikir kalau saya akan menjadi fashion designer atau illustrator. Dan saat saya berada di kelas 4, saya mulai ikut ayah saya untuk mendatangi proyek pembangunan dia, dan saya sangat sering melihat tumpukan gambar gambar rencana dari bangunan yang ayah saya buat dan melihat secara langsung gambar tersebut menjadi bangunan yang nyata. Dari situlah saya  mulai tertarik dengan arsitektur dan saya memilih masuk SMK jurusan DPIB (Desain Permodelan dan Informasi Bangunan) di SMK Negeri 56 Jakarta, dan melanjutkan edukasi di jurusan 

Architecture di Binus University. 

Pada saat saya berada di bangku Sekolah Menengah Kejuruan, saya sudah pernah mengerjakan banyak macam gambar seperti gambar arsitektur mulai dari denah, tampak, dan potongan rumah, denah pola lantai, denah plafon, dll. Gambar struktural yang pernah saya buat seperti denah pondasi, sloof, balok, kolom. Dan lengkap dengan gambar MEP juga, dari semua tugas tersebut saya sangat suka mengerjakan gambar potongan dan detail potongan. Karena di dalam gambar potongan, sangat mudah untuk kita lebih mempelajari semua lapisan yang ada di sebuah bangunan dan material apa saja yang dutuhkan dalam bangunan. Menggambarkan detail tersebut sungguh menarik perhatian saya karna saya dituntut untuk dapat menghitung secara akurat seperti seberapa tinggi anak tangga yang harus saya gambar, dan berapa banyak anak tangga yang saya buat agar hasil bangunan memiliki kemudahan untuk ditinggali.

 Medesign secara tiga dimensi di awal sekolah saya kira akan menjadi hal yang jauh lebih rumit dibandingkan mengerjakan gambar dua dimensi. Persepsi itu dengan cepat hilang setelah saya mulai belajar menggunakan ArchiCAD, software tersebut sangat amat membantu saya membuat gambar melalui AutoCAD karena di ArchiCAD memiliki fitur potongan, dan fitur itu membantu saya memvisualisasikan bangunannya dalam mengerjakan gambar gambar dua dimensi saya selama mengerjakan tugas akhir saya pada saat saya SMK.

Datang dari orang tua yang keuangannya sangat berpengaruh dengan keadaan ekonomi, sering sekali keuangan keluarga saya terasa turun ke kelas bawah disaat ayah saya belum mendapatkan proyek untuk dikerjakan, dan di sisi lain, jika kami sedang mendapat borongan banyak proyek keuangan saya dapat meningkat lumayan tinggi. Ketidak stabilan ekonomi tersebut membuat saya untuk selalu aware terhadap pengeluaran saya, apakah hal yg saya lakukan sekarang benar benar penting atau hanya sekedar keinginan, hal ini membuat saya harus bisa beradaptasi di semua keadaan ekonomi. 

Berbicara tentang hal hal penting tentang hidup saya, bisa saya sebutkan salah satu moment penting di hidup saya adalah bertemu 5 sahabat terbaik saya pada umur 11 tahun melalui grup fanbase selebgram secara tidak sengaja dan kami masih berteman dekat hingga 7 tahun. Pada tanggal 7 September 2023 saya mengantar mereka ke bandara karna mereka memilih kuliah dan kerja overseas, saya sangat berharap hari itu bukanlah hari terakhir saya bisa bertemu mereka.Saya tidak sabar untuk cerita kepada teman lama saya bahwa saya sudah mulai mendapatkan teman yang cocok dan se frekuensi dengan saya. Karena di hari-hari awal perkuliahan saya lumayan anxious terhadap tidak bertemu teman yang cocok dengan saya. Alhasil disaat saya mulai mendapatkan teman yang cocok dengan saya, saya cukup senang bahwa cerita yang saya berikan ke teman lama saya tidak melulu cerita saya selalu menyendiri di lingkungan kampus.

Saya sudah lama menyukai bidang Arsitektur, mungkin dalam segi riset saya kurang tau dalam karakter karakter penting dalam dunia arsitektur, karena dari kecil hal yang buat saya terpukau dengan dunia arsitektur adalah dari penglihatan mata saya sendiri karna langsung terjun ke lingkungan pembangunan tersebut. Tanpa tau dari seseorang yang saya tau melalui internet. Jadi, arsitektur bukan hanya sebuah jurusan atau karir bagi saya, arsitektur adalah bagian besar dari hidup saya karena sebagian aspek finansial hidup saya bisa tercapai karena adanya arsitektur dan pembangunan.

Impian saya untuk menjadi arsitektur bukan hanya semata mata karena saya suka mendesain atau arsitektur adalah pelarian yang lebih memenuhi tuntutan orang tua dibanding memasuki sekolah seni. Niat saya untuk memasuki dunia arsitektur adalah karena saya selalu ingin mempertahankan bisnis ayah saya dan memperluas rana bisnis beliau dan menjadi gabungan arsitektur dan kontraktor. Tentu saja, walaupun impian saya adalah melanjutkan bisnis ayah saya, saya akan menambah ruang lingkup saya dengan bekerja di sebuah studio arsitektur terdaftar di Pulau Jawa. Dalam pilihan saya untuk tetap bekerja kepada orang lain, dapat meningkatkan pengetahuan orang orang baru terhadap bisnis construction ayah saya, dan itu sangat amat membantu membuka lowongan kerja baru untuk tukang tukang yang membutuhkan perkerjaan proyek.

Ayah saya sendiri bukanlah seorang lulusan sarjana, beliau adalah lulusan STM dari jurusan Otomotif dan mulai bekerja di sebuah pabrik furnitur sebagai teknisi mesin, dan mulai mendapat kenalan klien dari jasa membenarkan mesin pada pabrik pabrik besar sehingga mulai terjun perlahan lahan ke bidang konstruksi dengan menawarkan jas finishing bangunan dari ilmu yang dia dapat dari membaca baca buku tentang kosntruksi dan membantu temannya yang juga seorang kontraktor. Ibu saya pernah menjadi stocker manager, beliau sangat pandai dalam menyimpan uang. Keluarga saya bisa tetap mengalokasikan uang disaat ekonomi keluarga saya sedang tidak stabil dari bantuan ibu saya. Karena sangatlah mudah bagi keluarga saya untuk benar benar kehabisan uang di masa masa kritis seperti saat pandemi dan sama sekali tidak ada satupun proyek yg berjalan selama 2,5 tahun. 

Saya memiliki personality type INTP-T(Logician). Saya adalah seorang introvert, dari definisi introvert yg saya gunakan adalah dimana seseorang butuh “recharge” social battery mereka disaat mereka sendiri. Saya pribadi sangat suka untuk hangout bersama teman teman saya, saat saya bersama mereka saya akan mulai merasakan lelah atau terasa drained, tetapi saat saya sudah sendiri baru terasa lebih relax dan mencukupi kembali social battery saya. Dengan memiliki personality INTP-T dapat diartikan bahwa saya adalah seorang yang memiliki rasa penasaran yang tinggi pada bidang yang saya tekuni. Saya pride dalam diri sendiri untuk mencari tahu tentang rahasia isi dunia dan hal hal yang mungkin menurut orang orang itu kurang relevan. Trait tersebut juga sering membuat saya terlalu fokus dengan hal hipotetikal dan membuat saya terpisah dengan kehidupan sosial. Kebiasaan itu bukan suatu hal yang buruk juga karena pribadi saya selalu berpikir dan mengandaikan suatu hal yang sedang menarik perhatian saya. Tetapi kebiasaan itu juga dapat menjadi kelemahan saya jika terus terusan terjadi.

Kelebihan saya adalah

– saya seorang yang analitis saat mengumpulkan suatu detail pekerjaan

– Taking the lead pada fase brainstorming ideas

– Tetap objektif dalam problem solving

    Kelemahan saya adalah 

– sering merasa disconnected karena saya sibuk dengan train of thoughts saya sendiri. 

– Saya sering merasa kurang puas karna selalu menemukan aspek yang bisa lebih ditingkatkan lagi.

– Saya juga seorang yang perfeksionis, hal itu membuat saya sangat kritis mengecek ulang kembali pekerjaan saya dan terkadang akan memperlama proses pengerjaan.

Dalam mencari teman saya bisa dibilang cukup selektif. Saya tidak mau bertahan di suatu circle pertemanan yang hanya memberikan pengaruh buruk kepada hidup saya, dan hubungan pertemanan tersebut hanya sebatas partner untuk hangout. Dalam suatu pertemanan menurut saya harus ada setidaknya 1 atau beberpaa kesamaan opini karna hal itu akan menjadi basic dalam menjalani suatu pertemanan. Untuk perbedaan yang ditemukan di tengah masa pertemanan, hal itu adalah point krusial dalam pertemanan saya untuk berpikir apakah perbedaan pendapat mereka bisa di toleransi atau sangat bertolak belakang dalam kepercayaan saya.

Saya adalah orang yg sangat affectionist. Disaat saya memiliki teman dekat, mereka akan saya anggap seperti bagian keluarga saya sendiri karena adanya rasa sayang dari diri saya kepada mereka. Jika ada teman yang mengkhianati saya, itu akan sangat berpengaruh besar dengan kebahagiaan saya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Felicia Agus Tan – Get to Know Your Self

Saya Felicia Agus Tan, anak pertama dari tiga bersaudara. Saya lahir di Tangerang dan ada cerita mengenai saya. Saya lahir prematur tujuh bulan di rumah, jadi saat mama saya mengandung saya di usia 7 bulan waktu itu mama saya sedang memasak dan mama harus jongkok untuk mengambil suatu bahan makanan lalu kata mama saya tiba tiba sakit perut dan kepala saya udah mau keluar dan akhirnya saya lahiran di rumah sakit dengan prematur dan untungnya masih bisa bernafas sampai saat ini. Saya tidak mengikuti pendidikan pg dan TK A karena saya sudah les dan sudah bisa baca tulis jadi saya langsung TK B. Pendidikan TK saya di Strada MGR Sugiyopranoto dan lanjut ke Sekolah Dasar di Strada MGR Sugiyopranoto sampai lulus SD. Saat saya SD saya memiliki pengalaman yang cukup buruk karena saya di bully saat kelas 1-2 SD oleh teman kelas saya yang selalu mendapatkan ranking. Dari SD saya sudah mengikuti kegiatan voli dan sering mengikuti lomba dan selalu mendapatkan juara. Namun saat lomba terakhir di SD saya mendapatkan luka jahitan di kaki saya karena kena gelas kaca sehingga saya tidak bisa mengikuti lomba terakhir. Lalu saat SMP saya menemukan banyak teman baru dari banyak sekolah dan saya merasa bebas walaupun orang yang pernah bully saya itu satu sekelolah dengan saya walaupun beda kelas. Saya melanjutkan SMP di Strada juga tepatnya di Strada Bhakti Mulia. Saat jelas 1 SMP atau kelas 7 saya dan teman kelas saya pernah dipanggil BK karena ada yang lapor saya dan teman kelas saya punya grup yang isinya itu kata katanya tidak bisa dijaga. Akhirnya semua orangtua kelas saya dipanggil lalu saat ditanya buktinya nya apa ternyata salah kelas dimana harusnya yang dipanggil BK itu adalah kelas 7B sementara saya kelas 7A. di SMP saya aktif mengikuti banyak kegiatan dari mulai mengikuti Lomba-lomba dari lomba Pramuka, Voli, Matematika, Speech, Dance dan Basket. Saya juga mengikuti berbagai kegiatan seperti menjadi tutor sebaya, paskibra, mengisi acara pentas seni dan lain sebagainya. Saat kelas 8 SMP saya pernah di hukum berdiri di pohon bringin karena tidak bawa kertas dan beberapa teman saya juga tidak membawa akhirnya kami semua ngobrol dan bercanda walaupun di hukum sampai kami membuat grup dari awalny di hukum. 

Menurut saya di masa SMP itu hal yang sangat menyenangkan karena itu masa nakal nya saya dan teman-teman saya. Lalu saat kelas 9 kita semakin akrab satu sama lain karena di kelas 9 banyak sekali kerja kelompok yang anggotanya beda. Di kelas 9 ada lomba 17 Agustus an antar kelas dan saat tiba waktunya kelas saya lomba tarik tambang lawan kelas lain tali tambang nya putus dan kita semua kecewa akhirnya setelah pulang sekolah kita yang kelas 9 buat lomba tarik tambang nya diganti dengan tali rafia dengan syarat hanya menggunakan 2 jari dan yang diperbolehkan itu hanya menggunakan ibu jari dan kelingking yang memenangkan lomba nya itu ditraktir makan sama yang kalah. Lalu saat masuk ke ujiang praktik kelas 9 karena ada virus Covid-19 kita semua diharuskan mengikuti kelas online lewat google classroom dan gmeet, karena komunikasi yang kurang saya dan teman saya membuat chanel discord bareng bareng untuk share informasi dari guru-guru, sampai akhirnya lulus kami memutuskan untuk makan bersama di café yang sering kita kunjungi untuk sekedar ngobrol atau nugas bareng. Masa SMP saya juga diisi dengan ngefangirl saya mengikuti boygroup WANNAONE, BLACKPINK, dan NCT. Awalnya saya tidak menyukai Kpop namun setelah mengetahui lebih dalam mengenai kpop oleh iih saya, saya akhirnya menyukai Kpop sampai sekarang. Grup yang sangat saya sukai adalah  BLACKPINK dan WANNAONE di BLACKPINK saya menykai Jennie dan di WANNAONE saya menyukai Jihoon. 

Lalu saya lanjut sekolah di SMA BPK penabur kota modern, Tangerang. Sekolah saya online sampai kelas 11 dan mulai PTMT kelas 11 akhir sampai lulus, di saat kelas 10 saya sulit mengikuti pembelajaran dengan baik karena saya terbiasa dengan pembelajaran langsung face to face akhirnya nilai saya turun drastis sampai kelas online selesai dan berlaku PTMT atau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas. Saya sangat mudah terpecah fokus nya dan saat saya sedang mengikuti kelas di zoom, biasanya ada notifikasi dari idola saya yaitu NCT saya merupakan Nctzen (nama fandom dari NCT) dan bias saya adalah jungwoo. Saat sedang fokus saya bisa tiba tiba menonton live boygroup atau girlgroup kesukaan saya bahkan saat kelas sedang berlangsung, sampai akhirnya sekolah saya menetapkan sistem PTMT selama sebulan. Lalu saat sudah berlaku PTM atau Pembelajaran Tatap Muka tiba tiba ada kelas 10 yang 2 orang kena virus Covid-19 dan akhirnya berlaku lagi PTMT dan terus begitu ganti gantian yang kena virus sampai akhirnya tidak terlau peduli dengan Covid-19 dan tetap memberlakukan PTM sampai kelas 12. Di kelas 12 saya masih tidak terbiasa karena meskipun sudah kenalan dan berteman melalui zoom online kita tidak pernah bertemu diluar jam sekolah dan itu sangat canggung, untungnya saya merupakan orang yang cukup cepat beradptasi dan berteman dengan banyak orang sehingga saya terbiasa dan mempunyai banyak teman. 

Saya dan teman-teman saya saat kelas 12 sering menghabiskan waktu bersama seperti main badminton, billiard, basket, dan juga nonton bioskop bersama. Saya dan teman-teman saya mempunyai jaadwal badminton setiap hari Jumat jam 3 di lapangan dekat sekolah. Dan di setiap jam pelajaran Olahraga biasanya saya dan teeman teman saya setelah mengikuti praktik akan izin untuk selesai lebih cepat dan mendengarkan musik bersama di kelas. Di kelas 12 saya bisa mengikuti pembelajaran karena sudah face to face dan di kelas 12 saya juga mengikuti paskibra dan dance, selama acara pentas seni saya sering tampil untuk dance. Moment paling berkesan di SMA adalah saat promnight pada saat prom disana  kami semua bercanda tertawa bersama dan menangis bersama karena akan melanjutkan pendidikan di tempat yang berbeda bahkan negara berbeda . 

Lalu saya melanjutkan pendidikan saya di Binus Kemanggisan mengambil jurusan arsitektur, saya di Binus bersama teman SMP saya yang mengambil jurusan mobile app, kebanyakan teman saya berada di Binus Alsut. Saat Inaugurasi kemarin saya dan teman saya Abir menjadi perwakilan jurusan  arsitektur. Sebelum Inaugurasi dimulai saya mengikuti gladi di Binus Alam Sutera disana saya bertemu dengan teman teman saya ada yang merupakan teman SMP dan juga teman SMA, selain bertemu dengan banyak teman saya,k saya juga berkenalan dengan beberapa orang yang menjadi perwakilan jurusan juga. Lalu saat Inaugurasi saya berangkat bareng bersama teman-teman saya dan disana kami berpisah karena sangat baanyak orang dan panas. Saya senang yang  hadir saat inaugurasi kemarin adalah Juicy Lucy saya sering mendengarkan lagunya bersama teman-teman saya. Selain itu, itu merupakan konser pertama saya, seru tapi melelahkan. Lalu setelaah inaugurasi ada yang namanya TKH disitu kami para maba arsitektur b27 disambut oleh kakak-kakak Himars disaana kita semua diajari carany menggunakan penggaris atau Stupa 0 dan juga banyak lainnya selain itu kita juga menjadi semakin akrab satu sama lainnya. Tibalah saya merasakanpembelajaran pertama di kelas hari Senin, selama masa perkuliahan banyak asyiknya dan banyak juga lelahnya karena banyak tugas-tugas yang diberikan.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Fathin Maftuh Abdullah – Get to Know Your Self

Nama saya Fathin Maftuh Abdullah. Saya biasa dipanggil Fathin. Saya berumur 17 tahun. Saya lahir dan besar di Jakarta. Saya sangat suka dengan hewan terutama kucing. Saya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, dengan ayah saya yang berumur 55 tahun dan bekerja sebagai PNS dan ibu saya yang berumur 51 tahun dan seorang ibu rumah tangga. Saya juga memiliki satu kakak laki-laki yang selalu membantu saya dalam banyak hal. Saya memiliki berbagai macam hobi sejak kecil, seperti menggambar, mengerjakan puzzle, bermain game, dll. Akan tetapi yang paling sering saya kerjakan adalah menggambar. Saya sangat senang saat mendesain hal baru dalam gambar saya, meskipun gambar saya kurang bagus. Kesenangan saya dalam mendesain ini menjadi salah satu dorongan saya memilih arsitektur. Saat saya beranjak SMP, saya mulai bertanya akan mimpi dan cita-cita saya. Awalnya, karena saya suka mendesain dan mengerjakan puzzle saya tertarik untuk menjadi puzzle designer. Namun ketika saya mempelajari tentang profesi tersebut lebih dalam, minat saya mulai berkurang. Lalu saya mencari berbagai macam profesi dan jurusan kuliah lain dan akhirnya saya menemukan arsitektur. Saya sangat tertarik dengan arsitektur karena banyak hal. Yang pertama kali menarik pandangan saya kepada arsitektur adalah karya Frank Lloyd Wright yang bernama “Falling Water”. Karya nya sangat indah dan membuat saya tertarik dengan arsitektur. Ketika saya mempelajari lebih mendalam tentang arsitektur saya sangat terpukau dengan luas nya ilmu arsitektur yang mungkin orang awam hanya mengetahui arsitektur sebagai profesi dimana seseorang membangun suatu bangunan saja, tetapi yang saya pelajari arsitek mempelajari yang lebih luas lagi. Dan semakin tertarik lagi ketika saya mengetahui bahwa ayah saya dulu ingin menjadi arsitek, dan mengetahui hal itu ada pikiran yang melintas di kepala saya “betapa keren nya jika saya bisa ber profesi sebagai arsitek dan mendapatkan hal yang ayah saya gagal untuk mencapai.”. 

Saya juga mulai bermimpi untuk meninggalkan sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat di masa depan. Dengan alasan-alasan tersebut dan beberapa alasan-alasan lainnya saya mulai bercita-cita untuk menjadi arsitek. Namun, tidak semua orang setuju akan keputusan tersebut. Ibu saya tidak setuju akan keputusan tersebut. Beliau menginginkan saya untuk menjadi dokter. Jadi selama saya menempuh SMA, saya meyakinkan ibu saya dan diri sendiri akan keputusan untuk mengambil jurusan arsitektur. Meskipun begitu, saya yakin ibu saya hanya menginginkan yang terbaik untuk saya. Dan saya terus berusaha untuk meyakinkan ibu saya bahwa saya serius dalam mengambil arah karir tersebut. Ayah dan kakak saya sangat suportif akan keputusan saya, terutama kakak saya saat saya menceritakan alasan-alasan saya memilih arsitektur sebagai profesi yang saya kejar. Kakak saya terkejut akan keinginan saya yang cukup jauh untuk menempuh profesi arsitektur. Karena keluarga saya mengira keputusan saya itu hanya keputusan setengah matang yang saya tidak pikirkan dalam-dalam sebelum membuat keputusan tersebut. Setelah sekian lama waktu meyakinkan ibu saya dengan dukungan dari akak dan ayah saya, akhirnya ibu saya setuju dengan keputusan saya. Saya menjalankan masa SMA saya seperti siswa pada umumnya. Hanya saja dengan tujuan profesi dan universitas yang lebih matang dari siswa-siswa lainnya. Saya ingin masuk ke Universitas Indonesia (UI) karena namanya yang terkenal dan jarak yang tidak begitu jauh dari rumah saya. Akan tetapi, saya gagal ketika mengikuti SNBT dan harus mencari universitas swasta. Tetapi itu bukan hal yang sulit, karena kakak saya juga sudah berkuliah di Universitas Bina Nusantara (BINUS) yang memang kualitas nya juga sangat bagus nasional dan internasional. Meskipun awalnya saya agak sungkan untuk mendaftar ke BINUS karena biaya nya yang mahal dan saya tidak mau membebani orang tua saya. Tetapi mereka tidak merasa terbebani oleh pilihan itu. Maka dari itu saya mendaftar di BINUS dan mulai menunggu tes masuk yang akan datang. Karena saya memilih jurusan arsitektur yang termasuk dari Fakultas Teknik, saya harus mengambil tes buta warna. Dan ketika saya mengambil tes buta warna, ibu saya juga melakukan pengecekan mata. Dimana ibu saya memiliki katarak di kedua buah mata nya. Dan saat waktu ujian tes masuk telah tiba, kebetulan di hari itu juga ibu saya operasi katarak. Sehingga saya harus melanjutkan tes masuk di rumah sakit dan sepanjang jalan pulang. Meskipun dengan kondisi tersebut, saya tetap diterima. Meskipun saya memiliki tujuan yang terhitung matang dibandingkan orang-orang seumuran saya, saya tetap seperti anak pada umumnya. Saya tetap suka bermain dan berkumpul dengan teman saya. Saya suka bermain game dari segala genre, terutama game dari genre FPS, RPG, Rouge Like, dan lain lain.  suka menghabiskan waktu bermain game online dengan teman-teman saya dalam waktu yang terhitung lama. Saya bukan anak yang termasuk pintar juga, nilai saya ketika disekolah masih berada di rata-rata kelas dan saya juga bukan anak yang termasuk rajin. 

Saya masih harus banyak belajar untuk mengatur waktu saya dan belajar menjadi lebih rajin. Saya suka bermain game online bernama Valorant dengan teman-teman saya. Valorant adalah game FPS (First Person Shooter) taktis multipemain gratis yang dikembangkan dan diterbitkan oleh Riot Games, untuk Microsoft Windows. Pertama kali menggoda dengan nama kode Project A pada Oktober 2019, permainan memulai periode beta tertutup dengan akses terbatas pada 7 April 2020, diikuti dengan perilisan resmi pada 2 Juni 2020. Pengembangan permainan dimulai pada 2014. Saya memiliki beberapa tujuan dalam berkuliah di jurusan arsitektur ini. Yang pertama adalah mencari karakteristik atau ciri khas yang spesifik dengan diri saya. Saya sangat terinspirasi dengan karya Frank Lloyd Wright dan beberapa arsitektur ternama lainnya untuk memiliki ciri khas tersendiri. Saya merasa memiliki ciri khas tersendiri merupakan bagian penting dalam berkarir sebagai arsitek. Dan tujuan yang lainnya adalah mencoba untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Saya ingin melanjutkan pendidikan saya di negara asing. Saya memiliki dua negara yang saya inginkan untuk melanjutkan pendidikan, yaitu jepang dan german. Saya ingin mengambil pendidikan lanjut di ke dua negara tersebut karena kedua negara tersebut terkenal dengan teknik nya yang bagus. 

Saya yakin dengan melanjutkan pendidikan di kedua negara tersebut saya akan mendapatkan ilmu yang lebih mendalam. Dan tujuan yang lainnya adalah untuk dapat menerapkan sustainable architecture dengan baik dalam semua proyek saya. Saya sangat tertarik dengan subjek sustainable architecture karena saya merasa bahwa menerapkan sustainable architecture itu adalah tahap yang paling penting dalam menjaga lingkungan untuk lingkungan di sekitar bangunan dan masa yang akan datang. Sustainable Architecture bagi saya merupakan ilmu yang seluruh arsitek harus memulai untuk menerapkan dalam proyek nya. Dan saya juga tidak melupakan mimpi saya untuk menjadi arsitek ternama. Dengan beberapa tujuan itu saya memiliki arahan selama berkuliah di BINUS. Ada beberapa hal lain yang saya ingin lakukan selama di BINUS. Salah satu nya adalah mengumpulkan relasi sebanyak mungkin agar bila suatu saat saya berniat membuka bisnis atau memulai entrepreneurship maka saya akan memiliki jalan yang lebih mudah. Mengumpulkan relasi akan saya terapkan paling kuat di saat saya mengikuti enrichment program. 

Saya ingin mengumpulkan relasi di saat saya berada di lingkungan kerja dan membuat relasi dengan orang yang lebih berpengalaman daripada saya. Dan relasi tersebut mungkin akan membantu saya untuk melanjutkan karir saya meskipun bukan entrepreneurship. Dan saya ingin mengikuti organisasi kemahasiswaan (OK) untuk mendapatkan relasi dan lebih mendalami minat saya. Dan ada juga OK seperti Himpunan Arsitektur (HIMARS) yang dapat membantu saya dalam mengumpulkan relasi dan pengalaman sekitar lingkungan arsitektur yang pasti akan sangat berguna untuk saya, terutama untuk portfolio. Saya juga memiliki tujuan untuk setelah saya lulus dari perkuliahan. Saya akan mengikuti PPAr (Program Pendidikan Arsitektur) dan akan melanjutkan bekerja hingga saya dapat mengikuti ujian untuk mendapatkan gelar arsitek. Dan selain itu saya juga menginginkan untuk melanjutkan pendidikan saya hingga S2 dan melanjutkannya di luar negeri. Atau jika saya mendapatkan beasiswa saya akan langsung melanjutkan pendidikan saya ke S2 dan melakukannya sambil bekerja di waktu luang saya. Saya juga ingin membantu membalas budi segala hal yang telah dilakukan dan diberikan oleh orang tua saya. Saya sangat berterimakasih kepada mereka karena telah mengurus dan membimbing saya hingga saya dapat melanjutkan perkuliahan. Tanpa mereka saya tidak akan jadi apa-apa. Dan saya juga ingin membantu kakak saya yang selalu mendukung saya. Saya juga ingin berkeluarga dan memiliki keturunan yang dapat mencapai cita-citanya. 

Jika saya sukses saya juga ingin membangun rumah untuk diri saya dan keluarga saya. Saya juga ingin mempunyai teman yang dapat hadir saat saya membutuhkan mereka. Saya juga ingin mempunyai animal shelter karena saya sangat menyukai binatang dan ada banyak binatang yang membutuhkan pertolongan diluar sana. Saya juga ingin dapat memiliki harta yang tidak hanya cukup untuk diri pribadi tapi juga untuk memberi kepada yang membutuhkan. Saya juga ingin membuka usaha sendiri agar saat tua nanti saya dapat pensiun dengan tenang. Saya tidak mau hidup kesepian karena tidak ada gunanya jika saya memiliki banyak harta tapi saya tifak memiliki siapapun untuk membagikan harta tersebut. Saya ingin sehat sampai saya tua nanti agar dapat beristirahat dengan tenang. Saya ingin memiliki keturunan yang juga peduli dengan saya dan tidak akan pernah lupa akan saya. Saya ingin menghasilkan sesuatu yang apabila orang lain melihat akan tau bahwa yang menghasilkan itu adalah saya. Saya juga ingin selama masa kuliah saya dapat untuk melaksanakan nya dengan baik tanpa meninggalkan kewajiban di tempat-tempat lain dan tanpa meninggalkan hobi dan teman teman saya. Tetapi segala harapan itu masih tetap hanyalah sekumpulan harapan yang tercapai atau tidak nya masih tidak ada yang tau. Yang saya bisa lakukan sekarang adalah tetap berusaha agar bisa mencapai segala cita-cita, mimpi dan harapan tersebut.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Farrell Tsafiq Rayhan Abbas – Get to Know Your Self

Nama aku Farrell Tsafiq Rayhan Abbas, aku tinggal dan lahir di Jakarta Bersama ayah dan bunda. Aku adalah anak sulung dari dua ber saudara aku dan adik aku Fathan, ayah bekerja sebagai karyawan swasta dan bunda bekerja sebagai ibu rumah tangga. Selama aku di Jakarta masa-masa yang aku kenangi adalah masa – masa sma ku, msasa – masa dimana yang paling asik dan menyenangkan walaupun dua tahun pandemi tetapi satu tahun di sam itu cukup menyenangkan. disana aku bertemu banyak teman, kita sering main bareng, nongkrong bareng, dan terkadang kita suka bercurhat satu sama lain. 

Tujuan hidupku cuman satu yaitu orangtua ku, hanya karena mereka aku bisa sampai di titik ini, karena mereka aku merasa bisa melakukan apa saja, mereka sudah menemani dan mambantu ku dari kecil jadi yang aku ingin adalah hanya mereka bisa bangga karena aku.

Tentang kepribadian aku, aku suka lagu berbagai genre, semacam pop, classic, rock, dll. Tapi sekaranga ku suka mendengar lagu tulus berjudul “1000 tahun lamanya”. Hobby aku saat ini adalah bermain music, semacam piano dan gitar walaupun belom jago tapi aku suka. Saat aku sd aku mempunyai kenagan yang sangat tidak disukai,

Aku memilih  arsitek karena dulu waktu kecil aku suka manggambar gedung – gedung, dan aku  suka sekali bermain game yang Bernama “Minecraft” disana aku suka sekali membuat rumah yang terisi di imajinasi ku seperti rumah melayang, hotel, dan yang paling aku suka itu membuat caffe dan perternakan, disaat itu aku sangat bermimpi bisa menjadi arsitek yang terbaik.

Itu cerita tentang aku sekian dari saya terimakasih.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Dzaki Ahmad Saputra – Get to Know Your Self

Cerita saya menjadi mahasiswa sebelum nya saya tidak ingin kuliah, di karenakan ayah dan ibu saya kuliah mau ga mau saya juga harus kuliah, sebelum nya saya ingin sekali berkuliah di kampus ITS yang berlokasi di Surabaya karena saya tidak lolos jalur SNBT lalu juga UTBK dan yang terakhir itu.

Seleksi Mandiri Dan pada akhirnya saya mencoba kuliah di binus dan saya alhamdulillahnya keterima di Binus University.

Lalu saya langsung mencari kos kos an yang agak jaun tetapi mempunyai harga yang harganya lumayan murah saya rasa cukup untuk untuk saya di karenakan saya juga berpikir kehidupan di Jakarta lumayan mahal untuk saya dari situ lah saya menggambil tempat yang murah lalu saya di hari awal saya masuk di kampus anggrek saya piker saya akan di sana dan ternyata saya di kampus syahdan itu juga muter muter jadwalnya terkadang di kampus anggrek terkadang di kampus syahdan tetapi mayoritas di kampus syahdan.

Lalu saya mengikuti TKH bagi saya acaranya seru dan juga asik di situ saya belajar gimana cara menggambar dan juga membuat maket teryata arsitek tidak se mudah yang saya bayangkan saya berpikir tugas saya hanya menggambar ternyata tidak hanya itu saja ada membuat maket gambar tampak dan juga isometri yang saya paling takuti membuat maket dan isometri bagi saya isometri itu susah di karenakan harus simetris jika tidak simetris maka gambar saya akan tidak bagus saya membuat gambar isometri bisa enam jam padahal hanya kamar kos yang tewrbilang kecil.

Untuk selama ini saya baru belajar mengambar yang tadinya saya tidak bisa mengambar mungkin kali ini saya sudah mulai bisa lumayan daripada sebelumya saya saya yang tidak bisa sama sekali lalu saya juga suka hewan contohnya kucing saya beri nama milky karena berwana putih bersih, kadal saya beri nama jerry karena tubuhnya kecil dan lincah dan masih ada lagi hobi saya meniram tanaman ada bayak tanaman yang saya tanam contohnya monstera alocasia bagi say aitu tanaman yang menambah estetika di kamar maupun rumah saya.

Rumah saya di Bekasi saya selalu pulang setiap minggu intinya setiap hari libur di karenakan saya kangen rumah saya ibu dan ayah serta adik adik saya saya kengen kehidupan sebelum kuliah di sini saya di kost bingggung mau makan dll akhirnya saya pulang saja tidak hanya itu saja saya juga memotong rumput di taman depan dan di taman belakang rumah saya di karenakan tidak ada yang mengurusnya lalu saya juga bersih bersih kamar saya di karenakan jika tidak di bersihkan akan mudah sekali berdebu padahal ventilasi sudah saya tutup dan candela tidak terbuka saya sangat heran sekali. Ketika saya pulang di situ saya merasa Bahagia sekali dan juga rasanya tenang adem tugas tugas rasanya bebas pening hilang semuanya saya sangat Bahagia sekali bebas sekali.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

DZAIKRA TAQQIY – Get to Know Your Self

Saya adalah dzakra taqqiy seorang anak yang berumur 18 tahun yang dibesarkan seperti malika…..dan saya ini dari kecil anaknya cengeng tapi tetep lucu si tapi ya walaupun kaya gt saya soleh banget ko karena saya selalu kembali kepaada yang maha kuasa setelah apapun hal terjadi dan saya sangat ga tegaan anaknya jadi kek saya orangnye apa yah bisa dibilang sih anu apa ya kek baik banget sih terus kek saya tuh ga sombong….ga deng becanda terus tapi asli deh saya sebenrnya asik banget ko dan saya supel lah kumayan walaupun saya mentalnya g kuat kuat banget sih sebenernya tapi yaaaa over all saya adalah anak yang jujur tapi suka boong dikit walaupun g sebohong orang orang di komisi II di dpr jadi yaa masi lumayan soleh lah terus saya mau cerita fiiit lagi nih sebelum deadline jadi bapa saya tuh ga lama tuh baru pensiun di jabatannya terakhir 4B di bea dan cukai karena dia sakitt aduh hadi sedih deh tapi tetep kek dia tetap semangat banget bisnisnya apa aje di libas bisnisnya semasih halal emang bapak saya ter the best brow terus dia tuh takut banget sama istrinya padahal dia nyuruh gue masuk unpad farmasi karena gue keterima disana kan tapi tetep kata nyokap gue gue ga boleh nge kost karna takut bandel dann gue juga jujur belom siap bebas banget sih hidupnya karena masih mau merasai nikmat disayang dan diperhatikan ortu jadi oleh karena itu saya di binus deh mgambil arsitek dan memang saya suka mendesign sih dari dulu walauoun designnya jarang di apreciatr karena duku jarang ada yang ngerti jadi ya semoga ilmu saya di arsitek ini bermanfaat dan semoga bisa mendapat ridhonya allah dan rasulnya serta ridho rang tua dan guru jadii yaaa semoga aja saya sukses deh jadi ilmu arsitek ya berguna

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Dina Elfiyana – Get to Know Your Self

Nama saya dina elfiyana saya anak pertama lahir di aceh pada tanggal 25 bulan juni 2005, saya mempunyai dua adik laki laki dan perempuan, pekerjaan ayah saya wiraswasta dan ibu saya ibu rumah tangga, saya suka mendengarkan musik disaat saya belajar, bersih bersih, dan lain lain. dan saya kurang menyukai lagu yang sedih karna membuat semangat saya turun. saya menyukai coklat dan saya tidak suka keju, saya tidak menyukai makanan luar seperti pizza, burger, pasta tapi saya menyukai maklube, maklube berasal dari turki, saya mulai menyukainya disaat saya masih SMA di sekolah saya sering menghidangkan maklube, saya suka nonton anime seperti one piece, naruto, the promised neverland, jujutsu kaisen, black cover, attack on titan, dan studio ghibli. aku suka main lego.

 Aku suka kpop aku stan grup black pink, enhypen, NCT, dan TXT. aku juga suka main uno bersama teman teman jika ada waktu senggang. saya pelihara landak mini saya beri nama chori ( macho berduri) karna dia jantan. aku suka rendang, teri balado, ikan baldo. saya suka anak kecil saya suka disaat mereka memelukku, saya merasa tenang disaat mereka memeluk saya. saya suka donasi di unicef dan saya kadang juga di bulan ramadhan sering membagikan makanan untuk orang orang yang berhak mendapatkannya. saya suka laut saya juga suka sunset, karna disaat saya melihat laut membuat hati saya tenang,alasan saya memilioh arsitektur adalah saya ingin bangunan bangunan yang di indonesia ini bertahan lama dan terstruktur. maaf jika ada kekurangan dan salah kata, makasih banyak pak.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Danis Ramadhan Putri – Get to Know Your Self

Halo perkenalkan aku Danis Ramadhan Putri, semua orang manggil aku Danis, aku lahir di Jakarta, aku anak terakhir dari 3 bersaudara dan aku lahir di keluarga yang sangat harmonis dimana ayah sering bikin aku tertawa dan mamah baik bangett gapernah marah, oh iya masakan ayah aku juga enak bangett ahahah tapi meskipun ayah bisa masak aku malah gabisa masak ahaha, mamah dulu juga gabisal masak terus akhirnya diajarin masak sama ayah, sampai sekarang setiap hari libur mamah sama ayah selalu masak bareng didapur dan aku menjadikan itu list yang harus aku lakukan juga ketika aku punya pasangan nanti.

Untuk hal yang paling berkesan waktu aku ngambil rapot SMP haha, nilai aku banyak banget yang C dan D bahkan B nya cmn 2 atau 3, A nya cuman 1 di pelajaran seni budaya. Tapi meskipun nilai aku gituu mamah ga marahhh mamah kayak udah tau aku emang ga jago soal mtk, terus bukannya marah mamah malah ngajak aku makan  di kantin bawaa aku inget banget waktu itu makan soto hehe. Pokonya setiap sampai aku sma nilai tertinggi aku pasti selalu ada di seni budaya dan prakarya haha. 

Aku sekarang kuliah ambil jurusan arsitektur di universitas bina nusantara, aku ambil arsitektur karna aku suka ngedesign yang berawal dari main game the sims 4, dibanding mainin kehidupan manusia the sims aku lebih suka ngedesign rumahnya doang. 

Aku berharap banget jruusan yang aku pilih sekarang bisa membuat semua impian aku tercapai, bisa bikin mamah sama ayah seneng, bisa jalam jalan bareng sama mamah ayah dan sama pasangan aku (kalo nanti udah punya) HAHAHA. Ohh aku pengen banget punyaa rumah di usia 20an aku mau punya rumah yang bisa aku design sendiri ruang dalemnya, aku mau beresin rumah aku sendiri haha aku suka banget beres beres rumah bahkan karna suka beres beres aku dulu mau ambil jurusan perhotelan ahaha tapi ga dibolehin sama mamah katanya “emang kamu mau beres beres mulu”

Harapan kedepannyaaa aku bisa lulus S1 arsitekturr tepat waktu yaitu 4 tahun, semoga sikap aku terus sayang aku ke mamah sama ayah gapernah berubah, semoga aku juga ga bakal bikin mamah sama ayah sedih dan aku bisa nyenengin semua orang termasuk diri aku sendiri.

Untuk beberapa minggu setelah kuliah di binus ini aga bikin shock yahh dari tugasnya yang setiap saat ada, dan deadlinenya 1 minggu doang terus juga ujian pake bahasa inggris ppt bahasa inggris mana aku gabisa bahasa inggris haha takut bangettt, makanan dI deket syahdan juga enak enakk BANYAKKK MAKANAN AKU SUKA AKU SUKA 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Daffa Tyora Hamedya – Get to Know Your Self

Perjalanan masa remaja biasanya menjadi kisah yang lekat di memori setiap orang. Mulai dari manis hingga pahit pengalaman hidup satu per satu mulai dilalui dalam rangka pendewasaan untuk menempuh hidup yang lebih bermakna di kemudian hari. Menjadi mahasiswa baru adalah salah satunya, walaupun dalam kasus saya, Universitas Bina Nusantara adalah gerbang kedua yang saya masuki setelah sebelumnya pernah menempuh pendidikan dalam jenjang yang setara di manca negara, lebih tepatnya negara Jerman.

Kehidupan seorang mahasiswa tentu berbeda dari yang pernah dialami selama sekolah dasar. Menempuh pendidikan di universitas bukan sekedar memperdalam ilmu atau mencari gelar hanya untuk mengejar status akademik yang dinilai tinggi bagi kebanyakan orang. Lebih dari itu, sejatinya kita sebagai individu membiasakan diri untuk mengolah pikir dan rasa demi dipergunakan untuk kebermanfaatan sosial dan memaknai hidup yang lebih baik. Menyambungkan pula dari terjemahan dasar filsafat, induk dari segala ilmu, yaitu mencintai kebijaksanaan. Maka dalam teori dan praktiknya, salah satu indikator keberhasilan utama sebagai mahasiswa adalah seberapa berpengaruh dampak baik yang dapat diberikan untuk perkembangan ilmu pengetahuan yang mengarah pada majunya peradaban manusia.

Tulisan ini saya mulai dengan sudut pandang pribadi mengenai makna menjadi seorang mahasiswa. Lalu dilanjutkan perkenalan diri dan rekam jejak singkat dari beberapa titik pengalaman yang menjadi milestone dalam kehidupan saya pribadi. Poin terkait tujuan hidup dan bidang arsitektur akan menjadi sorotan utama demi menjaga arah tulisan yang sesuai dengan topik Introduction to Architecture. Di samping itu, saya menambahkan beberapa hal terkait Sustainable Development Goals sebagai contoh yang akan dikaitkan langsung dengan ilmu STEM. 

Nama saya Daffa Tyora Hamedya, akrab dengan sapaan Daffa atau bisa juga dipanggil Hamedya. Saya lahir pada tanggal 12 April tahun 2002, di Kota Malang, salah satu kota besar di Jawa Timur yang terletak di selatan Ibu Kota Provinsi Surabaya. Saya anak tengah dan satu-satunya laki-laki dari 3 bersaudara. Ayah saya seorang dokter, konsultan bedah lebih spesifiknya. Ibu saya seorang karyawati di salah satu institusi keuangan di Indonesia. Sedari kecil, sekitar usia 10 tahun,  saya biasa hidup sehari-hari hanya bersama ibu, kakak, dan adik saya, karena ayah saya berdinas di rumah sakit di luar kota yang cukup jauh, sehingga hanya bisa pulang di akhir pekan. Sayangnya, tepat ketika saya memulai studi di luar negeri, ayah saya pindah kerja di Kota Malang dan bisa berkumpul bersama keluarga inti kembali. Keadaan ini seakan menjadi garis waktu yang tidak menyenangkan karena kebersamaan yang tidak bisa saya dapatkan sebagai bagian dari sebuah keluarga. Dari kondisi ini pula, saya seperti tidak memiliki sosok panutan yang bisa dicontoh secara langsung untuk berkembang khususnya sebagai seorang laki-laki yang baik.

Lompat jauh pada pengalaman hidup rantau di negeri asing. Sendiri sudah menjadi hal yang lumrah bagi saya, bahkan menjadi salah satu ciri kepribadian. Namun demikian, tetap saja mandiri adalah hal yang berbeda. Bertahan hidup di suatu tempat yang asing bersama orang-orang asing pula memberikan banyak pelajaran kehidupan berharga. Jika perlu diringkas, maka hal paling penting bagi saya adalah bagaimana dalam proses ini selalu mengarah pada hasil kemajuan terhadap kecerdasan emosional. Ketika kita sebagai manusia meluangkan waktu yang cukup untuk mengenali diri sendiri dan sekitar, pada waktu itulah kita bisa menyadari tujuan hidup masing-masing yang sebenarnya. Hal ini bisa dimanifestasikan untuk pribadi maupun ke orang lain dalam konteks berempati.

Adapun menurut saya pribadi, salah satu cara untuk bisa membantu menentukan tujuan hidup adalah dengan memaknai nama diri kita sendiri. Hal tersebut didasarkan oleh keyakinan bahwa nama yang diberikan oleh orang tua adalah doa atau harapan yang diamanahkan kepada kita ketika lahir ke dunia ini. Sebagai contoh nama saya sendiri secara singkat artinya pembela kebenaran atau kebaikan. Dari nama ini, apapun hal yang menjadi target dalam hidup saya akan dilandasi oleh sikap menjunjung tinggi nilai kebenaran dan kebaikan. Kemudian, hal abstrak ini dapat saya urai kembali pada konteks inteligen atau kecerdasan secara umum. Benar dan salah dalam ranah kecerdasan intelektual. Baik dan buruk dalam lingkup kecerdasan emosional. Maka dari itu, tujuan hidup saya adalah untuk mencerdaskan diri sendiri dan orang lain secara intelektual dan emosional sebagai upaya untuk memajukan peradaban manusia yang penuh dengan manfaat.

Dari uraian sebelumnya, mengetahui tujuan hidup memang membuat saya lebih terarah dalam menentukan aktivitas yang perlu dikerjakan sehari-hari. Namun, bukan berarti jalan untuk mencapainya menjadi mudah, karena selalu ada ujian baru yang berada di depan. Titik terendah sebetulnya saya alami ketika mencoba menggapai tujuan tersebut. Pada waktu usia 19 tahun ketika berkuliah di Jerman, saya mulai mendirikan organisasi independen bernama COM, akronim dari company and community. Organisasi ini bertujuan untuk menjadi wadah bagi mahasiswa Indonesia khususnya agar dapat berelasi tanpa batas wilayah sebagai opsi sarana pengembangan diri di luar kegiatan akademis pada umumnya. Lebih spesifik yaitu company dalam bidang kewirausahaan (ekonomi bisnis) dan community dalam bidang kepemimpinan (politik hukum). Ada saat di mana saya bersama kurang lebih 150 orang yang tergabung dalam tim telah selesai dalam merumuskan setiap target yang ingin dicapai dalam program kerja masing-masing. Namun,  masalah muncul dalam tahap eksekusi. Pada puncaknya, terjadi perpecahan besar yang dipicu oleh beberapa hal dan saya pribadi menerima efek buruk secara langsung karena semuanya otomatis menjadi tanggungjawab saya sebagai pemimpin. Singkatnya, hal ini berefek pada kehidupan saya pribadi sampai kepada kondisi kesehatan yang menjadi sangat buruk baik fisik maupun mental. Hingga pada akhirnya, karena kondisi kesehatan yang sangat parah dan telah melalui serangkain proses medis di Jerman, saya terpaksa mengambil keputusan untuk kembali pulang dan melanjutkan perawatan di Indonesia. Alasan paling sederhana yang bisa saya ungkapkan adalah bahwa saya tidak ingin memberi beban terlalu berat pada keluarga yang selalu  khawatir ketika menunggu kabar dari jauh dan tidak bisa berbuat apapun secara langsung.

Satu tahun di Indonesia, saya berada dalam kondisi medis khusus dan hanya bisa melakukan aktivitas yang terbatas sembari perlu rutin mengonsumsi obat. Dokter juga mengharuskan saya berada dalam kondisi yang tenang, karena fungsi tubuh saya berkurang secara drastis. Perlu waktu dalam hitungan bulan untuk bisa mengembalikan kemampuan berpikir saya secara normal. Karena semua hal tersebut, ada satu keputusan yang diberikan bahwa saya tidak boleh melanjutkan kuliah atau kegiatan yang perlu berpikir sedemikian rupa untuk sementara waktu. Hal ini membuat saya seakan kehilangan motivasi dan intensi untuk menggapai tujuan hidup saya. Dunia akademis yang sangat saya pedulikan harus terhenti untuk waktu yang lama.

Pada pertengahan tahun 2023 barulah saya bisa kembali memulai aktivitas dalam standar normal manusia. Tanpa berpikir panjang, saya memutuskan untuk kembali masuk jenjang perkuliahan dan tibalah sekarang saya menjadi bagian dari Universitas Bina Nusantara. Saya memilih jurusan arsitektur berdasarkan tujuan jangka panjang pribadi untuk mampu mendalami ilmu filsafat lingkungan. Dimulai dari ilmu tata ruang atau planologi dan lebih spesifik terhadap ranah arsitektur. Sehingga dalam perjalanan saya di arsitektur, green building menjadi salah satu hal yang ingin saya pelajari secara mendetail. Ketertarikan saya terhadap arsitektur juga dilandasi alasan kecocokan pribadi terhadap bidang ilmu yang bersifat lebih general dibanding spesifik. Menjadi seorang yang expert generalist lebih sesuai dengan prinsip saya dalam menempuh pendidikan tingkat lanjut.

Perihal ilmu yang bersifat lebih horizontal dibandingkan vertikal juga saya terapkan selaras dengan pengetahuan saya terhadap Sustainable Development Goals. Menurut analisa saya dalam beberapa bulan ke belakang, ada setidaknya 10 dari 17 poin SDG yang berkaitan erat dengan ilmu STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Poin-poin yang saya maksudkan adalah Zero Hunger; Good Health and Well-Being; Clean Water and Sanitation; Affordable and Clean Energy; Industry, Innovation and Infrastructure; Sustainable Cities and Communities; Responsible Consumption and Production; Cilmate Action; Life Below Water; Life on Land.  STEM sendiri adalah ilmu yang erat kaitannya dengan ilmu lingkungan atau ilmu pasti yang menjadi minat dan bakat saya sejak awal. Jika melihat dari sudut pandang makro misalnya, dari segi tata ruang kita tidak hanya berfokus pada poin spesifik terkait pemerataan pembangunan, tapi juga bagaimana kita mengatur agar sektor-sektor vital bisa diposisikan di tempat yang sesuai. 

Pada kesempatan kedua saya untuk berkuliah ini, saya yakin ilmu dan pengalaman yang pernah saya dapatkan bisa menjadi  modal utama dalam jalan kesuksesan yang saya pilih lewat arsitektur. Saya percaya bahwa bukan tujuan hidup saya sebelumnya yang salah, hanya masalah prioritas untuk bisa lebih efisien dan efektif dalam menyelaraskan kegiatan akademis dan non-akademis. Saya bertekad untuk memodifikasi organisasi independen yang saya dirikan sebelumnya agar lebih bisa mendukung pilihan saya di program studi arsitektur. Tujuan dan nilai organisasi saya rumuskan berdasarkan poin-poin STEM yang tercantum dalam Sustainable Development Goals. Riset, pengembangan, dan proyek akan dilakukan beriringan dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Universitas Bina Nusantara. Strategi dan inovasi dibuat dalam rangka memberikan solusi atas permasalahan yang ada pada dunia arsitektur, tata ruang, dan lingkungan hidup.

Sebagai penutup dari essay singkat ini, kembali saya ingin menuliskan simpulan singkat. Bahwa menjadi mahasiswa, artinya kita berusaha untuk selalu aktiv dalam proses mengolah pikir dan rasa untuk digunakan ilmunya dalam rangka memajukan peradaban manusia. Pengertian ini searah dengan tujuan hidup saya yang didedikasikan dalam dunia ilmu pengetahuan, khususnya untuk berkontribusi dalam perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional. Hal ini akan saya capai melalui kurikulum akademis program studi arsitektur Universitas Bina Nusantara. Dan sebagai tambahan, saya sebagai mahasiswa akan bersikap proaktiv dalam menginisiaisi dan merealisasikan ide serta konsep yang pernah dan akan terus saya kembangkan bersama sesama rekan terkhusus dalam bidang arsitektur, tata ruang, dan lingkungan hidup.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Crystal Rudd – Get to Know Your Self

Setengah tahun yang lalu, saya mengalami stroke pertama saya. Di bulan Maret 2023, ketika saya sedang berusaha tidur di jam 2 pagi, saya mulai merasakan kesemutan pada setengah badan kanan saya. Dari situ perlahan saya mulai bingung dan kehilangan kesadaran serta pusing ketika tiduran. Bagian badan saya yang kesemutan pun mati rasa dan susah untuk digerakkan. Pengalamannya sanagat melekat pada ku karena aku mikir ga banyak orang yang mengalami stroke, apa lagi di umur saya. Experience yang unique. Itu terjadi beberapa kali lagi setelah pertama kali nya, dan sekarang saya sedikit masa bodo tentang itu.

Aku tidak punya cerita menarik untuk diceritai.

Lagu favorit I belakangan ini adalah On An Evening In Roma by Michael Buble. Lagunya bergenre jazz dan terdengar sangat adem di kupingku. Aku lumayan menyukai lagu apa pun sebenarnya, music taste aku cukup versatile, jadi banyak lain pilihan lagu ku tetapi lagu ini yang aku sedang dengarkan ketika menulis essay ini.

Tujuan hidup saya untuk diri sendiri sekarang adalah menjadi orang berkecukupan secara finansial dan bahagia. Keluarga ayah saya datang dari finansial yang sangat amat cukup, tetapi mereka mengalami kebangkrutan di masa sebelum ada saya. Kebangkrutan itu terjadi karena keegoisan dan ego masing-masing orang, terlepas ayah saya. Ayah saya salah satu orang yang pekerja keras di keluarganya. Dan sekarang keluarga mereka membebani finansial kita. Mereka pun tidak terlalu baik sama kami, tetapi ayah ku merasa iba dengan keluarga nya sendiri, wajar lah. Tetapi saya tidak ingin menjadi orang seperti mereka.

Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah menjadi orang yang baik, bermanfaat dan bisa membantu orang lain. Saya ingin untuk terus melakukan hal baik pada orang maupun binatang. Tidak segala hal akan bisa ku bantu, tetapi sebisanya akan dilakukan karena aku juga sempat ada di masa dimana saya butuh bantuan tetapi tidak ada yang membantu. Aku ingin memiliki banyak teman yang bisa saling membantu, dan mengenal banyak orang sehingga pengetahuan ku pun meluas.

Aku lahir di Jakarta Utara dan sampai sekarang masih tinggal disitu, tapi untuk kuliah menyewa kos. Aku datang dari keluarga yang berfinansial biasa aja, tidak terlalu tentram atau harmonis juga secara hubungan. Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara, adik ku salah satu manusia yang aku sangat sayang. Dari kecil keluarga aku sedikit toxic, dari physical, mental dan verbal abuse. Dulu aku di seret turun tangga, dan sereing di usir dari rumah. Pernah juga di tinggal di depan panti asuhan. Mungkin jika orang lain seumuran saya dengar, mereka Cuma berpikir, semua anak kecil begitu. Tapi dari kecil pun orang tua saya tidak terlalu peduli dengan keadaan atau kesehatan aku. Dan terus dipaksa untuk melakukan hal yang aku tidak inginkan. Sepertinya, menurut beberapa orang yang sudah aku ceritakan tentang masa kecilku, ini jauh lebih parah dari sekedar di pukuli karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah, tapi menurutku pun itu tidak bisa dibenarkan. Tetapi perlahan orang tua ku bertumbuh dan keluar dari siklus toxic itu. Aku menjadi orang yang lebih empatis dengan keadaan orang lain, dan mungkin sedikit menutup diri. 

Aku juga dibebani toko warisan keluarga, dimana itu saya berharap bisa lanjuti karena memang warisan dari opa saya yang meninggal 3 tahun yang lalu. Sedangkan aku tidak mengerti apapun tentang toko itu. Sebagai kakak dari adik perempuan saya, saya berharap dia bisa tumbuh tanpa beban atau pressure dari saya maupun orang tua ku dengan jalan hidup dan tujuan dia di masa depan, asal tidak melakukan apapun jahat atau pun merugikan orang lain. Aku ingin menaikkan keuangan keluargaku sehingga mereka tidak perlu mencari uang lagi dan hidup dalam ketenangan finansial. Aku benar-benar demen kerja dan produktif, walaupun tidak terlalu terlihat seperti itu. Tiap saya memiliki hari atau liburan kosong, saya mencari part-time atau freelance purely karena aku ingin menyibuki dan menghibur diri sendiri dengan mempergunakan waktu ku untuk bekerja dibanding berpergian. Tapi menurut ku kerjanya juga membuahi, dari segi experience dan uang yang didapati. Ga banyak nominal duitnya, tapi merasakan nabung duit hasil kerja dan tenaga sendiri jauh lebih enak dibanding berpergian ke Bali, menurutku.

Salah satu trauma atau kesedihan di hidup saya yang aku ingat adalah ketika saya berumur 16 atau 17, aku sempat mengobrol bercanda sama mama aku. Ngobrol bercanda panjang tentang hidup saya sekarang dan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Tidak mengobroli apapun terlalu serius sehingga kita santai. Dan seumur hidup saya pun hidupku tidak jauh-jauh dari ajarannya, maksudnya tidak pernah terlalu membangkang dari omongannya atau suruhannya. Dia tiba-tiba ngomong, “mami dulu sempet mikir antara mau bunuh diri atau bunuh lu” mengindikasi bahwa dia sangat lelah mengurusi aku sehingga dia ingin mengambil nyawa nya atau nyawa aku. Sampai sekarang aku tidak tau konteks omongan itu apa. Setelah dia ngomong begitu, badan aku gemeteran dan lemes mendengarnya. Mungkin dia bercanda. Mungkin dia tidak bermaksud untuk omongannya begitu.

Aku memilih jurusan arsitektur karena saya ditekan untuk mengambil jurusan yang berunsur seni. Ayah aku sangat mendorong untuk mengembangkan bakat seni dalam diri saya, dan dia menekan saya untuk mengambil jurusan dengan menggambar-gambar. Aku juga merasa bahwa jurusan arsitektur itu menarik dan menantang, maka dari situ aku memilih arsitektur. Dan setelah mencari tau lebih banyak sepertinya prospek kerjanya juga ga buruk untuk dijalan

i.

Aku belum mencintai arsitektur segimanapun tetapi sejauh ini saya enjoy menjadi orang produktif dan cukup menyibukkan diri kuliah dan mengerjakan tugas. Tugasnya tidak menyenangkan dan membuat cape tapi aku cukup enjoy.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Christina Odilia Silalahi – Get to Know Your Self

Nama saya Christina Odilia Silalahi, biasa dipanggil Christy. Saya merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Saya memiliki seorang kakak laki-laki yang berumur 27 tahun dan adik laki-laki berumur 12 tahun. Kakak laki-laki saya adalah seorang dokter dan adik laki-laki saya adalah siswa SMP yang memiliki mimpi dan menyukai teknik mesin. Saya adalah anak perempuan yang dijaga ketat dan spesial. Saya adalah bayi tabung. Saya adalah bayi tabung yang dilakukan di Malaysia sekitar tahun 2005. Saya bercita-cita menjadi seorang arsitektur sejak saya berusia 10 tahun. Latar belakang pendidikan saya adalah, saya menempuh taman kanak-kanak dan sekolah dasar di Pangudi Luhur. Kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di St. Vincentius. Setelah itu saya menempuh sekolah menengah atas di St. Antonius. Saya melanjutkan pendidikan S1 di Bina Nusantara Univeristy jurusan arsitektur. Saya sangat menyukai jurusan yang saya pilih karena ini adalah mimpi saya. 

Saya sudah menyukai menggambar sejak saya berusia 10 tahun. 

Papa saya ialah seorang teknik sipil. Papa adalah seorang teknik sipil yang bekerja menjadi PNS. Beliau bekerja di Kementerian PUPR untuk pembangunan jalan dan jembatan. Bakat menggambar yang saya miliki diturunkan dari papa saya. Papa sudah mengajarkan dan menngarahkan saya sejak kecil kepada hal-hal yag berbau menggambar struktur bangunan ataupun jembatan. Papa saya dan saya memiliki topik pembahasan yang nyambung antara satu sama lain. 

Mama adalah seorang yang mengajarkan saya hal-hal di luar pendidikan. Beliau banyak mengajarkan pelajaran kehidupan. Bagaimana saya dapat menjadi manusia. Bagaimana saya harus hidup semestinya dan sebaik-baiknya. Papa dan mama saya jelas memiliki perannya masing-masing dalam mendidik dan menjaga saya. Orang tua saya sangat mendukung dan memfasilitasi saya untuk menggapai mimpi saya. Orang tua saya sudah menyediakan tablet untuk saya gunakan untuk membentuk denah rumah secara digital sejak kecil. Dengan begitu, saya menemukan dan memahami keinginan hati saya untuk cita-cita saya.

Saya sadar bahwa saya menyukai suatu bangunan. Saya menyukai menghias bagian dalam sebuah ruangan, memilih warna yang cocok antara dinding satu dengan dinding yang lainnya, menata meja, kursi, lemari, dan segala benda yang terdapat di dalam ruangan, dan lain-lain. Sejak itu saya menyadari bahwa saya ingin menjadi seorang arsitek. Saya menemukan kecocokan antara diri saya dan arsitektur, saya mengerti bagaimana membangun dan merencakan suatu lahan kosong yang tidak terdapat apa-apa, lalu saya mulai membangun dan merencakan suatu bangunan dengan struktur yang kokoh dengan bentuk yang indah dan juga menarik. Bagaimana saya menata keadaan di luar gedung dan di dalam gedung agar indah dipandang. Bagaimana saya memberikan kondisi yang nyaman dan aman bagi orang lain. Bagaimana saya menata interior dan eksterior bangunan agar terlihat serasi dan indah dipandang. Semua hal-hal tersebut saya temukan di arsitektur. Di luar hal-hal tersebut, tentu banyak kesulitan yang sedang dan akan saya hadapi. Segala kesulitan dalam arsitektur pasti dan akan saya hadapi. Namun saya tau saya mampu melewati hal tersebut karena ini adalah mimpi saya. Hati saya sudah melekat pada arsitektur. Jadi, kesulitan apapun itu saya hadapi dan saya tidak akan menyerah. Saya akan belajar menikmati rasa kesulitan tersebut. Sesulit apapun yang akan saya hadapi, namun saya akan menikmati kesulitan tersebut. Terlebih lagi, bakat dan minat saya sudah sejak lama melekat pada arsitektur. 

Tujuan hidup saya adalah saya dapat menjadi seorang arsitektur ternama dan sudah merancang bangunan bangunan tinggi dan kokoh, dengan gaya saya sendiri dan dengan bentuk yang luar biasa dan indah. Saya ingin menjadi seoarng arsitektur yang sukses dan berhasil. Saya memiliki target dan tujuan di masa perkuliahan ini. Saya memiliki target yang utama untuk lulus tepat waktu. Saya berharap dan berusaha agar saya jug mendapatkan nilai yang cukup dan memuaskan di tiap mata kuliah. Saya ingin membanggakan orang-orang di sekitar saya, terkhususnya diri saya sendiri. 

Saya adalah anak yang tertutup. Saya terbiasa memendam semua hal yang saya rasakan ataupun terjadi pada saya. Saya tidak suka untuk membicarakan hal-hal yang terjadi pada saya, terkhususnya hal-hal yang negatif. Saya sulit menjelaskan dan membahas emosi yang saya rasakan dengan orang lain. Saya lebih sering menunjukkan emosi yang saya rasakan dengan menangis atau marah-marah. Saya sulit untuk bercerita kepada orang lain. 

Saya adalah anak perempuan satu-satunya. Saya dididik dan dituntut untuk menjadi seorang perempuan yang mandiri dan tangguh. Saya harus bisa melakukan pekerjaan rumah tangga, namun saya juga harus bisa mandiri agar bisa berdiri di atas kaki sendiri. Saya biasa dituntut untuk bisa melakukan segala hal sehingga saya tidak mudah dijatuhkan oleh orang lain. 

Saya suka menggambar sejak kecil. Saya sering menggambar dan melukis. Saya senang melukis langit dan menggambar hewan. Saya sangat menyukai langit, baik langit senja, fajar,  malam, maupun pagi. Saya senang menggambar burung merak.

Hobi saya adalah berolahraga, saya sangat suka basket. Saya biasa bermain dengan teman-teman saya. Posisi saya biasa defense. Saya menjaga bola dari rebutan lawan dan merebut bola dari lawan. Saya senang bermain basket bersama teman-teman saya. 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Chalvin Tri Ananta – Get to Know Your Self

Rangkuman jawaban beserta kesimpulan:

  1. Kehidupan saya sebagai anak kepala sekolah alasannya karena sangat berperan penting terhadap kehidupan saya selama saya hidup yang saya akan ceritakan dipengalaman pendidikan.
  2. Kabar dan pengalaman saya selama merantau dijakarta karena dari sayanya sendiri, saya selalu merasa kesepian walau saya sendiri banyak memiliki kenalan dan saya sangat suka untuk berinteraksi sosial.
  3. Shadow Moses – Bring Me The Horizon pada albumnya sempiternal, lagu ini bergenre metalcore pada tahun 2013 yang bermakna tentang dunia akhirat yang tanpa diketahui semua mahluk hidup sekaligus menanyakan keberadaan sang pencipta itu ada atau tidak ada.
  4. Tujuan saya hidup diri saya adalah terus bertumbuh menjadi lebih baik setiap harinya dengan belajar dari pengalaman serta lebih mempersiapkan sesuatu dengan matang alasannya saya ingin meninggalkan diri saya yang lama dan saya tidak pernah berhap dengan adanya pengalaman akan menguatkan diri saya secara mental maupun fisik.
  5. Saya ingin karya atau legacy yang saya ciptakan bisa berdampak besar secara positif pada lingkungan dan dunia karena saya ingin ketika sudah saya tidak ada, saya ingin orang- orang merasakan hal positif dari karya-karya yang telah saya buat selama saya hidup.
  6. Saya merupakan orang asli kalimantan barat lebih tepatnya didaerah pontianak, keluarga saya merupakan kalangan menengah keatas, ayah saya sekarang merupakan pegawai negri sipil dan ibu saya sebagai kepala sekolah. Saya merupakan anak terakhir/ anak bungsu dari 2 bersaudara perempuan yang berprofesi sebagai dokter umum, sehingga saya sering dibandingkan diri saya dengan kakak dan orang tua saya dari keluarga hingga lingkungan sosial yang terdekat dengan saya.
  7. Ya tentunya setiap manusia memiliki trauma dalam hidupnya, termasuk saya memiliki trauma terhadap apa yang telah terjadi pada hidup saya dari sebelum saya kuliah hingga sekarang tetapi saya mencoba untuk melawan rasa trauma tersebut dengan cara menjalani dengan cara hidup stoicsm yaitu menjalani hidup dengan tidak pernah peduli apa yang telah terjadi atas kehidupan dimasa lalu.
  8. Alasan saya ingin masuk arsitektur karena saya ingin memahami kebutuhan dari lingkungan dan mahluk hidup sekitarnya serta dunia ini yang memiliki kekurangan apa yang dibutuhkan.
  9. Saya mencintai arsitektur bukan karena saya bisa menggambar/mendesign bangunan saya tetapi saya suka untuk berempati terhadap lingkungan dan mahluk hidup disekitar saya, yang dimana lingkungan yang saya tinggalin khususnya DKJ ini sudah hampir tidak layak untun ditinggal akibat ulah manusia yang angkuh dan seharusnya pada tahun 1965 jakarta ingin memiliki ide yaitu “rentjana pola hidjau” yang seharusnya terlaksanakan dari dulu, tetapi mengapa baru sekarang manusia memikirkan masalahnya? Terlepas dari itu semua intinya saya ingin mengembangkan diri saya menjadi lebih baik dari orang lain dan setidaknya saat saya sudah tidak adapun orang-orang masi mengenal saya sebagai Arsitek yang pernah berdampak pada dilingkungan sekitar, mahluk hidup, maupun didunia. 
  10. (NOTE : jujur dari sayanya sendiri tidak suka menceritakan kesedihan tetapi ya hidup saya dari awal mungkin tidak semua anak layak dengan kehidupan yang saya jalani dan untuk bercerita tentang hal yang sifatnya privasi kehidupan saya bahkan dengan orang tua saya sendiri tidak pernah saya ceritakan kehidupan saya secara pribadi karena saya tau ini akan menyakitkan hati mereka tetapi karna ini adalah tugas dari bapak Realrich maka saya akan menceritakan tentang kehidupan diri saya dimulai saya lahir hingga kedepannya tujuan karir saya diarsitektur dan terakhir saya berharap bapak bisa mengerti untuk tidak disebar luaskan demi privasi saya). 
  11. Perkenalan : Nama saya Chalvin Tri Ananta atau orang terdekat saya lebih suka memanggil diri saya dengan sebutan Aping, saya lahir 22 januari 2005, Pontianak, Kalimantan barat , saya memiliki hobby bermain game/mainan yang berhubungan dengan passion saya yaitu mendesign sesuatu seperti mainan clay dan lego untuk game saya lebih suka bermain minecraft dan the sims, selain itu hobby saya bermain game/mainan, saya juga suka olahraga seperti gym dan basket, dan terakhir saya memilki hobby yaitu photographer Saya merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara yang berprofesi sebagai dokter umum untuk sekarang dan saya memilki perbedaan umur yang cukup jauh dengan kakak perempuan pertama saya yaitu 8 tahun serta kakak perempuan saya yang ke-2 yaitu 6 tahun perbedaannya. Ibu dan Ayah saya memiliki legacy yang terkenal dilingkungan sosial sehingga saya terlahir diwajibkan untuk menjaga nama baik mereka yang dimana saya gagal untuk sekarang dan saya mencoba untuk memperbaikinya sekarang. 
  12. Pengalaman keluarga : Sejak kecil saya hidup dengan keadaan orang tua yang lengkap serta diberkati dengan keadaan yang memumpuni secara ekonomi dan lain-lain. Orang tua saya mengajarkan saya banyak mengajarkan seperti tatakrama yang baik dan pengalaman mereka itu sendiri. Kakak pertama saya dulu hingga sekarang merupakan anak yang sangat teladan jadi dia merupakan tulang punggung keluarga yang dimana untuk sekarang dia mengejar karir yaitu ke dokter spesial. Sementara yang ke-2 kakak sedang melakukan magang karena dia baru saja wisuda tahun ini, Ayah saya bekerja sebagai pegawai negri sipil dibagian rektor dan sebentar lagi akan pensiun, Ibu saya bekerja sebagai kepala sekolah di pontianak yang sebentar lagi pun akan pensiun di umur yang sudah tua.
  13. Pengalaman menguntungkan dalam kehidupan saya dari kecil hingga sekarang : Saya dari kecil besar memiliki keuntungan dikeluarga yang cukup memumpuni jadinya saya bisa banyak mengeksplor lebih tentang passion dan karir saye sendiri seperti bisa memilki gadget diumur 8 tahun dan orang tua saya mereka memilki banyak kenalan sehingga saya mendapatkan pengalaman yang banyak dari networking mereka dan saya juga mendapatkan beasiswa 100% dari binus karena networking dengan ibu saya, serta pengalaman selama saya hidup hingga saya bisa survive sekarang yaitu saya pernah hampir kecelakaan yaitu menabrak trotoar saat speeding dengan kecepatan 80km lalu saya juga hampr pernah ditabrak tronton saat berkendara, yang terakhir pengalaman yang benar-benar masih melekat pada diri saya adalah diskriminasi akibat norma-norma dilingkungan sekitar say sendiri
  14. Pengalaman pendidikan, pengalaman trauma, dan kesimpulan dari awal hingga sekarang : Dari saya memulai pendidikan saya merupakan anak yang memilki kespesialan yang tidak semua anak sekolah umum miliki yaitu saya merupakan anak kepala sekolah yang berbeda. Disaat anak guru/kepala sekolah lain belajar saya sibuk dengan mencari pengalaman yang seharusnya saya tidak pernah cobai seperti saya lebih memilih bermain dan berinteraksi terhadap lingkungan daripada belajar untuk menjaga legacy orang tua mereka, sehingga dampak yang saya pun lakukan membuat saya sering diremehkan dan didiskriminasi oleh lingkungan sosial saya itu sendiri hingga berdampak pada kesehatan fisik dan mental saya. Jujur ini agak sensitif yaitu saya berusaha untuk melakukan bunuh diri dengan cara apapun karena tekanan menjaga legacy orangtua saya yang memiliki dampak sangat besar dilingkungan sosial. Saya sendiri merasakan tekanan untuk menjaga nama baik ibu saya yaitu sering dibilang “kau ni beh anak kepala sekolah lulus jalur orang dalam” atau segala sesuatu yang berhubungan dengan keluarga saya dan ada banyak yang jujur membuat saya sakit hati dengan pendapat orang lain sehingga saya memendamnya yang membuat kesehatan mental saya semakin hari semakin memburuk, tetapi terlepas dari semua itu saya menjalaninnya dengan apa yang menurut saya layak dengan kehidupan yang saya ingin jalani, sempat disma saya merokok dan ugal-ugalanan dijalan raya demi menghilangkan stress dan jujur disitu saya naif banget. Saya sendiri tidak pernah ke psikiater untuk mengobati mental saya, tetapi saya menjalani hidup saya dengan mendengarkan sekaligus curhat kepada kakak saya yang memilki pengalaman yang serupa, terutama yang kakak saya yang pertama dan saya hidup sekarang mencari kebahagiaan dengan usaha sendiri bukan menunggu keajaiban muncul, karena yang saya mencintai waktu dan pengalaman yang membuat saya terus bertumbuh, mungkin sang pencipta memberikan saya pengalaman kehidupan yang susah untuk saya bisa bersyukur dan beradatasi dengan pengalaman hidup yang telah terjadi didalam kehidupan yang saya jalani sekarang dan sekian dari saya pengalaman kehidupan pribadi saya yang untuk sekarang masih saya jalani dengan seluruh kemampuan saya sendiri.

Tentang karir kedepannya yaitu arsitek : saya sendiri memilih arsitektur dengan tujuan saya ingin menjaga dan mempertahankan stuktur alam yang masih bisa dirawat. 

Perkenalan arsitektur : dari awal saya hobby menggambar karakter atau objek animasi yang saya suka dari kelas 2 SD sampai kelas 4 SD saya berhenti menggambar karena saya rasa sudah cukup di bidang itu sehingga orang tua saya merekomendasikan saya ke arsitek, setelah itu saya pun mulai mengeksplorasi dunia arsitek seperti dari hobby saya yang kecil saya yaitu bermain mainan/game yang berhubungan dengan design dan creativity, saya memilki hobby yaitu photographer, saya sangat menyukai memfoto suatu objek yang belum saya pernah saya liat sebelumnya, saya juga suka untuk mengeksplor atau berjalan2 didaerah yang belum pernah saya eksplor. Saat itu saya belum benar2 mendalami ilmu arsitek secara detail sehingga yang saya pikirkan tugas arsitek cuma menggambar dan mendesign rumah, sampai dimana saya telah mendengar quote dari alamarhum pak Eko Prawoto yaitu ternyata membangun rumah bukan seorang arsitek sendiri, beliau menganalogikan arsitek sebagai bidan yang membantu persalinan, yang beliau maksud disini adalah seorang arsitek sendiri harus memahami bagaimana kebutuhan lingkungan, mahluk hidup, serta urban yang ada di tempat itu sendiri atau secara singkat yang semua arsitek butuhkan yaitu EMPATI. Setelah saya mendengar pernyataan beliau saya pun mulai mendalami ilmu arsitektur dengan cara saya berkuliah di fakultas teknik arsitektur, sayapun bertekad untuk menjaga lingkungan, mahluk hidup, dan dunia yang sudah sang pencipta berikan kepada kita.

 Penutup sekaligus kesimpulan karir arsitek : tentunya saya sebagai mahasiswa dari awal sudah memiliki rencana untuk mengikuti event sayembara tingkat kampus untuk melanjutkan karir saya di bidang arsitektur secara profesional serta saya ingin mendapatkan portofolio.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Brian Hugo Tan – Get to Know Your Self

Nama saya Brian Hugo Tan, Biasa di panggil Brayen/Brian. Saya Berasal dari Kalimantan Timur Dari Kota Balikpapan, tanggal lahir saya adalah 18 September 2005. Saya berasal dari keluarga yang sederhana. Saya di besarkan dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

Nama Ayah saya adalah Budi Santoso Tan dan Nama ibu saya adalah Nurhayati. Pekerjaan Ayah saya adalah Pekerja Kantoran di sebuah Perusahaan di Balikpapan dan Pekerjaan ibu saya adalah ibu rumah tangga. Latar belakang saya saat ini adalah Mahasiswa. Saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. 

Jarak kelahiranku dan kedua kakakku memang terbilang jauh. Kakak yang pertama lahir pada tahun 1998, kakak yang kedua lahir pada tahun 2001, sedangkan saya lahir pada tahun 2005. Kakak Pertama ku Bernama Dessy yang sedang bekerja di perusaan wings sebagai seorang karyawan Kakak Kedua ku Bernama Vincent yang saat ini masih menjalani perkuliahan nya di Semester 7 di Universitas Balikpapan (UNIBA) yang mengambil jurusan K3 keselamatan dan Kesehatan kerja.

Perjalanan sekolah kami memiliki jalan yang berbeda beda, untuk perjalanan awal kami (sekolah dasar) sekolah di tempat yang sama yaitu SD PATRA DHARMA 1 BALIKPAPAN, menjenjang Sekolah Menengah kami memiliki pilihan yang berbeda beda Kakak pertama saya masuk SMA PATRA DHARMA2, Kakak kedua saya masuk SMP 6 Balikpapan dan saya masuk SMP PATRA DHARMA 1 BALIKPAPAN. Untuk Sekolah Menengah Atas, Kakak pertama saya masuk SMA 2 BALIKPAPAN, kakak kedua saya masuk SMA PATRA DHARMA 1 BALIKPAPAN dan begitupun juga saya masuk SMA PATRA DHARMA 1 Balikpapan.

Jadi Jalan saya dalam Sekolah saya telah di sekolah kan selama 12 tahun di sekolah swasta.

Menjenjang ilmu perguruan tinggi kakak pertama saya masuk ke Universitas Trisakti, kakak saya masuk Universitas Brawijaya akan tetapi tidak diambil karena akreditas dalam fakultas nya masih B, Untuk Kakak kedua saya masuk perguruan tinggi swasta (UNIBA) begitu juga dengan saya masuk perguruan tinggi swasta (BINUS) alasan saya masuk binus itu sendiri karena binus memiliki fasilitas yang lengkap dan juga binus merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik yang ada di Indonesia. Yang memiliki Akreditas yang Bagus, Binus sendiri dapat mendapatkan banyak penghargaan di akademik saya percaya jika saya belajar banyak di binus akan membuat jalan yang menjanjikan kedepan nya.

Lagu Hits yang saya sukai adalah Dmasiv, Ungu, Armada Dan banyak lagi Lagu yang saya sukai, saya akan mendengarkan lagu Ketika waktu saya luang, karena jika saya mendengarkan lagu Ketika melakukan kegiatan seperti belajar saya malah menjadi tidak konsen untuk belajar karena terpikat pada lirik dari lagu itu sendiri. Lagu yang saya sukai tidak hanya lagu Indonesia akan tetapi saya juga menyukai  lagu dari luar itu sendiri seperti lagu lagu yang sedang hits di zaman sekarang. Dengan adanya lagu lagu tersebut saya akan mencoba untuk memahami arti Bahasa asing yang di ucapkan tentang lagu tersebut. Dengan kemauan untuk mendengarkan lagu asing tersebut akan membuat saya melatih secara ototidak tentang baha tersebut.

Momen kecil yang tidak pernah saya lupakan adalah mendapatkan rangking 1 pertama kali dalam hidup saya Ketika masih SMP, hal ini menjadi cukup special bagi saya karena dari dulu saya tidak pernah mendapatkan rangking sama sekali seumur hidup saya, saya memiliki pengetahuan yang kurang dari dulu dan secara tiba tiba saya dapat mendapatkan rangking 1 untuk pertama kalinya. Dan bertepatan dari pengambilan rapot dan mendapatkan rangking 1 saya jalan jalan kebeberapa tempat wisata seperti berwisata bali , Yogyakarta berwisata ke candi candi, Jakarta berwisata ke kabun Binatang (puncak), Monas, mall, taman bermain dan sebagai nya. 

Lalu momen kecil lain nya adalah momen dimana saya ingin berubah menjadi lebih baik,dari momen tersebut saya melihat karakteristik saya yang buruk diawal karena suka melawan orang tua, suka berkata kasar, suka mengikuti ego sendiri dan lain lain. Semenjak saya menyadari kejelekan saya tersebut saya mulai merubah diri dan ingin menjadi lebih baik dari sebelum nya sampai sekarang dengan selalu belajar hal baru tetap konsisten dan juga berusaha yang terbaik dari momen kecil ini saya menyadari memiliki perubahan yang sangat besar dalam hidup saya.

Yang menjadi tujuan hidup saya untuk diri sendiri adalah ingin menjadi orang yang dapat membanggakan kedua orang tua dan dapat mengurangi beban orang tua, saya memiliki tujuan untuk Sukses Dunia dan Akhirat. Pentingnya dari kesuksesan ini harus dilakukan denga kemauan yang tinggi dan konsisten. Saya harus memprioritaskan hal penting agar kedepan nya menjadi orang yang lebih baik dan mencapai kesuksesan itu sendiri karena kesuksesan itu sendiri tidak dapat di gapai jika orang yang bermalas malasan. Tujuan hidup tidak hanya untuk dunia akan tetapi juga untuk akhirat dimana bekal kita nanti jika nanti kita sudah tiada. Kita tidak harus mengejar ilmu segila mungkin akan tetapi juga harus sadar dengan sang pencipta.

 Tujuan saya untuk orang lain adalah untuk menjadi orang yang berguna untuk orang lain dalam berbagai hal, dengan berguna nya diri sendiri utuk orang lain dapat meningkatkan kualitas hidup dalam Masyarakat dan juga lingkungan sekitar itu sendiri, dengan bergunanya diri kita untuk orang lain pastinya aka nada timbal balik dari orang yang kita bantu, bantuan yang dating pun bisa dating berupa bantuan fisik ataupun nonfisik, dan juga dengan bergunanya diri sendiri untuk orang lain pastinya kita bisa mendapatkan rezeki dari hal tersebut missal nya kita memiliki kemampuan untuk di berikan kita turunkan pada orang yang sedang kita ajarkan sekaligus menolong orang dalam mencari ilmu kita juga di bayar dengan ajaran yang telah kita ajarkan tersebut seperti seorang developer.

 Jika ada Cerita yang tidak sabar  saya ceritakan ke teman baru atau cerita yang selalu diminta oleh teman lama  atau pasangan saya sendiri adalah cerita bagaimana proses saya bisa sampai tahap ini, itu bisa dari berbagai hal cerita misal nya bagaimana saya bisa memahami semua tentang hal dasar atau bagaimana saya menyehatkan dan menguatkan tubuh saya, bagaimana saya bisa melewati semua rintangan hidup ini, semua hal tersebut bisa terjadi karena adanya pengalaman dan juga kemauan untuk turun tangan dan terlibat dalam banyak nya kegiatan yang ada dengan adanya keterlibatan dengan hal hal baru ataupun tidak secara tidak langsung itu melatih pengetahuan kita secara tidak langsung, dari pembelajaran tersebut kita tidak akan tidak mengetahui masalah apa yang kita hadapi, bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut? Dan juga sebagai nya. Tahapan saya bisa sampai di tahap ini juga di bantu dengan pola pikir kita sendiri bagaimana kita melihat hal yang baik dan buruk oleh karena itu kita harus selalu belajar dan terus belajar dan juga di dampingi dengan moral agama untuk membantu jalan kedepan nya.

Saya memiliki hal Trauma yaitu trauma dalam mengendarai kendaraan, pada suatu hari saya sedang mengendarai sebuah motor di kecepatan 60 km/jam dan secara tiba tiba motor yang di depan saya berhenti mendadak karena di berhentikan polisi yang sedang mengatur lalu lintas, pada akhirnya saya rem mendadak akan tetapi pengereman itu pun tidak cukup dan saya menabrak motor itu dari belakang di depan polisi, saya berpikir polisi tersebut akan menilang saya. Akan tetapi dibiarkan saja dan di bantu. Jadi kedepan nya saya lebih berhati hati dalam membawa kendaraan dan menjaga jarak pada pengendara lain dan juga mengatur kecepatan dalam mengedarai motor. Karena hal ini walaupun saya sudah berhati hati banyak orang yang suka curi jalan, rem mendadak, dan lain lain masih saja terjadi dan ini sudah kesekian kalinya hapir terjadi, terlebih lagi saya baru pindah untuk kuliah di luar kota dan pergi ke kota yang padat.

 Alasan saya masuk Arsitektur adalah karena Arsitek terkait gambar dan bangunan, saya dari kecil sudah suka menggambar dan saya suka merancang sesuatu seperti bangunan itu sendiri, awal saya memulai adalah Ketika saya bermain dengan mainan lego, dari lego tersebut saya banyak belajar tentang bentuk dan merancang lego tersebut saya telah banyak membangun dengan bentuk yang berbeda beda dan saya senanga akan hal merancang hal tersebut beranjak saya dewasa dan memasuki bangku sma saya sudah di haruskan untuk memiliki jurusan apa yang mau saya masuki, dari situ saya mulai berpikir dari kelas 10 untuk jurusan apa yang harus saya pilih dan dari hal tersebut saya sudah membuat list jurusan yang mau saya masuki, dengan penuh pertimbangan saya memutuskan untuk memasuki antara arsitektur dan juga dkv, dan pada akhirnya saya memilih arsitektur karena jika saya masuk dkv saya rasa skill saya cukup kurang untuk memasuki jurusan tersebut dimuai dengan gambar secara realistis dan juga hal lain. Dengan adanya kemampuan menggambar ini saya ingin menyalurkan hobi ini ke dalam arsitektur dan saya tertarik untuk merancang suatu bangunan dan juga dengan adanya hal ini saya ingin mempelajari tentang bagaimana arsitek membangun bangunan itu sendiri dengan aturan aturan tertentu. Dalam Arsitek sendiri Pelajaran nya tidak hanya tentang gambar dan bangunan tetapi juga mencakup banyak hal, contoh nya arsitek itu berkaitan dengan lingkungan, tata letak pada bangunan, keindahan dalam bangunan, fungsi dari bangunan, kekokohan bangunan, bagaimana dampak dari arsitektur itu sendiri, dan juga sebagainya. Jadi dalam arsitektur itu tidak hanya belajar tentang gambar tapi hamper seluruh dari yang ada.

Untuk Sejauh mana saya mencintai Arsitektur adalah Sebatas “menyukai”.

Mengapa sebatas menyukai? Karena saya memiliki banyak hal lain juga untuk dicintai bisa dari segi mana pun, baik mencintai hobi, mencintai keluarga dan juga mencintai agama, dengan adanya menyukai arsitek ini akan membantu kita untuk tidak terlalu stress dengan jurusan apa yang kita pilih , we just enjoy it. untuk mendapatkan kemudahan kita harus paham dengan struktur dari jurusan arsitek yang kita pilih . 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Brandon Joshua Haholongan Nainggolan – Get to Know Your Self

I have heard the story of my birth countless times. 18 years ago, at around 2 o’clock in the morning, my father was enjoying the game of ‘gran turismo’ on the first Playstation. All of a sudden, my father had to switch from speeding in game into speeding in real life. My mother felt that it was almost time to give birth. Hence, they rushed to the hospital. After a few hours there, on June 1st 2005, at around 10 o’clock, I was born. My parents have told that story countless times I was born into a family with a very loving and very caring parents. Each parent would show their love and care in different ways. My mother would show her love by making sure her children are well taken care of in a practical sense. This means she makes sure all our necessities such as food, clothes, etc. are prepared well. She cares so much to the point where she worries about little things that her children can take care for themselves. For example, sometimes she still thinks about what I would wear the next day even though that is something I can come up with on the spot on said day. My father would show his love through valuable character lessons and getting into the things that his children enjoy. For example, my father would always talk about perseverance and he would watch movies with his children. I believe that this a great parent-children dynamic for me as their child. I am very grateful for them, and I wish to be the best child I can be to them.

Only a year after I was born, on September 30th 2006, my first sister was born. With such a small age gap, we practically grew up together. She became the first person of my age that I meet. Because of this, from we became each other’s companion and from her I learned to socialize and how to act with people my age. Six years after I was born, on June 23th 2011, my second sister was born. This time, the age gap is much bigger than before. With this difference in age, I learned more about taking care of other because I was already more capable of doing so at 6 years old. For my sisters I am grateful as well, and I wish to be the best brother I can be to them.

My name is Brandon Joshua Haholongan Nainggolan. I enjoy watching movies/series, collecting figurines, sports, photography, and listening to music. I watch all kinds of movies/series from different genres such as action, horror, mystery, thriller and a lot more. I collect figurines of the characters that I like from said movies/series The sports I enjoy are basketball, cycling, and swimming. As for photography, I enjoy taking pictures of nature, city landscapes, other similar things, and my figurines as well. I also listen to a lot of music genres such as R&B, Pop, hip-hop, rock, etc. My favourite artist would be Bruno Mars, with my current favorite song being Versace on The Floor.

When I reached high school, it was time for me to think about what major I want to take in university. While doing so, I remembered the stories my parents would tell of me as a child. They would say how I always enjoyed looking at buildings. They also told me that I always play with toys similar to legos to create buildings. They said that I was able to copy my father’s office in playgroup with building blocks. Because of these stories, I started looking into architecture. When doing so, I enjoyed looking at all the buildings I can find in the internet. I tried drawing buildings with tutorials from the internet and I enjoyed that too. When I look for other majors to take, none of them felt as suitable for me as architecture. Hence, I chose architecture as my major. Looking at all the creative and abstract buildings designed by famous architects in the world, I wish to be able to create one of my own. I also enjoy it when a building is very comfortable for its users and surrounding, which is what I aspire for my design to be. In my studies, I hope to learn to able to design the right balance between artistic design, comfort, and sustainability.

About a year ago, on September 1st 2022, my father passed away. It was sudden and devastating for my family. As a father, he taught me a lot of valuable lessons about being a good person. The lesson that would stick with me the most is the lesson of not giving up and giving the best that you can in whatever you do. The lesson of not giving up on what you do stuck with me because I completely agree with it and I believe that it is important for anyone doing anything.  The lesson of giving the best I can stuck with me because I believe that is where I lack. Often, whenever I want to do something, it is always delayed or even stopped by my laziness. For example, I would delay doing homework because I would rather just relax in bed. I would even delay something I enjoy such as basketball and just relax and do nothing. However, since my father passed away, his lessons stuck with me more and it motivates me to be able to do what he taught me. Being only a high school student when my father passed away, I don’t think I’ve shown him fully what I can do. My father did not get to see me grow up and do something with my life. This is why I want to be the best me that I can be, for myself and to not fail my father. 

I want to grow into my full potential. I want to be someone who is successful for myself and also bring a positive influence to my surrounding. I hope that I will be able to give I best to become what I aspire to be

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Benjamin Lusvi Kusumo – Get to Know Your Self

Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam Untuk Bapak Realrich Dan Ibu Lulu Selaku Dosen & Asisten Dosen Pelajaran Introduction To Architecture.

Pertama-tama Saya Ingin Memperkenalkan Diri Saya Nama Saya Benjamin Lusvi Kusumo Bisa Dipanggil Dengan Ben Saya Adalah Binusian 2027 Dengan NIM 2702315785.

Background Saya Di Dunia Pendidikan Sebenarnya Tidak Banyak Yang Bisa Diulas Karena Saya Bersekolah Dari TK A&B Sampai Kelas 2 SD Di Daerah Jakarta Utara Nama Sekolahnya Santa Cicilia Itu Adalah Sekolah Swasta Katholik ,Masuk Ke Kelas 3SD Hingga Kelas 12/SMA 3 Saya Pindah Sekolah Ke Sekolah Di Daerah Jakarta Barat Dengan Nama SAN MARINO itu Adalah Sekolah Swasta Kristen & Katholik. Alasan Saya Pindah Sekolah Dikarenakan Tuntutan Kerjaan Ayah Saya Karena Ayah Saya Membuka Kantor Kecil Di Daerah Jakarta Barat. Saya Tinggal Di Perumahan Citra Garden . Saya Memikiki Seorang Kakak Yang Umurnya Hanya Beda 3 Tahun Dengan Saya,Walaupun Terkadang Kami Bisa Berantem,Cekcok tetapi kakak saya selalu sayang sama saya. saya sudah 11 Tahun Tinggal Di Sini Sebelumnya Saya Tinggal Di Sunter Dekat Pengadilan Negeri Jakarta Utara Yang Sekarang Lebih Di Kenal Dengan JIS(Jakarta International Stadium) Kurang Lebih Jika Berjalan Kaki Jaraknya 700Meter -1Kilometer Dari Rumah Saya Ke Stadiumnya.

Hobi Saya Adalah Mendengarkan Musik Klasik Jika Lagu Biasanya Saya Mendengarkan Lagu Dari Tahun 1920-1990,Terkadang Saya Juga Mendengarkan Musik Klasik Era Rennaissance&Baroque.

Alasan Saya Kuliah Mengambil Jurusan Arsitektur Adalah Karena Sebelum Saya Masuk Saya Melakukan Tes Bakat Sebanyak 5x Dan Semua Hasilnya Mengarah Ke Arsitektur.

Ayah Saya Bekerja Di Dunia Property Mungkin Bisa Dibilang Sudah Lumayan Lama Berkisar 25-30Tahun Saya Lupa Persisnya Dikarenakan Sebelum Masuk Dunia Property Ayah Saya Sempat Bekerja Di Dunia Perbankan Untuk Beberapa Saat ,Sedangkan Ibu Saya Bekerja Di Dunia Perbankan Sudah 28Tahun.

Kesedihan Dalam Hidup Saya Adalah Ketika Orang Yang Kita Sayangi/Kerabat Yang Kita Sayangi Meninggal Dunia.

Tujuan Hidup Saya Buat Saya Pribadi Adalah Dengan Membuat Orang Tua Kita Bahagia.

Sedangkan Tujuan Saya Untuk Orang Lain Adalah Saya Bisa Berguna Bagi Orang Lain Selama Itu Nilai Plus Buat Orang Lain Dan Selama Itu Hal Yang Positive.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Benedicta Nathania Aurbrey – Get to Know Your Self

Saya Benedicta Nathania Aurbrey biasa dipanggil nania atau nan, saya lahir di Semarang pada tanggal 7 Agustus 2005. Saya dari kecil tinggal di Serang, Banten sampai kelas 4 SD, lalu pada saat naik ke kelas 5 SD saya pindah ke BSD, Tangerang Selatan. Alasan saya dan keluarga saya pindah ke BSD adalah ingin menjalani hidup di tempat yang baru dan saat itu kakak saya naik ke kelas 7 SMP, jadi dia juga ingin pindah ke lingkungan sekolah yang baru. Saya adalah anak bungsu dari 2 bersaudara, kakak saya laki-laki berumur 21 tahun saat ini. Umur kami hanya berjarak 3 tahun, sehingga saya dan kakak saya cukup dekat karena selisih umur kami yang tidak jauh berbeda. Saya lahir di keluarga yang utuh, tetapi papa kerja di luar dari saya umur 5 tahun sampai sekarang, papa hanya pulang setiap beberapa bulan sekali. Karena saya ditinggalin papa dari kecil, saya jadi kehilangan sosok papa dan saya hanya dibesarkan oleh mama yang juga bekerja. Kedua orang tua saya bekerja, sehingga itu menuntut saya dan kakak saya untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan lebih dewasa.

Saat TK sampai SD kelas 4 saya bersekolah di sekolah swasta yaitu Evfia Land School Serang, Banten. Sekolah ini adalah sekolah national plus dengan kurikulum pembelajaran sekolah yang menggabungkan kurikulum nasional dan kurikulum internasional. Kelas 5 SD sampai lulus SMA, saya melanjutkan di sekolah swasta Stella Maris BSD. Sekolah ini merupakan sekolah katolik yang menggunakan kurikulum nasional. Sejak saya pindah ke BSD, mata saya menjadi terbuka tentang pertemanan. Ada banyak sekali hal yang saya dapatkan dari pertemanan saya semasa SMP hingga SMA.

Momen dalam hidup yang menurut saya dapat menjadi pelajaran hidup adalah tentang persahabatan saya dengan teman SMP. Ketika saya SMP saya memiliki dua sahabat yang menurut saya asik dan sefrekuensi, kami bertiga selalu bareng-bareng di sekolah, kami saling sharing keluh dan kesah di sekolah maupun diluar sekolah, suatu saat saya menawarkan teman saya untuk menggunakn uang saya dulu untuk membeli makan, karena dia tidak membawa makanan dan tidak membawa uang. Lama-lama dia semakin sering minjam uang saya untuk membeli makannya. Seiring berjalannya waktu pada saat kelas 9, sahabat saya ini hutangnya sudah menumpuk dan sudah lama sekali tidak membayar hutangnya, padahal dia berjanji untuk membayarnya tapi dia malah pura-pura lupa saat diingatkan dan pura-pura tidak tahu. Menurut saya pertemanan saya ini cukup toxic karena mereka sering sekali membicarakan orang lain dan menjelek-jelekan orang lain, terkadang saya sampai merasa risih karena perlakuan mereka ke orang lain.

Saat mulai SMA kami selalu bareng juga, tetapi entah kenapa saya selalu merasa ditinggalin sama mereka dan seakan-akan saya tidak ada. Mereka juga sudah tidak pernah bercerita ke saya dan hanya asik berdua saja, kalau mereka hangout berdua , saya tidak diajak dan saya seperti dilupakan. Mereka mengajak saya ikut jika mereka membutuhkan tumpangan untuk menuju tempatnya, jadi saya hanya menjadi supir. Saya pikir mereka seperti itu karena mereka sefrekuensi, sesama anak guru dan keduanya memiliki hobi yang sama yaitu bermain musik, menari, dan lain-lainnya. sedangkan saya bukan anak guru dan saya juga ga pandai bermain musik, saya juga ga pandai menari. Jujur saya sedih karena kami sudah berteman dari kelas 6 SD sampai kelas 12 SMA. 

Suatu saat setelah beberapa hari acara graduation SMA, mereka pergi tetapi tetap saja tidak mengajak saya. Di hari ulang tahun saya juga mereka tidak mengucapkan selamat tetapi teman-teman saya yang lainnya mengucapkan. disitu saya pikir kalau mereka hanya memanfaatkan saya saja, setelah saya capek dengan perlakuan mereka ke saya, saya langsung memutuskan untuk cut off hubungan dengan mereka karena menurut saya tidak ada gunanya berteman dengan orang toxic seperti mereka, yang ada saya malah selalu merasa sedih dan terlupakan.

Saya sangat suka bila ada orang yang ingin bercerita pengalaman atau kehidupannya ke saya, tentu saya juga akan meresponnya dengan baik. Tetapi setelah pengalaman saya dan sahabat saya, saya jadi tidak terlalu terbuka dengan orang lain dan menjadi lebih berhati-hati bila ada orang baru. Saya biasanya cerita tentang kehidupan saya sehari-hari yang lucu dan menarik ke teman yang saya percayai atau pasangan saya. Sebenarnya saya lebih banyak bercerita ke mama, bercerita tentang pertemanan, perkuliahan dan kehidupan saya sehari-hari. Saya merasa lebih nyaman untuk bercerita ke mama karena tentu dia lebih berpengalaman dibanyak hal dibandingkan saya sendiri, dia juga lebih mengerti saya dibandingkan orang lain.

Pengalaman trauma atau kesedihan yang pernah saya alami kebanyakan dari hubungan dengan pasangan atau pacar. Saya selalu memberikan yang terbaik untuk orang lain tetapi lama-lama hubungan saya dan mantan pasangan saya menjadi semakin toxic karena mereka yang hanya bermain-main dan saya dipermainkan. Makanya sekarang saya menjadi lebih hati-hati juga bila ada yang tiba-tiba dekat dan punya maksud untuk menjadi lebih dari teman. Menurut saya lebih baik berteman dibandingkan harus berpacaran, karena berteman tidak perlu menggunakan perasaan. Tetapi semuanya tegantung individu masing-masing, ada orang yang tidak suka berpacaran atau lebih baik berteman, ada orang yang lebih baik berpacaran dibandingkan berteman.

Lagu kesukaan saya sampai saat ini berjudul ’10 Years Ago – FKJ’ saya sangat suka dengan lagu ini karena melodinya yang unik dan calming. FKJ adalah musisi dan DJ yang berasal dari Prancis, nama aslinya adalah Vincent J. Fenton, saya sangat suka dengan karyanya karena lagu-lagunya yang sangat calming dan enak didengar. Saya orangnya cukup panikan bila ada sesuatu yang mendadak, seperti tugas dadakan dan lainnya. Lagu-lagu seperti ini bisa membuat saya lebih tenang pada saat saya panik dan membuat saya lebih fokus pada saat belajar. Lagu yang biasa saya dengarkan pada saat saya belajar atau tidur adalah lagu-lagu instrumen saja seperti lo-fi dan jazz. Sebenarnya ada beberapa genre lain yang saya sukai seperti jazz, lo-fi, rnb, hiphop dan lain-lainnya. Tidak hanya genre musik jazz dan lo-fi yang saya sukai, terkadang saya suka lagu yang dapat membangkitkan semangat saya seperti musik yang bergenre hiphop. Menurut saya selera musik saya cukup bagus dan bisa diterima oleh orang-orang terdekat, banyak teman-teman saya yang suka dengan selera musik saya.

Saya memiliki hobi yaitu melukis, menggambar dan bermain game. Sebenarnya saya tidak terlalu pandai melukis dan menggambar, saya hanya bisa dan senang jika melakukan aktivitas tersebut. Dari kecil saya suka mewarnai dan menggambar, mama saya cerita dulu saat kecil saya selalu membawa buku mewarnai dan pensil warna ke gereja lalu duduk diam sambil mewarnai.  kelas 1 SD saya sangat suka DIY atau membuat prakarya seperti membuat gantungan kunci dari clay, membuat gelang dan kalung dari manik-manik dan juga membuat dompet dari kain perca. Kelas 5 saya mulai suka menggambar, mulai dari menggambar mandala, ikut club batik dan ikut ekskul lukis.

Saat saya duduk di bangku SMP saya sangat tertarik di bidang fashion, saya suka menonton Runway Fashion Week di youtube dan di TV. Makanya dari situ saya memiliki cita-cita ingin menjadi fashion designer. Pada waktu itu di sekolah ada lomba mendesain baju pesta, lomba ini dilakukan secara berkelompok. Saya dan teman-teman saya sekelompok tidak ada persiapan sama sekali saat ingin mengikuti lomba ini, tapi kami akhirnya menang peringkat pertama lomba mendesain baju pesta. Hadiah dari memenangkan lomba ini adalah mendapatkan beasiswa untuk sekolah basic fashion design di paris de la mode yang berada di gading serpong. Selain ketertarikan saya di bidang fashion, saya juga tertarik dibidang fotografi, menurut saya mengambil sebuah gambar sangat asik dan biasanya dari foto-foto itu, ekspresi seseorang bisa tersampaikan.

Pada saat liburan semester kelas 10, papa mengajak saya, mama dan kakak untuk berlibur ke UAE tepatnya ke Abu dhabi dan Dubai, saat berlibur saya melihat banyak sekali gedung-gedung dan monumen yang sangat bagus. Saya mengunjungi Louvre Museum, Abu Dhabi, yang ternyata bentuk museum tersebut sangat menarik. Bentuk atap dari museum ini seperti piring cekung yang terbalik ke bawah dengan pattern pentagon yang ditumpuk, sehingga terlihat cahaya matahari yang menembus dari lubang-lubang bentuk pentagonnya. Museum ini sangat besar dan terlihat seperti dibangin di tengah-tengah perairan, di dalam museum ini juga terdapat hasil karya seni yang sangat indah dan beragam. Hasil karya seni itu berasal dari berbagai negara, memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing.

Saya juga melihat beberapa landmark di Dubai, seperti Burj Khalifa, Burj Al Arab, Sheikh Zayed Mosque dan Istana Raja. Semua landmark ini tentu membutuhkan arsitektur untuk mendesign semua bangunanya. Saat saya melihat Burj Khalifa, saya jadi ingin bekerja di EMAAR. EMAAR merupakan salah satu perusahaan real estate yang terkenal di Dubai, dan gedung-gedung yang mereka miliki sangat menarik dan mencolok. Saya mulai tertarik untuk belajar dan bekerja dibidang arsitektur, saya ingin tau cara mendesign dan membangunnya, sehingga pada akhirnya saya kuliah di jurusan arsitektur.

Tujuan hidup saya untuk diri saya sendiri adalah saya ingin sukses di usia muda, saya ingin menikmati hari tua nanti dengan santai, tidak perlu bekerja banting tulang sehingga waktu saya menjadi berkurang untuk orang-orang yang sayangi yaitu keluarga saya. Selain tujuan saya hidup untuk diri sendiri, saya juga memiliki tujuan hidup saya untuk orang lain. Saya sangat ingin menjadi orang yang bermanfaat dan tidak merugikan orang lain. Maksud dari menjadi orang bermanfaat adalah saya ingin saat bekerja, saya dapat memberikan yang terbaik sehingga orang lain puas engan hasil kerja saya. Saya juga ingin merujudkan permintaan klien bila mereka menginginkan desain sebuah bangunan dan lainnya yang sesuai dengan Ia inginkan.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Benedict Zefanya Adrevin Sambang – Get to Know Your Self

Perkenalkan namaku Benedict Zefanya Adrevin Sambang. Aku lahir di Sintang 29 September 2005 dari keluarga yang berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagai anak sulung, aku dibesarkan dan dididik tegas dari sepasang orang tua yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Di Sintang aku tinggal bersama keluargaku di rumah yang seadanya bisa dibilang sederhana. Aku tinggal di Sintang sebab orang tuaku yang bekerja di sana. Di sini aku tinggal tidak hanya bersama kedua orang tuaku tetapi juga bersama seorang asisten rumah tangga yang membantu untuk mengasuhku. Aku juga mendapat banyak teman bermain tidak hanya anak-anak sebayaku tetapi juga orang yang lebih besar dariku. Aku tinggal di Sintang hingga umurku 2 tahun setelah itu aku dan orang tuaku pindah ke Pontianak ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Di Pontianak tepatnya di Kecamatan Pontianak Selatan. Kami tinggal di rumah orang tua ibuku. Di kota inilah aku mulai besar dan bersekolah.

Pada saat menginjak umur 3 tahun aku dan keluargaku sudah memiliki rumah pribadi di Pontianak tepatnya kecamatan Pontianak Tenggara cukup jauh dari rumah orang tua ibuku. Jadi kami tidak tinggal di rumah orang tua ibuku lagi. Di umur 3 tahun aku mulai masuk ke dunia persekolahan yaitu TK atau Taman Kanak-Kanak. Di sana aku mulai mengenal lebih banyak dan berteman dengan anak yang umurnya sebaya denganku. Di TK aku pernah dijahili tapi aku tidak peduli dengan itu dan jujur aku juga pernah berkelahi mungkin lucu juga perkelahian antar anak kecil. Di TK ini aku juga belajar pelajaran kurikulum di TK yang sebenarnya lebih ke belajar sambil bermain. Di sini juga gurunya asyik-asyik. Kantin menjadi salah satu tempat favoritku karena aku bisa jajan makanan yang aku suka dan penasaran. Oh iya di TK aku juga sering dijaga sama pembantuku tapi dia hanya menunggu di luar area sekolah. Beliau mungkin tepatnya sepupu dari nenekku yang tak lain juga bakal mengasuhku di rumah apabila orang tuaku sibuk dengan pekerjaan mereka. Beliau sudah sering mengasuh tidak hanya aku tetapi juga anak dari keluarga besarku. By the way di TK aku bukanlah seorang anak yang berprestasi tapi aku juga bukan yang dalam “bodoh” mungkin pertengahan.

Tidak hanya di persekolahan, di lingkungan rumah aku juga memiliki teman mungkin lebih tepatnya sambil bersahabat. Sebelum kuceritakan pertemananku, aku akan menceritakan di mana aku tinggal di Pontianak. Aku tinggal di sebuah komplek perumahan di area pinggiran kota Pontianak. Walaupun pinggiran kelak area ini merupakan salah satu area dengan area kuliner, fasilitas umum, pendidikan yang cukup lengkap di Pontianak. Baik aku akan menceritakan pertemananku. Di sebelah rumahku aku berteman dengan anak tetangga, kalau yang namanya anak kecil mau berteman dengan siapa pun mau gendernya berbeda ya berteman, berteman saja. Ya dia anak perempuan tapi tak lama aku berteman dia sudah pindah dari komplek perumahan tersebut. Setelah itu aku mendapatkan teman baru lagi, anak laki-laki yang rumahnya hanya berjarak 2 rumah dari rumahku. Setelah berteman dengannya kami mulai berteman dengan anak-anak lainnya yang ada di komplek perumahan tersebut. Di sini aku bersahabat dan kami menjadi empat orang sahabat yang ceritanya akan kulanjutkan setelah ini.

Setelah lulus dari TK aku melanjutkan persekolahanku yaitu SD atau sekolah dasar di sekolah dekat rumahku yaitu SD Gembala Baik 2. Mengapa ada “2” di nama sekolahnya? Karena sekolah ini merupakan cabang yang dari sekolah yayasan ini yang cukup jauh dari rumahku. Baik, di SD aku mulai bertemu dan mengenal lebih banyak orang lagi tidak hanya anak-anak sebayaku tetapi juga guru yang lebih beragam dan pelajaran yang lebih banyak. Banyak kejadian menarik yang terjadi selama SD ini tidak hanya hal-hal jahil atau lucu tapi mungkin juga cinta monyet pertamaku mungkin.

Di kelas 1 SD aku mulai mengenal namanya nakal tapi nakal anak kecil pada kala itu, soalnya nakal anak kecil sekarang agak berbeda. Aku di SD sendiri tepatnya pada kelas 1 SD merupakan anak yang aktif dalam hal pelajaran maupun sosial. Ya walau bukan yang terpintar dan 3 besar secara akademik tapi aku memiliki nilai yang cukup baik. Ada kejadian-kejadian lucu saat kelas 1 ini. Mulai dari hukuman di kunci pintu kelas tetapi anak-anak lain pada keluar melawati jendela dengan melompatinya padahal tempat mereka mendarat cukup tinggi mungkin satu setengah meter, cukup berani untuk seorang anak kelas 1 SD. Tidak hanya itu, guruku tepatnya wali kelasku pada saat itu Bu Eka sering mengancam aku dan teman sekelasku dengan akan memberikan atau menyempal kami dengan cabai rawit apabila kami ribut dan nakal di kelas. Selain itu juga, pernah saat akan di Imunisasi ada pemisahan murid yang sudah pernah di vaksin sama yang belum. Pada saat itu merupakan imunisasi difteri kalau tidak salah, nah pada saat itu saya belum pernah divaksin difteri karena takut akan disuntik jadi saya masuk ke kelompok yang sudah divaksin. Ketika itu saya ketahuan belum divaksin jadi saya akan disuntik karena takut saya menangis dan ketika hal itu terjadi guru menelepon ibu saya dan saya disuntik sambil menangis di samping ibu saya.

Masuk ke kelas 2 SD, pada saat ini saya mulai menjadi siswa yang lebih aktif lagi dalam hal akademik. Pernah saat itu ada tes perkalian menyebutkan perkalian satu hingga sepuluh apabila tidak bisa akan di jemur di lapangan upacara. Pada saat itu saya bisa menjawab tetapi ada beberapa teman saya yang tidak bisa. Di kelas dua mulai bisa memilih ekstra kurikuler atau ekskul, saya memilih ekskul bina iman sejenis ekskul perkumpulan anak-anak sekolah minggu tetapi ini di sekolah. Saya mengikuti ekskul tersebut hingga kelas 5 SD, soalnya saya bingung mau pilih ekskul apa. Di kelas 2 ini mulai diperkenalkan pelajaran bilingual seperti pelajaran matematika tetapi ada bahasa inggrisnya. Ada 1 kejadian lucu dan memalukan atau lucu kali ya, saya pernah berak di kelas pada saat itu saya tiba-tiba saja sakit perut dan mules karena tidak tahan jadi terbuanglah di kelas karena tidak mau ketahuan saya akhirnya ke toilet dan lama di sana. Karena hal itu, saya di cari di toilet dan guru menelefon orang tua saya. Di toilet bukannya membawa lagi celana dalam tetapi saya malah membuang celana dalamnya. Setelah kejadian itu saya langsung pulang dan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa ternyata saya sakit tipes. Saya tidak rawat inap hanya di rumah saja dan tidak masuk sekolah saja. Di kelas 2 ini mungkin pertama kalinya saya mengenal yang namanya cinta monyet haha. Saya suka dengan anak perempuan yang di kelas saya dia merupakan anak yang berprestasi selalu peringkat 1 dari kelas satu hingga tamat SD. Di kelas 2 ini saya pernah menjadi peringkat kedua di kelas peningkatan dari kelas 1 yang sebelumnya peringkat sembilan.

Mungkin cerita berikutnya lebih ke cerita lucu dan menarik. Masuk ke kelas 3 SD, di sini ada kejadian lucu di mana dulu saya sangat takut dengan anjing karena pernah dikejar oleh anjing. Nah pada saat itu ada yang namanya les tambahan seperti pelajaran tambahan setelah pelajaran utama, biasanya hanya sedikit saja yang mengikuti kelas tambahan. Pada saat itu tiba-tiba anjing yang memang anjing sekolah tiba-tiba masuk ke kelas. Nah karena ketakutan saya sampai naik ke atas meja dan saya jadi bahan kejahilan, saya ditakut-takuti oleh teman saya. Dan saya pernah ribut saat pelajaran komputer jadi saya tidak boleh masuk ke lab saat hari itu.

Naik ke kelas 4, mungkin tidak banyak yang bisa di ceritakan tetapi pada saat kelas 4 saya mendapatkan guru sekaligus wali kelas yang mungkin merupakan guru terbaik yang pernah saya dapatkan. Beliau memiliki nama Pak Yayan. Beliau tidak hanya mengajar pelajaran seperti biasanya tetapi beliau memiliki sikap tegas tapi juga perhatian sama anak didiknya. Walaupun sering marah dan perawakan yang keras tetapi kami murid-muridnya masih tetap respek kepadanya hingga sekarang. Di kelas 4 mungkin saya mungkin juga pentolannya ya nah pernah saat itu saya dengan teman sekelas saya menjahili mungkin kalau sekarang bahasanya bully seorang anak dengan kata “bekantan” hingga lanjut ke kelas 5.

Di kelas 5 saya pernah peringkat satu di kelas dan saya terkejut soalnya saya tidak sangka. Nah lanjut dari kasus bully tersebut. Pada saat itu mungkin karena murid lainnya juga pada risih, saya dan teman-teman saya di laporkan ke wali kelas saya. Lanjut di kelas 6 pernah suatu kejadian karena saya terkejut saya tidak sengaja berkata “anjing” karena hal itu saya di keluarkan dari kelas selama 1 minggu. Jelas saya banyak ketinggalan pelajaran, jadi saya belajar lebih giat dan pada akhirnya masuk ke-3 besar. Saya juga pernah ikut lomba bahasa mandarin tapi hasilnya cukup buruk karena apa yang saya pelajari jauh dari apa yang keluar. Pada itu masih ada yang namanya ujian nasional walau dicap anak yang memiliki prestasi akademik saya tidak masuk ke dalam 10 besar dengan nilai tertinggi di UN tetapi pada saat juara umum (rata-rata nilai tertinggi dari kelas 4 hingga 6) saya menduduki peringkat ketiga. Jadi selama SD saya merupakan anak yang berprestasi tapi secara kelakuan saya cukup nakal kalau di sana saya sering dibilang “pintar tapi sakau”.

Setalah lulus SD saya masuk SMP yang masih 1 yayasan yaitu SMP Gembala Baik. SD sampai SMA saya bersekolah di yayasan tersebut. Di SMP banyak kejadian yang lucu dan tak terduga. Mulai dari berkelahi dengan anak SMA walau cuman datang dan menonton saja. Ada kasus anak perempuan yang membagikan foto “nude”-nya ke media sosial hingga ada beberapa guru gatal kali ya sebutnya. Di SMP saya mungkin suka sama seseorang tapi tidak ada niatan lebih tetapi teman saya sering menjahili saya dengan dia. Di SMP saya pernah sakit DBD dan itu merupakan pengalaman pertama kalinya dirawat inap di rumah sakit. Di SMP saya mungkin sudah tidak seaktif SD dalam hal akademik tapi branding saya “pintar tapi sakau” masih melekat ke saya. Karena berbeda dengan anak-anak pintar lainnya yang berteman dengan sesama pintar atau nerd to nerd. Saya lebih sering berteman dan bermain dengan anak yang dicap nakal dan bodoh. Di SMP saya mendengarkan sebuah lagu yaitu “Celengan Rindu” lagunya Fiersa Besari, di lagu ini mungkin tidak hanya menceritakan rasa rindu sepasang kekasih tetapi juga bisa menceritakan rasa rindu seseorang dengan orang terdekat mereka.

Pada saat itu mulai ada pandemi Covid-19. Yang katanya libur 2 minggu tetapi malah jadi 2 tahun karena hal itu dalam skill sosial saya jadi berkurang karena ya jarang ketemu siapa pun. Pada saat pandemi saya hanya bermain game online saja. Masuk SMA dengan suasana pandemi jelas tahun pertama dan kedua hanya kelas online saja itu menjadi hal baru di hidup saya mungkin juga di hidup banyak orang. Mungkin hanya kehidupan yang flat selama pandemi. Masuk ke tahun ketiga sudah mulai tatap muka pembelajarannya.

Saya masuk ke kelas pada hari pertama. Mungkin karena diam dan penampilan yang cukup dikira nerd kalau yang tidak kenal saya mungkin tanggapan pertama mereka ke saya, saya merupakan goodboy yang ambisius dan nerd di pelajaran. Tetapi ketika di lingkungan sekolah banyak yang heran “kok bisa kenal dan akrab dengan anak-anak itu ya?” maksud dari anak-anak itu istilah sekarang mungkin “popular or star”-nya. Yap branding “pintar tapi sakau” muncul kembali. Di SMA mungkin saya tidak seterbuka SD atau SMP. Banyak kejadian lucu dan menarik serta berkesan yang dikemas dalam waktu singkat selama kurang dari 1 tahun. Mulai dari retret kelas, tidak bayar makanan kantin bareng, bolos keliling kota, satu kelas nyontek saat ujian, nyanyi bareng di kelas sambil gitaran, tidur bareng 1 kelas serta acara lainnya. Saat SMA selain “pinta tapi sakau”, saya juga sering dibilang “cocok di circle mana pun” ya mungkin gak semua orang bisa cocok di lingkungan pertemanan atau harus berubah menyesuaikan diri dengan orang lain. Karena hal itu aku jadi tahu banyak tipe manusia. Setelah lulus SMA, aku memang berencana keluar kota karena agak bosan dan ingin tahu dunia luar. Pada awalnya aku berencana teknik informatika tapi karena merasa ada cita-cita dari kecil yaitu menjadi arsitek saya mengubah rencana saya. Saya mengikuti SNBP dan SNBT tapi karena kelalaian dan malas saya, jadinya saya tidak lulus di PTN atau Perguruan Tinggi Negeri. Karena pada saat itu saya sudah ada backup beberapa PTS jadinya saya memilih salah satu PTS yaitu BINUS University. Di BINUS saya awalnya memilih ComSci tapi karena melihat di BINUS ada jurusan Aristektur jadinya saya memilih jurusan tersebut. Cinta saya terhadapt arsitektur jujur saja dangkal. Selain ingin mewujudkan cita-cita saya, saya juga ingin membanggakan orang tua saya dan membuat mereka tersenyum dengan kesuksesan saya kelak nanti.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Azyra Setiawan – Get to Know Your Self

I would like to start off by saying… life’s tough. Having been brought up in a household where tough love is greatly encouraged and having to deal with its consequences, it’s appropriate to say that life has indeed been one big rollercoaster of emotions. That being said, my name’s azyra and i was born in a city located on the southwest coast of the sulawesi island also famously known as makassar… i was also raised by two parents who are quite the polar opposite… but then again, let’s stick to the basis. my father works corporate job, my mother on the other hand, is a stay at home mom. i’m the youngest out of two children. how has it affected me ? believe me, it’s quite the challenge. Growing up, i would often find myself gravitating towards the world of architecture. As a child i remember taking all the real estate brochures i could find so that i could stare at them. To say the least, it is something that i have always been interested in. Getting older it seems as though the love has gradually increased… so much so that a few months ago i decided to turn down an offer to study at one of the most prestigious university in the country. The reason being? well, i wanted to major in something different and that is architecture. Furthermore, In relation to finding the purpose of life, i’ve always known at heart that it is within my best interest to live one that’s full of compassion, which i’m hoping to be able to achieve through being an architect. To wrap it all up, no i don’t reckon i have a favorite song nor do i have any stories i’m excited to share.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Aura Stevany Sing’ An – Get to Know Your Self

Hallo, perkenalkan nama saya Aura Stevany Sing’ An. Saat ini saya adalah mahasiswa baru di Universitas Bina Nusantara atau dengan kata lain Binusian27. Saya berumur 18 tahun, dan saat ini tinggal di Binus Square. Saya merupakan anak pertama ( sulung ) dan memiliki dua adik perempuan yang manis. Sejak dahulu, saat saya bersekolah saya selalu pindah dari sekolah yang satu ke yang lain karna pekerjaan orang tua sehingga saya telah mengunjungi beberapa provinsi seperti Bali, Makassar, Jakarta, dan Solo. 

 Saya tidak sabar bercerita tentang berbagai provinsi yang pernah saya kunjungi dan keseruannya. Walaupun saya tidak melakukan banyak aktivitas di luar rumah karena kecemasan orang tua saya dan memilih untuk menghabiskan waktu luang saya di rumah saja sehingga saya sadar bahwa saya menjadi seorang introvert. Namun itu bukanlah suatu masalah bagi saya, karna saya memiliki rasa nyaman saat tinggal di rumah. Namun seiring waktu, saya suka memperhatikan suatu tempat dengan mata yang berbinar-binar karena estetika tempat tersebut. Sehingga saat SMA saya memutuskan untuk memilih jurusan arsitektur saat berkuliah. Saya memiliki tujuan menjadi seorang yang hebat di masa depan, dan bisa bekerja dengan maksimal di suatu perusahaan arsitek   serta bekerja sama dengan arsitek terkenal di indonesia dengan projek yang lumayan besar ( seperti rumah ).

Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah dapat membangun suatu tempat tinggal yang nyaman dan sesuai harapan klien dan sesama. Tidak hanya itu, saya juga berharap bahwa saya dapat membangun suatu bangunan yang tidak merusak lingkungan, tetapi dapat melestarikan nya. Juga suatu bangunan yang tidak hanya memiliki 1 fungsi saja.

Terima kasih.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Adelia Fransisca Wulansari – Reflection

Bagi saya, memahami Nous dari segi arsitektur adalah konsep yang sangat penting dan penting. Nous, berasal dari konsep filosofis kuno, mengacu pada kapasitas intelektual seseorang untuk berpikir, memahami, dan bernalar secara rasional. Dalam dunia arsitektur, Nous mempunyai empat unsur utama yang menjadi landasan pemahaman dan perilaku, yaitu Sophia, Techne, Pronesis dan Episteme.

Nous adalah kapasitas seseorang untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksaan intelektual. Nous adalah konsep dalam filsafat Yunani kuno yang merujuk pada akal budi atau kebijaksanaan yang mendalam, dan dalam konteks arsitektur, ini menjadi fondasi penting dalam merancang dan memahami bangunan. Dalam arsitektur, “nous” bisa merujuk pada pengetahuan, kebijaksanaan, atau pemahaman yang diterapkan dalam desain dan konsep arsitektur.

Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar, karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan. Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya balajar mendengarkan, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap antara pelaiaran di universitas & dunia praktik. Beruntungnya di dalam dunia pendidikan ada techne, yang disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Walaupun pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda- beda. 

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian & kecintaan dalam berkarya. Keseimbangan keempat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang.Sophia dalam arsitektur (kebijaksanaan): Sophia dalam arsitektur mengacu pada pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip universal yang mendasari arsitektur dan bangunan. Hal ini mencakup pemahaman tentang konteks estetika, fungsional, keberlanjutan dan budaya arsitektur. Sophia menginspirasi para arsitek untuk belajar dengan antusias dan keinginan untuk memahami misteri. Hal ini mencakup pemahaman tentang sejarah arsitektur, konsep desain dan ide-ide yang mendukung proses kreatif. Sophia mengacu pada kebijaksanaan atau pengetahuan yang mendalam. Dalam arsitektur, Sophia menggambarkan pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan konsep-konsep yang telah diterapkan oleh arsitek terdahulu. Ini memungkinkan arsitek untuk memahami warisan arsitektural dan memadukan elemen-elemen klasik dengan inovasi kontemporer. Dikutip dari https://omahlibrary.org/2021/11/09/cermin-arsitek/ Shopia merupakan ranah yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Bagi saya setiap orang pasti memiliki ide-idenya tersendiri, jadi setiap ide-ide yang kita miliki kita harus mempunyai keberanian untuk merealisasikan ide-ide tersebut. Sophia (kebijaksanaan) mencakup pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai budaya, estetika, dan makna dalam desain arsitektur. Ini membantu arsitek dalam mengembangkan pandangan yang lebih luas dan kontekstual terhadap proyek mereka.

Techne en Arsitektur (Seni): Techne dan arsitektur terdiri dari pembelajaran keterampilan teknis yang diperlukan untuk desain dan konstruksi bangunan. Ini mencakup pemahaman tentang teknik konstruksi, pemilihan material, dan keterampilan praktis seperti pemodelan dan menggambar 3D. Dalam kehidupan konferensi arsitektur, Techne memainkan peran penting dalam mengajarkan kita keterampilan teknis yang penting. Kami belajar membuat gambar teknis yang akurat, merancang arsitektur, dan memahami perilaku material. Techne yang berarti keahlian (seni, keterampilan, kerajinan, kerajinan tangan, suatu sistem atau metode pembuatan atau pengerjaan sesuatu). Istilah ini menunjuk kepada pengetahuan dan penerapan prinsip-prinsip yang diperlukan dalam menghasilkan objek-objek dan menyelesaikan tujuan -tujuan khusus. setiap orang pasti memiliki keahliannya masing-masing pada setiap bidangnya, keahlian dapat dicapai jika kita terus belajar dan terus mencoba. Techne (keterampilan teknis) adalah kemampuan teknis yang melibatkan pengetahuan tentang material, konstruksi, dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur. Ini penting untuk menerjemahkan ide-ide desain menjadi bentuk yang dapat diwujudkan. Techne juga adalah keterampilan atau keahlian teknis. Dalam konteks arsitektur, Techne mencakup pengetahuan tentang materi, teknologi, dan konstruksi bangunan. Arsitek perlu memahami berbagai bahan bangunan, teknik konstruksi, dan teknologi terkini untuk merancang bangunan yang aman, fungsional, dan estetis.

Pronesis dan Arsitektur (Kecerdasan Praktis): Pronesis dan konstruksi adalah kemampuan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi praktis. Hal ini mencakup kemampuan merespons tantangan di lapangan, beradaptasi terhadap perubahan, dan memahami kebutuhan pemangku kepentingan. Dalam kehidupan sebagai mahasiswa arsitektur, Pronesis membimbing kita dalam mengambil keputusan yang bijaksana untuk menghadapi tantangan yang muncul selama proses perencanaan dan konstruksi. Kami mempertimbangkan faktor-faktor praktis seperti anggaran, dukungan dan keamanan, sambil mempertahankan visi organisasi yang kuat. Phronesis adalah semacam kelihaian bersiasat secara bijaksana yang berlatar pengetahuan dan nilai-nilai luhur, yang mempertimbangkan kepentingan diri sendiri sekaligus kepentingan khalayak. Sebagai kemahiran berstrategi, Phronesis hanya dapat terwujud dalam tindakan yang bersifat situasional. Phronesis berkaitan dengan kemampuan mempersepsikan situasi secara akurat, yang diikuti dengan kemampuan menilai situasi tersebut secara bijak. Berdasar penilaian tersebut, manusia mengambil keputusan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk kemudian direalisasikan dengan segenap kapasitasnya dalam suatu perbuatan nyata. Pronesis (kebijaksanaan praktis) berkaitan dengan kemampuan dalam membuat keputusan etis dan praktis dalam proses perancangan, mengingat dampaknya pada lingkungan dan masyarakat. Pronesis adalah kebijaksanaan praktis atau kecerdasan dalam mengambil keputusan. Dalam arsitektur, Pronesis penting dalam merancang bangunan yang memenuhi kebutuhan fungsional dan kontekstual. Arsitek harus mampu menilai situasi secara holistik, memahami kebutuhan klien, serta mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan dalam perancangan.

Episteme dan arsitektur (pengetahuan ilmiah): Episteme dan arsitektur merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan dalam merancang dan membangun bangunan. Ini termasuk pemahaman prinsip-prinsip matematika, ilmu material dan teknologi konstruksi. Dalam kehidupan akademis, sastra merupakan landasan pendidikan arsitektur. Kami mempelajari konsep arsitektur, arsitektur dan pengetahuan ilmiah yang mendukung desain dan konstruksi bangunan yang aman dan sehat. Episteme (pengetahuan ilmiah) adalah pengetahuan yang didasarkan pada riset dan teori, yang membantu arsitek dalam memahami prinsip-prinsip dasar dan inovasi terbaru dalam bidang arsitektur. Episteme merujuk pada pengetahuan ilmiah dan teoretis. Dalam arsitektur, Episteme mengacu pada pemahaman yang mendalam tentang teori-teori arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan metodologi penelitian. Ini membantu arsitek untuk mengembangkan gagasan-gagasan inovatif dan mendalamkan pemahaman mereka tentang disiplin ini. Karna Episteme merupakan pengetahuan atau kecakapan untuk berpikir lurus, tepat, dan teratur. Jadi, pada element ini kita dapat menganalisis sesuatu hal untuk memperoleh ilmu atau pengetahuan. Untuk contoh sehari-hari kita secara tidak sadar selalu menggunakan element ini, misalnya disaat kita baru memulai kelas dan mendapatkan materi-materi baru yang sebelumnya kita belum pernah ketahui, mendapatkan tugas menganalisis untuk membuat tugas-tugas yang diberikan atau disampaikan oleh dosen.

Dalam kehidupan perkuliahan arsitektur, keempat elemen Nous ini sangat penting. Sophia membantu mahasiswa untuk memahami tanggung jawab etis dalam desain. Techne memberikan keterampilan teknis yang diperlukan untuk merancang dan membangun bangunan. Pronesis membantu mahasiswa dalam pemecahan masalah dan pemahaman konteks proyek. Episteme memberikan dasar teoritis yang diperlukan untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang arsitektur. Dalam dunia perkuliahan arsitektur, empat elemen yang Anda sebutkan, yaitu “sophia” (kebijaksanaan), “techne” (keterampilan teknis), “pronesis” (kebijaksanaan praktis), dan “episteme” (pengetahuan ilmiah), sering dianggap penting karena mereka membentuk dasar pemahaman dan pendekatan dalam merancang dan memahami arsitektur.

Dalam kehidupan konferensi arsitektur, Nous dan keempat elemennya memainkan peran penting dalam membentuk pendekatan dan pemahaman kita tentang arsitektur. Sophia membantu kami mengembangkan visi dan pengetahuan mendalam dalam desain bangunan. Techne membantu kita mempelajari keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam praktik arsitektur. Pronesis memandu kita dalam mengambil keputusan yang tepat dalam menanggapi permasalahan yang muncul selama proses desain dan konstruksi. Episteme memberi kita landasan ilmiah yang mendukung cara kita mengembangkan bangunan yang aman, sehat, dan berkelanjutan. Dalam kehidupan akademis, Nous juga mendorong kita untuk terus tumbuh dan mengembangkan visi kreatif kita. Kita tidak sekedar belajar untuk mendapatkan gelar, tapi juga untuk menjadi arsitek yang berkontribusi positif dan menciptakan ruang-ruang yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kami mengembangkan pemahaman mendalam tentang bagaimana desain bangunan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kelestarian lingkungan.

Keempat unsur ini saya gabungkan dalam diri saya dan dalam kegiatan belajar saya. Sophia membantu kami menciptakan ide-ide unik dan berwawasan luas. Techne membantu saya menerapkan keterampilan teknis saya untuk membuat gambar teknis dan model 3D. Pronesis memandu kita dalam mengambil keputusan bijak mengenai prioritas, anggaran, dan kebutuhan pelanggan. Episteme memberi kita landasan ilmiah yang mendukung organisasi dan efisiensi. Dengan penggabungan keempat elemen Nous ini, mahasiswa arsitektur dapat merancang dan membangun bangunan dengan pendekatan yang holistik, mempertimbangkan aspek estetika, fungsi, keberlanjutan, dan keamanan. Mereka juga dilengkapi dengan kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan inovatif, yang penting dalam dunia arsitektur yang terus berkembang.

Dengan demikian, Nous dan elemen-elemennya tidak hanya memengaruhi tetapi juga membentuk landasan kehidupan perkuliahan arsitektur, membantu mahasiswa menjadi profesional yang sukses dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan binaan yang berkualitas. Dengan memahami Nous dan keempat elemennya, kita dapat merancang bangunan yang lebih baik, memahami peran arsitektur dalam masyarakat, dan menerapkan pendekatan yang holistik dalam setiap proyek. Selain itu, ini juga mempersiapkan kita untuk menjadi arsitek yang berkontribusi positif pada dunia sekitar dan menerapkan nilai-nilai kebijaksanaan, keterampilan teknis, kecerdasan praktis, dan pengetahuan teoretis dalam karier arsitektur kita.

Selain itu, Nous juga memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur dan nilai-nilai budaya yang mempengaruhi desain. Kami belajar menggabungkan elemen intelektual ini dengan teknologi dan keterampilan praktis dalam pekerjaan nyata. Dalam proses ini, Nous membantu kami mengembangkan identitas yang kuat dan desain yang inovatif. Di masa yang terus berubah, peran Nous dalam kehidupan home conference sangatlah penting. Kita harus mampu mengintegrasikan Sophia, Techne, Pronesis dan Episteme dalam seluruh aspek praktik arsitektur kita. Kami tidak hanya ahli dalam aspek teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip arsitektur, prinsip estetika, keberlanjutan, dan praktik yang baik. Mengintegrasikan keempat elemen ini membantu menciptakan arsitek yang berpengetahuan luas, sensitif terhadap lingkungan dan budaya, serta mampu menghasilkan desain yang lebih bermakna dan berkelanjutan.

Bagaimana keempat elemen ini berpengaruh pada kehidupan perkuliahan arsitektur kita? Mereka membentuk dasar yang kuat dalam pembelajaran arsitektur. Sophia memungkinkan kita untuk menghargai sejarah dan warisan arsitektural, Techne mempersiapkan kita dengan keterampilan teknis, Pronesis membantu kita dalam mengambil keputusan yang bijaksana dalam perancangan, dan Episteme memberikan landasan teoretis yang kokoh. Dalam perkuliahan, ini berarti memahami teori-teori arsitektur, belajar tentang teknologi terkini, dan mengaplikasikan pengetahuan ini dalam proyek-proyek desain.

Kesimpulannya, Nous adalah konsep filosofis yang menjadi dasar arsitektur dan sangat berpengaruh dalam kehidupan perkuliahan arsitektur. Keempat elemen Nous, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, bekerja bersama untuk membentuk arsitek yang komprehensif, yang tidak hanya memiliki pengetahuan teknis tetapi juga pemahaman etis dan teoritis yang kuat dalam disiplin ini. Dengan memahami dan menerapkan Nous dalam pembelajaran arsitektur, mahasiswa dapat menjadi arsitek yang lebih kompeten dan beretika dalam menciptakan lingkungan binaan yang berarti. 

Bagi saya, memahami Nous dari segi arsitektur adalah konsep yang sangat penting dan penting. Nous, berasal dari konsep filosofis kuno, mengacu pada kapasitas intelektual seseorang untuk berpikir, memahami, dan bernalar secara rasional. Dalam dunia arsitektur, Nous mempunyai empat unsur utama yang menjadi landasan pemahaman dan perilaku, yaitu Sophia, Techne, Pronesis dan Episteme.

Nous adalah kapasitas seseorang untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksaan intelektual. Nous adalah konsep dalam filsafat Yunani kuno yang merujuk pada akal budi atau kebijaksanaan yang mendalam, dan dalam konteks arsitektur, ini menjadi fondasi penting dalam merancang dan memahami bangunan. Dalam arsitektur, “nous” bisa merujuk pada pengetahuan, kebijaksanaan, atau pemahaman yang diterapkan dalam desain dan konsep arsitektur.

Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar, karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan. Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya balajar mendengarkan, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap antara pelaiaran di universitas & dunia praktik. Beruntungnya di dalam dunia pendidikan ada techne, yang disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Walaupun pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda- beda. 

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian & kecintaan dalam berkarya. Keseimbangan keempat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang.Sophia dalam arsitektur (kebijaksanaan): Sophia dalam arsitektur mengacu pada pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip universal yang mendasari arsitektur dan bangunan. Hal ini mencakup pemahaman tentang konteks estetika, fungsional, keberlanjutan dan budaya arsitektur. Sophia menginspirasi para arsitek untuk belajar dengan antusias dan keinginan untuk memahami misteri. Hal ini mencakup pemahaman tentang sejarah arsitektur, konsep desain dan ide-ide yang mendukung proses kreatif. Sophia mengacu pada kebijaksanaan atau pengetahuan yang mendalam. Dalam arsitektur, Sophia menggambarkan pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan konsep-konsep yang telah diterapkan oleh arsitek terdahulu. Ini memungkinkan arsitek untuk memahami warisan arsitektural dan memadukan elemen-elemen klasik dengan inovasi kontemporer. Dikutip dari https://omahlibrary.org/2021/11/09/cermin-arsitek/ Shopia merupakan ranah yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Bagi saya setiap orang pasti memiliki ide-idenya tersendiri, jadi setiap ide-ide yang kita miliki kita harus mempunyai keberanian untuk merealisasikan ide-ide tersebut. Sophia (kebijaksanaan) mencakup pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai budaya, estetika, dan makna dalam desain arsitektur. Ini membantu arsitek dalam mengembangkan pandangan yang lebih luas dan kontekstual terhadap proyek mereka.

Techne en Arsitektur (Seni): Techne dan arsitektur terdiri dari pembelajaran keterampilan teknis yang diperlukan untuk desain dan konstruksi bangunan. Ini mencakup pemahaman tentang teknik konstruksi, pemilihan material, dan keterampilan praktis seperti pemodelan dan menggambar 3D. Dalam kehidupan konferensi arsitektur, Techne memainkan peran penting dalam mengajarkan kita keterampilan teknis yang penting. Kami belajar membuat gambar teknis yang akurat, merancang arsitektur, dan memahami perilaku material. Techne yang berarti keahlian (seni, keterampilan, kerajinan, kerajinan tangan, suatu sistem atau metode pembuatan atau pengerjaan sesuatu). Istilah ini menunjuk kepada pengetahuan dan penerapan prinsip-prinsip yang diperlukan dalam menghasilkan objek-objek dan menyelesaikan tujuan -tujuan khusus. setiap orang pasti memiliki keahliannya masing-masing pada setiap bidangnya, keahlian dapat dicapai jika kita terus belajar dan terus mencoba. Techne (keterampilan teknis) adalah kemampuan teknis yang melibatkan pengetahuan tentang material, konstruksi, dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur. Ini penting untuk menerjemahkan ide-ide desain menjadi bentuk yang dapat diwujudkan. Techne juga adalah keterampilan atau keahlian teknis. Dalam konteks arsitektur, Techne mencakup pengetahuan tentang materi, teknologi, dan konstruksi bangunan. Arsitek perlu memahami berbagai bahan bangunan, teknik konstruksi, dan teknologi terkini untuk merancang bangunan yang aman, fungsional, dan estetis.

Pronesis dan Arsitektur (Kecerdasan Praktis): Pronesis dan konstruksi adalah kemampuan mengambil keputusan yang tepat dalam situasi praktis. Hal ini mencakup kemampuan merespons tantangan di lapangan, beradaptasi terhadap perubahan, dan memahami kebutuhan pemangku kepentingan. Dalam kehidupan sebagai mahasiswa arsitektur, Pronesis membimbing kita dalam mengambil keputusan yang bijaksana untuk menghadapi tantangan yang muncul selama proses perencanaan dan konstruksi. Kami mempertimbangkan faktor-faktor praktis seperti anggaran, dukungan dan keamanan, sambil mempertahankan visi organisasi yang kuat. Phronesis adalah semacam kelihaian bersiasat secara bijaksana yang berlatar pengetahuan dan nilai-nilai luhur, yang mempertimbangkan kepentingan diri sendiri sekaligus kepentingan khalayak. Sebagai kemahiran berstrategi, Phronesis hanya dapat terwujud dalam tindakan yang bersifat situasional. Phronesis berkaitan dengan kemampuan mempersepsikan situasi secara akurat, yang diikuti dengan kemampuan menilai situasi tersebut secara bijak. Berdasar penilaian tersebut, manusia mengambil keputusan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk kemudian direalisasikan dengan segenap kapasitasnya dalam suatu perbuatan nyata. Pronesis (kebijaksanaan praktis) berkaitan dengan kemampuan dalam membuat keputusan etis dan praktis dalam proses perancangan, mengingat dampaknya pada lingkungan dan masyarakat. Pronesis adalah kebijaksanaan praktis atau kecerdasan dalam mengambil keputusan. Dalam arsitektur, Pronesis penting dalam merancang bangunan yang memenuhi kebutuhan fungsional dan kontekstual. Arsitek harus mampu menilai situasi secara holistik, memahami kebutuhan klien, serta mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan dalam perancangan.

Episteme dan arsitektur (pengetahuan ilmiah): Episteme dan arsitektur merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan dalam merancang dan membangun bangunan. Ini termasuk pemahaman prinsip-prinsip matematika, ilmu material dan teknologi konstruksi. Dalam kehidupan akademis, sastra merupakan landasan pendidikan arsitektur. Kami mempelajari konsep arsitektur, arsitektur dan pengetahuan ilmiah yang mendukung desain dan konstruksi bangunan yang aman dan sehat. Episteme (pengetahuan ilmiah) adalah pengetahuan yang didasarkan pada riset dan teori, yang membantu arsitek dalam memahami prinsip-prinsip dasar dan inovasi terbaru dalam bidang arsitektur. Episteme merujuk pada pengetahuan ilmiah dan teoretis. Dalam arsitektur, Episteme mengacu pada pemahaman yang mendalam tentang teori-teori arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan metodologi penelitian. Ini membantu arsitek untuk mengembangkan gagasan-gagasan inovatif dan mendalamkan pemahaman mereka tentang disiplin ini. Karna Episteme merupakan pengetahuan atau kecakapan untuk berpikir lurus, tepat, dan teratur. Jadi, pada element ini kita dapat menganalisis sesuatu hal untuk memperoleh ilmu atau pengetahuan. Untuk contoh sehari-hari kita secara tidak sadar selalu menggunakan element ini, misalnya disaat kita baru memulai kelas dan mendapatkan materi-materi baru yang sebelumnya kita belum pernah ketahui, mendapatkan tugas menganalisis untuk membuat tugas-tugas yang diberikan atau disampaikan oleh dosen.

Dalam kehidupan perkuliahan arsitektur, keempat elemen Nous ini sangat penting. Sophia membantu mahasiswa untuk memahami tanggung jawab etis dalam desain. Techne memberikan keterampilan teknis yang diperlukan untuk merancang dan membangun bangunan. Pronesis membantu mahasiswa dalam pemecahan masalah dan pemahaman konteks proyek. Episteme memberikan dasar teoritis yang diperlukan untuk mengembangkan pemahaman mendalam tentang arsitektur. Dalam dunia perkuliahan arsitektur, empat elemen yang Anda sebutkan, yaitu “sophia” (kebijaksanaan), “techne” (keterampilan teknis), “pronesis” (kebijaksanaan praktis), dan “episteme” (pengetahuan ilmiah), sering dianggap penting karena mereka membentuk dasar pemahaman dan pendekatan dalam merancang dan memahami arsitektur.

Dalam kehidupan konferensi arsitektur, Nous dan keempat elemennya memainkan peran penting dalam membentuk pendekatan dan pemahaman kita tentang arsitektur. Sophia membantu kami mengembangkan visi dan pengetahuan mendalam dalam desain bangunan. Techne membantu kita mempelajari keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam praktik arsitektur. Pronesis memandu kita dalam mengambil keputusan yang tepat dalam menanggapi permasalahan yang muncul selama proses desain dan konstruksi. Episteme memberi kita landasan ilmiah yang mendukung cara kita mengembangkan bangunan yang aman, sehat, dan berkelanjutan. Dalam kehidupan akademis, Nous juga mendorong kita untuk terus tumbuh dan mengembangkan visi kreatif kita. Kita tidak sekedar belajar untuk mendapatkan gelar, tapi juga untuk menjadi arsitek yang berkontribusi positif dan menciptakan ruang-ruang yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kami mengembangkan pemahaman mendalam tentang bagaimana desain bangunan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kelestarian lingkungan.

Keempat unsur ini saya gabungkan dalam diri saya dan dalam kegiatan belajar saya. Sophia membantu kami menciptakan ide-ide unik dan berwawasan luas. Techne membantu saya menerapkan keterampilan teknis saya untuk membuat gambar teknis dan model 3D. Pronesis memandu kita dalam mengambil keputusan bijak mengenai prioritas, anggaran, dan kebutuhan pelanggan. Episteme memberi kita landasan ilmiah yang mendukung organisasi dan efisiensi. Dengan penggabungan keempat elemen Nous ini, mahasiswa arsitektur dapat merancang dan membangun bangunan dengan pendekatan yang holistik, mempertimbangkan aspek estetika, fungsi, keberlanjutan, dan keamanan. Mereka juga dilengkapi dengan kemampuan berpikir kritis, reflektif, dan inovatif, yang penting dalam dunia arsitektur yang terus berkembang.

Dengan demikian, Nous dan elemen-elemennya tidak hanya memengaruhi tetapi juga membentuk landasan kehidupan perkuliahan arsitektur, membantu mahasiswa menjadi profesional yang sukses dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan binaan yang berkualitas. Dengan memahami Nous dan keempat elemennya, kita dapat merancang bangunan yang lebih baik, memahami peran arsitektur dalam masyarakat, dan menerapkan pendekatan yang holistik dalam setiap proyek. Selain itu, ini juga mempersiapkan kita untuk menjadi arsitek yang berkontribusi positif pada dunia sekitar dan menerapkan nilai-nilai kebijaksanaan, keterampilan teknis, kecerdasan praktis, dan pengetahuan teoretis dalam karier arsitektur kita.

Selain itu, Nous juga memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur dan nilai-nilai budaya yang mempengaruhi desain. Kami belajar menggabungkan elemen intelektual ini dengan teknologi dan keterampilan praktis dalam pekerjaan nyata. Dalam proses ini, Nous membantu kami mengembangkan identitas yang kuat dan desain yang inovatif. Di masa yang terus berubah, peran Nous dalam kehidupan home conference sangatlah penting. Kita harus mampu mengintegrasikan Sophia, Techne, Pronesis dan Episteme dalam seluruh aspek praktik arsitektur kita. Kami tidak hanya ahli dalam aspek teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang prinsip arsitektur, prinsip estetika, keberlanjutan, dan praktik yang baik. Mengintegrasikan keempat elemen ini membantu menciptakan arsitek yang berpengetahuan luas, sensitif terhadap lingkungan dan budaya, serta mampu menghasilkan desain yang lebih bermakna dan berkelanjutan.

Bagaimana keempat elemen ini berpengaruh pada kehidupan perkuliahan arsitektur kita? Mereka membentuk dasar yang kuat dalam pembelajaran arsitektur. Sophia memungkinkan kita untuk menghargai sejarah dan warisan arsitektural, Techne mempersiapkan kita dengan keterampilan teknis, Pronesis membantu kita dalam mengambil keputusan yang bijaksana dalam perancangan, dan Episteme memberikan landasan teoretis yang kokoh. Dalam perkuliahan, ini berarti memahami teori-teori arsitektur, belajar tentang teknologi terkini, dan mengaplikasikan pengetahuan ini dalam proyek-proyek desain.

Kesimpulannya, Nous adalah konsep filosofis yang menjadi dasar arsitektur dan sangat berpengaruh dalam kehidupan perkuliahan arsitektur. Keempat elemen Nous, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, bekerja bersama untuk membentuk arsitek yang komprehensif, yang tidak hanya memiliki pengetahuan teknis tetapi juga pemahaman etis dan teoritis yang kuat dalam disiplin ini. Dengan memahami dan menerapkan Nous dalam pembelajaran arsitektur, mahasiswa dapat menjadi arsitek yang lebih kompeten dan beretika dalam menciptakan lingkungan binaan yang berarti. 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Arviani Riskya Putri – Get to Know Your Self

Halo selamat pagi, selamat siang, selama sore, dan selamat malam kapan pun tulisan ini dibaca. Namaku Arviani Riskya Putri dan aku lebih senang dipanggil Arvi / Ar / Vi dibanding menyebutkan nama lengkap awalku secara langsung karena terasa aneh saja untuk aku dengar. Saat ini aku berusia 18 tahun dan menjalankan kuliah di Universitas Bina Nusantara yang berada di Kemanggisan, Jakarta Barat. Aku baru saja menyelesaikan FYP yaitu acara orientasi di Binus akhir Agustus kemarin dan sekarang sudah menjalankan kuliah sesuai jadwal di prodi arsitektur ini. Di hari pertama perkuliahan saya bertemu dengan mata kuliah Design Thinking 1 dan Architectural Design 1. Disana saya mengetahui bahwa buku Francis D.K. Ching berjudul Form, Space, & Order adalah buku pedoman atau kitab bagi mahasiswa arsitektur. Pada mata kuliah Arcitectural Design 1 kami diberikan tugas pertama untuk membuat denah ruang studio kami pada kertas A2. 

Tugas ini cukup memusingkan diawal karena kita harus mengjitung panjang setiap benda yang ada di studio dan menggambarkannya menjadi denah namun saya belum begitu mengetahui cara untuk membuat denah yang baik seperti notasi-notasinya harus bagaimana, cara untuk membuat tembok di denah harus seperti apa, dan beberapa permasalahan lain. Tapi dosen pembimbing saya memberitahukan untuk mengerjakan sepengetahuan kami saja untuk tugas pertama ini. Setelah tugas pertama ini kami mendapatkan tugas untuk membuat isometrik dan denah dari kamar kami masing-masing. Selama menjalani kuliah selama seminggu ini saya rasa hal yang cukup membuat lelah adalah ketika harus mengejar kelas yang mengharuskan kami untuk berpindah dari kampus satu ke kampus yang lain. Contohnya adalah mata kuliah saya di hari Sabtu yang mengharuskan saya pindah dari Kampus Syahdan lalu ke Kampus Anggrek dan kemudian kembali lagi ke Syahdan. 

Berpindah dari kampus satu ke kampus yang lain sebenarnya tidak memakan banyak waktu tetapi ketika perpindahan ini ada di jam makan siang dan kami hanya mendapatkan 20 menit istirahat menurut saya ini cukup merepotkan karena di jam ini saya harus melakukan shalat, makan dan berjalan menuju kampus yang lain. Kalau dilihat mungkin tidak memerlukan banyak waktu, namun saat dijalankan ternyata cukup membuat keteteran terlebih saat dosen tidak menyelesaikan mata kuliahnya sesuai waktu yang ditentukan. Mungkin segitu saja untuk cerita saya selama seminggu menjadi mahasiswa, selanjutnya saya akan menceritakan lebih lanjut jawaban yang saya tuliskan dari pertanyaan-pertanyaan di google form ini. Yang pertama “Momen apa dalam hidup Anda, besar atau kecil, yang melekat pada Anda?” Momen yang cukup melekat untuk saya adalah ketika saya dan keluarga saya bertamasya ke Dunia Fantasi atau yang kita kenal dengan Dufan yang berada di Ancol. Dulu setiap akhir tahun bunda selalu mendapatkan tiket untuk mengunjungi Dufan dari kantornya. 

Bermain kesana tidak pernah terasa membosankan walaupun wahana yang dinaiki setiap tahunnya tidak banyak berubah. Ada satu wahana yang ketika kecil saya tidak bisa naiki karena belum memiliki tinggi yang cukup. Nama wahana itu adalah Niagaragara. Saya hanya bisa melihat saja ketika yang lain menaiki wahana itu dan itu cukup membuat saya sedih. Tapi beberapa tahun setelah itu akhirnya saya bisa juga merasakan menaiki wahana itu, saya sangat puas sekali. Sedihnya sekarang bunda tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan tiket lagi dari kantornya dan akhirnya kami tidak pernah bertamasya ke sana lagi. Satu hal yang cukup saya sayangkan adalah saya belum pernah mencoba menaikin roller coster yang membuat kita berputar 360°. Pertanyaan selanjutnya yaitu “Cerita apa yang tidak sabar untuk Anda ceritakan kepada teman baru atau cerita yang selalu diminta oleh teman lama atau pasangan Anda untuk Anda ulangi?” Untuk pertanyaan ini saya akan hal yang selalu saya ceritakan kepada teman dekat dan adik saya. Saya suka sekali menceritakan tentang game yang saya mainkan, terutama tentang karakter favorit saya. Saya pernah mengabiskan setengah hari menceritakan lore cerita dari karakter kesukaan saya. Kalau kepada orang baru saya senang jika bisa bertemu orang yang mememainkan game yang sama dengan saya dan saling membagikan cerita tentang kejadian selama bermain. 

Pertanyaan ketiga adalah “Apa Lagu Hits Terhebat Anda?” Saya orang yang tidak terlalu hidup dengan musik dan tidak apa-apa jika melakukan suatu aktivitas tanpa ditemani suara lain, namun ada beberapa lagu yang sangat senang saya dengarkan yaitu lagu-lagu dari Yoasobi dan Eve dari Jepang. Lagu-lagu mereka mudah sekali untuk terekam di otak saya sehinga saya tidak bosan untuk mendengarkannya berulang-ulang. Kalau lagu Indonesia dan Barat ada juga beberapa lagu yang saya suka namun hanya saya ingat saat mendengar lagunya tersebut, saya tidak pernah mengingat judul lagunya. Pertanyaan keempat dan kelima adalah “Jelaskan tentang apa yang menjadi tujuan hidup anda untuk diri sendiri?” dan “Jelaskan tentang apa yang menjadi tujuan hidup anda untuk orang lain?” Kalau diminta menjelaskan tujuan hidup saya sendiri yang pasti saya ingin untuk bahagia di dunia dan juga di akhirat. 

Saya berkeinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang bisa untuk membahagiakan diri saya sendiri dan juga orang tua saya. Bunda selalu mengatakan untuk selalu menentukan apa yang belum bisa dilakukan sekarang tapi akan bisa kita lakukan nanti. Tujuan hidup saya untuk orang lain adalah saya berharap bisa menjadi tempat yang membuat orang lain merasa aman dan bisa menjadi tempat mereka untuk menceritakan keluh kesah mereka. Saya akan selalu menjadi pendengar yang baik untuk mereka. Pertanyaan selanjutnya yaitu “Jelaskan mengenai biografi anda, dari kecil lahir dimana, di keluarga yang seperti apa, apa pekerjaan ayah dan ibu, apakah anda anak sulung / anak tengah / anak bungsu, apa akibatnya dalam hidup anda?” Di awal tadi saya sudah menyebutkan, nama saya Arviani Riskya Putri. Saya lahir di Jakarta, tepatnya di Rumah Sakit Harapan Kita yang ada di Jakarta Barat pada tanggal 16 Juli 2005. 

Saya laihr pada pukul 4 dini hari disaat matahari masih belum terbangun dan di dekat waktu shubuh. Keluargaku seperti keluarga pada umumnya saja, ada ayah, bunda, dan abangku. Ayahku seorang wiraswasta dan bundaku adalah seorang pegawai di salah satu Bank BUMN. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara, namun saya adalah kakak juga untuk adik-adik sepupuku. Abangku baru saja menyelesaikan program studi S1 nya di awal tahun ini dan sedang menunggu untuk jadwal wisudanya. Saat ini abangku membantu nenekku berjualan di Pasar Tanah Abang. Saya sangat menyayangi keluarga saya. 

Pertanyaan ketujuh adalah “Apakah anda pernah mengalami trauma/ kesedihan dalam hidup anda?” Sejauh saya ingat, saya tidak pernah mengalami trauma yang membekas di hidup saya. Kalau sesuatu yang membuat sedih pastinya ada, namun hanya sepintas saja lalu kamudian hilang, saya tidak ingat karena saya cenderung melupakan hal yang tidak menarik perhatian, jarang dibahas dan saya lihat. 

Pertanya kedelapan yaitu “Kenapa Anda memilih kuliah jurusan arsitektur?” Pada awalnya saya tidak terpikirkan dengan jurusan arsitektur. Saya sangat senang menggambar walaupun tidak yang saya banggakan sekali, namun untuk masuk ke jurusan yang berhubungan langsung dengan itu saya merasa tidak pede dan mampu setelah mengetahui tipe=tipe tugas di jurusan tersebut. Kemudia terpikirkan untuk masuk ke teknik sipil karena saya sedikit senang hitungan, tapi itu tidak berlangsung lama ketika saya mengetahui apa saja yang akan dipelajari di jurusan tersebut. Akhirnya saya bertemu dengan jurusan arsitektur yang sangat cocok dengan keinginan saya. Bukan berarti arsitektur itu sesuatu yang mudah dipelajari dan dikerjakan, namun saya memiliki keyakinan untuk bisa bertahan dan lulus di jurusan ini. 

Jadi saya sangat yakin ini adala tempat saya dan tidak sala jurusan. Mengeluh karena tugas itu wajar saja, tapi saya sangat senang saat mengerjakan tugas terutama tugas AD dan BT. Pertanyaan yang terakhir adalah “Sejauh mana Anda mencintai arsitektur?” Jawabannya adalah sangaatt cinta sekali, semua jalur mulai dari SNBP, SNBT, dan mandiri yang saya cobai tidak terlepas dari arsitektur. Walau saya tidak masuk jurusan arsitektur dari jalur-jalur penerimaan tersebut saya sangat bersyukur bisa masuk ke jurusan arsitektur Binus.

Saya berharap saya bisa selalu melakukan yang terbaik untuk lulus di jurusan ini. Pertanyaannya sudah habis tapi saya belum mencapai ketentuan 1500 kata jadi saya akan mencoba menceritakan hal yang lain untuk mencapai ketentuan tersebut. Saat ini suda pukul 02.55 AM disaat saya mengetik dibagian ini. Seharusnya bisa tidak sampai di jam segini tapi saya ingin saja karena minum kopi itu sangat nikmat. Hari ini, 22 September tidak ada perkuliaan jadi saya bisa melanjutkan istirahat saya nanti. Kemarin pagi saat bangun tidur saya langsung mengerjakan tugas kelompok membuat power point sampai di jam 12.00 PM. Kemudian mengumpulkan motivasi kembali untuk mengerjakan tugas ini dan akhirnya saya mulai di pukul 07.00 PM. 

Kesan pesan saya mengerjakan tugas ini pada awalnya saya kira 1500 kata tidak terlalu tapi ternyata banyak juga ya huhu. Tetapi tugas ini membuat saya jadi lebih tahu tentang diri saya sendiri. Seperti yang saya bilang sebelumnya, walau saya mengeluh saat melihat tugas yang datang tanpa berhenti namun saya sangat enjoy menjalankannya (kadang sambil ngomel sendiri sih) karena saya sangat senang bisa berada di jurusan ini. Warna favorit saya adalah merah, karena saya merasa merah adalah warna yang sangat percaya diri dan berani. 

Saya tidak terlalu suka dengan warna oren, namun karakter anime ataupun game yang saya suka selalu saja memiliki unsur warna oren entah kenapa. Saya juga suka melukis di kanvas, walau lukisan terakhir saya adalah di hari ibu tahun kemarin, aku menghadiahkan bunda lukisan seekor anak bebek dengan induknya. Bunda sangat senang dengan hadiahku hehe. Setelah mengsubmit tugas ini saya berencana untuk tidur dan kembali melanjutkan tugas yang lain ketika saya bangun nanti. Terimakasih sudah membaca Get To Know My Self!

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Aristia Winanti Adam – Get to Know Your Self

Nama saya adalah Aristia Winanti Adam dan biasa dipanggil dengan panggilan Cici. Saya lahir di Ternate, Maluku Utara tanggal dua Bulan Juli Tahun 2006. Umur saya enam belas tahun. Saya sedari kecil sudah sangat sering mengunjungi Jakarta karena keluarga saya kebanyakan di sini. Saat saya SMP saya pindah ke Jakarta dan bersekolah di SMP  Boarding School Insan Cendekia Madani di Tangerang Serpong. Saya lalu SMA dia SMA Boarding School International Islamic High School di Bekasi. Saya dari SMP sampai SMA sudah bersekolah di boarding school atau bisa disebut dengan asrama. Oleh karena itu, saya sudah terbiasa hidup mandiri. 

Saya sekarang tinggal di Pondok Gede, Bekasi. Saya melakukan perjalanan kurang lebih 1 jam tiap harinya untuk pergi ke Binus University yang berada di Kemanggisan, Jakarta. Momen yang sangat lekat pada memori saya adalah ketika saya berulan tahun tiap tahunnya karena selalu dirayakan oleh orang tua saya. Menurut saya perayaan ulan tahun tiap tahun oleh orang tua dapat membuat saya merasa disayang dan diperhatikan. Saya berasal dari keluarga yang harmonis dan saling menyayangi satu sama lain. Saya adalah anak pergama dari empat bersaudara. Dampaknya, saya menjadi orang yang lembut. Orang tua saya adalah PNS, papa saya sangat jarang berada di rumah, dia bisa di rumah cuman 2 minggu sekali dan itu pun hanya 1 malam dan langsung pergi kerja lagi, makanya saya kurang dekat deng papa saya. 

Cerita yang selalu saya ceritakan pada teman teman saya adalah cerita waktu saya berusia kalau tidak salah 6 tahun. Saya menaiki kapal bersama orang tua saya dan adik-adik saya, lalu saat tengah malam kapal itu tersakngkut di sesuatu tanaman di tengah laut dan tidak bisa bergerak. Kami lalu mengucapkan doa memohon perselamatan dan akhirnya diselamatkan okeh sebuah kapal yang lewat. Jantungku berdetak dengan sangat cepat karena ketakutan waktu itu. Saya kurang suka mendengar lagu jadi kurang tau lagu apa yang sedang hits akhir akhir ini. Saya ingin menjadi seorang arsitek atau developer dan menghasilkan banyak uang. 

Saya juga ingin membanggakan orang tua saya dan orang sekitar saya. Saya sebagai manusia sudah pasti pernah mengalami trauma atau kesedihan. Saya memilih jurusan arsitektur karena tertarik. Saya mencintai arsitektur. Hobi saya ada menonton di Netflix, membaca cerita, menggambar, dan tidur. Saya suka hampir semua buah seperti mangga, manggis, anggur, dah strawberry. Saya sangat menyukai makanan dan minuman yang asam. Saya saat SD pernah pindah 3 kali karena pekerjaan papa saya, karena itu saya mempunyai banyak teman dari SD yang berbeda. Saya pernah berpikir untuk menjadi dokter gigi saat SD karena saya terinspirasi dari kakak sepupu saya yang adalah seorang dokter. Cita cita saya yang menjadi seorang dokter berlangsung sampai saya menginjqk kelas 2 SMP. Saya berhenti men cita citakan dokter gigi karena saya sudah tidak minat lagi. Di semester 2 kelas 2 SMP mulailah karantina karena ada virus corona. Saat memasuki tingkat SMA, saya terdesak untuk memilih jurusan karena saya sekolah akselerasi dan hanya SMA selama dua tahun saja.

Saya merasa bisa gambar dan juga terinspirasi dari tante dan om saya yg juga seorang arsitek. Saya tadinya ingin mengambil fashion design tapi saya lebih berminat di bidang arsitektur. Saya juga sempat ingin memilih jurusan bisnis manajemen. Saya dari kecil sudah sering dan suka berjualan. Saat saya kelas satu SD menumpuk kertas HVS lalu men staples tengahnya lalu saya gambar buah buah di kertasnya dan saya jual sebagai buku mewarnai. Lalu saat kelas empat saya membuat mainan slime dan menjualnya. Saat kelas enam SD saya menjual squishy yang saat itu sedang sangat tren. Lalu saat SMP saya masih menjual squishy dan juga saya mulai menjual stiker yang saya buat sendiri. Gambar stikernya ditentukan oleh pembeli lalu saya print di ruang BK sekolah saya menggunakan kertas stiker. Stiker saya sempat sangat laku sekali karena sangat banyak yang tertarik, mulai dari angkatan saya angkatan adik kelas saya dan angkatan kakak kelas saya bahkan angkatan kakak kakak SMA saat itu juga banyak yang tertarik dan membeli. Usaha stiker saya terpaksa berhenti karena adanya pandemi. Saat karantina berlangsung, saya juga menjual baju dan celana tie dye yang saat itu sedang sangat viral. Saya jual itu secara online. Lumayan banyak yang membeli jualan saya saat itu terutama teman teman saya karena mereka sangat supportive. Keluarga saya juga ada beberapa yang membeli jualan saya. 

Saat saya masuk SMA, saya menjual mainan anak anak slime bersama teman teman kamar saya. Kami waktu itu hanya gabut dan membuat slime tapi tiba tiba kami terpikir untuk menjual slime yang kamu buat ke teman teman lain untuk hiburan. Slime kami benar benar laku keras. Hampir setiap kamar membeli slime kami. Rasanya sangat seru dan bahagia. Lalu saat lulus dan dapat beberapa bulan libur, saya menjual baju baju saya yang masih sangat bagus tapi sudah tidak atau tidak pernah saya pakai secara online. Jualan saya saat itu juga lumayan laku keras.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Albert Agung – Reflection

Bagi saya, Episteme merupakan ilmu pendidikan (Knowledge) yang merupakan bagian terbesar dalam hidup saya. Setiap manusia, sejak kecil sudah memasuki Episteme bahkan sejak lahir, mulai dari pengetahuan tentang bagaimana cara memakan, bernafas, merangkak, berjalan, dan masih banyak hal yang dipelajari. Sejak kecil saya memiliki pengalaman yang tak terlupakan tentang matematika. Papa saya pintar dan suka matematika, tidak heran bila ia ingin mewariskan ambisi dan pengetahuannya kepada anaknya. Karena hal tersebut. Sejak saya kelas PlayGround (PG) saya mulai diajari matematika yang seharusnya belum saya pelajari. Lalu pada saat TK, saya mulai masuk les bernama “Kumon” mungkin tidak familiar bagi anda karena kumon merupakan les yang bagus dan ternama. Suasana saat TK awal” ambisius dan rajin, tetapi semakin lama, semakin diberi tekanan dan PR semakin banyak, saya memiliki 10 lembar PR/hari dulunya. Bayangkan saja sebuah anak TK mengerjakan sebanyak itu. Lalu saya di press terus untuk matematika. Saya berhenti Kumon pada kelas 2, dimana di sekolah saya masih belajar perkalian, tetapi saya sudah mendapatkan ilmu di kelas 5-6. Alhasil saya selalu mendapatkan 100 dan saya tidak menyesal karena telah di press seperti itu. Saya masuk-keluar kumon total 3 kali sepanjang hidup, dan itu semua karena tekanan dan waktu, tetapi saya tetap bersyukur bisa mendapat ilmu yang belum saya pelajari pada waktunya. Dari situ saya belajar bahwa ilmu (Episteme) itu sangat penting dan berharga. Ilmu itu seperti udara, kita dapat mencarinya dan menemukannya dimana saja. Sejak itu saya mulai mengeksplor dunia luar, seperti mengobrol pada orang” asing. Mempelajari hal-hal yang baru, itu semua membuat saya senang berada di dunia ini. Efeknya, dalam dunia perkuliahan saya lebih menyadari bahwa ilmu pengetahuan itu harus dieksplor sebanyak mungkin. Terdapat ribuan buku tentang arsitektur, ribuan orang yang berprofesi sebagai arsitektur di seluruh dunia. Kita dapat mewawancara siapa saja, mencari buku dimana saja dan membaca kapanpun. 

Dalam Episteme ini kita tidak dibatasi akan ilmu, kita mempunyai kebebasan dan hak untuk mengeksplor sebanyak mungkin. Apalagi generasi sekarang sudah diberkahi oleh berbagai software dan komputer yang memadai sehingga memudahkan proses perkuliahan dan dunia kerja nantinya. Ada sebuah pesan yang saya ingat dari narasumber yang saya wawancarakan, dimana ia berpesan kepada anak muda bahwa “Kalian itu beruntung dan enak, software komputer dimana-mana, google sudah lancar dan menjangkau berbagai ilmu, kalian harus gunakan itu sebaik mungkin, jangan sampai kalian mensia-siakan hal tersebut”. Dari situ semangat belajar saya semakin naik dan semakin paham akan pentingnya Episteme ini.

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, tetapi sesuai fakta yang ada, terdapat gap antara sekolah/universitas dan dunia praktik yang tak dapat dipungkiri. Sesudah kuliah, maka baru akan mengalami bagian dari Phronesis. Menerapkan phronesis dalam kehidupan dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang lebih baik dan dapat dimulai dengan kesadaran diri dimana memahami keyakinan, dan prioritas yang saya punya. Renungkan yang benar-benar penting dalam hidup dan apa tujuan jangka panjang yang akan dicapai.

Techne merupakan skill/dunia praktik/kuliah praktik sesuai profesi yang kita pilih. Sejak kuliah, kita difasilitasi studio desain dan materi perkuliahan yang memadai dan mendukung profesi yang akan kita tuju, memang gaya pembelajaran setiap universitas berbeda-beda, tetapi yang saya suka dari Binus, mereka memberi kita kesempatan untuk mengeksplor dunia arsitektur dan menerapkannya dalam studio desain. Pada semester 6-7 kita akan diberi kesempatan untuk magang dimana hal tersebut berkaitan dengan Techne. Kita akan lebih mengerti suasana dan situasi dalam dunia kerja, dan semester awal serta magang ini akan sangat membantu untuk dunia kerja yang akan kita jalani nanti. Penerapan Techno dapat berupa banyak macam dan bentuk. Pertama adalah Identifikasi Tujuan dan Kebutuhan spesifik apa yang ingin dimiliki yang dapat ditingkatkan melalui teknologi. Ini bisa dilakukan dari meningkatkan produktivitas, tetap terhubung dengan orang yang dicintai, mengelola kesehatan, atau hanya tetap mendapat informasi mengenai kemajuan teknologi, tren, dan inovasi terbaru. Ini dapat dilakukan melalui banyak sumber. Pelajari Cara Menggunakan Teknologi. Luangkan waktu untuk mempelajari cara menggunakan teknologi dan software yang mendukung. Banyak sumber daya tersedia, termasuk panduan pengguna, tutorial online, dan forum komunitas. Pembelajaran berkelanjutan sangat penting dalam dunia teknologi yang terus berkembang. Tak bisa dipungkiri bahwa kita sangat membutuhkan teknologi dalam kehidupan apalagi di masa yang akan mendatang. Meskipun teknologi dapat bermanfaat, penting untuk mengelola waktu layar dan menjaga keseimbangan dengan interaksi dunia nyata. Kita perlu menyeimbangkan interaksi dunia nyata dengan waktu yang kita habiskan pada teknologi, karena seperti pada dasarnya, Arsitek tidak akan mendapat pekerjaan jika tidak berinteraksi dengan Client lain. 

Dan Sophia sendiri merupakan kecintaan kita terhadap Arsitektur. Sophia sendiri berpengaruh pada apa yang akan kita capai nantinya, sejak kecil kita membuat cita cita sesuai apa yang kita kagumi dan inginkan. Saya sendiri sejak kecil sangat menyukai gambar, bangunan, dan seni. Ayah dan kakek saya juga merupakan insinyur dan saya sejak kecil dibentuk agar mendapatkan bekal pada saat mengambil jurusan Arsitektur nanti. Dan saya sekarang sudah mengambil perkuliahan arsitektur. Dari keempat unsur tersebut, yang saya dapatkan dari NOUS adalah perbekalan, proses, hasil, dan kecerdasan dalam membagi waktu. Nous adalah kecerdasan pikiran. Ketika diterapkan pada kehidupan, “Nous” dapat memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan pertumbuhan pribadi.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Andika Jantoni- Reflection

Bagi saya, dalam perjalanan manusia menuju kebijaksanaan dan keunggulan intelektual, konsep Nous ini menjadi pijakan penting dalam memahami akal budi atau intelek yang membedakan manusia dari binatang. Khususnya dalam pendidikan arsitektur, konsep ini memperkenalkan mahasiswa seperti saya pada dimensi filosofis dan moral dalam merancang dan membangun ruang lingkup manusia. Dalam konteks ini, keempat kebajikan Nous, yaitu Episteme, Phronesis, Sophia, dan Techne menjadi pedoman esensial bagi mahasiswa arsitektur dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka, serta memahami peran etika, moralitas, dan seni dalam praktik arsitektural. 

Episteme adalah pengetahuan praktis atau kebijaksanaan yang berkaitan dengan tindakan manusia. Dalam arsitektur, episteme ini tercerminkan dalam penyelidikan rasional dan logis berdasarkan pada bukti dan argumen dalam mengembangkan konsep, teori, dan kritik arsitektur. Episteme ini juga mencakup pengetahuan tentang sejarah, konteks, dan perubahan arsitektur. 

Episteme sebagai bentuk pengetahuan praktis ini memperkenalkan kepada saya sebagai mahasiswa mengenai landasan teoritis dan praktis arsitektur. Dalam kelas, saya diajarkan oleh dosen mengenai konsep-konsep fundamental, mulai dari sejarah arsitektur hingga teknologi terkini. Melalui kajian ini, mahasiswa membangun pemahaman mendalam tentang perubahan budaya, sosial, dan teknologi yang membentuk arsitektur. Saya juga belajar menerapkan logika rasional dan metodologi berbasis bukti untuk merancang dan memahami bentuk arsitektural secara lebih mendalam. Selain dalam bentuk pelajaran di kelas dengan dosen, techne ini juga tercerminkan dalam kegiatan membaca buku mengenai konsep bangunan yang dibuat oleh seorang arsitek ataupun materi mengenai arsitektur, bisa melalui pameran seni arsitektur di mana para desainer atau arsitek memamerkan hasil karya mereka dengan media kertas ataupun maket, kunjungan ke bangunan bersejarah dan mempelajari bangunan tersebut, serta berinteraksi dengan dosen atau bahkan arsitek yang berpengalaman, entah itu bertanya tentang proses menjadi arsitek,  membahas proyek – proyek yang dilakukan oleh arsitek di dunia ataupun sekedar menanyakan tips berkarir dan menghadapi arsitektur. Semua ini menjadi dasar pengetahuan yang kuat dan dapat saya bawa dalam proyek desain nantinya. Namun, episteme tidak hanya sebatas pada pengetahuan teoritis. Episteme ini juga mencakup penerapan pengetahuan dalam konteks praktis, seperti melalui proyek-proyek desain dan simulasi kehidupan nyata. Saya sebagai mahasiswa diajak untuk merancang solusi berbasis bukti yang relevan terhadap masalah-masalah arsitektur kontemporer. Inilah yang memberi mereka keterampilan praktis yang kuat, yang merupakan dasar bagi pengalaman belajar yang holistik 

Contohnya sendiri adalah saat saya mewawancarai pak Baskoro Tedjo. Pada wawancara dengan pak Baskoro Tedjo tersebut, saya mendapatkan sangat banyak pengetahuan, mulai dari bagaimana arsitektur di zaman dulu yang pada saat itu belum ada software untuk modelling, kemudian mengenai arsitektur – arsitektur terkenal di dunia mulai dari Indonesia hingga Jepang, juga mengenai pengalaman pak Baskoro Tedjo sebagai arsitek dan prosesnya mulai dari alasan beliau menjadi arsitek dan hal apa saja yang beliau lakukan saat menjadi pelajar. Pak Baskoro juga mengutarakan pendapat – pendapatnya mengenai arsitektur di Indonesia, serta buku – buku yang sering beliau baca saat menjadi seorang arsitek, yang di mana beliau sering kali membaca buku yang ditulis oleh arsitek Jepang. Beliau juga menjelaskan kepada saya hal yang dilakukan oleh Jepang, yang bisa diaplikasikan ke Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa Jepang, meskipun luas negaranya sendiri kecil, mereka mampu memanfaatkannya dengan baik. Mereka mampu memanfaatkannya untuk membuat perumahan yang efisien, dan juga membangun perkonomian negara mereka maju seperti saat ini. Pak Baskoro Tedjo mengatakan itu adalah salah satu hal yang bisa dipelajari Indonesia dari Jepang, yaitu memanfaatkan ruang dengan baik dan efisien. 

Phronesis adalah pengetahuan pengetahuan praktis atau kebijaksanaan yang berkaitan dengan tindakan manusia. Dalam arsitektur, phronesis diaplikasikan dengan membuat keputusan yang tepat dan bermoral dalam situasi yang dihadapi oleh arsitek dan pengguna atau pemilik bangunan. Phronesis juga mengandung nilai – nilai etis, sosial, dan budaya yang menjadi landasan arsitektur.  

Dalam situasi kehidupan nyata, arsitek dihadapkan pada berbagai dilema etika yang melibatkan tanggung jawab terhadap lingkungan, masyarakat, dan budaya. Phronesis membimbing untuk mengembangkan kemampuan membedakan antara keputusan yang etis dan yang tidak etis, serta memahami implikasi jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil dalam konteks arsitektur. Melalui studi kasus, perdebatan etika, dan proyek-proyek yang menekankan nilai-nilai sosial dan budaya, mahasiswa dapat memahami kompleksitas moralitas dalam arsitektur. Di mana mahasiswa diajak untuk menggali pertanyaan-pertanyaan fundamental seperti bagaimana arsitektur dapat mendukung keberlanjutan lingkungan, mempromosikan inklusivitas sosial, dan menghormati warisan budaya. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya menjadi perancang yang terampil tetapi juga agen perubahan sosial yang bertanggung jawab. 

Contohnya sendiri saat saya menemani teman saya untuk mewawancarai arsiteknya, saya ada ikut bertanya mengenai pendapat beliau mengenai pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Saya bertanya apa tanggapan beliau mengenai pemindahan tersebut, dan beliau menjawab banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan dalam pemindahan ibu kota ini, jadi sangat sulit dilakukan. Kita harus mempertimbangkan sirkulasi manusia, jalur pipa, para investor, bangunan apa saja yang dibutuhkan dan lain sebagainya. Mereka harus memikirkan bagaimana membuat kotanya tidak terasa panas dan sempit, bagaimana membuat sistem air kota tersebut baik dan masih banyak lagi. Nah ini merupakan pencerminan dari phronesis, di mana mereka harus memikirkan keberlanjutan kota tersebut. 

Contoh lagi di luar arsitektur, saya ada membuka komisi, yaitu menjual jasa menggambar entah itu digital atau tradisional. Pada komisi ini saya harus memikirkan apa yang diinginkan oleh customer. dia mau pose yang bagaimana, warna yang bagaimana, dan style yang bagaimana. Saya juga harus memilih mana komisi yang saya terima dan tidak, karena terkadang ada saja customer yang menginginkan gambar tidak senonoh, dan tentu saja saya tolak. Ini merupakan contoh dari phronesis di mana saya mempertimbangkan dampak dari karya saya kedepannya. 

Sophia adalah kebijaksanaan tertinggi yang mencakup pengetahuan tentang hal – hal ilahi dan manusiawi serta keberanian pribadi. Dalam arsitektur, sophia tercerminkan dengan menggabungkan pengetahuan ilmiah dan teoritis (Episteme) dengan pengetahuan praktis dan bermoral (Phronesis) dalam merancang dan membangun ruang – ruang yang harmonis, indah, dan bermanfaat bagi manusia dan lingkungan. 

Dalam praktiknya, ini berarti memahami hubungan antara manusia dan alam, dan mencari cara untuk membangun bangunan yang berinteraksi secara ramah lingkungan. Mahasiswa diajak untuk menjelajahi pendekatan-pendekatan inovatif seperti desain berkelanjutan, arsitektur hijau, dan integrasi teknologi terbaru untuk menciptakan lingkungan binaan yang ramah lingkungan. Dengan menggabungkan kebijaksanaan ilmiah dan nilai-nilai manusiawi, mereka menghasilkan rancangan yang tidak hanya estetis tetapi juga berdaya tahan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sophia ini juga mencakup keberanian kita dalam mendesain, di mana kita bereksplorasi membuat bentuk – bentuk yang unik tanpa menghilangkan fungsinya. 

Techne adalah pengetahuan tentang cara membuat atau melakukan sesuatu dengan baik. Dalam arsitektur, techne tercerminkan dalam penguasaan keterampilan, seni, atau kerajinan yang diperlukan untuk mewujudkan ide – ide arsitektural menjadi kenyataan. Techne juga melibatkan pemahaman teoritis tentang prinsip – prinsip, metode, dan teknik yang mendasari proses kreatif arsitektur. 

Dalam lingkungan pendidikan arsitektur, saya sebagai mahasiswa diberdayakan untuk mengembangkan keterampilan teknis dalam menggunakan perangkat lunak desain, memahami teknologi konstruksi terbaru, dan menguasai teknik pembuatan model fisik. Saya diajarkan untuk mengeksplorasi berbagai media, dari gambar tangan tradisional hingga desain grafis dan simulasi 3D, sehingga mereka dapat menyampaikan ide-ide mereka secara efektif.  Contohnya adalah saat mengerjakan tugas Pavilion. Di mana kami ditugaskan untuk membuat isometri, potongan, tampak dan perspektif dari desain yang kami buat, serta membuat maket dari desain kami tersebut. Selain itu juga kami ada ditugaskan untuk meniru denah, tampak dan potongan, memperbaiki apa yang salah dari contoh tersebut dan mempelajari strukturnya. 

Selain menggambar tangan, saya juga ada ditugaskan oleh dosen membuat model bangunan di komputer. Mulai dari yang 2D hingga 3D. Kami dibebaskan untuk menggunakan software yang ada untuk modelling arsitektur. Meskipun saya baru ditugaskan untuk mengikuti langkah – langkah yang ada di buku, tetapi tetap saja saya belajar dan melatih keterampilan saya. Ini adalah contoh pencerminan dari Techne, di mana saya melatih keterampilan menggambar dan modelling. 

Dalam keseluruhan, konsep Nous dengan empat kebajikan utamanya yaitu Episteme, Phronesis, Sophia, dan Techne, memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk pendidikan arsitektur. Kadar Nous ini pastinya akan berbeda pada setiap diri mahasiswa, meskipun begitu Nous ini tetap berperan penting bagi mahasiswa. Mahasiswa arsitektur dipersiapkan untuk menjadi arsitek yang tidak hanya terampil dalam merancang bangunan, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang sejarah arsitektur, etika dalam desain, peran arsitektur dalam masyarakat, dan keterampilan teknis yang kuat. 

Pentingnya konsep Nous dalam pendidikan arsitektur adalah bahwa itu tidak hanya menciptakan arsitek yang kompeten, tetapi juga individu yang memiliki pikiran terbuka, bertanggung jawab secara sosial, dan kreatif. Mahasiswa arsitektur yang memahami keempat kebajikan Nous mampu menggabungkan pengetahuan, etika, kebijaksanaan, dan keterampilan untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya fungsional dan indah, tetapi juga memiliki dampak positif pada masyarakat dan lingkungan. 

Ketika mereka merancang bangunan, mereka mempertimbangkan aspek keberlanjutan, merancang untuk masa depan yang lebih baik. Mereka juga memahami pentingnya memelihara warisan budaya dan sejarah dalam desain mereka. Dengan demikian, mereka membawa konsep Nous ke dalam praktik mereka, menciptakan bangunan yang mencerminkan pengetahuan, etika, kebijaksanaan, dan keterampilan mereka. 

Dalam dunia yang terus berubah, di mana tantangan lingkungan dan sosial semakin mendesak, arsitek yang terlatih dengan prinsip-prinsip Nous memiliki peran yang sangat penting. Mereka bukan hanya merancang bangunan, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Mereka menghubungkan masa lalu dengan masa depan, membawa kebijaksanaan Nous ke dalam karya mereka, dan menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua. Dengan pemahaman mendalam tentang Episteme, Phronesis, Sophia, dan Techne, mahasiswa arsitektur tidak hanya siap menghadapi tantangan dunia nyata, tetapi juga memiliki potensi untuk mengubah dunia melalui desain dan kontribusi mereka pada masyarakat dan lingkungan. Prinsip-prinsip Nous menjadi panduan yang kokoh dalam membimbing generasi arsitek masa depan menuju kebijaksanaan dan keunggulan intelektual yang sejati. 

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Angelina Dara Poskiparta – Get to Know Your Self

Nama saya Angelina Dara Poskiparta, panggilan saya Angel, saya anak pertama dari kakak beradik berdua, adik saya laki-laki dan beda 6 tahun dengan saya, saya lahir di Jakarta pada dua puluh sembilan Oktober dua ribu lima tetapi saya hidup di Bali sejak umur 3 tahun. Saya sejak kecil bisa dikatakan memiliki kehidupan yang nyaman. Ibu saya dari Solo dan adalah seorang kontraktor, ayah saya dari Finlandia, sebelum dia pensiun sempat menjadi Presiden Direktur Nokia cabang Jakarta. Pada zaman ketika Nokia masih merek besar, tidak seperti sekarang yang sudah terkalahkan merek-merek handphone lainnya. Ayah ibu saya sangat menyayangi saya dan selalu suportif dalam apapun yang saya lakukan. Saya bersyukur diberikan hidup yang bahagia selama ini dengan masalah minim, namun kalau ditanya apakah saya ada kesulitan hidup seringkali saya sendiri yang membuat sulit hidup saya. 

Sejak kecil saya ada kesulitan berteman, rasa cemas yang agak keterlaluan membuat saya berpikir keterlaluan, atau dengan kata lain sering “overthinking” ketika melakukan apapun. Sudah sejak muda itu menjadi kebiasaan yang buruk. Tapi ada bagusnya sedikit, overthinking itu, antara faktor-faktor lainnya menjadikan saya orang yang perfeksionis, walau kadang bisa termasuk keterlaluan.

Akibat sulit bersosialisasi, saya menjadi anak yang sangat rumahan dan baru saat kelas 3 SMA saya baru mulai merasa bisa keluar tanpa merasa aneh, merasa percaya diri, berani menjadi diri sendiri, dan belajar sosialisasi. Tapi saya rasa progress saya sejak itu tidak buruk. Saya nyaman dengan public speaking dan bersosialisasi dengan syarat saya sudah tahu sebelum saat itu kapan dan dengan siapa saya akan berbicara dengan, demi mempersiapkan mental. Bila tidak, saya adalah orang yang masih mudah panik, dan paniknya tidak hanya seperti “Aduh, bagaimana ya ini..” tetapi bisa parah sampai keluar tangisan. Namun, saya sedang berusaha berubah, janji. 

Bila ditanya apakah saya ada trauma atau kesulitan hidup, itu tidak bisa saya jawab dengan yakin. Seperti yang saya sebut sebelumnya, saya dari dulu memiliki hidup yang nyaman, kesedihan terberat saya saya rasa tidak “valid” karena pada saat itu saya mengidap penyakit yang memang bisa mengefek perasaan dan mental, hingga sekarang setelah sembuh perasaan sedih itu sudah tidak pernah saya rasakan walau saya masih bisa dikatakan lebih sensitif dari orang biasanya.

Bagi saya momen yang melekat pada saya salah satunya akan selalu menjadi ketika saya bersama keluarga pergi hiking di Norwegia demi sampai ke danau besar di tengah-tengah  pegunungan untuk mancing ikan salmon. Saat itu ayah saya mendapat ide untuk pergi memancing bersama, dia memang menyukai kegiatan memancing dan kebetulan ada kakak setengah saya jadi ayah saya semakin semangat untuk pergi bersama-sama. Kakak setengah saya maksudnya anak ayah saya dari ibu yang berbeda. Sebelum ke danau itu, kami harus mendapat izin memancing dulu. Di Norwegia harus memiliki izin memancing bila ingin mancing ikan salmon atau di danau yang agak terpencil seperti yang kami datangi. Izin itu kami akhirnya terima di hari sama kami pergi ke danau. Kami mulai jalan jam 9 malam dan sampai di danau jam 12, saat itu sedang musim panas jadi walaupun sudah tengah malam matahari masih cerah. Perjalanan menuju danau itu sangat melelahkan, hutan dan hujan diterjang, nyamuknya lebih parah lagi. Tidak hanya lebih besar nyamuk disana dibandingkan yang biasa ditemui di Indonesia, mereka lebih agresif pula. Jadi ketika jalan harus mengenakan topi khusus yang ada jaring menutupi wajah. Tapi, ketika akhirnya kami sampai danau itu, segala perjuangan dan kerja keras yang dilewati sama sekali tidak sia-sia. Tengah malam saat musim panas membuat langit terlihat seperti matahari terbenam sepanjang malam. Indah sekali tidak terlupakan. Danau yang bersih jernih, merefleksikan langit jernih indah malam itu, dikelilingi oleh bukit-bukit dan pemandangan pegunungan. Tidak hanya itu udaranya juga jauh berbeda, tidak sama sekali seperti di Jakarta. Sebelum disadari ternyata sudah jam 3 pagi dan harus segera balik. Diterjang balik hutan dan padang rumput yang hampir seperti rawa yang ada disana. Seru juga mancing malam musim panas. Saya dan adik saya berlomba-lomba mendapat ikan terbanyak, namun mancing lebih sulit dari yang kami kira, dan saya mengsaya adik saya yang lebih banyak dapat ikan. Meskipun tidak banyak jumlah ikan yang dibawa pulang,mayoritas ditangkap oleh kakak setengah saya, perjalanan tersebut tetap akan selalu menjadi momen yang tidak terlupakan. 

Banyak sekali cerita yang bisa saya ceritakan, namun tidak satupun yang kepikiran bila ditanya langsung. Jujur, saya memang pelupa tapi sepertinya baru-baru ini bertambah parah.

Sejujurnya, saya belum tahu apa tujuan hidup saya. Bisa dikatakan saya masih mencari-cari. Namun, saya tahu goal saya sehubungan dengan passion saya. Saya memiliki passion dalam seni dan menggambar, saya berniat bisa menguasai segala jenis seni visual yang saya mampu, misal melukis, seni tanah liat, menggambar manusia, hewan, dll. Karena itu juga saya memilih masuk arsitektur, supaya saya bisa memiliki kemampuan untuk menggambar dan mendesain gedung dan bentuk bentuk lain segala macam. Mungkin terpikir, kenapa saya tidak masuk jurusan DKV saja? Secara sederhananya, saya ragu dengan masa depan setelah lulus kuliah. Seperti apa kerja yang bisa saya lakukan, seberapa sulitnya mencari kerja itu, ditambah ditakut-takuti orangtua mengenai apa yang akan datang bila saya memilih DKV. Kembali ke goal saya, sehingga saat ini belum satupun bentuk seni visual yang saya benar-benar kuasai, tapi setidaknya saya sudah bisa banyak. Better a jack of all trades than master of only one.

Sebelumnya tujuan hidup untuk diri sendiri, sekarang tujuan hidup saya untuk orang lain saya rasa sejauh ini hanya untuk menolong sebisanya. Memang terdengar sangat “basic” jawaban saya, saya mengaku, tapi saya bermaksud sungguh-sungguh. Saya ingin menjadi teman yang selalu bisa didatangi untuk diminta bantuan, saya ingin mampu membantu keluarga saya dengan cara apapun kapanpun, ataupun membantu orang lain. Mungkin saya masih belum sepenuhnya mampu untuk membantu kapan saja dalam apa saja  tapi saya berusaha.

Saya memilih jurusan arsitektur untuk kuliah ada beberapa alasan pertama-tama berhubungan dengan yang sudah saya sebut mengenai tujuan hidup untuk diri sendiri diantara faktor lainnya, saya ingin memiliki kemampuan untuk menggambar dan mendesain gedung-gedung. Sekaligus mencari tahu lebih tentang gaya arsitektur apa yang saya sukai, apa nama gaya ini yang saya tertarik dengan, pertanyaan-pertanyaan yang saya miliki tentang mendesain dan membangun gedung busa terjawab dengan lebih detail diluar jawaban dari ibu saya. Memperluas wawasan dan memperluas pengalaman. Selain itu karena faktor keluarga, ibu saya, seperti yang sudah saya sebut sebelumnya, adalah seorang kontraktor, jadi saya sudah ada hubungan dari dalam mengenai dunia arsitektur dan bangun-membangun. 

Meskipun sudah kenal lama, cinta saya untuk arsitektur masih bisa dikatakan baru sedikit di bawah permukaan. Memang dari dulu saya suka melihat arsitektur yang berbagai macam, dan seringkali saya berhenti dan hanya memandang gedung-gedung atau bentuk-bentuk yang saya kira sungguh indah atau menarik, sebagai bentuk apresiasi. Namun, bila saya ditanya siapa arsitek kesukaan saya, atau gaya arsitektur apa yang saya sukai belum bisa saya jawab dengan yakin. Saya merasa belum mengetahui cukup mengenai arsitektur untuk bisa menjawab itu.

Untuk menutup saya ingin menceritakan tentang lagu kesukaan saya, atau dengan kata-kata dari formnya Pak Realrich, “lagu hits terhebat” saya. Menurut saya lucu penamaan itu. Jadi, lagu itu adalah Blueprint oleh grup kpop Stray Kids. Saya mengatakan ini dengan jujur saja. Mungkin saya dikira aneh memilih lagu Korea, mungkin terpikir pasti saya tergila-gila Korea. Tidak juga, saya memang menggemari grup ini tapi itu tidak satu-satunya alasan saya memilih lagu ini, saya memang benar-benar menyukai lagu ini. Dari melodinya, iramanya, arti yang dipegang, sampai orang-orang di baliknya yang sudah kerja keras membuat lagu ini. Blueprint menceritakan tentang perjuangan yang dimiliki dalam hati untuk mencapai segala impian dan keinginan diri sendiri. Misal dari liriknya “I always dream of my blueprint coming true / I’ll proudly achieve my dream” blueprint berarti suatu rencana tergambar biasanya berisi instruksi untuk membangun sesuatu, baik mesin, benda mekanis lainnya, atau bangunan. Dalam kasus ini blueprint melambangkan segala rencana, keinginan, dan impian yang sampai saat ini dipegang oleh diri. Bermimpi saat ketika blueprint itu akhirnya diselesaikan. “The bright dream shines upon me / It excites me, it always makes me smile / I’m going to keep running without stopping / I’m not going to get tired, I’ll keep running” Kapanpun saya merasa tidak bisa terus berjalan maju, tidak memiliki motivasi, dan merasa lebih baik untuk menyerah, lagu ini bisa dengan mudahnya menarik saya kembali untuk tetap bergerak. Melodi lagu ini menurut saya menenangkan sekaligus membuat saya bersemangat, kalau didengar pasti langsung mengerti maksud saya. 

Kemudian mengenai orang-orang yang menciptakan lagu ini. Biasanya dalam kpop tidak sering anggota suatu grup membuat sendiri lagu-lagu yang mereka tampil. Stray Kids termasuk salah satu grup yang menciptakan lagu-lagu mereka sendiri dengan bantuan minimal dari luar anggota sendiri. Dari menulis lirik, membangun melodi, irama, komposisi, aransemen, setiap lagu mereka ada bagian dalam proses penciptaannya. Terutama dalam menulis lirik, semua lagu-lagu mereka liriknya benar-benar ditulis oleh anggotanya sendiri, bahkan bila ada kolaborasi mereka tetap ikut campur saat menulis lirik, bukan produser lain. Jadi, lagu-lagu yang diciptakan mereka benar-benar dari perasaan-perasaan mereka sendiri tanpa campur tangan dari pihak lain. Faktor itu untuk saya hanya membuat setiap lagu mereka menjadi semakin berharga. Segala kesulitan dan kerja keras yang mereka lewati demi sampai titik ini, perasaan-perasaan mereka terasa nyata dalam lagu yang dibuat. Bagi saya perjuangan mereka menjadi inspirasi dan motivasi yang besar untuk melewati hambatan apapun.

Jadi, begitulah tentang diri saya. Saya telah saya telah bertumbuh, saya telah belajar, dan saya telah melalui banyak pengalaman. Dan saya tidak akan berhenti sekarang.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Angelie Jasmine – Get to Know Your Self

Masa SMA yang dijalani di tengah maraknya permasalahan COVID-19 membuat masa-masa SMA kurang menarik. Sampai pada pertengahan SMA, semuanya mulai membaik dan mulai ada momen-momen yang terangkai indah. Tetapi waktu sudah sangat terbatas dan momen pada saat perpisahan adalah momen yang paling berpengaruh kepada diri saya. Ketika saya harus berpisah, untuk sementara, dengan mereka yang sudah memberikan memori dan pelajaran hidup dalam waktu yang singkat. Cerita SMA, dimana semua terasa berjalan begitu cepat, tetapi sudah harus memulai cerita baru dalam masa perkuliahan.

Hari-hari terakhir sekolah, kami mengadakan acara perpisahan yang diadakan di sekolah diawali dengan membuat hal-hal yang kami harapkan bagi diri kami dalam 20 tahun yang akan datang. Saya menganggap hal itu adalah sebuah doa dan target yang harus saya capai, dimana saya tidak lupa mencatat “menjadi arsitek yang sukses” dalam catatan time-capsule saya. Setelah mencatat, kami pun bersama-sama menguburkan toples time-capsule di depan sekolah, dan pada saat itu juga saya baru menyadari bahwa “this is it”, sebentar lagi kami semua akan berpisah dan memulai lembaran kami yang baru masing-masing. Memori-memori baik hanya tinggal dalam gallery, sedangkan yang buruk hanya bisa disyukuri dan dikubur jauh-jauh. Saya sadar, mungkin minggu depan kami sudah pura-pura tidak kenal atau menyapa sekedarnya saja. Hari itu tidak berhenti sampai itu saja. Kami pun mengadakan BBQ night. Malam itu adalah malam yang sangat menyenangkan bagi saya. Malam dimana semuanya akrab seperti semuanya berteman baik dan tidak ada kelompok-kelompok. Malam dimana kami semua makan malam bersama, menari dan menyanyi bersama, begitu harmonis. Angkatan kami adalah angkatan yang beruntung bisa merasakan prom night. Malam dimana saya bisa merasakan keakraban antar 2 angkatan dan sangat menyenangkan. Masa SMA pun tidak lupa ditutup dengan graduation yang membuat cerita SMA yang tadinya sangat hambar menjadi terdengar sangat menarik dan sempurna. Hari dimana kami benar-benar harus berpisah dan memulai yang baru. Hari-hari itu pun tinggal menjadi memori saja, hingga tiba di hari saya harus mulai merantau ke Jakarta dan memulai semuanya dari awal lagi. Lain daripada itu, saya pun menjumpai dan melihat orang-orang yang sangat menghargai kehadiran saya, dan saya pun yang sangat bersyukur dapat bertemu dengan mereka. Dihari saya mulai merantau, saya melakukan perjalanan dari Riau ke Jambi. 

Perjalanan yang ditempuh selama 8 sampai 9 jam melalui darat. Dalam perjalanan tersebut saya berjumpa dengan orang-orang baru dan saya mulai belajar untuk membangun komunikasi saya. Setelah bertegur sapa dengan orang-orang disana, saya pun melanjutkan perjalanan saya ke Palembang. Dimana saya bertemu dengan sahabat lama saya, dan itu adalah salah satu momen yang paling mengharukan bagi saya. Kami saling bertukar cerita dan bermain bersama. Lalu, setelah merangkai memori-memori indah, saya pun melanjutkan perjalanan saya ke Lampung untuk mengunjungi keluarga yang sudah lama tidak saya jumpai. Sebuah momen mengharukan pun kembali terangkai. Disanalah saya berjumpa dengan orang-orang yang turut mendoakan dan mendukung perjalanan saya untuk memulai pengalaman saya yang baru. Dan untuk menutup perjalanan panjang saya, saya pun berangkat dari Lampung ke Jakarta melalui pesawat. Saya sangat bersyukur dengan melihat perjalanan saya sangat diterima baik oleh banyak orang, dan juga dinanti-nantikan. Menurut saya, ini adalah langkah yang bagus dalam memulai pengalaman saya. Ditengah proses itupun saya belajar untuk berani berbicara dan membiasakan diri saya bertemu dengan orang-orang baru. Saya belajar banyak hal baru dan mengerti proses-prosesnya.

Lagu Taylor Swift – “you're on your own now” adalah lagu yang paling bisa menggambarkan perjuangan dan perjalanan saya dalam memulai kehidupan perkuliahan. Seorang anak perempuan yang merantau sendiri ke tempat yang baru, menjadi kekhawatiran bagi orang tua saya, tetapi saya pun berusaha membuktikan dan mempertahankan kepercayaan orang tua saya bahwa saya dapat berdiri sendiri walaupun masih dalam proses yang panjang pula. Membuat orang tua saya bangga adalah salah satu alasan saya untuk pergi merantau dan menjadi anak yang mandiri demi mendapatkan Pendidikan kuliah yang unggul. Bagi saya, “being on my own” adalah awalan yang menakutkan dan menarik dalam waktu yang sama. Menakutkan karena saya harus memulai semuanya sendiri lagi di tempat yang baru. Menarik karena saya bisa keluar dari zona nyaman saya, mendapat teman-teman yang baru dan seru, mendapatkan ilmu-ilmu yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya.

Selama menjalankan kehidupan perkuliahan Semester 1 sebagai mahasiswa Arsitektur di BINUS University, saya berjumpa dengan banyak hal. Saya berani untuk memulai percakapan dengan orang baru, memberikan ide-ide menarik yang saya miliki, menghargai pendapat, kehadiran, dan bantuan orang lain, dan bertanya mengenai mata kuliah yang tidak saya mengerti, entah itu kepada, kakak tingkat, dosen, maupun teman baru. Ditengah kesibukan kuliah, saya pun giat mencari tahu tentang UKM dan ke-Organisasian jurusan, dan juga mendaftar kerja sebagai education counselor sebagai kegiatan sampingan saya. Saya memilih mencari kesibukan yang kiranya dapat membuat saya tetap produktif walaupun dalam jam-jam kosong agar saya tidak menjadi orang yang malas-malasan. Disamping itu, saya pun belajar banyak untuk mengatur waktu saya, bersikap bijak dalam mengatur waktu dan keuangan, menjaga diri saya agar tetap sehat dengan makan yang teratur dan makan makanan sehat, juga melatih komunikasi saya dengan berjumpa orang baru melalui kuliah dan kerja. Dalam kehidupan yang singkat dan penuh tantangan ini, saya ingin menjadi "the best version of myself". Saya berprinsip untuk mengambil semua kesempatan yang ada dan berusaha untuk "memenangkannya" dengan memberikan seluruh "effort" saya, sesuai dengan porsi dan kemampuan saya.

Lebih baik gagal daripada tidak mencoba sama sekali. "I wanna be the best and survive" adalah motto dan motivasi saya agar terus berjuang. Bertahan hidup tidak selamanya menjadi yang terbaik, dan menjadi yang terbaik tidak selamanya bisa bertahan. Sehingga keduanya adalah dua hal yang sangat penting dan harus bisa dijalankan secara bersamaan. Selain itu, belajar dari kegagalan pun sangat penting. Saya yakin dari setiap kemenangan dan kegagalan pasti ada nilai yang dapat kita syukuri dan pelajari demi menjadi sosok yang lebih baik lagi.

Dalam jalan kehidupan, saya percaya, keberadaan diri saya tidak hanya untuk keegoisan diri saya sendiri, tetapi juga untuk mereka yang membutuhkan kehadiran saya. Saya sadar akan waktu yang sangat terbatas. OIeh karena itu, saya ingin berguna bagi orang lain dan lingkungan sekitar saya, bukan hanya melalui materi ataupun uang, tetapi juga melalui waktu dan tenaga yang bisa saya berikan kepada mereka. Hal ini menjadi salah satu alasan saya mengapa saya masuk arsitektur, yaitu karena saya ingin membantu menciptakan tempat tinggal ataupun bangunan-bangunan yang indah, nyaman dan dapat membantu perkembangan kehidupan manusia menjadi lebih baik.

Saya adalah Angelie Jasmine. Seorang mahasiswa jurusan Arsitektur di BINUS University. Saya adalah alumni SMAS Mutiara Harapan International School di Pangkalan Kerinci. Saya lahir di Pekanbaru dalam keluarga yang berkecukupan. Ayah saya bekerja sebagai pekerja kantoran dalam Complex dan Project Management di sebuah perusahaan. Sedangkan, ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga dan pebisnis. Mereka yang sangat menanti-nanti kelahiran seorang anak Perempuan pertama dalam keluarga kecil dan besar saya. Seorang anak perempuan yang menjadi anak satu-satunya dalam keluarga kecil ini, dan cucu perempuan satu-satunya dan terakhir dalam keluarga besar. Saya lahir menjadi anak yang dimanja dan sangat amat dicintai.

Dalam 18 tahun kehidupan saya ini, tentu saya pernah mengalami trauma. Pada saat saya SMA, ketika saya ingin menyampaikan pendapat saya, ada seorang teman saya yang pasti selalu menentang perkataan saya dan mementingkan pendapatnya sendiri, dan yang lain pun sontak mendukungnya, padahal sebenarnya hal itu terjadi karena masing-masing dari mereka memiliki maksud yang terselubung. Hal tersebut membuat saya menjadi sangat takut dalam berbicara dan memberikan opini saya. Saya menjadi seseorang yang takut salah ngomong dan memilih untuk tidak berpendapat sama sekali. Saya menjadi dikenal sebagai anak yang pendiam dan sampai pada akhirnya saya menyadari bahwa saya mulai kehilangan skill saya dalam berkomunikasi. Saya menjadi sulit untuk merangkai kata dan sering sekali tidak tahu harus bilang apa atau bagaimana cara menjelaskan sebuah hal simple karena saya berpikir terlalu tinggi dan banyak, sehingga membuat diri saya sendiri menjadi stress dan anxiety. Hal ini terjadi karena saya menjadi orang yang takut salah ngomong dan terkadang saya rela untuk diam daripada memberikan pendapat saya. Tetapi, saya menyadari bahwa saya harus bisa mengubah dan memperbaiki hal itu dan keluar dari zona nyaman saya, agar saya dapat berkembang dan menjadi “the best version of me”. Terlepas dari ayah saya yang merupakan sarjana arsitek, saya memilih arsitek dalam perkuliahan saya karena saya ingin seni bangunan saya dapat dipakai, digunakan, dan disukai oleh orang banyak. Ilmu arsitek sangatlah luas, tidak hanya seni dan matematika yang bagus, tetapi juga fisika, struktur, material, dan berbagai soft dan hard skills. Cara berfikir dan skills seorang arsitek pun adalah sangat mahal. Skills seperti komunikasi, kepemimpinan, mengatur waktu adalah hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam apapun bidang kerja yang pada akhirnya dipilih. Saya ingin menjadi mengembangkan diri dan cara berfikir saya menjadi arsitek dikenal banyak orang. Saya ingin mendapatkan sertifikat legal membangun sebagai arsitek, agar saya dapat mengimplementasikan ide-ide saya ke dalam dunia nyata. Bagi saya, seorang arsitek yang berhasil itu adalah mereka yang membuat bangunan yang dapat mendukung keberlangsungan kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, dan bumi secara utuh, sambil menciptakan suasana yang nyaman dan aman. Arsitek yang berhasil adalah mereka yang berhasil menarik perhatian orang dan bangunannya dihargai oleh orang banyak.

Saya kagum dan tertarik untuk mengetahui lebih jauh logika-logika dan konsep arsitektur, dan juga cara berpikir kritis dan kreatif seorang arsitek-arsitek terkenal. Dalam setiap bangunan yang saya pernah kunjungi, saya pasti selalu melihat sebuah bangunan dari sisi arsitekturnya dan bagaimana seorang arsitek bangunan tersebut menciptakan feel yang menarik dan suasana yang nyaman. Setiap kali memasuki sebuah ruangan, ruangan, dan lingkungan, saya bisa melihat nuansa dan memori yang tempat-tempat itu tinggalkan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Angelie Jasmine – Reflection

Bagi saya, selama kurang lebih 3 bulan masa perkuliahan berlangsung, Introduction to Architecture adalah salah satu kelas yang mengajarkan saya tentang makna memilih karir sebagai arsitektur yang lebih luas dan dalam. Mata kuliah Introduction to Architecture telah memberikan saya tempat dan kesempatan, untuk bisa memahami dan mengaplikasikan cara berpikir dan bertindak sebagai mahasiswa, maupun sebagai arsitek di masa depan. Saya belajar banyak, tidak hanya melalui teori, diagram, maupun pandangan arsitek dan peneliti luar, tetapi juga melalui tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya, seperti tugas mewawancarai salah satu arsitek wanita di Indonesia. Tugas ini membawa saya kepada pemahaman Teori “5 Virtues of Thoughts” dari buku “Nichomachean Ethic Book IV by Aristotle”, yang sangat luas dan variatif dalam kehidupan seorang arsitek.

BINUS University menjadi tempat dimana saya bertumbuh dan mengembangkan diri saya. Hal ini dikenal sebagai “Nous”. Universitas adalah wadah bagi saya dalam membangun kapasitas dalam pandangan dan cara berpikir, kapabilitas, kebijakan intelektual, bahkan juga etika. Bagi saya, universitas tidak hanya menyajikan ilmu pengetahuan di kelas, tetapi juga kesempatan bagi diri saya untuk keluar dari zona nyaman saya dan mencoba hal-hal baru. 

Saya mengenal banyak rekan-rekan mahasiswa dari berbagai jurusan, asal, dan latar belakang. Dengan sifat introvert yang saya miliki, saya harus bisa memberikan effort yang lebih dalam berkomunikasi dengan mereka, dan memberikan impresi yang baik kepada mereka. Hal ini terjadi karena rasa keingintahuan saya untuk mengenal mereka lebih jauh dan dalam lagi. Melalui hal ini saya dapat mengenal cara pandang mereka terhadap suatu hal, cara mereka menghadapi sebuah situasi, dan kapabilitas mereka dalam berpikir mengenai suatu masalah. Bagi saya, hal ini penting bagi seorang arsitek untuk mengobservasi klien mereka agar dapaat memenuhi dan mewujudkan kebutuhan klien mereka. 

Peran Nous itu sendiri, menurut pandangan saya, bukan hanya menjadi tempat, tetapi juga pengetahuan dan cara berpikir kita yang awal, atau biasa dikenal dengan “original mind”. Hal ini menjadi peran yang penting, karena menjadi tahap awal dalam pola pikir dasar seseorang secara rasional dan masih berasal dari ingatan memori asalnya. Dalam tahap awal ini, seseorang bisa mendapatkan kesadaran diri dalam mengukur kelebihan dan kekurangan, demi menembus batas diri kita di masa lalu. Berada di tempat yang baru, bersama orang-orang yang baru, menjadikan memulai komunikasi dan membangun relasi adalah hal yang sangat penting bagi diri saya. Begitu juga dalam arsitektur, seorang arsitek diwajibkan untuk memiliki skill komunikasi yang baik, baik dalam design, literasi, maupun dalam berbicara dengan orang baru, terutama klien, dan juga di depan umum. 

Nous dapat dipahami sebagai mandala, tolak ukur awal seseorang dalam mendalami sebuah profesi. Lingkungan dunia profesi, universitas, yang seseorang pilih dapat sangat mempengaruhi masa depan seseorang, baik dari segi gaya hidup sosial, ekonomi, maupun budaya. Oleh karena itu, titik mulai setiap orang dalam sebuah perjalanan karir itu berbeda-beda. Setiap orang datang dari latar belakang yang berbeda-beda yang membuat mereka menjadi diri mereka yang sekarang. 

Universitas sebagai wadahnya, tentu menyajikan ilmu pengetahuan bagi mahasiswanya. Dalam quadran Episteme, ilmu pengetahuan memiliki porsi yang paling besar yang seorang mahasiswa dapatkan. Hal ini dikarenakan, dunia pendidikan yang menerapkan sistem belajar dengan mendengarkan dan membaca yang lebih dominan. Akan tetapi, menurut saya, hal ini adalah sama pentingnya dengan praktikum, karena disinilah saya bisa mempelajari konsep-konsep dasar dan latar belakang sebuah praktek. Dalam kesempatan ini pun, mahasiswa dapat saling bertukar pikiran dan mendiskusikan pandangan mereka mengenai suatu masalah arsitektur. Bagi saya, ilmu pengetahuan yang berdasarkan atas pedoman arsitek, merupakan panduan utama bagi seorang mahasiswa dalam mengenal sebuah bidang. Hal ini dilakukan untuk menyatukan pemahaman setiap orang mengenai sebuah teori. Oleh karena itu, ilmu arsitek sangatlah luas. 

Selain Episteme, universitas pun menyajikan Techne. Quadran tersebut diambil dari ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kelas yang menerapkan cara belajar praktik, seperti simulasi studio dan kuliah praktik dan profesi yang sifatnya opsional. Memilih arsitektur tentu merupakan langkah yang besar bagi saya. Dibalik latar belakang saya, keinginan saya untuk membangun sebuah bangunan utuh, dengan kesenian yang tinggi, dan dapat berguna bagi banyak orang, adalah cita-cita utama saya. Keinginan menjadi arsitek artinya saya memiliki komitmen yang besar untuk tidak berhenti sampai Sarjana 1 (S1) saja. Dalam perkuliahan S1, saya hanya akan mendapatkan pendidikan yang disimulasikan kedalam studio desain, dan hal itu tidak menjadikan saya seorang arsitek. Oleh karena itu, saya harus melanjutkan dan memperkuat ilmu pengetahuan saya dengan kuliah praktik dan profesi. Tetapi perjalanan menjadi seorang arsitek adalah proses dan usaha yang panjang, sehingga dimulai dengan masa perkuliahan dengan simulasi studio adalah permulaan yang baik. Hal ini adalah untuk merangsang pengetahuan, keterampilan, dan motivasi menjadi arsitek. 

Lebih daripada itu, melalui simulasi praktik dan studio ini mahasiswa dapat mengasah skills mereka dalam membayangkan dan menggambarkan sebuah desain dalam bentuk maket, maupun gambar sketsa. Mereka dilatih untuk mengasah keterampilan dalam common senses dan logically thinking mereka dalam menentukan fungsi, bentuk, ukuran, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, mahasiswa pun mempelajari menggunakan aplikasi-aplikasi untuk mendesain 2D, 3D, hingga rendering. Dalam kelas studio ini, mahasiswa tidak hanya diajarkan mengenai teori, tetapi juga mengasah soft dan hard skills mereka. Mereka dituntut untuk dapat membagi waktu dan mengumpulkan tugas-tugas dan ujian mereka dengan baik, teliti, dan tepat waktu. Seorang arsitek pun tidak akan bekerja sendiri di masa depan. Mereka akan bekerja sama dengan pekerja teknik yang lain juga, seperti teknik sipil, mekanikal, elektrikal, dll. Sehingga, dari masa perkuliahan ini mahasiswa diajak untuk bisa berdisksi dan bekerja sama, agar ilmu pengetahuan seorang arsitek bisa mengikuti ilmu pengetahuan dari berbagai bidang tersebut. 

Setelah menjalankan Quadran Techne, adapula Quadran Phronesis yang harus dijalani oleh mahasiswa arstiketur. Adapun Quadran Phronesis ini merupakan taktikal seseorang dalam bertindak di sebuah bidang pekerjaan. Di dunia arsitektur, hal ini tidak bersifat wajib bagi mereka yang tidak ingin melanjutkan karir nya dalam merancang dan memiliki legalitas untuk membangun bangungan. Bagi saya, memiliki sertifikat legalitas sebagai arsitek merupakan sebuah kunci pencapaian yang utama saya memilih arsitektur dari awal perkuliahan, dan dengan itu saya dapat benar-benar mengaplikasikan talent, skills, dan effort saya ke dalam dunia yang nyata. Hal ini pun dapat menghasilkan hasil yang bervariatif, dikarenakan sistem setiap universitas berbeda-beda. Akan tetapi, ketersediaan ruang untuk melatih kemampuan dan pengetahuan taktikal dalam masa perkuliahan sangat sedikit. 

Walaupun begitu, bagi saya, kuliah praktik dan profesi adalah penting untuk dijalankan. Nilainya bukan karena untuk bisa membangun, tetapi untuk menyatakan keinginan dan keselamatan manusia maupun lingkungan atas bangunan yang terbangun di masa depan. Menurut saya, hal ini adalah sesuatu yang harus dipertanggung jawabkan seorang arsitek ketika berbicara mengenai “sustainable world”. Tidak hanya keindahan bangunan, tetapi juga kontribusinya kepada orang dan alam sekitar. Saya percaya, menjadi arsitek bukanlah hal yang mudah. Menjadi arsitek bukan hanya menggambar, tetapi arsitek memegang kunci dari keindahan, kedalaman makna, kemajuan dan perkembangan dunia di masa depan. Dari kuliah praktik dan profesi inilah kita akan memahami secara nyata, usaha, waktu, dan tenaga dalam menjalankan suatu proyek kecil maupun besar. 

Hal-hal itu semua adalah penting adanya, dan semuanya dimulai dari diri kita sendiri. Quadran Sophia adalah korelasi keutamaan intelektual seseorang secara kebijakan teoritis dengan pengetahuan atas kebenaran tertentu yang dirinya miliki. Oleh karena itu, saya mengartikannya dengan perasaan yang ada didalam diri seseorang, yang berasal dari pemahamannya mengenai suatu hal dan keyakinannya terhadarap dirinya, sehingga menciptakan pribadi yang berani dan mencintai karya, bidang atau kegiatan yang dirinya usahakan. Sophia merupakan awal dari keyakinan diri seseorang untuk berani memulai sebuah karya. Dari pengertian ini, saya dapat mengerti bahwa hasil dari quadran ini sifatnya dapat bervariasi, karena setiap orang memiliki latar belakang mereka masing-masing, dimana hal yang telah mengubah cara berpikir mereka berbeda-beda. 

Dari Quadran Sophia, saya mengetahui bahwa ada faktor yang menyebabkan seseorang dapat berani dan mengambil keputusan. Faktor tersebut adalah berupa tekanan dan kegagalan. Sebuah hal yang sangat umum, karena dalam setiap proses perjalanan hidup, kedua hal itu adalah sesusatu yang membuat kita belajar dan bangun. Ditahap itulah seseorang dapat menjadi berani dan mencintai sebuah proses, bukan hanya sebuah usaha lagi. Seiring berjalannya waktu, seseorang memiliki goal, memberikan effort, mendapatkan feedback, dan tetap fokus dalam prosesnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan bisa berjalan dengan lancar jika kita tidak menyeimbangkan waktu kita untuk beristirahat dan bersenang-senang sejenak. Dengan demikian, seseorang dapat fokus dalam mengembangkan skills mereka dan bekerja mencapai goals mereka. Dengan melakukan talent dan skill secara bersamaan, ditambah dengan effort, seseorang dapat mencapai achievement. 

Melalui pertemuan saya dengan Ibu Mei Mumpuni, saya belajar mengenai banyak hal. Mendapatkan kesempatan untuk bertemu salah satu arsitek wanita di Indonesia adalah kesempatan yang sangat besar bagi saya, untuk mengetahui pengalamannya bergerak dalam bidang arsitektur. Salah satu quadran yang Ibu Mei ajarkan adalah Quadran Sophia. Dalam perjalanan Ibu Mei sebagai arsitek, beliau mengatakan bahwa beliau tidak memiliki support system. Beliau bermodalkan pengetahuannya, kemampuannya dalam menggambar, dan keyakinan dan keberaniannya sendiri untuk mengambil langkah tersebut. Beliau pun mengatakan bahwa jika passion atau keinginan kita sudah benar dan kita menikmati melakukakannya pasti bisa dijalankan dengan baik, tanpa stress. Hal ini pula yang menyakinkan saya dalam memilih arsitek.

Dalam perbincangan kami, Ibu Mei pun bercerita tentang bagaimana pada masa beliau kuliah, beliau tidak turut aktif dalam kegiatan himpunan. Tetapi beliau juga mengatakan bahwa tidak ada salahnya mengikuti kegiatan himpunan, semuanya tergantung dengan diri kira masing-masing. Jika kita membutuhkan himpunan sebagai jembatan kita untuk menjalin relasi dan melatih kemampuan komunikasi kita, hal itu adalah sangat penting. Tetapi bagi Ibu Mei, ia sanggup untuk berkomunikasi dengan baik tanpa harus berkecimbung dalam kegiatan berorganisasi. Keyakinan Ibu Mei dalam hal ini sangat membuat saya tertarik untuk mengenal lebih dalam. Sampai pada saat ini, Ibu Mei aktif ikut serta dalam sayembara, dan darisitulah beliau dikenal banyak orang dan memiliki relasi. Hal ini adalah bentuk keberanian Ibu Mei yang sangat menginspirasi bagi saya. 

Selain itu, Ibu Mei juga mengatakan bahwa kita tidak boleh hanya membaca buku, tetapi kita juga perlu langsung mengujungi tempat-tempat dengan bangunan-bangunan arsitektur yang menginspirasi. Hal ini dapat berada dalam Quadran Episteme, dimana kita mempelajari ilmu pengetahuan arsitektur, tetapi dalam hal ini secara langsung. Dalam mandala perjalanan atau Nous pun kita dapat mengerti bahwa dengan mengeksplor bangunan-bangunan arsitektur yang memiliki arti yang dalam, sejarah yang menarik, dan seni arsitektur yang luar biasa, kita dapat merasakan secara langsung kekayaan dalam bangunan tersebut. Begitu luas dan beragam ilmu arsitektur yang harus dipelajari dan dikembangkan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Angelina Dara Poskiparta – Reflection

Intuition. “an ability to understand or know something immediately based on your feelings rather than facts” (Cambridge Dictionary) This is an ability which every human has, in fact it is an ability every human needs considering that every human is born with no knowledge of the world. Intuition is what saves them from doing things which possess various possibilities of harming them, whether mentally or physically. Intuition is a feeling which can be trained and grown using knowledge and experiences. To the point in which most often, humans don’t remember why something must be done or must be avoided yet they know that it must be that way no matter what. Intuition is what make sense of the world when facts fail to reveal itself, as it is more often than not, purely based on feelings and human moral psychology.

Ironically, this definition goes against the great philosopher, Aristotle’s, way of thinking about intuition. Aristotle categories intuition as something logical and metaphysical. From here he divides it again in parts, one of which is nous or understanding. 

Nous is “a virtue of thought concerned with first principles of scientific knowledge; not action. While partly built up through experience, people also seem to have an intuitive ‘natural consideration, comprehension and judgement’” (Jun 2021, Kristjánsson) From this statement one can understand that understanding (nous) is not a purely feeling based thing, like intuition, in fact it is something built upon scientific factual knowledge. However, it can and is affected by intuition. As it is vice versa as well, intuition can be affected by knowledge and understanding, understanding can be affected by intuition.

In life, this is unavoidable, as humans never stop trying to understand and learn anything and everything around them nor do they stop trying to survive. This is the way in every setting including, if not especially, during one’s university studies. This is the time in life when people face various new experiences and issues for the first time ever. Constantly learning and understanding new things, whether academically or generally. How to live on one’s own, how to handle stressing situations alone, how and what to learn for one’s studies, how to handle one’s new teachers and each of their specific characters, how to do this and that and this and that. So, how do these moments in life connect with nous?

As per Aristotle’s “Nichomachean Ethic Book IV”, Nous is made into four parts. Those four parts being: Episteme meaning knowledge, Phronesis meaning practical knowledge/wisdom, Techne meaning craft or art, and Sophia meaning wisdom. 

Firstly, dissecting the meaning of episteme. Episteme may also be translated as scientific knowledge at times, however in this context, scientific does not hold the same meaning it usually does. Instead the word is there to stress that the knowledge is certain, perhaps even factual. Episteme in the setting of the university experience is the academic knowledge which one receives. This plays a majorly large part in university since the main reason one goes there is to further one’s studies. One’s episteme can be sharpened and grown by keeping on learning and learning. A few forms of learning sources one would come across include books, textbooks, verbal teachings, presentations, seminars, coursemates helping out each other for a variety of questions because they hadn’t remembered to ask the teacher. The entire world becomes one’s library, it’s incredible, truly. 

In actuality, this applies not only to episteme but to phronesis as well. Phronesis as mentioned before is practical knowledge. So, whereas episteme is “textbook” knowledge, phronesis is knowledge which one can apply directly to life. It ties closely with techne, which means craft, as to put in practice techne one first needs phronesis. Without knowledge on how to do something in what way would one do anything? Yet, they are still two distinctly different points. Through understanding Aristotle’s teachings, it is found that since both phronesis and techne are points “which deal with contingent reality, form (scil. true) opinions. In the case of technê, the opinions are the basis for production; and in the case of phronêsis, the opinions are the basis for living well” (Parry,2003). Once again comparing in a university setting, phronesis would mean knowledge for living, for survival. Every waking moment becomes a phronesis learning moment. How to do one’s own laundry, how to manage one’s time as best as possible for each day, how to plan regular meals with no fail, these are only very few of the many examples. During university is the period when people mature the most, when they learn the most, preparing for adulthood and all its challenges. Not to mention the academic aspect of phronesis, this would include the gap between knowledge received from classes and in real life practices. Although, it’s not very broad as university classes are dominated by theoretical learning.

Expanding more on techne, as it is the form of craft, it is the work of bringing something into existence. Producing so to have tangible progress and results. Most times without realising it, this is happening all the time. Anything that is done which can or will affect other aspects of the world even in the smallest ways means that one is partaking in techne, because the results are always tangible. If one can sense the difference using any of the five senses then it is the result of techne. But perhaps it’s better to narrow it down for now, to a university setting. Techne is prevalent during studio simulations, practising doing actual work based on the knowledge acquired so far. In the architecture major for example, techne is when one is practising drawing site plans and structural work, as well as a model for the building(s) one designed. Another example of techne in university, unspecific to any major, could be when given assignments which involve other people, such as interviews, surveys, socializations, and so on and so forth. 

Finally, regarding sophia, which means wisdom. “Aristotle considered sophia to be theoretical wisdom.”(Dennison,2013). This would mean while just “wisdom” holds meaning closer to “common sense” and “good judgement”, sophia would hold closer meaning to “scientific knowledge, combined with intuitive reason, of the things that are highest by nature” (Aristotle, Nicomachean Ethics VI) or in simpler words, based on personal understanding, proven logic. This means sophia ties closely with episteme, as through theoretical knowledge one can acquire theoretical wisdom. 

 Once again, this point is prevalent in the university experience. Sophia is mainly used during discussions and forming opinions. In university, being the breeding grounds for new opinions and constantly creating new discussions, it is surely with no doubt people use sophia everyday. That is, if those participating truly use proven logic in their arguments, instead of just throwing things out there with no basis whatsoever.

University is surely a difficult yet fun period of time for most and the sudden change in environment can, and do, affect previously high school students quite a lot. Many even ending up needing more time to finish or even finally dropping out entirely.

 In a less general note, students who have had to go through school during the COVID-19 pandemic are surely some of the most impacted people by the transition to university from high school. From once not being able to even step outside of home to do anything let alone learn, to suddenly anything is able to be a learning possibility. However this impact isn’t one hundred percent positive for them, experiencing a wide variety of learning methods and practical assignments for the first time also means that they are not used to these methods and assignments creating more difficulty in adapting to university life. Unlike the students who were lucky enough to experience these new learning methods and assignments gradually, through smaller scale, before stepping into university, the students born of the pandemic have their work cut out for them. 

Personally, I am a victim of this. Going through the pandemic, never allowed to leave home, schooling only being done online, and finally when we were allowed back offline it was only for a very short time, not to mention having strict parents which made it even more difficult to get out and about at the time. However, there is also a silver lining to this. I am now more excited than ever to face the world head on, perhaps even more than students who didn’t experience the pandemic’s heavy impact. Despite university life having it’s ups and downs, I don’t mind them and instead embrace them. I truly am happy to be able to experience all this, even though it’s only been a short while, it has given me the experiences which I have craved during my high school years. Learning using practical methods like that of making models, going out with friends which I was never able to do before the way I do now, my newfound freedom and knowledge of the world and the environment around me. It has truly been exhilarating.

To conclude, by understanding and utilising the mentioned four points, university students can learn to be able to get through and handle any challenge university life may throw at them, as well as in life after university. Episteme for academic knowledge and understanding, Phronesis for non theoretical knowledge or “street smarts”, Techne to apply the newfound knowledge in real life, and finally Sophia to aid in making the best decisions possible using proven logic and not just instinct. These are the four points of Nous.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Aristia Winati Adam – Reflection

Bagi saya, konsep Nous adalah salah satu konsep filosofis yang sangat relevan dalam kehidupan perkuliahan arsitektur. Nous adalah sebuah istilah dalam filosofi Yunani yang mengacu pada intelek, pemahaman, dan pemikiran yang mendalam. Dalam konteks kehidupan perkuliahan arsitektur, konsep Nous memiliki peran yang penting dalam membantu mahasiswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang arsitektur dan memandu mereka dalam memahami berbagai aspek yang terkait dengan disiplin ini. Dalam tulisan ini, saya akan menjelaskan pengertian Nous dan empat elemen yang ada di dalamnya, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, serta bagaimana konsep-konsep ini berpengaruh pada kehidupan perkuliahan arsitektur saya.

Pengertian Nous

Nous adalah konsep filosofis yang berasal dari bahasa Yunani, yang sering diterjemahkan sebagai “akal budi” atau “pemikiran”. Konsep ini telah diperdebatkan dan dipahami dalam berbagai cara oleh para filsuf sepanjang sejarah. Namun, dalam konteks perkuliahan arsitektur, Nous dapat diartikan sebagai pemahaman mendalam yang melibatkan penggunaan akal budi dan intelek untuk memahami berbagai aspek arsitektur.

Dalam pemahaman Nous, terdapat empat elemen utama yang memainkan peran penting dalam membantu mahasiswa arsitektur mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang disiplin ini:

1. Sophia (Kebijaksanaan)

Sophia merujuk pada kebijaksanaan atau kebijaksanaan spiritual. Dalam konteks perkuliahan arsitektur, Sophia mengacu pada pemahaman mendalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari arsitektur. Ini melibatkan pemahaman tentang sejarah arsitektur, estetika, filosofi, dan konsep-konsep dasar yang membentuk disiplin ini. Sophia membantu mahasiswa arsitektur mengembangkan pandangan yang lebih luas tentang arsitektur dan mengintegrasikan nilai-nilai etika dan sosial ke dalam praktik arsitektur mereka.

Kebijaksanaan ini sangat penting dalam pengambilan keputusan dalam arsitektur, terutama dalam hal desain. Dalam proses merancang bangunan, seorang arsitek harus mempertimbangkan tidak hanya aspek teknis dan estetika, tetapi juga bagaimana bangunan tersebut akan memengaruhi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Sophia membantu mahasiswa arsitektur untuk memahami implikasi etis dari keputusan desain mereka dan menjadikan kebijaksanaan sebagai panduan dalam menghadapi situasi kompleks dalam dunia arsitektur.

2. Techne (Keterampilan Teknis)

Techne adalah konsep yang merujuk pada keterampilan dan kemampuan teknis. Dalam perkuliahan arsitektur, Techne mencakup pemahaman tentang teknik-teknik yang digunakan dalam perancangan dan konstruksi bangunan. Ini termasuk pengetahuan tentang material, struktur, dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur. Techne membantu mahasiswa arsitektur mengembangkan keterampilan teknis yang diperlukan untuk merancang dan membangun bangunan secara efektif.

Keterampilan teknis sangat penting dalam perkuliahan arsitektur. Mahasiswa perlu memahami cara merancang bangunan yang sesuai dengan persyaratan teknis, menghitung beban struktural, memilih material yang tepat, dan merencanakan sistem mekanikal dan elektrikal yang efisien. Techne membantu mahasiswa untuk memahami dasar-dasar teknis ini dan menerapkannya dalam proyek-proyek perkuliahan mereka.

3. Pronesis (Kemampuan Pengambilan Keputusan)

Pronesis adalah kemampuan untuk membuat keputusan etis dan praktis. Dalam konteks perkuliahan arsitektur, Pronesis membantu mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan dilema yang muncul dalam proses perancangan dan konstruksi bangunan. Ini melibatkan kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, dalam pengambilan keputusan. Pronesis juga membantu mahasiswa arsitektur untuk mengembangkan kesadaran etis dalam praktik arsitektur mereka.

Kemampuan untuk membuat keputusan yang etis dan praktis sangat penting dalam dunia arsitektur. Mahasiswa arsitektur sering dihadapkan pada dilema seperti bagaimana mengintegrasikan keberlanjutan dalam desain, bagaimana memenuhi kebutuhan klien sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip etika profesional, atau bagaimana mengatasi tantangan lingkungan yang kompleks. Pronesis membantu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan ini dan mengambil keputusan yang seimbang dan bijaksana dalam praktik arsitektur mereka.

4. Episteme (Pengetahuan Ilmiah)

Episteme adalah pengetahuan ilmiah atau pengetahuan teoritis. Dalam perkuliahan arsitektur, Episteme melibatkan pemahaman tentang teori-teori arsitektur, prinsip-prinsip desain, dan konsep-konsep dasar yang membentuk disiplin ini. Ini membantu mahasiswa arsitektur untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang dasar-dasar ilmiah yang melandasi praktik arsitektur. Episteme juga membantu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis dan menganalisis secara mendalam.

Pengetahuan ilmiah adalah landasan penting dalam perkuliahan arsitektur. Mahasiswa perlu memahami teori-teori arsitektur yang berbeda, seperti teori modernisme, postmodernisme, dan teori fenomenologi, untuk memahami berbagai pendekatan dalam perancangan. Episteme membantu mahasiswa untuk mengembangkan dasar ilmiah yang kuat dalam pemahaman disiplin ini dan menggunakannya untuk memandu keputusan desain yang mereka buat.

Bagaimana Nous (Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme) Bekerja dan Berpengaruh dalam Kehidupan Perkuliahan Arsitektur Saya

Sophia: Sophia membantu saya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari arsitektur. Dalam kuliah sejarah arsitektur, saya belajar tentang perkembangan arsitektur dari zaman kuno hingga modern, dan bagaimana nilai-nilai sosial dan budaya mempengaruhi desain bangunan. Sophia membantu saya untuk menghargai sejarah dan warisan arsitektur, serta bagaimana kita dapat mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam desain masa kini.

Techne: Techne memberikan pemahaman tentang keterampilan teknis yang diperlukan dalam arsitektur. Saya belajar tentang berbagai material konstruksi, teknologi bahan bangunan, dan metode konstruksi. Hal ini memberi saya pengetahuan praktis yang sangat diperlukan dalam merancang dan membangun bangunan. Selain itu, saya juga belajar tentang software perancangan yang penting dalam era digital, seperti AutoCAD dan Revit, yang membantu saya mengembangkan keterampilan teknis modern.

Pronesis: Pronesis membantu saya dalam menghadapi berbagai dilema etis dan praktis dalam perkuliahan arsitektur. Saya sering dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana mempertimbangkan aspek lingkungan dalam desain bangunan, atau bagaimana memenuhi kebutuhan klien sambil tetap mematuhi standar etika profesional. Kemampuan untuk membuat keputusan etis dan praktis adalah keterampilan yang sangat penting dalam arsitektur, dan Pronesis membantu saya untuk mengembangkan kesadaran etis dalam praktik arsitektur saya.

Episteme: Episteme memberikan dasar ilmiah yang kuat dalam perkuliahan arsitektur. Saya belajar tentang teori-teori arsitektur yang berbeda, seperti teori modernisme, postmodernisme, dan teori fenomenologi, yang membantu saya untuk memahami kerangka kerja konseptual dalam disiplin ini. Selain itu, saya juga memperoleh pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip desain dan konsep-konsep dasar yang membentuk arsitektur. Pengetahuan ini membantu saya untuk mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis dan menganalisis secara mendalam dalam perancangan bangunan.

Secara keseluruhan, konsep Nous dengan elemen-elemen Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme sangat relevan dalam kehidupan perkuliahan arsitektur saya. Mereka membantu saya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang arsitektur, memberikan keterampilan teknis yang diperlukan, membantu saya menghadapi dilema etis, dan memberikan dasar ilmiah yang kuat. Semua elemen ini bekerja bersama-sama untuk membentuk fondasi yang kokoh dalam pendidikan arsitektur saya.

Penerapan Nous dalam Kehidupan Perkuliahan Arsitektur

Dalam kehidupan perkuliahan arsitektur saya, Nous dengan elemen-elemen Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme memiliki dampak yang signifikan. Berikut adalah beberapa contoh konkrit tentang bagaimana konsep Nous berperan dalam kehidupan perkuliahan arsitektur:

1. Sophia dalam Sejarah Arsitektur: Dalam mata kuliah sejarah arsitektur, saya belajar tentang perkembangan arsitektur dari masa ke masa. Pengertian Sophia membantu saya untuk melihat lebih dari sekadar estetika bangunan. Saya memahami bagaimana konteks sosial, budaya, dan sejarah memengaruhi desain arsitektur pada setiap periode. Ini membantu saya mengembangkan apresiasi yang lebih mendalam terhadap warisan arsitektur dan bagaimana nilai-nilai tersebut masih relevan dalam desain masa kini.

2. Techne dalam Teknik Bangunan: Dalam mata kuliah teknik bangunan, saya belajar tentang material konstruksi, struktur, dan teknologi yang digunakan dalam arsitektur. Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang bagaimana bahan-bahan yang berbeda berinteraksi dan bagaimana memilih material yang sesuai untuk setiap proyek. Techne membantu saya untuk mengembangkan keterampilan teknis yang diperlukan untuk merancang bangunan yang aman, fungsional, dan efisien.

3. Pronesis dalam Etika Desain: Dalam proyek-proyek perancangan, terutama yang melibatkan proyek komunitas atau lingkungan, Pronesis sangat relevan. Saya harus mempertimbangkan dampak desain kami terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitar proyek. Kemampuan untuk membuat keputusan etis dan praktis adalah kunci dalam menghadapi situasi seperti ini. Dengan memanfaatkan Pronesis, saya bisa merancang bangunan yang berkelanjutan dan menguntungkan masyarakat.

4. Episteme dalam Teori Arsitektur: Dalam mata kuliah teori arsitektur, saya belajar tentang berbagai aliran teori dan pandangan filosofis yang membentuk arsitektur. Episteme membantu saya untuk memahami berbagai konsep dasar seperti ruang, proporsi, dan struktur dalam konteks teori. Ini membantu saya untuk mengembangkan kerangka kerja konseptual yang kuat dalam desain saya.

Selain itu, Nous juga membantu saya dalam menghadapi proyek-proyek perancangan yang kompleks. Saya belajar untuk mengintegrasikan semua elemen ini dengan baik, sehingga hasilnya adalah desain bangunan yang memenuhi persyaratan estetika, fungsional, teknis, dan etis.

Kesimpulan

Keempat unsur Nous, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, memainkan peran penting dalam membentuk pengalaman pendidikan bagi mahasiswa arsitektur. Sophia menekankan penghargaan yang mendalam terhadap nilai dan prinsip yang mendasari arsitektur, menghubungkan aspek sejarah, estetika, dan filsafat dengan praktik desain saat ini. Techne memberikan keterampilan teknis praktis, mencakup pengetahuan tentang material, teknik konstruksi, dan perangkat lunak desain modern, yang membekali mahasiswa untuk aplikasi nyata konsep arsitektur. Pronesis membimbing mahasiswa dalam membuat keputusan yang etis dan praktis, mengatasi dilema kompleks yang sering muncul dalam proses desain arsitektur. Terakhir, Episteme menanamkan dasar teoritis yang kuat, mendorong berpikir kritis dan analisis mendalam tentang teori arsitektur dan prinsip desain.

Konsep Nous dan elemen-elemennya, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, menciptakan fondasi integral dalam perkuliahan arsitektur yang mendalam dan berpengaruh. Sophia membantu mahasiswa untuk menjalani perjalanan penemuan diri mereka dalam arsitektur dengan mengeksplorasi nilai-nilai, kebijaksanaan, dan aspek sosial yang melandasi karya arsitektur. Sementara Techne membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis yang diperlukan untuk mewujudkan ide-ide mereka dalam bentuk nyata. Pronesis mengasah kemampuan dalam membuat keputusan etis dan praktis, menghadapi tantangan-tantangan nyata dalam proyek-proyek arsitektur. Terakhir, Episteme memberikan pemahaman teoritis yang mendalam, memungkinkan mahasiswa untuk mengkaji kritis konsep-konsep arsitektur dan merespon dengan solusi yang terinformasi secara mendalam. Keseluruhan, konsep Nous dan elemen-elemennya menjadi pilar penting dalam mengarahkan pengalaman pendidikan arsitektur menuju kedewasaan intelektual dan profesional.

Secara ringkas, konsep Nous, bersama dengan empat unsurnya, berpengaruh besar dalam pendidikan mahasiswa arsitektur dengan memberikan pemahaman komprehensif tentang disiplin tersebut, keterampilan teknis, kemampuan pengambilan keputusan etis, dan landasan teoritis yang kuat, yang semuanya sangat penting dalam pengembangan mereka sebagai arsitek.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Andika Jantoni – Get to Know Your Self

Nama saya Andika Jantoni, lahir di Jakarta yang kemudian pindah ke Bangka belitung saat berusia 1 tahun. Saya besar dalam keluarga yang sederhan dan merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai pelelang ikan dan ibu saya seorang ibu rumah tangga yang merawat anak-anaknya dengan baik. Awalnya kami satu keluarga besar ayahku tinggal di satu rumah, kemudian karena rumah tersebut terlalu penuh, kami pindah ke rumah yang baru. Rumah yang tidak terlalu besar tidak terlalu kecil tapi cukup untuk menampung kami berlima. 

Menjadi anak pertama menurutku cukup berat karena banyaknya ekspektasi yang harus saya tanggung. Sebagai anak pertama juga saya harus menjadi contoh bagi adik- adik saya. Tapi jujur saja menurutku lebih sulit menjadi adik perempuan yang satu tahun lebih muda dari saya. Tiap hari adik saya disuruh untuk mencuci piring dan memasak nasi. Kenapa enggak saya yang disurug mencuci piring dan memasak nasi? Karena menurut orang tua ku itu bukan tugas laki-laki, meskipun saya tidak setuju dengan hal  tersebut. Oleh karenanya, saya selalu membantu adik saya mencuci piring dan sesekali memasak nasi.

Saya merupakan pemuda sederhana yang suka mendengar musik, bernyanyi, menggambar dan ngedance. Saya sangat suka mendengarkan lagu jazz. Entah kenapa lagu jazz itu make me feel like it’s christmas. Meskipun saya belum pernah merasakan natal yang seperti orang amerika, membuka kado di bawah pohon natal, dan salju turun dari langit. But listening to jazz is comforting. Even though, aku tau sebagian besar orang is not a fan of jazz. Selain itu juga saya sangat kpop. Menurut saya, kpop berdampak cukup besar bagi diri saya, terutama dalam segi penampilan. Saya jadi lebih care pada penampilan sendiri, meskipun saya tidak terbilang tampan paripurna.

Dari kpop ini saya mulai suka untuk bernyanyi. Saya pernah mengikuti audisi untuk agensi besar korea dengan mengirim video saya bernyanyi kepada mereka. Hasilnya bagaimana? Tentu saja saya tidak diterima. Tidak mungkin saya berada di sini dan mengetik tulisan ini jika saya diterima. Selain itu saya juga sering ikut collab cover lagu. Istilahnya itu Role Voice Note. Mereka sistemnya di Whatsapp dengan membuat grup chat yang merupakan agensi kecil online untuk cover lagu, terutama lagu kpop. Saya menghabiskan sebagian besar masa pandemi saya dengan RVN ini. Bahkan saya dapat beberapa teman yang hingga sampai sekarang masih kontakan. Sistem RVN ini sendiri sangatlah rapi dan mudah untuk dimengerti. Saya penasaran siapa yang punya ide untuk membuat hal-hal tersebut.

Saya sangat suka menggambar, terutama menggambar orang dan suasana yang ada di sekitar orang tersebut. Sampa saat ini saya terus menggambar setiap hari. Saya mencoba setidaknya menggambar satu gambar setiap hari agar kemampuan saya nggak menurun. Awalnya saya lebih ke style realis tapi makin kesini gambar saya semakin stylized. Stylized drawing sendiri cukup ngetrend pada masa ini dibandingkan realis. Saya juga saat ini ingin mencoba membuka komisi dan menjual gambar yang saya buat ke masyarakat luas untuk membantu orang tua saya membayar biaya kuliah saya yang terbilang mahal.

Saya juga sangat suka ngedance, terutama kpop. Saya sering cover dance dari grup-grup kpop. Tetapi saya berencana berhenti ngedance as a profession saat kuliah, karena ingin fokus dengan pembelajaran yang saya jalani, agar nantinya mendapatkan banyak prestasi dan membuat banyak uang di masa depan. Bukan berarti dance tidak bisa menghasilkan banyak uang, hanya saja saya prefer menghasilkan banyak uang dengan cara lain, because i see dance as my hobby not as my passion.

Melihat sosok saya yang sekarang, saya cukup terharu menyadari seberapa banyak saya berua\bah dari sosok kecil saya, entah itu dari penampilan, pemikiran, atau kemampuan. Saya seperti melihat 2 orang yang completely different from each other.

Saat kecil merupakan anak yang pendiam dan pemalu. Di sekolah dasar, saya jarang sekali berbicara ataupun mengeluarkan suara. Bahkan, beberapa teman saya ada yang mengira saya bisu. Saat ada tugas yang berkaitan dengan maju di kelas, saya tidak pernah maju dan duduk di bangku saya. Kenapa? Karena saya tidak berani. Saya juga bingung kenapa saya tidak berani. Susah juga dibilang jika saya punya teman atau nggak. Yang jelas saya tau beberapa nama orang di kelas.

Masuk SMP saya mulai banyak berbicara dan tidak semalu saat di SD. Saya memperoleh banyak teman dan mengikuti banyak kegiatan sekolah. Saat SMP ini juga saya mulai menunjukkan ketertarikan kepada menggambar. Saya pun bersama teman-teman saya masuk ekskul menggambar. Di sana kemampuan menggambar saya semakin meningkat.

Jujur saja rival itu sangat penting dalam perkembangan diri. Tanpa ada teman-teman saya yang saya anggap rival, tidak mungkin saya bisa seperti sekarang, entah itu dalam menggambar ataupun akademik. Omong-omong akademik, mulai SMP ini juga saya mulai serius belajar, yang akhirnya saya mendapatkan juara kelas pertama kali seumur hidup. 

Di SMP ini juga saya memperoleh 3 orang sahabat yang hingga saat ini masih menjadi sahabat terbaik saya, meskipun saat SMA kami semua tidak satu sekolah. Mungkin bisa dibilang SMP merupakan salah satu masa terindah yang saya miliki. Sayangnya masa-masa indah tersebut berhenti dengan kehadiran COVID-19.

Masa SMA dengan adanya COVID-19 sangat sengsara bagi saya. Saya tidak mengerti sebagian materi yang diajarkan oleh guru via zoom, terutama fisika dan kimia. Tugas-tugas pun saya cukup kesulitan untuk mengerjakan karena tidak mengerti. Hal ini menyebabkan saya harus menonton video pembelajaran dari Youtube agar bisa mengerti pelajarannya.

 Saat ada tugas kelompok pun sangat sulit. Banyak sekali orang-orang yang hanya numoang nilai dan tidak bekerja sama sekali. Namun hal utama yang membuat saya sengsara adalah tidak bisa berkomunikasi dengan teman sekelas. Saya bahkan tidak ingat temen sekelas saya siapa saja pada saat itu. Alhasil saat pembelajaran Face to face mulai dilakukan, saya tidak memiliki teman sama sekali.

COVID-19 ini juga membuat kemampuan komunikasi saya semakin menurun, sehingga membuat teman saat sekolah sudah melakukan pembelajaran Face to Face, sangat sulit bagi saya. Untungnya saat itu saya berhasil berteman dengan satu orang. Dialah satu-satunya orang yang menjadi teman berbagi keluh kesah saya selama akhir kelas 10 hingga akhir kelas 11. 

Naik kelas 12 saya masuk ke ekskul dance. Kenapa enggak dari kelas 10? Karena pada saat itu tidak ada anggota laki-laki, dan anggota laki-lakinya baru ada kelas 12. 

Mungkin masuk ke ekskul dance ini merupakan salah satu keputusan terbaik saya buat. Di sini saya berkenalan dengan banyak orang dan mempelajari banyak hal, tidak hanya dance tapi dalam cara menghadapi orang, cara berkomunikasi dengan orang lain, hal-  hal yang harus disiapkan sebelum mengikuti lomba, rasannya ikut lomba, cara menyiapkan event lomba dan masih banyak lagi.

Saya banyak sekali menghabiskan waktu dengan mereka, entah itu latihan, mukbang bareng, ataupun sekedar ngumpul ngumpul. Terkadang memang melelahkan tetapi juga menyenangkan. Mereka seperti keluarga kedua saya. Di balik momen yang menyenangkan ini pastinya ada yang tidak menyenangkannya juga. Ada momen-momen di mana kami bertengkar karena perbedaan pendapat, momen kecewa saat tidak berhasil meraih juara dan momen momen sedih. Meskipun begitu, kami tetap solid dan tidak membenci satu sama lain.

Bisa dibilang 70% kenanganku pada masa SMA itu ada di ekskul dance ini. Sebenernya nggak bisa dibilang ekskul si, karena ada orang umum juga yang masuk. Jadi mungkin lebih bisa dibilang sebagai komunitas. Pokoknya sangat seru. Bahkan sampai sekarang saya masih ada di grup chat komunitas dance tersebut.

Komunitas ini sangat ngeboost self confidence saya. Saya mulai berani memulai interaksi dengan orang. Saya menjadi pribadi yang lebih ramah. Saya juga menjadi lebih aktif di kelas. Saya pun bisa dekat dengan teman-teman sekelas saya, yang tidak dapat saya dekati pada saat kelas 10 dan 11. Di kelas, saya dikenal sebagai si dancer karena saya sering tampil pada saat ada acara sekolah dan saya sering absen untuk mengikuti lomba dance. Namun cukup sulit bagi saya untuk mengatur waktu antara dance dan sekolah bagi saya, sehingga saya cukup banyak ketinggalan di pelajaran.

Di kelas 12 ini juga saya mulai punya gambaran saya ingin jadi apa. Saya ingin menjadi orang yang membuat seni. Oleh karenanya saya berkepikiran untuk masuk DKV. Tetapi pada saat itu, orang tua saya agak ragu dengan jurusan DKV. Mereka bilang kalau proker lulusan DKV enggak menentu, yang dimana hal tersebut tidak benar. Tetapi, dir saya yang nggak tau apa apa itu cuma angguk menuruti. Alhasil saya mencari jurusan lain yang masih ada kaitannya dengan menggambar, dan akhirnya memilih jurusan arsitek. Jurusan yang di mata orang-orang sulit dan elite. Orang tua saya juga oke-oke saja dengan jurusan tersebut. 

Saat mulai masa kuliah, saya menyadari bahwa arsitektur ini lebih dari sekedar menggambar. Kita harus memperhitungkan ukuran, kekuatan, bahan dan segala macam. Makin saya belajar mengenai arsitektur semakin saya bertanya-tanya apakah saya salah jurusan? Jujur saja sampai sekarang saya masih ingin masuk jurusan DKV. Tapi keinginan tersebut saya pendam dalam-dalam. Siapa tau nantinya saya bisa belajar untuk benar-benar menyukai arsitekut. Siapa tau nantinya saya dapat menemukan hal yang saya senangi di arsitektur. Selain itu, saya juga harus bertanggung jawab atas pilihan saya.

Saya yakin jurusan apapun itu, saya tetap dapat mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan banyak uang dan berkontribusi positif dalam masyarakat, sesuai dengan tujuan hidup saya. Omong-omong tujuan hidup, sebenarnya tujuan hidup saya memperoleh uang itu agar dapat keliling dunia. Saya bercita-cita pergi ke setiap belahan dunia. Tempat yang menyeramkan, indah, menyedihkan apapun itu. Saya ingin melihat apa saja yang ada di dunia ini secara langsung. Oleh karenanya saya harus memperoleh banyak uang terlebih dahulu.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Alya Ahmad Marbawi – Get to Know Your Self

Nama saya Alya Ahmad Marbawi , biasa di panggil Alya. Lahir di Jakarta pada tanggal 28 September tahun 2005. Saya merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara dengan orangtua yang bekerja di bidang travel. Selisih umur saya dengan saudara-saudara saya tidak terlalu jauh , dengan kakak pertama saya berbeda 5 tahun, kakak kedua 4 tahun , kakak ketiga 2 tahun dan untuk adik saya pengucualian ,memang selisih jauh yaitu berbeda 8 tahun. Anak pertama, kedua, keempat dan kelima merupakan anak perempuan. Dan yang ditengah , anak ketiga merupakan anak laki-laki. Ibu saya merupakan keturunan  Palembang asli dan Ayah saya merupakan keturunan Banjarmasin Asli.

    Sekarang saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera. Dimulai dari momen kecil yang melekat dalam hidup saya adalah, momen dimana saya berumur 5 tahun. Diumur itu saya ingat sekali , kami sedang libur naik kelas. Saya bersama kakak-kakak dan sepupu saya bermain bersama di daerah komplek pada sore hari . Mulai dari main otoped  , kejar-kejaran , petak umpet , sampai pada akhirnya kami istirahat dan makan bersama .Saat itu suasana sangat sejuk dan tidak panas , saya juga merasa senang dan bebas.

   Sedangkan momen besar yang saya rasa melekat pada ingatan saya adalah , saat liburan semester saat kelas tiga sekolah menengah keatas pada bulan Desember tahun 2022. Di momen ini saya liburan bersama keluarga besar , kami memulai perjalanan pada tanggal 25 Desember jam 12 malam Waktu Indonesia Barat dengan menuju  kota Los Angeles. Kami menetap di Los Angeles selama 4 hari , di kota ini saya bersama keluarga besar mengunjungi beberapa destinasi menarik seperti DisneySea, Santa Monica Pier dan Los Angeles County Museum Of Art (LACMA) . Lalu destinasi kota berikutnya adalah Las Vegas, di kota ini kami hanya menetap selama 3 hari. Di kota Las Vegas sendiri, kami hanya mengunjungi beberapa outlet. Tempat selanjutnya yang kita kunjungi selama 3 hari  adalah Lake Tahoe , karena saat itu sedang musim dingin kami sering sekali bermain papan seluncur dan bermain salju bersama. Pada hari ke-10 malam kami sudah berada di San Fransisco hingga hari ke-14, di sana kami mengujungi tempat-tempat seperti Golden Gate ,Pier 39,dan Lombart Street. Kota ini memiliki ciri khas yang unik , yaitu jalan yang tidak rata dan naik turun. Fyi , dalam kota-kota ini kami menyewa dua buah mobil van jadi memudahkan kami untuk pergi kemana-mana.

   Hari ke-14 kami semua pergi dari San Fransisco menggunakan pesawat dan sudah  berada di New York hingga hari ke-17 pagi , disana kami pergi ke Time Square dan Liberty. Hari ke-17 pagi kami sekeluarga memutuskan untuk pergi ke kota Washington hingga hari ke-18 , disana kami mengunjungi Lincoln Memorial dan berjalan di sekitar National Mall. Pada hari ke-18 malam kami sudah kembali ke New York dan hari ke-19 dini hari , kami pergi kembali ke San Fransisco menggunakan pesawat. Disana kami menetap hingga hari ke-21 dan akhir nya pulang kembali ke Indonesia pada bulan awal bulan Januari 2023. Liburan saat itu sangat mengesankan , karena saya berkunjung ke destinasi Impian saya yaitu LACMA dan ke Lake Tahoe. Tidak lupa juga , liburan ini menyenangkan karena saya bisa berkumpul kembali bersama keluarga besar setelah sudah lumayan lama tidak berlibur bareng.

   Lanjut untuk pertanyaan kedua yaitu , cerita yang ingin saya ulangi jika bertemu teman lama adalah mengulang kembali cerita pada masa sekolah menengah keatas. Disana saya mengalami peristiwa-peristiwa yang asyik bersama mereka.Untuk pertanyaan ke tiga , yaitu lagu kesukaan saya saat ini adalah Lemonade dari Jeremy Passion, My favourite Position dari NOVAKANE feat. , dan Easy dari Mac Ayres. Kadang saya juga suka mendengarkan jazz instrumental playlist yang ada di Youtube. Urutan genre favorit saya adalah R&B , Jazz , dan Pop. Biasanya lagu-lagu genre ini saya dengarkan ketika sedang bosan , mengerjakan tugas dan saat mau night skincare.

    Pertanyaan ke empat yaitu , tujuan hidup untuk diri saya sendiri adalah membuat diri saya bahagia , mencapai keinginan dan cita-cita saya. Lalu saya juga ingin banyak mengucapkan terimakasih kepada diri saya bisa sampai di titik sekarang. Selain itu untuk pertanyaan yang  ke lima , tujuan hidup saya untuk orang lain adalah . Pertama saya ingin membuat kedua orang tua saya bangga dengan menjadi orang yang sukses dan membuat senang mereka. Saya bercita-cita suatu hari nanti , saya bisa membawa mereka bersama saudara-saudara saya untuk travelling seluruh dunia. 

     Pertanyaan ke enam yaitu tentang biografi saya , seperti yang sudah saya sebutkan di awal cerita. Saya merupakan anak ke empat dari bersaudara. Karena selisih saya dengan adik saya cukup jauh , saya beberapa kali disebut “bontot gajadi”. Biasanya kami berlima setiap hari bersama , namun sekarang kakak kedua saya merantau ke Kota Semarang untuk menimba ilmu di Universitas Diponegoro jurusan hukum dan kakak ke tiga saya juga merantau ke negeri Yaman yaitu Universitas Al-Ahgaff.

     Lanjut pertanyaan ke tujuh , yaitu apakah anda pernah mengalami trauma dalam hidup anda ? . Jawaban saya adalah , pernah. Salah satu contoh hal yang membuat saya trauma adalah, memakan buah durian saat saya kecil dimana saat itu saya menginjak umur taman kanak-kanak. Keluarga saya mayoritas menyukai durian , sedangkan saya tidak. Saya tidak menyukai buah itu karena  pada saat  pertama kali makan , saya langsung muntah dan mual. Hingga sampai sekarang saya tidak suka makan buah durian.  Selain itu hal yang membuat saya trauma adalah jatuh dari sepeda, saat itu saya masih kelas 3 Sekolah dasar , saat itu saya mau mencoba untuk belajar sepeda namun saya terjatuh dan terluka cukup parah dan meninggalkan jejak luka. Pada akhirnya sampai sekarang saya masih tidak bisa menaiki sepeda. 

    Kita bergerak ke pertanyaan nomor tujuh , kenapa saya memilih jurusan arsitektur. Jurusan ini merupakan jurusan Impian sekaligus cita-cita saya semenjak sekolah menengah pertama.Saat itu saya rasa , saya sangat suka mengimajinasikan eksterior dan interior sebuah ruangan. Pada saat itu juga saya senang sekali melihat gambar-gambar di pinterest , seperti gambar mezzanine,loft, rumah dan gedung-gedung yang menurut saya aesthetic. Sebenarnya orang tua saya awalannya mengusulkan saya untuk masuk jurusan kedokteran , namun saya menolak . Kenapa saya menolak , karena saya sendiri merupakan orang fobia darah , saya juga orang yang cepat panik. Sehingga saya pikir , daripada pasien yang kelak saya tangani kenapa-kenapa. Jadi saya izin ke kedua orang tua saya untuk mundur dari dunia kedokteran. Lalu , akhirnya ayah saya kembalik mengusulkan saya untuk masuk untuk masuk jurusan tata boga. Tapi lagi-lagi saya menolak , karena saya sendiri merasa tidak passion di bidang itu . Karena saya juga kurang tertarik dalam dunia masak. Dan kembali lagi saya memutuskan untuk memilih dua jurusan yaitu Interior Design atau Arsitektur.

   Awalnya saya bimbang memilih jurusan design interior atau arsitektur. Namun pada akhirnya , saat saya kelas 9 sekolah menengah pertama , saya memantapkan diri untuk memilih cita-cita sebagai arsitek. Kenapa saya memilih pada akhirnya memilih jurusan arsitek disbanding design interior. Karena  saya pikir kalau saya pilih jurusan arsitek , saya juga bisa  mengerti dan mendalami interior design. Kalau masuk jurusan design interior belum tentu saya mengerti ilmu arsitek. Saat saya kelas 3 sekolah  menengah keatas semester satu , saya makin tertarik untuk masuk jurusan arsitektur setelah melihat gedung-gedung yang dibangun oleh Zaha Hadid. Karena bangunan nya yang bisa dibilang cukup ‘gila’ dan unik. Contoh bangunan yang membuat saya tertarik adalah Heydar Aliyev Centre di Azerbajian dan Port House di Belgium. Selain itu tokoh yang membuat saya terinspirasi adalah Frank Gehry. Bangunan yang paling saya ingat adalah , ia menciptakan design bangunan The Wall Disney Concert Hall , Louis Vuitton Foundation dan Dancing House.

Dipercepat saat kelas 3 Sekolah menengah keatas semester dua , saya punya  kesempatan untuk

Mendapatkan kuota seleksi  SNBP , disitu saya memilih jurusan arsitektur di Universitas Diponegoro. Namun takdir berkata lain saya tidak keterima disana . Lalu saya memutuskan untuk tidak ikut seleksi SNBT dan akhirnya masuk ke Universitas Bina Nusantara jurusan arsitektur .

Pertanyaan terakhir yaitu, sejauh mana anda mencintai arsitektur, kalau disuruh menilai antara satu sampai 10 . Saya aka menilai 8 , karena menurut saya masih harus  banyak yang  perlu pelajari lagi tentang arsitektur.  Saya merasa dunia arsitektur ini merupakan tantangan baru untuk mahasiswa baru seperti saya. Saya berharap saya bisa menjalani hari-hari kuliah di jurusan arsitektur ini dengan baik. 

Dan saya harap ke depan nya , saya bisa mengembangkan skill-skill baru yang berguna untuk ke depan nya.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Benedict Zefanya Adrevin Sambang – Reflection

Bagi saya nous bekerja dalam kehidupan perkuliahan saya adalah dengan cara berjalannya waktu selama di perkuliahan hingga saat ini. Hal ini terjadi di dalam konteks pendidikan arsitektur. NOus itu sendiri merupakan suatu konsep kebajikan yang ada di dalam hidup kita. Kita harus tahu bahwa nous atau universitas itu bisa dibagi menjadi empat hal yaitu episteme, phronesis, sophia, dan techne. Pertama dalam konsep episteme atau bisa dibilang ilmu pengetahuan. Jelas ilmu pengetahuan memiliki andil atau pengaruh yang paling besar. Hal ini terjadi karena di perkuliahan kita bukan semata – mata mengincar nilai tetapi ilmu lah yang dicari. Ilmu yang didapat sangat mempengaruhi kehidupan saya tidak hanya untuk saat ini tetapi di kemudian hari juga. Ilmu yang dipelajari saat di perkuliahan arsitektur tidak hanya tentang bangun membangun tetapi juga mempelajari bagaimana bangunan bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari seperti sosial, pendidikan dan lain-lain. 

Saya mendapatkan ilmu pengetahuan tidak hanya dari dosen ataupun buku saja tetapi apa yang terjadi di lingkungan sekitar juga. Tanpa ilmu pengetahuan mungkin saya sudah berhenti dari perkuliahan bahkan tidak masuk di perkuliahan atau bahkan kehidupan. Ilmu pengetahuan tidak hanya membuat diri kita pintar saja tetapi juga kualitas dalam hidup. Ilmu pengetahuan tidak hanya sekedar ilmu hitung menghitung tetapi juga bagaimana hal-hal kecil dalam kehidupan sekalipun itu termasuk dalam suatu ilmu pengetahuan. 

Tidak terbayang bagaimana bila tidak ada ilmu pengetahuan di dunia. Mungkin saya bisa jungkir balik setiap hari.  Lalu ada yang namanya phronesis atau dalam arti lain merupakan kecerdasan dalam taktikal dalam hal bertindak. Yang jelas terdapat gap atau jarak antar pelajaran yang diajarkan di universitas atau perkuliahan dengan dunia praktik atau kerja. Hal ini karena dunia pendidikan di universitas terutama dalam pendidikan arsitektur didominasi dengan gaya belajar untuk mendengarkan, serta ruang untuk belajar taktikal atau dunia kerja sangatlah sedikit. Hal itu saya alami sendiri sebab banyak pelajaran terutama dari buku sangat tidak relevan dengan apa yang ada di dunia kerja. Hal itu sendiri akan menimbulkan gap antar perkuliahan dan pekerjaan. Sering terjadi apa yang dipelajari jauh dengan apa yang ada di kenyataan. Di Perkuliahan kita diajarkan teori bagaimana bentuk bisa dihubungkan atau membentuk suatu bangunan. Padahal di kenyataan tidaklah sesederhana itu banyak hal bisa mempengaruhi itu. 

Saya yang datang di perkuliahan arsitektur yang benar-benar buta pada awalnya saya bingung jelas karena tidak tahu apa-apa tentang arsitektur. Karena hal tersebut sering terjadi di dunia pendidikan mana pun maka hadirlah yang disebut techne. Techne sendiri di pendidikan arsitektur dapat berupa simulasi studio. Studio di sini dibentuk dengan adanya bagaimana merancang bangunan dari yang sederhana sampai yang rumit. Studio desain itu sendiri akan memperkuat bagaimana itu praktik dan profesi. Pembelajaran perkuliahan dengan model seperti ini biasanya bersifat opsional tidak setiap perkuliahan ada tergantuk bagaimana dari universitas itu sendiri. Lalu ada yang namanya sophia atau bisa disebut kecintaan atau kebencian terhadap dalam berkarya. Sophia itu sendiri lebih bersifat intim dan personal bagaimana kita mengenal diri kita sendiri secara lebih dalam. Bagaimana kita membentuk kecintaan dan kebencian dalam berkarya. Di sini kita bisa saja memiliki role model yang bisa kita jadikan sebagai inspirasi dan motivasi dalam berkarya. Jelas kita jadinya perlu mengenal diri kita sendiri sama halnya seperti pepatah “tak kenal maka tak sayang” ungkapan tersebut tidak semata-mata tertuju pengenalan terhadap orang lain tetapi juga pada diri sendiri yang harusnya kita lebih kenal dari pada orang lain. Kita perlu menyeimbangkan keempat hal tersebut. Jelas di awal sebelum mengenal konsep ini mungkin ada beberapa hal yang tidak seimbang bila tidak ditangani bisa berpengaruh buruk untuk diri sendiri maupun orang lain bisa sekarang maupun ke depannya. Jelas setiap orang memiliki kapasitas dan wawasannya masing-masing tapi kita tetap perlu menyeimbangkan dan meningkatkan keempat hal tersebut.

Saya yang datang awalnya bingung mau masuk jurusan mana awalnya saya lebih tertarik ke computer science akan tetapi saya ingin mencari tantangan jadi saya memilih arsitektur. Di arsitektur saya tidak tahu apa pun baik dari ilmu siapa saja orang-orang yang berpengaruh saya benar-benar tidak tahu. Ketika pertama kali di kelas saya mungkin insecure. Mulai dari teknik menggambar saya saja pikir saya tidak bisa. Saya benar-benar bingung apa yang akan dikerjakan jelas banyak hal baru yang langsung menembus kepala saya. Karena jadwal mata kuliah pertama langsung studio perancangan. Saya sempat ada keraguan setelah beberapa hari di perkuliahan. Ya lambat laun saya jadi sadar bahwa tidak perlu khawatir tentang hal tersebut. Saya sadar saya hanya kalah start saja dengan orang lain tapi bukan berarti saya harus kalah finish dengan yang lainnya. Banyak ilmu yang saya terima yang tidak sekedar ilmu pengetahuan saja. 

Di binus sendiri ada program magang selama 1 tahun nanti pada semester atas jadi mungkin saja nanti kala waktunya saya tahu bagaimana nanti apakah akan ada perbedaan diantara perkuliahan dan dunia kerja. Yang pasti hal tersebut ada. Lanjut dalam hal techne maka akan ada yang namanya kuliah studio mungkin di sini baru ada yang namanya studio perancangan yang benar-benar membantu bagaimana merancang suatu bangunan tidak hanya menggambar di suatu kertas kosong tetapi merancang suatu bangunan banyak hal yang harus di perhitungkan. Ada juga mata kuliah pengenalan ke dunia arsitektur. Di mata kuliah tersebut benar-benar membuka mata saya bahwa arsitektur tidak sederhana dan sangat lah luas. Yang di mana kita tidak hanya merancang tetapi juga diajak untuk berpikir secara kritis bagaimana sesuatu itu bisa dibentuk karena setiap hal yang terjadi tidaklah kebetulan tetapi ada sebab mengapa hal itu bisa terjadi. Juga adakalanya kita memerlukan role model hal itu sangatlah membantu. Karena dengan adanya role model kita jadi ada referensi dan inspirasi.

Mungkin baru-baru ini juga saya mulai mencari dan menemukan beberapa role model sebagai role model di pendidikan arsitektur. Pada waktu itu saya sempat mewawancarai beliau yang menjadi role model saya yaitu Pak Ariko Andikabina. Banyak sekali pelajaran yang bisa diambil setelah saya mewawancarai beliau. Beliau mengatakan apabila telah masuk ke arsitektur walaupun masih dalam tahap pendidikan kita harus masuk tanpa keraguan. Jadi tidak ada keraguan apakah sudah benar masuk ke arsitektur hal itu yang membuat beliau tidak ada penyesalan masuk ke arsitektur. Walaupun di arsitektur bakal membuat yang namanya begadang bahkan menginap di kampus itu benar adanya. Beliau sendiri bilang walaupun di waktu luang beliau tetap belajar. Selain belajar beliau juga aktif dalam berorganisasi sebab kita tidak bisa hanya hidup sendiri kita memerlukan orang-orang yang ada di sekitar kita. Jelas nous banyak mempengaruhi kehidupan perkuliahan saya. Yang awalnya saya mungkin saya tidak seimbang bahkan mungkin tidak ada di diagram tersebut. Saya percaya saya harus bisa menyeimbangkan diagram tersebut. Sebab apabila menyeimbangkan hal tersebut bisa terlihat perbedaan antara yang seimbang dan yang tidak. Apabila bisa menyeimbangkan dampaknya tidak hanya sekarang tetapi juga bakal berdampak untuk kedepannya dan akan menentukan bagaimana kita akan sukses dan tidak. Banyak sekali yang telah saya lalui selama tengah semester ini. Mulai dari teman bahkan dosen maupun lingkungan yang ada di perkuliahan. Aspek – aspek tersebut jelas sangat mempengaruhi kehidupan perkuliahan dan kehidupan sehari-hari. Kita bisa menambah relasi kepada siapapun hal ini yang dapat melatih bagaimana kita bisa bekerja sama dengan orang lain baik secara teknik maupun lisan. Kehidupan di perkuliahan sangat lah berbeda dengan kehidupan ketika sekolah apalagi kalau merantau harus jauh dari rumah. Di mana harus bisa beradaptasi dimanapun dan kapan pun. Harus bertemu dengan orang-orang baru dengan latar belakang yang berbeda-beda. Setiap orang memiliki wawasan dan kapasitas yang berbeda-beda kita tidak bisa memaksakan mereka sesuai dengan kehendak kita kepada mereka. 

Jelas itu tidaklah adil. Kita juga harus sadar bahwa diri kita sendiri pun tidak sempurna kita tidak bisa merasa puas dengan apa yang kita punya. Kita harus bisa belajar terus dan jangan mudah merasa puas. Banyak orang hanya fokus mengembangkan salah satu diagram saja tanpa mengembangkan diagram lainnya. Hal itu bisa mengakibatkan diri kita jatuh tidak hanya dalam pendidikan tapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dari nous dan keempat hal tersebut kita bisa tahu kepribadian setiap orang. Tapi kita juga tidak bisa semata-mata hanya menilai dari keempat hal tersebut. Tetapi kita bakal melihat bila ada orang yang sudah menguasai dan menyeimbangkan keempat hal tersebut bakal terlihat aura dominasi dari dalam dirinya. Kita perlu menyeimbangkan keempat hal tersebut. 

Jelas di awal sebelum mengenal konsep ini mungkin ada beberapa hal yang tidak seimbang bila tidak ditangani bisa berpengaruh buruk untuk diri sendiri maupun orang lain bisa sekarang maupun ke depannya. Jelas setiap orang memiliki kapasitas dan wawasannya masing-masing tapi kita tetap perlu menyeimbangkan dan meningkatkan keempat hal tersebut.  Pertama dalam konsep episteme atau bisa dibilang ilmu pengetahuan. Jelas ilmu pengetahuan memiliki andil atau pengaruh yang paling besar. Hal ini terjadi karena di perkuliahan kita bukan semata – mata mengincar nilai tetapi ilmu lah yang dicari. Lalu ada yang namanya phronesis atau dalam arti lain merupakan kecerdasan dalam taktikal dalam hal bertindak. Yang jelas terdapat gap atau jarak antar pelajaran yang diajarkan di universitas atau perkuliahan dengan dunia praktik atau kerja. Hal ini karena dunia pendidikan di universitas terutama dalam pendidikan arsitektur didominasi dengan gaya belajar untuk mendengarkan, serta ruang untuk belajar taktikal atau dunia kerja sangatlah sedikit. 

Hal itu saya alami sendiri sebab banyak pelajaran terutama dari buku sangat tidak relevan dengan apa yang ada di dunia kerja. Hal itu sendiri akan menimbulkan gap antar perkuliahan dan pekerjaan. Sering terjadi apa yang dipelajari jauh dengan apa yang ada di kenyataan. Diperkuliahan kita diajarkan teori bagaimana bentuk bisa dihubungkan atau membentuk suatu bangunan. Padahal di kenyataan tidaklah sesederhana itu banyak hal bisa mempengaruhi itu. Saya yang datang di perkuliahan arsitektur yang benar-benar buta pada awalnya saya bingung jelas karena tidak tahu apa-apa tentang arsitektur. Karena hal tersebut sering terjadi di dunia pendidikan mana pun maka hadirlah yang disebut techne. Techne sendiri di pendidikan arsitektur dapat berupa simulasi studio. Studio di sini dibentuk dengan adanya bagaimana merancang bangunan dari yang sederhana sampai yang rumit. Studio desain itu sendiri akan memperkuat bagaimana itu praktik dan profesi.  

Pembelajaran perkuliahan dengan model seperti ini biasanya bersifat opsional tidak setiap perkuliahan ada tergantung bagaimana dari universitas itu sendiri. Lalu ada yang namanya sophia atau bisa disebut kecintaan atau kebencian terhadap dalam berkarya. Sophia itu sendiri lebih bersifat intim dan personal bagaimana kita mengenal diri kita sendiri secara lebih dalam. Bagaimana kita membentuk kecintaan dan kebencian dalam berkarya. Di sini kita bisa saja memiliki role model yang bisa kita jadikan sebagai inspirasi dan motivasi dalam berkarya. Jelas kita jadinya perlu mengenal diri kita sendiri sama halnya seperti pepatah “tak kenal maka tak sayang” ungkapan tersebut tidak semata-mata tertuju pengenalan terhadap orang lain tetapi juga pada diri sendiri yang harusnya kita lebih kenal dari pada orang lain.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Bezeleel Vito Takidjo – Reflection

Bagi saya, Nous merupakan bahasa Yunani yang berarti kecerdasan (intelligence). Nous mengandung empat unsur utama, yaitu Sophia (kebijaksanaan/wisdom), Techne (pengetahuan praktis/practical knowledge), Phronesis (kebijaksanaan praktis/practical wisdom/prudence), dan Episteme (pengetahuan universal/universal knowledge). Kelima istilah tersebut merupakan filosofi Aristoteles, yang disebut juga sebagai tipe-tipe pengetahuan.

Nous merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti kecerdasan. Kecerdasan ini mencakup pengetahuan dan kebijaksanaan. Kecerdasan ini bukan hanya mengetahui, tetapi mengerti. Kehidupan kuliah saya penuh dengan pengetahuan dan kebijaksanaan yang perlu dipelajari secara mendalam dan harus benar-benar dimengerti, untuk mencapai sebuah hasil yang baik dan dapat dipergunakan di dunia nyata setelah kuliah. Saya perlu mengerti bagaimana menjadi seorang arsitek yang baik dan apa yang harus saya lakukan untuk menjadi seorang arsitek yang baik.

Sophia merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti kebijaksanaan, yaitu sebuah kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Sophia juga melingkupi pengejaran pengetahuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bermakna. Dalam masa kuliah saya, saya perlu bijak untuk mengetahui apa yang harus saya kerjakan dan bagaimana saya mengerjakannya. Saya perlu mengejar pengetahuan yang lebih untuk mencapai kehidupan yang saya anggap bermakna, yaitu kehidupan yang normal dan sukses dengan penyertaan Tuhan Yang Maha Esa. Saya perlu bijak dalam semua tindakan saya pada saat kuliah, dari yang sudah jelas sampai yang kurang jelas.

Phronesis merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti kebijaksanaan praktis. Perbedaannya dari Sophia, yaitu ini melingkupi kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat, dan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang baik. Seorang arsitek yang baik tidak akan membuat rancangan yang memotong sudut. Saya perlu mengerti apa pengetahuan yang baik untuk saya dan yang buruk untuk saya. 

Techne merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan praktis atau keahlian. Ini merupakan kemampuan untuk membuat dan menciptakan. Kemampuan untuk membuat sesuatu dari sesuatu yang telah ada, kemampuan untuk belajar menciptakan sesuatu. Dan di dalam dunia arsitektur, saya belajar bagaimana untuk membuat rancangan yang indah dan praktis, dan bagaimana aplikasinya di dalam dunia nyata.

Episteme merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan universal. Ini disebut juga dengan logika, yaitu kemampuan mengambil keputusan dari data dan pengertian yang telah ada. Logika merupakan hal yang tidak sulit untuk dipikirkan oleh manusia, karena manusia memiliki akal budi yang jauh lebih hebat daripada binatang. Saya perlu memiliki logika yang kuat untuk mengambil keputusan yang baik pada saat kebijaksanaan saya tidak memadai.

Untuk lebih jelas, Nous sendiri memiliki tujuh poin utama, sama dengan empat unsur yang lain:

Intellect and Understanding, yaitu sebuah kemampuan untuk menilai sesuatu secara kognitif. Kepintaran dan pengertian adalah lebih tinggi daripada hanya persepsi dan sensasi.

Intellectual Faculty. Ini melingkupi sebuah kemampuan untuk merenungkan dan pengertian kebenaran secara faktual. Kesadaran untuk merenungkan pilihan yang telah diambil dan mempertimbangkan pula konsekuensi dari pilihan tersebut, serta membedakan fakta dan fiksi serta memilih kebenaran yang telah dibuktikan.

Divine Nous merupakan sebuah pengertian yang sempurna terhadap prinsip-prinsip utama. Tidak ada manusia yang bisa mencapai Divine Nous, karena memang diluar oleh nalar manusia.

Understanding First Principles: sebuah pengertian bagaimana melakukan hal-hal yang simpel dan mendasar, seperti anak yang belajar angka-angka sebelum belajar penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya. Sebuah langkah pertama yang diambil manusia saat mereka lahir, dan awal dari segala keahlian di dunia.

Eternal and Unchanging. Nous merupakan kekal dan tidak berubah. Konsep ini sering dihubungkan dengan sebuah entitas kosmik yang luar biasa, yang memiliki pemikiran kekal dan pengertian tentang segala hal.

Contemplative Activity: Manusia memikirkan dan merenungkan. Manusia merefleksikan kembali semua yang telah mereka jalani, dan memutuskan kembali apakah yang telah mereka lakukan adalah sepadan, dan apakah mereka menyesali segala perbuatan mereka.

Connection to Eudaimonia, yaitu segala yang kita lakukan merupakan kontribusi kepada eudaimonia, atau kebaikan manusia yang paling tinggi.

Sophia memiliki tujuh poin utama pula. Ketujuh poin tersebut adalah sebagai demikian:

Highest Form of Knowledge: Sophia merupakan sebuah pengertian tentang prinsip-prinsip yang paling utama, melebihi keahlian (Techne) dan pengetahuan saintifik (Episteme). 

Contemplative Wisdom: kemampuan untuk memikirkan hal-hal jangka panjang, dibandingkan oleh Phronesis yang merupakan kemampuan mengambil keputusan pada saat-saat yang spesifik. Memikirkan konsekuensi jangka panjang dan bijak dalam mengambil keputusan merupakan salah satu hal yang perlu dikuasai oleh manusia.

Philosophical Wisdom: sebuah cinta terhadap kebijaksanaan. Manusia yang mencari kebijaksanaan yang lebih tinggi dan pengertian yang lebih luar biasa. Inilah salah satu unsur utama manusia, selalu mencari hal yang lebih tinggi dan selalu meraih sebuah kebijaksanaan dan pengertian yang lebih tinggi.

Understanding the Divine Order, yaitu pengertian terhadap hal-hal yang lebih tinggi yang tidak dapat diraih oleh manusia. Seluruh kepercayaan selalu merujuk kepada sebuah entitas yang lebih tinggi daripada manusia, dan bagaimana manusia bisa mencapai status tersebut/mencapai perdamaian abadi dengan entitas tersebut.

Intellectual Virtue, yaitu pencarian pengetahuan yang lebih tinggi. Lebih pintar, lebih bijak, dan lebih mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui. Manusia selalu mencari pengetahuan yang semakin tinggi, dan itu adalah alasan mengapa manusia bisa maju dan berkembang pesat, serta menjadi penguasa bumi ini.

Eudaimonia, atau kebaikan manusia yang paling tinggi. Sophia berkontribusi terhadap Eudaimonia, seperti sebelumnya, yaitu mengejar kebijaksanaan yang lebih tinggi.

Theoretical Rationality, yaitu bentuk tertinggi dari pemikiran dan pengertian. Berpikir secara teoritis, membuat ide-ide baru di kepala, dan mencari cara untuk bisa diaplikasikan di dunia nyata. Berpikir secara teoritis adalah salah satu buah akal budi manusia.

Episteme memiliki lima poin utama. Poin-poin tersebut mendukung argumen bahwa Episteme merupakan pengetahuan secara universal.

Universal Truths: ini merupakan sebuah konsep-konsep yang dapat diterapkan secara universal dan kapan saja, menjadi sebuah pondasi yang solid untuk mencapai pengertian terhadap dunia yang lebih tinggi. 

Necessary Knowledge merupakan sebuah pemahaman yang diperlukan dan penting. Arsitek perlu paham bagaimana merancang bangunan yang tidak akan rubuh. Dokter perlu mengerti bagaimana menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan nyawa manusia. Pemadam kebakaran perlu tahu bagaimana memadamkan api dan melakukan tindakan evakuasi. Guru perlu mengerti materi yang akan diajarkan dan bagaimana mengajar materi tersebut untuk para muridnya untuk dimengerti.

Systematic and Organized. Manusia adalah makhluk yang teratur. Mengorganisasikan banyak hal adalah salah satu kekuatan manusia, dan melakukan hal-hal secara sistematis dan efisien adalah pula salah satu alasan mengapa manusia bisa maju.

Scientific Knowledge. Pengetahuan secara saintifik, mempertanyakan banyak hal, dan membuktikan kebenaran suatu pernyataan merupakan sifat utama manusia. Mencari alasan dan bukti-bukti kebenaran secara sistematis, teratur, dan logika.

Intellectual Virtue. Episteme juga melingkupi pencarian pengetahuan yang lebih tinggi, yaitu sebuah sifat dari pengetahuan secara saintifik juga. 

Phronesis memiliki enam poin utama. 

Practical Decision-Making. Memikirkan apa yang benar secara etis dan secara moral dalam suatu konteks. Memilih tindakan yang benar secara general. Membedakan yang baik dan yang jahat. Semuanya adalah sifat-sifat utama manusia.

Contextual Knowledge. Bagaimana mengaplikasikan pengetahuan di suatu konteks yang spesifik. Tahu bagaimana menyelesaikan berbagai masalah yang berbeda dan tidak berhubungan dengan satu sama lain.

Ethical Character, yaitu memilih pilihan yang pada akhirnya akan bermanfaat untuk manusia. Untuk manusia, dan untuk keberlangsungan kehidupan manusia.

Balancing Acts. Tahu bagaimana menyeimbangkan faktor-faktor yang ada dalam mengambil sebuah keputusan. Secara bawaan, manusia sangat baik dalam mengambil resiko dalam mengambil keputusan.

Experience and Learning, yaitu kemampuan untuk mempelajari hal-hal yang baru yang belum pernah dialami. Manusia selalu belajar. Manusia selalu menemukan hal-hal yang baru sampai akhir hayatnya. Manusia selalu berusaha untuk mencari pengalaman yang baru untuk memperkaya diri sendiri.

Social and Political Context: Sebuah hal yang perlu dikuasai oleh politisi dan pembuat hukum untuk menjaga dan menyenangkan rakyat.

Techne memiliki tujuh poin utama. 

Practical Skill or Craftsmanship, yaitu sebuah kemampuan untuk membuat sesuatu yang telah ada menjadi sesuatu yang lain. Mengubah bijih besi menjadi batangan besi. Membentuk kayu menjadi meja. Menciptakan hal-hal baru dari yang sudah ada.

Instrumental Knowledge, adalah sebuah kemampuan untuk mencapai sebuah akhir yang spesifik. Mempelajari arsitektur untuk menjadi arsitek, merancang bangunan untuk infrastruktur manusia. 

Learned and Teachable. Sebuah pelajaran yang dapat diajarkan dan dipelajari. Guru mengajarkan muridnya karena guru telah diajarkan duluan. Segala hal yang diajarkan di sekolah secara kurikulum, dan segala yang dapat dipelajari dengan arahan orang lain.

Product-Oriented, yaitu mementingkan hasil akhir. Seringkali tidak peduli apa yang kita lakukan, yang penting kita mencapai tujuan kita dengan baik. Berwisata ke Bandung, naik kereta cepat atau mobil, tujuannya adalah sama dan manusia seringkali mengambil jalan yang lebih efisien untuk mencapai tujuannya dengan lebih cepat.

Rules and Techniques, yaitu mementingkan aturan yang telah ada untuk mencapai hasil yang efisien dan teratur. Mengikuti contoh yang telah ada karena contoh tersebut adalah yang terbaik. Menjadi sebuah contoh yang baik untuk diikuti oleh generasi selanjutnya, tanpa memotong sudut.

Artistic and Technical Aspects. Sebuah kemampuan secara natural yang dimiliki seseorang. Seorang dokter tahu bagaimana menyelamatkan jiwa. Seorang seniman tahu bagaimana membuat sebuah karya seni yang indah dan menggugah banyak orang. Seorang polisi yang tahu bagaimana melindungi dan melayani masyarakat.

Practical Rationality. Efektifitas untuk mencapai suatu tujuan. Menciptakan hal yang memudahkan pekerjaan, membuat ide-ide baru yang dapat menambah produktivitas dan moral pekerja. Membuat alat-alat yang kompleks untuk mempercepat dan menambah jumlah hasil.

Kelima unsur inilah yang menjadi klasifikasi dari pengetahuan. Manusia adalah makhluk yang berakal budi dan pintar, manusia tahu bagaimana melakukan hal yang etis, moral, dan legal dalam melakukan sesuatu, mencari cara yang efisien, meraih sebuah kebijaksanaan dan pengetahuan yang lebih tinggi, dan mendorong diri untuk menjadi lebih baik. Manusia adalah makhluk tertinggi di bumi ini, dan tidak ada alasan mengapa manusia tidak dapat meraih hal-hal besar.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Brandon Joshua Haholongan Nainggolan- Reflection

Bagi saya, ‘Nous’ merupakan equilibrium kehidupan professional dan pendidikan.  Saya menyimpulkan definisi dari kata ini sebagai akal atau pemahaman yang baik. Akal atau pemahan manusia dibagi menjadi empat quadran; empat quadran tersebut adalah Sophia, Episteme, Techne, dan Phronesis. Sophia merupakan esensi diri kita sendiri, sedangkan Episteme, Phronesis, dan Techne merupakan sesuatu yang kita dapatkan atau pelajari dari hidup kita. Sinergi dari keempat quadran adalah pemahaman yang baik, yaitu Nous. Dalam mata kuliah ‘Introduction to Architecture’, Nous dipelajari dalam konteks studi dan professional arsitektur. 

Sophia adalah istilah berasal Yunani yang berarti ‘Kebijaksanaan’. Kebijaksanaan ini merupakan pemahaman dan akal diri sendiri. Hal ini mencakup kepercayaan, moral, pandangan pribadi, dan lain lain. Menurut saya, Sophia merupakan dasar pemahaman manusia sedangkan kuadran-kuadran lain merupakan skill atau pengetahuan yang sesuai dengan sophia. Hal ini dikarenakan quadran inilah yang merupakan pemahaman khas yang memang dari diri seseorang. Quadran ini menunjukkan kemauan, kepribadian, perasaan, dan hal-hal lain yang unik untuk setiap orang. Dari quadran inilah seseorang bisa mengetahui tujuan hidup karena tujuan tersebut didasari dengan siapa diri seseorang tersebut. 

Contoh Sophia dalam kehidupan sehari-hari adalah passion seseorang. Dalam melakukan apapun, seseorang akan lebih senang jikalau ia menyukai aktivitas yang ia lakukan. Hal ini adalah Sophia karena menunjukkan pribadi seseorang dalam kemauannya. Contoh ini saya rasakan dalam kehidupan perkuliahan saat mengerjakan tugas. Ketika memandang tugas mendesain hanya sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan sebelum deadline, saya selalu malas dan tidak semangat mengerjakan tugas. Namun, ketika saya melihat arsitek-arsitek yang hebat dan karya-karyanya yang hebat, saya merasa terinspirasi. Dari inspirasi tersebut, tugas bukan sekedar kewajiban kuliah saja tetapi juga menjadi sarana mengalirkan passion dan kemauan saya dalam arsitektur. Dengan ini, saya menjadi lebih semangat dalam melakukan tugas.

Episteme merupakan istilah berasal dari Yunani yang berarti pengetahuan. Episteme adalah pemahaman seseorang yang teoritis seperti pengetahuan teori fisika, fakta-fakta sejarah, dan lain-lain. Episteme merupakan dasar melakukan apapun. Tanpa pengetahuan, maka kita tidak bisa melakukan apapun. Contohnya, seseorang tidak akan bisa menjadi seorang arsitek jikalau ia tidak mengerti teori-teori yang mendasari desain gedung. Quadran ini adalah pemahaman yang diasah melalui pendidikan. Quadran Sophia dan Episteme adalah pemahaman yang berfokus pada diri sendiri. Sophia berfokus pada diri karena merupakan pemahaman dari diri sedangkan episteme berfokus pada diri karena membaikkan pengetahuan sendiri.

Contoh Episteme dalam kehidupan perkuliahan saya adalah mengikuti Pelajaran di kuliah. Dalam Pelajaran-pelajaran tersebut, dosen-dosen memberikan ilmu teoritis saat mengajar. Contoh mata kuliah yang mengasah episteme adalah Architectural History, dimana kita belajar arsitektur setiap era sepanjang Sejarah dunia. Karena belum terasa kegunaannya, saya sering malas belajar untuk mengasah pemahaman episteme yang sangat teoritis. Namun, saya mengerti bahwa pengetahuan tersebut akan dipakai dalam kehidupan saya kedepannya. Jikalau ada pun pengetahuan yang tidak dipakai, tidak ada salahnya untuk mengetahui lebih banyak. Oleh karena itu, saya akan mencoba sekuat mungkin untuk mengasah pemahaman episteme. 

Phronesis merupakan pemahaman secara praktek. Quadran ini adalah kebalikan dari Episteme yang bersifat teoritis. Berdasarkan definisi, Phronesis hanya bisa diasah ketika benar-benar melakukan praktek seperti saat bekerja atau magang. Phroneses mencakup skill-skill praktek seperti time management, politik kantor, dan lain-lain. Contoh pemahaman Phroneses dalam kehidupan seorang Arsitek adalah memiliki kesimbangan antara pengetahuannya dan keinginan klien (contoh: selera konsultan Arsitek dan klien beda, maka harus dicari keseimbangan yang baik agar tercapai gedung yang terbaik). 

Karena belum pernah praktek, saya belum memilki pemahaman phronesis yang baik. Namun, saya mendapatkan contoh-contoh phronesis ketika melakukan interview dengan Ibu Doti Windajani. Ia menjelaskan bahwa salah satu skill yang diperlukan dalam pekerjaan apapun adalah managemen yang baik. Seseorang harus bisa me-manage apa yang harus dilakukannya dan kapan melakukannya agar semua yang perlu dilakukan terlaksana. Ibu Doti menjelaskan bahwa seseharinya sibuk dengan melakukan tugasnya sebagai Principal Architect dari PT Quadratura Indonesia dan sebagai Ketua dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Jikalau ia tidak menggunakan setiap waktunya dengan baik setiap hari, maka ia tidak akan bisa melakukan semua tugasnya. Sekarang saya belum bisa benar-benar mengasah phronesis yang spesifik terhadap arsitek karena belum menjadi arsitek, namun saya bisa mengasah phronesis dalam aspek lain. Ibu Doti juga menjelaskan bahwa networking adalah skill yang penting dalam praktek karena hal tersebut membuka jalur-jalur professional. Oleh karena itu, saya bisa mengasah phronesis dengan berteman dengan baik. Dalam kuliah, saya juga bisa melakukan phronesis dengan mengikuti organisasi-organasasi kemahasiswaan karena hal tersebut mengasah skill seperti teamwork, managemen antara kuliah dan organisasi, dan lain-lain

Dalam praktek, diperlukan Phronesis dan Episteme. Namun, ketika memasuki praktek, seseorang akan kewalahan di awal jikalau tidak memilki esensi Phronesis sama sekali. Namun, Phronesis tidak bisa diasah jikalau belum memasuki praktek. Hal tersebut menunjukkan sebuah celah diantara pendidikan dan praktek. Oleh karena itu, adanya pemahan Techne. Techne merupakan pendidikan, namun bukan pendidikan yang sangat teoritis, melainkan pendidikan yang mensimulasikan praktek. Quadran ini memilki esensi dari Phronesis dan Episteme.  Phronesis dan Techne adalah pemahaman yang fokus terhadap professionalism karena melatih pemahan seseorang secara praktek.

Contoh quadran Techne dalam kehidupan kuliah saya adalah saat di studio. Saat di studio, saya tidak hanya mendengarkan teori-teori yang dijelaskan dosen. Namun, saya mensimulasikan menjadi arsitek dengan menggunakan teori-teori yang dipelajari untuk mendesain. Dengan hal tersebut, saya melatih teori dan melatih praktek dengan mendesain. Hal ini adalah pengasahan pemahaman Techne dimana teori digunakan dalam simulasi praktek. Berbeda dengan Episteme, saya lebih semangat di studio karena kegunaannya lebih terasa dibandingkan dengan teori.

Untuk memiliki Nous, keempat kuadran harus diasah dengan baik dan bersinergi dengan baik. Jikalau quadran tidak seimbang, maka seseorang tidak memiliki pemahaman yang baik. Contohnya, jikalau seseorang mengasah Sophia namun tidak memiliki quadran lain, ia akan mengetahui apa yang ia mau tetapi tidak bisa melakukan hal tersebut. Kebalikkannya, jikalau seseorang memiliki pengetahuan dan skill praktek namun yang ia lakukan tidak sesuai dengan passionnya, maka orang tersebut menjadi seperti robot yang hidupnya hanya melakukan tugas dan tidak ada kepribadian. Dengan demikian, Nous adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Brian Hugo Tan – Reflection

Bagi saya Nous adalah kemampuan khusus yang memungkinkan seseorang merasakan kebenaran dan hal-hal yang bersifat ilahi, seperti kebajikan. Proses penerapan Nous, yaitu memahami sesuatu melalui Nous, disebut noesis. Noesis sering dianggap mirip dengan penglihatan, di mana seseorang ‘melihat’ kebenaran atau pemahaman mendalam. Dan Nous Tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut.

Phronesis adalah istilah Yunani yang mengacu pada kecerdasan taktikal atau praktis. Ini adalah kemampuan untuk membuat keputusan bijaksana dalam situasi yang bersifat praktis dan kompleks. Phronesis bukan hanya tentang pemahaman konseptual atau teoretis; itu melibatkan kemampuan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam situasi yang beragam dan berubah-ubah.

Phronesis mencakup berbagai aspek, termasuk:

Kemampuan Pengambilan Keputusan: Phronesis melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi situasi, menganalisis konsekuensi dari berbagai tindakan, dan memilih tindakan yang paling bijaksana.

Etika dan Moralitas: Phronesis sering terkait erat dengan pertimbangan etika dan moral. Ini membantu individu untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan norma-norma sosial.

Konteks Spesifik: Phronesis selalu ada dalam konteks yang spesifik. Keputusan yang bijaksana dalam satu situasi mungkin tidak sama dengan yang bijaksana dalam situasi lain. Oleh karena itu, kemampuan untuk memahami konteks dan merespons dengan bijaksana adalah inti dari phronesis.

Contoh dari penerapan phronesis termasuk situasi sehari-hari waktu kuliah seperti pengambilan keputusan dalam menjawab sebuah soal ujian, etika dengan berperilaku pada orang lain baik teman atau pun dosen, dan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. Dalam semua kasus ini, phronesis membantu individu untuk mengevaluasi kompleksitas situasi dan bertindak secara bijaksana.

Phronesis itu Sendiri bisa menjadi apa saja

Contoh hal yang mendukung phronesis itu sendiri adalah dengan melakukan magang, yang dimana kita akan selalu menggunakan kecerdasan taktikal kita untuk menyelesaikan masalah yang ada, dengan cara mengevaluasi dan mempertimbangkan segala hal yang mungkin terjadi.

Sophia: Keberanian dan Pemahaman Nilai-Nilai Tinggi

Sophia adalah istilah yang mengacu pada keberanian dan pemahaman nilai-nilai yang lebih tinggi dalam kehidupan. Sophia melibatkan sikap berani untuk menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan keyakinan pada nilai-nilai yang diyakini. Ini juga mencakup keberanian dalam mengejar visi kreatif dan tujuan yang lebih mendalam.

Aspek-aspek utama dari Sophia meliputi:

Keberanian: Sophia melibatkan keberanian untuk menghadapi tantangan, mengambil risiko, dan berani bergerak maju meskipun ketidakpastian. Keberanian adalah sifat penting dalam pengembangan nilai-nilai dan visi yang lebih tinggi dalam kehidupan.

Keyakinan dalam Nilai-Nilai: Sophia melibatkan keyakinan yang kuat dalam nilai-nilai yang dianggap penting. Ini mencakup keyakinan pada keadilan, kebaikan, kebenaran, dan nilai-nilai yang bersifat ilahi.

Semangat untuk Mencapai Tujuan: Sophia memotivasi individu untuk mengejar visi dan ide-ide kreatif. Hal ini mengilhami tindakan yang bermakna dan tujuan yang lebih tinggi dalam kehidupan.

Sophia relevan dalam berbagai konteks, termasuk profesi, seni, dan pelayanan masyarakat. Dalam profesi, Sophia dapat membantu individu untuk berani berinovasi dan mengejar solusi yang lebih baik. Dalam seni, Sophia merupakan sumber inspirasi untuk penciptaan karya seni yang mendalam dan berarti. Dalam pelayanan masyarakat, keyakinan dalam nilai-nilai yang tinggi mendorong individu untuk berkontribusi pada kebaikan masyarakat.

Techne: Keterampilan Teknis dan Keahlian Praktis

Techne adalah istilah yang mengacu pada keterampilan teknis dan keahlian praktis dalam berbagai bidang. Ini mencakup kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan konsep dalam situasi praktis. Techne sering ditemukan dalam pekerjaan, profesi, dan bidang-bidang di mana keterampilan teknis diperlukan.

Aspek-aspek utama dari Techne termasuk:

Keterampilan dan Keahlian: Techne melibatkan pengembangan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas praktis dengan efektif. Ini bisa berupa keterampilan teknis seperti pengelasan, pemrograman komputer, atau keterampilan seni seperti melukis.

Aplikasi Pengetahuan: Techne adalah tentang mengambil pengetahuan yang ada dan menggunakannya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Ini melibatkan kemampuan untuk merancang, membangun, atau melaksanakan sesuatu dengan tingkat keahlian yang tinggi.

Pengalaman Praktis: Pengalaman dalam situasi nyata sangat penting dalam pengembangan Techne. Simulasi studio, pelatihan praktik, dan pengalaman lapangan adalah cara-cara untuk mengasah keterampilan teknis. 

Dalam berbagai bidang, Techne sangat relevan. Dalam dunia kerja, keterampilan teknis sangat penting untuk melakukan tugas-tugas pekerjaan dengan efisien. Dalam profesi seperti pada umumnya arsitektur dan teknik, Techne adalah bagian integral dari pelatihan dan praktik. Dengan adanya pelatihan dan praktik ini akan mendorong perkembangan baik itu soft skill ataupun hardskill di bidang tecne itu sendiri dengan adanya perkembangan skill atau kemampuan ini akan dapat di pergunakan dan bisa menjadi apa saja.

Episteme: Ilmu Pengetahuan dan Pengetahuan Mendalam

Episteme adalah istilah yang mengacu pada ilmu pengetahuan dan pengetahuan yang mendalam. Ini mencakup pengetahuan teoritis dan konseptual yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan pendidikan formal. Episteme adalah salah satu bentuk pemahaman yang paling mendalam dan diperoleh melalui eksplorasi konsep dan teori yang mendasarinya.

Aspek-aspek utama dari Episteme meliputi:

Pengetahuan Teoritis: Episteme mencakup pemahaman konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari suatu disiplin atau bidang ilmu.

Pendidikan Formal: Episteme sering diperoleh melalui pendidikan formal, seperti kuliah, penelitian, dan studi yang mendalam. Ini melibatkan eksplorasi konsep-konsep dan teori yang ada dalam suatu bidang ilmu.

Kontribusi pada Inovasi dan Perkembangan: Episteme memungkinkan individu untuk berkontribusi pada inovasi dan perkembangan dalam berbagai bidang. Ilmu pengetahuan mendalam adalah dasar bagi banyak penemuan dan kemajuan dalam masyarakat.

Episteme sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Dalam bidang seperti sains, matematika, dan filosofi, episteme membantu individu untuk memahami dasar-dasar konsep dan teori. Pendidikan formal dan penelitian ilmiah berperan penting dalam mengembangkan episteme dalam berbagai disiplin ilmu. Jika di hubungkan dengan arsitek hal ini dapat di kaitkan dengan bagaimana kita mencari pengetahuan baik yang di pelajari dari diri sendiri ataupun dari orang lain, yang dimana kita mencari sebuah pengetahuan dari mengikuti seminar, ataupun sebuah wawancara.

Dalam keseluruhan, Phronesis, Sophia, Techne, dan Episteme adalah konsep-konsep yang saling melengkapi dalam membentuk pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai aspek kehidupan. Phronesis membantu individu untuk bertindak secara bijaksana dalam situasi praktis, Sophia memotivasi mereka untuk menjalani hidup dengan keberanian dan nilai-nilai yang lebih tinggi, Techne memberikan keterampilan teknis yang diperlukan dalam pekerjaan dan praktik, dan Episteme membantu individu untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang ilmu pengetahuan dan teori dalam berbagai disiplin ilmu. Kombinasi keempat konsep ini membentuk dasar pemahaman dan tindakan yang kaya dalam berbagai aspek kehidupan. Dari konsep konsep tersebut kita dapat mengenali ciri khas seseorang.

Dengan adanya phronesis, Sophia, techne dan episteme akan berpengaruh dalam meningkat kan kualitas diri kita dan perkembangan diri dengan keterampilan dalam perkuliahan. Baik itu secara sosial dan lainnya. contoh nya adalah kita jadi lebih mudah untuk berkomunikasi dengan orang sekitar, kita jadi lebih berani dalam mengambil suatu Tindakan Ketika ada masalah ataupun tidak ada masalah dalam perkuliahan, dan juga kita dapat memperkembang ilmu pegetahuan dengan dasar yang kita miliki tentang pengetahuan baik dari episteme ataupun yang lain nya.

Berikut adalah cerita saya Ketika wawancara dengan seorang arsitek yang dimana dari 4 hal ini phronesis,Sophia,techne dan episteme terdapat dalam kegiatan saya.

Ketika saya mendapatkan tugas wawancara yang mengharuskan setiap mahasiswa untuk melakukan wawancara dengan seorang arsitek dan menjadikannya sebagai role model, awalnya saya merasa bingung mengenai tugas tersebut. Namun, saya memutuskan untuk mengambil tindakan yang mendukung pelaksanaan tugas ini. Pilihan ini mencerminkan phronesis, yaitu kebijaksanaan praktis dalam mengambil tindakan yang tepat. Saya memutuskan untuk memilih seorang arsitek yang saya kagumi dan ingin saya wawancarai.

Dalam proses ini, saya merasa perlu untuk memiliki keberanian, yang merupakan salah satu aspek dari sophia. Keberanian ini mendorong saya untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas ini. Setelah saya memilih seorang arsitek, langkah selanjutnya adalah membuat jadwal wawancara. Proses ini melibatkan penggunaan techne, yaitu pengetahuan dan keterampilan teknis dalam mengorganisasi wawancara.

Saya berupaya untuk mempersiapkan diri dengan baik agar wawancara berjalan lancar. Saya meluangkan waktu 30 menit sebelum wawancara dimulai untuk mempersiapkan pertanyaan yang akan saya ajukan dan juga aspek-aspek lainnya yang perlu diperhatikan. Hal ini merupakan contoh dari techne, di mana saya berlatih dan mempersiapkan diri untuk meningkatkan keterampilan teknis saya dalam mengaplikasikan pengetahuan.

Hari pertemuan wawancara tiba, dan wawancara dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom. Saya merasa perlu untuk mencoba melaksanakan praktik teknis tersebut untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik. Selama wawancara, saya mencoba menjalankan episteme, yaitu upaya untuk menerima ilmu dan pengetahuan dari arsitek yang saya wawancarai.

Saya mendengarkan omongan beliau dengan seksama, mencoba memahami setiap informasi yang disampaikan. Pertanyaan terus berlanjut hingga mencapai akhir wawancara, di mana saya menyampaikan terima kasih atas waktu yang telah diberikan oleh arsitek tersebut untuk berbicara dengan saya. Ini mencerminkan tindakan sopan dan menghargai orang lain.

Dalam perjalanan ini, saya merasa bahwa wawancara ini adalah sebuah pengalaman berharga. Saya tidak hanya mendapatkan wawasan yang berharga dari seorang arsitek yang saya kagumi, tetapi juga melatih diri dalam aspek-aspek seperti phronesis,Sophia, techne, dan episteme. Proses ini telah membantu saya dalam pengembangan diri dan pemahaman saya terhadap dunia arsitektur.

Dengan tindakan yang saya ambil, baik dalam memilih arsitek, mempersiapkan wawancara, dan menjalankannya dengan baik, saya merasa bahwa tugas ini telah membantu saya dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan teknis. Semua ini adalah langkah yang penting dalam perjalanan saya sebagai mahasiswa dan calon arsitek.

Agar diri kita menjadi lebih baik lagi kita juga harus menggali diri kita yang dimana dalam pengembangan diri tersebut adalah dengan memiliki Original Mind, Conventinal Mind dan Juga Dimentional Mind.

Original mind adalah mengetahui isi terdalam dari diri kita sendiri dan kita bisa jujur dalam melihat apa itu pencapaian dan apa itu Namanya ketakutan.

Conventional mind adalah bagaimana membuat diri kita bisa di terima yang dimana bisa disebut society accepted. Yang dimana itu bisa menjadi sebuah material ataupun sebuah circle, conventional mind itu sendiri adalah tentang masa depan, bagaimana masa depan itu dirajut tidak dengan rasa khawatir, bahwa masa depan itu justru tidak perlu dipikir terlalu jauh, tapi perlu ada sebuah angan imajinasi bahwa kita semua didalam hidup ini memiliki passion atau memiliki kebahagiaan apabila kita melihat diri kita kedepan itu lebih baik dari hari ini.

Dan Dimentional mind itu sendiri adalah penggabungan dari original mind dan conventional mind, yang dimana penyadaran bahwa didalam masa kini kita harus menikmati kehidupan kita yang sekarang. Kehidupan yang sekarang adalah kehidupan dimana kita memiliki kontrol terhadap waktu dan material. Dan kehidupan sekarang adalah kehidupan dimana kita tidak membandingkan juga antara masa lalu dan masa depan kita, kehidupan sekarang adalah kehidupan yang bahagia, karena dengan kita memahami bahwa kita hidup didalam kondisi saat ini, barulah kebahagiaan itu menjadi nyata, dan kita bisa berhenti berfikir tentang angan-angan yang belum ada dan trauma yang selalu ada. Jadilah muncul sebuah rasa cukup dalam hidup.

Dalam pengembangan diri saya sendiri di perlukan effort atau usaha yang besar untuk mencapai kesuksesan yang dimana dengan effort ini akan mengembangkan skill atau kemampuan kita, dari kemampuan tersebut jika di kembangkan lagi akan menjadi sebuah achievement atau pencapaian dari diri sendiri.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Chalvin Tri Ananta – Reflection

Pengaruh dasar atau fundamentak 3 Dimensi kehidupan yang saya pahami dalam menempuh dunia perkuliahan ini 

Pengaruh 3 Dimensi kehidupan yang saya pahami yang saya rasakan didalam dunia perkuliahan saya adalah saya dapat memiliki suatu tujuan yang jelas terhadap visi dan misi saya dalam mewujudkannya dengan cara fundamental yaitu original mind terlebih dahulu hal yang baik yang orang tua saya pernah ajarkan agar kelak saya menjadi anak yang berguna dimasa depan, kemudian yang ke dua ada confessional mind dimana saya tidak perlu khawatir memikirkan hal-hal dimasa depan yang mengganjal dalam pemikiran yang sebenarnya itu adalah scenario yang belum meyakinkan dan solusi itu saya memakai cara memahami ajaran stoicsm yang sudah berlalu biarkan lah berlalu tidak usah diterlalu pikirkan, dan terakhir Dimensional mind yang dimana dengan adanya ajaran stoicsm saya lebih menghargai kehidupan setiap harinya setiap detiknya karena telah diberi perpanjangan hidup dari sang pencipta untuk menjalani hari dengan suka duka setiap harinya.

Dimulai dari menggali 3 jenis dimensi yaitu ada Original mind, Confessional mind, dan Dimensional Mind yang menurut pengertian dari power point ( belajar “profassional practice” dari orang lain )

1. Dimensi pertama tentang bagaimana kita mendapatkan kebijaksanaan, tau bahwa kita bisa mengukur diri dengan sebuah kesadaran bahwa apa yang kita kerjakan itu perlu menembus batas diri kita pribadi dimasa lalu. Masa lalu adalah tentang ketakutan dan kesakitan. 

2. Dimensi kedua adalah tentang masa depan, bagaimana masa dean it dirajut tidak dengan rasa khawatir, bahwa masa depan itu justru tidak perlu dipikir terlalu jauh, tapi perlu ada sebuah. angan imajinasi bahwa kita semua didalam hidup. ini memiliki passion atau memiliki kebahagiaan apabila kita melihat diri kita kedepan itu lebih baik dari hari ini. Masa depan adalah sebuah jaji diri, manivestasi, ingin apa kita beberapa tahun kedepan?

3.Dimensi ketiga adalah penyadaran bahwa didalam masa kini kita harus menikmati kehidupan kita yang sekarang. Kehidupan yang sekarang adalah kehidupan dimana kita memiliki kontrol terhadap waktu dan material. Dan kehidupan sekarang adalah kehidupan dimana kita tidak membandingkan juga antara masa lalu dan masa depan kita, kehidupan sekarang adalah kehidupan yang bahagia, karena dengan kita memahami bahwa kita hidup didalam kondisi sat ini, barulah kebahagiaan it menjadi nyata, dan kita bisa berhenti berfikir tentang angan-angan yang belum ada dan trauma yang selalu ada. Jadilah muncul sebuah rasa cukup dalam hidup.

Menurut pendapat saya pribadi mengenai tentang pengertian Nous dengan 4 element atau kuadran yaitu 4 ada jenis seperti Shopia, Techne, Pronesis, dan Episteme :

Tanggapan saya terhadap hasil pembelajaran saya selama belajar Bersama Kak Real Rich Sjarief, Menurut pendapat saya pribadi mengenai tentang pengertian Nous dengan 4 element atau kuadran yaitu 4 ada jenis seperti Shopia, Techne, Pronesis, dan Episteme. Selama saya belajar Bersama kak Realrich Sjarief hal yang saya tangkap dari 4 diagram atau kuadran merupakan kunci pedoman hidup seseorang untuk menemukan jati dirinya dan meraih kesuksesan dengan memiliki tapahan experience ( experience yang dimaksud adalah trauma mendalam seperti Pain, Fear, Defensive, Vulnerability, Growing ) yang sangat dalam dihidup mereka sehingga dapat mengubah hidup mereka menjadi lebih bermakna dan dapat memaknai kehidupan itu sendiri. 

Menurut pengertian Nous dengan 4 element atau kuadran yaitu 4 ada jenis seperti Shopia, Techne, Pronesis, dan Episteme yang berdasarkan refrensi pengertian dari power point ( belajar “profassional practice” dari orang lain  ), konsep kebajikan ini ada didalam kehidupan kita sehari-hari, terutama didalam konteks Pendidikan dunia arsitektur.

1.Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar, karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan. 

Contoh pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara : memperbanyak membaca buku dan mendengarkan seseorang membagi ilmu.

2.Phronesis merupakan kecerdasa taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya balajar mendengarkan, rang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap antara pelajaran di universitas & dunia praktik.

Contoh pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara : menggali dan memilah sesuatu yang kita jalani dan mencari jalan hidup itu sendiri.

3.Beruntungnya di dalam dunia pendidikan ada techne, yang disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profes Walaupun pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda-beda.

Contoh pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara : kita mencari pengalaman menggunakan skill yang kita miliki dari talent + effort = skill kemudian dari skill + effort = achievement  dan dari skill ini bisa kita kategorikan menjadi 2 arah yaitu ada soft skills dan hard skills 

Soft skills for architecture menurut referensi ( https://www.chronos-studeos.com/stories/6-important-soft-skills-every-architect-needs/ ) for examples :

1.Communication 

Communication is paramount to the success of projects. This involves being able to pass across relevant information when necessary and understanding important details being communicated to you. Poor communication skills make it difficult to collaborate with others and also to reach a common ground with clients. Being able to craft good and detailed emails or design iteration notes or construction site instructions, respond in timely manners to text messages or missed calls are also great ways of improving one’s reputation with colleagues and clients. 

2.Emotional Intelligence 

The topic of emotional intelligence is rather broad and one could rightly argue that it embodies other soft skills. While technical proficiency is awesome, the ability to properly manage your emotions as an architect will set you up for better relationships with your clients, team members, and business partners. It also has a positive effect on your personality, motivation to work and ability to achieve results. Maximizing your emotional intelligence gives you the ability understand, use, and manage your own emotions in positive ways to relieve stress, communicate effectively, empathize with others, overcome challenges and of course defuse conflict before they even arise. Remember it is easier to manage an impending conflict long before it becomes a fully blown one and conflicts between consultants, project managers, contractors and even client are possible occurrences on every project in the design and construction industry.

3.Problem Solving

Architecture involves solving problems through design. However, there is another angle, real-life events present complex issues that may sometimes require you to step away from conventional methods or improvise. Building up an effective approach to solving problems requires that you prioritize attention to details, understanding situations, and making calculated decisions. Having deep/critical thinking capabilities helps in dissecting problems into causatives and possible solutions. Remember, you are more than likely going to get paid according to the size of the problems you can solve.

4. Negotation

How do you find a common ground with clients, contractors, consultants and teammates without the ability to negotiate? The rise of conflicting interests is inevitable in Architecture as well as other professions. This means that one must be able to strike reasonable and realistic bargains when they occur and know when to settle for mutually beneficial offers. Finding a common ground that brings everyone on the table to common agreement is highly important for the architect as most times, they are seen as the construction team lead. Negotiation is one soft skill that should not be ignored.

5.Time management

All aspects of Architecture projects are time-based, this is why time management makes it to the top five; it does not only involve the speed at which tasks are delivered but also covers the accuracy. The effect of this is that you can prioritize your activities to ensure that deliveries are made when due. Having strong time management involves self-organization and discipline because procrastination is often an issue to tackle when it comes to timely deliveries and deadlines. Taking notes and maintaining a to-do list can greatly improve productivity.

6.Leadership

At some point in your career, you will encounter projects where you have to take the lead. A lot of other members of the design and construction team typically look up to the Architect for project leadership. Let your leadership skills prepare you for such a time. You can begin with fostering your abilities to build interpersonal relationships ranging from being influential, taking up decision making roles, coordination with others and so on which build you to become a leader. You can also read about the leadership lessons from 300 spartans.

And hard skill menurut refrensi ( https://sg.indeed.com/career-advice/finding-a-job/architect-skills ) for examples : 

1.Technical design skills

It’s essential for architects to have a firm understanding of design processes. Architects are familiar with the history of architecture as an art and gain inspiration from renowned architects to create their own style. They’re adept at drawing on paper and creating physical and digital models. When clients are describing what they visualise the building to look like, architects may do a rough sketch during the meeting to help their clients express their ideas. By combining visual appeal with functionality, they create spaces that meet clients expectations in both form and function.

2.Creativity skills

Clients may request architects to design a building for a very small or irregularly shaped piece of land or on steep terrain. Architects use their creativity to cater to their clients’ needs, despite the restrictions they may face. They find creative solutions such as integrating space-saving features for a small building or introducing interesting features to make oddly-shaped spaces productive. By using their imagination and visualisation, they come up with innovative designs to transform and beautify spaces.

3.Numeracy skills

Architects are adept in both mathematics and physics, as it’s vital for buildings to have structural integrity. They’re especially well-versed in topics such as geometry, algebra and trigonometry. With their excellent numeracy skills, they make calculations and use mathematical principles to ensure that the foundation is strong enough and that the beams and columns can support the weight of the concrete slabs. They also possess vital knowledge on matters such as how much weight each material can bear and how to increase energy efficiency.

4. IT skills

Even though architects may perform the initial sketch with pen and paper, they eventually do the drawing up of plans on computers. According to the client’s budget and preferences, they may also use 3D printing to provide a model. These models are highly detailed, so they help clients, the construction team and building officials to get an idea of what the building may look like. Architects have in-depth knowledge of using 3D printers and the relevant software to create models with various specifications. Here are some examples of architectural rendering software to familiarise yourself with:

• Computer-Aided Design (CAD)

• AutoCAD

• Revit Architecture

• SketchUp

• Fusion 360

4. Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian & kecintaan dalam berkarya. Keseimbangan keempat kecerdasan in mmebentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kegerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebilaksanaan intelektual. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang.

Contoh pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan cara : mencari role model yang bisa memberikan kita refleksi dan menuntun kearah yang lebih baik.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Christina Odilia Silalahi – Reflection

REFLEKSI NOUS

Nous merupakan kapasitas seseorang untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Di dalam Nous ini terdapat 4 hal yang merupakan inti dari Nous itu sendiri. Nous terdiri dari Phronesis, Techne, Episteme, dan Sophia. 4 hal ini memiliki peranan penting bagi keberlangsungan kehidupan sehari – hari saya sebagai mahasiswa dalam lingkup universitas.

Dalam hal ini Nous merupakan kampus, yang menjadi wadah kita bertumbuh kembang dan melakukan banyak aktivitas dan pembelajaran yaitu arsitektur. Nous dan 4 hal ini merupakan hal penting yang menjadi pedoman mahasiswa dalam pendidikan arsitektur. 4 hal ini yaitu,

a.       Episteme atau ilmu pengetahuan

Episteme memiliki bagian yang paling besar. Episteme sendiri merupakan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami asal – muasal sebuah pilihan dan mengetahui seberapa rasional dari tindakan penentuan sebuah  pilihan, sehingga episteme menjadi sebuah kebutuhan yang tidak boleh untuk tidak kita ketahui.

b.       Phronesis atau taktikal dalam bertindak

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya belajar mendengarkan, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap antara pelajaran di universitas dan dunia praktik. Phronesis bukan merupakan hal untuk diketahui tapi untuk dilakukan, karena pada dasarnya phronesis bukanlah karya atau pengetahuan, tapi kebajikan itu sendiri. Kadang – kadang seseorang dapat melakukan sesuatu tapi dia tidak sadar, setelah melakukan baru mereka bisa mempelajari dan menjelaskannya, itulah yang disebut phronesis. 

c.       Techne atau simulasi studio

Techne merupakan belajar dan latihan simulasi ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Techne ini juga  merupakan kapasitas untuk membuat (Origin berada pada diri ‘sang pembuat’ (the maker), bukan pada apa yang dibuatnya. Techne membantu mahasiswa dalam pendidikan arsitektur dengan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam kehidupan sehari – hari.

d.       Sophia atau keberaniandan kecintaan dalam berkarya

Sophia merupakan bentuk pengetahuan yang paling sempurna hingga mencapai alam kecintaan pada apa yang sedang dikerjakan. Sophia merupakan mengajar ke pada ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Keberanian dan kecintaan dalam pendidikan arsitektur harus dimiliki oleh tiap individu.  

Ke empat inti ini memiliki peran penting dalam berjalannya pendidikan arsitektur bagi setiap individu mahasiswa. Keseimbangan ke empat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang.

Bagi saya, dalam dunia perkuliahan ke empat kecerdasan ini memiliki peran penting dalam setiap individu di lingkungan universitas dan pendidikan arsitektur. Hal ini berkaitan dengan masing – masing inti dari Nous yaitu,

a.       Episteme

Dalam dunia perkuliahan dan arsitektur, episteme ini merupakan ilmu pengetahuan yang diberikan universitas dan diyterima oleh mahasiswa. Dalam pendidikan arsitektur ini ilmu pengetahuan yang diberikan terdiri dari

1.       Architectural Design

2.       Architectural History

3.       Building Technology

4.       Computational Architecture

5.       Design Thinking

6.       Introduction to Architecture

7.       Sustainable Architecture

8.       Character Building

Setiap dari mata kuliah ini merupakan dasar dari memahami asal muasal dari penididkan arsitektur yang diberikan universitas agar mahasiswa memiliki pemahaman mengenai pendidikan arsitektur sehingga hal ini dapat menjadi tolak ukur bagi mahasiswa dalam menentukan sebuah pilihan dengan berpola pikir rasional.

b.       Phronesis

Dalam dunia pendidikan arsitektur, episteme sendiri tidak akan cukup untuk menjadi bekal bagi individu mahasiswa – mahasiswa dalam pendidikan arsitektur. Oleh karena itu dibutuhkan kecerdasan taktikal dalam bertindak. Dengan bertindak, mahasiswa agar mereka bisa mempelajari dan menjelaskan ilmu pengetahuan yang diterima setiap individu mahasiswa.

c.       Techne

Ilmu pengetahuan serta tindakan perlu diperdalam dengan belajar dan latihan simulasi ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktek dan profesi. Kelas studio desain dapat memberikan banyak manfaat yang lebih baik bagi mahasiswa. Dengan pendalaman dan praktik pada studio desain, hal ini dapat memberikan pengalaman serta pemahaman yang lebih kepada mahasiswa agar dapat mempraktikan ilmu pengetahuan dan tindakan ke dalam kehidupan sehari – hari.

d.       Sophia

Selain ilmu pengetahuan, tindakan, dan praktek, terdapat hal lain yang tidak kalah penting. Ke tiga hal tersebut tidak akan berjalan jika tidak dijalankan dengan keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Dalam melakukan suatu hal kita harus memiliki keberanian dalam menjalankan hal tersebut. Selain keberanian, kecintaan dalam hal tersebut juga dibutuhkan. Dengan mencintai apa yang kita kerjakan, kita dapat menghasilkan karya dari melakukan hal yang kita cintai. Dalam pendidikan arsitektur, kita perlu mencintai dunia arsitektur. Dengan begitu kita dapat menghasilkan karya – karya, yaitu bangunan –  bangunan yang luar biasa.

Ke empat hal ini dapat membantu manusia dalam menjalankan kehidupan sehari – hari. Bagi arsitek, memiliki ke empat kecerdasan ini sangat dibutuhkan dan sangat berguna bagi menjalankan bisnis dan kehidupan sebagai arsitek. Seorang arsitek akan memiliki permasalahan dalam menjalani pekerjaannya sebagai seorang arsitek. Dengan memiliki ke empat kecerdasan tersebut akan membantu seorang arsitek memahami bagaimana menghadapi masalah, baik antar arsitek, antar pekerja lain, maupun dengan klien. Memahami ke empat kecerdasan ini juga mengasah seorang arsitek menjadi lebih profesional. Menjadi arsitek yang penuh dengan ilmu pengetahuan, berani bertindak, memiliki banyak pengalaman praktik, juga memiliki keberanian dan rasa kecintaan dalam berkarya akan menjadikan seorang arsitek menjadi lebih masuk dan memahami, serta mendalami dunia arsitektur yang ia jalani. Memiliki ke empat kecerdasan ini juga akan membuat seorang arsitek disukai dan diberi kepercayaan oleh klien.

Bagi mahasiswa juga sangat penting memiliki ke empat kecerdasan ini. Setiap mahasiswa harus punya kecerdasan episteme, phronesis, techne, dan sophia. Hal ini berguna untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan tiap individu mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki dan menanamkan episteme, phronesis, techne, dan sophia dalam dirinya akan dengan mudah menyeimbangkan kepentingan lainnya dalam kehidupan sehari – harinya.

Keseimbangan dari episteme, phrones, techne, dan sophia sangat penting. Jika hanya salah satu dan tidak seimbang, hal tersebut tidak akan memiliki dampak bagus yang besar bagi mahasiswa. Meskipun ilmu pengetahuan merupakan bagian terbesar yang penting, namun memiliki tindakan juga tak kalah penting. Mengambil tindakan dalam ilmu pengetahuan akan dibutuhkan bagi seorang mahasiswa. Diselingi dengan praktek di studio juga tak kalah penting. Dengan begini mahasiswa memiliki pengalaman studio dengan desain dan gambar, serta hal – hal lainnya. Namun dijalankan dengan keberanian akan lebih baik. Karena dengan memiliki keberanian, seseorang dapat berani memulai hal baru juga membiasakan diri dengan hal baru. Kecintaan terhadap hal yang disukai juga baik. Dengan begini, menjalankan kehidupan arsitektur akan lebih mudah dan menyenangkan. Memiliki kecintaan dalam arsitektur akan mendorong kita dan dengan mudah bagi kita untuk berkarya.

Referensi :

Mengajar Binus – Pertemuan ke 3[1].pdf

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Danis Ramadhan Putri – Reflection

EPISTEME : Bagi saya episteme merupakan suatu hal yang didapat oleh seseorang karna adanya ilmu pengetahuan, episteme bisa berupa saat kita belajar di tingkat pendidikan dimana saat kita di tingkat pendidikan setidaknya kita akan mendapatkan ilmu pengetahuan atau pengetahuan baru tentang suatu hal.

Pengaruh dalam kehidupan kuliah : Diperkuliahan saat kita berada dikampus kita akan mempelajari suatu hal yang baru sesuai dengan jurusan yang kita pilih atau kita minati. Saat belajar itulah kita akan diberi ilmu pengetahuan oleh dosen yang nantinya ilmu tersebut akan terpakai serta berkaitan untuk kejenjang selanjutnya jika pekerjaan yang kita ambil sesuai dengan jurusan yang kita pilih saat kuliah.

TECHNE : Bagi saya techne merupakan ilmu teori yang sudah diajarkan lalu kita menerapkannya dalam bertindak atau melakukan suatu pekerjaan dilapangan contohnya magang atau kerja. Saat kita magang atau kerja secara ga langsung kita pasti akan menggunakan dan mengingat apa yang sudah kita pelajari sebelumnya hingga kita lebih di permudah dalam melakukan sebuah kerjaan di dunia nyata.

Pengaruh dalam kehidupan kuliah : Saat dikuliah ada masanya kita memasuki masa magang di semester 5, 6, atau 7 disaat magang itulah kita akan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah kita dapatkan semasa kuliah dia tempat kerja yang kita pilih sebagai tempat magang.

PHRONESIS : Bagi saya phronesis merupakan suatu kecerdasan dalam kita bertindak melakukan sesuatu, phronesis juga kecerdasan yang terhubung dengan emosi kita dimana kita harus bisa mengendalikan serta memahami emosi kita, emosi kita juga harus bisa dikendalikan serta beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Contoh phronesis bisa berupa perilaku atau tindakan kita ketika menanggapi masalah yang bisa saja membuat kita sangat kesal, marah, hancur, kecewa, bahkan putus asa. Kita harus bisa mengendalikan diri kita agar kita tetap tenang dan tidak terbawa suasana.

Pengaruh dalam kehidupan kuliah : Saat perkuliahan phronesis contohnya bisa diambil saat kita menghadapi tugas kuliah yang banyak serta keuangan yang menipis padahal masih awal bulan, atau bahkan bisa saja saat kita mengalami masalah percintaan di dunia kuliah. Pada saat terjadi masalah seperti itu kita harus bisa mengendalikan emosi kita dan membuat diri kita tetap tenang sambil mencari jalan keluarnya, masalahnya jaman sekarang ini banyak sekali remaja remaja yang berumur 18-27 tahun  melakukan percobaan bunuh diri dan paling banyak adalah mereka yang masih berada di masa perkuliahan. Kita harus mencari solusi agar gimana caranya kita tidak sampai melakukan hal yang bisa berujung mengakhiri kehidupan kita sendiri. Setiap orang harus meanggapi suatu masalah dan bijak agar semua masalahnya bisa kelar.

SOPHIA : Bagi saya sophia merupakan ranah personal yang membetuk suatu keberanian serta kecintaan dalam berkarya. Contoh sophia bisa berupa ketika kamu melakukan suatu kerjaan kamu melakukannya dengan sepenuh hati, senang tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Pengaruh dalam kehidupan kuliah :  Pengaruh dalam kehidupan perkuliahan adalah saat kita memilih jurusan apa yang ingin kita ambil di perkuliahan, kita harus memilih jurusan yang kita sukai agar saat melakukan semua pekerjaannya kita bisa melakukannya dengan sepenuh hati. Disisi lain kita juga harus memikirkan apakah jurusan tersebut mempunyai peluang kerja yang banyak atau tidak. Jika kita memilih jurusan yang kita sukai dan kita cintai, sebanyak apapun tugasnya kita akan senang dalam melakukannya, kita tidak akan terlalu stress karna yang kita lakui adalah hal yang kita suka. Kita juga menjadi semangat dalam mengerjakannya.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Danis Ramadhan Putri – Reflection

Bagi saya arsitektur adalah seni dan ilmu perancangan bangunan yang mencakup segala aspek dari konsep, perencanaan, dan konstruksi. Episteme merujuk pada pengetahun ilmiah dan prinsip-prinsip dasar yang mendasari arsitektur, seperti prinsip-prinsip matematika dan fisika yang digunakan dalam perencanaan struktur bangunan. Techne, di sisi lain, mencakup aspek teknis dalam merancang dan membangun bangunan, yang melibatkan keterampilan dan metode Teknik. Phronesis sendiri adalah pengetahuan praktis dan etis yang dibutuhkan dalam membuat keputusan dalam merancang bangunan. Sophia atau keberanian, muncul dalam estetika dan makna yang mendalam yang dibawa oleh arsitek dalam menciptakan bangunan yang memadukan fungsi, keindahan, dan kualitas sejati. Dengan mengintegrasikan semua empat kuadran pengetahuan ini, arsitek dapat menciptakan bangunan yang bukan hanya berfungsi, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan dan kualitas yang mendalam.

Empat kuadran pengetahuan menurut Aristotle (300 SM) dalam konteks Pendidikan Arsitektur bisa di mulai dari Episteme sendiri memiliki porsi paling besar, karena dalam dunia Pendidikan sendiri kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan seorang akademisi. Menurut definisi sendiri Episteme adalah istilah yang digunakan dalam filsafat untuk merujuk pada pengetahuan atau pemahaman. Istllah epistemology, yaitu cabang filsafat yang berkaitan dengan pengethuan berasal dari kata episteme. Dari riset yang saya temukan, Episteme bisa juga diartikan menjadai pengetahuan historis yang berdasarkan kebenaran dan wacana, sehingga mewakili kondisi kemungkinannya dalam kurun waktu tertentu

Hampir semua umat manusia ingin memahami dunia tempat mereka tinggal, kerja, atau belajar, dan banyak dari mereka membangun berbagai macam teori untuk membantu mereka memahaminya. Namun, karena banyak aspek di dunia ini yang tidak dapat dijelaskan dengan mudah, kebanyakan orang cenderung menghentikan upaya mereka pada suatu saat dan puas dengan tingkat pemahaman apa pun yang berhasil mereka capai. Hal tersebut yang dapat membedakan seorang filsafat dan orang biasa pada umumnya, seorang filsafat umumnya mereka memiliki insting untuk terus menerus mencari arti hidup dan menggali terus pengetahuan yang mereka miliki dan mereka tak cepat merasa puas dengan hasil keberhasilan pertama. Beberapa orang mungkin mengatakan para filsafat debagai individu yang terobsesi oleh gagasan memahami dunia dalam istilah umum.

Bagi saya dari definisi Episteme ini sendiri kita dapat melaksanakan studi Arsitektur dengan menggunakan prinsip filsafat yaitu, tidak cepat merasa puas dengan pengetahuan yang kita dapati sekarang, lebih dalam menggali pengetahuan pribadi tentang arsitektur adalah kunci dalam kesuksesan studi arsitektur itu sendiri. Dalam perjalanan melakukannya sendiri tidak akan luput dengan kata keraguan yang tentu dapat menimbulkan anomaly-anomali tertentu dalam pengalaman semua orang terhadap dunia. Dua dari anomali-anomali tersebut bisa dijelaskan untuk mengilustrasikan bagaimana seseorang mempertanyakan klaim umum atas pengetahuan tentang dunia.

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak. Phronesis menyiraktan penilaian yang baik dan keunggulan karakter dan kebiasaan, hal ini menjadi menjadi celah yang sulit untuk ditutup dalam ruang belajar. Karena dalam awal pembelajaran arsitektur, para mahasiswa lebih di tuntut bisa mengerjakan contoh gambar yang sudah diberikan, hal itu sendiri dapat menghambat proses membiasakan diri dalam bertindak sebagai desainer. Karena Phronesis berkaitan dengan bagaimana bertindak daam situasi tertentu. Seseorang dapat mempelajari prinsip-prinsip Tindakan, namun menerapkannya di dunia nyata, dalam situasi yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, memerlukan pengalaman dunia. Misalnya, jika seorang arsitek tahu bahwa ia harus jujur dan transparan mengenai budget, makai ia harus bisa membandingkan budget dan goals kepada seorang client agar menimbulkan rasa percaya dan mengandalkan ke seorang arsitek.

Menurut Ellett,2012. Dalam praktis social diartikan bahwa jika seseorang mampu bertindak dengan cara yang paling rasional, maka tindakan itu yang akan mereka lakukan. Hal itu juga dapat di aplikasikan saat seorang arsitek diberikan kebebasan oleh client untuk mendesain suatu bangunan dengan harapan tetap memberikan pilihan desain yang tetap realistis dan tidak sepenuhnya hanya memikirkan Impian pribadi. Phronesis juga berkaitan dengan inovasi, inovasi yang dapat menyeimbangkan desain teori dan metode realistis. Dimana kedua hal tersebut jika digabung dengan seimbang dapat menghasilkan sebuah pemikiran atau desain yang sempurna.

Techne disimulasikan kedalam studio deain, atau bisa disebut pengetahuan praktik. Jika Phronesis dikenal dengan Tindakan, maka techne dikenal dengan ciptaan, menurut Aristotle sendiri, techne berada di bawah phronesis. Karena walau menciptakan itu suatu hal yang lebih terasa membanggakan, tetapi dalam dunia arsitektur, mengambil Tindakan dam pemikiran rasional itu lebih dibutuhkan. Walau menurut banyak orang praktik bekerja seperti magang itu masih terhitung opsional, tetapi menurut saya dalam berpraktik pada dunia nyata lah yang dapat benar benar mengajarkan seorang arsitek dalam menjalani trial and error mereka dalam mendesain. Dari wawancara saya kepada arsitek pun mereka banyak menyimpulkan bahwa masa masa internship itu masa yang paling membuat mereka seutuhnya mengerti esensi terbesar dalam menjalana studi arsitektur.

Techne bagi saya sebagai mahasiswa arsitektur mencakup berbagai aspek, seperti kemampuan dalam mmebuat gambar teknik, pemahaman prinsip-prinsip structural dalam banguna, mengelola proyek kontruksi, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait dalam industry konstruksi. Hal ini juga melibatkan pemahaman umum tentang kode bangunan, peraturan, dan standar keselamatan bangunan yang sudah diterapkan oleh pemerintah. Karena techne dapat diasosiasikan dengan ciptaan, maka dalam arsitektur, techne merupakan pondasi yang diperlukan untuk mengubah ide-ide desain menjadi realita fisik yang berfungsi. Ini melibatkan penerapan keterampilan teknis seorang arsitek yang juga berdampingan dengan tingkat phronesis yaitu bertindak dalam mengatasi tntangan teknis yang mungkin munculselama proses mendesian, konstruksi, sehingga dapat menghasilkan sebuah bangunan yang efisien, aman, dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Sophia sendiri adaah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia yang disebutnya sebagai “eudaimonia,” yang dapat diterjemahkan sebagai “kebahagiaan yang sejati” atau “kehidupan yang baik.” Aristotle sendiri percaya bahwa mencapai eudaimonia adalah tujuan utama dalam hidup, dan kebijaksanaan adalah salah satu unsur utama yang membantu manusia mencapai Sophia. Bagi saya sendiri mencapai kuadran Sophia pada bidang arsitektur adalah saat dimana seorang individu mulai mencakupkan kesehariannya dengan konteks arsitektur. Dimana rasa penasaran atau rasa ingin mengkritik sebuah bangunan menjadi hal yang menarik bagi orang itu. Sophia bisa juga di pandang sebagai stages of acceptance, dimana  hal tersebut sangat krusial bukan hanya dalam dunia arsitektur, bahkan dalam filsafat kehidupan itu sendiri.

Sophia dalam arsitektur juga melibatkan kemampuan untuk mengenali dan menghargai sejarah arsitektur, budaya, dan konteks local, serta untuk menggabungkan elemen-elemen ini dengan visi kreatif yang unik. Arsitek yang mencaai tingkat Sophia dalam karyanya mungkin dapat menciptakan bangunan yang tidak hanya memenuhi fungsi praktisnya, tetapi juga memberikan pengalaman emosional, menginspirasi, dan mencerminkan nilai-nilai yang lebih dalam. Selain itu, Sophia dalam arsitektur juga dalam meranah pada kemampuan untuk mempertimbangkan dampak lingkungan dan keberlanjutan dalam perancangan bangunan. Ini mencakup pemahaman detail tentang cara menggunakan material dan sumber daya secara bijak, serta bagaimana menciptakan bangunan yang ramah lingkungan.

Ke empat pengetahuan tersebut membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, Tindakan, dan kemampuan memperoleh kebijaksanaan secara intelektual. Nous sendiri adalah konsep dari filosofi klasik tentang pikiran manusia yang penting untuk menegaskan apa yang benar. Bukan hanya benar, tetapi juga harus mementing pilihan rasional. Empat kuadran kecerdasan Aristotle bukannya satu satunya kuadran yang dapat dijadikan pedoman bagi seorang arsitek. Ada juga diagram profesi yang mencakup:

A.        Desainer

B.        Developer

C.        Kontraktor

D.        Akademisi

Jika dibuat dalam diagram arah mata angin, north diartikan sebagai capitalism, west di asosiasikan dengan power, east sebagai tradisi, dan south sebagai socialism. Dari ke empat profesi tersebut, semua mencakupi bagiannya dalam kuadran dengan rata. Seperti akademisi sendiri dapat di kelompokkan ke dalam bidang tradisi dan sosia, karena melanjutkan Pendidikan turun temurun sudah menjadi tradisi yang tak akan bisa dihilangkan samapi kapanpun, itulah yang membuat manusia bisa berkembang hingga sekarang. Dalam hal social dapat diartikan bahwa seorang akademisi lebih mementingkan ranah socialism dibandingkan capitalism, bisa dilihat dari jumlah pemasukan dari profesi lain bahwa akademisi cenderung mendapatkan pemasukkan yang lebih kecil dibandingkan praktisi seperti desainer, developer, dan kontraktor. Tetapi bukan uanglah yang jadi hal pendorong inti bagi seorang akademisi, tradisi dan nilai social lah yang mendorong mereka untuk menjalani profesi tersebut.

Untuk desainer dan kontraktor akan selalu kerja berdampingan karena keduanya membutuhkan satu sama lain untuk menyelesaikan sebuah project. Profesi ini cenderung di anggap sebagai seorang risk taker, karena profesi tersebut sangat sering mendapat klien dengan budget yang ternyata tidak memadai dari goas sebuah project. Maka bisa disimpulkan bahwa profesi ini sangat kuat di bidang power dan juga capitalism, karena dengan capitalism tinggi lah yang dapat menggerakkan usaha seorang dengan dua profesi ini. Bahkan hingga membuat orang orang sungkan untuk hire seorang arsitek atau kontraktor yang memang bersertifikat untuk mengerjakan proyek mereka karena mereka tak melihat hasil yang worth it dari jumlah uang yang akan mereka keluarkan untuk semua hal kecil saat berhubungan dengan kontraktor atau arsitek. Seorang Arsitek dan kontraktor penting untuk memiliki pride karena dengan pride itu yang memasuki mereka dalam kuadran pwer yang dapat membut mereka bertindak dengan tegas dalam menyelesaikan masalah dalam proyek. Untuk developer sendiri menurut saya terasa penuh di titik capitalism, karena pekerjaan mereka sendiri adalah sebagai instansi yang menyediakan dan membuat lahan atau tempat tinggal dengan jumlah proyek yang besar sesuai dengan permintaan pasar. Mereka cenderung tidak memikirkan keinginan klien secara individu, melainkan hanya memenuhi syarat kebutuhan khalayak umum. Banyak kita temukan kompleks perumahan dengan desain rumah yang sama membentang jauh mereka bangun dan pasarkan untuk di kontrakan, dan biasanya tidak diperbolehkan untuk di perjual belikan guna untuk memastikan pemasukkan dari kompleks tersebut terus berjalan seiring waktu berjalan. Maka dari contoh seperti itulah mengapa developer adaah profesi yang berperan paling tinggi dalam capitalism.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Felicia Agus Tan – Reflection

Bagi saya mengenai dunia perkuliahan itu sangat memerlukan banyak pertimbangan dan membutuhkan tujuan yang nyata akan jadi apa nantinya ketika sudah lulus. Berdasarkan empat elemen Nous yang terdiri dari Phronesis, Techne, Sophia dan Episteme kita sering mengalami hal tersebut apalagi dalam hal pendidikan arsitektur. Konsep kebajikan ini ada didalam kehidupan kita sehari-hari, terutama didalam konteks pendidikan arsitektur. Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar yang dimiliki manusia biasanya , karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan contohnya seperti guru yang menjelaskan dan murid yang mendengarkan. Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, namun di dunia pendidikan yang didominasi oleh gaya balajar mendengarkan terlebih lagi saat sekolah dari taman kanak kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, sampai sekolah menengah ke atas maka dari itu ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan jarak antara pelajaran di universitas dan di dunia praktik  dan dunia kerja. Jika kita hanya pasif dalam dunia kerja maka itu menjadi tidak seimbang dan ketidakseimbangan itu bisa menjadi fatal apabila dilanjutkan terus menerus tanpa adanya pengembangan atau adaptasi di dunia praktik maupun dunia kerja. Hal tersebut juga dapat membuat seseorang merasa tidak percaya diri dan merasa tidak diapresiasi karena tidak aktif ikut andil dalam lingkup praktik dan kerja nya. Beruntungnya di dalam  dunia pendidikan ada techne, yang disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan  kuliah praktik dan profesi. Walaupun pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda – beda. 

Techne berperan sangat penting untuk mengasah hard skill kita di dunia perkuliahan dan pekerjaan. Apabila kita tidak dapat mendalami techne dengan sebagaimana mestinya maka kita akan ketinggalan seperti hal  nya dengan teknologi yang berkembang pesat saat ini di dunia. Bahkan jika kita tertinggal sedikit saja mengenai teknologi saat ini kita akan merasa terasingkan seperti beda zaman. Maka dari itu sangat penting untuk kita semua mendalami techne karena akan sangat berguna baik kehidupan sekarang maupun di kehidupan selanjutnya. Lalu selanjutnya ada Sophia, Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Dalam hal ini sophia juga dapat terjadi dari masa lampau seseorang itu sendiri ataupun dari apa yang dia lihat dan pelajari di lingkup sosialnya. Keseimbangan keempat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual.

Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang maka dari itu banyak sekali profesi dalam dunia pekerjaan yang dapat diukur dari kadar Nous kita. Dalam dunia pendidikan arsitektur sendiri, jika lulus dengan gelar arsitek kita harus melanjutkan pendidikan kita di s2 ataupun bisa mengambil pendidikan IAI atau disebut dengan Ikatan Arsitektur Indonesia. Jika kita akan melanjutkan pendidikan kita maka kita harus bisa memilih sesuai dengan kadar Nous dalam diri kita agar kita bisa merasakan cocok dalam profesi tersebut dan juga menikmati jalan pilihan kita. Dalam pendidikan arsitektur terdapat empat profesi yaitu kontraktor, developer, akademisi, dan juga desainer. Dari keempat pilihan tersebut manakah yang merupakan passion dalam diri kita, untuk kontraktor sendiri kita harus siap bekerja sama dengan orang lain dalam membangun proyek kita juga harus bisa bersosialisasi dengan orang banyak agar mereka dapat melirik kita sebagai kontraktor dan juga harus pandai dalam negosiasi agar mendapat banyak keuntungan. Untuk developer tidak jauh berbeda dengan kontraktor hanya sajaa kita harus perlu bersabar dalam menjalakan pekerjaan tersebut. lalu selanjutnya ada akademisi, jika kita seseorang menyukai berinteraksi dengan banyak oranag dan menginspirasi dengan banyak orang maka akademisi sangat cocok dengan orang tersebut namun tentunya sebagai akademisi harus ada keseimbangan dari empat elemen yang ada di Nous tersebut karena semua elemen sangat diperlukan untuk menjadi akademisi. 

Lalu profesi yang terakhir adalah desainer mengenai profesi desainer kita juga harus mempunyai skill dalam elemen komunikasi, ide, dan lainnya. Tidak hanya di dunia kerja, di dunia perkuliahan pun mempunya empat elemen itu sangatlah penting dan elemen yang kita miliki jangan dijadikan sebagai patokan kita untuk masuk ke dunia kerja karena empat elemen tersebut bisa di asah sebelum kita masuk ke dunia kerja seperti di dunia perkuliahan. Dalam dunia perkuliahan banyak sekali hal yang harus kita ikuti, kita sebagai mahasiswa juga harus menjadi mahasiswa yang aktif jangan menjadi mahasiswa  yang pasif karena dengan menjadi mahasiswa yang aktif kita dapat mengasah soft skill dan hard skill kita. Ada banyak wadah di dalam dunia perkuliahan untuk membantu kita mengasah skill dan elemen kitam contoh nya seperti ukm ukm yang ada di universitas. jika kita ingin mengasah kemampuan pengetahuan kita maka bertanya lah kepada dosen yang mengajar, rasa ingin tahu sangat dibutuhkan untuk membuat kita semua mengetahui banyak hal baik yang umum ataupun yang menjurus. Kita juga bisa mengasah skill kepemimpinan kita dengan mengikuti organisasi dan mengikuti ldk atau bisa disebut juga dengan latihan dasar kepemimpinan, dengan menjadi ketua himpunan mahasiswa jurusan ataupun bisa ketua setiap bagian divisi. 

Lalu apabila ingin mengasah tanggung jawab sebagai mahasiswa ataupun sebagai perorangan kita bisa mendaftar sebagai aslab atau asistan lab dan juga bisa dengan mengikuti project yang dibuat oleh himpunan atau pun perkumpulan orang. Ada yang menarik bagi saya dari tugas yang diberikan yaitu tugas wawancara dengan seseorang yang sudah mempunya gelar sarjana arsitektur, saya sendiri memilih Bapak Adriyan Kusuma yang merupakan dosen yang mengajar di Universitas Pradita. Ketika melakukan sesi wawancara banyak hal yang saya dapat dari cerita pak Adriyan Kusuma. Belia bercerita bahwa membaca buku dan bersosialisasi adalah dua hal yang sangat penting yang harus dimiliki dan dilakukan mahasiswa karena dunia yang akan dihadapi untuk kedepannya itu dimulai dari kita ketika menjadi mahasiswa di suatu universitas.Beliau mengatakan bahwa dengan membaca buku untuk menambah pengetahuan kita itu dapat memudahkan kita untuk selangkah lebih maju untuk bersosialisasi. Karena dengan pengetahuan kita pasti akan di cari oleh teman teman dan membantu mereka jika ada kurang pahamnya terhadap materi setia mata kuliah. Dengan hal tersebut kita harus mempunya teknik dan skill komunikasi yang bagus agar dalam bersosialisasi mereka nyaman berkomunikasi dengan kita. Ada banyak teknik yang dilakukan dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah faktor terpenting dalam hubungan atasan-bawahan. Keterampilan komunikasi menentukan keberhasilan karir seseorang Mendengarkan “tidak sekedar ‘mendengar’ Beda budaya, beda etiket komunikasinya. Ada tips berkomunikasi yang efektif Lebih banyak mendengarkan lawan bicaranya, Mencoba berbicara singkat dan jelas tapi terlihat ingin tahu tapi janagn berlebihan, lalu perhatikan etiket berkomunikasi lawan bicara kita dan bertanyalah jika tidak mengerti jangan berasumsi jika tidak mengerti lalu pahami bahasa tubuh lawan bicara dan kita harus menyadari bahwa menulis itu penting terlebih lagi jika itu menyangkut pertanyaan pengetahuan yang formal dan kita juga harus menghargai perbedaan pandangan masing masing orang, apabia perbedaan pandangan yang terlalu mencolok terjadi sampaikanlah dan bertanyalah mengenai alasan pandangan hal tersebut berikan juga alasan kita sebagai orang yang berbeda pendapat atau pandangan.

Lalu berikutnya setelah kita mendalami komunikasi itu penting, bersosialisasilah dengan teman sebaya ataupun yang lebih muda dan lebih tua dari kita. Dari cerita yang disampaikan oleh pak Adriyan, ia berkata bahwa meskipun sudah bersosialisasi menjaga hubungan pun sangat amat penting karena kita tidak tahu bagaiman takdir seseorang kedepannya, apakah kita membutuhkan mereka atau tidak. Beliau mengatakan jagalah relasi kita agar tetap sehat meskipun jauh sekarang sudah banyak wadah untuk kita mencari teman dan berkomunikasi dengan banyak orang. Misalnya ketika kita sudah jauh dengan orang itu, baik beda kota maupun negara sesekali kita membalas status mereka agar komunikasi tetap terjaga walau sudah tidak se intens dulunya. Tidak hanya dengan cara tersebut, beliau juga mengatakan jika kita mengunjungi suatu tempat dan dekat dengan orang tersebut hubungilah mereka dan ajak mereka bertemu agar hubungan tetap terjaga. Bapak Adriyan Kusuma sendiri mengatakan bahwa dulu semasa beliau menjadi mahasiswa belia banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku dan juga dengan bergaul bersama teman teman nya baik untuk hanya sekedar berkumpul ataupun untuk melakukan kegiatan atau proyek bersama, beliau juga sangat aktif sebagai mehasiswa yang sering mengikuti organisasi kampus. Beliau mengatakan bahwa sebagai mahasiwa kita harus aktif mengikuti kegiatan kampus baik yang wajib ataupun tidak karena itu akan membantu kita di dunia kerja. Misalnya ketika di dunia kerja kita mendapat proyek yang harus dikerjakan dalam kelompok, ketika kita sudah pernah mengikuti kegiatan organisasi kampus maka kita akan terbiasa hanya perlu beradaptasi dengan berbagai macam karakter orang lain. Tapi jika kita tidak pernah mengikuti kegiatan kaampus atau menjadi mahasiswa pasif maka kita akan sulit bekerja sama dalam tim, kita bisa menjadi yang paling tidak menonjol ataupun yang paling menonjol karena dalam tiim ataupun kelompok kita harus bisa membuat diri kita menonjol bersama dengan yang lainnya dan tidak timpang tindih, namun bisa saja kita cepat beradaptasi ketika pertama kalinya bekerja dalam kelompok namun itu sangat sulit dilakukan secara bersamaan apalagi dengan banyak nya orang dalam kelompok tentu ada orang yang secara personal ingin menonjol sendiri dan pastinya kita akan bingung cara mengahadapi karakter orang tersebut.  

Hal yang terpenting lainnya juga yaitu adalah pengetahuan bagaiman pengetahuan kita akan menyeleksi diri kita untuk masuk ke dalam lingkup yang mana. Ketika kita bersosiaalisasi pengetahuan kita juga ikut di nilai ke dalam aspek diri kita, apakah dengan pengetahuan kita yang kita miliki kita pantas berada di posisi yang sekarang atau tidak. Dan dalam hal tersebut juga dapat menentukan kualitas diri kita dan juga pertemanan kita, apakah kita diterima atau tidak di dalam lingkungan mereka apalagi kita semua yang baru masuk dalam dunia kerja

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Ghina Syifa Nabila – Reflection

Bagi saya, Nous memiliki arti pemikiran manusia yang berakal dan memberikan kesan spiritual didalamnya. Tetapi dalam arsitektur, nous merujuk kepada aspek penting dalam perumusan kebijakan dan desain arsitektur yang mengacu kepada pemahaman mendalam, pengetahuan atau intuisi yang dimiliki oleh arsitek atau perancang terkait dengan proyek arsitektur tertentu. “Nous” melibatkan lebih dari sekedar keahlian teknis. Maksud dari keahlihan teknis adalah pemahaman yang lebih dalam tentang konpleksitas yang ada dalam menciptakan ruang fisik yang berfungsi, berkelanjutan dan berarti. 

Pemahaman mendalam mencangkup berbagai aspek. Pertama, “nous” mencakup pemahaman mendalam tentang lingkungan fisik, termasuk topografi, iklim dan sumber daya alam. Seorang arsitek yang memiliki “nous” memahami berbagai aspek-aspek ini yang dapat mempengaruhu desain dan bagaimana menciptakan bangunan yang dapat berbaur dengan lingkungan sekitarnya. Kedua, “nous” juga mencangkup pemahaman tentang konteks budaya dan sejarah dimana proyek tersebut berada. Ini termasuk memahami nilai-nilai budaya, warisan arsitektur, dan identitas lokal. Seorang arsitek yang memiliki “nous” mampu menggabungkan elemen- elemen ini ke dalam desain yang menghormati dan memperkaya konteks budaya. Selain itu, “nous” mencakup pemahaman tentang aspek sosial, termasuk bagaimana desain bangunan mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Ini melibatkan pertimbangan seperti keamanan, aksesibilitas dan kualitas hidup penghuni. Pentingnya “nous” terletak dalam kemampuannya untuk menciptakan solusi arsitektur yang melebihi sekedar pandangan teknis atau estetika. Ia memungkinkan arsitek untuk mengambil keputusan yang lebih berkelanjutan dan relevan, memungkinkan bangunan untuk menjadi bagian yang harmonis dalam lingkungan fisik dan sosialnya. Dengan “nous”, arsitek dapat menciptakan karya yang tidak hanya estetik, tetapi juga berdampak positif pada kehidupan masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Intinya, “nous” adalah pemahaman mendalam dan pencerahan yang memandu pengambilan keputusan dalam arsitektur, memastikan bahwa desain dan kebijakan mencerminkan kebutuhan, nilai, dan tujuan yag lebih besar dalam menciptakan ruang yang bermakna dan berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Noun sendiri didalamya terdiri dari 4 elemen, yaitu Techne, Phronesis, Episteme, Sophia. 

Elemen pertama yaitu Techne, Techne adalah yang merujuk pada seni, keterampilan, atau keahlian dalam menciptakan sesuatu, termasuk desain arsitektur. Konsep techne menyoroti aspek teknis dan keterampilan yang diperlukan dalam proses perancangan dan pembangunan bangunan. Dalam arsitektur, techne melibatkan penerapan ilmu pengetahuan, matematika, teknik, dan keterampilan seni untuk merancang dan membangun bangunan yang berfungsional, estetis, dan berkelanjutan. Ini mencangkup pemahaman tentang bahan bangunan, struktur, tata letak, dan aspek-aspek teknis lainnya yang diperlukan untuk menciptakan bangunan yang aman, efisien, dan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penggunanya. Techne juga mencerminkan bagaimana arsitek menggunakan alat dan teknologi modern dalam perancangan arsitektur, seperti perangkat lunak desain komputer, perhitungan struktural, dan teknologi konstruksi yang canggih. Ini memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan desain menganalisis dampak lingkungan, dan merancang bangunan yang ramah lingkungan. Namun, techne bukan hanya tentang aspek teknis semata. Hal ini juga melibatkan unsur seni dan kreativitas dalam mengekspresikan visi desain. Seorang arsitek dengan techne yang baik mampu menggabungkan keahlian teknik dengan visi estetis, menciptakan bangunan yang indah dan bermakna. Dalam perkembangan arsitektur modern, techne telah menjadi semakin penting dengan adanya tuntutan untuk menciptakan bangunan yang efisien energi, berkelanjutan dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Ini menuntut arsitek untuk terus memperbarui pengetahuan teknis mereka dan mengintegrasikan teknologi terbaru dalam desain mereka. Dengan demikian, techne adalah konsep sentral dalam arsitektur yang mencerminkan perpaduan antara aspek teknis dan seni dalam proses perancangan dan kontruksi bangunan. Hal ini menggambarkan keterampilan dan keahlian yang diperlukan dalam menciptakan lingkungan binaan yang memenuhi kebutuhan manusia sambil menghadiahkan nilai estetis dan berkelanjutan. 

Elemen kedua ada Phronesis, Phronesis adalah kebijaksanaan praktis atau pengetahuan moral yang digunakan dalam pengambilan keputusan etis. Dalam konteks arsitektur, phronesis memainkan peran penting dalam memastikan bahwa desain dan praktik arsitektur memenuhi nilai-nilai etis, keberlanjutan, dan tujuan sosial. Dalam praktik arsitektur, phonesis melibatkan kemampuan seorang arsitek untuk memahami implikasi estis dari keputusan desain mereka. Ini mencangkup pertimbangan etika dalam hal seperti aksesbilitas, keselamatan, dan kualitas lingkungan. Seorang arsitek yang memiliki phonesis yang baik mampu memutuskan dengan bijak bagaimana memenuhi kebutuhan klien dan masyarakat sambil menghormati nilai-nilai etis. Selain itu, phonesis uga berhubungan dengan kebijaksanaan dalam hal keberlanjutan. Ini mencakup pemahaman tentang dampak lingkungan dari desain dan material bangunan, serta bagaimana menciptakan bangunan yang berkelanjutan dari sudut pandang ekologis. Phonesis memungkinkan seorang arsitek untuk memilih solusi yang ramah lingkungan dan meminialkan jejak karbon dalam hal tujuan sosial, phonesis juga dapat mencakup pemahaman tentang bagaimana desain bangunan dapat memengaruhi komunitassekitarnya. Ini melibatkan pertimbangan seperti bagaimana bangunan tersebut dapat berkontribusi pada kualitas hidup dan keberlanjutan masyarakat, serta cara membangun hubungan yang baik dengan komunitas yang terkena dampak. Dengan kata lain, phronesis adalah kemampuan seorang arsitek untuk mengintegrasikan aspek estika, keberlanjutan, dan tujuan sosial dalam praktik arsitektur mereka. Ini memastikan bahwa desain dan praktik arsitektur tidak hanya efektif dari segi teknis, tetapi juga mendukung nilai-nilai etis, keberlanjutan, dan keseahteraan masyarakat. Dengan memiliki phronesis, arsitek dapat mengambil keputusan yang bijak dalam menciptakan lingkungan binaan yang lebih baik dan lebih manusiawi.

Elemen ketiga ada Episteme, Episteme adalah pengetahuan yang sistematis, ilmiah dan teoritis. Dalam konteks arsitektur, episteme mencerminkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip teoritis yang mendasari desain dan praktis arsitektur. Episteme melibatkan pengetahuan yang bersifat universal dan abstrak, yang dapat membentuk landasan bagi pengambilan keputusan dalam perancangan bangunan. Ini mencakup pengetahuan tentang sejarah arsitektur, teori arsitektur, estetika, serta prinsip-prinsip desain yang telah berkembang dari waktu ke waktu. Dengan pemahaman episteme, seorang arsitek dapat merujuk pada pengetahuan teoritis untuk menghadapi tantangan desain. Mereka dapat mendasarkan keputusan desain mereka pada dasar-dasar ilmiah dan teoritis yang telah terbukti. Ini dapat memungkinkan mereka untuk menciptakan solusi yang lebih kokoh, berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang sejarah, budaya, dan teori yang relevan dalam arsitektur. Episteme juga mencakup pemahaman tentang perkembangan teknologi dan inovasi dalam arsitektur. Ini mencakup pengetahuan tentang material bangunan terbaru, teknik konstruksi canggih, dan perkembangan dalam teknologi digital yang memengaruhi desain arsitektur. Dengan pemahaman ini, seorang arsitek dapat memanfaatkan perkembangan teknologi terbaru untuk menciptakan bangunan yang lebih efisien dan inovatif. Selain itu, episteme juga dapat membantu arsitek dalam memahami tren dan perubahan dalam arsitektur yang berkembang seiring waktu. Mereka dapat merancang bangunan yang relevan dengan tuntutan aman dan memahami bagaimana arsitektur berkontribusi pada isu-isu kontemporer seperti keberlanjutan, keamanan, dan kualitas lingkungan. Dengan demikian, episteme adalah konsep yang penting dalam arsitektur karena membentuk dasar pengetahuan teoritis yang membimbing desain dan praktik arsitektur. Ini memungkinkan arsitek untuk menggabungkan aspek teori, sejarah, teknologi dan inovasi dalam penciptaan bangunan yang relevan dan bermakna dalam lingkungan mereka.

Elemen terakhir ada Sophia, Sophia adalah kebijaksanaan, kebijakan atau kecerdasan yang mendalam dalam perancangan dan praktik arsitektur. Dalam konteks arsitektur, sophia melibatkan pemahaman yang luas dan mendalam tentang aspek-aspek kompleks yang terkait dengan desain, termasuk aspek teknis, estetika, budaya dan etika. Sophia mencakup pemahaman tentang kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai aspek desain arsitektur, termasuk pengetahuan tentang prinsip-prinsip arsitektur, sejarah arsitektur, dan teori desain. Ini memungkinkan seorang arsitek untuk merancang bangunan dengan dasar pengetahuan yang kuat, memanfaatkan warisan arsitektur yang telah ada, dan mengabungkannya dengan gagasan-gagasan inovatif. Selain itu, sophia juga mencakup pemahaman tentang budaya dan konteks lokal dimana bangunan akan dibangun. Seorang arsitek yang memiliki sophia memahami bagaimana desain mereka dapat memengaruhi masyarakat dan budaya di sekitarnya, serta bagaimana menciptakan bangunan yang merespon kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat tersebut. Pentingnya sophia juga terkait dengan etika dalam praktik arsitektur. Seorang arsitek dengan sophia yang baik mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari desain mereka dan berusaha untuk menciptakan bangunan yang etis, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Sophia juga mencerminka aspek estetika dalam arsitektur, yaitu pemahaman tentang keindahan dan harmoni dalam desain. Ini melibatkan kemampuan untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya fungsional tetapi juga indah dan memuaskan mata. Dalam dunia arsitektur yang terys berkembang, sophia adalah kualitas yang penting bagi seorang arsitek. Ini memungkinkan mereka untuk merancang bangunan yang bukan hanya teknis, tetapi juga menginspirasi, berkelanjuran dan etis. Sophia mencerminkan kebijaksanaan dalam meciptakan lingkungan binaan yang bermakna dan berdampak positif pada masyarakat dan lingkungan. 

Cara menentukan kebijakan dalam praktik seorang arsitek melibatkan penerapan prinsip-prinsip techne, phonesis, episteme, dan sophia. Berikut adalah cara menentukan kebijakan untuk masing-masing dari empat aspek ini dalam praktik seorang arsitek. Yang pertama Kebijakan Techne, seorang arsitek yang memiliki akses ke teknologi terbaru dan keterampilan teknis yang mutakhir, ini melibatkan pelatihan berkelanjutan dan integrasi alat dan perangkat lunak desain terkini dalam praktik. Selanjutnya, arsitek yang menggunakan material dan teknik konstruksi yang ramah lingkungan dalam desain, ini dapat mencangkup persyaratan atau insentif untuk sertifikasi berkelanjutan. Selanjutnya, seorang arsitek yang menentapkan standar keamanan yang ketat untuk melindungi penghuni bangunan. Pastikan bahwa kualitas bangunan tidak dikompromikan demi efisiensi.

Yang kedua ada Kebijakan Phonesis, seorang arsitek yang menegakkan kode etik yang kuat dalam praktik arsitek untuk memastikan kebijaksanaan dalam pemenuhan nilai-nilai etis dan keberlanjutan. Selanjutnya, arsitek yang terlibat dalam dialog dengan komunitas dan pemaku kepentingan terkait dengan proyek arsitektur. Selanjutnya, arsitek yang mempertimbangkan dampak sosial dari desain arsitektur, seperti aksesibilitas dan kualitas hidup penghuni. 

Yang ketiga ada Kebijakan Episteme, seorang arsitek yang melanjutkan pendidikan mereka dalam teori arsitektur, teknologi, dan inovasi melalui pelatihan dan pengembangan profesional. Selanjutnya, arsitek yang mempelajari kajian kasus sejarah arsitektur untuk memahami prinsip-prinsip desain yang sukses. Selanjutnya, arsitek yang menekankan pentingnya integrasi teknologi terbaru dalam desain, termasuk BIM (Building Information Modelling) dan teknologi berkelanjutan

.

Yang keempat ada Kebijakan Sophia, seorang arsitek yang menciptakan budaya dimana kreativitas dan inovasi dihargai dalam desain arsitektur. Selanjutnya, arsitek yang menanamkan penghargaan terhadap keindahan dalam desain arsitektur dan dorongan eksperimen estetika yang inovatif. Selanjutnya, arsitek yang berfokuskan pada dampak budaya dalam desain, seperti pemahaman konteks budaya dan upaya untuk meresponnya.

Menurut saya, menetapkan kebijakan-kebijakan ini dalam praktik seorang arsitek akan membantu memastikan bahwa mereka memadukan dengan bijaksana aspek-aspek techne, phonesis, episteme dan sophia dalam setiap proyek mereka. Ini akan menciptakan lingkungan binaan yang lebih baik, berkelanjutan, etis, dan indah bagi masyarakat dan lingkungan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Golfei Huang – Reflection

Bagi saya Nous itu sangat berpengaruh serta bekerja di dalam kehidupan perkuliahan saya. Hal yang saya bicarakan ini berkorelasi dengan pendidikan di dunia arsitektur, Nous itu sebuah konsep yang ada di dalam kehidupan sehari-hari setiap individu. Nous itu dibagi menjadi 4 kecerdasan yang terdiri dari Episteme, Phronesis, Techne, dan Sophia. Yang pertama merupakan kecerdasan Episteme, yang dimana Episteme ini merupakan daya tangkap seorang individu terhadap ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan ini memiliki pengaruh yang paling besar di kehidupan tiap individu, karena di dunia pendidikan tinggi kita ini kita itu bertujuan untuk mendapatkan ilmu bukan hanya sekedar nilai, nilai hanyalah sebuah angka namun ilmu pengetahuan itulah yang berdampak besar di kehidupan kita. Ilmu pengetahuan yang saya dapatkan semasa saya berkuliah tidaklah sedikit, ilmu pengetahuan inilah yang membantu saya dalam membuka pikiran saya akan dunia arsitektur yang lebih luas. Di pendidikan tinggi arsitektur ini saya mendapatkan ilmu pengetahuan itu lebih banyak belajar dengan metode mendengarkan, dan di pendidikan arsitektur itu saya tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan dari dosen, saya juga dapat ilmu pengetahuan dari berbagai hal.

 Mulai dari pengalaman teman-teman saya, kakak tingkat saya, serta narasumber yang kemarin saya wawancarai yaitu pak Dana. Memang ilmu pengetahuan itu kita dapatkan dengan orang-orang yang mempunyai pengalaman yang mungkin belum pernah kita alami atau jelajahi, oleh karena itu ilmu pengetahuan itu merupakan hal yang paling besar dan kebanyakan kita itu belajar nya melalui cara mendengarkan dari orang-orang yang lebih berpengalaman. Ilmu pengetahuan ini sangat berdampak di kehidupan saya, semakin hari semakin lebih tau sedikit demi sedikit, dengan cara mendengarkan itu tadi. Ilmu pengetahuan bukan hanya soal matematis, atau penalaran dan lain sebagainya. Sama seperti arsitektur, arsitektur tidak hanya sekedar berbicara tentang tata ruang, bangunan, yang bersifat konstruktif, namun masih banyak elemen lainnya yang berhubungan dengan arsitektur

.

Ilmu pengetahuan bisa dari hal-hal kecil lainnya di luar akademis, tanpa adanya ilmu pengetahuan maka tidak akan adanya perkembangan cara pola pikir yang bermanfaat untuk kehidupan kita. Selanjutnya ada kecerdasan Phronesis, kecerdasan yang satu ini merupakan kecerdasan secara taktikal, praktik atau dalam hal bertindak. Phronesis ini pada umumnya dapat ditemukan di dunia praktik atau pekerjaan seperti magang dan lain sebagainya, yang dimana otomatis sangat berbanding terbalik dengan kecerdasan Episteme, yang dimana Episteme itu kita lebih banyak mendengarkan dari pengalaman dan mendapatkan ilmu pengetahuan tapi tidak melakukan praktik, dan Phronesis ini merupakan kecerdasan praktik yang dimana kita itu dilatih untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Otomatis akan ada gap atau jarak antara pengajaran yang dilakukan di dunia pendidikan dengan dunia praktik atau dunia kerja. Dikarenakan di pendidikan tinggi arsitektur itu didominasi oleh gaya belajar dengan cara mendengarkan, maka dari itu kesempatan atau sebuah ruangan untuk belajar praktik dan taktikal itu tergolong kecil.

Kejadian seperti ini saya alami di pendidikan tinggi arsitektur, karena ada beberapa materi ajar yang disampaikan dan setelah saya pahami arsitektur itu tidak hanya sesimpel itu dan sangat berbeda di dunia kerja atau praktik nanti. Ibarat kita semasa perkuliahan masih diberi makan bubur terus menerus saat melaju ke dunia praktik kita diberi makan nasi dan lauk keras, otomatis kita akan kesusahan dalam hal tersebut. Di pendidikan tinggi arsitektur diajarkan itu bagaimana sebuah konsep terbentuk, sebuah bangunan itu terbentuk dari berbagai bentuk-bentuk dasar, namun kenyataan nya tidak semudah itu untuk mengimplementasikan hal tersebut ke dunia praktik atau kerja karena akan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah arsitektur itu terbentuk, bukan hanya dari perubahan bentuk-bentuk dasar yang disatukan. Pada awalnya memang pendidikan arsitektur itu bagi saya cukup rumit dan saya cukup kewalahan di awal-awal, dikarenakan saya masih awam dan tidak tahu apa apa tentang arsitektur, namun seiring berjalannya waktu dengan adanya Episteme tadi itu membantu saya, namun hal tersebut tidaklah cukup dikarenakan kurangnya latihan praktik yang dipakai di dunia kerja nanti atau disebut juga Phronesis. Maka dari itu di pendidikan tinggi arsitektur ada yang namanya simulasi studio atau bisa kita sebut sebagai stupa, beruntungnya di dalam dunia pendidikan ada Techne, yang menjadi sebuah simulasi dalam bentuk studio desain atau stupa, yang bantu dengan kuliah praktik agar dapat mencicipi sedikit bagaimana nanti dunia praktik itu bekerja.

 Di studio desain ini, para pelajar juga belajar untuk berpikir kritis serta mengembangkan ide-ide yang ada, dimulai dari merancang sebuah konstruksi yang dibilang masih tergolong kecil namun hal tersebutlah yang membantu para pelajar untuk menjadi lebih tahu hal-hal dasar dan hal dasar tersebutlah yang dapat menjadi pondasi utama untuk para pelajar terus berkembang ke arah yang lebih baik. Namun pembelajaran seperti ini itu terhitung opsional tergantung dari Universitas itu, karena setiap Universitas memiliki ciri khas nya masing-masing dalam melakukan proses belajar mengajar. Selanjutnya ada Sophia, Sophia merupakan keberanian dan kecintaan dalam berkarya, Sophia ini merupakan ranah yang lebih personal dan bersifat pribadi yang membentuk kecintaan dan keberanian dalam berkarya. Sophia ini lebih mengarah pada personal bagaimana kita bisa mengenali diri kita sendiri dengan baik, dan di situasi seperti ini kita bisa mencari sebuah role model yang mirip dengan kita. Yang bisa kita jadikan acuan, ataupun sebuah inspirasi dalam menciptakan karya-karya kita. Maka dari itu kita perlu kenal baik dengan diri kita terlebih dahulu agar kita bisa mencari sosok model yang lebih berpengalaman yang bisa membagikan pengalaman nya untuk kita jadikan sebuah acuan ataupun inspirasi kita dalam berkarya. 

Dengan demikian setelah kita dapat mengerti masing-masing elemen yang ada di Nous, kita harus mampu menyeimbangkan keempat elemen tersebut. Sebelum saya mengetahui konsep ini, jujur saja saya kehilangan arah dalam melakukan pendidikan di arsitektur, namun seiring berjalannya waktu saya mulai mencari cara dan menemukan pace saya dalam menjalani pendidikan arsitektur ini. Tentunya kadar Nous yang ada di setiap pribadi sudah pasti berbeda, namun hak tersebut lah yang bisa membantu kita melihat dari berbagai sudut pandang dari tiap individu.

Saya akan berbagi sedikit pengalaman saya, jujur pada saat awal memasuki pendidikan tinggi di arsitektur, saya merasa kewalahan dikarenakan saya tidak terlalu tahu dengan apa itu arsitektur. Jadi saya betul betul kosong pikiran saya tentang apa itu arsitektur, saya sangat ingat kali pertama saya sebelum menjalani perkuliahan di arsitektur, ada yang namanya TKH atau Temu Keakraban Himpunan yang diadakan oleh himpunan mahasiswa arsitektur. Sejak saat itu saya merasa sangat banyak hal yang tidak saya ketahui, dan banyak istilah-istilah baru yang membuat saya merasa tertekan dalam fase memasuki perkuliahan arsitektur. Saya betul-betul merasa down dan merasa takut akan tidak sanggup dalam menjalani perkuliahan di arsitektur, merasa bimbang dan merasa saya orang yang tidak kompeten dalam hal tersebut. Setelah memasuki perkuliahan pun saya masih merasakan hal yang sama, yang dimana saya masih selalu meragukan diri saya sendiri, saya sering merasa takut dan merasa tidak berkembang dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan perkuliahan di arsitektur. 

Saya merasa saya sangat tertinggal jauh dibelakang teman-teman saya, mulai dari teknik menggambar, menggunakan software, pengetahuan tentang arsitektur dan lain sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, saya selalu mendapat support dan kata kata yang memotivasi diri saya dari kedua orang tua saya, dan saya perlahan menyadari bahwa saya itu hanya tidak percaya diri, dan saya hanya memerlukan waktu untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya. Banyak hal yang saya dapatkan selama menjalani pendidikan arsitektur di Bina Nusantara, bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan tentang arsitektur namun juga ada ilmu pengetahuan lainnya yang bisa membantu saya untuk mendevelop diri. Di binus ada beberapa mata kuliah yang saya anggap sangat membantu saya dalam proses pengembangan diri saya serta, mengembangkan pemahaman saya. Seperti Architectural Design, dan Introduction to Architecture. Mata kuliah ini berhubungan dengan hal Techne dan Episteme, yang dimana di mata kuliah Architectural Design atau kita sebut sebagai stupa itu lebih ke arah techne, karena disitulah kita dilatih untuk merancang untuk membangun sebuah konstruksi namun bukan hanya sekedar merancang semerta-merta begitu saja, namun banyak hal yang perlu diperhitungkan dimulai dari 3 aspek yang terdiri dari Venustas, Firmitas, dan Utilitas. Di stupa ini juga diajarkan untuk berpikir kritis, seperti kenapa bentuknya harus begini kenapa struktur nya begini, itu semua dibuat dengan sebuah alasan. Karena setiap hal yang dibuat pasti memiliki sebuah maksud. Masuk ke mata kuliah Introduction to Architecture, di mata kuliah ini saya mendapatkan sebuah insight lebih akan dunia arsitektur, mata kuliah ini membantu saya untuk memahami bahwa arsitektur itu tidak hanya sebuah part kecil, namun banyak part-part lainnya yang bisa berkorelasi dengan arsitektur yang tidak kalah penting. 

Saya juga mendapatkan tugas dari pak Rich untuk mewawancarai arsitek dan mencari role model. Hal tersebut semakin membuka mata saya, dan membantu saya mengembangkan pikiran saya. Pada waktu itu saya mewawancarai pak Dana yang saya jadikan role model, beliau menyampaikan pengalamannya berkarir di dunia arsitektur, serta menjalani pendidikan arsitektur itu sangatlah berkesan bagi saya. Dikarenakan beliau juga sempat struggle dalam menjalani perkuliahan arsitektur, dan hal tersebut tidaklah membuat beliau menjadi down namun beliau justru bangkit. Kadar Nous memang sangat mempengaruhi pribadi orang-orang, selama menjalani perkuliahan arsitektur selama kurang lebih sudah setengah semester, saya merasa banyak yang mempengaruhi insight atau pandangan saya akan suatu hal. Dikarenakan perbedaan Nous, tentu akan mempengaruhi cara berpikir juga, maka dari itu saya juga merasa tingkat Nous yang bervariatif pada tiap orang itu yang bisa membuat pola pikir kita semakin berkembang. Dari keempat elemen yang ada di Nous, kita harus mampu menyeimbangkan semuanya, dampaknya kepada kita jika kita berhasil menyeimbangkan Nous itu pun akan sangat bermanfaat dari aspek kehidupan kita, dan bisa juga untuk membantu orang-orang yang ada di sekitar kita.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Janely Chandra – Reflection

BRIGHT VISION

Have you ever heard that “Life is so Boring”? 

Yes, we have. Too many times.

At that time when we were still a senior high school student, we think that everyday life is just like that. Nothing is special. Morning goes to school; afternoon go home from school. We’re college student now. And we thought that everything will be just as boring as it was in Senior Highschool.

But guess what?

We met an extraordinary Lecturer, His name is Realrich Sjarief. First time we heard his name, we were like “Damn, his name is so cool.” When we met him the first time, again, we were like “Extraordinary Name is held by Extraordinary Man.” He has a very broad outlook on life.

Mind, there are 3 types of minds, he said.

Original Mind

Conventional Mind

Dimensional Mind

Original mind, is about the Past. We need to surpass the past us. Let go of the past. Be free from the past. Learn from the past. Accept the past. And that past is all about fear and sadness. 

You can’t go back and change the beginning, but you can start where you are and change the ending.”

Conventional mind, however, is about the Future. What we want to be? What we want to achieve? What we want to have and not have? The future where we are better than today.

“What have you done wrong yesterday? What have you forgotten to do yesterday? It’s okay, be the better person than you were yesterday.”

Dimensional mind, is the realization that in this time of life, we should enjoy our life. Do not dwell in the past, do not dream of the future, concentrate the mind on the present moment.

If you keep one hand on your past, and one hand on your future, you’ll never have either. To embrace tomorrow, you must let go of yesterday. And to embrace today, you must stop obsessing over tomorrow.”

Have you heard about “Nous? Do you know what Nous is?” he asked the whole class. Nous means Mind or Intellect. Nous has 4 poles in knowledge.

Sophia

Techne

Episteme

Phronesis

Sophia, is about belief. When you lose your belief on something, you will lose yourself. Here you can find a role model that keeps you away from negative thought and keeps you motivated.

  “Believe that everything happens for a reason, you live for a reason, you just need to see things from different perspective.”

Techne, is about skills. Soft skill, hard skill, skill that you need for your future. And all of that need not excellences, but repetitions.

Time can never be reversed. So, wake up when no one is awake, Train when no one is training.”

Episteme, is about self-improvement. You can start off with taking care of your health and mental health. Later, you can read books to improve your vision, talk to people to see things differently. Everything counts as self-improvement.

“To improve your mood, exercise. To think more clearly, pray. To understand the world, read. To understand yourself, write. To be happy, don’t expect. To get more, give.”

Phronesis, is about practical action. Things you do that gives you credits in your life. Which turns into happiness and sense of achievement.

“Don’t climb mountains so that the world can see you, climb mountains so that you can see the world.”

“Life is like a book. some chapters are sad, some are happy, and some are exciting. But if you never turn the page, you will never know what the next chapter holds.” 

Now we’re getting somewhere, aren’t we?

Isn’t it interesting?

To be honest, it’s very interesting when you are in deep thought of life.

He also talked about talent plus effort means skill, skill plus efforts means achievement. For us, this is one of our favourites. You see, if you got talent but you didn’t improve your talent, it became nothing. When you improved your talent, it became your skill. When you have that skill and you work hard with it, you get achievements. 

And what if you don’t have a talent?

That’s okay, not all talented people become successful. Effort plus effort also means skill. All you need is enjoyment. When you enjoy doing something, you will learn it well. But when you don’t enjoy doing it, you become tired, and you won’t learn well. 

“To learn fast, make the process fun.”

Lots of quotes today, isn’t it?

Always remember:

“Grapes must be crushed to make wine. Diamonds form under pressure. Olives are pressed to release oil. Seeds grow in darkness.”

Besides of life lesson, he also taught us that we’re here not to sit and listen to what the lecturer has to say, then have exam of it. We were being pushed to be confident person. He gave us an assignment to interview a person who is experienced in many ways. The truth is that we’re happy to be given assignment like this, unlike others, they commented on how crazy it is. 

We think that assignment like this will give us many lessons. Much more than the assignment that asked to you make a PowerPoint of a subject that lecturer has taught you. Of course, there are feeling on “What if they don’t agree to be interviewed? “

“If you never try, you never know what awaits.”

Turned out the person we’re interviewing was very friendly. We were afraid that he would be a grumpy person. We told him that, then we laughed. We learned a lot while talking to him, so many new insight, new perspective, so many that we can’t write it all.

“Observe everything, Observe the world, to get a better insight.”

What about a boring life you were talking about?

We enjoy observing our life.

Everything seems to be very interesting.

When we are young, we don’t have the chance to write something like this, we don’t have the chance to meet people like this. We were always bored by the way the school was. But this time, Mr. Sjarief made the whole class fun.

Since we’re a short person, people always think that we’re kids. And kids don’t understand anything about life. So, we have been keeping this for ourselves. 

But you know what? 

We know that everything is not to tell, and that’s what we are proud for ourselves. We’re addicted to the feeling of no one knows what we can do, no one knows what we understand

“Never tell anyone what you are thinking, and you’ll be mysterious. And being mysterious itself is a pleasant feeling.”

Actually, we’re secretly admiring ourselves, that we can be different from other. That’s our way to love ourselves. By dressing not for others, but for ourselves to see. We love formal clothes, our family said we’re crazy, no one is wearing formal clothes every day. But it gives us the confident.

“Dress neatly no matter the occasions, no matter the times.”

These quotes are not only changing our perspective but changing our life. Combine all that quotes and take it to your heart. You can be a better person the next day. You learn to understand the world, a life-changing occurrence that some people took long enough to realize.

At our age, you may find some are dragged to a worse path and better path. We know people who addicted to Sweet, Caffeine, Energy Drink, even Vape. Sweets are not as bad as Vape though. But, let me tell any who you are reading this,

“You never know how much valuable your health is until you are fighting for it. So fight for it now, before you have to.”

“Imagine someone gives you a Ferrari and you just leave it outside. Never drive it and don’t take care of it. Eventually the person who gifted you the Ferrari comes and sees that it’s rusted, dirty, and looks old. Because you didn’t maintain it. Naturally that person is angry because you didn’t appreciate their gift. But what if we tell you that the Ferrari is your body. And God is the one who gifted it to you. Are you really taking care of his gift?”

We don’t tell them those in their faces, because what we understood is that, You can’t change people mind, you can’t control what they do. The only thing you can control is your mind, your response, and your action.” So even if they are in a bad path, and you are their friend, that doesn’t mean you have to be like them. 

“Learn to fight.

Control your emotions.

Stay focused on your goals.

Build self-confident.

Always be yourself.

Be independent.

Stay away from gossips.”

Lastly,

We can’t thank you enough Mr. Sjarief. It’s a pleasure to be taught by you. You are against the world; rules are made to be broken; we favour that. Thank you for your insights you have shared with us.

All the quotes above are from many of resources that we have encountered and took it to our heart.

If one day you’re sharing our work to someone else, please never mention our name. Being mysterious is our pleasure. Let it be a little secret, between you and us.

“We may not be able to have the chance like this again in life.

If one day we crossed path again, it will be another miracle that happen in life.”

.

.

.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Jason Nathanniel Wang – Reflection

Bagi saya, semester pertama adalah awal dari perjalanan panjang menuju menjadi seorang arsitek yang kompeten. Pada awal kuliah, kami diperkenalkan kepada dasar-dasar arsitektur, konsep ruang, dan prinsip-prinsip desain. Sebagai seorang mahasiswa, saya menemukan diri saya terpesona oleh kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas dalam menciptakan ruang yang indah dan fungsional. Saya juga belajar untuk melihat dunia dengan mata yang lebih kreatif, memahami bagaimana bangunan memengaruhi kehidupan sehari-hari, dan merasa terinspirasi untuk menciptakan karya-karya yang dapat memperkaya lingkungan kita. Semua ini adalah langkah awal yang membawa saya ke dalam dunia arsitektur yang menarik, di mana saya bisa menggabungkan pengetahuan teknis dengan imajinasi kreatif untuk menciptakan solusi-solusi yang berdampak positif pada masyarakat dan lingkungan.

Dalam arsitektur, ini sendiripun saya bisa bagikan beberapa poin penting yang saya pelajari, yang menurut saya sangat penting jika ingin memahami, menguasai, dan menggeluti bidang arsitektur dengan baik, yaitu, Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme.

Yang pertama adalah pemahaman tentang Sophia atau kebijaksanaan, yang menurut saya memainkan peran penting dalam perkuliahan arsitektur. Kami diajarkan untuk perlu memahami prinsip-prinsip etika dalam desain dan konstruksi bangunan. Selain hanya sekedar menciptakan bangunan yang indah, kami harus mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan budaya dari proyek arsitektur kami. Kebijaksanaan ini membantu kami untuk mengambil keputusan yang benar-benar bermakna dalam desain arsitektur kami. Kami merasa bertanggung jawab untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya berfungsi dengan baik, tetapi juga memperhitungkan berbagai aspek etis dalam pembangunannya.

Kemudian, Techne atau keterampilan praktis dalam merancang dan membangun bangunan adalah inti dari perkuliahan arsitektur. Kami diajar untuk perlu memahami teknik konstruksi, ilmu material, dan desain arsitektur. Ini bukan hanya tentang merancang bangunan yang tampak indah di atas kertas, tetapi juga tentang membuatnya menjadi kenyataan dengan menggunakan material yang tepat dan teknik konstruksi yang efektif. Saya juga harus mengembangkan keterampilan menggambar teknik, model 3D, dan perangkat lunak desain arsitektur. Ini adalah bagian integral dari Techne yang membantu kami untuk menjadi arsitek yang kompeten di masa depan. Kami belajar untuk mengkombinasikan imajinasi dan keterampilan teknis untuk menciptakan bangunan yang memenuhi kebutuhan fungsional dan estetika.

Selanjutnya, Pronesis adalah kemampuan yang sangat penting dalam perkuliahan arsitektur. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang sering kali kompleks dan bervariasi. Dalam konteks perkuliahan arsitektur, Pronesis membantu kami untuk mengambil keputusan yang bijak dalam merancang dan mengelola proyek-proyek arsitektur. Kami harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti anggaran, waktu, kebutuhan klien, dan peraturan lingkungan. Pronesis membantu kami untuk mengintegrasikan pengetahuan kami dalam situasi praktis dan menjadi arsitek yang mampu mengatasi tantangan dalam dunia nyata.

Terakhir, Episteme adalah pengetahuan ilmiah yang penting dalam perkuliahan arsitektur. Episteme mencakup pengetahuan tentang teori arsitektur, sejarah arsitektur, dan konsep-konsep dasar yang menjadi dasar dari praktik arsitek. Kami belajar tentang perkembangan arsitektur dari masa lalu hingga masa kini, dan bagaimana teori-teori arsitektur dapat memengaruhi desain dan pembangunan bangunan. Pengetahuan ilmiah ini membantu kami untuk memahami alasan di balik keputusan desain, serta mengapa suatu pendekatan tertentu digunakan dalam suatu proyek. Episteme memberikan dasar yang kokoh bagi pemikiran kritis dan inovasi dalam desain arsitektur.

Dengan demikian, pengembangan empat elemen Nous dalam perkuliahan arsitektur, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, memainkan peran penting dalam membentuk kami menjadi arsitek yang komprehensif dan berpengetahuan luas. Kami belajar untuk melihat lebih dari sekadar estetika dalam desain, mempertimbangkan nilai-nilai etis, menggabungkan keterampilan teknis dengan visi kreatif, membuat keputusan bijak dalam situasi yang kompleks, dan memahami dasar-dasar teori arsitektur. Semua ini membentuk landasan yang kuat untuk memasuki dunia praktik arsitektur dan memberikan kontribusi positif dalam membangun lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan. Kekuatan empat elemen Nous ini memberi kami landasan yang kokoh untuk menghadapi tantangan di dunia nyata dan menjadi arsitek yang kompeten serta berpengaruh.

Dengan adanya semua noun ini, kita dapat meningkatkan kualitas diri kita sendiri, dan dapat membantu kita dalam masa perkuliahan kita, baik itu secara sosial maupun dalam bidang lainnya. Salah satu contohnya adalah bahwa kita lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar kita, kita lebih percaya diri untuk bertindak, baik ketika ada masalah atau jika tidak ada masalah dalam belajar. Selain itu, kita juga bisa mengembangkan ilmu berdasarkan pengetahuan yang kita miliki.

Namun, selain 4 noun ini ada juga beberapa poin yang menurut saya penting agar diri kita menjadi lebih baik lagi yaitu Original Mind, Conventinal Mind dan Juga Dimensional Mind

Original mind adalah sebuah kemampuan batin yang memungkinkan kita untuk menggali dan memahami dengan mendalam esensi dari diri kita sendiri. Melalui pemahaman ini, kita mampu bersikap jujur terhadap diri sendiri ketika menilai apa yang kita telah capai dalam hidup dan menghadapi dengan bijak apa yang kita sebut sebagai rasa takut. Ini merupakan kemampuan untuk menjalani proses introspeksi yang mendalam dan membuka diri pada keterbukaan yang memungkinkan kita untuk terus berkembang secara pribadi dan spiritual.

Conventional mind adalah pendekatan yang berfokus pada bagaimana kita dapat menciptakan citra diri yang dapat diterima oleh masyarakat. Citra diri ini sering kali mengarah pada standar dan norma sosial yang umum diterima, yang mencakup bagaimana kita memandang diri kita sendiri dan bagaimana kita ingin dilihat oleh orang lain. Untuk mencapai citra diri yang sesuai dengan konvensi ini, kita sering kali berusaha untuk mencapai pencapaian materiil yang dianggap penting oleh masyarakat dan memilih berada dalam lingkungan sosial yang dianggap “layak” oleh norma-norma tersebut.

Conventional mind pada dasarnya membahas tentang pandangan kita terhadap masa depan. Bagaimana kita merencanakan dan merajut masa depan tanpa terlalu banyak kekhawatiran. Ini mencakup ide bahwa kita perlu memiliki imajinasi dan harapan bahwa ketika kita memandang ke depan, kita melihat diri kita menjadi lebih baik dari hari ini. Ini melibatkan pencarian passion dan kebahagiaan dalam hidup, sehingga kita dapat mencapai potensi penuh kita dan meraih kebahagiaan yang lebih besar di masa depan.

Dimensional mind merupakan sebuah konsep yang menggabungkan prinsip-prinsip dari original mind dan conventional mind. Dalam konsep ini, kesadaran mengenai pentingnya menikmati kehidupan saat ini, yang merupakan bagian dari kehidupan dimensi saat ini, sangat ditekankan. Kehidupan saat ini adalah titik fokus di mana kita memiliki kendali atas waktu dan sumber daya yang kita miliki.

Dalam dimensi ini, kita berhenti membandingkan masa lalu dan masa depan kita. Kehidupan saat ini adalah sumber kebahagiaan, karena kita memahami bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan dalam kondisi saat ini. Dengan menyadari bahwa kita hidup dalam saat ini, kita dapat menghentikan pikiran yang terlalu banyak terjerat dalam angan-angan yang belum terwujud dan juga trauma yang selalu ada. Hasilnya, muncul perasaan puas dan cukup dalam hidup kita.

Dalam perjalanan pengembangan diri kita, diperlukan usaha dan dedikasi yang besar untuk mencapai kesuksesan. Upaya ini mengarah pada pengembangan keterampilan dan kemampuan kita, dan ketika keterampilan ini terus ditingkatkan, kita mencapai pencapaian-pencapaian pribadi yang lebih besar dalam hidup kita. Dengan demikian, upaya yang konsisten dalam pengembangan diri adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dan pencapaian pribadi yang signifikan.

Berikut adalah cerita saya ketika saya melakukan wawancara dengan seorang arsitek yang dimana 4 noun ini menurut saya terdapat didalam semua proses-proses saya dalam mewawancarai arsitek ini.

Ketika saya mendapat tugas wawancara yang mengharuskan setiap mahasiswa mewawancarai seorang arsitek dan menjadikannya sebagai model, awalnya saya bingung dengan tugas tersebut. Namun, saya memutuskan untuk mengambil tindakan untuk mendukung pelaksanaan proyek ini. Pilihan ini menunjukkan phronesis, kebijaksanaan praktis untuk melakukan hal yang benar. Saya memutuskan untuk memilih arsitek yang saya sukai dan ingin saya wawancarai.

Dalam proses ini, saya merasakan perlunya keberanian, yang merupakan bagian dari diri Sophia. Keyakinan ini mendorong saya untuk melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini. Setelah memilih arsitek, langkah selanjutnya adalah menjadwalkan wawancara. Metode ini melibatkan penggunaan techne, yaitu pengetahuan dan keterampilan teknis dalam melakukan wawancara. Wawancara ini merupakan pintu gerbang menuju pemahaman yang lebih dalam tentang visi dan kebutuhan proyek, serta kesempatan untuk berkolaborasi dengan arsitek yang dipilih untuk menciptakan desain yang memenuhi harapan dan tujuan kami.

Sebelum wawancara, saya berusaha mempersiapkan diri dengan baik agar wawancara berjalan dengan baik dan lancar. Saya menghabiskan beberapa menit sebelum wawancara untuk mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan saya ajukan dan aspek lain untuk didiskusikan. Ini adalah contoh techne, dimana saya berlatih dan mendorong peningkatan keterampilan teknis saya dengan menerapkan pengetahuan tersebut. Hari pertemuan wawancara pun tiba dan wawancara dilakukan secara online melalui aplikasi Zoom. Saya merasa saya perlu mencoba menerapkan langkah-langkah teknis ini untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Pada saat wawancara, saya mencoba untuk melakukan noun episteme, yaitu upaya untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman dari arsitek yang saya wawancarai.

Saya mendengarkan baik-baik perkataannya, mencoba memahami setiap bagian pesan yang disampaikannya. Pertanyaan berlanjut hingga akhir wawancara, dimana saya berterima kasih kepada arsitek yang telah meluangkan waktu untuk diwawancarai oleh saya. Ini menunjukkan kebaikan dan rasa hormat terhadap orang lain. Selama wawancara ini berlangsung, saya merasa wawancara ini merupakan pengalaman yang berharga bagi saya. Saya tidak hanya memperoleh pengetahuan berharga dari seorang arsitek yang saya kagumi, tetapi saya juga dilatih di berbagai bidang seperti phronesis, Sophia, techne, dan episteme. Wawancara ini telah membantu saya dalam pengembangan pribadi dan pemahaman saya tentang dunia arsitektur.

Karena tindakan saya, baik dalam pemilihan arsitek, maupun dalam persiapan wawancara dan ketika sedang mewawancarai seorang arsitek. Saya rasa tugas ini membantu saya meningkatkan kemampuan saya dalam komunikasi dan teknologi. Yang menurut saya, semua hal ini merupakan hal yang penting dalam perjalanan saya sebagai mahasiswa BINUS dan calon arsitek dimasa depan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Jason Santino Halim – Reflection

Architecture is a very deep subject, and all the more complicatedit is to be an architect. A student would percieve architect differently than how a professional architect would, ant henm both, the architect and the student, see architecture differently than the average person. It is already a hassle to deal with architecture because of varying perspectives society has about it. It becomes even more difficult knowing that within the process of creating architecture, there are various topics, people, knowledge, practices, and other factors that come into play. All of which are involved in forming specific architecture and also the general sense of what we now understand as architecture.

The issue with learning architecture is that the knowledge of architecture does not translate very fluently into practice, and neither does the technical skill of architecture have direct influence to the quality or inspiration to the design. It is as if there are multiple separate disciplines that a person has to master in order to be sufficient as an architect.

“Nous” is a greek term that often associates with intellect or a higher form of knowledge. In the works of Aristotle, he refers to nous as the human’s capacity to reason. Phronesis, Techne, Episteme, and Sophia, are four terms, used in association with the concept of nous that have distinct meanings. The concept of nous that Arsitotle speaks of corellates very well to the intellectual learning curve of an architect.

“Phronesis” means a “practical wisdom”. It refers to a person’s ability to make sound judgement, and decisions in situations where it is required. Phronesis is practical, moral, and ethical, which means it is a form of higher knowledge that is concerned with the application of principles and values into realistic situations. In architecture this would be described as the architect’s ability to use their knowledge of architecture, whether if it is about their theory of design or even if it is their scientific knowledge, in order to tackle real-life scenarios with awareness of the real-life conditions. Phronesis requires attentivenes, observation, and attention to detail in order to pick and choose from theoretical and scientific knowledge, and find what can be used in specific situations.

Aside from Phronesis, another important for of knowledge is “Techne”, which describes the knowledge a person has that is associated with their soft-skills. The translation of techne from greek to english is “art” or “craft”. It is most accurately described as the ability to create or produce something. As an architect, it is common practice to draw, create models, operate architectural software, and other ways to create a clear layout of information through the available forms of media do communicate the various aspects of a design. To develop the ability to create such things, requires time and practice. An architect with better “techne” can create visualizations for better designs, and though it is not the determining factor of the design, it always helps the architect to take the next step in the design process.

“Episteme” means “knowledge” but specifically “intellectually certain knowledge”. In simple terms we call it science, which is the theoretical knowledge that derives off of observation, experience, and experimentation. This is the way in which an architect can know about what works, and what doesn’t. There are various theories in architecture from a wide range of categories within the discussions of function and aesthetics. Episteme is the conventional understanding of architecture that is learned mostly through education. The world of architectural education, mostly revolves around an epistemic approach. 

To understand episteme more deeply, we must be aware that although episteme is about the knowledge of the certain, we can be deceived into thinking that we have sufficient knowledge of the world. There is more knowledge out there than what is commonly seen. In architecture, the majority of well known and well praised products are those that belong to a more capitalistic or power-oriented approach to architecture. It is uncommon to see architecture with weaker relations to business and market or less extravagant and cheaper products of architecture to be discussed and praised by many across the world.

The reason to the reality of the greater appreciation towards the more capitalistic and power-oriented approach to architecture is merely because that is the nature of such things. Buildings that symbolize power and capitalism have an objective to be popular and seen as something great. It is not wrong for that to be the case, but what is wrong is to limit our knowledge to only that side of architecture. Architecture and knowledge, can be divided into The Four Quadrants of Wisdom.

The first quadrant of wisdom in architecture would be capitalism, as said before. This discussion of architecture occurs in a world that focuses in a market-based economy where everyone has to compete in order to get what they want. Architecture in this quadrant is often built for the reason of creating a market or a product that brings in money. The priority of capitalistic architecture is profit. This type of architecture is well represented by property developers whose businesses revolve around designing and constructing property, to sell for profit.

Another objective of capitalistic architecture is to create innovation, in hopes of creating architecture that is more efficient in cost. The use of concrete for example, has developed to become the standard for constructing buildings because of the cost efficency and how concrete is more practical. It may be a cheaper and faster process, but the use of such materials come with an environmental cost. Due to profit being the driving force of capitalistic architecture, it forces architecture to lean towards cost efficiency more than environmental well-being.

The next quadrant is architecture that demonstrates power. Architecture, especially before the era of modern architecture, has often been regarded as a luxury of the wealthy and powerful. The most noticeable application of demonstrating power through architecture in history, in my opinion, can be seen in the Rennaisance. During the Reannaisance, the artistic limits of architecture were push to higher limits due to the wealth acquired by colonist countries who were wealthy and powerful. 

The presence of architecture on buildings that belong to the powerful, such as the government and large-organizations are examples of the demonstration of power. The clear presence of architecture in the powerful class makes us forget the significance that architecture has in contributing to the prosperity of smaller parts of society.

This brings us to the third quadrant of episteme in architecture. Architecture that follows values from socialism, approaches architecture in the opposite way from the interests of the capitalist. Socialism in architecture focuses on collective well-being, and often contributes nescessary limitations for architecture in order to create sustainable design and does not put its priority on profit, even occassionally constructed purely for the purpose of helping those in need. To differentiate from “socialist” architecture, “socialism” in architecture is not a style of architecture but more accurately, it is a concept of architecture.

Last but not least, the quadrant of “tradition” in architecture. The goal of tradition in architecture Is to preserve certain values and practices that are usually decreasing due to the influence/authority of the powerful. To learn about tradition in architecture is to understand the history of cultures, values, and practices in specific parts of the world. The preservation of religion is a great example of how tradition is preserved in hopes of continuing the practice of a belief that is regarded as universal truths by many. Another great example of tradition in architecture is the vernacularity of specific traditional architecture. Vernacular buildings were developed through time based on functionality and practicality in their corresponding regions. This often results in a more environmentally friendly architecture, despite the fact that these buildings were not designed by architects.

“Sophia” is the wisdom of knowledge. To have sophia is to know how to navigate through episteme or scientific knowledge. Sophia does not have a consisten description of what is right or wrong, but it is an approach to knowledge that involves creating a standard for what is right and what is wrong within the person’s morals and values. An architect has to have sophia to be certain of which decision corresponds with their morals and values. Aside from morals and values, sophia in architecture allows the architect to have an original mind and an original approach to architecture. A person’s Sophia defines their inspiration and motivation to do what they do and be who they intend to be, in this case to create architecture and to be an architect.

After breaking down The Four Quadrants of Nous, we can understand that each form of knowledge, whether it be practical knowledge (Phronesis), productive knowledge (Techne), scientific knowledge (Episteme), or wisdom of knowledge (Sophia), has its own role in making a person of high intellectual quality. It is important to note that each individual has a varying innate capability of developing each of these quadrants. Whether or not a person should focus on one quadrant or try to balance them out, relies on their own judgement.

For an architect, it may appear to be a challenge to navigate through their career without a well balanced Nous. This is because the work of an architect very often pushes the architect to be involved in situations where the quadrants would intersect. The architectural design also does not simply follow one or two quadrants. It has to consider each and every quadrant and fix the proportions accordingly. If one thing is clear, it is that Nous is a dynamic of the four quadrants that all work together, back and forth or even simultaneously, and that to be concious of the four quadrants of Nous is a path to understanding who we are, and knowing who we want to be.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Jesslyn Evania Citra – Reflection

Bagi saya, kemampuan Nous sangat penting bagi setiap mahasiswa. Nous adalah kemampuan untuk berpikir secara kritis dan rasional. Dengan memiliki Nous, kita dapat belajar dengan lebih efektif, membuat keputusan yang tepat, dan mencapai tujuan yang kita inginkan. Nous menjadi penting karena memungkinkan kita untuk memperoleh wawasan, kecerdasan, dan mendapatkan pemahaman intelektual yang bijaksana. Nous adalah kunci untuk mencapai pemahaman terdalam tentang semua hal yang kita pelajari. Selain itu, Nous juga dapat membantu kita dalam pengembangan diri. 

Nous adalah kemampuan intelektual manusia untuk memahami dan memaknai dunia. Nous adalah konsep filosofis yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Nous berasal dari bahasa Yunani yang berarti pikiran atau akal budi. Dalam konteks filsafat, Nous merujuk pada akal budi sebagai sumber pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi. Selain itu, Nous juga dapat diinterpretasikan sebagai kekuatan yang memungkinkan manusia untuk memperoleh pemahaman tentang dunia dan realitas di sekitarnya. Nous bekerja dengan refleksi (mengamati dan mengevaluasi pengalaman dan pengetahuan seseorang), analisis (menguraikan dan membedakan komponen yang membentuk sesuatu), dan sintesis (menggabungkan dan menyusun komponen tersebut menjadi suatu kesatuan yang baru dan lebih baik). Nous mencari makna, tujuan, dan nilai dari semua yang ada di dunia. Nous juga membuat pandangan dan teori yang dapat menjelaskan dan memecahkan masalah yang dihadapi manusia. 

Dalam pemahaman Nous, terdapat empat elemen yang saling terkait dan berpengaruh satu sama lain, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme. Sophia adalah kebijaksanaan yang berkaitan dengan kebenaran dan kebaikan. Techne adalah keterampilan yang berkaitan dengan pembuatan sesuatu. Pronesis adalah kecerdasan taktikal dalam bertindak dan juga merupakan kebijaksanaan praktis yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Episteme adalah ilmu pengetahuan yang memiliki porsi paling besar berkaitan dengan kebenaran yang pasti. Keempat elemen ini membentuk sebuah sistem yang saling melengkapi dan memungkinkan manusia untuk memahami dunia dan realitas yang ada di sekitar kita dengan lebih baik. Dalam kehidupan sehari-hari, Nous membantu manusia untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang mendasari realitas dan dunia yang ada di sekitar kita. Nous juga membantu manusia untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan berguna. Selain itu, Nous membantu manusia untuk mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit. Nous juga membantu manusia untuk memahami konsep dan ide yang mendasari bidang studi mereka dengan lebih baik. 

• Sophia, yang berarti kebijaksanaan, adalah kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang mendasari realitas dan dunia yang ada di sekitar kita. Sophia juga berarti memiliki visi dan tujuan yang yang lebih tinggi dalam hidup. Sophia adalah kebijaksanaan yang diperoleh melalui pengalaman dan refleksi. Sophia memungkinkan kita untuk memahami kebenaran dan makna hidup. Sophia adalah ranah yang lebih pribadi yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Dalam kehidupan perkuliahan, Sophia penting untuk membantu saya memahami tujuan dan nilai-nilai yang lebih tinggi dalam pendidikan. Sophia membantu saya untuk memahami bahwa dalam perkuliahan bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang mengembangkan diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih besar. Sophia dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif, serta mampu melihat sesuatu dari berbagai perspektif. Contoh Sophia dalam kehidupan perkuliahan adalah ketika saya memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat saya, serta memiliki cita-cita yang ingin saya capai di masa depan. 

• Techne, yang berarti keterampilan, keahlian, atau seni, adalah kemampuan untuk membuat dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, indah, dan harmonis. Techne adalah keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan dan praktik. Techne juga berarti memiliki kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang. Techne melibatkan kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang mendasari suatu bidang atau disiplin ilmu. Dalam kehidupan perkuliahan, Techne sangat penting untuk membantu kita mengembangkan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk sukses dalam bidang studi kita. Techne juga memungkinkan kita untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu secara efektif. Techne membantu kita untuk memahami prinsip-prinsip dasar dalam bidang yang saya pelajari dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berguna. Techne dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas akademik. Contoh Techne dalam kehidupan perkuliahan adalah ketika saya membuat proyek atau tugas yang menarik dan berkualitas, serta menguasai berbagai teknik dan metode yang diperlukan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 

• Pronesis, yang berarti praktik, adalah kemampuan untuk bertindak dan memutuskan sesuatu yang baik dan benar. Pronesis adalah kemampuan untuk mengambil keputusan yang bijaksana. Pronesis merujuk pada kebijaksanaan praktis atau kecerdasan praktis. Pronesis merupakan kemampuan untuk memahami situasi dan menentukan tindakan yang tepat dalam situasi tersebut. Pronesis juga melibatkan kemampuan untuk memahami nilai-nilai dan tujuan yang lebih tinggi dalam hidup dan mengambil tindakan yang sesuai dengan nilai dan tujuan kita. Dalam kehidupan perkuliahan, Pronesis penting untuk membantu kita mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks dan sulit. Contoh Pronesis dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan untuk mengatur waktu dengan baik dan menentukan strategi belajar yang efektif. 

• Episteme, yang berarti pengetahuan atau ilmu, adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang bersifat empiris, rasional, dan logis. Episteme juga berarti memiliki rasa ingin tahu dan kritis dalam belajar. Episteme adalah pengetahuan yang diperoleh melalui penalaran dan pembuktian. Episteme memungkinkan kita untuk memahami kebenaran secara mendalam. Episteme merujuk pada pengetahuan atau pemahaman yang lebih tinggi. Episteme merupakan kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang mendasari realitas dan dunia yang ada di sekitar kita dengan lebih baik. Episteme juga melibatkan kemampuan untuk memahami hubungan antara berbagai konsep dan ide. Dalam kehidupan perkuliahan, Episteme dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan untuk menguasai materi pelajaran, memahami konsep-konsep abstrak, dan menyelesaikan masalah secara kompleks. Misalnya, dengan membaca buku, artikel, dan jurnal untuk mempelajari hal-hal baru. Contoh Episteme dalam kehidupan perkuliahan adalah ketika saya membaca dan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang relevan, serta menganalisis dan menyimpulkan data yang valid.  

Keempat elemen Nous ini bekerja dan berpengaruh dalam kehidupan perkuliahan saya dengan saling mendukung dan memperkaya dalam berbagai cara. Sophia memberi saya motivasi dan inspirasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan berprestasi. Sophia juga memungkinkan saya untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Saya dapat berpikir kritis tentang konsep-konsep yang dipelajari. Techne memberi saya kemampuan dan keterampilan untuk menyelesaikan berbagai tantangan dan masalah yang saya hadapi. Techne juga memungkinkan saya untuk mengerjakan tugas-tugas akademik dengan lebih efektif. Saya dapat belajar lebih cepat, dan menghasilkan karya yang lebih berkualitas. Pronesis memungkinkan saya untuk mengambil keputusan yang tepat dalam kehidupan perkuliahan saya. Saya dapat mengatur waktu belajar saya dengan baik. Pronesis memberi saya pedoman dan nilai-nilai untuk bersikap dan bertindak dengan baik dan benar. Episteme memberi saya pengetahuan dan pemahaman yang dengan lebih luas dan mendalam tentang berbagai hal yang saya pelajari. Saya dapat menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks dan berpikir secara kreatif. 

Konsep Nous ini ada didalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, Nous dapat dimanifestasikan dalam berbagai cara, seperti berpikir kritis dan rasional dalam mengambil keputusan (misalnya, ketika kita harus memilih pekerjaan, Nous dapat digunakan untuk mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya gaji dan lokasi kerja), mengembangkan kreativitas dan inovasi (misalnya, ketika kita ingin menciptakan sesuatu yang baru, kita harus menggunakan Nous untuk berpikir out of the box), serta membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain (menggunakan Nous untuk memahami sudut pandang mereka). 

Dalam kehidupan perkuliahan saya sendiri, keempat elemen Nous sangat berpengaruh dalam pengembangan diri dan pencapaian tujuan saya. Sophia membantu saya untuk memahami nilai-nilai dan tujuan yang lebih tinggi dalam bidang studi, Techne membantu saya untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk sukses dalam bidang studi saya, Pronesis membantu saya untuk mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks dan sulit, dan Episteme membantu saya untuk memahami konsep dan ide yang mendasari bidang studi saya dengan lebih baik. 

Nous juga membantu saya dalam kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa arsitektur dalam mengembangkan ide-ide kreatif dan solusi inovatif untuk desain saya. Saya belajar untuk berpikir kritis, menganalisis konteks, dan membuat desain yang tidak hanya indah tetapi juga berguna dan memenuhi kebutuhan secara fungsional. Pertama-tama, Nous membantu saya dalam memahami esensi dari arsitektur sebagai disiplin ilmu. Dalam belajar tentang arsitektur, kita tidak hanya mempelajari teknik-teknik dan konsep-konsepnya, tetapi juga bagaimana mengaplikasikannya dengan baik dalam merancang bangunan dan ruang. Penggunaan Sophia, yang merupakan elemen Nous yang menggambarkan kebijaksanaan dan pemahaman, membantu saya dalam menggali lebih dalam tentang filosofi di balik desain arsitektur dan bagaimana itu memengaruhi pengguna dan lingkungan sekitarnya. Kemudian, Techne, yang mewakili keterampilan praktis dan teknis, menjadi elemen yang tak terpisahkan dari Nous dalam konteks pendidikan arsitektur. Kita belajar untuk merancang bangunan dan merancang tata letak. Dalam konteks keberlanjutan dan etika arsitektur, pronesis, elemen Nous yang mengacu pada kemampuan moral dan pengambilan keputusan sangat relevan. Ada pula Episteme yang merujuk pada ilmu pengetahuan, menjadi dasar untuk pemahaman dalam arsitektur. Saya mempelajari teori-teori arsitektur, sejarah arsitektur, dan berbagai disiplin ilmu lainnya yang berdampak pada desain dan konstruksi. 

Secara keseluruhan, Nous membantu saya dalam berpikir secara kritis, logis, dan kreatif mengenai berbagai topik yang saya pelajari di perkuliahan. Dengan adanya Nous ini pula saya dapat mengembangkan sikap terbuka dan objektif terhadap pengetahuan. Selain itu, Nous juga membantu menemukan minat serta tujuan belajar saya. Menurut saya, Nous merupakan salah satu aspek penting dalam menjalani kehidupan perkuliahan karena perkuliahan bukan hanya berkaitan dengan menghafal fakta atau mengikuti aturan tetapi juga tentang bagaimana cara belajar dengan baik serta berpikir serta bertindak secara mandiri dan bertanggung jawab. Melalui adanya kemampuan Nous ini pula membuat rasa bahwa belajar bukan hanya sekedar mencari nilai, melainkan juga menemukan kebenaran dan kebaikan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Michelle Carolina – Reflection

Bagi saya, Ilmu itu merupakan priotitas utama dan ilmu merupakan hal yang tidak ada habisnya lebih tepatnya tidak akan habis ataupun tidak terbatas , Ilmu merupakan perihal yang sangat penting karena dapat mengembangkan pola pikir otak kita dengan adanya galian rasa ingin tahu dan antusias untuk terus belajar maka pepatah mengatakan “ Proses tidak akan mengkhianati hasil ” kalaupun hasil tidak sesuai, maka tidak menutup kemungkinan pintu pintu kesuksesan mengakses ilmu itu terkunci. Tipe Tipe Knowledge sebenarnya banyak, luas dan berbeda beda, Namun pada pembahasan kali ini saya akan menjelaskan ” 4 Types Of Knowledge ” Dengan apa yang sudah diajari oleh Pak Rich. Mari kita lihat apa itu dan apa saja kunci kunci itu, Types Of Knowledge terdiri dari 4 kunci tapi kunci ini terdapat di dalam satu zona yang sama. Empat kunci tersebut dinamakan dengan nama, Techne, Episteme, Sophia dan Phronesis. Pertama tama izinkan saya untuk membahas “Techne” terlebih dahulu, Techne suatu kata yang menggambarkan suatu “Art atau craft”. Techne adalah ilmu pengetahuan yang merujuk pada bagaimana kita mengasah kemampuan soft skill maupun hard skill. Techne diawali dengan rasa ingin belajar. Bagaimana cara kita mempelajari skill tersebut ? dengan cara research atau mungkin dalam dunia perkuliahan dengan mengadakan les tambahan. ”Apa yang kira kira bisa dilakukan orang? Bagaimana kita dapat mengaplikannya ? ” Itu salah satu dorongan dari bagaimana diri kita ingin melakukan sesuatu sehingga dapat menghasilkan atau mewujudkan suatu objek dan mencapai tujuan ataupun sasaran dari apa yang kita pelajari. Tidak ada ilmu yang dapat membuat kita rugi, ilmu selalu dapat digunakan dalam jangka pendek, Panjang bahkan selamanya. Jadi Techne sendiri mengandung kata “Training” tanpa adanya Latihan kita tidak akan tau kemampuan craft kita sampai mana. ”skill” terdapat dengan berlatih secara konsisten , “Method” dan “Habits” karena tanpa adanya salah satu dari kata tersebut, kita tidak bisa mengasah ilmu Techne lebih dalam. Techne dalam perkuliahan Arsitektur adalah simulasi kedalam studio yang diperkuat dengan praktik dan profesi, dikuliah biasanya disebut dengan Stupa jadi kita merancang pavilion,menggambar dan membuat maket.

Ilmu ini sebenarnya ilmu yang telah dicombine dengan pengetahuan teoritis “Episteme” karena dengan adanya teori anda dapat memahami mengapa dan bagaimana prinsip prinsip ini dapat bekerja. Selanjutnya ‘’Episteme”, Episteme ini memiliki porsi yang besar dari SD sampai sekarangpun tanpa kita sadari, kita selalu mendapatkan ilmu Episteme Secara terus menerus. Jadi ini merupakan ilmu dimana kita dapat mengetahui pengertian, asal usul, penyebab, cara kerja.Logika kita dalam mengasah ilmu. Bisa dibilang yaitu perkumpulan informasi yang dimiliki pada setiap individu. Bentuk aktivitas manusia disebut “ Theoria “ yang artinya contemplation atau thinking jadi bagaimana kita menjadikan suatu gagasan yang memberikan bentuk pada pengetahuan teoritis. Bagi saya, justru kita harus berhati hati karena ilmu dalam pengertian, asal usul, kata yang sudah saya mentioned di atas tergolong ilmu yang sangat luas, ilmu yang memerlukan wawasan yang terbuka.Jangan sampai karena terlalu banyak informasi kita jadi tidak tau inti sebenarnya itu apa. Berikut merupakan kata kunci Episteme yakni, “Facts” ,”Evidence” tanpa adanya fakta dan bukti bagaimana kitab isa tau bahwa ilmu itu akurat “ Understanding” dan “Memory” dengan ini hal kita dapat mengembangkan daya ingat dan pemahaman kita pada otak kita. Pada saat interview saya berkesempatan untuk berbicara dengan Pak Popo Danes.Pak Popo Danes menceritakan bagaimana asal usul ketertarikan pada Arsitektur, bagaimana inti dari pengertian pendalaman Arsitektur menurut Pak Popo Danes yaitu salah satunya mendatangkan karya karya Arsitek lain dengan mengapresiasi Bangunan tersebut dan juga Pak Popo sebagai orang yang menyebarkan ilmu Episteme dengan menjadi pembicara dikampus yang ada di Asia. jadi disini saya cenderung untuk belajar dengan hanya mendengarkan, Jadi saya “ oo begitu” jadi mencoba untuk selalu memahami paparan Pak Popo ,Jadi mendapatkan ilmu dengan mengetahui perjalanan dan cerita Pak Popo itu seperti apa. Jadi dengan mendengarkan saya dapat ilmu yang berbeda berbeda dan itu menjadi pelajaran untuk saya, untuk melihat apa yang bisa saya pelajarin dari mengdengarkan itu. Ini merupakan contoh ilmu Episteme selain kalau dalam perkuliahan itu seperti saya mengikuti sebuah acara seminar yang diadakan oleh kampus maupun diluar kampus dan memang benar kita tidak bisa tertuju dengan satu perihal saja namun cobalah untuk melihat perihal perihal yang lain juga. 

Saat saya sedang melakukan Research terkait materi ini,saya menemukan ilmu opini atau yang disebut “doxa” jadi episteme adalah ilmu yang pasti dan doxa merupakan pengetahuan yang dianggap bisa keliru karna bersifat berubah ubah. Selanjutnya ada Sophia yaitu kebijaksanaan teoretikal mengenai kebenaran yang bersifat universal, kebenaran dalam berkarya yang merujuk pada rasa cinta terhadap karya. Yaitu dengan bagaimana kita memperlihatkan rasa keberanian pada diri sendiri dalam membentuk suatu karya. Tanpa adanya Sophia cenderung akan merasakan kelelahan karena tidak ada dorongan dalam keyakinan terhadap kecintaan itu sendiri.Bagi saya jika dikaitkan dengan Arsitektur mengikat mengenai seberapa dalam saya mencintai Arsitektur, saya menyadari dan selalu disadari bahwa Arsitektur itu kompleks namun sekompleks kompleksnya, mengkhianatiIlmu Arsitektur itu indah dengan menemukan tujuan arti kita,dengan menemukan tujuan untuk klien, kita dapat menyenangi orang lain begitu juga rasa bangga yang kita dapatkan.Pak Popo sempat berkata bahwa adanya apresiasi membuat semuanya semakin bermakna. Selanjutnya Kebijakan yang dimaksud adalah sebuah proses, berbeda dengan yang namanya Phronesis, Phronesis kebijakan taktikal, lebih mempertimbangkan bagaimana cara bertindak untuk menghasilkan perubahan. Berbeda dengan episteme dimana saya hanya mendapatkan sebatas ilmu namun Pada momen ini biasanya kita akan lebih tau, bahwa apa yang akan didapatkan Ketika kita bisa terjun langsung ke lapangan, yaitu pemahaman dalam “awalnya tidak sadar Ketika melakukan sesuatu, namun setelah melakukan hal tersebut baru mereka bisa mempelajarinya dan memahaminya”. Saya memang belum merasakan “ praktik “ namun saya yakin dengan adanya praktik, ilmu yang awalnya tidak tahu nantinya akan menjadi tahu. Nah dari semua type of knowledge yang sudah saya jelaskan, mendorong saya untuk menargetkan dan menata semuanya, saya harus mencari untuk mendapatkan ilmu dari semua types tadi karena dengan begitu kita akan mempunyai pengalaman pengalaman yang baru dan juga perspektif yang baru. Zona itu mempunyai Batasan lingkaran besar di luarnya yang merupakan penggabungan suatu types of knowledge. Dinamakan dengan “ Nous “, jadi nous merupakan center, keutuhan yang melingkup semua types of knowledge. Kadar Nous setiap orang sudah pasti berbeda beda yang dimaksud adalah seperti ini.

Ketika kita sudah mendapatkan dan mempelajari ilmu keempat empatnya, ilmu itu nanti akan saling mengutuhkan jadi disatukan menjadi sebuah bola gitu ya, dimana pada saat digunakan ilmu ilmu itu akan saling nyaut menyaut. Jadi kesimpulan yang saya dapatkan yaitu sudah dibilang kadar Nous setiap orangkan berbeda nah kesimbangan terhadap nous tergantung pada diri sendiri,tegantung pada aksi yang kita lakukan dan rasa ingin belajar apa yang kita utamakan ? dengan menjawab hal itu kita bisa mengurutkan sesuai dengan Takaran kita sendiri. Mungkin kita dapat menguasasi salah satunya tapi harus juga ada usaha untuk menyeimbangkan empat ilmu tersebut.Lebih Personal saya ingin menyampaikan bahwa memang benar materi ini memang dibutuhkan dalam pemikiran dan pendidikan Arsitektur, bagaimana mengarahkan dan menyeimbangkan suatu ide desain itu dengan keempat ilmu tersebut. Ilmu Episteme dan Sophia mencerminkan bagaimana diri kita, tindakan dan pilihan yang akan membentuk pola Nous kita. Lalu untuk ilmu Techne dan Phronesis merujuk pada profesi professional karena sudah membawa kita mengarah ke hasil proses yang sudah dilakukan.Jadi untuk sekarang saya masih ingin mendengar pengalaman pengalaman setiap orang dalam proses menuju Episteme, Techne , Sophia dan Phronesis dan mencari motivasi pendukung agar saya mencapai 4 kuadran tersebut. Jadi dapat saya katakan Pengaruh dari 4 kuadran atau kunci keilmuan ini berpengaruh dengan bagaimana kita mengembangkan pikiran kita. Dan hal yang sedang saya pelajari adalah menjalankan Ilmu Episteme dan mengaitkan dengan Ilmu Techne karena dengan begitu saya bisa lebih cepat memahami, jadi dengan adanya Latihan hard skill dan soft sill dalam sebuah teori, logika kita secara tidak langsung akan saling mengaitkan dan mewujudkan sasaran dengan hasil yang ingin kita ketahui. Ini memang menjadi bekal untuk saya, menjadi bekal dari saya mendengarkan Pak Rich memaparkan ilmu ini sampai lulus sampai cita cita saya teraih, Sebenarnya masih Panjang waktunya namun dengan berusaha untuk meyakinkan diri dari step by step, maka saya yakin pada akhirnya akan menghasilkan bunga yang cantik, walaupun bentuknya masih kurang jelas. 

Mungkin itu saja dari saya perjalanan saya sampai tengah semester satu merupakan pengalaman yang membutuhkan effort yang extra karena saya dan teman teman yang lain harus bisa menyesuaikan diri dari masa SMA ke masa Kuliah.Saya juga harus berlatih dengan perihal apa yang akan datang fase fase selanjutnya, karena Ketika saya berusaha mencapai seseuatu akan datang tantangan dan cobaan yang diberikan, bukan untuk menggoyah namun untuk melihat seberapa kuat kita menghadapi hal tersebut seberapa mampu kita meng-logikakan hal tersebut,seberapa bisa kita mengaitkan ke ilmu yang sudah dipelajari sebelum sebelumnya.dengan adanya tantangan di depan muka maka itulah waktu kita untuk menunjukan apa yang sudah saya lakukan sebelum sampai dititik itu, tanpa melihat kebelakang kita sudah bisa membuktikan kemampuan kita.Maka itu saya ingin terus belajar dan belajar, tidak ada hal yang lebih indah daripada Ilmu karena Ilmulah yang dapat membimbing kita semua, dan Orang Orang yang sudah berpengalaman yang selalu menurunkan Ilmunya merupakan orang yang mulia yang sampai sekarang tidak Lelah untuk terus mencari Ilmu.Saya kagum dengan orang orang yang saya temui, orang orang yang mempunyai perspektif yang berbeda beda, orang orang yang memprioritaskan Ilmu pengetahuannya dengan adanya Orang yang seperti itu maka saya,teman teman yang lain,generasi muda dapat belajar banyak, mendapatkan sebuah motivasi dan mendapatkan perspektif ataupun jalan yang baru.Dan saya ingatkan lagi types of knowledge yang sudah saya pelajari akan berdampak banyak untuk saya dan teman teman saya bekal bekal maupun pesan pesan akan kami pakai dengan bijak.Sekian dari Saya, Michelle Carolina mengucapkan Terima kasih.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Muammar Rasendriya Rahman – Reflection

Nous adalah sebuah konsep yang memiliki akar dalam pemikiran orang-orang Yunani kuno. Konsep ini memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pemahaman intelektual dan kebijaksanaan. Pemahaman tentang Nous membantu kita merenungkan realita dengan lebih mendalam, memungkinkan kita untuk mengembangkan pemikiran yang lebih baik. Ketika kita tumbuh dewasa, Nous membantu kita membedakan antara pemikiran yang buruk dan pemikiran yang baik, membimbing kita menuju kebijaksanaan. Tidak hanya itu, Nous juga mendorong kita untuk mengembangkan pemikiran kritis, beretika, dan lebih bijaksana. Dengan memahami konsep Nous, kita dapat merenungkan peran pentingnya dalam sejarah pemikiran dan bagaimana ia masih relevan dalam konteks kehidupan modern kita. Konsep ini mengajarkan kita untuk tidak hanya memikirkan realita, tetapi juga cara kita memikirkannya, sehingga kita dapat menjadi individu yang lebih bijaksana dan beretika dalam menghadapi tantangan kehidupan. 

Menurut saya dalam konteks pendidikan tinggi, pemahaman Nous dan elemen-elemennya memegangperan penting dalam tadi yang saya sebut diatas yaitu pemikiran kritis, beretika, dan juga bijaksana. Dimana Nous memiliki 4 elemen yang memainkan peran kunci dalam pemahaman dan pengembangan intelektual itu. Sepeti Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme.   

Sophia, sebagai salah satu elemen kunci dalam pemahaman Nous, memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter dan etika dalam dunia perkuliahan. Sophia merujuk pada kebijaksanaan yang tinggi, yang melibatkan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip moral, etika, dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pendidikan tinggi, Sophia memberikan landasan yang kuat untuk mahasiswa dalam memahami apa yang benar dan salah, serta bagaimana berperilaku dengan integritas dalam konteks akademik. 

Mahasiswa yang mampu menerapkan konsep Sophia dapat menjadi pemimpin yang baik di masa depan. Mereka tidak hanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral, tetapi juga mampu berpikir dengan bijaksana dalam menghadapi situasi yang kompleks. Mereka memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab dan memiliki tingkat integritas yang tinggi. 

Selain itu, pemahaman Sophia juga membantu mahasiswa untuk mengembangkan tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas dan kewajiban mereka dalam lingkungan akademik. Mereka menjadi individu yang dapat diandalkan dan dihormati oleh sesama mahasiswa dan dosen karena kesediaan mereka untuk menjalani kehidupan akademik dengan prinsip-prinsip etika yang kuat. 

Dengan demikian, pemahaman Sophia bukan hanya relevan dalam konteks pendidikan tinggi, tetapi juga memiliki dampak positif dalam membentuk karakter dan etika mahasiswa, yang pada gilirannya dapat menghasilkan pemimpin yang beretika, bijaksana, dan bertanggung jawab di masyarakat. Ini adalah kontribusi yang sangat berharga dari konsep Nous dalam dunia pendidikan. 

Elemen kedua dari Nous, yaitu Techne, memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan keterampilan. Techne merujuk pada penguasaan pada suatu bidang tertentu, dan dalam konteks pendidikan tinggi, ini mencakup penguasaan materi pembelajaran, keterampilan penelitian, serta kemampuan untuk menerapkan konsep dalam situasi praktis. 

Ketika mahasiswa menguasai elemen Techne, mereka menjadi lebih kompeten dalam menjalani tugas-tugas akademik mereka. Kemampuan ini tidak hanya berlaku dalam pengertian akademik, tetapi juga relevan dalam dunia nyata. Mahasiswa yang memiliki penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran akan lebih siap dalam menghadapi tantangan dalam karier mereka di masa depan. 

Selain itu, elemen Techne juga berkontribusi pada prestasi akademik mahasiswa. Mahasiswa yang mampu menguasai materi dengan baik dan memiliki keterampilan penelitian yang kuat akan cenderung mencapai hasil yang lebih baik dalam ujian dan tugas-tugas akademik mereka. Ini berarti bahwa elemen Techne tidak hanya membantu dalam pengembangan keterampilan, tetapi juga dalam mencapai keberhasilan akademik. 

Dengan kata lain, Techne adalah elemen yang memberdayakan mahasiswa untuk menguasai bidang studi mereka dengan baik, mengembangkan keterampilan yang relevan, dan akhirnya meraih prestasi akademik yang luar biasa. Ini adalah kontribusi yang sangat berharga dalam konteks pendidikan tinggi, karena mahasiswa yang memiliki penguasaan Techne yang baik akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia yang terus berkembang. 

Pronesis, sebagai elemen ketiga dari Nous, memainkan peran penting dalam pengembangan kebijaksanaan praktis dan intuisi moral. Pronesis melibatkan kemampuan untuk membuat keputusan dalam berbagai situasi, terutama ketika dihadapkan pada pilihan antara yang baik dan yang benar. Individu yang memiliki sifat ini memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan konsekuensi dari setiap pilihan mereka, dengan tujuan untuk menghindari kesalahan atau hasil yang tidak diinginkan. 

Dalam konteks pendidikan tinggi, pronesis sangat relevan, terutama untuk mahasiswa. Mahasiswa sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan dalam pembelajaran mereka. Mereka perlu memilih mata kuliah yang sesuai dengan minat dan tujuan karier mereka, membuat keputusan tentang waktu studi, mengatur prioritas antara tugas-tugas akademik, dan masih banyak lagi. Dalam hal ini, kemampuan pronesis membantu mereka untuk membuat keputusan yang bijaksana dan berfokus pada mencapai tujuan akademik mereka. 

Sebagai contoh, dalam bidang seperti arsitektur yang Anda sebutkan, pronesis memegang peranan kunci. Seorang mahasiswa arsitektur harus mengambil keputusan tentang materi apa yang akan digunakan dalam proyeknya, lokasi bangunan, teknologi yang dibutuhkan, dan banyak aspek lainnya. Kemampuan pronesis memungkinkan mereka untuk membuat pilihan yang tepat, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kualitas dan hasil akhir dari proyek arsitektur mereka. 

Jadi, pronesis adalah elemen penting yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk berhasil dalam pendidikan tinggi dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan ini membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijaksana, menghindari kesalahan, dan mencapai hasil yang diinginkan dalam studi dan karier mereka. 

Episteme, sebagai elemen keempat dalam Nous, mengacu pada pengetahuan ilmiah yang mendalam dan berakar pada pengalaman yang lebih dalam. Episteme melibatkan pemahaman yang konseptual dan pengetahuan yang diperoleh melalui studi dan refleksi yang mendalam. Ini adalah elemen yang sangat relevan dalam konteks pendidikan tinggi, khususnya dalam pemahaman dan penguasaan mata kuliah yang diajarkan oleh dosen. 

Dalam lingkungan perkuliahan, mahasiswa membutuhkan elemen Episteme ini untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran. Mereka harus mampu menggali pengetahuan secara mendalam, memahami konsep-konsep yang kompleks, dan mengaplikasikannya dalam situasi nyata. Mahasiswa yang memiliki pemahaman Episteme yang baik cenderung menjadi mahasiswa yang cerdas dan terdidik. 

Episteme juga berperan dalam mengembangkan pemikiran kritis. Dengan pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran, mahasiswa dapat mengevaluasi informasi dengan lebih baik, mengidentifikasi kelemahan dalam argumen, dan menyusun pemikiran yang lebih terstruktur. Ini adalah keterampilan yang sangat berharga dalam pendidikan tinggi dan dalam kehidupan sehari-hari. 

Selain itu, Episteme juga berkontribusi pada pengembangan dasar pengetahuan yang mendukung penelitian dan pengembangan ilmiah. Mahasiswa yang memiliki pemahaman Episteme yang kuat memiliki landasan yang solid untuk berpartisipasi dalam penelitian dan menciptakan pengetahuan baru dalam disiplin ilmu mereka. 

Dengan demikian, Episteme adalah elemen penting dalam Nous yang membantu mahasiswa menjadi individu yang cerdas, terdidik, dan siap menghadapi kompleksitas pengetahuan dalam pendidikan tinggi dan di masa depan. Pemahaman yang mendalam tentang ilmu dan konsep ilmiah adalah aset berharga yang dapat membantu mahasiswa mencapai kesuksesan akademik dan kontribusi yang signifikan dalam berbagai bidang. 

Pemahaman Nous dan elemen-elemennya memiliki dampak yang sangat luas dan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks pendidikan tinggi. Inilah beberapa manfaat dan pengaruh yang dibawa oleh Nous dan elemen-elemennya: 

1. Etika dan Moral Elemen Sophia dan Pronesis membantu siswa mengembangkan landasan etika yang kuat dan kemampuan membuat keputusan moral yang bijaksana. Ini memengaruhi karakter siswa dan tindakan mereka terhadap orang lain, menghasilkan tingkat integritas yang tinggi. Penghargaan terhadap integritas adalah kunci dalam menjaga etika dan moral dalam kehidupan akademik dan di luar kampus. Siswa yang menginternalisasi nilai-nilai etika ini memiliki potensi untuk menjadi pemimpin yang beretika dalam masyarakat. 

2. Kemampuan Akademik Elemen Techne dan Episteme memainkan peran kunci dalam pengembangan kemampuan akademik siswa. Mereka membantu siswa menguasai materi pelajaran, mengembangkan keterampilan akademik yang kuat, dan memahami isi yang diajarkan oleh dosen. Kemampuan ini sangat penting dalam mengejar keberhasilan akademik dan kehidupan profesional di masa depan. Siswa yang memiliki penguasaan teknis dan pemahaman teoritis yang kuat lebih siap untuk menghadapi persaingan di dunia kerja. 

3. Pemikiran Kritis Konsep Nous secara keseluruhan mendorong pemikiran kritis dan analitis. Ini membantu mahasiswa untuk mempertanyakan dan merenungkan konsep-konsep, tindakan, dan pengetahuan mereka. Pemikiran kritis sangat relevan dalam dunia perkuliahan, di mana mahasiswa diajarkan untuk berpikir secara kritis, menilai informasi, dan mengembangkan argumen yang kuat. Ini adalah keterampilan yang sangat berguna tidak hanya dalam konteks akademik, tetapi juga dalam pengambilan keputusan sehari-hari dan dalam memahami dunia yang kompleks. 

4. Pemahaman yang Mendalam Elemen Episteme mendorong siswa untuk mendalami bidang studi mereka. Ini memberikan mereka pemahaman yang lebih mendalam tentang subjek yang mereka pelajari, dan memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada penelitian dan pengetahuan yang lebih besar. Siswa yang mendalami bidang studi mereka dapat membantu memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang tersebut. Mereka juga lebih mungkin menjadi ahli yang dihormati dan diakui dalam komunitas akademik. 

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang Nous dan elemen-elemennya, kita dapat lebih menghargai betapa pentingnya konsep ini dalam membentuk individu yang bijaksana, beretika, dan terdidik. Dalam dunia pendidikan tinggi, elemen-elemen Nous membantu mahasiswa untuk sukses secara akademik dan mengembangkan keterampilan yang sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, konsep Nous juga mempromosikan pemikiran kritis dan pemahaman yang mendalam, yang menjadi dasar penting dalam menghadapi kompleksitas pengetahuan dan tantangan di masa depan. Semua ini menggambarkan bahwa pemahaman Nous dan elemen-elemennya membawa manfaat yang sangat besar dalam pengembangan individu dan masyarakat yang lebih baik.  

5. Pengembangan Karakter Nous dan elemen-elemennya membantu dalam pembentukan karakter individu. Pengertian akan etika, moral, integritas, dan tanggung jawab yang dihasilkan dari elemen Sophia dan Pronesis membentuk dasar karakter yang kuat. Karakter yang baik adalah dasar bagi individu untuk menjadi pemimpin yang beretika, yang berfikir dengan bijaksana, dan yang dapat dipercaya dalam berbagai situasi. 

6. Pemahaman Terhadap Perbedaan Kultural dan Etika Elemen Sophia membantu dalam pengembangan pemahaman terhadap prinsip-prinsip moral dan etika yang dapat bervariasi di berbagai budaya. Ini sangat penting dalam dunia yang semakin terhubung dan multikultural. Pemahaman ini dapat membantu mahasiswa dan individu secara umum untuk berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang dan menghargai keragaman budaya. 

7. Kemampuan Problem Solving yang Lebih Baik  Konsep Nous dan elemen-elemennya membantu dalam mengembangkan kemampuan problem solving yang lebih baik. Mahasiswa yang menginternalisasi pemahaman ini akan lebih cenderung menilai situasi dengan lebih baik, mencari solusi yang tepat, dan membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan akademik dan kehidupan sehari-hari. 

8. Pengembangan Sikap Hati-hati Mahasiswa yang memahami Nous dan elemen-elemennya, terutama Pronesis, akan memiliki kecenderungan untuk bertindak dengan lebih hati-hati. Mereka akan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap tindakan dan keputusan yang mereka buat. Hal ini dapat mengurangi risiko tindakan yang ceroboh dan dampak negatif dalam kehidupan mereka. 

9. Kontribusi pada Pengetahuan dan Kemajuan Ilmiah Elemen Episteme membantu dalam mengembangkan pemahaman mendalam tentang ilmu pengetahuan. Mahasiswa yang mendalami bidang studi mereka dapat berkontribusi pada pengetahuan dan kemajuan ilmiah dalam disiplin mereka. Dengan berpartisipasi dalam penelitian dan kontribusi pada pengetahuan, mereka membantu memajukan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat secara luas. 

10. Pemahaman yang Mendalam tentang Dunia  Akhirnya, Nous membantu individu untuk memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia dan kompleksitasnya. Ini membantu dalam mengembangkan wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang masalah global dan tantangan yang dihadapi manusia. Mahasiswa yang memiliki pemahaman ini cenderung lebih terlibat dalam isu-isu sosial dan lingkungan serta berkontribusi pada pemecahan masalah yang lebih bijaksana. 

Dengan demikian, pemahaman Nous dan elemen-elemennya tidak hanya berdampak dalam konteks pendidikan tinggi, tetapi juga membentuk individu yang lebih bijaksana, beretika, dan bertanggung jawab dalam masyarakat. Konsep ini mendorong pemikiran kritis, kemampuan problem solving, dan pengembangan karakter yang kuat, yang semuanya memberikan manfaat yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menghadapi tantangan dunia modern yang semakin kompleks. Pemahaman ini bukan hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang pengembangan diri yang lebih baik sebagai individu dan warga dunia yang lebih baik.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

 Muhammad Daniel Ardani – Reflection

Bagi saya Nous adalah kapasitas ; kemampuan mengembangkan pemahaman, kecerdasan dan kemampuan memperoleh kecerdasan intelektual. Apa itu kecerdasan intelektual? Kecerdasan atau Intelligence Quotient atau IQ adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kepribadian dan pemikiran yang mencakup berbagai kemampuan seperti kemampuan berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir jernih, memahami gagasan, menggunakan bahasa, memahami dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan intelektual seseorang. Kadar Nous setiap manusia dapat berbeda-beda satu sama lain sebab kemampuan dalam memahami, memecahkan masalah, mengembangkan pemahaman seseorang berbeda-beda. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan seseorang akan memiliki kadar Nous yang sama. Sebagai contoh saya dengan sahabat saya memiliki kemampuan yang berbeda dalam memahami materi pembelajaran, sangat mudah bagi saya memahami materi yang berkaitan erat dengan sains seperti biologi, fisika, kimia, matematika, dan lain sebagainya sedangkan sahabat saya tidak mudah untuk cepat mengerti materi yang berkaitan erat dengan sains. Dia dengan sangat cepat memahami materi yang berkaitan erat dengan ilmu rumpun sosial seperti ekonomi, sosiologi, geografi, sejarah, dan lain sebagainya. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa ketika kami ingin memecahkan suatu masalah kami memiliki kesamaan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Nous juga dapat dipahami sebagai pikiran intuitif sebagai pusat keseimbangan intelektual yang bijak, deskriptif, artistik, dan praktis. 

Selain itu Nous merupakan sebuah konsep dari filsafat ternama Aristoteles yang menganggap bahwa pengetahuan dan keterampilan sebagai definisi kebajikan -manusia bukan hanya sekadar kebenaran sederhana tentang keindahan rasional, akan tetapi kualitas yang menginspirasi kreativitas dan mampu membuat seseorang menjadi cemerlang-. Nous sangat berkaitan erat dengan Episteme, Phronesis, Techne, dan Sophia. Apa yang membuat Nous berkaitan erat dengan ke-empat kecerdasan tersebut? karena keseimbangan ke-empat kecerdasan tersebutlah yang membentuk sebuah Nous. Selain itu ke-empat kecerdasan tersebut bukan untuk dilihat siapa yang lebih pintar namun kecerdasan di sini sebuah kapasitas yang membuat seseorang mampu dalam membuat pilihan-pilihan yang benar. Sebagai contoh ketika saya wawancara seorang arsitektur beliau berkata bahwa kita belajar arsitektur tidak hanya untuk tahu arsitektur tetapi mampu membuat pilihan-pilihan dalam membuat desain. Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar sebab di dalam dunia pendidikan, kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan. Selain itu Episteme merupakan keleluasan ilmu dan ide dengan menjelajahi batas-batas pengetahuan dalam arsitektur saat ini. 

Pertanyaan tentang pengetahuan adalah pertanyaan tentang batasan. Wacana umum yang beredar penuh batasan antara mengetahui atau tidak mengetahui. We know what we know, we know what we don’t know, we don’t know what we don’t know, and what is often missed is: we don’t know what we know. Dalam arsitektur pun episteme mengenai batas, arsitektur pun merupakan salah satu cabang ilmu dari banyak nya ilmu-ilmu di dunia perkuliahan, materi dan karya para arsitek yang peduli terhadap bentuk dan fungsinya. Kecerdasan juga merupakan suatu jenis aktivitas berpikir jadi kita harus pegang teguh hal itu. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan ini pada akhirnya juga merupakan tanda kepercayaan diri dalam menghadapi situasi di masa mendatang. Selain itu juga pengetahuan terkait dengan pengalaman, pengalaman pun yang menjadi guru pertama kita dan mungkin sekaligus sebagai guru terakhir kita sebelum ajal menjemput kita dari muka bumi ini, Kita juga sebagai manjsia belajar dengan cara mencari tahu, mencari pemahaman, mencari kebijaksanaan, mencari apapun selagi menambahkan broaden knowoledge kita dari orang lain. Sebagai contoh, misalnya dalam kehidupan mahasiswa arsitektur, kita sebagai mahasiswa arsitektur pasti dekat dengan cara mencari sebuah preseden atau mendapatkan desain. 

Pertanyaannya adalah bagaimana kita sebagai mahasiswa arsitektur tahu bahwa preseden itu merupakan preseden yang indah dan fungsional? Berdasarkan hal tersebut, maka apa yang kita pikirkan sebagai mahasiswa arsitektur dan anggap sebagai preseden yang indah dan fungsional merupakan desain yang indah dan fungsional. Selain itu ketika saya wawancara dengan seorang arsitek, beliau sempat mantion mengenai broaden knowledge atau memperluas wawasan dengan beliau waktu itu ngabantuin apa saja disuruh ini disuruh itu kan soalnya beliau selalu paling muda -selalu paling kecil- jadi dianggapnya paling anak-anak, jadi beliau ketika itu disuruh buat poster karena ada acara, beliau hanya menjawab “iya pak iya bu”. Walaupun extra time beliau tetap mengerjakannya, walaupun mesti harus ngerjain tugas yang sangat takes time ya arsitektur gambar dan lain sebagainya bikin 3d, bikin autocadnya, tapi beliau coba sempet-sempetin mau kontribusi, beliau seneng aja dan tapi lama-lama ternyata ada gunanya. Beliau ketemu lebih banyak orang, beliau mendengar cerita di sana-sini ternyata ada yang arsitek bener ada yang arsitek tapi spesialisnya project rumah-rumah, spesialisnya project rumah sakit, ada yang hotel, ada yang apa. Beliau ketemu bapak ibu dari mana-mana yang sangat senior dong ya -pasti ya- atau mas mba yang mungkin tetap masih muda tapi orang-orang itu juga udah pengalaman, beliau dapet input ini itu ini itu, beliau jadi punya broaden knowledge karena mendengar hal itu. 

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak, tetapi di dalam dunia akademisi yang didominasi oleh mendengarkan, hanya ada sedikit peluang untuk melatih kecerdasan, hal ini yang menciptakan kesenjangan antara kurikulum universitas dengan dunia praktis. Selain itu juga Phronesis sebuah gaya strategis yang menggunakan kebijaksanaan berdasarkan pengetahuan dan prinsip-prinsip yang masuk akal dan bijaksana dalam mempertimbangkan kepentingan pribadi sekaligus mempertimbangkan kepentingan umum. Sebagai keterampilan strategis, Phronesis hanya dapat diperoleh melalui latihan situasional -karena kebijaksanaan dasar memberinya kedekatan dengan moralitas manusia. Phronesis erat dikaitkan dengan kemampuan mempersepsikan suatu situasi secara akurat, diikuti dengan kemampuan menganalisis situasi secara cerdas-. Manusia mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan dan melaksanakannya dengan maksimal. Mungkin kalau kita kaitkan dengan arsitektur yang kerap erat dengan desain sebagai suatu aktivitas nyata banyak kaitannya dengan Phronesis baik dalam perencanaan maupun pekerjaan kontruksi, jelas bergantung pada kemampuan mengambil keputusan dalam situasi yang kompleks dan unik. Praktek penggunaan arsitektur juga mencakup Phronesis yang memanfaatkan ruang pada bangunan. Pada saat yang sama, praktik pemahaman arsitektur dapat dipahami sebagai suatu jenis rencana apresiasi yang dimaksudkan untuk membangun suatu hal yang benar yang akan menjadi dasar perencanaan dan pengorganisasian. Sebagai contoh ketika saya mewawancarai narasumber -seorang arsitek, kontraktor, lecturer, dan salah satu aktivis IAI Daerah Istimewa Yogyakarta- mantion mengenai melaksanakan apapun dengan maksimal. “Pokoknya kita maksimal aja deh dalam melakukan sesuatu itu aja sih yang aku pegang. Karena waktu engga bisa diulang kalau kita engga maksimal kita nyesel, jadi kalau misal gagal oke ada yang biasanya gagal itu adalah keberhasilan yang tertunda -iya- tapi kalau dari awal engga berusaha ya sama aja. Tapi kalau kita udah maksimal dan gagal itu mungkin ada faktor yang lain kayak tadi gitu mungkin oke saya percaya itu tapi bukan gagal karena sesuatu yang kita belum coba.” Itu lah yang beliau katakan ketika wawancara berlangsung dan beliaupun tidak sekali dua kali mantion kata maksimal. Beruntungnya di dalam dunia akademisi terdapat Techne yang dikembangkan dan diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Meskipun studi ini dianggap opsional, kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas berbeda-beda. Apakah Techne dapat disebut sebagai keterampilan? sejatinya Techne berkaitan atau berhubungan dengan seni atau keterampilan. 

Mungkin dalam bidang arsitektur Techne ada keterkaitan dengan keteknikan dan juga Techne secara suatu proses atau teknik yang digunakan, untuk mengembangkan ide atau informasi dengan lebih detail atau mendalam, serta mengetahui bagaimana membuat sesuatu yang sudah dipraktikkan terus menerus hingga menjadi mahir dalam titik sadar maupun bawah sadar. Jika kita mempertimbangkan, merancang, dan mengembangkan arsitektur dengan mengacu pada konsep Techne yang dipelajari secara cermat, maka Techne dapat memberikan dampak multidisiplin terhadap arsitektur. Techne tidak hanya memadukan aspek seni, aspek teknologi, dan aspek teknik, akan tetapi juga aspek lingkungan, sustainable, dan lain sebagainya. Sebagai contoh ketika saya wawancara dengan seorang arsitek beliau berkata “Saya memang suka karya arsitektur yang ada di Singapur, kenapa? karena mereka itu keindahannya dapet, fungsinya dapet, dan pemikiran yang few step forwardnya dapet. Jadi kadang kita arsitek indah-indah iya tapi kalau kita harus mikir fungsional kadang indahnya lupa, tapi kalau di Singapur kebanyakan yang saya lihat mereka bener-bener mikir tentang sustainable desain. Mereka memang bener-bener pikir bagaimana bangunan itu dari atas sampai bawah semua spacenya bisa berguna untuk mengsokong hidup manusia”. Itu lah yang beliau katakana kepada saya, dan ternyata menjadi seorang arsitek tidak hanya dilihat dari keindahan tetapi memikirkan apakah bangunan terseut akan berdampak baik kepada lingkungan sekitar atau malah memperburuk lingkungan sekitar. 

Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Apakah Sophia dapat disebut sebagai Transformasi? Sophia dikaitkan dengan transformasi dan pemahaman serta bersifat reflektif -suatu kegiatan berpikir yang terarah, gigih, dan terus-menerus dengan mempertimbangkan secara seksama dalam penyelesaian masalah baru yang berkaitan dengan pengetahuan dan pengalaman lama yang telah diketahui untuk menentukan langkah yang berurutan dan saling terhubung- dan kebajikan ini bersifat teoretikal -menyusun abstraksi dari hasil-hasil penelitian-. Dalam bidang arsitektur, kebajikan teoretikal juga dapat dijumpai pada karya-karya arsitek dari early beginning > ancient Egypt architecture > Greece architecture > Rome architecture > middle age architecture > transition of middle age architecture > renaissance architecture > modern architecture > post modern architecture > deconstruction architecture. Dari penjelasan tersebut kita dapat mengetahui bahwa konsep kebajikan ini ada didalam kehidupan kita sehari-hari, terutama dalam konteks pendidikan arsitektur. Manusia juga harus membuat pilihan dan tindakan serta menurut Aristoteles rasionalitas sebagai fenomena jiwa biasanya rasionalitas kita mengetahui sebagai fenomena pikiran. Bagaimana manusia dapat membuat keputusan yang baik dalam menentukan pilihan dan bagaimana rasionalitas bekerja dengan baik? Dari situlah manusia belajar dengan tipe-tipe pengetahuan yang telah dijelaskan seperti Episteme, Phronesis, Techne, dan Sophia. Jika ke-empat pengetahuan tersebut dapat diinternalisis -penghayatan, pendalaman, penguasaan secara mendalam- maka orang itu akan memiliki wawasan yang kemudian digambarkan oleh Aristoteles sebagai Nous.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Nicholas Akbar – Reflection

Bagi saya, setiap orang memiliki ciri khas nya masing masing. Ketika seseorang ingin diingat atau dikenang oleh orang lain, dia harus memiliki suatu ciri khas yang membuat dirinya berbeda atau memiliki keunggulan dalam dirinya. Ciri khas ini disebut dengan Nous, yang di dalam nous ini memiliki 4 elemen kecerdasaan yang dapat mempengaruhi ciri khas orang itu sendiri. Ciri khas merupakan sesuatu yang bisa kita bentuk dari apa yang kita cari dan kita dapatkan. Maka dari itu kadar nous dalam tiap orang bisa berbeda beda sesuai dengan banyak faktor, misalnya lingkungan, cara pandang dan banyak hal. Keempat elemen kecerdasan ini sangat penting didalam kehidupan kita dan tentu saja ada di dalam kehidupan kita sekarang. 

Kecerdasan pertama ada Epitesme yang merupakan ilmu pengetahuan yang pastinya dibutuhkan oleh semua orang. Banyak cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan salah satu yang pasti kita mendapatkan ilmu pengetahuan adalah di tempat kita bersekolah atau tempat kita berkuliah, di tempat kita belajar kita setiap hari disuguhi oleh segudang ilmu pengetahuan tergantung bagaimana kita memanfaatkan kesempatan itu. Selain dari perkuliahan sebenarnya masi banyak cara kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan. Epitesme memiliki 4 sumbu, yaitu ada barat yang memiliki gaya hidup modern, utara yang condong capitalism atau dengan kata lain lebih fokus pada urusan pribadi, ada timur yang cenderung ke arah tradisional mengambil pengalaman dari orang terdahulunya dan ada juga selatan yang lebih terbuka kepada orang lain atau jiwa sosialnya lebih besar. Di dalam dunia arsitektur, yang dimana tugas kita adalah mendesign suatu bangunan. Kita sangat perlu berbagai macam sumbu ilmu pengetahuan dari berbagai macam belahan dunia dan menuangkan ilmu ilmu tersebut pada hasil karya kita yang nantinya mungkin bisa menjadi ciri khas kita dalam mendesign suatu bangunan. Dan ketika kita tahu bagaimana ilmu arsitektur mereka dan bagaimana ilmu arsitektur mereka bekerja kita akan belajar banyak dari mereka dan itu sangat bisa mempengaruhi skill dan pengetahuan kita, tentu juga berpengaruh pada hasil karya atau bahkan kepribadian kita sendiri. Kita bisa menggali ilmu mereka sedalam dalam nya yang kita inginkan dengan berbagai macam cara. Bisa dengan membaca buku dari berbagai macam negara, atau mungkin sekarang jaman semakin canggih kita bisa mengaksees nya melalui media sosial (youtube, instagram, tiktok) atau mungkin kita bisa mengikuti perkembangan berita dari berbagai belahan dunia, jadi kita tetap update untuk setiap perkembangan nya. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam kehidupan kita, semakin kaya ilmu kita maka akan semakin besar juga ruang lingkup yang bisa kita gapai. Semakin besar juga value yang ada didalam diri kita dan itu bisa mempengaruhi pola pikir kita terhadap sesuatu.

Selanjutnya yang kedua ada Techne yang merupakan penerapan di dunia nyata atau praktik nyata dari ilmu yang sudah kita dapatkan atau kecerdasan epitesme yang sudah ada di dalam diri kita. Techne juga meliputi penggunaan hardskill dan softskill yang ada didalam diri kita. Setelah melakukan wawancara arsitektur bersama ibu Tresnowati kemarin saya menjadi lebih tersadarkan bahwa di dalam perkuliahan banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan hardskill dan softskill kita. Salah satu nya bisa dengan mengikuti organisasi organisasi yang ada di kampus, bu Tresnowati menyampaikan bahwa sangat penting untuk aktif pada saat masa perkuliahan selain untuk menambah pertemanan mengikuti organisasi merupakan wadah yang tepat untuk melatih hardskill maupun softskill kita dan juga menambah pengalaman kita. Tidak harus merupakan organisasi didalam kampus, organisasi diluar kampus juga bisa melatih hardskill dan softskill kita tentu saja. Pengalaman kita dari mengiktui organisasi organisasi terbilang cukup penting dan berpengaruh terhadap diri kita sendiri, kita bisa banyak belajar dari pengalaman tersebut di berbagai macam aspek. Misalnya belajar cara melakukan sesuatu yang merupakan termasuk hardskill misalnya jadi bisa membuat proposal atau surat perijinan, dan juga softskill misalnya cara berbicara di depan orang banyak, cara bernegoisasi dengan orang lain, cara kita menyampaikan ataupun menerima pendapat, cara kita mengatur waktu dan masih banyak lagi. Contoh dari techne sendiri adalah dengan mengikuti kuliah praktek atau yang biasa kita sebut magang yang merupakan kerja nyata dari simulasi yang sudah kita latih di studio di masa perkuliahan. Dimana magang ini mungkin bersifat opsional sesuai dengan ketentuan universitas masing masing namun magang ini sangat berbeda dengan simulasi studio yang biasa kita lakukan di studio pada saat perkuliahan. Di dunia kerja nyata kita berhadapan langsung dengan masalah masalah yang nyata adanya dan kita harus bisa dan siap untuk mengahadapi dan mencari solusinya. 

Pada saat inilah kecerdasan epistesme kita ilmu ilmu yang sudah kita dapatkan selama perkuliahan sangat berguna untuk kelangsungan pekerjaan kita, ketika kita memiliki ilmu yang cukup atau bahkan lebih kita bisa dengan mudah menyelesaikan perkerjaan yang memang seharusnya kita kerjakan. Dan juga skill skill yang sudah kita latih pada saat mengikuti organisasi sangat terpakai di dunia magang atau kerja nyata ini. Dengan sudah terlatihnya kita dalam membagi waktu dan lain hal sebagainya kita pasti menjadi lebih mudah melewati hari hari dan juga permasalahan yang ada di dunia pekerjaan. Bayangkan jika kita tidak memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan juga skill yang memumpuni, pekerjaan akan berantakan dan tidak terurus dengan baik. Dengan effort yang lebih kita bisa melatih kemampuan yang ada didalam diri kita dan jika kita terus melakukan itu dengan rutin dan sungguh sungguh itu bisa menjadi sebuah bakat yang tidak kita punya sebelum nya

.

Kecerdasan yang ketiga adalah phronesis yaitu taktikal dalam bertindak. Selain kecerdasan epitesme atau ilmu pengetahuan, kemampuan mengambil sikap dan kemampuan mengambil keputusan bijaksana dalam menghadapi masalah juga diperlukan dalam kehidupan ini. Setiap keputusan atau setiap sikap kita dalam merespon orang sangat penting untuk keberlanjutan hidup yang akan kita lalui nantinya. Jika dikaitkan dengan dunia perkuliahan mungkin bisa dibilang ketika masih menjadi mahasiswa kita belum mmepunyai banyak kemampuan dalam kecerdasan yang satu ini, karena kita belum turun ke dunia kerja secara nyata. Namun jika kita mengambil contoh paling kecil, bisa dimulai dengan cara kita menyikapi orang lain terhadap sesama mahasiswa misalnya dalam berteman, ketika sedang ada masalah dalam pekerjaan tugas kelompok, ketika menghadapi teman yang memiliki sikap yang buruk, dari sana kita sudah bisa mulai untuk berlatih dalam kecerdasan ini yaitu kemampuan mengambil sikap dan mengambil keputusan. Namun jika mengingat kembali kepada wawancara yang saya lakukan bersama ibu Tresnowati, saya merasa heran mengapa seorang arsitektur yang sudah sangat berpengalaman dan tentu saja sibuk mau meluangkan waktunya untuk membantu saya melakukan tugas wawancara ini, sikap nya yang ramah dan sangat welcome juga bisa membuat orang merasa nyaman di dekatnya. Dan ketika saya mulai wawancara dengan beliau saya menjadi mengerti, karena dari dulu beliau sudah aktif dalam ber organisasi dari semenjak kuliah bahkan sampai di detik saya mewawancarai, beliau masih aktif berbagai macam kegiatan diluar pekerjaan nya. Mungkin karena itulah ketika dia banyak bertemu dengan orang yang berbeda beda dengan karakter dan permasalahan yang berbeda beda juga ia menjadi tahu bagaimana harus bersikap kepada orang orang di sekitarnya

Kecerdasan yang terakhir adalah sophia, ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Selain ketiga kecerdasan yang tadi sudah dibahas, kecerdasan yang satu ini juga sangat penting di dalam kehidupan kita. Ketika kita berani dan mencintai apa yang kita kerjakan kita akan merasa nyaman dan menikmati segala proses yang sedang kita kerjakan. Ketika wawancara kemarin saya sempat menanyakan kepada ibu Tresnowati tentang bagaimana cara dia mencintai apa yang sedang dia kerjakan setiap harinya. Beliau menyampaikan ketika ia baru masuk kedalam dunia arsitektur tentu saja mengalami masa sulit tetapi cara dia mengatasinya adalah dengan cara terus menjalani dan mengingat perjuangan orang orang yang sudah mendukung kita sampai ketitik ini, terutama pada saat memasuki dunia pekerjaan ia menyampaikan ia menjadi jatuh cinta kepada pekerjaan nya karena ketika project yang sudah ia buat dan susun sedemikian rupa akhirnya terealisasikan juga. Beliau menyampaikan ada keterpuasan tersendiri setelah berhasil melakukannya. Beliau juga menyampaikan sekaligus memberi pesan dan nasehat kepada saya bahwa keputusan yang sudah kita ambil harus kita selesaikan, kita harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah menjadi pilihan kita. Dari apa yang disampaikan oleh beliau saya bisa menarik kesimpulan bahwa ketika sudah mengambil keputusan, kita harus siap dan bertanggung jawab dalam menjalani nya. Meskipun awalnya sulit harus tetap memiliki keberanian dalam bertanggung jawab atas pilihan yang sudah diambil dan terus jalani. Akan ada saat dimana kita merasa nyaman dan kecintaan terhadap karya yang kita kerjakan.

Keempat kecerdasan ini sangat penting dalam kehidupan kita dan keempat kecerdasan ini sangat berkesinambungan dalam artian nyambung satu dengan yang lainnya maka dari itu penting nya untuk menjaga agar tiap dari diri kita memiliki ke empat kecerdasan ini sama rata. Ketika kita memiliki ke empat kecerdasan ini sama rata, kita akan memiliki ciri khas menarik dalam diri kita. Seperti yang diawal di katakan kadar nous di tiap orang berbeda beda, semua itu kita sendiri yang atur seberapa banyak kadar nous atau seberapa besar ciri khas yang ingin kita punya dalam diri kita. Semua bisa kita usahakan dengan effort yang kita lakukan, kita memegang kendali penuh terhadap diri kita sendiri. Ingin menjadi pribadi yang biasa saja atau menjadi orang yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Jadi menurut saya sangat penting untuk menyeimbangkan ke empat kecerdasan ini, dengan seimbangnya nous yang ada di dalam diri kita kita bisa menjadi seorang profesional yang tahu akan value yang ada dalam diri kita dan tahu ciri khas yang kita punya. 

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Nikisya Abrietta – Reflection

Bagi saya, setiap orang memiliki ciri khas nya masing masing. Ketika seseorang ingin diingat atau dikenang oleh orang lain, dia harus memiliki suatu ciri khas yang membuat dirinya berbeda atau memiliki keunggulan dalam dirinya. Ciri khas ini disebut dengan Nous, yang di dalam nous ini memiliki 4 elemen kecerdasaan yang dapat mempengaruhi ciri khas orang itu sendiri. Ciri khas merupakan sesuatu yang bisa kita bentuk dari apa yang kita cari dan kita dapatkan. Maka dari itu kadar nous dalam tiap orang bisa berbeda beda sesuai dengan banyak faktor, misalnya lingkungan, cara pandang dan banyak hal. Keempat elemen kecerdasan ini sangat penting didalam kehidupan kita dan tentu saja ada di dalam kehidupan kita sekarang. 

Kecerdasan pertama ada Epitesme yang merupakan ilmu pengetahuan yang pastinya dibutuhkan oleh semua orang. Banyak cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan salah satu yang pasti kita mendapatkan ilmu pengetahuan adalah di tempat kita bersekolah atau tempat kita berkuliah, di tempat kita belajar kita setiap hari disuguhi oleh segudang ilmu pengetahuan tergantung bagaimana kita memanfaatkan kesempatan itu. Selain dari perkuliahan sebenarnya masi banyak cara kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan. Epitesme memiliki 4 sumbu, yaitu ada barat yang memiliki gaya hidup modern, utara yang condong capitalism atau dengan kata lain lebih fokus pada urusan pribadi, ada timur yang cenderung ke arah tradisional mengambil pengalaman dari orang terdahulunya dan ada juga selatan yang lebih terbuka kepada orang lain atau jiwa sosialnya lebih besar. Di dalam dunia arsitektur, yang dimana tugas kita adalah mendesign suatu bangunan. Kita sangat perlu berbagai macam sumbu ilmu pengetahuan dari berbagai macam belahan dunia dan menuangkan ilmu ilmu tersebut pada hasil karya kita yang nantinya mungkin bisa menjadi ciri khas kita dalam mendesign suatu bangunan. Dan ketika kita tahu bagaimana ilmu arsitektur mereka dan bagaimana ilmu arsitektur mereka bekerja kita akan belajar banyak dari mereka dan itu sangat bisa mempengaruhi skill dan pengetahuan kita, tentu juga berpengaruh pada hasil karya atau bahkan kepribadian kita sendiri. Kita bisa menggali ilmu mereka sedalam dalam nya yang kita inginkan dengan berbagai macam cara. Bisa dengan membaca buku dari berbagai macam negara, atau mungkin sekarang jaman semakin canggih kita bisa mengaksees nya melalui media sosial (youtube, instagram, tiktok) atau mungkin kita bisa mengikuti perkembangan berita dari berbagai belahan dunia, jadi kita tetap update untuk setiap perkembangan nya. Ilmu pengetahuan sangat penting dalam kehidupan kita, semakin kaya ilmu kita maka akan semakin besar juga ruang lingkup yang bisa kita gapai. Semakin besar juga value yang ada didalam diri kita dan itu bisa mempengaruhi pola pikir kita terhadap sesuatu.

Selanjutnya yang kedua ada Techne yang merupakan penerapan di dunia nyata atau praktik nyata dari ilmu yang sudah kita dapatkan atau kecerdasan epitesme yang sudah ada di dalam diri kita. Techne juga meliputi penggunaan hardskill dan softskill yang ada didalam diri kita. Setelah melakukan wawancara arsitektur bersama ibu Tresnowati kemarin saya menjadi lebih tersadarkan bahwa di dalam perkuliahan banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan hardskill dan softskill kita. Salah satu nya bisa dengan mengikuti organisasi organisasi yang ada di kampus, bu Tresnowati menyampaikan bahwa sangat penting untuk aktif pada saat masa perkuliahan selain untuk menambah pertemanan mengikuti organisasi merupakan wadah yang tepat untuk melatih hardskill maupun softskill kita dan juga menambah pengalaman kita. Tidak harus merupakan organisasi didalam kampus, organisasi diluar kampus juga bisa melatih hardskill dan softskill kita tentu saja. Pengalaman kita dari mengiktui organisasi organisasi terbilang cukup penting dan berpengaruh terhadap diri kita sendiri, kita bisa banyak belajar dari pengalaman tersebut di berbagai macam aspek. Misalnya belajar cara melakukan sesuatu yang merupakan termasuk hardskill misalnya jadi bisa membuat proposal atau surat perijinan, dan juga softskill misalnya cara berbicara di depan orang banyak, cara bernegoisasi dengan orang lain, cara kita menyampaikan ataupun menerima pendapat, cara kita mengatur waktu dan masih banyak lagi. Contoh dari techne sendiri adalah dengan mengikuti kuliah praktek atau yang biasa kita sebut magang yang merupakan kerja nyata dari simulasi yang sudah kita latih di studio di masa perkuliahan. Dimana magang ini mungkin bersifat opsional sesuai dengan ketentuan universitas masing masing namun magang ini sangat berbeda dengan simulasi studio yang biasa kita lakukan di studio pada saat perkuliahan. Di dunia kerja nyata kita berhadapan langsung dengan masalah masalah yang nyata adanya dan kita harus bisa dan siap untuk mengahadapi dan mencari solusinya. 

Pada saat inilah kecerdasan epistesme kita ilmu ilmu yang sudah kita dapatkan selama perkuliahan sangat berguna untuk kelangsungan pekerjaan kita, ketika kita memiliki ilmu yang cukup atau bahkan lebih kita bisa dengan mudah menyelesaikan perkerjaan yang memang seharusnya kita kerjakan. Dan juga skill skill yang sudah kita latih pada saat mengikuti organisasi sangat terpakai di dunia magang atau kerja nyata ini. Dengan sudah terlatihnya kita dalam membagi waktu dan lain hal sebagainya kita pasti menjadi lebih mudah melewati hari hari dan juga permasalahan yang ada di dunia pekerjaan. Bayangkan jika kita tidak memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan juga skill yang memumpuni, pekerjaan akan berantakan dan tidak terurus dengan baik. Dengan effort yang lebih kita bisa melatih kemampuan yang ada didalam diri kita dan jika kita terus melakukan itu dengan rutin dan sungguh sungguh itu bisa menjadi sebuah bakat yang tidak kita punya sebelum nya

.

Kecerdasan yang ketiga adalah phronesis yaitu taktikal dalam bertindak. Selain kecerdasan epitesme atau ilmu pengetahuan, kemampuan mengambil sikap dan kemampuan mengambil keputusan bijaksana dalam menghadapi masalah juga diperlukan dalam kehidupan ini. Setiap keputusan atau setiap sikap kita dalam merespon orang sangat penting untuk keberlanjutan hidup yang akan kita lalui nantinya. Jika dikaitkan dengan dunia perkuliahan mungkin bisa dibilang ketika masih menjadi mahasiswa kita belum mmepunyai banyak kemampuan dalam kecerdasan yang satu ini, karena kita belum turun ke dunia kerja secara nyata. Namun jika kita mengambil contoh paling kecil, bisa dimulai dengan cara kita menyikapi orang lain terhadap sesama mahasiswa misalnya dalam berteman, ketika sedang ada masalah dalam pekerjaan tugas kelompok, ketika menghadapi teman yang memiliki sikap yang buruk, dari sana kita sudah bisa mulai untuk berlatih dalam kecerdasan ini yaitu kemampuan mengambil sikap dan mengambil keputusan. Namun jika mengingat kembali kepada wawancara yang saya lakukan bersama ibu Tresnowati, saya merasa heran mengapa seorang arsitektur yang sudah sangat berpengalaman dan tentu saja sibuk mau meluangkan waktunya untuk membantu saya melakukan tugas wawancara ini, sikap nya yang ramah dan sangat welcome juga bisa membuat orang merasa nyaman di dekatnya. Dan ketika saya mulai wawancara dengan beliau saya menjadi mengerti, karena dari dulu beliau sudah aktif dalam ber organisasi dari semenjak kuliah bahkan sampai di detik saya mewawancarai, beliau masih aktif berbagai macam kegiatan diluar pekerjaan nya. Mungkin karena itulah ketika dia banyak bertemu dengan orang yang berbeda beda dengan karakter dan permasalahan yang berbeda beda juga ia menjadi tahu bagaimana harus bersikap kepada orang orang di sekitarnya

Kecerdasan yang terakhir adalah sophia, ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Selain ketiga kecerdasan yang tadi sudah dibahas, kecerdasan yang satu ini juga sangat penting di dalam kehidupan kita. Ketika kita berani dan mencintai apa yang kita kerjakan kita akan merasa nyaman dan menikmati segala proses yang sedang kita kerjakan. Ketika wawancara kemarin saya sempat menanyakan kepada ibu Tresnowati tentang bagaimana cara dia mencintai apa yang sedang dia kerjakan setiap harinya. Beliau menyampaikan ketika ia baru masuk kedalam dunia arsitektur tentu saja mengalami masa sulit tetapi cara dia mengatasinya adalah dengan cara terus menjalani dan mengingat perjuangan orang orang yang sudah mendukung kita sampai ketitik ini, terutama pada saat memasuki dunia pekerjaan ia menyampaikan ia menjadi jatuh cinta kepada pekerjaan nya karena ketika project yang sudah ia buat dan susun sedemikian rupa akhirnya terealisasikan juga. Beliau menyampaikan ada keterpuasan tersendiri setelah berhasil melakukannya. Beliau juga menyampaikan sekaligus memberi pesan dan nasehat kepada saya bahwa keputusan yang sudah kita ambil harus kita selesaikan, kita harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah menjadi pilihan kita. Dari apa yang disampaikan oleh beliau saya bisa menarik kesimpulan bahwa ketika sudah mengambil keputusan, kita harus siap dan bertanggung jawab dalam menjalani nya. Meskipun awalnya sulit harus tetap memiliki keberanian dalam bertanggung jawab atas pilihan yang sudah diambil dan terus jalani. Akan ada saat dimana kita merasa nyaman dan kecintaan terhadap karya yang kita kerjakan.

Keempat kecerdasan ini sangat penting dalam kehidupan kita dan keempat kecerdasan ini sangat berkesinambungan dalam artian nyambung satu dengan yang lainnya maka dari itu penting nya untuk menjaga agar tiap dari diri kita memiliki ke empat kecerdasan ini sama rata. Ketika kita memiliki ke empat kecerdasan ini sama rata, kita akan memiliki ciri khas menarik dalam diri kita. Seperti yang diawal di katakan kadar nous di tiap orang berbeda beda, semua itu kita sendiri yang atur seberapa banyak kadar nous atau seberapa besar ciri khas yang ingin kita punya dalam diri kita. Semua bisa kita usahakan dengan effort yang kita lakukan, kita memegang kendali penuh terhadap diri kita sendiri. Ingin menjadi pribadi yang biasa saja atau menjadi orang yang mempunyai ciri khas tersendiri.

Jadi menurut saya sangat penting untuk menyeimbangkan ke empat kecerdasan ini, dengan seimbangnya nous yang ada di dalam diri kita kita bisa menjadi seorang profesional yang tahu akan value yang ada dalam diri kita dan tahu ciri khas yang kita punya. 

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Nofitrian Shelly – Reflection

Bagi saya, Nous merupakan ciri khas seseorang. Nous membutuhkan keseimbangan dari 4 kecerdasan yaitu Episteme; Phronesis; Techne; dan Sophia, bukan hanya unggul di salah satu bidang kecerdasan tapi mengabaikan bidang kecerdasan lainnya. Dalam kehidupan perkuliahan di jurusan arsitektur, Nous sangat berpengaruh. Mulai dari Episteme yang memiliki porsi paling besar yaitu sebagai ilmu pengetahuan, bahkan ilmu pengetahuan merupakan hak mendasar dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya manusia tidak lepas dari ilmu pengetahuan karena pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan kebudayaan dan peradaban manusia. 

Dalam kehidupan perkuliahan Episteme merupakan kecerdasan yang hampir selalu diasah dan digunakan setiap harinya. Episteme yang saya dapat sehari-harinya dan paling banyak adalah melalui guruchella, yaitu sistem belajar seperti mentoring dari dosen-dosen atau sesi tutor seperti pada mata kuliah Architecture Design. Lalu sisanya seperti: distance learning pada saat Guided Self Learning Class (GSLC), buku-buku yang dapat diakses dari perpustakaan di universitas, banyaknya video pembelajaran yang disediakan pada aplikasi atau website Binusmaya, dan lain-lain. Dari banyaknya Episteme yang saya dapat, bagi saya Episteme merupakan kecerdasan dari dunia pendidikan yaitu kampus dengan lebih banyak belajar dengan mendengarkan, karena semua fasilitas yang disediakan dari universitas untuk melatih kecerdasan Episteme mahasiswa, semuanya diakses dan dicerna melalui atau dengan cara mendengar. Pada saat saya mendapat tugas wawancara dari pak Realrich pada mata kuliah Introduction to Architecture, saya juga mendapat kecerdasan Episteme dari arsitek yang saya wawancarai, Mande Austriono, yaitu berbagai ilmu pengetahuan baru yang diberikan dari beliau, seperti cara menggali kemampuan desain, cara untuk memperdalam ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

Menurut saya Episteme merupakan kecerdasan yang sangat penting dan mendasar dalam Nous, karena jika tidak ada Episteme maka dalam membangun tiga kecerdasan yang lain akan sangat sulit karena tidak didasari oleh ilmu pengetahuan yang kuat. Peran banyak orang dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam hal ini, terutama para pengajar seperti dosen maupun guru. Jika tidak adanya seseorang yang meneruskan, memfasilitasi, atau memberitahu mahasiswa mengenai ilmu pengetahuan yang begitu luas maka mahasiswa akan jauh lebih sulit dan lebih lambat dalam mengembangkan kecerdasan ini.

Diikuti dengan Phronesis yaitu kecerdasan taktikal dalam bertindak atau kemampuan untuk mengambil sikap dan keputusan bijaksana dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari di kampus, karena didominasi oleh gaya belajar mendengar, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit sehingga terdapat gap antara pelajaran di universitas dan dunia praktik dan akan menghasilkan sifat impulsif. Biasanya, mahasiswa kurang dalam hal kecerdasan Phronesis ini. Kecerdasan Phronesis ini dapat saya lihat dari sikap atau reaksi seseorang terhadap sosial, bagaimana mereka menyelesaikan sebuah masalah. Kecerdasan Phronesis ini bisa dilatih ketika turun ke lapangan langsung atau ketika berinteraksi dengan seseorang. Phronesis hanya dapat terwujud dalam tindakan yang bersifat situasional dimana adanya kemampuan untuk menilai sebuah situasi secara bijak yang juga mempertimbangkan kepentingan diri sendiri sekaligus kepentingan yang lainnya. Menurut saya singkatnya Phronesis bisa disebut pemikiran mengenai problem solving. 

Menurut saya, dalam kehidupan perkuliahan di dunia arsitektur, problem solving merupakan suatu hal yang sangat penting. Pada saat wawancara yang saya sebutkan diatas, saya juga dapat sedikit melihat kecerdasan Phronesis pada arsitek yang saya wawancarai, Mande Austriono mengenai cara beliau bertindak atau caranya dalam menyelesaikan masalah selama masa hidupnya. Saya juga dapat belajar dari beliau bahwa dalam memilih seorang arsitek yang kita sukai, kita dapat belajar atau melihat kecerdasan Phronesis yang dimiliki arsitek tersebut melalui karyanya, bagaimana arsitek-arsitek tersebut menyelesaikan masalah dan kemampuan mengambil keputusan dari situasi yang kompleks dan khas dari setiap karya yang mereka buat. Pak Mande mengungkapkan bahwa arsitek berbeda dengan seniman, jika seniman tidak memiliki aturan dalam berkarya, arsitek memiliki hal tersebut. Maka dari itu ketika terjadi permasalahan yang tidak sesuai aturan, arsitek harus memiliki suatu solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Seperti kalimat yang diucapkan beliau, “Jadi, solusi setiap arsitek itu pasti akan beda walaupun briefnya sama”, beliau menyebutkan bahwa setiap cara orang atau masing-masing arsitek dalam memecahkan masalah pasti berbeda, sehingga ia mengagumi seorang arsitek dari setiap gaya atau cara arsitek tersebut memecahkan solusi dari setiap karya bangunan yang dibuatnya. 

Selanjutnya ada kecerdasan Techne, karena mahasiswa kurang dalam hal kecerdasan Phronesis, beruntungnya ada Techne yaitu skill yang diberikan dari dunia pendidikan, yang disimulasikan ke dalam studio desain, yang diperkuat dengan adanya kuliah praktik dan profesi tetapi ini bersifat opsional dengan kata lain, setiap universitas atau kampus dapat memberikan kebijakan atau gaya belajar yang berbeda. Saat di Binus saya merasakan adanya dukungan pada kecerdasan Techne ini. Melalui mata kuliah seperti Architecture Design, Building Technology, dan Computational Architecture saya bisa merasakan praktik dalam menggambar, modelling, dan rendering. Kemudian pada saat semester 5 dan 6 nanti, juga akan disediakan beberapa pilihan yaitu kesempatan belajar di luar negeri; membangun suatu usaha; pengabdian pada masyarakat; kuliah praktik dan profesi magang yang nantinya akan melatih soft skill maupun hard skill yang lebih banyak untuk kita, ada juga pilihan lain yang dapat melatih Episteme seperti lanjut ke Strata-2 atau penelitian untuk skripsi. Saya merasa bahwa kecerdasan Techne ini ikut serta dalam penugasan wawancara yang diberikan, karena memerlukan salah satu soft skill yaitu komunikasi mengenai bagaimana menyikapi arsitek yang menetapkan waktu wawancara secara mendadak, bagaimana saya mengikuti waktu tersebut, bagaimana cara saya bersikap ketika sudah bertemu langsung dan melakukan wawancara.

Techne sebenarnya juga bisa dilatih dari hal-hal kecil yang didapat dari universitas atau kampus seperti melalui presentasi-presentasi di kelas; kerja kelompok; organisasi kemahasiswaan; tugas pengabdian pada masyarakat, yang dapat membentuk soft skill kita dalam hal komunikasi, kerja tim, kepemimpinan, dan empati. Menurut saya melalui kecerdasan Techne akan sangat berpengaruh juga untuk mendapatkan relasi dari berbagai lingkup pendidikan yang kita hadapi. Relasi merupakan hal yang sangat penting dalam pekerjaan dan untuk bertahan hidup. Sehingga kecerdasan Techne ini bagi saya bisa disebut dengan kecerdasan pada masa kehidupan perkuliahan yang akan menjadi bekal untuk kehidupan di masa depan dan dalam dunia pekerjaan nantinya, karena Techne inilah yang akan lebih dicari di dalam dunia pekerjaan nanti.

Kecerdasan yang terakhir yaitu Sophia yaitu kebajikan atau wisdom yang merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Sophia sering dikaitkan dengan intuisi karena melibatkan penalaran mengenai kebenaran universal atau umum. Sophia tidak  memiliki nilai praktikal, bersifat kontemplatif, dan memiliki unsur pemahaman. Kecerdasan Sophia ini berbeda dengan Phronesis, bedanya Sophia lebih umum dan melibatkan perasaan atau intuisi sedangkan Phronesis perlu adanya pemikiran rasional yang meliputi berbagai analisis. Sophia lebih menekankan pada apa yang kita rasakan bukan apa yang kita lihat, jadi apa yang kita pahami belum tentu bisa ditransfer kepada orang lain sehingga Sophia ini bersifat sangat personal. Sophia dalam dunia perkuliahan merupakan apa yang kita nikmati seperti rasa senang; menikmati; lelah; dan sebagainya, serta menekankan pada pengetahuan terhadap diri sendiri, seperti saya bisa menjadi apa dan saya ini apa. Menurut saya Sophia merupakan poin penting dalam Nous, karena menekankan transformasi secara mendasar yang mengubah diri saya. 

Dalam konteks kehidupan perkuliahan, saya bisa kehilangan apa yang saya dapatkan termasuk ilmu pengetahuan kalau tidak dapat saya transformasi dalam diri saya. Sophia mengharuskan saya untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan tersebut ke dalam diri saya, supaya saya bisa menjadi sesuatu di masa depan. Sehingga bagi saya, dalam kehidupan perkuliahan, Sophia merupakan sebuah pemahaman mengenai tujuan utama dari hidup kita, visi yang akan saya buat dari berbagai perasaan yang saya alami dan apa yang saya rasakan serta pahami sehingga saya dapat membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Ilmu pengetahuan yang sudah saya dapat harus bisa saya transformasikan ke diri saya agar saya dapat menjadi arsitek yang sukses nantinya, sehingga ilmu pengetahuan mengenai dunia arsitektur yang saya dapatkan dalam dunia pekerjaan bisa mengubah saya menjadi seorang arsitek yang baik atau diri saya sendiri yang lebih baik lagi di masa depan. Mungkin contoh yang bisa saya ambil adalah dari wawancara bersama pak Mande kemarin mengenai Sophia, beliau menjelaskan bahwa sedari awal beliau kuliah, pak Mande memang sudah berencana menjadi arsitek dan ingin membuka sebuah kantor pribadi miliknya. Singkatnya Sophia merupakan pemahaman mendalam tentang kehidupan yaitu makna dan tujuan hidup. 

Keseimbangan keempat kecerdasan ini yaitu Episteme; Phronesis; Techne; dan Sophia, membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang. Meskipun berbeda, tapi setiap kecerdasan yang ada di dalam Nous terus berdampingan. Kita tentu perlu melihat dan mempertimbangkan kadar Techne dalam diri kita untuk mempunyai Sophia, sedangkan Techne didapat dari Episteme dan Phronesis. Mungkin ada yang lebih unggul pada kecerdasan Episteme, ada yang lebih menguasai kecerdasan Phronesis, ada yang lebih terlatih pada kecerdasan Techne, atau ada yang lebih kuat dalam Sophia. Contohnya ada yang lebih menguasai teori dibanding dengan praktiknya, ada yang hebat dalam memecahkan masalah tetapi tidak dapat mempresentasikannya, dan masih banyak lagi. 

Dalam kehidupan perkuliahan mungkin Episteme memiliki porsi lebih banyak sehingga banyak mahasiswa yang lebih cenderung ke arah sana tetapi ketika lulus dari perkuliahan, menurut saya, mahasiswa perlu sedikit banyaknya memiliki keempat kecerdasan ini secara seimbang. Tentu saja dalam hal mengembangkan keempat kecerdasan ini, support system akan sangat berpengaruh. Adanya support system akan memberikan suatu dukungan sosial terhadap apa yang kita lakukan, sehingga akan membuat kita menjadi lebih bersemangat dalam mencintai dunia arsitektur dan secara tidak langsung mengembangkan keempat kecerdasan ini. Support system tersebut bisa berupa teman seperjuangan dalam jurusan atau kehidupan perkuliahan, keluarga, sahabat, pasangan, atau memotivasi diri sendiri melalui role model kita. Dengan melengkapi setiap kadar Nous, ini akan menjadikan diri kita sebagai seorang profesional dalam studio yang mengenal diri sendiri dan tujuan hidup pada diri masing-masing.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Qaisya Amellia Syabrina Qodri – Reflection

Bagi saya, Nous adalah dimana kita Belajar banyak hal, baik dari segi Teknologi, Sains, seni san ilmu pengetahuan. Kita bisa belajar latar Belakang dari suatu sejarah atau belajar dari karya karya terkenal seluruh Dunia. Kadang Kita bisa menggunakan Indera indera kita untuk menikmati apa yang kita pelajari, seperti Kita bisa melihat bangunan atau Pemandangan yang indah, Merasakan makanan Dan sebagainya. Itu juga bisa menjadi motivasi kita untuk melakukan  Hal Hal yang luar biasa, mungkin juga bisa mengispirasikan untuk Orang lain. 

Kadang kita harus memperluas Ilmu pengetahuan kita dengan cara Membaca buku atau melihat di internet untuk mencari informasi. Dan Kita juga harus banyak mempelajari Hal Hal baru, seperti kita coba untuk Memasak, Belajar menyetir dan banyak Hal Hal baru lainnya yang perlu kita coba juga. Jangan pernah Takut Untuk melakukan hal hal yang baru dan jangan mudah menyerah.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Rafa Alifandra Karel – Reflection

Bagi saya nous dalam kehidupan perkuliahan memiliki peran yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses belajar saya. Dimana, Nous sendiri memiliki 4 elemen yang mencerminkan kecerdasan dalam membangun wawasan yang terdiri dari Episteme, Pheronesis, Techne, dan juga Sophia, keempat elemen ini memiliki pengaruh yang besar terhadap perjalanan kuliah saya. Dimana keempat elemen tersebut memiliki artinya masing-masingg yakni, Episteme yang merupakan ilmu pengetahuan, dimana dalam dunia perkuliahan setiap mahasiswa harus memiliki porsi dalam ilmu pengetahuan yang cukup untuk menunjang pedinidikan di Universitas tersebut. Episteme, bagi saya sendiri merupakan sebuah proses analisa yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan sebuah ilmu dasar, yang dimana cara belajar dengan menganalisa inilah yang juga saya terapkan dalam dunia perkuliahan arsitektur. 

Analisa sendiri merupakan suatu cara atau kegiatan untuk memeriksa serta menyelidiki peristiwa melalu data untuk mengetahui bagaimana keadaan yang sebenar nya terjad, dan dari situ, saya mendapatkan banyak ilmu serta hal yang baru sayang ketahui, dengan contoh saya mewawancarai arsitek senior yang dimana beliau pernah kuliah di amerika untuk mempelajari serta mendalami undang-undang arsitek yang ada di negara tersebut, dan beliau kembali ke Indonesia dengan membawa ilmu yang di dapat di sana dan menerapkan ilmu tersebut melalui penerbitan undang-undang arsitek.

Dari sini kita belajar bahwa menganalisa suatu hal yang baru dapat memberikan solusi terhadap ilmu yang di dapatkan pada saat menempuh pendidikan di luar negri dan membawa dampak yang baik untuk udang-undang arsitek. Dan ketika saya berbincang dengan beliau, saya mendapatkan banyak ilmu serta sudut pandang yang baru yang kemudian saya dalami lagi hal tersebut dengan menganalisa nya, apa yang membuat beliau tersebut menjadi seorang arsitek yang hebat dan sukses. Pembelajaran itu tentunya akan sayan terapkan dalam dunia perkuliahan saya sebagai mahasiswa arsitektur yang sedang saya tempuh. Elemen selanjutnya merupakan Pheronesis, bagi saya memahami teori saja tidaklah cukup, elem Pheroneis juga di perlukan dalam dunia perkuliahan, dimana elemen ini merupakan bentuk dari merealisasikan sebuah teori pelajarajan ke dalam dunia praktik. 

Belajar praktik sendiri merupakan suatu proses yang dilakukan untuk melatih serta meningkatkan keterampilan seseorang, dengan adanya kesempatan melakukan sebuah praktik yang diberikan universitas kepada mahasiswa nya, dapat merasakan pengalaman langsung serta merasakan apa yang terjadi di lapangan dan mencari sebuah problem solve ketika terjun kelapalangan langsung. Dimana nanti nya seluruh pengalaman ini, dapat menjadi bekal saya pribadi maupun mahasiswa lain dalam melakukan pekerjaan profesi sebagai arsitek. Kegiatan praktik juga menjadi sebuah pelajaran yang lebih banyak terlibat langsung, sehingga akan menjadi lebih efektif bagi diri saya dibandingkan hanya menerima pembelajaran pasif yang hanya tau teori tetapi tidak pernah terjun kelapangan.

Selanjutnya Techne, bagi saya elemen techne juga menjadi pedoman saya dalam menjalani praktik sungguhan. Techne mengajarkan saya bagaimana meralisasikan materi arsitek kedalam studio perancangan desain serta diperkuat dengan pembelajaran praktik seperti membuat maket dari apa yang kita sudah desain, pembelajaran ini sungguh penting bagi diri saya dalam memperoleh sumber pengetahuan, yaitu mengenai pengetahuan yang saya terima dan saya tuangkan dalam bentuk praktik profesi, dimana kegiatan praktik ini akan menjadi sebuah pengalaman atau experiental knowledge yang berguna bagi profesi saya nanti kedepannya sebagai seorang arsitek. Untuk menjadi seorang arsitek sendiri tidaklah mudah, pasti banyak tantangan yang harus saya lalui. Kesiapan dan kematangan untuk menjadi seorang arsitek dalam memulai pekerjaan, sangat penting bagi diri saya. Dengan memiliki kesiapan, segala pekerjaan akan dengan mudah diatasi dan juga dapat dikerjakan dengan lancar hingga memiliki hasil yang baik dan sempurna.

Selama melakukan kegiatan praktik, saya mampu melihat, mengamati, memahami, dan membantu saya dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada, maka saya menyimpulkan bahwa saya tidak akan bisa belajar hanya berdasarkan teori saja, tetapi saya harus terjun langsung ke lapangan dan merasakan sendiri bagaimana seorang arsitek melakukan tugas-tugasnya. Elemen Techne menjadi sebuah elemen yang sangat penting bagi diri saya dan dunia perkulihan yang arsitek yang sedang saya jalani ini. Dengan seluruh fasilitas lengkap dan relevan yang disediakan oleh Universitas, sangat membantu saya mewujudkan tujuan pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi bekal masa depan saya yang akan kerja dan berprofesi sebagai seorang asritektur.

Elemen Nous yang selanjutnya merupakan Sophia, Sophia sendiri merupakan sebuah ranah yang jauh lebih personal yang membentuk keberanian serta kecintaan dalam setiap proses berkarya. Dalam mengejar sebuah cita-cita tentunya dipenuhi dengan segala rintangan perjalanan, namun seluruh rintangan itu akan dengan mudah dilalui apabila pada dasarnya diri kita telah memiliki kegigihan dan rasa cinta terhadap cita-cita kita. Seperti halnya yang terjadi pada diri saya sekarang, saya telah bermimpi untuk menjadi seorang arsitek sejak kecil, dan dengan perlahan-lahan saya mulai mendalami dunia arsitek. Rasa ingin tahu saya yang sangat tinggi hingga mendorong saya untuk semakin semangat dalam meraih sebuah cita-cita. Dan dengan mendalami dunia arsitek, rasa cinta saya terhadapnya menjadi semakin tinggi dan membuat diri saya semakin yakin untuk masuk kedalam jurusan arsitek saat kuliah.

Namun dilain sisi dalam meraih sebuah impian, saya membutuhkan alasan yang cukup kuat untuk memulai hal baru. Banyak sekali orang diluar sana yang telah melalui proses yang panjang dalam mengejar cita-citanya namun harus berhenti ditengah jalan, hal ini terjadi karena kurangnya persiapan dalam diri mereka untuk menghadapi semua proses rintangan yang dirasa cukup berat untuk dilalui. Elemen Sophia mengajarkan saya untuk selalui mencintai sebuah pekerjaan yang dengan memiliki rasa keberanian yang besar, ini sangat membantu saya untuk menempuh dunia perkuliahan arsitek dengan persiapan yang cukup matang. Saya juga merasakan perbedaan yang cukup besar apabila saya melakukan sesuatu dengan memiliki rasa kecintaan dan keberanian akan setiap prosesnya, hal ini sangat jauh berbanding terbalik apabila saya melakukan suatu pekerjaan tanpa dasar cinta dan keberanian yang tertanam dalam diri saya.

Manfaat lain untuk diri saya dengan menerapkan elemen Sophia, membuktikan sendiri bahwa untuk mencapai sebuah cita-cita, saya harus berani berjuang dalam tekanan apapun yang mungkin terjadi di kedepannya. Seluruh masa perkuliahan pasti bisa saya lalui apabila saya mau bertahan dan bersungguh-sungguh dalam menjalankannya. Semester pertama kuliah tentunya menjadi hal yang sangat baru bagi saya. Seiring waktu dengan perlahan, saya mulai mengenal lingkungan baru perkuliahan serta mengenal juga bagaimana dunia arsitek yang sesungguhnya. Dengan berlandaskan rasa cinta dan keberanian saya kepada setiap proses yang saya akan jalani terhadap jurusan arsitek, saya merasa mampu untuk melewati masa-masa awal perkuliahan ini dengan sangat baik. 

Keempaat elemen Nous mengajarkan saya bagaimana cara menyesuaikan diri saya di dunia perkuliahan arsitek, dengan adanya elemen-elemen tersebut, membuat saya menjadi lebih paham mengenai aspek apa saja yang ada pada arstitek. Elemen tersebut juga membantu saya dalam menemukan hal-hal baru mengenai diri saya, dimulai dengan saya yang menjadi tahu akan perlunya kegiatan praktik pada proses pembelajaran arsitektur. 

Pada awal dimulainya masa perkuliahan, saya masih belum dapat menempatkan dam memposisikan diri saya dengan baik, semua terasa begitu berat bagi diri saya. Dengan seiring berjalannya waktu, saya mulai mengenal Nous dimana terdapat 4 elemen yang membantu kita untuk mengeksplor lebih dalam mengenai dunia arsitek, serta bagaiman perjanan untuk menjadi seorang arsitek. Kehadiran elemen Episteme, dimana elemen ini mengajarkan mahasiswa untuk mengenal dasar-dasar pada jurusan arsitektur, saya menggunakan metode analisa dalam menerima sebuah informasi yang berkaitan dengan dunia arsitek, metode ini memudahkan saya untuk menggali lebih dalam mengenai pengetahuan yang sebelumnya belum saya ketahui. 

Setelah mendengar dan mempelajari dasar-dasar ilmu dengan menganalisa, elemen Phronesis membantu saya dalam merealisasikan pelajaran yang telah saya dapatkan melalui materi dikelas dengan terjun langsung ke dalam dunia praktikal. Belajar dengan melakukan kegiatan praktik tentunya berbeda halnya dengan hanya belajar melalui materi yang saya dengarkan di kelas oleh dosen. Dunia praktik sangat membantu saya dalam mengatasi segala rasa penasaran saya berkenaan dengan bagaimana seorang arsitek dapat bekerja, kegiatan ini merupakan penunjang bagi diri saya untuk memasuki dunia profesi dikemudian hari.

Kuliah profesi dan menjalani praktik dengan terjun langsung ke lapangan merupakan tahap yang akan saya tempuh selanjutnya dalam dunia perkuliahan arsitek. Di masa ini, seluruh mahasiswa arsitek akan merasakan simulasi yang sesungguhnya seperti arsitek sungguhan yang telah bekerja. Hal ini berkesesuaian dengan elemen Techne, dimana elemen ini merupakan elemen selanjutnya yang akan saya realisasikan di kemudian hari, ketika sudah saatnya saya memasuki dunia simulasi studio sebagai seorang arsitek. Dengan bekal-bekal ilmu dasar dan kegiatan praktik yang telah saya lakukan, akan menjadi sangat bermanfaat pada masa kuliah praktik dan profesi dikemudian hari.

Semua perjalanan yang saya mulai dari menjalani pendidikan arstitek hingga turun ke dunia profesi tentunya tidak akan terasa mudah apabila dilakukan dengan sebuah paksaan. Dalam memulai suatu hal, saya selalu berfikir matang dan mencari tahu terlebih dahulu akan hal tersebut. Seperti halnya yang saya lakukan sebelum masuk ke dalam jurusan arsitek, saya telah melakukan research mendalam dan menyadari bahwa jurusan arsitek akan cocok dengan diri saya. Hal ini juga saya pelajari pada Nous melalui elemen Sophia yang menjelaskan bahwa rasa keberanian dan kecintaan dalam berkarya perlu ada dalam diri seseorang. 

Hingga kini, dalam dunia perkuliahan arsitek, saya merasa tidak terbebani dan enjoy dalam menyelesaikan seluruh tugas-tugas yang ada, karena semua ini merupakan proses yang harus dijalani setiap orang dalam mencapai sebuah cita-citanya. Dengan itu, saya rasa seluruh elemen yang ada pada Nous atau universitas, sangat membantu dalam masa perkuliahan saya di jurusan arsitek. Dengan seluruh bekal pengetahuan, keberanian dan kecintaan akan dunia arsitek,  saya akan menempuh seluruh prosesnya dengan baik hingga saya dapat membuahkan hasil yang memuaskan.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Raffi Wiratama – Reflection

Bagi saya, dunia perkuliahan arsitektur adalah sebuah perjalanan yang menarik yang membawa mahasiswa ke dalam dunia desain dan konstruksi bangunan. Dalam perkuliahan ini, mahasiswa belajar mengenai berbagai aspek yang terkait dengan arsitektur, seperti survey lokasi, perencanaan lokasi, konsep rancangan, dan estetika.

Mahasiswa arsitektur belajar untuk tidak hanya mendesain sebuah bangunan, namun juga bagaimana bangunan tersebut dapat berfungsi baik tanpa menghilangkan unsur estetika pada bangunan itu sendiri. Menggali pengetahuan tentang bagaimana bangunan di bangun, mulai dari gambar konsep hingga pembuatan maket. Selain itu, mahasiswa juga belajar tentang berbagai gaya arsitektur dari berbagai periode waktu sejarah.

Proses belajar ini tidak selalu mudah. Mahasiswa belajar untuk mendalami pengetahuan tentang cara menggabungkan elemen – elemen desain pada design arsitektur, teknik konstruksi pada teknologi bangunan, dan kreativitas untuk menciptakan bangunan yang memenuhi kebutuhan manusia. 

Dalam konteks ini, Nous, yang berasal dari tradisi ajaran Yunani kuno, memiliki peran yang penting. Untuk memahami peran filosofi nous dalam konteks arsitektur, kita harus menggali lebih dalam. Dalam arsitektur, nous berarti menggabungkan ide dan kreativitas dalam merancang sebuah bangunan.

Dunia perkuliahan arsitektur, kita belajar untuk memahami kebutuhan dan fungsi dari bangunan serta menciptakan desain yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar. Nous membantu kita menggabungkan berbagai elemen ini dengan baik, menghasilkan bangunan yang dapat berfungsi maksimal namun juga tidak lupa dari segi estetik.

Selama kuliah, mahasiswa arsitektur belajar menganalisis data, merencanakan konsep, dan mengerjakan tugas – tugas arsitektur yang mencerminkan pemahaman mahasiswa secara tidak langsung mengenai nous. 

Terdapat empat bagian nous yang penting dalam pemahaman dunia arsitektur, yaitu episteme, phronesis, techne, dan sophia. Kita akan menghubungkan konsep – konsep ini dengan dunia arsitektur dan memberikan contoh – contohnya bila di implementasikan ke dunia arsitektur.

1.Episteme (Ilmu Pengetahuan)

Episteme adalah salah satu dari bagian nous. Episteme merupakan pengetahuan yang didasarkan pada fakta dan logika. Ini adalah pengetahuan yang bersifat universal dan objektif. Dalam konteks arsitektur, episteme mengacu pada prinsip – prinsip dasar desain yang kita pelajari pada mata kuliah desain arsitektur, teknik konstruksi pada mata kuliah teknologi bangunan, dan teori arsitektur. Contohnya adalah pemahaman tentang pondasi, dinding, dan kuda – kuda atap yang memungkinkan kita untuk merancang bangunan yang kokoh dan aman. Hal ini secara singkat menjelaskan bahwa proses pembelajaran di dunia perkuliahan menjadi salah satu contoh dalam episteme.

Episteme juga diperoleh karena adanya penelitian yang dilakukan dalam studi secara sistematis, didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan menggunakan metode ilmiah dalam menganalisis data. Terdapat kuadran north (power), east (tradition), west (capitalism), south (socialism) dalam sebuah episteme.

Di perkuliahan saat ini, episteme memegang porsi paling besar diantara empat bagian nous lainnya. Karena dalam proses pembelajaran, mahasiswa lebih banyak mendengarkan materi – materi yang disampaikan. Sehingga bobot yang kita dapat tidak seimbang.

2.Phronesis (Taktikal dalam bertindak)

Phronesis merupakan kecerdasan taktikal dalam bertindak yang berkaitan dengan etika dan moral. Phronesis adalah kemampuan untuk membuat keputusan bijaksana berdasarkan pengalaman yang ada. Dalam dunia arsitektur, phronesis akan membantu seorang arsitek dalam membuat keputusan mengenai proyek – proyeknya, seperti bagaimana memperhatikan keberlanjutan lingkungan yang ada dalam mata kuliah sustainable architecture.

Phronesis dilatih untuk memimpin dan memahami dinamika tim serta sikap ketika mengambil keputusan bila berada di lapangan. Cara kita mengambil keputusan etis dalam keadaan kompleks menjadi peranan krusial bagi seorang arsitek. Karena terbiasa mengambil keputusan etis, lama kelamaan seorang arsitek akan muncul sikap impulsive, sikap dimana kita tidak lagi berfikir panjang mengenai sebuah keputusan. Hal ini timbul karena pengalaman yang sudah kita lalui contohnya seperti magang.

Namun di dunia Pendidikan, gaya belajar mendengarkan masih mendominasi seperti yang sudah dijelaskan pada episteme sebelumnya. Ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Sehingga menimbulkan jarak antara pelajaran yang di dapat di universitas dan realita di dunia praktik.

Phronesis, secara konseptual, merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan Tindakan dengan bijak dan taktik. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam dan pola piker yang matang dalam menjalankan suatu Tindakan. Dalam dunia pendidikan, menurut pandangan saya, phronesis seringkali kurang ditekankan. Pendidikan cenderung fokus pada teori dan pemahaman tanpa memberikan cukup kesempatan untuk praktik.

Berdasarkan pemahaman yang telah saya peroleh, pendidikan tidak selalu mendukung pengembangan phronesis secara optimal. Ini bukan berarti pendidikan menghalangi seseorang untuk memiliki phronesis, tetapi lebih kepada kurangnya fasilitas untuk mengembangkan pemikiran dan pemahaman tersebut sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

Mahasiswa yang memiliki phronesis cenderung lebih mahir dalam menghadapi situasi dengan cepat dan terorganisir, dan dianggap sebagai orang yang berpengetahuan dan bijak. Bagaimana seseorang menghadapi situasi dengan keteraturan dan ketertiban adalah inti dari konsep phronesis.

Dalam dunai arsitektur, phronesis sangat penting, terutama bagi seorang arsitek. Tanpa phronesis, perencanaan yang teliti dapat berantakan jika tidak dikelola dengan baik, terutama dalam situasi darurat yang tidak terduga. Ini menekankan pentingnya memiliki kemampuan taktis dan bijak dalam menghadapi situasi di luar perencanaan.

3.Techne (Simulasi studio)

Techne merujuk pada keterampilan praktis yang diperoleh melalui pelatihan dan latihan. Dalam arsitektur, techne melibatkan kemampuan fisik dan teknis untuk merancang dan membangun sebuah bangunan. Sehingga kemampuan hard skill dan soft skill bagi seorang arsitek harus selalu di tingkatkan dan di latih. Di dunia arsitektur, studio menjadi tempat, dimana kita bisa mengasah kemampuan kita. Tidak semua universitas memiliki fasilitas tersebut namun biasanya dari kebanyakan arsitek, bekerja dan khususnya berlatih hard skill di studio. Bila dijelaskan secara singkat, techne menerapkan ilmu yang sudah diajarkan dan menerapkannya di dunia nyata.

Techne adalah elemen fundamental bagi individu, karena mencakup dasar – dasar yang diperlukan untuk mengimplementasikan pengetahuan (episteme) ke dalam dunia professional. Secara umum, techne menjadi lebih terikat ketika seseorang memasuki dunia karir mereka. Techne berperan sebagai pelengkap terhadap keterbatasan phronesis. Dalam konteks pendidikan, techne memainkan peran penting dalam memudahkan pemahaman individu terhadap pengetahuan phronesis saat diterapkan.

Sebagai contoh, techne dapat ditemukan dalam praktik studio desain arsitektur. Dalam arsitektur, seorang arsitek harus memiliki tujuan perancangan dan melaksanakannya dengan menggabungkan pengetahuan teknis, baik dalam hal keterampilan “softskill” maupun “hardskill,” yang kemudian di implementasikan dengan presisi.

Ketika seseorang berhasil menguasai techne, dapat dianggap bahwa mereka telah mencapai tahap puncak pengetahuan yang mereka pelajari selama pendidikan mereka. Meskipun mengembangkan techne dapat dimulai sejak masa pendidikan, namun pengaplikasian praktis menjadi kunci untuk mendorong perkembangan techne individu.

4.Sophia (Keberanian)

Sophia adalah jenis pengetahuan yang mendalam dan berhubungan dengan pemahaman filosofis. Sophia merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Dalam konteks arsitektur, sophia dapat ditemukan dalam pemikiran dan konsep – konsep yang menginspirasi desain arsitektur yang unik dan berbobot. Seorang arsitek mungkin menggunakan sophia untuk menciptakan karya – karya yang menggabungkan makna filosofis dengan estetika bangunan.

Sophia lebih fokus pada sifat individu dan bagaimana seseorang dapat terus mendorong perkembangan pribadinya, terlepas dari profesi yang mereka gemari. Sophia melibatkan penggabungan prinsip dasar dengan pengetahuan yang mengikuti prinsip – prinsip tersebut. Pemahaman saya tentang Sophia adalah tentang bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa memberikan makna pada hidup, menghargai, menikmati dan mencintai perncapaian kita, serta memahami makna hidup itu sendiri.

Sophia merupakan keyakinan yang mendorong mahasiswa untuk lebih memahami diri sendiri dan aspek – aspek lain dalam diri. Oleh karena itu, Sophia lebih menekankan aspek – aspek yang bersifat pribadi dan individual. Seseorang yang memiliki Sophia cenderung memiliki keyakinan diri yang kuat dan dapat menikmati hidup. Kecintaan dalam berkarya menjadi motivasi yang mendorong mereka untuk mengekspresikan peraasan dan aspirasi dalam kehidupan.

Dalam konteks arsitektur, Sophia menjadi elemen fundamental bagi kehidupan pribadi seorang arsitek. Mencintai karya dan proses adalah hal yang sangat penting untuk mengasah keterampilan dan keberanian dalam mengungkapkan perasaan melalui karya seni. Selain itu, mahasiswa yang memiliki Sophia lebih mudah menerapkan kecerdasan episteme, phronesis, dan techne karena menikkmati apa yang meraka lakukan

.

Bagi saya sebagai mahasiswa arsitektur, episteme berarti pemahaman yang mendalam tentang prinsip – prinsip dasar dalam arsitektur yang saya pelajari, seperti struktur, material, estetika, dan fungsi. Saya diajarkan untuk memahami episteme untuk mengembangkan pengetahuan yang kuat. Saya harus belajar tentang Sejarah arsitektur, teori desain, dan metode konstruksi yang telah dipelajari sepanjang perkuliahan. Dengan episteme, saya dapat memahami mengapa beberapa gaya arsitektur berbeda – beda pada setiap negara sebagai salah satu contohnya.

Namun episteme juga menantang saya untuk selalu mencari pengetahuan yang baru. Memahami bahwa desain dan teknologi terus berkembang. Selain itu, dalam pandangan saya sebagai mahasiswa arsitektur, episteme juga berbicara tentang tanggung jawab dalam merancang sebuah bangunan. Saya harus mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dari desain saya. Dengan memahami episteme ini, saya dapat menjadi mahasiswa arsitek yang lebih berpengetahuan, kreatif, dan bertanggung jawab.

Sebagai seorang mahasiswa arsitektur, saya dapat mengembangkan phronesis dengan menggabungkan teori dan praktik. Hal ini melibatkan saya pembelajaran tentang prinsip – prinsip desain, teknik konstruksi, dan estetika, tetapi juga melibatkan pengalaman, seperti kunjugan ke lokasi site, menganalisis aktivitas yang ada, dan pembuatan konsep sesuai dengan aktvitas pada lokasi tersebut. Phronesis juga membuat saya untuk terus berpikir kritis, mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari sesain saya.

Dalam arsitektur, phronesis juga dapat membantu saya menghindari kesalahan desain yang tidak efisien. Hal ini membuat saya untuk merancang bangunan yang lebih kreatif, nyaman, dan paling penting fungsional. Selain itu, phronesis membantu saya berkontribusi menciptakan bangunan yang memenuhi kebutuhan masyarakat.

Selanjutnya techne, bagi saya dalam kehidupan mahasiswa arsitektur, techne mencerminkan kemampuan saya dalam merancang dan membangun bangunan di dalam studio kampus sebagai contohnya. Techne melibatkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang saya pelajari dalam desain dan teknologi bangunan. Saya di latih untuk menggunakan keterampilan saya tidak hanya dalam bentuk pengetahuan saja, namun juga di kolaborasikan dengan praktik di studio. Dengan cara itulah saya sebagai mahasiswa dapat melatih kemmapuan hardskill saya. Melalui kombinasi yang terjadi antara pengetahuan dan keterampilan yang seimbang, saya dipersiapkan untuk melatih kemampuan saya sebelum memulai karir di dunia kerja.

Dan terakhir adalah Sophia dalam kehiduapan saya sebagai mahasiswa arsitektur. Sophia memiliki arti mendalam pada perjalanan saya sendiri seorang mahasiswa arsitektur. Bagi saya, Sophia mengacu pada kebijaksaan atau pengetahuan dalam dunia arsitektur dan desain. Sophia adalah teman setia yang membimbing saya dalam menciptakan karya arsitektur dan fungsi bangunan yang memenuhi kebutuhan manusia.

Sophia mengajarkan saya untuk berpikir lebih tentang segala hal yang saya kerjakan. Sebagai mahasiswa arsitek, saya perlu memahami bahwa setiap rancangan memiliki dampak pada lingkungan dan masyarakat. Sophia mengingatkan saya untuk tidak hanya berfokus pada estetika visual, tetapi juga pada prinsip – prinsip etika dan keberlanjutan. Sehingga, saya perlu menjadi mahasiswa yang bijaksana dalam mengambil keputusan.

Selain itu, Sophia juga mengajarkan saya pentingnya kreativitas dan imanjiansi dalam merancang. Sebagai mahasiswa arsitektur, saya sering kali dihadapkan pada masalah kompleks yang memerlukan pemikiran kreatif. Sophia menginspirasi kita untuk berpikir dan menciptakan solusi yang inovatif.

Sophia juga mengingatkan saya bahwa pembelajaran dan pertumbuhan adalah proses selama saya hidup di dunia ini. Harus terus belajar dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Sophia mengajarkan saya untuk mencari pengalaman, baik yang positif maupun yang negatif, sebagai bagian dari perjalanan pribadi saya dalam dunia arsitektur.

Pada akhirnya, filosofi nous adalah konsep filosofis yang memiliki empat komponen penting, yaitu episteme, phronesis, techne, dan sophia. Masing – masing komponen ini memiliki peran dan makna tersendiri dalam pemahaman saya khususnya sebagai mahasiswa arsitektur. Dalam kesimpulan, Nous menawarkan pandangan tentanf berbagai aspek. Episteme, phronesis, techne, dan Sophia mewakili dimensi berbeda dari pengetahuan dan pemahaman, mulai dari pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran, taktik dalam menyelesaikan masalah, praktik yang dilatih untuk meningkatkan keterampilan, serta bagaimana sikap pribadi kita dalam mengenal hal tersebut.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Raymond Preston Prayogo – Reflection

Bagi saya menjalani masa Pendidikan atau universitas merupakan waktu dimana seseorang akan menyerap begitu banyak pengetahuan yang belum pernah didapatkan semasa sekolah. sebagai seorang Mahasiswa Arsitektur, saya merasa sangat banyak Pelajaran baru yang didapatkan, namun menurut saya keseimbangan antara teori dan praktek masih jauh dari kata sempurna. Hal ini merujuk dari suatu paham yang bernama Nous. Secara garis besar nous merupakan suatu kemampuan untuk memahami suatu pemikirian abstrak dan tinggi. Menurut saya setelah menjalani masa perkuliahan selama setengah semester ini, Nous membuka pemikiran saya tentang bagaimana kehidupan kampus tidak selalu menjadi sebuah gambaran Ketika nanti saya lulus dari kuliah. Saya mempelajari apabila nous merupakan penggabungan dari 4 konsep kecerdasan, dimana terdiri atas Phronesis, Episteme, Techne, dan Sophia. 

Secara konsep dan pengertian Phronesis adalah pemikiran atau kecerdasan seseorang yang bersifat taktikal. Taktikal yang saya maksudkan adalah tindakan kita dalam melakukan sesuatu. Segala sesuatu tindakan yang akan dilakukan oleh seorang individu memerlukan suatu pemahaman dan pola pikir yang matang itulah yang disebut sebagai taktikal. Dalam kehidupan di pendidikan, Phronesis menurut saya pribadi masih kurang terterapkan dimana pendidikan cenderung hanya mengajarkan suatu teori atau pemahaman tanpa adanya praktik. Berdasarkan materi yang telah saya pelajari dan pahami, phronesis tidak sepenuhnya didukung oleh pendidikan. Bukan berarti Pendidikan menghalangi seseorang memiliki suatu phronesis, melainkan pendidikan tidak cukup memfasilitasi seseorang untuk mengembangkan pemikiran atau pemahaman phronesis agar bisa diterapkan dalam kehidupan. Individu yang memiliki phronesis cenderung akan lebih pandai dalam mengelola situasi atau kondisi dengan cepat dan tidak terlihat sebagai orang yang amatir karena mereka memiliki suatu kebajikan dan kecerdasan. Selain itu bagaimana seseorang bertindak terhadap suatu hal dengan tertata dan tidak berantakan menjadi poin penting dari Phronesis. Dalam Arsitektur, phronesis sangat penting bagi seorang Arsitek karena tanpa phronesis, segala perencanaan yang telah dibuat sedemikian rupa apabila tidak dikelola dengan baik akan sangat mudah untuk menjadi berantakan karena seperti yang sudah saya sampaikan apabila seseorang akan kesulitan apabila tidak dapat mengelola suatu situasi terutama jika situasi darurat yang tidak ada dalam perencanaan.

Kemudian ada episteme, secara garis besar episteme merupakan suatu ilmu pengetahuan yang didapatkan melalui pembelajaran dan episteme ini merupakan bagian dari tahap dimana seseorang mengembangkan pengetahuan diri mereka. Dalam dunia Pendidikan, episteme merupakan subjek yang memiliki porsi paling banyak karena Pendidikan cenderung lebih banyak melakukan pembelajaran dengan cara mendengarkan dan menyerap materi-materi yang disampaikan. Episteme sendiri selain dicapai melalui Pendidikan formal yang tersistematis, juga bisa diraih melalui penelitian dimana seseorang melakukan Analisa data-data. Dari sini bisa disimpulkan apabila episteme adalah suatu kecerdasan yang menjadi dasar untuk membantu ketika nanti seseorang harus melakukan suatu praktik nyata. Kemudian menurut saya hal ini bukan berarti seseorang harus memiliki episteme terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan techne dan phronesis. Melainkan orang bisa memulai dari mana saja karena ketiga kecerdasan ini masih tetap berada di dalam lingkup nous. Sebagai gambaran, orang orang yang langsung melakukan praktik bisa merasakan suasan profesi dibarengi dalam proses tersebut ada pengembangan diri. Begitupun sebaliknya apabila seseorang melakukan pengembangan diri terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan profesi. 

Bagi saya techne merupakan bagian yang paling fundamental bagi semua individu karena techne mencakup semua dasar yang kemudian melalui techne seseorang akan mengimplementasikan epitesme mereka dan dalam prosesnya phronesis akan bekerja. Secara garis besar, techne merupakan bagian dari profesi dimana maksud saya adalah techne cenderung akan lebih banyak terlihat Ketika nanti seseorang sudah memulai dunia karir mereka masing-masing. Techne sebagai penyeimbang atau pelengkap dari kekurangan phronesis. Apabila dilihat dari sisi Pendidikan suatu phronesis membutuhkan yang namanya techne agar memudahkan masing-masing individu untuk memahami phronesis mereka saat melalukan techne. Techne sebagai contoh dapat dilihat dengan adanya suatu praktik, praktik yang saya maksud adalah studio desain di Arsitektur. Konteks dari techne adalah bagaimana seorang individu dapat mengembangkan softskill dan hardskill masing-masing dari mereka disertai keterampilan dalam 

praktiknya. Dalam penerapannya di Arsitektur, seorang arsitek harus memiliki tujuan dalam perancangan yang kemudian semua dilaksanakan dengan mengandalkan pengetahuan teknis mau itu secara softskill ataupun hardskill yang kemudian diimplementasikan melalui kemampuan teknis yang presisi. Apabila seseorang sudah bisa menggapai techne mereka, bisa disepakati bahwa individu tersebut merupakan orang yang sudah hampir lengkap karena techne adalah puncak dari pengetahuan atau tahap akhir dari pengetahuan yang sudah dipelajari dan dimiliki pada masa-masa Pendidikan. Akan sangat mudah bagi seseorang untuk mengembangkan techne mereka semenjak masih berada di bangku Pendidikan namun agar semua itu bisa terwujud diperlukan yang namanya pengaplikasian nyata yang dapat mendorong seseorang untuk mengembangkan techne mereka masing-masing.

Setelah ketiga kecerdasan tersebut yang cenderung lebih mengarah kepada profesi dan pengembangan diri dari segi pengetahuan, Sophia lebih mengarah kepada sifat individu dan bagaimana seseorang dapat tetap mendorong diri mereka untuk selalu berkembang secara personal dan tidak tercampurkan dengan profesi. Lalu kemudian secara konsep Sophia adalah penggabungan dari prinsip dasar dan pengetahuan yang mengikuti dari prinsip dasar tersebut. Yang saya pahami dari Sophia adalah bagaimana kita sebagai seorang yang dapat memaknai hidup, eksistensi dari hidup, bagaimana kita bisa menikmati juga mencintai suatu karya, dan menekankan kepercayaan tentang makna dari hidup itu sendiri. Sophia sendiri merupakan keyakinan yang akan mendorong seseorang untuk lebih memahami diri mereka sendiri atau bahkan sisi lain dari diri mereka, oleh sebab itu Sophia cenderung menekankan hal-hal yang bersifat pribadi atau personal. Seseorang yang memiliki Sophia cenderung akan memahami diri mereka dan bisa menjadikan mereka sebagai seorang yang lebih yakin akan diri sendiri dan menikmati hidup mereka. Kecintaan dalam berkarya menjadi motivasi yang membuat mereka lebih berani untuk mengekspresikan apa yang mereka rasakan dan inginkan dalam kehidupan. 

Dalam Arsitektur Sophia menjadi bagian fundamental bagi kehidupan personal seorang arsitek dimana mencintai karya dan proses sudah pasti menjadi hal yang wajib agar mereka bisa lebih piawai dan berani untuk mengungkapkan perasaan mereka melalui karya. Selain itu seorang yang memiliki Sophia akan lebih mudah melakukan penerapan dari kecerdasan episteme, phronesis, dan techne karena seperti yang sudah saya sebutkan tadi kalau mereka menikmati dan mencintai apa yang mereka lakukan. 

Berdasarkan dari penjabaran pemahaman saya terkait keempat kecerdasan ini dapat dilihat apabila semua kecerdasan tersebut bisa didapatkan namun tidak bisa secara langsung karena kecerdasan tersebut hanya bisa didapatkan pada tahap-tahap tertentu. Pada masa kuliah episteme dan sophia merupakan kecerdasan yang bisa diraih saat masa kuliah dan masih bisa dikembangkan lagi kedepannya. Sedangkan techne dan phronesis cenderung didapatkan pada saat bekerja. Namun ini Kembali lagi pada masing-masing individu karena setiap individu pasti memiliki prinsip berbeda yang nantinya mempengaruhi di tahap mana mereka dapat memiliki keempat kecerdasan tersebut. 

Setelah memahami pengertian dari komponen-komponen dari nous. Bagi saya ada beberapa pengaruh yang bisa saya rasakan setelah memahami dan mencoba untuk membangun pola pikir nous tersebut dalam kehidupan perkuliahan saya. Namun untuk hasil secara garis besar masih belum begitu signifikan karena saya pribadi belum banyak menerapkan prinsip-prinsip yang terdapat pada nous. 

Yang pertama Shopia, dibandingkan dengan tiga prinsip atau kecerdasan sebelumnya menurut saya pribadi Sophia cukup memberikan pengaruh kepada kehidupan kampus saya. Setelah memahami apa itu shopia saya mencoba untuk menerapkannya dengan cara mencoba mencintai setiap proses pembelajaran saya, proses mengerjakan tugas-tugas studio dan beberapa hal-hal lainnya yang berkaitan dengan perkuliahan. Sophia mengajarkan saya untuk selalu mencoba untuk menghargai apapun yang sudah saya buat dan menghargai setiap proses yang sudah saya buat untuk menghasilkan suatu karya. Walaupun saya belum menghasilkan karya namun saat ini saya berada dalam tahap untuk menghasilkan suatu karya. Setelah mencoba untuk menghargai proses tersebut dan tujuan karya tersebut saya menjadi lebih terbuka dengan saran-saran yang ada dan lebih berani untuk memperlihatkan proses karya saya. Karena saya tahu karya saya nantinya akan bisa dilihat dan dinikmati oleh orang lain sehingga karya tersebut tidak hanya berasal dari pemikiran pribadi saya, melainkan berdasarkan pemikiran pribadi yang digabungkan dengan saran dan masukan orang lain yang kemudian saya kembangkan lagi agar bisa mendapatkan suatu tujuan karya yang ingin saya capai. Proses ini memang cukup sulit namun dengan adanya shopia, saya belajar untuk mengharga setiap proses tersebut.

Lalu yang kedua adalah episteme, episteme yang merupakan bagian penting menjadi salah satu selain shopia yang menurut saya cukup mempengaruhi pola pikir dan kehidupan saya di perkuliahan. Cara episteme bekerja dalam kehidupan kuliah saya adalah mendorong saya untuk memaksimalkan penyerapan materi maupun teori yang bisa saya dapatkan karena episteme mengajarkan saya untuk memahami konsep-konsep Teknik yang belum pernah saya dapatkan. Selain itu episteme juga mendorong saya untuk mencoba memahami apabila suatu arsitektur itu selalu memiliki konteks dan Sejarah dan itu perlu suatu Analisa dimana Analisa ini merupakan suatu proses untuk mencapai suatu kecerdassan episteme.

Kemudian yang terakhir Phronesis, phronesis memiliki porsi paling sedikit dibanding ketiga kecerdasan sebelumnya. Dimana cara phronesis berkerja dalam kehidupan kuliah saya adalah sebagai motivator untuk mencoba menjadi seorang yang lebih pandai dan tenang dalam menghadapi suatu situasi yang bersifat mendadak ataupun tidak ada dalam perencanaan saya. Sejauh ini saya belum banyak mengalami hal tersebut akan tetapi ada satu waktu saat studio perancangan dimana saya diharuskan menjelaskan proses dari pengerjaan saya. Bagi saya pribadi ini bukan masalah besar hanya saja bagaimana cara saya menjelaskannya menjadi suatu barrier buat saya sendiri. sehingga semenjak saat itu saya mencoba untuk menerapkan phronesis untuk membantu saya agar lebih matang Ketika nantinya diletakkan pada situasi yang serupa lagi

kemudian untuk techne sendiri saya belum merasa adanya perubahan yang saya alami karena saya masih bergumul dengan kedua kecerdasan yang menjadi dasar hubungan techne. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnnya apabila techne merupakan bagian akhir atau suatu kesimpulan dari phronesis dan episteme. 

Akhir kata menurut saya Nous merupakan suatu konsep pemikiran yang sangat dibutuhkan oleh seorang arsitek yang sudah harus dibangun semenjak perkuliahan. Seperti apa yang dikatakan bapak Archica Danisworo kepada saya apabila masa mahasiswa adalah masa dimana saya harus banyak melakukan explore bagian ini sangat relevan dengan episteme yang mendorong seseorang untuk mendalami semua ilmu yang bisa didapatkan. Dan yang terpenting Ketika lulus nanti besar kemungkinan sulit untuk membangun atau menanamkan Nous pada seorang individu. 

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Rudy Winata – Reflection

Menurut saya, Nous itu adalah salah satu cara kita untuk mengetahui ciri khas seseorang. Karena setiap orang akan memiliki nous yang berbeda beda. Jadi nous ini bisa dibilang gabungan dari beberapa sifat dari manusia yang nanti nya menjadi sifat atau ciri khas pada manusia itu sendiri. Lalu nous ini memiliki 4 kecerdasan yang berbeda, yaitu: Sophia, Episteme, Techne, Phronesis. Ke empat kecerdasan ini lah yang nanti nya akan bergabung menjadi nous/ciri khas manusia.

Yang pertama adalah episteme, episteme yang biasa kita bilang adalah ilmu pengetahuan memiliki porsi yang paling besar di keempat kecerdasaan ini. Salah satu contoh nya adalah, kita dari TK hingga sekarang kita masih mempelajari atau menuntut ilmu pengetahuan. Karena dengan ilmu pengetahuan kita akan lebih mengetahui banyak hal. Lalu kita juga banyak mendengar, kita akan selalu mendengar orang lain membicara kepada kita mau itu dari orang yang lebih tua hingga anak anak kecil. Kita akan selalu mendapat masukan dari orang lain maupun itu nasihat atau perintah dari orang lain. Contoh nya adalah kita di rumah akan selalu mendengarkan orang tua kita berbicara atau pun menceritakan masa lalu mereka. Dan itu akan sangat berdampak sengan hidup kita karena kita akan merasa lebih mengenal keluarga kita. Contoh selanjutnya yang berada di lingkungan sekarang atau kuliah adalah, mendengari dosen dosen menjelaskan atau ceramah di depan kelas. Dengan mendengari dosen tersebut kita akan lebih mengetahui apa yang kita pelajari di kelas dan akan lebih paham dengan materi yang di beri oleh dosen tersebut. lalu yang selanjutnya kita tidak hanya membutuhkan ilmu pengetahuan untuk menjadi orang yang sukses. 

Kita juga harus memiliki pengalaman kerja/lapangan, karena itu akan membuat kita lebih paham di dunia kerja. Maka kecerdasan yang akan di jelaskan selanjutnya adalah, Phronesis.

Phronesis ini adalah salah satu kecerdasan kita untuk membuat suatu taktik yang nantinya akan digunakan di dunia nyata atau dunia kerja. Karena memiliki suatu taktik akan lebih memastikan untuk berhasil di suatu hal maupun itu di kehidupan sehari hari maupun kehidupan saat kuliah, kita akan membutuh kan taktik agar bisa berhasil lebih lancar. Salah satu contoh nya adalah jika kita menginginkan untuk pergi keluar kota menggunakan kendaraan darat, maka kita akan mencari waktu yang dimana kondisi jalan nya tidak macet agar kita bisa sampai pada tujuan lebih cepat atau tidak terjebak macet. Contoh selanjutnya adalah, karena saya dulu nya pernah mengikuti lomba lomba di bidang olahraga basket, maka saya mengerti bahwa memiliki suatu taktik itu sangat penting. Apalagi dalam permainan basket itu akan ada 5 orang di dalam lapangan tersebut main bersamaan. 

Maka kita akan membutuhkan taktik bagaimana kita melakukan penyerangan pada gawang musuh, dan bagai mana kita bisa menghentikan musuh untuk mencetak poin di gawang kita. Kita tidak bisa bergantungan hanya dengan skill masing masing. Karena jika kita hanya bergantungan dengan skill masing masing, kita akan susah mencetak poin dan akan susah untuk memenangkan pertandingan tersebut. maka kita saat bermain basket kita sangat membutuhkan coach yang bisa memberi kita taktik untuk dipelajari dan digunakan saat dalam pertandingan tersebut. lalu contoh selanjutnya adalah saat di dalam dunia perkuliahan arsitektur sekarang yang sedang di jalanin oleh saya. 

Menurut saya, taktik di dunia perkuliahan ini sangatlah penting bagi semua mahasiswa, karena dengan ada nya taktik kita akan lebih mudah untuk melanjutkan perkuliahan kita. Contoh nya adalah menyusun waktu kita agar lebih efisien dalam melakukan hal hal/ tugas tugas yang diberikan. Dengan Menyusun jadwal jadwal dan melakukan nya sesuai denga napa yang dijadwal, kita akan merasakan bahwa kita berhasil mengerjakan tugas tugas tersebut lebih efisien dari pada kita yang tidak menggunakan taktik atau time table yang sudah di buat oleh kita sendiri. Tidak hanya di dunia olahraga basket atau dunia perkuliahan saja yang membutuhkan taktik. Kita juga akan menggunakan taktik dalam dunia perusahaan juga, nbagaimana kita bisa menahankan produk atau jasa yang kita sediakan agar bisa bertahan lama dan masi laku. Maka karena itu dengan ada nya taktik dan ilmu pengetahuan akan lebih memudahkan kita untuk membuat atau menjalankan suatu perusahaan.

Kecerdasan selanjutnya adalah Techne, techne sendiri adalah hasil dari gabungan apa yang sudah kita lakukan dari kecerdasan episteme dan kecerdasan Phronesis. Tentu saja jika kita sudah melakukan mencari ilmu pengetahuan dan taktik taktik yang padat, maka kita juga harus mencoba nya agar mengetahui apakah hal yang sudah kita rencanakan dan pelajari bisa digunakan untuk kerja? Maka karena itu kita harus mencoba nya. Salah satu contoh dari techne adalah salah satu pembelajaran yang sedang kita pelajari adalah AD atau yang biasa disebut Architecture Design.

 Architecture design sendiri adalah contoh mata kuliah dimana dilaksanakan didalam studio lalu membuat hasil apa yang sudah kita pelajari dari pelajaran Design Thinking atau DT dan taktik taktik yang sudah direncanakan untuk mengeksekusikan proyek atau miniature yang ingin dibuat. Maka dengan ada nya techne, ini kita akan mengetahui proses caranya bagaimana kecerdasan Episteme dan kecerdasan Phronesis bisa dilakukan secara bersamaan dan menghasilkan sebuah miniature atau proyek kecil yang nanti nya akan di nilai oleh dosen dosen mata kuliah Architechture Design. Mungkin tidak hanya di dunia perkuliahan saja yang menggunakan kecerdasan Techne, ada juga contoh lainnya yang kita gunakan dalam kehidupan sehari hari kita, yaitu menggunakan keahlian diri sendiri untuk melakukan hal tersebut. contoh nya adalah jika kita lagi bermain basket tentu saja orang yang sudah lama bermain dan berlatihan akan lebih menonjol dari pada orang yang jarang main bahkan masi pemula dalam permainan basket. Maka karena itu orang yang sudah lebih ahli secara tidak langsung akan bermain lebih ahli. Lalu jika di dalam kehidupan perkuliahan juga bisa saat seseorang yang sudah ahli dalam pelajaran itu, dia akan memiliki nilai yang tinggi dan tidak kesusahan. Maka dia akan bisa meluangkan waktu untuk mengajar atau membantu teman lainnya yang tidak terlalu mengerti pada mata kuliah tersebut. lalu yang terakhir adalah Sophia.

Shopia adalah salah satu kecerdasan yang dimana lebih melihatkan passion atau kegemaran dari seseorang dalam melakukan suatu hal. Didalam kehidupan kita, pasti memiliki kegemaran tersendiri, mungkin juga ada beberapa orang atau suatu kelompok yang memiliki kegemaran yang sama. Tetapi pada umumnya hal hal yang disukai sama semua orang itu akan berbeda beda. Contoh nya aka nada orang yang sangat mencintai untuk menjadi seorang arsitek, ada juga orang yang sangat mencintai menjadi orang penting seperti pemerintahan, kementrian, dan lain lain, dan ada juga yang suka bermain sepak bola, bola basket, bulu tangkis. Semua orang akan memiliki kegemaran yang berbeda dari orang lain. 

Salah satu contoh nya adalah, didalam kehidupan menjadi seorang mahasiswa BINUS dengan jurusan Arsitek yaitu, didalam jurusan arsitek memiliki banyak mata kuliah yang berbeda beda, dan ada juga yang berhubungan. Tentu saja ada orang yang memiliki kegemaran dengan salah satu mata kuliah tersebut. contoh nya ada orang yang menyukai pelajaran Architecture Design karena menurut mereka, Saat mata kuliah Architecture Design itulah dimana ia bisa menuangkan apa yang ada dipikiran nya dan membuat nya menjadi sebuah miniature atau sebuat maket. Dan pastinya ada juga orang yang tidak menyukai mata kuliah Architecture Design tetapi mereka menyukai mata kuliah History of Architecture, karena menurut dia menghafal dan memahami sejarah sejarah dari asal arsitek yang sekarang menjadi arsitek kuno, seperti Egypt, Yunani, Romawi, bangunan style Medieval, Gotham dan banyak lagi. Menurut mereka pasti lebih menyenangkan untuk belajar sejarah dari bangunan bangunan kuno yang ada di berbagai negara tersebut. maka menurut saya keempat kececrdasan ini sangat lah penting untuk manusia mencapai atau meraih apa yang mereka inginkan. Dan pasti nya semua orang memiliki cara sendiri, ciri khas sendiri, dan tujuan tersendiri. 

Makan denga nada nya keempat kecerdasan ini akan sangat membantu untuk seseorang agar mencapai atau mengetahui siapakah dirinya sebenarnya. Mereka akan lebih mengenal mereka sendiri, mengetahui kekuatan dia, kelemahan yang ia miliki, hal hal yang dia suka lakukan dan hal hal yang dia tidak sukai melakukannya. Lalu dengan ada nya keempat kecerdasan, ini akan menyeimbangkan semua nya agar nantinya terbentuklah Nous dari seseorang. Karena itulah kadar Nous seseorang itu akan berbeda beda, karena semua orang pastinya ada cara tersendiri untuk melakukan proses agar mencapai hingga keinginan atau goal mereka masing masing. 

Jadi kesimpulan yang saya dapatkan dalam membuat essay tentang noun dengan empat kecerdasan nya. Saya menyadari bahwa noun itu sangat lah penting dan kita sendiri tidak menyadarinya bahwa kita sudah melakukan keempat kecerdasan dan noun itu. Banyak hal yang kita lakukan setiap hari itu adalah contoh contoh dari kecerdasan Noun tersebut. salah satu contoh dari kecerdasan yang sudah kita lakukan di kehidupan sehari hari adalah, mengikuti dunia perkuliahan arsitektur. Karena dengan mengikuti perkuliahan arsitektur kita mempelajari banyak hal seperti sejarah nya bangunan bangunan yang berada di negara lain hal ini adalah kecerdasan episteme. Lalu untuk contoh Phronesis adalah kita membuat jadwal keseharian kita dengan tujuan untuk membuat pekerjaan kita lebih efesien. Lalu contoh dari Techne adalah, didalam pelajaran matakuliah Architecture design kita mempelajari bagaimana kitab isa menuangkan ide ide kita untuk menjadi suatu miniature atau maket. Lalu yang terakhir adalah kecerdasan Sophia, kegemaran dalam pelajaran mata kuliah yang telah di sediakan oleh BINUS. 

Maka karena itu kita sendiri tidak menyadari bahwa hal hal yang biasanya kita lakukan sehari hari itu sudah termasuk di keempat kecerdasan noub tersebut. maka karena itu menurut saya dengan perbedaan perbedaan kegemaran seseorang, itu lah yang membuat Nous itu menjadi ciri khas dari manusia.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Saint Noah – Reflection

Bagi saya mata kuliah introduction to architecture merupakan mata kuliah dimana kita bisa keluar dari zona nyaman kita sebagai seorang mahasiswa yang setiap hari nya mengkonsumsi materi yang hanya diberikan oleh binus, tidak hanya mendapatkan ilmu saja dari materi ajaran tetapi saya juga mendapatkan ilmu baru yang bisa saya terapkan dalam kehidupan saya, dimana saya bisa belajar menjadi pribadi yang lebih berani dan memiliki kemauan lebih untuk berkembang, di mata kuliah ini saya senang bertemu dengan Pak Realrich Sjarief yang di setiap pertemuan nya ada hal yang dapat saya pelajari dari beliau. Salah satu bahan ajaran yang diajarkan adalah Nous yang merupakan suatu pengetahuan yang baru dalam hidup saya, dan ini merupakan suatu pengalaman yang menarik bagi saya dimana saya mendapatkan ilmu baru dan tentunya berguna bagi saya.

Saya akan memulai dari pengertian Nous itu sendiri, dalam filsafat Yunani kuno, “nous” memiliki arti akal budi atau pikiran yang bijak, yang sering dianggap sebagai kemampuan intelektual yang tinggi atau kebijaksanaan spiritual. Dalam konteks ini, “nous” tidak hanya merujuk pada suatu kelompok orang, tetapi lebih kepada tingkat pemikiran atau kebijaksanaan tertentu. Nous atau konsep kebajikan ini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari kita, khususnya dalam bidang pendidikan dan arsitektur. Nous dibagi menjadi 4 kuadran besar yaitu Sophia, Episteme, Techne, dan Phronesis. Setiap kuadran memiliki arti penting nya sendiri. Keempat kuadran ini juga yang dapat membantu saya dalam menyikapi dan menjalani kehidupan mahasiswa saya di jurusan arsitektur ini. Apabila kita dapat menguasai keempat kuadran ini maka kehidupan yang kita jalani dapat kita maknai dengan baik.

Untuk kuadran pertama yaitu adalah sophia yang memiliki arti tentang sebuah pemahaman mendalam tentang pertanyaan – pertanyaan besar dalam kehidupan, dan makna dari kehidupan itu sendiri. Dalam dunia pendidikan merupakan ranah yang lebih personal yang membentuk keberanian & kecintaan dalam berkarya, dalam arti luas nya kita memiliki rasa cinta dan bangga dalam melakukan suatu hal atau menjalani kegiatan sehari – hari kita entah itu di dalam pekerjaan yang menghasilkan karya maupun pendidikan kita. Sophia juga memiliki arti believe atau kepercayaan juga keberanian, pencarian juga pemahaman mendalam dalam mendalami makna sebuah kehidupan, kebijaksanaan spiritual, dan pemahaman mendalam tentang realitas atau keberadaan kita di dunia ini. Dalam arti pendidikan sophia memiliki arti kebijaksanaan atau pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan. Ini mencakup lebih dari sekadar informasi atau fakta-fakta; “sophia” mencakup tingkat kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih luas, seringkali berhubungan dengan pemikiran kritis, refleksi, dan pemahaman inklusif terhadap dunia. Sophia menjadi dasar bagi kita dalam mencari seorang role model dalam hidup, terkhususnya untuk saya sebagai mahasiswa semester 1 jurusan arsitektur yang seharusnya memiliki sophia dalam kehidupan perkuliahan saya, karena dengan sophia saya dapat memaknai dan mencintai apa yang saya lakukan dan akan menghasilkan karya yang terlahir dari rasa cinta saya terhadap dunia arsitektur.

Sophia menjadi hal mendasar dalam menjalani suatu hal. Dengan rasa cinta dan pemaknaan mendalam dapat menghasilkan karya yang memiliki jiwa tersendiri. Pemaknaan sophia dalam pencarian role model dapat dimanifestasi dalam proses pencarian karena adanya “sophia” menjadikan kita memiliki pemahaman yang mendalam tentang kehidupan, nilai-nilai moral, dan bagaimana menjalani hidup dengan bijaksana. Pemilihan role model dapat dipandu oleh dorongan untuk mengembangkan diri, mengejar kebijaksanaan, dan mencari arahan dari seseorang yang telah menunjukkan tingkat pemahaman yang tinggi dalam aspek-aspek tertentu. Pencarian role model dengan “sophia” juga dapat mencerminkan keinginan untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana diinspirasi oleh contoh yang diwakili oleh role model tersebut. 

Seorang role model pasti juga memiliki “sophia” dalam hidupnya dengan adanya sophia atau kecintaan dan keberanian dalam karyanyalah yang membuat dirinya bisa menjadi seorang yang dapat bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Pada intinya “sophia” memiliki peran penting dalam mengawali dunia perkuliahan saya. Saya harus mencintai, mendalami, memahami, dan mempercayai apa yang saya lakukan dan saya jalani. Dengan ada nya rasa cinta terhadap apa yang saya lakukan akan membuat masa dunia perkuliahan saya dapat saya jalani dengan rasa suka dan menghasilkan karya yang terbaik selama masa perkuliahan ini.

Kuadran ketiga merupakan “episteme” yang merupakan sebuah tahap ataupun sebuah fase dimana kita memperoleh pengetahuan dari hasil penelitian kita, melalui studi yang sistematis, metode – metode ilmiah, dan juga menganalisis data. Episteme pada intinya adalah memiliki pengetahuan – pengetahuan dalam dunia perkuliahan dalam proses nya yang dilakukan dengan cara penelitian dan pengamatan. Episteme atau ilmu pengetahuan memiliki porsi paling besar dalam dunia pendidikan, karena didunia pendidikan kita lebih banyak belajar dengan mendengarkan, ilmu yang kita dapat dari penjelasan – penjelasan yang diberikan oleh dosen dapat membantu kita dalam memperoleh informasi atau data yang valid, atau dalam arti lain terverifikasi dari seorang ahli atau dosen yang mengerti dalam bidang atau hal yang kita pelajari, contohnya adalah saya yang dalam satu minggu terdapat 5 hari dimana saya harus pergi kuliah untuk mendengarkan para pengajar memaparkan materi dan sebagai seorang mahasiswa yang baik tentu saja saya harus mendengarkan dan menyerap ilmu yang diberikan oleh dosen pengajar.

Dalam konteks pendidikan perkuliahan sebagai seorang mahasiswa arsitektur, “episteme” dapat diartikan sebagai pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip dasar arsitektur, teori-teori terkait, dan pendekatan yang diterapkan dalam perancangan dan konstruksi. Saya sebagai mahasiswa arsitektur belajar untuk memahami konsep-konsep teoritis, sejarah, dan prinsip-prinsip yang mendasari praktek arsitektur. Ketika saya sebagai mahasiswa arsitektur belajar “episteme” dalam perkuliahan, saya dapat mengembangkan landasan pengetahuan yang kokoh untuk memahami sejarah arsitektur, teori desain, dan inovasi dalam bidang arsitektur. Dengan memiliki pemahaman “episteme” ini, saya dapat mengembangkan kemampuan untuk merumuskan dan memahami ide-ide arsitektural secara lebih mendalam. Penting juga bagi saya untuk memahami bahwa “episteme” dalam konteks arsitektur tidak hanya berfokus pada teori semata, tetapi juga melibatkan pemahaman tentang bagaimana teori tersebut dapat diterapkan dalam praktik perancangan dan konstruksi bangunan “techne”. Sehingga, “episteme” memainkan peran penting dalam membentuk landasan intelektual dan pemahaman yang lebih luas bagi saya mahasiswa arsitektur dalam perjalanan akademis dan profesional saya kedepannya nanti.

Mari kita beralih untuk membahas kuadran Nous yang ketiga yaitu “techne”, penting untuk dipahami bahwa rasa cinta atau “sophia” dan pengetahuan yang didapat dari proses studi dan penelitian “episteme”  juga harus direalisasikan dalam bentuk tindakan. Dapat dipahami bahwa “techne” dalam konteks pendidikan mungkin merujuk pada keterampilan atau keahlian praktis yang diperoleh melalui pembelajaran langsung, seperti dalam studio desain atau kuliah praktik yang kita lakukan sebagai seorang mahasiswa, terkhususnya saya yang merupakan mahasiswa jurusan arsitektur, penerapan “techne” dilakukan dalam kegiatan kelas studio. Techne disimulasi kedalam studio desain, yang diperkuat dengan kuliah praktik dan profesi. Walaupun “techne” atau pembelajaran ini terhitung optional, dalam kata lain kebijakan atau gaya pembelajaran setiap universitas bisa berbeda – beda. Beruntung nya saya memilih Binus sebagai universitas yang saya percaya untuk mendidik saya dan mengarahkan saya untuk menjadi mahasiswa arsitektur yang tidak hanya bisa dalam hal teori arsitektur tapi juga bisa merealisasikan nya dalam berbagai teknik dan penerapan proses penciptaan sebuah proyek arsitektur. Dalam konteks ini yang saya maksud adalah adanya kelas Architectural Design, dan juga Building Technology yang dimana kelas pada kedua mata kuliah ini dilaksanakan dalam kelas studio, sehingga saya bisa merasakan langsung tahapan – tahapan seorang arsitek dalam menciptakan karya. 

Dimulai dari hal kecil seperti menggambar, dan juga mendesain. Techne merupakan hal penting dalam dunia perkuliahan karena dengan adanya techne kita dapat terjun dan merasakan langsung bagaimana rasanya menjalani sebuah profesi dan juga kita bisa melihat para ahli dalam menjalani profesinya.

Kuadran terakhir dan menjadi kuadran yang paling kompleks dalam memaknai Nous dalam kehidupan dunia perkuliahan sebagai mahasiswa arsitektur adalah “phronesis” merupakan sikap taktikal yang diterapkan dalam setiap tindakan. Phronesis juga memiliki arti dalam dunia pendidikan perkuliahan dimana kita sebagai mahasiswa harus memiliki jiwa kepemimpinan, memahami dinamika tim, dan sigap dalam mengambil keputusan. Juga memiliki keterampilan mengambil keputusan etis dalam keadaan yang kompleks. Namun di dunia pendidikan perkuliahan saya ini yang didominasi oleh gaya belajar mendengarkan, ruang untuk melatih kecerdasan taktikal sangat sedikit. Hal ini menimbulkan gap atau celah yang terbentuk antara pelajaran di universitas & dunia praktik secara langsung.

Menurut saya mata kuliah “Introduction to Architecture” bukan hanya sekedar penyampaian materi kuliah biasa tapi sebaliknya, itu adalah pengalaman yang mendalam dan banyak hal baru bagi saya. Dalam ruang lingkup perkuliahan ini, dimana saya sebagai mahasiswa merasa mampu melebihi batas kenyamanan saya dan memperoleh pengetahuan yang dapat diaplikasikan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari saya. Saya didorong untuk terus maju dan tidak takut terhadap tantangan yang selalu datang dan berlalu, terutama pada saat melakukan tugas mewawancarai arsitek profesional yaitu Bapak  Ir. H. Achmad Noerzaman, MM. IAI yang merupakan praktisi arsitektur professional di Indonesia yang sudah mendapatkan banyak penghargaan. Tugas ini menjadi hal baru dan tantangan sendiri bagi saya yang tidak pernah melakukan wawancara terhadap orang luar yang belum saya kenal. Tentu saja hal ini merupakan hal positif bagi saya yang menjadi tombak pendorong bagi saya untuk terus maju dan berani menghadapi realita dunia. Salah satu inti materi dari pengajaran mata kuliah ini terletak pada konsep “Nous,” yang mencakup empat elemen penting yaitu Sophia, Episteme, Techne, dan Phronesis. Keseluruhan konsep ini membimbing saya sebagai mahasiswa dalam menyikapi tantangan kehidupan perkuliahan dan membantu saya mengembangkan potensi diri saya

Sophia, sebagai kebijaksanaan mendalam, memberikan fondasi yang kuat dalam mencari role model dan menumbuhkan cinta terhadap arsitektur. Dalam konteks pendidikan, Sophia tidak hanya tentang pengetahuan dan informasi, tetapi juga mengenai pemahaman mendalam terkait pertanyaan besar dalam kehidupan dan makna yang dapat diambil dalam kegiatan perkuliahan. Saya belajar untuk membentuk keberanian dan kecintaan dalam berkarya, membawa rasa bangga dan cinta terhadap kegiatan sehari-hari saya sebagai mahasiswa jurusan arsitektur. Pemahaman Sophia juga mencakup kepercayaan, keberanian, serta pencarian dan pemahaman mendalam tentang kehidupan dan kebijaksanaan spiritual.

Selanjutnya, Episteme, sebagai ilmu pengetahuan, menduduki peran berkelanjutan dalam pendidikan perkuliahan. Ini membentuk landasan pengetahuan yang kokoh bagi saya mahasiswa arsitektur, memperkenalkan kepada prinsip-prinsip dasar arsitektur, teori-teori terkait, dan pendekatan dalam perancangan dan konstruksi. Dalam prosesnya, saya mengembangkan pemahaman mendalam tentang konsep-konsep teoritis, sejarah, dan prinsip-prinsip yang mendasari praktek arsitektur. Episteme tidak hanya mengejar informasi, tetapi juga mendorong saya sebagai mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran kritis, refleksi, dan pemahaman inklusif terhadap dunia.

Techne, sebagai keterampilan praktis, diwujudkan dalam studio desain dan kuliah praktik. Sebagai mahasiswa arsitektur kita tidak hanya dituntut untuk mendengarkan saja, tetapi mereka juga terlibat secara langsung dalam simulasi proses kreatif dan praktik profesional. Penerapan Techne terlihat dalam kelas Architectural Design dan Building Technology, di mana saya merasakan secara langsung tahapan-tahapan seorang arsitek, mulai dari menggambar hingga merancang. Saya bangga memilih Binus sebagai universitas yang menaungi saya sebagai mahasiswa arsitektur, karena gaya pembelajaran dan kebijakan universitas mendukung mahasiswa arsitektur untuk tidak hanya menguasai teori arsitektur, tetapi juga merasakan pengalaman nyata dalam proses penciptaan proyek arsitektur.

Namun, dalam dinamika pendidikan perkuliahan yang didominasi oleh gaya belajar mendengarkan, menghadirkan tantangan bagi saya untuk mengaplikasikan Phronesis, atau kebijaksanaan praktis dalam pengambilan keputusan. Saya harus menerapkan dan membiasakan jiwa kepemimpinan, pemahaman dinamika tim, dan keterampilan mengambil keputusan etis dalam keadaan kompleks. Meskipun pengalaman ini tidak sejalan sepenuhnya dalam gaya belajar yang saya jalani sehari-hari, tetapi saya tetap saja harus memiliki keinginan lebih untuk berkembang agar dapat memiliki sense bertindak secara taktikal dalam pengambilan keputusan.

Secara keseluruhan, “Nous” yang diajarkan mata kuliah Introduction to Architecture ini memberikan landasan pengetahuan beragam bagi saya sebagai mahasiswa arsitektur. Saya diajak untuk meresapi kebijaksanaan dalam semua aspek kehidupan perkuliahan, dari pemahaman mendalam hingga penerapan keterampilan praktis. Pengalaman ini mempersiapkan saya untuk menghadapi dunia arsitektur dengan pemahaman yang mendalam, keterampilan praktis yang kuat, dan kemampuan untuk mengambil keputusan taktikal.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Shofia Khalifah – Reflection

Nous is the balanced form of the four types of knowledge according to the Aristoteles in the sixth book of Nichomachean Ethics. Nous itself is the human “intuition” or the human’s perception to uncover the truth and acquire knowledge. Nous is divided into four: Techne (Art), Episteme (Theoretical Knowledge), Sophia (Philosophical Wisdom), and Phronesis (Practical Wisdom). 

Techne circulates knowledge that has to do with creativity and craftwork. This knowledge is mobilized in studio hours where a student will create a design and present the results of their creative thinking to their lecturers. Episteme covers the theoretical knowledge that humans usually acquire in school and university for most of their lives. Sophia covers the philosophical mind and a person’s love and passion for something. It also covers moral and philosophical knowledge in society. And lastly, Phronesis covers practical wisdom that is used every day for economic, social, and political issues. For example, a person’s way of handling problems, challenges and crises on the way would fall into the categories where Phronesis would be mobilized.

Personally, I don’t think I am perfectly balanced in all four and neither is any human my age. But I would say that I tend to go more to the aspects in the Sophia and Techne quadrant. It isn’t to say I will never get better in the rest of the quadrants, but I haven’t really found the “sweet point” for both Episteme and Phronesis due to the lack of experience in both fields regarding architecture. 

To start it off, Episteme would be the quadrant that everyone would be familiar with. Being in the first semester and away from the place I call home, I have not fully adapted to “university life”. Studying in high school and in university is vastly different in terms of how to study and how to build motivation to study. The gaps could be created because in high school, we are so used to learning everything through tutors and teachers. Lecturers are there to introduce the material to you, but other than that you need to use your own knowledge to conclude the given materials by yourself. This may be what hinders me in the Episteme quadrant. Not to say that I don’t have confidence, but I do think I need a little more time to get used to studying and learning in terms of theoretical knowledge by myself. 

COVID-19 during most of the school years also played a big pivotal role and made my study habits very off and it feels like I don’t understand how to study anymore. However, I am trying to get better and develop healthy study habits by starting to optimize my time management.

I haven’t had much trouble in understanding certain subjects regarding theory. But I would have to say the materials to base from learning is very limited. I am not referring to the knowledge that I can find is limited, but rather the references needed from the lecturers. Although learning about everything about a certain topic is quite tempting, the uncertainty of it being on a test is quite nerve-wracking. Plus, with all the assignments that us students have already received, not a lot of time is on our hands to study only one topic. And to top it all off, we also need our downtime since having all of that thrown in our face for the first two months of university, it gets overwhelming for us. We’re not robots and we will need extra space to breathe and process all of it at once. A very strong opinion, but I do feel the need to say that occasionally.

Another reason that I may be a bit limited, is that I process materials better in English and can better articulate myself in English—as I am doing right now. It has been a particular habit of mine back in high school to study materials delivered in Indonesian with notes that I translate in English and base my notes off the materials found in English. In BINUS, the materials in the PowerPoint will be in English though oftentimes, there are lecturers who present an updated PowerPoint, and the materials will be in Indonesian and don’t share the slides to us students. This creates a gap between the materials delivered and the materials that we study and won’t deliver the optimal understanding that we will need to understand the overall theory.

Secondly, Phronesis may be the quadrant that new architectural students would have the least experience on. There is very little exposure on complex problems that an architect would face in their designs. For example, problems in the electrical system, plumbing system, and structural system. The assignments are still centralized in design problems and lean more to the Techne quadrant rather than Phronesis. Still, things like time management, group assignments, and financial management fall into the Phronesis quadrant category. With that in mind, I feel like I am adjusting well enough in these first two months of university albeit a few bumps here and there. 

Phronesis itself has a lot of subcategories that imply judgement onto oneself, onto political and social engagement, and onto economics and I am sure that I am no master of Phronesis in these three subcategories. I have never lived truly alone before, in a place that I am not familiar with and am expected to encounter a lot of problems along the way. This causes me to be “forced” into the Phronesis mindset of tactical thinking in various ways. 

Techne would be a quadrant that I am not entirely sure of since I have so much to learn. Designs are very relative, and the input varies on which opinion the design would be based on. But I am confident on the fact that I will improve. I have always loved creating, whether it be using colored paper, painting, or making a house out of cardboard boxes and it is one of the things I really look forward to in architecture. The Techne quadrant itself is one of the motivations to keep doing architecture and is where the foundation of my Sophia quadrant lies. 

For the Sophia quadrant itself, I chose architecture because of my interest and love for architecture. Architecture is not an easy prospect, I admit. But I am willing enough to learn and struggle within the field even though I know very well that architecture is not easy to learn or do. I am not a thorough person in general, but I believe that through architecture I may learn to be not only a thorough person but a person who is understanding, communicative, creative, sharp, and observative in nature. 

Architecture is also the field that I believe I would love working in the most. It doesn’t only focus on design, but it also focuses on the impact it can bring into the environment and the impact it can bring to the people who interact with the building. It focuses on a lot of fields at once and requires a lot of research and learning that I love to do! It also requires a lot of practical work and calculating that makes it a bit scary to approach a first. But in time, I believe that I can be able to do it. A lot of care and work is put into a single building. That’s why I have no doubt that despite the chaotic working conditions, I can strive and be happy and proud on what I do as an aspiring architect in the future.

To be completely honest, even though I claim to be inclined to the Sophia quadrant, I struggle with motivation and even self-doubt when it comes to architecture. As I said, architecture isn’t easy, and all the assignments given felt a bit hard for me at first. I doubted about my decision and even now feel a bit burnt out. Maybe due to homesickness, maybe due to feeling out of place, maybe due to the fact I haven’t adjusted myself to the chaotic lifestyle an architecture student would have. Nonetheless, I believe I can get through it because I’m passionate enough to start learning about architecture. I believe I will be able to get through this rough start and start loving it more with the highs, the lows, and the satisfaction of project completion in the future.

In conclusion, I still have a long way to go. There are lots of things that I need to fix and learn for my Nous to be in a balanced and optimum state for me to carry on making the best decisions for my life and for myself in architecture. I feel like it would be a stretch for me to desire to be able to balance all four aspects when I still have a long journey to go. So I will decide to take small steps one by one and improve myself in all aspects slowly, taking all the time I need to be better in the future.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Siti Nur Assyifa Zuljani – Reflection

Nous, atau bahasa Yunani νοῦς (Inggris: /naʊs/nuːs/), yang disebut juga dengan akal budi atau kecerdasan, adalah sebuah konsep dalam filsafat klasik untuk kemampuan pikiran manusia yang diperlukan untuk memahami apa yang benar atau nyata.

Istilah bahasa Inggris alternatif yang digunakan dalam filsafat yaitu “pemahaman” dan “pikiran”; atau terkadang “pemikiran” atau “alasan” (dalam arti sesuatu yang beralasan, bukan aktivitas penalaran). Istilah ini juga sering dideskripsikan sebagai sesuatu yang identik dengan persepsi, namun ia bekerja di dalam pikiran (“mata pikiran”). Ada yang berpendapat bahwa arti dasarnya adalah sesuatu seperti “kesadaran”. Dalam bahasa Inggris Inggris sehari-hari, nous juga berarti “akal sehat”, yang mendekati bahasa sehari-hari pada zaman Yunani Kuno. Nous memainkan peran yang sebanding dengan konsep intuisi modern.

Dalam karya-karya Aristoteles, yang merupakan sumber utama dari makna filosofis sesudahnya, nous dibedakan menjadi persepsi indera, imajinasi, dan nalar, meskipun istilah-istilah ini saling terkait erat. Istilah ini rupanya telah digunakan oleh para filsuf sebelumnya seperti Parmenides, yang karya-karyanya sebagian besar telah hilang. Dalam diskusi pasca-Aristoteles, batas-batas yang tepat antara persepsi, pemahaman tentang persepsi, dan penalaran tidak selalu sesuai dengan definisi Aristoteles, meskipun terminologinya tetap berpengaruh.

Nous merupakan sebuah konsep pemikiran filosofis dalam tradisi Yunani kuno yang telah menjadi pokok pembicaraan di berbagai aliran pemikiran filosofis selama berabad-abad, dari Plato, Aristoteles hingga zaman modern. Nous, dalam bahasa Yunani dapat diterjemahkan sebagai akal budi atau pemahaman intelektual yang mendalam. Ini adalah konsep yang kompleks dan multifaset yang melibatkan berbagai elemen yang membentuk dasar untuk pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam.

Nous memiliki empat elemen utama yang ada di dalamnya. Keempat elemen ini antara lain adalah: Sophia (Kebijaksanaan), Techne (Kemampuan Teknis), Pronesis (Kecerdasan Praktis), dan Episteme (Pengetahuan Ilmiah). Setiap elemen ini memiliki peran dan makna yang khusus dalam pemahaman Nous dan bagaimana mereka berinteraksi dalam pengembangan pemahaman dan pengetahuan.

1.        Sophia (Kebijaksanaan)

Sophia atau kebijaksanaan adalah salah satu elemen inti dalam konsep Nous. Sophia mencerminkan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam dan lebih tinggi. Sophia memiliki pemahaman berupa hal-hal yang mendasar seperti esensi dan fakta. Dalam konteks filsafat, Sophia dianggap sebagai pemahaman tentang prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mendasar yang membantu kita memahami alam semesta, moralitas, dan makna kehidupan.

Dalam kehidupan sehari-hari, Sophia penting untuk pengambilan keputusan yang bijak dan memahami dunia dengan lebih mendalam. Ini mencakup aspek-aspek seperti etika, filsafat hidup, dan pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan. Sophia juga berkaitan dengan kemampuan membedakan antara pengetahuan yang benar dan yang salah, serta kemampuan untuk memilah-milah antara berbagai konsep dan ide. Dengan memahami Sophia, seseorang dapat mengembangkan pemikiran kritis dan reflektif yang diperlukan dalam pengembangan, pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam.

2.        Techne (Kemampuan Teknis)

Techne mengacu pada kemampuan teknis atau keterampilan praktis yang diperlukan dalam berbagai bidang kehidupan. Ini juga mencakup kemampuan teknis yang berkaitan dengan profesi, kerajinan, seni, dan berbagai disiplin ilmu. Dalam konteks Nous, Techne memainkan peran penting dalam mengaplikasikan pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki. Techne melibatkan keterampilan-keterampilan khusus yang diperlukan untuk mengembangkan solusi praktis bagi berbagai masalah dan tantangan.

Dalam kehidupan perkuliahan atau karier, Techne menjadi aspek penting yang memengaruhi pencapaian akademis dan profesional. Mahasiswa dan profesional perlu mengasah keterampilan teknis mereka melalui latihan, pengalaman, dan pendidikan yang sesuai. Keahlian teknis ini juga berkaitan dengan penguasaan alat, teknologi, dan metode yang relevan dengan disiplin ilmu masing-masing. Oleh karena itu, Techne membantu seseorang menjadi lebih kompeten dalam menerapkan pengetahuan dan pemahaman mereka dalam situasi dunia nyata.

3.        Pronesis (Kecerdasan Praktis)

Pronesis adalah elemen Nous yang berfokus pada kecerdasan praktis atau kemampuan untuk mengambil keputusan yang bijak dan efektif dalam berbagai situasi. Pronesis melibatkan penerapan Sophia (kebijaksanaan) dan Techne (kemampuan teknis) dalam konteks dunia nyata. Pronesis memungkinkan seseorang untuk menghadapi berbagai tantangan, tugas, dan masalah yang mungkin muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks perkuliahan, Pronesis sangat relevan karena mahasiswa sering dihadapkan pada berbagai pilihan, keputusan, dan dilema etis. Kecerdasan praktis membantu mahasiswa untuk menggabungkan pengetahuan akademik yang dimilikinya dengan pertimbangan etis, sosial, dan praktis dalam pengambilan keputusan. Ini juga mencakup kemampuan untuk memahami dampak dari keputusan yang diambil dan mengelola sumber daya dengan bijak. Pronesis membantu mahasiswa menjadi individu yang lebih cerdas dalam menghadapi tantangan yang muncul selama perkuliahan dan juga tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

4.        Episteme (Pengetahuan Ilmiah)

Episteme adalah elemen Nous yang melibatkan pengetahuan ilmiah atau pengetahuan yang didasarkan pada metode ilmiah yang terstruktur. Ini mencakup pemahaman tentang prinsip-prinsip dan fakta-fakta yang telah diuji melalui metode penelitian dan penyelidikan ilmiah. Dalam konteks akademik, Episteme menjadi dasar pembelajaran ilmiah yang sangat penting.

Pengetahuan ilmiah yang diperoleh melalui Episteme membantu mahasiswa memahami dunia dengan lebih mendalam. Hal ini mencakup pemahaman tentang berbagai disiplin ilmu dan topik yang dipelajari. Pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan pemikiran kritis dan analitis. Tak hanya itu, pengetahuan ini dapat mengembangkan keterampilan penelitian yang diperlukan dalam penelitian dan dapat mengembangkan pengetahuan baru. Dalam banyak kasus, Episteme adalah landasan bagi pengembangan Techne (kemampuan teknis) dalam berbagai bidang studi.

Dalam pengertian Nous, empat elemen tersebut, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, dapat disimpulkan bahwa empat elemen tersbut bekerja bersama untuk membentuk pemahaman yang lebih mendalam dan pengetahuan yang lebih kuat. Sophia (kebijaksanaan) membantu dalam pengembangan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang mendasari segala sesuatu, Techne (kemampuan teknis) membantu dalam mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam konteks praktis, Pronesis (kecerdasan praktis) membantu dalam pengambilan keputusan yang bijak dan efektif dalam kehidupan sehari-hari, dan Episteme (pengetahuan ilmiah) menjadi dasar bagi pemahaman dan pengetahuan yang lebih dalam.

Pemahaman tentang Nous dan keempat elemennya ini memiliki implikasi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, karier, dan pengembangan pribadi. Dalam dunia yang semakin kompleks dan beragam, pemahaman Nous dan keempat elemen tersebut menjadi sangat penting dengan pemahaman yang mendalam dan pengetahuan yang kuat. Dengan memahami konsep Nous dan elemen-elemennya, kita dapat mengembangkan landasan yang lebih kuat untuk pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.

Bagi saya, pemahaman tentang Nous dan empat elemennya, yaitu Sophia (Kebijaksanaan), Techne (Kemampuan Teknis), Pronesis (Kecerdasan Praktis), dan Episteme (Pengetahuan Ilmiah), memiliki dampak signifikan dalam kehidupan perkuliahan. Konsep-konsep ini bukan hanya sekadar teori filsafat, tetapi juga merupakan prinsip-prinsip yang membentuk pendekatan terhadap pendidikan tinggi dan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia. Berikut adalah pendapat saya bagaimana Nous dan elemen-elemen tersebut bekerja dan berpengaruh dalam kehidupan perkuliahan:

1.        Sophia (Kebijaksanaan)

Sophia, atau kebijaksanaan, menjadi fondasi penting dalam pemahaman dan pengetahuan kami dalam kehidupan perkuliahan. Bagi saya, ini membantu pemahaman aspek-aspek mendasar dari materi yang dipelajari dan juga dapat mencari esensi dari konsep-konsep yang diajarkan sehingga dapat memahami implikasi lebih dalam dari informasi yang diberikan dalam kuliah. Dalam praktiknya, Sophia memungkinkan untuk:

•        Mengembangkan pemikiran kritis dengan memahami inti dari konsep-konsep yang dipelajari sehingga dapat lebih kritis dalam menganalisis, menilai, dan memahami berbagai sudut pandang dalam berbagai topik.

•        Menyelidiki etika dan nilai kebijaksanaan sehingga membantu untuk lebih mendalam mempertimbangkan aspek etis dan nilai-nilai dalam setiap pertimbangan. Terutama dalam konteks topik yang berkaitan dengan etika, moralitas, dan tanggung jawab sosial.

•        Menerapkan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Dapat menggunakan Sophia untuk membuat keputusan yang lebih bijak contohnya dalam memprioritaskan tugas, mengelola waktu, dan menghadapi dilema etis yang mungkin timbul dalam studi.

2.        Techne (Kemampuan Teknis)

Techne, atau kemampuan teknis, bagi saya memiliki dampak langsung dalam pengembangan keterampilan praktis yang diperlukan dalam disiplin ilmu perkuliahan. Dalam kehidupan perkuliahan, bagi saya Techne dapat mengembangkan:

•        Keterampilan disiplin ilmu. Bagi saya, dalam masing-masing disiplin ilmu, penting untuk menguasai keterampilan teknis khusus yang mencakup pemahaman analisis, dan penerapan konsep-konsep yang relevan.

•        Keterampilan penelitian. Bagi mahasiswa yang terlibat dalam penelitian, Techne membantu dalam merancang penelitian, mengumpulkan data, dan menganalisis temuan.  

•        Keterampilan praktis lainnya sepeti dalam beberapa program studi, seperti seni atau ilmu terapan, techne dapat mengasah keterampilan praktis seperti melukis, memahat, atau mengembangkan program komputer.

Techne berperan penting dalam memastikan mahasiswa untuk memiliki kompetensi dalam disiplin ilmu masing-masing dan mampu mengaplikasikan pengetahuan ini dalam situasi praktis di luar kelas.

3.        Pronesis (Kecerdasan Praktis)

Pronesis, atau kecerdasan praktis, bagi saya membantu dalam mengaplikasikan Sophia dan Techne dalam situasi dunia nyata di kehidupan perkuliahan. Ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bijak, pemahaman etika, dan kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul. Dalam konteks perkuliahan, bagi saya pronesis membantu:

•        Mengatasi dilema etis. Dengan menggunakan kecerdasan praktis untuk mengidentifikasi dan mengatasi dilema etis yang mungkin muncul dalam penelitian, proyek, atau interaksi dengan rekan sekelas.

•        Mengelola waktu dan sumber daya. Pronesis membantu untuk mengambil keputusan tentang bagaimana memprioritaskan tugas, mengelola waktu, dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.

•        Memahami implikasi praktis dari pengetahuan. Pronesis dapat digunakan sebagai penerjemah pengetahuan teoritis ke dalam solusi dan tindakan praktis dalam bidang studi.

Kecerdasan praktis pronesis membantu mahasiswa menjadi efisien dan efektif dalam menghadapi berbagai tantangan akademik.

4.        Episteme (Pengetahuan Ilmiah)

Episteme, atau pengetahuan ilmiah, bagi saya menjadi inti dari pemahaman ilmiah dalam kehidupan perkuliahan. Ini mencakup pemahaman tentang metode penelitian, prinsip-prinsip dasar dalam berbagai disiplin ilmu, dan pengetahuan yang diperoleh melalui studi ilmiah. Dalam praktiknya, episteme membantu:

•        Mengembangkan pengetahuan disiplin ilmu. Episteme membantu untuk memahami prinsip-prinsip dasar dalam berbagai disiplin ilmu dan memungkinkan untuk menguasai materi kuliah.

•        Mengembangkan keterampilan penelitian. Episteme membantu untuk mengembangkan keterampilan penelitian, termasuk pengumpulan data, analisis statistik, dan interpretasi hasil.

•        Menghargai metode ilmiah. Dalam berbagai mata kuliah, Episteme membantu untuk memahami pentingnya metode ilmiah dalam mengembangkan pengetahuan yang kuat dan dapat dipercaya.

Dengan pemahaman yang kuat tentang Episteme, bagi saya ini dapat mengembangkan pemahaman ilmiah yang mendalam dan mengaplikasikan pengetahuan ini dalam studi dan penelitia mahasiswa.

Dalam keseluruhan, pengertian Nous dan elemen-elemennya, yaitu Sophia, Techne, Pronesis, dan Episteme, saling berhubungan dan memengaruhi kehidupan perkuliahan. Menurut saya mereka membantu kita untuk menjadi mahasiswa yang lebih bijak, kompeten, dan efektif dalam mengejar prestasi akademik dan menghadapi tantangan yang muncul dalam berbagai konteks. Dengan menggabungkan kebijaksanaan, keterampilan teknis, kecerdasan praktis, dan pengetahuan ilmiah, mahasiswa dapat mengoptimalkan pengalaman perkuliahan dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Teuku Farouk Syiah Alam – Reflection

For me, the 4 nous quadrants (Phronesis, Techne, Episteme, Sophia) Pak Realrich has introduced and taught to us is the acknowledgement of understanding what life is about. Life itself is a journey with deep roots of complication but in my respective perspective, the universe is about change, life is all about judgement. I still remember when Pak Realrich wrote about existential life crisis at the board while articulating what it’s about with support of his real life experience. Such circumstances are absolutely necessary in life, and it is also inevitable. Life crisis are just part of your journey, preventing you from reaching your dreams because if everything were to be easy then everyone would do it. The difficult circumstances (pain) that you’ve  gone through is what gives it value. But is life all about winning? I really think so but also I don’t agree. In my life, winning in life isn’t about (power, success, fame, money, etc) My dreams are simple yet very complex and difficult to accomplish, which is, just to live in accord with nature. Doing things not for the glory of it, and not simply for hedonistic drives such as pleasure and popularity. 

Phronesis, also rather known as a form of practical wisdom, is the knowledge that has correlation to ethics, intuition, virtue and decision making. I believe this is the soul to unleash your maximum potential as it takes a flexible approach in life. Yes, it is about absorbing knowledge, strengthening your brain about both practicality and complexity. As the world keeps evolving into a more modern and digital world, you have to keep up. Educational institutions such as school and college are common ways to gain knowledge. But are you actually gaining knowledge or phronesis in a system? Or are you just following orders? I believe that it is not what phronesis is about, in my respectful opinion that I regard in high dignity, the educational system is what i call ‘the matrix’ or in simple understanding the rat race. The educational system indoctrinates everyone to think how they want you to think, that is literally against phronesis. You are not free, “to make someone go to prison, is to make them think it is not a prison cell”. Realization plays a pivotal part here, and sometimes you just have to wake up from reality. I’m not saying that education or degree is not important, indeed it can dictate your life. But don’t let it dictate you. Be who you want to be, not what others want you to be. There is when PLANNING ahead in life is important, you cannot just be carried away with the flow. And planning comes from acknowledging what life is about, fusing wisdom, knowledge, realization) Escape the matrix, quick. 

Techne is a form of mastery correlated to craft, art, etc. Architecture is also a part of it, a ‘studio simulation’ associated with art and the fusion of science. It is a systematic knowledge of many considerations conveyed and articulated into an existing building. Techne itself has its very own complexity, sometimes divine in ways that cannot be explained. It can be acquired  and absorbed, dwelled in a different perspective because art can articulate a meaning or a story or sometimes nothing at all, just for the glory of it. 

Talking about techne specifically in the architectural field, what is architecture actually? The art of designing a building, forming a form that accommodates its function. Building shapes us, just like how the earth orbits around the sun, I believe civilization orbits around architecture. How society moves, interacts, and expresses their feelings could be dictated by the architecture around. Is it about form or function? Form over function or function over form or the coherent and coexisting of form and function? But can architecture just be unconditional? But why do I choose architecture as a way to live? Well because the field itself can vary from one perspective to another, what I think is sufficient can be viewed as inefficient by others. There’s no right or wrong, you just have to find someone that fully appreciates and understands you. Architecture is way deeper than just form and function, yes it is an intricate desire, yet still very superficial if it is not backed up. It should narrate a story, why every consideration has its reasoning but also its deepest meaning which only you and the client understand, same vision and in the end same output and satisfaction. But again building is change, architecture is judgement. Others dream of building mega skyrise buildings with parametric and modern configuration, being the next Zaha Hadid or Bjarke Ingels. They say you have to dream big, which I agree, but my dream is simple, to let my mom and dad see the buildings I built in existence. Because it’s either they see it or nothing at all, I really hope time is with me. You have lost in life even if you win in the game of power but your parents aren’t around anymore. 

Episteme is a form of scientific knowledge. It is a theoretical discipline that is unalterable such as maths and physics. It is a fact that your opinion cannot stand, of course you can view it in your own philosophical way but if the answer is the same then it’s not divine and expressed in our own ways. One example of this in architecture is simply about the building foundations. Like the tip of the iceberg, the one beneath holds the one on top. But society often neglects the structural foundation that holds up the ‘mega winning award architecture’, because it is all about beauty that we forget the fundamentals that could make a dream a reality. We only want to know the story of a successful man or any entity, but never his story beneath. Why is it that architects always gain the entire fame, but the civil engineer is never mentioned? They say an architect’s dream is an engineering worst nightmare, but an architect’s dream cannot be made into reality without an engineer. 

Sophia is a form of a transcendental wisdom that speaks of the actual truth. Questioning the universal world, whether it is in agreement with nature or the ruling power of the world. ‘Someone has no shirt,one without bread, and the other one without a book, and here I am with every resource and yet I am not faithful, taking things for granted.’ Sometimes it just takes a single change to build a citadel, you just have to wake up and have the hunger for it. Yes, we are not where we want to be, but also remember you are not where you used to be, and that dictates the effort you put in. Remember to always take action with an aim, do not aim an action unwillingly and selfishly. Work with determination, as Pak Realrich said skill + effort = talent. Talent + effort = achievement. But is achievement actually what you want? Most likely but not for me, I only seek for a tranquil life, respect,  in accordance with nature. 

Sometimes the existential crisis we create, somehow we don’t realize is outside of our control. We often take control of things that isnt even in our control, and we end up disappointed when things go against us. But after all does it even matter? It was never part of your control anyway.   Life is short so do good. Live your life to the fullest, as in football if you concede 5 but you score 6 goals, you still win the game. Live in accordance to virtue, a peaceful sense of mind. Scared of death? What comes up must also go down. Death itself is a self-reflecting signal to make you realize that life is indeed short so don’t waste it because you only have one opportunity,if you do not live it to the fullest, it will disappear and you will also be gone, and the opportunity will not return. Assign a task, if not you’re going to be assigned one by someone. Do you really want to be assigned a task so that you could fulfill someone’s dream? What about your dream? Always have in mind, dreams without actions remain a dream,if you don’t say what you do I believe it is called manipulation and it is okay to be in a room that is not comfortable to your own liking, I really hope that you could find a space you could call your own. Live life without regret, if it fails so what? It’s better to be shameful for a day than being curious your entire life. 

Life is impermanence, so live it while you can, enjoy a little bit but always remember your priorities and your dreams. Why rest when you haven’t fulfilled your childhood dream? Isn’t that what you want? That inner child of yours that has long been gone because life took it away from you. Live in accord with nature and find that little man.

Kategori
blog

Morning at “Lumintu” Home

Morning at lumintu home with simple inspirations like plants, nature, and architecture. Have a great coffee, great time, laughters with trial on the piano ❤️Enjoy it so much to start the day.
.
Rumah ini dibangun dalam waktu tidak singkat, penuh dengan iterasi, eksperimen, dan proses mendengarkan dan juga melakukan. Relasi hubungan klien dan arsitek memang tidak pernah sederhana. Ia berlanjut, bertransformasi, menyamakan hati yang dimulai dari proses saling mendengarkan. Ego dan penemuan keakuan kemudian muncul dari relasi intensif keduanya.

Disitulah dalam proses tawa dan bahagia orang – orang yang menghuni, ada harapan untuk masa depan, dan masa lalu yang selalu jadi kenangan manis bersama. Oleh karena itu saya selalu suka dengan proyek rumah tinggal, ia personal, tetapi juga penuh pergolakan, keduanya memberikan energi yang terus bergerak maju, mendefinisikan dirinya, dalam kehati – hatian, kesehatian, hati itu nampak dan bersinar cerah dan semakin cerah bercahaya seperti masa depan, sebuah keyakinan yang menjadi kenyataan.
.
Great friends, great clients @setianrubianto@marphing76
.
Project by @realricharchitectureworkshop
.
#realricharchitectureworkshop
#dotworkshop#jakarta#indonesia#arsitekindonesia#arsitekjakarta

Kategori
blog

Merry Christmas – 2023

Merry Christmas ya untuk semua saudara – saudara ku yang merayakan dan selamat berlibur dari kami sekeluarga di balik teduhnya bumi dan indah seisinya, air, dan udara yang melingkupi kita semua.

Semoga berkat Tuhan memberkati rekan – rekan semua. Natal kali inj menjadi refleksi dan keteduhan tersendiri di balik banyak kesedihan, problem, bencana di dunia. Kita semua diberkati dengan menikmati surga kecil di keluarga kita masing – masing, dengan selalu bersyukur akan nikmat Tuhan yang diberikan oleh semesta.

Kategori
blog

Architecture is Like Art of WAR

In this calm Sunday, I have bit of time to write and reflect on struggle and surviving. I met Gary few years ago in covid time, we talked so much about life as an architect how to survive, and he coined from our discussion that how me and my team survive in architecture is like art of war. I think it’s not about me on surviving but us together are surviving, and it’s not an easy process.
.
He started his journey again now back in Malaysia and has published one unique book titled an effortless and gave it to me. I think he has quest to find language beyond architecture that language bridges others element that could be bogus, fake, persona. He has concern image culture as copy and past, and quest to be frugal, finding locality, organic approach.

This method is not new, even it is condemned to be outdated but i like it even-though it’s not efficient somehow but it’s fun and pleasure as it touch humanity. Like the culture of information technology drive us to be more commercial, more global, following certain standard. This attitude will form passion resilience and adaptive of setting the contextual practice.

I know several friends like Gary are doing this kinda praxis, they are realistic and tough warrior. In the past they are warriors that fighting for architecture , CIAM has done theirs, team X, has done theirs, metabolism has done theirs. Some of the seniors, juniors and colleagues in my ecosystem has also done theirs, I have done mine. And now he is fighting on him. It should look on effortless if you do it with joy, but to do it, it will take you blood and tears. It glimpse of hope, things that is personal that resonates from the poet from he wrote in the book.

By reading his book, I always admire people who start write their thoughts at the beginning of the journey, because it cut through beyond images, beyond persona, and show true self, a honesty to be friend for. It is a treasure for me in this era of information, ai, and technology, there is time for cup of coffee and deep talk with friend.
.
Home coming brother Gary.
.
@garyeow@xyz_projects@guhatheguild
#guhatheguild#garyyeow#realrichsjarief

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

The Jenifer – Reflection

4 KUADRAN KEPINTARAN ( NOUS )

Bagi saya Nous merupakan kepintaran atau kualitas manusia yang beragam dan unik pastinya, konsep ini membicarakan berbagai aspek kecerdasan atau kemampuan berpikir yang dapat dimiliki oleh individu secara merinci.

Konsep ini membantu mengidentifikasi dan memahami beragam cara berpikir dan pemahaman yang dimiliki manusia.

Jadi, berdasarkan bacaan yang saya baca dan yang telah dikatakan dosen saya bahwa nous itu ada 4, yaitu;

1. Yang pertama ada Sophia yang dapat diartikan kebijaksanaan. Sophia mengacu pada jenis kepintaran yang berkaitan dengan kebijaksanaan dan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasari tindakan. Individu dengan kepintaran Sophia cenderung mampu merenungkan masalah secara mendalam, mencari pemahaman yang mendalam tentang nilai dan tujuan, serta mampu menghadapi situasi yang kompleks. Sophia sering dihubungkan dengan kemampuan refleksi diri, pemikiran filosofis, dan penalaran etis.

Sophia dapat membantu individu dalam membuat keputusan yang bijak, mengelola situasi yang kompleks, dan menjalani kehidupan dengan pemahaman yang mendalam tentang tujuan dan nilai-nilai yang mereka pegang. Ini adalah jenis kepintaran yang penting dalam menghadapi masalah abstrak dan situasi yang membutuhkan penalaran yang mendalam.

Pada zaman sekarang orang yang ber kepintaran ini dapat digolongkan menjadi kutu buku yang memiliki akal sehat. Di sophia ini ada piramida 4 tingkat, di tingkat teratas ada kebijaksanaan, di bawahnya ada pengetahuan, dibawahnya lagi ada informasi, dan yang terakhir di paling bawah ada data. Pemimpin dengan sophia terlibat dalam refleksi diri, mencari perspektif yang beragam, dan secara aktif belajar dari pengalaman dan kesalahan. Memanfaatkan pemahaman mereka tentang tujuan, nilai, budaya, dan lingkungan eksternal organisasi, mereka menavigasi situasi dan teka-teki yang kompleks.

Misalnya: pemimpin dengan sophia akan menganalisis data yang kompleks, menilai potensi risiko dan peluang, dan mengembangkan rencana strategis jangka panjang untuk organisasi.

2. Yang ke – 2 ada Techne yang dapat diartikan sebagai seni atau ketangkasan atau keahlian, mencakup berbagai jenis kemampuan yang dapat diajarkan dan dipelajari, seperti kerajinan, seni, dan teknologi. Techne dibedakan dari episteme, yang adalah pengetahuan ilmiah, karena techne lebih fokus pada keahlian praktis yang digunakan untuk menciptakan atau membuat sesuatu.

Ciri khas techne adalah bahwa ia melibatkan proses pembuatan atau produksi, dan sering kali hasil dari pengalaman dan praktek yang berulang. Contohnya, seorang tukang kayu menggunakan techne untuk membuat mebel, seorang seniman menggunakan techne untuk menciptakan karya seni, dan seorang ahli teknologi menggunakan techne untuk merancang dan membangun perangkat elektronik.

Techne memiliki nilai yang besar dalam masyarakat karena itu memungkinkan manusia untuk menciptakan barang-barang yang bermanfaat, mengembangkan keterampilan, dan meningkatkan kualitas hidup. Konsep techne membantu mengakui bahwa pengetahuan praktis dan keterampilan berkontribusi pada perkembangan sosial dan ekonomi.

Kepintaran ini lebih menonjol pada bidang teknik, hal ini membuat ketidak sempurnaan manusia menjadi representasi alam. Kepintaran ini lebih mengandalkan praktek untuk mengasah kemampuannya.

Pemimpin yang efektif mempelajari dan mengasah beberapa keterampilan praktis seperti pemecahan masalah, menginspirasi dan memberi energi pada tim, menyelesaikan konflik, membuat keputusan yang rumit, etc.

3. Yang ke – 3 ada Episteme yang dapat diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan, pengetahuan. Kepintaran ini biasanya bekerjasama dengan Techne. Kepintaran ini berkaitan dengan teori yang dibuktikan dan dapat dipastikan dengan eksperimen terkait dengan kebenarannya.

Contohnya: Pengetahuan tentang teknologi, dinamika pasar, tren yang sedang marak dan growing, industri, hal – hal ini merupakan bagian pijakan dari seorang pemimpin. Biasanya orang dengan kepintaran ini memperluas ilmunya dengan membaca, membangun jaringan dengan banyak orang, mengikuti konferensi, berinteraksi dengan pakar di bidang yang ia kerjakan atau ia minati, etc.

4. Yang ke – 4 ada Phronesis yang dapat diartikan sebagai practical wisdom. Sama dengan kepintaran sophia di kepintaran ini juga berhubungan dengan kebijaksanaan, tapi dua kepintaran ini dapat dibedakan, kepintaran sophia lebih condong dalam hal penalaran mengenai kebenaran universal sedangkan kepintaran phronesis lebih condong ke kemampuan berpikir secara rasional.

Phronesis memiliki kecenderungan pengetahuan dan perpotongan nilai yang saling tumpang tindih.

Misalnya, ketika seorang arsitek mengandalkan teknik sipil dan developer untuk menganalisa projek; dengan menggunakan phronesis ia akan mempertimbangkan keadaan mahluk – mahluk yang akan berada di sekitar dan di tempat itu, pilihan kualitas bangunan untuk memutuskan rencana pembangunan. Phronesis adalah kemampuan pemimpin untuk menerapkan episteme dan techne, mempertimbangkan konteks yang lebih luas, pertimbangan etis dan membuat penilaian. Misalnya, ketika menghadapi tantangan yang kompleks, pemimpin akan memahami kebutuhan dan perspektif pemangku kepentingan yang berbeda dan membuat keputusan praktis yang mengarah pada hasil positif.

Bagi saya ke – 4 elemen ini sangat mempengaruhi dunia perkuliahan saya, dan menurut saya 4 kepintaran ini dapat kita pelajari dan kita praktekkan, dan juga kepintaran ini sangatlah penting untuk kita dalam menjalani kehidupan kita, that’s the only way that we possibly survive this cruel world.

Pertama untuk bagian Sophia, Sophia adalah kemampuan untuk merenung dan memahami prinsip-prinsip dasar yang membimbing tindakan kita. Dalam konteks perkuliahan, Sophia menjadi kunci dalam pengambilan keputusan yang bijak, penalaran yang mendalam, dan refleksi diri.

Sophia membantu pemimpin, baik di dunia akademik maupun bisnis, untuk menghadapi situasi yang kompleks dengan cara yang berpikir jangka panjang.

Dalam berbisnis, seorang pemimpin dengan Sophia akan menganalisis data dengan cermat, menilai risiko, dan peluang, serta mengembangkan rencana strategis yang memandu organisasi menuju kesuksesan. Mereka memahami betul tujuan dan nilai-nilai yang menggerakkan organisasi, dan hal ini membantu mereka untuk menghadapi perubahan dan tantangan dengan bijaksana.

Ke – 2 untuk bagian Techne, Kepintaran Techne menekankan pada keterampilan praktis dan pemahaman tentang berbagai aspek teknis dan keahlian. Dalam dunia perkuliahan, pemimpin yang memiliki kepintaran Techne akan memiliki keunggulan dalam hal pemecahan masalah, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Mereka cenderung mampu memecahkan masalah dengan cepat dan kreatif.

Misalnya, ketika seorang mahasiswa bekerja dalam kelompok tim untuk proyek kuliah, mereka yang memiliki Techne akan dapat mengatasi kendala teknis, seperti menciptakan presentasi yang menarik dengan cepat menggunakan alat desain seperti Canva. Kemampuan ini tidak hanya berguna dalam konteks akademik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, di mana pemecahan masalah adalah keterampilan yang sangat dihargai.

Ke – 3 untuk bagian Episteme, kepintaran Episteme berkaitan erat dengan pengetahuan yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah yang dapat dibuktikan. Mahasiswa yang memiliki kepintaran ini adalah pembelajar yang aktif dan bersemangat. Mereka selalu mencari pemahaman lebih dalam tentang konsep-konsep ilmiah dan teori yang relevan dengan bidang studi mereka.

Kepintaran ini sangatlah mengandalkan kemampuan visual dan listening nya, seperti kalau di kehidupan seorang anak yang sedang menempuh pendidikan di perkuliahan yaitu dengan sering membaca buku yang berkaitan dengan ilmu – ilmu pengetahuan, dalam dunia perkuliahan, kepintaran Episteme sangat penting.

Mahasiswa yang memiliki kepintaran ini akan cenderung aktif dalam mencari pengetahuan lebih lanjut, berpartisipasi dalam penelitian, menghadiri seminar, dan membangun jaringan dengan para ahli di bidang mereka. Kepintaran Episteme membantu individu dalam memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmiah dalam berbagai konteks.

Untuk mahasiswa BINUS yang kerap kali sering menghadiri seminar ( untungnya binus mengadakan program seperti ini ), aktif mengikuti kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa serta aktif dalam Himpunan jurusannya masing – masing untuk mengasah kemampuan dasar yang ada pada diri mereka dan juga untuk melakukan eksperimen sosial, kurang lebih kemampuan ini berhubungan dengan self-growth, karena kepintaran ini sangat berfokus kan kepada mencari ilmu dan mempraktikkannya, dalam pekerjaan untuk pribadi yang lebih menonjol kepintarannya di bidang ini dapat dipastikan kebanyakan dari mereka menjadi ilmuan, fisikawan, kimiawan, dan lain – lain.

Ke – 4 untuk bagian Phronesis, Kepintaran Phronesis adalah tentang kebijaksanaan praktis. Orang dengan kepintaran Phronesis cenderung memiliki kepekaan terhadap nilai-nilai dan konteks dalam pengambilan keputusan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kepintaran Phronesis penting dalam menghadapi situasi kompleks yang melibatkan banyak pihak yang berbeda. Pemimpin yang memiliki kepintaran Phronesis mampu memahami berbagai perspektif, mempertimbangkan dampak keputusan mereka, dan membuat keputusan yang mengarah pada hasil yang positif bagi semua pihak yang terlibat.Ini memungkinkan pemimpin untuk menerapkan pengetahuan dari Episteme dan keterampilan dari Techne, sambil mempertimbangkan konteks yang lebih luas, pertimbangan etis, dan berbagai perspektif pemangku kepentingan.

Dalam perkuliahan, pemimpin yang memiliki kepintaran Phronesis dapat memahami berbagai sudut pandang yang beragam dan membuat keputusan praktis yang mengarah pada hasil yang positif. Mereka akan mempertimbangkan etika dan nilai-nilai yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan mencari solusi yang memuaskan semua pihak yang terlibat.

Contohnya: SCC – Cultural, History, and Environment sebagai episteme, dan Deputy Head of Department sebagai Techne dan Head of Department sebagai Phronesis, dalam segala pengambilan keputusan, dibutuhkan seorang Phronesis untuk mengambil jalan tengah yang terbaik untuk kedepannya seperti apa.

Maka dari itu dapat dikatakan bahwa peran Phronesis sangatlah penting dan berpengaruh dalam segala hal terkait kebijaksanaan dalam mengambil keputusan untuk jalan tengah, mempertimbangkan etika dan jalan terbaik dalam sebuah masalah.

Dalam kehidupan sehari-hari, Phronesis juga berperan penting dalam menghadapi tantangan yang kompleks dan dalam situasi yang melibatkan banyak pemangku kepentingan. Pemimpin yang memiliki kepintaran Phronesis akan memahami bagaimana memutuskan rencana pembangunan yang mempertimbangkan keadaan manusia dan lingkungan sekitarnya, serta nilai-nilai yang penting dalam pengambilan keputusan.

Keempat kuadran kepintaran Nous ini mewakili berbagai cara berpikir dan pemahaman yang dimiliki oleh individu. Tidak ada satu kepintaran yang lebih baik daripada yang lain; sebaliknya, mereka saling melengkapi dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan. Memahami kepintaran ini dapat membantu individu mengembangkan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan dan mengambil keputusan yang bijak dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Kesimpulannya, empat kuadran kepintaran ( Nous ) adalah elemen-elemen yang sangat penting dalam perkuliahan dan kehidupan sehari-hari. Masing-masing aspek kepintaran memberikan keunggulan yang berbeda dalam menghadapi berbagai situasi. Dengan memahami dan mengasah keempat kepintaran ini, kita dapat menjadi pemimpin yang lebih efektif, bijak, dan mampu menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian dalam dunia yang terus berubah. Kepintaran adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dan bertahan dalam dunia yang penuh tantangan ini.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

William Tantra – Reflection

Bagi saya nous adalah kecerdasan yang dimiliki manusia. Menurut Aristotle nous dibagi menjadi 4, yaitu Episteme, Techne, Phronesis, dan Sophia. Episteme merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki porsi paling besar baik di dunia kehidupan maupun di dalam dunia pendidikan. Bagi saya episteme adalah kecerdasan yang paling mendasar dibanding Techne, Sophia, dan Phronesis. Tanpa ilmu pengetahuan atau episteme kita tidak akan bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tanpa ilmu pengetahuan mungkin hidup kita akan tersesat, tanpa tahu arah dan tujuan. Oleh karena itu, bagi saya menuntut ilmu pengetahuan adalah hal yang paling penting dan wajib bagi setiap orang di dunia ini. Episteme atau ilmu pengetahuan ini dapat terus berkembang seiring berjalannya waktu, akan ada ilmu pengetahuan yang baru dan bisa saja untuk mengganti ilmu pengetahuan yang lama. Kemudian bagi saya menuntut ilmu pengetahuan itu bisa dimana saja, tidak harus di sekolah dan universitas saja. Berdasarkan pengalaman saya bertemu dan melakukan podcast dengan seorang arsitek, disitulah saya bisa mendapatkan ilmu yang belum pernah saya dapatkan selama di dunia pendidikan. Misalnya saja tentang fengsui, perbedaan keinginan klien di tiap daerah, dan masih banyak lagi.

Selain itu, membaca buku adalah salah satu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, karena bagi saya buku adalah jendela dunia. Dalam arti buku yang dimaksud adalah buku tentang keilmuan. Namun, yang kebanyakan orang pikir dan yang menjadi patokan dan acuan untuk seseorang menuntut ilmu pengetahuan ya di sekolah dan universitas, kebanyakan orang membaca buku itu hanya ketika di sekolah dan universitas, sangat jarang saat melihat orang lain yang membaca buku tentang ilmu pengetahuan di rumah. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat membaca di Indonesia yang jauh dibawah negara negara maju.

Cara lainnya adalah dengan mengikuti seminar atau webinar yang diadakan oleh universitas BINUS atau oleh IAI atau mungkin oleh seorang arsitek langsung. Bagi saya dunia pendidikan ini kita lebih banyak dituntut untuk mendengarkan guru oleh sebab itu kecerdasan episteme porsinya paling besar. Melanjutkan pengalaman selama saya menjalani dunia pendidikan dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas sampai saat ini saya ada di bangku perkuliahan, kenyataannya memang episteme porsinya besar sekali. Walaupun bagi saya di bangku perkuliahan ini episteme tidak sebesar saat di tingkat pendidikan dibawahnya. Bagi saya dan yang saya rasakan selama ini belajar itu terasa sangat membosankan karena polanya itu-itu saja, hanya guru atau dosen yang mengajar, guru atau dosen menjelaskan, siswa mencatat, kemudian guru atau dosen memberi soal latihan, tugas, pekerjaan rumah dan sebgainya, lalu siswa mengerjakannya. Hal ini membuat saya terkadang berpikir apa dengan penerapan gaya belajar yang menempatkan episteme dengan porsi yang besar akan membuat saya bisa bekerja dengan baik nantinya setelah lulus. Bagi saya, dunia kerja akan jauh berbeda dengan dunia pendidikan dan pastinya aja jauh lebih sulit. Dan dengan episteme yang hanya didapat di sekolah dan universitas aja itu tidak cukup, kita harus menggali ilmu pengetahuan juga dari orang lain.

Gaya belajar di sekolah dan universitas dengan porsi episteme yang besar itu juga tidak cukup untuk membuat kita menjadi seorang yang expert di dunia kerja. Bagi saya nantinya di dunia kerja yang lebih dibutuhkan adalah phronesis. Phronesis sendiri berarti kecerdasan taktikal dalam bertindak. Phronesis sendiri lebih mengarah ke dunia praktik yang dalam dunia pendidikan porsinya sangat sangat kecil. Gaya belajar mendengarkan membuat, tempat untuk melatih phronesis atau kecerdasan taktikal sangat sedikit. Padahal peran phronesis sangatlah penting, penting untuk kita untuk mengetahui seperti apa yang terjadi di lapangan. Bagi saya penting untuk kita melakukan praktik langsung di lapangan, agar kita bisa menguasa lapangan, kita bisa tahu kondisi lapangan itu seperti apa dan kita tahu apa yang harus kita lakukan saat menghadapi kondisi lapangan yang seperti itu. Untungnya di dalam dunia pendidikan kita masih diberikan techne walaupun porsinya kecil juga. Techne sendiri meliputi softskill dan hardskill. Softskill dalam konteks arsitektur lebih kepada bagaimana saat kita bertemu klien, saat kita menginformasikan desain kita. Sementara hardskill dalam arsitektur itu lebih ke bagaimana kita mendesain arsitektur dan menggunakan software arsitektur. Dan selama masa perkuliahan ini saya mendapat techne melalui studio desain arsitektur, yang hanya satu minggu sekali. Sekali-sekali ada workshop tambahan bagi yang menginginkan. Bagi saya, untuk dunia kerja ini saja tidak cukup. Di semester satu ini saya ditugaskan untuk mengembangkan hardskill dengan mendesain paviliun, dan untuk mengembangkan softskill saya juga harus bisa mengkomunikasikan dan menginformasikan hasil desain paviliun saya.

Selain itu, untuk melatih hardskill saya di jurusan arsitektur ini saya juga mulai mempelajari sendiri software-software yang digunakan di arsitektur seperti AutoCAD, Sketchup, Revit, Twinmotion, Adobe Photoshop, dan Vectorworks untuk mempelajari drafting, modelling dan rendering sebagai bekal untuk semester 3 keatas sehingga ketika memasuki semester 3 saya sudah siap menggunakan software arsitektur tersebut. Saya belajar software arsitektur ini dari internet seperti YouTube dengan dibantu sedikit dari mata kuliah computational architecture. Kemudian dari podcast yang lakukan dengan seorang arsitek saya menjadi tahu kalau saya bisa melatih softskill diluar perkuliahan dengan banyak cara seperti melakukan podcast, mengikuti organisasi, mengikuti lomba-lomba debat atau yang lainnya. Dari situ kita bisa bertemu dengan banyak orang, mengenal dan mengetahui lebih banyak orang, dan membuat kita lebih berani saat berbicara di depan banyak orang. Kembali lagi ke techne di dunia perkuliahan, sebenarnya nantinya di semester 6 dan 7, mahasiswa dan mahasiswi arsitek wajib melakukan magang di sebuah perusahaan yang berkaitan dengan arsitektur. Saya berharap bisa mendapatkan kesempatan untuk magang di perusahaan arsitektur yang bagus. Karena disitu saya bisa belajar baik tentang melatih techne, tentang melatih hardskill dan softskill, dan mungkin bisa juga tentang melatih phronesis. Bagi saya, disana kita akan belajar untuk menghadapi kondisi yang sebenarnya. Disitulah simulasi dunia kerja arsitektur yang sebenarnya, kita mungkin dihadapkan langsung dengan klien, walaupun masih akan dibantu oleh atasa-atasan disana. Disana saya akan berusaha untuk memberikan yang terbaik, bekerja keras untuk masa depan yang lebih baik. Karena apa yang kita lakukan di hari ini menentukan hidup kita kedepannya.

Kemudian setelah lulus dari masa perkuliahan menjadi seorang sarjana arsitektur kita akan mengalami fase dimana kita mengalami krisis identitas, kita akan dihadapkan dengan berbagai pilihan, karena arsitek jangkauan prospek kerjanya luas. Pilihannya bisa kita anggap sebagai 4 kuadran yaitu arsitek profesional, kontraktor, developer, dan akademisi atau mungkin kita bisa mengambil 2 sampai lebih atau juga diluar kuadran itu. Bagi saya, semua itu bisa diraih tidak hanya dengan episteme saja, kita butuh melatih techne dan phronesis. Setelah lulus dari sarjana 1 arsitektur untuk yang ingin menjadi seorang arsitek profesional sebenarnya ada pilihan opsional buat setiap orang yang yaitu progam pendidikan profesi arsitek atau PPAr selama satu tahun. Melalui pendidikan profesi arsitek dan dilanjutkan dengan magang kembali 2 tahun baru kita bisa diakui oleh Ikatan Arsitek Indonesia sebagai arsitek profesional. Saya termasuk salah satu orang yang ingin untuk mengambil PPAr dan menjadi seorang arsitek profesional. Sebenarnya ada cara lain, yaitu dengan mengambil sarjana 2 yang berkaitan dengan arsitektur. Unuk menjalani perjalanan hidup ini dari awal perkuliahan sampai kita lulus menjadi seorang sarjana kemudia hingga menjadi seorang arsitek profesional yang mungkin berat, tidak mudah dan mungkin no fun at all yang kita tidak cukup hanya dengan episteme, phronesis, dan techne saja kita juga perlu akan adanya Sophia. Sophia ini ranahnya lebih personal, Sophia membentuk wisdom yaitu kebijaksanaan, kecintaan, keyakinan, dan keberanian dalam berkarya. Tanpa Sophia semua yang kita rencanakan mungkin tidak akan tercapai.

Bagi saya, keyakinan, kecintaan dan keberanian itu bisa kita dapat ketika kita mempunyai role model. Dalam konteks ini role model itu tidak harus seorang arsitek, tapi penting untuk punya seorang role mode arsitek. Dari mereka saya bisa belajar banyak hal, saya bisa belajar dari pengalaman yang sudah mereka lalui bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun lamanya. Hari-hari yang mereka lalui pasti tidak mudah, setiap hari pasti ada masalah. Dari situ saya bisa belajar bagaimana mereka bisa menyelesaikan permasalahan mereka, bagaimana mereka solve their problem. Yang mungkin saja bisa saya terapkan ketika menghadapi masalah yang sama. Dari mereka saya bisa tahu betapa besar effort mereka, goal mereka, fokus mereka untuk ada sampai saat ini, sampai bisa sukses dan menjadi role model dari banyak orang. Dan dengan pertemuan saya dengan role model saya, saya juga bisa mendapatkan feedback dari apa yang saya sudah lakukan dan saya pelajari. Selain role model ada juga support system yang bisa menumbuhkan kecintaan dan keyakinan kita bahwa suatu saat nanti kita bisa mempunyai masa depan yang indah. Saya sendiri merasakan selama ini support dari orang tua saya, adik saya, keluarga besar saya, sahabat sahabat saya begitu besar. Mereka sangat penting dan bermakna di hidup saya selama menjalani perkuliahan ini. Dengan adanya role model dan support system yang kuat saya semakin yakin dengan pilihan saya memilih jurusan arsitektur, dan saya semakin cinta dan berani dalam berkarya di dunia arsitektur. Saya yakin dengan melatih keempat kecerdasan ini sampai membentuk keseimbangan diantaranya kemudian ditambah dengan efort, fokus, dan kerja keras saya akan menjadi seorang arsitek yang expert. Bagi saya selama setengah semester perkuliahan ini saya menunjukkan hal itu, saya memberikan yang terbaik. Keseimbangan empat kecerdasan ini mmebentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Kadar Nous setiap orang itu berbeda-beda. Bagi saya, saya memiliki kecerdasan episteme dan sophia yang tinggi karena saya mendapat lebih banyak kecerdasan itu baik di universitas maupun di rumah.

Kategori
Teaching Tugas 2 - Reflection

Yohanes Wijaya – Reflection

Bagi saya pengertian Nous menurut Aristotle tentang 4 element antara lain, Phronesis, Techne, Episteme, Sophia cukup berkaitan dengan kehidupan – kehidupan arsitektur. Bahkan ciri khas seseorang juga dapat diketahui dengan melihat dari bagaimana sikap mereka menurut dari pengertian Nous 4 element oleh Aristotle. Menurut Aristotle tentang Nous, Nous memiliki 4 element penting yaitu: Phronesis (taktikal dalam bertindak), Techne (Simulasi studio), Episteme (ilmu pengetahuan), Sophia (keberanian).

Salah satu elemen dari Nous adalah Phronesis, Phronesis menjelaskan tentang taktikal dalam bertindak khususnya perbedaan dalam pembelajaran di universitas dengan pekerjaan yang ada di dunia kerja/ praktik. Perbedaan paling menonjol adalah dalam universitas mengandalkan informasi dari buku atau dari penjelasan dosen/ orang yang sudah berpengalaman dan teori teori yang sudah dibuat sedangkan di dunia kerja mengandalkan pengalaman berapa lama sudah menjalani kegiatan itu dengan metode atau Teknik Teknik yang harus dilakukan secara praktek di dunia kerja. Pada saat masih belajar di dalam universitas jika mahasiswa melakukan kesalahan pada pekerjaanya khususnya arsitek jika melakukan kesalahan pada gambarnya maka masih bisa diperbaiki dan tidak ada konsekuensi apapun yang mempengaruhi tetapi berbeda dengan praktek pada dunia kerja. Jika melakukan kesalahan pada dunia kerja misalnya salah menggambar dan terjadi kecelakaan atau rubuhnya suatu bangunan maka akan membuat kerugian yang besar dan lebih buruk lagi jika ada korban jiwa. Pada dunia kerja mahasiswa yang sudah lulus dari universitas harus benar benar matang tentang ilmu pengetahuannya dan harus dibantu dengan praktek dari magang atau mengikuti petunjuk oleh orang yang sudah berpengalaman dalam dunia kerja supaya tidak terjadi kecelakaan atau kesalahan apapun.

Salah satu elemen dari Nous adalah Techne, Techne menjelaskan simulasi studio atau praktek dan profesi yang bisa dicapai. Pada arsitek belum tentu semua mahasiswa arsitektur akan masuk ke dalam pekerjaan yang sama. Ada berbagai profesi yang disediakan untuk arsitektur. Beberapa pekerjaan yang bisa diambil oleh lulusan arsitektur antara lain: Arsitek, Drafter, Pengawas Proyek, Tenaga BIM, Project manager, Direktur konsultan perencana, Site Manager, Kontraktor, desainer grafis, dan masih banyak lagi. Mahasiswa harus bisa untuk memilih pekerjaan mana yang akan diambil karena tiap pekerjaan pasti mempunyai Teknik yang berbeda beda saat praktek. Tidak mungkin pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor bisa sama dengan pekerjaan yang dilakukan oleh desainer grafis. Untuk mahasiswa yang baru lulus atau yang sudah memilih pekerjaan yang ingin dilakukan harus memperdalam ilmu pengetahuan teori dan Teknik prakteknya sampai matang terlebih dahulu dan itu harus dilakukan satu satu supaya lebih cepat dan lebih baik. Jika mahasiswa belajar 2 hal sekaligus contohnya belajar tentang cara menjadi desainer grafis dan cara menjadi kontraktor maka akan sedikit susah jika dipelajarinya bersama sama karena dua pekerjaan tersebut tidak ada kaitan satu sama lain.

Salah satu elemen dari Nous adalah Episteme, Episteme menjelaskan ilmu pengetahuan. Episteme memiliki pengaruh yang sangat besar. Ilmu pengetahuan adalah dasar dari semua aktivitas yang dapat dilakukan contohnya bagaimana cara memasak, pasti harus mencari tahu bagaimana cara memasak nasi atau ikan goreng, rebus, dan lainnya. Jika memasak dengan asal asal maka bisa aja ikannya maish mentah saat dimakan ataupun sudah gosong sehingga tidak enak. Sama juga dengan Arsitektur, para mahasiswa harus bisa mempelajari ilmu pengetahuan nya terlebih dahulu di universitas sebelum mempraktekkannya di dunia kerja atau bisa juga dilakukan dengan simulasi kecil kecil. Ilmu pengetahuan sangat banyak sehingga universitas hanya memberikan ilmu pengetahuan yang wajib dimiliki oleh mahasiswa arsitektur berbeda dengan nanti saat sudah memilih pekerjaan dan mempraktekkannya maka pasti aka nada ilmu pengetahuan baru yang dapat didapat. Tetapi tidak dianjurkan untuk mahasiswa yang memilih 2 profesi atau banyak pekerjaan sekaligus karena dengan ilmu pengathuan yang banyak itu tidak mungkin dapat dicerna semuanya dengan singkat apalagi dengan waktu 24 jam sehari ini.

Salah satu elemen dari Nous adalah Sophia, Sophia menjelaskan tentang keberanian dan kecintaan dalam berkarya. Mahasiswa Arsitektur harus mempunyai kecintaan dalam berkarya supaya dalam pekerjaannya atau gambar yang sudah dibuat mempunyai makna yang dapat dijelaskan kepada orang lain bukan asal buat yang penting bagus cantik indah. Walaupun keindahan juga termasuk dalam karya tetapi makna terbuat karya itulah yang sangat penting mangapa karya itu dapat terbuat, apay ng ingin dijelaskan oleh pembuat, apakah karya itu memiliki arti yang sangat penting bagi orang lain. Ada banyak karya gambar ataupun bangunan dan lainnya yang dapat menunjukan ekspresi atau sifat yang ingin dijelaskan oleh pembuatnya contohnya bangunan bangunan kuno seperti kuil yang menceritakan dengan dewa dewa yang mereka sembah atau kuil yang menyimpan mayat orang orang penting seperti pyramid di mesir. Ada juga rumah rumah adat yang menceritakan sifat sifat atau adat mereka lewat bangunan. Pada zaman dahulu dimana orang orang belum bisa menulis yang masih menggunakan batu atau zaman batu, mereka menggambar di batu supaya mereka dapat menceritakan Sejarah suku mereka. Tiap orang pasti tidak mau kerja dengan sedih karena itu akan menghambat pekerjaan mereka dan itu dapat memuat orang cepat stress. salah satu cara untuk berekspresi dapat dilakukan dengan membuat karya yang dapat menjelaskan apa yang sebenarnya ingin dijelaskan oleh pembuat untuk orang lain. Ada juga orang yang menceritakan penderitaannya melalui karyanya seperti penderitaan penyakit yang dialami yang diceritakan dalam bentuk lukisan.

Jadi konsep Nous oleh Aristotle ada benarnya dan pentingnya dalam kehidupan mahasiswa arsitektur. Episteme yang mempunyai porsi paling besar yaitu ilmu pengatahuan yang menjadi dasar terbentuk banyak pekerjaan yang sudah ada sampai saat ini. Phronesis yaitu kecerdasan taktikal dalam bertindak bagaimana di dunia ini didominasi dengan pembelajaran secara mendengarkan dan di dunia dimana diharuskan praktek dengan sempurna yang menimbulkan gap di dunia universitas dengan dunia kerja/ praktek. Techne yaitu Teknik atau simulasi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa arsitektur di universitas sehingga mahasiswa setidaknya dapat tau apa yang harus dikerjakan saat sudah lulus dan mencari pekerjaan. Sophia yaitu membentuk keberanian dan kecintaan seseorang dalam berkarya, Keseimbangan keempat kecerdasan ini membentuk sebuah Nous, kapasitas untuk membangun wawasan, kecerdasan, dan kemampuan untuk memperoleh kebijaksanaan intelektual. Kadar Nous dapat berbeda-beda pada setiap orang karena tiap orang mempunyai sikap kepribadian yang berbeda. 4 elemen Nous ini adalah optional karena bisa saja ada seseorang yang menguasai semua elemen Nous tetapi ada juga orang yang tidak bisa menguasai semuannya. Ada orang yang berkarya dengan bagus dan indah tetapi tidak dapat memberikan kesan yang mempunyai makna yang dalam. Dengan kepribadian masing masing orang yang berbeda maka ciri khas seseorang dapat berbeda dan kita dapat mengenalinnya dengan salah satu cara yaitu dengan 4 elemen Nous ini.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Albert Agung – Get to Know Your Self

Hallo, nama saya Albert Agung, saya kelahiran 2005 di bulan Agustus yang berarti saya tahun ini berumur 18 Tahun. Saya lahir di Jakarta dan saat ini berdomisili di Jakarta juga tepatnya di Jakarta Barat, Grogol Petamburan. Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Saya memiliki hobi bermain badminton dan bermain game khususnya mobile legend, tapi sangat welcome jika ada yang mau mengobrol tentang game anime hehe. Saya juga suka menonton anime dan membaca manga, tapi tidak over sehingga hanya ratusan anime yang saya ketahui. Lagu favorit saya kebanyakan dari Jpop dan salah satunya yaitu Yoru ni Kakeru – YOASOBI. Lagu tersebut memiliki makna dalam tetapi asik serta cocok irama dengan pribadi saya. Film yang saya sukai seputar genre action, romance, comedy dan mystery, tetapi tidak menutup kemungkinan genre lain saya juga bisa suka. Ada beberapa lagu yang saya suka baru baru ini yaitu Night Dancer sebagai salah satunya. Saya juga bermain game yang menurut saya bisa menghasilkan uang , menghibur saya, menjadi motivasi dan penyemangat saya, dan mengembangkan bakat serta soft skill. Jika dilihat, banyak game yang memiliki player asing dari luar. Papa saya dulu bekerja sebagai insinyur atau bisa disebut sipil dan saat ini sebagai wirausaha. Mama saya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Kehidupan saya saat ini dibesarkan oleh keluarga yang sangat hangat, terkadang dingin, tapi selalu ada saat dimana kami bercanda satu sama lain dan mendengarkan cerita.

Terkadang kami ibadah bersama, pergi bersama, makan bersama, dan suasana tersebut sangat indah. Sebagai anak pertama, saya terdidik untuk memberi contoh yang baik dan menjadi pribadi yang dewasa sekaligus mandiri. Saya memiliki kepribadian yang tidak suka basa basi, selalu on point, suka dengan kedamaian/keheningan, mandiri, tekun, suka kuliner & memasak, dan masih banyak lagi. Saya cenderung merupakan pribadi yang agak sensitif dengan orang yang dekat dengan saya, karena saat saya dekat dengan orang yang nyaman, saya lebih mudah mengekspresikan emosi dan perasaan yang dialami, sehingga saya lebih belajar untuk berkomunikasi. Sewaktu SMP dan SD, saya suka berteman dengan siapa saja tetapi sewaktu SD saya terlibat masalah dengan beberapa perempuan sehingga membuat pertemanan saya sejak SD lebih banyak kepada laki-laki dan sewaktu SMP mulai bertambah perempuannya. Sewaktu SD saya sudah memiliki bakat bermain badminton, tetapi lapangan dan fasilitas yang ada sangat tidak mendukung sehingga bakat saya tidak terpakai sewaktu SD, lalu saat beranjak ke SMP, disitu bakat saya sangat terpakai dan terlatih, omong-omong saya memiliki beberapa prestasi di bidang badminton. Saya tekun melatih bakat saya dan sempat mengikuti training club tetapi saya berhenti dikarenakan corona dan jadwal tugas yang padat.

Fyi, sewaktu SMP saya juga memiliki banyak crush hehe. Saat corona mulai datang, saya cukup senang tidak ada UN, tetapi juga sedih tidak ada perpisahan SMP. Coronapun berlanjut hingga 1.5-2 tahun dan menghilangkan waktu yang ada saat SMA. Saya sebenarnya cukup excited untuk masuk SMA dikarenakan bisa lebih mengembangkan bakat saya dan mendapat prestasi di bidang akademik maupun non akademik, tetapi kondisi corona yang tidak mendukung sehingga saya tidak dapat mengikuti berbagai perlombaan yang ada pada SMA tersebut. Lalu saya terpaksa merelakan impian saya pada masa SMA untuk mendapatkan piala. Lalu sewaktu SD, saya pindah sekolah dari sekolah Hati Kudus ke Kristoforus dimana sekolah tersebut terletak di area Jelambar dekat rumah saya. Saya mendapat banyak teman sewaktu SD dan memiliki berbagai koneksi serta pengalaman sewaktu SD, beberapa cerita dalam hidup saya juga terbentuk ketika saya sedang berada di kelas SD. SD saya termasuk gedung yang kecil tetapi tempat tersebut memiliki banyak kenangan dan bahkan saya masih sering bertemu dengan kepala sekolah sewaktu SD. Saat SD saya pernah mengalami jatuh, pergi ke kebun binatang, retret hingga graduation. Saya memiliki bermacam macam teman yang memiliki berbagai sifat dimana ada yang sifatnya sangat sensitif dan easy going.

Lalu saat SMP saya memiliki berbagai teman yang berbeda dan pindah sekolah. Sekolah SMP saya hanya bersebelahan dengan sekolah SD saya, tetapi saya kaget karena culture dan fasilitas mereka sangat memukau. Ada OSIS juga yang tidak ada pada lingkungan SD dan lab fisika yang bagus. Saya tidak menyesal pindah kesini, dan omong-omong alasan saya pindah karena adik saya bersekolah di Bunda Hati Kudus jadi sewaktu SMP saya pindah kesitu. Saya juga bertemu dengan teman TK saya di SMP, cukup akrab dengannya hingga sekarang hanya penampilannya berbeda. Banyak yang terjadi sewaktu SMP, dan saya paling suka saat guru matematika memuji saya dikarenakan saya cukup mahir untuk pelajaran matematika. Sistem pembelajaran matematika di SMP saya biasanya memilih murid untuk mengerjakan soal di depan papan tulis jadi lebih enak untuk dilihat dan dipelajari.

Lalu saat SMP saya juga merasakan rasanya pertama kali bermain bersama teman-teman saya, bermain skating, pandora, dan masih banyak lagi pengalaman yang didapatkan sewaktu SMP. Di kelas 8, ada beberapa guru yang tergantikan, yang saya cukup kaget adalah guru matematika dan guru fisika dimana 2 guru tersebut yang membuat saya mendapat nilai bagus dan menjadi favorit, tetapi lama kemudian saya juga mulai menyukai guru” tersebut dan khususnya guru fisika karena metode mengajarnya yang tegas dan ruangannya yang sangat estetik serta nyaman. Guru fisika tersebut bernama Pak Deddy, dia juga merupakan guru yang paling saya sukai, dia adalah wali kelas saya selama 2 tahun berturut-turut dan cara mengajar beliau sangat mendidik dan tegas. Dia mengajar dengan menggunakan contoh dan tidak terbata-bata dalam menjelaskan. Ia memiliki cerita hidup yang sangat inspiratif dan ia salah satu yang memotivasi saya dalam hidup. Jika saya bilang, ia adalah orang yang mengalami kepahitan berkali-kali dan saya cukup sedih akan hal tersebut karena ia orangnya mengalami berbagai pengalaman. Ia seorang yang mandiri, tegas dan disiplin. Ia memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan ilmu yang menyongsong kehidupan SMP. Jika dibilang, tanpa dia maka SMP Bunda Hati Kudus tidak akan sepopuler sekarang karena ia yang membuat SMP tersebut cukup terkenal dan serasa hidup dengan berbagai aktivitas dan hiasan didalamnya. Lalu ada juga guru favorit saya, ia Guru Biologi sekaligus guru Badminton saya. Ia juga menghiasi SMP menjadi hidup dan membuat berbagai inovasi bersama pak Deddt. SMP tersebut merupakan SMP terindah bagi saya, bukan berarti itu terbagus tetapi itu memiliki nilai yang sangat indah.

Pak heru sendiri juga melatih saya dalam badminton dan membantu saya mengembangkan bakat saya untuk tampil dan bisa memenangkan berbagai kompetisi. Berkat dia yang mengatur ekskul dan membantu saya mengikuti kompetisi, saya telah memenangkan 3 kompetisi kejuaraan dalam badminton dan itu membuat saya cukup senang akan hal tersebut. Kompetisi tersebut juga menjadi motivasi bagi saya serta self award karena impian saya salah satunya adalah kejuaraan badminton. Saya cukup senang karena telah meraih medali dan piala dan saya dapat memamerkan ke teman-teman saya dan saya cukup dihormati. Sewaktu SMP saya juga bergabung ke Putra Altar (Organisasi yang melayani gereja khusus remaja) dan awalnya saya ikut karena teman, tetapi lama kelamaan itu cukup seru serta menguatkan iman saya kepada Tuhan Yesus. Dalam Putra Altar, sangat banyak pelajaran yang didapatkan disitu apalagi sewaktu saya masuk ke dalam pengurus inti, dimana saya dididik dengan tegas dan disiplin.

Saya juga mendapat pengalaman berkomunikasi dengan bermacam-macam usia, dari yang tua hingga muda dikarenakan posisi yang saya isi dan saya bersyukur telah mendapat pengalaman tersebut karena hal tersebut menjadi bekal bagi dunia masyarakat saya. Awal mula saya masuk, saya emang rajin bertugas, tetapi setelah bertahun-tahun, mulai dipadatkan dengan tugas, jadwal lain, dan sekolah sehingga membuat semangat saya menurun dan mulai bosan dengan Putra Altar, tetapi tidak butuh waktu lama dan saya mendapatkan semangat itu kembali dikarenakan iman saya. Lalu dimulailah masa corona dimana awalnya cukup senang, saya sudah mempersiapkan dan belajar untuk UN dan Ujian Praktek tetapi corona membuat perjuangan saya sia-sia. Saya cukup senang dan lega, tetapi dengan tiadanya perpisahan antar kelas dan angkatan serta graduation membuat saya cukup sedih dan tidak suka dengan hal tersebut. Lalu masuk masa SMA dimana saya cukup senang dan sedih, satu sisi senang karena saya tidak perlu masuk sekolah untuk memulai pelajaran dan memudahkan dalam tugas maupun ujian. Biasanya saya suka mematikan kamera sewaktu ada online learning. Lalu sedih karena 1.5 tahun saya hilang dikarenakan corona sehingga tidak dapat bertemu dengan teman-teman saya dan mengenal orang baru. Hal tersebut juga mempersulit saya dalam membentuk kelompok. Corona memiliki 2 sisi yang sangat berlawanan, ada kala sedih dan senang yang dirasakan bersama. Lalu setelah corona berakhir, maka saya juga mengalami namanya culture shock dimana saya sulit beradaptasi dan macam-macam teman baru dan sifat baru. Tetapi pada akhirnya saya dapat beradaptasi dan mengobrol serta berteman dengan mereka. Memang cukup sulit untuk memulai sekolah di pertengahan, apalagi dengan adanya online learning yang membatasi pertemanan satu sama lain. Well, setelah corona saya mendapat kegiatan retret di kelas 12. Saya juga kesal karena bakat saya tidak dapat dikembangkan sewaktu SMA karena corona. Saya memiliki impian mendapat piala atau medali juga di SMA tetapi saya serahkan kepada adik saya.

Banyak yang terjadi sewaktu SMA dan pertemanan kami sangat singkat yaitu 1.5 tahun saja. Kami mulai mengalami kesulitan belajar di awal karena transisi yang cukup shock. Lalu ada graduation yang memiliki nilai pertemanan yang kuat dan kami 100% lulus. Lalu saya masuk kuliah dan memilih jurusan Arsitektur karena saya sejak kecil dilatih memiliki impian sebagai seorang Arsitek karena Papa dan Kakek saya adalah Insinyur dan saya sebagai Arsiteknya. Saya sangat enjoy dengan jurusan yang saya pilih saat ini dan saya memiliki mimpi besar dimana saya akan sukses dan membangun gedung yang memukau dan saya akan mewujudkan mimpi saya tersebut di perkuliahan saya.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Adelia Fransisca Wulansari – Get to Know Your Self

Nama saya Adelia Fransisca Wulansari, saya biasa dipanggil Adel dengan teman-teman saya, saya lahir di Bogor, Jawa Barat pada hari sabtu pagi pada tanggal 20 Agustus 2005. Saya anak dan cucu perempuan pertama yang terlahir di keluarga saya, saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana dan berkecukupan, dulunya ayah saya berprofesi sebagai seorang pekerja swasta biasa dan ibu saya berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Saya memiliki satu adik perempuan yang berbeda 2 tahun dari saya, bisa dibilang hubungan saya dengan adik saya lumayan dekat, karena kami saling bertukar cerita, selalu bercanda dan tertawa bersama. Saya mempunyai hobi mendengarkan lagu, menonton film atau series yang memiliki genre komedi, romance, sampai action, salah satu contohnya K-Drama dan K-POP, bermain badminton, berenang, traveling dan kuliner di tempat yang saya kunjungi. Dulu ketika saya kecil tinggal di Bogor bersama keluarga saya namun saya lebih sering tinggal bersama nenek dan kakek saya dikampung dibanding dengan orang tua saya. Pada kelas 4 SD saya harus pindah keluar kota dikarenakan ayah saya bekerja di sana, lebih tepatnya saya pindah di Kota Manado, Sulawesi Utara. Pada saat itu ayah saya baru saja di rekrut oleh salah satu bank daerah disana yang mengharuskan kami pindah kesana. Saya, adik saya serta orang tua saya merantau disana, layaknya orang biasa, kami melakukan aktivitas seperti biasa. Namun saat saya naik kelas saya meminta untuk pindah lagi ke daerah asal saya yaitu di Bogor karena pada saat itu saya merasa belum nyaman dengan lingkungannya, dan kedua orang tua saya pun menyetujui hal itu. Lalu, saya dan adik saya kembali ke kota asal saya yaitu di Bogor, pada saat itu saya tinggal bersama nenek, kakek, om dan tante saya. Pada saat kelas 5 dan 6 SD saya sangat aktif mengikuti kegiatan dan mengikuti beberapa organisasi, jadi saya memiliki banyak teman dari berbagai macam suku, ras, dan agama. Pada saat lulus SD saya dan adik saya kembali meninggalkan Kota Asal saya, saya memilih untuk pindah dan tinggal bersama ayah dan ibu saya. Jadi, pada saat SMP sampai lulus SMA saya tinggal bersama kedua orang tua saya serta adik saya. Saya bersekolah di salah satu SMP favorite di daerah saya yaitu di SMP NEGERI 1 MANADO dan melanjutkan kejenjang selanjutnya di salah satu SMA favorite juga di Manado yaitu di SMA NEGERI 9 BINSUS MANADO, saya dinyatakan lulus dengan nilai yang lumayan baik. Saya termasuk didaftar siswa berprestasi (SNBP) kemarin tetapi belum rezeki, saya belum berkesempatan untuk lolos seleksi SNBP, jadi saya juga mendaftarkan diri untuk mengikuti UTBK, namun sama hal nya saya belum berkesempatan juga untuk lolos pada ujian UTBK kemarin.

Sekarang ayah saya adalah salah satu orang penting yang berada dikantornya, beliau selalu mengajarkan kepada saya bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Akibat yang saya rasakan dalam hidup saya adalah, saya merasa menjadi lebih mengargai waktu, uang, dan juga orang tua saya tentu nya.

Sebagai anak sulung perempuan, saya mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, saya harus memberikan contoh yang baik untuk adik saya. Jika saya salah saya banyak memberi tahu adik saya untuk tidak mengulang apa yang pernah saya lakukan, saya serta adik saya sering sharing cerita yang kita alami setiap harinya, mungkin dulu kami sering bercerita secara langsung, namun sekarang kami lebih sering berkomunikasi lewat telephone dan via chat bahkan sekarang sudah jarang karena masing-masing dari kami sudah memiliki kesibukannya sendiri-sendiri, namun sebisa mungkin kami saling memberi kabar setiap harinya disaat waktu senggang.

Pada saat berada di kelas 12 saya bingung menentukan pilihan saya, pada saat saya tidak tau minat dan bakat saya dimana. Pada saat menuju kenjenjang perkuliahan, saya mencoba tes kebeberapa universitas favorite dan ternama, namun sayangnya belum rezeki, pada saat itu saya hanya fokus mengejar PTN, terlebih PTN favorite saya, jadi saya sama sekali tidak pernah kepikiran untuk masuk dan mencoba ke universitas swasta. Pada saat saya di tolak beberapa PTN saya sangat stress dan hopeless, namun ada beberapa teman dan keluarga saya yang menyarankan untuk mencoba beberapa PTS dam mencoba menjelaskan bahwa tidak semua PTS itu buruk, jadi saya mencoba beberapa PTS, PTS yang saya coba yaitu UNTAR, UNPAR, serta BINUS. Saya lolos tes diketiga PTS yang saya daftarkan, lalu saya memberi tahu kabar tersebut kepada keluarga serta beberapa teman baik saya, dan saya mendapatkan respon yang sangat baik dari mereka semua.

Saya memilih BINUS karena saya pernah mendengar bahwa salah satu universitas swasta terbaik di indonesia adalah BINUS, saat mendengar itu saya sangat tertarik untuk masuk di situ, dan sedikit mencari tahu tentang BINUS, lalu saya langsung mengikuti tes untuk masuk ke BINUS.

Saya bersyukur tumbuh dan hidup di keluarga yang supportive, saya serta keluarga saya saling mendukung satu sama yang lain, saya senang memiliki keluarga yang harmonis, lingkungan hidup saya bisa dibilang positif.

Saya lagi sering mendengarkan beberapa lagu taylor swift, bruno mars dan K-POP. Dan saya suka mendengarkan beberapa podcast sebagai hiburan.

Kesedihan yang paling dalam pada hidup saya adalah pada saat COVID-19. Pada saat maraknya COVID-19, ayah serta ibu saya terpapar virus COVID-19 dan harus dilarikan ke rumah sakit setelah seminggu karantina dirumah, karena pada saat itu kondisi kedua semakin hari semakin menurun. Ibu saya dirawat selama seminggu lamanya, sedangkan ayah saya masuk ruangan ICU dan dirawat lebih lama dibandingkan dengan ibu saya, ayah saya harus masuk ke ruang ICU dikarenakan adanya penangannya yang sedikit serius oleh dokter. Pada saat itu saya hanya bisa berkomunikasi dengan orang tua saya via video call saja, saya hanya bisa melihat mereka begitu tegar melewati itu semua, pada hari ketiga mereka dirawat saya sudah bisa melihat senyum yang mengembang diwajah kedua orang tua saya, namun setelah beberapa hari kondisi ayah saya semakin memburuk jadi harus ditangani intensive oleh dokter, beliau menempati ruangan ICU kurang lebih selama 4-5 hari lamanya. Saya tidak bisa berkomunikasi sama sekali dengan ayah saya, saya hanya bisa membantu mereka lewat doa yang saya kirimkan setiap hari, saya semakin takut dengan kondisi kedua orang tua saya dikarena setiap hari adanya berita yang membahas tentang kematian beberapa orang yang terpapar COVID-19, saya takut dengan itu semua, namun keluarga saya berusaha menenangkan saya agar saya tidak perlu berpikiran tentang hal yang tidak-tidak. Singkat cerita ibu saya dinyatakan sudah negative COVID-19 dan diperbolehkan kembali kerumah, saya senang dengan adanya pemberitahuan itu, sesampainya ibu saya dirumah saya menanyakan selama beliau disana beliau melakukan apa saja, lalu beliau bercerita tentang yang beliau lakukan selama dirumah sakit, saat mendengarkan cerita beliau tanpa saya sadar saya menangis, saya sedih serta senang karna beliau sudah bisa bertahan dengan kuat pada saat itu, namun saya sedih karena saya masih belum mendapatkan kabar tentang ayah saya. Setelah beberapa hari akhirnya saya mendapatkan kabar gembira bahwa ayah saya sudah keluar dari ruangan ICU, dengan arti lain kondisi ayah saya semakin membaik dari sebelumnya, saya sangat senang mendengar hal itu, saya semakin yakin bahwa ayah saya bisa kembali bersama kami kembali. Singkat cerita, setelah melewati beberapa hari ayah saya telah dinyatakan negative COVID-19 dan diperbolehkan kembali kerumah dan kumpul kembali bersama kami.

Saya memiliki tujuan hidup yaitu membahagiakan kedua orang tua saya, keluarga saya serta diri saya sendiri, saya ingin bisa menjadi apa yang saya serta keluarga saya harapkan kepada saya, saya ingin membuat mereka bangga dengan apa yang saya capai, saya sangat yakin bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasil, saya selalu berikhtiar, saya selalu meminta doa restu kepada orang tua serta keluarga saya, besar harapan saya agar untuk menjadi orang yang sukses dan berguna bagi sekitar saya.

Jika nanti saya menjadi apa yang saya impikan dan saya idam-idamkan, saya harus tetap rendah hati kepada seluruh orang tanpa memandang bulu, saya ingin membantu semua orang dengan tulus dan ikhlas dengan apa yang saya miliki dan apa yang saya bisa.

Sejak beberapa tahun terakhir saya merasa lebih tertarik ketika saya berada atau melihat gedung-gedung dan bangunan-bangunan, saya berpikir “kok bisa ya mereka mendesign seperti itu?” “mereka kepikiran apa ya sampe bisa jadi begitu?”, banyak pertanyaan di kepala saya yang membuat saya menjadi penasaran dengan dunia arsitektur. Saya sangat tertarik dengan bangunan-bangunan yang bersejarah dan memiliki sejarah itu sendiri salah satu contohnya yaitu candi-candi yang ada di Indonesia.

Waktu itu saya sempat ragu untuk memilih jurusan arsitektur karena dengan adanya beberapa teman-teman saya yang mengatakan “emang kalo udah lulus nanti jadi apa?”, “yakin minat dan bakat lo disitu?”, pertanyaan demi pertanyaan membuat saya goyah dan mencari “sebenarnya setelah mengambil jurusan yang saya pilih nanti, saya bisa jadi apa?” . Namun setelah memahami saya ketertarikan lebih condong kemana, saya lebih memilih untuk masuk jurusan arsitektur ini karena waktu itu saya melihat sekilas diberita bahwa pak Ridwan Kamil yang mendesign salah satu masjid yaitu “Masjid Al Jabbar” dan saya merasa kagum dengan itu, dan semenjak saat itu saya merasa lebih tertarik pada bangunan-bangunan.

Untuk saat ini saya cukup mencintai bidang ini karena dikeluarga saya belum pernah ada yang mengambil atau berkecimpung di bidang arsitektur ini, jadi besar harapan saya untuk menjadi yang pertama yang berkecimpung di keluarga saya.

Saya sangat berharap apa yang saya tulis sekarang bisa menjadi bisa menjadi pelajaran untuk saya untuk nanti kedepannya, dan jikalau harapan saya menjadi nyata saya akan bangga dengan perjalanan dan proses demi proses yang sudah saya lewati sampe detik ini.

Kategori
Teaching Tugas 1 - Get to Know Your Self

Abiyyu Arya Putra – Get to Know Your Self

Perkenalkan Nama saya Abiyyu Arya Putra, Binusian 2027 jurusan Arsitektur, Universitas bina Nusantara.

Sebagai mahasiwa, saat ini 2 minggu kuliah telah berlalu, dan saya telah mendapat banyak tugas dari doesen dosen terkait arsitektur. Pada saat ini pula saya harus bisa untuk mengatur waktu dengan mambagi mana yang prioritas dan harus segera diselesaikan maupun yang tidak, pada awal masuk kulah saya sangat grogi, saya khawatir tidak akan mendapatkan teman, persepsi saya terhadap orang lain di pikiran saya adalah menakutkan dan menyeramkan. Namun begitu saya masuk FYP pertama kali di binus saya mencoba aktif dan banyak berkenalan dengan teman skeitar dan akhirnya saya senang bisa akrab dengan beberapa orang di hari pertama FYP binus. Waktu pun berlalu dan tidak terasa bahwa saya sudah menginjak semester 1, banyak sekali momen momen berharga saat acaraFYP Binus, seperti konser, Week of welcoming dan lainnya.

Saya saat ini tinggal Bersama kedua orang tua saya, saya menjalani perjalanan ke kampus sejauh 23 km, dalam 1 hari pulang dan pergi hingga 46 km. Saya menaiki motor, pada awalnya saya sangat Lelah pada perjalann tersebut ditambah jalan Jakarta yang begitu suram dan macet dimana mana, namun seiring berjalannya waktu saya pun terbiasa dengan perjalanan sejauh itu. Saya saat ini memilih untuk tidak kost karena pertambahan biaya yang cukup banyak apalagi jika ditotal selama 4 tahun.

Saat ini kesibukan saya adalah mengerjakan tugas tugas kuliah dan mengikuti kegiatan di dalam maupun di luar kampus untuk menambah relasi dan pengalaman seperti mengikuti organisasi dan lainnya. Saya ingin membangun pengalaman sebanyak banyaknya di kampus ini, masa remaja juga merupakan masa ter optimal dalam eksplorasi diri.

Momen momen kebersamaan saya dengan orang tua saya dari saya kecil hingga saat ini tidak akan saya lupakan seumur hidup. Saya mengerti bagaimana perjuangan mereka dalam membesarkan saya. Cerita yang saya ingin ceritakan ke orang lain yaitu Cerita mengenai kompilasi rutinitas saya, sebagai contoh pada masa lalu fase dimana saya mengejar PTN hingga belajar sampai larut malam, pada waktu itu terdapat perbedaan rutinitas kehidupan saya dibandingkan yang sebelumnya, jam tidur menipis, emosi meningkat, dan saat itu saya juga mudah lelah. Nah, perbedaan rutinitas saya inilah yang biasanya saya ceritakan ke teman teman, bahkan kami juga sering bertukar cerita mengenai rutinitas kami masing – masing, tentu yang saya ceritakan adalah rutinitas saya secara umum dan bukan bersifat privasi. Tujuan hidup saya diantara lain :

1. Tujuan hidup saya yaitu saya ingin meraih kesuksesan dengan berhasil melakukan hal hal yang saya inginkan serta dapat membangun keuntungan dari hal tersebut, seperti sukses di dunia kuliah, pekerjaan, hobi, dan lainnya.

2. Selain kesuksesan, di hidup ini saya ingin mencapai kondisi dimana saya tidak hidup dengan dihantui rasa penyesalan atas waktu yang telah berlalu, saya ingin hidup dimana saya puas dengan pemanfaatan saya pada waktu yang telah berlalu dan telah berhasil meraih mimpi saya.

3. Selain itu, saya juga ingin memiliki kehidupan yang tenang dan sehat. Sebanyak apapun harga jika tidak digandeng kesehatan maka akan sia-sia.

4. Manusia merupakan makhluk sosial, saya ingin mendapatkan teman yang berkualitas dalam hidup saya.

Selain itu, ini adalah tujuan hidup saya untuk orang lain

1. saya ingin sukses duniawi dengan bisa menghasilkan uang yang banyak dan cukup dengan karir saya. Uang memang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang, saya ingin dapat menggunakan uang untuk hal hal yang positif (missal : sedekah, umroh, beramal) dan lainnya.

2. Saya beragama muslim, dalam islam diajarkan untuk selalu berbakti kepada orang tua, Saya ingin tumbuh menjadi laki laki yang berbakti dan tidak lupa daratan.

3. Saya ingin berumur panjang dengan menjaga kesehatan saya dan membiasakan hidup sehat dari sekarang.

4. Saya tertarik dengan dunia sosial, saya ingin dapat berkontribusi positif terhadap dunia sosial.

5. Saya ingin mencapai kondisi dimana saya senang dengan apa yang telah saya lakukan di waktu yang telah berlalu dengan keerhasilan, bukan penyesalan.

6. Saya ingin memiliki keluarga yang Bahagia, memang masih sangat jauh disbanding usia saya yang saat ini, tapi memang saya ingin berfikir jauh kedepan bahwa saya ingin memiliki keluarga yanh Bahagia.

Saya lahir pada 16 agustus 2005, Putra pertama dari bapak Ari dan Julia, Arya dalam nama saya diartikan sebagai kombinasi nama kedua orang tua saya, Arya = Ari dan Julia.

Saya memiliki 2 orang adik laki laki yang saat ini berusia 15 dan 11 tahun, adik saya yang saat ini berumur 11 tahun sedang menginjak bangku kelas 6 SD, sementara yang 15 tahun saat ini sedang bersekolah kelas 1 SMA.

Keluarga saya ada dalam kondisi sederhana, tidak kesusahan, namun tidak pula kaya melimpah saat saya lahir, tetapi orang tua saya selalu menuruti keinginan saya selama mereka sanggup, bila tidak sanggup pun mereka pasti akan bicara, namun hal tersebut hampir tak pernah terjadi. Ayah saya bekerja sebagai karyawan swasta dan ibu saya sebagai PNS. Seiring berkembangnya waktu karir kedua orang tua saya semakin berkembang, hingga saat ini jauh lebih baik dibandingkan kondisi saya lahir, saya adalah saksi bisu perkembangan karir orang tua saya.

Saya bersekolah di SDS angkasa 9, SMPN 6 Bekasi, SMA Angkasa 1, dan saat ini saya berkuliah di Binus jurusan Arsitektur. Saya bersyukur terhadap waktu yang telah berlalu, namun ada momen dimana saya merasa bahwa “harusnya aku bisa melakukan lebih”, oleh karena itu dalam masa pendidikan saya, saya selalu menerapkan prinsip progressive overload atau “hari esok harus lebih baik dari hari ini” prinsip ini saya pegang sampai saat ini.

Pada waktu SD saya tidak terlalu aktif maupun pasif, di sd saya sering mengikuti lomba namun hanya lomba tingkat kelas seperti classmeet dan sebagainya, pernah juga mengikuti kejuaraan tingkat kota meskipun akhirnya kalah, di waktu SD saya hanya mengikuti alur saja, jika ada kesempatan saya ambil, dan jika tidak ya saya biarkan, pada waktu sd pun pemikiran syaa masih belum kritis dan belum ada emosi yang begitu optimal. Di waktu SMP saya menjadi orang yang jauh lebih pemalu dan pendiam, namun akademik saya meningkat, saya selama 5 semester selalu mendapatkan ranking 5 besar dikelas, suatu hal yang sesali di SMP adalah karena saya tidak mencoba bergaul dan mencoba hal baru lebih jauh. Di waktu SMA saya memiliki planning untuk bisa ambis dan menjuarai berbagai lomba, yang terjadi adalah di SMA nilai akademis saya menurutn, namun syaa berhasil menjuarai lomba yang hanya tingkat kelas, meski begitu saya sangat senang. Saya juga pernah berpartisipasi pada lomba nasional tetapi gagal. Akhirnya pada kelas 12 saya memilih untuk mengerahkan semau tenaga saya untuk belajar hingga saat itu saya mengikuti bimel, pada UTBK pun hasilnya mengecewakan. Saat saya gagal UTBK saya menangis hancur di depan ibu saya, rasa sedih yang luar biasa, di sisi lain saya juga menyadari bahwa usaha saya kurang. Namun saya tidak putus asa, dalam perjalanan saya melanjutkan ke pergguruan tinggi terdapat hal yang gagal dan berhasil, saya gagal pada 4 kampus yaitu UI, ITB, UNS, dan Undip, disisi lain saya di terima pada 5 kampus yaitu unnes, uny, unpad, itera, dan unair. Tetapi pada akhirnya saya memilih binus karena enrichment programnya dan pada 5 kampus yang saya diterima tersebut bukan lah jurusan Impian saya. Saya saat itu hanya iseng mendaftar hanya untuk gengsi.

Saya dapat menyimpulkan bahwa pengalaman saya selama 12 tahun sekolah terdapat suka dan duka, tetapi jangan larut dalam duka dan jangan pula berlebih dalam suka. Ambil Pelajaran terhadap setiap hal yang sudah berlalu. Manfaatkan waktu sebaik mungkin, namun bagi rata porsi untuk bermain dan bersenang senang juga. Hidup tidak selalu tentang yang “terbaik”, banyak sekali hal hal yang harus saya syukuri. Saya senang dengan pilihan saya saat ini, namun saya tetap ambis untuk kedepannya, saya bukanlah orang yang pasrah akan keadaan.

Di balik semua itu, saya bersyukur memiliki orang tua yang sangat mendukung saya dalam hal apapun selagi itu positif dan memfasilitasi saya, mereka memberikan yang terbaik dan terbaik untuk saya, saya sangat bersyukur.

Saya pernah mengalami bully saat kelas 2 sd, saya dibully karena fisik saya yang gendut, aibat hal itu saya sempat diet extrim selama berbulan bulan, padahal saat ini saya masih kelas 2 SD, akibatnya saya sangat mudah sakit. Akhirnya perlahan hal tersebut dapat saya atasi dengan makan sehat dan menghindari teman yang membully saya, sebagai gantinya saya membangun pengalaman dengan teman yang saya pilih.

Alasan saya berkuliah di arsitektur yaitu

1. Dari SD saya memiliki passion dan kemampuan dalam bidang gambar dan berseni visual.

2. Saya pernah mengikuti 2 test IQ yang berbeda, test IQ pertama dari @tesbakatindonesia dan yang kedua dari bimbel BTA Group. Dari 2 test tersebut manyatakan bahwa saya memiliki nilai sempurna pada kemmapuan bidang dan ruang yang dimana hal tersebut mengarahkan saya pada bidang arsitektur.

3. Saya adalah orang yang suka sekali berimajinasi dan berkhayal terhadap suatu bentuk.

Saya memiliki cita cita sebagai arsitektur tepatnya kelas 5 SD, berbagai pengalaman dan pelajaran serta materi baru saya alami bertahun tahun, namun Arsitektur tetap menjadi cita cita saya, saya saat ini pun berkuliah di jurusan yang saya impikan sejak dulu yaitu arsitektur.

Jika saya membandingkan dalam mengerjakan suatu persoalan yang berhubungan dengan karya visual (misal gambar) dibandingkan hal lain, saya dapat merasakan bahwa saya leih enjoy pada karya visual.

Hal tersebut juga membuat persepsi saya bahwa kuliah di jurusan yang saya mau itu menyenangkan.

Saya harap saya bisa meraih apa yang menjadi keinginan saya.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 1 | Let’s Map Your Dream – Architecture and Context

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 2 | Original Mind, Conventional Mind, Dimensional Mind

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 3 | Nous Dalam Kehidupan dan Dunia Arsitektur

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 4 | Go to Your Role Model

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 5 | Diagram Deliberate Practice

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 6 | Membedah Logika-logika Konteks Karya Arsitektur

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 7 | Quarter Life Crisis – Midlife Crisis – and Thirdlife Crisis In Architecture

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 8 | Building System and Technology – Bumi, Air, dan Udara

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 9 | Questioning – Belajar Bertanya dan Kritis

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 10 | 10 Diagram Kehidupan Dalam 60 Menit 3600 Detik

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 11 | Re-Search

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 12 | Theory and Practice

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
Pertemuan Teaching

Pertemuan 13 | Ongoing

(Will be updated)

Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum Lorem Ipsum.

Kategori
blog

Hugo Bioclimatic Home

Hugo Bioclimatic Home berlokasi di Bintaro. Rumah ini memiliki kesan sederhana, dengan pohon randu putih didepannya. Material beton ekspos berwarna abu-abu memberikan kesan “un-finished” pada bangunan, serta kesan “under-stated beauty” melalui jendela lengkung menyerupai gua.

Rumah ini terdiri dari 4 lantai, di lantai dasar terdapat program ruang service pada sisi kanan, carport dan kolam renang pada sisi depan, ditengah rumah terdapat ruang makan dan dapur bersih. Di lantai pertama setelah menaiki tangga, penghuni langsung dapat mengakses ruang tamu dan ruang makan, dapur, dan tangga di sisi kanan. Pada lantai dua susunan program ruang semakin padat dengan adanya hobby room, foyer, beberapa kamar dan kamar utama yang dilengkapi dengan kamar mandi. Ketiga lantai ini dikoneksikan dengan atrium dan void ditengah-tengah.

Rumah ini sendiri memiliki dua akses, akses pertama merupakan akses service yang terdapat di sisi kanan rumah, sedangkan di sisi kiri terdapat akses utama yang memutar dan dikelilingi taman yang terkoneksi dengan kolam renang dan atrium. Rumah ini dirancang tidak menempel dinding tetangga pada sisi utara dan barat laut, hingga membentuk segitiga yang ditujukan untuk menciptakan mikro climate.

Rumah ini juga dilengkapi dengan ruang kantor untuk klien kami yang memiliki kesibukan dan sering bekerja dari rumah. Pada lantai teratas terdapat area dengan atap transparan yang digunakan untuk menjamu tamu dan area gym.

Pada sore hari, sinar matahari dari sisi barat menyinari area kolam renang, atrium, ruang gym, ruang tamu lantai atas, dan membingkai bayangan di dalam kamar dengan jendela bulat. Selain warna materialnya yang berwarna abu-abu memberikan kesan dingin, rumah ini juga memberikan suasana hangat dengan memberi akses sinar matahari.

Selain merespon cahaya matahari, rumah ini juga dilengkapi dengan resapan air yang kemudian digunakan lagi untuk penyiraman tanaman.

@rawarchitecture_best@hugodiba@realricharchitectureworkshop

Best 📸 @luil_mn@_yophrm
Further credit check on bio

#HugoBioclimaticHome#bioclimatichome#RAWfinished#realricharchitectureworkshop#home#architecture#details#architectureproject#Bintaro#Jakarta#Indonesia

Kategori
blog

Studio Culture

Bagi saya, studio kami adalah tempat yang menghubungkan imajinasi dan realitas, sebuah tempat dimana impian klien dapat terealisasi. Studio ini merupakan tempat visioner dimana kami dapat mengeksplorasi kreativitas, mendorong inovasi, dan memastikan setiap proyek mencerminkan visi klien.

Salah satu culture yang sering studio kami lakukan adalah duduk melingkar bersama. Kami saling berdiskusi dan menggali ide yang potensial dari setiap individu yang terlibat dalam pengejaan desain proyek. Tidak hanya memudahkan untuk berdiskusi, duduk melingkar juga sebuah simbol, tanggung jawab dan proses panjang dari kolaborasi di dalam praktik, di mana ide-ide bermunculan dan suara setiap individu dihargai.

Budaya studio ini mendorong inovasi, mendukung apa yang baik, dan memastikan setiap proyek mencerminkan visi klien dan kemampuan kami. Hal ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh Taliesin yang dipimpin Frank Lloyd Wright. Taliesin adalah sebuah laboratorium kreatif, di mana kolaborasi erat antara Wright, staf, dan orang yang magang di dalamnya memperluas batas-batas desain “beyond architecture” seperti desain lansekap, produk, arsitektur, workshop, dan standar gambar.

Hal ini dengan sederhana terlihat dari luar, seperti penggunaan jubah oleh Wright dan anggota studio lainnya di Taliesin. Mencerminkan gaya hidup yang terkait dengan filosofi desain dan budaya yang ditanamkannya. Penggunaan jubah tersebut sejalan dengan apa yang Galinsky teliti tentang bagaimana pakaian membangun keyakinan individu melalui hal disebut sebagai “pakaian yang kuat dan berpengaruh (powerful)”. Berdasarkan penelitian, penggunaan seragam profesional dapat meningkatkan kepercayaan diri individu dalam menyelesaikan tugas yang memerlukan perhatian terhadap detail. Dari hal sederhana dan keseharian, kita bisa melihat bagaimana studio arsitektur dibentuk. Psikolog sosial seperti Kurt Lewin pun memberikan pemahaman bagaimana perubahan lingkungan kerja dapat memengaruhi perilaku dan interaksi antar individu.

@realricharchitectureworkshop
@dot_workshop
@guhatheguild

#realrichsjarief#realricharchitectureworkshop#DOTworkshop#guhatheguild#architecturestudio#studioculture#jakarta#indonesia

Kategori
blog

Nizamia Andalusia Collective Cave

Sekolah Nizamia Andalusia

Kali ini saya menulis tentang sekolah Nizamia di hari Sabtu, sembari liburan dan reflektif singkat bersama Miracle, Heaven, dan Laurensia.

Sekolah Nizamia, berlokasi di Jakarta Timur. Proyek ini dirancang dengan desain retrofit yang menggunakan struktur eksisting sebagai landasan utama. Desain dari sekolah Nizamia ini terinspirasi dari bentuk gua. Mulai dari kesan struktur alami gua, dengan tekstur dan material khasnya, menginspirasi kami dalam memilih material dan tekstur dalam desain ruang kelas sampai ruang baca kecil. Implementasi struktur gua dalam bangunan seakan membentuk “kota dalam kota”, yang menghadirkan serangkaian makna seperti cerita Seribu Satu Malam.

Ketika pertama kali memasuki sekolah ini, anak-anak langsung disambut dengan amphitheater melengkung sebagai ruang komunal, yang dilengkapi dengan ruang doa bersama dan kantin. Penempatan ruang komunal dibagian depan ditujukan sebagai sarana bersosialisasi anak-anak di sekolah Nizamia.

Tidak hanya dari penggunaan material dan tekstur pada gua. Sisi alami pencahayaan dalam gua pun kami coba implementasikan di proyek ini. Penggunaan pencahayaan aktif dalam sekolah, juga ditunjang dengan pencahayaan pasif melalui cahaya matahari. Setiap ruang di dalam sekolah ini dirancang untuk mendapatkan cahaya matahari. Hal tersebut ditujukan untuk memfokuskan penerangan dalam mendukung proses beraktivitas dan pembelajaran di dalam maupun luar kelas. Kami mendiskusikan sketsa dan konsep dan Ini adalah konsep yang didiskusikan dimana di dalamnya ada perubahan, adjustment, dan pentahapan intensif yang dipimpin langsung oleh owner dan tim konstruksi di tahap – tahap selanjutnya.

Have a nice monday

@nizamiaandalusia@realricharchitectureworkshop

My super duper lovely dreamteam @andriiyansyahmr@melisaakma@rrianditaa , @meizzh_ , @tyoadngrh , @almujaddidi@chairunnisabels@angelkusumaa

Best 📸 @_yophrm | @realricharchitectureworkshop

#nizamiaandalusia#collectivecave#RAWongoing#realricharchitectureworkshop#school#architecture#details#architectureproject#jakarta#indonesia

Kategori
blog

Dialog Arsitektur: Kebersamaan dalam Kecintaan, Refleksi bersama Michael van Bergen?

Satu kawan saya ini namanya @michaelvanbergen, seorang arsitek dari Belanda datang kira-kira dari satu tahun yang lalu ke GUHA dan penasaran dengan apa yang ada disekitar kami. Kami berdiskusi sangat panjang dari hal-hal yang personal sampai hal-hal yang sifatnya kecintaan kami pada arsitektur. Thesisnya mengangkat tema “Architecture for the Dead”, tentang sebuah hal yang transendental yang dimana kehidupan ini dimaksudkan untuk memberikan yang terbaik untuk arsitektur itu sendiri. Saya melihat hal ini jarang terjadi diantar teman-teman saya yang ada di belahan dunia bagian barat, pembicaraan seperti ini jarang terjadi. Saya teringat pembicaraan dengan para guru-guru yang ada di Indonesia hal itu justru sering dibicarakan, tentang hidup dan mati, tentang passion, juga kecintaan pada arsitektur. Dari situ saya tau bahwa ia sedang mencari sesuatu.Saya mendapat kabar bahwa ia mendapat “Best Instalation” di BDD (Bintaro Design Distric), saya mengucapkan congratulation, hasil kerjakerasnya datang ke Indonesia dengan menggunakan modal pribadi untuk membiayai seluruh instalasi dan menunjukkan eksistensinya, kecintaannya pada arsitektur patut diacungi jempol. Saya sendiri melihat dan mengamati, dari situ saya melihat bahwa instalasi yang dia buat memang layak, instalasi ruang yang sederhana, proses pembuatannya yang begitu sulit, seperti rajutan tulangan bambu yang ditumpuk dengan tanah liat yang dilemparkan ke dinding bedeng, dia sendiri juga ikut dalam proses pembangunannya. Paviliunnya dibangun hanya dalam beberapa hari saja, pada waktu dia datang ke Jakartapun juga paviliun itu belum dimulai, dan dia mendorong supaya dalam prosesnya bisa bekerjasama dengan ketukangan lokal. Hal ini tidak terlepas dari pertemanannya juga dengan mas @budi.pradono_real banyak memberikan influence ke Michael, jadi ini memang sebuah kerja-kerja yang luar biasa untuk ekosistem arsitektur di Indonesia, congratulation semua curator BDD, ada mas @andramatin, mas @budi.pradono_real, @dnnywcksn, dan juga Hermawan Tanzil.

Di lain itu, kita sendiri juga punya janji untuk bisa jalan-jalan bersama ke sebuah karya arsitektur yang luar biasa. Michael menemukan kerang yang namanya Holy Shell, pertumbuhan kerang ini setiap 1cm pertumbuhannya membutuhkan waktu 1 tahun, lebarnya kira-kira satu meter. Jadi kerang ini sudah berusia 1 tahun dan sebenarnya dia dari daerah eropa yang tersapu sampai ke Indonesia dan ada di sebuah tempat sampah.

Michael menemukan itu dan menelfon saya “Realrich i have a present for you”, dia menemukannya di tempat sampah. Saya ingat Paul Velery dan Le Corbusier, sebuah dialog yang ada dibuku Eupalinos bahwa ada seorang arsitek menemukan sebuah poetic object kemudian membawanya pulang, ia kemudian mempelajarinya, dan terjadilah hal yang luar biasa. Seorang filosofer menemukan poetic object, mengapresi, dan kemudian membuangnya.

Dari Michael saya jadi tau bahwa ada seorang arsitek yang bernama Sigurd Lewerentz, sekarang diletakkan di sebuah wadah air suci didalam sebuah gereja. Itu menandakan fasenya didalam berpraktik, ia memulai praktik sebagai seseorang yang percaya pada datum, ritme, dan sifatnya adalah sebuah pendekatan yang klasik. Tapi didalam perjalanannya seseorang bisa berubah, dan kemudian ia menemukan dasar-dasar klasikisme dan kemudian mereduksinya dalam sebuah pergerakan yang namanya critical modernism.

Ia adalah orang yang ada di peri-feri, dizaman itu ada Adolf Loos, Le Corbusier, ada Alvar Aalto, dimana mereka tidak ada ditengah-tengah keramaian, tapi mereka ada di pinggir. Nah menurut saya itulah esensinya, jadi memang perjuangan menjadi arsitek itu transformasional, jadi tergantung dari pemahaman masing-masing.

Kerang ini melambangkan bagaimana sesuatu yang sifatnya pengetahuan atau episteme itu bisa membuat apresiasi kita terhadap sebuah things itu didalam tingkatan yang berbeda dari sebelumnya dan yang sekarang saya lihat itu menjadi begitu berharganya, karena ada sebuah perjuangan dari seorang Sigurd Lewerentz. Dan Michael membawakan itu jauh-jauh dari Belanda ke GUHA, didalam sebuah pengetahuan we’re brothers.

Saya seseorang yang sangat mengapresiasi dari timbunan dan sampah, sama seperti kita semua dalam hidup. Saya sendiri juga banyak kesulitannya dan kadang-kadang merasa ada didalam ditumbunan sampah, tapi begitu kita memahami bahwa sampah itu juga berharga, bahwa didalam timbunan itu ada sesuatu yang berharga, dan itu menurut saya adalah sebuah kecintaan didalam hidup, terutama di arsitektur. Didalam sebuah pressure berpraktik di Jakarta, di Indonesia, itu tidak mudah, dan apresiasi tidak hanya di arsitektur, tetapi didalam dunia kita semua sama-sama berjuang.

Mungkin suatu saat kita akan bertemu lagi didalam sebuah semangat kekerabatan dan persaudaraan yang kita rajut bersama. Sampai bertemu kembali.

Kategori
blog

November Ceria

Culture Di studio kami yang salah satunya ada gathering bulanan, acara yang kami tunggu-tunggu setiap bulannya, karena mengusung tema yang berbeda-beda, tema bulan November ini adalah hari pahlawan, teman-teman antusias menyiapkan kostum-kostum yang merepresentasikan tema tersebut. Di bulan November ada begitu banyak juga teman-teman luar biasa di studio kami yang berulang tahun, seperti @tyoadngrh@zikrirahardian@khunmey_@miraclerichsjarief, dan @aldiandwiputra886, mereka adalah orang-orang yang sudah berkontribusi untuk ekosistem yang ada di Guha, dari studio desain, OMAH Library, sampai keluarga kecil saya sendiri, Miracle.

Di Guha ada begitu banyak generasi muncul, dari keempat orang ini kita berharap bahwa budaya untuk saling menyemangati, saling mendo’akan, dan saling bersyukur tentang apa yang sudah kita jalani setiap harinya menjadi lebih penting.

Kami bersyukur bahwa hari ini di Guha adalah hari dimana kita bisa menikmati makan sederhana tetapi enak bersama, dengan menu yang dibuat oleh kakaknya Laurensia Yudith, ada cumi hitam, nasi kuning, es cendol durian, dan juga sate padang.

Acara ini menjadi puji syukur kami untuk merayakan moment berulang tahun, momen kostum terbaik yang bulan ini dimenangkan oleh Riyan dengan effort yang luar biasa untuk menjadi hanoman. Ada perayaan kelulusan masa probation bagi para tim dan mereka menyanyikan lagu “Tanah Airku” versi mereka sendiri (Nanti kita akan bagi di postingan selanjutnya ya).

Selain itu, diacara ini juga ada kejutan untuk teman-teman semua. Dimana mereka mendapatkan tambahan cuti 2 hari dalam satu tahun khusus untuk “Dating leave / cuti cinta”. Karena kehidupan diarsitektur begitu intensive, waktu untuk hal personal menjadi sangat penting, dan kami di sini mendukung teman-teman untuk memiliki waktu luang personalnya.

Kami di Guha benar-benar bersyukur mendapatkan teman-teman yang mewarnai keanekaragaman di Guha dan menjadikan cikal-bakal arsitektur Indonesia yang lebih majemuk dan menjanjikan.

Dari acara ini kita saling belajar, mendukung, dan mendo’akan satu sama lain, karena kita tidak pernah tahu sampai mana batas setiap orang.
.
Dari @tyoadngrh, orang yang sudah banyak berkontribusi terhadap proyek-proyek di RAW, sampai bagaimana skill komunikasi yang baik dapat membawakan proyek dengan baik.
.
Dari @khunmey_, disini ia belajar bagaimana ia bisa menggawangi tim penulisan dengan sangat baik, dengan merajut narasi-narasi yang juga memiliki pengaruh ke studio sampai saat ini. Ime juga menggawangi divisi riset yang ada di studio penulisan OMAH.
.
Dari @aldiandwiputra886 kita bisa melihat bahwa hampir 99% dari semua testimoni yang ada, orang-orang yang berkunjung menyukai apa yang ada di OMAH Library, servicenya yang baik dan penuh hospitality. Aldian adalah garda terdepan kami di OMAH Library.
.
Dari @zikrirahardian kita bisa melihat kesabarannya didalam berproses, baru-baru ini ia berhasil lulus masa probationnya. Disini dia belajar bekerja secara tim dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya dengan baik.
.
Dari @miraclerichsjarief kita bisa mengetahui bagaimana seorang anak dengan tiga mimpinya yang luar biasa, seperti ingin mengikuti lari maraton, ingin bertanding di olympic seperti role models nya dibidang renang, basket, senam, dan juga mimpinya untuk bisa ke antariksa dan menyelam ke laut dalam. Hal-hal itu menyadarkan kita bahwa anak-anak memang memiliki dimensi imajinatif yang tidak terbatas.

Kategori
blog

Selamat Ulang Tahun Miraclerich

Selamat Ulang Tahun Miraclerich

Miracle kini berusia 9 tahun. Usia 9 merupakan usia kritis di mana pengulangan sikap dapat berubah menjadi kebiasaan dan karakter. Miracle merupakan anak yang ceria dan berpikiran terbuka, tetapi ia membutuhkan pelatihan fokus yang baik. Saya berpikir bahwa setiap anak memiliki keistimewaan masing-masing. Akan tetapi, dalam setiap pendidikan anak, ada benang merah yang sama. Lingkungan keluarga menjadi sangat penting untuk mendukung keutuhan pola pikir mengenai hidup sebagai sebuah penyatuan, bukan perpecahan.

Di dalam proses perkembangan anak, ada sebuah jiwa yang murni. Orang tua setidaknya diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan juga tuntunan, karena pada dasarnya, anak adalah titipan.

Saat ini, Miracle sudah cukup lancar bermain drum. Ia akan segera tampil di dalam sebuah acara pada bulan Desember ini. Ia sebenarnya berkeinginan untuk bisa memainkan berbagai alat musik. Akan tetapi, keinginannya belajar bermain gitar untuk sementara harus diurungkan karena memang tangannya belum kuat. Jari-jemarinya membutuhkan pelatihan otot agar bisa menekan senar dengan baik. Meski demikian, ia tidak menyerah untuk mengejar mimpi-mimpinya. Kali ini dimulai dari drum, dilanjutkan mungkin dengan gitar jika tangannya sudah lebih kuat, lalu piano, suling, hingga biola.

Mimpi anak-anak mungkin terlihat berlebihan. Namun, bagi saya, mimpi adalah hal yang perlu dicoba melalui pelatihan yang beragam. Pelatihan yang beragam tidaklah mudah bagi kami, orang dewasa, yang mungkin pikirannya sudah lebih tidak beragam. Atau mungkin, kita yang justru memiliki keinginan tanpa bertanya apa yang sebenarnya diinginkan sang anak.

Bagi saya, pelatihan beragam harus dimulai dari orang tua yang berusaha mengerti bahwa sang anak memiliki kemauan. Miracle ingin bisa bermain alat musik. Di samping itu, dia juga banyak bertanya mengenai beberapa olahraga yang mungkin bisa dia mainkan. Kami hanya mencoba mengarahkan dengan menjelaskan bahwa ada olahraga yang bersifat tim dan individu. Dari sana, ia menemukan ketertarikannya sendiri dan mencoba-coba bermain, mulai dari badminton, basket, sepak bola, hingga gymmnastic.

Bagi kami, orang tuanya, tidak masalah apabila anak masih mencoba bereksplorasi. Penajaman yang sebenarnya akan terjadi pada saat ia menetapkan pilihannya nanti. Usia 9-nya bagi kami adalah sebuah pondasi dasar untuk dia menjalani hidup yang beragam, menjalani kebahagiaannya.

Kami harap di balik semua kelebihan dan kekurangan yang ia miliki, ia bisa merasa bahagia dan mengeksplorasi dunia yang lebih banyak dan lebih besar dari kami-kami yang sudah dewasa ini.

Selamat ulang tahun Miraclerich, semoga dirimu menjadi berkat bagi banyak orang, seperti namamu yang menjadi do’a bagi kami orang tuamu.

Kategori
blog

Green Garden Bioclimatic Home

Kira-kira 2 atau 3 tahun yang lalu saya bertemu dengan Eric dan Rani yang ingin dibuatkan sebuah rumah. Site mereka terletak di Green Garden yang merupakan daerah perumahan di Jakarta Barat. Daerahnya padat, dari tahun 1998 memang fungsinya sebagai perumahan. Jadi, banyak orang tua hingga beberapa generasi setelahnya memang tinggal di sana. Ada sebagian orang yang pindah dari sana ke daerah yang lebih perimeter, dan ada juga beberapa keluarga muda yang tetap tinggal di sana supaya bisa dekat dengan orang tua mereka.

Green Garden juga merupakan perumahan yang didesain untuk memudahkan akses ke beberapa sentra niaga. Komplek ini berada di Jalan Panjang dan Jalan Daan Mogot, persilang inilah yang merupakan jalur utama yang terhubung langsung dengan jalan besar di Jakarta. Dari jalan-jalan di Green Garden kita bisa menembus ke arah Jakarta Kota, ke Kota Tua, sampai ke daerah bagian selatan. Dari barat, ke tengah, ke selatan, sampai ke utara. Jadi, lokasi ini ada di urat nadi utama dengan jarak yang tidak jauh dari pusat Kota Jakarta.

Rumah Eric dan Rani menghadap ke selatan. Masuk ke gerbang terlihat carport dengan backgroud fasad perforated yang melengkung. Melihat ke kiri pada bagian entrance rumah ini terdapat ramp sebagai usaha agar orang tuanya merasa nyaman tinggal bersama mereka. Daerah service diletakkan di sisi kanan, supaya asisten mereka bisa mendapatkan ruang pribadi mereka sendiri dan tidak tercampur dengan ruang keluarga.

Mereka hidup di lingkungan keluarga yang saling mendukung & saya melihat bahwa rumah yang cocok dengan mereka adalah rumah yang berpusat pada living room, dari ruang living room disambung oleh skylight dan taman atau ruang terbuka yang dikelilingi oleh ruang bermain anak dan orang tua. Di tengah-tengah rumah ini terdapat skylight, sebagai penanda bahwa inilah magnum opus, sebuah master piece dari sebuah keluarga adalah ruang keluarga. Daerah ruang keluarga di sini dibatasi oleh ruang privasi yang berhadapan dengan tangga. Dinding tangga diberi bukaan kaca lebar supaya cahaya bisa mmasuk kedalam, sebagai sence of privacy dengan cara dibalik 90 derajat kita mendapatkan efisisensi ruangan yang baik.

Tiba di lantai atas, langsung ada selasar yang menghubungkan master bedroom dengan 2 kamar anak mereka, supaya mereka bisa terus menerus berinteraksi. Ruang belajar bersama diletakkan di depan untuk mengakomodasi kebisingan, supaya sisi lapisan yang terdalam bisa mendapatkan suasana yang lebih nikmat. Roof garden di paling atas menjadi ruang bersama tempat bersenang-senang, olahraga, ataupun bersantai.

Fasad dan ruang-ruang di rumah ini menggunakan finishing expose yang sederhana dilengkapi dengan indirect lighting. Lantai marmer digunakan untuk memberikan perasaan permanen atau kesan ketetapan dalam urat batuan yang teratur. Dari depan terlihat bangunan ini memiliki fasad perforated yang melengkung-lengkung sebagai sebuah komposisi yang memulai nuansa feminim di balik sentuhan maskulin di belakangnya atau ruang-ruang di dalamnya.

Di awal-awal diskusi kami, saya menawarkan kurang lebih 3 opsi desain, dan opsi desain ini dipilih oleh sang istri. Hal tersebut menandakan bahwa interaksi suami dan istri sangatlah penting di dalam membentuk sebuah hunian yang merupakan kediaman yang ideal bagi keluarga ini. Dari awal sampai konstruksi, hingga proyek ini selesai pun, rumah ini menghadirkan warna-warni interaksi yang begitu kaya dan merupakan sebuah perjalanan yang tidak akan terlupakan.

#BioclimaticHome36

.
Current design team: Timbul Arianto, Agustin, Andriyansyah Muhammad Ramadhan, Putra Khairus Sidqi, Muhammad Zyadi, Gabriela Marcelina, Meizzhan Hady, Alya Hasna Rizky Riandita
Past design team: Alifian Kharisma, Alvyan Adi Saputra, Janice Williem
Structural Design: Anwar., M.T. (PT. Cipta Sukses)
Supervisor: Singgih Suryanto, Sudjatmiko, Muhammad Enoh + Team
📸 Lu’luil Ma’nun
.

#RAWongoing #home #details #bioclimatic #architecture #dezeen #archdaily #arsitekturindonesia

Kategori
blog

Condet Bioclimatic Home

Beberapa hari yang lalu kami berkunjung ke salah satu proyek kami di Condet. Saya ingat kira-kira tiga tahun yang lalu kami dihubungi oleh klien kami ini. Mereka sedang mencari seorang arsitek. Saya kemudian bertanya-tanya, “Apa yang sedang mereka cari?, Apa saja programnya?, Apa saja kebutuhan yang mereka perlukan?”

Mereka menginginkan rumah untuk satu keluarga, tiga kamar dengan biaya yang terbatas di Condet. Kawasan yang sangat menarik, karena disitu jalannya sempit & berliku-liku, seperti masuk gang ke gang, seperti tidak di kota besar di Jakarta. Hal ini menunjukkan kontradiksi yang terjadi di tengah pusat kota Jakarta sendiri, bahwa ada jalan yang besar, juga gang yang sempit.

Tantangan proyek ini adalah program ruang yang tidak terlalu besar di lahan yang besar. Kami mendesain massa yang sederhana, membentang ke arah utara & selatan, ditutupi oleh dinding bata yang berlubang-lubang & jendela dari bata, yang bisa dibuka tutup. Kolam renang diterapkan di sisi yang memanjang sebagai dasar pentahapan apabila mereka memiliki kebutuhan yang lain di masa depan.

Massa yang memanjang itu dipadukan untuk bisa menciptakan ruang terbuka yang memberikan kelegaan begitu keluarga, maupun pengunjung yang masuk. Begitu masuk ke pintu masuk, bisa dirasakan bahwa ruang keluarga itu adalah bagian dari dua buah landscape. Satu landscape yang merupakan sisi di depan pintu masuk bangunan. Sedangkan isi yang lebih kering, di sisi belakang, ditempatkan kolam renang, di sisi samping pohon kantil yang sudah besar.

BioclimaticHome35 ,


Design Team @realricharchitectureworkshop: Realrich Sjarief, Agustin (Meimei), Putra Khairus Sidqi, Sharfina Nur Dini, Pandu Nazarrusadi, Aqmarina Badzlin, and Alifian Kharisma.
Structural Design: Kevin Vindi
Supervisor : Singgih Suryanto+Team
Photograph by Aryo Phramudhito

RAWongoing #home #details #bioclimatic #architecture #dezeen #archdaily #arsitekturindonesia

Kategori
blog

Stupa House on ArchDaily

Kali ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada ArchDaily, terutama untuk kurator Hana Abdel Latif dan timnya, karena tidak mudah menjadi kurator untuk wadah yang sangat besar seperti ArchDaily, sebuah tempat untuk menyebarkan dan mendapatkan banyak masukan tentang apa yang sedang kami kerjakan di studio Realrich Architecture Workshop (RAW Architecture). kami tidak bisa membayangkan ada berapa banyak karya yang diajukan karena untuk memasukan sebuah karya tidaklah mudah.

Untuk mengajukan karya, kami perlu mengkaji ulang ketepatan gambar dan mengurasi foto-foto. Tindakan kurasi tersebut adalah tindakan untuk menyajikan data yang representatif di dalam proyek dengan begitu banyak orang terlibat dan bertanggung jawab. Saya sendiri sebagai pemimpin berusaha melihat sebuah proyek tidaklah singular dan tidaklah mudah untuk dikerjakan. Kerja-kerja yang dilakukan bertahun-tahun lamanya.

Kami ucapkan terima kasih pada banyak orang yang telah terlibat, seperti klien kami dan tim studio @joanaagustin, @erick.fei, @fianali, @miftah_jd, @damdafiq, @rifandisn, Damar dan juga nama-nama yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Memang, arsitektur di media adalah kerja-kerja representasi. Mereka yang ada di proyek ini adalah representasi dari banyaknya orang yang menaruh harapan dan mimpinya, atau sesederhana mencari sesuap nasi untuk keseharian.

Rumah ini adalah representasi dari klien kami yang sederhana tetapi menginginkan banyak hal yang tetap. Mereka adalah orang yang rasional dan kritis. Rumah ini merefleksikan sebuah pesan bahwa hidup kami adalah untuk membahagiakan orang lain melalui gaya apapun yang bisa dilakukan sebagai arsitek, dari goresan tangan, konstruksi besi, dinding yang membungkus, sampai kaca yang menempel, udara yang mengalir, dan topi-topi berbentuk stupa.

Material-material yang digunakan adalah material yang tersedia, material yang biasa saja, tetapi ada yang tidak biasa. Yang tidak biasa adalah usaha untuk meresapi latar belakang apa yang mereka miliki: dari alam mimpi, keinginan-keinginan yang direduksi dan diamplifikasi, dari meterialitas hingga reka ruang rupa dan juga komunikasi yang terbangun.

The best photographer Ernest Theofilus (@ernesttheofilus)

#rawarchitecturepublication #stupahouse #bioclimatichome #ArchDaily

Kami sendiri di dalam kerja intensif, terkadang tercampur-baur segala rasa dari emosi, personal, dan operasi, kerja-kerja studio dan keluarga. Stupa di bangunan ini seperti topi, ia dikenakan sebagai pengingat bahwa salah satu tugas dasar manusia adalah untuk menghibur orang lain. Topi pada dasarnya adalah sebuah simbol bahwa kerja-kerja arsitektur, produk, dan proses selalu melibatkan orang lain dan niat untuk membahagiakan orang lain.

Dengan melihat bangunan ini, sebuah bangunan yang bertopi trapesium, dengan semua gaya ketukangan, gelap dan terang, bata dan besi, tanah dan udara, serta air yang turun dan meresap ke dalam tanah menegaskan bahwa satu bangunan bisa memberikan perubahan besar di dalam hidup orang lain, klien, tukang, engineer, desainer, ataupun saya sendiri. Stupa adalah sebuah perwujudan doa yang kami lakukan setiap hari di saat berjaga-jaga, dalam bicara dan perilaku kita. Penghayatan itu yang saya dapatkan dan saya resapi dari guru-guru yang luar biasa dalam arsitektur di Indonesia. Betapa kita semua diajarkan untuk menghayati arsitektur secara terus-menerus sampai posisi yang seimbang, damai, dan tentram. Kami baru menemukan kata tersebut dari teman kami, dan kata itu adalah “ikhlas”.

Stupa house adalah sebuah perjalanan didalam berdo’a. Berdo’a itu seperti kita kembali kepadaNya. Stupa berarti adalah sebuah wujud do’a, sebuah representasi dari gunung yang berubah menjadi arsitektur yang keseharian. Di ranah pribadi, di project-project yang sepeti rumah tinggal, merupakan sebuah gerakan arsitektural juga tercermin dari nama OMAH, yaitu sebuah gerakan untuk kembali pulang.

Gerakan merumah supaya arsitektur menjadi rumah dihati kita. Tidak selalu mendobrak terus dan tidak hanya menjadi baru, karena yang muda akan menjadi tua dan kita semua akan menua dan akan kembali pulang. Itulah arti stupa yang sangat personal untuk kami.

Kategori
blog lecture

Refleksi Hunian Layak dan Berkeadilan

Bagi saya kegiatan menulis, mendesain, dan sharing di tengah-tengah kesibukan menjadi penting sebagai wadah refleksi, Bagi saya refleksi merupakan catatan personal yang membuat saya dan team terus berkembang. Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada 31 Oktober 2023, saya diberi kesempatan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan, DKI Jakarta untuk menyumbangkan beberapa pemikiran di Webinar Bicara Kota, dengan tema “Hunian Layak dan Berkeadilan. Disana saya bersama dengan kawan -kawan saya bu Hanna Meiria, Kamil Muhammad, Yu Sing, dan pak Ambia Kamil sebagai moderator kami.

Sesi-sesi diskusi menjadi menarik, karena dari mereka saya banyak belajar. Dari presentasi bu Hana, beliau menjelaskan bahwa perencanaan kota itu sifatnya inklusif dan punya banyak dinamika yang tidak mudah, tapi Jakarta terus bertransformasi dan membuka diri terhadap perubahan. Presentasi Kamil Muhammad menjelaskan being aktif is very important untuk menembus batas-batas sekat yang terjadi di Jakarta, bahwa didalam sejarah banyak sekat-sekat yang tercipta secara ekosistem, tinggal ada kemauan dari arsitek untuk bisa menembus batas. Dan presentasi Yusing menjelaskan bahwa prototype terus diperjuangkan, kekritisan perlu terus dibangun, dan usaha untuk merajut elemen-elemen teknik arsitektur kedalam sebuah kenyataan yang nyata terjadi itu menjadi suatu perjuangan hingga sekarang.

Saya sendiri mencoba menyumbangkan sudut pandang yang berbeda. Dari apa yang saya refleksikan, saya mencoba melihat dengan kacamata yang lebih luas, bahwa semua pihak di Jakarta itu perlu konsensus dari sebuah tim. Maka dari itu kita perlu berdiskusi intensif di dalam waktu dan sumber daya yang terbatas. Semoga kita yang duduk disini bisa bertemu lagi ya pak @ayikamil, bu @hannameiria, @_kamilmuhammad, dan @iniyusing take care dan sama2 terus berkembang lagi ke tahap selanjutnya.

Menurut saya, webinar tersebut merupakan perbincangan mengenai bagaimana cara melakukan perencanaan kota dan arsitektur yang inklusif dan saling membangun. Kuncinya bukan berada di para aktor, yang pada akhirnya bekerja sendiri-sendiri. Akan tetapi, peran para aktor menjadi penting di dalam pembentukan tim khusus yang akan mengawali perumusan profil perumahan dan permukiman. Perumusan profil perumahan dan permukiman ini sendiri juga sangat terkait dengan negosiasi banyak elemen. Elemen-elemen yang dimaksud berkaitan dengan kepercayaan publik, program, agenda-agenda politik dan ekonomi, hingga perumusan dari para ahli yang nantinya akan berperan di dalam sisi keteknikan dan manajemen sebuah proyek.
.
Refelksi tersebut berangkat dari pertanyaan-pertanyaan,

  • Seberapa penting tim dalam perumusan profil perumahan dan pemukiman?
  • Apakah kondisi kota saat ini siap dengan perumusan tersebut?
  • Belajar dari negara maju, Bagaimana dengan proses di negara berkembang?
  • Tatanan kota sebagai wadah semua orang?
  • Tatanan kota yang kontekstual?
  • Bagaimana dengan kami?

Seberapa penting tim dalam perumusan profil perumahan dan pemukiman?

Hal tersebut berkaitan dengan negosiasi elemen-elemen yang berkaitan dengan kepercayaan publik, program, agenda-agenda politik dan ekonomi, hingga perumusan dari para ahli dalam sisi keteknikan dan manajemen sebuah proyek. Dalam prosesnya perencanaannya tim ahli berperan menghubungkan dan merencanakan keberlangsungan perumusan profil perumahan, hingga menjadi proses yang inklusif.

Ada 7 parameter yang perlu diperhatikan untuk elaborasi sistem yang inklusif. Parameter tersebut adalah

  1. Perizinan
  2. Pengadaan Lahan
  3. Infrastruktur
  4. Pengadaan Fasilitas Umum
  5. Manajemen Proyek
  6. Ketersediaan Material
  7. Manajemen Keuangan

Apakah kondisi kota saat ini siap dengan perumusan tersebut?

Kekayaan elemen di dunia membuat dunia ini sangat beraneka ragam (diverse). Namun, di dunia yang beragam ini, apa yang bisa dijadikan pegangan? standar minimal lah jawabannya. Dalam skala makro perkotaan yang paling mungkin untuk dipegang adalah standar minimal luasan.

Hal tersebut juga hasil dari refleksi tekanan kepadatan kota yang terus melonjak. Seperti apa yang terjadi di kota padat penduduk seperti India dan Singapura. Pengali luasan apa yang kita temukan di dalam konsensus yang kita punya, per orang itu bisa sampai 12 m, bisa dikali 3 sampai 5.
.Banyak strategi dan inovasi yang terus dipikirkan secara repetitif hingga, yang justru hasil kontribusi sektor privat.

Strategi untuk memenuhi standar kelayakan pada ruang yang terbatas?


Meminjam gagasan bahwa kita memiliki lahan terbatas, sumber daya terbatas. Parameter ini terjadi di banyak tempat yang padat di negara maju, dimana banyak pihak berjibaku untuk mendesain ruang-ruang yang secara filosofi memiliki kelayakan yang sangat baik.

Ada 4 efisiensi yang bisa dilakukan di dalam memanajemen desain:
1.Biaya yang efektif
2.Material yang lokal
3.Layout yang fungsional & didiskusikan secara intensif
4.Peralatan yang hemat energi dan efisien

Tetapi itu banyak terjadi justru di sektor privat. Jadi privat sektor itu banyak menyumbangkan inovasi, baru kemudian diadopsi sebagai sebuah sistem public housing.

Inovasi tersebut kemudian diadopsi secara makro dan mikro di dalam ranah sektor privat. Sebagai contoh Muji Prefab House menawarkan proses dari hulu ke hilir dan prototipe modul-modul, bahkan hingga ke detail furnitur. Desain menjadi jalan keluar yang kreatif, kritis, dan khas. Berkaca dengan kekayaan pengetahuan ketukangan di Indonesia, hal tersebut menjadi titik gravitas yang strategis dan khas.


Salah satu gagasan yang Terbentuk adalah berjibakunya pihak privat untuk mengisi gagasan perencanaan yang baik. Dalam kasus ini kapling berukuran25 m2 disusun 3 lanta dengan luasan 75 m2 untuk 1 keluarga. Dan ada kemungkinan di sekat- sekat menjadi rumah untuk 3 keluarga. Gagasan ini didukung dengan desain furnitur yang terintegrasi untuk memasyarakatkan bahwa good desain itu penting menjelaskan bahwa memang keterbatasan itu nyata terjadi, jadi disini desain berfungsi sebagai jalan keluar yang memliki kekhasan, kreatif, sekaligus kritis.

Dikombinasikan dengan kombinasi ketukangan menggunakan struktur kayu laminasi untuk mencapai penggunaan material yang berkelanjutan dengan melestarikan budaya ketukangan kayu. Hubungan antar ruang dihubungkan dengan struktur ringan knock-down dan modular.

Bagaimana dengan proses di tempat lain?


Jika merunut pada sejarah, gagasan ini sebenarnya sudah dikembangkan di Tokyo sejak tahun 1970 oleh Fumihiko Maki, yaitu Collective Form. Konektifitas antar program dalam satu tatanan kota layaknya sebuah sel yang membentuk metabolisme kota. Berbagai macam skala parsial green space dalam kota pun dapat dihubungkan, salah satu contoh dalam skala nasional adalah tata kota Washington dan Canberra Plan. Batasan ruang hijau, privat, residensial, bahkan hingga komersial dapat dileburkan menjadi satu tatanan kota yang harmonis dan integratif.

Jika melihat Kampung Admiralty, Singapura yang dirancang Woha Architect, integrasi antara ruang privat dan publik, ruang dalam dan luar, dan ruang hijau, menjadi strategi perumahan kota yang integratif, hijau dan fungsional. Namun jika dirumuskan, menurut saya pembentukan ruang yang integratif memerlukan kombinasi dari hal yang mewakili 4 kuadran Nous yang sebelumnya didiskusikan di OMAH Library:

1.Tempat peribadatan (sophia)
2.Tempat berkesenian (techne)
3.Perpustakaan (episteme)
4.Pusat komunitas (phronesis)

Gravitasi dari 4 kuadran ini memunculkan budaya yang mereduksi gentrifikasi, dan mengkoneksikan program kota. Kolaborasi dan konektifitas tersebut menjadi identitas dasar dari kawasan.

Tatanan kota sebagai wadah semua orang?


Jika mungkin secara kontekstual proses negara berkembang terlalu berjarak dengan proses di Indonesia yang begitu banyak kompromi, maka tatanan kota Barcelona menjadi salah satu contoh yang tepat. Tarikan garis formal kota Barcelona memiliki kompromi dalam koneksi ruang publik dan komersial. Hal tersebut memungkinkan kota semakin terbuka, terhubung, inklusif, dan adaptif. Perjuangan tersebut tidak hanya berhenti pada perancangan massa dua dimensi, tetapi secara tiga dimensi pun integrasi dalam program ruang, dapat meningkatkan kualitas dan potensi perkembangan kota.

Tatanan kota yang kontekstual?


Value di Inodesia yang bisa membentuk tatanan baru:
Ketukangan + Identitas + Budaya = Gotong Royong


Telaah lanjutan dari sistem integrasi kota adalah melihat bagaimana lapisan kapital dari luar daerah yang masuk dengan identitas budaya baru.

Melihat dari Quinta Monroy Housing yang dirancang oleh Alejandro Aravena, pembentukan secara organik justru di wadahi dengan memahami konteks keterbatasan biaya, setengah dari rangka struktural tersebut dibangun, dan setengahnya lagi dibiarkan kosong untuk potensi kedepannya. Bangunan yang efisien, tipikal, modular, dan adaptif jadi dasar perencanaan.

Perjuangan yang sama juga dapat dilihat di Masjid Turen, potensi yang di buka dengan ke khasan Indonesia memungkinkan budaya craftmenship muncul hingga ke detail, bagi mereka yang mau berjibaku.
.
Di Indonesia begitu banyak aneka ragam potensi budaya ketukangan, etnis, suku, dan lainnya untuk menyumbangkan sisi yang organik dari pembentukan tatanan kota di Indonesia.

Bagaimana dengan kami?


Saya dan tim ketukangan bambu juga melakukan perjuangan yang serupa di Piyandeling, Bandung. Dengan semangat gotong royong ketukangan, dan merancang dengan membuka diri, kita dapat ber-refleksi sampai ke ornamen bambu hanya dengan kekriyaan tukang, wawasan material, dan pemberdayaan material sisah. Perjuangan itu tidak hanya kami lakukan pada skala bangunan, di Guha the Guild, Air Quality Index menjadi refleksi terakhir saya untuk kondisi Jakarta saat ini. Kita berusaha memerangi AQI disekitar kita dengan mengunci parameter dan membuat enclosed space, air purifier, interior plantings, dan rancangan selubung untuk mereduksi tempratur ruang sampai 28-29 derajat celcius. Dari perjuangan tersebut kita dapat membuktikan dengan hasil penurunan AQI di Guha the Guild yang mencapai titik terendahnya di angka 5.

Menghadapi keadaan yang sulit dan besar, bukan berarti kita menyerah, duduk diam dan tidak melakukan apa-apa.


Eksistensial dan survival insting yang sangat materialistik menjadi sisi sebenarnya manusia. Jadi pertanyaannya untuk bicara hunian layak dan berkeadilan, apakah hanya sekedar memenuhi sandang, pangan, papan, atau lebih dari sekedar itu, seperti soal harga diri setiap manusia yang patut didengarkan. Kalau survival kita hanya butuh tenda, seperti tenda pengungsian cukup.

Tapi apakah itu yang kita harapkan ? pasti tidak. Perlu ada sebuah kesetaraan terlebih dahulu yang dasarnya adalah duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, maka

kita perlu berdiskusi dan mengambil konsesus bersama tentang apa saja yang menjadi masukan di dalam tim khusus secara intensif di dalam waktu dan sumber daya yang terbatas.

Semoga kita yang duduk disini bisa bertemu lagi ya pak @ayikamil, bu @hannameiria, @_kamilmuhammad, dan @iniyusing take care dan sama2 terus berkembang lagi ke tahap selanjutnya.

Kategori
blog

Orang-orang yang ada di @omahlibrary

Saya berpikir kerja- kerja di sekitar saya jarang terlihat nama dan muka2nya, oleh karena itu saya ingin memulai dari omah library. Inilah orang-orang yang ada di @omahlibrary. Biasanya orang-orang ini hadir dibalik layar, yang paling sering muncul adalah Luluk karena dia terkait dengan Experiencing Guha yang diadakan setiap minggunya. Tim kami terdiri dari begitu banyak orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang bertanggung jawab dibagian depan untuk melayani orang yang datang dan ingin belajar ditempat kami, ada juga yang menulis dan meriset arsitektur bersama saya.

Ada @hanifahsausann orang yang paling lama membidangi bagian editorial, dengan ketelitiannya ia sudah menyunting dan mempublikasikan beberapa karya bersama rekan-rekan akademisi lainnya di OMAH Library. Dan juga ada @luil_mn yang menjadi tempat saya bertukar pikiran mengenai budaya studio di RAW Architecture, DOT Workshop dan OMAH Library, diskusi dengan Luluk selalu berjalan sepanjang waktu, disela-sela rapat ataupun sampai larut malam. Selain itu juga ada @arlynkeizia yang menggawangi bagian managerial, ia menyusun tugas-tugas untuk bisa membagi dan untuk bisa melihat situasi terkait dengan kemudahan, kepraktisan operasional OMAH dari sisi bisnis dan riset, dan juga hal-hal yang sangat kritis dan relevan yang terjadi didalam riset-riset kami.

Selain itu juga ada @yophrm orang yang menggawangi bagian visualisasi, fotografi, grafis dan juga penyuntingan beberapa konten-konten yang merupakan kerjasama OMAH Library dengan bidang-bidang lain. Juga ada @khunmey_ seorang penulis yang sudah berkembang begitu pesat melalui proses transkrip, menyunting, dan mengevaluasi sekaligus merekritisi ulang beberapa manuskrip yang sedang dikerjakan ditempat kami menjadi luar biasa indah dan puitis. Ada juga @meinnamelani orang yang membantu tim kami untuk bisa merapikan beberapa protokol supaya sinkron antara satu dengan yang lain, dari segi waktu, penjadwalan, dan sampai ke hal-hal mikro yang terjadi didalam OMAH Library.

@aldiandwiputra886@avypuspita_, dan @chiiepoet adalah orang-orang yang menggawangi daerah administrasi, mereka adalah orang yang memberikan kestabilan untuk menemani begitu banyak orang yang sudah datang ke OMAH Library. Ada juga @fitry_sibuea, anak yang baru masuk beberapa hari terakhir, semoga semakin betah ya. Dan terakhir adalah @laurensiayudith yang sudah mengatur bagaimana kami bekerja.
.
Kami ini adalah manusia yang kreatif, yang terkadang membutuhkan sebuah protokol yang rapih dari seorang dokter gigi yang mengatur keterbatasan-keterbatasan kami supaya apapun tindakan yang kami lakukan menjadi realistis. OMAH Library sudah berjalan selama beberapa tahun, dari tahun 2015. Spiritnya adalah bagaimana kita sendiri yang di OMAH bisa terus belajar sembari kita juga bisa manarik orang-orang sekitar setidaknya untuk menemani kami jatuh cinta pada arsitektur melalui ruang – ruang yang memberikan kenyamanan, dan terus bertransformasi semakin hijau, segar, nyaman, terus memberikan arsitektur yang sederhana, praktis, nyaman.
.
Sama dengan Le Corbusier dengan spirit Nouveau nya, Steven Holl dan William Stout dengan Pamphlet Architecture yang memiliki beberapa seri, yang terkenal adalah seri 1-10. Dimana setiap arsitek bebas untuk menuliskan ide-idenya tersendiri kedalam bentuk sebuah pamflet. Kami percaya bahwa begitu banyak warna dan suara memberikan keunikan yang luar biasa dalam arsitektur. Tidak hanya keunikan tapi juga begitu banyak kegelisahan yang ingin didiskusikan bersama.
.
Didalam OMAH Library kami berdiskusi terus sepanjang hari, mengenai apa saja yang bisa kami bangun untuk bisa memuaskan pencarian keingintahuan kami. Hasilnya adalah begitu banyak acara, buku, dan kerja-kerja yang kami kerjakan bersama dengan begitu banyak orang dan kontributor yang ada. Didalam perjuangan kami, ini adalah perjuangan yang sangat pribadi dan personal, tetapi juga seringkali kami menghibur orang-orang supaya arsitektur bisa menjangkau begitu banyak kalangan, tidak hanya arsitektur secara eksklusif. Untuk itu tempat ini hadir untuk mewadahi begitu banyak orang.

Walter Gropius, seorang arsitek terkenal dari Amerika dan teman-temannya juga pernah membuat Black Mountain College, sebuah sekolah dan tempat dimana ada ranah seni, ranah arsitektur, ranah diskusi tentang industrialisasi yang terjadi di North Carolina, yang didirkan ditahun 1933-1957. Black Mountain College sebagai sebuah eksistensi dari Bauhaus, ketika adanya perang, mereka banyak yang lari dan merasa tidak memiliki save ground. Jadi ada situasi yang membuat daya kreativitas mereka tidak berjalan, sehingga ada kebutuhan untuk mencari sebuah platform lain supaya mereka bisa menuangkan kembali kekreativitasan mereka, karena sejatinya kreativitas itu tidak bisa dihentikan.
.
Ada sebuah kebutuhan untuk berdiskusi bersama, menemukan tempat yang setiap orang dambakan, sebuah tempat kreatif untuk bisa pulang. Dan OMAH Library adalah tempat yang tumbuh dan bertransformasi dengan orang – orang yang baru seperti  @christiemylind@jocelynemilia untuk mengembangkan penulisan yang tidak mudah.
.
OMAH Library hadir untuk bisa mengalirkan kreativitas-kreativitas ketempat-tempat yang lain. Secara pribadi juga sama, kalau saya sedang membutuhkan kreativitas, saya akan lari ke ruang buku. Jadi ada hal-hal yang saling transfer dan memantik keheningan dan juga mentransfer sesuatu yang membutuhkan tempat yang bisa memantik kreativitas-kreativitas baru.

Semoga apa yang dikerjakan di Omah bisa terus memberikan keteduhan untuk teman-teman. Puji syukur terima kasih untuk seluruh kontributor Omah, karena mereka kita bisa berkembang bersama dan kami doakan untuk bisa terus berkembang saling meningkatkan diri.

Kategori
Team - Reflection Letter

Verra Andryanni – Hanyang University

Reflection Letter:

Hello! I’m verra, 3rd year student at Hanyang University in South Korea. I’m doing my studies while the coronavirus affected all of our environment and school life as well. Although offline classes finally reopened, there’s no exhibition or something that I can work with. I look back at my portfolio and it’s just like a monochrome, too ordinary. I realized I lacked of exploration and experience in the architecture world. Nevertheless, I want to do my graduation project with absolute confidence and delight. That’s why I took 1 year absence from school, decided to get into RAW as my first journey.

I redo my portfolio and designed it compactly in the best way that I could, only to apply to RAW. I checked on their website many times and it makes me won’t lose that chance for sure. There’s something that makes me realize this company is the one. Because they have such a characteristic that I love when designing a structure. The curve, a simple one but harder than it looks. Honestly, I’ve been struggling when designing curvy things since Korean prefer simplicity. I mean, I’m not enough to have a chance to observe deep into curvy structures. I just hope I have an opportunity to learn more about it.

 Finally, on 5 July 2023, the first day of my internship program began. I exactly remember I was overthinking about the work environment, and how if I’m not qualified to match their standard. But I’m totally wrong, they just like a home. They welcome everybody who wants to put a single effort into every project. At first, I am struggling a lot to program a couple of software that I’m not used to. And was shocked cause I have to be flexible to jump right into another project for the upcoming deadline. And felt stressed, hoping that my contract completed as soon as possible. But as time goes by I end up enjoying this kind of work so much. Especially, when I visited a site. There’s a lot of things that I got. I learned how to be more patient, learn how to be an unequivocal person, and be accurate over small details which is something that I lack of.

I would say within a short time which almost the past 3 months growing up together with RAW, such a memorable thing, I won’t forget. I just want to say thank you to Kak Yudith and Kak Rich for the opportunity that maybe I couldn’t get out there, And for all the seniors and friends who helped me grow and push beyond my limit to be a better designer one day.

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Muhammad Bintang A – Universitas Indonesia

Reflection Letter:

memayu hayuning bawana;

salah satu filosofi Jawa yang berarti membuat dunia menjadi lebih indah. Hal yang sama ketika saya menjalani hari-hari saya sebagai internship di RAW Architecture. Arsitektur yang saya pahami ketika berkuliah ternyata jauh lebih inklusif dengan berbagai komposisinya yang membuat kehidupan menjadi lebih indah.

Saya berterimakasih kepada Kak Rich, Kak Yudith, Kak Caroline, Kak Riyan, Kak Audy, Kak Tyo, Kak Haykal, Teh Al, Kak Timbul, Kak Mei, Mas Halim, Kak Putra, Bang Rico, Kak Joshi, Bang Khafyd, Kak Mellisa, Kak Gaby, Kak Irfan, Kak Zikri, Kak Meizhan, Kak Chai, Kak Janice, Kak Ala, Kak Zyadi, Kak Angel, Kak Yusrul, Kamil, dan teman-teman intern lainnya tak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya mendapatkan kesempatan yang berharga menjadi bagian dari keluarga RAW Architecture, belajar bersama dan membuka mata dan hati saya untuk lebih memahami dan memaknai arsitektur. Sebuah kehormatan bagi saya seorang mahasiswa yang masih buta terhadap dunia arsitektur praktisi untuk mencicipi secara singkat bagaimana arsitektur diimplementasikan dalam kehidupan.

Di masa awal magang, saya sangat terkejut dengan dinamika di dalam studio karena semua hal seolah-olah bergerak dengan sangat cepat. Namun, berkat bantuan dan lingkungan yang mendukung membuat saya mampu beradaptasi di dalam keluarga baru saya. Kakak-kakak di studio tidak pernah merasa terganggu dan tebuang waktunya untuk menjelaskan berulang kali ilmu-ilmu arsitektur kepada para intern. Kesabaran dan kegigihan di dalam studio tentunya akan membuahkan hasil dalam “bloody battle” yang sering dikatakan Kak Rich. Tentunya, ilmu hardskill dan softskill yang berimbang dalam dinamika RAW Architecture menghasilkan proyek-proyek terbaik dalam perkembangannya. Melalui RAW Architecture saya belajar bahwa di setiap karya terdapat andil dari berbagai pihak yang saling melengkapi. Konsep yang dirumuskan tim di benteng, perihal lapangan dan detail oleh tim di bambu, para mandor dan kuli yang bekerja dengan hati, hingga tim omah yang selalu membuat inovasi menjadikan dunia di dalam RAW Architecture berputar dengan begitu indah.

Memasuki akhir dari masa magang, ada perasaan sedih yang tiba-tiba hadir. Sedih karena berakhirnya masa untuk mencari ilmu dan sedih karena harus berpisah dengan keluarga baru saya. Kehangatan, canda tawa, dan bertukar cerita yang menghiasi hari-hari di dalam RAW Architecture akan hilang seketika. Namun, semua cerita dan kenangan di RAW Architecture akan selalu punya tempat di hati dan pikiran saya.

Saya berharap di kemudian hari kita dapat

bertemu kembali

bekerjasama kembali

bertukar cerita kembali

di masa masa yang lebih baik

di mana kita tentunya menjadi pribadi yang lebih baik pula

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Edho Baron Mack – Universitas Pelita Harapan

Reflection Letter:

Halo semua, kak Rich, kakak-kakak RAW, teman-teman magang yang lain, ataupun orang yang kebetulan menemukan dan membaca surat ini apa kabar? Semoga semua selalu diberikan kebaikan dan kesehatan, saya Edho Baron Mack. Mahasiswa arsitektur Universitas Pelita Harapan. Surat refleksi ini saya buat lebih ke apa yang ingin saya ungkapkan dan saya rasakan selama saya diberikan kesempatan intern di RAW, baik yang tak dapat ataupun tertunda untuk diungkapkan. Jika saya renungkan, tak habis pikir. Apa yang sudah saya lakukan dan kerjakan dapat membawa saya sampai saat ini. Seorang mahasiswa tahun kedua yang hanya “iseng” dan “beruntung” mungkin dua kata ini cocok untuk menjelaskan saya secara singkat yang membuat saya bisa berada dalam “ekosistem” RAW. “Iseng” hanya berbekal keinginan dan ketulusan serta dorongan hati yang merasa kurang untuk selalu ingin belajar memperbaiki kekurangan dan merasakan hal yang baru dengan kesadaran diri akan banyaknya kekurangan dan ketidakmampuan saya yang notabenenya belum bisa apa-apa mendapatkan. Sebuah ke“beruntung”an karena sampai sekarang tak terpikirkan bagi saya, kenapa saya bisa diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dalam “ekosistem” yang membentuk keluarga didalamnya.

“Ekosistem” yang menciptakan dan membentuk banyak sekali warna-warni di dalam monokromnya Guha. Singkat cerita tentang ungkapan banyaknya perasaan yang tak dapat terdefiniskan seluruhnya, banyak hal saya dapatkan selama belajar di dalam guha terlepas dari banyaknya hal dan pembelajaran arsitektur yang didaptakan, saya menemukan sisi lain yang membuat arsitektur menjadi dapat dinikmati dan menyenangkan bagi saya. Tidak lain tidak bukan adalah “ekosistem” di dalam guha.

Saya menemukan lingkungan yang membuat saya terus terdorong untuk terus melakukan apapun yang semaksimal mungkin dilakukan dengan keterbatasan, saya sambil mengasah kemampuan untuk keluar dari batasan itu. Dinamika dan fase yang begitu cepat bergerak naik turun tak terasa sangat dinamis dalam pekerjaan, selalu siap dalam keadaan apapun. Membentuk kesiapan dengan apapun yang akan terjadi. Tentunya banyak pembelajaran dan transparansi di dalam lingkup pekerjaan. Selain itu sisi lain yang sangat berkesan adalahKeterbukaan dan dukungan dari kakak-kakak dan teman-teman yang membangun rasa nyaman dan diterima menjadikan faktor lain yang membedakan “ekosistem” ini. Banyak pembelajaran hidup yang saya terima dari proses intern disni dari kakak-kakak yang menyempatkan diri untuk ngobrol bertukar dan memberikan cerita/nasihat untuk banyak membuka pemikiran dan perspektif saya akan suatu hal.

Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua kakak-kakak dan teman-teman yang telah memberikan panduan,nasihat, dan pembelajaran. Pengalaman ini telah membentuk saya, bukan hanya sebagai seorang mahasiswa arsitektur, tetapi juga sebagai seorang individu yang tumbuh menjadi lebih percaya diri. Saya sangat beruntung telah diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari RAW. Bukan hanya tentang pekerjaan, tetapi tentang pengalaman hidup. Saya berharap pengalaman ini akan terus memengaruhi pertumbuhan saya ke depan, dalam pertumbuhan menjadi individu yang berguna dan berdampak baik. Semoga kedepan di lain kesempatan saya bisa bertemu kembali dengan kakak-kakak dan teman-teman. Semoga kita semua dapat terus berkembang dan menjalin hubungan kembali di masa depan.

Terima kasih lagi atas dukungan dan kebaikan yang telah diberikan. Saya sangat berterima kasih dan merasa diberkati. Terima kasih juga untuk kak Riyan yang sudah berpegang kepercayaan terhadap saya dan tetap mengambil/menerima resiko dan juga selalu mendorong saya untuk menjadi lebih baik dan keluar dari batas saya. Terima kasih juga untuk Kak Rich yang sudah memberi dan membukakan jalan dan kepercayaan untuk saya.

Semoga kebaikan selalu menyertai kita semua

Salam dari saya, Edho Baron Mack

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Rainandi Pambayu – Universitas Sriwijaya

Reflection Letter:

Hi, my name is Rainandi Pambayu, but you can call me Rei. I’m a third year undergraduate studying Architecture at Sriwijaya University. I applied my portfolio here already knowing that I had interest in bioclimatic architecture and all those honest material that RAW Architecture brought to their design. Luckily I got the chance to be part of RAW Architecture as an internship student, the place that I love, the place that I’ve been dreaming of, and over the course of my internship time I realized that I have grown and learned more than I thought possible.

Here in The Guha I have learned so many many things in short amount of time, such a beautiful place to study new things and a beautiful experience to remember. And of course the people, they were all super-kind-welcoming person yet so professional at their work. My mentors in Benteng taught me about developing the design properly with a lot of exercises and discussions. They also taught me how to present the design with good communication. My mentors in Bamboo taught me how to be precise, accurate, and critical. And also Kak Rich, he taught me how to be a very cool architect in white, all of his work, attitude, and motivational words will forever be my favorite.

When I started studying architecture I used to pay attention only for the visual, however I quickly found out that architecture was so much more than that, it’s RAW Architecture that pushed me to the next level of understanding it. Thank you Kak Rich for giving me this opportunity, thanks to all my mentors for giving me priceless lessons, thanks to my new friends that I met here I love you guys so much especially Taro The Hamster ewh, thanks to everyone inside The Guha and Omah for the memory. Lastly thanks to my new RAW Architecture family for reading this, I hope you guys get what you looking for in life, see ya on top!

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Heru Setya Budi – Universitas Bina Nusantara

Reflection Letter:

Holla nama saya Heru Setya Budi seorang pelajar yang sedang mencari dunia yang menyenangkan untuk menuangkan ide ide dalam sebuah eksperimen dan menghasilkan suatu karya yang bisa dinikmati bagi semua orang. Lahir di jawa tengah khususnya di kota Rembang dan tumbuh di kalangan orang orang yang menjunjung tinggi adat dan budaya. saya sangat bahagia karena merupakan bagian dari mereka yang selalu melestarikan adat dan budaya leluhur.

Pada awal cinta dengan arsitektur ketika pada rumah yang saya tinggal  menggunakan konsep rumah jawa kuno  dengan ciri ciri khusus salah satunya pada atap rumah joglo. Karakteristik dari atap Joglo bisa dilihat dari bentuknya yang dibuat menyerupai sebuah gunung, dengan puncak yang dibuat mendatar yang disebut sebagai Tajug. Kemudian, memutuskan untuk melanjutkan studi arsitektur di Binus university untuk mempelajari bagaimana bangunan arsitrktur bisa terbentuk dan aspek aspek yang perlu diperhatikan dalam sebuah proses perancangan dan belajar bagaimana kebudayaan suatu daerah dapat di implementasi ke dalam bangunan arsitektur modern.

RAW Architecture is the best.

Untuk memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas akhir dari kampus, saya memutuskan untuk menjalankan enrichment program dari Binus university. RAW Architecture adalah perusahaan yang satu satunya yang saya impikan untuk mencari kebahagiaan dalam naungan kehidupan.  Pada tanggal 6 februari 2023 saya diberikan kesempatan untuk bergabung untuk menjadi bagian dari keluarga RAW achitecture. Sebuah harapan untuk mengikuti permainan dan diberikan pembekalan tentang bagaimana cara berfikir berarsitektur secara matang dan menangani permasalahan pada suatu proyek yang sedang dikerjakan. Pada awal masuk kantor RAW saya sudah disambut dengan gembira dan mengajak anak baru untuk  melakukan GUHA Touring dan memperkenalkan bagaimana kehidupan dan kebiasaan di perusahaan. Tidak terlupakan ketika moment pada jam istirahat berkumpul dan mengobrol dengan senior. Sungguh kebahagiaan memilih kantor yang tepat dan sesuai dengan yang diharapkan.

  • Awal dari sebuah perjalanan

Pada awal masuk sebagai mahasiswa internship pada kantor tersebut dibekali bagaimana cara mengoprasikan sebuah software desain yang biasa digunakan untuk menunjang pekerjaan dan diajarkan secara detail. Dalam menjalankan proses desain dibutuhkan sebuah koordinasi antara semua team desain untuk merencanakan sebuah bangunan. Pada saat itulah principal architect ( KAK RICH ) berperan penting untuk memberi pengarahan bagaimana  desain arsitektur harus mengacu kepada preseden yang pernah dibuat sebelumya. Banyak cerita cerita tentang perjalanan proses desain pada bangunan terkenal di dunia yang akan diaplikasikan desain bangunan yang sedang dirancang. Hal ini dapat membuka wawasan betapa banyak aspek aspek yang harus diperhatikan dalam metode perancangan. Mentor mentor yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan eksperimen desain  yang akan dituangkan kedalam proyek yang akan dibangun. Enjoy dalam menikmati pekerjaan dan mengikuti pengarahan dari mentor membuat kebiasaan mendesain yang tidak terasa sampai waktu mulai larut malam dan harus menyelesaikan tanggung jawab yang diberikan oleh mentor dengan sebaik baiknya. Suatu pembelajaran penting yaitu kebiasaan KAK RICH yaitu  bereksperimen menanam tumbuh tumbuhan pada area kantor dan merawatnya setiap hari. Sehingga, Tempat yang disebut GUHA dan orang orang yang didalamnya ikut merasakan kesejukan yang alami dari tanaman tersebut. Suara melodi instrumental yang terdengar di pagi hari memberikan semangat untuk mengawali kegiatan di RAW Architecture. Sungguh kehidupan yang menyenangkan bagi semua mahluk hidup.

  • Merasakan pertempuran yang sebenarnya

Selama menjalani proses internship tentu tidak terlepas dari permasalahan dan tekanan. Kesalahan kesalahan kecil dapat berakibat fatal pada proses yang berikutnya. hal itulah yang ditekankan KAK RICH untuk berhati hati dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan selalu mempertanyakan hal yang tidak mengerti meskipun hal tersebut bersifat detail sekaligus. Pengalaman meeting dengan owner dan pihak kontaktor merupaka proses pembelajaran komunikasi dan koordinasi pada semua pihak yang terlibat dalam sebuah proyek pembangunan. Hal ini sangat penting untuk menganalisis dan mengidentifikasi mulai dari kebutuhan sampai dengan permasalahan yang terjadi di lapangan. Para mentor mentor yang membimbing dan mengarahkan bagaimana cara mengatasi tekanan pekerjaan yang harus selesai sesuai dengan deadline yang telah ditentukan. Berbagai tips and trick untuk menjalankan program program desain sehingga dapat melaksanakan pekerjaan menjadi lebih cepat dan flexible.

Bukan hanya proses desain yang akan didapatkan, tetapi  ikut serta dalam menjelajahi berbagai detailing process mulai dari detail arsitektur, analisa struktur sampai penentuan sistem MEP yang tidak diajarkan di kampus. Hal ini bertujuan memperkenalkan mahasiswa bagaimana dunia arsitektur bukan hanya sekedar konsep desain, melainkan ada aspek aspek detail yang harus diperhatikan. Langkah berikutnya  yang bisa dilakukan dalam proses detail arsitektur yaitu pemilihan spesifikasi material. Beberapa material yang digunakan tentunya harus memiliki standar yang kuat, tahan lama, dan memiliki nilai estetika yang baik. Hal ini dapat berpengaruh dan penyesuaian biaya yang dikeluarkan oleh owner. Terjun Ke proyek yang sedang berjalan, mengecek progress pekerjaan dan koordinasi dengan mandor untuk mengukuti detail gambar yang telah direncanakan merupakan pengalaman yang didapakan mahasiswa internship untuk mempersiapkan pembekalan pada dunia kerja yang sesungguhnya.

  • Permainan telah berakhir

Hari hari setelah 5 bulan lebih menjalankan proses internship di RAW Architecture berbagai macam perkerjaan yang telah dijalani dan berbagai ilmu yang telah dibekali. Berbagai macam moment yang menyenangkan, bahagia,tertawa, sedih, tertekan, telah dilalui bersama dengan orang orang yang berada disini. Kini saatnya harus menyelesaikan semua tanggung jawab yang telah diberikan mentor mentor dalam pekerjaan. Pesan pesan yang memberikan semangat yang melekat pada benak setiap anak intern dan tidak lupa juga dengan kata REVISI setiap menyelsaikan sebuah desain arsitektur.

Terimakasih banyak khususnya terhadap KAK Realrich Sjarief yang telah memberikan kesempatan untuk menjalankan program internship di perusahaan RAW Architecture selama 6 bulan sehingga saya dan teman teman dari Binus University bisa merasakan bagaimana dunia kerja arsitektur yang sesungguhnnya. Dan para mentor mentor yang memberikan pembekalan serta membimbing untuk meraih apa yang kami dan teman teman capai untuk mempelajari dunia arsitektur yang lebih luas.

Best Regard

Heru Setya Budi

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Irvita Ingrid – Universitas Bina Nusantara

Reflection Letter:

Prologue : Hello people of the internet, saya Ingrid, mahasiswa BINUS University semester 6 yang memilih RAW sebagai tempat saya internship dan mengenal arsitektur yang sebenarnya. Tulisan ini adalah ekspresi saya untuk semua hal yang bikin ‘hahohahoh kok bisa‘ terjadi selama 6 bulan ini. Yang saya harapkan ketika mengapply ke RAW adalah saya dapat belajar arsitektur, terutama dalam konteks pembahasan material. Kebanyakan dari mahasiswa perkuliahan arsitektur adalah mereka dapat membuat design namun tidak paham dengan cara membangun karya mereka. Ketika farewell party, Ka Rich bilang “setelah kalian lulus dari sini, kalian akan mengerti gimana arsitektur yang sebenarnya, kalian harus buat TGA dengan cara sudut pandang yang berbeda” kira kira begitu. Semua harapan saya diawal bisa terpenuhi dengan berbagai cara yang RAW berikan.

Untuk Guha, Tempat ini merupakan rumah kedua bagi saya. Seisi rumah, semua tim mulai dari Pak Yono, Tim biru, Tim OMAH, Bibi, Sus, Tim Benteng dan Bambu, bagi saya mereka semua menerima bukan hanya sebagai colleague, namun sebagai keluarga. Guha selalu menyajikan sesuatu yang baru bagi saya, walaupun sebenarnya untuk alasan uji cobanya kak rich, tapi tiap minggu pasti ada yang baru, dari batu kali sampai tiba tiba ada Guha farming (ada kambing) tidak ada yang mustahil terjadi di Guha dan semua itu menjadi sesuatu untuk dipelajari secara tidak langsung, itu alasan saya kenapa tidak pernah bosan sehari pun untuk belajar di tempat ini.

Untuk Kakak-kakak, helaww.. the loudest is here. Saya sangat bersyukur untuk punya mentor/kakak yang bisa membagi perhatian pekerjaan dan membimbing intern dari 0. Saya bisa bilang tempat ini adalah tempat terbaik untuk belajar. Semua tanggapan dan pekerjaan intern dapat mereka hargai bahkan sampai terbangun di lapangan. Mereka adalah alasan terkuat saya untuk semakin menyukai arsitektur, bahkan sampai saya extend untuk tetap bisa di dalam proyek Hugo selama yang saya bisa HAHAHAH, orang-orang yang ada di tim hugo pasti tau seberapa sukanya saya sama jendela lengkungnya HAHAHA lucu banget ya itu aku yang gambar guys, aku belajar dan bantu brainstorm akhh (recommend kesana kalo golden hour <3) anyways.. disamping kebobrokan bercandaan kakaknya, apalagi kalau udah begadang, mereka ternyata orang-orang yang bener-bener pilihan karna kalau liat porto dan wawasannya bikin “waw ternyata standar yang kerja di RAW sehebat ini ya.”

Untuk Kak Rich, masih sulit untuk saya men-translatekan arsitektur menurut artian ka Rich, karna bagi saya beliau sangat genius serta luas pandangannya dan bisa mengartikan dan membuat arsitektur menyenangkan dengan 1001 cara yang tidak terpikirkan. Terimakasih ka Rich untuk selalu humble, menghargai orang yang ingin belajar dan menerima semua keragaman yang kami berikan. Thank you sudah membangun Guha dan “rumah” lainnya sebagai tempat kami kembali pulang.

Epilog, Selamat Pagi Kak @Ka Realrich. Berikut progress saya selama 6 bulan ini :

Studio dan Lapangan

  • Belajar secara konsep
  • Ketawa
  • Membantu kakak-kakak progress
  • Belajar di lapangan
  • Kenalan dengan rekan di lapangan
  • Makan masakan bibi dan jajan bareng kakak-kakak

Progress akan saya lanjutkan di lain waktu, I hope our path will cross again. Thank you.

Cc Kak Putra, Janice, Timbul, Audy, Tyo, Rico, Teteh, Haykal, Gaby, Zyadi, Alim, Mei, Riyan, Mel, Angel, Evan, Kafid, Zikri, Joshi, Irfan, Meizzan, Vyan, Pandu, Sofi, Fina, dan anak intern.

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Rifa Raudhotul Aulia – Universitas Bina Nusantara

Reflection Letter:

Halo, pekenalkan saya Rifa Raudhotul Aulia dipanggil Rifa, Mahasiswa semester 7 dari Universitas Bina Nusantara. Saya memiliki ketertarikan untuk belajar lebih di dunia arsitektur, dan desain. Sejak kecil saya sudah memiliki ketertarikan dalam dunia seni, dan saat ini saya berkuliah di jurusan Arsitektur. Dan saya memiliki kesempatan untuk belajar Arsitektur di RAW Architecture.

Sebelum lanjut saya akan bercerita sedikit mengenai perjalanan saya bisa mengenal Kak Realrich Sjarief pada saat saya menempuh semester 2 dalam perkuliahan, Kak Realrich merupakan salah satu dosen pengajar saya di kelas teknologi bangunan. Bukan hanya itu beliau juga merupakan dosen perancangan saya saat saya menempuh semester 3, namun saat itu sayangnya beliau bukan dosen pembimbing saya, namun saya tetap menikmati dan mengambil ilmu yang beliau berikan sewaktu kelas besar berlangsung.

Pada saat mengajar beliau sesekali menunjukan hasil karyanya, saya terkesan pada karyanya yang unik dan sangat mengandung unsur alam , terlihat sejuk dan alami. Beliau mengubah pola pikir saya, saya dulu berfikir bahwa bangunan justru bisa merusak alam dan seiring berjalannya waktu alam akan habis karena pembangunan semakin banyak. Namun beliau secara tidak langsung memperlihatkan bahwa bangunan juga mampu menjaga alam sekitar, dengan cara tetap memberikan area untuk mereka hidup. Karena salah satu motivasi saya menjadi seorang arsitektur adalah membuat bangunan yang juga bisa membiarkan lingkungan hijau tetap ada. Beliau sangat menginspirasi saya dan membuat saya ingin belajar lebih banyak karena saya menyukai bagaimana beliau mengajar dan bercerita tentang pengetahuan arsitekturnya yang luas.

Sebuah keberuntungan untuk saya jika memiliki kesempatan untuk belajar secara langsung dengan RAW Architecture, sebuah angan-angan saya dulu. Namun Tuhan memberikan saya keberuntungan tersebut, yap saya berkesempatan belajar dan membantu RAW Architecture secara langsung dengan menjadi anak magang di RAW Architecture. Saat saya menjalani program magang tersebut  saya mendapatkan banyak sekali pembelajaran baru dalam dunia arsitektur. Suatu hal yang belum pernah saya ketahui dan saya pelajari dalam perkuliahan saya banyak dapatkan di RAW Architecture ini.  Bukan hanya sekolah RAW Architecture juga Rumah kedua bagi saya, dimana selama 6 bulan saya merasa seperti dalam keluarga yang hangat, ceria dan juga penuh canda tawa. Sikap kekeluargaan yang dimiliki RAW sangat kental, saya merasa seperti adik yang memiliki banyak kakak-kakak yang sangat bersedia menolong jika saya merasakan kesulitan.  Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan dari segi softkill dan juga hardskills, sering kali kakak-kakak sendiri yang menawarkan ‘ mau belajar apa lagi ‘ , ‘ aku kasih tau ya caranya ini biar kamu di kampus gampang ‘ hal-hal yang saya pikir akan saya dapatkan di perkuliahan saja, namun malah saya dapatkan saat menjalani program magang di RAW Architecture.

Jika diberi pertanyaan seperti apa RAW Architecture saya akan simple menjawab ‘rumah untuk belajar’, sebagai mahasiswa yang baru pertama kali merasakan pengalaman menjadi anak magang rasa takut dan gelisah pasti saya rasakan apalagi saat hari pertama magang tetapi semua itu hanya perasaan saya saja, yang saya rasakan di RAW Architecture bertemu dengan kakak mentor yang sabar dan bisa memberikan arahan yang baik dan bermanfaat untuk saya. Saya merasa dirangkul dan di ajak untuk belajar lebih dalam mengenai arsitektur. Dan yang kakak-kakak mentor juga sangat terbuka jika kita bertanya mengenai masa perkuliahan mereka, mereka akan bercerita dan memberikan tips and trick dalam mendesain, sederhana namun sangat berharga untuk saya. Sangat menyenangkan belajar di RAW Architecture, dari segi tempat yang setiap sudutnya estetik, pengalaman yang luar biasa, dan ilmu yang akan sangat bermanfaat untuk saya.

Dear kak Realrich Sjarief, seseorang yang selalu tersenyum sambil menyapa ‘ haii, ur oke ? ‘ ketika berpapasan dengan saya, sikap ramah nya yang sangat membekas untuk saya. Saya ingin berterimakasih sedalam-dalamnya atas kesempatan yang kak Rich berikan pada saya, terimakasih sudah memberikan saya kesempatan serta pengalamannya untuk belajar dan membantu RAW Architecture sebagai anak magang, terimakasih sudah menghargai saya dan teman-teman magang saya sebegitunya. Saya sangat bersyukur pernah dibimbing oleh kak Rich. Do’a terbaik saya untuk ka Rich bahagia dan sehat selalu.

Untuk seluruh kakak-kakak dan teman-teman magang RAW architecture dan OMAH library  terimakasih atas kesempatanNya karena di izinkan bergabung dengan kalian. Terima kasih atas pengalaman, ilmu, canda tawa, semua itu berharga untuk saya dan tidak akan saya lupakan, sekali lagi terima kasih banyak. Bahagia dan sehat selalu kakak-kakak dan teman-teman semua.

Best Regards,

Rifa Raudhotul Aulia

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Yunita Nurul Hasanah – Universitas Bina Nusantara

Reflection Letter:

“Never blame anyone in your life. Good people give you happiness. Bad people give you experience. The worst people give you lessons, and the best people give memories.” – Zig Ziglar

And I don’t know what category “RAW people” are. The good, Bad, Worst, and The Best is not enough to define how amazing and wonderful those people are.

They are…… “Extraordinary”

Because the happiness, experiences, lessons, and memories for the past 6 months with them become one of the most important parts of my life.

Halo!!

Nama saya Yunita Nurul, Uung panggilan akrabnya. Saya mahasiswa arsitektur semester 6 di BINUS University, bukan seorang pujangga yang bisa menuliskan kata-kata indah luar biasa. Namun, saya pastikan tulisan di bawah ini adalah tulus dan jujur dari hati saya. So, here’s my reflection letter [4 CHAPTERS] [STATUS: COMPLETED]

CHAPTER 1. HAPPINESS

Kebahagiaan ini dimulai ketika mendapat kabar bahwa saya diberikan kesempatan magang di RAW, studio yang saya impi-impikan sejak awal masuk perkuliahan. Terima kasih yang utama dan terbesar saya ucapkan kepada Kak Rich dan Kak Yudith atas kerendahan hatinya memberikan kesempatan kepada saya, mahasiswa biasa (saja) untuk dapat belajar banyak di ‘rumah’ ini. Tidak ada kata-kata lain yang bisa menjelaskan kesan pertama saya ketika pertama kali menginjakkan kaki ke Guha selain “GOKIL!”. Those insane curves, insane doors, insaaannneee floor plans I cloud not imagine and got lost whenever I explore the house, but it was amazing. The excitement masih bertahan selama sebulan, bahkan ketika pertama kali diajak meeting saya terlalu excited dan tidak bisa memproses pertanyaan kehidupan dari Kak Rich ketika di jalan pulang. I instead said “Im sorry, I run out energy. I got too excited and now my brain isn’t working due to starving :(“

CHAPTER 2. EXPERIENCE

It’s just…. another level. Melihat semua kakak-kakak bekerja, bagaimana “berarsitektur”, how detail RAW is both in designing and constructing, benar-benar another level. Memberikan kesempatan kepada anak magang untuk mendesain, melakukan site visit, bahkan membuat checklist apa saja yang ingin dipelajari di tempat ini belum tentu bisa didapatkan di tempat lain. RAW is trully ‘One of a Kind’.

CHAPTER 3. LESSONS

Selama beberapa bulan menjalani magang, saya menjadi sadar bahwa masih banyak kekurangan yang belum pernah saya sadari sebelumnya, baik dalam hal arsitektur maupun kehidupan. Saya sangat bersyukur belajar di tempat yang tidak hanya mengasah kemampuan berarsitektur, tetapi juga agar dapat menjadi pribadi yang baik tiap harinya. Terima kasih lagi saya ucapkan kepada Kak Rich yang selalu membagikan pelajaran kehidupan luar biasa untuk menjadi manusia yang  baik dan lebih baik. Tidak lupa terima kasih untuk kakak-kakak semua yang selalu sabar, Kak Riyan, Kak Melisa, Kak Angel, Kak Vyan, Kak Tyo, Kak Audy, Kak Mei, Kak Alim, Kak Gabby, Kak Rico, Kak Putra, Kak Janice, Kak Timbul, Kak Al, Kak Haykal, Kak Evan, dan kakak-kakak lain serta kakak-kakak OMAH dan teman-teman magang yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Realizing that I am nothing compared to them at every aspects brings the “will” to become Best of The Best Best Best agar suatu saat bisa menjadi seperti kakak-kakak semua.

CHAPTER 4. MEMORIES

“Saya sangat kagum dengan bagaimana orang-orang di dalam RAW memperlakukan satu sama lain, bagaimana Kak Rich sebagai bos dan leader juga bisa menjadi “kakak” untuk semuanya. Saya ingin menjadi bagian dari RAW, saya ingin menjadi bagian dari keluarga itu.” – kata kata tersebut saya ucapkan sebagai alasan kenapa sangat ingin masuk RAW ketika interview bersama Kak Pandu. Alasan tersebut menjadi semakin kuat setiap harinya. Perasaan dirangkul, kebahagiaan saat bercanda gurau bersama, dan kesediaan untuk mengkritik apabila memang terdapat kesalahan dan kekurangan. They are more like a “family” to me, menciptakan memorable memories tiap harinya dan sangat berat untuk berpisah dari keluarga tersebut. Namun, hidup harus tetap berjalan dan saya hanya bisa mendoakan semoga kita semua diberikan kesehatan agar bisa berkumpul bersama di lain waktu.

Thank you once again for giving me the warmest hug and smile.

Warm Regards,

Uung

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Lauritta Pradyani Wilandika – Universitas Sriwijaya

Reflection Letter:

Hallo! saya Lauritta Pradyani Wilandika, saat surat ini ditulis saya sudah mulai tercatat sebagai mahasiswa semester 7 di kampus Universitas Sriwijaya. Pada liburan semester 6 ke 7, 3 bulan liburan saya manfaatkan mengambil kegiatan magang di RAW ARCHITECTURE, yang gunanya untuk memenuhi syarat mata kuliah saya, dan juga ingin mengambil pengalaman bagaimana menjadi intern di tempat arsitek ternama, karena saya ingin mencicipi setidaknya pernah bertemu dengan arsitek ternama disaat saya masih duduk dibangku perkuliahan.

Pengalaman disini merupakan pengalaman yang tidak bisa saya lupakan, karena pengalaman ini adalah pengalaman pertama kali saya merantau jauh di kota orang, dimana saya belajar cara bersosialisasi dengan orang-orang yang sangat berbeda kultur nya dengan orang sumatera. Dimana saya mengambil contoh dari kegiatan sehari-hari sebagai anak intern di RAW saya belajar, orang-orang disini sangat memiliki semangat kerja yang tinggi yang membuat saya lebih terpacu untuk belajar lebih lagi mencari ilmu yang banyak. Terimakasih banyak kepada kak Rich sudah memberi kesempatan magang yang berharga ini, sudah memberi kesempatan untuk bertemu orang-orang yang memiliki komunikasi yang baik, Kerjasama, dan kerja keras yang sangat luar biasa.

Di hari awal magang dengan hari akhir magang, saya mendapatkan perubahan yang cukup besar pada diri saya, yang tadinya saya memiliki kepribadian yang malu dan takut akan banyak hal, sekarang sudah tidak malu lagi, sudah lebih aktif banyak bertanya dan lebih enjoy membaur dengan kakak-kakak dan teman-teman di RAW. Apalagi perubahan yang paling besar yang saya rasakan adalah, kemampuan pemahaman saya dengan ilmu arsitektur yang saya dapatkan disini. Dimana di perkuliahan, saya takut dan tidak suka dengan namanya detail dan struktur, tapi hebatnya RAW tau apa yang sebenarnya yang saya butuhkan. Saya ditemukan dengan mentor bernama Audy Kirana, hampir 2 bulan saya bersama beliau yang kebanyakan tugasnya adalah membantu tentang detail dan struktur, sehingga ketakutan akan kemampuan saya dibidang itu perlahan mulai hilang dan menjadi suka berkat ilmu yang diberikan beliau sangat detail dan jelas.

RAW, biro ini sangat tepat jika kalian ingin mencari kultur studio yang berbasis kekeluargaan, karena benar disini saya telah mendapatkan dan merasakan dari kekeluargaan itu. Dimana menyadarkan saya menjadi arsitek tidak hanya sebatas bangunan yang diperhatikan, tapi arsitek juga mementingkan kehidupan manusia sesungguhnya.

Akhir kata saya mengucapkan terimasih banyak kepada orang-orang yang telah membantu saya selama 3 bulan saya di RAW, terutama kakak-kakak yang pernah membimbing saya kak Audy, Kak Tyo, Mas Alim, Ci mei, Kak Putra, Kak Rico, Kak Riyan, Kak Angel, dan Kak Meilisa. Ilmu yang saya dapatkan dari kalian sangat bermanfaat buat basic saya untuk mengejar karir sebagai Arsitek. Sekali lagi terimakasih kakak-kakak dan teman-teman. Terimakasih RAW, semoga bisa bertemu dilain kesempatan.

Salam hangat,

Laurit

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Lauren Marxoni – Institut Teknologi Bandung

Reflection Letter:

Hello! My name is Lauren Marxoni and I’m currently in my seventh semester studying at Bandung Institute of Technology. I am writing this to express my sincere gratitude for the opportunity to intern at RAW Architecture this past 2 months.  As my internship comes to an end, I wanted to take a moment to reflect on my experiences and the invaluable lessons I have gained during my time with RAW Architecture.

From the very first day, I was welcomed with open arms and immediately immersed in a dynamic and creative environment. Working alongside the talented and dedicated professionals at RAW Architecture has been an inspiring journey that has surpassed my expectations. The exposure to real-world projects, the chance to collaborate with other team members, and the hands-on involvement in various stages of the design process have provided me with an enriching learning experience.

I am especially grateful for the guidance and mentorship I received from Kak Riyan, Kak Melisa, Kak Angel, Teh Al, Kak Alim, Kak Tyo, and Kak Zyadi who took the time to share their expertise, provide constructive feedback, and encourage my growth as a future architect. Their insights and advice have not only improved my technical skills but also expanded my perspective on the role of architecture.

One of the most significant takeaways from my internship at RAW Architecture has been the emphasis on sustainable and innovative design solutions. The commitment to pushing the boundaries of design while prioritizing environmental responsibility has left a lasting impression on me. I am excited to incorporate these principles into my future work as an architect and contribute to creating spaces that are not only aesthetically pleasing but also sustainable and functional.

Furthermore, the collaborative and work culture at RAW Architecture has taught me the importance of effective communication, teamwork, and adaptability. I have had the privilege of working with diverse teams on challenging projects, which has sharpened my ability to work cohesively in a fast-paced and ever-evolving professional setting.

Lastly, I want to express my genuine appreciation for the support and encouragement I have received from all of my fellow interns, Nisrina, Rifa, Laurit, Fachrul, Peter, Rei, Vera, Bintang, Jonathan, Uung, Inggrid, and Heru, see you again and see you guys on top!

Once again, thank you for providing me with this exceptional learning opportunity. It has been an honor to be a part of RAW Architecture, and I look forward to the possibility of crossing paths again in the future.

Best Regards,

Lauren Marxoni

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Nisrina Umniyati Fahira Warganegara – Universitas Sriwijaya

Reflection Letter:

Hi! I’m Nisrina Umniyati Fahira Warganegara, a 7th semester undergraduate architecture student at Sriwijaya University. Ever since I started learning about architecture, I have been observing and being mesmerized by several of RAW’s projects that I saw through its online publications and social media. Therefore, when I first found out that students are obligated by my university to undertake an internship program, I instantly settled myself to pursue an internship at RAW. I’ve been extremely lucky to gain the opportunity to acquire knowledge and be part of RAW family. Being able to come inside and experience Guha with my very own eyes, which previously I had only seen through ArchDaily, still feels unreal for me.

Throughout my study, I began to realize that architecture is beyond designing beautiful buildings and spaces. Architecture has its own role to increase the quality of community and environment that we live in. But despite knowing that obvious fact, I still couldn’t figure out how to apply it to my designs?  How should I design without being destructive to the environment around it? How can I ensure that my designs are sustainable and beneficial for the environment and society for a lasting impact? And there are plenty of corresponding questions that keep swirling around inside my head. I was filled with ego and desire to design buildings just the way I wanted. I was overly concerned with the appearance and aesthetics of the buildings. I merely analyzed it by thinking that “Oh, this building can still stand and be built structurally anyway,” without even bothering to think about the impacts and consequences of the design towards the surrounding environment.

As time passed while learning at RAW, I became increasingly aware and enlightened about these matters. Here in this office, little things such as the level of air hygiene, the necessity of clean oxygen released by various greenery, and so on are given utmost consideration. This brought me to the realization that in order to create a design that is mindful of its environment, it is essential to start with the little things that we tend to overlook.

Within three months of being in RAW, I was able to gain and learn so much more than I could tell. New knowledge, new experiences, new memories, new skills, and even a new family that broadened my perspective towards architecture. I learned tons of new things that could only be acquired from on-the-ground field experience. I was also shown to put a deeper meaning onto architecture, to understand that architecture is a journey of one’s own, as well as to value every phase throughout the journey. RAW allowed me to perceive architecture at its most intricate way yet most far-reaching and further-reaching way at the same time. RAW work approach taught me that in architecture, concept; details; construction; craftmanship; communication; and the help of many hands are a wholeness that complements each other. It is all about how we create harmony between each aspect —how we create harmony between the architect, the client, the design, the building, the environment, and the society.

At last, after a lengthy talk about architecture, I am truly blessed and forever grateful to spend my first internship program ever surrounded by such wonderful individuals who have always warmly embraced me with a genuine smile since the very first day I stepped foot in Guha. Three months flew by so quickly thanks to the incredibly supportive and harmonious work environment, filled with people who radiate joy. I still recall the first time I entered ‘benteng’ studio I accidentally knocked over an overflowing trash bin out of nervousness. It was probably my first humiliating moment as it ruined my first impression yet it was also the moment where I realized how RAW is filled with caring and generous people. 

Often, fellow seniors and friends would share their hardships and life experiences, allowing me to be fully enriched and enlightened about life, people, the importance of communication, the attitude to work as a team, and moreover, the worldview. I will definitely miss the laughter we used to share during lunch and dinner, the small friendly chats we used to have when we passed each other to use the restroom or to refill our water bottles, bibi’s playful jokes when we went to get our meals, the singing and pranks that seniors at ‘bamboo’ studio made when night fell, having a snooze in the super cozy Omah Library, and many more sweet memories that I will cherish forever.

Last but not least, I would like to say thank you sincerely to Kak Rich who has been willing to give me this priceless opportunity to be able to join RAW Architecture as an intern. Also, a big heartfelt thank you to all of the seniors, fellow intern friends, and all of the amazing individuals I can’t mention one by one for the enlightenment, enriching experience, inspiring mentorship, and everlasting memories. No words can describe how grateful I am. I wholeheartedly wish that RAW Architecture continues to be the best of the best!

It started as a place that I had always admired through the screen, but now it has become a place full of precious memories. A place where I experienced never-ending excitement and a burning desire to continuously learn about architecture. A place filled with extraordinary people with their own color and life backstories. A place that is not solely beautiful from the outside, but packed with beautiful people and moments on the inside as well. A perfect place to learn and fulfill my curiosity about architecture. That’s Guha. That’s where RAW Architecture is. Embedded in one of my best and favorite chapters in my book of life, marked with a rainbow-colored bookmark.

Warmest Regards,

Nisrina Umniyati Fahira W

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Peter Maretto – Universitas Sriwijaya

Reflection Letter:

Hi! Peter is here. A person who is still and always looking for knowledge and experience in architecture and construction. As writing this, I am a 6th semester architecture student of Sriwijaya University. Such a lucky chance for me to be a part of Realrich Architecture Workshop as an intern. I still dont believe that i can learn about architecture with one of the best and famous architect in Indonesia.

Firstly, being an architect was not one of my dream last time. But since I jump into this thing, I think I fall in love with architecture and construction. Last time I thought that architecture was very simple, but now I know architecture is not as simple as I thought before. My first year in architecture didn’t go so smooth, that was because of my ability in manual drawing. But it is not a big problem for me anymore, I try to improve my skill in architecture by learning architecture software, so i can implement my concept there.

Time flies so fast, it’s been 3 months. I have gotten a lot of knowledges, experiences, tasks, and family here. As an intern here, I feel that i am treated and prepared as a real designer. here, i am trusted to do some design task. I’m not sure i can get this chance in another place. RAW has changed my mind about architecture. RAW has told me that every design has its own detail which must be able to applicate on site. RAW shows me the real condition of how architecture works. RAW shows me that it’s not about the client’s ego or architect’s ego, but it’s about the compromise between architect, client, and environment.

Besides that, I feel grateful to Kak Rich, Kak Yudith, and all the mentors who have accepted, treated, and taught me nicely. Thank you so much for this adorable experience and unforgettable moment in my life. Wishing you all the best everywhere you go. God Bless You

RAW Architecture Best Best Best!!

Sincerely
Peter Maretto

Motivation Letter:

Kategori
Team - Reflection Letter

Fachrul Mardianto – Universitas Sriwijaya

Reflection Letter:

Halo! Perkenalkan saya Fachrul Mardianto, mahasiswa semester 7 Universitas Sriwijaya. Saya merasa sangat beruntung dapat bergabung menjadi salah satu bagian di RAW Architecture. Saya sebelumnya tidak pernah berpikir akan datang ke guha sebagai anak intern karena saya menganggap hal tersebut hampir mustahil. Namun berkat kerja keras, doa, dan dukungan dari orang-orang disekitar saya, akhirnya saya dapat merasakan bagaimana belajar di RAW Architecture. Mimpi yang selama ini hanya sebatas angan-angan saya pun menjadi kenyataan.

Saya sangat tertarik dengan RAW Architecture karena selalu menggunakan konsep bioclimatic yang sangat memikirkan hubungan antara lingkungan dengan bangunan, bagaimana lingkungan dengan bangunan dapat selaras, saling mendukung dan tidak merusak satu sama lain. Konsep yang mungkin tidak semua arsitek dapat merealisasikannya. Kemudian juga penggunaan perpaduan material yang unik dan khas. Hal tersebut memacu keinginan saya untuk ingin bergabung dan merasakan sendiri bagaimana proses perancangan di RAW Architecture.

Bagi saya RAW Architecture merupakan suatu tempat belajar sekaligus menjadi rumah kedua bagi saya. Rasa kekeluargaan di RAW Architecture membuat saya betah berlama-lama disana, terlebih lagi sikap semua orang yang berada disana sangat ramah dan sangat welcome terhadap pendatang baru. Kemudian juga kakak-kakak mentor yang sangat baik senantiasa memberikan ilmunya dan selalu menolong saya jika kesulitan. Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan selama magang 3 bulan di RAW Architecture, ilmu yang sangat bermanfaat dan tidak ternilai harganya, serta tidak pernah saya dapatkan saat menjalani perkuliahan sebelumnya. Terlebih lagi tempat kerjanya di Guha The Guild yang dulu sering saya lihat di archdaily, bangunan yang seperti labirin, terdapat banyak pintu dan jendela yang unik, serta juga terdapat innercourt yang luas dan banyak tanaman yang membuat setiap orang nyaman disana. Banyak pengalaman yang sangat berharga saya dapatkan di RAW Architecture. Serta juga momen dan kenangan indah saat saya magang di RAW Architecture membuat saya tidak akan melupakan semua hal yang pernah terjadi disana.

Terima kasih kak Rich atas kesempatan untuk bergabung, terima kasih kepada kakak-kakak di RAW Architecture dan OMAH Library serta teman-teman magang atas semua ilmu, pengalaman, kenangan, serta kebahagiaan di RAW. Mungkin dari semua bagian dari perjalanan kehidupan saya, momen di RAW Architecture akan menjadi bagian tervaforit saya. Perjalanan yang luar biasa, sukses selalu untuk RAW Architecture.

Best Regards,

Fachrul Mardianto

Motivation Letter:

Kategori
blog

Anniversary Kami yang ke 12

Terima kasih untuk 12 tahun yang indah @laurensiayudith

Tgl 25 september kemarin hari anniversary kami yang ke 12, 12 tahun merupakan saat-saat yang tidak mudah tetapi selalu saya syukuri. Dibalik 4x rasa kehilangan calon buah hati kami, sekarang ada dua malaikat yang selalu menemani kami setiap harinya. Keduanya lucu-lucu, yang satu jenaka dan ceria, yang kedua serius dan brilliant. Dibalik perbedaan keduanya, mereka saling belajar satu sama lain. Banyak orang bilang bahwa cerminan kejeniusan anaknya berasal dari kejeniusan ibunya, dan saya sangat percaya akan hal itu.

Dibalik canda tawa yang terjadi diantara kami, saya percaya bahwa yang terbaik itu baru akan terjadi. Dibalik seluruh kesuksesan dan kebagiaan, itu ada penghayatan akan rasa kehilangan, duka, serta progress yang tidak mudah dalam menjadi ini semua. Saya bersyukur dibalik seluruh kesibukan saya yang tidur kadang-kadang hanya 4-6 jam sehari, Laurensia selalu menyediakan saya multi vitamin sampai obat sensei, mulai dari suplemen-suplemen yang tradisional hingga yang futuristik. Tapi yang terpenting dari saya adalah dibalik semua yang tersuguh di meja makan, baik itu vitamin, makan dan minuman yang luar biasa enak, ada vitamin “C” cinta yang tidak ternilai.

Saat-saat anniversary kami dihabiskan dengan makan makanan yang sederhana saja di sebuah Food Court yang enak menurut kami. Itu adalah hal-hal biasa yang kami syukuri setiap harinya.

Rasa nyaman, rasa aman, kebiasaan yang membekas, itu adalah surga dan mujizat itu hadir dan nyata didalam hidup saya. Dan itulah keadaan Laurensia yang memberikan saya dua anak yang luar biasa, @miraclerichsjarief dan Heavenrich. Laurensia, terimakasih untuk segenap hati yang sudah diberikan untuk saya. Saya sangat bersyukur bertemu dirimu di kehidupan sekarang. Semoga Tuhan memberkati seluruh hati, kebaikan, dan semua yang kamu punya di dalam waktu yang terbatas ini.

Happy anniversary yang ke 12 Laurensia, love u to the Moon, terima kasih Tuhan sudah memberikan malaikat yang menemani hidup saya sampai saya sampai saya bertemu diriMu satu saat nanti.

Saya sudah mengenal @laurensiayudith istri saya sejak kelas 4 SD, pada waktu saya baru pindah dari Surabaya ke Jakarta. Saya masuk di SDK Sangtimur, pindahan dari SD Petra Surabaya. Ia duduk di samping saya, perawakannya ketus dan suka iseng pada saya yang logatnya Suroboyo-an.

Waktu di Surabaya saya terbiasa melontarkan pertanyaan-pertanyaan di waktu guru bertanya “Apakah ada pertanyaan?”, dan juga menjawab ketika guru bertanya ” Siapakah yang mau menjawab? “, Saya pasti akan mengacungkan tangantangan. Dia dalam hati mungkin Laurensia bertanya-tanya “Siapa ini anak kok tunjuk tangan terus? “, sampai-sampai guru saya bilang ” sudah-sudah, kamu jangan menjawab-jawab lagi, kamu terlalu sering mengangkat tangan.

Pertemanan kami berlanjut sampai ke bangku SMA dan kami ada di satu kelas yang sama, kelas IPA 1 kumpulan anak-anak yang kutu buku. Saya sendiri waktu itu senang bermain pingpong dan selalu pulang sore, sangat berbeda dengan Laurensia dulu yang selalu pulang telat waktu. Kami ada di dua buah dunia yang berbeda. Dunia Laurensia adalah dunia kepastian, sedangkan dunia saya adalah dunia bagaimana saya bisa menikmati setiap harinya secara maksimal.

Saya suka berkeliling berjalan-jalan . Tapi hobi saya yang saya suka adalah saya terlalu terlambat datang ke sekolah, karena saya bisa menikmati pagi dulu dan bertegur sapa dengan orang-orang orang di luar sekolah. Dan kadang-kadang sudah tau terlambat, tapi saya masih berdo’a dulu di gereja, dan banyak yang bertanya saya sedang apa. Kemudian saya bilang “Saya berdoa”.

Waktu itu status kami adalah sebagai teman biasa, hingga kemudian kami berpisah dan tidak bertemu lagi, karena saya melanjutkan kuliah ke Bandung, dan Laurensia berkuliah di Jakarta i tahun 2000.

Suatu saat di tahun 2008, ada satu email yang saya kirim ke Laurensia dijawab. Padahal email tersebut sudah saya kirim sejak 2 tahun yang lalu. Isinya adalah balasan dari Laurensia dan saya sangat senang. Di email tersebut kami bertegur sapa dan saya baru tau kalau dia baru bisa membalas email tersebut karena dia sedang tidak punya pacar.

Yang saya syukuri pada saat itu adalah saya merasa nyaman, sebagai teman berbicara, berdiskusi, hingga mendiskusikan masa lalu dan masa kini, untungnya saya juga jomblo. Indahnya masa lalu waktu bersama-sama di bangku SMA, kemudian di masa kini dimana situasi sudah tidak sama lagi. Dia sudah menjadi seorang dokter gigi, dan saya adalah seorang calon arsitek pada waktu itu. Kemudian saya baru tahu kalau dia sudah tidak punya pacar, padahal dulunya dia berpacaran sudah cukup lama dengan pacar yang sebelumnya, sampai pada akhirnya bertemu dengan saya. Saya meyakini bahwa yang terpenting dalam cinta adalah garis finishnya. Hasil akhir dari penantian yang panjang.

Saya berusaha jujur ke Laurensia bahwa saya menyukainya, mengajaknya makan malam dan kemudian saya menyadari bahwa memang pribadinya sangatlah menenangkan dan menyenangkan. Karena kita berada di dalamdunia yang berbeda, dia tidak tahu dan mau mengerti dunia arsitektur. Saya melihat juga dunia dokter gigi mirip dengan dunia arsitektur, bahwa pondasi bangunan adalah akar gigi, ada mahkota, dan ada batang giginya. Itu adalah sebuah cara untuk merawat sebuah bangunan yang namanya gigi.

Suksesnya hari pertama saya meresmikan status, saya di interogasi oleh calon mertua saya, “Kamu itu mau serius?”. Pertanyaan itu muncul karena pada waktu itu usia kamk sudah tidak muda lagi, bagitu sudah umur 26, saya harus serius. Kemudian saya menjawab ” Saya serius, tetapi saya membutuhkan waktu untuk menyelesaikan profesionalitas saya, pekerjaan saya di London.

Kalau ada hal yang membuat saya pulang, Laurensialah orangnya, karena saya tau bahwa dia orang yang sangat layak untuk diperjuangkan dan saya menginginkan hidup bersama-sama dengan dia. Hidup bersama Laurensia adalah hidup penuh dengan ketenangan, dimana kita sendiri memiliki cara pandang dan perspektif sendiri, kita memiliki apa yang kita suka sekaligus tidak suka di dalam sebuah frekuensi yang ternyata hampir sama.

Banyak orang bilang bahwa perempuan terbuat dari tulang rusuk laki-laki, menurut saya tidaklah demikian. Bagi saya kita sendiri memiliki sisi-sisi yang justru apabila kita mengerti pribadi pasangan kita, kita akan merasa sangat kecil dibandingkan pasangan kita.

Ketika kita sudah sangat yakin bahwa dialah pasangan kita, kita tidak perlu sejuta alasan, karena kita akan merasa sangat kecil dibangdingkan dia. Karena itulah saya merasa kehadiran Laurensia membuat saya sempurna. Di dalam perjalanannya memang tidaklah mudah, kami menikah tahun 2011 dan sejak saat itu saya sangat bersyukur.

Hari ini adalah hari anniversary kami yang ke 12, 12 tahun merupakan saat-saat yang tidak mudah tetapi selalu saya syukuri. Dibalik 4x rasa kehilangan calon buah hati kami, sekarang ada dua malaikat yang selalu menemani kami setiap harinya. Keduanya lucu-lucu, yang satu jenaka dan ceria, yang kedua serius dan brilliant. Dibalik perbedaan keduanya, mereka saling belajar satu sama lain. Banyak orang bilang bahwa cerminan kejeniusan anaknya berasal dari kejeniusan ibunya, dan saya sangat percaya akan hal itu.

Di balik kesibukan saya, Laurensia setiap harinya menemani anak-anak. Saya sendiri sangat bersyukur bahwa laurensia bisa menjadi seorang ibu yang sangat baik dan memiliki rasa mengayomi. Sampai-sampai saya kadang-kadang takut, “Apakah anak-anak saya bisa berkembang mandiri?”. Tapi saya percaya bahwa niatnya adalah rasa sayang yang tidak berlebihan, saya percaya bahwa kemandirian anak – anak akan muncul seiring kedewasaan kami mendidik anak – anak, mengayomi juga mendisiplinkan. Menghayati anak – anak yang menjadi dewasa matang sesuai waktunya.

Di balik kesibukan saya juga, Laurensia membantu mengatur banyak hal di studio kami. Bagi saya dialah sebenarnya ratu dari studio dan kehidupan saya. Bagi saya posisinya sangat penting, karena apapun yang saya lakukan membutuhkan keterlibatan dia. Saya yakin bahwa arsitektur itu inklusif juga, sama seperti suami takut istri, istri tidak perlu takut suami. Karena inklusif itu berarti takut kehilangan bersama jadi selalu melibatkan dalam keputusan bersama.

Dibalik canda tawa yang terjadi diantara kami, saya percaya bahwa yang terbaik itu baru akan terjadi. Dibalik seluruh kesuksesan dan kebagiaan, itu ada penghayatan akan rasa kehilangan, duka, serta progress yang tidak mudah dalam menjadi ini semua. Saya bersyukur dibalik seluruh kesibukan saya yang tidur kadang-kadang hanya 4-6 jam sehari, Laurensia selalu menyediakan saya multi vitamin sampai obat sensei, mulai dari suplemen-suplemen yang tradisional hingga yang futuristik. Tapi yang terpenting dari saya adalah dibalik semua yang tersuguh di meja makan, baik itu vitamin, makan dan minuman yang luar biasa enak, ada vitamin “C” cinta yang tidak ternilai.

Dalam langkah-langkah dalam pribadi, didalam arsitektur yang saya jalani sebagai laku kehidupan. Saya yakin semua perlu tau bahwa didalam laku kehidupan saya semuanya berbasis atas nama Tuhan dan dia hadir untuk melengkapi saya yang tidak sempurna.

Terimakasih Laurensia sudah menemani saya. Mulai dari saat-saat kita menghabiskan waktu LDR, dimana waktu terbalik, saat di Landon pagi hari di Jakarta subuh, malam di Jakarta makan siang di London. Didalam puluhan ribu jam yang sudah kita jalani bersama, ada sebuah cerita tentang saat-saat menuju pernikahan. Dimana kita mengadakan foto prewedding di jalanan rumah kita, menggunakan sepeda pinjaman dari ibu kita. Sepedanya sebenarnya biasa-biasa saja tapi dikombinasikan dengan setting ruang yang sederhana dan di sekitar kita itu yang kami inginkan.

Hal-hal tersebut mewarnai keseharian kita yang biasanya kami berjalanan-jalan disana, setting didepan studio garasi, dan hal-hal seperti kita bersepeda saat di Cambridge, dimana sepeda yang kami gunakan sebenarnya tidak untuk boncengan, melainkan untuk menaruh barang. Dan saya baru tau ketika saya selesai menyewa sepeda tersebut.Laurensia, terimakasih untuk kesabarannya ketika dibonceng dan juga ketika sudah berpindah ke Guha, tatap mau menikmati saat-saat yang sulit, sederhana, penuh rasa syukur menjalani kehidupan kita seperti sekarang.

Sampai saat-saat anniversary kami dihabiskan dengan makan makanan yang sederhana saja di sebuah Food Court yang enak menurut kami. Itu adalah hal-hal biasa yang kami syukuri setiap harinya.

Rasa nyaman, rasa aman, kebiasaan yang membekas, itu adalah surga dan mujizat itu hadir dan nyata didalam hidup saya. Dan itulah keadaan Laurensia yang memberikan saya dua anak yang luar biasa, @miraclerichsjarief dan Heavenrich. Laurensia, terimakasih untuk segenap hati yang sudah diberikan untuk saya. Saya sangat bersyukur bertemu dirimu di kehidupan sekarang. Semoga Tuhan memberkati seluruh hati, kebaikan, dan semua yang kamu punya di dalam waktu yang terbatas ini.

Happy anniversary yang ke 12 Laurensia, love u to the Moon, terima kasih Tuhan sudah memberikan malaikat yang menemani hidup saya sampai saya sampai saya bertemu diriMu satu saat nanti.

Kategori
blog lecture

Sesi-sesi Berbagi di IAI Jakarta ?

Tanggal 30 September 2023 lalu, saya diundang ke Thamrin 9 oleh IAI Jakarta untuk mengisi penataran “Pengembangan Profesi Arsitek III” bersama pak Suwardana Winata dan pak Moehamad Deni Desvianto.

Untuk saya sesi-sesi berbagi di IAI Jakarta adalah momen untuk melihat secara luas apa yang menjadi kegelisahan saya pribadi dalam berpraktik, saya mencoba merumuskan apa saja sih yang menjadi hambatan. Kendalanya bahwa memang profesi arsitek itu memang masih terlampau dini usianya di Indonesia. Hal ini ditandai dengan pemahaman-pemahaman masyarakat yang belum sempurna, tetapi profesi arsitek itu memang dibutuhkan untuk memberikan kebahagiaan berupa seni didalam bangunan.

Saya ingin membahas sebuah isu prosesi didalam kaitannya dengan management biro, dimana ada cara berfikir yang perlu untuk membuat arsitek itu lebih percaya diri. Dengan mengetahui bahwa memang ada batasan dan takaran perbandingan antara nilai kontrak yang didapat di Indonesia secara prosentasi itu masih sungguh jauh lebih rendah dibanding dengan negara lain. Hal tersebut identik dengan bagaimana arsitek bisa menjadi pimpinan dalam sebuah proyek.

Saya punya hipotesa bahwa kemampuan seorang arsitek untuk memanagement sebuah desain itu menjadi sebuah hal yang sangat krusial. Jadi arsitek tidak hanya berfungsi pasif hanya sebagai desainer saja, tetapi juga bisa berfungsi sebagai leader, project manager, dan sebagai advisor yang bisa membawahi seluruh garis konstruksi yang ada di lapangan.

Dari situ harapannya adalah apresiasi terhadap disiplin arsitektur bisa meningkat karena memang titik-titik dasar permulaan desain adalah ditangan arsitek. Secara etimologi arsitek sudah punya arti bahwa ia adalah sebuah perancang konstelasi bangunan dan isinya. Dilanjutkan dengan beberapa pemahaman bahwa ada beberapa kuadran tentang cara berfikir, disini diperkenalkan Nous didalam arsitektur, ada 4 kuadran yaitu sophia, techne, phronesis, dan episteme yang perlu terus digali oleh seorang arsitek didalam mengelaborasi dirinya dalam management dirinya sendiri dan juga management firma.

Dan dilain pihak diharapkan bahwa pendapatan atau kesejahteraan arsitek bisa meningkat setelah kapasitaspun meningkat, sehingga kepercayaan diripun ikut meingkat. Disitulah baru saya pikir bahwa management biro itu baru bisa berjalan. Dengan memiliki beberapa tujuan termasuk menciptakan situasi yang sehat untuk orang-orang didalamnya dan juga memberikan sebuah lingkungan ataupun tempat tinggal yang menantang sembari meneruskan transfer ilmu antar generasi dan mendapatkan sebuah keuntungan yang fair untuk berbagai macam pihak. Jadi disini kita bicara soal kebijaksanaan soal arsitektur bahwa melakukan menagement itu terkait dengan bagaimana mengatur kondisi kebahagiaan seorang arsitek.

Kategori
blog inspiring people

Josef Prijotomo

Saya mengenal pak Josef Prijotomo kira-kira 10 tahun yang lalu pada waktu itu saya datang ke ITS. Ia masuk ruangan dan duduk disamping saya dan bercerita tentang bagaimana ia mendambakan bahwa Indonesiaan itu seharusnya muncul dan dibahas di dalam tugas akhir. Dia menyebut konsep ini sebagai “Arsitektur Nusantara”.

Pertanyaan dan pernyataannya selalu menohok tajam, dan memantik emosi kami. Satu saat ia berseloroh “Bohong besar kalau Anda tidak mampu, paling-paling Anda tidak mau!” ketika saya menolak untuk hadir di grup beliau karena kesibukan kami, ia mengirimkan pesan-pesan berisi apa saja yang dibicarakan di grup. Ia terus memaksa kami untuk mau ikut berdiskusi dan ia terus berjuang supaya banyak orang di dunia mengetahui uniknya bumi Indonesia ke seluruh penjuru dunia. Pak Josef Prijotomo menjelaskan hal tersebut didalam konsep kesamaan, perbedaan berdasarkan ciri seismik, iklim dan budaya yang kaya raya di indonesia.

Saya mendapatkan matahari saya, ketika saya mengutarakan ketakutan saya pada simbol tersebut, justru Pak Josef tidak pernah merubah persepsinya terhadap saya kapanpun itu, padahal siapa sih saya, saya bukan siapa-siapa. Beliau dari Surabaya saya sekolah di Bandung dan juga praktik ada di Jakarta, kami jarang bertemu karena lokasi kita berjauhan, Dia bilang ke saya, “Yessss, Realrich apa yang kamu pikirkan gak masalah, berada di luar sistem memang tak harus, tapi bukan berarti tak mau peduli. Maju terus, saya akan dukung dan selalu kompori !!!”.

Pondasi ideologi atas gerakan modernis dunia diturunkan pada akhir abad ke-19 dan di awal abad 20. Dalam revolusi industri sampai terjadinya tremor, perang, bencana kemanusiaan yang pada dasarnya adalah soal kekuasaan, yang dimana konsepitu telah diperkenalkan jauh lebih awal oleh Herder, yang telah kita ketahui menulis istilah Zeitgeist atau semangat jaman.

Pertemuan tatap muka saya terakhir dengan beliau juga ketika tanggal 7 Februari 2020 ketika saya berbagi dengan mas @anashiday mengenai buku 3 gram: Tectogram, Methodgram, dan Craftgram yang kami tulis dan tanggapi bersama mas @jo_adiyanto yang berhalangan hadir. Saya dan @satriaapermana membuat wayang pada waktu itu, ibaratnya Pak Josef adalah semar yang bijak, ia akan memaksa kami untuk maju dan mau mengikuti konsepsinya.

“Kamu harus mau bukan tidak mau.” Ia selalu memaksa dengan konsep arsitektur nusantara. Siap tidak siap saya, ia akan mempertanyakan hal-hal yang sederhana dan mengingatkan kami, seberapa Indonesia arsitekturmu?. Hal-hal itu sebenarnya mempertanyakan keakuan apakah perlu mengangkat Norberg Schulz dari Norwegia padahal khasanah budaya Indonesia pun sudah ada didepan mata, menunggu untuk digali.

Sesuatu yang genius itu dalam pergulatan arsitektur Indonesia, digaungkan oleh Josef Prijotomo yang sejak tahun 1990 aktif menggelorakan arsitektur nusantara. Ia mendefinisikan arsitektur nusantara sebagai “cerlang-tara” atau kecemerlangan nusantara, sebuah genius yang spesifik untuk bumi nusantara. Orisinil dan memiliki aspek fungsional-kultural yang sudah diolah sejak jaman dahulu, dan selalu dikembangkan untuk masa depan. Sudah sedemikian aktif ia bergerak di dalam dan di luar sistem pendidikan melalui seminar-seminar, namun belum adanya dampak signifikan yang terjadi. Padahal, apa yang digaungkan oleh beliau adalah hal yang mendasar, fungsional, dan lekat dengan budaya nusantara [1]. Josef Prijotomo menjelaskan hal tersebut di dalam enam butir dasar: Pertama, ia melihat beberapa aspek yang menjadikan lanskap kriteria nusantara pertama seperti hubungan terbuka yang dihubungkan oleh konsep pelayaran sehingga tipe-tipe bangunan bisa dilihat kesamaan bentuk-bentuknya, mulai dari Madagaskar hingga Pasifik dan Cina. Kedua, kelembaban yang menyebabkan perbedaan cara berpakaian. Ketiga, kondisi angin yang menyebabkan sirkulasi udara silang diperlukan. Angin sebagai sumber utama bagi penyejukan udara melalui konstruksi kolom, serambi, dan beranda. Keempat, kondisi dua musim, yakni kemarau dan penghujan. Hal ini menyebabkan arsitektur nusantara bersifat terbuka dan tidak isolatif, berbeda di negara empat musim. Kelima, bangunan tahan gempa yang ditandai dengan penggunaan bangunan kayu atau konstruksi ikat di masa lalu dengan penekanan pada konstruksi goyang. Keenam, Ia menekankan variable kultur dan ekonomi yang disatukan seperti upacara pemasangan kuda-kuda yang didahului wujud pengupahan tenaga kerja yang merupakan barter antara tenaga dengan makanan yang disajikan. Josef Prijotomo adalah pengajar murni dimana ia memberikan narasi yang ideal tentang bumi nusantara, seorang pembawa kabar Genius Loci untuk arsitektur Indonesia yang disebutnya bumi nusantara.

Menariknya pada waktu itu, yang ikut menanggapi materi kami adalah pak Eko Prawoto, yang justru membawakan metode, ketukangan, dan tektonika dalam ranah keseharian. Saya melihat figur Pak Josef dan Pak Eko seperti yin dan yang, keras dan lembut, teori dan praktik, praktik yang teoritis dan teori yang praktis. Kedua orang ini saling tarik menarik menciptakan benih benih perubahan di dalam arsitektur Indonesia. Pak Josef dan murid-muridnya menulis banyak buku, dan pak Eko berpraktek dengan lentur. Kita semua adalah murid-murid beliau, Pak Josef dan Pak Eko, keduanya saling mengisi dua pondasi arsitektur yang berbeda.

Pak Josep dan Pak Eko berperan memiliki pemahaman arsitek kaki telanjang, berjalan tanpa alas kaki, diatas kerikil, tanah, ataupun beling sekalipun, ia mantap berjalan dengan berpihak. Kedua adalah mereka ibaratnya seorang pertapa yang menyendiri sembari terkadang memberikan intuisinya, pemahamannya dari perenungan terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Menurut keduanya sisi arsitektur perlu lekat dengan manusia kreatif, meluruhnya ego, membuka hati, dan peduli dengan tukang-tukangnya, ia hidup dari tukangnya, tukangnya juga hidup dari hasil kriyanya, ia adalah orang yang mampu mendengar apa keluhan sekitarnya dan membuat solusi yang sederhana dari masalah-masalah yang ada, masalah perut, masalah keteknikan ataupun masalah-masalah personal yang dihadapi sekitarnya. Arsitektur itu personal dan berkembang ke hal-hal yang lebih besar.

Di Pesantren Turen Malang, saya mendapatkan cerita dari Anas, yang kemudian saya datangi, saya melihat dimana arsitek melebur dengan tukang-tukangnya menjadi satu untuk merajut ornamentasi ruang. Mereka berusaha memberikan ruang gerak untuk tukang agar bisa mengaktualisasikan diri dengan dialog tanpa henti akan dirinya terhadap karya. Usahanya adalah usaha untuk menanyakan kepada semesta dengan keinginan yang tulus untuk menggali dirinya sendiri.

Saya mungkin angkuh dengan mencoba mengambil Norwegia dan Norberg Schulz sebagai barometer. Hal ini juga lekat dengan apa yang dilontarkan para rasionalis di sekitar 40 tahun yang lalu oleh “Vienna Circle” bahwa, kebenaran itu perlu diacu secara rasionalis, perlu referensi, perlu pembenaran dimana seperti sebuah kemandekan yang disumbat lubangnya dan menimbulkan peradangan.

Keangkuhan juga perlu dilunturkan seperti sumbat yang perlu dibuka dengan keberanian, sehingga dialektika antara pembuat dan pembaca bisa terjadi begitu intensif, bolak-balik dan terbaca secara lugas. Hal-hal itulah yang bisa membuat kita bisa mengapresiasi kehidupan untuk bisa dibagikan dengan orang lain.

Di dalam keseharian kita bersama, tidak mudah untuk kita bisa bersama-sama dengan Pak Josef atau Pak Eko yang berbeda dan terkadang berbeda pendapat. Justru dari keduanya, saya menemukan tempat untuk saling berkaca dan bercermin bahwa ada cara lain dalam bersikap, ada yang memaksa ada yang melepaskan interpretasi bahwa keduanya baik dan saling menyeimbangkan.

Saya memiliki teman beberapa murid murid beliau yang saya kenal di praktik, penulis, dan intelektual. Ada mas @madcahyo, mas @eka_swadiansa, mas @gayuhbudi, dan @andyrahman, mas @anashiday, mas @jo_adiyanto, Mas @reviantosantosa, Bu @altrerosje, Bu @akunnya_yolanda, dan Bli @gmahaputra juga banyak lagi ribuan orang lainnya. Pak Pak Josef dan Pak Eko ibaratnya seperti ayah bagi mereka. Ada juga Pak Ardi Pardiman, Pak Galih Widjil, Pak Adhi Mursyid, dan Romo Mangun yang juga seperti ayah yang meski bahkan belum pernah bertemu.

Kasih ayah dan anak tidak selamanya ada di temu fisik, namun menembus batas jarak, waktu, dan pertemuan.Dulu kami ada di sebuah grup yang senang memakai sarung. Sarung dipergunakan sebagai simbol keberpihakan dan kesetaraan. Di dalam grup itu, terkadang saya mempertanyakan ke Pak Josep sendiri, untuk apa perjuangan itu apakah hanya untuk bergerak sebatas representasi luar?.

Pada waktu itu saya marah dengan diri saya sendiri, karena ketidak berdayaan saya terhadap problematika simbol kesetaraan, karena banyak momen di hidup saya berada di pihak yang lemah, tertindas, dan minoritas. Dan puncaknya dari situ saya mulai bertahap memutuskan diri dengan dunia luar. Di titik itu dunia menjadi gelap dan “I have my own shadow”. Bayangan saya sebenarnya adalah ketakutan saya sendiri, semakin saya menghindari semakin cepat dia datang dan tidak pernah lepas.

Dari Pak Josef dan Pak Eko saya mendapatkan keberanian dan kejujuran untuk membicarakan ketakutan tersebut. Dari pak Eko saya mendapatkan benih bagaimana bertujuan baik, menerima kenyataan sebagai hal yang baik dan perlu ada, termasuk membicarakan ketakutan, kesakitan sekaligus makna pencapaian secara lugas.

Saya mendapatkan matahari saya, ketika saya mengutarakan ketakutan saya pada simbol tersebut, justru Pak Josef tidak pernah merubah persepsinya terhadap saya kapanpun itu, padahal siapa sih saya, saya bukan siapa-siapa. Beliau dari Surabaya saya sekolah di Bandung dan juga praktik ada di Jakarta, kami jarang bertemu karena lokasi kita berjauhan, Dia bilang ke saya, “Yessss, Realrich apa yang kamu pikirkan gak masalah, berada di luar sistem memang tak harus, tapi bukan berarti tak mau peduli. Maju terus, saya akan dukung dan selalu kompori !!!!”. Dia berbicara bahwa sarung itu jiwa bukan hanya simbol. Melalui pertanyaan-pernyataannya, ia mendobrak sisi-sisi kritis, dan itu yang menunjukkan kasih sayang sebagai ayah tidak hanya dengan pujian, tapi juga dengan kritik yang membangun yang ia ibaratkan kompor.

Ada satu kalimat yang saya ingat untuk menutup cerita ini. Pak Josef berkata, “Arsitektur Nusantara ada di tangan anda. Mau dilepaskan, dibanting, ataupun dimatikan, boleh saja. Sebaliknya, dikedepankan dan menggeser kebaratan, juga bisa. Ini tantangan buat anda. Saya siap membantu dan mendampingi langkah Anda bila mau menjadikan arsitektur Nusantara sebagai tuan di negeri sendiri.”

Suatu saat ia menghampiri saya di dalam sebuah acara seminar di Bali yang kami bawakan bersama. Pak Josef menyenggol saya sambil tertawa, ia bilang sembari berbisik-bisik, “Kamu bawa sarung enggak?! hari ini saya bawa!” Saya bilang “Bawa pak kan kita sudah janjian ha ha ha”. Ia lalu lanjut bertanya “Jadi mau apa kita pake sarung hari ini?”.

Melihat wajahnya, saya seperti melihat wajah seseorang yang saya rindukan dengan kenakalannya dan juga keluguannya, saya ingat ayah saya, lalu saya jawab dengan senyuman dan tertawa, “Hayuk pak”.

Beliau mengatakan bahwa sarung itu jiwa bukan hanya simbol. Melalui pertanyaan-pernyataannya, ia mendobrak sisi-sisi kritis, dan itu yang menunjukkan kasih sayang sebagai ayah tidak hanya dengan pujian, tapi juga dengan kritik yang membangun yang ia ibaratkan kompor.
.
Suatu saat ia menghampiri saya di dalam sebuah acara seminar di Bali yang kami bawakan bersama. Pak Josef menyenggol saya sambil tertawa, ia bilang sembari berbisik-bisik, “Kamu bawa sarung enggak?! hari ini saya bawa!” Saya bilang “Bawa pak kan kita sudah janjian ha ha ha”. Ia lalu lanjut bertanya “Jadi mau apa kita pake sarung hari ini?”.

Saya seperti melihat wajah seseorang yang saya rindukan dengan kenakalannya dan juga keluguannya, saya ingat ayah saya, lalu saya jawab, “Hayuk pak”.

Sekarang sarung itu saya gantung di pintu masuk sebagai pembatas ruang dalam – ruang luar, pertanda sebagai tanda kasih bagaimana perjuangan melawan ketakutan saya sendiri saat hidup di keseharian kami di studio yang diawali dengan pertemuan dengan Pak Josef Prijotomo di Bali. Terima kasih Pak Josef sudah menemani kami semua.

[1] Prijotomo, Josef. (ed. 2018). Prijotomo Membenahi Arsitektur Nusantara. (hlm. 42) Surabaya: Wastu Lanas grafika.

Kategori
blog inspiring people

Figur ayah itu juga kontradiktif

Apa yang saya syukuri dari perjalanan saya dibimbing ayah adalah bagaimana saya merasa utuh mendapatkan contoh menjadi bapak yang mungkin sungguh sempurna. Ia hadir di masa-masa terbaik saya. Ia juga hadir di masa terkelam saya. Ia hadir justru ketika saya membutuhkan bantuan—dan secara tidak langsung saya terus mencari figur ayah saya di dalam pertemuan saya dengan siapa pun. Ia hadir untuk memberikan harapan bahwa setiap masalah bisa diselesaikan. Dan kamu yang perlu membantu untuk menyelesaikan masalah itu. Janganlah pernah lelah berharap bahwa kamu bisa terus kuat dan menjadi contoh bahwa ini bisa diselesaikan.

Figur ayah itu juga kontradiktif. Dengan seluruh kekuatan dia juga penuh dengan kelemahan. Tapi saya ingat bahwa di hadapan anaknya ia tidak pernah lemah karena ia tahu dia adalah pribadi yang bisa diharapkan. Tidak pernah ia menunjukkan bahwa ia lemah dan patut untuk dikasihani. Di masa-masa terakhirnya ia justru bilang kepada kami bahwa ia tidak ingin dioperasi. Dia ingin semua berjalan baik. Dia tidak ingin mempersulit hidup kami, meskipun kami bisa setuju atau tidak setuju, tapi ia sudah memiliki pilihannya.

Dari ayah saya belajar untuk selalu berharap, kekuatan harapan utnuk menjadi sosok yang kuat, bersahaja, dan bisa memberikan harapan juga untuk orang lain. Dari beliau saya percaya bahwa hidup terpancar sesuai namanya, yang berarti “bisa”. Ia dengan badannya yang kecil bisa memberikan jumping smash yang tinggi. Ia memberikan lompatan-lompatan termasuk 3 buah nilai seratus di ijazahnya. Ia adalah orang yang jenius, meskipun Bahasanya mendapat nilai 40. Ia memang tidak sempurna tetapi ia justru menghargai ketidaksempurnaan itu dan tertawa-tawa di balik nilainya yang sempurna dan tidak sempurna. Di balik hidupnya tidak ada yang pernah sempurna, tapi justru itu menjadi sempurna karena hidup ini sebenarnya adalah tuntunan.

#RAWinspirasi

Sudah satu tahun ayah saya berpulang. Kepulangannya menyisakan banyak sekali kenangan yang manis. Kadang-kadang saya berpikir bahwa, saya merasa kehilangan. Di balik kesendirian, terkadang saya merasa masih membutuhkan kehadiran seorang Bapak. Itulah arti seorang ayah bagi anaknya. Dia tidak akan pernah hilang karena bagi saya sosok ayah adalah seorang role model.

Di tahun 2010, ayah saya menemani saya rapat di mana-mana dan saya dikenalkan ke teman-temannya yang banyak ahli manajemen konstruksi. Saya diajari oleh teman-temannya yang pada waktu umur 70-an tahun mengenai basis-basis dasar sikap, etika, teknik, dan engineering dalam sebuah proyek di mana service dan ketepatan kualitas itu penting. Saya juga belajar bagaimana proyek itu penuh dengan konsensus yang terbaca dan tidak terbaca. Ayah saya pada waktu itu juga setiap hari menutup pintu kantor. Mengecek, kadang-kadang jam 1, kadang-kadang jam 2, jam 3 pagi. Dan beliau pasti bangun jam 4 atau jam 5 pagi.

Pada saat di studio garasi juga ayah kadang-kadang melihat bagaimana gambar-gambar yang terpampang di dinding-dinding studio garasi. Beliau tidak pernah memuji langsung tetapi ia menitipkan rasa bangganya melalui istri saya. Begitulah ayah, tidak pernah memuji langsung. Ia hanya ingin menjadi tidak sombong. Ia selalu memberikan tantangan, pertanyaan-pertanyaan, supaya saya bisa berkembang lebih baik.

Kemudian ditahun 2015 saya mulai membangun the guild (Yang sekarang menjadi Guha the Guild), karena diminta oleh ayah saya. Sebenarnya saya tidak pernah mau keluar dari rumah itu. Tapi kalau sudah ayah saya meminta, saya punya prinsip bahwa apa kata ayah saya pasti akan saya laksanakan. Mungkin ini karena saya anak ketiga, anak tengah yang sebenarnya sangat mendambakan rasa sayang dari ayah. Anak tengah penuh dengan problematika yang justru menjadi punya potensi apabila ia menyadari bahwa dirinya menjadi jembatan untuk begitu banyak jalinan kasih di antara keluarga.

Di tahun 2016 saya pindah ke the guild bersama istri. Setahun kemudian saya mendapat kabar bahwa ayah saya terkena parkinson. Kadang-kadang pak Misnu bicara soal bagaimana ayah rutinitas studio garasi kami di rumahnya. Rutinitas itu menjadi penting karena ada harapan untuk berdiskusi. Saya yang semakin sibuk kadang-kadang menyempatkan diri untuk bertemu ayah saya tetapi tidak bisa sesering dulu lagi di mana saya setiap siang adalah momen-momen saya bisa makan siang dan ada momen makan pagi juga bersama ayah saya.

Di dalam perjalanannya beliau terus menjadi pribadi yang tangguh, tidak pernah merasa sakit. Begitu beliau sakit, saya menemani beliau sampai saat-saat terakhirnya dan merasa begitu bangga menjadi anaknya di mana ia selalu berpegang teguh pada prinsip bahwa melayani orang lain adalah yang terutama tanpa pernah kehilangan prinsip dasar bahwa melayani itu butuh kemampuan teknis yang baik.

Di saat-saat terakhirnya, ia sendiri berkata pada saya. Kira-kira dua hari sebelum dia meninggal. Pada waktu itu saya sudah mendoakan beliau. Di satu titik saya kira beliau sudah tidur, saya keluar kamar, beliau memanggil.

“Real jangan pulang. Sini, saya pengen peluk kamu.” dan kemudian saya mendekat, saya memeluk dan dia mencium pipi saya.

Dia bilang, “maafkan dad karena dad kadang-kadang tidak bisa berpikir jernih. Penyakit ini membuat saya tidak bisa mengontrol apa yang saya pikirkan. Dad bangga terhadap kamu dan jaga mami.” gitu.

Saya tahu bahwa itulah waktunya sudah dekat. Saya menghitung jumlah kalori makanan, makin lama makin sedikit, dan nafasnya pun makin pendek. Ada kalanya beliau membutuhkan oksigen lebih banyak dan saya menghitung waktu. Saya menghubungi beberapa kawan saya yang dokter dan mereka menitip pesan bahwa perlu untuk bersiap-siap. Di saat yang dua hari lalu itu saya sudah mempersiapkan diri dan saya memeluk beliau erat dan saya berkata, “dad if you think it’s about time, then i think saya siap dan rela.” jadi di situlah saya sudah mempersiapkan diri bahwa the worst thing will come. Kemudian saya mempersiapkan diri… mental, untuk menghadapi keluarga, ibu dan saudara-saudara bahwa setidaknya saya sudah melepaskan diri dari semua ekspektasi dan menerima apa pun yang terjadi di masa depan. Saya percaya bahwa he has done the best for the best and we have.. Kita sudah jadi yang terbaik. Dan saya sudah percaya bahwa ia sudah bersiap untuk berpulang.

Dua hari kemudian beliau berpulang.

Saya belajar dari Pak Wondo dan Pak Ary Murthy di dalam dialognya dengan Laura (Sumarah), bahwa hidup ini adalah tuntunan. Kita sama sekali tidak pernah memprediksi di mana kita lahir, kapan kita lahir. Tetapi beliau berkata bahwa hidup ini tuntutan dan tuntunan itu adalah bagaimana kita bisa semua belajar menjadi seorang pamong. Dari pamong pribadi sampai ke pamong yang lebih besar. Dan saya benar-benar bersyukur bahwa ayah saya memberikan saya sebuah contoh. Ia adalah sebuah pamong hidup yang menerangi kita sekeluarga. Sebuah matahari yang bisa, karena ia memang bertanggung jawab. Dari tanggung jawabnya muncullah reputasi. Dan kami benar-benar beruntung bisa meneruskan reputasi yang dimiliki oleh beliau untuk membawa nama baik keluarga.

Kenangan ini membawa sejuta makna, sejuta persaan, sejuta rasa kehilangan, dan juga rasa kelahiran kembali. Saya cuma sadar bahwa proses di sini yang dalami adalah sebuah proses di mana nanti, suatu saat nanti, adalah saat yang saya rindukan begitu saya bisa bertemu ayah saya kembali.

Saya berpikir hal-hal tersebut menjadi komplit. Melihat sebuah circle yang sangat menerus, dan menurut saya itu kan arsitektur juga seperti itu. Banyak orang yang tidak percaya sama kekuatannya. Tapi saya sendiri tahu bahwa arsitektur itu sedemikian kuat dan representasi hidup ayah saya itu tergambar dalam arsitektur yang saya hidupi dan saya lakoni sehari-hari. Jadi saya adalah wujud saksi hidup wujud kekuatan seorang ayah di dalam daya arsitektural yang maha dahsyat. Jadi terima kasih semesta sudah mempertemukan saya dengan role model saya yang luar biasa.

#RAWinspirasi

Kategori
blog inspiring people

Eko Prawoto – Akar Arsitektur Indonesia

Apakah penting untuk mengakui bahwa ada banyak orang menginspirasi anda ? Dan apa pentingnya mengakui hal itu, Antoniades menginspirasi saya tentang pentingnya untuk mendalami apa itu creative pregnancy, bahwa ada fase kita menyerap dari begitu banyak hal yang dinamakan channels of creativity. Salah satunya adalah biografi seorang arsitek, selain itu ada banyak lagi, sebenarnya menurutnya ada 3 tingkatan aktualisasi ide. Yang pertama adalah alam fantasi dimana ada abstraksi yang jamak, luas, tak terhingga. alam kedua adalah alam imajinasi, dimana ada persilangan abstraksi diri kita dan orang lain, seni masuk disini. Yang terakhir adalah alam realisasi, yang merupakan alam produk. Originalitas menurut saya ada di bagaimana ada proses yang runtun dari fantasi, imajinasi, dan realitas. Disitulah arsitek perlu belajar dengan kerendahan hati.

Dimana banyak fenomena ketika ditanya, siapa yang menginspirasi anda, arsitek seringkali tidak tahu ataupun tidak mengakui darimana kepandaian dirinya. Hal ini membuat dirinya tidak sadar, dan belajar dalam ketidak sadaran itu membuat proses belajar berjalan lebih panjang. Untuk seseorang bisa mempercepat proses belajarnya, pembelajaran perlu terjadi di ranah tubuh, pikiran, dan jiwa yang menyeluruh, oleh karena itu praktik akan didampingi oleh teori, dan dibuat pengajaran 3 arah, dari subjek, objek, dan ekosistem.Ini sebagai refleksi, kebersamaan dengan Pak Eko membuat saya sendiri belajar tentang arti untuk terus memaknai ulang apa yang diperjuangkan demi sebuah nilai-nilai kebaikan yang universal. Dan Beliau mengajarkan untuk tidak pernah kenal lelah dan takut untuk terus mendengarkan kata hati yang terus membuat progress.Kemarin saya dapat berita dan melihat di IG bahwa Pak Eko sedang sakit. Saya mendoakan supaya Pak Eko cepat sembuh. Saya yakin tidak hanya saya yang mendoakan beliau, tetapi begitu banyak orang yang mendoakan karena kebersamaan dengan Pak Eko membuat saya sendiri belajar tentang arti untuk terus memaknai ulang apa yang diperjuangkan demi sebuah nilai-nilai kebaikan yang universal. Dan Beliau mengajarkan untuk tidak pernah kenal lelah dan takut untuk terus mendengarkan kata hati yang terus membuat progress.

Beberapa saat yang lalu saya bertemu dengan pak Eko Prawoto, sudah lama saya ingin berkunjung ke rumah beliau. Dan Begitu saya masuk dan melihat dari luar, saya melihat siluet matahari berwarna keemasan yang membelah dari arah timur ke barat. Pada saat itu jam menunjukkan pukul 3 sore. Nuansa landscape yang rimbun sekali dengan pohon juga berwarna keemasan, yang saya heran mengapa landscapenya begitu kering, tidak basah tetapi tanahnya sungguh subur dan sehat. Banyak ayam berkeliaran, suara-suara burung, dan kumbang. Saya melihat keteduhan dari kanopi pohon yang saling tutup menutupi. Di sisi bawahnya terlihat kumpulan massa berbentuk prisma, yang kadang-kadang massanya diputar 45 derajat untuk mengikuti bentuk kontur yang ada. Saya membaca ada tindakan-tindakan untuk mereduksi sumber daya yang tersedia, karena panjang kayu yang terbatas.

Pak Eko bergerak melalui jalinan rasa, disetiap langkah dan jengkal langkah kakinya ia berpikir. Saya yakin setiap pagi adalah pertemuan beliau dengan arsitektur. Di dalam sebuah pelataran dia menyapu plaza tersebut sambil menyusun dedaunan, yang kemudian dedaunan itu mengeras menjadi keramik-keramik yang berganti dan berolah rupa berbetuk binatang seperti burung, ataupun bebatuan. Mungkin ia ingin bebas seperti burung dan berkicau seperti burung. Tapi saya juga mempertanyakan sebenarnya, “Apa yang diperjuangkan?”.

Beliau seringkali bilang “Saya tidak memperjuangkan apapun, saya hanya mengalah kepada begitu banyak keinginan dunia”, tidak banyak arsitek yang bisa mengalah ataupun mau mengalah. Pak Eko menegaskan bahwa “Mengalah itu berarti menang”.

Kira-kira ditahun 2017, saya pernah membaca buku karangan Laura Romano yang berjudul “Sumarah: Spiritual Wisdom from Java”. Didalam buku itu saya menikmati cerita bahwa “Mengalah adalah awal dari ketenangan jiwa, bahwa inti dari kita hidup sebenarnya memberikan keharmonisan, kerahayuan bagi orang lain”.

Saya ditemani oleh beberapa anak-anak OMAH, ada Arlyn, ada Hanifah, ada Luluk. Dan kami diajak turun kebawah, melihat-lihat kontur tanah didalam jalan setapak. Ada beberapa aksis yang dipertahankan disitu, aksis menuju borobudur secara imajinasi bahwa ada satu stupa disana yang berbentuk melingkar sebagai pusat radial dari sumbu banyak hal. Di sumbu radial tersebut kita bisa berhenti sejenak dan melihat ke bawah, ada beberapa aksis yang dipertontonkan disana, ada kantilever beton, ada sambungan material kayu yang menggunakan sistem sederhana, ada ekspresi maju dan turunnya kayu-kayu bekas yang disusun berdasarkan panjangnya tanpa dipotong.

Disitu saya melihat adanya kombinasi sentuhan Kampus Berlage (kampus pak Eko waktu S2) dan desa, dimana sumber daya alam terbatas, sumber daya manusia terbatas, dan ketukangan pun terbatas. Jadi sebenarnya ketukangan yang disajikan disini adalah ketukangan yang biasa-biasa saja, bukan ketukangan yang super dahsyat. Saya turun kebawah, dibawa ada kolam renang, ada impian untuk anak-anak, cucu-cucunya, dan sanak keluarganya yang akan menikmati arsitektur yang ada disini lebih jauh.

Dirinya juga tidak luput dari sentuhan semesta yang memberikan kekayaan pengalaman yang beragam, diverse experience. Buku range yang ditulis oleh David Epstein, menekankan pentingnya kekayaan inspirasi, kelenturan berpikir, sampai berpikir 360 derajat.

Di akhir perjalanan saya diajak ke museum peralatan ketukangan desa yang sudah dikumpulkan beliau begitu banyak. Ia bergumam “Disini saya mengumpulkan alat-alat, alat-alat yang ada dikeseharian kita disini. Ada yang dari sini, ada yang dari situ (sambil menunjuk alat-alat dalam museum tersebut)”, kemudian saya hanya bergumam “Alat-alat ini menggambarkan bahwa keseharian pak Eko adalah sebuah dambaan bahwa ia ingin ketukangan tradisional yang sehari-hari itu muncul di dalam inspirasi yang ada di dalam keseharian kami-kami ini”.

Saya kembali ke pertanyaan saya diawal “Apa yang diperjuangkan pak Eko?”, dengan sedikit marah ia berkata bahwa “Saya kecewa dengan pendidikan arsitektur”. Saya tanya “Kenapa?”. Ia kemudian mengeluarkan satu kalimat yang saya kemudian memiliki interpretasi-interpretasi sendiri bahwa “Apakah sudah kita berfikir bahwa sebuah pengetahuan arsitektur itu memang perlu untuk dipahami? ataukah menelan mentah-mentah sebuah ilmu pengetahuan tanpa berfikir jangka panjang”. Ia mempertanyakan relevansi arsitektur dengan kritis, turunan – turunannya.

Satu titik dimana ia membawa saya ke satu persimpangan yang melintasi sebuah jalan, jalan tersebut adalah jalan kampung dan ia membangun jembatan ke tetangganya. Setelah saya menapak jalan itu dengan plat beton tipis, sebuan keahlian yang dipertunjukkan dia dengan keahlian yang dipelajari tentang struktur beton bertulang. Saya bertanya “Pak Eko, berani-beraninya bangun jembatan ke tetangga seperti ini? ini kan tidak normal, ia terkekeh-kekeh menjawab “Ini kalau setiap hari, tetangga saya lewat sini. Jadi jalan rumah ini dilalui oleh orang-orang lain”.

Sungguh sebuah inspirasi, menurut saya pak Eko Prawoto bukan orang yang mengalah, tapi dia justru sangat berani dan melihat dengan cermat. Begitu dia bertindak, maka tindakannya justru menggoyang pesan kehidupan “Sudahkah kita memahami esensi-esensi yang lebih dasar dari cuma sebuah formalitas dan sebuah tata arsitektur yang sudah baku”. Dari situ saya bisa belajar bahwa “The sky is the limit”.

Batu-batu yang disusun oleh pak Eko, menunjulkkan arsitektur yang kuat bisa dilemahkan, ia bisa bergerak dan ia akan stabil melalui bebannya sendiri. Batu-batu itu disusun dengan artistik, melingkar organik mengelilingi pohon. Ada satu aksis yang tegas, tetapi ada aksis juga yang memutar, radial bertemu aksial. Digerakkan oleh prinsip saling mengalah terhadap alam, batu-batu itu adalah penuntunnya. Batu-batu yang merupakan fosil jutaan tahun dibentuk oleh proses yang tidak mudah. Didalamnya terdiri dari jiwa-jiwa dan proses yang begitu panjang.

Dari batu kita bisa memaknai bahwa proses pembentukan hal yang fundamental itu tidak mudah. Tetapi fundamental itu bisa gerakkan oleh kekuatan alam dan kekuatan desain. Saya belajar akan kekuatan lemah, kekuatan kuat yang menopang yang lemah, dengan gaya gravitasi. Dari situ muncullah dasar ilmu landscape yang baru.

Di perkotaan kita sering dihadapkan dengan suatu kebakuan, suatu cetakan yang akhirnya kita terima apa adanya. Padahal batu yang tidak sempurna menyimpan bagitu banyak rasa tentang kepekaan hati. Manusia mungkin perlu dihajar hatinya supaya dia tidak sombong. Hatinya mungkin perlu di remukkan supaya batu itu menyala terang. Disitulah dasar dari batu itu muncul, mungkin ia bisa muncul dari gunung merapi, dari situ ia akan bergelimpangan menyabarkan dan menyebarkan rasa subur dan rasa pegangan yang kuat akan kehidupan.

Dari batu kita bisa belajar banyak, diatas batu itu ditempelkan keramik-keramik yang beraneka rupa, keramiknya adalah keramik-kemarik pecahan. Ia terlihat sebagai barang sisa, namun ia tampil begitu berkilaunya. Hal-hal seperti ini digarap juga oleh Gaudi didalam susunan konstelasi yang ada di Barcelona, Park Guell namanya. Di Indonesia kita bisa melihat Eko Prawoto. Citarasa seperti Park Guell juga ada di tempat rumah bu Kartika Affandi dan museum Affandi.

Satu saat Kartika Affandi bercerita bagaimana ia sangat mengagumi pak Eko Prawoto dan ia berkata “Tolong sampaikan salam saya untuk mas Eko”.

Dari kediaman Bu Kartika Affandi terdapat komposisi keramik menyerupai gambar alam kita dapat melihat bahwa ketukangan lokal itu terjadi diseluruh penjuru dunia, di kota dan desa. Dan ada sebuah dasar ketukangan yang menyatukan kita bahwa ilmu keramik satu dan ilmu keramik yang lain bisa jadi bebeda, tetapi memiliki penampakan yang serupa. Ada sebuah dasar benang merah yang mengatur kita semua. Dasar untuk berekperimentasi, berekplorasi dan memanusiakan tangan kita. Nah disinilah kita belajar bahwa arsitektur bukan hanya batu yang mati, tetapi arsitektur yang hidup berasal dari batu dan kombinasi keramik yang mulai menari.

Terimakasih pak Eko sudah mengajarkan banyak hal dengan semangat yang ada di desa. Menurut saya kami yang ada di kota perlu banyak belajar dari diri pak Eko, yang bisa mengalah untuk maju dan tidak mempermasalahkan, menang dan kalah itu hal yang biasa. tetapi memaknai nilai kehidupan yang begitu dalam melalui hal-hal yang biasa-biasa saja itu menjadi sungguh berarti. Rasakan liukan batu bata, rasakan angin muncul dari para-para, kita akan mulai sadar bahwa arsitektur akan menyapa, bulu kuduk kita akan merinding, dan saat itulah rahayu muncul. Itulah arsitektur Indonesia yang baru.

Semoga cepat sembuh pak Eko

#RAWinspirasi

Kategori
blog lecture

It Takes Two Tango

Sabtu, 26 Agustus 2023 lalu, saya diundang ke Surabaya, tepatnya ke Theater Budaya Balai Pemuda untuk mengisi seminar bersama dengan teman-teman saya, ada mas Andy Rahman, dan juga pak Gayuh Budi Utomo, yang di Moderatori oleh Mary Philia Alisabeth.

“It Takes Two to Tanggo” berarti bekerja bersama-sama dan menari bersama-sama, itu menandakan bahwa sebagai arsitek kita perlu menghargai bahwa sebisa mungkin kita berkarya. Berkarya itu lekat artinya dengan nilai kolaborasi, sehingga penghargaan terhadap tim menjadi satu hal yang penting, termasuk ketika kita membicarakan sesuatu yang begitu banyak orang lagi didalamnya.

Mengingat begitu banyak kesalahpahaman muncul didalam profesi arsitek yang seakan-akan perlu untuk melihat satu figur saja atau yang disebut sebagai starchitect didalam sebuah moderniasasi profesi, dan hal itu tidak bisa dielakkan karena memang kerja-kerja asritek itu sebagian adalah kerja-kerja individu, tetapi individu-individu itu juga saling bekerja bersama-sama.

Jadi menurut saya individu-individu yang bekerjasama ini bisa saling meningkatkan diri dengan mengetahui posisinya masing-masing untuk saling berbagi. Hal tersebut itu terjadi di OMAH Library, dengan begitu banyak dinamikanya OMAH Librray adalah sebuah kendaraan untuk bisa saling menghubungkan generasi, dan juga merupakan sebuah tempat untuk bisa saling belajar didalamnya. Belajar itu ditandai dengan penulisan dan pembacaan buku ataupun episteme.

It Takes Two to Tanggo sebenarnya terkait juga dengan tidak hanya praktik tapi juga akademik, tidak hanya praktik tapi juga teoritik. Diantara dua buah kutub ini menurut saya lintas batas menjadi cair bahwa arsitektur itu milik semua orang.

Kategori
Team - Administration Team - Tier 3

Annisa Aprilita

Associate Administration and Finance

Affiliation SMAN 1 Kikim Timur

Kategori
blog

Bioclimatic Home ?


.
Beberapa bulan terakhir saya berpikir banyak aktifitas manusia terjadi di dalam bangunan, dan bagaimana bangunan yang bisa memberikan kenyamanan menjadi tantangan tersendiri. Kegiatan menanam menjadi sebuah rutinitas yang kami mulai pagi – pagi hari. Hal ini dimulai di waktu satu saat saya menemani ibu saya dan teman2nya yang saya anggap om dan tante melihat lahan pembibitan. Lalu Ibu saya memberikan beberapa tanaman miliknya yang saya letakkan di depan foyer studio. Kemudian foyer tersebut berkembang menjadi teman bereksperimen dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan micro climate yang baik, alat – alat seperti grow light, kipas angin, exhaust, humidifier.
.
Proses detailing tidak mudah, begitu banyak artikulasi untuk membedakan sisi utara selatan dengan bunga – bunga warna – warni, memiliki karakter beda dengan sisi barat timur dengan pepohonan lebat. Ada metode desain yang berbeda untuk sisi bangunan yang berbeda. Konsepsi ini berasal dari keinginan membentuk bahasa kerennya ^^ “Mountain Climate” + Placebo Effect (refresh mind, body, and soul through space) yang menjadi inspirasi untuk membentuk arsitektur bioklimatik di Guha.
.
Dari kegiatan menanam kami belajar mengenai filosofi tumbuh dengan pasti karena ia membutuhkan ekosistem yang sehat bahwa diperlukan bayangan berlapis – lapis untuk membuat tanaman tumbuh dengan sempurna. Dimulai dari pohon besar, tanaman yang hinggap di pohon, sampai tanaman – tanaman yang ada di bawah pohon. Lapisan – lapisan bayangan itu hipotesisnya bisa mereduksi panas sinar matahari berlebih. Dan bangunan bisa lebih dingin dan nyaman.
.
Hal tersebut membuat suhu di Guha direduksi ke 28’C, 4 derajat lebih rendah daripada suhu sekitar (32’C). Dengan pendekatan seperti ini kami percaya arsitektur hadir meningkatkan performa bangunan.
.
#guhatheguild#bioclimatichome#omahlibrary#arsitektur#architecture#arsitekturrumah#experiencingguha

Kategori
blog

Did you know about Guha before?

.

Let us introduce ourselves to those of you who are interested in architecture and life :)

Guha adalah tempat di mana @rawarchitecture_best dan @laurensiayudith tinggal dan di sini banyak cerita muncul mengenai moment bersama orang-orang yang mereka sayang dalam keseharian.

Berdasarkan testimonial teman-teman yang pernah datang ke sini di dalam program #experiencingguha, mereka mempunyai persepsi bahwa arsitektur itu eksklusif, mahal, dan butuh budget yang lebih untuk bisa merasakan dan mewujudkannya. Setelah datang ke Guha, persepsi tersebut terpatahkan, mereka tersadar bahwa desain itu sangat bisa diterapkan di keseharian dan dari barang-barang maupun alat-alat yang sederhana dan kita jumpai sehari-hari.

Arsitektur itu tidak harus mahal. Guha adalah arsitektur rumah yang bisa membuat kita belajar tentang arsitektur. Kata mereka Guha merupakan tempat yang bisa membangun ruang impian di rumah masing-masing.

Guha aktif untuk memperjuangkan arsitektur atau ruang-ruang di dalamnya sebagai tempat dimana orang-orang bisa terus belajar dan mencintai arsitektur.

Welcome to Guha the Guild 🖐️😃

#ExperiencingGuha
#HomeofRealrichSjariefandLaurensiaYudith

Kategori
Team - Librarian and Researcher Team - Tier 5

Imega Reski

Associate Researcher, Librarian, and Writer

Affiliation Master : Institut Teknologi Bandung, Bachelor : Institut Teknologi Bandung

Kategori
Team - Designer Team - Tier 5

Muhammad Irfan Al Mujaddidi

Senior Associate Designer

Affiliation  Institut Teknologi Sepuluh Nopember 

Kategori
Team - Designer Team - Tier 5

Joshi Noel Parlindungan

Associate Designer

Affiliation Bina Nusantara University

Kategori
Team - Designer Team - Tier 5

Alya Hasna Rizky Riandita

Associate Designer

Affiliation Universitas Indonesia

Kategori
Team - Designer Team - Tier 5

Muhammad Nur Zikri Rahardian

Associate Designer

Affiliation Universitas Diponegoro

Kategori
Team - Designer Team - Tier 5

Meizzhan Hady

Intermediate Associate Designer

Affiliation Universitas Islam Indonesia

Kategori
Team - Designer Team - Tier 5

Chairunnisa

Intermediate Associate Designer

Affiliation Universitas Islam Indonesia

Kategori
blog

The Place Where Dreams are Activated

Kemarin saya ke daerah Jakarta pusat, secara tidak sengaja saya ke pameran, dan saya baru tahu bahwa pameran ini diinisiasi oleh anak-anak muda, salah satunya Agustinus Satya, murid saya. Melihat apa yang dikerjakan oleh Satya dan teman-temannya saya terkesima dan takjub karena hasil karyanya memiliki cerita yang sangat personal, dan teknik pengolahan yang sulit. Hal-hal tersebut tidak saya temukan di market place.

Mereka berdelapan termasuk gurunya, mas Haryo Soenggono berpameran sekaligus menjual karyanya. Bauhaus juga dimulai dari hal yang sangat sederhana, membuat prototype, dan kemudian mempopulerkan prototype tersebut, serta menjual prototype tersbeut didalam sebuah platform German Work Federation (Deutscher Werkbund), yang beranggotakan 12 seniman, di antaranya Peter Behrens, Theodor Fischer, Josef Olbrich, Bruno Paul dan Richard Riemerschmid dan 12 perusahaan, salah satu contoh integrasi industri yang telah menunjukkan pendekatan inovatif yang inovatif.

Saya jadi bertanya-tanya, akan kemana kreativitas anak-anak ini bisa mengalir?, Mempertanyakan tentang bagaimana ya ekosistem keramik yang yang ada di Indonesia?

Mereka dilatih didalam sebuah bengkel yang dimiliki gurunya. Mas Haryo Soenggono sudah mencetak anak-anak yang luar biasa dan mengajarkan langkah-langkah untuk bisa membuat kerajinan tembikar yang membutuhkan konsistensi tinggi dan dibutuhkan suhu yang sangat panas, mendekati 1000 derajat celcius untuk bisa membakar dan mencetak bahan dari liquid atau bahan yang cair dan kenyal menjadi solit.

Sebuah proses transpormasi yang biasanya terjadi secara alami, begitu lama. Seperti marmer di Indonesia yang diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun. Keramik dipapatkan kedalam proses yang begitu singkat, dan begitulah kerajinan, sangat lama kita mempersiapkan diri, segitu cepatnya kita harus mengeksekusi diri.

Dari sini kita belajar tentang kehidupan didalam pekerjaan yang nyata, sebenarnya adalah pancaran dari kerja-kerja, pelatihan, dan persipakan yang kita lakukan diluar jam kerja.

———–

LeKat Exhibition 3-18 June 2023:

LeKat Collection

They say two heads are better than one, in essence, would nine be much better?

The “LeKat” collection bring forth eccentric notions of form and function. “PuNya LekaT” meaning “to become closer to PuNya,” expresses the collaboration and union of our diverse piece, resulting in a line of authentuc and eccentric creations.

This collaboration is the result of the continuous growth of PuNya Keramik. Pieces of ceramic that have lost their functional purpose are brought together, not to hide imperfections, but rather to symbolize progress.

-PuNya Kemarik

Alles ist Gut, Asat Pottery, Bengkel Keramik Puspa 5, Creamico, Mind Melt Pottery, Reth Ceramics, Sedari Rupa, Svaja Studio, UnE Keramik

———–

Alles ist Gut

Alles ist Gut, Asat Pottery, Bengkel Keramik, Puspa 5, Creamico, Mind Melt Pottery, Reth Ceramics, Sedari Rupa, Svaja Studio, UnE Keramik

Brand Story
Alles ist Gut
Alles ist Gutcomes from the German language that translate into “All is good”. The products bring up the core philosophy of simplicity in its products, hoping to give a unique and personal experience for future owners. Currently, Alles ist Gut studio creates a range of items inspired by everyday life, icliding eating utensils, house decorations such as lamps and vases, all crafted with a focus on local craftsmanship, quality, and a modern design concept.

Alles is Gut employs both hand-building technique and wheel throwing in the creation of their ceramics, followed by firing with a traditional gas kiln. Beyond the technical processes, Jesslyn takes pleasure in every aspects-from clay drying to engaging with customers-which has led to an ongoing learning experienced for her.

Maker Story
Jesslyn Wei
Jesslyn’s fascination with ceramics began through her collection of distinctive ceramic mugs bought during her travels to various regions and countries, saving as cherished mementos. The individuality embodied by each mugs ignited a curiosity whitin her, inspiring a profound appreciation for the creative process of ceramic artist who possess the ability to envision pieces that provide personal experiences to their owners and enthusiasts of ceramics.

In 2018, Jesslyn decided to embark on a pottery journey under the guidance of Haryo Soenggono-a renowned ceramic artist from the Puspa Lima ceramic studio. 3 years later, her passion for ceramics blossomed, culminating in the creation of her own ceramic line, Alles ist Gut.

———–

Asat Pottery

Brand Story
Asat Pottery studio focuses on cheating pieces that serve as room decor or art object, such as lamps, vases, centerpieces, and artworks. The creative process prioritizes shape exploration, and the use of mixed raw materials, with careful attention given to achieving harmonious proportions and scales.

Maker Story
Agustinus Satya
Agustinus Satya’s early exposure to clay began during his childhood when his mother pursued pottery as a hobby at home. In early 2021, Satya reignited his passion for working with clay and dedicated his free time as ceramic artist Haryo Soenggono. This immersion in the world of ceramic further his fueled his growing interest in the craft.

In Satya’s creative journey, he strongly believes that the process holds utmost importance. He Recognizes that the true reward of creation often arise unexpectedly through good process. It is through this belief that Asat Pottery’s ceramic products are born, reflecting a continuous growth. Satya primarily employs the hand-building technique in this creations.

———–

Bengkel Keramik Puspa 5

Brand Story
Haryo Soenggono crafts a diverse range of ceramic pieces, including functional items such as eating and drinking utensils etc. His creations have found their way into numerous restaurants across Jakarta, Bali, and ather cities. The unique authenticity of his work is archieved through the skillful combination of Sukabumi clay and carefully applied glazes.

Maker Story
Haryo Soenggono
“Ceramic is a skill to add value and functionality of clay throught shaping and heating/burning processes”

With an engineering background, Haryo Soenggono started his career as a ceramic artist in the year 1998 at Liem Kang Sien’s studio. 2,5 years into his career, Haryo made the decision to open his own ceramic studio called Studio Bengkel Keramik Puspa Lima. Leveraging his engineering knowledge, Haryo Soenggono also developed various pottery tools, including the gas klin that is currently utilized. With over 20 years of experience, his studio has become a hub where numerous ceramic enthusiast learn the art of pottery.

———–

Reth Ceramics

Brand Story
Reth Ceramics employs the hand-thrown method and hand-building techniques, ensuring that each product possesses its own district uniqueness. Every piece is crafted individually, from the initial clay processing to the application of safe coloring, resulting in functional and beautiful tableware. Reth Ceramics is driven by a deep expression of joy and creativity, offering a range of tableware and simple ceramic pieces that add both functionality and aesthetic value to your home.

Maker Story
Margaretha Oei
Inspired by her enjoyment of watching pottery videos on YouTub. Margaretha Oei, also know as areth, was driven to delve into the world of clay processing and transform it into ceramic artworks. In 2018, Areth made the decision to embark on her pottery journenyat Studio Bengkel Keramik Puspa Lima, where she had the opportunity to learn under the guidance of Haryo Soenggono, the owner of the studio.

The intricate and meticulous nature of the pottery process, requiring attention to detail at every step, deeply fascinates Areth. Through her exploration and expression of ideas, she discovers the profound meaning and beauty in embracing the realities or the world. It is from her profound love for clay and pottery that Reth Ceramics was founded in 2019.

———–

Sedari Rupa

Brand Story
The name Sedari Rupa is derived from the combination of “sejak dari” (since) and “seni rupa” (visual arts). It signifies that there are no limitations as to when and for whom to begin any form of art. Aidin Fikri’s goal in introducing Sedari Rupa is to enhance people’s appreciation for the craft of handmade ceramics. Sedari Rupa offers a collection of tableware, crafted using hand-building techniques such as pinching and slabbing. Each piece is thoughtfully coated with intriguing glazes, adding an element of visual interest.

Maker Story
Aidin Fikri
Aidin’s Fikri’s fascination with pottery began in 2014 when he started collecting various pieces from established handmade ceramic brands. This sparked his interest in learning and creation his own ceramics, leading him to embark on his pottery journey in 2020. With the establishment of his brand, Sedari Rupa, Fikri aims to introduce his unique artworks that have yet to gain recognition in Indonesia.

———–

Svaja Studio

Brand Story
Svaja Studio utilizes a combination of wheel throwing and hand-building technique, incorporating distinctive details into each piece.

Maker Story
Juanita Sharika
Pottery artistry was never initially part of Juanita Sharika’s plans. However, her passion for the arts and background as an architect led her to venture into the realm of ceramics. Over the course of three years, she has immersed herself in this world, transiating her visions into tangible forms throught the exploration of various techniques, shapes, and the boundless realm of imagination.

At Svaja Studio, Sharika presents a collective of modern and quirky ceramics, with her love for fairytales shining through her art. Sharika expresses gratitude for the mentors she has encountered along her journey, as they have provided inspiration and guidance. She invites everyone to join her in imagining will be increasingly appreciated, as she believes that every imperfection holds its own unique narrative.

———–

UnE Keramik

Brand Story
UnE Keramik primarly employs hand-build technique such as plassing, pinching, coiling, and molding. The pieces are carefully shared and preferes using a banding wheel to achieve a smooth finish. Each pece is the followed by the glazing process that is both safe and explanatory, allowing for creative experimentation. The combination of techniques and materials results in pieces that are truly U-Eek.

Maker Story
Uli Padmanegara & Endah Affif
UU and Endah, who are now over 55 years old, discovered pottery because of their individual journey, it began with Endah’s search for a terapeutic to fresh outlet to exprss her creativity. Pottery became the answer to both of their needs, leading them down a path of exploration and self-discovery.

Arridst the chalenges of the pandemic, their search led them to discover Bengkel Keramik Puspa Lima, where they began the pottery journey under the guidance of Haryo Soenggono in November 2020. For Endah, this therapeutic activity brings a sence of joy and fullfilment, even though she can only induge in durung her limited tree time at the end of a busy week. For Uli, pottery has become a form of personal therapy, bringing a caiming effect to her emotions. Intally, they embaried on this pottery adventure without any expectations of their work garnering interest from others. Therefore, they are everjoyed to see that UnE Keramik has been embraced and appreciated bt many friends. Inspired by this, they astablished UnE Keramik with the hope of inspiring others to pursue their passions at any age.

———–

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 34 – Gading Indah

Client dari rumah ini merupakan teman SD saya, suaminya seorang pianis dan busnisman, istrinya ibu rumah tangga. Mereka merawat orang tua yang ikut tinggal bersama mereka dirumah ini. Massa dari rumah ini maju mundur dengan kantilever yang lumayan panjang.

Program ruang dirumah ini ditata berdasarkan fengsui, kamar orang tua diletakkan didepan supaya bisa melihat anaknya, dan posisi kamar anaknya harus dibelakang. Mereka mempunyai anak tiga orang anak, salah satu anaknya juga harus dekat dengan orang tuanya, sehingga didesain ruang yang terkoneksi oleh ruang walking closet yang tersambung membentuk lorong.

Pintu masuk rumah ini berbentuk bulat untuk membuat statement. Lewat kanan tangga ada pintu masuk lagi ke lantai dua. Rumah ini memiliki satu swimming pool diatas, dibawahnya ruangnya blong, diatas garasi ada tempat untuk workshop dan ada living room dengan background adalah kolam renang. Disebalah kanan belakang ada satu bathdroom untuk orang tua yang disatukna dengan lift dan gym, jadi semua ruang menghadap ke kolam renang dan lantai paling atasnya adalah tempat untuk rooftop.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 33 – Intercurve

Rumah ini milik seorang dokter, dan suaminya seorang pembalap mobil. Mereka orang-orang yang sangat sibuk, mereka ingin menggunakan rumahnya hanya untuk istirahat saja. Jadi kami membuat komposisi yang membuat mereka bisa beristirahat.

Ekspresi rumah ini simple, seperti bangunan melengkung untuk menahan cahaya dan udara yang biasanya dilakukan oleh kerang. Lengkungan-lengkungan itu mebentuk bentuk yang natural, didepannya terdapat pagar perforated steel melayang. Disisi yang membentuk tower sebelah kanan, terdapat area service tempat thanky air.

Masuk kedalam rumah, disebalah kiri rumah ini terdapat foyer dan dua bedroom, disebelah kanan terdapat satu guest bedroom, melihat ke belakang terlihat view blong dengan taman kecil, diatas ada terdapat master bedroom dan terdapat dua bathroom diatas dan dibawah.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 32 – Banjar Jakarta

Rumah ini didesain untuk satu keluarga besar, kalau berkumpul bisa sampai lima puluh orang, bisa sampai seperti bazar dan hire UMKM untuk datang kesana. Jadi rumah ini sebenarnya merupakan rumah keluarga besarnya dari keluarga client kami ini. Kalau mereka ke Jakarta, mereka akan menginap dirumah ini. Rumah aslih client kami di Banjar, Klaimantan. Jadi rumah ini memang dikhusukan untuk keluarga besarnya, dari keluarga ibu dan kakek-neneknya supaya bisa menginap disini.

Jadi rumah ini seperti the sanctuary of their big family. Dirumah ini kami seperti membuat komposisi tebing dan gunung di atasnya. Diatasnya ada banyak permainan bentuk lengkung-lengkung supaya bidangnya lebih bermain seperti wonders all of the things.

Begitu masuk melalui jendela bulat ada ramp keatas, terdapat ruang berkumpul dilantai dasar dan lantai atas. Jadi dua lantai blong sampai ke belakang memang diperuntukkan untuk ruang berkumpul, kemudian dihubungkan dengan kolam renang diujung yang ketinggiannya diantara lantai dasar dan lantai diatasnya. Jadi kolam renangnya sebagai mezaninnya yang bisa memberikan suasana ruang yang bisa benar-benar chill out. Dilantai atasnya terdapat lima kamar besar, master bedroom diatas dan ada mushollah, Lantai paling atasnya lagi untuk roof garden untuk bersantai.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 31 – Vermont

Rumah ini terletak di daerah Bukit Golf, daerah ini lumayan dingin dan nyaman karena banyak tanaman dan banyak pohon-pohon besar. Rumah milik pasangan programmer, terdapat tangga diluar sebelum kepintu masuk, untuk memberikan privasi yang menutupi lantai dasar. Tangga diluar pagar seperti memposisikan bangunan ini diatas gundukan, seperti apa yang dikerjakan oleh Alvar Aalto di bangunan Saynatsalo.

Rumah ini dibawahnya difungsikan sebagai lantai service, diatasnya untuk living room yang diakses melalui tangga-tangga naik ke atas untuk melihat view. Ketika naik keatas baru ada gerbang, ketika dibuak, ruangan blong, dikanan full, baru disebelah kiri ada kolam renang.

Naik ke atas lagi ada dua bedroom, dan dibawah ada satu, jadi total ada tiga badroom. Diatas tempat buat chill out, santai-santai dimana ditengah-tengahnya ada pohon. Voidnya dirumah ini menerus dari atas turun kebawah sampai ke lantai dasar, jadi harapannya lantai dasar tidak akan gelap. Terdapat skylight juga, yang setelah diskusi, ternyata client kami menyukai bentuk lengkung dan menyuakai desain lengkung yang kami desain supaya rumahnya lebih feminim.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 30 – Coil

Pagi-pagi di rumah mas Hugo suatu rumah yang ia namakan Rumah Ngumpar atau Coiling Home. Di awal perbincangan, saya bertemu mas Hugo yang menginginkan rumah yang memiliki cerita. Permintaan seperti itu bukanlah permintaan yang mudah untuk dijalankan dan dimengerti, karena sebuah cerita di dalam sebuah rumah adalah cerita tempat dimana keluarga itu akan hidup dan besar bersama. Kemudian pertemuan-pertemuan setelah itu adalah mengenal mas Hugo yang sangat pengertian dan terbuka akan begitu banyak kemungkinan di dalam membesarkan anak-anak dan memberikan pengertian pada mereka.

Rumah ini kemudian terbentuk dengan kombinasi dan keterbukaan seperti bentuk tangan yang sedang memeluk sekitar. Kumparan menurut saya adalah sebuah kediaman yang akan memberikan kesejukan bagi keluarga yang tinggal di dalamnya.

Kejujuran itu memberikan kehangatan dan energi. Energi itu akan berkumpul seperti didalam sebuah kumparan atau coil dan bentuk lingkaran yang erat antara satu dengan yang lain. Begitulah hubungan antara sebuah keluarga yang disatukan oleh ruang-ruang keluarga tanpa sekat, yang terhubung antara beberapa ruang untuk beristirahat atau ruang tidur yang dihubungkan di dalam sebuah sirkulasi kearah yang vertikal. Dimana ada cahaya masuk dengan konsep Punden Berundak.

Pundak berundak ini menerus dari lantai paling atas berupa skylight sampai ke balkoni dan teras dan kolam renang kemudian sampai ke ramp yang mengelilingi bangunan sebagai pintu utama. Komposisi ini menunjukkan sebuah kesatuan dan pemikiran yang panjang tentang sebuah arsitektur biolimatic yang memberikan kesejukan bagi pengguna, kenyamanan termal, kedekatan personal, dan hopefully sebuah tampak yang menyerupai hutan kota. Ditunggu ya kabar selanjutnya.
.
Terimakasih tim @realricharchitectureworkshop : Mei mei, Rico, Putra, Teh Al, dan Pandu yang sudah mengawal project ini. Juga mas Hugo, seluruh tim pembangun Sirin, Watno.
.

RAWongoing #RAWprogress #Kumparan #CoilBioclimaticHome #house #home #details#bioclimatic #architecture #architecturedetails #architectureproject #workingonprogress #dezeen #archdaily #arsitektur #arsitekturindonesia

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 29 – Sunyoto

Pak Sunyoto merupakan salah satu teman ayah saya yang sudah lama sekali, saya bermain tennis bersama ayah saya sejak umur 1995. Mulai berhubungan baik dengan pak Sunyoto mulai dari tahun 2005’an, dari zaman beliau baru berkembang sampai sekrang. Jadi rumah itu merupakan gambaran sebuah relasi hubungan antara antara saya, keluarga besar saya, hubungan saya dengan ayah saya, dan hubungan saya dengan pak Sunyoto langsung.

Rumah ini unik karena ada dua lahan kosong, dimana suatu saat nanti pak Sunyoto punya mimpi bahwa akan ada extention to the new landscape. Rumah beliau yang sekarang agak sempit, jadi tidak punya banyak taman. Mimpinya adalah memiliki rumah yang mempunyai banyak tanaman, karena istinya juga suka tanaman.

Ini adalah rumah dimana baliau sudah mapan dan akan menjadi rumah terakhir, dimana beliau tidak akan pindah-pindah rumah lagi. Beliau memiliki tiga anak, rumah ini didesain dengan pertimbangan untuk menyambut anak-anaknya jika pulang dari luar negeri. Jadi setiap kamar beliau minta ada kamar mandi dalamnya. Oleh karena itu ruang bekumpul menjadi penting, karena beliau merupakan keluarga besar yang membutuhkan ruang berkumpul, ada void, ada skylight, ada cahaya. Arah hadap rumah ini menjadi penting, menghadap ke utara dan selatan, membuat balkoni menjadi teduh dan bisa menjadi tempat untuk menanam tanaman.

Rumah ini benar-benar dipakai untuk mewadahi hobi ibu dan bapak, ibu hobinya menanam, bapak hobinya workshop karena bapak orangnya tidak bisa diam, beliau suka nukang dan berkumpul. Jadi rflecting dibawahnya itu untuk workshop dan area tanaman, diatasnya untuk area keluarga, diatasnya lagi untuk children, dan diatasnya lagi untuk gym dan tanaman lagi. Jadi kita melihat intention utamanya rumah ini adalah rumah milik keluarga Sunyoto yang akan mendefine keluarganya dengan keempat hal tadi.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 28 – Tanjung Duren

Proyek ini berbasis pada renovasi rumah 2 lantai. Kebutuhannya adalah 3 buah kamar di lantai atas dan 1 kamar yang merangkap ruang kerja. Sisi barat ditutup oleh teritisan atap yang lebar dan sisi selatan dibuka dengan sisi sependek mungkin sebagai peneduh dari ruang keluarga di lantai dasar.

Balok dan kolom struktur dipertahankan dengan perbaikan atap dan pemanfaatan ruang miring yang terbentuk oleh atap. Setiap ruangan mendapatkan cahaya langsung termasuk toilet dan kamar tidur. Bahasa bentuk yang digunakan adalah bentuk lengkung hasil dari eksplorasi pengalaman ruang terhadap ruang – ruang kecil dan terbatas.

Kategori
blog lecture

Architecture Story: How The Journey Started (Tracing the Dots)

Sabtu, 27 Mei 2023 kemarin saya diundang di acara webinar archistory yang diadakan oleh himpunan mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Negeri Semarang. Tema dari webinar ini adalah “Architecture Story: How The Journey Started”.

Saya merefleksikan tema tersebut kebeberapa tahun yang lalu saat saya mengenal arsitektur di bangku kuliah, pengalaman kerja, merintis biro arsitektur hingga sekarang. Kami menambahkan judul dari webinar tersebut dengan “Tracing the dots”

Penggabungan konektivitas perjalanan-perjalanan berarsitektur yang saya mulai dari hal-hal sederhana yang dipupuk sejak dibangku kuliah, dari kehidupan akademik hingga berorganisasi. Masa dimana saya selalu menjadi orang yang terakhir. Terakhir merapikan kursi-kursi setelah acara, terakhir mematikan lampu dikantor dsb. Secara tidak langsung hal-hal tersebut membentuk karakter kerja sampai tuntas dan belajar mengakhiri apa sudah dimulai. Di dunia arsitektur ternyata hal tersebut sangat berguna, karena proses pengerjaan sebuah proyek arsitektur merupakan perjalanan panjang yang membutuhkan konsistensi yang tinggi hingga sebuah arsitektur terbangun, membentuk karakter konsisten hingga akhir.

Senjatanya adalah 3 hal, yang pertama adalah pengetahuan, yang kedua menemukan mentor, seperti Norman Foster selama 2 tahun, Mas Emil 1 tahun di Urbane, seperti juga mas Dani satu tahun di DP Architect, semua mentor saya sampai sekarang saya punya mentor-mentor sampai pada akhirnya kita punya role model, yang ketiga bangga dengan diri sendiri.

Kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang setipe dengan kita, menurut adik-adik yang bertanya pada saat pemaparan materi kuliah, mereka mengaggap saya sosok seorang arsitek yang mempunyai idealisme, sehingga dia bertanya “Bagaimana menyikapi ketika idelisme kita bertentangan dengan dosen?”, jawaban saya sederhana, bahwa kita tidak bisa lepas dari ekosistem pendidikan kita, dimana kita masih terperangkat dengan cara mendidik yang sistemnya top down. Itu memeng sudah diteliti juga bahwa negara-negara seperti kita yang masih berkembang ini sangat butuh ekosistem untuk kita mendengarkan anak-anak muda, juga menvalidasi siapa mereka. Tetapi dari sistem pengajaran juga mereka takut bahwa anak-anak akan berhasil atau tidak, karena waktunya benar-benar mepet. Kita itu sama-sama terjepit, seakan-akan sudah harus berproduksi, padahal masih butuh waktu untuk didengarkan.

Semakin cepatnya informasi, maka tekanan itu juga semakin besar. Kamu seakan-akan tidak didengarkan padahal yang terjadi adalah informasi begitu banyak. Padahal zaman dulu kita susah mencari informasi. Sekarang infoemasi dimana-mana. Kalau dulu anak-anak harus haus akan ilmu, karena kalau tidak mencari informasi, dia tidak akan mendapat apa-apa. Kalau sekarang tidak bergerakpun bisa mendapatkan banyak hal. Tapi banyak hal itu anatar jelek atau bagus tidak tau, Jadi menurut saya menjadi penting untuk memposisikan cara berfikirnya. Menurut saya, saya bisa advice. Cara berfikir dan filosofi itu menjadi penting ditahap-tahap awal mempelajari arsitektur.

Filososfi dimulai dari memvalidasi diapa aku, jadi punya background cerita dulu seperti keluarga, dsb. supaya kamu bisa dihargai orang, karena itu sebuah hal yang sangat baik. Caranya bisa lepas dari itu adalah dengan menfalidasi diri sendiri dulu, meskipun mungkin tidak ada dosen ataupun orang yang memvalidasi, kamu harus survive. Jadi reposisinya harus dirubah dulu bahwa dosen itu jangan dianggap sebagai client. Kita tidak bisa tau pengalaman dosen kita, oleh karena maka yang tepat adalah bukan masalah client atau tidak, tetapi proses bagaimana kita menggerakkan bukan cuma clientnya, tapi tentang bagaimana kamu suka dan cinta pada arsitektur. Jadi menurut saya dosen jangan dianggap sebagai client, tapi dianggap sebagai mentor. Nah dari situ kamu akan suka, pada akhirnya idealismenya dimana sih? “Kamu tau apa yang kamu suka dan kamu cintai, jadi kamu bekerja secara otomatis, bekerja tanpa disuruh – dengan begitu soul terbentuk”.

Kategori
blog

Selamat Ulang Tahun Laurensia

.
“Kado terbaikku tahun ini adalah melihat Miracle pulih dari sakitnya”
.
Sudah hampir satu minggu ini Miracle sakit, dan kami beberapa kali ke dokter. Setiap hari juga, Laurensia berdoa supaya ia cepat sembuh, pusing setiap saat membuat kami was-was satu minggu ini. Beberapa hari terakhir ini Miracle sudah mulai pulih dan aktif kembali.
.
Umur kali ini adalah umur dimana kami belajar melewati krisis kami untuk lebih setia pada niat-niat baik ke orang lain, ke anak-anak. Dari Laurensia, saya belajar bahwa mana yang diniatkan akan terjadi, baik menjadi baik. Desain rumah kami, kehidupan studio tidak lepas dari peran dirinya. Ia sendiri yang meminta supaya tempat kerja dan tempat tinggal menyatu dan tidak berjauhan. Ia mengerti saya yang selalu tidak pernah lepas dari pekerjaan.
.
Kalau ada satu hal yang saya perjuangkan adalah membuat Laurensia bahagia, dan terus hadir di tengah-tengah kami. Melihat Laurensia dan harapannya, ia adalah orang yang sederhana, keluarganya adalah surganya, saya dan anak-anak sangat beruntung bisa mendapatkan kasih sayang dari dirinya. Setiap hari ia menyiapkan kebutuhan kami, setiap saat juga ia selalu hadir untuk kami semua.
.
Memang benar surga dan keajaiban hidup ada di telapak kaki Ibu dengan kesederhanaannya dan kesehariannya. Kami bersyukur bisa merasakannya. Happy birthday Laurensia, you are the best mom, wife, and dentist. Love u so much to the moon.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 408 – School of Alfa Omega

Alpha Omega school is an educational building with the spirit of locality. Located on Tangerang city, it sat on 11700 sqm area with the prior condition of the swamp and paddy field. The design responded to this unstable soil condition by raising structure to 2.1 m high above the ground. The site itself was chosen as part of the design scheme, —corresponding to its natural surroundings, in order to give children a sense of closeness to nature, thus invoking outdoor-learning experience.
(The building integrates 4 modular buildings, with an efficient access point in one central courtyard, due to limitation of local land zoning of what can be built and what can not be built.)

The solution to answer the brief of the project is to create an optimum collaboration, or bridge relationship in the economic and creative process of construction in two important levels of masonry steel and bamboo construction which can enrich the economic impact of the surrounding.
Steel structure, not only for its ability to hold structural load effectively but is also chosen for its construction speed and vigorous durability. The whole building based on this framework, from foundation to roof component. Steel in its variation from thickness to treatments, opening chances in versatile details of the design. While bamboo, on the other hand, is a flexible matter that requires little maintenance in long-range which always available in that area. This availability also related to brick and concretes in that area. The structure is combined with bamboo for the roof to create a parabolic shape which enhances the character of Nipah which can be tilted or bent while keeping the cost constraint on budget. The brick is stacked in solid void pattern to allow cross air circulation in the facade. Meanwhile the polished bare concrete is used as floor finishes as its durability for a daily school activity.

Another target of the project is to create a collaborative bonding within people and its buildings. Initiating a healthy social cycle with local involvement has proven to unlocked the collective creative process of the construction. This achieved by hiring diverse local craftsmen, rather than employing prime developers. This project completed by local stone masonry, to steel welder from the Salembaran area, and bamboo craftsmen from the Sumedang area. Each has its originality, without losing its ubiquitous understanding of school design.

The local craftsmanship is the answer of 3 problem, which is: 1. Optimum resource, 2. Time constraint, 3. Manpower. The material resources can be found within 5 km from the site to accelerate development while reducing the carbon footprint at the same time.

In 4 months range, the craftsman is categorized into two types:

(1) Light structure, which is concentrated on the roof. Constructed by a triangular light steel frame per 600 mm, man-powered by 40 Sumedang craftsman. Its low-cost material had reduced 30 % initial budget, using bamboo and Nipah entirely.


(2) The heavy structure is built for modular classrooms by Salembaran craftsman constructing masonry and steel framework. By the first 2 months, light structure craftsmen had constructed dock, followed by roof and ceiling details. In followed 4 months they joined in heavy structure part. The school is built in 4 months’ time.

The school designed as a passive cooling building, which relied heavily on natural cross air ventilation in its construction. The open-high ceiling designed as an airing pathway, followed by porous solid-void brick on each side of the classroom’s wall. This way, interior airflow is circulated optimally without the necessity to use the air conditioner. For heat problem, the structure on top of the corridor is cantilevered by 2000 mm to create natural sunshade while providing protection from heavy rainfall. Nipah’s roof, brick’s solid void facade, bamboo’s ceiling, and concrete’s floor finishes provide low thermal conductivity materials that allow the building to cool down in an average whole year, interior temperature to 27-celsius degree. it the opening in the building designed for 100 percent daylight until afternoon, and 100 percent LED in the night time.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 204 – Piyandeling Artisan Residence and Workshop

Piyandeling is a new project consisting of The Residence and Artisan Workshop The concept is elaborated from the previously Realrich Architecture Workshop (well known by RAW Architecture)’s “Guha” project. Piyandeling is located in a tranquil area of Mekarwangi Village, North Bandung.

The Residence consists of a three-storey house with a grid 3.0 x 3.0 m for 1 family consists of 2 kid bedrooms, 1 master bedroom, and shared bathrooms. The building envelope is openable which is constructed with recycled 300 x 600 mm plastic panels to cover and protect the inner bamboo structure. The plastic panel is recycled from 99 percent Sumarah Pavilion, that is why the residence is named Sumarah.

The envelope forms an 800 mm service corridor with double cross air ventilation and double wall insulations to the core living space of the building. This forms an adaptation of traditional and more industrial approaches mixing traditional joineries and glued joinery of bamboo. The technique is elaborated from Guha Bambu and Alfa Omega Project. which allows the experimentation of 3 storey of the bamboo structure by the diagonal bamboo structure of the floor plate construction.

Construction of Piyandeling is designed as an exercise using 3 types of main material such as recycled plastic, a local type of sympodial bamboo, and local stone for the foundation. The composition started as an exploration on how bamboo craftsmanship integrated with modular rectangular space to create such integrated craft carving bamboo composition from the ceiling, floor, column, door handle, lock, and finishing details handcrafted in site creating art and craft composition in the whole integrated space.

The Artisan workshop which is named Kujang is a two-storey floating structure for an open-air hall for meetings and gatherings connecting with organic farms. It is constructed from the 4 – 5 m grids of bamboo structure and covered with Nipah leaf combined with a waterproofing membrane for the roof. Forming the Julang Ngapak as a traditional West Java vernacular building, the playful balustrade of bent bamboo is played as a more elaborated hyperboloid form, it is stronger, and more flexible and creates a silhouette of the natural movement of birds or movement of Kujang which is a traditional weapon in Sunda Tradition.

The other building (named saderhana) is basically a simple 1 storey of two buildings on the perimeter as dentist space, and design studio, and the underground space. The 1 storey building was constructed with stone as a platform and bamboo as a roof providing a “Talahap” / overlapping curve traditional bamboo construction covered with layers of waterproofing membrane and Nipah. The underground studio is constructed with bamboo skeletal and concrete which forms a retention wall and carved bamboo shape formworks. The idea is creating finishes that are raw, basic, humble, and honest in the expression and forming such economic sensitivity.

Piyandeling is an example of bricolage architecture. It is an understanding that to design and build something out of the land, the project needs to find the roots of Local Genius by understanding the adaptation of local craftsmanship and local material available on specific sites.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 113 – Rivoli Hotel

Rajutan Rivoli is a Hotel located in crowded area next to Kramat Raya street, east Jakarta, with street’s length of 50 m. It standing on a 1500 sqm land in hook position, with only 16 m width facing south and 97 m length facing west. Within early construction phase, this area had already have existing main stake columns on one floor high construction. The plan was business hotel that yet to be discussed in detail about its program.

The Hotel were designed to inject new design by splitting building masses from north-south side. The splitting achieved by few lightwell corridor, placed in linear manner that allows light to penetrates from transparent roof to first floor. Each lightwell designed in 1.0 m x 4.5 m size, installed on the highest point of the building’s 4th floor, creating a luminous bridge before entering rooms in west side.

West and east side designed to be more introvert. This achieved by a plane that weaved from imaginary line of view, resulted in forming a rationalized balcony with 2.5 m concrete cantilever width and 6.0 m diagonally. This cantilever functioned as room’s eaves that give shade on west side from 3.00 PM at noon until night.

This concrete cantilever also illuminating vista and landscape of south area, which is Kramat Raya street to Tugu Tani street and capital city’s landmark Monas. This cantilever projection also forming a passive design inside planned interior of the hotel.

This hotel designed with module of 21 sqm per room. Each divided by bathroom as 20% and 2 bedroom as 80%. The design totalled of 109 rooms on 4-7-4 m grid section long and 7.7 m width, with briefing area placed on the 1st floor of the building.

Basement area designed to receive natural light and air by cross ventilation system. Hotel corridor also designed to gain same effect from north and south area. Material design were chosen with easy maintenance and accessibility towards minimal cost due to financial situation that available within construction period. This followed by time-challenge on 15 months period, that the architect’s solution is to design building’s structure with prefabrication floor plate technology, to accelerate construction time.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 100 – Taman Mini Bird Park

Kami ditugaskan untuk membuat pengembangan Taman Mini Indoensia Indah, sebenarnya disini ada 2 project, project pertama adalah project yang di Museum Lubang Kayu (Harusnya ada sketsanya juga), yang kedua Taman Mini Bird Park. Konsep yang kami bikin adalah untuk menghubungkan Bird Park pada waktu malam dan pagi, jadi ada 2 konsep bird park, night bird park dan daily bird park dihubungkan dengan fan yang di depan, seperti ada plat-plat kayu dan atap-atap, seperti masuk kedalam hutan kayu. F&B diposisikan di depan semua supaya pintu masuk atau ticketing. Dari Bird Park yang di renovasi terutama pada bagian depannya, dibuat seperti experience bukit, lembah, dan gunung supaya dia bisa menciptakan experience orang seperti berada di taman burung yang natural.

Ada jurang, masuk ada lembah dan ditambahkan amphyteater supaya orang nyaman didalamnya, dan bisa ada pertunjukan yang terbuka. Jadi semua lantai dinaikkan supaya journeynya seperti the jungle. Konsepnya seperti membuat arial work way supaya burung-burung kelihatan dan kita juga melayang seperti burung-burung tersebut.

Ada lubang seperti gua, mirip seperti pendekatan Museum Ghibli yang didesain oleh Terunobu Fujimori, saya suka dengan pendekatan dia dan sesuatu yang seperti itu. Pendekatan yang absurd dan nature.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 64 – F&B Center

Salah satu pengembang properti datang kepada kami untuk merancang suatu F&B Center dengan fungsi temporer di lahan berbukit yang belum mereka manfaatkan. Muncul sebuah pertanyaan, bagaimana membuat bangunan ini bisa menyatu dan membuatnya seirama dengan bukit-bukit itu.

Kami berpikir untuk memberikan atap penutup melengkung seperti bukit di atas bukit. Lengkungan atap yang naik-turun tidak semuanya dibuat menyentuh lantai, sehingga tampak seperti membelah bukit, kemudian masuk dan keluar dari bukit. Atap lengkung ini didesain dengan tanaman, aliran air, dan juga jalan setapak menuruni bukit yang kemudian menghubungkan satu plaza dengan yang lain di dalamnya. Secara arsitektur bangunan ini hanya memiliki satu lantai dengan atap lengkung plywood yang sederhana.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 35 – Cibubur Mall

Cibubur Mall Extension and Hotel Development
Features : 2 levels of integrated pedestrian walk and Hotel development consists of 120 luxury rooms with double loaded corridor which offers architecturally balanced between open air pedestrian walk and undulating surface of facade.
Conceptual design of RAW (Former DOT) In collaboration with Andy Prasetyo Architect
Status : Built
Appointment: 2011
Construction Start: 2012
Completion: 2012

Kategori
Understanding Plantation

62. Alang-alang Merah (Pennisetum setaceum ‘Rubrum’)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Alang-alang merah merupakan salah satu jenis alang-alang yang juga merupakan tanaman hias perennial. Tanaman yang memiliki nama lain purple fountain grass dean red fountain grass ini berasal dari Africa dan Asia Selatan serta masuk dalam keluarga Poaceae. Tanaman ini memiliki jenis daun yang panjang dan ramping serta berwarna merah anggur. Selain itu, tanaman tanaman yang tumbuh dengan cepat ini menghasilkan batang yang berbunga yang diselimuti biji berbulu.

Cara merawat tanaman:

  1. Tanaman ini dapat berkembang dengan baik di bawah pencahayaan penuh sepanjang hari (full sun)
  2. Tanah yang sesuai untuk tanaman ini adalah tanah yang lembap tetapi memiliki pengeringan yang baik serta memiliki PH asam maupun netral
  3. Tanaman ini menarik perhatian burung dan tolerir terhadap rusa dan kekeringan
  4. Tanaman ini tidak membutuhkan kelembapan yang khusus
Kategori
Understanding Plantation

61. Alang-alang (Pennisetum alopecuroides)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Alang-alang atau yang sering disebut fountain grass dalam bahasa inggris berasal dari Asia dan Australia. Tanaman perennial ini berasal dari keluarga Poaceae dan dapat bertumbuh hingga ketinggian 1,5 m. Tanaman yang merupakan rumput hias ini memiliki daun yang sempit dengan warna hijau medium hingga gelap yang lama kelamaan dapat berubah menjadi kuning keemasan hingga krem.

Cara merawat tanaman:

  1. Penyinaran sepanjang hari (full sun) merupakan pencahayaan yang terbaik bagi tanaman ini
  2. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah yang cukup kering maupun tanah yang lembap dengan pengeringan yang baik
  3. Pemberian pupuk dapat dilakukan secara berkala (1x sebulan)
  4. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah yang sejuk mapun bersisir selama suhu daerah tersebut tidak berada di bawah −5°C
  5. Tanaman ini dapat tahan terhadap erosi, tanah yang basah, bahkan polusi udara
Kategori
Understanding Plantation

60. Palem Bintang [Saribus rotundifolius (Lam.) Blume]

Identifikasi dan Klasifikasi:

Palem Bintang memiliki nama lain yaitu Palem Sadeng, Footstol Palm, Luyong (Filipina), dan Serdang Daun Bulat (Malaysia). Tanaman yang dahulunya memiliki nama latin Livistona rotundifolia ini berbentuk bulat dan seperti kipas di awal pertumbuhannya, tetapi lama-kelamaan daunnya membelah seiring berjalannya usia. Tanaman ini masuk ke dalam keluarga Arecaceae dan dapat mencapai ketinggian 25 m. Palem Bintang berasal merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Indonesia yaitu Sulawesi dan Maluku.

Cara merawat tanaman:

  1. Penyiraman pada musim kemarau sebaiknya dilakukan secara rutin, sedangkan pada saat musim hijau sesuaikan penyiraman dengan kondisi tanah
  2. Pencahayaan yang baik untuk tanaman ini adalaah penyinaran sepanjang hari (full sun)
  3. Dataran dan kondisi tempat tumbuh optimal yang disarankan adalah dataran rendah-tinggi baik dalam cuaca panas maupun dingin
  4. Tempat dengan kelembapan yang tinggi adalah tempat yang paling baik untuk tanaman ini. Permukaan dapun dapat disemprotkan plant mister sebanyak 1x sebulan untuk melembapkan tanaman dapat menghapus debu dari permukaan daunnya
Kategori
Temporary - Understanding Plantation

59. …

Kategori
Understanding Plantation

58. Nerve Plant (Fittonia albivenis)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Nerve plant merupakan tanaman yang berasal dari daerah selatan Tropical Amerika. Tanaman yang digolongkan dalam keluarga Acanthaceae ini memiliki daun berwarna hijau dengan vena yang berwarna putih keperakan. Tanaman yang merupakan tanaman perennial ini merupakan tanaman yang memiliki pertumbuhan yang lambat.

Cara merawat tanaman:

  1. Pencahayaan terbaik bagi tanaman ini adalah pencahayaan parsial
  2. Gunakan tanah yang lembap namun tetap memiliki pengeringan yang baik (well-drained) yang bersifat asam
  3. Tanaman ini sebaiknya ditaruh di tempat yang hangat. Suhu terbaik untuk tanaman ini berada pada ukuran sekitar 21°C
  4. Lingkungan yang lembap seperti yang terdapat di hutan hujan sangat disukai oleh tanaman ini
Kategori
Understanding Plantation

57. Variegated Spider Plant (Chlorophytum comosum ‘Vittatum’)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Tanaman Variegated Spider Plant memiliki daun yang unik. Tanaman ini memiliki daun yang berwarna hijau dengan garis putih di tengahnya. Variegated Spider Plant dapat digolongkan ke dalam keluarga Asparagaceae dan juga memiliki nama lain variegated spider ivy dan ribbon plants. Tanaman ini berasal dari Afika Selatan dan dapat tumbuh hingga 45 cm

Cara merawat tanaman:

  1. Tanaman ini menyukai suhu 12-21°C dan kelembapan
  2. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah yang lembap namun memiliki pengeringan yang baik serta memiliki PH asam, alkalin, dan netral
  3. Cahaya matahari yang terang tetapi tidak langsung sesuai untuk pertumbuhan tanaman ini
  4. Pemberian air sebaiknya dilakukan secara teratur. Busuk akar dapat menjangkit tanaman ini jika akarnya tergenang air
  5. Tanaman ini tahan terhadap kekeringan dan mudah tumbuh

Kategori
Understanding Plantation

56. Guzmania bromeliad (Guzmania bromeliad)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Tanaman yang berasal dari Amerika Selatan ini memiliki daun yang panjang, sempit, dan berkilau yang muncul dari bagian tengah tanaman. Tanaman ini merupakan tanaman yang tropis yang memiliki bunga yang indah dan perawatan yang mudah. Guzmania bromeliad masuk dalam keluarga Bromeliaceae.

Cara merawat tanaman:

  1. Pencahayaan yang baik untuk Guzmania bromeliad adalah cahaya matahari tidak langsung
  2. Tanah yang dapat digunakan untuk tanaman ini dapat berasal dari campuran tanah apa saja
  3. Kelembapan yang sesuai untuk tanaman ini adalah kelembapan sedang hingga tinggi
  4. Suhu 13°C hingga lebih adalah suhu yang sesuai untuk tanaman ini
Kategori
Temporary - Understanding Plantation

55. Keladi Army

Kategori
Understanding Plantation

54. Kembang Sepatu Varigata (Hibiscus rosa-sinensis variegata)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Kembang Sepatu Varigata berasal dari daerah tropis di Asia dan masuk ke dalam keluarga Malvaceae. Tanaman yang memiliki nama lain rose of China dan Hawaiian hibiscus memiliki daun yang berwarna hijau dan bercorak putih. Tanaman ini biasanya mekar di antara bulan Mei dan Oktober. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 2,5 meter dan tidak memiliki masa perhentian berbunga.

Cara merawat tanaman:

  1. Tanaman ini cocok dengan tempat memiliki cahaya matahari
  2. Suhu minimum yang sesuai dengan tanaman ini tidak boleh di bawah 10°C. Suhu yang ideal beraa di antara 15° – 24°C
  3. Tanaman ini hanya perlu diberikan kelembapan rata-rata (tidak memerlukan kelembapan yang tinggi)
  4. Membutuhkan pemupukan yang reguler
  5. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah yang memiliki PH 6.5-6.8
Kategori
Understanding Plantation

53. Song of India (Dracaena reflexa)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Tanaman yang memiliki nama lain Song of Jamaica ini berasal dari Mozambique, Madagascar, Mauritius, dan pulau terdekat lain dari Samudera Hindia. Tanaman ini masuk ke dalam keluarga Asparagaceae. Song of India memiliki batang yang bercabang-cabang, daun dengan panjang sekitar 5-20 cm dengan kombinasi warna hijau dan kuning pucat, dan juga bunga yang sangat harum. Tanaman ini dapat tumbuh dengan rimbun.

Cara merawat tanaman:

  1. Temperatur yang stabil dengan suhu 18-29°C merupakan suhu yang sesuai dengan tanaman ini
  2. Tanaman ini tidak dapat mentolerir suhu yang dingin dengan baik
  3. Jenis pencahayaan yang tepat untuk tanaman ini adalah cahaya matahari yang terang dengan sifat tidak langsung
  4. Tanah yang baik bagi tanaman ini adalah tanah yang cepat kering
  5. Jika diletakkan pada kelembapan yang terlalu rendah, ujung daun tanaman ini dapat berubah menjadi warna cokelat

Kategori
Understanding Plantation

52. Madagascar Periwinkle (Catharanthus roseus (L.) G.Don)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Madagascar Periwinkle merupakan tanaman perennial yang memiliki beberapa nama lain yaitu rosy periwinkle, vinca rosea, old maid, dan bright eyes. Tanaman ini masuk ke dalam keluarga Apocynaceae dan berasal dari Madagascar. Di negara lain, tanaman ini berfungsi sebagai tanaman hias adan tanaman obat. Madagascar Periwinkle memiliki permukaan daun yang mengkilau, berbentuk oval, dengan warna hijau tua. Tidak hanya ditemukan dalam warna ungu kemerahan, tanaman ini juga memiliki variasi lainnya yaitu warna merah mudah dan putih.

Cara merawat tanaman:

  1. Pemberian air yang berlebihan merupakan masalah yang cukup besar bagi tanaman ini. Jika memiliki air suplemen yang jarang diberikan, berikan air tersebut hanya pada periode cuaca yang paling panas dan paling kering.
  2. Pencahayaan yang cocok adalah matahari penuh (full sun) dengan sebagian dari lokasi tempat diletakkannya tanaman ini teduh
  3. Gunakan tanah dengan jenis lempung berpasir dengan PH 6-7
  4. Tanaman ini baik ditanam pada lokasi yang memiliki cuaca yang panas dan lembap
Kategori
Understanding Plantation

51. Dracena Florida Beauty (Dracaena surculosa)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Dracaena Florida Beauty memiiki nama lain Gold Dust dan Spotted Dracaena. Tanaman ini berasal dari Afirka dan merupakan tanaman perennial. Tanaman yang masuk ke dalam keluarga Asparagaceae (asparagus) ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 0,72 meter, memiliki daun dengwan warna hijau tua yang diikuti dengan bercak krem atau kuning.

Cara merawat tanaman:

  1. Tanaman ini tumbuh dengan lambat
  2. Tanaman ini dapat menerima cahaya yang banyak selama itu merupakan cahaya matahari tidak langsung
  3. Usahakan tanah dalam kondisi lembap tetapi hindari gendangan air
  4. Tanaman ini cocok dengan tempat yang hangat dan bebas angin (suhu terbaik 15,5-24°C)
  5. Pupuk dapat diberikan sebanyak 1x sebulan selama musim tanam dengan ¼ pupuk cair lengkap atau emulsi ikan yang diencerkan

Kategori
Understanding Plantation

50. Janda Bolong (Monstera adansonii)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Janda bolong atau yang juga disebut Swiss-cheese Plant berasal dari Mexico Selatan. Tanaman yang memiliki nama latin Monstera adansonii ini kerap disamakan dengan monstera lain yang sejenis dengannya yaitu Monstera acuminata. Perbedaan di antara keduanya terletak pada ukuran lubang dan daun yang dimiliki. Ukuran lubang Monstera adansonni lebih beragam dan daunnya lebih lebar dibanding Monstera acuminata. Monstera adansonii termasuk ke dalam keluarga Araceae dan merupakan tanaman perennial.

Cara merawat tanaman:

  1. Tanaman dapat tumbuh hingga 4 meter apabila ditanam di luar ruangan dan 2,5 m di dalam ruangan
  2. Cahaya matahari parsial baik untuk tanaman ini
  3. Tanah yang lembap tetapi memiliki pengeringan yang baik dan PH asam atau netral sesuai dengan tanaman ini
  4. Pemberian pupuk dapat dilakukan 1x dalam sebulan
  5. Berikan penyiraman secukupnya
  6. Tanaman ini menyukai kelembapan yang tinggi tetapi tetap dapat beradpatasi apabila diletakkan dalam kondisi ruangan yang kering
  7. Suhu ruangan yang sedang (16-29°C) disukai oleh Monstera adansonii
Kategori
Understanding Plantation

49. Chinese Evergreen First Diamond Spring Snow (Aglaonema commutatum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Chinese evergreen berasal dari Asia dan termasuk tanaman perennials. Tanaman yang memiliki nama lain Chinese evergreen osaka ini berasal dari keluarga Araceae dan berasal dari Asia. Tanaman ini memiliki daun yang berbentuk tombak dan bintik-bintik putih yang tebal.

Cara merawat tanaman:

  1. Termasuk tanaman yang tumbuh secara lambat
  2. Tanaman ini dapat tumbuh subur pada suhu yang hangat dan kelembapan yang tinggi
  3. Jenis tanah yang sesuai dengan tanaman ini adalah tanah yang memiliki PH asam dan berpori (memungkinkn air tidak terperangkap dalam tanah)
  4. Chinese evergreen dapat tumbuh pada pencahayaan yang redup hingga tinggi (cahaya matahari tidak langsung). Akan tetapi, cahaya yang sedikit lebih terang lebih disukai oleh varietas chinese evergreen yang memiliki lebih banyak warna
  5. Pupuk yang cair cocok bagi tanaman ini. Pupuk cair dapat diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada permulaan dan akhir musim tanamnya,
  6. Memiliki sifat beracun bagi anjing dan kucing
Kategori
Understanding Plantation

48. Chinese Evergreen Red Gold (Aglaonema commutatum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Berbeda dengan chinese evergreen lainnya, daun chinese evergreen memiliki bingkai yang berwarna pink. Selain itu warna pink yang nyaris kemerahan ini juga ditemukan pada bagian tulang daun. Tanaman yang memiliki nama lain Sri Rezeki ini masuk ke dalam keluarga Araceae dan dapat memiliki ketinggian hingga 0,9 m. Tanaman ini berasal dari Asia dan termasuk tanaman perennials.

Cara merawat tanaman:

  1. Termasuk tanaman yang tumbuh secara lambat
  2. Tanaman ini dapat tumbuh subur pada suhu yang hangat dan kelembapan yang tinggi
  3. Jenis tanah yang sesuai dengan tanaman ini adalah tanah yang memiliki PH asam dan berpori (memungkinkn air tidak terperangkap dalam tanah)
  4. Chinese evergreen dapat tumbuh pada pencahayaan yang redup hingga tinggi (cahaya matahari tidak langsung). Akan tetapi, cahaya yang sedikit lebih terang lebih disukai oleh varietas chinese evergreen yang memiliki lebih banyak warna
  5. Pupuk yang cair cocok bagi tanaman ini. Pupuk cair dapat diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada permulaan dan akhir musim tanamnya,
  6. Memiliki sifat beracun bagi anjing dan kucing
Kategori
Understanding Plantation

47. Dumb Cane (Dieffenbachia oerstedii)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Dumb Cane merupakan bagian dari keluarga Araceae yang memiliki daun dekoratif yang besar dengan warna hijau tua dan muda serta tulang daun yang berwrna putih. Tanaman ini berasal dari hutan tropis di Mexico, Amerika Tengah, dan Kolombia. Tanaman yang dapat tumbuh hingga ketinggian 3 m ini telah menjad tanaman rumah dan kebuh yang popular selama bertahun-tahun.

Cara merawat tanaman:

  1. Pencahayaan yang tepat untuk tanaman ini adalah pencahayaan parsial dan tidak langsung
  2. Tanah yang tepat untuk tanaman ini adalah tanah yang lembap tetapi memiliki pengeringan yang baik
  3. Pemberian air perlu dilakukan secara teratur dengan mengizinkan 2 cm bagian atas tanaman mengering terlebih dahulu
  4. Bulan Maret adalah bulan yang tepat untuk menanam tanaman ini
  5. Daun akan menggulung dan rontok secara berkala agar daun baru dapat tumbuh

Kategori
Understanding Plantation

46. Goeppertia roseopicta corona ( Goeppertia roseopicta corona)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Goeppertia roseopicta corona merupakan tanaman yang langka dan tergolong ke dalam tanaman tender perennial. Tanaman yang dapat disebut dengan hanya menggunakan nama akhirnya yaitu ‘Corona’ ini berasal Amerika Tengah dan Brazil. Tanaman ini masuk ke dalam keluarga Marantaceae. Goeppertia roseopicta corona memiliki daun yang lebar berwarna hijau keperakan yang meruncing menuju satu titik serta tepian seperti pita lebar dengan warna hijau tua. Tanaman ini menutup daunnya pada malam hari sehingga membuat tampilannya seperti tangan yang sedang berdoa.

Cara merawat tanaman:

  1. Membutuhkan pemberian air dengan intensitas sering. Pemberian air dapat dilakukan ketika permukaan tanah tidak lagi lembap
  2. Pencahayaan yang cocok adalah cahaya matahari yang tidak langsung dengan intensitas medium hingga cahaya matahari yang hanaya dalam bentuk bayang-bayang
  3. Memerlukan kelembapan yang tinggi (jaga agar kelembapan di atas 50%)
  4. Oleh karena daunnya yang sensitif terhap bahan kimiawi, pemberihan dapat dlakukan dengan meenyekanya dengan kain yang lembut dan basah
  5. Jika ditanam di dalam ruangan, tanaman ini cocok dengan suhu 18,3-29°C

Kategori
Understanding Plantation

45. Philodendron Black Gold (Philodendron melanochrysum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Philodendron black gold adalah jenis tanaman philodendron yang langka. Daun pada tanaman ini berbentuk hati, berwarna hijau tua, dan memiliki tulang daun berwarna kuning yang kontras. Tanaman yang merambat ini memiliki permukaan daun yang bertekstur beludru dan dapat mencapai panjang 60 cm. Tanaman philodendron black gold berasal dari Amerika Selatan dan termasuk ke dalam golongan keluarga Araceae.

Cara merawat tanaman:

  1. Membutuhkan kelembapan yang tinggi
  2. Apabila diletakkan di dalam ruangan, tanaman ini cocok dengan pencahayaan yang terang tetapi diberikan tidak langsung
  3. Pencahayaan secara langsung yang terlalu banyak dapat menyebabkan daun tanaman ini terbakar
  4. Tanah campuran yang memiliki drainase yang baik tetapi lembap dan juga memiliki kandungan organik yang tinggi adalah tanah yang baik untuk tanaman ini
  5. Membutuhkan pengairan yang teratur
  6. Tanaman ini cocok dengan suhu dan tingkat kelembapan rumah standard. Akan tetapi, kelembapan yang lebih tinggi lebih baik bagi tanaman ini. Oleh karena itu, pemberian humidifier dapat dilakukan selama proses pertumbuhan tanaman ini
  7. Pemupukan sebaiknya dilkuakan dengan rutin selama periode aktif pertumbuhan
  8. Rentan terhadap berbagai hama terutama tungau laba-laba
Kategori
Understanding Plantation

44. Kuping Gajah (Anthurium crystallinum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Kuping gajah memiliki daun yang lebar, berbentuk hati, dan berwarna hijau tua dengan permukaan yang bertekstur beludru. Tanaman ini memiliki vena yang berwarna hijau pucat yang mecolok atau putih keperakan. Tanaman yang dapat memiliki panjang hingga mencapai 40 cm dan lebar 38 cm ini berasal dari Amerika Tengah dan Selatan dan masuk ke dalam keluarga Araceae.

Cara merawat tanaman:

  1. Media tanam dan area sekitar tanaman harus tetap lembap. Kelembapan yang paling sesuai adalah di atas 70%.
  2. Tanah tanaman ini sebaiknya dijaga agar tidak tergenang setelah diairi (well-drained soil)
  3. PH tanah yang cocok dengan tanaman ini adalah PH netral dan asam
  4. Daunnya harus dibersihkan dari debu yang melekat (semprotkan air ke daun dan lap dengan hati-hati)
  5. Suhu yang cocok dengan tanaman ini berada di antara 24-29°C. Meski begitu, ruangan yang memiliki suhu 16°C masih dapat ditolerir.
  6. Pencahayaan yang cocok adalah cahaya matahari tidak langsung
  7. Akar dapat terbakar apabila pemupukan dilakukan terlalu sering

Kategori
Understanding Plantation

43. Goeppertia ‘Beauty Star’ (Goeppertia ornata)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Goeppertia ‘Beauty Star’ termasuk ke dalam keluarga Marantaceae dan termasuk ke dalam tanaman Herbaceous perennial. Tanaman yang berasal dari Amerika Selatan ini dapat tumbuh hingga 0,76 m. Tanaman yang juga memiliki nama lain prayer plant ini memiliki daun yang panjang dan sempit yang berwarna hijau tua.

Cara merawat tanaman:

  1. Ukuran pot yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan ukura tanaman
  2. Daun yang menguning dapat disebabkan oleh pengairan yang berlebihan sehingga terlalu lembap, kekurangan air, adanya penyakit yang menjangkit tanaman, kekurangan maupun kelebihan unsur hara.
  3. Jenis pencahayaan yang cocok adalah cahaya yang berbayang. Apabila diletakkan di dalam ruangan, tanaman ini dapat diletakkan menghadap timur, selatan, atau barat
  4. Jenis tanah yang cocok dengan tanaman ini adalah tanah liat atau humus yang mengandung banyak bahan organik. PH yang terbaik untuk tanah ini adalah sedikit asam hingga netral
  5. Pengairan dapat dilakukan 1-2 mingggu sekali.
  6. Tanaman ini menyukai kelembapan yang tinggi dan suhu 18-30°C

.

Kategori
Understanding Plantation

42. Keladi Tengkorak Silver (Alocasia cuprea)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Keladi tengkorak silver memiliki ciri khas yang membuatnya bernama keladi tengkorak silver yaitu daunnya yang memiliki semburat warna silver. Beberapa pakar berpendapat bahwa keladi ini berasal dari hutan tropik, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa keladi ini berasal dari Kalimantan. Tanaman yang termasuk dalam keluarga Araceae ini memiliki daun yang berkerut dan berwarna tembaga mengkilap, tulang daun yang berwarna ungu, dan pelepah yang berwarna ungu tua.

Cara merawat tanaman:

  1. Pastikan media tanam yang digunakan steril
  2. Media tanam yang cocok dengan tanaman ini adalah tanah lempung berpasir dengan tingkat kelembapan sedang.
  3. Tanaman ini dapat mentolerir pencahayaan yang minim. Akan tetapi, cahaya matahari yang tidak langsung adalah jenis pencahayaan yang paling baik untuk tanaman ini.
  4. Pupuk dapat diberikan setelah usianya mencapai 5 minggu. Salah satu jenis pupuk yang dapat diberikan adalah pupuk pelet udang.
Kategori
Understanding Plantation

41. Keladi Amazon (Alocasia amazonica)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Keladi amazon berasal dari wilayah Asia Tropis. Keladi ini termasuk ke dalam keluarga Araceae dan memiliki beberapa nama lain yaitu elephant ear plant dan african mask plant. Keladi amazon memiliki daun yang berwarna hijau tua dengan tulang daun berwarna putih dan dapat tumbuh hingga ketinggian 1,8m.

Cara merawat tanaman:

  1. Media tanam yang paling baik adalah tanah. Akan tetapi, media tanam yang lain seperti pot juga dapat digunakan. Pot yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan besar keladi yang ditanam.
  2. Cahaya matahari yang dibutuhkan adalah cahaya matahari yang banyak dan tidak langsung
  3. Pengairan untuk tanaman ini dapat dilakukan maksimal 2 kali dalam sehari. Pengairan dapat dilakukan baik pada pagi hari maupun sore hari.
  4. Pastikan tanah keladi amazon selalu lembap. Apabila sudah mulai mengering, pemberian air dapat dilakukan kembali
  5. Pemupukan dapat dilakukan dengan memberikan pupuk cair seimbang sebanyak sekali dalam 2-4 minggu di atas tanah
  6. Memiliki sifat beracun

Kategori
Understanding Plantation

40. Philodendron splendid (Philodendron splendid)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Philodendron splendid adalah philodendron hasil persilangan antara philodendron melanochrysum dan verrucosum. Philodendron yang merupakan bagian dari keluarga Araceae ini berasal dari hutan hujan Ekuador dan merupakan spesies yang langka. Tanaman ini memiliki daun berbentuk hati yang besar dan tebal serta memiliki permukaan beludru (tekstur beludru didapatkan dari philodendron melanochrysum dan urat tebal berasal dari philodendron melanochrysum). Philodendron splendid tumbuh relatif cepat.

Cara merawat tanaman:

  1. Pencahayaan yang tepat untuk tanaman ini adaalah cahaya matahari yang cerah namun bersifat tidak langsung
  2. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada suhu 18-25°C. Hindari tanaman ini dari suhu yang fluktuatif dan angin dingin
  3. Kelembapan yang baik untuk tanaman ini adalah 60% ke atas
  4. Pemberian air untuk tanaman ini dilakukan dengan intensitas yang sering namun tidak berlebihan serta dibutuhkan kondisi setengah bagian atas tanah yang kering dahulu sebelum melakukan penyiraman berikutnya
  5. Untuk membantu pertumbuhan tanaman ini, berikan pupuk yang tinggi akan kandungan nitrogen

Kategori
Understanding Plantation

39. Heliconia psittacorum (Heliconia psittacorum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Heliconia psittacorum memiliki nama lain yaitu Parakeet Flower dan Lady Di Heliconia. Tanaman ini berasal dari Karibia dan Amerika Selatan dan masuk dalam keluarga Heliconiaceae. Tanaman yang mampu menyerap polutan karbon monoksida ini memiliki daun yang panjang dan memiliki bunga yang berwarna oranye kekuningan dan merah.

Cara merawat tanaman:

  1. Tanah yang cocok dengan tanaman ini adalah tanah yang lembap dan memiliki pengeringan yang baik (well-drained)
  2. Cahaya matahari penuh atau keadaan yang sedikit teduh adalah jenis cahaya yang paling baik untuk tanaman ini
  3. Pemberian air sebaiknya dilakukan secara reguler dan dalam jumlah yang banyak saat musim panas
  4. Lindungi tanaman ini dari angin yang kencang

Kategori
Understanding Plantation

38. Keladi Army Thailand (Caladium praetermissum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Keladi Army Thailand memiliki nama lain Keladi Hilo Beauty Army dan Alocasia Hilo Beauty. Tanaman ini termasuk ke dalam keluarga Araceae.
Keladi Army memiliki daun yang berbentuk hati dengan corak putih yang membuatnya tampak seperti tentara. Tanaman ini berasal dari daerah Amerika yang memiliki iklim tropis.

Cara merawat tanaman:

  1. Tidak meletakkan tanaman ini di bawah sinar matahari langsung
  2. Suhu yang sesuai dengan tanaman ini adalah 27-29°C
  3. Melakukan penyiraman 2x sehari
  4. Pupuk cair dapat diberikan selama seminggu sekali pada saat keladi berumur 0-1 tahun
  5. Perhatikan tanah yang digunakan. Tanah yang digunakan sebaiknya memiliki sistem pengeringan yang baik tetapi tetap dapat menampung air.
  6. Tanaman ini membutuhkan lingkungan dengan tingkat kelembapan yang sangat tinggi hingga kelembapan yang melebihi kelembapan rata-rata rumah
Kategori
Understanding Plantation

37. Peperomia Rain Drop (Peperomia polybotrya)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Peperomia raindrop merupakan tanaman perennial yang berasal dari keluarga Piperaceae. Tanaman yang berasal dari Colombia, Ekuador, dan Peru ini memiliki daun yang gemuk, tebal, dan berkilau yang membuat nya seperti tetesan hujan. Ketinggian peperomia raindrop biasanya tidak dari 30 cm.

Cara merawat tanaman:

  1. Temperatur yang cocok untuk tanaman ini berada pada rentang 18,3-27°C. Hindari jendela yang dapat memasukkan banyak angin dan unit AC.
  2. Tanaman memerlukan sinar matahari dengan intensitas tinggi tetapi bukan cahaya matahari langsung
  3. Pemupukan dapat dilakukan sesekali dengan ppuk yang mengandung nutrisi yang lengkap (pemupukan dilakukan dengan konsentrasi rendah)
  4. Lingkungan yang lembap dapat diciptakan bagi tanaman ini dengan memberikan kabut
  5. Pemberian air yang berlebihdan sangat tidak disarankan karena daun tanaman ini menyimpan air. Jika ingin melakukan pemeberian air kembalim pastikan tanah telah kering terlebih dahulu.

Kategori
Understanding Plantation

36. Ripple Peperomia (Peperomia caperata)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Ripple peperomia memiliki daun berwarna hijau yang kecil, berbentuk hati, dan memiliki kerutan yang terbilang dalam. Ripple peperomia berasal dari keluarga Piperaceae dan berasal dari Brazil. Tanaman ini relatif berukuran kecil (pertumbuhannya jarang yang melebihi 0.2 m.

Cara merawat tanaman:

  1. Pencahayaan yang cocok dengan tanaman ini adalah pencahayaan rendah hingga sedang
  2. Gunakan campuran tanah ripple peperomia yang berpori dan dapat memasukkan udara di dalamnya, dan dapat dikeringkan dengan baik (well-draining)
  3. Di dalam suhu ruang, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik. Suhu ideal untuk tanaman ini adalah 18-24°C
  4. Kelembapan yang tinggi disukai oleh tanaman ini
  5. Pemberian pupuk dapat dilakukan sebanyak 1x selama 3 atau 4 bulan
  6. Pemberian air dilakukan seminggu sekali
Kategori
Understanding Plantation

35. Keladi Mutiara (Caladium humboldtii)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Keladi Mutiara atau yang juga dikenal dengan nama keladi liliput termasuk salah satu dari banyak jenis tanaman keladi yang biasanya ditemui di Indonesia. Umum dijumpai di daerah tropis, keladi ini memiliki corak berwarna-warni pada daunnya. Akan tetapi, jenis keladi liliput yang paling banyak ditemui adalah keladi dengan daun yang bercorak putih tulang. Tanaman keladi mutiara termasuk ke dalam keluarga Araceae atau suku talas-talasan.

Cara merawat tanaman:

  1. Tingkat pencahayaan yang dibutuhkan bervariasi tergantung dari banyak daun dan usia tanaman. Akan tetapi, pada umumnya intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan sekitar 30-45%. Anda juga dapat meletakkan tanaman ini di tempat yang teduh yang sesekali terpapar sinar matahari
  2. Menggunakan media tanam dengan keasaman 6-7,5. Selain itu, gunakan media tanaman bertekstur liat berpasir dengan kandungan bahan organik yang tinggi
  3. Apabila di sekitar media tanam muncul gulma, sebaiknya gulam-gulma tersebut dicabut agar tidak memperebutkan unsur hara antara media tanam dengan gulma
  4. Penyiraman dilakukan tergantung dari cuaca, rutin, dan jangan membiarkan media tanam terlalu kering.
  5. Pemberian pupuk dapat dilakukan dua minggu setelah adanya penanaman yang juga desertai dengan pemberian pupuk N dalam bentuk cair.
  6. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik apabila kelembapannya dijaga
  7. Tinggi tanamaan ini dapat mencapai ketinggian 45 cm
Kategori
Understanding Plantation

34. Peperomia Watermelon (Peperomia argyreia)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Peperomia watermelon merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki daun dengan bentuk yang unik. Daun pada tanaman ini selain berwarna hijau dan berbentuk bundar juga memiliki motif seperti semangka. Tanaman ini termasuk ke dalam keluarga Piperaceae dan berasal dari Amerika Selatan. Tanaman ini juga termasuk ke dalam tanaman perennial yaitu tanaman yang bisa berbunga dan hidup dalam waktu yang lama.

Cara merawat tanaman:

  1. Perawatan cukup mudah
  2. Tanaman dapat diletakkan pada tempat yang terang tetapi tidak boleh terkena cahaya matahari langsung
  3. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan secukupnya (kuantitas air dan intensitas penyiraman yang cukup). Penyiraman yang dilakukan berlebihan dapat menyebabkan tanaman semakin mudah membusuk.
    Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk organik dengan intensitas 1-2x dalam setahun
  4. Ketika tanaman sudah terlihat makin padat, selalu pindahkan tanaman agar tampilan tanaman lebih proporsional
  5. Cocok dengan suhu 18-28°C
  6. Tanaman Peperomia argyreia dapat membantu memproduksi oksigen
  7. Tidak bersifat beracun bagi anjing dan kucing

Kategori
Understanding Plantation

33. Philodendron Golden Dragon Variegated (Philodendron golden dragon variegated)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Philodendron Golden Dragon Variegata berasal dari Thailand dan memiliki daun yang berwarna hijau dan tambahan corak putih krem yang membuatnya terlihat seperti naga. Tanaman yang termasuk langka ini juga memiliki nama lain Philodendron Lime Fiddle dan serta termasuk ke dalam keluarga Araceae. Tanaman ini dapat memberikan sentuhan elegan apabila dipajang di dalam rumah, dapat membersihkan udara, dan dapat menghilangkan racun.

Cara merawat tanaman:

  1. Dapat tumbuh dengan cepat
  2. Memiliki perawatan yang mudah
  3. Toleran terhadap keadaan yang kering
  4. Tumbuhan ini berbahaya bagi hewan dan manusia jika tertelan (bersifat beracun)
  5. Jika ditaruh didalam rumah, tanaman ini dapat tumbuh hingga 1,8 m
  6. Dapat hanya menggunakan pot biasa hanya saja ditcampur dengan perlit
  7. Membutuhkan sinar mahahari yang bersifat tidak langsung (indirect)
  8. Penyiraman seminggu sekali
  9. Cocok dengan kelembapan di atas 50% dan suhu 18-26°C
  10. Pemupukan dapat dilakukan 2 bulan sekali
  11. Pemangkasan dapat dilakukan dengan menggunakan gunting kebun yang telah disterilkan. Potong daun-daun yang rusak, berpenyakit, atau mati.
Kategori
Understanding Plantation

32. Black Velvet (Alocasia reginula)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Tanaman yang juga dijuluki Little Queen ini memiliki ciri yang menonjol pada daunnya yaitu daunnya yang berwarna hijau gelap, tebal, memiliki permukaan seperti beludru dan bentuk yang sedikit meyerupai hati, dan memiliki urat daun putih pucat. Black Velvet berasal Asia Tenggara dan masuk dalam keluarga Araceae.

Cara merawat tanaman:

  1. Tanaman ini cocok dengan kelembapan di atas 50% dan suhu di atas 70°C
  2. Cahaya yang belang tetapi tetap terang dan bersifat tidak langsung⁠ adalah jenis pencahayaan yang terbaik untuk tanaman ini
  3. Penyiraman untuk tanaman ini hanya boleh dilakukan apabila media tanam sudah tampak kering
  4. Pupuk dapat diberikan sebanyak 1x dalam sebulan untuk tanaman ini
  5. Tanah yang terbaik untuk tanaman ini adalah tanah yang memiliki campuran tropis dengan kulit kayu, pasir, dan lempung

Kategori
Understanding Plantation

31. Monstera albo borsigiana (Monstera albo borsigiana)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Monstera Albo Borsigiana merupakan variasi dari tanaman Monstera borsigiana yang masuk dalam keluarga Araceae. Tanaman yang merupakan tanaman perennial ini memiliki kemiripan dengan Monstera deliciosa ‘Thai Constellation’. Perbedaan yang jelas di antara keduanya terletak pada bercak yang berwarna lebih putih pada Monstera Albo Borsigiana. Tanaman ini berasal dari hutan topis di Mexico Selatan dan Panama dan dapat tumbuh hingga ketinggian maksimum 0,3 m.

Cara merawat tanaman:

  1. Berikan kelembapan minimal 60% untuk tanaman ini
  2. Cahaya yang cerah dan diberikan secaratidak langsung adalah jenis pencahayaan yang tepat untuk tanaman ini.
  3. Pemberian air sebaiknya dilakukan dengan pemberian jeda
  4. Selama musim tanam, pemupukan sebaiknya dilakukan setiap beberapa minggu dengan pupuk cair lengkap
  5. Gunakan tanah yang kaya akan nutrisi dan memiliki pengeringan yang baik. Tanah yang memiliki PH asam maupun netral dapat digunakan untuk tanaman ini

Kategori
Understanding Plantation

30. Keladi Katak (Drimiopsis maculata)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Keladi Katak berasal dari Afrika dan termasuk dalam keluarga Asparagaceae. Keladi ini memiliki nama lain Keladi Kodok dan Totol Leopard. Keladi katak memiliki daun berwarna hijau yang memiliki gelombang pada tepinya dan bintik hijau yang lebih tua dibanding seluruh permukaan daun. Selain itu, keladi katak juga memiliki umbi pada akarnya yang memiliki bentuk seperti bawang dan memiliki bunga yang bersifat majemuk.

Cara merawat tanaman:

  1. Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran dengan ketinggian maksimal 990m dpl
  2. Menyukai naungan ringan dengan sifat cahaya matahari yang tidak langsung
  3. Tanaman ini paling baik berada pada suhu 21°C
  4. GDM Black BOS adalah jenis pupuk yang paling direkomendasikan untuk tanaman ini
  5. Tanaman ini tidak memerlukan banyak air oleh karena itu pada saat musim panas, cukup berikan air 1x sehari
  6. Tidak mengalami masalah apabila menggunakan tanah yang kaya akan bahan organik saat proses penanaman

Kategori
Understanding Plantation

29. Syngonium Albo (Syngonium Podophyllum Albo-Variegatum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Daerah asli tanaman ini adalah Mexico Selatan, Hindia Barat (West Hindies), serta Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman yang memiliki nama lain Arrowhead Plant dan Arrowhead Ivy ini berasal dari keluarga Araceae dan memiliki daun yang unik dan cantik. Daunnya seperti mata panah dan memiliki corak putih.

Cara merawat tanaman:

  1. Pencahayaan yang tepat untuk tanaman ini adalah cahaya matahari yang terang dengan sifat tidak langsung
  2. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada suhu rumah (15,5-26,7°C) dan kelembapan 50-60%
  3. Tanah yang baik untuk tanaman ini adalah tanah liat dengan PH 5,5-6,5 yang kaya akan nutrisi dan mudah kering
  4. Pemberian air sebaiknya dilakukan secara sebukupnya karena tanaman ini rentan terhadap busuk akar dan batang
  5. Berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan karena memiliki sifat beracun

Kategori
Understanding Plantation

28. Goeppertia concinna ‘Freddie’ (Goeppertia concinna)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Goeppertia concinna ‘Freddie’ merupakan salah satu dari banyak Prayer Plant yang berasal dari Brasil. Tanaman tropis ini memiliki daun yang unik dimana daunnya berwarna putih sedangkan bintik yang terdapat pada daunnya berwarna hijau tua. Tanaman ini juga memiliki guratan garis pada daunnya. Tidak hanya itu, warna pada sekeliling daun ini juga berwarna hijau tua. Tanaman ini berasal dari keluarga Marantaceae.

Cara merawat tanaman:

  1. Pencahayaan yang baik bagi tanaman ini adalah cahaya matahari yang cerah namun tidak langsung
  2. Gunakan tanah yang lembap tetapi memiliki pengeringan yang baik dimana
  3. Suhu 15-25°C dan kelembapan yang tinggi cocok untuk tanaman ini
  4. Pemupukan dapat dilakukan sebanyak 1x sebulan
  5. Pemberian air dapat dilakukan ketika permukaan tanah sudah mengering
Kategori
Understanding Plantation

27. Scindapsus pictus ‘Exotica’ (Scindapsus pictus ‘Exotica’)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Scindapsus Pictus ‘Exotica’ merupakan tanaman tropis milik keluarga Araceae yang memiliki daun yang besar dengan bentuk hati serta bercak perak berkilauan. Tanaman yang memiliki habitat asli di daerah tropis Asia yang lembap ini tumbuh secara merambat dan lambat. Tanaman ini dapat mencapai ketinggian 3 m saat usianya sudah dewasa.

Cara merawat tanaman:

  1. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah yang lembap tetapi memiliki pengeringan yang baik dengn PH yang cenderung asam
  2. Tanah ini dapat tahan terhadap lokasi yang cerah tetapi hindari cahaya matahari langsung
  3. Tanaman ini sesuai dengan suhu dan tingkat kelembapan rumah yang standard (suhu tidak berada di bawah 16°C dan kelembapan berada pada rentang 40-50%). Selain itu, jauhkan tanaman ini dari jendela yang berangin
  4. Selama masa pertumbuhannya (growing season), berikan pupuk 1x dalam 2 minggu untuk memaksimalkan pertumbuhan
Kategori
Understanding Plantation

26. Bunga Pisang-pisangan (Heliconia Variegata)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Heliconia Variegata merupakan bunga pisang-pisangan khas tropis, termasuk golongan Musaceae yang mirip dengan keluarga Strelitzia berasal dari Amerika Latin. Termasuk tanaman herba yang cocok ditempatkan di pekarangan ataupun di taman. Tanaman yang lebih suka hidup di iklim yang tropis ini dapat tumbuh antara 1 hingga 1,5 m.

Cara merawat tanaman:

  1. Perhatikan keadaan tanah agar tetap lembab dengan cara menyirami secara rutin. Penyiraman bisa dilakukan air yang banyak maupun air sedikit seperti menggunakan botol semprot
  2. Pemberian pupuk ini diberikan selama 6 bulan sekali, bisa menggunakan pupuk buatan (NPK)
  3. Selama proses pertumbuhan ini ada baiknya tanaman dilindungi dengan cairan anti hama. Caranya cukup menggunakan botol semprotan yang berisi cairan anti hama, kemudian semprotkan secara merata ke semua bagian tubuh tanaman
  4. Apabila ada tunas baru yang muncul dan besar. Pindahkan tunas ini ke tempat lainnya agar tanaman ini bisa tumbuh dengan baik. Jangan lupa juga memotong daun yang sudah terlihat kering

Kategori
Understanding Plantation

25. Goeppertia Dark Star (Goeppertia Picturata)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Goeppertia Dark Star merupakan tanaman hias yang memiliki permukaan daun yang berwarna hijau pekat dan memiliki kombinasi putih dan hijau muda. Bagian belakang berwarna ungu, permukaan daun dan bergelombang menjadi ciri khas utama.

Cara merawat tanaman:

  1. Perlu melakukan penyiraman setiap hari dengan sedikit air
  2. Pemupukan dilakukan 6 bulan sekali, sekaligus untuk mengganti media tanam dengan yang baru
  3. Agar bunga calathea lebih hijau dan bagus, ada baiknya di berikan NPK atau pupuk buatan yang mengandung berbagai unsur hara, nitrogen dan fosfor biasanya NPK berbentuk cair atau padat
  4. Agar tidak mudah mati, harus rutin memangkas batangnya apabila terlihat salah satu batangnya mati
  5. Selain itu, apabila terlihat berdebu, daunnya bisa Anda lap, lalu usahakan untuk penyimpanan tanaman ini di dalam ruangan yang dekat dengan jendela atau kaca
  6. Secara rutin, setiap satu bulan sekali coba keluarkan tanaman untuk dijemur di bawah sinar matahari pagi, dan ketika matahari sudah agak terik, masukkan kembali ke dalam ruangan
Kategori
Understanding Plantation

24. Goeppertia ‘Pinstripe Plant’ (Goeppertia ornata)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Goeppertia ‘Pinstripe Plant’ berasal dari Amerika Selatan. Memiliki daun hijau besar dengan garis-garis merah muda yang cantik. Goeppertia ‘Pinstripe Plant’ menjadi bagian dari famili Marantaceae. Tanaman ini dijuluki ‘tanaman doa’ (Prayer Plant). Daunnya terbilang aktif bergerak sepanjang hari. Saat siang hari, daun akan terbuka dan saat malam hari, daun akan tergulung.

Cara merawat tanaman:

  1. Menyukai paparan sinar matahari tidak langsung. Tanaman paling pas diletakkan di dalam ruangan, di dekat jendela saat siang hari sehingga masih mendapat asupan sinar matahari. Paparan sinar matahari langsung bisa membuat daunnya berubah warna.
  2. Karena suka kelembapan, baiknya cari komposisi media tanam yang bisa menahan banyak air. Pilih media tanam yang tidak terlalu berat dan padat
  3. Disiram setiap hari. Saat menyiram, sebaiknya kelebihan air dibuang dengan memiringkan pot
Kategori
Understanding Plantation

23. Kupu-kupu Ungu (Oxalis triangularis)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Memiliki daun merah marun, seperti spesies dalam genus semanggi Trifolium yang biasa disebut shamrock, oleh karena itu disebut “shamrock palsu”. Daunnya terlipat pada malam hari, saat diganggu, dan saat berada di bawah sinar matahari yang terik.

Oxalis triangularis, biasa disebut shamrock palsu, adalah spesies tumbuhan tahunan dalam keluarga Oxalidaceae. Ini berasal dari beberapa negara di Amerika Selatan bagian selatan.

Cara merawat tanaman:

  1. Menyukai tempat yang teduh dan pesisir −5 °C (23 °F)
  2. Membutuhkan sinar matahari tidak langsung yang cerah ditambah dengan suhu dalam ruangan yang sejuk 15 °C (59 °F)
  3. Tumbuh subur di tanah pot rata-rata dengan drainase yang baik
  4. Ditanam di tanah yang kaya humus dan dikeringkan dengan baik
  5. Disiram hanya ketika tanah lapisan atas terlihat kering.
  6. Jangan ditanam di dekat bedengan sayuran
  7. Tidak membutuhkan pupuk sebelum berbunga
  8. Bisa diperbanyak melalui pemisahan umbi yang ada diakar
Kategori
Understanding Plantation

22. Kupu-Kupu Batik (Christia obcordata)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Nama lain dari kupu-kupu batik adalah oxalis batik. Oxalis batik termasuk ke dalam keluarga Fabaceae dan berasal dari Australia, India, Thailand, Laos, dan Taiwan. Daun tanaman ini berbentuk segitiga tumpul, berukuran tidak terlalu besar, dan memiliki garis-garis hijau dan merah anggur. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 60 cm (panjang) dan 50 cm (lebar).

Cara merawat tanaman:

  1. Siapkan lahan untuk menanam. Tanaman ini dapat langsung ditanam di tanah atau di dalam pot
  2. Gemburkan tanah terlebih dahulu
  3. Tambahkan pupuk kandang, lumut gambut, dan sekam sebagai sumber nutrisi. Setelah itu, campurkan ketiga bahan dengan tanah yang telah dipersiapkan
  4. Tanaman kupu-kupu batik biasanya dijual dalam bentuk bibit yang dibungkus polybag kecil. Buka bungkusan secara perlahan lalu buat lubang yang lebih besar dari ukuran akar tanaman dengan kedalaman yang cukup untuk menyelimut seluruh akar. Setelah itu, masukkan bibit lalu timbun dengan tanah
  5. Jika tanaman baru ditanam, tanaman harus disiran setiap hari selama beberapa minggu. Selanjutnya, penyiraman dapat dilakukan dengan menyesuaikan keadaan cuaca dan jenis tanah.
  6. Tanaman ini sebaiknya tidak diberikan sinar matahari secara terus menerus
  7. Tanaman ini membutuhkan keadaan tanah yang lembap dan memiliki drainase yang baik
  8. Untuk mempertahankan ukuran dan bentuk yang diinginkan, pemangkasan dapat dilakukan secara bebas sesuai keinginan.

Kategori
Understanding Plantation

21. Elephant bush (Portulacaria afra)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Tanaman yang berasal dari Afrika Selatan ini termasuk tanaman sukulen (tanaman yang memiliki tubuh yang tebal dan berdaging) dan memiliki daun yang kecil dan mengkilap. Tanaman ini termasuk ke dalam keluarga Didiereaceae dan merupakan makanan favorit untuk gajah sehingga tanaman ini juga memiliki nama lain yaitu elephant food (makanan gajah).

Cara merawat tanaman:

  1. Dapat tumbuh hingga ketinggian 6 m dan dapat menyebar hingga 1,8 m
  2. Saat ingin menumbuhkan tanaman, pilihlah lokasi yang tidak mendapatkan sinar matahari secara langsung. Jika ingin diletakkan di dalam ruangan, pilihlah lokasi yang menghadap ke selatan.
  3. Membutuhkan tanah yang dikeringkan dengan baik yang dilengkapi pot tanpa glasir untuk membantu penguapan berlebih
  4. Taruh tanaman di luar (suhu hangat) apabila ruangan tempat tanaman ditaruh sedang berada pada cuaca yang buruk
  5. Rentan mengalami kebusukan pada akar. Oleh sebab itu, dibutuhkan waktu antara penyiraman yang satu ke penyiraman selanjutnya untuk membiarkan tanah kering terlebih dahulu.
Kategori
Understanding Plantation

20. Heartleaf philodendron (Philodendron hederaceum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Heartleaf philodendron berasal dari Amerika Tengah dan Caribbean dan termasuk ke dalam keluarga Araceae. Tanaman ini berbentuk seperti hati dan memiliki daun yang berwarna hijau tua. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 6 meter dan pada tanaman yang dewasa terkadang tanaman ini dapat menghasilkan bunga kecil yang berwarna putih kehijauan.

Cara merawat tanaman:

  1. Membutuhkan sinar matahari yang sedang hingga terang
  2. Gunakan air hangat untuk mengairi tanaman ini. Daun dapat berubah menjadi kekuningan apabila diberikan air yang terlalu banyak
  3. Kelembapan lokasi yang dianjurkan untuk meletakkan tanaman ini adalah 40%
  4. Sensitif terhadap panas yang ekstrim
  5. Dapat hidup pada temperatur ruangan (18-24°C)
  6. Dapat tumbuh dengan mudah
  7. Dapat berbahaya bagi hewan (tikus)
Kategori
Understanding Plantation

19. Red mistletoe cactus (Pseudorhipsalis ramulosa)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Red mistletoe cactus berasal dari Mexico Selatan hingga Amerika Selatan. Tanaman ini termasuk ke dalam keluarga Cactaceae. Tanaman ini merupakan jenis tanaman sukulen semak dan memiliki pertumbuhan batang yang bersifat bebas. Batang tanaman ini berbentuk datar dengan bentuk seperti cacing pita yang berwarna merah.

Cara merawat tanaman:

  1. Sinar matahari yang cocok adalah sinar matahari yang berbayang (semi-shade)
  2. Tanaman ini sebaiknya disirami dengan jumlah air yang sedang (moderate water)
  3. Dapat diletakkan di dalam ruangan dan daunnya dapat dijadikan sebagai elemen hiasan
  4. Dapat tumbuh pada ketinggian 500-2200 dpl
  5. Mudah dibudidayakan
  6. Untuk tumbuh dengan baik, tanaman ini membutuhkan naungan dan kelembapan yang tinggi

Kategori
Understanding Plantation

18. Philodendron rugosum (Philodendron rugosum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Lidah mertua berasal dari Afrika Barat. Tanaman ini merupakan tanaman hias yang banyak digunakan pada ruang-ruang yang tidak banyak membutuhkan cahaya. Lidah mertua (sansevieria) berasal dari keluarga dracaenaceae, memiliki daun yang tajam dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan.

Cara merawat tanaman:

  1. Lidah mertua dapat tahan di berbagai suhu tetapi suhu yang disukai ada di antara 15-29°C
  2. Tanaman ini membutuhkan lebih banyak air ketika memasuki musim tanam (growing season)
  3. Membutuhkan jenis tanah yang merupakan campuran tanah aroid dengan banyak drainase
  4. Memiliki toleransi terhadap cahaya yang minim
  5. Mudah dirawat
  6. Pemumpukan yang rutin tidak dibutuhkan oleh tanaman ini
  7. Akar dapat membusuk dan penyakit jamur dapat menyerang tanaman ini apabila tanah dalam keadaan yang sangat lembap
Kategori
Understanding Plantation

17. Monstera borsigiana (Monstera borsigiana)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Monstera borsigiana merupakan salah satu jenis monstera yang paling banyak digunakan sebagai tanaman hias oleh banyak orang. Monstera ini berasal dari Columbia Selatan. Tanaman yang memiliki daun berwarna hiau tua ini memiliki bentuk yang mirip dengan monstera deliciosa hanya saja terdapat perbedaan pada daunnya yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Monstera borsigiana termasuk ke dalam keluarga araceae.

Cara merawat tanaman:

  1. Siapkan batang atau bonggol Monstera. Bonggol yang dipilih diharapkan merupakan bonggol monstera yang sudah tua dan cenderung berorientasi ke tanah
  2. Potong batang atau bonggol dengan ukuran 1 jengkal hingga tinggal tersisa batas ruas buku tempat munculnya akar
  3. Siapkan media tanam. Media tanam yang digunakan dapat berupa tanah dan air.
  4. Berikan pupuk secukupnya dan berikan secara rutin. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik atau pupuk kompos.
  5. Hindari sinar matahari langung agar tanaman tidak cepat layu, kering, dan mengalami pemudaran pada daunnya
  6. Tanaman ini membutuhkan lingkungan yang lembap. Penyiraman dapat dilakukan selama satu hari tetapi jaga agar air tidak tergenang.
  7. Dapat tumbuh subur pada suhu sedang (18-26°C)
  8. Tanaman ini jarang terkena penyakit tetapi penanganan untuk penyembuhan penyakit cukup sulit. Oleh karena itu, lakukan pengecekan secara rutin.

Kategori
Understanding Plantation

16. Sansevieria Bunlue Torch (Sansevieria Sp.)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Tanaman ini termasuk ke dalam golongan lidah mertua. Tanaman lidah mertua berasal dari Afrika Barat. Tanaman ini merupakan tanaman hias yang banyak digunakan pada ruang-ruang yang tidak banyak membutuhkan cahaya. Lidah mertua (sansevieria) berasal dari keluarga dracaenaceae, memiliki daun yang tajam dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan.

Cara merawat tanaman:

  1. Dapat tahan di berbagai suhu tetapi suhu yang disukai ada di antara 15-29°C
  2. Tanaman ini membutuhkan lebih banyak air ketika memasuki musim tanam (growing season)
  3. Membutuhkan jenis tanah yang merupakan campuran tanah aroid dengan banyak drainase
  4. Memiliki toleransi terhadap cahaya yang minim
  5. Mudah dirawat
  6. Pemumpukan yang rutin tidak dibutuhkan oleh tanaman ini
  7. Akar dapat membusuk dan penyakit jamur dapat menyerang tanaman ini apabila tanah dalam keadaan yang sangat lembap
Kategori
Understanding Plantation

15. Anggrek Dendrobium (Dendrobium Sp.)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman hias ini tersedia dalam berbagai warna, mudah dirawat, dan dapat tumbuh sepanjang tahun. Tanaman anggrek dendrobium termasuk ke dalam keluarga Orchidaceae dan disebarkan pertama kali dari India.

Cara merawat tanaman:

  1. Sinar matahari yang tepat untuk tanaman ini adalah sinar matahari parsial (sekitar 4-6 jam terpapar sinar matahari secara langsung) apabila tanaman ini ditaruh di luar ruangan. Jika tanaman ini diletakkan di dalam ruangan, Dendrobium dapat diletakkan dekat jendela dan diletakkan pada lokasi yang mendapatkan sinar matahari paling terang
  2. Dapat dikembangbiakkan secaara generatif (kawin) dan vegetatif (tidak kawin).
  3. Tidak dapat ditanam pada tanah biasa melainkan tanah yang berisi lumut gambut, perlit, atau kulit kayu cemara. Media tanam yang digunakan juga sebaiknya memiliki aerasi dan drainase yang baik.
  4. Penyiraman berlebih dapat menyebabkan akar membusuk dan menguning atau layu.
  5. Perawatan yang dilakukan secara harian hanya memerlukan pemupukan dan penyiraman. Pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk alami yang berasal dari air cucian beras.
Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 27 – Condet

Rumah ini ada di daerah Condet yang hijau dengan selokan dan dinding pagar yang membatasi di sisi depan. Untuk masuk ke rumah   terdapat jembatan yang melintasi selokan besar selebar 1.5 m.

Orientasi bangunan menghadap utara selatan untuk mereduksi panas matahari dan didesain untuk memudahkan sirkulasi udara silang dengan bukaan jendela dan pintu. Lorong udara vertikal diletakkan di daerah kamar tidur, tangga  dan ruang serba guna yang diperhitungkan dengan kompromi terhadap ketebalan massa bangunan.Ruang – ruang servis dan Kamar mandi didesain dengan bukaan yang langsung terhubung dengan sisi luar bangunan.

Rumah ini didesain dengan orientasi ke taman melihat ke daerah kolam renang di belakang dimana ada pembagian akses privasi sehingga dinding bata yang disusun – susun didesain untuk membagi sisi dalam dan luar.

Sisi depan tampak bangunan didesain dengan menggunakan bata yang diekspose dengan lubang – lubang untuk  menangkal cahaya matahari sekaligus memberikan provasi, dan sisi belakang didesain dengan suasanya yang transaparan, yang pintunya didesain dengan fleksibel sehinga setiap hari penghuni merasa terhubung dengan pepohonan, tanah, dan air di  luar bangunan.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 26 – Banjar

Rumah ini sangat simpel, seperti melayang. Programing rumah ini memiliki 3 bethroom dengan luas bangunan yang cukup kecil karena budget yang terbatas. Semua ruang-ruang dirumah ini menghadap ke open space dan memiliki anatomi koridoor panjang dengan massa yang panjang dan melayang. Rumah hasil dari mimicking Rumah Betang, rumah khas Kalimantan.

Rumah ini memiliki master badroom yang besar dan integrated dengan ruang anak. Sirkulasi spacenya sangat kecil, tatapi yang berada di living room dan menghadap ketaman lebih besar. Spacenya integrated, sehingga ketika masuk ke pintu masuk, tidak dapat melihat living room secara langsung. Perlu memutar terlebih dahulu dulu, baru masuk. Hal ini untuk membagi privasi ruang. Terdapat foyer terlebih dahulu yang menghadap keluar, baru kedalam. Ini adalah sebuah teknik yang intimate prominent.

Saya bermimpi bahwa di Indonesia itu like prominary the architectural itu tidak bisa terlalu besar. Menurut saya karena space kita terbatas maka intimate prominat prominent itu menjadi penting didalam trapikal climate yang agak adem. Jadi ruang-ruang kecil yang intimate itu menjadi identitas arsitektur di Indonesia.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 25 – Sutera

Rumah ini merupakan renovation project yang ada di lahan yang sudah ada stuktur eksisting. 100% Struktur dipertahankan, renovasi ini hanya perlu diganti atap dan ditambah sedikit. Rumah ini mimiking rumah bu Winny di Pantai Indah Kapuk.

Ekspresinya rumahnya tropis, untuk kanopi yang teduh. Didepannya untuk mobil, dan mobil difokuskan untuk diluar. Jadi begitu masuk seakan-akan ada semacam intimate prominat lagi, sebelum masuk ada kisi-kisi kayu.

Rumah ini ditambahkan fasad untuk mereduksi biaya sebesar mungkin dan resources sebesar mungkin dengan kombinasi relayouting ruang. Membuat ruang menjadi tanpa barrier atau dinding.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 24 – Morahai

Rumah ini memiliki dua sisi, ia privat juga ada sisi publik. Sisi kamar tidur berisi permainan bentuk lengkung-lengkung yang menerus seperti terasering. Massa bangunannya seakan-akan diangkat untuk mengakomodasi daerah komunal-perpustakaan-dan daerah tempat tinggal. Ada tangga disisi ujungnya yang dikelilingi oleh bukaan kotak-kotak. Kebetulan suami dari sahabat saya, suka berkomunitas. Rumah ini adalah cerminan dua sisi komunitas dan keluarga yang saling bertolak belakang. Explorasi kombinasi bentuk lengkungan dan kotak pada bentuk dan fasad bangunan didesain untuk memberikan aliran udara yang sehat dan menghadirkan cahaya udara alami kedalam ruang.

Istri dari klien kami adalah sahabat lama saya dari SD. Dulu Saya bertemu dia lagi kira-kira 12 tahun yang lalu dan baru 3 tahun yang lalu bertemu kembali dan menjadi klien kami. Kali ini Pekerjaan kayu-kayu, kisi-kisi depan dan kayu ulin yang sudah terpasang.

Layouting didalam rumah rumah ini menyediakan dua jenis zona privasi, publik dan privat karena klien kami menginginkan setiap kerabat yang berkunjung bisa merasa seperti rumah mereka sendiri.

Kategori
Understanding Plantation

14. Sutra Bombay (Portulaca grandiflora)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Sutra Bombay berasal dari Amerika Selatan (Brasil, Argentina, dan Uruguay) dan memiliki sebutan lain yaitu krokot mawar, mawar lumut, moss rose, eleven o’clock, mexican rose, mose rose, sun rose, rock rose, dan moss-rose purslane. Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang memiliki batang basah dan tergolong tanaman kultivar yang mudah perawatannya. Tanaman yang masuk ke dalam keluarga Portulacaceae ini biasanya mekar pada pukul sembilan. Oleh karena hal ini, tanaman ini juga terkadang disebut dengan bunga pukul sembilan.

Cara merawat tanaman:

  1. Siapkan biji dari tanaman ini dan media tanamnya
  2. Buat lubang pada media tanam dengan ukuran kurang lebih 2 cm ke bawah pada bagian tengah pot
  3. Masukkan 1 atau 3 biji tanaman ke dalam lubang tersebut
  4. Tutup kembali lubang dengan tanah dan padatkan tanah
  5. Lakukan penyiraman dengan rutin
  6. Letakkan tanaman di tempat yang tidak terlalu banyak terkena sinar matahari
  7. Anda bisa memindahkan tanaman ke tempat yang Anda inginkan setelah satu minggu
  8. Tanaman ini mudah tumbuh pada dataran rendah hingga daerah yang memiliki ketinggian 1.400 meter dpp, tidak memerlukan banyak air, serta bersifat toleran terhadap kekeringan dan cuaca panas
  9. Tanaman ini tumbuh sangat cepat
  10. Selalu siangi dari himpitan rumput liar dan rutin memotong cabang-cabangnya yang sudah tua

Kategori
Understanding Plantation

13. Silver Dust (Senecio cineraria)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Silver Dust memiliki nama lain dusty miller, silver ragwort, dan putri salju (Indonesia). Tanaman ini disebut putri salju karena tanaman ini memiliki bentuk daun yang unik dan berwarna putih. Selain itu, tangkai tanaman ini bercabang banyak dan memiliki bulu-bulu halus. Silver Dust termasuk ke dalam keluarga Asteraceae (aster) dan merupakan tanaman parenial atau tanaman yang dapat berbunga atau bertahan hidup selama bertahun-tahun.

Cara merawat tanaman:

  1. Memiliih media tanam yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media tanam untuk tanaman Silver Dust adalah media tanam tidak perlu luas dan tidak ditanam pada media yang bantat.
  2. Siapkan bibit tanaman dan taburkan pada lahan yang telah disediakan secara merata
  3. Tutup lahan dengan pupuk kandang atau kompos halus. Pupuk kandang dan pupuk kompos yang digunakan disarankan yang sudah diolah terlebih dahulu sehingga dapat mengurangi biaya perawatan
  4. Siram lahan dengan handsprayer secukupnya
  5. Dalam waktu satu minggu, tanaman Silver Dust sudah mulai tumbuh. Pemantauan tanaman harus benar-benar dilakukan pada tahap ini.
  6. Tanaman silver dust membutuhkan sinar matahari yang cukup dan tidak dengan intensitas yang tinggi (35-50% dari luasan keselurhan mediat pot. apabila lahan yang digunakan untuk menanam Silver Dsut lebih luas, intensitas matahari yang digunakan adalah 45-60%).
  7. Tanaman Silver Dust cocok ditanam pada area yang sejuk dan teduh
  8. Penyiraman untuk tanaman Silver Dust dilakukan secara rutin dengan air yang cukup. Kerusakan pada akar dapat terjadi apabila tanah Silver Dust terlalu lembab.
Kategori
Understanding Plantation

12. Sabrina Silver (Tradescantia Fluminensis Putih)

Identifikasi dan Klasifikasi:
Tradescantia Fluminensis merupakan spesies spidereort aslih Amerika Selatan. Tradescantia Fluminensis Putih Merupakan jenis tanaman gulma yang menggantung dengan daun memanjang dan berundak-undak, serta memiliki warna yang didominasi dengan warna hijau muda dengan kombinasi garis putih di setiap permukaannya.

Cara merawat tanaman:

  1. Siram tanaman 1x sehari
  2. Lakukan pemupukan 1 bulan 1x
  3. Dapat ditanam dengan cara digantung atau dijadikan penutup tanah seperti rumput
  4. Membutuhkan tanah yang lembab tetapi terhambat oleh iklim dingin
  5. Tidak bisa berada dibawah terik matahari secara langsung didalam jangka waktu yang lama

Kategori
Understanding Plantation

11. Patah Tulang (Pedilanthus Curly)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Identifikasi dan Klasifikasi:
Merupakan tanaman aslih dari Amerika, biasanya hidup di iklim tropis dengan daun yang rimbun. Tanaman ini memiliki nama botanical yaitu Pedilanthus tithymaloides ‘white ghost’.

Cara merawat tanaman:

  1. Mudah diperbanyak dengan cara stek potong batang dan langsung masuk kan ke dalam media tanam (Dalam waktu 30 hari tanaman yg d stek tadi sdh berubah menjadi panjang dan rimbun)
  2. Tanaman dapat menjuntai panjang dan dapat dipindahkan ke pot gantung.
  3. Memerlukan sinar matahari langsung selama 3-4 jam dalam sehari
  4. Lakukan penyiraman 1x 1 minggu
  5. Tidak boleh terkena hujan secara langsung
  6. Berikan pupuk cair 1x 1 bulan

Kategori
Understanding Plantation

10. Pakis Varigata – Boston fern (Nephrolepis exaltata)

Identifikasi dan Klasifikasi:
Boston fern dikenal juga sebagai pakis pedang, merupakan pakis yang umumnya tumbuh didaerah tropis diseluruh dunia. Daerah asal tanaman ini dari Amerika, Afrika, dan Polinesia. Tanaman ini merupakan kelurga dari Lomariopsidaceae dan merupakan jenis tanaman Herbaceous, perennial. Ketika daun membesar batang daun bisa melengkung, seperti beberapa spesies pakis lainnya.

Cara merawat tanaman:

  1. Tidak membutuhkan sinar matahari yang banyak tetapi butuh tempat yang terang
  2. Bisa tumbuh subur di daerah rawa, lembab dan hutan
  3. Bisa ditanam didalam ruangan
  4. Menyukai media tanam tanah liat, karena pada kondisi tanah yang kering akar bisa membusuk
  5. Menyukai suhu antara 65 dan 75 F
  6. Tumbuh subur pada tingkat kelembapan di atas 80%

Kategori
Understanding Plantation

09. Melati Belanda (Combretum indicum)

Identifikasi dan Klasifikasi:

Bunga melati belanda memiliki nama lain yaitu ceguk, chinese honeysuckle dan rangoon creeper. Bunga ini berasal dari Afrika dan Asia tropis dan dapat digolongkan ke dalam keluarga Combretaceae. Bunga ini dapat tumbuh di hutan yang ditumbuhkan kembali (regrowth forest) dan area-area yang mengalami gangguan di daerah hutan musim serta hutan hujan dataran tinggi dan rendah. Bunga ini dapat digolongkan ke dalam tanaman perdu dan memiliki akar merambat yang cukup panjang hingga mencapai 8 meter.

Bunga melati belanda memiliki kelopak yang berbentuk bintang dengan ukuran 10-12,5 cm yang berangsur-angsur mengalami perubahan warna dari putih hingga merah, memiliki daun yang berbentuk memanjang dan berwarna hijau cerah, batang yang memiliki diameter 3 cm yang terbuat dari kulit kayu yang bersisik halus dengan tambahan duri (terkadang) pada dahannya, buah berwarna cokelat tua berbentuk lonjong dengan ukuran 3,5 x 1,3 cm, serta biji yang berukuran kurang lebih 1,8 x 0,9 cm yang memiliki rasa seperti almond atau kelapa saat matang. Bunga ini juga memiliki aroma yang sangat harum yang lebih terasa saat malam hari.

Cara merawat tanaman:

  1. Gunakan pot yang besar dan bibit yang berkualitas untuk menanam tanaman ini. Tanaman ini dapat ditanam dengan stek batang
  2. Sinar matahari penuh hingga teduh sebagian adalah jenis pencahayaan yang tepat untuk bunga melati belanda
  3. Dapat bertahan pada suhu yang panas maupun panas-sedang
  4. Tanaman ini sebaiknya tidak ditanam di tempat yang lembap
  5. Pupuk dapat diberikan 3 minggu sekali. Pupuk yang biasa diberikan adalah pupuk NPK mutiara, tetapi jika penanam ingin mendapatkan bunga yang lebat, subur, dan cerah, penanam dapat menggunakan pupuk gandasil B. Hindari pupuk bernitrogen tinggi
  6. Pemangkasan dapat dilakukan minimal seminggu sekali. Pemangkasan juga dapat berguna untuk mempercepat pertumbuhan bunga-bunga yang baru dan membantu tanaman semakin lebat.
  7. Serangga sisik atau serangga teritip dan ulat dapat menganggu batang
Kategori
Understanding Plantation

08. Daylily (Hemerocallis hybrida)

Identifikasi dan Klasifikasi:
Terlepas dari namanya, Daylily bukanlah bunga lili yang sebenarnya, meskipun bentuk bunganya mirip. Bunga ini berasal dari Asia, terutama Asia tumur seperti Cina, Korera, Jepang, dan Siberia Selatan. Klasifikasi ilmiah bunga ini masuk kedalam keluarga Asphodelaceae. Daylily memiliki sistem akar berserat atau berbonggol, akar berbonggol ini digunakan untuk menyimpan nutrisi dan air. Kelompok bunga ini ada yang mekar dipagi hari dan layu dimalam berikutnya, ada juga yang mekar dimalam hari.

Cara merawat tanaman:

  1. Bunga butuh sinar matahri langsung dan penuh
  2. Pertumbuhan bunga akan baik ketika minimal mendapat 6 jam cahaya matahari langsung setiap harinya
  3. Tidak boleh ditanam didekat pohon semak yang bisa saling berebut kelembapan dan nutrisi
  4. Cocok dengan tanah yang agak lembap
  5. Jika media tanaman berpasir, makan perlu lebih sering dilakukan penyiraman
Kategori
Understanding Plantation

07. Lidah Buaya (Aloe Arborescens)

Identifikasi dan Klasifikasi:
Merupakan tanaman tahunan sukulen yang kuat dari keluarga Aloe Asphodelaceae, yang berasal dari pantai tenggara Afrika (Botswana, Malawi, Mozambik, South Afrika, dan Zimbabwe). Merupakan tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat dan bisa mencapai ketinggian 2-3 meter. Aloe Asphodelaceae merupakan semak dengan banyak cabang.

Cara merawat tanaman:

  1. Tumbuh di berbagai jenis tanah, lebih menyukai tanah dengan drainase baik dengan tekstur tanah lempung, diperkaya dengan kompos, dengan pH tanah 7,0 hingga 8,5. Tetapi lebih suka tumbuh ditanah berpasir atau bebatuan
  2. Lebih menyukai sinar matahari penuh tetapi akan mentolerir bayangan terang
  3. Tidak perlu disiram pada saat musim dingin
  4. Gunakan pupuk khusus kaktus sukulen
  5. Bisa
Kategori
Understanding Plantation

06. Keladi (Drimiopsis Kirkii)

Identifikasi dan Klasifikasi:
Drimiopsis Kirkii sering dikenal dengan nama lidah katak, merupakan keluarga dari Asparagaceae. Dapat tumbuh di dataran rendah, Dataran tinggi dengan kelembaban yang sedang. Daun tanaman ini bebrbentuk memanjang , tebal , dan berwarna hijau totol-totol. Tanaman ini dapat tumbuh setinggi 20 cm.

Cara merawat tanaman:

  1. Membutuhkan kelembaban yang sedang
  2. Membutuhkan naungan dari sinar matahari langsung
    Bisa diperbanyak dengan memisahkan anakan yang sudah mulai tumbuh akar
  3. Membutuhkan air yang semi intensif
Kategori
Understanding Plantation

05. Euphorbia (Pereskiopsis spathulata)

Identifikasi dan Klasifikasi:
Spesies Pereskiopsis ini paling sering digunakan untuk pencangkokan semai dari semua spesies kaktus. Jarang spesies ini dibiarkan tumbuh hingga ukuran penuh tetapi menyebabkan bunganya jarang terlihat. Merupakan keluarga dari Cacteceae. Merupakan tanaman yang mudah tumbuh secara cepat dan alami

Cara merawat tanaman:

  1. Dilakukan stek berakar yang akan segera digunakan untuk cangkokan baru
  2. Cocok dengan suhu 35 to 50 derajat Fahrenheit
  3. Tidak membutuhkan banyak penyiraman, bisa 1 minggu 1x
  4. Membutuhkan sinar matahari yang cukup selama beberapa jam
  5. Tanaman sukulen yang cocok disimpan didekat jendela
  6. Suka dengan tanah yang subur dan berkerikil
  7. Bisa ditambah pupuk 1 bulan 1x
  8. Tidak membutuhkan banyak pemangkasan
Kategori
Understanding Plantation

04. Cemara Perak (Abies Alba)

Identifikasi dan Klasifikasi:
Pohon ini memiliki ketinggian yang bisa mencapat 40-50 m. Ciri khas dari tanaman ini memiliki warna daun hijau seperti berlumuran perak di bagian bawah. Saat terkena sinar matahari akan semakin terlihat keperak-perakan. Biasanya digunakan untuk pohon natal karena warna daunnya yang indah. Tanaman ini dapat hidup di dataran tinggi maupun dataran rendah.

Cara merawat tanaman:

  1. dilakukan penyiraman setiap hari cukup sekali, penyiraman tidak perlu dilakukan saat musim hujan. Kecuali jika tanaman diletakkan di dalam rumah.
  2. Pilih pupuk yang mengandung fosfor karena bagus untuk merangsang pertumbuhan bunga. Namun pemberian tetap dalam dosis yang tepat.
  3. Tumbuhan yang masih muda akan membutuhkan tanah yang longgar dan dangkal. Dapat pula ditambahkan gambut dan serbuk gergaji untuk membantu pertumbuhan akar tumbuhan muda.
Kategori
Understanding Plantation

03. Buntut Bajing (Asparagus densiflorus)

Tanaman ini merupakan satu marga dengan sayuran asparagus. Berasal dari daerah savana di Afrika bagian timur mulai dari Ethiopia sampai Afrika Selatan dan Amerika Selatan. Biasanya ditanam di dalam pot secara berkelompok.

Kelebihan:

  • Merupakan tanaman yang mudah tumbuh

Kekurangan:

  • Jika kelebihan air, akar tanaman mudah membusuk

Cara merawat:

Media tanam:

  • Tanaman ini diperbanyak dengan cara memisahkan tanaman dewasa pada rumpun yang sudah terlalu penuh
  • Dapat diberikan sedikit kabut dengan semprotan air ringan apabila udara di sekitarnya panas

Pencahayaan:

  • Dapat beradaptasi dengan baik pada tempat yang terkena sinar matahari atau yang sedikit ternaungi (Hindari dari cahaya matahari langsung)

Suhu:

  • Suhu yang sedikit hangat sangat cocok baginya dan pada malam hari, sebaiknya berada pada suhu minimum 200C

Kelembaban:

  • Cek kelembaban tanah setiap hari, kalau kering maka harus disiram dan jangan sampai air menggenang karena bisa membuat tanaman membusuk

Pupuk:

  • Dipupuk setiap 3 minggu 1x

Pemangkasan:

  • Setiap bulan perlu di pangkas agar lebih subur
Kategori
Understanding Plantation

02. Banana (Othonna Capensis)

Identifikasi dan Klasifikasi:
Othonna adalah genus yang terdiri dari sekitar 90 spesies dengan pusat keanekaragamannya di Greater Cape Floristic Region (GCFR) di Afrika Selatan tetapi beberapa spesies termasuk Namibia selatan, Angola, dan Zimbabwe. Merupakan tanaman sukulen yang memiliki batang kayu dengan daun hijau kecil yang terlihat seperti acar. Jika stres, daun berubah menjadi merah keunguan.

Cara merawat tanaman:

  1. Cara perbanyakan dapat dilakukan dengan stek batang
  2. Tidak tahan dingin, jadi jika Anda tinggal di zona yang lebih dingin dari 20° F (-6,7° C), sebaiknya tanam succulent ini di wadah yang bisa dibawa ke dalam ruangan.
  3. Tumbuh dengan baik di bawah sinar matahari penuh hingga sebagian
  4. Penyiram sesuai dengan tumbuhan sukulen
Kategori
Understanding Plantation

01. Air Mata Janda (Callisia repens)

.

Identifikasi dan Klasifikasi:
Callisia repens merupakan tanaman sukalen merambat rendah. Berasal dari Kuba, Afika Selatan, dan Tiongkok. Tamanam ini bagian dari famili Commelinaceae dan genus Callisia

Cara merawat tanaman:

  1. Tambahkan perlit (kaca vulkanis) / lumut gambut kedalam campuran tanah (media tanam) dengan perbandingan 50:50 untuk meningkatkan drainase dan kesuburan
  2. Jika tanah bagian tepi menyusut dan mamadat, maka ambil jeda yang cukup lama untuk menyiramnya kembali – Gunakan pot yang agak besar
  3. Tanaman Menyukai tempat terang tapi jauh dari sinar matahari langsung
    Letakkan sejauh 1,8 meter dari jendela yang mendapatkan cahaya terang sepanjang hari Maret-oktober biarkan menerima cahaya lebih banyak
  4. Diletakkan di suhu antara 15-30 derajat celcius, Kelembaban 40-50 persen.03
  5. Pertama kali beli tidak perlu diberi pupuk, setelah 1 tahun baru bisa diberi sedikit pupuk setiap sebulan 1 x dengan pupuk organik
  6. Untuk perawatan, sesekali pangkas ujungnya secara tartur dan rapi

Kategori
blog

Home of Atlantis

.

Saya bertemu dengan client kami ini Anggit, kira-kira ditahun 2008 ketika saya masih ada di London. Saya tidak pernah menyangka bahwa kami bisa bekerja bersama sebagai arsitek & client. Anggit adalah pribadi yang menyenangkan & pikirannya terbuka akan berbagai macam kemungkinan. Ia dilatih oleh ayahnya dengan berbagai macam sudut pandang untuk bisa mempertanyakan “Kenapa sebuah hal itu bisa muncul?”

Di dalam interaksi desain kami menghabiskan waktu 4 tahun. Saya menemani Anggit didalam proses panjangnya untuk menggali nilai lebih tentang kehidupan. Dari dia & orang tuanya saya mengenal banyak pribadi & konsepsi tentang kebersahajaan. Saya sungguh berterimakasih karena konsep tersebut yang menggarisbawahi apa yang kami sedang perjuangkan didalam studio yaitu sebuah konsep mengenai “Understated Beauty”. Sebuah kecantikan yang bersahaja, tidak berlebihan & memiliki akar yang kuat.

Perbincangan dengan Anggit berlanjut dengan dikusi lebih dalam dengan pak Heru, ayahnya Anggit. Dari pak Heru saya mendapatkan cerita bahwa energi di dalam alam ini selalu berputar, cerita tentang bumi, air, dan udara akan terus menghiasi & menghayati arsitektur, & selalu hadir untuk mengisi kehidupan. Diantara serpihan memory, kenangan yang begitu dalam tentang rasa trauma, suka & duka didalam setiap keluarga.

Di satu waktu, Pak Heru menambahkan satu elemen lagi sebelum proyek ini dimulai dengan menambahkan kata tetangga. Hal ini menujukkan kepeduliannya dengan sekitar. Sama seperti cerita petugas keamanan yang begitu bersyukur mendapatkan beras beberapa kilogram perbulan dari dirinya. Arsitektur itu bisa saja sangat rumit, tetapi bisa juga sangat sederhana. Karena cerita-cerita arsitektur ini membuat saya bisa mengenal banyak kebaikan diantara serpihan rekonstruksi kenangan. Dan rumah ini adalah sebuah rekonstruksi kata pak Heru.

Rekonstruksi ini adalah bagaimana kita bisa saling meningkatkan kehidupan orang lain dengan cara apapun yang kita bisa termasuk arsitektur.
.
Terimakasih Anggit + Pak Heru tim @realricharchitectureworkshop: Haikal, Evan dan Adriyan, sudah mengawal project ini, Pandu, Alifian, Thomas dan Anthony juga, serta banyak orang yang lain.

.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 13 – Tunas Muda Kindergarten

Tahun 2010 ketika saya pulang dari luar negeri, saya bertemu bu Ratna, teman dari ibu saya. Kadang-kadang sebagai arsitek kita tidak pernah mengakui bahwa peranan orang tua itu begitu penting didalam merangkai pondasi awal. Ibu saya mengenalkan saya kepada salah satu kawan baiknya.

Bu Ratna adalah pemilik dari sekolah Tunas Muda. Disitu saya mencoba membantu paviliun rumahnya dan renovasi-renovasi kecil yang dilakukan oleh sekolah yang tidak terlalu memiliki impact atau pengaruh yang besar didalam desain. Seiring dengan perkembangan perjalanan, saya belajar banyak didalam menanggapi kesempurnaan yang berusaha diperjuangkan oleh ibu Ratna. Sampai suatu saat beliau berpesan bahwa secapek apapun kamu, ingat bahwa kamu harus tetap positif didalam semua hal karena sebagai client kita itu juga berjuang, kamu harus sabar dan memiliki bahasa tubuh yang positif. Didalam setiap perjumpaan hal itu adalah sebuah latihan didalam menjawab tantangan keseharian. Kita sama-sama lelah.

Kira-kira sudah 12 tahun kita bekerja bersama dan sudah ada anaknya, Timoti yang melanjutkan, dan juga Danil yang sekarang bekerjasama dengan suaminya yang seperti ayah saya sendiri. Bangunan Kinderganten ini didesain dengan menggunakan dinding yang sudah ada sebagai struktur pertama yang membentang dengan cremona sebesar 19 meter, tanpa kolom yang membentang dengan perulangan tanpa kolom ditengah-tengahnya yang berisi lima ruang kelas dan beberapa plaza untuk anak-anak bisa bermain.

Ruangannya didesain supaya tanpa sekat dengan bentuk yang ergonomis, mendorong anak-anak untuk mengajarkan tentang sebuah desain berdasarkan pertimbangan perilaku anak, begitu datang melepas sepatu, meletakkan barang-barangnya dan kemudian masuk keruang kelas dengan aturan. Desain bisa berfungsi untuk memberikan regulasi supaya anak-anak bisa menjalani kehidupan dimasa dewasa dengan lebih baik. Menghadapi norma-norma sosial dan beradaptasi dengan segala macam situasi, karena disitulah pada masa usia 4-6 tahun menjadi usia emas.

Saya pribadi melihat bahwa arsitektur itu adalah perjalanan untuk merangkai usaha, yang dimulai dari hal yang sederhana. Dari kaluarga, mencari sahabat, mencari adik-adik dan kakak, sampai mendesain mendesain sebuah tempat yang bisa memberikan perasaan kekeluargaan dimasa-masa terpenting seseorang yang memasuki masa keemasan, yaitu masa kanak-kanak.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 23 – Tabung

One of the RAW Architecture #RAW99%finished. It’s a 3-story house with a compact, technological design with solar panel integration and a north-south opening.

The layout is separated by 3 simple grids. The shape is like a tube with a bridge in the middle – the result of efforts to incorporate air and light into the bedroom and living room.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 22 – Botanical House

Kali ini saya berbagi tentang desain dari project yang sedang kami kerjakan di pinggiran jakarta, lokasinya di hook, program ruang dari rumah ini adalah rumah 3 kamar 2 kamar diletakkan di lantai 1 dan kamar master diletakkan di lantai teratas. 

.

Konsepnya adalah arsitektur yang bioklimatik yaitu  membuat rumah yang fungsional,  tropis, memiliki teknologi pengairan juga dan memiliki desain micro climate yang baik. Menariknya ada 3 pohon besar bertajuk 8 meter yang ada di perimeter lahan. Jadi sebenernya desain mencoba untuk bagaimana memberikan bingkai untuk rumah, sekaligus memberikan ruang terbuka yang mendapatkan bayang – bayang dari pepohonan. Rumahnya ada di hook, kiri – kanan potensial untuk memberikan pengalaman inside juga outside.

.

Setelah dikutik – kutik ternyata ruang di bawah bisa dibuat ruangan yang blong dengan beberapa kolom di perimeter. Daerah atas melengkung menyesuaikan bentuk profil lahan dan lantai atas memberikan kanopi untuk daerah bawahnya. Rumah ini menghadap utara dan timur, jadi solusi menggunakan kanopi dan kaca terbuka akan sangat tepat. Menurut saya ruangan yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal itu penting supaya bisa fleksibel apabila ada lebih banyak orang datang dan ngumpul – ngumpul.

.

Rumah ini pas untuk keluarga kecil dengan mimpi yang menantinya. Kebetulan mereka senang dengan rumah ini dan semoga cepat dibangun ya.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 21 – Walet Indah

Renovasi rumah Ini 100% menggunakan struktur lama, project ini baik untuk menjadi referensi dalam peningkatan kualitas hidup. Kita tambahkan ekstention canopy to provide the bio climatic. Ruang-ruang dibuang sekatnya untuk relayout. Memperbaiki kebocoran, membuat fasade menjadi lebih terang.

Intimate, spacenya seperti void yang di keep, lantai 2 nya dibuat blong untuk ruang anak-anak bisa berkumpul bersama. Kedua kamarnya dibuat functional untuk anak-anak. Sebelumnya kamarnya gelap-gelap dan kecil-kecil, kemudian di extend ke arah jemuran belakang jadi di equepat dibelakang. Diatas menjadi 2 kamar besar.

Dibawahnya di blong-blongin supaya ketika pintu dibuka ada sebuah lorong yang beputar, jadi ruangannya terasa lega. Dikiri bawah ada seperti ruangan bathroom yang bisa dipakai untuk kerja. Jadi bedroom nyambung sama lauge, nyambung sama tempat kerja bu Winny yang akuntan. Jadi client beliau didepan, begitu masuk didepan itu ada laugenya, jadi bisa memutar sekaligus bisa diakses dari service.

Diatasnya juga sama, begitu di blong-blong, jemurannya ditaro dibagian belakang, di equepat ruangannya tengahnya yang tadinya gelap, dibuka menjadi skylight untuk ruang jemuran.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 20 – Kemang Compound

Rumah ini terletak dijalan Bangka, rumah ini sebenarnya adalah sebuah paviliun sebagai extensi dari rumah utama. Paviliun ini juga sebagai retreat dan bersantai. Seperti landscape dengan ruang-ruang yang naik diatasnya. Paviliun ini ditujukan untuk ruang makan, ruang menonton televisi, ruang kerja, dan ada ruang rahasia juga untuk penyimpanan. Kita desain dengan freeclimber 5cm.

Desain yang menarik dari rumah ini, waktu itu kita membuat struktur bentang lebar tanpa kolom, lebarnya kalau tidak salah hampir 20 meter. Jadi ruangannya itu kayak ruang freestate steam atau melayang. Rumah ini satu lantai, di depannya ada landscape besar yang menghadap kearah arah barat dengan view taman, jadi rumah ini seperti rumah ditengah taman. Walaupun menghadap kearah barat, rumah ini agak teduh karena ada kantilever yang panjangnya sampai 6,5 meter. Bangunan ini seperti menggantung, ada dua core dikiri kanan, dan gantungnya didepan. Menyerupai bentuk sebuah kertas yang diletakkan diatas dua batu.

Kategori
Team - Reflection Letter

Devi Annisa – Universitas Budi Luhur

Reflection Letter:

Hallo, nama saya Devy Annisa saya mahasiswa Semester 6 yang sedang menempuh S1 Akuntansi di Universitas Budi Luhur. Disemester kali ini saya berkesempatan mengambil mata kuliah magang untuk memenuhi mata kuliah disemester ini. Dan menerapkan teori yang sudah diberikan dalam perkuliahan. Saya mendapatkan tempat magang di FA DOT WORKSHOP (RAW ARCHITECTURE), sebelumnya, ini magang pertama untuk saya. Pertama kali saya magang saya sangat disambut hangat oleh seluruh karyawan disini. Saya diajarkan banyak hal mulai dari mengecek pajak, membuat laporan pajak, dan masih banyak lagi.

Tanggal 1 Februari 2023, hari dimana FA DOT WORKSHOP (RAW ARCHITECTURE) memberi saya kesempatan untuk melakukan program magang. Untuk mencapai posisi ini tidaklah mudah. Melalui tulisan ini saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar FA DOT WORKSHOP (RAW ARCHITECTURE), terutama kak Rich dan kak Yudith, yang telah memberikan saya kesempatan untuk magang di FA DOT WORKSHOP (RAW ARCHITECTURE). 

Saya belajar banyak hal dari magang ini, yaitu bagaimana bekerjasama dengan baik, saling membantu, mampu berkomunikasi dengan baik dan saling berbagi ilmu. Selama magang disini, saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru.  Pengalaman bagaimana menyelesaikan tugas yang diberikan dan bagaimana bertanggung jawab dengan apa yang telah ditugaskan kepada saya . dan pengalaman bagaimana bisa bergaul dengan para karyawan lainnya. Satu hal yang mungkin tidak akan ditemukan di tempat kerja lain, yaitu adanya rasa kekeluargaan antar karyawannya sehingga menciptakan suasana yang bersahabat dan komunikasi yang lancar tanpa adanya rasa segan tetapi dengan cara yang masih baik dan sopan. Tidak hanya itu disini saya juga belajar bagaimana menjadi seseorang yang disiplin, bagaimana cara membagi waktu, bagaimana menjadi seseorang yang aktif dalam bekerja dan bagaimana cara menjaga kekompakan, keakraban dan tali silaturahmi.

Pengalaman magang disini merupakan pengalaman yang berarti dan berharga serta pelajaran bagi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Karena tidak akan pernah saya dapatkan di perkuliahan. Dari magang disini saya telah mendapatkan gambaran bagaimana bekerja di perusahaan yang nyata. Dan dalam kegiatan unit kerja disini saya diperlakukan sama seperti karyawan lainnya, saya merasa tidak ada perbedaan antara karyawan dengan anak magang, saya senang karena karyawan disini sangat baik dan besahabat sekali.

Dua bulan telah berlalu. Terima kasih untuk semua ilmu, pengalaman, tawa dan kenangannya. Kata-kata tidak dapat menggambarkan bagaimana saya menghabiskan dua bulan terakhir di FA DOT WORKSHOP (RAW ARCHITECTURE) ini. Terima kasih banyak kepada kak Rich dan kak Yudith karena telah memberikan saya kesempatan untuk magang dan belajar banyak hal di FA DOT WORKSHOP (RAW ARCHITECTURE). Terima kasih kepada semua orang yang ada di FA DOT WORKSHOP (RAW ARCHITECTURE) sudah menyambut saya dengan senyuman. Saya berharap dapat melihat Anda semua lagi.

Harapan saya untuk FA DOT WORKSHOP ( RAW ARCHITECTURE) semoga semakin berjaya dan selalu sukses kedepannya. Untuk semua karyawan FA DOT WORKSHOP ( RAW ARCHITECTURE)  semoga selalu diberikan kesehatan dan semangat yang tinggi.

Salam

Devy Annisa

Kategori
blog

Coil Bioclimatic Home

.

Bioclimatic Home
.
Pagi-pagi di rumah mas Hugo dan mbak Lisa, suatu rumah yang saya namakan Rumah Ngumpar atau Coiling Home. Di awal perbincangan, saya bertemu mas Hugo yang menginginkan rumah yang memiliki cerita. Permintaan seperti itu bukanlah permintaan yang mudah untuk dijalankan dan dimengerti, karena sebuah cerita di dalam sebuah rumah adalah cerita tempat dimana keluarga itu akan hidup dan besar bersama. Kemudian pertemuan-pertemuan setelah itu adalah mengenal mbak Lyza, istri dari mas Hugo yang sangat pengertian dan terbuka akan begitu banyak kemungkinan di dalam membesarkan anak-anak dan memberikan pengertian kepada mas Hugo.

Rumah ini kemudian terbentuk dengan kombinasi dan keterbukaan seperti bentuk tangan yang sedang memeluk sekitar. Kumparan menurut saya adalah sebuah kediaman yang akan memberikan kesejukan bagi keluarga yang tinggal di dalamnya.

Kejujuran itu memberikan kehangatan dan energi. Energi itu akan berkumpul seperti didalam sebuah kumparan atau coil dan bentuk lingkaran yang erat antara satu dengan yang lain. Begitulah hubungan antara sebuah keluarga yang disatukan oleh ruang-ruang keluarga tanpa sekat, yang terhubung antara beberapa ruang untuk beristirahat atau ruang tidur yang dihubungkan di dalam sebuah sirkulasi kearah yang vertikal. Dimana ada cahaya masuk dengan konsep Punden Berundak.

Pundak berundak ini menerus dari lantai paling atas berupa skylight sampai ke balkoni dan teras dan kolam renang kemudian sampai ke ramp yang mengelilingi bangunan sebagai pintu utama. Komposisi ini menunjukkan sebuah kesatuan dan pemikiran yang panjang tentang sebuah arsitektur biolimatic yang memberikan kesejukan bagi pengguna, kenyamanan termal, kedekatan personal, dan hopefully sebuah tampak yang menyerupai hutan kota. Ditunggu ya kabar selanjutnya.
.
Terimakasih tim @realricharchitectureworkshop : Mei mei, Rico, Putra, Teh Al, dan Pandu yang sudah mengawal project ini. Juga mas Hugo, seluruh tim pembangun Sirin, Watno.
.
#RAWongoing#RAWprogress#Kumparan#CoilBioclimaticHome#house#home#details#bioclimatic#architecture#architecturedetails#architectureproject#workingonprogress#dezeen#archdaily#arsitektur#arsitekturindonesia

.

Kategori
blog

IDN Media Headquarters

.
Kira2 beberapa tahun yang lalu kami mendapatkan pekerjaan desain ruang kantor IDN media yang memiliki perhatian terhadap Milenial dan Gen Z di Indonesia dituangkan dalam bentuk media digital multi-platform yang berfokus pada news and entertainment.
.
Program brief didasarkan pada desain ruang yang efisien multi guna sekaligus ruang meeting dan ruang kerja yanh fungsional, fleksibel, dan terbuka. Proyek ini juga dikerjakan dalam waktu yang singkat dan intensif, seperti salah satu core mindset IDN Media, sangat memperhatikan fokus dan kecepatan.
.
Menurut studi yang dilakukan oleh McKinsey pada tahun 2018 yang berjudul ‘True Gen: Generation Z and its implications for companies’, gen Z merupakan generasi yang penuh dengan keterbukaan dan bebas mengekspresikan diri, berorientasi pada komunitas, dan mengedepankan dialog. Mereka juga cenderung lebih realistis dan analitis.
.
Karakter tersebut mempengaruhi pendekatan dalam organisasi ruang kerja. Kami mendesain ruang kerja mereka dengan plafon ekspos, untuk mendapatkan ketinggian maksimal, dan ruang–ruang di desain untuk mendapatkan penerangan sebaik mungkin dan fleksibilitas banyaknya meja–meja kerja yang bisa memancing kolaborasi dan dialog. Di sisi–sisi pinggir diletakkan kotak kaca untuk memberikan tempat bagi leader ataupun ruang meeting sesuai kapasitas. Desainnya mengalir begitupun juga diskusi saya dengan winston dan william.
.
Sampai kita mendiskusikan cukup intens bagaimana bentuk lobby utama dengan menggunakan berbagai macam tipe komposisi batik sehingga muncul batik khas di dalam ruang yanng membingkai meja, grand piano, tv dan sofa, sebuah simbol seni, informasi, kolaborasi, dan keterbukaan. Bentuk anak panah yang diulang2 dan batik yang diulang2 menggambarkan kecintaan IDN terhadap Indonesia yang lekat dengan unsur budaya yang maya dan kritis terhadap sda yang terbatas.
.
Kami belum sempet mempublikasikannya sudah kepotong covid. Kemarin kami kesana lagi, dan saya senang dan bangga sekali dengan apa yang sudah dimulai mereka. Sudah lama saya pingin silahturahmi dan kali ini kami doakan mereka untuk maju terus wins william dan @idnmedia team !
.
Photographs by @kafinnoeman

.

Kategori
blog

Dari tidak bisa menjadi bisa, dari bisa menjadi biasa

.
Suatu saat kami mendapatkan tumpukan kayu tidak dipakai dengan kualitas bagus, sedangkan tempat di sudut benteng pun terbatas, mau ditaro dimana lagi. Setelah itu kami mendesain sebuah struktur mirip perahu pinisi yang ditambatkan di kedua ujung tumpuan yang ringan. Bentuknya menyerupai jembatan yang menghubungkan kanopi dengan berat yang ringan. Yang dulu tidak bisa diinjak menjadi bisa diinjak, menuju kotak yang digantung oleh plat yang menggantung. strukturnya menggunakan elemen-elemen yang kecil-kecil, ringan-ringan seperti sarang burung.

Waktu dibuat desainnya, tidak ada yang berani membangun. Tetapi justru tukang-tukang yang tidak berpengalaman dalam membangun konstruksi kayu dan tidak punya pikiran apapapun yang sung-sungguh bekerja dan bisa mengkonstruksinya dengan alat-alat yang sederhana dan mengandalkan benang sebagai as. Setiap pagi saya berjumpa mereka, berdialog, berdiskusi, dan bereksperimen didalam struktur sosial ketukangan. Mereka adalah tukang-tukang yang kelas tiga. Kelas satu adalah para mandor, kelas dua adalah para tukang pengrajin. Kawan-kawan kami ini mungkin tidak memiliki pengalaman yang banyak, namun memiliki daya juang dan kreativitas yang tinggi dan juga mau untuk terus belajar.

Sama seperti di dalam praktik arsitektur, hal ini terjadi. Bagaimana anak-anak di studio berkembang, dan terus meningkatkan diri, dari penggambaran, pengetahuan bahan, dan integrasi multi disiplin. Dulu kita kalau foto satu studio tidak muat, berkerumun dibawah, namun sekarang sudah bisa masuk semua. Disana Kami belajar bahwa kebudayaan dan masa depan adalah bagaimana menjembatani dan fokus ke keseharian di dalam berpraktik dan mampu membuat ketakutan dan nilai di dalam diri seseorang menjadi sumber untuk jiwa bertumbuh dan beregenerasi. Dari hal-hal kecil sehari-hari, kami belajar untuk terus fokus, berhati-hati, dan belajar.
.
Ditunggu ya cerita-cerita lebih lanjut lg dari studio kami, di studio kami sibuk menangani proyek yang intensif mulai dari pengecekan desain, merumuskan konsep, berdiskusi antar disiplin dan owner, juga menggali lagi, apa ada lagi yang bisa dieksplorasi. Salaam reflektif !

Kategori
blog lecture

Pendekatan Desain di Praktik?

Kemarin saya dihubungi oleh pak Hanson E. Kusuma (Pengajar di ITB), dulu dosen saya dan kita pernah bekerja bersama. Saya baru tahu juga beliau menggawangi IPLBI. Kerja-kerja arsitektur sebenarnya lekat kaitannya dengan sebuah hubungan yang tidak hanya personal, tapi juga saling berkolaborasi. Kemudian ada lecture IPLB, saya bersyukur bisa diundang oleh beliau dan juga bersama rekan-rekan yang lain,

Dhini Dewiyanti | Universitas Komputer (Chief Editor JLBI dan JDLBI)
@madcahyo | SDA Architects (Arsitek – penulis – peneliti)
Nurhikmah B. Hartanti | Universitas Trisakti (Kepala Pusat Peneliti GCE)
@pancawatidewi | Universitas Gunadarma (Kaprodi Magister Arsitektur)

Semoga acara ini bisa memberikan dampak baik, karena yang namanya pendekatan desain dalam artikel journalism ada kaitannya dengan hal yang sifatnya praktis dan juga elaborasi ilmu pengetahuan yang terjadi didalamnya.

Pendekatan desain dan penulisan itu dua hal yang saling membantu dan saling terhubung supaya dengan adanya penulisan, elaborasi ilmu pengetahuan bisa dilakukan dengan lebih runtun. Tapi pendekatan desain itu sebenarnya seperti penggabungan penyatuan antara intuisi dan merasionalkan keputusan-keputusan desain. Semakin runtun, semakin cepat. Jadi kedua hal tersebut saling menunjang untuk sebuah optimalitas kegiatan mendesain.

realricharchitectureworkshop #realrichsjarief #architecture #arsitek #lecture #architecturelecture #RAWArchitecturelecture


@realricharchitectureworkshop

Kategori
blog

Tracing Our Own Asian Architecture Heritage?

.

Dari dulu kami mencari nilai-nilai heritage/pusaka di dalam praktik, keseharian, belajar-mengajar di kampus ataupun di studio. Hal tersebut memunculkan banyak diskusi dan tanda tanya di kolaborasi kami kemarin antara @iaibanten@sabd.tribe@untar.architecture dan @omahlibrary
.
Puji syukur, acara Tracing Our Own Asian Architecture Heritage di @omahlibrary kemarin berjalan lancar. Diskusi ini seperti sebuah jeda sejenak untuk menyusun gambaran ide. Yang terpenting adalah interraksi yang terjadi berlangsung hangat dan intensif, dialognya terbuka dan saling membangun di sela-sela makan bersama, tertawa, dan serius bersama juga.
.
Kami berharap kolaborasi seperti ini bisa berjalan terus sebagai sebuah momen untuk mengisi waktu-waktu jeda yang menciptakan kesempatan untuk lebih banyak orang disela-sela praktik yang intensif.
.
Terimakasih untuk ibu Veronica Ng, head of School of Architecture, Building and Design (SABD), Taylor’s University. Bu Maria Veronica Gandha, ketua Program Studi Sarjana Arsitektur Universitas Tarumanagara. Pak @pierrepongai, ketua IAI Banten, Robert Powell, lecturer at Taylor University, Camelia, lecturer at Taylor University. Kawan dekat saya @eka_swadiansa, Researcher & Principal at OSA dan @madcahyo, JAAI-IAAN Advisory Board, Bu @_ti2n, pengajar di Universitas Tarumanagara, Bu @nyonya5161t, pengajar di Universitas Tarumanagara.
.
Dan teman-teman yang ada di OMAH Libray @hanifahsausann@luil_mn@meinnamelani@arlynkeizia@yophrm@khunmey, seluruh tim @majalahsketsa yang sudah membantu, serta teman-teman himpunan @himanika_nawasanga prodi Arsitektur Budi Luhur yang tidak hanya hadir namun menambah warna dan kesan yang tidak tergantikan. Hangat dan manis.
.
#architecture#architect#lecturers#architecturelecture#reseachers#arhitecturereseacher#writers#architecturewriters

Kategori
Team - Reflection Letter

Khairina Alfin Nada – Institut Teknologi Nasional

Reflection Letter:

Hi! I’m Nada, I’ve graduated from college in 2022. After graduating from college, I felt that I still had a lot to learn and find other perspectives on architecture to make me more confident and have a meaningful goal to be involved in architecture. Therefore, I decided to do an internship first before entering the real world of work.

I applied to several places to do internships. At that time, I almost gave up because no one came to informed me. Until finally I received news from RAW Architecture that I was accepted to do an internship there. After receiving the news, I felt grateful and happy and at the same time worried too, I was worried about not being compatible during the internship and because this was the first time for me to wander so there were many things that worried me. But I realized I had to be able to fight my worries because if I didn’t fight it I would never try and never know and never move forward. I have to get out of my comfort zone to become a more developed human being. After going through it, it turned out that it was not as bad as I imagined before because here I was warmly welcomed by a friendly and supportive environment so that it made my adaptation and learning process feel lighter.

I have been doing my internship here for almost 3 months and I can’t believe that my last day of internship has come. If I am asked what do I get from here? The answer is everything, because it’s my first time doing an internship at an architectural consultant, so everything is new and interesting for me to learn. Starting from the culture of working at a consultant is like, learning about conceptual to detailed development drawings, working together as a team, and many more. The thing I like the most and I look forward in here is the weekly meeting on monday because at that moment we can share and know the good and bad reality that happens in the studio and in the project. Jokes and casual talks during break time are also fun moments for me.

I want to say big thank you to Mr. Realrich Sjarief and Mrs. Laurensia Yudith for giving me the opportunity and trust to do an internship at RAW Architecture. Thank you also to all of my mentors who have given their knowledge and patience in guiding me during my internship.  To all of my fellow interns as well, thank you for makes my day colorful during this internship program. And I also apologize if there are words or deeds that are impolite during my internship.

Lastly, thank you to RAW Architecture for being a part of my journey in finding my identity in architecture. I learned a lot of new things here, and it will be an unforgettable experience for me. I wish all the best for Raw Architecture team, Good luck!

Sincerely,

Khairina Alfin Nada

Motivation Letter:

Dear RAW Architecture,

Let me introduce myself, my name is Khairina Alfin Nada, people around me usually call me Nada. I am a fresh graduate from National Institute of Technology Bandung (Itenas). Through this letter, I would like to express my interest to intern as an architectural designer in your firm.

I want to tell you about my experience while studying in the architecture department. At first, the reason I majored in architecture was simply because I liked to draw and what I knew about architecture was just study about buildings. At the beginning of learning, I was quite surprised by the learning culture in architecture, such as the studio assignments which were quite a lot, detailed, and required a lot of time to complete it. Finally, over time I can adapt and follow it well. First semester to third semester, I took lectures with enthusiasm and also always got a good grades in every subject.

Until at the end of fourth semester, I started to feel bored in going through lectures. Many questions suddenly appeared in my mind that I realized I had never asked myself these questions. Questions like, “am I really happy in this field ?, “Can I survive in this field ?”, “What am I here for ? What am I looking for here? Or during this lecture I just run it for a formality ?”. These questions keep popping up in my mind and make me dizzy and anxious. At that moment, I realized I couldn’t go on like this, I had to be able to get answers for all of these questions.

Starting from these questions, I started to find out more about architecture. I started looking at podcasts, portfolios, reading books and articles about architecture. Fortunately, little by little these activities were able to answer my anxiety and restore my sense of enthusiasm in architecture. In fact, I am increasingly curious about the world of architecture. From this activity, it also made my perspective more open to architecture and made me realize that so far in the design process, I have not interpreted it and I have less research, I only pursue the word “finished” without interpreting what I design. And I regret that I was wrong and just realized it.

To correct my mistake, in sixth semester, I started to improve my designing process. Starting from the process of designing on the design studio assignments until I also started like to take part in architectural competitions. For me, participating in competitions is a refreshing activity. I can express my designs more freely than in technical and formal coursework. I can create my imagination accompanied by critical thinking and I can also see other perspectives from group members.

During the final project, I designed a special heart and blood vessel hospital in Bandung with the theme, namely the interrelation of space with behavior. The reason I picked up that theme because I was interested in delving into how space can affect its users. Another reason is I want my final project to serve as a tool to rethink the typology of a hospital from seemingly creepy to a place that’s comfortable, quiet, and how space can proactively contribute to a healing environment, especially in the context of a stress-inducing healthcare environment.

Now I realize, architecture is more than just a building. Architecture can influence and shape human habits. Architecture is not like the others arts that you can choose to see or not to see but architecture can envelope all of us. Everyone sees and experiences it. Architecture is an art that everybody deserves to enjoy precisely because it constitutes the life of our inhabited places.

After visiting the website and seeing some RAW projects, I became interested in joining RAW internship program. I believe RAW Architecture is the best firm to be a part of my process to finding my true self in architecture and fulfilling my curiosity in exploring knowledge.  I hope that at RAW I can practice creativity, critical thinking that can open up my perspective more broadly on architecture, and learn more about how to make good and correct designs, as well as how to enjoy the design process.

It would be such as a great experience if I could have a chance to be a part of RAW Architecture.  I would love to explore more experience, work hard, and contribute for RAW Architecture in many aspects in the future.

I am very open if there are things you want to ask regarding this application. Thank you for your time and consideration.

Sincerely,

Khairina Alfin Nada

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 18 – Grogol

Rumah ini merupakan rumah untuk satu keluarga, konsep rumah ini efisiensi, massa dibagi menjadi 2 grid. Satu grid untuk ruang pertemuan dan satunya lagi untuk daerah tempat tidur. Didepannya ada void, seperti rumah yang pernah kita desain juga, rumah Barenimalist, keterbatasan spacenya luar biasa, kalau bareminimalis lebih lebar, kalau ini lebih tipis lagi. Voidnya tinggi tapi ditutup oleh material perforated, Seperti tangga plat perforated, jadi orang masih bisa berjalan.

Rumah ini membuat bioclimatic dengan desain bagian depan yang transparan pada bagian kamar anak. Dibawahnya agak tertutup karena rumah ini berada di daerah gang-gang sempit, sehingga membutuhkan privasi.

Ruang-ruang dirumah ini terdapat tiga bedroom, master bedroom dibelakang. Dibawahnya untuk living room dan satu bathroom. Diatasnya untuk master bathroom dan dan kamar kedua anak-anaknya.

Kategori
Team - Reflection Letter

Satria Aulia Firdaus – Universitas Sebelas Maret

Reflection Letter:

haloo, kenalin aku satrio, mahasiswa semester 5 dari universitas sebelas maret, sebenernya aku bingung sih mau nulis apa, soalnya emang banyak banget pelajaran yang didapatkan selama 2 bulan magang disini. Saking banyaknya, sampe pernah kebawa mimpi ngerjain kerjaan RAW dan bangun dalam keadaan kaget.

Pertama-tama aku mau ngucapin banyak terimakasih kasih kepada ka rich dan ka yudith atas kesempatan magangnya di kantor se keren ini. Jujur kaget sih pas pertama kali di chat ka yudith udah bisa masuk pas seninnya. Pas dikabarin, perasaan antara seneng dan takut menjadi satu, seneng karena diterima, dan takut karena minimnya pengetahuan.

Dua minggu pertama magang disini, jujur aku agak kaget sama workflow RAW soalnya kaka-kaka nya sering banget lembur “ternyata mitos arsitek sering begadang benar guys” tapi mereka pada enjoy sih keliatannya. Ohiya, tiga minggu pertama aku ditempatin di divisi desain terus dimentorin sama ka riyan. Aku seneng banget karena disini aku jadi tau cara kak rich brainstorming desain melalui sebuah sketch. Sketchnya ka rich keren banget menurut aku.

Setelah itu, aku ditempatin di divisi build bersama bang putra khairus shidqi jamet jakbar is in the house. Disini aku banyak belajar tentang detailing dan koordinasi sama orang lapangan, seperti mang tata, pak santo, pak watno, dan lain-lain pokoknya banyak dah. Ohiya di divisi ini jg ada gambar aku yang terealisasikan alias terbangun, yaa walaupun cuman pintu besi. Mungkin segitu aja pengalaman magang aku selama dua bulan ini, sebenernya masih banyak sih. Kalo penasaran nanti hubungi aku aja.

Last but not least, aku mau ngucapin terimakasih buat semua orang yang ada disini. terimakasih buat ka rico yang asik banget bocahnya, terimakasih kepada ka audi dan ka tyo yang sudah menjamet bersama, terimakasih kepada teh ajlin yang sering banget jawab pertanyaan aku walaupun ga penting, ka putra dan ka riyan udah yang sabar banget ngajarin aku. Makasih juga buat temen-temen intern yang lain, qea, ippi, seva,kemal, doni, zikri, jessica, nada, uung, inggrid, rifa, dan heru. Special thanks to pandu yang udah ngajakin aku buat magang disini.

yaaa intinya banyak banget sih hal yang aku dapetin selama magang disini, semoga ilmu-ilmu yang telah diajarin bisa berguna buat aku dan orang lain.

Terimakasih RAW

salam hangat, satrio

Motivation Letter:

Kepada Yth

Pimpinan / Principal

Realrich Architecture Workshop

Melalui motivation letter ini, saya ingin mengungkapkan ketertarikan saya untuk mengikuti program Internship Bersama Realrich Architecture Workshop (RAW). Saya, Satrio aulia Firdaus, merupakan mahasiswa semester 5 program sarjana 1 (S1) arsitektur Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Menjadi arsitek merupakan cita-cita saya sejak kecil. Cita-cita tersebut lahir dari minat bakat saya dalam hal menggambar. Adapun tujuan saya mengikuti internship bersama RAW adalah saya ingin menambah pengalaman dan wawasan. Selama kurang lebih 2 tahun menjadi mahasiswa arsitektur, saya telah dibekali teori dan praktik dari dosen serta mengikuti beberapa sayembara. Akan tetapi, saya merasa kurang akan ilmu yang telah saya dapatkan. Untuk menambahkan ilmu yang telah saya dapatkan, praktik lapangan sangat diperlukan agar saya dapat melihat arsitektur dari segi praktisi.

Oleh sebab itu saya memberanikan diri untuk mendaftar sebagai peserta internship di RAW Sebelum memutuskan mendaftar pada program internship ini, saya sudah mengikuti beberapa sayembara dan alhamdulillah sudah beberapa kali masuk ke tahap penjurian final. Kerja keras dan pantang menyerah menjadi salah satu kekuatan saya. Ke depannya saya akan menerapkan ilmu dan pengalaman yang terlah saya dapat dan mengabdikannya kepada masyarakat. Selain mengikuti banyak sayembara, saya juga aktif dalam himpunan arsitektur. Saya gemar mengikuti berbagi seminar demi menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang arsitektur. Saya percaya bahwa arsitektur dipengaruhi oleh tempat dimana kita bernaung.

Ibarat gelas kosong, selalu siap untuk dituangi ilmu apapun dan akan terus memandang lebih luas serta berkontribusi penuh terhadap kesempatan yang telah diberikan. Oleh sebab itu, sangat penting meningkatkan pengetahuan yang dimiliki dari berbagai sumber terpercaya.

Demikian motivation letter ini saya buat. Besar harapan bagi saya dapat bergabung dan berkontribusi dalam program intership ini. Atas perhatiannya, diucapkan terimakasih

Jabat Erat,

Satrio Aulia Firdaus

Kategori
Team - Reflection Letter

Qealyn Diamanta Adikusuma – Universitas Gadjah Mada

Reflection Letter:

I’m not good with words, but to say I’m grateful for my first internship at RAW Architecture is an understatement. Haloooo, semuanya! My name is Qealyn, and I’m currently in my fifth semester studying at UGM.

First and foremost, I want to give my deepest gratitude to Kak Realrich and Kak Yudith for providing me the opportunity to work at RAW Architecture. Also, thank you to everyone in this office family for welcoming me and making every day here so special. These past two months have been, just like the Coldplay lyrics, an adventure of a lifetime!

Even just listening to Kak Realrich talk about mundane office things taught me a lot. Every week, I look forward to attending the weekly Monday meetings, hearing lessons he evaluated from the past week and stories regarding ongoing projects. His philosophies about the beauty of architecture, ambition to achieve the best possible results, ways to communicate inside and outside the office, inspired me greatly to deepen my knowledge in architecture. I realized from Kak Realrich that in architecture, it is very important to build trust (from clients, working partners, and, of course, the office itself) than to just deliver wonderful works. Maintaining it would be difficult, but the end outcome would be long-term.

From the kakak-kakaks in both Design and Build, I learned that being in RAW Architecture is like going back to school. Every day, you learn something new (sudah kayak 10 sks setiap hari). From the beginning, I knew that with my liiiiiiiiitle experience in architecture, there would be tons of things that I have to catch up on. But oh my, on my first days here in the office, turns out I know waaaaaay less than I thought! It was a massive slap in the face; there is so much to learn in such a short period of time. At first, I was afraid I could not keep up with everything. Fortunately, everyone in RAW are all willing to help. They will gladly correct even my minor errors and answer the most simple and ridiculous questions with open arms and ears. I could never imagine that I could learn this many theoretical and practical knowledge from the coolest people in such a short time.

Terima kasih, terima kasih, terima kasih. To Kak Riyan as the PIC for the interns, Kak Mel, Kak Vyan, and Kak Angel who accompanied me in my first month here, it was memorable screaming songs at Benteng with you guys! To Kak Haykal, Kak Evan, Kak Alim, Teh Al, Kak Mei, thank you for guiding me throughout my second month “di atas”, and of course to everyone, the good conversations and laughter over snacks and meals will be treasured in my heart. To the kakak-kakak at Omah Library too for having me around and letting me in ehehe. Finally, to all of my fellow interns, Reva, Rio, Nada, Seva, Ippi, Jessica, Uung, Inggrid, Rifa, Heru, hope to see you again, see you guys on top!

Motivation Letter:

Dear HR of RAW Architecture, 

Allow me to introduce myself. My name is Qealyn Diamanta Adikusuma. I am currently

studying the field of architecture in Universitas Gadjah Mada, now in my fourth semester. I

have been exposed to RAW Architecture’s amazing works, and I intend to apply for an internship as I wanted to learn more about architectural problem-solving during this semester break. 

Even though my time studying architecture hasn’t been long, I knew from the start that a

part of me sparked every time there was a discussion about problem-solving in an architectural approach. The way that RAW has buildings focused on poetic design drives me more into my studies. Topics about combining modern natural materials, the beauty of tectonics, and the experience of space itself have fascinated me. Currently, my current goal is to increase my understanding in those fields and deepen a more thorough knowledge through internships. 

As an architecture student myself, I love to start projects by starting with the “Why” and the “How”, and ending with the “What” as a solution. Concept exploration that comes after analysis is something I am passionate about. This leads me into working in an organized and systematic manner, creating a designed framework. In working, I also love to contribute to group work and community projects, as I naturally like to step in for leadership roles.

I highly believe that by joining the internship program, I will be able to study more in-depth about how RAW design and solve problems. Moreover, I am confident that this internship is essential to help me develop as an architecture student, it will give me more insight into the architecture field. This is an opportunity I would not pass up on. 

Sincerely,

Qealyn Diamanta Adikusuma

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 19 – Platonic House

Rumah yang kami desain di jalan Ciasem Kebayoran ini terletak dikawasan Kebayoran yang memang memiliki karakter yang memiliki pepohonan yang rindang, lebat, dan merupakan urban oase di daerah Jakarta Selatan. Oleh karena itu kami melakukan beberapa studi mengenai bioclimatic design. Sebuah desain yang eco friendly, bagaimana rumah ini bisa turut menyumbangkan kontribusi untuk mereduksi urban heat island seklaigus menciptakan sebuah oase untuk pemilik rumah. Sebuah sequential ruang-ruang yang puitis.

Konsep rumahnya rumah ini memiliki 4 sisi dimana diusahakan sebagian besar dari ruang-ruang privat dan publik mendapatkan 4 sisi yang saling berhadapan dengan sisi-sisi yang transparan. Sehingga mendatkan cahaya matahari tidak langsung yang menerus di sepanjang harinya. Hasil dari bayang-bayang menciptakn lorong-lorong udara yang membelah massa-massa bangunan.

Bangunan diletakkan mepet di sisi-sisi barat, sisi barat dibiarkan solid dan pada sisi timur diletakkan brise soleil dinding artistik yang memberikan aspek privasi yang juga berfungsi sebagai penangkal cahaya dan privasi yang terdiri dari 40’an pettern. 40 pola yang terbentuk dari bata ringan sederhana dan disusun dengan begitu banyak pola. Pola-pola ini membentuk sebuah komposisi gestalt atau tatanan seperti batik yang tak terduga, masa lalu tapi juga masa depan karena ada beberapa sisi yang kami olah dengan beberapa percobaan, juga terkait dengan struktur, kekuatan, komposisi dan bagaimana materialitas itu muncul supaya bisa long lasting.

Dan di sisi sebelah selatan diletakkan kisi-kisi bermotif kayu terbuat dari beton. Sehingga ruang-ruang poetic yang terbentuk menonjolkan urat kayu tapi juga long lasting. Sehingga bisa berumur lama, seperti umur beton. Komposisi ini menciptakan ruang-ruang poetic yang dimulai begitu pemilik rumah atau pengunjung masuk dari ramp ataupun masuk dari arah jembatan, sehingga bisa merasakan lorong-lorong cahaya yang membingkai pandangan orang-orang yang ada didalamnya. Menciptakan visa-vista yang sequence dan tidak terduga.

Secara sistem bangunan rumah ini di desain dengan konsep zero water run off menggunakan recycle water, sehingga desain responsif terhadap lingkungan. Rumah ini juga di desain dengan mempertimbangkan kebutuhan ruang-ruang domestik klien secara sensitif, termasuk penggunaan area komunal yang di inginkan oleh client. Sehingga ruang komunal itu bisa dibentuk dengan berbagai macam program didalamnya, seperti ruang-ruang pengajian yang bisa dilakukan diberbagai macam tempat dan dilantai yang berbeda. Dan juga ruang-ruang berkumpul bersama beberapa gerasi keluarga didalam 3 tempat yang berbeda. Dan juga ruang-ruang intim bersama keluarga besarnya di dalam 3 tempat yang bebeda. Dan termasuk juga bagimana menjaga ruang-ruang yang privat yang khusus, dimana ruang-ruang itu adalah ruang-ruang inti yang dimana keluarga inti bisa mendapatkan ruang intim. Memiliki jarak tapi juga dekat secara personal. Dan ruang ini juga di desain dengan 2 cara axes dimana ditempatkan dua ramp dan sistem transportasi vertikal yang mengakses 4 lantai yang berbeda.

Kategori
blog lecture

Kebudayaan dan Masa Depan: Merancang Arsitektur Rumah Panggung Masa Depan?

Pada tanggal 9 Maret 2023 kemarin, kami berbagi mengenai pendekatan desain dengan tema “Kebudayaan dan Masa Depan – Merancang Arsitektur Rumah Panggung pada Masa Depan” bersama moderator Kumbang Bernaung yang merupakan lulusan @kampusbudiluhur @arsitektur_ubl didalam rangkaian acara @kanvas_ubl. Kumbang adalah lulusan @omahlibrary yang kami banggakan dan senang sekali kami bertemu dengan dia kembali.

Didalam tema ini saya mencoba memberikan cerita tentang bagaimana saya mencoba melihat Indonesia dari hal yang sangat personal dan juga hal yang sangat publik. Jadi mencoba untuk mempertanyakan banyak hal. Kalau melihat Indoensia terdapat beberapa signery, kalau kita melihat postur badan, setiap orang punya idealnya masing-masing, di dunia juga ada beberapa postur badan. Kenapa hal ini penting? Karena ini kaitannya ke Rumah Panggung, kita tau ada Vitrivius yang gerakannya seperti huruf “V”, kalau kita membentuk huruf “V” yang kita tarik kebelakang kemudian punggung kita sakit, itu berarti kita forward neck.

Jadi problematik tulang belakang seperti rumah panggung, bukanlah tulang itu sendiri, tapi adalah otot yang menyangga tulang tersebut. Kita melihat Vitruvius seperti Architype Yunani Kuno. Kita lihat di India atau China, dimana kebudayaan Indonesia berasal dari migrasi dari laut China selatan. orang yang sedang berlutut memberikan mudra seperti yoga, bersila dan belakangnya rata, nafasnya melalui perut, diam dan perutnya kencang barulah muncul postur yang ideal. Mulai rata dan ada sebuah pelatihan kuda-kuda. Di Indonesia ini, kalau ada foto-foto budaya banyak orang yang jongkok dibawah, mendekatkan posisinya ketanah supaya tidak jatuh. Kalau jatuh pada bangunan iyu adalah fatalitas. Jadi postur itu sendiri ada berbagai macam rupa, tapi pernah tidak kita lihat apakah kita sudah punya postur yang sangat baik atau belum?.

Mempertanyakan kontek Indonesia berarti kita melihat bahwa Indonesia adalah budaya dan iklim yang ada dua musim. Sudut mataharinyapun berbeda, dia ada dari utara dan selatan, beda dengan Paris, Norwegia, ataupun Finlandia ya matahari itu kan dari selatan. Oleh karena itu Hagia Sophia sangat panjang dan tinggi suapaya matahari bisa masuk kedalam inti dari bangunan, makanya ada banyak lubang cahaya. Nah hal-hal seperti ini menjadi penting.

Jadi rumah panggung ada kaitannya dengan cara hidup dan budaya yang ada komunitas didalamnya. Tapi tidak sesimple itu, kamu lihat rumah panggung didalam konteks keadaan kota yang sekarang. Karena kalau semuanya dibikin rumah panggung 1 lantai dengan teman-tema arsitektur vernakular, tidak cukup lahan kita. Jadi pertanyaannya bagaimana?. Saya masih meyakini bahwa konsep rumah panggung adalah salah satu konsep terbaik yang kita punya, yang perlu di kontekstualisasikan dengan arsitektur masa depan. Masuknya buday luar ke Indonesia itu dilihat dari lautan dan dari daratan, karena kita dikelilingi oleh lautan. Tapi rumah panggung yang di daratan dan lautan itu memiliki problematika yang berbeda-beda, dan materialnya juga berbeda-beda, dari pemakain kayu besi, kayu biasa, kayu kecil dsb, itu berarti ada intervensi dari sesuatu yang tidak pada akar kita unutk masuk pada akar kita dan mempengaruhi secara langsung.

Hal tersebut memunculkan beberapa pertanyaan, apakah arsitektur Indonesia lebih baik daripada arsitektur barat? atau sebaliknya. Dan bagaimana posisi Indonesia didalam konstelasi arsitektur timur?. Aslinya Indonesia adalah sebuah negara yang sangat beragam, hibrida, yang akan menjadikan relasi, bagaimana ketakutan-ketakutan kita sebagai bangsa perlu untuk dihindari dan kita menghadapi, apa sih yang kita sedang cari?.

Permasalahan kota itu benar adanya sehingga perlu menempatkan arsitektur panggung pada tempatnya menurut analisis saya pribadi. Jadi permasalahan kota ini tidak bisa dianggap remeh karena sehar-sehari kita menghadapi permasalahan tanah, budget, gempa, banjir. Dan kita butuh justifikasi, apa itu arsitektur panggung?.

Jadi di lecture ini kita akan mencoba menelisik akar-akar arsitektur Indonesia kita. Didalam teori arsitektur oleh dowin numerik, belum tentu arsitektur itu terbentuk dari sebuah proses yang sangat sederhana. Proses untuk menopang siku-siku tenda membentuk segitiga-segitiga yang membentuk sebuah bangunan, dan kemudian bentuk itu bertransformasi, kemudian direvisi lagi menjadi sebuah tren. Tren itu punya sebuah persepsi juga dari publik tentang ekspektasi sebuah arsitektur. Tetapi didalam proses sebenarnya kita perlu merenungkan kembali dari proses menuju satu, menuju kebawa. Dari situlah persepsi kita semua terhadap rumah panggung. Apakah kita malihat rumah panggung hanya sebuah sebagai sebuah tren saja, sebuah bentuk saja, ataukah kita merunut satusatu mana yang penting sebenarnya untuk kita ambil hari ini.

Olah karena itu saya akan membicarakan bagaimana sebuah imaginasi itu mencul melalui hal-hal yang cukup popular dan membawakan nilai yang positif bagi kita. Seperti film-film disney seperti Marvel of united, membawa beberapa inspirasi nusantara kedalam bermacam-macam dunianya dan akhirnya memiliki banyak dunia, banyak tempat, sitsuasi dan kondisi. Dan itu adalah alam imaginasi. Dan sebenarnya pendekatan kita adalah akar kita. Banyak ilustrator dari Marvel of united itu muncul dari Indonesia dengan semua peradabannya. Kita punya 9 kebudayaan besar yang sudah mengakar sampai sekarang, dan terpecah dibanyak pulau. Dan beberapa budaya vernakular itu masih aktif sampai sekarang. Dibeberapa negara di eropa itu sudah tidak aktif lagi.

Di Indoensia, diranah ketertinggalan dan kemajuan kita mendapatkan sebuah referensi budaya-budaya yang masih aktif, masih mengakar, masih diajalankan, dan itu bisa kita rasakan secara langsung. Dan inilah alam imaginasi bersama. Sehingga begitu kita berbicara tentang geografis yang dilaut ataupun didaratan, itupun jadi tidak menjadi persoalan.

Mempertanyakan Rumah Panggung sebagai Masa depan Arsitektur Kita?

Lirik lagi “Panggung Sandiwara – Nike Ardilla”:

Dunia ini panggung sandiwara
Ceritanya mudah berubah
Kisah Mahabrata
Atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar
Dan ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwara?
Mengapa kita bersandiwara?
Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan

Disana Kami belajar bahwa kebudayaan dan masa depan adalah bagaimana menjembatani dan fokus ke hal-hal yang terus mengakar membawa nilai budaya yang semakin kuat, dimulai dari keseharian di dalam berpraktik dan mampu membuat ketakutan dan nilai di dalam diri seseorang menjadi sumber untuk jiwa bertumbuh dan beregenerasi. Rumah panggung di dalam konteks ini hanyalah sebagian cerita dari jembatan – jembatan kehidupan yang kami jalani di dalam waktu yang terbatas.

1001 cerita
Sejuta rasa
Di dalam 99 persen
proses yang tidak pernah selesai

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 17 – Boutique Lebak Bulus

Rumah ini milik salah satu client kami yang ada di Pangkalan Jati. Istrinya seorang bisnis woman dan suaminya pilot. Pertemuan dengan client terjadi secara tidak disengaja, mereka menghungi saya dan ternyata kami memiliki salah satu sircle pertemanan yang sama. Cerita dari rumah ini, awalnya pemilik tanah menyerahkan kepada satu developer untuk diolah. Rumah ini dibangun karena ada rumah yang sudah dibangun oleh developer tersebut sebelumnya untuk owner ini, sekaligus untuk training terhadap tanahnya.

Desain rumah ini simple membentuk boxy, seperti membuat satu mesin hidup seperti box yang efisien. Kami meberikan sedikit sentuhan desain yang lebih familiar, lebih klasik, dengan repetisi seperti proporsi yang bisa mereduksi jendela-jendela besar menjadi lebih kecil-kecil, lebih modular, jadi bisa memberikan fleksibelitas.

Dari pintu masuk, ruang dibawah difungsikan untuk service, diatasnya difungsikan untuk living room dan satu bedroom, diatasnya lagi untuk tiga bedroom. Masuk kedalam rumah perlu berputar dulu baru naik tangga, setelah itu ada space terasa lega dari kiri kekanan, bawahnya blong. Di belakangnya ada taman sebagai background dari livingroom.

Permainan background, frontage, dan backstage dimainkan disini. Jadi begitu masuk, naik tangga, belok kanan, ada natural stagenya yaitu living room dibelakangnnya. ftontagenya berupa taman belakang. Setelah itu naik ketas, memutar lagi akan bertemu ruang foyer kecil, tempat untuk master bedroom yang agak besar.

Kategori
blog lecture

Konsistensi Merancang Konsep Desain hingga Perwujudan ?

Tanggal 7 Maret 2023 lalu, saya diundang mengisi kuliah umum studio perancangan arsitektur di @maranathaarsitektur. Tema dari seminar ini “Membangun Konsep Desain Arsitektur yang Konsisten hingga Perwujudan Desain”

Tema ini mengingatkan saya pada proyek Rumah Gading Tower, pada saat itu saya ditelfon oleh klien, beliau menyakan “Mau ya pak mendesain rumah kecil sepeti ini?”. Kadang kami heran, mungkin ada persepsi bahwa yang kita kerjakan adalah proyek-proyek besar semua. Akhirnya saya mendapat empati bahwa pasangan klien ini sangat percaya kepada kami. Setelah itu kami berkomitmen bahwa apa yang dikerjakan disini adalah sebuah kolaborasi antara kami dan klien.

Banyak dari klien kami yang bertanya hal serupa, “Kenapa mau totalitas dalam mendesain rumah diatas lahan yang kecil?”. Menurut kami, bukan masalah mau tau tidak, tapi bagaimana sebuah proyek menjadi ruang untuk bertumbuh bagi klein dan juga kami. Jadi bukan masalah kecil atau besarnya proyek, tetapi apa nilai yang bertumbuh disana.

Arsitektur yang kami buat, secara visi bisa untuk banyak hal dan banyak orang. Di proyek ini lucu, kami mengeksplorasi letak tangga yang dipinggir sehingga bisa menjadi efisiensi diatas lahan yang tebatas. Pengolahan bentuk-bentuk jendela setelah lingkaran yang membingkai keseharian ketika sedang memasak dan bisa menjadi tampak bangunan. Dan penempatan lubang-lubang cahaya dan udara yang membuat bentuk kotak padat. Bentuk massa yang tinggi menjadi terbuka sehingga mendapat sirkulasi udara dan matahari secara langsung.

Penyadaran bahwa konsistensi didalam berarsitektur dimulai dari sebuah visi untuk melayani dan bagaimana arsitektur bisa dinikmati banyak orang dan menumbuhkan banyak hal. Dipupuk dari attitude didalam mendengarkan klien, kemudian hal tersebut menumbuhkan kepercayaan diatara klien dan arsitek dan berevolusi menjadi komitmen bersama. Darisana proses yang begitu intensif dimulai, antar designer dan klien, desainer dan crafsman, hingga operasional dengan seluruh stakeholder.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 16 – Sentul House

Saya mengenal Rendhie dari Ririe, teman baik saya di Bandung, kemudian dia menghubungi saya beberapa tahun yang lalu untuk mendesain sebuah rumah di daerah Sentul. Lahannya luas tetapi Rendhie dan istrinya, Oxcel hanya menginginkan rumahnya satu lantai saja. Sebuah konsep yang sungguh menarik diatas lahan bercadas. Sebuah lahan yang digali 30 cm pun sudah bertemu tanah keras. Lahan yang tandus tidak memiliki celah akan lapisan akuifer atau lapisan yang penuh dengan air.

Dari situlah saya percaya bahwa bangunan ini perlu menjejak tanah dengan kuat dan memberikan penghijauan untuk menciptakan iklim mikro yang lebih baik. Sembari menciptakan embung-embung resapan supaya air yang ditampung bisa dipergunakan kembali dan kemudian bisa mengalir, meresap perlahan-lahan. Karena batu keras yang ada di dalam tanah masih bisa untuk meresap air meskipun perlahan-lahan.

Rumah ini didesain dengan sejauh mata memandang, kita akan bisa melihat sisi depan dan sisi belakang. Diantara depan dan belakang itu kita bisa melihat padanan antara hubungan istri-suami, dan juga anak-anak di dalam sebuah courtyard yang mengelilingi ketiga program tersebut. Disatukan didalam sebuah ruang keluarga.

Sejauh mata memandang anak-anak bisa mendapatkan ruang privat pribadinya sendiri. Dan ayah bisa bekerja dengan privasinya, juga ibu bisa mendapatkan keleluasaan untuk bisa meluangkan kecintaannya pada dunia seni dan fashion.
Rumah ini adalah sebuah kombinasi segitiga dari hubungan yang sangat sederhana, ayah, ibu dan anak. Didepannya begitu masuk adalah daerah tempat untuk berdo’a dan orang lain. Ada dua kamar yang diperuntukkan untuk para tamu disana. Dan ada mushola tempat keluarga besar bisa berdoa didalam suasana yang terbuka. Bentuk trapesium yang dipancung, dimiringkan ke arah kiblat untuk menghargai sisi-sisi alam dan sebagai wujud syukur akan do’a yang diberikan untuk kesuksesan keluarga ini. Juga wujud syukur akan kesuksesan yang diberikan untuk orang lain.

Di sisi depan kita akan melihat kisi-kisi, gelap dan terang. Jadi diantara gelap dan terang, remang-remang, bayangan dan cahaya, kita bisa melihat bagaimana energi kehidupan, energi do’a, energi keluarga dan energi kontribusi terhadap orang lain itu berkumpul menjadi satu, menciptakan segitiga yang baru. Jadi rumah ini ditujukan untuk menopang dengan orang lain. Sebagai konsep segitiga kehidupan. Semoga rumah ini cepat selesai dan energi yang diberikan untuk orang lain akan semakin dahsyat.

Terimakasih tim @realricharchitectureworkshop : Tyo’ dan Khafid sudah mengawal project ini. Juga seluruh tim konstruksi …

RAWongoing #RAWprogress #SentulBioclimaticHome #house #home #details #bioclimatic #architecture #architecturedetails #architectureproject #workingonprogress #dezeen #archdaily #arsitektur #arsitekturindonesia

Kategori
blog lecture

Empathy in Architecture – Training the Soul

Hari Kamis, tanggal 23 Februari 2023 lalu saya diundang mengisi kuliah umum studio perancangan 8 oleh Universitas Tarumanegara sceara offline. Tema dari kuliah ini “Empathy in Architecture – Training the Soul”

Kami mencoba menarik akar dari tema tersebut, dari mana sebuah empati bisa muncul?. Di dunia digital saat ini banyak sekali informasi masuk melalui gadget kita, darisana dapat memunculkan sikap simpati yang menunjukkan kepedulian kita terhadap orang lain, kondisi sebuah emosi yang berjarak. Darisanalah empati terasah untuk muncul, berusaha merasakan yang orang lain rasakan lebih dalam dan tanpa jarak. Namun, apakah sikap empati cukup didalam berpraktik arsitektur? Jawabannya tidak cukup. Didalam membangun arsitektur diperlukan lebih dari sekedar emosi, tapi juga action atau kasih sayang berupa tindakan yang penuh dengan keringat dan air mata.

Didalam berpraktik arsitektur dibutuhkan kemampuan beradaptasi seperti bunglon, yang menjadi dasar sebuah brikolase. Brikolase seperti menyamar dan kemudian menjadi bagian dari orang lain, sampai blending. Hal tersebut diperlukan didalam proses desain hingga aktualisasi disain.

Didalam perjalanan panjang berpraktik, kami membagi proses perjalanan ini kedalam 3 fase: Yang pertama art, kedua detailing proses, dan ketiga supervising. Didalam fase Art atau tahap conceptual design, kita akan mengalami 5 kondisi. Dari mulai menghadapi ketakutan atau fear dan munculnya defensif atau perasaan yang muncul akibat menerima kritikan dsb yang menyebabkan munculnya vulnerability atau kerapuhan dari dalam diri. Ibarat lautan, di kondisi seperti ini kesakitan-kesakitan itu muncul hingga membuat kita jatuh kedasar paling dalam. Kondisi-kodisi yang kadang kita anggap sebagai proses gagal inilah yang sebenarnya akan membuat kita tumbuh dan muncul kembali kepermukaan.

Fase yang kedua adalah detailing proses atau tahap aktualisasi dari sebuah art. Fase dimana setiap detail pelaksanaan diimplementasikan dan diperbincangkan, seperti material, waktu, kendala konstruksi, hingga sisi operasionalnya.

Terakhir merupakan fase supervising, dimana ketika kita ke lapangan, kita akan menemukan kondisi-kondisi tidak tertebak atau tidak pasti. Terkadang menemukan kesalahan-lesalahan tukang, klien yang berubah-ubah dsb. Fase ini menjadi sangat penting, kita harus melewati fase detailing proses yang begitu komplek sebelum memasuki fase ini.

Dari mengetahui ketiga fase inilah perasaan lebih dari sekedar empati muncul. Didalam berpraktik, soul, mind and body bekerjasama memberikan kasih sayang kepada tim, client, dan tukang didalam keseharian kami. Begitu juga didalam mengeksekusi tugas-tugas studio perancangan.

Kategori
blog publication

RAW Architecture shares studio culture in Design Anthology Issue 32 | March 2022

Realrich Architecture Workshop featured on Design Anthology

We see architecture as an act of collaboration and deep connection. Enjoying the architectural process filled with memories of all our happiness and struggles. We love being able to share our studio process with lots of people. Luckily in 2022 Simone Schultz, Managing Editor of Design Anthology contacted us and gave us the opportunity to talk about the culture in our studio.

In Design Anthology Issue 32/March 2022 we share how our studio in Guha, has become a broad ecosystem with the presence of the OMAH Library and our experimental workshops in it. Having a wide cross-discipline in Guha from designers, writers, administrators and craftsmen makes our studio more like a campus with many individuals playing various roles, but they can all also be involved in the process of creative exploration and experimentation.

Kategori
Team - Reflection Letter

Muhammad Kemal Haqqy – Universitas Indonesia

Reflection Letter:

Nama saya Muhammad Kemal Haqqy lulusan 2021. Mendapatkan kesempatan untuk magang di RAW merupakan suatu langkah yang sangat penting dalam mengawali perjalanan arsitektur saya. Tanpa pengalaman apa2 di dunia arsitektur sebelumnya, saya masih merasa buta tentang berbagai praktik arsitektur di dunia nyata sebelum saya memulai magang di RAW. Namun meskipun hanya sekitar kurang dari 2,5 bulan, pelajaran arsitektural dan keterbangunan yang diajarkan di RAW begitu compact dan banyak untuk dipelajari. Terlebih gambar2 yang dibuat begitu memerhatikan hingga detail. Saya sangat berterima kasih kepada khususnya kak Rich, kak Yudith, dan kakak kakak yang telah mengajari saya berbagai hal baru serta seluruh tim RAW.

Kategori
Team - Reflection Letter

Jessica Eleora – Universitas Tarumanagara

Reflection Letter:

Jessica Eleora / RAW Internship

I learned of the phrase “a sense of place” in the third year of my university days. I’ve been researching and learning about the term all these years, but during my stay at RAW Architecture, I’ve finally understood what it means. I applied as an intern in RAW Architecture not knowing what I was going into. During this 6 months of internship, I’ve obtained so much, not only in knowledge regarding architecture, but also enrichment in life views to grow as a person. I met a lot of people with different backgrounds and views who are  very kind hearted, smart, open minded, playful, strong headed but at the same time very warm. In life, I’ve always believed that every encounter with someone means something and there is never “nothing we can learn” from our experiences. I hope the best for everybody in RAW, and I hope we may be able to cross paths again one day. My time in RAW with all the amazing people in it is and will always be one of the most valuable experience in my life.

I give my special thanks to Mr.Realrich Sjarief and Mrs.Laurensia Yudith for giving me the opportunity as well as advices and welcome during my stay in RAW Architecture and Workshop. Thank you for all the lead architects who have been always caring and listening as well as looking after all of us, Ci Joanna, Kak Pandu, Kak Timbul, and kak Riyan. Thank you for the amazing mentors who have taught me so much skills and knowledge, Kak Fina, Kak Melisa, Kak Alim, Kak Haykal, Teh Adzlin, Kak Riko, Kak Audy, Kak Vyan, Kak Sofi, Kak Putra. Thank you for the people who’ve always been my support and helping me in various kinds of ways having become very dear friends to me, Tyo, Zikri, Gaby, Evan, Khafyd, Janice, Qealyn, Reva, Manuel, Devi, Nada, Seva & Ippi!

P.s. Thank you Bibi Yanti for always cooking for us and the blue team for always keeping the office clean!

Have a nice day!

Kategori
Team - Reflection Letter

Revania – Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Reflection Letter:

Hi, aku revania, mahasiswa desain interior semester 7 dari ISI Yogyakarta. 4 bulan  magang berlalu juga akhirnya ya. kalo 4 bulan ini jadi judul buku, mungkin judulnya, a serendipity: the coincidence of finding things that you didn’t intend to find before. karena sebelum memantapkan magang di RAW aku dihadapkan oleh dua pilihan. magang nyari sendiri atau magang bersama dosen. dan gatau kenapa kayak ada sebuah bisikan bahwa aku harus di jabodetabek untuk beberapa waktu lagi. jadi aku mantepin untuk nyari magang sendiri.

kata yang pas untuk menggambarkan hari pertama adalah: intimidating. setelah tau bahkan anak anak intern nya aja keren keren bgt, ada beberapa yg udh lulus juga, jadi semakin merasa terintimidasi.  tapi ternyata it does me favors bgt karena di awal awal i ended up menjadi beban anak anak intern karena nanya mulu. 

satu bulan lebih beberapa hari dikit, aku ngerjain bobotoh WKWKWKWK. di situ jujur ngerasa gaenak bgt karena selama itu ngerjainnya. tapi emang dari bobotoh banyak bgt ilmu shortcut, extension, yang didapetin. sampe ditanyain sama jessica, “rev lo ga bosen apa? kalo bosen di bobotoh bilang aja biar lo pindah” sebenernya jawabannya adalah gaenak sih. kayaknya kalo udh memulai ya harus diselesaikan gitu. walaupun akhirnya kak rian kayaknya capek nanyain progres bobotoh jadi aku dipindahin ke rumah christine. di rumah christine dapet project desain akhirnya. disitu aku banyak ngerepotin evan sama kak billy (vyan). sampe akhirnya ngerjain tugas gambar dan occasionally pindah tempat duduk yg diapit kak billy sm kak gaby biar intens belajar autocad. akhirnya hampir tiap menit aku ngerepotin kak billy, dan fix bgt pasti ada hari hari dimana kayak “reva pindahnya kapan sih” 

kalo ditanya apa yang didapet dari RAW, wah i owe this place, these people, a lot. dari yang gapernah pake laptop in daily basis jadi matanya berair pas udh beberapa jam jadi yg bisa tahan 7 jam ke atas, dari yg ngeliat gambar kerja di pc kak billy dan kak gaby rasanya pengen puyeng jadi bisa kayak “ohhh iya mau diapain niih”, dan dari yang ngerjain bobotoh satu bulan jadi ngerjain 3d model rumah citraland dalam sehari. these 4 months have been the most magical dan semoga unforgettable class that i signed up into. terima kasih terutama untuk kak rich dan kak yudith untuk kesempatan magangnya di the most aesthetic kantor in jakbar. terima kasih untuk kakak kakak conceptual, kak rian, kak mel, kak billy, kak haykal, evan, angel. terima kasih juga untuk kakak kakak yg kita pernah bersama walau sebentar bgt, kak tyo atas tangga monyet experiencenya, kak gaby atas spreadsheet lessonnya, kak fina atas tangga servisnya. terima kasih juga kepada teman teman magang; devi, reji, zikri, manuel, jessica, doni, kemal, seva, ipi, rio, qea, nada dan uung!!

balik ke awal, ternyata bangunan guha ini itu adalah jawaban dari dua pilihan kebingungan aku kemarin, magang sendiri atau magang sama dosen. mungkin kalo dijalanin dua duanya, sebenernya pilihannya gaada yg salah. karena yaa kayak bangunan ini, jawabannya bener bener: ada banyak jalan menuju suatu tujuan. dan kalo mau jujur, im really glad that i chose this path.

semoga setelah ini kita tetep bisa jalin silaturahmi ya. jangan sungkan sungkan randomly dm aku karena dm-ku kayak mcdonald’s: buka 24jam. jangan sungkan juga ngajak main, intinya kalo tida mager dan lagi fomo, pasti kita jalan. I can’t wait to be crossed-path with you guys in the very very bright future that we will be in!

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 15 – Pondok Pinang House

Saya bertemu dengan client kami ini Anggit, kira-kira ditahun 2008 ketika saya masih ada di London. Saya tidak pernah menyangka bahwa kami bisa bekerja bersama sebagai arsitek dan client. Anggit adalah seorang pribadi yang menyenangkan dan pikirannya terbuka akan berbagai macam kemungkinan. Ia dilatih oleh ayahnya dengan berbagai macam sudut pandang untuk bisa mempertanyakan “Kenapa sebuah hal itu bisa muncul?”

Di dalam interaksi desain kami menghabiskan waktu cukup lama, 4 tahun. Saya sendiri menemani Anggit didalam proses-proses panjangnya untuk menggali nilai lebih tentang kehidupan. Dan dari diri orang tua dan dia sendiri, saya mengenal banyak pribadi dan banyak konsepsi tentang kebersahajaan. Saya sunggu berterimakasih karena konsep tersebut yang menggarisbawahi apa yang kami sedang perjuangkan didalam studio yaitu sebuah konsep mengengai “Understated Beauty”. Sebuah kecantikan yang bersahaja, tidak berlebihan dan memiliki akar yang kuat.

Perbincangan dengan Anggit berlanjut dengan saat-saat berkenalan dan berdikusi lebih dalam dengan pak Heru, ayahnya Anggit. Dari pak Heru saya mendapatkan cerita bahwa energi di dalam alam ini selalu berputar, cerita tentang bumi, air, dan udara akan terus menghiasi dan menghayati arsitektur. Diantara serpihan memory, kenangan yang begitu dalam tentang rasa trauma, suka dan duka didalam setiap keluarga.

Bumi, air, dan udara akan selalu hadir untuk mengisi relung-relung kehidupan. Di satu waktu, pak Heru menambahkan satu elemen lagi sebelum proyek ini dimulai dengan menambahkan kata tetangga. Hal ini menujukkan bagaimana ia peduli dengan sekitarnya. Sama seperti cerita petugas-petugas keamanan yang begitu bersyukur mendapatkan beras beberapa kilogram perbulan dari dirinya. Arsitektur itu bisa saja sangat rumit, tetapi bisa saja sangat sederhana. Karena cerita-cerita arsitektur ini membuat saya bisa mengenal banyak kebaikan diantara serpihan rekonstruksi kenangan. Dan rumah ini adalah sebuah rekonstruksi kata pak Heru.

Dan saya pikir rekonstruksi ini adalah bagaimana melalui media apapun, termasuk arsitektur, kita bisa saling meningkatkan kehidupan orang lain dengan cara apapun yang kita bisa.

Oleh karena itu, terimakasih Tuhan atas seluruh berkat yang engkau berikan untuk kami semua di dalam bumi ini.

Terimakasih tim @realricharchitectureworkshop : Haikal, Evan dan Adriyan, sudah mengawal project ini, Pandu, Alifian, Thomas dan Anthony juga, serta banyak orang yang lain.

RAWongoing #RAWprogress #AtlantisBioclimaticHome #house #home #details #bioclimatic #architecture #architecturedetails #architectureproject #workingonprogress #dezeen #archdaily #arsitektur #arsitekturindonesia

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 14 – Lumintu House

New project ongoing at Pantai Indah Kapuk, North Jakarta. #RAWongoing . We designs bioclimatic architecture by study on how industrial and handcrafted details can collaborate to break through the details of normal architectural stereotypes.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 13 – Chimney House

Chimney House is one of RAW Architecture’s works in Tangerang. The design proposes free-curve variants to respond to lights, air movement, views, and programs. The design makes use of natural lighting through skylights above the stairs, corridors, and bathrooms. Opening and skylight in the center of the building are a response to getting enough natural light and allowing air movement.
.
The open plan concept that combines outdoor and indoor spaces provides a limitless space experience and maximizes space quality. The transparent room provides unlimited views and panoramas that can be enjoyed while relaxing inside the house.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 12 – Gading Tower Home

Proyek rumah Gading terletak di Jalan Gading Indah di Daerah utara Jakarta. Lokasi ini adalah daerah yang memiliki kompleksitasnya problematikanya tersendiri. Dimulai dari seringnya permasalahan banjir muncul. Hal ini diantisipasi kompleks dengan membuat dam dan pintu air. Daerah ini juga dapat dilihat seperti ‘kampung kota’. Beberapa lot yang terletak pada daerah ini merupakan lot-lot kecil berukuran kurang lebih 6 x 15 meter, sekitar 90 meter persegi.

Begitu kami mendesain, pertanyaannya adalah bagaimana mendesain sebuah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan program klien kami #rumahandrewmonica— dimana secara keluarga mereka sudah jauh berkembang dan menginginkan program yang besar—tetapi masih bisa mendapatkan penghawaan yang baik, pencahayaan alami yang baik, dan ruang-ruang yang fleksibel agar dapat digunakan untuk 20′- 30 tahun bahkan lebih. Tentunya disesuaikan dengan budget dan estetika yang didiskusikan bersama.

Dari pertanyaan – pertanyaan tersebut, proses desain dimulai dengan mengkelompokkan bagian – bagian yang esensial dan membuat ruang bebas kolom. Tangga diletakkan pada sisi memipih untuk mendapatkan ruangan seluas mungkin. Lubang-lubang cahaya kecil didesain pada sekeliling bangunan agar juga dapat memberikan sebuah batas antara bangunan tetangga dan bangunan utama. Orientasinya yang menghadap ke selatan-utara, memberikan kesempatan untuk fasad untuk dapat dibuka selebar mungkin, dengan tetap mempertimbangkan privasi untuk pengguna dan eco friendly.

Hasilnya adalah komposisi rumah yang pipih dan tinggi yang adaptif di atas lahan terbatas di Gading Indah sembari memperhitungkan konsep Zero water runoff yang bisa berkontribusi untuk Jakarta tercinta.

Kategori
blog publication

Guha featured on Monocle Magazine Issue 160 | Feb 2023

Guha featured on Monocle Magazine

During the pandemic, the living room has always changed from a private space to a more communal space. It’s a space that we are passing by every day at Guha. It consists of a round window, landscape with retention, and water filtration system, and connection to the closest library, pantry, and more private space. This living room is the center of the site. That’s why when the editor of Monocle Magazine, Nic Monisse contacted us to feature this space in the magazine, we are super excited and super happy that finally we have seen the publication in our space. This living room at Guha was featured in “50 x sense of places” Monocle Magazine.

Thank you Monocle Magazine and editor Nic Monisse for writing about our Guha.

The article highlighted how flexible the space in the middle of our studio is. A form of adaptation and expression from a living room to a library of materials, where we meet clients, to a private study room, and all of this is done in just a 4×8 m area. We are hoping to extend and redefine this space to be more hybrid, practical, and adaptive to more positive transformation. It’s like believing that architecture is always transforming with time and functions.

Kategori
blog publication

Otten Coffee Experience published on ArchDaily

Otten Coffee Experience published on ArchDaily

There is good news from one of our projects, Otten Coffee Experience, Bandung is published on ArchDaily. Thank you to all of the people involved in RAW Architecture.

Otten Coffee Experience is located at Pasir Kaliki Street, Bandung, West Java. In the design process, we applied the concept of a Bandung locality which is similar to Gesamtkunstwerk, which means total work of art in German. We make local craftmanship a common thread by elaborating 6 materials to summarize the craftmanship experiments at the Realrich Architecture Workshop such as: brick, bamboo, gypsum, stone, concrete and steel. This results in a fresh artistic shape with repetition of exposed cement brick arches and natural lighting plus artistic lighting and design layout..

Here is the full coverage:

Otten Coffee Experience / Realrich Architecture Workshop | ArchDaily

Kategori
blog publication

Stupa House featured on designboom

Stupa House featured on designboom

Cited from website: “RAW architecture crowns Indonesian house with six tapered skylights. RAW architecture brings peculiarity to the alam sutera neighborhood at the outskirts of jakarta with its house of skylights called ‘stupa’. characterized by a traditional tapered design, the residence stands as a small castle that honors local culture while providing thermal insulation and breathability amid the hot and humid local climate. effectively, each skylight features tiny gaps that let in natural light and ventilation without comprising internal temperatures.

Here is the full coverage:
https://www.designboom.com/architecture/raw-architecture-stupa-house-alam-sutera-indonesia-02-01-2022/

Kategori
blog publication

Sarang Nest House published on ArchDaily

Sarang Nest House published on ArchDaily

It’s a huge achievement for our team, Sarang Nest House is published on ArchDaily. Thank you to all of the people involved in RAW Architecture.

Located in a residential area, Taman Buana Permata house complex, West Jakarta. With an area of 250 sqm, Sarang Nest House consists of 2 generations of families living together, this underlies a centralized circulation and creates a micro-environment through a spatial arrangement with different angles. This angle creates distance between the perimeter of the house and the neighbors thereby allowing air to flow freely around the building while maintaining privacy between spaces. Each room has its own outdoor space. Light enters the room through perforated walls, crevices, windows, and skylights. The shape of this house is tilted to make it more efficient as well as a response from the corner of the building.

Here is the full coverage:

Sarang Nest House / Realrich Architecture Workshop | ArchDaily

Kategori
Team - Reflection Letter

Stefanus Wardhana – Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Reflection Letter:

Bagi saya, 3 bulan berkesempatan menjadi bagian dari Realrich Architecture Workshop (RAW) seperti mengikuti sebuah loka karya, di mana saya dapat belajar tentang craftsmanship dan leadership pada arti yang lebih mendalam serta dilatih untuk berpikir secara kritis dan sistematis.

Berbekal pengetahuan yang biasa-biasa saja, saya disambut hangat oleh lingkungan yang suportif dan harmonis sehingga mejadikan proses adaptasi saya terasa lebih ringan. Saya belajar bahwa relasi antar personal yang mendalam —dapat saling mengenal satu sama yang lain dengan baik— menjadi akar dalam membangun tim yang solid dan kolaboratif. Saya menganggap mereka adalah mentor-mentor saya, tidak ada habisnya bagi saya untuk belajar sesuatu yang baru, baik secara teknis, non-teknis, verbal, dan nonverbal. Saya mempunyai tendensi untuk bersikap observatif, sehingga saya juga dapat belajar dengan mengamati gerak-gerik mereka seperti bagaimana cara bersikap, bagaimana cara memimpin, bagaimana cara berhubungan dengan pihak luar, bagaimana mereka memandang sebuah permasalahan, dan masih banyak hal yang tidak bisa saya sebutkan. Saya menyadari bahwa pendekatan dan cara kerja yang dilakukan oleh masing-masing dari mereka pun berbeda, menjadikan apa yang dapat saya pelajari menjadi komprehensif.

Suatu pencapaian bagi saya untuk dapat belajar kepada Kak Realrich Sjarief, salah satu arsitek inspiratif dan role model bagi saya. Saya belajar mengenai proses desain yang sistematis dan filosofis, tentang bagaimana beliau membuahkan sebuah narasi yang menaungi setiap artikulasi yang terkandung pada setiap desain. Sebuah intuisi yang dilandasi dengan argumentasi yang logis, menjadikan sebuah desin tidak hanya bersifat subjektif namun juga bersifat objektif. Ketelitian, kecepatan, dan kerapihan dalam bekerja menjadi nilai yang dijaga dan dituntut untuk konsisten.

Sungguh sebuah pengalaman 3 bulan yang terasa singkat namun terasa begitu dinamis, membuahkan perkembangan yang masif bagi saya. Besar harapan pengalaman ini menjadi bekal yang luar biasa bagi saya untuk melanjutkan perjalanan tiada henti saya di masa mendatang.

Life is a never-ending journey, stay in the incessant quest for the imagined things and keep being the best, RAW!

Salam Hormat,
Stefanus Wardhana

Kategori
Team - Reflection Letter

Andriano G. S. Rumbajan – Universitas Sam Ratulangi Manado

Reflection Letter:

Thank you RAW!


Ada di tempat ini merupakan suatu hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saat pertama kali ditawari oleh RAW untuk bergabung, jarak antara Manado – Jakarta seakan terasa dekat. Tanpa ragu saya langsung menerima tawaran untuk belajar di tempat ini. Mendapatkan kesempatan untuk belajar, bertumbuh, dan berproses di RAW merupakan salah satu pencapaian terbesar yang pernah saya raih
sampai saat ini. Untuk itu saya sangat bersyukur bisa mendapat ruang untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang-orang yang hebat.

Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Kak Realrich, Kak Yudith dan Tim Realrich Architecture Workshop yang telah menerima dan memberikan kesempatan untuk belajar di sini. Banyak pelajaran berarsitektur dan pelajaran kehidupan yang bisa saya dapatkan di tempat ini yang kiranya dapat saya aplikasikan di dalam kehidupan berarsitektur di masa depan.

Ada di lingkungan ini menyadarkan saya betapa pentingnya Kerjasama tim, komunikasi, koordinasi, jujur, kerja keras dan semangat yang harus diingat dan diaplikasikan di dalam kehidupan. Belajar di tim Design dan Build merupakan suatu kesempatan emas yang saya dapatkan karena banyak hal yang tidak pernah saya pelajari selama kuliah namun saat saya bergabung dengan tim Build, saya bisa mendapatkan pelajaran-pelajaran baru yang dapat menjadi bekal saya kedepan untuk itu saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Ka Tyo yang telah
memberikan pelajaran dan pengalaman lapangan dan telah menjadi ketua geng anak magang dan menjadi senior paling bisa bergaul dengan anak-anak intern tidak lupa untuk ka Audy yang sangat baik yang telah berbagi pengetahuan tentang plumbing yang sebelumnya belum pernah saya ketahui. Dan tentunya terima kasih banyak kepada teman-teman yang ada di Build. Dan Makasi banyak untuk Ka Riyan yang telah membimbing dari awal masuk RAW hingga saat akan meninggalkan RAW dan telah menjadi orang yang menjembatani segala keperluan yang ada. Tidak lupa untuk tim design Ka Alvyan, Ka Melisa, Angel, Ka Haykal dan Evan yang telah menjadi tempat belajar paling lama selama di RAW. Dan Banyak terima kasih sekali lagi untuk my
bestfriend Evan yang selalu siap untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan selama di RAW untuk itu sekali lagi banyak terima kasih Tim Design & Build.

Belajar di RAW membuka kesempatan dan semangat saya untuk terus mengejar cita-cita yang saya impikan, dan belajar di tempat ini membawa saya untuk semakin yakin untuk menjadi seorang Arsitek di masa depan dan menyadarkan saya betapa luasnya pengetahuan arsitektur. Belajar disini bukan hanya tentang Arsitektur tetapi tentang
Kehidupan yang harus mempunyai tujuan dan konsistensi, itulah yang saya dapat selama di RAW dengan harapan kiranya dapat saya aplikasikan di dalam kehidupan saya.

Tidak Lupa untuk berterima kasih kepada anak-anak magang yang paling top se meruya Reva, Zikri, Kemal, Doni, Qealin, Satrio, Nada, Reji, Manuel dan Ippi, Makasi Reva telah menjadi orang terasik, ter-bonding, ter-stylist dan paling bisa mengimbangi jokes saya dan paling baik selama di RAW, Makasi juga buat mas Zikri sebagai teman paling usil tapi baik, Kemal dan Doni yang menjadi teman magang yang sangat baik selama di RAW dan Qeaa walaupun hanya sebentar tapi kita bisa
membuat suatu vocal group terima kasih atas kebaikannya.

Pengalaman selama di RAW akan menjadi pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan, terutama kebaikan Ka Realrich dan Ka Yudith yang telah memberikan kesempatan dan membantu saya hingga bisa menyelesaikan Internship selama 2 bulan. Untuk itu saya banyak meminta maaf jika ada kesalahan yang telah di buat selama ada di RAW dan harapan terbesar saya kiranya masih ada kesempatan untuk bertemu dengan Ka Realrich, Ka Yudith dan Tim RAW lainnya di lain kesempatan.
Semoga RAW makin sukses dan tetap menjadi “Best office in the world.”


Tuhan Berkati


Andriano Gabriel Shevchenko Rumbajan

Kategori
blog

Tahun ini saya berumur 41

.

Tahun ini saya berumur 41, saya mengucapkan banyak harapan untuk kita semua, terutama orang-orang terdekat saya. Ulang tahun kali ini saya merasakan lebih untuk mensyukuri kebahagiaan yang ada dan melihat refleksi bagaimana bisa punya dampak yang baik untuk orang lain.

Terima kasih untuk @laurensiayudith yang sudah menemani saya sejauh ini, mendoakan, dan mempersiapkan vitamin C setiap harinya. Juga pelukan, senyuman, tawa setiap hari dari Miracle, dan Heaven yang selalu adorable dan lucu. Juga semua tim, keluarga besar studio, juga kawan-kawan semua.
.
Semoga pikiran, badan, dan perkataan ini bisa lebih berguna di tahun ini untuk banyak orang. Doa saya untuk kesuksesan kita semua, kebahagiaan, kedamaian, mimpi-mimpi, dan keceriaan yang menjadi nyata. Di balik rambut yang memutih, perut yang membesar dan mengecil, kerutan yang nampak, ada keceriaan anak-anak, gelak tawa, dan keharuan yang tidak pernah terlupakan. Big Hugs

Picture by @_yophrm@luil_mn@meinnamelani, thank you ya guys, juga seluruh saudara-saudara, kawan-kawan tercinta, dan keluarga RAW Architecture @realricharchitectureworkshop

Happy Birthday 16 jan 2023
Happy 41st birthday Kak Realrich
Kategori
blog

Platonic Bioclimatic Home

.
Kali ini saya mau cerita tentang satu proyek di jakarta. Untuk klien sudah lama saya kenal, perbincangan dengan beliau memberikan kesan yang hangat tanpa kehilangan respek terhadap profesionalitas. Beliau adalah seseorang pencari nilai keluarga sekaligus seorang strukturalis yang memiliki prioritas nilai yang tergambarkan juga di program kebutuhan ruang.
.
Ruang-ruang bawah dibuat terbuka dengan posisi perpustakaan dan ruang kerja di massa yang paling belakang, di lantai atasnya diletakkan ruang keluarga yang fleksibel terbuka dengan akses ramp melalui luar. Aksesnya memutar dari sisi samping dan void ruang terbuka membuka cahaya dari keempat sisi bangunan. Lantai teratas adalah zona ruang tidur yang memiliki ruang berkumpul bersama.
.
Ruangannya optimal sekaligus lega. Tidak sabar buat rumahnya selesai dan bertransformasi kembali. Untuk tipologi rumah tinggal pribadi menjadi salah satu tipologi yang menantang karena sisi psikologi klien yang perlu diselami. Sekaligus mengolah keahlian mengolah ruang, detail, komposisi, dan kesadaran akan lingkungan yang sehat.
.
Konsep ruang-ruang privat dan publik rumah ini terdiri dari 4 sisi yang saling berhadapan dengan sisi-sisi yang transparan. Sehingga mendapatkan cahaya matahari tidak langsung yang menerus di sepanjang harinya. Hasil dari bayang-bayang menciptakan lorong-lorong udara yang membelah massa-massa bangunan. Lorong cahaya dibentuk dari 40 pola arsitektur di lorong pintu masuk.
.
Thank you, clients (IS), builders, engineers, and the teamwork @realricharchitectureworkshop team, @timbulsimanjorang@joanaagustin@gabymarcelina@vyaanasss, and others (Ali, Dini). Architecture is a long process and collaborative effort.
.
#RAWongoing#RAWprogress#Platonichome#PlatonicBioclimaticHome#house#home#details#bioclimatic#architecture#architecturedetails#architectureproject#workingonprogress#dezeen#archdaily#arsitektur#arsitekturindonesia


Kategori
blog

Artisanal Bioclimatic Home

.
Rumah ini merupakan proyek renovasi bangunan di atas lahan 8 x 20 yang mempertahankan sebagian dinding dan pondasi eksisting. Renovasi didesain memiliki bentuk unik sesuai kebutuhan (2 kamar anak, 1 kamar utama, ruang keluarga dengan sarana pendukung). Klien kami adalah pasangan yang sederhana, mendambakan rumah yang memiliki estetika yang baik sekaligus tidak mahal.

Saya mengenal salah satu dari mereka dari sejak kecil, kami bertetangga dan sering berpapasan. Justru kemudian pasangannya secara kebetulan mengetahui referensi dari klien kami. Mereka adalah pasangan yang rasional, empatik sekaligus senang dengan seni. Mereka bisa membuka dirinya, sehingga proses desain bisa berjalan lebih lentur dan eksploratif.

Strategi arsitektur dimulai dengan membuka pandangan ke arah belakang dengan memanfaatkan struktur yang digunakan untuk menopang struktur baru. Penambahan lantai menumpu diatas pondasi telapak sesuai dengan perhitungan beban dan kondisi tanah eksisting sekaligus dibuka untuk mendapatkan ruang yang fleksibel.

Celah Antar kiri kanan dan cerobong cahaya berfungsi untuk memasukkan udara segar sekaligus cahaya. Meskipun rumah terdiri dari 2 lantai dan berbatasan dengan dinding tetangga samping tidak menjadi penghalang agar rumah mendapat pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik. Tampak depan yang memiliki bagian balkon kantilever dan rongga ruang di samping kanan kiri sehingga menampilkan kesan ringan dan ramping. Kantilever berfungsi sebagai naungan pintu masuk yang ada di bawahnya. Rongga ruang samping ini juga berguna agar semua area mendapat cahaya dan sirkulasi udara yang baik. Pintu masuk didesain dengan bentuk bulat sehingga menampilkan kesan artistik di dalam komposisi arsitektur yang optimal.

Thank you, clients (H+T), builders, engineers, and the teamwork @realricharchitectureworkshop team, @joanaagustin@timbulsimanjorang@alimhanz, and others (Vivi, Ali, Aga). Architecture is a long process and collaborative effort.
.
#RAWongoing#RAWprogress#HarrisTiffanyHouse#house#details#bioclimatic#architecture#architecturedetails#architectureproject#workingonprogress#dezeen#archdaily#arsitektur#arsitekturindonesia


Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 11 – Pelangi

Rumah ini merupakan proyek renovasi bangunan di atas lahan 8 x 20 yang mempertahankan sebagian dinding dan pondasi eksisting. Renovasi didesain memiliki bentuk unik sesuai kebutuhan (2 kamar anak, 1 kamar utama, ruang keluarga dengan sarana pendukung). Klien kami adalah pasangan yang sederhana, mendambakan rumah yang memiliki estetika yang baik sekaligus tidak mahal.

Saya mengenal salah satu dari mereka dari sejak kecil, kami bertetangga dan sering berpapasan. Justru kemudian pasangannya secara kebetulan mengetahui referensi dari klien kami. Mereka adalah pasangan yang rasional, empatik sekaligus senang dengan seni. Mereka bisa membuka dirinya, sehingga proses desain bisa berjalan lebih lentur dan eksploratif.

Strategi arsitektur dimulai dengan membuka pandangan ke arah belakang dengan memanfaatkan struktur yang digunakan untuk menopang struktur baru. Penambahan lantai menumpu diatas pondasi telapak sesuai dengan perhitungan beban dan kondisi tanah eksisting sekaligus dibuka untuk mendapatkan ruang yang fleksibel.

Celah Antar kiri kanan dan cerobong cahaya berfungsi untuk memasukkan udara segar sekaligus cahaya. Meskipun rumah terdiri dari 2 lantai dan berbatasan dengan dinding tetangga samping tidak menjadi penghalang agar rumah mendapat pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik. Tampak depan yang memiliki bagian balkon kantilever dan rongga ruang di samping kanan kiri sehingga menampilkan kesan ringan dan ramping. Kantilever berfungsi sebagai naungan pintu masuk yang ada di bawahnya. Rongga ruang samping ini juga berguna agar semua area mendapat cahaya dan sirkulasi udara yang baik. Pintu masuk didesain dengan bentuk bulat sehingga menampilkan kesan artistik di dalam komposisi arsitektur yang optimal.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 10 – Bukit Golf

New project ongoing at Bukit Golf BSD #RAWongoing. We design houses for three-generation families. The shapes of walls form the views of the golf course in South Jakarta and create airflow, natural lights, water catchment, and a series of landscapes that define bioclimatic architecture.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 09 – Pluit

Rumah ini terletak di Pluit, merupakan rumah satu keluarga pedagang, pebisnis yang menginginkan sebuah sanctuary. Kamar-kamar dirumah ini lumayan banyak, satu diatas, lantai mezanin satu, diatasnya lagi ada dua kamar. Jadi totalnya ada lima kamar didalam rumah yang ukurannya relatif kecil.

Rumah ini merupakan proyek renovasi, struktur lamanya tidak dibongkar sama sekali. Jadi kami relayout dan memasukkan cahaya melalui lubang-lubang void yang ada. Disebelah kiri ada kamar mandi yang diapit oleh udara. Ruangnya blong-blong, ketika naik tangga keatas baru ada tempat kerja orang tuanya. Jadi ruang berkumpul bersama anak-anaknya, ditengah-tengah ada ruang kerja dan ada void juga.

Ekspresi fasad depannya ada kisi-kisi kayu, karena mereka suka pergi ke Bali dan ingin mendapatkan ekspresi seperti resort. Kami membuat take ekspresi resort dengan membuat pengulangan bentuk kayu yang terbuat dari besi yang dicat kayu untuk durabilitas. Dan kita buat atapnya melayang tanpa banyak kolom, atapnya digantung dan dikasih kisi-kisi supaya tidak ada seperti tropical climate, thermal nya juga terjaga, suhunya tidak panas dan tidak terkena hujan. Di area depannya masih bisa diolah sebagai taman dengan komposisi arsitektural yang terbatas.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 08 – Tresno House

Located on the outskirts of Tangerang, Karawaci, one of the cities next to Jakarta, Tresno is the design of a simple tropical house in Jakarta. It’s simultaneously designed by the Geomancy principle creating 9 squares of the grid which forbids and allows some functions in the zoning such as the area of the north is for master bedroom and south for the kid’s bedroom. The squares consist of the 3.6 m x 3.6 grid in 9 square boxes with cantilevered space to allow pool, garden, and connection from ground floor to 1st floor flows from service level on the ground floor to living level on 1st floor and at the end to more private level on the 2nd-floor plan. The orientation of the sunlight is studied so the exposure is minimum from the west side facade by having a solid wall and minimum opening. the ground floor and 1st-floor functions to open to the garden. The landscape of “The Pucuk Merah trees” functions as barrier sunlight, and creating a microclimate in the periphery of the site providing microclimate.

At the center of the house, there is a skylight design based on the elaboration of the Tumpang Sari technique which was done in Guha. Basically it is a way to provide air stacking effect to cool the inside atrium space. The atrium connects bedrooms, kitchen, living room. Tumpang Sari is a form of traditional Architecture in Java, that the house is an act of prayer towards life for positive contribution, no pretension, life learning. In this case, the learning curve of understanding the basic needs of grids, modules, and atrium functions are key aspects.

The design uses craftsmen who polished the concrete from the previous projects such as The Guild project before with module 600 mm width x 1200 mm, length to avoid cracking between joints. The steel welder who comes from Subang, West Java combines the lightness of perforated metal and crafted to create a layer of shadow and privacy. The perforated steel is positioned as wall and floor plate in the indoor mezzanine level and outdoor balcony. An idea is a functional approach plus expression raw, rough, and honest material in combination with steel, concrete, and wood plus landscape and lighting and at the end in a combination of tradition.

Kategori
Team - Reflection Letter

Renadi Mohammad Rediansyah – Universitas Tarumanagara

Reflection Letter:

Enjoy the Process – Renadi Mohammad Rediansyah

Selama magang saya banyak mengambil pelajaran arsitektur sampai kehidupan. Mulai dari percaya tidak ada yang tidak mungkin jika mau berusaha dan mencoba. Belajar dan bekerja langsung dengan seorang arsitek menjadi katalis dalam berpikir dan mendapatkan cara pandang yang lebih luas. Bekerja dengan Kakak-kakak yang menanamkan nilai ketepatan, ketelitian, dan kecepatan agar hasil maksimal. Dan yang tidak kalah penting adalah harus menikmati proses perjalanan yang sedang atau akan ditempuh.

Tahun 2018 mengunjungi The Guild atau Guha, Pameran Tugas Akhir Arsitek, saya meninggalkan jejak testimoni yang tertempel di dinding Guha sampai hari ini. Hadir di guha saya merasa kagum dan terbesit pemikiran, menarik jika suatu hari nanti dapat bekerja di RAW. Saat kuliah saya jatuh hati dengan arsitektur karya Louis Kahn. Bentuk lengkung dan lingkaran bukaan guha mengingatkan saya pada Kahn, seakan beliau meninggalkan jejak disini. Tahun 2022 saya mendapatkan kesempatan untuk bisa magang di RAW.

Bekerja dengan seorang arsitek, Kak Realrich Sjarief, sangat menginspirasi dan menyemangati saya dalam berarsitektur. Tiga bulan magang disini saya terhitung berpindah sebanyak tiga kali. Saya diperlihatkan ruang temporer, selalu berpindah, tidak ada yang tetap tetapi terus berkembang. Saat saya absen 2 minggu magang, guha sudah menambahkan mezanin pada ruang makan dan memulai pengerjaan jembatan dengan material kayu bekas.

Penambahan yang signifikan, Guha terus berkembang dan berubah, menurut saya ini adalah never ending project Kak Rich.

Saya melihat RAW sebagai payung hangat praktek arsitektur, tempat untuk belajar yang diisi oleh orang-orang yang profesional. Ketelitian, kecepatan, dan kerapihan dalam bekerja menjadi nilai yang dijaga dan dituntut untuk konsisten. Dibimbing Kak Rich dan dimentori oleh kakak-kakak yang asik, seru, penuh canda tawa dan juga memiliki keahlian dan ketelitian dalam bekerja. Terciptanya suasana bekerja yang mengandalkan nilai, kualitas, komunikasi, dan kerjasama tim untuk menghasilkan pekerjaan yang maksimal.

Tujuan magang saya jadikan untuk mendalami praktek dan melihat suasana kerja pada kantor arsitektur. Saya menjadikan magang ini sebagai proses pencarian perjalanan arsitektur. Banyak kejadian tidak terduga dan saya merasa beruntung dapat magang pada waktu yang tepat. Salah satunya ketika saya dapat bertemu dan berdiskusi dengan dua tokoh yang konsisten dalam bidangnya, Kak Rich dan Pak Sunaryo, pada hari yang sama. Cerita singkatnya saya bertanya kepada dua tokoh sumber energi dalam bekerja atau berkarya. Tidak disangka jawaban kedua tokoh ini sama. Jawabannya adalah menikmati. Menikmati momen, menikmati proses, menikmati rasa, fokus untuk berkarya.

Motivation Letter:

Perkenalkan saya Renadi M. Rediansyah, ingin mendaftarkan diri pada program magang di Realrich Architecture Workshop (RAW) untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam berarsitektur. Saya merespon lamaran ini berdasarkan Instagram. Sebagai lulusan S1 Arsitektur Universitas Tarumanagara, saya memiliki ketertarikan untuk menyelami praktek arsitektur. Saya melihat RAW memiliki praktek yang luas karena tidak hanya mencakup desain praktek arsitektur tetapi juga literasi arsitektur.

Selama 4 tahun kuliah, saya memiliki kesempatan untuk belajar merancang, memimpin bidang himpunan dan acara, dan magang di bidang manajemen konstruksi. Selain belajar, riwayat organisasi selama kuliah membawa saya untuk berkontribusi pada bidang sayembara dengan menyusun Terms of Reference (TOR) ruang kota ramah anak berupa rancangan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Pada tahun berikutnya dilanjutkan dengan mengadakan sayembara nasional dengan tema hunian yang mengangkat isu harga tanah yang tinggi. Magang di manajemen konstruksi pada proyek bangunan tinggi mengajarkan saya untuk membaca gambar kerja dan melihat langsung kualitas hasil pekerjaan dan cara menyikapinya.

Hadirnya pandemi Covid-19 memaksa saya untuk tetap dirumah, mengisi waktu membaca literatur dan mulai ada ketertarikan untuk menulis. Waktu luang ini juga saya manfaatkan untuk merancang kafe dengan fokus memaksimalkan area pengunjung dan menerapkan sistem cross ventilation pada rancangan bangunan beserta visualisasinya. Masih banyak ruang yang bisa dikembangkan dari diri saya.

Magang di RAW dapat menjadi momentum memulai kembali petualangan saya dalam berarsitektur.Rekam jejak saya menunjukkan pengetahuan dan pengalaman selama kuliah dan masa pandemi. Saya memiliki ketelitian terhadap detil, dapat bekerja secara individu atau kolektif, dan mampu bekerja di berbagai macam lingkungan. Bekerjasama dengan banyak orang dari berbagai macam latar belakang bukan hal yang baru untuk saya. Modal ini akan saya maksimalkan untuk memperluas keterampilan di masa yang akan datang.

Potensi dan bakat harus diasah dan dikembangkan untuk menggapai mimpi dan cita-cita menjadi arsitek. Memiliki seorang mentor dapat mengkatalisasi potensi dalam belajar dan dibimbing dalam berpikir, bekerja, dan berkarya. Selain menjadi arsitek, minat untuk membaca dan menulis membawa saya bermimpi untuk menulis buku saya sendiri suatu hari nanti. Saya berharap RAW dapat menjadi tempat yang tepat untuk belajar dan memberikan pandangan praktek berarsitektur dalam berkarya tidak hanya dalam bentuk ide, gambar, dan fisik tetapi juga dalam bentuk literatur.

Saya ingin merasakan budaya desain praktek arsitektur secara empiris. Ingin memperluas pandangan dari desain dan arsitektur. Ingin melihat padu-padan antara konsep, detil desain, budget, dan eksekusi di lapangan. Untuk menjadi konsisten dalam berpikir, merancang, dan berkarya. Dalam arsitektur, saya juga tertarik dan ingin mendalami research by design untuk mencari relevansi.

Ada jarak antara dunia akademis dan praktisi yang perlu dikejar untuk menyeimbangkan ilmu dan praktek. Pengalaman dalam desain praktek adalah potongan yang hilang dan perlu saya lengkapi dalam petualangan berarsitektur. Ingin terus bekembang, belajar, dan mencari arti dari desain, arsitektur, dan desain arsitektur. Saya berharap dengan magang ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman untuk meningkatkan keterampilan diri saya sendiri dan memberikan nilai dan kontribusi untuk RAW dalam berkarya.

Terlampir curriculum vitae (CV) dan portofolio sebagai bahan pertimbangan bapak/ibu untuk saya dapat magang di RAW. Jika ada pertanyaan, saran, atau masukan saya dapat dihubungi melalui WhatsApp +62 8131 8989 725 dan email rreji1202@gmail.com (email utama). Atas perhatian dan waktu bapak/ibu saya ucapkan terima kasih.

Salam Hormat,

Renadi M. Rediansyah

Kategori
Team - Reflection Letter

Manuel Hendru – Universitas Multimedia Nusantara

Reflection Letter:

Hello! My name is Manuel Hendru who is usually called El in RAW. I’m a 7th semester student at Multimedia Nusantara University, Tangerang who got the opportunity to be able to contribute to the work being done at RAW Architecture as an intern student for 6 months (which initially only planned for 4 months HAHA). Before deciding to do practical work in the office that I will apply for, there are many considerations as well as the expectations that I can get when I do my internship in that office. One of them is that I want experience in working and expanding relationships in the office. So, apart from the firm work being convincing, the work environment is also very influential and is a big consideration for me in choosing an internship place.

RAW Architecture has become one of the offices that I have known since I first entered college. Kak Rich himself once gave a seminar on my campus, which at that time I was very impressed with his presentation. The way the presentation was deep and fun made me enjoy learning about what Kak Rich was presenting at that time. Because of that, I’ve also started to recognize the building designs produced by RAW and I love them. What’s more, I also saw several posts from ig @guhatheguild which feature dynamic and exciting office life too. Long story short, I finally decided to apply to RAW Architecture as one of the agencies I wanted to learn more about architecture and open relationships because of these three factors.

When I first entered the studio, I was immediately greeted by Kak Rich and also the working staff through a brief self-introduction. In that short introduction, we joked a lot and laughed together. It was at that moment that I immediately thought that I was not mistaken in choosing RAW Architecture to be the office I was assigned for my internship for 4 months from 20 June – 22 October.

During those 4 months, I really learned and was happy to get to know many things that are far deeper than what I got at college. In fact, several times I was also often invited to go to the field and learn directly about building construction. However, 4 months was not enough time for me to learn many things in the built field. So, I finally decided to extend. My decision to extend was also not easy for me and it took me quite a while to think about it until I made a unanimous decision on d-1 the day before I ended my internship and contacted Kak Rich and the admin that I wanted to extend until December 23. To be honest, on that day, I was quite afraid that this decision would not be the best for me because I had to divide my time more between work and college. The course I was taking at that time was a research seminar that determined my Tugas Akhir. And yes, in the end I took a lot of time off to take care of my seminars in my extended days. But, even though I’m on leave, I still get a lot of knowledge in built that I really want and I don’t once regret the decision to extend it.

Of course, I would like to thank Kak Rich for giving me the opportunity to contribute a little as an intern student. I am very happy to know Kak Rich as a leader who is very humble and I really look up to him.

Big thanks to Kak Mei, Mas Alim, Kak Fina, and Sofi for “accepting” me in their team to help with some work on the built project that I’m working on hehe

Thank you also to Tyo who has become my 911 in RAW both in work and other life and open Tyo-Tour and Travel on Saturdays/Sundays to Bandung, cool.

To Ms. Riyan, who taught architectural concepts for the first time to me and other staff members or interns who have colored my monochrome life every day.

Until finally, I can say that doing an internship at RAW is a valuable experience that I can’t forget until I’m old. Because at RAW, I don’t only get knowledge of architecture and construction, but also laughter from all of you who have given meaning and added to my collection of precious moments in my life. For me, RAW is not only “The Best Office in The World” but also “The Best Home in The World” where we can feel the warmth of everyone in it.

Sending hugs and the best wishes for each of you MUAH xixi

Best Regrads,

Manuel Hendru

Motivation Letter:

Perkenalkan saya Manuel Hendru, seorang mahasiswa arsitektur semester 6 di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tangerang. Saya memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap proyek-proyek yang sudah ataupun sedang dikerjakan oleh Studio RAW Architecture, terutama pada desain arsitekturnya, pengolahan pengalaman ruang yang luar biasa, dan juga pemakaian jenis material lokal dan tektonik yang unik. Saya sendiri tertarik untuk mempelajari mengenai pengolahan material menjadi bentuk ruang yang memberikan pengalaman berbeda. Dengan ketertarikan mendasar tersebut, saya bermaksud untuk mengajukan permohonan kerja praktik di Studio RAW Architecture mulai dari bulan Juni 2022 selama lima sampai enam bulan.

Saya sangat menyukai semua hal tentang arsitektur dan desain. Sebagai mahasiswa arsitektur, saya mencoba untuk mengembangkan kegemaran tersebut dan menyelesaikan beberapa mata kuliah terkait, seperti Perancangan Arsitektur, Teknologi Bangunan, Fisika Bangunan, Bangunan Berkelanjutan, Utilitas Bangunan, Komunikasi Digital, Seni Rupa, dan masih banyak lagi mata kuliah yang membekali saya pengetahuan berguna untuk diterapkan di dunia nyata sehingga beberapa dari karya-karya saya tersebut mendapat penghargaan berupa perancangan terbaik. Saya juga sedang menjalani mata kuliah Interior yang mempelajari tentang perancangan ruang dalam pada rumah ataupun café. Saya sangat ingin untuk memperluas wawasan dan juga menerima tantangan baru berupa kesempatan menjadi arsitek kerja praktik pada perusahaan ini.

Bekerja menjadi anggota tim Studio RAW Architecture merupakan salah satu impian terbesar yang ingin saya capai sejak awal menduduki bangku kuliah. Oleh karena itu, saya sangat berharap untuk mendapat kesempatan dalam membantu proyek-proyek Studio RAW Architecture sebagai bagian dari tim serta memperluas koneksi sosial dan juga pengalaman saya sebagai bekal di kemudian hari. Saya dapat mempertimbangkan untuk bekerja secara daring ataupun luring saat ini. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Kategori
blog

Morahai House

.
Rumah ini memiliki dua sisi, ia privat juga ada sisi publik. Sisi kamar tidur berisi permainan bentuk lengkung-lengkung yang menerus seperti terasering. Massa bangunannya seakan-akan diangkat untuk mengakomodasi daerah komunal-perpustakaan-dan daerah tempat tinggal. Ada tangga disisi ujungnya yang dikelilingi oleh bukaan kotak-kotak. Kebetulan suami dari sahabat saya, suka berkomunitas. Rumah ini adalah cerminan dua sisi komunitas dan keluarga yang saling bertolak belakang. Explorasi kombinasi bentuk lengkungan dan kotak pada bentuk dan fasad bangunan didesain untuk memberikan aliran udara yang sehat dan menghadirkan cahaya udara alami kedalam ruang.
.
Istri dari klien kami adalah sahabat lama saya dari SD. Dulu Saya bertemu dia lagi kira-kira 12 tahun yang lalu dan baru 3 tahun yang lalu bertemu kembali dan menjadi klien kami. Kali ini Pekerjaan kayu-kayu, kisi-kisi depan dan kayu ulin yang sudah terpasang.
.
Layouting didalam rumah rumah ini menyediakan dua jenis zona privasi, publik dan privat karena klien kami menginginkan setiap kerabat yang berkunjung bisa merasa seperti rumah mereka sendiri.
.
Thank you, clients (G+J), contractor, and the teamwork, architecture is collaborative work
@realricharchitectureworkshop , @timbulsimanjorang@alimhanz, and many other people involved, hugs 🤗
.
#RAWongoing #RAWprogress #Morahaihouse #house #details #bioclimatic #architecture #architecturedetails #architectureproject #workingonprogress #dezeen #archdaily #arsitektur #arsitekturindonesia

Kategori
blog inspiring people

Tan Tjiang Ay + Yuswadi Saliya

Barusan hari ini di akhir tahun 31 Desember 2022, saya berkesempatan bertemu Om Tan Tjiang Ay dan Pak Yuswadi Saliya.
.

Dari om Tan saya belajar keseharian berpraktik yang realistis, optimal, dan detail. Saya berpraktek karena keterpaksaan, ia berujar.
.
“Masa sih pak keterpaksaan, menurut saya bukan keterpaksaan, tapi memahami keterbatasan melalui penyelesaian permasalahan.” Jawab saya.

“Tapi yang saya selesaikan, adalah permasalahan lapangan yang sehari – hari. Yang tidak mahal, yang praktis.”Ujarnya.

“Itu salah satu aspek yang bisa dijawab arsitektur pak, permasalahan sehari – hari, dan juga diperlukan oleh banyak orang. Mungkin juga detail, solusi yang sederhana bisa menjadi inspirasi oleh publik.” Jawab saya

Perbicangan seperti ini berjalan berjam – jam lamanya. Sampai satu saat saya menanyakan benang merah berkarya. Ia menjawab, wah wah pertanyaan berbahaya itu, sambil terkekeh- kekeh. Ia bercerita saya menimpali, itulah kenikmatan tersendiri di dalam memahami om Tan yang sudah berpraktek 50 tahun lamanya. Tempat kerjanya ada di dalam sebuah bangunan yang sudah berdiri dari tahun 1920, disesuaikan ulang, di tambah – tambah dan juga dikurang – kurangi. Umur struktur bangunan tersebut sudah 102 menuju 103, dari situ kita bisa belajar soal sikap menghargai, ya attitude adalah awal dari proses perencanaan, sebelum filosofi, sebelum teori, sebelum metode, dan ilmu – ilmu lapangan.
.


Dari Pak Yus kita bisa belajar memahami perspektif yang lebih dalam dari permukaan.
Ia melihat perspektif perlu didukung oleh data, sehingga polanya bisa terbaca, ia menyebutnya taksonomi atau pengelompokkan. Arsitektur pun demikian.
.
Data itu penting yang dipergunakan untuk memetakan langkah – langkah ke depan, ia mengulangi berkali – kali.
.
Dari kedua legenda hidup tokoh arsitekur ini, saya belajar kedalaman perspektif dan sikap hidup sehingga perbincangan berjam – jam menjadi taksonomi desain. Memang langkah pertama dari kreativitas adalah membuka diri dari situ kita hanya warana(alat) dan wahana(kendaraan) yang indah untuk sekitarnya.
.
Pak ini resep awet muda, saya berkelakar, mereka pun tertawa.

“Untuk Om Tan saya siapkan anggur, untuk menemani malam tahun baru.” Saya berkelakar.

“Wah ini harus sedikit – sedikit nih, supaya santai dan diam – diam, nanti ngga boleh gaul sama ibu” Ia pun balas berkelakar sambil tertawa terbahak – bahak.
.
“Untuk pak Yuswadi saya siapkan buah, ini resep umur panjang.”

istri pak yus datang, dan beliau tertawa,

“aduh ini kita suka sekali.” Ia berkata, dan pak Yus tertawa lepas.”Jangan pulang dulu kita masih bisa ngobrol dan diskusi.” Saya pun duduk 30 menit lagi sebelum istri saya telp karena sudah mulai malam.
.
“Pak saya pamit dulu ya, soalnya saya mau nemenin istri dan anak – anak makan.” Saya berpamitan.
.
“Pak saya foto ya buat kenang – kenangan.”
.
“Hayuuuukk.” Katanya.
.
Memang tawa para legenda arsitektur ini tidak bisa dilepaskan dari pasangannya, dua legenda romantis yang sayang akan cinta sejatinya dan kehidupannya yang dijalaninya dengan seksama.
.
Ini hanya refleksi singkat dari pertemuan dengan para legenda hidup arsitektur. Doa dari keseharian, meneruskan pesan untuk merajut jiwa. 2023 yuk jalan.

Kategori
blog

Selamat Natal 2022

.

Kami sekeluarga mengucapkan Selamat Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Semoga berkat berlimpah untuk kita semua di dalam kedamaian dunia yang indah ini.
.
Semoga hidup lebih sehat dan bahagia, sukses juga untuk kita semua. Selamat liburan ya ^^
.
🙏🙏🙏❤️

Kategori
blog

Sunaryo dan Ronchamp Chapel 


.
Di Ronchamp Chapel karya Le Corbusier ada permainan cahaya dengan tampak menghadap utara selatan sehingga cahaya pagi didesain untuk menerangi altar utama. Sedangkan daerah selatan didesain untuk altar terbuka dengan bukaan-bukaan dengan pola besar kecil.

Kami tinggal di satu penginapan, salah satu keluarga donatur Ronchamp yang memiliki hotel di pinggir sungai yang bercabang ke sungai Le Rahin. Pada saat makan pagi bersama, ia berkata Ronchamp sendiri dibangun untuk membiayai ekonomi kota, bersama warga. Bentuknya yang tidak biasa terkadang membuat orang bertanya-tanya, bagaimana bisa karya seperti itu hadir di puncak bukit.

Bulan lalu saya bertemu Seniman Sunaryo di Selasar Paviliun, di pameran Le Corbusier. Saya menyapa beliau ketika melihat beliau duduk istirahat di rumput. Saya bertanya ke beliau “Apa itu arsitektur ?”

Menurut beliau bangunan dan seni adalah satu, tidak terpisahkan, itulah arsitektur lalu Ia bertanya pendapat saya “Apakah memang karya Le Corbusier yang di Ronchamp punya nilai yang baik?” Ia sendiri punya rasa penasaran terhadap pameran Le Corbusier di Selasar Paviliun.

Saya bertanya “Bagaimana cara untuk mengutuhkan arsitektur melalui seni?”. Pak Sunaryo menjelaskan bahwa penguasaan teknik menjadi langkah awal, kemudian disusul oleh pertanyaan untuk siapa kamu berkarya, yaitu untuk orang lain melalui dirimu sendiri.

Setiap karya arsitektur dari segi skala, memiliki tingkat kesulitan, pertimbangan, taktik eksekusi yang optimal dan efisiensi yang berbeda-beda. Yang menarik adalah bagaimana karya itu menggerakkan perekonomian kota dari masa waktu dibangun sampai setelah dibangun. Kerja tersebut pasti melelahkan. Hal itu berulang di dalam desain gereja Firminy dilanjutkan dari sketsa Corbusier. Oubrerie, asisten yang menemani Corbusier di dalam berkarya menjadi desainer dari gereja tersebut dengan banyaknya turunan teknik desain. Jadi energi beliau, berlanjut, merintis dan berkembang dari benih satu ke selanjutnya, beliau menjadi jembatan seperti Pak Sunaryo dengan program selasarnya yang menjadi jembatan untuk seniman muda berpameran.
.
Jembatan kasih untuk tahun 2023, pas :p

#RAWinspirasi
.

Kategori
blog

Variant of Free Curves 


.
Chimney House is one of RAW Architecture’s works in Tangerang. The design proposes free-curve variants to respond to lights, air movement, views, and programs. The design makes use of natural lighting through skylights above the stairs, corridors, and bathrooms. Opening and skylight in the center of the building are a response to getting enough natural light and allowing air movement.
.
The open plan concept that combines outdoor and indoor spaces provides a limitless space experience and maximizes space quality. The transparent room provides unlimited views and panoramas that can be enjoyed while relaxing inside the house.
.
#RAW99%finished #Chimneyhouse#house#bioclimatic#architecturedetails#details#architecture#architectureproject#realricharchitectureworkshop#realrichsjarief#archdaily#archistudent#architect#architecture#dezeen#indonesia#indonesianarchitecture#brikolase#dotworkshop

Kategori
blog

Bioclimatic Tube House 


.
One of the RAW Architecture #RAW99%finished. It’s a 3-story house with a compact, technological design with solar panel integration and a north-south opening.

The layout is separated by 3 simple grids. The shape is like a tube with a bridge in the middle – the result of efforts to incorporate air and light into the bedroom and living room.
.
@realricharchitectureworkshop
.

Rendering by @enomuvisual

.
#RAW99%finished #Rumahtabung#henderafanihouse#house#Banten#details#bioclimatic#architecture#architecturedetails#architectureproject#realricharchitectureworkshop#dezeen#archdaily#arsitekturindonesia

Kategori
Graduated

Wahyu Prasetyo

Associate Researcher, Librarian, and Curator

Affiliation Universitas Negeri Sebelas Maret

Kategori
Team - Designer Team - Tier 4

Janice Elvina Williem

Associate Designer

Affiliation University of Melbourne

Kategori
Team - Reflection Letter

Devi Angraini – Universitas Multimedia Nusantara

Hello, I’m Devi, a 7th-semester architecture student from Multimedia Nusantara University, Tangerang. Just being a student and hearing my lecturers talk about working in architecture makes me wonder what it feels like to be in a real architecture field and what would be different from what I got at university. That is why, during my inter-semester break, I decided to apply for an internship at several architectural bureaus and RAW is one of them. RAW’s projects shown by Kak Rich in my several campus webinars amazed me with how the projects are different from others. It made me want to analyze and learn more about that in some of my assignments and become the reason why I chose RAW as my intern office.

But the thing is, I have no clue at all about the culture and how the people work in RAW since my seniors on campus never do internships or work there. So I asked Kak Gaby who is a former intern at RAW about that, looked for the information on Guha The Guild’s Instagram which showed that Kak Rich usually gathers the team and talks not just about architecture but also about life which interests me, and hoped it will be “The best office in the world”, just like what they say.

On the first day of entering Guha, I already know that I can learn a lot here just by looking at the unique doors it has. Then after meeting the team and starting to work here, I am more than convinced that this is indeed the best office in the world. The people here are so warm, humble, willing to share their knowledge about everything, and also patient when teaching us. I learn a lot about architecture in depth by understanding details that I didn’t get much before, communicating with a team, learning new architecture software which I’ve never used before, and making a design from scratch than making it real. Not only about architecture, but I also learned about a lot of aspects of life such as friendship, relationships, work, education, and many more by hearing people’s various interesting and funny stories. By this, for me, Guha feels like a second home where you can get the warmth from the people and get every information you need to face the wild world out there.

Four months here feels not enough to gain and learn all the knowledge that RAW’s team and the project have but I’m really grateful for having a chance to do an internship here, thank you to Kak Rich. I also want to thank Kak Rich for sharing many insights about architecture and advice on how to become a better person in every meeting, being humble, and appreciating every little thing. Thank you to all the team, Kak Pandu, Kak Riyan, Kak Timbul, Kak Tyo, Kak Al, Kak Rico, Kak Alim, Kak Haykal, Kak Gaby, Kak Putra, Kak Melisa, Kak Khafyd, Kak Kirana, Kak Audy, Kak Vyan, Kak Fina, Kak Sofi, Ci Mei, and Evan for every knowledge, stories, and time that you share with me. Also thank you to my intern friends, Manuel, Nanda, Damas, Zyadi, Ryan, Akmal, Janice, Jessica, Reji, Zikri, and Reva for accompanying me during my internship. It is such a blessing to get to know amazing people like you. I hope the best to RAW and every one of you in every journey of your life. I hope we can meet or work again together in the future.

Kategori
Team - Administration Team - Tier 4

Fransisca Matanari

Associate Administration and Finance

Affiliation STMIK Triguna Dharma Medan

Kategori
Team - Designer Team - Tier 4

Evanjelicel Tamio Dimpudus

Associate Designer

Affiliation Universitas Pelita Harapan

Kategori
Team - Librarian and Researcher Team - Tier 4

Arlyn Keizia

Senior Researcher, Curator, and General Manager

Affiliation Universitas Agung Podomoro

Kategori
Team - Designer Team - Tier 4

Audy Kiranaputri Ramadewa

Associate Designer

Affiliation Universitas Diponegoro

Kategori
Team - Librarian and Researcher Team - Tier 4

Aryo Phramudhito

Part Time – Photographer

Affiliation Institut Seni Indonesia Denpasar

Kategori
Team - Librarian and Researcher Team - Tier 4

Maylani Tiosari

Associate Librarian, Curator, and Creative Assistant

Affiliation Master : Institut Teknologi Bandung, Bachelor : Universitas Trisaksti

Kategori
blog

Poetic Space In Three-Generation Home 

.
New project ongoing at Bukit Golf BSD #RAWongoing. We design houses for three-generation families. The shapes of walls form the views of the golf course in South Jakarta and create airflow, natural lights, water catchment, and a series of landscapes that define bioclimatic architecture.
.
@realricharchitectureworkshop
.
#RAWongoing #RAWprogress #Wangkarhouse #bukitgolf #house #details #bioclimatic #architecture #architecturedetails #architectureproject #workingonprogress

Kategori
blog

Taman Hutan Raya Bandung 

Taman Hutan Raya
.
Kemarin kami berkunjung ke Taman Hutan Raya. Lokasi Tahura yang tidak jauh dari pusat kota dan berdekatan dengan @Piyandeling membuatnya mudah diakses, di dalamnya ada Gua Belanda, Gua Jepang, kandang kelinci. Setiap ke Bandung kami biasa berangkat jam 4 pagi, dan pulang lagi keesokan harinya, saya sendiri mengontrol kerja tim kami di Bandung jam 7-8 di Bandung sebelum bersiap – siap menemani Laurensia dan anak – anak. Dulu waktu saya sekolah di Bandung, kadang – kadang saya naik ke atas ke Tahura di tengah – tengah kesibukan untuk sekedar duduk – duduk di bawah pohon.
.
Di Tahura, kami menghabiskan waktu dengan hal – hal yang sederhana seperti berjalan di tengah – tengah pepohonan, makan jagung, pisang, kelapa, ketan, bertegur sapa dengan pengunjung lain.
.
Miracle terus bertanya ke pengunjung yang lain, “mas / mbak dimana gua Belandanya ?” Dijawab “Masih jauh satu belokan lagi.” Begitupun berulang – ulang, sampai akhirnya sampai.
.
Akhirnya kami sampai ke Gua Belanda, menemui guide dan dijelaskan banyak hal tentang sejarah gua tersebut, jalur logistik, cara konstruksi gua. Saya yakin guide ini sudah menjelaskan hal yang serupa ribuan kali sampai ia berbicara sedemikian fasihnya.
.
Begitupun juga keseharian, terus berulang mulain dari pertanyaan dan perjalanan untuk mencari jawaban, sebuah proses untuk mencari kefasihan.
.
Have a nice weekend all ❤️

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 07 – Puri Wirawan

Yang menarik di rumah ini adalah teknik Memecah massa menjadi 3 bagian yang berbeda, dengan tidak menempel pada dinding samping. Diluar seluruh teknik aristektural, rumah ini juga menjadi representasi budaya toleransi yang terdapat di dalam rumah Indonesia, beberapa generasi yang bisa tinggal bersama di dalam satu rumah. Hal ini ditandai dengan pengelompokan ruang tidur dengan kamar mandi dalam dan memiliki break out spaces di koridor dan ruang keluarga yang bisa menampung lebih dari 20 orang di dalam program ruang.

Om Frans adalah orang yang saya temui setiap kali membahas rumah ini, dari dia kami banyak berdiskusi berdua mengenai pembiayaan, materialitas, kehidupan dan mimpinya untuk keluarga besarnya. Di dalam diskusi ia juga kerap mengajak anggota keluarganya dan menyebutkan referensi-referensi yang dimilikinya. Ia berdiskusi dengan santai, dan melakukan observasi dengan cermat, ia mampu membaca situasi melalui tabel – tabel komparasi meskipun ia tidak memiliki latar belakang ilmu bangunan, ia mendengarkan dan mau menerima banyak hal baru.

.

Di dalam perjalanan mendesain rumah tersebut, saya belajar bahwa masalah data, pembiayaan, skedule, dan menjaga hubungan dengan keluarga menjadi sangat penting untuk membuat sebuah karya yang kolaboratif dan iteratif.

.

Di masa- masa terakhirnya om Frans masih sempat membahas mimpi2nya tentang anaknya. Di dalam rasa sakit yang terus menerpanya, ia masih perhatian pada keluarganya. Begitupun ayah saya sedang sakit sekarang, dan situasi di dalam keluarga tidak mudah, tekanan muncul atas bawah kiri kanan, kami secara keluarga harus kuat. Maju kena mundur kena, dari masalah tulang, parkinson, saluran makan, dan saluran nafas. Dad, masih saja bisa mengelus kepala kami.

.

Dari situlah peran keluarga di dalam program arsitektural menjadi penting, mengolah kedekatan supaya kuat menjalani hidup bersama – sama, dari kelahiran, proses menjadi dewasa, dan tua dengan tetap menjalani yang berkualitas. Postingsn instagram bukanlah hanya sebuah puja puji saja tetapi sebuah sarana melakukan kebaikan. Di dalam sebuah karya yang kadang terlihat megah ada cerita yang dalam mengenai kehidupan. That is our mission in this crazy digital world.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 06 – Kampono

Setiap beberapa bulan sekali pasti ada kalanya kami (saya dan Laurensia) menghabiskan waktu bersama Mirza dan Adhisty. Lingkaran pertemanan kami tadinya saya pikir tidak beririsan dan ternyata sangat beririsan, terkadang ada saja teman atau klien kami yang saling kenal.

.

Dua orang ini unik, karena apa yang kita bicarakan biasa berkutat akan kehidupan sehari – hari, keluarga, pekerjaan, sampai karya arsitektur yang termuktahir yang sedang kami kerjakan.

.

Satu saat mereka bercerita, bahwa rumah Kampono menghadap ke kiblat. Saya sendiri pernah menulis sebuah postingan tentang tangan yang berdoa. Doa yang menghadap sisi barat memberikan keteduhan, dan kepercayaan akan niat untuk berbuat baik. Di balik itu memang fasade kaca di rumah ini serta merta dihadapkan ke arah barat sisi terpanas yang juga membingkai pohon eksisting di sisi tersebut, hasilnya adalah bayangan-bayangan yang hadir mewarnai ruang keluarga memberikan ruang yang sinematik menuju sore hari.

.

Saya menulis kalimat tentang simbolisme disini , “bentuk – bentuk lengkung tersebut secara sadar membentuk symbol jari yang menapak bumi, yang menyiratkan bentuk doa di dalam konsep tangan yang sedang berdoa di dalam tarian. Di dalam proses desain iterasi bentuk lengkung banyak sekali dicoba dan digunakan dari bentuk yang liar sampai bentuk yang tidak lebih – tidak kurang dengan takaran yang pas.

.

Permainan bentuk ini dimulai dari proses pengolahan bentuk partii (susunan organisasi sub-massa) yang jelas dahulu, dan

kemudian tiap- tiap massa tersebut di acak dan disusun ulang menurut dasar kriteria seperti : proporsi ruang, arah pandangan, dan kemungkinan – kemungkinan ruang yang tidak

terduga yang terbentuk. Proses in berlanjut dengan kuantitas pilihan yang banyak, sampai terbentuk komposisi yang optimal.

.

Pendekatan ini dibahas Antoniades dan Jean Labatut di dalam pendekatan yang desain inklusif dan bagaimana perspektif yang berbeda, aktor yang berbeda berpengaruh di dalam sebuah alam kreatifitas yang membentuk kenyamanan penghuni.

.

Membentuk lengkungan adalah pemberontakan terhadap keseragaman, dan bentuk yang itu – itu saja, mendekati alam dan juga pertanda akan pemberontakan terhadap rasionalitas melalui intuisi dan percobaan desain. Di dalam

kasus ini pemberontakan dijadikan alasan untuk membuka sisi terentan di iklim tropis, dimana melalui desain justru penghuni bisa mendapatkan kenyamanan sekaligus, pandangan, bayang – bayang, sinar matahari, udara segar, dan semuanya adalah seni untuk perlawanan terhadap diri sendiri.

Di dalam alam seni hal tersebut menjadi sebuah pernyataan akan visi misi, bahwa klien percaya pada eksplorasi sang arsitek. Sebuah perjalanan seumur hidup.

Kategori
blog

Arsitektur Regionalisme yang Reflektif 

Kampono House

Hari jum’at saya diundang di event tahunan @titiktemu_2022 program studio arsitektur Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Tema dari seminar ini adalah “Arsitektur kini”.

Kami merefleksikan tema tersebut bahwa diantara arsitektur kini ada arsitektur dulu dan nanti. Arsitektur kini berkiatan dengan hal-hal mendasar yang menjadi kebutuhan manusia, seperti air, cahaya, dan udara.

Tantangannya adalah bagaimana kebutuhan dasar tersebut terintegrasi kedalam faktor-faktor yang mempengaruhi arsitektur masa kini, seperti sinergi dengan kondisi alam yang berubah-ubah, kondisi ekonomi yang fluktuatif, dan space yang semakin terbatas. Ketiga hal tersebut menjadi faktor yang membedakan cara hidup seseorang yang pada akhirnya akan mendasari pendekatan desain yang diambil oleh arsitek dan klien menuju masa depan atau arsitektur nanti.

Karena faktor tersebut desain bangunan memiliki jiwa yang bisa dikembangkan dari waktu kewaktu, terus berubah sehingga menjadi bahan refleksi nilai-nilai kehidupan. Dari sana muncullah judul seminar ini “Arsitektur Regionalisme yang Reflektif”.

Di tingkatan selanjutnya, pertanyaan lanjutan muncul tentang dari mana datangnya keunikan di dalam arsitektur. Apakah dari kebiasaan mendesain, tren, fantasi dan imajinasi?. Apa saja hal yang memantik keunikan dibalik ruang yang juga di bayangi fungsi yang harus diperhatikan? Ada stimulus proyek-proyek tertentu yang memiliki pendekatan yang khas.

Seperti di dalam foto ini, Kampono House. Di dalam proses iterasi desain yang terjadi bisa membuat hal yang tidak terduga menjadi kenyataan. Dimulai dari hal sederhana, orientasi terhadap matahari dan pohon existing, penempatan skylight pinggir dan tengah. Beberapa material yang memiliki volume besar seperti beton, bata, dan acian kami gunakan karena mudah didapatkan, tidak mahal, dan memiliki ketahanan. Permainan bentuk, seperti bidang lengkung di ujung untuk membingkai pandangan sekaligus menangkap cahaya dan angin.

Architect: @realricharchitectureworkshop
Photograph: @eric dinardi
Thank you @mirzakampono @adhistykampono

RAW99%finished #Dancerhouse #Kamponohouse #house #bioclimatic #architecture #architectureproject #realrichsjarief #arsitek

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 05 – Istakagrha

Located in Taman Meruya Ilir, West Jakarta region, Istakagrha meaning brick house, Situated in the increasingly crowded West Jakarta area, the 150 sqm house occupies a 150 sqm plot of land, 10m x 15m. Istakagrha is reflected by its name, brick House, it is a small and compact house with a orange painted color on the light weight brick, black colour , and rough concrete texture finishes.The expression creates humble and distinctive look.

“We have a dream to have a house which like a villa in Bali. A house more than a functional but a place to live and grow with feel of nature, we really love staying in tranquil house” explains homeowner Mr. Ferdian Septiono and Ms. Joice Verawati to Realrich Sjarief. The couple are graphic designer who are willing to have a compact Ecological house which is resortlike.

The architecture of Istakagrha separated inside and outside with the landscape of a barrier wall made by light weight brick. The combination is stacked with pattern of solid void, which provide sense of privacy and security, meanwhile allowing sunlight and air circulation to flow inside the living room. The Ecological Approach of this house elaborated from Realrich Architecture Workshop’s project such as Bare Minimalist project and the privacy design elaborated by Bris Soleil (sun breaker) elaborated from akanaka.

The house faces east side allowing morning sunlight come to the space at 9 am. The stair is placed at the west side, the west side is walled with brick to provide thermal insulation. The air ventilator is placed at the west side of the house above the stair from ground to 1st floor providing fresh air circulation through air stacking effect. The house has one open air receiving area as anteroom then no more separation wall between living, dining, and cooking which In the living room, the kitchen also takes some importance its final layout is the result of few adjustments based on the owner’s domestic habits. The only enclosed space in the second storey is guest room, which doubles as a working space and guest bed room. A simple foyer and a light well integrated with stair, and art work is placed after the receiving area at the west side of the building. The second story houses private spaces. At the end of the corridor is 1 bedroom with shared bathroom and a walk-in closet. An simple and functional feel showering area is attached to the bathroom. The material used in this building is choosed based on the best craftmenship available in Jakarta, concrete structure is used because of the cost efficiency, engineered wood is used because of the look and lightness, metal frame for facade and sunshading are used because of durability.

3 types of brick was used based on each character. First, is light weight brick, 200 x 600 x 100 mm, for the facade. Light weight brick was chosed because of the lightness, precision and can be easily molded and constructed as facade/ Second, orange brick which is most common material used in Jakarta, The third one is the ceramic brick 50 mm x 150 mm x 10 mm which is used for covering the stair wall as insulation and interior surface. An additional bedroom, bathroom and a stair way to the attic on the 1st floor is linked by a corridor leading to an open space beside the void leading to the stairwell and stair case through compact space. Istakagrha showed an example of small house in Jakarta with small plot of land with sustainable design approach and keeping privacy from out side to inside through simple form which is stacking brick.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 04 – Guha The Guild

Guha is an combination of new and renovation project based on previously “The Guild” located in Taman Villa Meruya. The Project consist of Omah Library, Dental Clinic, residence and Realrich Sjarief’s studio named Guha Bambu, The studio is Realrich Architecture Workshop (well known by name of RAW Architecture).

The renovation section is consisted on adding sequence for adding elaborated programs for Omah Library such as more storage for book shelves, bookstore and gallery. The circulation is designed to separate the public and private which is solved by separating the access at the entrance.

The new project, named Guha Bambu is at the east side. This building stands in the lot of 7.5 x 26 m size consisted new 3 storey Bamboo structure, 2 storey of basement. The technique to build the structure is elaborated from experimental school of alfa omega project. The technique separates the steel plane truss structure as a roof and bamboo structure to hold the 3 floor plate under steel structure roof.

Construction of Guha is elaborated into 9 materials to sum up craftsmanship experimentation in Realrich Architecture Workshop such as : steel, wood, glass, metal, gypsum, bamboo, plastic, stone and concrete. The layout is flexible, and open while some of the rooms is opened by minimum 2 doors allowing the further scenario while the program can be changed. The idea is basically addressing the tropical climate to open north south and close the facade at west side.

The Facade is basically basic material, concrete, vertical louver by steel and bamboo. The program it self challenge the typical housing in Indonesia to be mixed with more micro business programs such as education, even coffee shop in the future by maintaining privacy and opening itself to the public. The construction is done by generations of craftsmen from west java which integrate some of traditional fish mouth joint in bamboo constructions and more modern construction method such as steel and construction.

Kategori
blog

Lumintu House 

New project ongoing at Pantai Indah Kapuk, North Jakarta. #RAWongoing . We designs bioclimatic architecture by study on how industrial and handcrafted details can collaborate to break through the details of normal architectural stereotypes.
.
@realricharchitectureworkshop
.
#RAWprogress #PIK #Lumintuhouse #house #details #bioclimatic #architecture #architecturedetails #architectureproject #workingonprogress

Kategori
blog

Sarang Nest House is published in @archdaily 

It’s a huge achievement for our team, Sarang Nest House is published in @archdaily . Thank you @henry_yen , and all of the people involved in RAW Architecture | @realricharchitectureworkshop , captured by @ericdinardi
.
Located in a residential area, Taman Buana Permata house complex, West Jakarta. With an area of 250 sqm, Sarang Nest House consists of 2 generations of families living together, this underlies a centralized circulation and creates a micro-environment through a spatial arrangement with different angles. This angle creates distance between the perimeter of the house and the neighbors thereby allowing air to flow freely around the building while maintaining privacy between spaces. Each room has its own outdoor space. Light enters the room through perforated walls, crevices, windows, and skylights. The shape of this house is tilted to make it more efficient as well as a response from the corner of the building.
.
Further Credit:
.
Clients: Henry Kusuma Family
Lead Architects: Realrich Sjarief
Design and Project Team: Realrich Sjarief, Agustin, Erick Fei, Riswanda Setyo, Tirta Budiman, Septrio Effendi, Miftahuddin Nurdayat, Regi Kusnadi
Supervisor In Charge: Singgih Suryanto, Sudjatmiko, Muhammad Enoh, Eddy Bahtiar, Endang Syamsudin
Construction Manager: Singgih Suryanto, Agustin
Structure Engineer: John Djuhaedi, Singgih Suryanto
Mechanical And Electrical Engineer: Hamin MEP
Master Craftsmen: Tata Pirmansyah, Aep, Aep Syapuloh, Nari , Solehudin Grandong, Syaipuddin, Dicky, Bonari, Tohirin, Nur Hidayat, Rudi Setiawan
Interior + stylist: Cindy Sumawan + team
Management: Laurensia Yudith, Reffi Nurkusuma, Nurul
Plan, Illustration Team: Lu’luil Ma’nun, Andriyansyah Muhammad Ramadhan, Satria A. Permana, Agustin, Riswanda Setyo Addino
Photo Credits: Eric Dinardi
Videographer: Muhammad Farhan Nashrullah
.
#rawarchitecturepublication
.
#Sarangnesthouse#ArchDaily#realrichsjarief#realricharchitectureworkshop#arsitekturindonesia#house#residential

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 12 – Kofuse Coffee + Dine

Kofuse adalah kafe yang didesain berdasarkan renovasi terhadap struktur bangunan lama. Kami menggunakan garis – garis lengkung yang natural dan dinamis untuk desainnya dengan material bata yang digosok cat putih, beton yang digosok dengan kombinasi batu dan kayu. Kofuse memiliki nuansa seperti suasana museum, galeri yang lebih bersahaja, cantik dari dalam dan artistik.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 11 – Transjakarta BRT Prototipe

Trans Jakarta adalah penyedia Bus Rapid Transportation System di Jakarta. Perusahaan ingin meningkatkan kualitas stasiun. Prototipe desain ini didesain dengan merespon terhadap fungsional program, iklim tropis, dan kemudahan perawatan.

Desainnya menyediakan sistem modular yang terbuka, mampu menampung curah hujan dengan desain kanopi dan balustrade. Fasilitas tersebut meliputi mushola, toilet, dan toko mini untuk beberapa prototipe. Desain dikembangkan dimulai dari 3 buah prototipe yang akan diadopsi ke dalam 87 tempat di penjuru Jakarta.

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 03 – Bare Minimalist

Bare Minimalist artinya adalah rumah yang tampil minimal, fitur utamanya adalah light and wind tunnel di tengah – tengah foyer yang menyatukan pintu masuk living room, bedrooms, dan tangga. Lahannya berukuran 8 x 24 dengan orientasi menghadap utara, timur dan selatan. Sisi barat ditutup dinding solid dan dilengkapi dengan sistem air minum terintegrasi. Materialnya menggunakan beton cetak, parkit bambu, kayu palet.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 10 – Prototipe Ciputra House

Sudah dari sejak 2010 kami mengembangkan beberapa prototipe untuk rumah – rumah yang dikembangkan oleh Ciputra. Beberapa prototipe sudah dikembangkan lagi ke dalam versi – versi selanjutnya. Ada beberapa kriteria yang kami kembangkan yaitu, pengolahan ruang yang optimal, komposisi bentuk yang estetis dan fungsional, sekaligus dialog intensif dengan pihak developer terkait material yang mungkin dan praktis untuk digunakan di dalam proyek.

Pengembangan rumah – rumah ini berbasis pada rumah 1 lantai, rumah 1 lantai dengan mezanine, rumah 2 lantai, rumah 2 lantai dengan double height void, ataupun rumah 3 lantai.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 09 – Prototipe Autobacs Indonesia

Autobacs mengembangkan prototipe bengkel dan merchandise store pertama di Indonesia. Sebagai contoh dibentuklah 3 tipe prototipe yang akan dikembangkan di kota – kota di Jawa. Ada dua buah pendekatan desain yang dilakukan, yang pertama menawarkan sebuah benang merah yang aerodinamis yang menyumbangkan desain untuk Autobacs Jepang, dan yang kedua, desain mengkontekstualisasikan dengan iklim tropis dengan kanopi untuk mencegah tampias hujan dengan tidak mengurangi pandangan orang yang ingin berkunjung ke jasa Autobacs.

Desain di belakang ditujukan untuk area servis dan bengkel dengan standarisasi dongkrak dan sirkulasi yang bisa dilihat pengunjung ketika mobilnya di reparasi.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 08 – Indomobil Container Showroom Prototype

Proyek ini merupakan prototipe pertama dari Indomobil untuk proyek yang menggunakan kontainer untuk pengganti beban vertikal. Daerah ruang pamer mobil menggunakan bentangan cremona dengan lebar 14 m. Kontainernya menggunakan tipe high cube yang lebih tinggi. Dari solusi ini didapatkan ruang pamer yang tinggi yang berfungsi sebagai lobby.

Daerah di belakang yang lebih memungkinkan bentang pendek menggunakan rangka besi. Desain prototipe ini digunakan untuk showroom Indomobil lainnya seperti Nissan, KIA, sampai beberapa brand lainnya di bawah Indomobil.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 07 – Otten Coffee Experience Bandung

Otten Coffee Bandung ada di atas lahan yang bekas kantor asuransi. Tantangannya adalah bagaimana memberikan desain yang menarik sekaligus memberikan nafas identitas yang baru untuk Otten Coffee.

Desain dimulai dengan memperhitungkan mana yang bisa dipakai dan mana yang tidak bisa dipakai di dalam bangunan yang lama. Kami mengidentifikasi bahwa kolom struktur, balok, dan plat beton dalam kondisi yang baik. Desain kemudian difokuskan kepada pengalaman ruang dari customer dari awal melihat dari street scape Pasir Kaliki melihat ke arah dalam. Kami membuat kombinasi material batu bata, bentuk lengkung, beton, besi, dan batu alam, juga material kayu sebagai aksen arsitektur yang membuat orang tertarik memasuk bangunan. Di dalam bangunan ruang – ruang didesain dengan 3 area skylight utama skylight untuk memberikan pencahayaan tidak langsung.

Skala ruang dimainkan dengan pemanfaatan ruang dengan ceiling pendek, tinggi, dan double height foyer. Skala ini digabungkan dengan permainan material anyaman bambu, beton, yang merupakan kombinasi material tradisional dan industri.

Dinding – dinding dibuat dari panel – panel yang mudah dikonstruksi dan tidak memiliki biaya tinggi dengan lampu dan rak pajang yang terintergrasi. rak pajang didesain berundak – undak untuk memanfaatkan jarak pandang customer begitu memasuki ruangan sehingga bisa memantik Otten Experience yang unik dan baru.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 06 – Otten Coffee Headquarter Jakarta

Otten Coffee membutuhkan sebuah desain yang bisa mengakomodasi retail store sekaligus gudang, dan tempat mengujicobakan startup coffee store sekaligus berfungsi sebagai ruang kerja Otten Coffee. Di dalam retail store, diletakkan meja coffee bar untuk mencoba mesin sekaligus menikmati kopi.

Gudang diletakkan di lantai basement, Retail store di lantai 1 , ruang eksperimen startup di lantai 2 dan lantai 3 digunakan untuk ruang kantor. Pencahayaan natural diambil dari sisi depan dan belakang, Proyek ini adalah proyek renovasi dengan menggunakan struktur bangunan keseluruhan dengan mengekspos langit – langit.

Material, rak pajang, furniture seperti meja dan undakan, dan detail arsitektur lainnya didesain mudah untuk dikonstruksi dengan cepat dan affordable sekaligus diekspos untuk memberikan kesan industrial yang menjadi cirikhas otten, suasana pabrik kopi.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 05 – Fore Coffee Plaza Indonesia

Kami mendesain sebuah booth kecil yang menjadi cikal bakal Fore Coffee, sebuah retail pertama dan dibuka di Plaza Indonesia. Saya cukup berbangga karena hal – hal yang detail bisa dieksekusi di ruang yang terbatas berukuran 15 m2. Booth kecil ini memperhatikan pandangan orang dari pintu masuk, koridor samping, sehingga desain bisa terlihat dari berbagai macam sisi dengan optimal.

Backdrop dibentuk dari modul pohon yang dipadukan dengan logo fore, dengan latar depan mesin kopi yang terintegrasi dengan flow cara bekerja mempersiapkan kopi di lahan yang terbatas. Modul pohon tersebut diapit oleh modul – modul panel translucent yang berpendar memberikan kesan futuristik yang terintegrasi dengan logo fore. Proyek ini selesai dengan baik dan memberikan titik awal dari terbentuknya chain coffee store fore yang lain.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 04 – Fore Coffee Prototipe

Desain Fore Coffee ini benang merah seperti warna putih, bentuk yang futuristik, dan lansekap. Di dalam arsitekturnya Fore berarti Forest Scape, sebuah konsep experience yang menjadi oase dari sibuknya keseharian bekerja, ataupun mengisi waktu jeda di tengah kesibukan yang ada.

Desainnya sederhana, dan memiliki tarikan garis yang tegas dengan bentuk – bentuk yang natural. Kami mengelaborasi beberapa cara flow pergerakan mempersiapkan kopi, gudang, sampai bagaimana pengunjung menikmati ruang – ruang yang ada. Konsepsi Forest Scape ini dielaborasi kedalam skala – skala yang berbeda – beda ada yang booth sederhana ukuran 3 x 3 – 6 x 6 – 50 sqm – 100 sqm – 250 sqm, dengan pengalaman ruang yang berbeda – beda.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 308 – Parabolic Plywood

Desain dari Puncak Keemasan Office ini diinspirasikan dari unsur – unsur alam yang membentuk pepohonan kayu yang modular yang fungsional untuk menopang partisi dan langit – langit yang terekspos sehingga memudahkan perawatan.

Desain kantor ini mengakomodasi 6 perusahaan yang berbeda di dalam satu payung utama. Program mencakup ruang meeting yang besar, sedang dan kecil, ruang bermain dan perpustakan, ruang serba guna, studio rekaman, ruang administrasi, ruang briefing, dan juga ruang direktur.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 02 – Kumparan Office

Kali ini kami mengerjakan kantor Kumparan, pengerjaannya menarik karena ada di bangunan lama milik dari mantan gubernur Jakarta yang legendaris Ali Sadikin. Ruang – ruang eksisting memiliki keterbatasan yang ekstra ketat karena tinggi langit – langit yang pendek, struktur dan finishing arsitektur seperti kolom yang perlu dijaga.

Saya berbincang – bincang dengan mas Hugo untuk kepentingan ekstensionnya, bahwa mereka memerlukan tempat yang fleksibel, bekerja sekaligus bisa rapat, juga bisa diperlukan untuk ruangan – ruangan lain yang privat sekaligus publik. Kami menghabiskan cukup banyak waktu untuk melihat arah desain Kumparan dan kemudian mengusulkan area – area privat di sisi perimeter dan ruang kerja / meeting diletakkan di sisi tengah dengan detail yang melengkung, yang merepresentasikan bentuk U, seperti magnet yang dimiliki oleh Kumparan.

Kategori
Projects Collective Cave

Collective Cave 01 – IDN Media Headquarters

Kira2 berapa tahun yang lalu kami mendapatkan pekerjaan desain ruang kantor idn media. Program briefingnya unik untuk

Mendesain ruang yang bisa multi guna sekaligus ruang meeting dan ruang kerja yang mencerminkan generasi muda masa depan. Fungsional, fleksibel, dan terbuka. Plafon kami ekspos, untuk mendapatkan ketinggian maksimal, dan ruang – ruang di desain untuk mendapatkan penerangan sebaik mungkin dan fleksibilitas banyaknya meja – meja kerja yang bisa memancing kolaborasi.

Di sisi – sisi pinggir diletakkan kotak kaca untuk memberikan tempat bagi leader ataupun ruang meeting sesuai kapasitas. Desainnya mengalir begitupun juga diskusi saya dengan winston dan william. 

Sampai kita mendiskusikan cukup intens bagaimana bentuk lobby utama dengan menggunakan berbagai macam tipe komposisi batik sehingga muncul batik khas di dalam ruang yanng membingkai meja, grand piano, tv dan sofa, sebuah simbol seni, informasi, kolaborasi, dan keterbukaan.

Kami belum sempet mempublikasikannya sudah kepotong covid. Kemarin saya kesana lagi, dan saya senang dna bangga sekali dengan apa yang sudah dimulai mereka. Sudah lama saya pingin silahturahmi dan kali ini saya mau bilang maju terus wins william dan @IDNmedia team !

Kategori
Project Bioclimatic House

Bioclimatic Home 02 – Rumah Putih

Ini adalah rumah yang kami desain sebelum Bare Minimalist di Jakarta berupa renovasi. Atapnya di perpanjang untuk mengantisipasi curah hujan dan diganti dari genteng ke penggunaan atap plastik. Sisi utara selatan dibuka, dan bangunan secara keseluruhan dicat warna putih. Struktur lama dipertahankan dengan optimalisasi 2 kamar tidur di lantai atas dan 1 kamar tidur di bawah. 

Kategori
blog

Defining Your Own Mega Transformation

Miracle umurnya 7 tahun hari ini, dia sekarang sudah kelas satu sd. Ia sudah punya teman – teman dekatnya di sekolah. Hal – hal yang kami tunggu adalah ceritanya di sekolah, bagaimana ia mengisi waktu istirahatnya, apa yang terjadi kelasnya, ataupun saat – saat ketika ia pulang dan bercanda ria beserta pak Misnu yang disebutnya mbah Nu, Nurul, ataupun siapapun yang menjemputnya.

Saya kadang tersenyum – senyum melihat bagaimana Nurul anak mbah Nu kadang bercerita “hahaha miracle bilang mau punya brain yg besar biar bisa inget a lot of memories with bapak 🤣 (misnu)… iya katanya dia sayang sm sy sm mbah Nu mangkannya mau selalu inget setiap momen kalau kita sama2”.
.
Miracle seperti namanya, saat – saat bersamanya adalah saat yang penuh keceriaan, kesenangan, dan magis. Seperti namanya ia memberikan keajaiban berupa rasa bahagia di sekelilingnya, mukanya sumringah, energinya besar, dan hidupnya penuh dengan rasa main – main dan penasaran. Satu saat ia bertanya sewaktu pulang sekolah “papa, bagaimana kamu tau aku ini Miracle.” Atau “Apa yang papa mama rasakan waktu aku belum ada?” Kami menjawab, kamu adalah doa bagi kami, semoga kebahagiaan yang bisa kamu berikan ke kami bisa menerus ke orang lain.
.
Juga satu saat dia bercerita tentang pokemon, bagaimana pokemon bisa melakukan mega transformation. Ia menjelaskan hal ini dilakukan pokemon untuk membela yang lemah, kemudian saya penasaran, kalau itu tujuan pokemon lalu apa tujuan hidupmu?
.
Dia bilang “saya masih berpikir tentang itu”, ia menambahkan “kalau saya sudah tau nanti saya bilang. Tidak mudah memikirkan tujuan hidup, perlu waktu.” Terakhir ia balik bertanya, “pa what do you think about me? Are you happy, I am here?”

Kami menjawab, son we are very proud of you. Ia pun tersenyum, dan berkata “aku mau ke heaven dulu.” Heaven lahir 5 tahun setelah Miracle, sebagai jawaban akan doanya, ia ingin adik yang bisa diajaknya bermain atau mungkin membuat keajaiban, membahagiakan orang lain bersama – sama.
.
Happy birthday yang ke 7 Miraclerich Sjarief. You are the best.
.
Thank you kak @luil_mn udah abadikan foto Miracle dengan sangat baik 👍

Kategori
blog

Kofuse Coffee and Dine

Ini kafe yang kami desain yang terbaru namanya Kofuse Coffee and Dine yang didesain setelah jaman pandemi. Bisa di cek di ignya @kofuse.id untuk temen – temen yang mau nyari suasana / experience di waktu weekend besok. Hidangannya enak, soft, my preference bisa dimakan berulang – ulang.

Kami menggunakan garis – garis lengkung yang natural dan dinamis untuk desainnya dengan material bata yang digosok cat putih, beton yang digosok dengan kombinasi batu dan kayu. Kofuse memiliki nuansa seperti suasana museum, galeri yang lebih bersahaja, cantik dari dalam dan artistik.

Terima kasih ke @idrissandiya atas kepercayaan yang diberikan. Juga @junarorimpandeyofficial atas diskusinya dan wawasannya tentang makanan dan kitchen setting. Juga bu dewi, nadira, dan keisya.

Juga seluruh tim kofuse bu @nu.rulh dan tim. Terlebih lagi tim dream team kesayangan saya RAW Architecture @realricharchitecturworkshop yang sudah be kerja super hard untuk selesainya kafe ini. @joanaagustin, @andriiyansyahmr, @melisaakma, @timbulsimanjorang, @ha.ykal, @cirana_nsb, @tyodngrh dan @_finasharfina dan mamang2 ano, asep, unang, ujang, saudara2 beda bapak dan beda ibu, juga @luil_mn yang membantu

Salam dari saya @rawarchitecture_best
Let’s go @kofuse.id maaaaaaemm nyammz have a great weekend. #RAW99percentfinishedproject #realrichsjarief #realricharchitectureworkshop

Kategori
blog tulisan-wacana

Lilin dan Gelas Kaca – Refleksi Terhadap Eksploitasi Arsitektur

Bagian 1 | Midlife Crisis ?

Sebenarnya saya enggan untuk membahas soal eksploitasi, karena ujungnya adalah soal identitas, atau mungkin saya sendiri enggan juga untuk menyinggung hal – hal personal. Ataupun mungkin saya sendiri takut apakah memang yang saya risaukan adalah hal yang saya hindari, saya irikan, atau justru hal – hal yang saya risaukan atau takutkan ini justru hal yang sedang saya kerjakan. Hal ini penting untuk bisa fokus di dalam mengeksplorasi secara total dan berani sekaligus menelusuri sisi – sisi yang membuat saya bahagia.

Tahun ini, saya berumur 40 tahun sekarang, secara umum arsitek baru berkembang di umur – umur 40, jadi perlu mengorientasikan dirinya, menginvestasikan dirinya. Mungkin di dalam kasus saya juga memilih – milih jalan mana yang harus ditempuh. Usia 40, adalah usia mematangkan diri. Seperti istilah “Midlife Criris” yang dikatakan oleh psikolog Elliott Jaquest, biasanya seseorang pada usia 40-65 tahun merenungkan kembali kedudukan profesionalitas mereka dan membuat perubahan. Pada usia ini seseorang jadi mempertanyakan banyak hal diantara kegelisahan, penuaan, tujuan yang masih ingin dicapai, sampai memperhitungkan kematian mereka. Begitu pula seorang arsitek, kematangan karyanya biasanya terbentuk di usia yang tidak muda, karena berarsitektur merupakan perjalanan yang panjang.

Salah satu arsitek yang menjadi role model saya, Renzo Piano, berumur 40 ketika Pompidou diselesaikan di 1977, ia sendiri lahir di tahun 1937. 4 tahun kemudian, selama 4 tahun barulah ia mematangkan diri di dalam karya Menil Galeri yang bertempat di kawasan rumah tinggal, sebuah tempat koleksi seni keluarga Menil. Di umur 50 an barulah ia memiliki sebuah body of work yang cukup lengkap, dengan begitu banyak variasi metode desain yang menghasilkan variasi tipologi proyek, di berbagai tempat di dunia dengan desain airport, cultural museum di Oceania, dan begitu banyak kantor, mall, residensial, dan paviliun. Selanjutnya bisa kita lihat, bagaimana ia menata ekosistem, menikmati masa tuanya dengan terus mendesain dan terus berkolaborasi dengan timnya RPBW (Renzo Piano Building Workshop). Di satu sisi saya berpendapat bahwa menjadi arsitek seperti beliau membutuhkan waktu yang panjang.


Namun, saya melihat persepsi melihat parameter sebuah kesuksesan terhadap waktu seringkali berbeda di dalam dunia digital. Dengan munculnya Tik Tok, instagram, facebook, banyak arsitek – arsitek, calon – calon arsitek, dan publik biasa, semua memiliki jejak digital dalam upaya mendefinisikan identitas diri. Identitas sendiri adalah hal yang penting, karena saya melihat Renzo Piano juga meraih identitas dirinya melalui begitu banyak hal yang bisa dipelajari yakni kliennya, publik dan intelektual melalui referensi tulisan ataupun verbal, kritik arsitektur, publikasi media melalui publikasi karyanya, penghargaan ataupun jejak – jejak media sosial yang dilakukannya dan juga firma RPBW (Renzo Piano Building Workshop). Ada yang saya pertanyakan di dalam mudahnya dan cepatnya identitas itu dibentuk sekarang melalui sosial media. Ibaratnya dengan media sosial, saya sendiri dengan mudah untuk mensejajarkan diri dengan arsitek – arsitek lainnya. Apakah sebenarnya sejajar ? ataukah apa yang sedang saya sejajarkan ini adalah upaya untuk mengaktualisasikan sisi ingin tampil saja. Mungkin arsitektur menjadi kompleks karena manusia pada dasarnya kompleks dan ingin memburu – buru waktu. “ini ada apa ya ?” seringkali saya merasa dieksploitasi dengan informasi yang terjadi tanpa diberitahu apa arahnya, apa maksudnya. Taruhlah mungkin kita ada di satu kumpulan. Anehnya di dalam satu titik, apa yang saya kerjakan jadi berorientasi juga ke ekosistem media sosial yang begitu masif, saya baru sadar saya berubah.

Bagian 2 | Midlife Crisis ?

Saya jadi teringat, peribahasa ekosistem merubahmu, dan kamu pun merubah ekosistemmu. Saya berpikir apa ada ya kecenderungan praktik yang mengedepankan apa – apa yang dilakukan perlu dibingkai dalam kacamata media sosial. Dan saya juga berpikir, mungkin saya saja yang terlalu kuno. Hal ini adalah hal yang terus baru untuk saya yang konvensional/malah tradisional dalam berpikir, dan wacana ini terus menjadi pergumulan untuk saya yang sedang terus mendefinisikan apa yang saya kerjakan sampai sekarang.

Di dalam keseharian, saya terpapar referensi visual. Referensi ini sangat memudahkan klien untuk memahami arsitektur. Perlu diingat bahwa arsitektur lebih daripada sebuah gambar visual, namun juga gambar teknis yang berupa instruksi berupa detail bubble programming , space planning, dan materialitas. Seorang calon arsitek yang tidak memahami keutuhan dari sebuah karya membentuk pemahaman arsitektur yang sebatas visual saja.

Tapi hal – hal yang saya bimbangkan di dalam kebimbangan di atas adalah, sejauh mana memang proses ekploitasi itu dilakukan oleh para praktisi arsitek? . Eksploitasi itu juga terkait di banyaknya klaim – klaim terbaik, terindah yang dimainkan di dalam persona – persona yang terbentuk. Saya sendiri juga berpikir, apa saya juga yang sering terjebak di dalam jebakan identitas, seperti itu, dan sejenak saya berpikir, refleksi ini berputar – putar tidak pernah selesai.

Kemarin saya bertemu mbak Sunthy, saya lama tidak bertemu dia. Tentunya saya selalu ingat bahwa tulisannya mengenai Bare Minimalist, berjudul “Function Over Fashion” adalah salah satu tulisan yang mengupas ide – ide di balik sebuah proyek. Yang menariknya, ia memulai dengan pertanyaan – pertanyaan sebelum mengamati, dan di tulisannya banyak referensi – referensi reflektif dari klien kami, Charles Wiriawan. Tentunya proses saya bertemu beliau juga ada kaitan dengan bisnis media dibaliknya, ada kepentingan mendapatkan karya dari para arsitek untuk kepentingan publikasi.

Dalam pertemuan kami, di satu lapak, ada kata – katanya yang membekas dalam ingatan saya “begitu membaca tulisan, sebenarnya bisa kita baca mana tulisan yang menggurui atau reflektif.” Kemudian kita berdiskusi perjalanan saya melihat polarisasi yang terjadi dengan kawan – kawan di barat (Jakarta Sumatra), timur (Jawa Timur khususnya), dan Jawa tengah (Yogyakarta, Solo) dengan berbagai macam dinamikanya kelompok kiri kanan ataupun tengah, kapitalis, sosialis, ataupun punya dogma – dogma kedaerahan. Ada yang terpolariasi sebagai arsitek yang terpinggirkan, ada juga yang terpolarisasi sebagai arsitek yang hedonistik, ada juga yang terpolarisasi sebagai arsitek yang introvert dan menyingkir ke pedalaman.

Kami berdiskusi dan saling bercerita tentang perjalanan hidup masing – masing, bersahabat dengan arsitek – arsitek dari jauh, dan memisahkan preferensi. Ada yang secara pribadi sesuai dengan preferensinya dan ada yang tidak sesuai. Diskusi berlanjut bahwa ada fenomena klaim – klaim yang kurang dalam/tidak berdasar/hanya judul yang dilakukan yang bukan preferensi kami. Contohnya arsitek dengan jualan material tertentu seperti beton atau batu batanya, ataupun dengan kayu atau bambu – bambunya, juga arsitek dengan medianya, klaim – klaim teritori itu, tidak menyehatkan. Saya bertanya – tanya dalam hati apa yang tidak menyehatkan tersebut karena perasaan tereksploitasi ?

Mbak Sunthy juga melanjutkan ceritanya, di dalam menggawangi beberapa arsitek yang ingin merajut media dan arsitektur di dalam platform design stories – spotify dsb. Ini adalah runtunan dari proses eksplorasi diri mbak Sunthy, memulai dengan pertanyaan di beberapa media yang berbeda. Kalau saya pikir, pertanyaan – pertanyaan yang diberikan sebenarnya untuk menjelaskan bahwa banyak elemen konteks arsitektur misal klien / arsitek / tempat / iklim / material / pembangunan / penemuan itu memiliki daya untuk saling tarik menarik. Dan elemen tersebut menjelaskan bahwa singularitas itu terjadi dari hibriditas elemen tersebut. Nah kemudian hal ini menjadi personal begitu menjelaskan preferensi saya. Bahwa ada subjektifitas, kecocokan dan juga ketidak cocokkan, nah hal tersebut mungkin yang bisa mejelaskan ketidak setujuan satu dengan yang lain. Dan hal tersebut memancing wacana.

Di dalam membahas eksploitasi terhadap arsitektur, saya secara personal, berusaha cukup hati – hati di dalam memainkan media sosial. Secara pribadi saya merefleksikan bahwa media sosial itu bisa jadi 4 hal yang perlu dijaga, di dalamnya adalah persahabatan, keluarga, keyakinan, kesehatan. dan 1 hal lainnya adalah tentang bisnis. 4 hal itu sifatnya rapuh, mudah retak, seperti gelas kaca, dimana sekali retak tidak akan kembali. Namun hal yang kelima yaitu bisnis yang bisa dieksplotiasi, sifatnya seperti lilin yang bisa dibentuk apabila dilelehkan. Persahabatan, keluarga, keyakinan, dan kesehatan adalah investasi seumur hidup kita, kenangan yang membentuk pribadi kita seutuhnya. Sedangkan bisnis, selalu rentan untuk dibentuk dan dieksploitasi, tinggal perlu api, dengan mudah.

Berbeda dengan bisnis yang seperti lilin yang bisa dibentuk, 4 lainnya bisa diibaratkan gelas kaca, yang membentuknya juga diperlukan api, sekali terbentuk gelas kaca tersebut, gelas kaca yang diibaratkan persahabatan, keluarga, keyakinan dan kesehatan akan kaku dan tidak akan bisa kembali, kecuali pecah. [1]

Semoga ketika pecah, bukan berarti tidak bisa kembali, namun bara api yang diperlukan untuk menyatukannya kembali bukan menggunakan api lilin. Namun api tungku dengan 1400 derajat celcius dan itu pasti bukan nyala api lilin dari bisnis belaka. 1400 derajat itu adalah vitamin C, cinta yang bisa mengubah semua orang menjadi kawan, termasuk musuh saya yang terbesar yaitu diri saya yang trauma terhadap masa lalu saya sendiri.

Terima kasih Tuhan untuk memberikan orang – orang yang bisa memberikan pelajaran berharga untuk memisahkan yang mana gelas kaca dan yang mana lilin yang bisa dibentuk sehingga yang namanya persahabatan, keluarga, keyakinan, dan kesehatan akan terjaga dengan apik.

note :

[1] Terinspirasi dari Bryan Dawson tentang cerita “Jugling Glass and Rubber Balls” lihat pidato di Georgia Tech September 1991.

Disunting oleh by Lu’luil Ma’nun, penyunting membantu menyusun diagram / gambar / komposisi / dan juga tulisan – tulisan pembantu.

Kategori
lecture

Pengembangan Keprofesian Arsitek III

Book House
.
Kemarin saya diminta oleh IAI Jakarta untuk membawakan materi “Manajemen Biro Arsitek”. Kemudian saya sendiri banyak bertanya – tanya tentang sejauh mana dampak ekosistem praktik arsitektur. Di mana isu-isu lingkungan, kepadatan kota, menjadi problematika yang bisa membuat arsitektur itu bisa punya kontribusi. Hipotesanya adalah apa saja yang bisa dilakukan di dalam skala mikro karena soal biro adalah soal yang mikro di dalam ekosistem praktik arsitektur ?
.
Kemampuan manajerial dan penyusunan teknik desain adalah dua hal yang penting. Kemampuan Manajerial ini dibahas Undi Gunawan di acara nonton bersama video Guha. Dengan kegiatan terus mendesain, membangun, menginspirasi dan dampaknya dengan memberikan contoh ke orang-orang sekitar. Hal ini dimulai dari pelayanan yang baik, membina tim dan manajemen yang baik. Disitulah arsitek memiliki tanggung jawab untuk melatih calon-calon penerusnya dan mengkomunikasikan praktik yang sehat kepada klien dan umum.
.
Ruang mikro (Ruang yang terbatas) adalah salah satu kontribusi yang menjawab keterbatasan ruang. Dan ada juga kaitan teknologi bangunan struktur bentang pendek, dan memadukan dengan manajemen air limbah dan sebagainya. Contohnya, Rumah Buku yang sudah berpindah program berkali-kali, dibongkar pasang sebagai ruang tidak permanen. Tempat pertamanya adalah di pekarangan rumah orang tua saya. Yang kemudian berpindah di benteng di Guha sebagai tempat pameran. Tempat terakhirnya adalah di pekarangan Guha anak-anak tetangga berkumpul, main, baca buku, diskusi, les menggambar, sekaligus tempat mengerjakan tugas, dan terkadang ruang-ruang itu berubah menjadi ruang untuk upacara 17-an. Detail Rumah Buku ini terbuat dari rak buku berbentuk kotak, bentuk bentang sederhana, penempatan mezanine, dan fisika bangunan dengan corong udara, bukaan samping.
.
Rumah Buku salah satu bentuk kontribusi pemikiran bahwa arsitektur bisa saja membentuk apapun dari material apapun dan adaptif mengikuti perkembangan jaman.
.
#RAWongoing
Project: (Cover) Book House
Acara di @iaijakarta
.
#realricharchitectureworkshop#realrichsjarief#architecture#arsitek

Look for more diagrams + projects di
@realricharchitectureworkshop

Kategori
blog

Revolusi Humanisme

Dua bulan terakhir ini, kami merenovasi struktur dari Summer Pavilion/rumah buku untuk menambah 2 buah mezanin tempat tidur penjaga rumah buku sekaligus pengemong anak – anak kecil dari kampung sekitar rumah kami. Perpustakaan ini adalah perjuangan dari saya untuk melakukan kegiatan sosial di sekitar komplek kami dimana banyak anak – anak membutuhkan ruang singgah, dan visi apa yang bisa dicapai di masa depan. Titik lompatannya adalah bagaimana tempat yang tersedia bisa dijadikan sebagai ruang aktif, tempat bagaimana anak – anak bisa belajar, bermain, dan mendapatkan komunitasnya. Dibalik itu semua saya menulis beberapa refleksi dengan perspektif humanisme terhadap perjalanan hidup manusia, terkait kepercayaan, dogma, ataupun refleksi terhadap kekuatan – kekuatan dibalik arsitektur.

Masyarakat modern ditawarkan kekuasaan yang memiliki konsekuensi bahwa kita sebagai manusia cepat atau lambat akan melepaskan kepercayaan terhadap kosmis yang sejauh ini dipahami pahami sebagai sebuah makna kehidupan. Sedangkan sepanjang sejarah, nabi dan filsuf meyakini bahwa ketika umat manusia berhenti meyakini rencana kosmis, maka konsekuensinya adalah seluruh ketertiban di dunia ini akan lenyap. Namun sampai tahun 2016 umat manusia berhasil memiliki keduanya yaitu tak ada satu pihak pun yang membatasi kekuasaan dan di sisi lain masih meyakini bahwa hidup ini memiliki makna.

Humanisme merupakan sebuah kredo revolusioner yang telah menawarkan sebuah solusi penangkal untuk eksistensi tanpa makna dan tanpa hukum sehingga agama yang revolusioner seharusnya juga humanis berprinsip berorieontasi kemanusiaan dan mengharapkan kemanusiaan mampu mredefinisikan makna ke-Tuhan-an, sebagai contoh dalam berbagai agama seperti Kristen Katolik, sedangkan hukum alam masih berperan dan berlaku dalam kepercayaan Buddha dan Daoisme. Dalam konsep tradisional, kepercayaan terhadap kosmis raya memberikan makna bagi kehidupan manusia, namun konsep humanisme adalah manusia harus menarik pengalaman dari dalam diri mulai dari makna kehidupan dalam diri masing – masing individu hingga makna seluruh jagat raya untuk menciptakan makna bagi sebuah dunia yang tidak bermakna. Pada akhirnya inti dari revolusi religius modernitas adalah: mendapatkan kepercayaan pada kemanusiaan dan bukanlah menghilangkan kepercayaan kepada Tuhan.

Dua bulan terakhir ini, kami merenovasi struktur dari Summer Pavilion/rumah buku untuk menambah 2 buah mezanin tempat tidur penjaga rumah buku sekaligus pengemong anak – anak kecil dari kampung sekitar rumah kami. Perpustakaan ini adalah perjuangan dari saya untuk melakukan kegiatan sosial di sekitar komplek kami dimana banyak anak – anak membutuhkan ruang singgah, dan visi apa yang bisa dicapai di masa depan. Titik lompatannya adalah bagaimana tempat yang tersedia bisa dijadikan sebagai ruang aktif, tempat bagaimana anak – anak bisa belajar, bermain, dan mendapatkan komunitasnya. Dibalik itu semua saya menulis beberapa refleksi dengan perspektif humanisme terhadap perjalanan hidup manusia, terkait kepercayaan, dogma, ataupun refleksi terhadap kekuatan – kekuatan dibalik arsitektur.

Revolusi humanisme dapat dipahami kedalaman dan implikasinya melalui kultur modern Eropa yang berbeda dengan kultur Eropa pada abad pertengahan dimana pada tahun 1300 orang – orang di London, Paris dan Toledo mempercayai bahwa hanya Tuhan yang bisa mendefinisikan kebaikan, keindahan, dan kebenaran dan cenderung tidak bisa mempercayai bahwa manusia mampu menentukan sendiri kebenaran, keindahan dan kebaikan sehingga pandangan ini telah menjadikan Tuhan sebagai sumber tertinggi yang bersifat otoriter. Prinsip Tuhan sebagai makna dan otoritas dapat dikatakan cukup mempengaruhi manusia dalam kehidupan sehari – hari. Sebagai contoh kasus ini tercermin melalui sebuah fenomena ketika seorang perempuan yang baru saja menikah bersenang – senang dengan tetangganya dan melakukan hubungan seks dengan lelaki yang merupakan tetangganya tersebut. Setelah melakukan perbuatan tersebut ia mulai bimbang dan mempertanyakan apakah yang telah dilakukanya adalah perbuatan baik atau buruk sehingga ia perlu untuk mendatangi pendeta untuk membimbingnya. Kemudian pendeta tersebut mengungkapkan tentang apa yang disebut dengan perzinaan. Pendeta tersebut dengan tegas memfonis perempuan itu telah melakukan dosa besar. Pada akhirnya perempuan tersebut ber-nazar untuk tidak melakukanya lagi dan menanggung semua konsekuensi atas dosa yang telah diperbuatnya.

Dari kasus di atas dapat dipahami bahwa ketika manusia ingin memahami apa yang telah diperbuatnya maka ia akan mencermati dengan hati dan perasaannya. Ketika perasaannya tidak jelas ia akan menghubungi temannya untuk mencurahkan isi hatinya, jika keadaan masih terasa membingungkan ia akan pergi ke terapis untuk mengutarakan masalahnya karena secara teoritis kedudukan terapis sama dengan pendeta pada abad pertengahan.

Dari apa yang telah dipelajari tentang perasaan, hal ini cukup erat kaitannya dengan apa yang telah Nietzche deklarasikan yaitu “Tuhan Telah Mati”. beberapa kasus juga telah menggambarkan bahwa dalam politik humanis pemilihlah yang paling tahu, dalam ekonomi humanis pelanggan selalu benar, dalam estetika humanis keindahan ada pada mata penonton, dalam etika humanis jika terasa baik-lakukanlah, dan dalam pendidikan humanis prinsipnya adalah berpikirlah untuk diri anda sendiri. Pada akhirnya sebagai manusia masing – masing dari kita memiliki keyakinan yang kuat terhadap hati. Bahkan ketika manusia memiliki keyakinan pada Tuhan pun itu karena hatinya meyakini bahwa ia mempercayai Tuhan di dalam hatinya. Hal ini cukup membuktikan bahwa otoritas tertinggi adalah humanisme dan bukanlah Tuhan.

Namun Hal ini tidak cukup hanya sampai perasaan saja karena tidak menutup kemungkinan bahwa perasaan sendiri juga memiliki kelemahan sehingga hal ini menjadi soal bagaimana metode untuk menilai otoritas dan mendapatkan pengetahuan sejati. Dalam kepercayaan Eropa pada abad pertengahan rumus pengetahuan adalah Pengetahuan = Kitab Suci x Logika sehingga ketika seseorang ingin memahami makna dari teks kitab suci perlu untuk membaca kitab suci dan menelan teksnya dengan logika yang telah dimiliki. Hal ini digambarkan melalui: ketika seseorang inging mengetahui bentuk permukaan bumi. Meraka akan menggunakan penggalan teks dari kitab suci seperti Yesaya 40:22 yang menyatakan bahwa Tuhan “duduk bertakhta diatas lingkaran bumi” sehingga didapati jawaban bahwa permukaan bumi itu bulat.

Sedangkan revolusi saintifik mengajukan rumusan bahwa Pengetahuan = Empiris x Matematika. Ketika ingin mengetahui jawaban atas pertanyaan perlu untuk menemukan data empiris yang relevan, dan kemudian menggunakan alat – alat matematika untuk menganalisanya. Hal ini dapat digambarkan melalui fenomena manusia yang ingin mengukur bentuk sebenarnya dari bumi. Jawabanya dapat ditelusuri melalui pengamatan terhadap matahari, bulan, dan planet – planet lain disekitar bumi. Setelah hasil observasi terkumpul maka bisa menggunakan trigonometri untuk menyimpulkannya.

Namun meskipun demikian, disisi lain humanisme juga menawarkan sebuah alternatif yaitu ketika manusia telah mendapatkan kepercayaan terhadap dirinya sendiri maka rumusan untuk mendapatkan pengetahuan yang etis adalah Pengetahuan = Pengalaman x Sensitivitas. Artinya ketika kita ingin mengetahui jawaban etis atas pertanyaan apapun perlu untuk menjangkau pengalaman dalam diri kemudian mengamatinya dengan sensitivitas yang tinggi.

Rumus Pengetahuan = Pengalaman x Sensitivitas telah membawa persepsi kita kepada permasalahan berat seperti perang. Hal ini mulai dipikirkan oleh seniman Dix dan Lea dimana mereka mencoba untuk mengungkap kebenaran tentang perang yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang mengerikan. Dix dan Lea mendapatkan jawaban bahwa di satu sisi perang adalah neraka namun disisi lain perang juga merupakan jalan menuju surga.

The Trench by Otto Dix (1923). https://mydailyartdisplay.uk/tag/war-cripples-by-otto-dix/

Hal ini dapat dilihat melalui fenomena seorang Katolik yang berperang dalam Pertempuran Gunung Putih dan ia berkata pada dirinya sendiri bahwa “Benar saya menderita. Namun Paus dan Kaisar berkata bahwa kita perang untuk kebaikan, jadi penderitaan saya ada artinya.” Sedangkan Otto Dix justru menggunakan logika yang sebaliknya bahwa pengalaman personel sebagai sumber dari segala makna sehingga cara berpikirnya menjadi: “Saya menderita-dan ini buruk-karena itu seluruh perang adalah buruk. Apabila Kaisar dan Kependetaan tetap mendukung perang ini, mereka pasti salah.”

Kemudian lambat laun Humanisme mulai terpecah hingga menjadi tiga cabang utama yaitu: Humanisme ortodoks, Humanisme Sosialis, dan Humainsme Evolusioner :

Humanisme ortodoks merupakan cabang humanisme yang memandang bahwa setiap manusia adalah individu yang unik yang memiliki suara hati yang khas dan serangkaian pengalaman yang tak akan pernah terulang. Oleh karena itu perlu untuk memberikan kebebasan sebesar mungkin pada setiap individu untuk mengalami dunia dengan mengikuti kata hatinya dan mengekspresikan kebenaran dari dalam dirinya. Dengan penekanan kepada kebebasan individu maka ortodoks humanisme memiliki cabang juga yang dikenal sebagai humanisme liberal atau biasa disebut dengan liberalisme. Salah satu prinsip Liberalisme seperti dalam seni yang memandang bahwa keindahan ada di mata penonton. Kemudian ketika humanisme mendapatkan kredibilitas sosial dan kekuatan politik, dua cabang yang berbeda mulai tumbuh darinya yaitu humanisme sosialis yang mencakup sosialis dan komunis, dan humanisme evolusioner dimana penyokong yang paling terkenalnya adalah kaum Nazi. Kedua cabang tersebut juga menyetujui liberalisme bahwa pengalaman manusia merupakan sumber tertinggi dalam hal makna dan otoritas.

Humanisme Sosial pada dasarnya sebenarnya bertentangan dengan liberalis karena hanya fokus terhadap pengalaman setiap individu sedangkan prinsip utama dari sosialis adalah memfokuskan pada apa yang telah dialami oleh orang lain. Artinya Humanisme sosial benar setuju dengan ortodoks namun dalam hal pengalaman manusia adalah sumber segala makna akan tetapi ada miliaran orang di dunia dan sosialis mereka semua sama bernilainya dengan kita.

Humanisme evolusioner berpijak dari teori evolusi Darwin bahwa konflik adalah sesuatu yang harus dihargai. Konflik merupakan bahan baku utama bagi seleksi alam untuk mendorong evolusi bergerak maju. Hal ini dapat diambil contoh dari fenomena ketika pengalaman – pengalaman manusia bertabrakan maka manusia yang kuat akan menggilas habis manusia lain yang lebih lemah. Namun hal positif yang didapat ketika menggunakan teori evolusi ini adalah bahwa manusia akan berevolusi menjadi manusia yang lebih kuat dan tangguh hingga akhirnya melahirkan manusia super. Sedangkan hubungannya terhadap humanisme ortodoks adalah humanisme evolusioner menganggap bahwa perang adalah sesuatu yang berharga dan bahkan penting karena memiliki presentase yang tinggi terkait evolusi.

Berkaca dari perhelatan antara kepercayaan Eropa pada abad pertengahan yang merumuskan (Pengetahuan = Kitab Suci X Logika) dengan rumusan (Pengetahuan = Pengalaman x Sensitivitas), pada akhirnya didapati kesimpulan bahwa agama-agama tradisional tidak akan mampu menjadi alternatif yang riil untuk liberalisme karena kitab suci tidak memiliki apapun yang bisa dikatakan tentang rekayasa genetika atau kecerdasan artificial. Begitupun dengan sebagian besar pendeta, rabbi, dan mufti tidak akan memahami terobosan-terobosan mutakhir dalam biologi dan ilmu komputer. Kalaupun jika mereka ingin memahaminya perlu untuk membaca banyak arstikel-artikel ilmiah dan melakukan eksperimen lab dan bukannya menghafal dan memperdebatkan teks-teks kuno. Pada dasarnya kedua hal ini adalah suatu pilihan karena keduanya perlu menggunakan banyak waktu.

Sedangkan diibalik dari kemenangan liberalis ini adalah terjadinya fenomena mendorong manusia untuk menjangkau imortalitas, kebahagiaan, dan keilahian. Dengan bertumpu pada prinsip bahwa kehendak pemilih dan pelanggan tak pernah salah, para ilmuan dan insinyur mulai mencurahkan energi mereka dalam proyek-proyek liberal. Kemudian skenario terburuk dari yang telah ditemukan ilmuan dan dikembangkan oleh insinyur dapat memapar keduanya pada cacat bawaan dalam pandangan dunia liberal dan kebutaan pelanggan dan pemilih. Hal ini disebabkan karena ketika rekayasa genetika dan kecerdasan artifisial menampakkan potensi penuh, liberalisme, demokrasi, dan pasar bebas menjadi suatu hal yang usang seperti halnya pisau batu, kaset, Islam, dan komunisme. Hal ini membawa manusia kedalam evolusi keadaan dirinya di dalam sebuah ekosistem berpikir, sebuah revolusi humanistik, yang berarti kepada permulaan runtuh akan kontrol dirinya akan humanitas itu sendiri.

Melihat praktik arsitektur sekarang ini di Indonesia, dimana kesadaran saya sendiri juga mulai sudah saya pertanyakan, sejauh mana saya sadar, mau bergerak, dan kemudian menebar benih – benih kemanusiaan. Jujur saya melihat jalan masih sangat panjang, sejauh mana arsitektur bisa masuk ke tingkatan humanisme yang evolusioner bahwa konflik yang dihadapi, tidak dihindari. Hal ini menggarisbawahi bahwa menghadapi konflik tidaklah mudah, dan mau tidak mau sistem yang menantang humanisme akan terus berhamburan termasuk konstestasi karya arsitektur, sejauh mana cerita – cerita humanistik digaungkan terutama kaitannya dengan politik, ekonomi, dan sosial yang pada intinya ujung – ujungnya soal kejujuran untuk selalu humanistik sebelum hilangnya proses tersebut tanpa kita sadari di tengah revolusi humanistik.

Kategori
award

Shortlisted Dezeen Award 2022 for Piyandeling

Kemarin kami satu studio foto bersama, dan akhirnya merayakan kebersamaan dengan es “dungdung”, karena suaranya yang dung dung. Momennya adalah perayaan sederhana karena salah satu karya kami @piyandeling masuk dalam daftar kategori rumah pedesaan. Kami mengucapkan terima kasih kepada @dezeenawards_ @dezeen .
.
Kategori pedesaan adalah kategori dalam Dezeen yang terdiri dari beberapa proyek rumah yang biasanya terletak di daerah terpencil yang kepadatannya lebih sedikit. Di Piyandeling, Lokasi terpencil membuka kepekaan kami terhadap material dan kerajinan setempat seperti Bambu dan kerajinannya digunakan sebagai bahan pertimbangan keputusan desain di dalam menggubah program dengan biaya dan waktu membangun yang terbatas.
.
Di dalam ranah global, karya – karya yang masuk membawa pendekatan yang bervariasi terhadap arsitektur. Kami belajar dari bahwa pembelajaran disini memiliki benang merah penggunaan material setempat, penggunaan inspirasi arsitektur tradisional, dan responsif terhadap iklim setempat. Hal tersebut di manifestasikan ke dalam pembentukan program ruang, bentuk massa, dan susunan detail arsitektural. Kami menarik 3 konsepsi di atas sebagai sebuah cara mendesain di RAW Architecture .
.
Piyandeling disusun dari 3 bagian utama, bagian pertama adalah Sumarah, tempat tinggal para pekerja (bedeng) yang berubah menjadi rumah tinggal 3 lantai dan dibungkus oleh plastik “recycle”. Bagian kedua adalah Kujang adalah setengah workshop, setengah kediaman dan ruang serba guna tempat fabrikasi kerajinan bambu. Dan bagian ketiga adalah Saderhana yang merupakan tempat tinggal sekaligus ruang doa dan gudang. Totalnya ada 7 kamar dengan berbagai macam besaran yang didukung oleh ruang serba guna sebagai rumah buku(perpustakaan warga) dan ruang doa.

Kategori
blog

Detailing Poetic Architecture

Studio RAW Architecture terus beradaptasi di dalam proyek – proyeknya, ada pancaran dan pantulan dari proyek – proyek di sekitar kami. Proyek – proyek seperti Rumah Harris-Tiffany, dan Lumintu juga memiliki hubungan bagaimana ruang dan detail arsitektur yang tidak terduga terimplementasi dengan cara dan materialitas yang berbeda. Rumah Lumintu adalah rumah Setian dan Mariana, mereka mendambakan rumah yang artistik. Setian selalu menanyakan “bisa begini?” saya selalu menjawab “bisa”, karena setiap saat adalah kesempatan untuk bereksplorasi.
.
Apa yang dipelajari dari rumah ini adalah bagaimana detail-detail fungsional yang unik yang merupakan kombinasi industri dan buatan tangan bisa dikolaborasikan dengan para tukang – tukang. Kombinasi tersebut menembus stereotipe detail – detail arsitektural normal. Hal tersebut adalah lumintu.”Lumintu artinya berkelanjutan dan mengalir, konsep tersebut membuat kami dan para tukang – tukang kami bisa mendapatkan kepercayaan diri sehingga bisa mendapatkan tempat di dalam ekosistem arsitektur bersama klien kami.”
.
Di dalam mengerjakan proyek, studio kami memiliki pola mendesain dengan bersahabat dengan banyak orang. Hal ini seringkali kami diskusikan dengan para mahasiswa, internship dan tim. Internship akan mengalami proses “Siklus Detailing”, yaitu belajar dari konseptual desain, gambar konstruksi, sampai pada pengawasan. Hal-hal tersebut membentuk sebuah pemahaman dan penguasaan desain arsitektur secara holistik.
.
Seluruh tim studio termasuk para peserta internship akan belajar desain secara transparan dengan berbagai macam aktor, dan membentuk studio culture. Hal tersebut meningkatkan personalitas, yang dapat membangun rasa percaya diri, dan menyadari keunikan yang membuat setiap orang special.
.
Design by #realricharchitectureworkshop
Project: (Cover) Lumintu House #rumahlumintu

#realricharchitectureworkshop

Kategori
lecture

The Purpose of Architecture Philosophy


Saya diminta oleh Unika Soegijapranata untuk membawakan materi “Peran Filsafat di dalam desain” untuk para mahasiswa. Kemudian saya sendiri banyak bertanya – tanya apa arti/peran filsafat di dalam praktik kami di studio RAW Architecture. Sejak dulu filsafat diyakini sebagai sebuah istilah yang berjarak, namun juga diyakini mampu menelurkan pemikiran tercanggih di jamannya. Filsafat adalah sebuah cara untuk mendapatkan kebenaran melalui verbal dan tulisan.
.
Hipotesanya adalah bagaimana menelusuri peran filsafat di dalam desain dan mengetahui sejauh mana dampaknya terhadap keputusan desain ?
.
Salah satu contoh proyek RAW Architecture, Begitu masuk ke rumah Harris dan Tiffany, yang menarik, keduanya memiliki limitasi. Yaitu renovasi rumah dengan budget terbatas, tetapi sense of art nya luar biasa. Seperti Tiffany, orangnya sangat artistik, Harris sangat rasional. Di dalam pikiran keduanya ada sebuah visi-misi. Pencampurannya menimbulkan brief yang khusus. Konsep desain muncul menggunakan struktur eksisting (ruins) dan teknik injeksi sebuah kolom-balok beton didalam struktur yang lama, bangunan itu seakan-akan dikangkangi oleh struktur yang baru dengan memberikan jalan cahaya. Itu menjadi hal yang inovatif di dalam perencanaan arsitektur.
.
Kemudian perkawinan begitu banyak elemen desain akan menimbulkan ledakan. Itulah Supernova, ledakan kebebasan.
.
Kebebasan = keterbatasan + kemampuan
.
Filsafat adalah belajar tentang kebebasan berpikir, bagaimana merangkai kebebasan dari kemampuan dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Dan titik terpenting di dalam sebuah lompatan arsitektural adalah bagaimana merangkai banyaknya variasi elemen dan memproduksi banyaknya varietas karya arsitektur. Untuk merangkainya diperlukan kerja kolaborasi, jadi peran (aksi-reaksi) filsafat di dalam desain sangatlah penting dan dahsyat.
.
Ia berperan untuk menyadarkan “Hei desainer, kamu tidak sendirian ! Bangun dan Ledakkan Supernovamu”
.

RAWongoing

Project: (Cover) Harris + Tiffany’s House
Acara di Unika Soegijapranata
.

@realricharchitectureworkshop #realrichsjarief #architecture #arsitek

@realricharchitectureworkshop

Kategori
award

Longlisted Dezeen Award 2022 – Emerging Architecture Studio

Longlisted Dezeen Award 2022 – Emergings Architecture Studio
.
We are humble wanna say, Thank you @dezeen .
.
We got an email about good news for the RAW Architecture studio. “From over 5,400 entries from 90 countries to Dezeen Awards this year, your studio is one of 29 studios that are in the running to win an award later this year in the studio categories.”
.
We gather in the courtyard to discuss and appreciate others. This is a message from me to one another as hope and a reflection of our journey process, with the hope of building a culture of a studio with dialogue. We started from a simple garage, to move to another challenge The Guild and Guha and here we are, still progressing and trying our best to serve our client.
.
Professional architects have a basic task, which is praxis, to approach the reaction action between design methods and reflection on those methods. This is called praxis. Like playing the gamelan on the notes of piano keys. This practice operates on the basis of the concept of harmony. It means a state of freedom from prejudice and ego, which are used to acquire (paradoxically) totality.
.
Hopefully, the good wishes of the studio and spirit can be maintained and realized. Things that should be improved can be improved, and harmony needs to be practiced to become a good “bridge” between architecture and nature.
.
Greatfull to joint submission with other great architects like @ad9architects , @anarchitect_co , @archiworkshop_official , Atelier Apeiron, Atelier cnS, @atelier_xi , @buro_ziyu_zhuang , @carlesenrichstudio , @commonaccounts , @dechelette.architecture , @doetsukaritects_, @invisible_studio , @leckiestudio , @loadermonteith , @maneakella , @mudaarchitects , @nomos.architects , @bornsteinlyckefors , @peterpichler_architecture , @tagatelierdgambleite_architecture, @p.o.ar , @ruffarchitects , @studio__susanne_brorson , @tagatelierdgambleite

.

#RAWarchitectureaward #Realricharchitectureworkshop

@realricharchitectureworkshop

Kategori
Team - Reflection Letter

Irviananda Adenia – Universitas Pembangunan Jaya

Hello everyone! My name is Irviananda Adenia, but everyone calls me Nanda. I am a fourth year student from Universitas Pembangunan Jaya, Bintaro, South Tangerang. As an architecture student, I am always seeking opportunities and challenges that can improve myself more, so I tried to apply for an internship at Realrich Architecture Workshop for the past three months. I do believe that RAW Architecture can provide a supportive environment to experience what I have learned in college, and joining as an intern at RAW turned out beyond all my expectations.

I can say that the past 3 months, from 6th June – 26th August 2022, were totally an incredible moment in my life. The first time I entered Guha, the atmosphere was unreal. It feels like it gives me comfort, spirit, and warmth, but also clueless and full of fear inside mine. But, that feeling of confusion disappeared immediately when I met the whole RAW team who were very humble and welcomed me happily. In just a few seconds, I can already conclude that RAW studio is full of amazing and passionate people.

As an intern, I learned a lot about the architecture world, either focusing on design or building. All designers here transfer their knowledge and perspectives on almost everything, how to develop a building concept, expertise in operating software, solving a problem in many projects, coordinating and contributing with each other, making details for construction needs, and also a professional attitude as a worker. They also remind me that architecture is not only about buildings, but also about feelings, belief, passion, and the story behind it. Not only in the scope of architecture, but I also got to know various stories and experiences about life, work, college, and education, which makes me think more to take the next step to the important moments ahead.

Thank you, Kak Rich, not only for giving me the opportunity to process here but also for teaching me many things about the community that we need to know earlier. The stories behind his experience have made me think about the important steps I must take to continue my life and education, both inside and outside the world of architecture. Thank you to all designer team, Kak Timbul, Kak Pandu, Kak Alim, Kak Riyan, Kak Tyo, Kak Rico, Kak Haykal, Kak Putra, Teh Al, Kak Gaby, Kak Melisa, Kak Kirana, Kak Audy, Kak Vyan, Ci Mei, Kak Fina, Kak Sofi, and Kak Khafyd, for giving me an appreciation, affection, and wonderful mentorship experience. Thank you for always making me laugh and making me more grateful every day. My internship friends, Zyadi, Akmal, Ryan, Damas, Manuel, Devi, and Janice, it was really nice to know you guys. Thank you for being such great friends and helping me in almost everything in Guha. I also want to say thank you to Kakak-Kakah OMAH, Bibi, and other RAW teams, for being humble and friendly to me. Once again, my life as an intern at RAW was beyond all my expectations. With all the new project work, knowledge, people, experiences, laughter, and great memories, three months feels very short. Thank you, thank you. Hopefully, we can meet again in my other favorite chapter of life.

Kategori
Team - Reflection Letter

Damas Dwinito Pradipta – Institut Teknologi Bandung (ITB)

Hi there! My name is Damas Dwinito Pradipta, but you can call me Damas. Currently, I’m studying architecture at Institut Teknologi Bandung. By the time I write this letter, I’m in the 7th semester of my study. During the last semester break, I applied to many architectural firms to do an internship program. RAW is one of the firms I applied to. I chose RAW to be on my application list because I think that RAW could give me much knowledge and experience, especially about detail and technical things.

After a long wait, finally, RAW accepted my application and gave me a chance to be an intern there. Honestly, at first, I don’t feel that delighted being accepted here because it was my last internship option. But, over time, after doing an internship here, I take all my words back.
RAW fulfills all my expectations, even beyond. In Guha, how we usually called the office, I learned everything about architecture practice. Here, all the architects transfer all the knowledge sincerely. They thought me everything about architecture practice hand to hand. I learned how
to be good at designing, understanding details, and enhancing visualization skills. More importantly, They broaden my perspective on architecture. I realized architecture is not only about designing things to be aesthetic. It’s all about integrity between multi-discipline. A great architect is those who are not only good at designing, but as well as communicating, and collaborating with other.

At last, I would like to thank Kak Rich to allow me to be part of this wonderful team. Thank you for being such a humble and warm person. Thanks to all the seniors there for giving me a great mentorship experience. The intern there is, inadvertently, also lively and fun. I am so glad to have them as peers. For the past 2 months, for me, Guha is not my workplace. It is a place for nurturing. I feel grateful that RAW could be part of my professional journey. I wish you all the best things to happen in your life. I hope we could meet again someday!

Warm regards,
Damas Dwinito Pradipta

Kategori
lecture

Bedah Buku – Urban Design: The Indonesian Experience

Conclusion:

Apa yang sebenarnya menjadi wacana ?

Dengan mengangkat judul “Urban Design, The Indonesia Experience” buku ini berisi pengalaman PSUD di dalam berpraktik di Indonesia dengan formal.

Secara urutan penulisan berusaha menjelaskan definisi kota secara umum melalui berbagai sumber, lalu menumbuhkan kesadaran kepada pembaca akan pentingnya perancangan kota yang sarat akan 3 tensi : PRODUCT, CONTEXT : INDONESIAN EXPERIENCE, URBAN DESIGN QUALITY

Kemudian dijelaskan definisi rancang kota dari sudut pandang PSUD dan elemen-elemen yang ada pada rancang kota. Penulisan ini mengarah pada penjabaran yang anatomis dan formal.

Pembahasan faktor-faktor yang mempengaruhi konteks sebuah kota di Indonesia, dari sejarah, geografi, masyarakat dan peraturan dibahas secara umum (spesifik ke kota Jakarta), belum menjelaskan hibrida kota-desa yang ada di Indonesia sebagai refleksi sejarah kota Indonesia dari sosial politik – sosial ekonomi – sosial otonomi budaya.

Pembahasan proyek-proyek yang dikerjakan oleh PSUD digambarkan berdasarkan sudut panda desainer belum sampai pada sudut pandang pengguna, aspek penilaian dalam proses analisis PSUD terhadap suatu konteks belum didetailkan.

Pembahasan proyek perancangan kota yang dikerjakan oleh PSUD disampaikan dengan sudut pandang perancang dan belum mewakili sudut pandang pengguna secara umum. Kemudian pada proses analisisnya PSUD memberi penjelasan yang tergolong singkat terkait aspek pertimbangan dalam setiap konteks perancangan kota. Keberadaan indikasi penangganan rancang kota yang disampaikan pada awal bab membantu proses analisis, namun proses klasifikasi setiap proyek dan penangganannya belum disampaikan.

Pembahasan terkait proyek ini akan menjadi lebih informatif jika berbagai aspek yang berkaitan dengan perancangan kota seperti situasi Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Politik, serta kondisi terkini sebelum dan sesudah perancangan kota disampaikan dengan lebih dalam. Sehingga peran urban design dapat dipahami oleh pembaca.

Pada Bab Refleksi, terlihat bagaimana intensi buku masih pada tahap pengenalan urban desain kepada publik. Terlihat pula perjalanan urban design di Indonesia masih sangat muda, terasa bagaimana para desainer sudah memahami perlunya pemahaman terkait karakter DNA Indonesia, tetapi masih terasa kebingungan rumusan DNAnya seperti apa. Pelibatan ahli-ahli dari bidang lain dalam penyusunan teori mungkin dapat membantu merumuskan hal tersebut sebagai batu pijakan. Buku ini adalah pijakan pertama, jadi yang pertama pasti yang terbaik karena sampai saat ini belum ada yang kedua. Dan lebih penting untuk memulai daripada tidak mulai – mulai, kemudian memrefleksikan kembali untuk menjadi jembatan dari masa lalu ke masa depan.

Acara di @psud.id

Kategori
lecture

Evolusi Desain Pasca Covid

Evolusi Desain Pasca Covid

Pandemi memberikan kejutan di dalam kemanusiaan kita semua termasuk dampaknya terhadap arsitektur. Arsitektur dituntut lebih peka dalam merespon standar-standar kesehatan. Hal ini sudah dipikirkan sebelumnya oleh beberapa arsitek dari 100 tahun yang lalu ataupun dari Era-Era Primitif sebelumnya.

9 tahun sesudah Pandemi spanish flu (1918) ataupun Tubercolosis, Open air school yang di design oleh Duiker and Bijvoet di tahun 1927 di Amsterdam berusaha untuk menguliti arsitektur sampai tulang-tulangnya( skeletal) yang membebaskan diri dari ornamen di mana perencanaan berbasis pada fleksibelitas ruang, kejujuran ekpos struktur keterbukaan udara dan cahaya juga bagaimana efisiensi terhadap sistem pemipaan Elektrikal dan plambing yang terpusat di central core. Pembebasan desain seperti ini menjadi penting karena seperti yang kita lihat di dalam arsitektur Open Air School ada fase di mana arsitektur diperjuangkan sampai elemen yang Esensial.

Dua tahun kemudian Alvar Aalto mendesain Rumah sakit Paimio menggunakan bentuk Lengkung dengan jendela panoramik yang bisa memberikan perasaan tanpa batas melihat ke hutan pinus yang ada di sekeliling rumah sakit. Lalu, Ia mendesain furniture, gagang, wastafel dengan memperhitungkan bahwa pengguna tidak perlu menyentuh dengan pergelangan.

Paimio dan Open Air School adalah arsitektur yang firmisanal yang merupakan definisi arsitektur yang stabil tetap dan memiliki Ketahanan terhadap berbagai macam hal termasuk materialitas dan teknologi bangunan yang establish. Di sinilah industri akan memainkan peran besar dan bagaimana Tegangan global dan lokal menjadi penting untuk perumusan metode desain. Ibaratnya belajar sampai negeri Cina negeri Italia berbagai macam benua inspirasi ada di mana mana tetapi jangan lupa belajar di mana tempatmu berada yaitu Indonesia tercinta.

Sedangkan kita juga memiliki arsitektur yang lStreetsanal yang merupakan arsitektur yang terus bergerak mengalir dan mengandalkan hal hal yang sangat mudah untuk dilakukan Yang bahkan bisa memakai material-material sekitar dan bisa jadi material sisa. Bisa jadi pendekatan kedua ini mendekonstruksi apa itu kepastian, dan mempertanyakan vernakularitas meskipun pada akhirnya hal tersebut akan bersifat tidak pasti atau eksperimental. Ibaratnya jangan lupa belajar untuk menjadi peka terhadap hal sekitar kita sekitar proyek sekitar- sekitar kita yang ini ini saja

Di tahun 2022 Melihat desain setelah Pandemi di mana hampir semua negara bergerak menuju normal. Disitulah dua buah kutub yang paradoksial itu untuk membebaskan evolusi desain setelah masa Pandemi sesuai optimalitas klien, dan konteks lokasi. Pertanyaan tentang what is need it what is true I what is necessary akan menjadi sangat penting. Sehingga metode design bisa diturunkan secara cepat tepat sekaligus berkelanjutan karena bumi ini juga punya sumber data yang terbatas.

Masa ini adalah masa yang sangat penting untuk bisa memerdekakan pikiran. Kemerdekaan tersebut menambah koleksi-koleksi arsitektur yang merupakan tahap selanjutnya yaitu arsitektur yang memerdekakan unik namun ada kesan familiaritas, Fungsional namun juga ada puisi. Kontradiksi itu yang membuat arsitektur kita kaya raya menuju masa depan.

#RAWongoing

Project : (Cover) Wangkar House, Scaffolding House, Bamboo Castle
Acara di @arsitektur_ukdw
.
#realricharchitectureworkshop#realrichsjarief#architecture#arsitek

Kategori
lecture

Karya sebagai Ciri Khas Diri

Karya sebagai Ciri Khas Diri ?

Hari sabtu pagi saya diundang oleh program studi design interior universitas Gunadarma. Topik dari seminar kali ini adalah “Karya Sebagai Ciri Khas Diri”.

Saya bertanya-tanya tentang topik tersebut karena sebuah karya arsitektur sebenarnya juga merupakan hasil kolaborasi dengan begitu banyak pihak, bukan merupakan karya yang truly personal yang menonjolkan ciri khas diri sendiri saja.

Problematikanya, adalah setiap karya yang berdiri tidak pernah sesederhana yang terlihat. Di balik karya arsitektur ada klien yang memiliki keinginan dan kebutuhan, dari proyek residensial sampai komersial, ataupun proyek kultural sampai proyek sosial, setiap klien hadir dengan mimpi yang tidak terbatas. Disitulah arsitek perlu hadir untuk membuka sekat-sekat mimpi dari kliennya.

Dari situlah filosofi arsitektur, cara kerja, kebiasaan yang spesifik muncul dalam goresan tangan. Saya selalu meyakini arsitektur itu filosofis, hangat dan menyenangkan. Mencari klien tidak mudah, namun sekali filosofi dan sikap diri kita tepat, maka klien akan mengalir, kualitas kerja akan meningkat dan karya arsitektur akan menemukan ciri khasnya sendiri.

Permulaan mencari klien adalah titik awal, dan bagaimana mendesain supaya tepat yaitu bagaimana tetap puitis, dan juga efisien menjadi penting. Penting karena seluruh sumber daya bumi ini juga terbatas. Itulah pentingnya metode desain yang tepat. Transformasi tersebut kami lakukan di dalam RAW Architecture dimulai dari pengerjaan sayembara, kurasi, kompetisi internasional, relasi dengan klien, manajemen, sampai nongkrong di lapangan sembari menggali terus sisi kesempurnaan detail baut dan sambungan. Dibutuhkan “extra mile”.

Keseluruhan runtunan proses itu menghasilkan jawaban bagaimana mendapatkan “Karya sebagai Ciri Khas Diri” dan memiliki filosofi yang menggabungkan dunia sains dan intuisi. Dan hal ini “Indonesia banget” realitanya, dimana ada banyak lapisan, elemen, begitu disatukan membentuk kolase yang kaya di dalam arsitektur. “Broken and solid in one piece. “

Project
#RAWongoing Rumah Morahai
Acara di @interiordesignweek_
.
#realricharchitectureworkshop#realrichsjarief#architecture#arsitek

Kategori
Team - Reflection Letter

Ryan Dwi Priyambodo – Universitas Sriwijaya (Unsri)

Halo! Perkenalkan, saya Ryan Dwi Priyambodo, mahasiswa tahun ke – 4 Universitas Sriwijaya. Memiliki kesempatan untuk kerja praktik di RAW merupakan pengalaman saya yang sangat berharga. Di hari pertama mengunjungi studio RAW, saya dan ketiga teman saya yang memang kebetulan berasal dari satu kampus, langsung disambut hangat oleh Realrich untuk diwawancarai mengenai latar belakang maupun alasan memilih RAW sebagai tempat magang. Realrich yang sempat menjadi pembicara materi di salah satu mata kuliah kampus saya dan juga tempat yang dikenal “bergengsi” dalam dunia arsitek pun menjadi salah satu alasan saya mengapa memilih tempat ini.

Di hari awal bekerja, sudah sangat terasa perbedaannya bagaimana menjadi seorang arsitek di dunia kampus dibandingkan dunia kerja aslinya, saya diajarkan betapa pentingnya ilmu komunikasi itu, dimana skill komunikasi adalah salah satu kekurangan yang saya sedang kembangkan di diri saya sendiri. Kak Andriyan atau kak Riyan, yang memang kebetulan memiliki nama panggilan yang sama dengan saya dan lucunya kami satu universitas yang sama juga, menjadi PIC saya dalam bekerja. Banyak hal yang saya pelajari kak Andriyan maupun kakak kakak yang bekerja di RAW, dari cara bagaimana mereka berkomunikasi, mengapresiasi maupun mengajari dalam hal bidang arsitektur. Tidak hanya dalam dunia pekerjaan, kakak di RAW juga sering mengajak saya untuk pergi ke wisata bangunan arsitektur di tiap minggunya, terutama dari kak Tyo yang memang memiliki hobby jalan jalan, hampir setiap minggunya memiliki ide tujuan ke tempat tertentu. Dari acara wisata ini, juga menjadikan pengalaman buat saya untuk mempelajari bagaimana bangunan arsitektur itu

Untuk kakak kakak yang telah mengajari saya banyak hal kak Rich, kak Andriyan, kak Timbul, kak Pandu, kak Tyo, kak Haykal, kak Melisa, kak Putra, kak Adzlin, kak Rico, kak Khafyd, kak Kirana, kak Audy, kak Fian, kak Mei Mei, kak Fina, kak Shofi, kak Lulu, kak Ufi, kak Gaby dan yang mungkin saya belum sebutkan, terima kasih telah membimbing dan mengajari saya banyak hal di RAW ini, serta teman magang saya, Akmal, Zyadi, Nanda, Damas, Devi, Manuel dan Janice yang telah menemani dan mengisi hari – hari saya di RAW.

Thank You everyone for welcoming me into RAW with a warm smile,
I hope to see you all again!

Kategori
Team - Reflection Letter

Muhammad Zyadi – Universitas Sriwijaya (Unsri)

Hello, My name is Muhammad Zyadi. I’m a 7th-semester architecture student from Sriwijaya University. I’ve been lucky to get the chance and be part of the Realrich Architecture Workshop (RAW) as an intern. Being in RAW itself is a dream come true for me. I never thought that I would come to Guha as an intern.

I’ve been interested and always curious about architecture, from semester to semester I’ve always put my best to learn about architecture. For me, my ambition is what keeps me pushing myself. But that is where the wrong thought started to show up. That ambition created ego and it affected how I’ve been designing in architecture. All I knew was just I wanted this and that and how it can be applicable to the design even though it’s still based on analysis.

During my Internship at RAW, I learned that it’s not about me, It’s about us the architect, the client, and the site and building itself. It’s not about what I as the architect want but it’s about how we create harmony between the architect, the client, the site, and the building. All the decisions that we make will affect how the user will experience the architecture and that is crucial. RAW changed my perspective on architecture, it taught me to see wider and further but also closer at the same time. I learned a lot about design, construction and its details, visualization, the attitude to work as a team, and how to communicate our thoughts in design.

Besides architecture, I feel grateful to be able to experience my first-time “work” experience in such a harmonic supportive work environment. I never expected to get this experience in an internship. The warmest smile people have given to me since day one, the story and laugh we shared in the pantry, foyer, studio, internship room, or outside Guha with “Tyo Tour and Travel” was unforgettable. During the last few days, I tried to capture the moment as much as possible because I know the time will surely end and the moment can’t be repeated.

The first time I heard “Realrich Architecture Workshop ” the thing that appeared in my mind was that it’s just a great architecture Firm. But now, every time I hear “Realrich Architecture Workshop” every beautiful moment with all the people there is a glimpse in a split second in my mind. RAW isn’t just a great architecture firm but also a place where I learned a lot of things about architecture, a place where I met a lot of people with beautiful souls and their own character, and a place where I feel joy and endless excitement to learn about architecture and interact with the people there. RAW with Guha as its office is a beautiful place but what is inside is way more beautiful. 

Thank you kak Rich for the opportunity and mentorship, thank you to everyone inside the studio, and omah for everything, I’m not sure that every single one of you constantly interacted with me but one thing I can be sure of is all of you are written in one of my favorite chapters of my life. Wishing you the best everywhere you go, you guys deserve good things in life.

Warmest regards,
Muhammad Zyadi

Kategori
Team - Reflection Letter

Muhammad Akmal – Universitas Sriwijaya (Unsri)

Hi everyone, my name is Muhammad Akmal, as of writing this I am a 21 years old uni student riding along life with a huge passion for architecture. The passion which I’ve been brewing since the first time I heard the term ‘architect’ when I was little. But speaking honestly here, for the most part, I was blind and basically second-guessing the meaning behind the term, I find myself chasing the title more than what’s being held by it. Realizing the problem, I had always tried to put myself in a different environment from time to time. this time I reached out to Realrich Architecture Workshop for an internship program and was fortunate enough to be accepted.


Throughout the short time I was there I was able to learn so much more than I could tell, for the first time I was taught to put more meaning behind architecture, to realize that architecture is a journey of my own, and to cherish every step I took along the way. The experience I had as an intern in RAW make me think more critically about the environment and people around me and foremost about myself and my daily life. RAW taught me the ability to see architecture in the most detailed way and as wide as I could at the same time, to consider any and everything that my mind can reach.


Throughout my time as an intern in RAW, my passion for architecture grows even more, and my thirst for knowledge along with it. I am very grateful to Kak Rich for giving me this opportunity and to teach me a lot of things about architecture, be it design, development, and also philosophical matters. And also, I would like to thank all my seniors there for taking the time out of their packed schedules to teach me about all sorts of things from architecture and software to other important things such as life lessons. Lastly, to my new RAW architecture family, I wish you the best of the best.

Best Regards,
Muhammad Akmal

Kategori
Team - Reflection Letter

Aryo Phramudhito – Institut Seni Indonesia Denpasar

Proses saya mengenal Omah Library mungkin tidak berbeda dengan kebanyakan manusia lain, melalui kelas, buku, dan perpustakaan uniknya. Saya pikir mengetahui eksistensinya sudah cukup bagi saya, ternyata satu situasi di akhir masa studi membuat saya memiliki cerita dengan Omah Library. Memutuskan untuk mengerjakan tugas akhir saya dengan bermagang di Omah Library cukup menjadi tantangan bagi saya, mahasiswa Desain Interior dari institusi seni yang jauh dari tempat ini. Riset, menulis, dan berpikir kritis bukan hal biasa bagi generasi saya. Namun entah, saya menikmati momen ketika menulis jurnal untuk tugas mingguan selama studi. Saya mengunjungi beberapa karya desain interior dan arsitektur yang jauh hanya untuk merasakan pengalaman seutuhnya, dan ingat ini untuk jurnal mingguan yang biasa. Mendapat keleluasaan untuk memutuskan memilih tempat bermagang, saya memberi kesempatan kepada diri saya sendiri untuk mencoba yang sudah saya ketahui tapi tidak pernah mendalaminya. Mengirimkan surat lamaran magang dan menunggu adalah perasaan terburuk tapi menyenangkan bagi saya. Mendapat kabar baik dan bisa segera memulai magang di Omah Library rasanya kabar terbaik pada saat itu.


17 minggu tepatnya saya di Omah Library. Pada beberapa minggu pertama cukup membuat saya bingung, mengerjakan hal yang pernah saya kerjakan namun dengan sudut yang berbeda. Terbiasa mengikuti ‘aturan’ dan diajak untuk lebih berekspresi. ‘Beyond’ kata kunci yang selalu saya gumamkan ketika tulisan saya ‘mentok’ dan menulis menjadi hal yang sempat saya takutkan. Namun beberapa waktu ini, ketika saya mulai beradaptasi dengan pola ‘bersenang-senang’ Omah Library dan bagaimana setiap manusia berperan di dalamnya, sangat membantu saya dalam menempatkan diri. Bertemu dengan Eric Dinardi, satu fotografer arsitektur yang saya sukai karyanya, mewawancarai para arsitek mumpuni yang saya bahkan tidak
bermimpi untuk dapat berbicara dengan Pak Gunawan Tjahjono, Pak Danang Priatmodjo, Yonav Partana, Patrisius Marvin, Bu Nelly dan Pak Deddy dari LABO. Dibandingkan dengan saya pada hari pertama ketika di Omah Library, saat ini tentu sangat berbeda. Saya hanya menikmati proses ‘bersenang-senang’ disini, bagaimana hal kecil dan biasa selalu dianggap dari satu hal yang besar. Bagaimana setiap ide dieksekusi bersama tanpa ekspektasi yang membebani, hanya ‘bersenang-senang’.

Terima kasih Omah Library untuk waktu dan ceritanya, untuk Kak Rich, Kak Ufi, Kak Nirma, Kak Lulu, Kak Farhan, Aul, dan Maria rekan magang meski hanya sebulan.

Best Regards,
Aryo Phramudhito

Kategori
Team - Reflection Letter

Evanjelicel Tamio Dimpudus – Universitas Pelita Harapan

Perkenalkan nama saya Evanjelicel Tamio Dimpudus, mahasiswa tahun keempat arsitektur Universitas Pelita Harapan. Secara pribadi saya kagum dan sudah mempelajari beberapa karya RAW baik melalui buku, publikasi online dan juga sosial media, terlebih ketika saya mengunjungi dan menikmati secara langsung The Guild dan sekolah Alfa Omega. Bagi saya belajar aritektur adalah tentang rasa penasaran dan pertanyaan; tentu ini sangat menyenangkan dan menantang, namun sudah saatnya tantangan itu tidak datang lagi dari sesuatu yang bersifat fiktif seperti soal di studio. Pemikiran ini muncul karena saya merasa sangat tidak memahami dunia arsitektur ketika bekerja dilapangan secara langsung. Saya sudah mengerjakan beberapa proyek terbangun, seperti rumah dan instalasi, namun saya merasa masih kurang profesional dalam menangani proyek-proyek tersebut. Disitu saya sadar bahwa arsitektur perlu dipelajari dari ahlinya; saya ingin mendapat tempat dan mentor yang tepat untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas diri serta arsitektur yang akan saya bangun kedepannya dan RAW Architecture adalah komunitas yang tepat untuk semua itu.”

“RAW Architecture terasa seperti sekolah bagi saya.
Saya rasa kesempatan belajar di RAW adalah pengalaman sensasional yang menunjang masa depan saya dalam berarsitektur. RAW itu cair bagaikan air; “You must be shapeless, formless, like water. When you pour water in a cup, it becomes the cup. When you pour water in a bottle, it becomes the bottle. When you pour water in a teapot, it becomes the teapot. Water can drip and it can crash. Become like water my friend.” Begitu kata Bruce Lee. Bersama RAW selama 3 bulan saya merasa seperti berada di komunitas rohani, merasa berada di warung kopi, merasa berada di acara keluarga, merasa berada di lingkungan akademisi bahkan merasa berada di acara stand up comedy (dan masih banyak universe RAW yang belum terjelajahi). Sebuah komunitas yang cair dan kaya akan pengalaman, pelajaran dan kebersamaan. Tak lupa komunitas ini juga sangat terbuka bagi lingkungan sekitar; sore bisa bermain bersama anak-anak,dan jajan es juga telur gulung di dekat ring basket.Tak hanya manusianya, arsitektur Guha The Guild pun memberikan kenyamanan bagi lingkungan sekitar dengan micro climatenya.


Dear kak Realrich Sjarief, seorang yang jatuh cinta kepada arsitektur, seorang yang bahkan tujuan hidupnya adalah arsitektur, pertama-tama terimakasih. Saya sempat tepuk jidat dan mikir “Segitunya ya buat arsitektur”. Dan Ketika berpikir lagi sebenarnya jika saya adalah seorang arsitek, saya harus memiliki mindset seperti ini. Kak Rich juga sangat senang berbagi, dan Ketika weekly meeting di hari senin yang paling saya tunggu sebenarnya adalah sharing dari kak Rich. Saya sangat bersyukur pernah dibimbing oleh kak Rich.


Untuk kakak-kakak yang sudah menjadi mentor saya terutama Kopan (kak Pandu), kak Riyan dan kak Timbul, terimakasih atas rangkulan dan ilmu yang hangat. Kak Khafyd dan kak rico yang jadi temen ngobrol. Kak Tyo, bang Putra, kak Melisa, kak Adzlin, kak Vvyan, kak Mei, kak Fina, Sofi, bang Haykal, kak Kirana, kak Vivi,dan kak Satria juga mewarnai keadaan studio dan pengalaman saya bersama RAW terimakasih. Tentu tak lupa 2 manusia dari Petra yakni Gabi dan Angel sebagai magangers RAW kalian fantastis!. Juga kepada teman-teman dari OMAH tulisan kalian dapat merubah arsitektur Indonesia.


Akhir kata, bagi kon kawan yang membaca tulisan ini, orang-orang yang aku sebutin dan kagumi di atas adalah orang-orang yang sangat hebat. Sangat senang berada di sini dan menantikan apa yang akan RAW bawa ke dunia.

Best Regards,
Evanjelicel Tamio Dimpudus

Kategori
Team - Designer Team - Reflection Letter Team - Tier 4

Angel Gabriella Kusuma – Universitas Kristen Petra

Hello! I’m Angel, a fellow learner, and explorer who’s also currently studying architecture at Petra Christian University Surabaya. Was born and raised in Surabaya for 21 years. In my last year as an undergraduate student, I decided to do an internship program in RAW to expand my exploration, and get new experiences as well as new perspectives on architecture and life.

The 24th of November, 2021 is the day RAW offered me a chance to do the internship program which I had applied for 3 months before. I still remember the feeling of waiting and how excited I got when Kak Yudith contacted and offered me the internship program. To be honest, the journey to get to that day wasn’t easy, and I guess that’s what makes that day so special. Through this letter, I would like to express my gratitude to the RAW family, especially Kak Rich and Kak Yudith, for giving me a chance to learn, meet, and work with amazing people in RAW Studio.

These past 4 months, RAW hadn’t only become my workplace but also my home. To work in RAW, I had to leave Surabaya, the place where I grew up and live for 21 years. Surabaya was my comfort zone, but I am glad that I had decided to step out of it, even for only a few months. Within 4 months in RAW, I had learned and gained a lot of knowledge and experiences which gave me a whole new perspective on architecture, the world, and even life. I learned new things that can only be obtained through field experience. I learned that architecture, details, construction, craftsmanship, and communication are inseparable. But, the thing I am most grateful for is that I was never alone. Going through this big change and process of knowing architecture, myself, and life, I was lucky enough to experience it with the best people in the world:) RAW has taught me that architecture is also about being part of a community and family. I believe that creating amazing architecture, also takes amazing teamwork and community.

During my internship, every once in a while, Kak Rich brought up this question “what is our purpose in life?”. This got me thinking, “what do I want in life?”, “where am I heading to?”, “is architecture part of my purpose in life?”. I have been trying to find the answer to these questions, until this one moment. I remember when my mentor had to leave and continue her own journey outside RAW. Kak Rich had mentioned that she had “touched” everyone with her presence and her relationship with others. At that moment, I thought, how beautiful it is? If one is able to touch someone with their presence. That thought made me reflect on myself. I guess for now I decided that my purpose is to be able to touch people with everything that I do, whether through my works in architecture or even through my actions towards others. Therefore, I am also thankful to Kak Rich, for bringing up questions that we were all afraid to ask ourselves.

4 months had passed so quickly. For all the knowledge, experience, wisdom, laughter, and memories, I thank everyone. No words can’t describe how grateful I am to spend the last 4 months in this new home.
Thank You Kak Rich for being such a humble person and for creating a supportive environment in RAW,
Thank You everyone for welcoming me into RAW with a warm smile,
I hope to see you all again!

Best Regards,
Angel Gabriella Kusuma

Kategori
award

Piyandeling is in Longlisted Nominations Dezeen Award 2022

Dari lebih dari 5.400 entri dari 90 negara ke Dezeen Awards tahun ini, Piyandeling Artisan House yang didesain oleh studio kami adalah salah satu dari 322 proyek arsitektur yang sedang dalam proses untuk memenangkan penghargaan akhir tahun ini dalam kategori arsitektur.

Dezeen telah menyusun halaman khusus untuk proyek tersebut di situs web Dezeen Awards:

Liat di bio

Apa yang terjadi selanjutnya?

Entri ini akan direview kembali oleh para panelis panel dari tokoh industri terkemuka kami, yang akan memutuskan proyek mana yang akan dimasukkan dalam daftar pendek kami dan pada akhirnya pemenang di setiap kategori. Daftar pendek akan diumumkan dari 5 hingga 9 September, dan pemenang akan diumumkan pada bulan November.

Pemungutan suara publik Dezeen Awards 2022 juga akan dibuka pada bulan September untuk memungkinkan pembaca memilih proyek dan studio favorit mereka. Ini terpisah dari proses penjurian Dezeen Awards utama, di mana entri dinilai oleh panel juri profesional mereka.

@realricharchitectureworkshop

#Piyandeling#Piyandelingartisanhouse#Ruralhouse#Dezeen#Dezeenaward#dezeenawards2022
#realrichsjarief#realricharchitectureworkshop#arsitekturindonesia#arsitekturnusantara#eaaeaa

Kategori
blog

Let’s return to the “why” not just “what” is next.

We wanna thank really much to the curator of the TAB series Yann Follain from @wyto_architects described a need of looking in the region as an act of an act of togetherness, and @cosentino.asia. He put together curatorial note in new book in about ETAB lecture series. Yann wrote beautiful phrase that showing urgency of cultures, and being together for sustainability agenda “… Southeast Asia, the differences in practices and cultures have provided new vantage points on how we may innovate to advocate for the sustainability agenda.

We do not claim to know all the answers to every question, but our minds always remain open for growth and progression in thought. We see in the development of society that discoveries and new methodologies evolve over time. What may be considered revolutionary today could eventually be seen as unmistakably evident, and that is the beauty of progress and change in societies.

We as Architects, Designers & Craftsmen need a fresh change in perspective, to prevent us from just going with the flow as we practice and hone our skills. We need to reboot and think of creative solutions, even if means stepping out from the flurry of urban life just to Consider the impact of the daily decisions that we make, as we move into the new beginnings in 2022.

Let’s return to the “why” not just “what” is next.

We slowed down for this journey in the Making of Architecture. We shared generously through our project exchanges. We are now ready to invoke change.”

@realricharchitectureworkshop are delighted to be featured Together with another 15 architects curated by in TAB and eBook by Consentino, as joint forces in southeast Asia with Marc Webb & Naoko Takenouchi @naoko_takenouchi_, Mike Lim @mikelim_dpdesign & ER Yong Siew Omn, William Ti @entrari, Pan Yi Cheng @pan_yi_cheng, Alan Tay @alantay_formwerkz, Adela Askandra @adelaaskandar & Farah Azizah @farahazzizh, Goy Zhenru @goy_architects , Victor Lee & Jacqueline @plystudioarchitects , Chatpong Chuenrudeemol @chatpongc , Jonathan Quek & Koh Kari Li, Tiah Nan Chyuan, Andrian Lai.

“We are closer and stronger”

please look at the @Cosentino ig for the procedure of reading the free E book.

Kategori
blog publication

Inside All 10 Houses From Season 2 of Apple’s Design Docuseries

Guha is in the review in series of Apple Tv.

Cited from website : “The fantastical Indonesia home of Realrich Sjarief is defined from the exterior by its broad circular windows and draping plants, but inside, it’s much harder to define. Gohu means cave, and indeed the concrete structure feels like a place for discovery just like a cave. Age-old materials like bamboo are combined with steel and plastic to create a truly unique, 21st-century building.”

Here is the full coverage :

https://www.architecturaldigest.com/story/inside-houses-season-2-apple-design-docuseries

Kategori
blog blog - marriage years blog - marriage years - Family

Guha is in Apple TV +

Yesterday we watched a Guha movie on apple Tv, which was filmed by A24 the Apple TV team and edited and worked in a way I never expected. The film is directed by Sami Khan, and produced by dream team : Collin Urcutt, Nick Stern, Courtney Crock, Joe Yaggi, Patrick, Charlie Balsch, Maya Lubis, Lisa Sanusi, David Hutama, Laurensia, Miraclerich, Heaverrich, craftsmen Guha’s team, RAW Architecture studio, Omah and all of the big team in this movie.

We cried every seeing the lost our missing daughter and laughed every seeing Laurensia, Miraclerich and Heavenrich. We never expected the result to touch our heart, it’s gift to Guha.

.

Even they composed special music for the show. I discussed with Cali, to know their creativity to interpret Guha in their own way. “Thank you Realrich! initially we did some extensive research on traditional Indonesian instruments like Gamelan and Angklung and was trying to do a modern twist with them; throughout the creative process we developed quite a lot more than that, mainly drawing inspirations from your concept as an architect actually! The exciting and adventurous spirit to access every doors, blending Western Europe technology but make it work in our situation…; there was one part where you mentioned the process of bending the metal over and over again to make circle shapes (hope I remembered correctly), we found layering the music one by one, over and over (just like the process) works really well with the scene! It grew to be quite philosophical rather than just painting the right colors, if that make sense! And we had a lot of help and guidance from Collin and the team 😊
I hate to explain music too much hahah so really hope you and your family enjoy the music when the episode airs!” This humbled us with such beautiful process comes beautiful piece of music titled “Bamboo Fantasia”.


As an architects, we tried to control, experiment with, and try to fit into balance things. But this movie worked beyond the control as I can’t control of some of the aspect in my life with Laurensia. As a subject, we was prone to be able to open the question in my mind such as how can they touch my heart when we saw this movie? They made us cry and sad in one of the scenes and made me laugh and hold Laurensia’s hand, looking at her happy eyes. This movie is magical and touching with a simple script, but the technical and preparation aspects are not easy.


.
Collin and Nick spent much time discussing and talking about Guha and our family activities. Then, Sami joined as director, and then I felt the questions go more profound than before. Suddenly It touched our weakness which is Losing our daughter. That situation made me shut down my emotion over the years. I never expected that spot hits me hard, and it isn’t easy to talk about it. We cried in the session, we learned that opening myself helps to heal myself.
.
In the next session in the zoom meeting, they met with Laurensia. They needed to meet Laurensia because Laurensia was paranoid about the pandemic, and it was not easy to get Laurensia’s approval. She once said, “honey, this guy is going to make good on you. They have prepared to discuss and make things proper.”
.
She thought that it was only me who would be in the movie, but soon as she understood that her, Miracle, and Heaven were needed on the set, she changed to be a different person that is more open. This moment is a process of us opening ourselves to the fear of pandemic and the fear of us fanning ourselves. One zoom meeting sometimes takes 1-3 hours, and several times were meeting. Then, the day finally came when the Apple TV + team came to Indonesia. Sami, Courtney, and Collin led the team in collaboration with Joe, Patrick, and the team. What interests me is the perfection involved; they need to take the shots several times over and over at a different angle. The heavy tools consist of cranes, drones, lenses, and big cameras. Sami told me that the devices used to take Verite, which means the art or technique of filming something (such as a motion picture) to convey candid realism, and it’s a beautiful shot tested from several angles. Working on something over and over is like craftmanship. It takes enormous energy for one scene to take, but they did hundreds of images in weeks. One time I heard Patrick say,

Collin and Nick spent much time discussing and talking about Guha and our family activities. Then, Sami joined as director, and then I felt the questions go more profound than before. Suddenly It touched my weakness which is Losing our daughter. That situation made me shut down my emotion over the years. I never expected that spot hits me hard, and it isn’t easy to talk about it. I remember I cried in the session. I learned that opening myself helps to heal myself.

“Sami, I can’t take it anymore!” I saw Sami, Collin, and Courtney. They focus on the story, logistics, and details because their time to take shots is limited. The camera is heavy for sure.

The next interesting one is spontaneity, they encourage us, me Laurensia, and all of the people on set to be spontaneous like doing our daily activities. Being spontaneous is about showing the back and front stage as it is. It’s an open-up process. There was one line I liked when Laurensia noted that we are connected with gossip in Indonesia when we discussed the city that is so detached.

Spontaneity contested us, to be honest with me, and it helps us appreciate memories with my relation, especially with David Hutama, who interpreted and positioned me. Sami said one time, “Realrich have you heard David saying? Are you getting along with him usually ?” I think I have not met David for such a long time, 3-to 4 years. I remember I met and discussed with David when founding Omah Library.

Spontaneity contested us, to be honest with me, and it helps me appreciate memories with my relation, especially with David Hutama, who interpreted and positioned me. Sami said one time, “Realrich have you heard David saying? Are you getting along with him usually ?” I think I have not met David for such a long time, 3-to 4 years. I remember I met and discussed with David when founding Omah Library.


.
The session of Courtney directing Miracle is memorable, and It’s a Miracle’s favorite. Courtney helps to control Miracle without him even realizing he is on set. He always asked if he would meet aunty Courtney because he explored new things. It’s the same with Laurensia And Heaven, some images were sent to me by a team together as memories, and I genuinely love them because of their smile. I think about them all Of the time. Family is my priority.
.
During the interview, I saw Collin keep writing. One time, Sami asked questions, and Collin reviewed the answer and twisted it to another question for me to answer more clearly. He scrutinized all of the script, dubbing, and technical aspects over and over. They never told me that some of them were the producer, the director, and the scriptwriter. They just worked like a team that had been working for ages. Once, Collin said, “at the end of this release, we are going to be family,” which summarizes my proposition about ideas for answering the questions they prepared. So the situation, ecosystem in the making helps to inspire on site.
.
Then, the day after we went to Alfa Omega school, I felt connected with my childhood when I heard that Lisa spoke, always bringing a vision to help young people. She wanted to get independence from the education system. For young ones, I learned to be as simple as I could. Being honest is an act of humanity. That school is a reminder of how architecture can touch humanity, and we as an architect still have many things to learn.

Then, the day after we went to Alfa Omega school, I felt connected with my childhood when I heard that Lisa spoke, always bringing a vision to help young people. She wanted to get independence from the education system. For young ones, I learned to be as simple as I could. Being honest is an act of humanity. That school is a reminder of how architecture can touch humanity, and we as an architect still have many things to learn.


.
The Apple team traveled quite much, and I saw them quite exhausted. I asked Pak Joe whether this is normal For production to have a very intense camera. He said that it is only beginning. After this, there will be times for editing, and it will take months to finish. Editing takes time. I remember when collin wrote something, my mind came when I wrote the manuscript of architecture as an escape from my daily routines. Literacy for them is crucial to get the sequence in the movie. It’s like an architecture experience based on script: program, material, wisdom.
.
Ultimately, it takes the second trip with bu Maya and Charlie to add more verite video and make the shots even more beautiful. This process made me realize that we need to open myself up in this life. Wherever we are currently struggling, the energy around architects has its S curve, which means there is a steep learning phase associated with short time and intensive training, and then enjoying the learning outcomes until the graph decreases again. The key for a person to continue growing is getting the next S curve from a declining chart. It’s a process to incline up likewise from one angle to another to bring continuous improvement—this improvement leaps the system from the life around architects. In reflecting on that S curve break, there is a moment of celebration of the closeness, personal, and network that makeup life.

This Film made by the production, director and all of the amazing team featured in Apple Tv shows multiple S curves in a short time, and on every upside of the curve, there will be a scene of Miracle smiling and running. That opens up self to treat architecture and its people like a family through tears in heaven. A hope to bring miracles and heaven to others through architecture. Big Thank you to all of you below, you meant so much to my heart and Laurensia as family. Look at the big team below !

Traces of Miracle’s foot

Credit

Executive Producer :
Matthew Weaver
Kim Rozenfeld
Ian Orefice
Alyse Walsh
Collin Urcutt
Ben Cotner
Emily Q.Osborne
Sarba Das,

Co-Executivue Produce :
Nick Stern

Series Line Producer :
Aude Temel

Director :
Sami Khan

Directors of Photography :
Patrick Lavaud
Denny Chrisna
Charlie Balch

Editors
Erin Nordstorm
Aaron Vandenbroucke
Mari Keiko Gonzalez
Derek Kicker

Producer
Nick Stern

Field Producer
Courtney Crockett

Post Producer
Mark Newton

Production Manager
Courtney Crockett

Production Coordinators
Anna Keegan
Lindsey Steer

Post Production Manager
Audrey Schuberg

Clearance Manager
Mary Sheibani

Associate Producer
Tanner Jarman

Clearance Coordinator
Sam Cirilio

Local Production Consultant
Joe Yaggi

Associate Producers
Aldrian
Maya Lubis

Production Coordinator
Bintarti “Bince” Aquarti

Production Assistants
Yudi Gunawan
Hardianto
Dodi Irawan
Cici Sucik Sri Rahayu

1st Assistanst Camera
Nasir “Acing” Libria Hardi
Tezar Samara
Lucky Agus Setiawan

Steadicam Operator
Dedi Buaksono

Stadicam Assist
Samsul Arifin

Jib Operator
Sukirmo

Asistant Jib Operator
Chepy Jaya Kelana

Media Managers
Rizko Heru Angga
Muhamad Wahyu

Sound Mixers
Ikabl Wahyudin
Sri Wahyuni Retnowati

Gaffers
Nelson Erikiswanto
Arif Bina Yuana Pribadi

Grips
Asrul Alamsyah
Yudo Inarno

Drone Operator
Ody Putera

Covid Compliance Officers
Dr. Theresia Simbolon
Dr. Patricia Stephanie
Robin Limbong

Camera Guard
Hadi Prayitno
Siswanto
Jhon Ekoidu Simbolon

Lens Guard
Sumedi Hendro
Erwin Yuniarko
Sopican Syah

Ronin Guard
Moh. Fajar

Light Guard
Indra Rizky P. Matara

Video Assist
Zul Fadhil

Drivers
Agus
Ali Sokib
Dede
Iping Ariping
Latif Ponco Romadhon
Mujiarto
Mujiono
Naidi
Ngatimin
Nurrohmad
Pardomuan Simanjuntak
Rudiansyah S
Setiawan

Lead Assistant Editor
Anabel Rodriguez
Assistant Editors
Taylor Stoaks
Araceli Rodriguez
Kathy Hinh

Development Producer
Sara O’ Reilly

Series Consultant
Dung Ngo

Consultants
Sarah Williams Goldhagen
Allison Arieff
Germance Barnes
Suzy Annetta
Hugh Merwin
Jennifer Porter
Mimi Zeiger

Research PA
Keehup Yong

Production counsel
Donaldson Callif Perez, LL
Julie M. Phillips, Esq
Katy Alimohammadi, Esq

Clerance Counsel
David Wright Treamaine, Llp
Jonathan Segal
Rachel Gold

Production Accountants
R.C Baral & Company, Inc.
Lea Holmes & Melina Garay

Original Music Composed by
Aska Matsumiya
Cali Wang

Main Title Design and Motion Picture Graphics
The Other House

Dailies and Post Production Services
Banana Post

Visual Effects Artist
Miles Smith

Colorist
Chad mumford

Re-recording Mixer
Colin Moran

Online Editor
Stepehen Dickman

Transciption Services
Wordfactory

Translation Services
Strommen Inc.

Additional Footage & Images
Andhang Trihamdhani
Javier Ariadi
Mario Wibowo
Starlite Photography

For A24 Films

Coordinator, Documentaries
Chris Bowyer

Production Accountant
Anthony Putvinski

Media Weaver, Half Full studios

and , to our closest one as well Thank you to all of the contributors

Cast other than our family : David Hutama, Lisa Sanusi, and all of the

RAW Architeture team
Omah Library Team
Administration Team
Guha Craftsmen Team
Clients who supports us
Other Contributors
Brothers Sisters Friends

An Architect’s passion for experimentation transforms a bioclimatic house into a microcosm of his world and playground for his imagination


on Apple Tv to see Guha here

Kategori
Team - Reflection Letter

Aulia Gema Alfaatihah – Universitas Pradita

Memiliki kesempatan untuk bekerja praktik di OMAH LIBRARY merupakan pengalaman yang sangat berharga, walau memang saya pun belum tahu pasti dan tidak dapat membandingkan dengan tempat-tempat lainnya, tetapi apa yang telah saya rasakan, keuntungan dan kelebihan yang didapat, hingga dapat menyadarkan saya atas kelemahan yang saya miliki lebih dari cukup untuk mengatakan ini adalah pengalaman berharga. Atmosfer kekeluargaan yang kuat, keceriaan, aura positif memberikan sebuah rumah yang harmonis. Membuat saya teringat sebuah perusahaan yang hampir bangkrut, alih alih merumahkan pekerjanya, malah membuat sistem cuti untuk dapat mempertahankan pekerjanya. Mengandalkan kekeluargaan dan saling toleran tidak disangka keuntungan yang didapat melampaui perkiraan bahkan lebih dari jika merumahkan pekerja. Mungkin sedikit lancang jika dalam 4 bulan menyimpulkan hal ini tapi saya hanya tidak bisa berhenti kagum dengan pengalaman di OMAH LIBRARY ini. Awal saya masuk sudah mendapat sambutan hangat, saya ingat tugas pertama saya manuskrip wawancara arsitek untuk buku arsitektur partisipatoris untuk mahasiswa. Belajar mengenal arsitektur dari sudut pandang seorang arsitek profesional membuat tamparan atas saya yang merasa beban sks studio yang besar sedang tidak ada apa-apanya dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Menyadarkan saya betapa banyak yang harus dikejar untuk menjadi seorang arsitek. Namun tidak hanya tamparan, cerita itu juga sebagai kawan, karena apa yang saya rasakan itu adalah masa yang telah beliau-beliau lalui dan menenangkan karena ini memang hal yang wajar dirasakan mahasiswa arsitektur. Ini adalah salah satu pengalaman yang sangat berharga, seperti mendapat bocoran dari cenayang secara cuma-cuma. Selanjutnya adalah tugas-tugas yang membutuhkan ide liar. Menemukan poin, mengembangkannya, membungkusnya dalam wajah yang berbeda tetapi tidak kehilangan poin itu. Substansi, substansi, substansi. Pengalaman ini bagaikan perlombaan lari tanpa kaki bagi saya. Dipaksa menyerah dengan keadaan. Tapi tidak lama para pelari lainnya dan berbalik menopang saya dan kita berlari bersama menuju garis finish. Ya, pelari yang berbalik tidak lain adalah kakak-kakak mentor serta teman-teman seperjuangan. Walaupun sebenarnya mereka juga berada dalam kesulitan dan tekanan yang lebih besar. Pengalaman akhir di OMAH LIBRARY, menata perpustakaan baru, mengatur buku-buku yang banyak dan mengurutkannya satu persatu. Pengalaman yang sangat lucu dan sangat berbeda karena ini satu-satunya pekerjaan yang terlepas dari duduk dan mencari inspirasi. Komunikasi dan koordinasi sangat penting, terutama kepercayaan pada rekan satu tim. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas pengalaman yang diberikan baik yang tertulis maupun tidak, semuanya tetap menjadi pelajaran, bekal masa depan saya. Digembleng untuk tidak melek walang, membuka indera yang sudah lama tertidur.

24-05-2022

Dear Aulia, Maria

Thank you for everything your passion, your soul, and have cherished OMAH Library + people inside, hopefully, this sunshine will go brighter to shine on Architecture Literacy.

You guys one word is a fight for and be the one who can contribute to the appreciation of great Indonesia Architecture.

Regrads
Realrich Sjarief

Kategori
Team - Reflection Letter

Maria Angela Rowa – Universitas Pradita

Mat pagi kak!””, ucapan wajib saya, Maria, memasuki Perpus Omah menyapa umi-umi Omah Library. Akhir semester 7, saya sempat bingung ingin mengajukan magang, selain karena saya mengulang Studio 6, saya juga meragukan apakah saya mencintai arsitektur, dan apakah saya bisa mengerjakannya. Beruntung dosen pembimbing mengizinkan saya untuk magang dibidang penulisan arsitektur.

Selanjutnya adalah . . . cari tempat magang di mana? Waktu semakin mepet, saya baru mengirim surat lamaran magang terakhir tanggal 30 Desember 2021, dan sepertinya sudah tidak ada harapan untuk mendapat tempat magang. 2 Januari 2022 malam Kak Yudith menghubungi saya dan menawarkan apakah bisa mulai magang di Omah besok. Ini kesempatan yang jelas tidak saya tolak.

Lalu, muncul lagi pertanyaan, apakah bekerja di perpus akan sekaku itu? Satu bulan awal magang, saya masih menyesuikan diri saya dengan pekerjaan magang dan menyesuaikan dengan lingkungan Guha. Ternyata seru juga, selain ngetik-ngetik, ada pekerjaan lain seperti sketsa atau buat ilustrasi dan jalan-jalan (ke Otten Coffee dan Piyandeling Bandung). Melihat detail bambunya Piyandeling yang disusun satu-satu keren banget, para bapak pengrajinnya niat sekali mengerjakannya, berasa dikerjakan dengan hati.

Setelah 4 bulan magang, banyak pembelajaran dari Kak Rich dan kakak-kakak Omah mengenai penulisan, ilustrasi, serta berbagi pengalaman arsitektur dan kehidupan melalui wawancara. Sisi lain yang tidak hanya sekedar pekerjaan, tapi bagaimana kita bisa berkontribusi untuk orang banyak.

Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada -Kak Rich dan Kak Yudith yang telah menerima maria magang di Omah Library, -Kak Nirma, Kak Ufi, Kak Luluk, dan Kak Farhan yang sudah menjadi mentor dan membimbing maria untuk mengembangan potensi yang ada, *maaf juga maria sering main jadi kadang kurang fokus :)) -Kakak-kakak di RAW dan Admin yang sering becanda saat jam makan, terima kasih sudah menerima maria dengan baik -dan teman-teman magang pejuang TA: Aulia, Aryo, Gaby, Angel, dan Evan, suatu kolaborasi yag keren antara penulisan dan desain di studio arsitektur.

Tetaplah bahagia, :) Salam, M.A.R “

24-05-2022

Dear Aulia, Maria

Thank you for everything your passion, your soul, and have cherished OMAH Library + people inside, hopefully, this sunshine will go brighter to shine on Architecture Literacy.

You guys one word is a fight for and be the one who can contribute to the appreciation of great Indonesia Architecture.

Regrads
Realrich Sjarief

Kategori
blog

Happy birthday my dear, most beautiful wife in the world. laurensia Yudith

Today my wife is having her birthday. Birthday is a big L(love) day of rebirth and reflection on our lives. A soulmate fulfills a purpose in life with kindness, compassion, and love. Thirty-two years ago, when I moved to Jakarta with my family when I was ten years old, we sat at the same benches in the elementary classroom. We have been a usual friend to the best friends since that time. Best friends are never apart, maybe in the distance but never by heart.”

We have been a usual friend to the best friends since that time. Best friends are never apart, maybe in the distance but never by heart.”


I said “I love you” for the first time 14 years ago, and I found my soulmate. When Laurensia agreed to pre-wed in our home, garage office, and neighborhood to stay modest, we learned that this experience brings creativity beyond our limitations. Giving calm and humble life brings more happiness than success with restlessness.
.
Every day, She arranged our family daily life in our family life the pattern so I could have a proper purpose, rest appropriately, and have an excellent work phase. She is the fundamental principle of my life. She can smell when we need to limit our lives, stay safe, and be secured even in Covid.
.
She is the angel, a blessing from God to our family. She is the mother of two cute sons, Miracle and Heaven. They can’t be far from her, and me as well. She hears and speaks softly and touches my heart gently behind all imperfections. Thank you for your love, dear Laurensia. Thank you, God, Who has given us magnificent love, Love You to the Moon, Earth, Pluto, and Nebula.

I said “I love you” for the first time 14 years ago, and I found my soulmate. When Laurensia agreed to pre-wed in our home, garage office, and neighborhood to stay modest, we learned that this experience brings creativity beyond our limitations. Giving calm and humble life brings more happiness than success with restlessness… Thank you for your love, dear Laurensia. Thank you, God, Who has given us magnificent love, Love You to the Moon, Earth, Pluto, and Nebula.
Kategori
blog lecture

Pengembangan Keprofesian Arsitek

I will share compexity on managing the firm

How to define success, how to have sustained practice, and how to be happy because the fundamental of the firm.